Anda di halaman 1dari 115

RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI ( RKK )

PAKET PEKERJAAN :
PENINGKATAN PENGENDALI BANJIR KANDANG KEBO

LOKASI PEKERJAAN:
KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG

TAHUN ANGGARAN 2021


PT. REKA ESTI UTAMA ‐ PT. ENTA, KSO
JL. MAJAPAHIT No. 609, Semarang 50113
JAWA TENGAH – INDONESIA
Telp. : (024) 6715962, Facs. : (024) 6733073
E‐mail : arif_entagroup@yahoo.com

DAFTAR ISI

A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi

A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal


A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. Perencanaan keselamatan konstruksi

B.1.Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.


B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. Dukungan Keselamatan Konstruksi

C.1.Sumber Daya
C.2.Kompetensi
C.3.Kepedulian
C.4.Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi

D. Operasi Keselamatan Konstruksi



D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
D.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi

E.1. Pemantauan dan evaluasi


E.2.Tinjauan manajemen
E.3.Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi










A.KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM
KESELAMATAN KONSTRUKSI

A.1. KEPEDULIAN PIMPINAN TERHADAP ISU EKSTERNAL DAN


INTERNAL
Dalam melaksanakan kepemimpinan terhadap isu eksternal dan internal Pra Keselamatan
dan Kesehatan Kerja ini digunakan sebagai dasar dan acuan untuk melaksanakan pekerjaan
di lapangan, didistribusikan semua fungsi kepada SNVT Penyediaan Perumahan Provinsi
Jawa Tengah yang diberi wewenang, sehingga pekerjaan dilakukan sesuai spesifikasi ,
memenuhi standar kualitas, standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan dapat
diselesaikan tepat waktu dan sesuai anggaran. Sebagai instansi/perusahaan yang bergerak
dalam usaha jasa konstruksi, PPK Rumah susun dan Rumah Khusus SNVT Penyediaan
Perumahan Provinsi Jawa Tengah menerapkan kebijakan dibidang Mutu / kualitas Pekerjaan
serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )dan Lingkungan, yang berlaku untuk Kantor
Pusat maupun suatu proyek :
1. Kebijakan Mutu
a. Pemenuhan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas pekerjaan
b. Pendekatan rekayasa teknik dan bisnis yang seimbang
c. SDM yang professional di bidangnya

2. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) dan Lingkungan


a. Mengurangi angka kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja di proyek
b. Melakukan perbaikan dari waktu ke waktu terhadap kecelakaan dan
c. Kesehatan Kerja ( K3 ) dan Pengelolaan Lingkungan.

Pelaksana Pekerjaan adalah Perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Konstruksi harus
berkomitmen dan peduli terhadap Keselamatan Konstruksi khusus dalam pencapaian
penanganan isu keselamatan konstruksi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Peduli dalam mempromosikan pemahaman akan kebutuhan keselamatan


konstruksi dan membudayakan keselamatan konstruksi dalam seluruh kegiatan
pelaksanaan konstruksi
2. Peduli dalam melakukan sosialisasi tentang keselamatan konstruksi terhadap
seluruh tenaga kerja maupun masyarakat didalam lingkungan kerja konstruksi
3. Peduli dalam melaksanakan implementasi sesuai rencana keselamatan konstruksi
bedasarkan perundang-undangan yang berlaku dalam keselamatan konstruksi
nasional
4. Mencegah kecelakaan, kebakaran, sakit akibat kerja,keamanan dan pencemaran
lingkungan
5. Memantau dan mengevaluasi terhadap kinerja keselamatan konstruksi serta
melakukan perbaikan secara berkelanjutan
1. Daftar Identifikasi Isu Internal dan Eksternal

Memuat daftar isu internal dan eksternal yang mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan konstruksi dan ditandatangani oleh ahli teknik terkait dan Penanggung
Jawab Keselamatan Konstruksi.

Daftar isu, terdiri atas:


1. Identifikasi isu internal yang akan dihadapi saat pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan pengaruhnya terhadap penerapan Keselamatan Konstruksi di
antaranya:
a. Tata kelola, struktur organisasi, peran dan akuntabilitas;
b. Kebijakan, tujuan, dan strategi untuk mencapainya;
c. Kemampuan dan pemahaman dalam hal sumber daya, pengetahuan, dan
kompetensi (seperti modal, waktu, sumber daya manusia, proses, sistem, dan
teknologi);
d. Hubungan dengan, serta persepsi dan nilai-nilai dari, pekerja;
e. Pengaturan waktu kerja;
f. Kondisi kerja; dan
g. Perubahan dan lain-lain yang terkait dengan hal-hal di atas.
2. Identifikasi isu eksternal yang akan dihadapi saat pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dan pengaruhnya terhadap penerapan Keselamatan Konstruksi di
antaranya:
a. Lokasi pekerjaan, sosial, budaya, teknologi, dan alam;
b. Subkontraktor, pemasok, mitra dan penyedia, teknologi baru, dan munculnya
pekerjaan baru;
c. Pengetahuan baru tentang produk dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan
keselamatan;
d. Hubungan dengan kepentingan pengguna jasa terkait dengan pekerjaan
konstruksi;
e. Perubahan dan lain-lain yang terkait dengan hal-hal di atas.
CATATAN REVISI HALAMAN

Nomor Menjadi Tanggal Disahkan


Uraian Revisi / Revisi Terakhir
Halaman Revisi Terbit Oleh

Semua 00 01.09.17 Top Management telah memutuskan untuk Disetujui oleh


halaman meng-up grade Manual Mutu ( dalam Top
penerapan SMM ISO 9001:2008 menjadi SMM Management
ISO 9001:2015) & Manual Lingkungan (dalam (Wakil Direksi)
penerapan SML ISO 14001:2004 menjadi SML
ISO 14001:2015) dan Manual OHS / K3 tetap
berdasarkan Persyaratan OHSAS 18001:2007
dan dalam hal ini telah ditetapkan berjudul
Manual Mutu, Manual OHS & Manual
Lingkungan.
PENGENDALIAN MANUAL MUTU, MANUAL OHS &
MANUAL LINGKUNGAN

Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan ini diterbitkan sebagai master sebanyak satu (
satu jilid dalam satu kesatuan ) dan beberapa salinan ( sesuai daftar induk dan distribusi
Informasi terdokumentasi internal ) dengan dijelaskan statusnya (asli/salinan) serta
dikendalikan dengan diberi nomor salinan pada setiap “Halaman Persetujuan” dari Manual
Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan ini yang didistribusikan.
Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan dapat diterbitkan baik sebagai salinan
“TERKENDALI” maupun “ TIDAK TERKENDALI ”. Aturan pengendalian asli/salinan akan
dijelaskan secara detail dalam Prosedur Pengendalian Informasi terdokumentasi. Pemegang /
Penerima distribusi Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan yang dikendalikan akan
selalu mendapatkan dokumen yang terbaru jika terdapat perubahan (revisi) pada setiap
bagian/halaman terkait dari Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan ini.
Jika terjadi revisi pada Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan, Pengendali Dokumen
hanya akan mengganti halaman yang mengalami perubahan (revisi) saja dan di-identifikasikan
dalam urutan angka yang progresif, misalnya revisi “01” menggantikan revisi “00”. Pengendali
Dokumen bertanggung jawab untuk memberikan stempel “Kadaluwarsa” dan menyimpan
master/asli Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan yang mengalami perubahan
(revisi) tersebut selama 3 (tiga) tahun serta mencatat perubahannya pada halaman “Catatan
Revisi Halaman” dengan menjelaskan Nomor halaman, Nomor Revisi, Tanggal terbit dan Uraian
revisi / Revisi terakhir serta menarik seluruh salinan yang telah mengalami revisi tersebut
untuk dimusnahkan.
Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan secara periodik akan selalu ditinjau
kesesuaiannya, baik relevansinya terhadap proses bisnis Perusahaan PT. REKA ESTI UTAMA -
PT. ENTA, KSO ) maupun alasan lain yang dinilai penting. Tinjauan ini dilakukan sekurang-
kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau pada setiap Rapat Tinjauan Manajemen. Hasil
tinjauan yang menimbulkan perubahan (revisi) dicatat dalam halaman “Catatan Revisi Halaman”
pada Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan ini dan selanjutnya dilakukan
pengendalian atau tindak lanjut terhadap revisi (perubahan) dimaksud seperti langkah-langkah
dalam penjelasan tersebut di atas.
Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan yang didistribusikan kepada Customer /
Pemberi Tugas atau organisasi eksternal terkait lainnya, tanpa memandang institusi lainnya
tidak dikendalikan atau tidak diberikan stempel pengendalian, kecuali apabila disetujui menurut
kontrak.
VISI DAN MISI PERUSAHAAN

1.1 Visi Perusahaan


Visi : Menjadi Pelaksana Jasa Konstruksi ( Kontraktor Umum / General Contractor )
dengan kualitas dan pelayanan terbaik di tingkat Nasional.
1.2 Misi Perusahaan
Misi : Menerapkan proses pelaksanaan jasa konstruksi yang aman, SDM yang
berkompetensi dan pelaksanaan serta hasil proyek yang ramah lingkungan
dengan pengendalian proyek yang lebih complicated.

Visi Perusahan dan Misi Perusahan secara periodik akan selalu ditinjau kesesuaiannya, baik
relevansinya terhadap proses bisnis PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO maupun alasan lain
yang dinilai penting. Tinjauan ini dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
tahun atau pada setiap Rapat Tinjauan Manajemen. Hasil tinjauan yang menimbulkan perubahan
(revisi) dicatat dalam halaman “Catatan Revisi Halaman” pada Manual Mutu, Manual OHS &
Manual Lingkungan ini dan selanjutnya akan dilakukan pengendalian atau tindak lanjut
terhadap revisi (perubahan) dimaksud seperti langkah-langkah yang dijelaskan dalam
Pengendalian Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan tersebut di atas.
KEBIJAKAN MUTU, KEBIJAKAN K3 & KEBIJAKAN LINGKUNGAN
Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO dengan merujuk pada:
1. Persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015 (khusunya klausul 5.2.1, 5.2.2),
2. Persyaratan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 : 2015 (khususnya elemen 5.2),
3. Persyaratan OHSAS 18001 : 2007 atau SM K3 / OHS ( khususnya elemen 4.2 )
4. Persyaratan Customer/Pemberi Tugas yang ditetapkan dalam SPK / Kontrak,
5. Tujuan dan konteks organisasi, termasuk sifat, skala, pengendalian K3 dan dampak
lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa serta mendukung arah strategis Perusahaan,
6. Komitmen terhadap perlindungan lingkungan, termasuk pencegahan polusi dan spesifik
lainnya yang relevan dengan konteks organisasi serta pemenuhan kewajiban penaatan,
7. Persyaratan hukum dan Peraturan terkait dan Perundang-undangan K3L yang berlaku,
maka Top Management telah mempunyai komitmen dengan menetapkan :
 KEBIJAKAN MUTU : KONSISTENSI KUALITAS JASA PELAKSANA KONSTRUKSI,
MENINGKATKAN KEPUASAN CUSTOMER/PEMBERI TUGAS DAN MELAKUKAN
PERBAIKAN YANG BERKELANJUTAN ADALAH TUJUAN USAHA KAMI,
 KEBIJAKAN K3 : SEMUA KARYAWAN SADAR AKAN KEWAJIBAN K3-NYA MASING-
MASING SERTA MENJAMIN TIDAK PERNAH TERJADI KECELAKAAN KERJA/ZERO
ACCIDENT & MELAKUKAN PERBAIKAN YANG BERKELANJUTAN,
 KEBIJAKAN LINGKUNGAN : SELALU MENGENDALIKAN ASPEK LINGKUNGAN DENGAN
MENTAATI PERSYARATAN PERATURAN PERUNDANGAN YANG BERLAKU DAN
PERSYARATAN LAIN YANG DIIKUTI PERUSAHAAN, MENJAMIN TIDAK PERNAH
TERJADI PENCEMARAN SERTA MENINGKATKAN KINERJA LINGKUNGAN DAN SELALU
MELAKUKAN PERBAIKAN YANG BERKELANJUTAN.
Untuk menjamin semua Kebijakan ini selalu dicapai dan dipelihara secara konsisten, Top
Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO melakukan dengan :
 Menetapkan, menerapkan, mengembangkan dan memelihara sesuai persyaratan SMM ISO
9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) & persyaratan SML ISO 14001:2015.
 Mengendalikan konsistensi penerapannya, selalu berusaha memperbaiki efektivitasnya,
tersedia untuk Pihak berkepentingan yang relevan dan menyampaikan kepada seluruh
Karyawan & semua fungsi yang relevan di Perusahaan untuk dipahami/lebih dimengerti,
 Melakukan Continual Improvement berdasarkan persyaratan Customer/Pemberi Tugas &
semua sistem manajemen yang diterapkan, Persyaratan hukum, Peraturan Pemerintah,
Perundangan K3 & Lingkungan, serta sebagai kerangkan dalam menetapkan Sasaran Mutu,
Sasaran K3 serta Lingkungan (K3L) Perusahaan maupun masing-masing Bagian serta
sebagai dasar dalam menetapkan rencana pencapaiannya maupun peninjauannya,
 Mengendalikan komitmen untuk melakukan perbaikan terus menerus dan mengevaluasi
efektivitasnya pada setiap Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
Komitmen lembar Kebijakan ini adalah satu kesatuan yang selalu dievaluasi kesesuaiannya,
untuk motivasi Manajemen dan semua Karyawan, Top Management mempunyai Motto :

”MENJADI YANG TERBAIK DAN TERPERCAYA“


SASARAN MUTU SERTA SASARAN K3 & LINGKUNGAN (K3L)
PT. REKA ESTI UTAMA ‐ PT. ENTA, KSO
Untuk mencapai semua Kebijakan yang ditetapkan dan sesuai persyaratan SMM ISO 9001 : 2015
(klausul 6.2 Sasaran mutu & perencanaan untuk mencapainya), OHSAS 18001:2007 (elemen
4.3.3 Sasaran & Program), SML ISO 14001:2015 ( klausul 6.2 Sasaran Lingkungan dan
perencanaan untuk mencapainya), maka Top Management telah berkomitmen untuk tahun
2017 - 2018 mewujudkannya dengan menetapkan :
 SASARAN MUTU :
1) Memulai kegiatan setiap pekerjaan / proyek selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum
batas waktu akhir yang telah ditentukan dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SMPK) dari
Customer/Pemberi Tugas yang bersangkutan,
2) Menetapkan Target Penyelesaian Pekerjaan (serah terima II) maksimal 1 (satu) bulan
sebelum batas akhir masa pemeliharaan yang telah ditentukan dalam setiap Kontrak (SPK)
dari Customer/Pemberi Tugas yang bersangkutan,
3) Selalu memberi tanggapan secara tertulis terhadap setiap komplain yang diterima dari
Customer/Pemberi Tugas atau Pengguna jasa selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja
terhitung dari tanggal diterimanya setiap komplain, dan
Sasaran Mutu yang ditetapkan, akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan
terukur keberhasilannya dengan bukti “Program Pencapaian Sasaran Mutu (rencana dan
realisasi) dan Monitoring Pencapaian Sasaran Mutu Perusahaan” dan selanjutnya dijabarkan
dalam bentuk Sasaran Mutu Perbagian serta terukur keberhasilannya.
 SASARAN K3 & LINGKUNGAN (K3L) :
4) Mentaati persyaratan peraturan perundang-undangan,persyaratan lain yang harus diikuti
Perusahaan serta kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan dan meningkatkan
kesesuaian Persyaratan hukum, Perundang-undangan K3 & Lingkungan dan Peraturan
Pemerintah terkait sampai 100 % serta mengevaluasi penaatannya secara berkala,
5) Menjamin kesehatan semua karyawan dengan berusaha untuk selalu meningkatkan
kesehatan semua karyawan,
6) Menurunkan potensi kecelakaan (Incidence Rate) maksimal 1 (satu) kali dalam setahun,
7) Berusaha selalu mencegah pencemaran serta mempertimbangkan aspek lingkungan penting
dan menjamin tidak pernah terjadi pencemaran lingkungan yang berakibat fatal yang
disebabkan kesalahan Perusahaan pada setiap Proyek yang dikerjakan, dan
Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur keberhasilannya dengan
bukti Sasaran & program K3L Perusahaan dan selanjutnya dijabarkan dalam bentuk Sasaran
Mutu Perbagian maupun Sasaran K3 & Lingkungan (K3L) Perbagian serta terukur
keberhasilannya,
Manajemen, Staff dan seluruh karyawan PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO berkomitmen
untuk melakukan Continual Improvement terhadap semua sasaran yang telah ditetapkan dan
mengevaluasinya pada setiap Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ).
ISU INTERNAL, ISU EKSTERNAL DAN
KEBUTUHAN dan HARAPAN PIHAK BERKEPENTINGAN
1.1. ISU INTERNAL DAN ISU EKSTERNAL
Dalam lingkup penerapan SMM ISO 9001:2015 serta SML ISO 14001:2015 ( sesuai klasul
4.1 Memahami organisasi & konteksnya) yang ditetapkan & OHSAS 18001:2007 (SM
K3/OHS), maka Manajemen PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO mempertimbangkan
beberapa isu internal dan isu eksternal yang berdampak pada mutu (Quality), lingkungan &
pemeliharaan kerahasiaan (Confidentiality), keutuhan (Integrity) dan ketersediaan
(Availability) yang berdampak pada kemampuan Perusahaan serta semua Penanggung
jawab terkait dalam pencapaian semua sasaran yang ditetapkan.
I. Isu internal / Persoalan internal

Isu / Persoalan Dampak pada SMM, SM K3/ Hal yang perlu dilakukan
OHS & SML yang diterapkan
Perubahan Struktur Perlu waktu dalam peralihan Menetapkan Jobdis. sesuai
Organisasi Perusahaan & tanggung jawab & adaptasi dengan persyaratan SMM,
Kompetensi dan Keahlian dalam penerapan SMM, SM SM K3/OHS dan SML yang
SDM dalam Pemenuhan K3/OHS, SML & proyek yg diterapkan dan Persyaratan
Persyaratan Pelaksanaan dilaksanakan Perusahaan. Proyek /RKS Proyek terkait.
Pelatihan SDM didalam Perlu waktu sesuai dengan Melaksanakan Pelatihan dgn
Pemenuhan dari Standar tanggung jawab & adaptasi menyesuaikan Persyaratan di
Kompetensi Karyawan. dalam pelaksanaan Jobdes. Proyek / Persyaratan terkait.
Jadwal / Schedule serta Memungkinkan akan terjadi Penerapan & Pengendalian
tuntutan dlm penyelesaian penurunan mutu produk dan operasional selama proyek
produk dan jasa (Proyek) keterlambatan penyelesaian berlangsung & pengawasan
yang cukup singkat. produk dan jasa (Proyek) serta Quality Control setiap
sesuai waktu yg ditetapkan. kegiatan secara konsisten.
Kondisi lingkungan proyek Proyek tidak sesuai dengan Pengendalian K3L yg sesuai,
& mesin/alat bantu/sarana persyaratan K3L yang telah kebersihan di area Proyek &
prasarana penunjang dan ditetapkan & keterlambatan Pelaksanaan jasa konstruksi
pengendalian K3L-nya. proyek / terjadi risiko K3L. yang telah dipersyaratkan.
Sasaran yang ditetapkan Kesulitan dalam mengukur Memastikan bahwa rencana
untuk Bagian terkait tidak kinerja Perusahaan serta serta monitoring pencapaian
sejalan dengan sasaran kinerja di masing - masing sasaran mutu, sasaran dan
utama yang ditetapkan Bagian (sesuai sasaran yg program K3L tetap konsisten
untuk Perusahaan. telah ditetapkan). dilakukan secara berkala.

Isu internal / Persoalan internal yang telah ditetapkan dalam Manual Mutu, Manual OHS &
Manual Lingkungan ini, selanjutnya akan dilakukan pengendalian atau tindak lanjut oleh
Wakil Manajemen bersama masing-masing Manager serta Penanggung jawab terkait
dengan metode yang akan ditetapkan dalam matrik “SWOT analisis” dan hasilnya akan
dilaporkan kepada Top Management ( Wakil Direksi ) atau Direktur Utama PT.Reka Esti
Utama serta dievaluasi pada setiap enam bulan/setahun sekali
II. Isu Eksternal / persoalan Eksternal
Isu / Persoalan Dampak pada SMM, SM K3 / Hal yang perlu dilakukan
OHS & SML yang diterapkan
Pemenuhan Peraturan / Teguran atau peringatan dari Evaluasi semua Peraturan /
persyaratan / ketentuan Pemerintah terkait dan akan persyaratan dari Pemerintah &
Regulator ( Pemerintah ) terjadi tambahan biaya menyelesaikan proyek sesuai
belum maksimal. operasional Peraturan atau Persyaratan.
Adanya permintaan dari Pengoptimalan kapasitas Update sumber daya (air dan
proyek proyek / pelaksanaan jasa SDM/personil/mesin/alat
/Customer/Pemberi Tugas konstruksi, SDM dan yang bantu peralatan & sarana
dengan waktu yang sangat terkait ( mesin, alat bantu penunjang terkait) sesuai
singkat dan complain dari serta sarana & prasarana kebutuhan dari Proyek dengan
Customer/ Pemberi Tugas. penunjang) yang dibutuhkan waktu yang ditentukan / sangat
terbatas.
Bencana alam yang bisa Aktivitas di area proyek & Melakukan aktifitas Proyek
terjadi di lokasi Proyek / yang terkait terhenti / tidak dengan mempertimbangkan
di Perusahaan sesuai dg sesuai schedule dan biaya pencegahan dan penanganan
kegiatan yang sedang operasional terkait akan bencana alam di area proyek
dilaksanakan. bertambah. dan kegiatan di Perusahaan.
Penyedia produk & Jasa Perencanaan/ pelaksanaan Meningkatkan kerja sama
Eksternal ( Supplier dan proyek serta pengendalian dengan Penyedia produk dan
Subkon ) kurang mampu proyek / pelaksanaan jasa jasa eksternal ( Supplier dan
utk memenuhi kebutuhan konstruksi dan pemenuhan Subkon. ) terkait & evaluasi
bahan / material /alat dan serta ketersediaan produk kinerjanya secara berkala dan
produk dan jasa terkait tidak tercapai / terlambat. menilai efektivitasnya.
Pemenuhan bahan baku / Teguran atau peringatan Evaluasi semua Peraturan dan
material dari aturan LH dari BLH / LH terkait proyek memenuhi persyaratan LH.
Harga bahan / material Akan terjadi keterlambatan Kerja sama dengan Penyedia
yang cenderung tidak proyek dan tambahan biaya eksternal ( Supplier ) untuk
stabil di pasaran. operasional Proyek. mendapat harga yang stabil.

Isu eksternal / Persoalan eksternal yang telah ditetapkan dalam Manual Mutu, Manual OHS
& Manual Lingkungan ini, selanjutnya akan dilakukan pengendalian atau tindak lanjut oleh
Wakil Manajemen bersama masing-masing Manager serta Penanggung jawab terkait
dengan metode yang akan ditetapkan dalam matrik “SWOT analisis” dan hasilnya akan
dilaporkan kepada Top Management ( Wakil Direksi ) atau Direktur Utama PT. REKA ESTI
UTAMA - PT. ENTA, KSO serta dievaluasi pada setiap enam bulan/setahun sekali.
1.2. KEBUTUHAN & HARAPAN PIHAK BERKEPENTINGAN SERTA PERSYARATANNYA
Manajemen PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO ( sesuai tanggung jawab masing-masing
) secara konsisten menyediakan produk dan jasa yang memenuhi persyaratan
Customer/Pemberi tugas, Persyaratan hukum dan Persyaratan Peraturan Perundang-
Undangan K3 dan Lingkungan yang berlaku serta Perundangan terkait. Sesuai dengan
persyaratan SMM ISO 9001:2015 serta SML ISO 14001:2015 ( klausul 4.2 Memahami
kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan) maupun didalam memenuhi persyaratan
OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS), maka -

Manajemen PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO selalu berusaha untuk memahami serta
menetapkan kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan yang relevan dengan
Perusahaan maupun persyaratan terkait lainnya yang meliputi :

Pihak berkepentingan / Kebutuhan dan harapan serta Informasi terdokumentasi


Pihak yang terlibat Persyaratan terkait dan Peraturan terkait
Direksi PT. REKA ESTI Bisnis semakin berkembang serta MMOL/ENTA/01, semua
UTAMA - PT. ENTA, KSO penuh terobosan & konsistensi informasi terdokumentasi
(Komisaris Perusahaan) dalam penerapan SMM ISO (Prosedur & yang terkait)
9001:2015,SML ISO 14001:2015& yang telah ditetapkan di
OHSAS 18001:2007 Perusahaan
Pemerintah RI Penanganan Ketenagakerjaan dan UU No. 13 Tahun 2003
(Republik Indonesia) & perlindungan tenaga kerja serta (Ketenagakerjaan) dan
Kemenakertrans. Jaminan Sosial tenaga kerja & UU No. 24 Tahun 2011
Republik Indonesia. Undang-undang Pemerintah RI (tentang BPJS), serta UU
tentang Perlindungan dan No. 32 Tahun 2009 +
pengelolaan lingkungan hidup serta Penjelasannya, PP No.
pengelolaan B3. 101 Tahun 2014 ttg
pengelolaan limbah B3
Kementerian Tenaga Penerapan pelaksana Subkon & Peraturan Perundangan
Kerja dan Transmigrasi pemenuhan penerapan SMM ISO yang tlh ditetapkan dari
Republik Indonesia. 9001:2015, OHSAS 18001 : 2007 dan Kemenakertrans RI dan
SML ISO 14001:2015 dan pemenuhannya/evaluasi
pelaksanaan pekerjaan. penaatannya.
Pemda. & Pemkot. dan Perda./Peraturan Kota & Dinas MMOL/ENTA/01, semua
Disnakertrans. sesuai terkait & pemenuhan penerapan informasi terdokumentasi
kegiatan Proyek serta SMM ISO 9001:2015, OHSAS (Prosedur & yang terkait)
kegiatan di Perusahaan 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML yang telah ditetapkan di
maupun yang terkait. ISO 14001:2015. Perusahaan
Dinas Pemerintah atau Sesuai persyaratan Peraturan Dinas Keputusan Kep. Bappedal
Instansi terkait dengan terkait (Bappedal) yang berlaku No. 2 Th. 1998 tentang
pengendalian dalam kegiatan untuk pengedalian Tata laksana pengawasan
lingkungan limbah B3. pengelolaan limbah B3
Perusahaan
Customer/Pemberi Pemenuhan Peraturan terkait yang Dok. Eskternal terkait
tugas sesuai wajib diikuti Perusahaan dan yang telah ditetapkan
Pelaksanaan jasa memenuhi persyaratan Customer/Pemberi Tugas
konstruksi (Proyek Customer/Pemberi tugas
terkait)
Penyedia eksternal Agreement/MOU/ PO Supplier, Prosedur Pembelian &
(Supplier & Proses Pengadaan & Seleksi Prosedur Seleksi serta
Subkon.) Supplier & Evaluasi Penyedia Evaluasi Penyedia
eksternal ( Supplier maupun eksternal (Supplier dan
Subkon) Subkon) serta informasi
terdokumentasi terkait.

Manajemen PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO ( yang didalam pelaksanaannya
menjadi tanggung jawab Wakil Manajemen dengan dibantu oleh Ketua Tim ISO dan Ketua
P2K3L serta semua Manager terkait ) secara konsisten selalu memantau dan meninjau
informasi yang berhubungan dengan kebutuhan dan harapan semua pihak berkepentingan
yang relevan serta persyaratannya dan sesuai dengan penerapan SMM ISO 9001 : 2015
dan penerapan SML ISO 14001 : 2015 yang ditetapkan maupun penerapan OHSAS
18001:2007 serta kegiatan terkait yang dilakukan di Perusahaan. Selanjutnya akan
dilakukan pengendalian atau tindak lanjut oleh Wakil Manajemen bersama Ketua Tim ISO
dan Ketua P2K3L serta semua Manager terkait sesuai dengan penerapan dari informasi
terdokumentasi yang berjudul prosedur identifikasi dan pengaksesan persyaratan hukum,
perundangan K3 dan lingkungan serta persyaratan terkait lainnya dan melakukan evaluasi
penaatannya dan hasilnya akan dilaporkan kepada Top Management serta akan dievaluasi
pada setiap enam bulan atau setahun sekali pada setiap Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).
SASARAN MUTU SERTA SASARAN K3 & LINGKUNGAN (K3L)
PERBAGIAN
Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO telah menetapkan “SASARAN MUTU“
serta “SASARAN K3 & LINGKUNGAN (K3L)” dan perencanaan untuk mencapainya di masing-
masing Bagian untuk tahun 2021 sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan di Bagian Pemasaran :
 Sasaran Mutunya : Menekan keterlambatan dalam menanggapi setiap komplain
Customer/Pemberi Tugas maksimal 1 X 24 jam sejak diterimanya komplain di Bagian
Pemasaran. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur
keberhasilannya dengan bukti “Program Pencapaian Sasaran Mutu (rencana dan
realisasi)” & Monitoring Pencapaian Sasaran Mutu kegiatan Pemasaran (F.PMS.01).
 Sasaran K3 & Lingkungan (K3L)-nya : Mentaati persyaratan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang harus diikuti Perusahaan serta kebutuhan dan
harapan pihak yang berkepentingan dan meningkatkan kesesuaian Persyaratan hukum,
Perundang-undangan K3 maupun Lingkungan dan Peraturan Pemerintah terkait dengan
kegiatan yang dilaksanakan Perusahaan sampai 100 % serta melakukan perbaikan
berkelanjutan. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur
keberhasilannya dengan bukti Sasaran dan program K3L kegiatan Pemasaran
(F.PMS.02).
2. Di Bagian PEP dalam kegiatan Perencanaan, Estimasi dan Pengendalian :
 Sasaran Mutu : Menekan keterlambatan dalam merencanakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan maksimal 3 (tiga) hari sebelum batas waktu akhir yang telah ditentukan
dalam Kontrak dari Customer/Pemberi Tugas yang diterima Bagian PEP. Akan dipantau
pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti
“Program Pencapaian Sasaran Mutu (rencana dan realisasi)” dan Monitoring Pencapaian
Sasaran Mutu kegiatan Bagian PEP (F.PEP.01),
 Sasaran K3 & Lingkungan (K3L)-nya : Menjamin bahan / material proyek yang
direncanakan ramah lingkungan dan menurunkan risiko K3 serta dampak lingkungan
yang merugikan maksimal 3 (tiga) % terhadap bahan/material yang direncanakan pada
setiap proyek. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur
keberhasilannya dengan bukti Sasaran dan program K3L kegiatan Bagian PEP
(F.PEP.02).
3. Dalam kegiatan di Bagian Pelaksana Proyek :
 Sasaran Mutunya : Memulai setiap pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam setiap SPMK atau Kontrak atau SPK dari Customer/Pemberi Tugas
yang bersangkutan dengan kekuatan hukum tetap serta menekan keterlambatan
prestasi pekerjaan (prestasi bulanan) maksimal 10% terhadap time schedule yang telah
ditetapkan. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur
keberhasilannya dengan bukti “Program Pencapaian Sasaran Mutu (rencana dan
realisasi)” dan Monitoring Pencapaian Sasaran Mutu kegiatan Bagian Pelaksana Proyek
(F.PLS.01).
 Sasaran K3 & Lingkungan (K3L)-nya : Menjamin tidak pernah terjadi pencemaran
lingkungan serta kecelakaan kerja yang berakibat fatal dan menurunkan dampak
lingkungan yang merugikan serta kecelakaan kerja yang tidak berakibat fatal / kematian
/ cacat permanen maksimal 2 kali/tahun. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam
bulan sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti Sasaran dan program K3L
kegiatan Pelaksana Proyek (F.PLS.02).

4. Dalam kegiatan di Bagian Personalia (PSN) :


 Sasaran Mutunya adalah Menekan Karyawan yang tidak lulus pelatihan maksimal 20 %
(dua puluh persen) terhadap total peserta dalam setiap pelatihan (sesuai evaluasi hasil
pelatihan dan/atau sertifikat pelatihan). Akan dipantau pencapaiannya setiap enam
bulan sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti “Program Pencapaian Sasaran
Mutu (rencana dan realisasi)” dan Monitoring Pencapaian Sasaran Mutu kegiatan Bagian
Personalia (F.PSN.01),
 Sasaran K3 & Lingkungan (K3L)-nya adalah Menjamin kesehatan semua karyawan
dengan berusaha untuk selalu meningkatkan kesehatan semua karyawan. Akan dipantau
pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti
Sasaran dan program K3L kegiatan Bagian Personalia (F.PSN.02).
5. Dalam kegiatan di Bagian Logistik & Umum :
 Untuk kegiatan di Seksi Pembelian ;
 Sasaran Mutunya adalah Menekan keterlambatan datang bahan/material proyek
yang dibeli maksimal 2 (dua) hari terhitung dari tanggal kirim bahan/material yang
dijelaskan dalam setiap Surat Order Pembelian. Akan dipantau pencapaiannya setiap
enam bulan sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti “Program Pencapaian
Sasaran Mutu (rencana dan realisasi)” dan Monitoring Pencapaian Sasaran Mutu
kegiatan Pembelian (F.PBL.01)
 Sasaran K3 & Lingkungan (K3L)-nya adalah Menurunkan risiko K3 serta dampak
lingkungan yang merugikan akibat bahan / material proyek yang dibeli maksimal 1
(satu) kali per-proyek. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan
terukur keberhasilannya dengan bukti Sasaran dan program K3L kegiatan Pembelian
(F.PBL.02).
 Dalam kegiatan di Seksi Peralatan Proyek :
 Sasaran Mutunya adalah menekan keterlambatan dalam menyiapkan mesin dan
peralatan proyek maksimal 2 (dua) hari terhitung dari tanggal diminta dalam Bukti
Permintaan dari Bagian Proyek terkait. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam
bulan sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti “Program Pencapaian
Sasaran Mutu (rencana dan realisasi)” dan Monitoring Pencapaian Sasaran Mutu
kegiatan Bagian Peralatan (F.PLT.01),
 Sasaran K3 & Lingkungan (K3L)-nya adalah Menurunkan dampak lingkungan yang
merugikan serta kecelakaan kerja yang tidak berakibat fatal/cacat permanen
maksimal 1 (satu) kali/tahun. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan
sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti Sasaran dan program K3L kegiatan
Seksi Peralatan (F.PLT.02).
 Untuk kegiatan di Seksi Gudang :
 Sasaran Mutunya adalah Menekan selisih antara realitas/hasil check phisik bahan
/material proyek dengan yang tercatat dalam Buku Gudang/Kartu Stock Gudang
maksimal 2% terhadap total bahan/material proyek yang berada di Gudang pada
setiap opname stock yang dilakukan. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam
bulan sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti “Program Pencapaian
Sasaran Mutu (rencana dan realisasi)” dan Monitoring Pencapaian Sasaran Mutu
kegiatan Seksi Gudang (F.GDG.01),
 Sasaran K3 & Lingkungan (K3L)-nya adalah Menurunkan dampak lingkungan
merugikan serta kecelakaan kerja yang tidak berakibat fatal / cacat permanen
maksimal 1 (satu) kali/tahun. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan
sekali dan terukur keberhasilannya dengan bukti Sasaran dan program K3L kegiatan
Gudang (F.GDG.02).

6. Untuk kegiatan dalam pemeriksaan barang datang (Incoming Control ) ;


 Sasaran Mutunya adalah Menekan bahan/material yang lolos dari hasil pemeriksaan
maksimal 1 % dari total hasil pemeriksaan yang berstatus “OK” atau “Diterima” setiap
bulan. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur
keberhasilannya dengan bukti “Program Pencapaian Sasaran Mutu (rencana dan
realisasi)” dan Monitoring Pencapaian Sasaran Mutu kegiatan pemeriksaan barang
datang (Incoming Control ) (F.QC.01),
 Sasaran K3 & Lingkungan (K3L)-nya : Menurunkan dampak lingkungan merugikan dan
kecelakaan kerja yang tidak berakibat fatal/cacat permanen maksimal 1 (satu)
kali/tahun. Akan dipantau pencapaiannya setiap enam bulan sekali dan terukur
keberhasilannya dengan bukti Sasaran dan program K3L kegiatan pemeriksaan barang
datang (Incoming Control ) (F.QC.02)
PROFIL PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : PT. REKA ESTI UTAMA ‐ PT. ENTA, KSO
Alamat Kantor : JL. MAJAPAHIT No. 609, Semarang 50113
JAWA TENGAH - INDONESIA
Telephone : + 62-24 – 6715962,
Faxcimile : + 62-24 – 6733073
E-mail : arif_entagroup@yahoo.com
Sertifikat Badan Usaha : Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi
(SBUJPK) diterbitkan pada Tanggal 15 Juni 2017
Nomor Registrasi : 0-3374-06-002-1-11-050153 (Bidang Bangunan Gedung)
: 0-3374-07-002-1-11-050153 (Bidang Bangunan Sipil)
: 0-3374-08-002-1-11-050153 (Instalasi ME, Kode Sub. MK002)
: 0-3374-09-002-1-11-050153 (Instalasi ME, Kode Sub. EL010)
Surat Ijin Usaha : Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi Nasional
(SIUJKN) diterbitkan pada Tanggal 18 Juli 2017
: No. : 1-3374-2-00004-050153, (Bidang Bangunan Gedung)
: No. : 1-3374-2-00004-050153, (Bidang Bangunan Sipil)
: No. : 1-3374-2-00004-050153, (Instalasi ME.)
Akte Pendirian : No. 26 Tanggal 8 Maret 1986, Notaris BIP SUHENDRO, SH.
Akte PerubahanTerakhir : No. 23, Tgl. 17 April 2017, Notaris : NGADINO, SH. MH.
Pengesahan Menteri –
Hukum & HAM : Nomor : AHU-0050758.AH.01.11.Th. 2017, Tgl. 19 April 2017
Nomor Wajib Pajak : Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
No. 01.207.415.9-511.000, Tanggal 07 April 2008,
Jenis Usaha / Kualifikasi : Jasa Pelaksana Konstruksi / Besar
Lingkup Pekerjaan : Jalan Raya, Jalan Layang, Jalan, Rel kereta api, Jembatan, Saluran
air, Pelabuhan, Dam, Prasarana SDA & Bangunan-2.
( Khususnya Bidang Arsitektural & Bidang Sipil sesuai SBU )
Pimpinan Badan Usaha : H. Arif Effendi ( Direktur Utama ),
Susunan Pengurus : H. Pamungkas, DP. ST ( Komisari Utama ),
Drs. H. Bambang Djudi Setiawan ( Komisaris ),
H. Arif Effendi ( Direktur Utama ),
Ferry Setianto ( Direktur ),
Nomor SIUP ( Kecil ) : 517 / 2442 / 11.01 / PK / VII / 2017, Tanggal 14 Juli 2017
Nomor TDP ( PT ) : 11.01.1.46.05720, Tanggal 17 Juli 2017 s/d 22 Mei 2021
KTA GAPENSI : 07.2017.11.3374.665, Tanggal 11 Juli 2017
PEDOMAN ALUR BISNIS PT. REKA ESTI UTAMA ‐ PT. ENTA, KSO

Alur bisnis PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO secara detail ( Terlampir )
ELEMEN‐ELEMEN SISTEM MANAJEMEN K3 ( OHSAS 18001:2007 )

Peningkatan
Berkelanjutan

Kebijakan
K3

Tinjauan
Perencanaan
Manajemen

Implementasi
Pengecekan & Operasi
&
Tindakan
Koreksi
HUBUNGAN PERSYARATAN SML DENGAN PDCA
LINGKUP PENERAPAN SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM
K3/OHS) DAN SML ISO 14001:2015
Sistem Manajemen sesuai persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 dan persyaratan SML ISO 14001 :
2015 dan persyaratan OHSAS 18001 : 2007 atau SM K3 (OHS) ditetapkan Top Management PT.
REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO dan diterapkan di Perusahaan untuk menjamin bahwa
semua proses, produk dan jasa yang telah dihasilkan selalu aman dari risiko K3 maupun dampak
lingkungan yang merugikan serta mempunyai kualitas yang sesuai dengan persyaratan dan
kebutuhan serta harapan Customer/Pemberi Tugas maupun masyarakat sekitar serta pihak
berkepentingan terkait lainnya dengan lingkup penerapan Klasifikasi Bidang Usaha :
1. Dalam Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan Gedung yang diantaranya :
1.1. Nomor Kode : BG002 ( Bangunan Multi atau Banyak Hunian ),
1.2. Nomor Kode : BG003 ( Bangunan Gudang dan Industri ),
1.3. Nomor Kode : BG004 ( Bangunan Komersial ),
1.4. Nomor Kode : BG007 ( Bangunan Pendidikan ),
1.5. Nomor Kode : BG008 ( Bangunan Kesehatan ),
1.6. Nomor Kode : BG009 ( Bangunan Gedung lainnya ).
2. Bangunan Sipil dalam Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi yang diantaranya :
2.1. Nomor Kode : SI001 ( Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasarana SDA Lainnya )
2.2. Nomor Kode : SI003 { Jalan Raya (kecuali Jalan Layang), Jalan, Rel Kereta Api, &
Landasan pacu bandara },
2.3. Nomor Kode : SI004 ( Pekerjaan Jembatan, Jalan Layang, Terowongan & Subways),
2.4. Nomor Kode : SI011 ( Bangunan Stadion untuk olahraga outdoor ),
3. Instalasi Mekanikal dan Elektrikal dalam Jasa Pelaksana Konstruksi yang meliputi :
3.1. Nomor Kode : MK002 { Pemasangan Pipa Air ( Plumbing ) dalam Bangunan dan
Salurannya }.
4. Instalasi Mekanikal dan Elektrikal dalam Jasa Pelaksana Instalasi yang meliputi :
4.1. Nomor Kode : EL010 ( Tenaga Listrik Gedung dan Pabrik ).

Dalam hal ini penerapannya diawali informasi proyek, pra/pasca kualifikasi, proses tender
sampai mendapatkan kontrak, perencanaan, estimasi & pengendalian, pembelian bahan /
material & pemeriksaan barang datang, penyediaan SDM & Tenaga Ahli, penyediaan mesin
/peralatan/alat bantu, pelaksanaan dan monitoring proyek sampai dengan serah terima hasil
pekerjaan yang pelaksanaannya dipimpin oleh Direktur Utama bersama Direktur, Manager
Proyek dan Site Manager serta didukung oleh Penanggung jawab bagian maupun seksi terkait
dan personil-personil profesional yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang cukup dalam
pelaksanaan proyek-proyek semua Klasifikasi Bidang Usaha tersebut diatas.
Mulai merencanakan kegiatan sampai proyek yang dikerjakan selesai, semua Penanggung jawab
terkait bekerja sesuai tugas, tanggung jawab dan wewenang masing-masing dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan dan risiko K3 terhadap aktifitas kerjanya dan selalu
secara konsisten menerapkan SMM ISO 9001 : 2015, OHSAS 18001 : 2007 atau SM K3 (OHS) dan
SML ISO 14001 : 2015 yang ditetapkan di Perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO dalam hal ini
telah menetapkan Dewan Manager yang bertanggung jawab terhadap Bagian-Bagian serta
melibatkan semua Penanggung jawab unit kerja-unit kerja yang meliputi :
1. Bagian Pemasaran
2. Bagian Perencanaan & Anggaran
3. Bagian Pelaksana Proyek
4. Bagian Administrasi & Personalia
5. Bagian Akuntansi & Perpajakan
6. Bagian Logistik & Umum
7. Seksi Pembelian
8. Seksi Gudang
9. Seksi Peralatan
10. Site Manager yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek terkait.
Semua penanggung jawab bagian maupun seksi terkait bekerja sesuai dengan tugas, tanggung
jawab dan wewenang ( Job Description ) yang telah ditetapkan dan selalu bekerja sama serta
berusaha untuk menghilangkan atau meminimalkan bahaya/risiko K3 serta dampak lingkungan
yang merugikan dan secara konsisten menerapkan SMM ISO 9001 : 2015 ( kecuali Bagian
Akuntansi & Perpajakan) dan menerapkan menerapkan OHSAS 18001 : 2007 atau SM K3 (OHS)
dan SML ISO 14001:2015 yang ditetapkan di Perusahaan.
Semua klausul dalam persyaratan SMM ISO 9001 : 2015, OHSAS 18001 : 2007 atau SM K3 (OHS)
dan SML ISO 14001 : 2015 telah ditetapkan di Perusahaan dan diterapkan oleh Manajemen PT.
REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO.
Dalam menetapkan lingkup penerapan SMM ISO 9001 : 2015, OHSAS 18001 : 2007 atau SM K3
(OHS) dan SML ISO 14001 : 2015 tersebut di atas, Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT.
ENTA, KSO berusaha selalu mempertimbangkan :
1. Permasalahan (isu) eksternal dan internal yang telah ditetapkan,
2. Persyaratan, kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan yang relevan yang telah
ditetapkan serta evaluasi penaatannya,
3. Kegiatan, Produk dan Jasa (Proyek) yang dikerjakan oleh Perusahaan,
4. Bagian, Seksi, Unit, fungsi dan batas-batas fisik Perusahaan,
5. Wewenang dan kemampuan Perusahaan untuk menerapkan pengendalian & pengaruh dari
lingkup penerapan yang telah ditetapkan tersebut,
PERSYARATAN SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007
(SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015
Sistem Manajemen berdasarkan persyaratan SMM ISO 9001 : 2015, OHSAS 18001 : 2007 atau
SM K3 (OHS) dan persyaratan SML ISO 14001 : 2015 di PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO
telah ditetapkan dalam informasi terdokumentasi, diterapkan dan dipelihara serta terus-
menerus diperbaiki keefektifannya sebagai langkah untuk mencapai salah satu tujuan
Perusahaan dalam menjamin proses, produk dan jasa yang berkualitas dan selalu tercapainya
efisiensi, efektivitas maupun produktivitas setiap personil yang terlibat dalam Perusahaan
dalam usaha mencapai kepuasan Customer/Pemberi Tugas dan meningkatkan kepuasan
Customer/Pemberi Tugas dan memenuhi Persyaratan hukum dan Perundangan Lingkungan
yang berlaku. Manajemen berusaha menyediakan kerangka bagi Perusahaan untuk
mengendalikan risiko K3 serta melindungi lingkungan dan merespon risiko K3 serta kondisi
lingkungan yang berubah-ubah seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Selanjutnya
persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015
yang telah ditetapkan dan diterapkan Manajemen Perusahaan seperti yang dijelaskan dalam
pasal-pasal dibawah ini.
1. Dalam memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2015 dan SML ISO
14001 : 2015 ( klausul 4. Konteks organisasi dan klausul 4.1 Memahami organisasi dan
konteksnya) dan pensyaratan OHSAS 18001:2007 (Persyaratan Umum - elemen 4.1), maka
Manajemen PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO didalam menerapkan, mengembangkan
dan memperbaiki keefektifan penerapan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM
K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan
Customer/Pemberi Tugas dengan memenuhi persyaratan Customer/Pemberi Tugas,
persyaratan terkait dan memenuhi Persyaratan hukum dan Peraturan perundangan yang
berlaku, telah menetapkan isu (permasalahan) internal dan isu eksternal yang relevan
dengan tujuan dan arah strategisnya serta yang mempengaruhi kemampuannya untuk
mencapai hasil-hasil yang dituju dari SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS)
dan SML ISO 14001:2015 yang telah ditetapkan, diterapkan serta mencapai tujuan yang
ditetapkan dan yang mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai hasil yang diinginkan
dari semua sistem manajemen. Permasalahan-permasalahan tersebut harus mencakup
efektivitas kinerja semua sistem manajemen serta kondisi lingkungan yang terpengaruh
oleh atau mampu mempengaruhi organisasi. Manajemen selalu memantau dan meninjau
informasi tentang permasalahan (isu) eksternal dan internal yang meliputi faktor atau
kondisi positif dan negatif yang akan dipertimbangkan. Manajemen selalu berusaha
mempertimbangkan permasalahan yang muncul dari lingkungan, hukum, teknologi,
kompetisi, pasar, budaya, sosial dan ekonomi, apakah internasional, nasional, regional
maupun lokal. Manajemen berusaha memahami konteks eksternal dengan
mempertimbangkan permasalahan yang berkaitan dengan nilai-nilai, budaya, pengetahuan
dan kinerja Perusahaan yang penerapannya dalam hal ini seperti yang telah dijelaskan
dalam halaman “isu internal dan isu eksternal” tersebut di atas serta menetapkan dan
memelihara SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015 untuk semua kegiatan terutama tugas yang dapat mempengaruhi mutu maupun
tempat kerja terhadap aktifitas kerja karyawan maupun semua pengunjung maupun tamu
yang berada di area tersebut.
Dalam mewujudkan sistem pengendalian secara terus-menerus terhadap hubungan antara
proses sendiri-sendiri dalam suatu sistem proses termasuk gabungan dan interaksinya,
secara jelas digambarkan dalam Alur Bisnis Perusahaan dan Klausul-klausul semua Sistem
Manajemen yang telah diterapkan Perusahaan dan hal tersebut merupakan rangkaian input
– proses – out put yang dilakukan oleh Perusahaan.
Bagian dari Alur Bisnis PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO yang berhubungan langsung
dengan realisasi produk serta pelayanannya, digambarkan dan disusun dengan
menggunakan terminology flow chart dan dibuat berdasarkan kegiatan Perusahaan serta
kegiatan apapun yang dilakukan pada setiap tahapan proses yang secara detail akan
dijelaskan dalam bentuk informasi terdokumentasi berupa prosedur yang rekamannya
dinamakan Rencana Mutu dan disesuaikan dengan proses terkait yang dikerjakan oleh
Perusahaan. Jika ada perubahan dalam alur bisnis Perusahaan, maka akan dilakukan
perubahan berdasarkan pertimbangan Wakil Direksi (Top Management) bersama dengan
Wakil Manajemen serta Dewan Manager terkait dengan tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kinerja semua Penaggung jawab maupun semua Personil yang terlibat dalam
Perusahaan.
Semua persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015 yang telah ditetapkan Manajemen, dipelihara dan diterapkan dengan konsisten
serta selalu berusaha untuk memenuhi Persyaratan hukum, Perundang-undangan K3 &
Lingkungan dan Peraturan Pemerintah terkait yang berlaku yang harus ditaati oleh
Perusahaan.
2. Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 (klausul 4.2
Memahami kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan) dan persyaratan OHSAS
18001:2007, maka Manajemen PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO berusaha untuk
selalu meningkatkan kemampuan Perusahaan untuk secara konsisten menyediakan produk
dan jasa yang memenuhi persyaratan Customer/Pemberi Tugas dan memenuhi persyaratan
hukum dan peraturan perundangan K3L yang berlaku maupun persyaratan K3 & lingkungan
terkait. Karena hal dimaksud efeknya atau potensi efeknya akan berakibat pada Perusahaan,
maka Manajemen telah menentukan :
 Para pihak berkepentingan yang relevan dengan persyaratan SMM ISO 9001:2015,
OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan persyaratan SML ISO 14001:2015 yang telah
ditetapkan dan diterapkan di Perusahaan,
 Persyaratan, kebutuhan dan harapan dari para pihak berkepentingan yang relevan
dengan semua sistem manajemen yang diterapkan di Perusahaan,
 Evaluasi penaatan terhadap peraturan yang mana dari kebutuhan dan harapan dari
para pihak berkepentingan yang wajib dilakukan penaatannya.
Manajemen berusaha untuk selalu memantau dan meninjau informasi tentang para pihak
berkepentingan dan persyaratannya yang relevan dan penerapan dalam hal ini seperti yang
telah dijelaskan dalam “ halaman 18 – 20 point 1.2. Kebutuhan serta Pihak yang
berkepentingan dan Persyaratannya dalam penerapan SMM ISO 9001:2015, OHSAS
18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 ” seperti penjelasan tersebut di atas
dan Manajemen selalu menindaklanjuti dari hasil setiap pemantauan dimaksud, menjamin
konsistensi penerapannya serta selalu berusaha untuk melakukan perbaikan yang
berkelanjutan ( Continual Improvement ).
3. Dalam memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2015 dan SML ISO
14001 : 2015 ( klausul 4.3 Menentukan ruang lingkup SMM dan SML ) dan persyaratan
OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS), maka Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT.
ENTA, KSO telah memutuskan batas-batas dan keterterapan SMM ISO 9001:2015 dan SML
ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dengan menetapkan ruang
lingkupnya. Dalam menentukan ruang lingkup semua sistem manajemen dimaksud, maka
Manajemen selalu mempertimbangkan :
 Permasalahan (isu) eksternal dan isu internal dengan maksud untuk memahami
Oraganisasi Perusahaan dan konteksnya,
 Persyaratan pihak berkepentingan yang relevan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan,
 Penaatan terhadap persyaratan pihak berkepentingan yang relevan,
 Bagian, Seksi, unit, fungsi dan batas-batas fisik Perusahaan,
 Kegiatan, Produk dan jasa yang dihasilkan oleh Perusahaan,
 Wewenang serta kemampuan Manajemen untuk menerapkan semua pengendalian dan
pengaruh terhadap ruang lingkup yang telah ditetapkan oleh Manajemen.
Manajemen berkomitmen untuk menerapkan persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS
18001:2007 (SM K3/OHS) serta SML ISO 14001:2015 ini dan berusaha menerapkan sesuai
ruang lingkup penerapan yang telah ditetapkan oleh Top Management.
Ruang lingkup SMM ISO 9001 : 2015 OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015 yang ditetapkan Top Management telah tersedia dan dipelihara dalam
bentuk informasi terdokumentasi dan menyatakan jenis produk dan jasa yang dicakup, dan
memuat alasan untuk setiap persyaratan Standar SMM ISO 9001 : 2015, OHSAS 18001:2007
(SM K3/OHS) & SML ISO 14001:2015 yang ditetapkan Top Management.
Semua hal dimaksud menjadi komitmen Manajemen dalam usaha menjamin produk dan jasa
yang memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dan memenuhi Peraturan perundangan
K3 & lingkungan dan peraturan terkait serta selalu meningkatkan kepuasan
Customer/Pemberi Tugas. Penerapan dalam hal ini seperti yang telah dijelaskan dalam
“Lingkup Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM
K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015” tersebut di atas.
4. Dalam memenuhi persyaratan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2015 (klausul 4.4
Sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya dan sub klausul 4.4.1 serta 4.4.2) dan
persyaratan SML ISO 14001 : 2015 ( klausul 4.4 Sistem manajemen lingkungan ) dan
persyaratan OHSAS 18001 : 2007 (Persyaratan Umum - elemen 4.1), Manajemen
berkomitmen dengan menetapkan, menerapkan, memelihara dan terus-menerus untuk
memperbaiki semua sistem manajemen dimaksud, termasuk proses-proses yang
diperlukan dan interaksinya, sesuai dengan persyaratan Standar Internasional atau
persyaratan SMM ISO 9001 : 2015, OHSAS 18001 : 2007 dan SML ISO 14001 : 2015.
Manajemen telah menetapkan proses-proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen
Mutu (SMM) ISO 9001 : 2015, OHSAS 18001 : 2007 serta SML ISO 14001 : 2015 dan
penerapannya di seluruh Bagian serta Seksi terkait ( seperti penjelasan pasal 1 tersebut di
atas ), selanjutnya :
 Manajemen menentukan input yang diperlukan dan output yang diharapkan dari
proses-proses yang ditetapkan dalam Perusahaan ( seperti penjelasan pasal 1 ),
 Manajemen menetapkan isu internal, isu eksternal dan harapan serta kebutuhan Pihak
berkepentingan yang relevan dengan Perusahaan dan menentukan urutan dan interaksi
dari proses-proses yang ditetapkan di Perusahaan serta dengan cara mengidentifikasi,
mengelola dan mengendalikan sejumlah kegiatan yang saling berhubungan dalam suatu
sistem proses yang selanjutnya dinamakan Pendekatan Proses ( seperti penjelasan pasal
1 tersebut di atas ).
 Dalam mewujudkan sistem pengendalian secara terus-menerus terhadap hubungan
dalam suatu sistem proses termasuk gabungan dan interaksinya serta semua kegiatan
tersebut di atas, telah digambarkan dalam Alur Bisnis PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA,
KSO yang merupakan rangkaian input – proses – out put yang dilakukan Perusahaan (
seperti penjelasan dalam pasal 1 ).
 Bagian dari Alur Bisnis yang berhubungan langsung dengan proses realisasi produk dan
jasa serta pelayanan dibuat berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perusahaan
serta kegiatan apapun yang dilakukan pada setiap tahapan proses, secara detail
diwujudkan dalam bentuk informasi terdokumentai yang dinamakan Rencana Mutu
serta akan direvisi apabila ada perubahan alur proses / operasional. Perubahan akan
dilakukan berdasarkan pertimbangan Top Management (Wakil Direksi) dan Wakil
Manajemen serta semua Manager bersama Penanggung jawab terkait dengan tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja semua personil.
 Informasi terdokumentasi yang berjudul Rencana Mutu bertujuan untuk memastikan
bahwa persyaratan mutu, K3 dan lingkungan, mulai penerimaan order dari Customer
/Pemberi Tugas, Pembelian bahan/material, Pengendalian di Gudang serta Quality
Control, Proses pelaksanaan jasa konstruksi, Monitoring Proyek, sampai dengan
penyelesaian Proyek serta serah terima kepada Customer/Pemberi Tugas yang
bersangkutan dapat terpenuhi sesuai dengan rencana yang ditetapkan,
 Manajemen menentukan dan menerapkan kriteria, metode ( termasuk pemantauan,
pengukuran dan indikator kinerja terkait ) yang diperlukan untuk memastikan
pengoperasian dan pengendalian yang efektif dari proses-proses yang sudah
ditetapkan di Perusahaan, termasuk pengendalian K3 & dampak lingkungan-nya.
 Manajemen telah menentukan sumber daya yang diperlukan untuk proses-proses
yang ditetapkan di Perusahaan dan memastikan ketersediaannya,
 Manajemen menetapkan tanggung jawab & wewenang untuk proses-proses yang
ditetapkan di Perusahaan, termasuk pengendalian K3 & dampak lingkungan-nya.
 Manajemen telah menetapkan metode untuk menangani risiko dan peluang yang
ditentukan sesuai dengan Standar / persyaratan SMM ISO 9001 : 2015, OHSAS
18001:2007 (SM K3/OHS) dan persyaratan SML ISO 14001 : 2015,
 Manajemen selalu mengevaluasi proses-proses yang ditetapkan di Perusahaan dan
melaksanakan perubahan apabila diperlukan dengan tujuan untuk memastikan bahwa
proses-proses yang ditetapkan dapat mencapai hasil yang telah ditetapkan,
 Manajemen selalu memperbaiki proses-proses dan semua sistem manajemen yang telah
ditetapkan dan diterapkan di Perusahaan dan sejauh apabila diperlukan, maka
Manajemen selalu memelihara informasi terdokumentasi yang dibutuhkan untuk
mendukung pengoperasian proses-proses yang diterapkan di Perusahaan dan
menyimpan informasi terdokumentasi agar memiliki kepercayaan bahwa proses-proses
tersebut dilaksanakan sesuai rencana, termasuk isu internal dan eksternal.
5. Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 ( klausul 5. Kepemimpinan, klausul 5.1
Kepemimpinan dan komitmen, sub klausul 5.1.1 Umum dan 5.1.2 Fokus Pelanggan) dan SML
ISO 14001 : 2015 ( klausul 5. Kepemimpinan, klausul 5.1 Kepemimpinan dan komitmen )
dan OHSAS 18001:2007 (Sumber daya, roles atau tugas, pertanggungan jawab, tanggung
jawab dan wewenang - elemen 4.4.1), Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA,
KSO berkomitmen dengan menunjukkan kepemimpinan dan komitmennya sesuai dengan
persyaratan semua sistem manajemen yang telah ditetapkan dan diterapkan tersebut
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Mengambil tanggung jawab atas efektivitas SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001 : 2007
(SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang ditetapkan dan diterapkan di Perusahaan
dan Top Management telah menunjuk seorang Wakil Manajemen yang bertanggung
jawab dalam efektivitas penerapannya.
 Memastikan bahwa kebijakan mutu, kebijakan K3 serta kebijakan lingkungan dan
sasaran mutu, sasaran K3 serta sasaran lingkungan telah ditetapkan untuk SMM ISO
9001 : 2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001 : 2015 yang
diterapkan dan sesuai dengan konteks Organisasi dan arah strategis Perusahaan,
 Memastikan bahwa integrasi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dengan OHSAS
18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001 : 2015 ke dalam proses bisnis
Perusahaan selalu diterapkan lebih efektif,
 Memajukan penggunaan pendekatan proses dan berfikir berbasis risiko yang selalu
dikendalikan dengan benar pada setiap tahapan proses/kegiatan yang diterapkan di
Perusahaan didalam membuat produk dan jasa sesuai dengan semua persyaratan,
 Memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan untuk penerapan SMM ISO 9001 :
2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001 : 2015 selalu tersedia.
 Mengkomunikasikan pentingnya sistem manajemen yang efektif dan sesuai dengan
persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015 yang diterapkan,
 Memastikan bahwa SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015 yang diterapkan mencapai hasil yang dituju oleh Perusahaan,
 Melibatkan, mengarahkan dan mendukung semua Karyawan untuk berkontribusi pada
efektivitas penerapan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML
ISO 14001:2015 yang telah ditetapkan di Perusahaan,
 Mempromosikan untuk selalu dilakukan perbaikan (improvement) di setiap bagian,
 Mendukung peran dari manajemen terkait yang relevan untuk menunjukkan
kepemimpinannya yang berlaku untuk wilayah sesuai tanggung jawabnya.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 ( klausul 5.1.2 Fokus Customer /
Pemberi Tugas) dan OHSAS 18001 : 2007, Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT.
ENTA, KSO telah berkomitmen dengan menunjukkan kepemimpinan dan komitmen
menyangkut fokus Customer/Pemberi Tugas dengan memastikan bahwa :
 Persyaratan semuaCustomer/Pemberi Tugas dan persyaratan hukum dan semua
peraturan perundangan yang berlaku telah ditetapkan, dipahami dan secara konsisten
dipenuhi,
 Risiko dan peluang yang dapat mempengaruhi kesesuaian produk dan jasa, dan
kemampuan untuk meningkatkan kepuasan Customer/Pemberi Tugas ditetapkan dan
selalu ditangani dengan benar,
 Fokus pada peningkatan kepuasan Customer/Pemberi Tugas selalu dipelihara dan
dikendalikan oleh semua Penanggung jawab yang terlibat dalam Perusahaan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 ( klausul 5.2 Kebijakan dan Sub klausul
5.2.1 Menetapkan Kebijakan Mutu serta 5.2.2 Mengkomunikasikan Kebijakan Mutu) dan
persyaratan SML ISO 14001:2015 (klausul 5.2 Kebijakan lingkungan) dan OHSAS 18001 :
2007 (elemen 4.2. Kebijakan OHS), Maka Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT.
ENTA, KSO selalu berkomitmen dengan menetapkan, melaksanakan dan memelihara semua
kebijakan tersebut dengan ketentuan :
 Sesuai dengan tujuan dan konteks Perusahaan dan mendukung arah strategisnya,
 Menyediakan kerangka untuk menetapkan sasaran mutu, sasaran K3 dan sasaran
lingkungan serta Mencakup komitmen untuk memenuhi persyaratan Customer /
Pemberi Tugas serta semua Persyaratan hukum, Peraturan perundang-undangan K3
dan lingkungan maupun Perundangan yang berlaku dan wajib diikuti Perusahaan,
 Mencakup komitmen terhadap perbaikan terus-menerus semua sistem manajemen,
 Mengkomunikasikan kebijakan mutu, K3 serta lingkungan dengan cara tersedia dan
dipelihara sebagai informasi terdokumentasi serta dikomunikasikan, dipahami dan
dilaksanakan dalam Perusahaan dan tersedia untuk Pihak eksternal terkait,
 Menyediakan kebijakan mutu, Kebijakan K3 dan kebijakan lingkungan untuk pihak
berkepentingan yang relevan maupun masyarakat sekitar, sebagaimana mestinya.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 dan SML ISO 14001:2015 ( klausul 5.3
Peran, tanggung jawab dan wewenang organisasi) dan OHSAS 18001:2007 (Sumber daya,
roles atau tugas, pertanggungan jawab, tanggung jawab dan wewenang - elemen 4.4.1), Top
Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO selalu berkomitmen dengan
memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang untuk peran yang relevan telah
ditetapkan, dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi.
Top Management telah menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk :
 Memastikan bahwa semua sistem manajemen sesuai dengan persyaratan SMM ISO 9001
: 2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015,
 Memastikan bahwa proses-proses yang dilaksanakan selalu memberikan output yang
dituju atau sesuai dengan semua persyaratan yang telah ditetapkan,
 Melaporkan kinerja semua sistem manajemen yang diterapkan dan peluang untuk
perbaikan, khususnya melaporkan kepada Top Management,
 Memastikan dimajukannya fokus Customer/Pemberi Tugas di seluruh Penanggung
jawab yang terlibat di Perusahaan,
 Memastikan bahwa integritas SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 ( SM K3/OHS)
dan SML ISO 14001:2015 selalu dipelihara ketika perubahan semua sistem manajemen
yang direncanakan dan dilaksanakan.
Top Management juga selalu berusaha mengembangkan dasar-dasar manajemen dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerja selalu lebih baik yang diantaranya :
 Customer/Pemberi Tugas focus. Top Management dengan dibantu semua Staff berusaha
selalu memenuhi persyaratan Customer/Pemberi Tugas dan berusaha melampaui
harapan Customer/Pemberi Tugas.
 Leadership / Kepemimpinan. Top Management menetapkan kesatuan tujuan dan arah
Perusahaan serta menciptakan dan memelihara lingkungan internal, sehingga setiap
personil mampu melibatkan dirinya dalam pencapaian tujuan Perusahaan.
 Involvement of people / Pelibatan personil. Top Management menilai bahwa setiap
personil dalam Perusahaan adalah inti sebuah organisasi dan pelibatan penuh mereka
memungkinkan kemampuan mereka dipakai demi manfaat Perusahaan.
 Process approach / Pendekatan proses. Top Management dengan dibantu semua
karyawan berusaha mengelola setiap kegiatan dan sumber daya terkait sebagai sebuah
proses dengan tujuan mencapai hasil yang diinginkan lebih efisien.
 Sistem approach to management. Top Management berusaha untuk mengetahui,
memahami dan mengelola proses saling terkait sebagai suatu sistem yang memberi
sumbangan pada keefektifan dan efisiensi dalam mencapai tujuan Perusahaan.
 Continual improvement. Top Management berusaha melakukan perbaikan yang
berkelanjutan setiap kinerja dalam Perusahaan dan merupakan tujuan Perusahaan.
 Factual approach to decision making. Top Management dengan dibantu oleh semua Staff
berusaha untuk mengambil keputusan yang efektif didasarkan pada analisis data dan
informasi yang akurat serta dapat dipertanggung jawabkan.
 Mutually beneficial supplier relationship. Top Management berusaha untuk menjalin
hubungan yang saling menguntungkan dengan setiap Supplier serta meningkatkan
kemampuan diantara kedua belah pihak dalam usaha untuk menciptakan nilai tambah
dan peningkatan kemantapan dalam kerja sama.
6. Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 ( Klausul 6
Perencanaan dan Sub klausul 6.1 Tindakan untuk menangani risiko dan peluang serta sub-
sub klausul masing-masing yang terkait) dan OHSAS 18001 : 2007 ( elemen 4.3.
Perencanaan, 4.3.1. Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendalian, 4.3.2
Peraturan perundangan dan persyaratan lain), maka ketika merencanakan semua sistem
manajemen dimaksud, Top Management mempertimbangkan permasalahan ( isu internal &
isu eksternal) dalam memahami organisasi Perusahaan dan konsteknya serta semua
persyaratan dalam memahami kebutuhan dan harapan pihak berkepentingan dan
menentukan risiko dan peluang yang perlu ditangani untuk hal-hal sebagai berikut :
 Memberikan jaminan bahwa penerapan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM
K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 dapat mencapai hasil-hasil yang dituju atau yang
ditetapkan di Perusahaan,
 Meningkatkan efek yang diinginkan,
 Mencegah, atau mengurangi, efek yang tidak diinginkan,
 Melakukan dan mencapai perbaikan (improvement) yang dibutuhkan Perusahaan.
Selanjutnya Top Management berkomitmen dengan merencanakan tindakan untuk
menangani risiko dan peluang, serta Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan
pengendalian dalam melakukan tindakan dimaksud dengan cara :
 Mengintegrasikan dan melaksanakan tindakan tersebut kedalam proses-proses SMM ISO
9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang telah
ditetapkan serta proses-prosesnya,
 Mengevaluasi efektivitas tindakan-tindakan yang telah dilakukan serta melakukan
pengendaliannya dengan benar,
 Menentukan risiko dan peluang, yang berhubungan dengan aspek lingkungan,
 Menetapkan kewajiban penaatan Peraturan dan Perundangan K3 & Lingkungan yang
wajib ditaati Perusahaan serta permasalahan dan persyaratan terkait lainnya.
Top Management menetapkan bahwa tindakan yang diambil untuk menangani risiko dan
peluang harus proporsional dengan potensi dampaknya terhadap kesesuaian produk dan
jasa yang dihasilkan Perusahaan maupun risiko K3 dan dampak lingkungannya.
Top Management menetapkan bahwa pilihan untuk menangani risiko dapat mencakup
menghindari risiko, mengambil risiko untuk mengejar peluang, menghilangkan sumber
risiko, mengubah kemungkinan atau konsekuensi, berbagi risiko, atau mempertahankan
risiko dengan keputusan yang terarah dari Top Management dan Wakil Manajemen.
Top Management menetapkan bahwa peluang dapat mengarah pada pengadopsian praktek-
praktek baru, pemilihan proyek yang sesuai, mengikuti tender baru/luar daerah,
penanganan Customer/Pemberi Tugas, membangun kemitraan/JO (Joint of Operations),
penggunaan teknologi baru dan kemungkinan lain yang diinginkan dan layak untuk
menangani kebutuhan Perusahaan atau para Customer/Pemberi Tugas serta keputusan lain
dari Top Management dan Wakil Manajemen.
Top Management menentukan aspek lingkungan dengan memperhitungkan :
 Perubahan, termasuk perkembangan yang direncanakan atau baru, dan kegiatan,
produk dan jasa yang baru atau diubah,
 Kondisi abnormal dan situasi darurat yang secara wajar dapat diramalkan.
Top Management memberikan tugas kepada Wakil Manajemen bersama Ketua Tim P2K3L
untuk mengkomunikasikan risiko K3 serta aspek lingkungan penting Perusahaan pada
tingkatan dan fungsi yang relevan dalam Perusahaan, sebagaimana mestinya.
Top Management telah mengesahkan dan memelihara informasi terdokumentasi dari :
 Identifikasi bahaya dan Aspek lingkungan serta dampak terkaitnya,
 Kriteria yang digunakan untuk menentukan Identifikasi bahaya dan Aspek lingkungan
penting Perusahaan, baik di Kantor Pusat maupun di Proyek terkait.
 Identifikasi bahaya, Penialaian risiko dan Aspek lingkungan penting Perusahaan.
Top Management telah menentukan dan memiliki akses atas kewajiban penaatan yang
menyangkut identifikasi bahaya dan aspek lingkungan Perusahaan yang penerapannya
diatur didalam informasi terdokumentasi yang ditetapkan dan diterapkan di Perusahaan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 ( Klausul 6.2
Sasaran mutu / lingkungan dan perencanaan untuk mencapainya dan Sub klausul 6.2.1 serta
Sub klausul 6.2.2) dan OHSAS 18001 : 2007 ( elemen 4.3.3 Sasaran dan Program ), maka Top
Management telah menetapkan informasi terdokumentasi tentang sasaran mutu, sasaran K3
dan sasaran lingkungan pada semua fungsi, tingkatan dan proses yang relevan yang
diperlukan untuk SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015. Dalam menetapkan semua sasaran tersebut, maka Top Management
melakukan pertimbangan sebagai berikut :
 Konsisten dengan kebijakan mutu, kebijakan K3 dan kebijakan lingkungan yang telah
ditetapkan oleh Top Management,
 Terukur keberhasilannya atau pencapaiannya dan ditetapkan tindak lanjutnya,
 Memperhitungkan persyaratan hokum, Peraturan Perundangan K3 serta lingkungan dan
Perundangan terkait yang berlaku dan wajib ditaati oleh Perusahaan,
 Relevan dengan kesesuaian produk dan jasa (proyek terkait) dan berusaha untuk
meningkatkan kepuasan Customer/Pemberi Tugas sesuai kebutuhan dan harapan
Customer/Pemberi Tugas yang bersangkutan,
 Melakukan pemantauan secara berkala untuk menilai efektivitasnya,
 Selalu dikomunikasikan kepada semua fungsi yang relevan dalam Perusahaan,
 Selalu mengevaluasi efektivitasnya pada setiap Rapat Tinjauan Manajemen serta
diperbarui atau direvisi sebagaimana mestinya atau sesuai dengan kebutuhan.
Top Management telah menetapkan serta memelihara informasi terdokumentasi tentang
sasaran mutu, sasaran K3 dan sasaran lingkungan serta mengevaluasinya pada setiap Rapat
Tinjauan Manajemen. Evaluasi informasi terdokumentasi tentang sasaran mutu, sasaran K3
dan sasaran lingkungan dimaksud bertujuan untuk menilai efektivitas serta pencapaiannya
dan selanjutnya dilakukan peningkatan sasaran mutu, sasaran K3 dan sasaran lingkungan
atau revisi (perubahan) sesuai dengan keputusan Top Management.
Top Management merencanakan metode tentang bagaimana mencapai sasaran mutu,
sasaran K3 dan sasaran lingkungan yang telah ditetapkan Top Management, dalam hal ini
maka Manajemen telah menentukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Apa yang akan dilakukan,
 Sumber daya apa yang akan diperlukan,
 Siapa yang akan bertanggung jawab,
 Kapan informasi terdokumentasi terhadap Sasaran Mutu, Sasaran K3 & Lingkungan
(K3L) akan selesai,
 Bagaimana hasil informasi terdokumentasi sasaran dimaksud akan dievaluasi.
Top Management selalu mempertimbangkan bagaimana tindakan untuk mencapai Sasaran
Mutu, Sasaran K3 & Lingkungan (K3L) nya dapat dilakukan serta diintegrasikan kedalam
proses bisnis Perusahaan.
Dalam memenuhi khusus persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Klausul 6.3 Perencanaan
perubahan) serta SML ISO 14001:2015 maupun OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS), maka
Top Management menetapkan apabila diperlukan perubahan terhadap sistem manajemen
tersebut yang telah ditetapkan, maka perubahan harus dilaksanakan secara terencana
sesuai dengan persyaratan dari sistem manajemen dimaksud dan proses-prosesnya. Dalam
hal ini, Manajemen selalu mempertimbangkan yang diantaranya :
 Tujuan perubahan dan potensi konsekuensinya,
 Integritas SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015 yang telah ditetapkan dan diterapkan sebelumnya,
 Ketersediaan sumber daya yang dimiliki oleh Perusahaan,
 Alokasi atau realokasi tugas, tanggung jawab dan wewenang ( Job Descriptions ).
7. Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 ( Klausul 7
Dukungan dan Sub klausul 7.1 Sumber daya ) serta SMM ISO 9001:2015 (sub klausul 7.1.1
Umum) dan OHSAS 18001 : 2007 (elemen 4.4 Implementasi dan Operasi serta sub elemen
4.4.1 Sumberdaya, tugas, tanggung jawab, pertanggungjawaban & wewenang), maka Top
Management menentukan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk
penetapan, pelaksanaan, pemeliharaan dan perbaikan terus-menerus dari SMM ISO
9001:2015, OHSAS 18001:2007 dan SML ISO 14001:2015 yang telah ditetapkan.
Dalam pelaksanaannya, Manajemen selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
 Kemampuan, dan keterbatasan, sumber daya internal yang ada (yang dimiliki),
 Apa yang perlu diperoleh dari penyedia eksternal (Supplier maupun Subkon).
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub Klausul 7.1.2 Orang dan Sub klausul
7.1.3 Infrastruktur), maka Top Management menentukan dan menyediakan personil yang
diperlukan untuk implementasi yang efektif dari SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007
(SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang telah ditetapkan di Perusahaan serta
pengoperasian dan pengendalian proses-prosesnya.
Top Management telah menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
menerapkan dan memelihara SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) & SML
ISO 14001:2015 serta terus-menerus memperbaiki keefektifannya yang bertujuan untuk
meningkatkan kepuasan Customer/Pemberi Tugas dengan memenuhi persyaratan serta
harapan Customer/Pemberi Tugas dan memenuhi persyaratan hukum dan peraturan
perundangan K3 & lingkungan (K3L) dan Perundangan terkait lainnya.
 Personil yang melaksanakan pekerjaan dan mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan
serta yang mempunyai konsekuensi yang nyata terhadap aktifitas kerjanya maupun
pengendalian risiko K3 dan dampak lingkungan, selalu ditingkatkan kompetensinya
dengan cara mendapatkan pendidikan atau pelatihan, keterampilan dan pengalaman
yang sesuai pekerjaan yang menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.
 Kemampuan, kesadaran dan pelatihan selalu ditingkatkan dan hal-hal yang berkaitan
Sumber Daya Manusia dengan jelas diatur dalam informasi terdokumentasi yang
ditetapkan Top Management dalam bentuk Prosedur yang pelaksanaannya menjadi
tanggung jawab Kepala Bagian Administrasi & Personalia.
 Informasi terdokumentasi yang ditetapkan dalam bentuk semua Prosedur di Bagian
Administrasi & Personalia bertujuan untuk mendapatkan Sumber Daya Manusia yang
sesuai dengan kebutuhan Perusahaan & berdasarkan standar kompetensi karyawan
yang telah ditetapkan termasuk memahami kebijakan dan persyaratan SMM ISO
9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang ditetapkan
di Perusahaan serta mampu dalam melaksanakan pekerjaan yang ditentukan dan
mampu mengendalikan risiko K3 serta dampak lingkungan kerjanya.
 Informasi terdokumentasi yang ditetapkan Top Management dalam bentuk Prosedur
Pelatihan bertujuan untuk menambah keterampilan karyawan, tanggung jawab,
kemampuan, pembelajaran, tanggap dan paham terhadap risiko dan konsekuensi yang
nyata terhadap setiap aktifitas kerjanya dan meningkatkan profesionalisme kerja
sehingga diharapkan mendapatkan Sumber Daya Manusia yang tepat sesuai dengan
posisi yang tepat dan efektivitasnya selalu dievaluasi.
 Kegiatan penerimaan karyawan dan pelatihan serta kegiatan terkait lainnya selalu
dievaluasi keefektifannya dengan tujuan untuk menjamin bahwa semua personil
menyadari akan relevansi dan betapa pentingnya kegiatan dan sumbangan mereka bagi
pencapaian sasaran mutu, sasaran K3 dan sasaran lingkungan yang telah ditetapkan
oleh Top Management sesuai bagian, tugas dan tanggung jawabnya,
 Untuk meningkatkan kemampuan, kesadaran dan pelatihan. Top Management telah
menetapkan informasi terdokumentasi dalam bentuk standard kompetensi karyawan
dan rencana pelatihan tahunan serta berusaha mempertimbangkan kebutuhan akan
kemampuan yang disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan & memperhitungkan
perubahan yang disebabkan oleh sifat proses organisasi, tahap perkembangan personil,
kondisi serta tingkat kesulitan Proyek dan budaya Perusahaan,
 Semua informasi terdokumentasi yang dinamakan rekaman & merupakan bukti dari
kegiatan yang berhubungan dengan Sumber Daya Manusia termasuk pendidikan,
pelatihan, keterampilan dan pengalaman selalu terkendali dengan benar.
Top Management telah menentukan & berusaha untuk menyediakan serta memelihara
infrastruktur yang diperlukan untuk pengoperasian proses-proses penerapan dari SMM ISO
9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang ditetapkan di
Perusahaan dan untuk mencapai kesesuaian produk dan jasa (proyek terkait) serta
pengendalian risiko K3 dan dampak lingkungannya.
Dalam hal ini, Infrastruktur yang ditetapkan Top Management mencakup :
 Bangunan dan sarana terkait,
 Peralatan proyek/pelaksanaan jasa konstruksi, termasuk perangkat keras dan lunak,
 Sumber daya transportasi,
 Teknologi informasi dan komunikasi.
Dalam mengendalikan prasarana dan sarana dimaksud, maka Manajemen menetapkan,
menyediakan dan memelihara prasarana dan sarana yang dibutuhkan untuk mencapai
kesesuaian persyaratan pekerjaan, proses, produk dan jasa (proyek) yang dihasilkan.
 Dalam kegiatan perawatan dan perbaikan mesin/peralatan, maka Manajemen telah
menetapkan dan menerapkan informasi terdokumentasi dalam bentuk Prosedur
Perawatan dan Perbaikan serta dibuktikan dengan informasi terdokumentasi yang
dinamakan rekaman dengan tujuan agar semua mesin dan alat bantu/peralatan
berfungsi sebagaimana mestinya dan tidak menghambat proses realisasi produk dan
jasa (proyek) yang dikerjakan, yang dalam pelaksanaanya menjadi tanggung jawab Seksi
Peralatan dibawah tanggung jawab Kepala Bagian Logistik & Umum.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 ( Sub Klausul 7.1.4 Lingkungan
pengoperasian proses), maka Top Management berkomitment untuk menentukan,
menyediakan dan memelihara lingkungan yang diperlukan untuk pengoperasian proses-
proses SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015
maupun pengoperasian proses-proses pelaksanaan jasa konstruksi yang ditetapkan dan
untuk mencapai kesesuaian produk dan jasa (proyek terkait). Manajemen berusaha untuk
menciptakan lingkungan yang cocok sesuai kebutuhan personil dan dapat berupa kombinasi
antara faktor manusia dan fisik, seperti :
 Sosial ( misalnya tidak diskriminatif, tenang, tidak konfrontatif ),
 Psikologis ( misalnya mengurangi stres, mencegah kelelahan, melindungi emosi ),
 Fisik ( misalnya suhu, panas, kelembaban, cahaya, aliran udara, kebersihan, kebisingan ).
Faktor-faktor ini bisa sangat berbeda tergantung pada produk dan jasa (proyek) yang
sedang dikerjakan oleh Perusahaan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 ( Sub Klausul 7.1.5 Sumber daya
pemantauan dan pengukuran serta 7.1.5.1 Umum & 7.1.5.2 Ketertelusuran pengukuran)
Top Management menentukan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk
memastikan hasil yang valid dan dapat diandalkan ketika pemantauan atau pengukuran
digunakan untuk memverifikasi kesesuaian produk dan jasa (proyek) sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan serta pengendalian K3 & dampak lingkungan yang benar.
Top Management telah memastikan bahwa sumber daya yang disediakan :
 Sesuai dengan kegiatan pemantauan dan pengukuran yang sedang dilakukan,
 Selalu dipelihara untuk memastikannya agar tetap layak sesuai standarnya.
Manajemen selalu menyimpan informasi terdokumentasi yang sesuai sebagai bukti
kelayakan untuk tujuan dari sumber daya pemantauan dan pengukuran tersebut.
Apabila dinilai penting bahwa ketertelusuran pengukuran merupakan persyaratan, atau
dianggap oleh Perusahaan menjadi bagian yang sangat penting dalam memberikan
keyakinan kepada keabsahan hasil pengukuran, maka alat ukur dimaksud harus :
 Dikalibrasi atau diverifikasi, atau keduanya, pada interval yang ditetapkan, atau sebelum
digunakan, terhadap standar pengukuran yang dapat ditelusuri hingga ke standar
pengukuran internasional atau nasional, apabila standar tersebut tidak ada, dasar yang
digunakan untuk kalibrasi atau verifikasi harus disimpan sebagai bukti informasi
terdokumentasi,
 Diidentifikasi untuk menentukan statusnya,
 Diamankan dari kerusakan, atau menurunnya kondisi yang akan membatalkan status
kalibrasi dan hasil pengukurannya.
Manajemen telah menentukan apakah keabsahan hasil pengukuran sebelumnya telah
terpengaruh secara merugikan ketika alat ukur ternyata tidak layak untuk digunakan sesuai
tujuannya, dan manajemen mengambil tindakan yang sesuai yang diperlukan.
Selanjutnya Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO dalam
mengendalikan sumber daya pemantauan dan pengukuran (terutama yang signifikan
terhadap kualitas produk) telah dilakukan kalibrasi atau verifikasi secara konsisten pada
selang waktu yang ditentukan.
Ketepatan dari sumber daya pemantauan dan pengukuran tertentu yang digunakan telah
dikalibrasi dengan persyaratan kalibrasi yang mampu telusur terhadap standar
internasional dan/atau nasional atau diverifikasi. Sertifikat kalibrasi diperlihara. Kriteria
keberterimaan (acceptability) dari setiap sumber daya pemantauan dan pengukuran yang
dikalibrasi atau diverifikasi telah ditentukan. Status kalibrasi atau verifikasi alat ukur
diberikan identifikasi dengan label kalibrasi atau label verifikasi. Pelaksanaan kalibarasi dan
verifikasi secara rinci dijelaskan dalam informasi terdokumentasi dalam bentuk Prosedur
Kalibrasi dan Verifikasi. Penanggung jawab yang ditunjuk selalu mencatat data dan hasil
kalibrasi atau verifikasi serta dikendalikan dengan benar yang bertujuan untuk
memudahkan analisis tindak koreksi dan pencegahan selanjutnya.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 ( Sub Klausul 7.1.6 Pengetahuan
organisasi ), SML ISO 14001:2015 serta OHSAS 18001:2007, maka Top Management
menentukan pengetahuan yang diperlukan untuk pengoperasian proses-proses yang
ditetapkan dengan tujuan demi tercapainya pada kesesuaian produk & jasa (proyek).
Manajemen menetapkan bahwa pengetahuan yang diterapkan dalam Perusahaan harus
dipelihara dan selalu disediakan pada taraf yang diperlukan.
Dalam menangani kebutuhan dan tren yang berubah-ubah, maka Manajemen selalu
mempertimbangkan pengetahuan yang telah diterapkan dan menentukan bagaimana
memperoleh atau mengakses setiap pengetahuan tambahan yang diperlukan dan update
yang dibutuhkan. Manajemen menetapkan bahwa pengetahuan yang khusus bagi
Perusahaan, pada umumnya diperoleh melalui pengalaman dan hal tersebut adalah
informasi yang digunakan dan dibagikan untuk mencapai sasaran Perusahaan. Manajemen
menetapkan bahwa pengetahuan Perusahaan juga dapat didasarkan pada :

 Sumber internal ( misalnya kekayaan intelektual yaitu pengetahuan yang diperoleh dari
pengalaman, pelajaran dari kegagalan dan hasil proyek yang sukses, menangkap dan
berbagi pengetahuan dan pengalaman yang tidak terdokumentasi, hasil perbaikan
proses, produk dan jasa atau proyek terkait ),
 Sumber eksternal ( misalnya dari standar, akademisi, konferensi, mengumpulkan
pengetahuan dari Customer/Pemberi Tugas atau penyedia eksternal lainnya ).
Selanjutnya Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO dalam menetapkan
kebutuhan pengetahuan untuk mendukung operasional dan mencapai kesesuaian produk
dan jasa (proyek terkait) dilakukan dengan melalui diskusi antar Manager atau dengan
pihak Customer/Pemberi Tugas terhadap RKS, aspek kinerja dan risiko K3 dan hasil proyek,
sehingga dapat menghasilkan produk dan jasa ( proyek terkait ) sesuai kebutuhan dan
harapan Customer/Pemberi Tugas serta aman dari risiko K3 maupun dampak lingkungan
yang merugikan. Oleh karena itu, Manajemen telah berkomitmen untuk menerapkannya
dalam mencapai suatu hasil, peningkatan kinerja serta berusaha melakukan perbaikan yang
berkelanjutan (continual improvement).
Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO telah menetapkan bahwa
pengetahuan organisasi harus terpelihara dan tersedia jika diperlukan.
Untuk menyesuaikan perubahan dan tren, maka Manajemen akan mempertimbangkan
pengetahuan yang dimiliki dan menentukan cara untuk memperoleh atau mengakses
pengetahuan tambahan yang diperlukan dengan cara sebagai berikut :
Pengetahuan Implementasi
1. Mengenai Bahan/material Training bahan/material Proyek
Proyek Katalog dari Penyedia eksternal (Supplier)
Akses ke website Penyedia eksternal (Supplier)
Belajar dari kasus keluhan Customer/Pemberi Tugas
2. Mengenai Teknologi alat/ Mengikuti perkembangan mesin/peralatan/alat bantu
Mesin/Peralatan Proyek yang dibutuhkan oleh setiap proyek sesuai dengan
perkembangan teknologinya.
3. Mengenai kualitas bahan/ Selalu melakukan study banding terhadap sumber
material Proyek bahan/material Proyek yang dibutuhkan.
Tindak lanjut dari “Pengetahuan Organisasi” tersebut, Top Management PT. REKA ESTI
UTAMA - PT. ENTA, KSO telah menetapkan informasi terdokumentasi yang dinamakan
Prosedur Pelatihan dan dibuktikan dalam informasi terdokumentasi yang dinamakan
“rekaman”, yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kepala Bagian
Administrasi & Personlia.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 ( Sub Klausul
7.2 Kompetensi, 7.3 Kesadaran dan Sub Klausul 7.4 Komunikasi ) dan OHSAS 18001 : 2007 (
elemen 4.4.1 Sumber daya, roles/tugas, pertanggungan jawab, tanggung jawab & wewenang
dan 4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan konsultasi serta sub elemen terkait), maka Top
Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO :
 Menentukan kompetensi yang diperlukan karyawan yang melakukan pekerjaan dan
pengendaliannya yang dapat mempengaruhi kinerja dan efektivitas SMM ISO 9001 :
2015, SML ISO 14001:2015 dan kinerja serta efektivitas OHSAS 18001:2007 yang telah
ditetapkan di Perusahaan ( baik Kantor Pusat maupun Proyek terkait),
 Memastikan bahwa semua karyawan selalu kompeten berdasarkan pendidikan,
pelatihan atau pengalaman yang sesuai,
 Apabila dibutuhkan, maka Manajemen mengambil tindakan untuk memperoleh
kompetensi yang diperlukan, dan mengevaluasi efektivitas tindakan yang diambil,
 Menyimpan informasi terdokumentasi yang sesuai sebagai bukti kompetensi dalam
bentuk “Standar Kompetensi Karyawan” yang telah ditetapkan.
Manajemen menerapkan tindakan dalam meningkatkan kompetensi karyawan yang
diantaranya dengan memberikan pelatihan kepada karyawan, pendampingan terhadap
karyawan, atau penugasan ulang karyawan yang pada saat itu telah dipekerjakan atau
menyewa atau mengontrak karyawan yang kompeten.
Dalam meningkatkan kesadaran terhadap semua yang terlibat di Perusahaan, (sesuai
dengan Sub klausul 7.3 Kesadaran) dan OHSAS 18001:2007 (klausul terkait), maka Top
Management telah memastikan bahwa semua Karyawan yang melakukan pekerjaan selalu
dibawah pengendalian Manajemen Perusahaan yang menyadari tentang :
 Kebijakan mutu, K3 serta Kebijakan lingkungan yang ditetapkan Top Management,
 Sasaran mutu, sasaran K3 dan sasaran lingkungan yang relevan dan menjadi tanggung
jawab yang bersangkutan,
 Kontribusi semua Karyawan terhadap efektivitas SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO
14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) yang ditetapkan di Perusahaan,
termasuk manfaat dari meningkatnya kinerja serta pengendalian risiko K3 maupun
dampak lingkungan dengan benar,
 Implikasi dari ketidaksesuaian dengan persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS
18001:2007 dan SML ISO 14001:2015 yang telah ditetapkan di Perusahaan.
Dalam melakukan komunikasi terhadap semua yang terlibat dengan Perusahaan, ( Sub
klausul 7.4 Komunikasi) dan OHSAS 18001:2007 (elemen 4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan
konsultasi dan sub elemen 4.4.3.1 Komunikasi), maka Top Management telah menentukan
komunikasi internal dan eksternal yang relevan sesuai penerapan SMM ISO 9001:2015 dan
SML ISO 14001:2015 serta OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) yang telah ditetapkan di
Perusahaan yang meliputi :
 Tentang apa yang akan dikomunikasikan,
 Kapan berkomunikasi,
 Dengan siapa berkomunikasi,
 Bagaimana cara berkomunikasi,
 Siapa yang berkomunikasi.
Dalam hal ini, Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO telah menetapkan
informasi terdokumentasi yang dinamakan Prosedur Komunikasi, Partisipasi dan Konsultasi
serta dibuktikan dengan informasi terdokumentasi yang dinamakan “rekaman”, yang
menjadi tanggung jawab Wakil Manajemen dan dalam pelaksanaannya menjadi tangung
jawab semua Manager maupun Kabag. terkait.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 dan SML ISO 14001:2015 (sesuai Sub
klausul 7.5 Informasi terdokumentasi serta 7.5.1 Umum dan sesuai sub klausul terkait)
dan OHSAS 18001 : 2007 ( Sub elemen 4.4.4 Dokumentasi, 4.4.5 Pengendalian Dokumen dan
4.5.4 Pengendalian rekaman), maka Top Management telah menetapkan bahwa semua
sistem manajemen yang diterapkan di Perusahaan mencakup :

 Informasi terdokumentasi yang dibutuhkan Standar Internasional atau persyaratan


SMM ISO 9001:2015, SML ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS),
 Informasi terdokumentasi yang telah ditetapkan Top Management selalu digunakan
sebagai keperluan untuk efektivitas penerapan persyaratan SMM ISO 9001:2015, SML
ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 yang telah ditetapkan di Perusahaan.
 Informasi terdokumentasi sesuai dengan persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS
18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang telah ditetapkan Top
Management sudah disesuaikan kondisi Perusahaan, jenis kegiatan, produk dan jasa
yang dihasilkan Perusahaan serta interaksinya, termasuk rekaman / bukti dari kegiatan.
Dalam penerapan persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 ( sesuai Sub
klausul 7.5.2 Membuat dan memperbaruhi ) dan OHSAS 18001:2007 (sesuai elemen terkait),
maka Top Management menetapkan metode dalam membuat & memperbarui informasi
terdokumentasi, Manajemen telah memastikan kesesuaian bahwa :
 Identifikasi dan deskripsi informasi terdokumentasi (yang meliputi judul, tanggal,
pembuat atau nomor referensi yang telah ditetapkan),
 Peninjauan dan persetujuan untuk kesesuaian serta kecukupan dari informasi
terdokumentasi yang telah ditetapkan di Perusahaan.
Dalam penerapan persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 (sesuai Sub
klausul 7.5.3 Pengendalian informasi terdokumentasi serta sub klausul 7.5.3.1 dan 7.5.3.2)
dan OHSAS 18001:2007 (4.5.4 Pengendalian rekaman & sesuai elemen terkait), maka Top
Management menetapkan bahwa Informasi terdokumentasi yang disyaratkan oleh semua
Standar Internasional tersebut, telah dikendalikan serta memastikannya :
 Tersedia dan cocok/sesuai untuk digunakan, dimana dan saat diperlukan,
 Dilindungi secara memadai dari kehilangan, kerahasiaan, penyalahgunaan atau ketidak-
utuhan).
Untuk mengendalikan informasi terdokumentasi yang telah ditetapkan, Top Management
selalu menangani kegiatan-kegiatan yang meliputi :
 Distribusi, akses, pengambilan dan penggunaan informasi terdokumentasi,
 Pengendalian perubahan (seperti pengendalian versi maupun terhadap revisi informasi
terdokumentasi),
 Retensi dan disposisi terhadap informasi terdokumentasi yang ditetapkan.
Top Management menetapkan informasi terdokumentasi berasal dari luar Perusahaan,
ditentukan sesuai kebutuhan Perusahaan serta perencanaan dan pengoperasian sesuai
persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015 yang telah ditetapkan dan selalu diidentifikasi sebagaimana mestinya serta
dikendalikan dengan benar.
Informasi terdokumentasi yang disimpan sebagai bukti kesesuaian, Manajemen telah
menetapkan cara perlindungannya dari perubahan-perubahan yang tidak dimaksud.
Top Management telah menetapkan tentang cara mengakses informasi terdokumentasi dan
termasuk suatu keputusan mengenai izin untuk melihat informasi terdokumentasi, atau izin
dan wewenang untuk melihat dan mengubah informasi terdokumentasi.
Penerapan dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015, SML ISO 14001:2015 (Sub
klausul 7.5 Informasi terdokumentasi serta sub klausul terkait tersebut di atas ) dan OHSAS
18001:2007 (sub elemen 4.4.5 Pengendalian Dokumen serta 4.5.4), maka -

Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO telah menetapkan informasi
terdokumentasi, menerapkan dan memeliharanya sebagai salah satu sarana untuk
memastikan bahwa semua proses/kegiatan, produk dan jasa (proyek) yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan & memenuhi persyaratan hukum, perundangan
K3 & lingkungan, Peraturan perundangan yang berlaku dan sesuai dengan salah satu tujuan
Perusahaan yaitu menghasilkan produk dan jasa (hasil proyek) yang berkualitas sesuai
dengan persyaratan, kebutuhan dan harapan Customer/Pemberi Tugas serta dalam usaha
meningkatkan kepuasan Customer/Pemberi Tugas.
Top Management menetapkan Kebijakan Mutu, Kebijakan K3 dan Kebijakan lingkungan
serta menetapkan Sasaran Mutu, Sasaran K3 dan Sasaran lingkungan, selalu mengevaluasi
efektivitasnya & melakukan perubahan (revisi) sesuai dengan kebutuhan, selanjutnya
informasi terdokumentasi yang ditetapkan Top Management sebagai berikut:
 Manual Mutu, Manual OHS & Manual Lingkungan adalah informasi terdokumentasi yang
ditetapkan di Perusahaan dalam penerapan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO
14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) yang menerangkan secara ringkas
tentang Profil Perusahaan, Kebijakan Manajemen Perusahaan yang meliputi sasaran
Perusahaan, struktur organisasi, tugas, tanggung jawab dan wewenang serta aktivitas,
operasional dan informasi terdokumentasi terkait lainnya yang diperlukan sehubungan
dengan penerapan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 dan OHSAS
18001:2007 (SM K3/OHS) yang meliputi ;
 Informasi terdokumentasi dalam penerapan SMM ISO 9001:2015, OHSAS
18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang ditetapkan dan merupakan
penjabaran persyaratan / klausul SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM
K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 yang diterapkan (meliputi informasi
terdokumentasi dalam bentuk prosedur, instruksi kerja, dokumen pendukung
internal dan formulir serta buku catatan),
 Uraian interaksi antara proses-proses SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 dan
SML ISO 14001:2015 yang digambarkan dalam alur bisnis Perusahaan.
 Informasi terdokumentasi dalam bentuk Prosedur adalah informasi terdokumentasi
dalam penerapan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML ISO
14001:2015 yang telah ditetapkan dan diterapkan di PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA,
KSO yang menguraikan langkah-langkah dalam pelaksanaan suatu aktivitas untuk
mencapai tujuan yang ditentukan dan terukur keberhasilannya.
 Informasi terdokumentasi penerapan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 dan SML
ISO 14001:2015 selanjutnya ditetapkan Manajemen dalam bentuk :
 Instruksi Kerja adalah informasi terdokumentasi penjabaran dari Prosedur tertentu
yang menguraikan langkah-langkah secara rinci yang harus dilakukan dalam
melaksanakan suatu teknis kerja yang dapat dibuat dalam bentuk kalimat perintah
atau dibuat dalam bentuk diagram alir (flow chart),
 Informasi terdokumentasi yang digunakan sebagai pendukung atau yang dirujuk
dalam penerapan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS) dan SML
ISO 14001:2015 di Perusahaan yang meliputi : informasi terdokumentasi pendukung
internal dan informasi terdokumentasi dari pihak eksternal, informasi
terdokumentasi dalam bentuk formulir-formulir dan buku catatan.

Informasi terdokumentasi sesuai persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM
K3/OHS) dan SML ISO 14001:2015 telah dikendalikan. Pengendalian informasi
terdokumentasi yang dilakukan mencakup identifikasi, pembuatan atau penyusunannya,
pengesahan, pengelolaan, penyimpanan, distribusi dan perubahannya.
Semua informasi terdokumentasi yang telah ditetapkan dan diterapkan di khususnya PT.
REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO, selalu dikendalikan dengan sistem pengendalian yang
ditetapkan dalam informasi terdokumentasi serta dijelaskan perbedaan antara informasi
terdokumentansi yang asli (Master) dan salinan informasi terdokumentasi (Copy) yang
keduanya akan selalu dikendalikan dengan benar serta mempunyai kekuatan hukum yang
sama. Semua pengelolaan dan pengendalian yang dibutuhkan dalam penerapan informasi
terdokumentasi sesuai persyaratan SMM ISO 9001:2015, OHSAS 18001:2007 (SM K3/OHS)
dan SML ISO 14001:2015 berdasarkan semua sub klausul dan sub elemen tersebut diatas,
secara rinci dijelaskan dalam informasi terdokumentasi yang berjudul Prosedur
Pengendalian informasi terdokumentasi dan Prosedur Penyimpanan dan Pemusnahan
informasi terdokumentasi (Rekaman).
8. Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 dan SML ISO 14001:2015 (Klausul 8
Operasi dan Sub klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian operasional) dan OHSAS
18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional, 4.4.7 Kesiapsiagaan & Tanggap
Darurat, 4.5 Pemeriksaan), maka Top Management selalu merencanakan, melaksanakan,
mengendalikan proses-proses semua sistem manajemen dan proses yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan penyediaan produk dan jasa (proyek), dan untuk melaksanakan
tindakan-tindakan perencanaan, maka Manajemen melakukan dengan cara sebagai berikut :
 Menentukan persyaratan produk dan jasa (RKS Proyek) yang direncakanan,
 Menetapkan kriteria untuk prosesnya serta kriteria penerimaan produk dan jasa,
 Menentukan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian dengan
persyaratan produk dan jasa (Proyek) yang dihasilkan,
 Melaksanakan pengendalian terhadap proses-proses sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan,
 Menentukan, memelihara dan menyimpan informasi terdokumentasi hingga ke taraf
yang diperlukan dengan tujuan :
 Agar yakin bahwa proses-proses telah dilaksanakan seperti yang direncanakan,
 Untuk menunjukkan kesesuaian produk dan jasa dengan persyaratannya.
Kegiatan perencanaan dilaksanakan oleh Kepala Bagian Perencanaan & Anggaran sesuai dengan
penerapan informasi terdokumentasi yang ditetapkan di Bagian Perencanaan & Anggaran (PEP)
dan Bagian Pelaksana Proyek yang bersangkutan dan hal tersebut telah disesuaikan dengan
kegiatan operasional Perusahaan. Manajemen selalu mengendalikan perubahan yang
direncanakan dan meninjau konsekuensi dari perubahan yang tidak dimaksud, mengambil
tindakan untuk menanggulangi efek yang merugikan, dan akan dilakukan sesuai dengan
kegiatan yang diperlukan atau dibutuhkan dan melakukan kesiapsiagaan dan tanggap
kondisi darurat serta pemeriksaan terhadap setiap kegiatan.
Manajemen memastikan bahwa proses perubahan sehubungan dengan pengendalian
proses, produk dan jasa (sebagian dari pekerjaan proyek) yang disediakan secara eksternal
akan selalu dikendalikan dengan benar.

Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.2 Persyaratan Produk
dan jasa serta sub klausul 8.2.1 Komunikasi Customer/Pemberi Tugas), maka Top
Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO, selalu melakukan komunikasi dengan
Customer/Pemberi Tugas yang meliputi :
 Memberikan informasi yang berhubungan dengan produk dan jasa (Proyek) yang
dihasilkan oleh PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO,
 Menangani permintaan keterangan, kontrak / SPK / SPMK, termasuk perubahan
permintaan dari Customer/Pemberi Tugas,
 Mendapatkan umpan balik Customer/Pemberi Tugas yang berhubungan dengan produk
dan jasa (Proyek) dari PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO, termasuk penanganan
keluhan Customer/Pemberi Tugas,
 Menetapkan persyaratan khusus untuk tindakan kontingensi, jika sesuai/relevan.
Penerapan komunikasi dengan Customer/Pemberi Tugas telah ditetapkan oleh Top
Management dalam bentuk informasi terdokumentasi berupa Prosedur Pemantauan
Kepuasan dan Penanganan keluhan Customer/Pemberi Tugas yang pelaksanaannya
menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Pemasaran dan Site Manager yang dilakukan
berdasarkan informasi terdokumentasi berupa Prosedur Pelaksanaan Proyek.
Dalam memenuhi persyaratan SML ISO 14001:2015 (Sub Klausul 8.2 Kesiagaan dan tanggap
darurat) dan OHSAS 18001 : 2017 ( elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional, 4.4.7
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat ), maka Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT.
ENTA, KSO telah menetapkan, melaksanakan dan memelihara proses-prosesnya yang
diperlukan untuk mempersiapkan terhadap dan merespon situasi darurat potensial yang
telah diidentifikasi dalam kegiatan “ tindakan untuk menangani risiko dan peluang” dan
menetapkan operasional dan aktifitas yang terkait dengan bahaya yang teridentifikasi
dimana penerapan dari pengendaliannya penting untuk mengelola risiko K3 ( mencakup
pengelolaan perubahan kegiatan “ Identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penetapan
pengendalian “ ) yang telah ditetapkan.
Untuk operasional dan tindakan tersebut, Manajemen telah menerapkan & memelihara :
 Pengendalian operasional, yang sesuai dengan aktifitas Perusahaan serta Proyek terkait,
dan Manajemen telah mengintegrasikan pengendalian operasional tersebut ke dalam
keseluruhan semua sistem manajemen yang telah ditetapkan & diterapkan.
 Pengendalian terkait dengan pengadaan bahan/material, peralatan dan pelayanan,
 Pengendalian terkait dengan Subkon dan pengunjung lainnya ke dalam area kerja,
 Informasi terdokumentasi dalam bentuk Prosedur Pelaksanaan Proyek, termasuk untuk
menangani situasi dimana ketiadaannya dapat mengakibatkan penyimpangan dari
Kebijakan Mutu, Kebijakan K3, Kebijakan Lingkungan maupun Sasaran Mutu, Sasaran
K3 dan Sasaran Lingkungan yang ditetapkan.
 Kriteria operasional yang ditetapkan dalam bentuk Informasi terdokumentasi terkait,
dimana ketiadaannya dapat mengakibatkan penyimpangan dari semua kebijakan dan
semua Sasaran yang telah ditetapkan Top Management.
 Informasi terdokumentasi dengan tujuan siap merespon dengan merencanakan
tindakan untuk mencegah/menanggulangi dampak lingkungan dari situasi darurat.
 Informasi terdokumentasi yang ditetapkan dalam Prosedur Kesiagaan dan Tanggap
darurat dengan tujuan untuk merespon situasi darurat yang sebenarnya.

 Tindakan yang dilakukan untuk mengidentifikasi potensi situasi keadaan darurat dan
menanggapi serta mencegah atau menanggulangi konsekuensi dari situasi darurat,
sesuai dengan besarnya situasi darurat dan potensi risiko K3 serta dampak
lingkungannya,
 Tindakan merespon terhadap kegiatan yang direncanakan dan dilakukan secara berkala
serta menguji hasilnya (jika dapat dilakukan),
 Tindakan secara berkala meninjau dan merevisi proses dan tindakan merespon yang
direncanakan, khususnya setelah terjadinya situasi darurat atau pengujian,
 Kegiatan untuk memberikan informasi yang relevan dan pelatihan yang berkaitan
dengan kesiagaan dan tanggap darurat, sebagaimana mestinya, kepada pihak
berkepentingan yang relevan, termasuk Karyawan yang bekerja di Perusahaan,
 Secara berkala meninjau, dan jika perlu, harus merevisi informasi terdokumentasi yang
ditetapkan dalam Prosedur Kesiagaan dan Tanggap kondisi darurat, khususnya, setelah
pengujian secara periodik dan setelah terjadinya situasi darurat.
Manajemen selalu memelihara informasi terdokumentasi sejauh yang diperlukan untuk
memiliki kepercayaan bahwa proses dilaksanakan sebagaimana yang direncanakan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.2.2 Menentukan
Persyaratan untuk produk dan jasa serta sub klausul 8.2.3 Tinjauan persyaratan Produk
dan 8.2.3.1) maka Top Management selalu menentukan persyaratan produk dan jasa yang
akan ditawarkan kepada Customer/Pemberi Tugas dalam setiap mengikuti tender,
Manajemen dalam hal ini telah memastikan bahwa :
 Persyaratan untuk mengikuti tender selalu ditetapkan, termasuk :
 Persyaratan Hukum, Peraturan Perundangan K3L serta terkait yang berlaku,
 Hal-hal terkait yang dianggap perlu oleh Perusahaan dalam memenuhi semua
persyaratan yang ditetapkan oleh Customer/Pemberi Tugas yang bersangkutan,
 Perusahaan dapat memenuhi klaim terhadap produk dan jasa (proyek) yang sedang
dikerjakan dan proyek yang selesai dikerjakan kepada Customer/Pemberi Tugas.
Manajemen memastikan bahwa Perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi
persyaratan produk dan jasa (proyek) yang ditetapkan oleh Customer/Pemberi Tugas.
Manajemen selalu melakukan tinjauan sebelum berkomitmen untuk mengerjakan produk
dan jasa (proyek) yang diberikan oleh Customer/Pemberi Tugas, termasuk :
 Persyaratan yang ditentukan oleh Customer/Pemberi Tugas, termasuk persyaratan
kegiatan serah terima pekerjaan dan setelah serah terima pekerjaan (Proyek),
 Persyaratan yang tidak dinyatakan Customer/Pemberi Tugas, tetapi diperlukan untuk
penggunaan tertentu atau dimaksud dan ketika diketahui Customer/Pemberi Tugas,
 Persyaratan yang ditentukan oleh Perusahaan dengan persetujuan Pemberi Tugas,
 Persyaratan Hukum dan Peraturan Perundangan K3L dan yang terkait untuk proyek,
 Persyaratan kontrak yang berbeda dari yang sebelumnya/perubahan/penambahan.
Manajemen memastikan bahwa persyaratan kontrak / tender yang berbeda dari yang
ditetapkan sebelumnya selalu diselesaikan. Persyaratan Customer/Pemberi tugas selalu
dikonfirmasi oleh Perusahaan sebelum diterima, yang secara detail dijelaskan dalam
informasi terdokumentasi dalam bentuk Prosedur Seleksi Penyedia jasa dan Tinjauan
kontrak pekerjaan dan Prosedur Tender yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
Kepala Bagian Pemasaran bersama Manager terkait.

Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.2.4 Perubahan
Persyaratan produk dan jasa), maka Top Management selalu memastikan bahwa informasi
terdokumentasi yang relevan diubah, dan bahwa Penanggung jawab yang relevan diberitahu
tentang persyaratan yang berubah, ketika persyaratan produk dan jasa (segala sesuatu
tentang Proyek) ada yang diubah. Dalam hal ini penerapannya menjadi tanggung jawab
Kepala Bagian Pemasaran dan Manager Proyek yang terkait.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.3 Desain dan
pengembangan produk dan jasa serta Sub klausul 8.3.1 Umum) dan SML serta OHSAS, maka
Top Management telah menetapkan, melaksanakan dan memelihara proses desain dan
pengembangan yang sesuai untuk memastikan proses selanjutnya sesuai rencana
penyediaan produk dan jasa (Proyek) yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab Kepala Bagian Perencanaan & Anggaran (PEP).
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.3.2 Perencanaan desain
dan Pengembangan) dan SML serta OHSAS, Top Management menentukan bahwa dalam
tahapan perencanaan dan pengendalian desain dan pengembangan, maka Kepala Bagian
Perencanaan & Anggaran (PEP) bersama Kepala Bagian Pemasaran dan Manager terkait
harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
 Sifat, jangka waktu dan kerumitan kegiatan desain dan pengembangan,
 Tahapan-tahapan proses yang akan diperlukan dalam perencanaan, termasuk tinjauan
desain dan pengembangan yang berlaku,
 Kegiatan verifikasi dan validasi desain dan pengembangan yang diperlukan,
 Tanggung jawab dan wewenang yang terlibat dalam proses desain dan pengembangan,
 Kebutuhan sumber daya internal dan eksternal untuk desain dan pengembangan
produk dan jasa,
 Perlunya keterlibatan Customer/Pemberi Tugas dan Pengguna hasil proyek dalam
proses desain dan pengembangan,
 Persyaratan penyediaan produk dan jasanya sesuai desain yang direncanakan,
 Tingkat pengendalian yang diharapkan untuk proses desain dan pengembangan oleh
Customer/Pemberi Tugas dan pihak berkepentingan lainnya yang relevan,
 Informasi terdokumentasi yang diperlukan untuk menunjukkan bahwa persyaratan
desain dan pengembangan telah dipenuhi oleh Penanggung jawab terkait.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.3.3 Input desain dan
Pengembangan) Top Management telah menentukan bahwa persyaratan yang sangat
penting untuk jenis tertentu dari produk dan jasa yang akan didesain dan dikembangkan.
Dalam hal ini Manajemen telah menentukan yang pelaksanaannya menjadi tanggung Kepala
Bagian Perencanaan & Anggaran (PEP) dengan mempertimbangkan :
 Informasi yang berasal dari kegiatan desain dan pengembangan sebelumnya yang
serupa dengan input desain dan pengembangan yang akan dilakukan,
 Persyaratan Hukum, Perundangan K3 & Lingkungan dan Peraturan yang berlaku,
 Standar yang diterapkan di Perusahaan dan konsistensi dalam melaksanakannya,
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.3.4 Pengendalian desain
dan Pengembangan) dan SML serta OHSAS, Top Management menerapkan pengendalian
terhadap proses desain dan pengembangan untuk memastikan bahwa :

 Hasil yang akan dicapai sudah ditetapkan,


 Tinjauan selalu dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan dari hasil desain dan
pengembangan agar memenuhi persyaratan,
 Kegiatan verifikasi selalu dilakukan untuk memastikan bahwa output desain dan
pengembangan agar memenuhi persyaratan input,
 Kegiatan validasi selalu dilakukan untuk memastikan bahwa produk dan jasa yang
dihasilkan agar memenuhi semua persyaratan aplikasi yang telah ditentukan atau
penggunaan yang dimaksud,
 Tindakan yang diperlukan selalu diambil mengenai masalah-masalah yang akan
ditentukan selama tinjauan, atau kegiatan verifikasi dan validasi,
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.3.5 Output desain dan
Pengembangan) dan SML serta OHSAS (klausul terkait), maka Top Management yang dalam
pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Perencanaan & Anggaran (PEP)
bersama Manager terkait telah memastikan bahwa output desain dan pengembangan :
 Memenuhi persyaratan input desain dan pengembangan,
 Memadai untuk proses selanjutnya untuk penyediaan produk dan jasa (proyek) yang
akan dihasilkan oleh Perusahaan,
 Mencakup atau merujuk persyaratan pemantauan dan pengukuran yang telah
ditetapkan, dan kriteria penerimaan proyek yang dipersyaratkan,
 Menetapkan karakteristik produk dan jasa (proyek) yang sangat penting untuk maksud
tujuannya dan penyediaannya yang aman dan sebagaimana mestinya,
Manajemen telah menetapkan bahwa Kepala Bagian Perencanaan & Anggaran (PEP) dan
Kepala Bagian Pemasaran serta Manager terkait bertanggung jawab menyimpan informasi
terdokumentasi tentang output desain dan pengembangan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.3.6 Perubahan desain dan
Pengembangan) maka Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab Kepala Bagian Perencanaan & Anggaran (PEP) bersama Manager terkait telah
mengidentifikasi, meninjau dan mengendalikan perubahan yang dilakukan selama, atau
langsung setelah, desain dan pengembangan produk dan jasa, sejauh yang diperlukan untuk
memastikan bahwa tidak ada dampak merugikan terhadap kesesuaian dengan persyaratan.
Dalam kegiatan yang berhubungan dengan desain dan pengembangan yang dimaksud, maka
Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO menetapkan informasi
terdokumentasi dalam bentuk Prosedur Desain dan Pengembangan yang menjadi tanggung
jawab Kepala Bagian Perencanaan & Anggaran (PEP).
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.4 Pengendalian proses,
produk dan jasa yang disediakan secara eksternal serta Sub klausul 8.4.1 Umum), SML ISO
14001:2015 (Klausul 8 Operasi dan Sub klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
operasional) dan OHSAS 18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka
Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kepala Bagian
Logistik & Umum bersama Kepala Seksi Pembelian dan selalu memastikan bahwa proses-
proses, produk dan jasa yang disediakan secara eksternal selalu sesuai dengan persyaratan
yang telah ditetapkan Perusahaan.

Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO telah menetapkan dan
menerapkan kriteria evaluasi, pemilihan, pemantauan kinerja, dan evaluasi ulang penyedia
eksternal (Supplier dan Subkon), berdasarkan kemampuannya menyediakan proses atau
produk dan jasa yang sesuai dengan persyaratan. Top Management telah menetapkan
informasi terdokumentasi dalam bentuk Prosedur Pembelian dan Prosedur Seleksi dan
Evaluasi Penyedia Eksternal yang menjelaskan kegiatan-kegiatan tersebut dan tindakan-
tindakan yang diperlukan yang ditimbulkan dari evaluasi yang dilakukan dan penerapan
dalam semua kegiatan dimaksud menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Logistik & Umum
dan Kepala Seksi Pembelian.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.4.2 Jenis dan Jangkauan
Pengendalian), SML ISO 14001:2015 ( Sub klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
operasional) dan OHSAS 18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka
Top Management dan dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kepala Bagian
Logistik & Umum dan Kepala Seksi Pembelian dan Manager terkait harus memastikan
bahwa proses, produk dan jasa yang disediakan secara eksternal tidak berpengaruh
merugikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk secara konsisten menyampaikan
produk dan jasa (proyek) sesuai persyaratan Customer/Pemberi Tugas. Dalam hal ini
Manajemen selalu berusaha untuk :
 Menjamin bahwa proses-proses yang disediakan secara eksternal selalu tetap dalam
pengendalian sesuai semua sistem manajemen yang ditetapkan di Perusahaan,
 Menetapkan baik pengendalian yang akan diterapkan Perusahaan pada penyedia
eksternal maupun yang akan diterapkan pada output hasilnya,
 Mempertimbangkan :
 Potensi dampak dari proses, produk dan jasa yang disediakan secara eksternal
terhadap kemampuan Perusahaan untuk secara konsisten memenuhi persyaratan
Customer/Pemberi Tugas dan mematuhi Persyaratan Hukum, Perundangan K3 serta
Lingkungan dan Peraturan terkait yang berlaku,
 Efektivitas pengendalian yang telah diterapkan oleh penyedia eksternal.
 Menentukan pemeriksaan, verifikasi atau kegiatan lainnya yang diperlukan untuk
memastikan bahwa proses, produk dan jasa yang disediakan secara eksternal selalu
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Perusahaan.
Selanjutnya Top Management telah menetapkan informasi terdokumentasi dalam bentuk
Prosedur Pembelian dan Prosedur Seleksi dan Evaluasi Penyedia Eksternal yang penerapan
dalam semua kegiatan dimaksud menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Logistik & Umum,
Kepala Seksi Pembelian dan Manager/Site Manager Proyek terkait.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.4.3 Informasi untuk
penyedia eksternal), SML ISO 14001:2015 ( Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
operasional) dan OHSAS 18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka
Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kepala Bagian
Logistik & Umum, Kepala Seksi Pembelian dan Manager/Site Manager Proyek terkait harus
memastikan kecukupan persyaratan produk dan jasa yang ditetapkan sebelum
mengkomunikasinya kepada penyedia eksternal (Supplier maupun Subkon).
Manajemen selalu konsisten mengkomunikasikan kepada penyedia eksternal tentang
persyaratan produk dan jasa yang telah ditetapkan Perusahaan, yang meliputi :

 Proses, produk dan jasa yang akan disediakan oleh Penyedia eksternal,
 Persetujuan bersama Penyedia eksternal terhadap :
 Produk dan jasa yang akan dilaksanakan dan yang dihasilkan Penyedia eksternal,
 Metode, proses dan peralatan yang digunakan oleh Penyedia eksternal,
 Pelepasan produk dan jasa yang dihasilkan oleh Penyedia eksternal.
 Kompetensi, termasuk setiap kualifikasi yang diperlukan dari Personil terkait,
 Interaksi Penyedia eksternal dengan Perusahaan,
 Pengendalian dan pemantauan kinerja Penyedia eksternal yang akan ditetapkan dan
diterapkan oleh Perusahaan,
 Kegiatan verifikasi dan/atau validasi yang akan dilakukan oleh Perusahaan, dan/atau
oleh Customer/Pemberi Tugas di tempat Penyedia eksternal.
Dalam hal ini Top Management telah menetapkan informasi terdokumentasi dalam bentuk
Prosedur Pembelian dan Prosedur Seleksi dan Evaluasi Penyedia Eksternal yang penerapan
dalam semua kegiatan dimaksud menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Logistik & Umum,
Kepala Seksi Pembelian dan Manager/Site Manager Proyek terkait.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 ( Sub klausul 8.5 Produksi dan
penyediaan jasa serta sub klausul 8.5.1 Pengendalian Produksi dan Penyediaan Jasa), SML
ISO 14001:2015 ( Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian operasional) dan OHSAS
18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka Top Management yang
dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Manager dan Site Manager terkait, Kepala
Pelaksana Proyek serta Kepala Bagian terkait (termasuk Monitoring Proyek, Administrasi
dan Penanggung jawab logistik) harus melaksanakan pelaksanaan jasa konstruksi dan
penyediaan jasa selalu dalam kondisi yang terkendali. Kondisi yang terkendali dimaksud
harus mencakup hal-hal terkait yang diantaranya :
 Ketersediaan informasi terdokumentasi yang menetapkan :
 Karakteristik produk (proyek) yang akan dilaksanaan dan jasa yang disediakan, atau
semua kegiatan yang akan dilakukan,
 Hasil Proyek yang akan dicapai.
 Ketersediaan dan penggunaan sumber daya pemantauan dan pengukuran yang sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan Customer/Pemberi Tugas terkait,
 Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengukuran pada tahapan yang tepat untuk
memverifikasi bahwa kriteria pengendalian proyek atau output-nya, dan kriteria
penerimaan produk dan jasa (Proyek), telah dipenuhi sesuai dengan persyaratan,
 Penggunaan sarana penunjang yang sesuai untuk pengoperasian proses-proses kegiatan
di Proyek yang telah ditetapkan Customer/Pemberi Tugas dan Perusahaan,
 Penunjukan personil yang kompeten sesuai dengan kegiatan yang dilakukan,
 Validasi dan validasi ulang berkala, dimana kemampuan untuk mencapai hasil yang
direncanakan dari proses-proses untuk pelaksanaan jasa konstruksi (Proyek),
 Pelaksanaan tindakan-tindakan yang dilakuakan untuk mencegah penyimpangan,
 Pelaksanaan kegiatan pereleasan (yang dinyatakan sesuai dengan persyaratan),
Dalam hal ini Top Management telah menetapkan informasi terdokumentasi dalam bentuk
Prosedur Pelaksanaan Proyek yang penerapan dalam semua kegiatan dimaksud menjadi
tanggung jawab Manager/Site Manager Proyek terkait, Pelaksana Proyek dan Penanggung
jawab Logistik Proyek serta Penanggung jawab Administrasi Proyek.

Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 (Sub klausul 8.5.2 Identifikasi dan
Ketelusuran), SML ISO 14001:2015 ( Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
operasional) dan OHSAS 18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka
Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kepala Bagian
terkait, selalu menggunakan cara yang sesuai untuk mengidentifikasi output ketika
diperlukan untuk memastikan kesesuaian produk dan jasa. Penanggung jawab yang
bersangkutan selalu mengidentifikasi status output yang menyangkut persyaratan
pemantauan dan pengukuran di seluruh proses pelaksanaan proyek dan penyediaan jasa.
Penanggung jawab yang bersangkutan selalau mengendalikan identifikasi yang jelas dari
setiap output ketika ketertelusuran merupakan persyaratan.
Dalam hal ini Top Management menetapkan informasi terdokumentasi dalam Prosedur
Pelaksanaan Proyek yang penerapannya menjadi tanggung jawab Site Manager Proyek dan
Pelaksana Proyek serta menetapkan informasi terdokumentasi yang menjadi tanggung
jawab Kabag. Logistik & Umum serta Kasi. Pembelian dan Kasi. Peralatan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 (Sub klausul 8.5.3 Kekayaan milik
Customer atau penyedia eksternal), SML ISO 14001:2015 ( Klausul 8.1 Perencanaan &
Pengendalian operasional) dan OHSAS 18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian
Operasional ), maka Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
Kepala Bagian terkait, harus menerapkan kehati-hatian terhadap kekayaan milik
Customer/Pemberi Tugas atau penyedia eksternal (apabila ada dan sementara berada
dibawah pengendalian Perusahaan atau digunakan oleh Perusahaan). Top Management
menetapkan pengendalian yang akan dilakukan sebagai berikut :
 Penanggung jawab yang bersangkutan harus mengidentifikasi serta memverifikasi,
melindungi dan menjaga kekayaan Customer/Pemberi Tugas/penyedia eksternal (bila
ada) yang disediakan untuk digunakan/digabungkan kedalam produk dan jasa.
 Ketika kekayaan Customer / Pemberi Tugas / penyedia eksternal (bila ada) hilang, rusak
atau ternyata tidak sesuai untuk digunakan, maka Penanggung jawab yang
bersangkutan harus melaporkan hal ini kepada Customer/Pemberi Tugas/penyedia
eksternal dan menyimpan informasi terdokumentasi tentang apa yang telah terjadi.
 Kekayaan Customer/Pemberi Tugas/penyedia eksternal dapat mencakup bahan,
komponen, perkakas dan peralatan, tempat, kekayaan intelektual dan data pribadi.
Dalam hal ini Top Management menjelaskan dalam informasi terdokumentasi/Prosedur
Pelaksanaan Proyek yang penerapannya menjadi tanggung jawab Site Manager Proyek
terkait dan Pelaksana Proyek serta menjelaskan dalam informasi terdokumentasi yang
menjadi tanggung jawab Kabag. Logistik & Umum, Kasi. Pembelian dan Kasi. Peralatan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 (Sub klausul 8.5.4 Pengawetan), SML
ISO 14001:2015 ( Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian operasional) dan OHSAS
18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka Top Management yang
dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Site Manager serta Kepala Bagian terkait,
selalu mengawetkan output selama pelaksanaan jasa konstruksi dan penyediaan jasa, sejauh
yang diperlukan untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan terutama dalam
kegiatan yang mencakup identifikasi, penanganan, pengendalian kontaminasi, pengemasan,
penyimpanan, transmisi atau transportasi atau penyerahan, dan perlindungan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 (Sub klausul 8.5.5 Kegiatan pasca
pengiriman), SML ISO 14001:2015 ( Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
operasional) dan OHSAS 18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka
Top Management yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Site Manager dan Kepala
Bagian terkait, berusaha selalu untuk memenuhi persyaratan kegiatan pasca penyampaian
yang berhubungan dengan produk dan jasa (serah terima Proyek) serta sesuai kesepakatan
yang telah disetujui bersama Customer/Pemberi Tugas yang bersangkutan. Dalam
menentukan taraf kegiatan pasca penyampaian atau serah terima proyek yang dibutuhkan,
Manajemen telah mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
 Persyaratan hukum, Peraturan serta Perundangan K3 & Lingkungan yang berlaku,
 Potensi konsekuensi yang tidak diinginkan terkait dengan produk dan Jasa (Proyek),
 Sifat, penggunaan dan umur pakai yang dimaksudkan dari produk dan jasa (Proyek),
 Persyaratan Customer/Pemberi Tugas serta Umpan balik Customer/Pemberi Tugas,
Top Management memutuskan bahwa kegiatan pasca serah terima hasil proyek dapat
meliputi tindakan dibawah ketentuan garansi hasil proyek, kewajiban kontrak seperti jasa
pemeliharaan dan jasa tambahan seperti penyempurnaan kekurangan pekerjaan dan
penjagaan keamanan dan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang disetujui bersama
Customer/Pemberi Tugas yang bersangkutan berdasarkan Kontrak Kerja/SPK.
Dalam hal ini Top Management menjelaskan dalam informasi terdokumentasi/Prosedur
Pelaksanaan Proyek yang penerapannya menjadi tanggung jawab Site Manager Proyek
terkait dan Pelaksana Proyek serta menjelaskan dalam informasi terdokumentasi terkait.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 (Sub klausul 8.5.6 Pengendalian
perubahan), SML ISO 14001:2015 ( Sub Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian
operasional) dan OHSAS 18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka
Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Manager dan Kepala
Bagian yang terkait, berusaha selalu untuk meninjau dan mengendalikan perubahan
pelaksanaan jasa konstruksi atau penyediaan jasa baik yang disebabkan oleh Perusahaan
maupun disebabkan oleh Customer/Pemberi Tugas, sejauh yang diperlukan untuk
memastikannya tetap sesuai dengan persyaratan.
Top Management memutuskan bahwa Penanggung jawab terkait harus menyimpan
informasi terdokumentasi yang menjelaskan hasil tinjauan terhadap pengendalian
perubahan dan menentukan Penanggung jawab yang mengotorisasi setiap perubahan serta
tindakan yang diperlukan yang timbul dari tinjauan perubahan. Top Management
menjelaskan dalam informasi terdokumentasi / Prosedur Pelaksanaan Proyek yang menjadi
tanggung jawab Site Manager Proyek serta dalam informasi terdokumentasi yang menjadi
tanggung jawab Kabag. Perencanaan & Anggaran ( Kabag. PEP ).
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 ( Sub klausul 8.6 Pelepasan produk dan
jasa ), SML ISO 14001:2015 ( Klausul 8.1 Perencanaan dan Pengendalian operasional) dan
OHSAS 18001:2017 ( sub elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional ), maka Top Management
yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Site Manager dari Proyek terkait,
Manager Proyek, dan Kepala Bagian Logistik & Umum, Kasi. Pembelian dan Logistik Proyek,
berusaha selalu untuk melaksanakan pengaturan yang direncanakan pada tahapan-tahapan
yang tepat, untuk memverifikasi bahwa setiap persyaratan produk dan jasa telah dipenuhi
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

Manajemen dengan melalui Manager dan Penanggung jawab Bagian yang terkait selalu
menyimpan informasi terdokumentasi tentang pelepasan produk dan jasa. Informasi
terdokumentasi yang ditetapkan Manajemen meliputi serta mencakup :
 Bukti kesesuaian dengan kriteria penerimaan yang ditetapkan Manajemen,
 Ketertelusuran hingga ke Penaggung jawab yang memberi wewenang pelepasan.
Dalam hal ini Top Management menjelaskan dalam informasi terdokumentasi/Prosedur
Monitoring Proyek yang penerapannya menjadi tanggung jawab Site Manager / Manager
Proyek terkait serta menjelaskan dalam informasi terdokumentasi yang menjadi tanggung
jawab Kabag. Logistik & Umum, Kasi. Pembelian dan Kasi. Gudang/Logistik Proyek.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 (Sub klausul 8.7 Pengendalian output
yang tidak sesuai serta sub klausul 8.7.1 dan 8.7.2), SML ISO 14001:2015 ( Klausul 8.1
Perencanaan dan Pengendalian operasional) dan OHSAS 18001 : 2017 (elemen 4.5.
Pemeriksaan serta 4.5.3 Investigasi insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan perbaikan dan
Tindakan pencegahan ), maka Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi
tanggung jawab Site Manager, Kepala Bagian Logistik & Umum serta Kasi. yang terkait,
berusaha selalu memastikan bahwa output yang tidak sesuai dengan persyaratannya selalu
diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah penggunaan atau penyampaiannya yang
tidak dimaksudkan. Manajemen memutuskan agar Penanggung jawab terkait harus
mengambil tindakan yang tepat berdasarkan sifat dari ketidaksesuaian dan efeknya terhadap
kesesuaian produk & jasa. Hal tersebut juga berlaku bagi produk dan jasa yang tidak sesuai
yang terdeteksi setelah penyampaian produk (serah terima hasil Proyek), selama atau setelah
penyediaan jasa (selesainya masa pemeliharaan). Manajemen telah memutuskan bahwa
penanganan output yang tidak sesuai dilakukan dengan cara :
 Dilakukan Koreksi dan Tindakan koreksi serta Tindakan pencegahan,
 Pemisahan, penahanan, pengembalian/penghentian penyediaan produk dan jasa,
 Memberitahu Customer/Pemberi Tugas terhadap output yang tidak sesuai tersebut,
 Memperoleh otorisasi untuk diterima dibawah arahan Top Management dan jika dinilai
penting maka konsesi dapat dilakukan oleh Customer/Pemberi Tugas,
 Kesesuaian dengan persyaratan harus diverifikasi ketika output yang tidak sesuai
dikoreksi ( dilakukan verifikasi ulang terhadap output yang telah dikoreksi).
Manajemen dengan melalui Site Manager dan Penanggung jawab Bagian terkait harus selalu
menyimpan informasi terdokumentasi yang berisikan antara lain :
 Menjelaskan ketidaksesuaian output yang ditemukan,
 Menjelaskan tindakan yang diambil atau dilakukan,
 Mengidentifikasi wewenang untuk memutuskan tindakan yang berhubungan dengan
ketidaksesuaian.
Dalam hal tersebut Top Management telah menetapkan informasi terdokumentasi dalam
Prosedur Pengendalian Output ( Produk dan Jasa ) yang tidak sesuai, Investigasi insiden,
Kecelakaan dan Ketidaksesuaian lainnya serta Instruksi Kerja Pengendalian Kecelakaan Kerja
yang menjadi tanggung jawab Wakil Manajemen dan dalam penerapannya menjadi tanggung
jawab Manager Proyek dan Site Manager semua Proyek terkait serta dijelaskan dalam
informasi terdokumentasi yang berupa prosedur maupun instruksi kerja dan penerapannya
menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Logistik & Umum, Kasi. Pembelian dan Kasi.
Gudang/Logistik Proyek serta Penanggung jawab Peralatan Proyek.

9. Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 (Klausul 9
Evaluasi kinerja dan Sub klausul 9.1 Monitoring, pengukuran, analisis dan evaluasi serta
klausul 9.1.1 Umum) dan OHSAS 18001:2017 ( elemen 4.4.6 Pengendalian Operasional, 4.5
Pemeriksaan dan 4.5.1 Pemantauan & Pengukuran Kinerja ), maka Top Management yang
dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab semua Manager, Kepala Bagian dan Kepala
Seksi terkait telah menentukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Apa yang perlu dipantau dan diukur,
 Metode dalam pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi yang diperlukan untuk
memastikan hasil yang absah atau sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan,
 Kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan,
 Kapan hasil dari pemantauan dan pengukuran harus dianalisa dan dievaluasi.
Manajemen dengan melalui Penanggung jawab terkait selalu mengevaluasi kinerja dan
efektivitas semua sistem manajemen yang ditetapkan dan diterapkan serta menyimpan
informasi terdokumentasi yang sesuai sebagai bukti/hasil kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam hal tersebut Top Management telah menetapkan informasi terdokumentasi dalam
Prosedur Montoring & Pengukuran kinerja K3 dan lingkungan yang menjadi tanggung jawab
Wakil Manajemen dan dalam penerapannya menjadi tanggung jawab Site Manager serta
Kepala Bagian, Kepala Seksi dan Tim P2K3L yang ditunjuk sesuai Jobdesnya.
Dalam memenuhi persyaratan khususnya SMM ISO 9001 : 2015 ( Sub klausul 9.1.2 Kepuasan
Customer & sub klausul 9.1.3 Analisis dan Evaluasi), maka Top Management yang dalam
pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Pemasaran selalu memantau kepuasan
Customer/Pemberi Tugas tentang sejauh mana kebutuhan dan harapannya telah dipenuhi.
Manajemen telah menentukan cara-cara untuk memperoleh, memantau dan meninjau
informasi yang berkaitan dengan kepuasan Customer/Pemberi Tugas. Manajemen
memutuskan bahwa pemantauan kepuasan Customer/Pemberi Tugas mencakup survei
Customer/Pemberi Tugas, umpan balik Customer/Pemberi Tugas tentang produk dan jasa
(hasil Proyek) yang diserah-terimakan kepada Customer/Pemberi Tugas, rapat dengan
Customer/Pemberi Tugas (jika dibutuhkan), analisis proyek, penilaian Customer/Pemberi
Tugas, garansi dan penanganan keluhan (sesuai kesepakatan Customer/Pemberi Tugas).
Dalam hal tersebut Top Management telah menetapkan informasi terdokumentasi dalam
Prosedur Pemantauan Kepuasan dan Penanganan Keluhan Customer / Pemberi Tugas yang
dalam penerapannya menjadi tanggung jawab Kepala Bagian Pemasaran dan Site Manager
yang dilakukan sesuai umpan balik dari Customer/Pemberi Tugas terkait.
Dalam memenuhi persyaratan SML ISO 14001:2015 (klausul 9.1.2 Evaluasi penaatan) dan
OHSAS 18001:2017 ( elemen 4.5.2 Evaluasi penaatan, 4.5.2.1 dan 4.5.2.2 ), maka Top
Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Wakil Manajemen dan Ketua
Tim P2K3L serta Tim P2K3L yang ditunjuk sesuai Jobdesnya selalu konsisten dengan komitmen
untuk mematuhi persyaratan perundangan yang berlaku & persyaratan lain yang berlaku
bagi Perusahaan yang terkait dengan bahaya K3 maupun dampak lingkungan yang
merugikan. Manajemen konsisten mengevaluasi kepatuhan/penaatan sesuai persyaratan lain
yang berlaku di dalam Perusahaan & menetapkan, melaksanakan serta memelihara proses
yang diperlukan untuk mengevaluasi pemenuhan kewajiban penaatan Perusahaan terhadap
semua persyaratan perundangan terkait dengan cara :

 Menentukan frekuensi bahwa penaatan akan dievaluasi,


 Mengevaluasi penaatan dan mengambil tindakan jika diperlukan,
 Menjaga pengetahuan dan pemahaman tentang status kepatuhan.
Dalam hal ini Top management telah menetapkan, menerapkan dan memelihara informasi
terdokumentasi untuk mengidentifikasi, mengakses Persyaratan hukum serta Peraturan
perundangan, Persyaratan K3 dan Lingkungan terkait yang berlaku terhadap Perusahaan
dalam Prosedur Identifikasi & Pengaksesan Persyaratan Hukum, Perundangan K3 &
Lingkungan, Persyaratan terkait Lainnya serta Evaluasi Penaatan yang menjadi tanggung
jawab Wakil Manajemen dan didalam penerapannya menjadi tanggung jawab Ketua Tim
P2K3L, Pengendali Dokumen, Tim P2K3L yang ditunjuk dan Site Manager terkait serta
menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti hasil evaluasi penaatan dimaksud.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 ( Sub klausul
9.2 Internal audit, sub klausul 9.2.1 serta 9.2.2 ) dan OHSAS 18001:2007 ( Sub elemen 4.5.5
Audit Internal), maka Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
Wakil Manajemen dan Internal Auditor yang ditunjuk selalu melakukan audit internal pada
interval yang direncanakan untuk memberikan informasi mengenai apakah Persyaratan
SMM ISO 9001:2015, SML ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001 : 2017 yang telah ditetapkan
dan diterapkan di Perusahaan sesuai dengan Persyaratan dari semua sistem manajemen yang
bersangkutan dan secara efektif selalu dilaksanakan dan dipelihara. Selanjutnya Manajemen
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
 Selalu merencanakan, menetapkan, melaksanakan dan memelihara program-program
atau jadwal audit termasuk frekuensi, metode audit, Penanggung jawab, persyaratan
perencanaan dan pelaporan, yang harus mempertimbangkan pentingnya proses
bersangkutan termasuk risiko K3 dan dampak lingkungannya serta perubahan yang
mempengaruhi Perusahaan dan hasil internal audit sebelumnya,
 Menentukan kriteria audit dan cakupan atau ruang lingkup untuk tiap audit,
 Memilih auditor yang berkompeten & melakukan audit untuk memastikan obyektivitas
dan independen atau ketidakberpihakan proses internal audit,
 Memastikan bahwa hasil internal audit dilaporkan kepada Wakil Manajemen,
 Melakukan koreksi dan mengambil tindakan koreksi yang sesuai tanpa penundaan yang
tidak semestinya & memverifikasi temuan internal audit & menyimpan informasi
terdokumentasi sebagai bukti dari pelaksanaan program audit dan hasil audit,
 Memastikan konsistensi, efektivitas serta efisisensi penerapan SMM ISO 9001:2015, SML
ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2017 / SM K3 (OHS) yang ditetapkan serta telah
diimplementasikan dan dipelihara secara layak dan efektif dalam memenuhi semua
Kebijakan serta Sasaran yang telah ditetapkan oleh Top Management,
 Memberikan pelatihan ISO 19011 untuk semua Internal Auditor yang akan digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan internal audit.
Dalam hal ini Top management telah menetapkan, menerapkan dan memelihara informasi
terdokumentasi dalam Prosedur Internal Audit yang menjadi tanggung jawab Wakil
Manajemen dan didalam penerapannya menjadi tanggung jawab Internal Auditor yang
ditunjuk serta Ketua Tim ISO, Ketua Tim P2K3L, Pengendali Dokumen, semua Tim P2K3L, Site
Manager & semua Kabag. maupun Kasi. terkait serta menyimpan informasi terdokumentasi
sebagai bukti hasil kegiatan audit internal.

Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 ( Sub klausul
9.3 Tinjauan manajemen serta sub klausul 9.3.1 Umum, 9.3.2 Input tinjauan manajemen
dan 9.3.3 Output tinjauan manajemen) dan OHSAS 18001:2007 (elemen 4.6 Tinjauan
Manajemen), maka Top Management memutuskan untuk selalu meninjau SMM ISO
9001:2015, SML ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 yang ditetapkan & diterapkan
pada interval waktu yang direncanakan dengan tujuan untuk memastikannya selalu tetap
sesuai, cukup, efektif dan sejalan dengan arah strategis Perusahaan.
Input tinjauan manajemen yang direncanakan dan dilaksanakan oleh Top Management
selalu dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
 Status tindakan dan tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya,
 Perubahan dalam permasalahan (isu) eksternal dan isu internal yang relevan dengan
semua sistem manajemen yang ditetapkan dan diterapkan di Perusahaan,
 Informasi tentang kinerja dan efektivitas semua sistem manajemen yang diterapkan,
termasuk tren (segala sesuatu yang sedang dibicarakan/diutamakan) dalam :
 Kepuasan Customer/Pemberi Tugas dan umpan balik dari pihak berkepentingan
yang relevan,
 Evaluasi kesesuaian terhadap Persyaratan hukum, Peraturan perundangan K3L dan
persyaratan lainnya yang berlaku dalam Perusahaan, termasuk pemehunan
kewajiban penaatannya,
 Sejauh mana sasaran mutu, sasaran lingkungan & sasaran K3 telah dicapai,
 Kinerja proses dan kesesuaian produk dan jasa, kinerja K3 dan kinerja lingkungan
Perusahaan,
 Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi,
 Hasil pemantauan dan pengukuran,
 Hasil audit,
 Kinerja penyedia eksternal.
 Perubahan dalam Aspek lingkungan yang signifikan,
 Status investigasi insiden, tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan,
 Kecukupan sumber daya,
 Perubahaan & efektivitas tindakan yang diambil dalam menangani risiko & peluang,
 Hasil komunikasi, partisipasi dan konsultasi yang relevan dari pihak berkepentingan,
termasuk penangan keluhan,
 Perubahan-perubahan sekitar, termasuk pengembangan dalam Persyaratan hukum,
Peraturan perundangan K3L & persyaratan lainnya yang terkait dengan Perusahaan,
 Mengevaluasi efektivias Kebijakan Mutu, Kebijakan K3 dan Kebijakan lingkungan yang
telah ditetapkan oleh Top Management,
 Rekomendasi untuk peningkatan dan peluang untuk perbaikan terus-menerus.
Output tinjauan manajemen yang telah dilaksanakan oleh Top Management diusahakan
mencakup keputusan dan tindakan yang berhubungan dengan :
 Kesimpulan mengenai tetap sesuainya, cukupnya dan efektifnya dari SMM ISO 9001 :
2015, SML ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007 yang ditetapkan & diterapkan,
 Peluang untuk perbaikan terus-menerus,
 Perlunya perubahan/revisi terhadap semua sistem manajemen yang diterapkan,
 Kebutuhan sumber daya serta perubahan yang dibutuhkan oleh Perusahaan.
 Tindakan, jika diperlukan, ketika sasaran mutu, K3 dan lingkungan belum tercapai,
 Peluang untuk meningkatkan integrasi semua sistem manajemen yang ditetapkan
dengan proses bisnis Perusahaan, jika diperlukan,
 Implikasi (efek/akibat yang ditimbulkan di masa depan atau dampak yang dirasakan
ketika melakukan sesuatu) bagi arah strategis Perusahaan,
 Menciptakan perbaikan berkelanjutan (continual improvement) dan peningkatan Kinerja
K3, Kinerja Lingkungan dan kinerja sistem manajemen mutu yang ditetapkan dan
diterapkan di Perusahaan,
 Efektivias semua Kebijakan dan semua Sasaran yang ditetapkan Top Management,
 Tersedia untuk komunikasi, konsultasi & partisipasi yang dilaksanakan Perusahaan.
Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab/didelegasikan
kepada Wakil Manajemen untuk menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti / hasil
tinjauan manajemen yang dilaksanakan. Input/masukan maupun output/keluaran tinjauan
yang ditetapkan dan metode atau tata cara serta waktu pelaksanaan tinjauan manajemen
telah diterangkan dalam informasi terdokumentasi yang ditetapkan dalam bentuk Prosedur
Tinjauan Manajemen. Tinjauan manajemen selalu dinilai efektivitasnya dan diusahakan
untuk dilakukan perbaikan yang berkelanjutan (Continual Improvement).
10. Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 (Klausul 10
Perbaikan (improvement), Sub klausul 10.1 Umum) dan OHSAS 18001 : 2017 (sub elemen
4.5.3 Investigasi insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan perbaikan dan Tindakan pencegahan,
4.5.3.1 Investigasi insiden, 4.5.3.2 Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan & pencegahan),
maka Top Management yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Site Manager,
Ketua Tim ISO, Ketua Tim P2K3L, Kepala Bagian dan Kepala Seksi serta Staff yang
bersangkutan dengan dikendalikan oleh Wakil Manajemen selalu berusaha menentukan dan
memilih peluang untuk perbaikan dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan Customer/Pemberi Tugas dan meningkatkan kepuasan
Customer/Pemberi Tugas dengan kegiatan yang meliputi :
 Memperbaiki produk dan jasa untuk memenuhi semua persyaratan maupun untuk
menangani kebutuhan dan harapan masa depan,
 Mengoreksi, mencegah atau mengurangi efek yang tidak diinginkan,
 Memperbaiki kinerja serta efektivitas penerapan SMM ISO 9001:2015, SML ISO
14001:2015 dan OHSAS 18001:2017 yang ditetapkan di Perusahaan.
Manajemen menetapkan bahwa perbaikan dapat mencakup koreksi, tindakan koreksi,
perbaikan terus-menerus, perubahan, inovasi, reorganisasi dan peluang untuk perbaikan
serta penerapannya mencakup tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil
dari penerapan semua sistem manajemen yang ditetapkan di Perusahaan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001:2015 dan SML ISO 14001:2015 (Sub klausul
10.2 Ketidaksesuaian dan tindakan perbaikan) serta persyaratan SMM ISO 9001:2015 (sub
klausul 10.2.1 dan 10.2.2) dan OHSAS 18001:2017 (elemen 4.5.3.2 Ketidaksesuaian,
tindakan perbaikan dan pencegahan), Top Management yang dalam pelaksanaannya
menjadi tanggung jawab Site Manager, , Ketua Tim ISO, Ketua Tim P2K3L, Kepala Bagian dan
Kepala Seksi terkait dengan dikendalikan oleh Wakil Manajemen dalam menindak lanjuti
ketidaksesuaian yang ditemukan ( yang terjadi ), termasuk yang timbul dari keluhan, maka
Top Management menetapkan bahwa :

 Penanggung jawab yang bersangkutan harus bereaksi terhadap ketidaksesuaian yang


terjadi dan, jika mampu maka harus :
 Mengambil tindakan untuk mengendalikan dan memperbaikinya,
 Menangani konsekuensinya.
 Penanggung jawab yang bersangkutan harus mengevaluasi perlunya tindakan untuk
menghilangkan penyebab-penyebab ketidaksesuaian, agar tidak terulang atau terjadi
lagi meskipun di tempat lain, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Meninjau dan menganalisis ketidaksesuaian yang terjadi,
 Menentukan penyebab ketidaksesuaian yang terjadi,
 Menentukan apakah ketidaksesuaian yang serupa benar terjadi atau ada, atau
berpotensi dapat terjadi lagi.
 Melaksanakan tindakan apapun yang diperlukan,
 Meninjau efektivitas tindakan koreksi yang diambil,
 Memperbaharui risiko dan peluang yang ditentukan selama perencanaan, jika perlu.
 Melakukan perubahan terhadap semua sistem manajemen dan terkait, jika perlu.
Manajemen menetapkan bahwa tindakan koreksi yang dilakukan harus sesuai dengan efek
dari ketidaksesuaian yang ditemukan (yang terjadi).
Dalam menerapkan semua klausul, sub klausul serta elemen tersebut diatas, maka Top
Management telah menetapkan, menerapkan dan memelihara informasi terdokumentasi
dalam Prosedur Tindakan Koreksi dan Prosedur Tindakan Pencegahan yang menjadi
tanggung jawab Wakil Manajemen dan didalam penerapannya menjadi tanggung jawab
Internal Auditor yang ditunjuk serta Ketua Tim ISO, Ketua Tim P2K3L, Pengendali Dokumen,
semua Tim P2K3L, Site Manager & semua Kabag. maupun Kasi. terkait serta menyimpan
informasi terdokumentasi sebagai bukti hasil kegiatan tindakan koreksi dan tindakan
pencegahan yang telah dilakukan.
Dalam memenuhi persyaratan SMM ISO 9001 : 2015 dan SML ISO 14001:2015 (Sub klausul
10.3 Perbaikan terus menerus) dan OHSAS 18001 : 2017 ( sub elemen 4.5.3.2
Ketidaksesuaian, tindakan perbaikan & pencegahan), maka Top Management yang dalam
pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Site Manager, Internal Auditor yang ditunjuk, Ketua
Tim ISO, Ketua Tim P2K3L, Pengendali Dokumen, semua Tim P2K3L, dan semua Kabag., Kasi.
terkait serta Staff yang bersangkutan dengan dikendalikan oleh Wakil Manajemen harus
berusaha terus-menerus memperbaiki kesesuaian, kecukupan dan efektivitas serta kinerja
SMM ISO 9001 : 2015, SML ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2017 yang ditetapkan dan
diterapkan di Perusahaan.
Manajemen selalu mempertimbangkan hasil analisis dan evaluasi, dan output/keluaran dari
tinjauan manajemen, untuk menentukan apakah ada kebutuhan atau peluang yang harus
ditangani sebagai bagian dari perbaikan terus-menerus. Dalam memenuhi persyaratan
perbaikan yang berkelanjutan (continual improvement) ini, maka Top Management PT. REKA
ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO telah menetapkan, menerapkan dan memelihara proses-
prosesnya yang diperlukan untuk Continual Improvement Program (CIP) berdasarkan setiap
topik yang meliputi (Kebijakan mutu, Kebijakan K3 serta Kebijakan lingkungan dan Sasaran
mutu, Sasaran K3 serta Sasaran Lingkungan, Hasil audit, Analisa data, Tindakan koreksi dan
Tindakan pencegahan dan Tinjauan Manajemen).

Continual Improvement Program (CIP) cukup dijelaskan dalam Manual Mutu, Manual OHS &
Manual Lingkungan ini ( tidak ditetapkan dalam informasi terdokumentasikan dalam bentuk
prosedur) dan Pejabat yang bertanggung jawab dalam kegiatan yang dimaksud adalah Site
Manager, Internal Auditor yang ditunjuk, Pengendali Dokumen, semua Tim P2K3L, dan
semua Kabag., serta Kasi. terkait dengan diperiksa oleh Ketua Tim ISO dan/atau Ketua Tim
P2K3L dan dikendalikan oleh Wakil Manajemen. Continual Improvement Program (CIP)
dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan perbaikan yang berkelanjutan (continual
improvement) terhadap konsistensi dan efektifitas penerapan SMM ISO 9001:2015, SML ISO
14001:2015 maupun OHSAS 18001 : 2007 / SM K3 (OHS) yang telah ditetapkan oleh Top
Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO dengan langkah perbaikan
(improvement) melalui tahapan PDCA (Plan, Do, Check, Act) dan menggunakan informasi
terdokumentasikan dalam bentuk formulir yang telah ditetapkan. Continual Improvement
Program (CIP) yang telah dilaksanakan selalu dinilai efektivitasnya dan dibahas dalam setiap
Rapat Tinjauan Manajemen (RTM).

Hubungan antara semua persyaratan SMM ISO 9001:2015, SML ISO 14001:2015 dan OHSAS
18001:2007 yang ditetapkan dan diterapkan Top Management PT. REKA ESTI UTAMA - PT.
ENTA, KSO dengan informasi terdokumentasi yang ditetapkan Top Management dalam bentuk
Prosedur maupun Dokumen pendukung internal.
halaman : 1

B. PERENCANAAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Penyedia Jasa pada “PENINGKATAN PENGENDALI BANJIR KANDANG KEBO LOKASI PEKERJAAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG TAHUN ANGGARAN 2021” harus membuat Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko, Penanggung Jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak sesuai lingkup pekerjaan yang dilaksanakan.

KEBIJAKAN K3

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk, pada dasarnya adalah harus mengikuti dan mematuhi serta memperhatikan tentang Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (
SMK3L ) adalah merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhanyang meliputi struktur Organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja yang bertujuan menciptakan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

B.1 . IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG
Nama Perusahaan : PT. REKA ESTI UTAMA ‐ PT. ENTA, KSO
Pekerjaan : PENINGKATAN PENGENDALI BANJIR KANDANG KEBO
Lokasi : KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG
Tahun : 2021

Tabel IBPRP

DESKRIPSI RESIKO PENILAIAN TINGKAT RESIKO  PENILAIAN SISA RESIKO

IDENTIFIKASI BAHAYA ( skenario  JENIS BAHAYA ( Type 
URAIAN PEKERJAAN PERSYARATAN PEMENUHAN  KEMUNG KEPARA NILAI  KEMUNG KEPARA NILAI 
NO Bahaya ) Kecelakaan ) PENGENDALIAN AWAL TINGKAT  PENGENDALIAN LANJUTAN TINGKAT  KETERANGAN
PERATURAN KINAN ( F  HAN  (  RESIKO (  KINAN ( F  HAN  (  RESIKO ( F 
RESIKO ( TR ) RESIKO ( TR )
) A ) F X A ) ) A ) X A )

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

1 Pemasangan U‐Ditch & Box Culvert ‐ Terbentur/tertimpa bahan ‐ Terganggunya  ‐ Permen PUPR ‐ Memakai APD yang sesuai ( memakai helm, masker, 3 4 12 sedang ‐ Terganggunya  1 1 1 kecil Sesuai dengan :


  material U‐Ditch/Box Culvert   kesehatan tubuh, ‐ Permenaker 01/1980   sepatu kerja, kaos tangan, kaca mata kerja )   kesehatan tubuh, PERMEN PUPR NO.21
  cacat permanen ‐ UU Nomor 1 Tahun  ‐ Bekerja dengan hati ‐ hati 3 3 9   cacat permanen 1 1 1 TAHUN 2019
‐ Terbentur/tertimpa bahan   1970 Pasal 1 ayat (6) ‐ Menggunakan rambu peringatan dan barikade 3 4 12 ‐ Terbentur/tertimpa bahan 1 1 1 Tentang :
  material U‐Ditch/Box Culvert  tentang Keselamatan ‐ Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan kerja  3 3 9   material U‐Ditch/Box Culvert 1 1 1 PEDOMAN SISTEM 
  Kerja   sebelum bekerja ‐ Administatif MANAJEMEN KESELAMATAN
‐ UU Nomor 13 Tahun ‐ Menyusun Instruksi Kerja 3 4 12 1 1 1 KONSTRUKSI
  2003 Pasal 86 ‐ Mengikuti SOP pengoperasian alat kerja 3 3 9 1 1 1
   tentang Ketenagakerjaan ‐ Mengikuti SOP Penyimpanan dan pemindahan 3 4 12 1 1 1 SURAT EDARAN
‐ UU Nomor 2 Tahun   material NOMOR 22/SE/M/2020
  2017 Pasal 59 ‐ Pasang Penerangan 3 4 12 1 1 1 TENTANG
  tentang Jasa Konstruksi PERSYARATAN PEMILIHAN
DAN EVALUASI DOKUMEN
PENAWARAN PENGADAAN JASA
‐ Terbentur alat berat ‐ Terganggunya  ‐ Memakai APD yang sesuai ( memakai helm, masker, 3 3 9 sedang ‐ Terganggunya  1 1 1 kecil KONSTRUKSI SESUAI PERATURAN
  kesehatan tubuh,   sepatu kerja, kaos tangan, kaca mata kerja )   kesehatan tubuh, MENTERI PEKERJAAN UMUM
  cacat permanen ‐ Bekerja dengan hati ‐ hati 3 2 6   cacat permanen 1 1 1 DAN PERUMAHAN RAKYAT
‐ Terbentur alat berat ‐ Menggunakan rambu peringatan dan barikade 3 3 9 ‐ Terbentur alat berat 1 1 1 NOMOR 14 TAHUN 2020
‐ Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan kerja  3 4 12 ‐ Administatif 1 1 1 TENTANG STANDAR DAN 
  sebelum bekerja PEDOMAN PENGADAAN JASA
‐ Menyusun Instruksi Kerja 3 3 9 1 1 1 KONSTRUKSI MELALUI 
‐ Mengikuti SOP pengoperasian alat kerja 3 4 12 1 1 1 PENYEDIA
‐ Mengikuti SOP Penyimpanan dan pemindahan 3 3 9 1 1 1
  material
‐ Pasang Penerangan 3 3 9 1 1 1

B.1
B.3 STANDAR DAN PERATURAN PERUNDANGAN
(Persyaratan hukum, Persyaratan Peraturan Perundang‐undangan K3 & Lingkungan dan Peraturan
Pemerintah terkait)

NO. URAIAN TEMA

UNDANG‐UNDANG RI

Hygiene Dalam Perniagaan & Kantor-Kantor


1 1 UU No. 3 tahun 1969
Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
2 2 UU No. 14 tahun 1969

3 3 UU No. 1 tahun 1970 Keselamatan Kerja

4 4 UU No. 3 tahun 1992 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

5 5 UU No. 14 tahun 1992 Lalu Lintas Jalan

6 6 UU No. 23 tahun 1992 Kesehatan

7 7 UU No. 18 tahun 1999 Jasa Konstruksi

Ketenagakerjaan
8 8 UU No. 13 tahun 2003
9 9 UU No 32 tahun 2009 + penjelasannya Perlindungan & Pengelolaan lingkungan hidup

10 10 UU No. 18 tahun 2008 Pengelolaan sampah

PERATURAN PEMERINTAH & KEPUTUSAN PRESIDEN

11 1 Peraturan Pernerintah No. 7 tahun 1973 Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida

2 Peraturan Pernerintah No. 11 tahun 1975 Keselamatan kerja terhadap radiasi


12
3 Peraturan Pemerintah No.: 14 tahun 1993 Penyelenggaraan Program Jaminan sosial tenaga kerja
13

Penyakit yang timbul karena hubungan kerja


14 4 Keputusan Presiden RI No. 22 tahun 1993

15 5 Peraturan pemerintah RI No. 29 th 2000 Penyelenggaraan jasa konstruksi

16 6 Peraturan Pemerintah RI No. 64 th 2005 Perubahan keempat atas peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1993
tentang Penyelenggaraan Program Jaminan sosial tenaga kerja

17 7 Peraturan Pemerintah RI No. 12 th 1995 Perubahan peraturan pemerintah NO 19 tahun 1994 ttg pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun

18 8 Peraturan Pemerintah RI No. 18 tahun 1999 Pengelolaan limbah bahan berbahaya & beracun

19 9 Peraturan Pemerintah RI No. 85 tahun 1999 Perubahan atas PP N 18 th 1999 ttg pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun ( B3 )

KEPUTUSAN MENTERI

20 1 Keputusan bersama Menteri Tenaga Kerja & Menteri Keselamatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi
Pekerjaan Umum No.:Kep.174/MEN/1986,
No.104/KPTS/1986

Bendera keselamatan & kesehatan kerja


21 2 Keputusan Menaker No. Kep.1135/MEN/1987
22 3 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.147/MEN/1989 Pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi program jaminan pemeliharaan
kesehatan, jaminan sosial tenaga kerja.

23 4 Diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja


Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.333/MEN/1989

24 5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.187/MEN/1999 Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja

25 6 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.51/MEN/1999 Nilai ambang batas faktor fisika di tempat kerja

26 7 Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.Kep.186/MEN/1999 Unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja

27 8 Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum RI No. Ketentuan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada
Kep.10/KPTS/2000 bangunan gedung dan lingkungan

28 9 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan transmigrasi RI No. Pemberlakuan standar Nasional Indonesia (SNI) No.SNI-04-0225-2000
Kep.75/MEN/2002 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) di tempat
kerja
B.3 STANDAR DAN PERATURAN PERUNDANGAN
(Persyaratan hukum, Persyaratan Peraturan Perundang‐undangan K3 & Lingkungan dan Peraturan
Pemerintah terkait)

NO. URAIAN TEMA

INSTRUKSI MENTERI
29 1 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.Ins.2/M/BW/BK/1984
Pengesahan alat pelindung diri ( APD )

30 2 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.1/Men/1998 Peningkatan pengawasan dan penertiban terhadap pengadaan kantin
dan toilet di perusahaan

31 3 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.Ins.11/M/BW/1997 Pengawasan khusus K3 penanggulangan kebakaran

32 4 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.Ins.05/BW/1997


Pengawasan alat pelindung diri ( APD )

33 5 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.Ins.03/M/BW/1999 Pengawasan terhadap pengelolaan terhadap makanan di tempat kerja

34 6 Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease Tahun 2019 (
No.02/IN/M/2020 Covid - 19 ) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

35 7 Surat Edaran Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Nomor : Revisi ke - 3 Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Corona
HK.02.02/II/753/2020 Virus ( Covid - 19 )

PERATURAN MENTERI
36 1 Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja.

37 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.01/MEN/1976 Wajib Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan

38 3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.01/MEN/1979 Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan Dan Keselamatan
Kerja Bagi Paramedis Perusahaan

39 4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.01/MEN/1980 Keselamatan dan Kesehatan kerja Pada Konstruksi Bangunan

40 5 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.04/MEN/1980 Syarat Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan APAR

41 6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.02/MEN/1980 Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja

42 7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.01/MEN/1981 Kewajban Melapor Penyakit Akibat Kerja

43 8 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.01/MEN/1982


Bejana Bertekanan

44 9 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.02/MEN/1982


Kuwalifikasi Juru Las

45 10 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.03/MEN/1982 Pelayanan Kesehatan Dan Tenaga Kerja

46 11 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.02/MEN/1983 Instalasi Alarm Kebakaran Automatik

47 12 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.03/MEN/1985 Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pemakaian Asbes

48 13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.04/MEN/1985


Pesawat Tenaga Dan Produksi

49 14 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1985


Pesawat Angkat Dan Angkut

50 15 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.04/MEN/1987 P2K3 serta tata cara penunjukan ahli keselamatan Kerja

51 16 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1988 Kualifikasi dan syarat-syarat operator pesawat uap

52 17 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.01/MEN/1989 Kualifikasi dan syarat-syarat operatot keran angkat

53 18 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.02/MEN/1989 Pengawasan instalasi penyalur petir

54 19 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.02/MEN/1992 Tata cara penunjukan kewajiban dan wewenang Ahli keselamatan kerja

55 20 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.04/MEN/1995 Perusahaan jasa keselamatan & keehatan kerja

56 21 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.: Per.05/MEN/1996 Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan kerja
B.3 STANDAR DAN PERATURAN PERUNDANGAN
(Persyaratan hukum, Persyaratan Peraturan Perundang‐undangan K3 & Lingkungan dan Peraturan
Pemerintah terkait)

NO. URAIAN TEMA

57 22 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.01/MEN/1998 Penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan bagi tenaga kerja dengan
manfaat lbh baik daripada paket jaminan pemeliharaan kesehatan dasar
Jaminan Sosial Tenaga Kerja

58 23 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.03/MEN/1998 Tatacara pelaporan & pemeriksaan kecelakaan

59 24 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.03/MEN/1999 Syarat-syarat keselamatan & kesehatan kerja lift untuk pengangkutan
orang dan barang

60 25 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.04/MEN/1998 Pengangkatan, pemberhentian & tata kerja dokter Penasehat

61 26 Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.:Per.04/MEN/1993 Jaminan Kecelakaan Kerja

62 27 Peraturan Menteri NLH No. 13 tahun 1995 Baku mutu emisi sumber tidak bergerak

63 28 Peraturan Menteri NLH No. 07 tahun 2007 Baku mutu emisi sumber tidak bergerak bagi ketel uap

64 29 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. :


PER.15/MEN/VIII/2008 Pertolongan Pertama pada kecelakaan di tempat kerja

65 30 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. :


PER. 08/MEN/VII/2010 Alat Pelindung Diri ( APD )

66 31 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. :


PER. 09/MEN/VII/2010 Operator dan petugas pesawat angkat dan angkut

REFERENSI TAMBAHAN, STANDAR DAN PERSYARATAN PERUNDANGAN BARU & UP DATE

67 1 Electrical Safety Safety and Health for Elektrikal

66 2 Standart Nasional Indonesia (SNI 19-7055-2004) Kurikulum Pelatihan Hiperkes & Keselamatan Kerja bagi Pengurus Dan
Anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Perusahaan

67 3 Proyek Pendidikan untuk pekerja Buku Pegangan untuk sertifikat pekerja

68 4 Kertas Kerja 9, April 2004 (ILO) (Subregional Office for South-


East Asia and Pacific) Manila, Philippines Keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia

69 5 Trining and Education ( Canadian Centre For - Occupational


Health and safety Safety, H & S Programs, Prevention/ Contro of Hazard

70 6 Zhejiang Taizhou Xingxing Palstic Packaging Co. Ltd


Dokumen Material Safety Data Sheet ( MSDS)

71 7 Keputusan Menteri Tenaga kerja dan Trasnsmigrasi RI No. Jenis-jenis Pekerjaan yang membahayakan Kesehatan, Keselamatan atau
KEP.235/MEN/2003 moral anak
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
72 8 Peraturan Presiden RI No 95 Tahun 2007

73 9 Keputusan Kepala Bappedal No 2 tahun 1998 Tata laksana pengawasan pengelolaan limbah bahan

Environmental management systems requirements with guidance for use


74 10 Standar International ISO 14001:2004

75 11 Standar Nasioanal Indonesia SNI 19-14001-2005 Sistem manajemen lingkungan (persyaratan dan panduan penggunaan )

76 12 Standard ISO 9001 : 2008 Quality Management System Requiements

77 13 Standar Nasional Indonesia SNI 19 - 19011 Panduan audit SMM dan/atau lingkungan

78 14 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.09/PER/M/2008 Pedoman sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ( K3)
konstruksi bidang pekerjaan umum

Guidelines For Quality and/ or Environmental Management Systems


79 15 Standard ISO 19011 : 2002 Audiiting

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah


80 16 Peraturan Presiden RI No. 70 Tahun 2012

Occupational health and safety management systems – Requirements


81 17 Standard OHSAS 18001 : 2007
B.3 STANDAR DAN PERATURAN PERUNDANGAN
(Persyaratan hukum, Persyaratan Peraturan Perundang‐undangan K3 & Lingkungan dan Peraturan
Pemerintah terkait)

NO. URAIAN TEMA

82 18 Standard ISO 19011 : 2011 Guidelines For Auditing Management Systems

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


83 19 Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2012

Perubahan keempat atas Peraturan Pemerintah No. 14 Thn. 1993


84 20 Peraturan Pemerintah RI Nomor 64 Tahun 2005 tentang Program Penyelenggaraan Jamsostek.
Amandemen 1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
85 21 SNI 04-0225-2000/Amd1-2006

86 22 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI Nomor : Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PER-01/MEN/I/2007 (K3)
Dokumen Material Safet Data Sheet (MSDS) untuk perleng- kapan K3 dan
87 23 Dokumen Material Safety Data Sheet (MSDS) yang terkait dengan proyek
88 24 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
2015 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Penyelenggara Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
89 25 PerMenakerTrans Nomor : PER/18/MEN/XI/2008 Kerja ( SMK3 ).

90 26 UU No 24 Tahun 2011 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS )

91 27 Praturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang /Jasa Perubahan atas Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2013 /Jasa Pemerintah Nomor 12 Tahun 2012
92 28 Peraturan Perundangan sehubungan dengan pelaksanaan Peraturan Perundangan Pusat dan Daerah terkait sesuai dengan
pekerjaan proyek terkait pelaksanaan pekerjaan di proyek terkait
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )




PT. REKA ESTI UTAMA ‐ PT. ENTA, KSO
JL. MAJAPAHIT No. 609, Semarang 50113
JAWA TENGAH – INDONESIA
Telp. : (024) 6715962, Facs. : (024) 6733073
E-mail : arif_entagroup@yahoo.com
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

C.1. Sumber Daya


PENANGGUNG JAWAB K3
HERRY KRISTIAWAN, ST


EMERGENCY P3K KEBAKARAN
KHAFID NASRULLAH SUBENO PANDJI R. ABDUL KUDUS ADI S.

Dukungan Keselamatan Konstruksi dapat terwujud apabila pihak manajemen memiliki kebijakan yang
mendukung pelaksanaan K3. Sehubungan dengan hal itu kami menyadari bahwa aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja adalah penting dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu
kami berkomitmen untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat kerja yang aman
dan sehat dengan menerapkan perbaikan dan berkelanjutan melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja ( SMK3 )
Konsisten untuk melaksanakan pengelolaan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara efektif dan
efisien dengan cara :
1. Menginformasikan kepada seluruh personil baik internal dan external perusahaan mengenai
tanggung jawabnya dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan
perusahaan
2. Mematuhi perundang undangan dan persaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta
mengintegrasikannya ke dalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan
3. Meminimalkan jumlah terjadinya kesalahan kerja, terjadinya kecelakaan kerjadan penyakit
akibat kerja
4. Melakukan Identifikasi Bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko – resiko K3
5. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya
6. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada seluruh personil secara
berkala
7. Sosialisasi dan Promosi K3
Kebijakan ini dibuat untuk dapat dipahami oleh seluruh karyawan dan menjadi acuan dalam pelaksanaan
seluruh kegiatan operasi perusahaan.
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber daya sehingga kebijakan kesehatan dan keselamatan
dapat diimplementasikan dengan baik termasuk anggaran, personil, pelatihan, kesempatan meningkatkan
dan wadah untuk berpartisipasi dalam perencanaan, evaluasi pelaksanaan, dan tindakan menuju
perbaikan.
Pelatihan K3 harus dimulai dengan orientasi kaeyawan, ketika seorang karyawan baru atau ditransfer
nama pekerjaan baru. Sesi orientasi yang berkaitan dengan K3 biasanya harus mencakup :
1. Prosedur darurat
2. Lokasi pertolongan pertama
3. Tanggung jawab K3
4. Pelaporan Cidera, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman
5. Penggunaan peralatan pelindung diri ( APD )
6. Hak untuk menolak pekerjaan yang berbahaya
7. Bahaya, termasuk di luar area kerja mereka sendiri
8. Alasan untuk setiap aturan K3.
Pekerja tidak harus dilihat sebagai pengamat dalam K3. Mereka bertanggung jawab untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian
dalam memastikan berfungsinya kebijakan K3. Untuk melakukan ini mereka perlu menyadari dan
memahami berbagai bahayakesehatan dan keselamatan, standard an praktek praktek yang relevan dengan
pekerjaan mereka.

C.1.1 Peralatan

a. Surat Ijin Kelaikan Operasi (SILO) Memuat Surat Ijin Kelaikan Operasi (SILO) pesawat angkat &
angkut (alat berat) yang digunakan pada Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

b. Sertifikat kelaikan peralatan konstruksi lainnya Memuat sertifikat kelaikan peralatan konstruksi
lainnya yang digunakan pada Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

c. Daftar Peralatan Utama Memuat daftar peralatan utama yang akan digunakan pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi sekurang-kurangya terdiri dari jenis peralatan, merk & tipe
peralatan, kapasitas peralatan, jumlah peralatan, kondisi peralatan, lokasi peralatan, dan status
kepemilikan peralatan yang dibuktikan dengan surat kepemilikan maupun surat perjanjian.
Daftar peralatan utama ditandatangani oleh Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.

C.1.2 Material

a. Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) Memuat Informasi terkait dengan pengendalian
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berupa Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dari
pemasok.

b. Daftar Material Impor Memuat daftar material impor yang akan digunakan pada pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sekurang-kurangya terdiri dari jenis material, jumlah material, negara
asal, dan jadwal pengiriman barang. Daftar material impor ditandatangani oleh Kepala
Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.

C.1.3 Biaya
Perhitungan Biaya SMKK mengacu pada peraturan yang ditetapakan
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

C.1.4 Tenaga Ahli

DIREKTUR UTAMA ( PENASEHAT TIM P2K3L )

1. TUGAS
1.1. Menetapkan persyaratan OHSAS 18001:2007 atau SM K3 (OHS) dan peryaratan SML ISO
14001:2015 untuk digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam penerapan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau SM K3 (OHS) dan Sistem Manajamen Lingkungan yang
ditetapkan Top Management
1.2. PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO dan dalam pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
Wakil Manajemen bersama Ketua Tim P2K3L,
1.1. Menetapkan Kebijakan K3, Kebijakan Lingkungan dan Tujuan serta Sasaran K3 & Lingkungan
(K3L) Perusahaan maupun perbagian dan seksi,
1.2. Memimpin Rapat Tinjauan Manajemen SM K3 (OHS) dan SML,
1.3. Menetapkan bahwa Penanggung Bagian terkait (baik Kantor Pusat mupun Proyek) dan
berkoordinasi dengan Direktur untuk melakukan Safety Meeting secara berkala termasuk
pembahasan tentang kinerja lingkungan Perusahaan,
1.4. Mengevaluasi kinerja SM K3 (OHS) dan kinerja Lingkungan sesuai laporan yang diterima dari
Wakil Manajemen dan/atau Ketua Tim P2K3L untuk digunakan sebagai salah satu dasar
pengambilan keputusan dan langkah selanjutnya,
1.5. Memberikan pengarahan kepada Direktur dan Manager terkait maupun Tim P2K3L agar tugas-
tugas yang diberikan sesuai rencana yang telah ditetapkan,
1.6. Bertugas mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Direktur dan Manager terkait,

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Direktur Utama bertanggung jawab atas komitmen terhadap pelaksanaan prinsip Sistem
Manajemen K3 (OHS) serta SML yang efektif agar dapat dicapai tujuan Perusahaan, baik tujuan
jangka pendek maupun tujuan jangka panjang serta bukti tanggung jawab terhadap penaatan
persyaratan peraturan perundang-undangan K3 & Lingkungan yang harus diikuti Perusaahaan,
2.2. Bertanggung jawab dalam menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana standar yang
dibutuhkan oleh karyawan maupun kebutuhan Perusahaan demi tercapainya penerapan OHSAS
18001:2007 dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 : 2015 yang ditetapkan
Perusahaan,
2.3. Bertanggung jawab jika sampai terjadi pencemaran lingkungan yang berakibat fatal yang
disebabkan oleh kesalahan Perusahaan.

3. WEWENANG
3.1. Sebagai pengambil keputusan tertinggi Managerial Perusahaan dengan persetujuan Dewan
Komisaris,
3.2. Direktur Utama berwenang mengangkat dan memberhentikan Manager, Kepala Bagian, Kepala
Seksi dan Tim P2K2L serta memberikan peringatan apabila dianggap menyimpang dari kebijakan
dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Top Management Perusahaan.


C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )


WAKIL PENASEHAT TIM P2K3L (DIREKTUR)

1. TUGAS
1.1. Memimpin RTM SM K3 (OHS) dan SML, jika Direktur Utama berhalangan hadir,
1.2. Memberikan laporan kepada Direktur Utama tentang kinerja SM K3 (OHS) dan Kinerja
Lingkungan berdasarkan evaluasi kegiatan yang telah dilakukan di Kantor Pusat maupun di
Proyek yang sedang dikerjakan Perusahaan,
1.3. Memberikan pengarahan-pengarahan kepada Manager, Kepala Bagian dan Kepala Seksi maupun
Tim P2K3L agar tugas-tugas yang diberikan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan termasuk pengarahan tentang efektifitas penerapan SM K3 (OHS) dan SML yang telah
ditetapkan Perusahaan,
1.4. Berkoordinasi dengan Manager dan Kepala Bagian terkait (baik di Kantor Pusat maupun di
Proyek yang sedang dikerjakan Perusahaan) untuk melakukan Safety Meeting secara berkala
termasuk pembahasan tentang kinerja lingkungan Perusahaan,
1.5. Bertugas mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Manager, Kepala Bagian dan Kepala Seksi
terkait serta Tim P2K3L yang ditunjuk.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Wakil Penasehat Tim P2K3L (Direktur) bertanggung jawab atas komitmen Top Management
terhadap implementasi Sistem Manajemen K3 (OHS) serta SML yang efektif agar dapat dicapai
tujuan Perusahaan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang serta sebagai
bukti tanggung jawab terhadap penaatan persyaratan peraturan perundang-undangan K3 &
Lingkungan yang harus diikuti Perusaahaan,
2.2. Turut bertanggung jawab dalam menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana standar
yang dibutuhkan oleh karyawan maupun Perusahaan demi tercapainya penerapan OHSAS
18001:2007 dan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) ISO 14001 : 2015 yang ditetapkan
Perusahaan,
2.3. Bertanggung jawab jika sampai terjadi pencemaran lingkungan yang berakibat fatal yang
disebabkan oleh kesalahan Perusahaan.

3. WEWENANG

3.1. Wakil Penasehat Tim P2K3L (Direktur) berwenang memberikan masukan kepada Penasehat Tim
P2K3L (Direktur Utama) dalam hal pengangkatan dan pemberhentian Manager, Kepala Bagian
dan Kepala Seksi maupun Tim P2K3L yang ditunjuk serta memberikan peringatan apabila
dianggap menyimpang dari kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak
Manajemen Perusahaan.

WAKIL MANAJEMEN
1. TUGAS
1.1. Memimpin RTM OHSAS 18001:2007 dan SML ISO 14001:2015, jika Direktur dan Direktur Utama
berhalangan hadir,
1.2. Mengontrol pelaksanaan sistem informasi terdokumentasi SM K3 (OHS) dan SML bersama Ketua
Tim P2K3L dan Pengendali Dokumen di tiap-tiap Bagian dan Seksi serta menjamin bahwa
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

rekamannya selalu dipelihara dengan baik dan benar,


1.3. Berkoordinasi dengan Manager dan Kepala Bagian terkait (baik di Kantor Pusat maupun di
Proyek yang sedang dikerjakan Perusahaan) untuk melakukan Safety Meeting secara berkala
termasuk pembahasan tentang kinerja lingkungan Perusahaan dan hasilnya
dipertanggungjawabkan Penanggung jawab terkait,
1.4. Memberikan briefing dan pelatihan K3L bersama Ketua Tim P2K3L di Proyek maupun di Kantor
Pusat,
1.5. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan jika dibutuhkan.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Menjamin bahwa persyaratan dan proses yang diperlukan untuk OHSAS 18001:2007 dan SML
ISO 14001:2015 ditetapkan, diterapkan dan dipelihara & dilakukan perbaikan yang
berkelanjutan (Continual Improvement),
2.2. Melaporkan kepada Direktur Utama (Top Management) tentang kinerja SM K3 (OHS) dan SML
serta kebutuhan apapun untuk perbaikan dan peningkatannya,
2.3. Menjamin kesadaran persyaratan pelanggan dipahami & mengkomunikasikan SM K3 (OHS) dan
SML (khusunya Kebijakan K3 dan Lingkungan yang ditetapkan Perusahaan) ke Supplier & Sub
Kontraktor serta Masyarakat sekitar,
2.4. Memimpin dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan jika terjadi kebakaran, insiden,
kecelakaan kerja dan ketidaksesuaian lainnya maupun jika terjadi pencemaran lingkungan yang
selanjutnya :
2.4.1. Melaporkan kejadian tersebut ke Direktur Utama (Top Management),
2.4.2. Meminta bantuan ke Dinas Kebakaran (PMK) & Kepolisian atau Instansi Pemerintah
terkait serta melakukan rujukan ke Rumah Sakit terdekat,
2.4.3. Mengumumkan terjadi kondisi darurat dan memutuskan jika kondisi sudah dinyatakan
aman.
2.5. Memimpin Tim P2K3L dalam tugas yang berhubungan dengan penerapan SM K3 (OHS) dan SML
(khususnya dalam pelaksanaan proyek yang dikerjakan),
2.6. Penghubung dengan pihak eksternal dalam masalah yang terkait dengan OHSAS 18001:2007 dan
SML ISO 14001:2015 yang ditetapkan Perusahaan.

3. WEWENANG
3.1. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan yang sifatnya penting
dan mendesak apabila Direktur & Direktur Utama berhalangan hadir khususnya dalam tugas-
tugas yang berhubungan dengan penerapan OHSAS 18001:2007 dan SML ISO 14001:2015,
3.2. Memeriksa informasi terdokumentasi OHSAS 18001:2007 & SML ISO 14001:2015 yang
ditetapkan di Perusahaan.

KETUA TIM P2K3L
1. TUGAS
1.1. Bersama-sama Pengendali Dokumen mengontrol pendokumentasian SM K3(OHS) dan SML di
tiap-tiap Bagian dan Seksi serta menjamin bahwa rekamannya selalu dipelihara dengan baik &
benar dan mencegah pemakaian tak disengaja dari dokumen kadaluwarsa dan menjamin bahwa
dokumen yang digunakan telah sesuai dalam penerapan SM K3 (OHS) dan SML yang ditetapkan
Perusahaan,
1.2. Bersama Tim P2K3L memberikan briefing dan pelatihan tentang kinerja K3 & kinerja
Lingkungan di Proyek yang sedang dikerjakan Perusahaan maupun di Kantor Pusat dan
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

melakukan safety meeting (termasuk kinerja lingkungan),


1.3. Menetapkan kriteria monitoring dan pengukuran kinerja K3 & Lingkungan berdasarkan
identifikasi bahaya & Aspek Lingkungan dan penilaian risiko yang telah dibuat dan membuat
jadwal monitoring untuk diserahkan Tim P2K3L yang ditunjuk serta mengevaluasi hasilnya dan
dijadikan agenda dalam komunikasi, konsultasi dan partisipasi formal, safety meeting dan/atau
Tinjaun Manajemen.
1.4. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan jika dibutuhkan sesuai dengan
persetujuan Wakil Manajemen.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Memastikan bahwa proses yang diperlukan untuk penerapan SM K3 (OHS) dan SML telah
ditetapkan, diterapkan dan dipelihara & dilakukan perbaikan yang berkelanjutan (Continual
Improvement) dan membantu Wakil Manajemen untuk membuat laporan kepada Top
Management tentang kinerja K3 dan SML serta kebutuhan apapun untuk perbaikan serta
peningkatan SM K3 (OHS) dan SML,
2.2. Mengkomunikasikan SMK3 (OHS) dan SML (khusunya Kebijakan K3 & Lingkungan Perusahaan)
ke Supplier & Sub Kontraktor & Masyarakat sekitar,
2.3. Membantu Wakil Manajemen untuk bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan jika terjadi
kebakaran, insiden, kecelakaan kerja & ketidaksesuaian lain maupun jika terjadi pencemaran
lingkungan dengan langkah-langkah :
2.6.1. Melaporkan kejadian tersebut kepada Wakil Manajemen,
2.6.2. Meminta bantuan ke Dinas Kebakaran (PMK) dan Kepolisian/Instansi Pemerintah
terkait dan melakukan rujukan ke Rumah Sakit terdekat,
2.6.3. Melaporkan kepada Wakil Manajemen jika terjadi kondisi gawat darurat,
2.6.4. Mengumumkan jika kondisi sudah aman (Petunjuk Wakil Manajemen).
2.4. Memimpin semua Tim P2K3L dalam tugas-tugas yang berhubungan dengan penerapan SM K3
(OHS) dan SML serta menjadi Penghubung dengan pihak eksternal dalam masalah yang terkait
dengan penerapan SM K3 (OHS) dan SML yang ditetapkan Perusahaan (sesuai petunjuk Wakil
Manajemen).

3. WEWENANG
3.1. Mengambil keputusan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penerapan maupun evaluasi
hasil penerapan SM K3 (OHS) dan SML yang ditetapkan Perusahaan dengan persetujuan Wakil
Manajemen,


ANGGOTA / MONITORING KINERJA K3L DI KANTOR PUSAT

1. TUGAS
1.1. Menerima jadwal monitoring dan pengukuran kinerja K3 & Lingkungan setiap Bagian dan Seksi
yang berada di Kantor Pusat dari Ketua Tim P2K3L,
1.2. Melakukan monitoring dan pengukuran kinerja K3 & Lingkungan secara periodik pada semua
Bagian & Seksi di Kantor Pusat sesuai jadwal yang telah disetujui,
1.3. Melaporkan kepada Ketua Tim P2K3L jika terjadi kebakaran, insiden, kecelakaan kerja,
ketidaksesuaian & jika terjadi pencemaran lingkungan dan selanjutnya :
1.3.1. Meminta bantuan ke Dinas Kebakaran (PMK) dan Kepolisian atau Instansi Pemerintah
terkait dengan kejadian yang dimaksud,
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

1.3.2. Membantu tugas-tugas Pimpinan Keselamatan.


1.3.3. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit terdekat dengan persetujuan Ketua Tim P2K3L
dan/atau Wakil Manajemen,
1.3.4. Bersama-sama Tim P2K3L dan Instansi Pemerintah terkait melakukan tugas tugas
dalam penanganan kebakaran, insiden, kecelakaan kerja & ketidaksesuaian lainnya
maupun pencemaran lingkungan yang terjadi.
1.4. Melakukan hubungan atau komunikasi dengan Pimpinan Keselamatan tentang perkembangan
dan situasi di tempat kejadian,
1.5. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Mengkoordinasikan kegiatan seluruh Tim P2K3L dalam penanganan kebakaran, insiden,
kecelakaan kerja dan ketidaksesuaian lainnya maupun pencemaran lingkungan yang terjadi
(pengendalian, penyelamatan dan pengamanan) dengan persetujuan Ketua Tim P2K3L dan/atau
Wakil Manajemen.
2.2. Memantau perkembangan jika terjadi kondisi darurat dan melaporkan hasilnya kepada Ketua
Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen,
2.3. Bertangung jawab seluruh kegiatan pada saat terjadi kondisi darurat.
2.4. Membuat laporan hasil monitoring dan pengukuran kinerja K3 & Lingkungan secara periodik
yang telah dilakukan pada semua Bagian dan Seksi di Kantor Pusat sesuai dengan formulir yang
telah ditetapkan & melaporkan hasilnya ke Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen,
2.5. Bersama Tim P2K3L & Penanggung jawab kegiatan terkait membuat rencana K3 & Aspek
Lingkungan pada setiap Proyek yang akan dikerjakan Perusahaan.

3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan/teguran ke pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) yang sesuai dan dibutuhkan pada saat bekerja,
3.2. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen,
3.3. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir.

ANGGOTA / MONITORING KINERJA K3L DI PROYEK

1. TUGAS
1.1. Menerima jadwal monitoring dan pengukuran kinerja K3 & Lingkungan setiap Bagian dan Seksi
yang berada di Proyek dari Ketua Tim P2K3L,
1.2. Melakukan monitoring dan pengukuran kinerja K3 & Lingkungan secara periodik pada semua
Bagian & Seksi di Proyek sesuai jadwal yang telah disetujui,
1.3. Melaporkan kepada Ketua Tim P2K3L jika terjadi kebakaran, insiden, kecelakaan kerja,
ketidaksesuaian & jika terjadi pencemaran lingkungan dan selanjutnya :
 Meminta bantuan ke Dinas Kebakaran (PMK) dan Kepolisian atau Instansi Pemerintah
terkait dengan kejadian yang dimaksud,
 Membantu tugas-tugas Pimpinan Keselamatan.
 Melakukan rujukan ke Rumah Sakit terdekat dengan persetujuan Ketua Tim P2K3L dan/atau
Wakil Manajemen,
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

 Bersama-sama Tim P2K3L dan Instansi Pemerintah terkait melakukan tugas tugas dalam
penanganan kebakaran, insiden, kecelakaan kerja & ketidaksesuaian lainnya maupun
pencemaran lingkungan yang terjadi.
1.4. Melakukan hubungan atau komunikasi dengan Pimpinan Keselamatan tentang perkembangan
dan situasi di tempat kejadian.
1.5. Bersama Tim P2K3L yang ditunjuk, Ketua Tim P2K3L dan Penangung jawab terkait untuk
menyusun rencana K3 & Aspek Lingkungan yang mencakup :
 Identifikasi Bahaya & Aspek lingkungan, Penilaian Risiko dan Penentuan Pengendalian dari
setiap kegiatan yang dikerjakan oleh Proyek terkait,
 Tujuan, Sasaran serta Program K3 & Lingkungan (K3L) yang dibuat berdasarkan
pengendalian risiko yang telah ditetapkan,
 Persyaratan hukum, Perundangan K3 & Lingkugan dan Peraturan terkait,
 Subkontraktor, Struktur Organisai, Tugas, Tanggung jawab & Wewenang,
 Daftar Pekerjaan Berbahaya dan berdampak terhadap lingkungan,
 Daftar Bahan/Material Proyek yang berbahaya, Daftar Mesin/Peralatan dan Alat Bantu
Khusus (Penanganan khusus) dan Daftar Tenaga kerja ahli.
1.6. Bersama Tim P2K3L yang ditunjuk, Ketua Tim P2K3L dan sesuai persetujuan Wakil Manajemen
serta persetujuan Site Manager dan/atau Manager Proyek untuk mengadakan Pelatihan tentang
SM K3 (OHS) & SML yang meliputi :
 Pelatihan awal dan Pelatihan pekerja baru,
 Pelatihan periodik : misalnya pelatihan evakuasi bahaya/penggunaan APAR.
 Pelatihan pengendalian dampak lingkungan berdasarkan kondisi Proyek.
1.7. Bersama Tim P2K3L yang ditunjuk, Ketua Tim P2K3L dan sesuai dengan persetujuan Wakil
Manajemen serta persetujuan Site Manager dan/atau Manager Proyek untuk melakukan
pengendalian dampak lingkungan penting di Proyek dan menyelenggarakan Komunikasi,
Konsultasi & Parsipasi dengan cara :
 Induksi K3 & Lingkungan (Penjelasan yang akan disampaikan kepada setiap tamu atau
pengunjung yang datang ke lokasi Proyek / Area Kerja).
 Komunikasi, Konsultasi dan partisipasi dengan Pekerja maupun dengan Bowheer/Pemberi
Tugas, Sub Kontraktor, Supplier dan Masyarakat sekitar,
 Rapat K3 (Safety Meeting) & Lingkungan dengan Mandor & Sub Kontraktor,
 Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM ) tentang SM K3 (OHS) & SML,
 Menempelkan hal-hal tentang K3L di Papan Pengumuman dan Wajib dibaca.
1.8. Mengadakan Rapat K3 & Lingkungan (sesuai kebutuhan) yang antara lain :
 Harian dengan istilah Environmental & Safety Morning dan membuktikan dengan rekaman /
photo dokumentasi,
 Mingguan (Environmental & Weekly Safety Meeting ) dan membuktikan dengan rekaman,
 Bulanan (Environmental & Monthly Safety Meeting ) dan membuktikan dengan rekaman.
1.9. Melakukan proses pendokumentasian bersama Pengendali Dokumen dan melakukan
Pengendalian Dokumen serta Rekamannya yang meliputi :
 Identifikasi Dokumen dan proses Pendokumentasian serta Pengesahannya,
 Pengesahan Dokumen dan Distribusi Dokumen,
 Penyimpanan Dokumen dan penyimpanan rekamanannya.
1.10. Bersama Ketua Tim P2K3L dan sesuai persetujuan Wakil Manajemen serta persetujuan Site
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

Manager dan/atau Manager Proyek untuk pengadaan atau melengkapi APD yang dibutuhkan
oleh Pekerja dengan cara :
 Mendaftar atau menginventarisir kebutuhan APD,
 Mengevaluasi keberadaan APD, apabila rusak atau kurang layak, maka dilakukan pengadaan,
 Melakukan pengadaan APD dan mendistribusikan kepada pekerja terkait,
 Mengontrol Pemakaian APD sesuai kebutuhan pekerja.
1.11. Bersama Tim P2K3L yang ditunjuk, Ketua Tim P2K3L dan Penanggung jawab terkait serta sesuai
persetujuan Wakil Manajemen dan persetujuan Site Manager dan/atau Manager Proyek untuk
mengevaluasi kinerja Rekanan antara lain :
 Supplier, Sub Kontraktor, Mandor, Sewa mesin/peralatan/alat bantu, dll.
1.12. Bersama Tim P2K3L yang ditunjuk dan Penanggung jawab kegiatan terkait untuk mengurus
perijinan sehubungan dengan proyek yang dikerjakan Perusahaan & membuat Instruksi Kerja
untuk Pekerjaan berisiko tinggi,
1.13. Melakukan pengurusan kalibrasi alat ukur bersama Site Manager (jika diperlukan)
1.14. Melakukan Internal Audit K3 & Lingkungan bersama Internal Auditor yg ditunjuk,
1.15. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Mengkoordinasikan kegiatan seluruh Tim P2K3L dalam hal penanganan terhadap kebakaran,
kecelakaan, sakit akibat kerja, insiden & ketidaksesuaian lainnya maupun pencemaran
lingkungan yang terjadi di Proyek (pengendalian, penyelamatan dan pengamanan).
2.2. Memantau perkembangan kondisi darurat & melaporkan kepada Ketua Tim P2K3L dan/atau
Wakil Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Proyek.

2.3. Memimpin dan bertangung jawab seluruh kegiatan pada saat terjadi kondisi darurat yang terjadi
di Proyek bersama Tim P2K3L dan Site Manager dan/atau Manager Proyek.
2.4. Membuat laporan hasil monitoring dan pengukuran kinerja K3 & Lingkungan secara periodik
yang telah dilakukan pada semua kegiatan / pekerjaan, pekerja dan area kerja di Proyek sesuai
dengan formulir yang telah ditetapkan & melaporkan hasilnya kepada Ketua Tim P2K3L
dan/atau Wakil Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Proeyek,
2.5. Bersama Tim P2K3L, Ketua Tim P2K3L dan Site Manager dan/atau Manager Proyek membuat
rencana K3 & Aspek Lingkungan pada setiap Proyek yang dikerjakan Perusahaan.

3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan atau teguran kepada Pekerja yang tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) yang sesuai pada saat bekerja,
3.2. Memberikan saran perbaikan atau teguran kepada semua pengunjung atau tamu Perusahaan
yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai pada saat berada di area proyek
yang sedang dikerjakan,
3.3. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit terdekat dengan persetujuan Ketua Tim P2K3L dan/atau
Wakil Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Proyek.
3.4. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Poyek.
3.5. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) untuk sementara waktu apabila berhalangan hadir
dalam hal yang berkaitan dengan K3 & Aspek Lingkungan.
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

SEKRETARIS TIM P2K3L & PENGURUSAN HUBUNGAN EKSTERNAL

1. TUGAS
1.1. Mencatat semua kegiatan K3 & Pengendalian dampak lingkungan berdasarkan kegiatan yang
diikuti atau laporan dari Tim P2K3L / Penanggung jawab kegiatan,
1.2. Melaksanakan sosialisasi tentang persyaratan-persyaratan SM K3 (OHS) dan SML ke seluruh
tingkat yang relevan diKantor/Proyek sehingga tercapainya kesadaran dalam bekerja,
bekerjasama yang benar dan senantiasa mengutamakan K3 & Aspek Lingkungan dalam setiap
pekerjaannya,
1.3. Melaporkan kepada Ketua Tim P2K3L atas kinerja SM K3 (OHS) dan SML (Pengendalian dampak
lingkungan ) untuk dilaporkan kepada Wakil Manajemn,
1.4. Mencari untuk mendapatkan informasi tentang semua Persyaratan hukum, Persyaratan
Peraturan Perundang-undangan K3 & Lingkungan dan Peraturan Pemerintah yang berlaku serta
yang paling up date dan terkait dengan penerapan SM K3 (OHS) dan SML di Perusahaan sesuai
persetujuan Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen serta ikut terlibat dalam evaluasi
penaatannya
1.5. Mengurus semua kegiatan penanganan kebakaran, insiden, kecelakaan kerja, sakit akibat kerja &
ketidaksesuaian lainnya maupun pencemaran lingkungan yang terjadi ke Dinas Pemerintah
terkait (seperti Dinas PMK, Kepolisian, Depnaker, Paramedis, Rumah Sakit, BAPEDAL, AMDAL
dll.).

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Menjamin telah dilaksanakan dan dipeliharanya proses yang dibutuhkan dalam penerapan SM
K3 (OHS) dan SML di Kantor Pusat maupun di Proyek,
2.2. Menjamin terlaksananya peningkatan atas penerapan SM K3 (OHS) dan SML secara
berkesinambungan sesuai tugas tanggung jawabnya,
2.3. Manjamin semua rekaman dalam kegiatan K3, Safety & Pengendalian dampak lingkungan selalu
dikendalikan dan laporan dari Tim P2K3L atau Penanggung jawab kegiatan yang dimaksud
terkendali dengan baik dan benar.

3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan atau teguran kepada pekerja yang tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) yang sesuai pada saat bekerja,
3.2. Memberikan saran perbaikan atau teguran kepada semua pengunjung atau tamu Perusahaan
yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai pada saat berada di area proyek
yang sedang dikerjakan,
3.3. Melakukan pengurusan rujukan ke Rumah Sakit terdekat dengan persetujuan Ketua Tim P2K3L
dan/atau Wakil Manajemen untuk para korban kebakaran, insiden, kecelakaan kerja, sakit akibat
kerja & ketidaksesuaian lainnya maupun akibat pencemaran lingkungan yang terjadi,
3.4. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen,
3.5. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu
dengan batasan yang diberikan dalam hal SM K3 (OHS) & SML
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

ANGGOTA / PENYELAMAT & P3K DI KANTOR PUSAT

1. TUGAS
1.1. Mendata keadaan dan jumlah karyawan setempat (Kantor Pusat) maupun para tamu jika
terjadi kebakaran, insiden, kecelakaan kerja, sakit akibat kerja & ketidaksesuaian lainnya
maupun jika terjadi pencemaran lingkungan,
1.2. Atas perintah Kepala Peran Kebakaran (Tim P2K3L / Personil yang ditunjuk) segera
mengevakuasi karyawan setempat (Kantor Pusat) maupun para tamu menuju ketempat
berkumpul (Titik Evakuasi / Muster Point),
1.3. Melaksanakan absensi di tempat berkumpul (Titik Evakuasi / Muster Point) dan melaporkan
kepada Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen,
1.4. Menyelamatkan, memindahkan barang berharga atau dokumen penting lainnya dan melakukan
kegiatan tindak darurat di lapangan (area Kantor Pusat),
1.5. Menyelamatkan korban dari tempat kejadian untuk dilakukan P3K dan menyisir semua
ruangan sampai betul-betul tidak ada karyawan/tamu tertinggal,
1.6. Menginformasikan kepada publik dan lembaga atau Instansi yang terkait (Kepolisian, Dinas
pemadam kebakaran, Rumah sakit , Pers, BAPEDAL, AMDAL, dyt.) dengan melalui Tim P2K3L
yang bertanggung jawab terhadap hubungan eksternal atau langsung dilakukan sendiri (jika
terjadi kondisi darurat),
1.7. Memberikan pertolongan pertama pada korban sampai bantuan medis datang,
1.8. Berkoordinasi dengan Bagian Peralatan/teknisi untuk mematikan aliran listrik sewaktu-waktu
terjadi kebakaran, gempa bumi dan kondisi bahaya lainnya,
1.9. Meminta Tim Pengaman atau Satpam atau Petugas yang ditunjuk untuk mengamankan lokasi
Kantor Pusat selama kondisi darurat terjadi,
1.10. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Mendata keadaan dan jumlah karyawan dan para tamu dan menjamin absensi di tempat
berkumpul telah dilaksanakan dan terkendali serta memantau semua karyawan serta tamu
yang sedang dievakuasi tersebut dan melaporkan kepada Pimpinan Tanggap Kondisi Darurat
(Ketua Tim P2K3L),
2.2. Memberikan pertolongan pertama atau pengobatan bila ada yang luka dan melakukan rujukan
ke Rumah Sakit terdekat (bila diperlukan).

3. WEWENANG
3.1. Memberikan teguran kepada karyawan atau tamu yang tidak mengindahkan arahan Tim
Penyelamat & P3K pada saat terjadi kondisi darurat,
3.2. Melakukan pengurusan rujukan ke Rumah Sakit terdekat untuk para korban kebakaran,
insiden, kecelakaan kerja, sakit akibat kerja & ketidaksesuaian lainnya yang terjadi maupun
akibat pencemaran lingkungan yang terjadi,
3.3. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen,
3.4. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu
dalam hal yang berhubungan dengan K3 (OHS) dan SM
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

ANGGOTA/PENYELAMAT & P3K DI PROYEK


1. TUGAS
1.1. Mendata keadaan dan jumlah semua pekerja (Proyek) maupun para tamu jika terjadi bencana
kebakaran, insiden, kecelakaan kerja, sakit akibat kerja & ketidaksesuaian lainnya maupun
akibat dari pencemaran lingkungan,
1.2. Atas perintah Ketua Tim P2K3L/Site Manager/Manager segera mengevakuasi semua personil
menuju ketempat berkumpul (Titik Evakuasi / Muster Point),
1.3. Melaksanakan absensi di tempat berkumpul (Titik Evakuasi / Muster Point) dan melaporkan ke
Site Manager dan/atau Manager Proyek / Ketua Tim P2K3L,
1.4. Menyelamatkan, memindahkan barang berharga dan dokumen penting lainnya dan melakukan
kegiatan tindak darurat di lapangan (area Proyek),
1.5. Menyelamatkan korban dari tempat kejadian untuk dilakukan P3K sampai bantuan medis
datang,
1.6. Menyisir area kerja sampai betul-betul tidak ada pekerja atau tamu tertinggal,
1.7. Menginformasikan kepada publik dan lembaga/Instansi terkait (Kepolisian, Dinas pemadam
kebakaran, Rumah sakit, Pers. BAPEDAL. dll.) secara lansung (jika terjadi kondisi darurat) atau
melalui Tim P2K3L hubungan eksternal,
1.8. Berkoordinasi dengan Bagian Peralatan/teknisi untuk mematikan aliran listrik sewaktu-waktu
terjadi kebakaran, gempa bumi dan kondisi bahaya lainnya,
1.9. Meminta Tim Pengaman atau Satpam atau Petugas yang ditunjuk untuk mengamankan lokasi
Proyek selama kondisi darurat terjadi,
1.10. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Mendata keadaan dan jumlah semua karyawan (tanpa terkecuali) dan para tamu dan menjamin
absensi di tempat berkumpul telah dilaksanakan dan terkendali serta melaporkan kepada Site
Manager dan Ketua Tim P2K3L,
2.2. Memantau semua karyawan yang sedang dievakuasi di tempat berkumpul,
2.3. Memberikan pertolongan pertama atau pengobatan bila ada yang luka dan melakukan rujukan
ke Rumah Sakit terdekat (bila diperlukan).

3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan serta teguran kepada karyawan atau tamu pengunjung yang tidak
mengindahkan arahan Tim Penyelamat & P3K pada saat terjadi kondisi darurat,
3.2. Menutup jalan masuk area proyek kecuali pintu keluar ke arah tempat berkumpul,
3.3. Melakukan pengurusan rujukan ke Rumah Sakit terdekat untuk para korban secara lansung
(apabila terjadi kondisi darurat) atau melalui Tim P2K3L yang ditunjuk dalam pengurusan
hubungan eksernal.
3.4. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen dan mengantisipasi tejadinya kejahatan dan
penjarahan,
3.5. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu
dalam hal yang berkaitan dengan SM K3 (OHS) dan SML
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

ANGGOTA / EVAKUATOR MANUSIA DI KANTOR PUSAT

1. TUGAS
1.1. Mendata keadaan dan jumlah semua karyawan serta para tamu / pengunjung,
1.2. Pada saat tanda bahaya dibunyikan, atas perintah Ketua Tim P2K3L atau Personil yang
ditunjuk) segera melakukan evakuasi karyawan dan para tamu menuju ketempat berkumpul (
Titik Evakuasi ),
1.3. Meyakinkan bahwa semua ruangan telah dikosongkan dan melaksanakan absensi karyawan
dan para tamu di tempat berkumpul/Titik Evakuasi dan melaporkan kepada Ketua Tim P2K3L,
1.4. Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung kembali jumlah orang yang berada di
tempat berkumpul (Titik Evakuasi) dengan membandingkan jumlah orang yang terdaftar
sebelum kejadian. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah seluruh orang yang
berada di daerah kejadian sudah dievakuasi,
1.5. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Mendata keadaan dan jumlah karyawan dan para tamu.
2.2. Menjamin absensi di tempat berkumpul telah dilaksanakan dan terkendali dan melaporkan
kepada Pimpinan Tanggap Gawat Darurat (Ketua Tim P2K3L),
2.3. Memantau semua karyawan dan para tamu serta pengunjung yang sedang dievakuasi di tempat
berkumpul,
2.4. Memberikan pertolongan pertama atau pengobatan bila ada yang luka dengan bantuan Tim
P2K3L yang bertanggung jawab sebagai Penyelamat & P3K,
2.5. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit terdekat (bila diperlukan) dengan persetujuan Ketua Tim
P2K3L dan/atau Wakil Manajemen.

3. WEWENANG
3.1. Memberikan teguran kepada karyawan atau tamu yang tidak mengindahkan arahan Tim
Evakuator Manusia pada saat terjadi kondisi darurat,
3.2. Pada saat tanda bahaya dibunyikan, menutup pintu masuk kecuali pintu keluar ke arah tempat
berkumpul (Titik Evakuasi / Muster Point),
3.3. Melakukan pengurusan rujukan ke Rumah Sakit terdekat untuk para korban secara lansung
(apabila dalam kondisi darurat) atau melalui Sekretaris Tim P2K3L atau Tim P2K3L
Penanggung jawab hubungan eksternal,
3.4. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen atau Top Management,
3.5. Mengantisipasi tentang tejadinya kejahatan dan penjarahan,
3.6. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu
dalam hal-hal yang berkaitan dengan SM K3(OHS) dan SML.
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

ANGGOTA / EVAKUATOR MANUSIA DI RPOYEK

1. TUGAS
2.1. Mendata keadaan dan jumlah semua pekerja dan para tamu maupun pengunjung yang berada
di area Proyek,
2.2. Atas perintah Ketua Tim P2K3L atau Site Manager segera melakukan evakuasi semua
karyawan/pekerja dan para tamu maupun para pengunjung menuju ke tempat berkumpul
(Titik Evakuasi / Muster Point ),
2.3. Meyakinkan bahwa semua ruangan dan area proyek telah dikosongkan,
2.4. Melaksanakan absensi karyawan dan para tamu maupun para pengunjung di tempat
berkumpul dan melaporkan kepada Site Manager & Ketua Tim P2K3L atau Manager Proyek,
2.5. Melakukan pengecekan jumlah orang dengan menghitung kembali jumlah orang yang berada di
tempat berkumpul (Titik Evakuasi/Muster Point ) dengan membandingkan jumlah orang yang
terdaftar sebelum kejadian. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah seluruh
orang yang berada di daerah kejadian sudah dievakuasi,
2.6. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Mendata keadaan dan jumlah karyawan dan para tamu maupun pengunjung,
2.2. Menjamin absensi di tempat berkumpul telah dilaksanakan dan terkendali,
2.3. Melaporkan kepada Pimpinan Tanggap Kondisi Darurat / Ketua Tim P2K3L,
2.4. Memantau semua karyawan dan tamu serta para pengunjung yang sedang dievakuasi di tempat
berkumpul,
2.5. Memberikan pertolongan pertama atau pengobatan bila ada yang luka dengan bantuan Tim
P2K3L yang bertanggung jawab sebagai Penyelamat & P3K,
2.6. Melakukan rujukan ke Rumah Sakit terdekat (bila diperlukan).
3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan maupun teguran kepada karyawan dan tamu serta para
pengunjung yang tidak mengindahkan arahan Tim Evakuator Manusia pada saat terjadi kondisi
darurat,
3.2. Menutup jalan masuk area proyek kecuali pintu atau jalan keluar ke arah tempat berkumpul (
Muster Area / Titik Evakuasi),
3.3. Melakukan pengurusan rujukan ke Rumah Sakit terdekat untuk para korban secara lansung
(apabila dalam kondisi darurat) atau melalui Sekretaris Tim P2K3L atau Tim P2K3L
Penanggung jawab hubungan eksternal,
3.4. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Manager Proyek atau Wakil Manajemen atau Top
Management,
3.5. Mengantisipasi tejadinya kejahatan & penjarahan dan menggantikan Pimpinan (Ketua Tim
P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu dalam hal-hal yang berhubungan
dengan implementasi SM K3 (OHS) dan SML
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

ANGGOTA / PENANGGUNG JAWAB APAR & APD DI KANTOR PUSAT

1. TUGAS
1.1. Menginventarisasi dan pengecekan APAR secara berkala yang berada di ruangan & area Kantor
Pusat yang ditetapkan apakah sudah terpasang dengan benar dan menginventarisir stockiest
APD yang disediakan,
1.2. Memberikan laporan kepada Ketua Tim P2K3L tentang keadaan APAR & APD yang telah
diinventarisir serta dilakukan pengecekan,
1.3. Memadamkan api (apabila terjadi kebakaran) dengan APAR yang sesuai dengan apa yang
terbakar dan dimana kebakaran tersebut terjadi dengan tujuan untuk melakukan tindakan
penyelamatan awal,
1.4. Mengontrol pemakaian dan kelaikan APD yang telah digunakan,
1.5. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Memberikan laporan kepada Ketua Tim P2K3L tentang jumlah dan keadaan APAR & APD yang
telah dilakukan pengecekan,
2.2. Menghubungi Dinas kebakaran atau PMK secara langsung jika terjadi kondisi darurat atau
melalui Tim P2K3L hubungan eskternal, apabila terjadi kebakaran dan api tidak bisa dikuasai
dengan APAR yang tersedia,
2.3. Mengevaluasi keberadaan APAR & APD, apabila rusak atau kurang layak, maka harus dilakukan
pengadaan,
2.4. Bersama Tim P2K3L yang ditunjuk dan sesuai dengan persetujuan Ketua Tim P2K3L dan/atau
Wakil Manajemen untuk pengadaan atau melengkapi APAR & Alat Pelindung Diri (APD) yang
dibutuhkan.

3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan serta teguran kepada karyawan atau tamu yang tidak
menggunakan APD yang sesuai pada saat terjadi kondisi darurat,
3.2. Pada saat tanda bahaya dibunyikan, menutup pintu masuk kecuali pintu keluar ke arah tempat
berkumpul (Titik Evakuasi / Muster Point ),
3.3. Melakukan pengurusan rujukan ke Rumah Sakit terdekat untuk para korban secara lansung
(apabila terjadi kondisi darurat) atau melalui Sekretaris Tim P2K3L atau Tim P2K3L
Penanggung jawab hubungan eksternal,
3.4. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen atau Top Management,
3.5. Mengantisipasi tentang tejadinya kejahatan dan penjarahan terutama apabila terjadi kondisi
darurat,
3.6. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu
dalam hal-hal yang berhubungan dengan implementasi SM K3 (OHS) dan SML.
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

ANGGOTA / PENANGGUNG JAWAB APAR & APD DI PROYEK

1. TUGAS
1.1. Menginventarisasi dan check berkala tentang kondisi APAR & Stockiest APD yang berada di
ruangan dan area kerja proyek yang ditetapkan apakah sudah terpasang dengan benar,
1.2. Memberikan laporan kepada Ketua Tim P2K3L dan Site Manager tentang keadaan APAR & APD
yang telah diinventarisir dan dilakukan pengecekan,
1.3. Memadamkan api (jika terjadi kebakaran) dengan APAR yang sesuai dengan apa yang terbakar
dan dimana kebakaran tersebut terjadi dengan tujuan untuk melakukan tindakan
penyelamatan awal,
1.4. Memerintahkan kepada semua Pekerja dan tamu maupun para pengunjung yang berada di area
kerja proyek untuk menggunakan APD sesuai kebutuhan (seperti helmet, safety shoes, dll.),
1.5. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Memberikan laporan kepada Ketua Tim P2K3L atau Manager Proyek tentang jumlah dan
keadaan APAR & APD yang telah dilakukan pengecekan,
2.2. Menghubungi Dinas kebakaran atau PMK secara langsung jika kondisi gawat darurat atau
melalui Sekretaris Tim P2K3L atau Penanggung jawab hubungan eksternal, apabila terjadi
kebakaran dan api tidak bisa dikuasai dengan APAR yang tersedia,
2.3. Mengevaluasi keberadaan APAR & APD, apabila rusak atau kurang layak, maka harus dilakukan
pengadaan,
2.4. Bersama Tim P2K3L yang ditunjuk dan sesuai dengan persetujuan Ketua Tim P2K3L dan Wakil
Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Proyek untuk pengadaan atau melengkapi
APAR & Alat Pelindung Diri (APD) sesuai kebutuhan Pekerja dan Proyek yang bersangkutan,
2.5. Mengontrol Pemakaian APD dan keberadaan APAR di area Proyek terkait,

3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan kepada karyawan atau tamu maupun pengunjung area proyek
yang tidak menggunakan APD yang sesuai dengan kebutuhan,
3.2. Melakukan pengurusan rujukan ke Rumah Sakit terdekat untuk para korban secara lansung
(apabila kondisi darurat) atau melalui Sekretaris Tim P2K3L atau Tim P2K3L Penanggung
jawab hubungan eksternal,
3.3. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Manager Proyek atau Wakil Manajemen atau Top
Management,
3.4. Mengantisipasi tentang tejadinya kejahatan dan penjarahan,
3.5. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu
dalam hal-hal yang berkaitan dengan SM K3 (OHS) dan SML

ANGGOTA / TEKNISI & KOMUNIKASI DI KANTOR PUSAT

1. TUGAS
1.1. Memberikan dukungan logistik yang diperlukan setiap Bagian dan Seksi,
1.2. Menerima, menyampaikan, menghubungi kepada pihak terkait atas perintah dari Ketua Tim
P2K3L dan/atau Wakil Manajemen terhadap kegiatan yang menyangkut teknis dan komunikasi
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

K3 & Lingkungan di Kantor Pusat,


1.3. Mengkomunikasikan kepada semua Manager dan Penanggung jawab setiap kegiatan tentang
perubahan atau hal-hal lain yang berhubungan kegiatan teknisi dan komunikasi yang telah
dilakukan,
1.4. Membantu Manager masing-masing Bagian dan Penanggung jawab terkait untuk melakukan
kegiatan yang berhubungan dengan teknis listrik, alat komunikasi (seperti telephone, fax, email
dan yang terkait lainnya),
1.5. Memutuskan aliran listrik (dengan mengetahui Ketua Tim P2K3L) yang tidak dibutuhkan pada
saat terjadi kebakaran, insiden atau kondisi darurat yang berpengaruh terhadap listrik,
1.6. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Menjamin bahwa semua yang berhubungan dengan teknis listrik, alat komunikasi (seperti
telephone, fax, email dan yang terkait lainnya) yang digunakan oleh Penanggung jawab masing-
masing Bagian dan Seksi dalam kondisi aman dari Risiko K3 & Dampak Lingkungan yang
merugikan,
2.2. Bertanggung jawab terhadap aliran listrik mana yang harus dimatikan jika terjadi kondisi
darurat dengan persetujuan Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen,
2.3. Melaporkan kepada Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen terhadap semua hasil
kegiatan yang telah dilakukan,
2.4. Memantau semua Instalasi listrik dan alat komunikasi (seperti telephone, fax, email dan yang
terkait lainnya) secara berkala dan membuktikan dengan rekaman atau Berita Acara
Pemeriksaan.

3. WEWENANG
3.1. Membunyikan sirene / alarm tanda bahaya atau tanda bahaya lainnya yang mudah dipahami
pada saat terjadi kondisi darurat,
3.2. Menggunakan semua alat komunikasi yang tersedia sesuai kebutuhan,
3.3. Memutuskan aliran listrik yang tidak dibutuhkan pada saat terjadi kebakaran, insiden atau
kondisi darurat lainnya yang berpengaruh terhadap listrik,
3.4. Mengantisipasi tentang tejadinya kejahatan dan penjarahan,
3.5. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen atau Top Management,

ANGGOTA / TEKNISI & KOMUNIKASI DI PROYEK

1. TUGAS
1.1. Memberikan dukungan logistik yang diperlukan oleh bagian dan Seksi serta Penanggung jawab
terkait yang berada di area Proyek,
1.2. Menerima, menyampaikan, menghubungi kepada pihak terkait atas perintah Ketua Tim P2K3L
dan/atau Wakil Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Proyek terhadap kegiatan yang
menyangkut teknis dan komunikasi (seperti telephone, fax, email dan yang terkait lainnya) dan
kegiatan terkait dengan implementasi SM K3 (OHS) & SML di Proyek,
1.3. Mengkomunikasikan kepada semua Pekerja dan Penanggung jawab semua kegiatan di proyek
tentang perubahan atau hal-hal lain yang berhubungan kegiatan teknisi dan komunikasi yang
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

telah dilakukan,
1.4. Membantu Penanggung jawab masing-masing kegiatan di Proyek untuk melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan teknis listrik dan alat komunikasi (seperti telephone, fax, email dan
yang terkait lainnya),
1.5. Memutuskan aliran listrik yang tidak dibutuhkan pada saat terjadi kebakaran, insiden atau
kondisi darurat lainnya yang berpengaruh terhadap listrik,
1.6. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Menjamin bahwa semua yang berhubungan dengan teknis listrik, alat komunikasi (seperti
telephone, fax, email dan yang terkait lainnya) yang digunakan oleh masing-masing Penanggung
jawab Bagian dan Seksi di proyek dalam kondisi aman dari Risiko K3 & Dampak Lingkungan
yang merugikan,
2.2. Bertanggung jawab tentang aliran listrik mana yang harus dimatikan jika terjadi kondisi darurat
di proyek dengan mengetahui Site Manager/Manager Proyek,
2.3. Melaporkan kepada Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen dan Site Manager dan/atau
Manager Proyek terhadap hasil kegiatan yang dilakukan,
2.4. Memantau semua Instalasi listrik, alat komunikasi (seperti telephone, fax, email dan yang terkait
lainnya) yang berada di proyek secara berkala serta membuktikan dengan rekaman atau Berita
Acara Pemeriksaan.

3. WEWENANG
3.1. Membunyikan sirene / alarm tanda bahaya atau tanda bahaya lainnya yang mudah dipahami
pada saat terjadi kondisi darurat,
3.2. Menggunakan semua alat komunikasi yang tersedia sesuai kebutuhan,
3.3. Memutuskan aliran listrik yang tidak dibutuhkan pada saat terjadi kebakaran, insiden atau
kondisi darurat lainnya yang berpengaruh terhadap listrik,
3.4. Mengantisipasi tentang tejadinya kejahatan dan penjarahan,
3.5. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L, Manager Proyek dan/atau Wakil Manajemen atau Top Management,

ANGGOTA / EVAKUATOR BAHAN/MATERIAL & ASSET DI KANTOR PUSAT

1. TUGAS
1.1. Mendata keadaan dan jumlah bahan/material dan Asset Perusahaan (jika ada berdasarkan data
inventaris Perusahaan), Asset para tamu dan pengunjung yang berada di Kantor Pusat,
1.2. Atas perintah Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen segera melakukan evakuasi
bahan/material dan Asset Perusahaan, para tamu & pengunjung untuk dibawa ketempat yang
telah ditentukan dan dinilai aman,
1.3. Memastikan bahwa semua bahan/material dan Asset Perusahaan, para tamu dan pengunjung
diambil dari semua ruangan dan setiap ruangan dinyatakan kosong,
1.4. Melaporkan hasil evakuasi bahan/material dan Asset Perusahaan, para tamu & pengunjung
kepada Ketua Tim P2K3L/ dan/atau Wakil Manajemen,
1.5. Melakukan pengecekan jumlah bahan/material dan Asset Perusahaan, para tamu dan
pengunjung dengan menghitung kembali jumlah yang berada di tempat yang tentukan dengan
membandingkan jumlah sebelum kejadian dan/atau berdasarkan data inventaris Perusahaan.
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah seluruh bahan/material dan Asset
Perusahaan, para tamu dan pengunjung sudah dievakuasi dengan benar dan lengkap,
1.6. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Mendata keadaan dan jumlah bahan/material dan Asset Perusahaan, para tamu dan
pengunjung dengan benar dan dapat dipertanggung jawabkan,
2.2. Menjamin kebenaran jumlah bahan/material dan Asset Perusahaan, para tamu dan pengunjung
yang telah dicatat dan menjamin keamanannya dari segala risiko dan bahaya yang tidak
diinginkan,
2.3. Melaporkan hasil evakuasi bahan/material dan Asset Perusahaan, para tamu & pengunjung ke
Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen,

3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan serta peringatan atau teguran kepada karyawan / tamu /
pengunjung yang mengganggu atau memperlambat proses evakuasi bahan/material dan Asset
yang dilakukan,
3.2. Menutup pintu masuk kecuali pintu keluar ke arah tempat berkumpul,
3.3. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen atau Top Management,
3.4. Mengantisipasi tentang terjadinya kejahatan dan penjarahan,
3.5. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu
dalam hal-hal sehubungan dengan implementasi SM K3 (OHS) dan Sistem Manajemen
Lingkungan yang ditetapkan dan diterapkan.

ANGGOTA / EVAKUATOR BAHAN / MATERIAL & ASSET DI PROYEK

1. TUGAS
1.1. Mendata keadaan dan jumlah bahan/material dan Asset Proyek yang berada di Proyek (jika ada
berdasarkan data inventaris Proyek) dan Asset Bowheer / Pemberi Tugas maupun Asset para
tamu dan pengunjung,
1.2. Pada saat alarm atau tanda bahaya berbunyi, atas perintah Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil
Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Proyek segera melakukan evakuasi
bahan/material dan Asset Proyek, Asset Bowheer / Pemberi Tugas maupun Asset para tamu
dan pengunjung untuk dibawa ketempat yang telah ditentukan dan dinilai aman,
1.3. Memastikan bahwa semua bahan/material proyek yang memungkinkan dan semua Asset telah
diambil dari semua ruangan & area Proyek dan melaporkan hasil evakuasi bahan/material dan
semua Asset kepada Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen dan Site Manager dan/atau
Manager Proyek,
1.4. Melakukan pengecekan jumlah bahan/material dan semua Asset dengan menghitung kembali
jumlah yang berada di tempat yang tentukan dengan membandingkan jumlah sebelum kejadian
dan/atau berdasarkan data inventaris Proyek. Pengecekan ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah seluruhnya yang memungkinkan dan semua Asset sudah dievakuasi dengan
benar/lengkap
1.5. Melakukan tugas-tugas lain sebagai Anggota Tim P2K3L berdasarkan perintah yang tidak
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

mengkikat yang diterima dari Ketua Tim P2K3L.

2. TANGGUNG JAWAB
2.1. Mendata keadaan dan jumlah bahan/material dan Asset Perusahaan (Proyek), Asset
Bowheer/Pemberi Tugas, Para tamu dan pengunjung dengan benar dan dapat dipertanggung
jawabkan,
2.2. Menjamin kebenaran jumlah bahan/material dan Asset Proyek, Asset Bowheer/Pemberi Tugas,
Para tamu dan pengunjung telah dicatat dan aman,
2.3. Melaporkan hasil evakuasi bahan/material dan Asset Perusahaan (Proyek), Asset
Bowheer/Pemberi Tugas, Para tamu dan pengunjung kepada Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil
Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Proyek.

3. WEWENANG
3.1. Memberikan saran perbaikan serta peringatan atau teguran kepada karyawan / tamu /
pengunjung yang mengganggu atau memperlambat proses evakuasi yang dilakukan,
3.2. Menutup jalan masuk kecuali jalan keluar ke arah tempat berkumpul (Titik Evakuasi/Muster
Point ),
3.3. Menjawab pertanyaan dari Instansi terkait dan wartawan dengan batasan yang telah diberikan
oleh Ketua Tim P2K3L dan/atau Wakil Manajemen dan Site Manager dan/atau Manager Proyek
atau Top Management,
3.4. Mengantisipasi tentang tejadinya kejahatan dan penjarahan,
3.5. Menggantikan Pimpinan (Ketua Tim P2K3L) apabila berhalangan hadir untuk sementara waktu
dalam hal-hal terkait dengan implementasi SM K3 dan SML

CATATAN PERUBAHAN
Prosedur ini mengalami perubahan/revisi total, karena Top Management meng-up grade SMM ISO 9001 :
2008 menjadi SMM ISO 9001 : 2015 dan SML ISO 14001 : 2004 menjadi SML ISO 14001 : 2015. Perubahan
ditetapkan per 01 September 2007 dan menjadi revisi “00” kembali berdasarkan keputusan Top
Management PT.REKA ESTI UTAMA seperti yang dijelaskan melalui kata pengantar dalam Manual Mutu,
Manual OHS & Manual Lingkungan yang telah ditetapkan per 01 September 2007 dan perubahan informasi
terdokumentasi dalam bentuk prosedur ini telah disetujui oleh Wakil Direksi ( mewaliki Top Management
).
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

PT. REKA ESTI UTAMA ‐ PT. ENTA, KSO


Lampiran 4
DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT
BAHAYA KEBAKARAN DI PROYEK


KEBAKARAN

HSE Supervisor/Safety man atau

Tidak personil setempat lainnya akan


Besar memadamkan api dengan fire
extinguisher
Ya

HSE Supervisor/Safety man atau


HSE Supervisor akan
personil setempat lainnya akan
melaporkan kebakaran dengan
memberitahukan kepada seluruh
karyawan melalui: mengisi formulir F-HSE-001
1. Sirene/horn milik pelanggan
2. Megaphone milik perusahaan

Personil setempat akan mematikan


seluruh aliran listrik dan
memindahkan bahan / barang yang
mudah terbakar

Site Manager/HSE Supervisor/


Supervisor setempat segera
menghubungi petugas kebakaran
pelanggan atau dinas pemadam
kebakaran

HSE Supervisor akan melaporkan


kebakaran dengan mengisi
formulir F-HSE-001

Catatan :
HSE Supervisor berkewajiban untuk mencatat no telephone dinas pemadam kebakaran
setempat yang terdekat dengan lokasi proyek.
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

KECELAKAAN

Diobati dengan fasilitas P3K yang


Tidak
Parah dimiliki perusahaan

Ya

HSE Supervisor bersama HRD HSE Supervisor bersama – sama


Supervisor akan membawa ke dengan HRD Supervisor akan
rumah sakit terdekat........No Telp membawa ke klinik terdekat bila
rumah sakit.................... diperlukan

1. Safety man/HSE Supervisor melaporkan kecelakaan dengan mengisi


formulir laporan kecelakaan kerja (F-HSE-005)
2. Sekecil apapun kecelakaan HSE Supervisor bersama site manager
segera melakukan investigasi penyebab kecelakaan dan melaporkan
hasil investigasi dalam formulir accident or incident report (F-HSE--001)
3. Pada kasus kecelakaan parah yang mengharuskan karyawan rawat inap di
rumah sakit, HSE Supervisor bersama-sama HRD Supervisor akan
terus memantau proses perawatan karyawan tersebut.

Catatan :
HSE Supervisor berkewajiban untuk mendata nama rumah sakit terdekat dengan lokasi proyek
beserta nomor teleponnya
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

C.2.Kompetensi
Memastikan bahwa personil PPK yang terlibat dalam pekerjaan yang mengandung resiko K3
memeiliki kompetensi atas dasar pendidikan, pelatihan atau pengalaman yang sesuai, sehingga
pekerjaan dapat dilakukan dengan sehatdan aman dengan kualitas produk/jasa sesuai dengan yang
dikehendaki oleh Pemberi Tugas. Tenaga Ahli yang ditunjuk penanggung jawab SMK3 mempunyai
level pendidikan sarjana teknik sipil. Penanggung jawab SMK3 memiliki sertifikat SMK3 dan diberi
kewenangan, tugas, dan tanggung jawab untuk memberikan pelatihan kepada Kontraktor lainnya.


a. Daftar Personil
Memuat daftar personil yang ikut dalam Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi. Kebutuhan personil
disesuaikan dengan ketentuan yang sebagai berikut:
1. Ahli K3 Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi:
a. Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi memiliki sertifikat:

- Ahli Utama K3 Konstruksi untuk Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan ketentuan batang
tubuh;
- Ahli Madya K3 Konstruksi untuk Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan ketentuan batang
tubuh;
- Ahli Muda K3 Konstruksi untuk Pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan ketentuan batang
tubuh;
- Petugas Keselamatan Konstruksi untuk Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi risiko kecil.
b.Jumlah Anggota Unit Keselamatan Konstruksi berdasarkan tingkat risiko Keselamatan
Konstruksi sesuai dengan Tabel 14.
2. Petugas Medis
Dibutuhkan petugas medis untuk pekerjaan konstruksi yang memiliki risiko besar dan akses
terbatas menuju fasilitas kesehatan.
3. Petugas P3K bersertifikat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Petugas peran kebakaran sesuai dengan peraturan yang berlaku.
5. Pemberi aba-aba (flagman)
Setiap melakukan pekerjaan pengangkatan atau pekerjaan yang berhubungan dengan lalu lintas
dibutuhkan 1 orang personil pemberi aba-aba (flagman)
6. Petugas Keamanan (security) sesuai dengan kebutuhan pengendalian risiko keamanan.
7. Supervisor perancah/ Teknisi perancah (scafolder)
8. Tukang las (welder)
Memiliki sertifikat tukang las (welder) berdasarkan jenis pekerjaan.
9. Juru Ikat (Rigger)
Setiap melakukan pekerjaan pengangkatan dibutuhkan 1 orang personil Juru Ikat (rigger)
bersertifikat.
10. Operator
Terdapat bukti Surat Izin Operator (SIO) berdasarkan peralatan yang dioperasikan.
11. Kepala tukang (mandor)
Terdapat bukti sertifikat kepala tukang (mandor) sesuai jenis pekerjaan dan kebutuhan.

b. Sertifikat Personil
Memuat sertifikat personil yang ikut dalam Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi pada Tabel 12
Contoh Daftar Personil Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
Penyedia jasa berkomitmen dalam penerapan pelaksanaan keselamatan kontruksi di lingkungan kerja
dengan mentaati ketentuan dan perundangan K3 termasuk memberikan program pelatihan dan
peningkatan kinerja karyawan melalui uji kompetensi terhadap seluruh tenaga kerja sesuai dengan
keahlian bidang masing- masing


C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )


STANDARD OF OPERATING
PROCEDURE (SOP)

PENINGKATAN KOMPETENSI KARYAWAN

1. T UJ UA N
Memberikan panduan dalam kegiatan peningkatan kompetensi pegawai pada PT. REKA
ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dilaksanakan dalam lingkup kegiatan kompetensi pegawai pada PT. REKA ESTI
UTAMA - PT. ENTA, KSO
meliputi : Usulan program peningkatan kompetensi pegawai, Pembentukan tim, Penentuan
peserta, Pelaksanaan kegiatan peningkatan Komptensi Karyawan.

3. REFERENSI
a. Pedoman Mutu
b. Prosedur Penerimaan Karyawan

4. ISTILAH DAN DEFINISI


Istilah dan definisi yang dipakai dalam penulisan Pedoman Mutu, SOP, Instruksi Kerja serta
dokumen lainnya diuraikan secara rinci sesuai SMM ISO 9001:2008, diurutkan berdasarkan
abjad dituangkan pada Lampiran Istilah dan Definisi.

5. DIAGRAM ALIR, DOKUMEN DAN KETERANGAN KEGIATAN

6. FORM
a. Daftar peserta program peningkatan kompetensi pegawai
b. Daftar hadir peserta
c. Jadwal kegiatan
d. Form evaluasi

7. INSTRUKSI KERJA
-
8. REKAMAN MUTU
a. Daftar peserta program peningkatan kompetensi pegawai
b. Daftar hadir peserta
c. Jadwal kegiatan
d. Evaluasi pelaksanaan kegiatan


C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

C.3. Kepedulian
1. Membuat, menerapkan dan memelihara keterlibatan semua personil dalam hal :
a. Identifikasi bahaya, penilaian resiko, dan menentukan pengendalian resiko
b. Penyelidikan kecelakaan / insiden
c. Pengembangan dan pengkajian kebijakan dan sasaran K3
d. Konsultasi jika terdapat perubahan yang mempengaruhi K3
e. Sebagai perwakilan atas hal – hal yang berkaitan dengan K3
2. Menginformasikan kepada seluruh personil Kontraktor tentang pengaturan keterlibatannya,
termasuk siapa yang mewakili jika terkait dengan hal – hal K3
3. Konsultasi dengan kontraktor Pelaksana dan Pemimpin Proyek jika terdapat perubahan
pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan K3

a. Prosedur dan/atau petunjuk kerja peningkatan kepedulian Keselamatan Konstruksi
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja peningkatan kepedulian Keselamatan Konstruksi
berdasarkan tingkat risiko yang ditandatangani oleh Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dan
Ahli Teknik Terkait. Prosedur dan/atau petunjuk kerja peningkatan kepedulian Keselamatan
Konstruksi sekurang-kurangnya berisi:
a. Terdapat jadwal pelatihan dan sosialisasi SMKK kepada para pekerja yang ditandatangani oleh
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dan Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
b. Terdapat komitmen untuk mencegah perilaku tidak selamat dalam rangka pencegahan
kecelakaan.
c. Terdapat program pembinaan budaya Keselamatan Konstruksi yang ditandatangani oleh
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dan Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi
untuk seluruh tingkatan termasuk pekerja.

b. Analisis kebutuhan pelatihan dan sosialisasi SMKK Memuat analisis kebutuhan pelatihan dan
sosialisasi SMKK.

c. Pelatihan Memuat jenis pelatihan yang akan dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.

Kepedulian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan membuat rencana dan
program kerja sebagai tindakan pencegahan terhadap risiko kecelakaan kerja, sakit akibat
pekerjaan dan pemulihan lingkungan yang tercemar akibat pekerjaan konstruksi.















C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )


Program kepedulian keselamatan konstruksi sebagai berikut:
Penyedia Jasa : PT. REKA ESTI UTAMA ‐ PT. ENTA, KSO
Nama Paket : PENINGKATAN PENGENDALI BANJIR KANDANG KEBO LOKASI
PEKERJAAN KECAMATAN GAYAMSARI KOTA SEMARANG TAHUN
ANGGARAN 2021”


N Bln Bln Bln Bln Bln KET.
Uraian
O 1 2 3 4 5
1 Seluruh pekerjaan terukur dan
terpantau dalam NP NP NP NP NP
pelaksanaan pemenuhan
standar K3 konstruksi
2 Program pemeriksaan dan
pengawasan secara
NP NP NP NP NP
periodik dalam
mengindetifikasi bahaya
kecelakaan dan sakit akibat
3 M el aksana ka n s os ia li sas i
t er ha da p lingkungan
masyarakat sekitar area NP NP NP NP NP
pekerjaan yang
berpeluang terhadap
potensi bahaya di lokasi
4 Melakukan rapat rutin
manajemen proyek sebagai
NP NP NP NP NP
bahan evaluasi dalam
setiap risiko bahaya yang
muncul di tempat kerja
5 Memfasilitasi terhadap
kebutuhan bahan utilitas
NP NP NP NP NP
dan tenaga kerja serta
peralatan pendukung
sesuai rencana
k l k k i
Catatan NP : Belom ada program


















C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )



C.4. Komunikasi

Dalam kaitannya dengan bahaya K3 dan SMK3, akan dilakukan komunikasi internal antara
berbagai tingkatam, komunikasi antara Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas, serta
menerima, mendokumentasikan dan menanggapi kritik dan saran dari pihak luar.
Program komunikasi disampaikan secara lisan sekurang-kurangnya melalui safety talk yang
terdiri dari safety morning, toolbox meeting/safety briefing, HSE meeting, safety induction dan
secara tertulis melalui sarana seperti spanduk, rambu, banner, billboard, sticker, pamflet, majalah
dinding, papan pengumuman, dll.
a. Prosedur dan/atau petunjuk kerja induksi Keselamatan Konstruksi (safety induction)
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja Induksi Keselamatan Konstruksi (safety induction)
yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi. Induksi Keselamatan Konstruksi (construction safety induction)
dilakukan untuk pekerja baru/pekerja yang dipindah tugaskan, tamu, pemasok, dan pihak-
pihak terkait pada pelaksanaan pekerjaan yang akan masuk ke dalam area Pelaksanaan
Pekerjaan Konstruksi.
➢ Untuk pekerja baru/pekerja yang dipindah tugaskan dijelaskan mengenai komitmen dan
kebijakan keselamatan konstruksi, risiko dan bahaya yang dihadapi dalam melakukan
pekerjaan, pengendalian risiko yang dapat dilakukan serta program penerapan SMKK
pada Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.
➢ Untuk tamu, pemasok, dan pihak-pihak terkait dijelaskan mengenai peraturan
Keselamatan Konstruksi yang berlaku di loaksi pekerjaan, prosedur evakuasi dalam
keadaan darurat, dan menjelaskan area-area yang berbahaya.

b. Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan pagi hari (safety morning) Memuat prosedur
dan/atau petunjuk kerja pertemuan pagi hari (safety morning) yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
Pertemuan pagi hari (safety morning) diikuti oleh seluruh pekerja setiap pagi sebelum
pekerjaan dimulai untuk menyampaikan masalah-masalah tentang Keselamatan Konstruksi
secara umum pada pelaksanaan konstruksi hari itu.

c. Prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting) Memuat
prosedur dan/atau petunjuk kerja pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting) yang
ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi. Pertemuan kelompok kerja (toolbox meeting) diikuti oleh kelompok
pekerja sebelum pekerjaan dimulai untuk menyampaikan masalahmasalah tentang
Keselamatan Konstruksi secara khusus pada pelaksanaan konstruksi yang akan dilakukan.

d. Prosedur dan/atau petunjuk kerja Rapat Keselamatan Konstruksi (construction safety


meeting) Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja Rapat Keselamatan Konstruksi
(construction safety meeting) yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Rapat Keselamatan Konstruksi
(construction safety meeting) dipimpin oleh Penanggung Jawab Keselamatan onstruksi
dan/atau Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi dan diikuti oleh seluruh Kepala Unit Kerja.

e. Prosedur dan/atau petunjuk kerja penerapan informasi bahayabahaya Memuat prosedur


dan/atau petunjuk kerja penerapan informasi bahaya-bahaya sesuai tingkat risiko atas
pekerjaan yang dilaksanakan yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi dan Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.

f. Jadwal Program Komunikasi Memuat jadwal program komunikasi sekurang-kurangnya sesuai


dengan ketentuan pada poin a – poin e.
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

1. TUJUAN

Memberikan pedoman untuk penyebarluasan atau mengkomunikasikan informasi-


infomasi lingkungan hidup, keselamatan dan kesehatan kerja kepada pihak internal
dan eksternal perusahaan secara efektif.

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk seluruh fasilitas operasi PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA,
KSO dan semua pihak yang bekerja di area tersebut. Hal-hal yang diatur dalam
prosedur ini adalah cara untuk menyebarluaskan informasi-informasi terkait dengan
lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kepada pihak internal
maupun eksternal Perusahaan.

3. DEFINISI

 Informasi K3, yaitu informasi tentang lingkungan, keselamatan dan kesehatan


kerja yang meliputi :
o Peraturan perundangan K3 Indonesia dan Internasional
o Standar Nasional Indonesia dan Internasional
o Kebijakan terpadu dan EHS Management System Manual PT. REKA
ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO
o Kondisi bahaya, laporan inspeksi dan laporan & hasil investigasi
kecelakaan kerja
o Laporan internal / eksternal audit dan hasil rapat tinjauan ulang
manajemen
o Prosedur dan instruksi kerja K3
o Risalah rapat bulanan / khusus P2K3, pelatihan-pelatihan K3
o Tanda-tanda, peringatan bahaya dan tanda / peringatan K3 lainnya
Dan informasi-informasi lainnya yang terkait dengan K3
o Internal Perusahaan, yaitu semua karyawan (karyawan bulanan, harian
tetap, harian borongan maupun harian musiman) yang terkait dengan
kegiatan operasi PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO
 Eksternal Perusahaan, yaitu semua pihak-pihak yang terkait baik langsung
maupun tidak langsung dengan operasi PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO
seperti dalam penyediaan pasokan barang/ material maupun jasa (supplier /
pemasok barang, kontraktor / sub kontraktor, dll.), termasuk tamu-tamu yang
akan berkunjung ke lingkungan operasi PT. REKA ESTI UTAMA - PT. ENTA, KSO
maupun penyediaan informasi K3 kepada-kepada instansi-instansi pemerintah
yang terkait dan berwenang.
 Konsultasi K3, adalah usaha atau kegiatan untuk mendapatkan solusi dari
masalah yang dihadapai dan peluang untuk perbaikan penerapan,
pengembangan dan pemeliharaan sistem manajemen K3
C. DUKUNGAN KESELAMATA KONSTRUKSI ( Sumber
Daya, Kompetensi, Kepedulian, Komunikasi,
Informasi Terdokumentasi )

C.5 Informasi Terdokumentasi



Program PPK akan memastikan bahwa dokumen yang ada memadai dengan system pengelolaan yang
baik, sehingga dapat dipastikan akan mampu melaksanakan K3 dengan baik. Demikian juga dipastikan
bahwa bukti kerja K3 akan didokumentasikan berbentuk hardcopy, softcopy, dll. Pengendalian
Domkumen
1. Dokumen yang diperlukan oleh SMK3 Kontraktor akan dikendalikan
2. Kontraktor akan membuat menerapkandan memelihara prosedur untuk :
a. Menyetujui dokumen untuk kecukupannya sebelum dikeluarjan
b. Mengkaji ulang dan memutahirkan seperlunya dan menyetujui kembali dokumen tersebut
c. Menyimpan dokumen tersebut dan diidentifikasikan sehingga mempunyai kemampuan
telusur
d. Memastikan versi terbaru dari dokumen yang dipakai telah teridentifikasi dan tersedia di
tempat yang digunakan
e. Memastikan dokumen eksternal asli yang penting untuk perencanaan dan operasi SMK3
telah teridentifikasi dan dikendalikan pendistribusiannya
f. Menjaga penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluwarsa dan melakukan
identifikasi yang sesuai jika dokumen tersebut disimpan untuk tujuan tertentu
g. Seluruh pekerjaan harus memiliki informasi terkait dengan pengendalian pekerjaan baik
berupa prosedur, petunjuk kerja, petunjuk teknis operasi, dan lain-lain yang
terdokumentasi
h. Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengendalian dokumen atas semua dokumen
yang dimiliki dan ditandatangani oleh Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Tabel Jadwal Program Komunikasi

NO JENIS KOMUNIKASI PIC WAKTU PELAKSANAAN

1 Induksi Keselamatan Konstruksi HERRY KRISTIAWAN, ST Hari ke 1 ‐ 150


( Safety Induction ) ( Penanggung Jawab Teknis ) ( dilakukan setiap hari
masa pelaksanaan )

2 Pertemuan pagi hari HERRY KRISTIAWAN, ST Hari ke 1 ‐ 150


( Safety Morning ) ( Penanggung Jawab Teknis ) ( Saat Apel Pagi / dilakukan setiap hari
masa pelaksanaan  )

3 Pertemuan Kelompok Kerja HERRY KRISTIAWAN, ST Minggu ke 1 ‐ 22


( Toolbox meeting ) ( Penanggung Jawab Teknis ) ( dilakukan setiap minggu
satu hari di hari Senin )

4 Rapat Keselamatan Konstruksi HERRY KRISTIAWAN, ST Minggu ke 1 ‐ 22


( Construction Safety meeting ) ( Penanggung Jawab Teknis ) ( dilakukan setiap minggu
satu hari di hari Senin )
D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
D.1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
Petugas yang berkompeten di bidangnya akan digunakan untuk mengidentifikasi
masalah / bahaya yang potensial sebelum dimulainya pekerjaan. Instruksi tertulis
untuk pekerjaan – pekerjaan yang mengandung resiko tinggi akan disiapkan.

Peralatan pengamanan / alat pelindung diri akan disediakan / dipakai dan dirawat
dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan.

Papan peringatan/poster K3 akan ditempatkan ditempat – tempat yang potensial


terhadap bahaya dan harus mudah dilihat oleh seluruh personil di lapangan.

Program K3 lapangan akan memperhitungkan unsur – unsur berikut :


1. Peraturan dasar K3 pemilik proyek dan pemerintah
2. Rencana pencegahan terhadap kehilangan
3. Pertolongan pertama / Prosedur medis
4. Pelatihan personil terhadap aspek – aspek K3
5. Izin kerja
6. Pencegahan / perlindungan terhadap kebakaran
7. Emergency Response Plan
8. House Keeping
9. Environmental Hazzard
10. Inspeksi dan audit terhadap pencegahan kehilangan dan audit
11. Penyelidikan terhadap kecelakann
12. Peraturan K3
Perencanaan operasional berupa prosedur kerja / petunjuk kerja, yang
harus mencakup seluruh upaya pengendalian, diantaranya :
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi
Penganggung Jawab Kegiatan SMK3
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja
4. Rencana prosedur / petunjuk kerja yang perlu di siapkan
5. Rencana program pelatihan / soisalisasi sesuai pengendalian resiko
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan
7. Persyaratan Operator Alat Angkat
a. Operator Alat Angkat harus memenuhi kompetensi
b. Setiap Operator alat angkat harus memiliki SIO (Surat Izin Operasi)
atau bersertifikat yang di keluarkan oleh Badan yang berwenang
8. Rambu Peringatan / Larangan / Anjuran
a. Penempatan Rambu-rambu peringatan/larangan/anjuran harus
dipasang sesuai dengan kondisi di tempat kerja
b. Rambu peringatan/larangan/anjuran harus mudah dilihat dan
dapat dibaca
9. Alat Pelindung Diri
a. Alat pelindung diri diidentifikasi berdasarkan hasil penilaian risiko
b. Alat pelindung diri (APD) diberikan kepada pekerja sesuai dengan
jenis pekerjaan
10. Tamu/pengunjung dan pihak luar
a. Pengendalian dan pembatasan akses masuk dan akses keluar
tempat kerja
b. Persyaratan APD (Alat Pelindung Diri
c. Induksi K3
d. Prosedur dan Persyaratan tanggap darurat
Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
a. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
Memuat bagan struktur organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
beserta tugas dan tanggung jawabnya. Dalam struktur organisasi Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi harus memiliki Unit Keselamatan Konstruksi yang
berada langsung di bawah Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.

Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan Konstruksi

Manajer Pelaksanaan/
Proyek Ahli K3 Konstruksi
ERVAN ARYANA, ST HERRY KRISTIAWAN, ST

Manajer Teknik Supervisor/Mandor Manajer Keuangan

PURYADI, ST SUBAKIR NUR KHOLIFAH, SE

Tabel D-1 Tugas dan Tanggung Jawab Terhadap Keselamatan Konstruksi*


No Jabatan Tugas Dan Tanggung Jawab
1 Manajer 1) Menetapkan sasaran dan program keselamatan konstruksi
Pelaksana 2) Memimpin pelaksanaan penerapan manajemen
an/ keselamatan konstruksi
Proyek 3) Mempromosikan keselamatan konstruksi
4) Memantau dan mengevaluasi penerapan
manajemen keselamatan konstruksi
5) dst
2 Manager 1) Memberi masukan dalam perumusan sasaran dan
Teknik program keselamatan konstruksi
2) Memberi dukungan dan kepercayaan pada
program keselamatan konstruksi
3) Memastikan metode dan prosedur kerja
memperhatikan keselematan konstruksi
4) dst
3 Manager 1) Memberi dukungan dan kepercayaan pada
Keuangan program keselamatan konstruksi
2) Memastikan bahwa seluruh pekerja telah mendapatkan
jaminan sosial ketenagakerjaan (BPJS dan asuransi
lainnya)
3) Melakukan kerjasama dengan rumah sakit terdekat
dalam rangka memnuhi fasilitas pelayanan kesehatan
pekerja
4) dst
4 Ahli K3 1) Menyiapkan Sasaran dan Program keselamatan
Konstruksi konstruksi untuk ditetapkan oleh Direktur yang
menangani keselamatan konstruksi
2) Menyiapkan rencana sosialisasi, pelatihan, dan
simuliasi sebagai tindak lanjut pelaksanaan program
keselamatan konstruksi
3) Menyiapkan prosedur Tanggap Darurat
4) Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi harian
keselamatan konstruksi.
5) Mengkoordinasikan penerapan Keselamatan
Konstruksi kepada seluruh lini organisasi.
5 Supervisor 1) Memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan
dan telah mengikuti prosedur kerja yang ditetapkan
Mandor 2) Memastikan bahwa peralatan dan yang digunakan oleh
pekerja telah lulus pemeriksaan/inspeksi sesuai
persyaratan keselamatn konstruksi.
3) Memastikan bahwa semua pekerja di bawah
pengawasannya memakai APD dan
perlengkapan keselamatan sesuai persyaratan.
4) dst
6 Seluruh 1) Mengikuti prosedur yang berlaku serta berperan aktif
staf, dalam menjaga diri sendiri maupun kelompok kerjanya
karyawan 2) Menghadiri orientasi keselamatan konstruksi, safety
dan pekerja talk, tool box meeting dan training-training yang
diselenggarakan
3) Mengikuti instruksi dan pengarahan keselamatan kerja
yang diberikan oleh atasan atau petugas keselamatan
konstruksi
4) Memakai APD dan peralatan keselamatan kerja yang
i
5) Segera melaporkan apabila ditemukan kerusakan
pada peralatan konstruksi yang digunakan
6) Segera melaporkan apabila terdapat perilaku yang
tidak aman di area kerjanya.
7) dst

b. Struktur Organisasi Unit Keselamatan Konstruksi


Memuat bagan struktur organisasi Unit Keselamatan Konstruksi
beserta tugas dan tanggung jawabnya. Unit Keselamatan Konstruksi yang
sekurang-kurangnya terdiri dari unit kesiagaan tanggap darurat, Pengawas
Pekerjaan terkait alat berat, tim keamanan, serta hubungan masyarakat terkait
dampak sosial dan lingkungan

Gambar 3 Struktur Unit Keselamatan Konstruksi


Ahli K3 Konstruksi
HERRY KRISTIAWAN, ST

Koordinator Tanggap Darurat Security Koordinator Keselamatan


Konstruksi
KHAFID NASRULLAH EDI MUGIYANTO SUBENO PANDJI R.

Petugas K3 Anggota K3

TOFIK HIDAYAT
ROHADI
TIM TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
NO
1 Ahli K3 1) Mengkoordinasikan terlaksananya
Konstruksi program keselamatan konstruksi
2) Melaksanakan inspeksi metode, peralatan, dan
lingkungan kerja
3) Dst
2 Tim P3K 4) Memberikan pertolongan pertama bagi korban
kecelakaan kerja atau sakit yang diakibatkan oleh
hubungan kerja
5) Memberikan bantuan medis dan non medis (bila
dibutuhkan) terhadap korban kecelakaan kerja
dengan membawa/dirujuk ke rumah sakit yang telah
6) Menyediakan obat-obatan ringan untuk P3K, di clinic
on site, dan tempat-tempat yang telah ditentukan
7) Melakukan pendataan atas korban, kondisi
korban, kronologis kejadian dan sebab-sebab
8) Dst
3 Tim 1) Menjaga dan memelihara keamanana dan
Keamanan ketertiban proyek secara keseluruhan
2) Menjaga terjadinya tindakan-tindakan criminal di
lokasi proyek
3) Mengatur keluar masuk kendaraan dan
mengontrol keluar masuk barang dari dan keluar
4) Menjaga dan memproteksi terhadap kemungkinan
masuknya pihak-pihak luar yang tidak
5) Dst

Pengelolaan Keamanan Lingkungan Kerja


Melakukan kegiatan mendukung keandalan bangunan serta mendukung
terciptanya tempat, suasana, kegiatan, dan aset kerja yang aman dari gangguan
huru-hara dan anarkisme, tindak kriminal, termasuk tindak terorisme di
dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi melalui cara:
a. Pengelolaan Pendukung Keandalan Bangunan
➢ Mutu bahan
Material/bahan yang akan digunakan pada Pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi harus melalui tahapan inspeksi yang dilakukan oleh
Petugas yang berwenang dan mendapat persetujuan oleh Pengawas
Pekerjaan.
➢ Metode pekerjaan konstruksi
- Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sesuai dengan
tahapan pekerjaan konstruksi yang ditandatangani oleh Penanggung
Jawab Teknik.
- Memuat Analisis Keselamatan Pekerjaan (AKP/JSA) yang
ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.
➢ Izin kerja (Permit to Work/PTW)
- Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem permohonan izin
kerja/PTW berdasarkan persyaratan Keselamatan Konstruksi sesuai
dengan tahapan Pekerjaan Konstruksi yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi. Izin kerja harus dilengkapi dengan dokumen
sebagai berikut:
• Analisis keselamatan pekerjaan (AKP)/Job Safety Analysis (JSA)
yang ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan Penanggung
Jawab Keselamatan Konstruksi.
• Prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan bekerja
berdasarkan persyaratan Keselamatan Konstruksi sesuai lingkup
pekerjaan dalam tahapan pekerjaan yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Teknik.
• Lembar periksa yang telah ditandatangani oleh petugas yang
berwenang sesuai hasil inspeksi yang telah dilakukan.
- Memuat formulir izin kerja yang sekurang-kurangnya terdiri dari
3 lembar rangkap untuk didokumentasikan oleh masing-masing unit
terkait. Lembar asli (pertama) disimpan sebagai bagian dari informasi
terdokumentasi oleh Pengguna Jasa, lembar kedua disimpan oleh
Penyedia Jasa, lembar ketiga disimpan oleh Pengawas Pekerjaan.
Formulir izin kerja dibagi sesuai dengan lingkup pekerjaan dalam
tahapan Pekerjaan Konstruksi yang ditandatangani oleh Unit
Keselamatan Konstruksi diantaranya adalah sebagai berikut:
• pekerjaan panas (hot work) yaitu seluruh pekerjaan yang
berpotensi menghasilkan sumber api;
• pekerjaan galian (excavation) yaitu untuk pekerjaan galian yang
akan dilakukan;
• pekerjaan pengangkatan (lifting) yaitu untuk pekerjaan yang
menggunakan alat angkat;
• pekerjaan di ruang terbatas (confined space) yaitu untuk
pekerjaan di dalam ruangan yang mungkin ventilasinya secara
alami kurang, mengandung gas mudah terbakar dan/atau
mengandung gas beracun;
• pekerjaan menyelam (diving) yaitu untuk pekerjaan di bawah
permukaan air;
• pekerjaan dingin (cold work) yaitu seluruh pekerjaan lain yang
tidak tercakup pada pekerjaan di atas;
• pekerjaan di malam hari (working at night) yaitu jika terdapat
pekerjaan yang dilakukan melebihi jam kerja normal;
• pekerjaan di ketinggian;
• pekerjaan menggunakan perancah;
• pekerjaan dengan menggunakan radiography (x-ray);
• pekerjaan bertegangan listrik (electrical work); dan/atau
• pekerjaan penggalian atau kedalaman (excavation work).

b. Pengelolaan Pendukung Keandalan Bangunan


➢ Pengamanan Lingkungan Kerja
- Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengamanan lingkungan Memuat
prosedur dan/atau petunjuk kerja pengamanan lingkungan
yang ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan Kepala Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi/Wakil Manajemen yang sekurang-kurangnya
mencakup:
• Petugas keamanan dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan pada
pengendalian risiko keamanan.
• Pagar pengaman yang digunakan pada lokasi yang
berbatasan langsung dengan masyarakat sekitar dan berpotensi
terjadinya kecelakaan.
• Tanda pengenal (ID Card) yang digunakan untuk seluruh
pekerja, tamu, pemasok, dan pihak-pihak terkait pada pelaksanaan
pekerjaan yang masuk ke dalam area pekerjaan konstruksi.
➢ Manajemen keselamatan lalu lintas (Traffic Management)
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja dalam melakukan manajemen
keselamatan lalu lintas (traffic management) pada lokasi pekerjaan
yang berdampak pada kelancaran lalu lintas pengguna jalan yang
ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.
➢ Izin Keluar/Masuk Barang
- Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem permohonan izin
keluar/masuk barang yang ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi/Wakil Manajemen.
- Memuat formulir izin keluar/masuk barang yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan Konstruksi.

Pengelolaan Keselamatan Kerja


Melakukan kegiatan untuk menghilangkan/mengurangi bahaya atas risiko
pekerjaan melalui cara:
a. Mutu Peralatan
➢ Prosedur/petunjuk kerja penggunaan peralatan
Memuat prosedur/petunjuk kerja penggunaan pesawat angkat &
angkut (alat berat) dan peralatan konstruksi lainnya yang
ditandatangani oleh Penanggung Jawab Peralatan dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan Konstruksi. Seluruh alat berat dan perkakas
yang akan digunakan di area Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
harus lolos tahapan inspeksi yang dilakukan oleh Penanggung
Jawab Keselamatan Konstruksi dan memiliki sticker “Laik Operasi”.
b. Prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan bekerja
➢ Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja sistem keamanan
bekerja berdasarkan program kerja yang ditandatangani oleh
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
➢ Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.

Penyedia Jasa membuat prosedur dan Instruksi Kerja, antara lain:


1. Prosedur induksi Keselamatan Konstruksi
2. Prosedur identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan peluang
3. Prosedur pengukuran kinerja Keselamatan Konstruksi
4. Prosedur inspeksi Keselamatan Konstruksi
5. Prosedur komunikasi
6. Prosedur tinjauan manajemen
7. Prosedur pemenuhan peraturan perundangan Keselamatan Konstruksi
8. Instruksi Kerja bekerja di ketinggian
9. Instruksi Kerja pemasangan perancah
10. Instruksi Kerja Alat Pelindung Kerja (APK)
11. Instruksi Kerja Alat Pelindung Diri (APD)

Pengelolaan Kesehatan Kerja


Melakukan kegiatan untuk untuk memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya bagi tenaga kerja konstruksi dan masyarakat di sekitar lokasi
penyelenggaraan jasa konstruksi dengan melakukan pencegahan gangguan
kesehatan dan penyakit akibat melalui cara:
a. Pemeriksaan Kesehatan
➢ Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan kesehatan
kerja mencakup: pemeriksaan kesehatan berkala, pemeriksaan kesehatan
khusus, pencegahan penyakit menular dan penyakit akibat kerja yang
ditandatangani oleh Ahli terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi /Wakil Manajemen. Prosedur dan/atau petunjuk kerja
pengelolaan kesehatan kerja sekurang- kurangnya mencakup:
- Pemeriksaan kesehatan bagi seluruh pekerja dilakukan sebelum atau
beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali dan secara
berkala sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
- Terdapat klinik yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana
kesehatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan konstruksi yang memiliki
risiko besar dan akses terbatas menuju fasilitas kesehatan.
- Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan
disimpan untuk referensi.
- Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)
• Terdapat peralatan P3K dengan jumlah 1 kotak P3K untuk
setiap 25 pekerja dan ditempatkan di area yang mudah dilihat
dan dijangkau.
• Isi kotak P3K sekurang-kurangnya sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
• Isi kotak P3K harus diperiksa secara teratur dan harus dijaga
supaya tetap berisi (tidak boleh kosong).
- Pemberantasan penyakit menular dan berbahaya
Dilakukan identifikasi bahaya kesehatan dengan melakukan
tindakan pencegahan di antaranya:
• Demam berdarah dengan melakukan kegiatan Fogging yang
berkoordinasi dengan puskesmas terdekat.
• HIV/AIDS dengan melakukan tindakan pencegahan melalui
sosialisasi sesuai peraturan yang ada.
• Penyakit epidemik lainnya.
- Peningkatan kesegaran jasmani untuk menjamin kebugaran
pekerja.
- Perlindungan sosial tenaga kerja
Seluruh pekerja memiliki BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan;

Pengelolaan Lingkungan Kerja


a. Pengukuran Kondisi Lingkungan
➢ Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan lingkungan kerja
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan lingkungan kerja
terkait pencegahan pencemaran (terhadap air, tanah, dan udara) yang
ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi /Wakil Manajemen.
b. Tata Graha (Housekeeping)
➢ Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan tata graha
(housekeeping)
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan Tata Graha
(Housekeeping) terkait Program 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, Rajin)
yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
Kepala Pelaksana Pekerjaan Konstruksi /Wakil Manajemen. Program tata
graha (housekeeping) yang dilakukan sekurang-kurangnya satu kali
sehari di akhir pelaksanaan pekerjaan.
c. Pengolahan Sampah dan Limbah
➢ Prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan sampah/limbah
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja pengelolaan sampah/limbah
yang ditandatangani oleh Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan
sekurang-kurangnya mencakup:
- Terdapat tempat sampah yang dipisahkan berdasarkan jenis
sampah yaitu sampah organik, sampah anorganik, sampah B3
sekurang-kurangnya 1 tempat sampah di setiap area pekerjaan.
- Terdapat tempat penampungan sampah sementara berdasarkan jenis
sampah yaitu sampah organik, sampah anorganik dan sampah B3.
D.2 Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat
1. Peraturan Dasar SH & E
Berdasarkan analisis bahaya konstruksi, dasar – dasar dari ketentuan K3,
dikembangkan dan disiapkan untuk menjamin keselamatan seluruh pekerjaan
yang direncanakan dan meghindari kemungkinan terjadinya pencemaran.
Ketentuan – ketentuan utama berikut ini didokumentasikan secara spesifik pada
pelaksanaan keselamatan kerja di lapangan :
a. Pencegahan terhadap kecelakaan kerja, seperti :
1. Pekerjaan elektrikal
2. Pekerjaan ditempat tinggi
3. Mesin Gerinda
4. Pengelasan dan pemotongan
5. Catridge hammers Hazardous material and products
6. Mesin-mesin penggali, alat – alat angkat, pemindahan tanah dan pekerjaan
sipil lainnya.
b. Pekerjaan pemasangan
c. Pekerjaan insulasi
d. Internal work
e. Transportasi personil
f. Material Handling
g. Kebakaran dan keadaan darurat lain
h. Rencana penanggulangan keadaan darurat dan evaluasi
i. Investigasi kecelakaan
1. Mesin – mesin penggali, alat – alat angkat, pemindahan tanah dan pekerjaan
sipil lainnya
2. Investigasi kecelakaan dan laporannya
3. Kecelakaan serius
4. Ketentuan – ketentuan lain.
2. Rencana Pencegahan terhadap Kehilangan
Tim pekerja lapangan mulai dari tenaga pendukung sampai Project Manager secara
terus menerus akan meninjau kondisi lapangan, rencana kerja konstruksi dan
kegiatan lapangan lainnya untuk meminimalisasi safety hazards dan tindakan yang
mengabaikan keselamatan personil.
3. Pertolongan Pertama / Prosedur Media
Kontraktor akan menyediakan sarana P3K / First Aid selama pelaksanaan
pekerjaan
4. Briefing Personil
Bagian ini menggaris bawahi pada jenis jenis informasi yang dibutuhkan untuk
semua personil dan supervisor sebelum memulai dan selama pekerjaan
berlangsung terutama untuk pekerja local.
5. Izin Kerja
Dalam rangka memonitor dan mengontrol resiko kerja yang potensial di lapangan,
izin kerja diperlukan untuk melakukan pekerjaan pada segala kondisi dimana batas
dari unit proses atau dalam konstruksi baru dimana bahaya mungkin terjadi. Izin
kerja dikeluarkan oleh pemilik proyek, setelah sesuai dengan prosedur
keselamatan sudah diverifikasi. Beberapa kondisi signifikan yang harus dipenuhi
adalah :
a. Mengidentifikasi semua material terkubur sebelum penggalian, menyediakan
fire protection dan memberlakukan peraturan dilarang merokokdi tempat –
tempat tertentu / terlarang
b. Menyediakan PPE ( Personal Protective Equipment )
6.Pencegahan/ Perlindungan terhadap kebakaran
Untuk mencegah kebakaran, perlu diberikan perhatian khusus pada area pre –
planning, hot-work permit controls, area dimana terdapat material yang mudah
terbakar, area pengendalian cairan dan material, area pengendalian asap, pelatihan
dan penggunaan tanda bahaya, pemasangan kabel elektrik yang tepat, dan
pembuangan sampah pada tempatnya. Prosedur yang spesifik ditekankan pada
rencana keselamatan konstruksi lapangan untuk masing – masing proyek.
7. Emergency Response Plan
Prosedur Emergency Respose Plan dikembangkan untuk semua insiden yang
potensial termasuk api, ledakan, bencana alam, dan lain – lain. Prosedur ini ini
meliputi sarana berkomunikasi, fire fighting, sarana medis, keselamatan, evakuasi,
dan sarana – sarana lain yang mungkin diperlukan.
Para personil pada suatu periode berkala dibimbing melalui pertemuan –
pertemuan K3, Pelatihan penanggulangan keadaan darurat, dan lain – lain.

Daftar Induk Prosedur dan/atau Instruksi Kerja


Memuat daftar induk prosedur dan/atau instruksi kerja yang
ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi /Wakil Manajemen. Seluruh pekerjaan konstruksi dan
penerapan SMKK pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi harus memiliki
prosedur dan/atau petunjuk kerja yang telah ditandatangani. Prosedur
dan/atau instruksi kerja sekurang-kurangnya memuat dokumen sebagai
berikut:
Tabel 16 Daftar Induk Prosedur dan/atau Instruksi Kerja
Daftar
No Disahkan oleh
(Prosedur, Instruksi

Mekanisme Organisasi
Prosedur dan/atau instruksi Direktur Utama PT.
kerja yang menggambarkan ENTA
hubungan kerja antara
Pelaksana Pekerjaan Konstruksi
dengan Kantor Pusat Penyedia
Jasa
Sumber Daya
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
penggunaan pesawat angkat & Peralatan dan Kepala
angkut (alat berat) dan Pelaksana Pekerjaan
peralatan konstruksi lainnya Konstruksi
Kepedulian
Prosedur dan/atau petunjuk Kepala Pelaksana
kerja peningkatan kepedulian Pekerjaan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi dan Ahli Teknik terkait
berdasarkan tingkat risiko
Komunikasi
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja induksi Keselamatan Keselamatan
Konstruksi (safety induction) Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja pertemuan pagi hari Keselamatan
(safety morning) Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja pertemuan kelompok kerja Keselamatan
(toolbox meeting) Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja Rapat Keselamatan Keselamatan
Konstruksi (construction safety Konstruksi dan Kepala
meeting) Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja penerapan informasi Keselamatan
bahaya-bahaya Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi
Informasi Terdokumentasi
Prosedur pengendalian dokumen Kepala Pelaksana
atas semua dokumen yang Pekerjaan Konstruksi
dimiliki
Pengelolaan Keselamatan Kerja
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja pelaksanaan pekerjaan Teknik
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja sistem keamanan bekerja Keselamatan
Konstruksi
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja sistem izin kerja Keselamatan
Konstruksi
Pengelolaan Kesehatan Kerja
Prosedur dan/atau petunjuk Ahli terkait dan Kepala
kerja pengelolaan kesehatan Pelaksana Pekerjaan
Nomor Daftar Dokumen
No Disahkan oleh
Dokumen (Prosedur, Instruksi
Kerja)
kerja Konstruksi /Wakil
Manajemen
Pengamanan Lingkungan Kerja
Prosedur dan/atau Ahli terkait dan Kepala
petunjuk kerja pengamanan Pelaksana Pekerjaan
lingkungan Konstruksi /Wakil
Manajemen
Pengelolaan Lingkungan Kerja
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja pengelolaan Keselamatan
lingkungan kerja Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi /Wakil
Manajemen
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja pengelolaan Tata Graha Keselamatan
(Housekeeping) Konstruksi dan Kepala
Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi /Wakil
Manajemen
Prosedur dan/atau petunjuk Penanggung Jawab
kerja pengelolaan sampah Keselamatan
Konstruksi.
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
Prosedur dan/atau Penanggung Jawab
petunjuk Keselamatan
kerja kondisi tanggap darurat Konstruksi dan Kepala
sesuai dengan sifat dan Pelaksana Pekerjaan
klasifikasi Pelaksanaan Konstruksi
P k j
Prosedur Kdan/atau
t k i petunjuk Penanggung Jawab
kerja penyelidikan insiden Keselamatan
(kecelakaan, kejadian Konstruksi dan Kepala
berbahaya, dan penyakit akibat Pelaksana Pekerjaan
kerja) Konstruksi
Inspeksi dan Audit
Prosedur dan/atau instruksi Ahli Teknik terkait atau
kerja inspeksi Penanggung Jawab
Keselamatan
Konstruksi dan Wakil
Manajemen
Prosedur dan/atau petunjuk Ahli Teknik terkait atau
kerja Patroli Keselamatan Penanggung Jawab
Konstruksi Keselamatan
Konstruksi dan
Wakil
Prosedur dan/atau instruksi Ahli Teknik terkait atau
kerja audit internal Penanggung Jawab
Keselamatan
Konstruksi dan Wakil
Manajemen

Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi


Prosedur dan/atau instruksi Ahli Teknik terkait atau
kerja terkait Penanggung Jawab
pelaksanaan tinjauan Keselamatan
manajemen Konstruksi dan Wakil
Manajemen

Kesiap-siagaan dan Tanggap Terhadap Kondisi Darurat


a. Prosedur dan/atau petunjuk kerja tanggap darurat
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja tanggap darurat sesuai dengan sifat
dan klasifikasi Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi yang
dikerjakan yang ditandatangani oleh Ahli Teknik terkait dan
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.

b. Prosedur dan/atau petunjuk kerja penyelidikan insiden


Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja penyelidikan insiden
(kecelakaan, kejadian berbahaya, dan penyakit akibat kerja) yang ditandatangani
oleh Penanggung Jawab Keselamatan dan Konstruksi Kepala Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi.
D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI

Tabel Analisa Keselamatan Pekerjaan ( Job Safety Analysis )

Nama Pekerja :  HERRY KRISTIAWAN, ST
Nama Peket Pekerjaan : Pemasangan U‐Ditch & Box Culvert
Tanggal Pekerjaan : Hari ke ‐ 15 s/d 98 ( masa pelaksanaan ) 

Alat Pelindung Diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :

1 Helm / Safety Helmet √ 4 Rompi Keselamatan / Safety Vest √
2 Sepatu / Safety Shoes √ 5 Masker Pernafasan / Respiratory √
3 Sarung Tangan / Safety Gloves √ 6 .....Dst.

Urutan Langkah Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab

1 Pemasangan U‐Ditch & Box Culvert ‐ Terbentur/tertimpa bahan ‐ Memakai APD yang sesuai ( memakai helm, masker, Pimpinan Teknik, Pelaksana,


  material U‐Ditch/Box Culvert  sepatu kerja, kaos tangan ) Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Bekerja dengan hati ‐ hati Petugas K3, Unit pelatihan /HRD
‐ Menggunakan rambu peringatan dan barikade Petugas K3
‐ Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan kerja  Petugas K3, Unit pelatihan /HRD
 sebelum bekerja
‐ Menyusun Instruksi Kerja Quality Engineer
‐ Mengikuti SOP pengoperasian alat kerja Pimpinan Teknik, Pelaksana,
Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Mengikuti SOP Penyimpanan dan pemindahan Pimpinan Teknik, Pelaksana,
 material Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Pasang Penerangan Pimpinan Teknik, Pelaksana,
Pengawas Lapangan, Pelaksana K3

‐ Terbentur alat berat ‐ Memakai APD yang sesuai ( memakai helm, masker, Pimpinan Teknik, Pelaksana,


 sepatu kerja, kaos tangan ) Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Bekerja dengan hati ‐ hati Petugas K3, Unit pelatihan /HRD
‐ Menggunakan rambu peringatan dan barikade Petugas K3
‐ Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan kerja  Petugas K3, Unit pelatihan /HRD
 sebelum bekerja
‐ Menyusun Instruksi Kerja Quality Engineer
‐ Mengikuti SOP pengoperasian alat kerja Pimpinan Teknik, Pelaksana,
Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Mengikuti SOP Penyimpanan dan pemindahan Pimpinan Teknik, Pelaksana,
 material Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Pasang Penerangan Pimpinan Teknik, Pelaksana,
Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
Urutan Langkah Pekerjaan Identifikasi Bahaya Pengendalian Penanggung Jawab

‐ Penempatan material ‐ Memakai APD yang sesuai ( memakai helm, masker, Pimpinan Teknik, Pelaksana,


  U‐Ditch/Box Culvert  sepatu kerja, kaos tangan ) Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Bekerja dengan hati ‐ hati Petugas K3, Unit pelatihan /HRD
‐ Menggunakan rambu peringatan dan barikade Petugas K3
‐ Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan kerja  Petugas K3, Unit pelatihan /HRD
 sebelum bekerja
‐ Menyusun Instruksi Kerja Quality Engineer
‐ Mengikuti SOP pengoperasian alat kerja Pimpinan Teknik, Pelaksana,
Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Mengikuti SOP Penyimpanan dan pemindahan Pimpinan Teknik, Pelaksana,
 material Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Pasang Penerangan Pimpinan Teknik, Pelaksana,
Pengawas Lapangan, Pelaksana K3

‐ Pemasangan U‐Ditch/ ‐ Memakai APD yang sesuai ( memakai helm, masker, Pimpinan Teknik, Pelaksana,


  Box Culvert  sepatu kerja, kaos tangan ) Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Bekerja dengan hati ‐ hati Petugas K3, Unit pelatihan /HRD
‐ Menggunakan rambu peringatan dan barikade Petugas K3
‐ Diberikan penyuluhan bahaya kecelakaan kerja  Petugas K3, Unit pelatihan /HRD
 sebelum bekerja
‐ Menyusun Instruksi Kerja Quality Engineer
‐ Mengikuti SOP pengoperasian alat kerja Pimpinan Teknik, Pelaksana,
Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Mengikuti SOP Penyimpanan dan pemindahan Pimpinan Teknik, Pelaksana,
 material Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
‐ Pasang Penerangan Pimpinan Teknik, Pelaksana,
Pengawas Lapangan, Pelaksana K3
E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi

E.1. Pemantauan dan evaluasi


Membuat prosedur sehingga dapat mengevaluasi kapatuhan terhadap undang –
undang dan peraturan lainnya.
Inspeksi dan Audit
a. Inspeksi
➢ Prosedur dan/atau petunjuk kerja inspeksi Memuat prosedur dan/atau
petunjuk kerja inspeksi yang ditandatangani oleh ahli teknik terkait atau
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen.
➢ Lembar Periksa
Memuat format lembar periksa lingkup pekerjaan, pesawat angkat & angkut
(alat berat), perkakas, bahan/material, lingkungan, kesehatan, keamanan, dan
lain-lain. Lembar periksa ditandatangani pada satu periode waktu tertentu
(harian, mingguan, bulanan). Inspeksi terdiri dari berbagai macam bentuk
lembar periksa sekurang-kurangnya mencakup:
- Lingkup pekerjaan ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.
- Pesawat angkat & angkut (alat berat) ditandatangani oleh ahli teknik terkait,
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
- Perkakas ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.
- Bahan/material ditandatangani oleh ahli teknik terkait, Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
- Lingkungan (housekeeping, pencemaran, hygine) ditandatangani oleh ahli
terkait, Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi.
- Kesehatan ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab Keselamatan
Konstruksi.
- Keamanan/security ditandatangani oleh ahli terkait, Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi.
➢ Lembar Penghentian Pekerjaan (Stop Working Form)
- Apabila pada saat pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ditemukan hal yang
membahayakan setiap personil dapat menyerukan untuk menghentikan
pekerjaan. Pimpinan Tertinggi Penyedia Jasa memberikan kewenangan
kepada Pimpinan Unit Keselamatan Konstruksi dan/atau Pimpinan Tertinggi
Pekerjaan Konstruksi dan/atau Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi untuk melakukan verifikasi penghentian pekerjaan.
Dalam melakukan verifikasi pihak berwenang mengisi lembar penghentian
pekerjaan ditandatangani oleh pihak-pihak yang ditunjuk oleh Pimpinan
Tertinggi Penyedia Jasa.

b. Patroli Keselamatan Konstruksi
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja Patroli Keselamatan Konstruksi yang
disusun oleh Penyedia Jasa ditandatangani oleh ahli terkait atau Penanggung Jawab
Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen. Patroli Keselamatan Konstruksi
dilakukan oleh seluruh Pimpinan Perusahaan (Penyedia Jasa, Pengawas Pekerjaan,
Sub Kontraktor) dan Pengguna Jasa.

c. Audit
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja audit internal yang ditandatangani oleh
ahli terkait atau Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen.
Audit internal dilakukan dan ditetapkan secara berkala oleh Pelaksana Pekerjaan
Konstruksi dengan melibatkan auditor independen. Audit internal dilakukan
sekurang-kurangnya 1 kali dalam 1 Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan/atau
untuk pekerjaan konstruksi tahun jamak mengikuti peraturan perundangan yang
berlaku.

d. Jadwal Inspeksi dan Audit


Memuat jadwal pelaksanaan inspeksi, patrol keselamatan konstruksi dan audit.
Pengendalian pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D (Operasi keselamatan konstruksi)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagian B (Perencanaan keselamatan
konstruksi) dan C (Dukungan keselamatan konstuksi).

Hal-hal yang harus dilaporkan dalam laporan evaluasi dan kinerja K3 adalah :
Rekapitulasi kecelakaan kerja dengan mengacu pada pelaporan dan
penyelidikan kecelakaan yang sudah dibuat.
• Occupational Injury/Illness (Cidera/Sakit Akibat Kerja)
• Fatality (Meninggal Dunia)
• Loss Work Day / Loss Time Injury (Hilang Hari Kerja)
• Restricted Work Day (Kerja Terbatas)
• Medical Treatment (Perawatan Kesehatan)
• First Aid (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
√ Fire Accident (Kebakaran)
√ Traffic Accident (Kecelakaan lalu lintas)
√ Environmental Accident (Kecelakaan Lingkungan)
√ Property Damage Accident (Kecelakaan peralatan atau
mesin)
√ Near miss (Hampir celaka)
√ Man Hour (Jam kerja)
√ Km Driven (Kilometer mengemudi – untuk kendaraan
perusahaan
E.2. Tinjauan manajemen
Memuat prosedur dan/atau petunjuk kerja terkait pelaksanaan
tinjauan manajemen yang ditandatangani oleh ahli teknik terkait atau
Penanggung Jawab Keselamatan Konstruksi dan Wakil Manajemen.
Prosedur dan/atau petunjuk kerja terkait pelaksanaan tinjauan
manajemen memuat program yang bertujuan untuk meningkatkan
kinerja keselamatan konstruksi. Tinjauan manajemen dilakukan
sekurang-kurangnya berdasarkan hasil audit atau kecelakaan kerja
pada pekerjaan konstruksi yang menyebabkan fatality.
Hasil pemeriksaan danevaluasi kinerja K3 pada bagian E.
Diklasifikasika dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur
sebagaimana dalam Perencananaan Keselamatan Konstruksi
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan
kerja dilakukan peningjauan ulang untuk di ambil tindakan
perbaikan.
Manajemen akan melakukan rapat tinjauan manajemen untuk
mengetahui permasalahan, rencana tindak lanjut, dan target waktu.
Uraian Pra Keselamatan dan Kesehatan Kerja di atas didistribusikan
kepada semua fungsi sehingga pekerjaan dilakukan sesuai spesifikasi,
memenuhi standar kualitas, standar Keselamatn dan Kesehatan Kerja,
dan dapat diselesaikan tepat waktu.
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E.1
diklarifikasikan dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur
sebagaimana ditetapkan pada table 2. Penyusunan Sasaran dan
Program K3. Hal – hal yang tidak sesuai, termasuk bilaman terjadi
kecelakaan kerja dilakukan peninjauan ulang untuk di ambil tindakan
perbaikan.

E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi


Memuat format tindakan perbaikan untuk pelaksanaan pekerjaan
konstruksi pada kontrak tahun jamak. Penyedia Jasa memastikan
program peningkatan kinerja keselamatan konstruksi berdasarkan
hasil Tinjauan Manajemen ditindaklanjuti pada pekerjaan konstruksi
yang akan datang.

Sistem Manajemen Keselamatan kerja sangat penting dalam dunia


industry untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan nyaman
dalam lingkungan kerja. Sistem ini akan membantu meningkatkan
hubungan kerja antara pengusaha dan pekerja serta untuk
memudahkan selama proses produksi berjalan. Penelitian ini
berdasarkan atas analisa tentang penerapan system manajemen
keselamatan kerja di proyek konstruksi, beserta factor – factor yang
mempengaruhinya dan juga cara untuk peningkatan proyek.
Responden dari penelitian, salah satu factor factor dalam aplikasi
system manajemen keselamatan kerja di proyek konstruksi, menjadi
tiga factor yaitu peran manajemen, kondisi dan lingkungan kerja dan
juga kesadaran dan kualitas pekerja, dalam saat waktu pelaksanaan
atau dengan efek yang signifikan terhadap manfaat proyek yang
E. EVALUASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
E.1 Pemantauan dan Evaluasi
Tabel Jadwal Inspeksi dan Audit

WAKTU PELAKSANAAN MINGGU KE -


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
NO KEGIATAN PIC
1 S/D 8 S/D 15 S/D 22 S/D 29 S/D 36 S/D 43 S/D 50 S/D 57 S/D 64 S/D 71 S/D 78 S/D 85 S/D 92 S/D 99 S/D 106 S/D 113 S/D 120 S/D 127 S/D 134 S/D 141 S/D 148 S/D
7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 105 112 119 126 133 140 147 150

1 Inspeksi Keselamatan Konstruksi HERRY KRISTIAWAN, ST


( Penanggung Jawab Teknis )

2 Patroli Keselamatan Konstrusi HERRY KRISTIAWAN, ST


P
( Penanggung Jawab Teknis ) H
3 Audit Internal HERRY KRISTIAWAN, ST O
( Penanggung Jawab Teknis )

Anda mungkin juga menyukai