Anda di halaman 1dari 64

MAKALAH

Anatomi Fisiologi dan Sistem Otot

Diajukan Sebagai

Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi

Oleh :

1. Alicia Claudia (P21335120004)

2. Dea Syakilla Syafitri (P21335120009)

Dosen Pembimbing :

Endang Uji Wahyuni, SKM. MKM

DR. Dra. Tjiptorini, M. Kes

Dr. Corazon

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II

PROGRAM STUDI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN

Jl. Hang Jebat III No.4 No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kec. Kby. Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120

2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada Penulis sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “ANATOMI DAN FISIOLOGI
SISTEM OTOT” yang merupakan salah satu tugas untuk mata kuliah Anatomi
Fisiologi pada semester kedua.

Kami juga berterimakasih kepada Ibu Endang Uji Wahyuni, SKM. MKM.
Ibu DR. Dra. Tjiptorini, M.Kes. dan Ibu Dr. Corazon. yang telah memberikan
tugas studi kasus ini sehingga pengetahuan kami dalam penulisan makalah ini
semakin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi kami di kemudian hari.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran
yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.

Jakarta, 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3. Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1. Fungsi dan ciri-ciri otot......................................................................................3
2.2. Klasifikasi dan jenis otot....................................................................................6
2.3. Otot rangka, otot jantung, dan otot polos............................................................8
A. Otot Rangka.......................................................................................................8
B. Otot Jantung.....................................................................................................12
C. Otot Polos.........................................................................................................16
2.4. Otot Kepala dan Wajah (deskripsi, origio, insersi, dan aksi)............................19
A. Otot Kepala......................................................................................................19
B. Otot Wajah.......................................................................................................20
2.5. Otot Tengkorak, Leher dan Kolumna Vertebralis (deskripsi, origio, dan aksi) 24
A. Otot Tengkorak................................................................................................24
B. Otot leher..........................................................................................................25
.....................................................................................................................................30
C. Kolumna Vertebralis........................................................................................30
2.6. Otot Toraks, Abdomen, dan Pelvis (deskripsi, origio, insersi, aksi).................32
A. Otot Toraks.......................................................................................................32
B. Otot Abdomen..................................................................................................34
C. Otot Pelvis........................................................................................................37
2.7. Otot Dada dan Bahu (deskripsi, origio, insersi,aksi).........................................37
A. Otot Dada.........................................................................................................37

iii
2.8. Otot Lengan Bawah, Lengan Atas, Pergelangan Tangan dan Tangan (deskripsi,
origio, insersi, aksi)......................................................................................................41
A. Otot Lengan Bawah..........................................................................................41
B. Otot Lengan Atas.............................................................................................42
C. Otot Pergelangan Tangan dan Tangan..............................................................44
2.9. Otot Panggul dan Paha (deskripsi, origio, insersi, dan aksi).........................49
A. Otot Paha..........................................................................................................49
2.10. Otot Tungkai Bawah, Lutut, dan Kaki (deskripsi, origio, insersi, dan aksi)
51
A. Otot Tungkai Bawah........................................................................................51
B. Otot Lutut.........................................................................................................52
C. Otot Kaki..........................................................................................................53
BAB III PENUTUP.........................................................................................................55
3.1. Kesimpulan......................................................................................................55
Daftar Pustaka..................................................................................................................58

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup termasuk manusia. Gerak

merupakan melakukan aktivitas perubahan posisi sebagian atau seluruh tubuh

makhluk hidup. Fungsi gerak dilakukan oleh fungsi gerak itu sendiri yang terdiri

atas sistem otot dan juga sistem rangka.

Sistem otot merupakan salah satu bagian penting untuk tubuh, karena dengan

adanya otot tubuh kita lebih mudah untuk digerakkan karena otot merupakan alat

gerak aktif. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot polos dan

otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme maupun pergerakan

dari organ dalam organisme tersebut.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja fungsi dan ciri-ciri otot

2. Apa saja klasifikasi jaringan dan jenis otot

3. Apa pengertian dari otot rangka, otot jantung, dan otot polos?

4. Jelaskan tentang otot kepala dan wajah (deskripsi, origio, insersi, dan aksi)

5. Jelaskan otot tengkorak, leher, dan kolumna vertebralis (deskripsi, origio,

dan aksi)

6. Jelaskan otot toraks, abdomen san pelvis (deskripsi, origio, dan aksi)

7. Jelaskan dada dan bahu (deskripsi, origio, insersi, dan aksi)

1
8. Jelaskan otot lengan bawah, lengan atas, pergelangan tangan, dan tangan

(deskripsi, origio, insersi, dan aksi)

9. Jelaskan otot panggul dan paha (deskripsi, origio, insersi, dan aksi)

10. Jelaskan otot tungkai bawah, lutut, dan kaki (deskripsi, origio, insersi, dan

aksi)

1.3. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan fungsi dan ciri otot

2. Menjelaskan klasifikasi dan jenis otot

3. Menjelaskan tentang otot rangka, otot jantung, dan otot polos

4. Menjelaskan tentang otot kepala dan wajah (deskripsi, origio, insersi, dan

aksi)

5. Menjelaskan tentang otot tengkorak, leher, dan kolumna vertebralis

(deskripsi, origio, dan aksi)

6. Menjelaskan tentang otot toraks, abdomen san pelvis (deskripsi, origio,

dan aksi)

7. Menjelaskan tentang otot leher, dada, dan bahu (deskripsi, origio, insersi,

dan aksi)

8. Menjelaskan tentang otot lengan bawah, lengan atas, pergelangan tangan,

dan tangan (deskripsi, origio, insersi, dan aksi)

9. Menjelaskan tentang otot panggul dan paha (deskripsi, origio, insersi, dan

aksi)

10. Menjelaskan tentang otot tungkai bawah, lutut, dan kaki (deskripsi, origio,

insersi, dan aksi)

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Fungsi dan ciri-ciri otot

Sistem otot adalah jaringan yang ada didalam tubuh manusia berupa alat

gerak aktif yang menggerakkan tulang sehingga menyebabkan suatu organisme

atau individu dapat bergerak. Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan

berelaksasi. Otot terdiri dari sel – sel yang terspesialisasi untuk kontraksi yaitu

mengandung protein kontraktil yang dapat berubah dalam ukuran panjang dan

memungkinkan sel – sel untuk memendek. Sel – sel tersebut sering disebut

serabut – serabut otot. Serabut – serabut otot disatukan oleh jaringan ikat. Adapun

fungsi dari otot sendiri adalah :

1. Untuk melakukan gerakan pada tubuh

Otot rangka memiliki tanggung jawab pada gerakan-gerakan yang dilakukan.

Otot rangka letaknya melekat di bagian tulang, yang sebagian besarnya

dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Setiap manusia menggunakan otot

rangkanya untuk bergerak, otot akan mengikuti arah gerakan yang kita inginkan

bersamaan dengan tulang dan juga tendon.

2. Membantu dalam peredaran darah pada manusia

Otot jantung dan otot polos yang tidak disadari akan membantu detak jantung

dan aliran darah yang mengalir ke seluruh tubuh anda, dengan menghasilkan

impuls listrik. Otot jantung juga ditemukan di bagian dinding jantung. Hal itu

3
akan dikendalikan oleh sistem saraf otonom yang bertanggung jawab, pada

sebagian besar fungsi tubuh yang ada. Pembuluh darah kita juga terdiri atas otot

polos, yang juga dikendalikan oleh sistem saraf otonom.

3. Pernapasan

Diafragma merupakan otot yang utama, yang bekerja selama pernapasan

berlangsung. Pada saat anda bernapas dengan lebih berat, seperti misalnya saat

anda sedang berolahraga, maka diafragma membutuhkan bantuan dari otot

lainnya. Seperti misalnya otot lain, seperti otot perut, otot leher, dan otot

punggung.

4. Proses pencernaan

Sistem pencernaan juga dikendalikan oleh otot polos yang ditemukan di

saluran pencernaan anda. Otot polos akan melemas atau menegang ketika

makanan melewati tubuh selama proses pencernaan berlangsung. Otot ini juga

akan membantu mendorong makanan agar bisa keluar dari tubuh, dengan

melakukan buang air besar, atau muntah saat anda sedang sakit.

5. Persalinan

Selain itu otot polos juga ditemukan di bagian rahim. Selama masa kehamilan

otot tersebut tumbuh dan meregang, ketika janin mulai bertumbuh. Ketika proses

melahirkan terjadi, otot polos yang ada di rahim akan berkontraksi dan berelaksasi

untuk membantu mendorong bayi yang melewati vagina.

4
6. Keseimbangan

Otot rangka juga akan membantu melindungi bagian tulang belakang anda,

untuk membantu keseimbangan. Di dalam otot ada yang disebut dengan otot inti,

yang termasuk pada otot perut, punggung dan panggul. Semakin kuat otot inti di

tubuh anda, maka keseimbangan tubuh anda pun akan menjadi lebih baik.

7. Mengatur postur tubuh

Otot rangka juga akan mengatur postur tubuh anda. Kelenturan dan

kekuatannya adalah kunci untuk mempertahankan postur tubuh yang tepat. Otot

leher yang kaku, otot punggung yang lemah, atau otot pinggul yang kaku bisa

merusak keselarasan tubuh anda. Postur yang buruk juga akan memengaruhi

bagian tubuh anda, yang menyebabkan sendi terasa nyeri dan otot menjadi lemah.

Ciri – ciri otot antara lain :

1. Kontraktilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek bila dirangsang

2. Ekstensibilitas = Distensibilitas yaitu kemampuan otot untuk memanjang

bila otot ditarik atau ada gaya yang bekerja pada otot tersebut

3. Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula

setelah mengalami ekstensibilitas (memanjang) atau kontraktilitas

(memendek)

4. Irritabilitas = Eksitabilitas yaitu kemampuan otot untuk merespon bila di

rangsang

5
2.2. Klasifikasi dan jenis otot

Jenis – Jenis Otot :

1. Otot Lurik / Otot Rangka

Otot lurik adalah otot yang menempel pada rangka tubuh yang digerakkan atas

kehendak kita sehingga disebut sebagai otot motorik. Otot rangka mampu

menggerakkan tulang karena otot dapat memanjang (relaksasi) dan memendek

(kontraksi). Hasil pergerakan otot menyebabkan tulang – tulang yang menjadi

tempat perlekatan otot dapat digerakkan. Otot lurik juga dikatakan otot rangka

dilihat dari pengertian otot lurik yakni menempel pada rangka. Otot lurik mampu

bekerja keras dan kuat karna memiliki banyak inti sel tetapi otot lurik mudah lelah

artinya otot lurik butuh istirahat sehabis bekerja.

Gerak otot rangka mencakup gerak yang dilakukan oleh tangan dan kaki,

misalnya berjalan, makan, dan menulis. Gerak otot rangka diatur oleh saraf pusat

(otak). Sehingga gerak otot rangka merupakan gerak yang disadari (menurut

6
kehendak kita) atau disebut dengan otot sadar. Asal – usul dinamakannya otot

lurik adalah otot lurik menunjukkan bagian gelap (aktin) dan terang (miosin) yang

silih berganti jika dilihat memakai mikroskop.

2. Otot Polos

Otot Polos terdiri dari sel – sel otot yang berbentuk gelendong dengan satu inti

sel yang terletak di tengah. Pengamatan dengan menggunakan mikroskop

menunjukkan bahwa otot polos tidak memiliki garis – garis melintang seperti otot

rangka. Otot polos tidak melekat pada tulang rangka tubuh. Aktivitasnya lambat,

namun gerakkannya beruntun. Otot polos mampu berkontraksi dalam waktu lama

dan tidak cepat mengalami kelelahan. Gerak otot polos tidak menurut kehendak

kita karena dikontrol oleh saraf tak sadar (saraf otonom) sehingga disebut otot

tidak sadar. Otot polos dapat dijumpai pada dinding penyusun organ – organ

tubuh bagian dalam. Misalnya pada saluran pernafasan, saluran pencernaan,

saluran reproduksi, pembuluh darah, dan getah bening.

3. Otot Jantung

Otot jantung (miokardium) adalah jenis otot lurik tidak sadar yang hanya

dijumpai pada dinding jantung, khususnya myocardium dan vena kava yang

memasuki jantung. Sel – sel yang meliputi otot jantung yaitu cardiomyocyte atau

sel otot myocardiocyteal dapat berisi satu, dua, tiga, dan empat inti sel (tiga atau

empat sangat jarang). Kontraksi yang terkoordinasi dari sel otot jantung di jantung

7
memompa darah keluar dari serambi dan bilik ke pembuluh darah dari

kiri/tubuh/sistemik dan kanan/paru-paru.

Tindakan yang kompleks ini membentuk sistol pada jantung. Sel – sel pada

otot jantung seperti semua jaringan pada tubuh, bergantung dengan suplai darah

yang cukup untuk mengirim oksigen dan nutrisi dan untuk membuang produk sisa

seperti karbon dioksida. Arteri koroner memenuhi fungsi ini. Gerak otot jantung

dikendalikan oleh saraf tak sadar (otonom). Sel – sel otot jantung tersusun seperti

anyaman bercabang dengan sedikit jaringan penyambung di sekelilingnya.

2.3. Otot rangka, otot jantung, dan otot polos

A. Otot Rangka

Otot rangka biasa digolongkan sebagai alat gerak aktif sementara tulang

tempat otot melekat disebut alat gerak pasif. Beberapa otot bekerja secara

sinergistik untuk menghasilkan aktifitas yang sama sementara yang lain bekerja

antagonistik. Beberapa otot yang bekerja bersama disebut otot sinergis sementara

beberapa yang bekerja saling berlawanan disebut otot antagonis. Sistem saraf

8
mengatur aktifitas otot ini dengan sangat cermat sehingga gerakan menjadi normal

dan tidak terpatah-patah. Suatu gerakan sesungguhnya merupakan rangsangan

bersama baik pada otot sinergis dan otot antagonis akan tetapi sistem saraf akan

mengatur otot yang mana yang dieksitasi dan otot mana yang diinhibisi.

a. Anatomi Fisiologi Otot rangka

Myofibril adalah unit penting otot rangka sebab mengandung elemen protein

kontraktil yang menyebabkan otot berkontraksi. Terdapat ratusan sampai ribuan

myofibril pada setiap serabut otot, sementara setiap myofibril terdiri atas 1500

myosin dan 3000 aktin. Dibawah mikroskop myosin yg merupakan filamen tebal

akan tampak gelap (A-band), sementara aktin yang merupakan filamen tipis

terlihat terang (I-band). Aktin selalu terhubung dengan protein lainnya

membentuk kompleks aktin-troponin-tropomyosin yang saat kontraksi terjadi

akan berikatan dengan protein myosin. Bagian akhir aktin melekat pada suatu

protein lain yang disebut Z disk, dan daerah antara dua Z disk disebut sarkomer,

yang merupakan suatu unit kontraksi otot. Bila otot berkontraksi ukuran sarkomer

sekitar 2 mikrometer.

b. Mekanisme Kontraksi Otot

Kontraksi otot secara umum mengikuti urutan proses berikut :

1. Aksi potensial dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada membran otot

2. Pada ujung saraf dilepaskan neurotrasnmitter asetilkolin

3. Asetilkolin akan bekerja pada membran serabut otot dan membuka gate

Natrium

9
4. Masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak memulai terjadinya aksi

potensial pada membran otot

5. Aksi potensial dihantarkan sepanjang membran otot sebagaimana yang terjadi

pada membran saraf

6. Aksi potensial yang terjadi di membran otot akhirnya sampai ke bagian tengah

otot yang menstimulasi retikulum sarkoplasma melepaskan ion Kalsium

7. Ion Kalsium akan berikatan dengan troponin-C, dan ini mengawali ikatan

antara aktin dengan myosin

8. Ikatan antara aktin dan myosin menyebabkan kedua filamen ini saling menarik

ke arah tengah (sliding filament mechanism) dan inilah yang disebut kontraksi

otot

9. Setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa kembali ke retikulum

sarkoplasma, lalu terjadi pelepasan ikatan antara aktin dan myosin (relaksasi).

Kontraksi yang terjadi melalui sliding filament mechanism, akibat

terbentuknya cross-bridge yang disusun oleh filamen myosin dan aktin, yang akan

menarik aktin ke arah myosin (tengah). Kekuatan untuk menarik diperoleh dari

ATP yang tersedia di kepala myosin dan akan aktif saat aksi potensial mencapai

bagian otot.

c. Jenis Otot Rangka

Terdapat 3 jenis otot rangka yaitu 1) otot slow oxidative 2) otot fast oxidative

dan 3) otot fast glycolitik. Otot slow oksidative adalah otot yang lambat bekerja

sebab membutuhkan oksigen dalam jumlah banyak dalam memasok energi dan

10
biasanya dibutuhkan pada aktifitas otot yang lama. Otot fast oxidative adalah otot

yang cepat bekerja sebab energi yang digunakan telah tersedia dalam otot berupa

fosfokreatin dan tidak membutuhkan oksigen untuk memasoknya, hanya

jumlahnya fosfokreatin terbatas di otot sehingga otot ini bekerja singkat. Sedang

otot fast glycolitik adalah otot yang bekerja cepat dengan mendapatkan energi

tanpa bantuan oksigen, tetapi dari perubahan asam pyruvat menjadi asam laktat

akibat tidak adanya oksigen. Proses pemasokan energi cukup singkat, tetapi juga

terbatas dan hanya digunakan dalam waktu singkat sebab mudahnya terjadi

kelelahan akibat produksi asam laktat yang meningkat.

Gerakan yang cepat dan singkat khususnya pada olahraga tertentu seperti

sprint biasanya dilakukan oleh otot fast oxidative dan otot fast glycolitik. Otot fast

glycolitik dilaporkan sedikit lebih lama dan lebih lambat dibandingkan otot fast

oksidative. Sebaliknya pada olahraga endurance yang membutuhkan ketahan kerja

otot dalam waktu yang lama seperti lari marathon dilakukan oleh otot slow

oxidative. Beberapa olahraga tentunya membutuhkan ketiga macam otot ini sebab

gerakan yang dilakukan terkadang gerakan cepat, agak cepat dan gerakan lambat

tetapi harus konstan.

d. Sumber Energi Kontraksi Otot Rangka

Terdapat 3 jenis sumber energi untuk kontraksi otot rangka :

1. Fosfokreatin yang mengandung banyak ATP dan dapat langsung

digunakan oleh otot tetapi cepat habis (sekitar 5-8 detik)

11
2. Proses glikolisis dari glikogen membentuk asam piruvat dan asam laktat.

Reaksi ini tidak memerlukan oksigen dan pembetukan energi 2,5 kali lebih

cepat dari mekanisme fosforilasi oksidatif. Namun karena akumulasi asam

laktat biasanya otot mudah mengalami kelelahan dalam beberap menit

3. Fosforilasi oksidatif merupakan kombinasi antara oksigen dengan produk

glikolisis tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan

energi. Umumnya 95% sumber energi otot didapatkan dari sumber ini.

B. Otot Jantung

Otot jantung (miokardium) merupakan jenis otot lurik yang berperan sebagai

penyusun dinding jantung terutama myocardium. Sel penyusun otot jantung

disebut dengan cardiomyocyte atau sel otot myocardiocyteal dengan inti sel

berjumlah 1-4 (tetapi yang berinti sel tiga atau empat sangat jarang). Otot jantung

disebut juga myocardium yang berasal dari kata Myo artinya otot dan Caridum

12
artinya jantung. Pergerakan otot jantung dibawah kesadaran atau tidak

dipengaruhi otak atau saraf pusat.

Otot jantung berbentuk silindris dan ini merupakan gabungan dari otot polos

dan otot lurik, hal ini akibat adanya kesamaan, seperti otot jantung mempunyai

daerah gelap dan terang dengan banyak inti sel yang letaknya berada ditengah

seperti otot lurik sedangkan persamaannya dengan otot polos yaitu sifatnya yang

bergerak secara involunter.

Mekanisme kerja otot jantung secara involunter, artinya otot jantung bekerja

terus menerus tanpa istirahat sebab mempunyai mitokondria, mioglobin dan suplai

darah ke seluruh tubuh sehingga memungkinkan terjadinya metabolisme aerobik

secara terus-menerus dan adanya suplai oksigen dan nutrisi. Otot jantung

membuat darah terus mengalir dan manusia tetap hidup apabila kerjanya berhenti

maka akan menyebabkan kematian.

a. Ciri-Ciri Otot Jantung

- Bentuk otot jantung silindris memanjang.

- Bekerja secara involunter atau terus menerus tanpa lelah.

- Letak inti sel berada dibagian tengah.

- Merupakan otot tak sadar (otonom) atau bekerja diluar kesadaran tanpa

pengaruh otak dan saraf pusat.

- Serabut otot jantung berupa sarkolema yang tersusun dari myofibril yang

terlihat berdampingan.

13
- Jumlah serabut jantung sekitar 1500 filamen dengan panjang 50-100 µm

dan diameter berkisar 14 µm.

- Serabut otot jantung bercabang namun menyatu.

- Terdapat discus interkalaris, yakni pembatas antar sarkomer yang

merupakan unit fungsional dasar dari otot lurik.

b. Fungsi Otot Jantung

- Sebagai penunjang kerja jantung

- Membantu memompa darah ke seluruh bagian tubuh.

- Membantu proses pemompaan ventrikel atau bilik jantung.

- Membantu sel disekitarnya untuk berkontraksi.

- Sebagai peremas darah sehingga saat berkontraksi darah dapat keluar dari

jantung dan saat berelaksasi dapat mengambil darah.

- Untuk membersihkan hasil metabolisme tubuh yakni karbondioksida

(CO2).

c. Struktur Otot Jantung

a) Perikardium Pariental

Ini merupakan bagian kantung yang tak menempel pada jantung atau

terletak dibagian luar. Struktur perikardium parietal cenderung lebih tebal dan

keras, sehingga mampu berperan sebagai pelindung jantung dari benturan luar

juga menahan pembesaran volume jantung saat terjadi kelebihan darah didalam

jantung.

14
b) Sarkoma

Sarkoma merupakan kumpulan serat protein yang menanggapi kontrak dan

sinyal. Sarkomer pada otot jantung dan otot rangka tersusun atas aksin dan miosin

juga didukung protein yang sama.

c) Tropomiosin

Tropomiosin merupakan protein pembungkus aktin dan memutuskan

ikatan miosin dari ikatannya.

d. Cara Kerja Otot Jantung

Mekanisme kerja otot jantung pada manusia yaitu bekerja dibawah kesadaran

atau tanpa kendali individu. Aktivitas oto jantung dipengaruhi saraf otonom yakni

saraf simpatik dan saraf parasimpatik sehingga otot jantung dapat bekerja secara

involunter atau bekerja tanpa henti dan berperan penting dalam keberlangsungan

hidup manusia.

e. Gangguan dan Penyakit pada Otot Jantung

a) Kardiomiopati Restriktif

Kondisi ini terjadi saat otot jantung kaku dan tak elastis sehingga jantung

tak bisa mengembang dan memompa darah dengan baik.

b) Kardiomiopati Dilatasi

15
Ini merupakan kondisi dimana otot jantung dibagian bilik kiri mengalami

peregangan dan pembesaran sehingga kerja jantung dalam memompa darah agar

keluar dari jantung tidak efektif. Penyebab kardiomiopati dilatasi adalah antri

koroner atau serangan jantung.

c) Kardiomiopati Hipertopik

Ini merupakan kondisi dimana otot jantung pada bagian bilik bawah

mengalami penebalan dan pembesaran tanpa penyebab yang jelas.

C. Otot Polos

16
Otot polos adalah jenis otot yang dikelompokkan dalam kategori otot tak sadar

atau refleks. Otot polos merupakan otot yang jaringannya dibentuk oleh sel-sel

otot dan bentuk otot polos seperti gelendong, dimana kedua ujungnya meruncing

serta bagian tengahnya menggelembung. Cara kerja otot polos tidak menurut

perintah otak, tapi terjadi di luar kesadaran otak (refleks). Itulah penyebab otot

polos disebut juga otot tak sadar (otonom).

a. Ciri-Ciri Otot Polos

- Memiliki bentuk seperti gelondong dengan kedua ujung yang meruncing

dan bagian tengahnya menggelembung.

- Setiap selnya memiliki satu inti yang terletak di tengah.

- Merupakan otot tak sadar (otonom) dan memiliki waktu kontraksi dari 3-

180 detik.

- Mampu berkontraksi dengan refleks karena merupakan otot tak sadar

(otonom).

- Tidak memiliki garis yang melintang seperti yang ada pada otot lurik.

- Memiliki reaksi yang lambat dan tidak mudah lelah atau terus menerus

bekerja meskipun kita tidur karena tidak dikendalikan manusia secara

langsung atau mampu beraktivitas meskipun berada dalam kondisi tidak

sadar manusia.

b. Fungsi Otot Polos

- Membantu keluarnya urin yang ada di kandung kemih.

- Otot polos yang berada di pembuluh darah akan membantu aliran darah

dalam arteri

17
- Pada saluran pencernaan otot polos akan membantu makanan berpindah

dari satu bagian ke bagian lain

- Pada arteri dan pembuluh darah vena, otot polos mampu mengatur tekanan

darah.

c. Jenis-Jenis Otot Polos

1. Otot Polos Unit Ganda (Multi Unit)

Otot polos unit ganda yaitu otot yang terdiri daru serabut yang berbeda-

beda dan setiap serabut-serabut tersebut bekerja secara tersendiri tanpa saling

membantu dengan serabut-serabut pada otot polos lainnya. Contohnya pada

siliaris mata, otot piloerektor dimana otot ini menyebabkan rambut berdiri tidak

lain dari rangsangan simpatis

2. Otot Polos Unit Tunggal (Single Unit)

Otot polos unit tunggal yaitu otot yang memiliki ratusan hingga jutaan

serabut yang saling berkontraksi dan membrane selnya melekat satu sama lain

pada tempat yang berbeda akibatnya memudahkan serabut bisa disebarkan ke

serabut lainnya.

d. Cara Kerja Otot Polos

Cara kerja otot polos tidak menurut pada perintah otak, namun terjadi diluar

kesadaran otak atau di luar kesadaran individu tersebut. Hal tersebutlah yang

menyebabkan otot polos disebut dengan otot tak sadar (otonom). Otot polos pada

manusia bekerja dengan lambat dan terus menerus tanpa rasa lelah. Otot polos

18
bisa ditemukan pada bagian usus, saluran peredaran darah, saluran kemih,

pembuluh darah dan lain sebagainya.

2.4. Otot Kepala dan Wajah (deskripsi, origio, insersi, dan aksi)

A. Otot Kepala

Kepala bertumpu pada bagian atas kolom vertebral, di kepala terdapat otot

yang bertanggung jawab untuk berbagai gerakan, termasuk ekspresi wajah,

pengunyahan, dan gerakan mata, selain menggerakkan kepala. Pada bagian ini

dibagi menjadi beberapa bagian :

1. Otot kulit kepala :

a. M. occipitofrontalis   

- Muskulus occipitalis, origonya Linea nuchalis suprema os occipital,

insersio nya Aponeurosis epicranialis, aksinya menarik kulit kepala ke

belakang, fungsinya menggerakan kulit kepala terhadap tengkorak dan

mengangkat alis

19
- Muskulus frontalis, orgionya linea nuchae suprema, insersio nya galea

aponeurotica, aksinya menarik kulit kepala ke depan dan mengangkat

alis dan kerut melintang

b. M temporalis : venter otot yang satu pada os temporalis dan lainya pada

os parietalis

B. Otot Wajah

Terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Otot wajah , mulut, dan pipi

a. M. Orbicularis oculi

- Origio : tepi medial orbita, ligamentum palpebral medial, tulang

lacrimal

- Insersi : kulit dan pinggir orbita, lempeng tarsal, raphe palpebral lateral

- Saraf : nervus facialis

- Aksi : menutup kelopak mata bagian orbital dengan erat (mengejap)

b. Musculus Procerus :

20
- Origio : tulang rawan nasal

- Insersi : kulit antar alis

- Saraf : nervus facialis

- Aksi : mengerutkan kulit diantara alis

c. Musculus Nasalis :

- Origio : maxilla, disebelah lateral terhadap fosa insisivus

- Insersi : jembatan hidung (bagian transversal), ala nasi (bagian nasal)

- Saraf : N. facialis

- Aksi : menekan lubang hidung (bagian tranversal), dilatasi lubang

hidung (bagian alar)

21
d. M. Orbicularis oris

- Origio : maxilla, diatas gigi insisivus

- Insersi : kulit bibir

- Saraf : N. Facialis

- Aksi : menututp bibir dan mengatupkan

e. M. Levator labii superioris

- Origio : maxilla, diatas foramen infra-orbital

- Insersi : kulit bibir atas

- Saraf : N. facialis

- Aksi : mengangkat bibir atas; dilatasi naris (rasa jijik)

f. M. Zygomaticus mayor & minor

- Origio : arcus zygomaticus

- Insersi : sudut mulut

- Saraf : N. Facialis

- Aksi : mayor; menarik sudut mulut kearah belakang dan atas

( tersenyum): Minor; mengangkat bibir atas

g. M. Depressor labii inferioris

- Origio : mandibula, dibawah foramen mentale

- Insersi : M. Orbicularis oris dan kulit bibir bawah

- Saraf : N. Facialis

- Aksi : menurunkan bibir bawah

h. M. Depressor anguli oris

- Origio : linea obliqua mandibular

22
- Insersi : sudut mulut

- Saraf : N. Facialis

- Aksi : menurunkan sudut mulut

i. M. Risorius

- Origio : fasia diatas M. masseter

- Insersi : sudut mulut

- Saraf : N. Facialis

- Aksi : retraksi sudut mulut

j. M. Buccinator
- Origio : mandibular, rafe pterygomandibular, proc. Alveolaris

- Insersi : sudut mulut

- Saraf : N. Facialis

- Aksi : menekan pipi untuk menjaganya tegagang

k. M. Mentalis

- Origio : Fosa insisivus mandibular

- Insersi : kulit dagu

- Saraf : N. Facialis

- Aksi : mengangkat dan protusi bibir bawah

l. M. Auricularis anterior, superior, posterior

- Origo : fasia temporalis; aponeurosis epicranial; procecus.

mastodeideus

- Insersi: bag. Anterior, superior, posterior daun telinga

- Saraf : N. Facisalis

- Aksi: retraksi dan elevasi telinga

23
2. Otot pengunyah

a. Muskulus maseter

- Origio : tepi bawah dan permukaan medial arcus zygomaticus

- Insersi: permukaan lateral proc. Coronoideus, ramus dan angulus

mandibula

- Saraf : N. Trigeminus

- Aksi: elevasi (bag. Superfisial) ; retraksi (bag. Profundus)

b. Muskulus temporalis

- Origo: fossa temporal

- Insersi : procecus. Coronoideus dan ramus mandibula

- Saraf : N. Trigeminus

- Aksi: retraksi; elevasi rahang

c. Muskulus pterigoid laterallis

- Origo : Caput superior dari permukaan infratemporal os. Spenoidale;

caput inferior dari permukaan lateral lempeng lateral processus

pterygoideus os spenoidale

- Insersi: collum mandibula; discus artikular dan simpai sendi

temporomandibularis.

- Saraf : N. Trigeminus

- Aksi: menekan ke bawah(caput superior); protaksi(caput inferior)

d. Muskulus pterigoid medial

24
- Origo: tubermaxila (caput superfisial);permukaan medial lempeng

lateral processus pterygoideus;processus piramidal os palatinum (caput

profundus)

- Insersi: permukaan medial angulus dan ramus mandibula

- Saraf : N. Trigeminus

- Aksi: elevasi; protaksi

2.5. Otot Tengkorak, Leher dan Kolumna Vertebralis (deskripsi, origio, dan

aksi)

A. Otot Tengkorak

Tengkorak dibentuk oleh gabungan beberapa tulang. Pada atap tengkorak,

permukaan dalam dan luar di bentuk oleh tulang padat dengan lapisan spongiosa

yang disebut diploe. Terdapat variasi yang cukup besar pada ketebalan tengkorak

antar individu. Tengkorak paling tebal pada tempat yang tidak dilindungi oleh

otot. Tengkorak adalah tulang kerangka kepala yang di susun menjadi 2 bagian,

yaitu:

a. Tulang kranial : Terdapat 8 tulang yaitu tulang kepala yang melindungi

otak

b. Tulang fasial : Terdapat 14 tulang memiliki susunan tulang yang

membentuk wajah manusia

25
B. Otot leher

Otot leher terentang antara pinggir atas tulang dada dan tulang lidah, ada

pula yang melekat pada pangkal tulang tengkorak. Otot tersebut penting dalam

gerakan kepala dan leher, juga gerak pangkal tengkorak dan tulang lidah untuk

menelan. Otot leher yang lain terletak didepan dan di sisi tulang belakang dan

sebagian melekat pada tulang rusuk atas. Leher dibagi menjadi trigonum anterior

dan trigonum posterior oleh m.sternocleidomastoideus. trigonum anterior terletak

didepan otot ini dan trigonum posterior dibelakangnya.

a. Trigonum anterior leher

Trigonum anterior leher dibatasi oleh m.sternocleidomastoideus lateral

pada bagian anterior, batas inferior oleh mandibula superior, dan garis tengah oleh

medial leher. Otot-ototnya dikelompokkan berdasarkan lokasinya terhadap tulang

hyoid.

26
- otot superior hyoid diklasifikasikan sebagai otot suprahyoid meliputi

stylohyoid, digastrikus, milohioid, dan geniohyoid

- otot inferior hyoid diklasifikasikan sebagai otot infrahyoid meliputi omohyoid,

sternohyoid, thyrohyoid, dan sternothyroid.

1) M.digastrikus

Mempunyai venter posterior, tendo intermedius dan venter anterior.

- Origo dan insertio : venter posterior berasal dari permukaan medial processus

mastoideus ossis temporalis berjalan kebawah dan depan menyilang selubung

karotis dan berakhir pada tendo intermedius. Tendo intermedius menembus

insertio m.stylohyoideus dan difiksasi oleh ansa fasciae profundae, yang

mengikatkan tendo pada hubungan antara copus dan cornu majus ossis

hyoidei. Venter anterior berjalan kedepan dan media serta melekat pada

pinggir bawah corpus mandibulae dekat bidang mediana.

- Persyarafan : venter posterior dipersyarafi oleh n.facialis dan venter anterior

dipersyarafi oleh syaraf yang menuju ke m.mylohyoideus yang merupakan

sebuah cabang divisi mandibularis n.trigeminus

- Fungsi : menarik mandibula ke bawah atau mengangkat os hyoideum

2) M. Sternohyoideus

27
- Origo : facies posterior manubrium sterni

- Insertio : otot ini berjalan ke atas dan berinsertio pada pinggir bawah corpus

os hyoideum

- Persyarafan : ansa cervikalis (C1, 2 dan 3)

- Fungsi : Menarik os hyoideum ke bawah

3) M.omohyoideus

- Mempunyai venter inferior, tendo intermedius, dan venter superior

- Origo dan insertio : berasal dari margo superior scapulae dan ligamentum

suprascapularis. Venter inferior merupakan otot yang kecil dan gepeng yang

berjalan keatas dan kedepan melintasi bagian bawah trigonum colli posterior.

Otot ini berjalan profunda terhadap m.sternocleidomastoideus dan berakhir

pada tendo intermedius. Tendo intermedius difiksasi pada tempatnya oleh

ikatan yang berasal dari fascia profunda yang mengikatkan tendo pada

clavicula dan iga pertama. Venter superior berjalan keatas hampir vertikal

ditrigonum colli anterior dan berinsertio pada pinggir bawah corpus ossis

hyoidei.

- Persyarafan : ansa cervicalis (C1,2 dan 3)

- Fungsi : menarik os hyoideum kebawah

4) M.sternothyroideus

- Origo : facies posterior manubrium sterni

- Insertio : otot ini berjalan keatas dibawah m.sternohyoideus menutupi lobus

lateralis glandula thyroideus. Berinsertio pada linea obliqua lamina

kartilaginis thyroidea

28
- Persyarafan : ansa cervicalis (C1,2 dan 3)

- Fungsi : menarik laring kebawah

5) M thyrohyoideus

- Origo : linea obliqua lamina cartilaginis thyroid

- Insertio : otot ini berjalan keatas diatas membrana thyrohyoideus dan

berinsertio pada pinggir bawah corpus os hyoideum

- Persyarafan : N.cervicalis 1 melalui cabang n.hypoglossus

- Fungsi : menarik os hyoideum kebawah atau mengangkat laring

b. Trigonum posterior leher

Trigonum posterior leher merupakan aspek lateral dari leher yang secara

langsung berhubungan dengan ekstremitas atas. Dan berbatasan dengan :

- anterior oleh tepi posterior dari otot sternokleidomastoid;

- posterior oleh tepi anterior dari otot trapezius

- dasarnya adalah tengah sepertiga dari klavikula

- apek adalah tulang oksipital bagian posterior

1) M.scalenus Anterior

29
- Origo : processus transversus vertebrae cervicalis 3,4,5 dan 6

- Insertio : serabut-serabut berjalan ke bawah dan lateral untuk berinsertio pada

tuberculum scalenus pada pinggir medial costa 1 dan pada crista dipermukaan

atas costa I

- Persyarafan : rami anterior C4,5 dan 6

- Fungsi : membantu elevasi costa I bila bekerja dari bawah otot ini melakukan

lateroflexio dan rotasio pars cervcal columnae vertebrale

2) M.Scalenus Medius

- Origo : processus transversus atlas dan processus transversus vertebrae

cervicalis 2-6

- Insertio : otot ini berjalan kebawah dan lateral serta berinsertio pada

permukaan atas costa I dibelakang sulcus a.subclavia. otot ini terletak

dibelakang radices plexus brachialis dan di belakang a.subclavia

- Persyarafan : cabang-cabang rami anterior nervi cerviculum

- Fungsi : otot in membantu menaikkan costa I bila bekerja dari bawah otot ini

melakukan latero flexio dan rotasio pars cervicalis columnae vertebralis

3) M. scalenus posterior

- Origo : processus transversus vertebre cervicalis bagian bawah

- Insertio : permukaan luar costa kedua

- Persyarafan : cabang-cabang rami anterior nervi cervicalis bagian bawah

- Fungsi : menaikkan costa kedua. Bila bekerja dari bawah, otot ini melakukan

lateroflexio pars cervicalis columnae vertebralis.

30
Trigonum posterior leher

C. Kolumna Vertebralis

Columna vertebralis membentuk tulang rangka leher dan punggung dan

merupakan bagian utama skeleton axiale. Columna Vertebralis berfungsi sebagai

pelindung medulla spinalis dan nervi spinales, menopang berat tubuh, berperan

penting pada postur dan lokomosi,serta memberikan aksis fleksibel dan kaku

sebagian untuk tubuh dan dasar yang diperluas untuk tempat bagi cranium dan

pusat rotasi. Columna vertebralis secara khas terdiri dari 33 vertebrae yang

31
tersusun dalam lima regio: 7 vertebrae cervicales, 12 vertebrae thoracicae, 5

vertebrae lumbales, 5 vertebraesacrales, dan 4 vertebrae coccygeae

a. M. iliocostalis lumborum

- Origo : dari daerah pelvis dan sternum

- Insersio : sternun dan vertebra

- Fungsi : ekstensi, lateral fleksi colum vetrebre

b. M. longissimus

- Origo : cervical dan thoracic vetrebre, srternum

- Insersio : lumbar vetebre atas

- Fungsi : ekstensi kepala dan leher

c. M. spinalis

- Origo : cervical bawah

- Insersio : atas thoracic vetrebre

- Fungsi : ekstensi leher atau colum vertebra

d. M. semispinalis

- Origo : prosesus transversus dari vertebre

- Insersio : prosesus spinous dari vertebrae

- Fungsi : ekstensi kepala

e. M. multifidus

- Origo : prosesus transversus atau vetrebrae; sacrum dan ilium

- Insersio : prosesus spinosus atau vertrebrae

- Fungsi : ekstensi, rotasi colum vertrebrae

32
2.6. Otot Toraks, Abdomen, dan Pelvis (deskripsi, origio, insersi, aksi)

A. Otot Toraks

Nama Otot Origo Insersi Aksi


Mm. intercostales Piggir bawah Pinggir atas Dengan costa I
externi (11) costa costa di terfiksasi, otot ini
(serabut berjalan bawahnya mengangkat costae pada
ke bawah dan waktu inspirasi dan
depan) meningkatkan diameter
anteroposterior dan
transerva thorax. Degan
costa terakhir terfiksasi
oleh otot-otot abdomen,
otot ini menurunkan
costae pada waktu
ekspirasi.
Mm. intercostales Pinggir bawah Pinggir atas
interni (11) costa costa di
(serabut berjalan bawahnya
ke bawah dan ke
belakang)

33
Mm. intercostales Costa yang Costa yang Membantu Mm.
intimi (lapisan berdekatan berdekatan intercostales externi dan
tidak lengkap) interni

Diaphragma (otot Processus Centrum Otot inspirasi yang


respirasi yang xiphoideus; 6 tendineum sangat penting;
terpenting) cartilagines menambah diameter
costales bagian vertikal thorax dengan
bawah; 3 menarik centrum
vertebrae tendineum ke bawah
lumbales dan membantu menarik
bagian atas costae bagian bawah ke
atas. Juga dipergunakan
pada peregangan perut
dan mengangkat beban
berat
M. levator Ujung Costa di bawah Mengangkat costae,
costarum (12) processus oleh karena itu
transversus merupakan otot inspirasi
vertebra C7 dan
vertebrae T1-
T11
M. serratus Processus Costa bagian Mengangkat costae,
posterior superior spinosus atas oleh karena itu
vertebrae merupakan otot inspirasi
cervicales
bagian bawah
dan vertebrae
thoracicae
bagian atas
M. serratus Processus Costa bagian Menarik costae ke
posterior superior spinosus bawah bawah, oleh karena itu

34
vertebrae merupakan otot
lumbales ekspirasi
bagian atas dan
vertebrae
thoracicae
bagian bawah

B. Otot Abdomen

1. Otot Dinding Anterior Abdomen

Nama Otot Origo Insersi Aksi


M. obliquus Delapan costae Processus Melindungi isi
externus bagian bawah xiphoideus, linea abdomen; menekan
abdominis alba, crista pubica isi abdomen;
tuberculum membantu fleksio
pubicum, crista dan rotasi tubuh;
iliaca membantuekspirasi
kuat, miksi,
defekasi, partus, dan
muntah

35
M. obliquus Fascia lumbalis, Tiga costae Sama seperti di atas
internus crista iliaca 2/3 bagian bawah dan
abdominis lateral cartilagines
ligamentum costales, prcessus
inguinale xiphoideus, linea
alba, symphysis
pubis
M. transversus Enam cartilagines Processus Menekan isi
abdominis costales bagian xiphoideus, linea abdomen
bawah, fascia alba, symphysis
lumbalis, crista pubis
iliaca, 1/3 lateral
ligamentum
inguinale
M. rectus Symphisis pubis Cartilagines Menekan isi
abdominis dan crista pubica costales ke 5, 6, abdomen dan fleksi
dan 7 dan columna vertebralis;
processus otot tambahan
xiphoideus ekspirasi
M. pyramidalis Permukaan Linea alba Meregangkan linea
(jika ada) anterior pubis alba

2. Otot Dinding Posterior Abdomen

Nama Otot Origo Insersi Aksi


M. psoas major Processus Bersama m. Fleksi tungkai atas
transversus, corpus iliacus ke terhadap tubuh;
dan discus trochanter minor jika tunkai atas
intervertebralis femoris difiksasi, otot ini
vertebra thoracica memfleksikan

36
XII, dan lima badan terhadap
vertebrae lumbales tungkai atas,
seperti bila duduk
dari posisi
berbaring
M. quadratus Ligamentum Costa XII Fiksasi costa XII
lumborum iliolumbale, crista selama inspirasi;
iliaca, ujung menekan costa XII
processus selama expirasi
transversus kuat; laterofleksi
vertebrae lumbales columna
bagian bawah vertebralis sisi
yang sama
M. iliacus Fossa iliaca Bersama m.psoas Fleksi tungkai atas
major ke terhadap tubuh;
trochanter minor jika tungkai atas
femoris difiksasi, otot ini
memfleksikan
badan terhadap
tungkai atas,
seperti bila duduk
dari posisi
berbaring.

37
C. Otot Pelvis

Nama Otot Origo Insersi Aksi


M. piriformis Depan sacrum Trochanter major Rotator lateral
femur femur pada
articulatio coxae

M. obturatorius Membrana Trochanter major Rotator lateral


internus obturatoria dan femur femur pada
bagian os coxae articulatio coxae
yang berdekatan

M. levator ani Corpus ossis Corpus perineale, Menyokong


pubis, fascia m. corpus viscerapelvis;
obturatorius anococygeum, berfungsi sebagai
internus, spina dinding prostat, sphincter untuk
ischiadica vagina, rectum, junctio anorectalis
dan canalis analis dan vagina
M. coccygeus Spina ischiadica Ujung bawah os Membantu m.
sacrum; os levator ani
coccyges menyokong
viscera pelvis;
fleksi os coccygis

2.7. Otot Dada dan Bahu (deskripsi, origio, insersi,aksi)

A. Otot Dada

Otot dada dibentuk oleh otot di sela-sela iga (Musculus intercostalis).

Otot-otot tersebut memengaruhi gerak iga serta menjaga supaya tidak terjadi

38
tonjolan maupun lekukan di sela-sela antar iga yang sering berubah. Selain itu,

musculus intercoralis juga berguna utnuk menyemputnakan dinding thorax. Otot

dada terdiri atas :

a. M. Pactoralis Major

Pangkal dada terdapat di ujung tengah selangka, tulang dada dan rawan iga.

Fungsinya dapat memutar lengan ke dalam dan menengahkan lengan, menarik

lengan melalui dada, merapatkan lengan ke dalam

- Origo : Costa I dan II, costa II dan III dan seterusnya sampai costa X.

- Insersio : Angulus medialis dan superior scapula, margo vertebralis.

- Fungsi : Abduksi scapula, upward rotasi scapula dan membantu menarik costa

keatas.

b. M . Pactoralis Minor

39
Terdapat di bawah otot dada besar, berpangkal di iga III, IV, dan V menuju

ke prosesus korakoid. Fungsinya menaikkan tulang belikat dan menekan bahu.

- Origo : Permukaan anterior os costa 3, 4, dan 5.

- Insersio : Processus coracoideus scapula.

- Fungsi : Menarik bahu kedepan dan internal rotasi

c. Otot dada sejati

Otot dada sejati, yaitu otot-otot sela iga luar dan otot-otot sela iga dalam.

Fungsinya mengangkat dan menurunkan iga waktu bernapas. Otot dada bagian

dalam disebut juga otot dada sejati, yaitu otot dada yang membantu pernapasan,

terdiri atas :

1) Musculus Intercostalis Externus

Terdapat di antara tulang-tulang iga. Fungsinya mengangkat dan menurunkan

tulang iga ke atas dan ke bawah pada waktu bernapas.

- Origo : Tepi inferior tiapos costa sebelah lateral sulcus costa (kearah inferior

dan sternal)

- Insersio : Tepi superior os costa dibawahnya..

40
- Fungsi : Mengangkat costa keatas.

2) Musculus Intercostalis Internus

Terdapat di antara tulang-tulang iga. Fungsinya mengangkat dan menurunkan

tulang iga ke atas dan ke bawah pada waktu bernapas.

- Origo : Margo inferior tiap os.costa dan Sebelah dalam dari sulcus costalis

(serabut kebawah medial).

- Insersio : Os. Costa berikutnya.

- Fungsi : Menarik costa kebawah

d. Musculus Serratus Anterior

Berpangkal di iga I sampai IX dan menuju ke sisi tengah tulang belikat, tetapi

yang terbanyak menuju ke bawah.

41
- Origo : Costa I dan II, costa II dan III dan seterusnya sampai costa X.

- Insersio : Angulus medialis dan superior scapula, margo vertebralis.

- Fungsi : Abduksi scapula, upward rotasi scapula dan membantu menarik costa

keatas

e. Musculus Transvesus Thoracis

- Origo : Bagian posterior processus xyphoideus dan ½ bagian inferior corpus

sterni.

- Insersio : Perbatasan os costa dan cartilage costalis 2 – 6.

- Inervasi : Nervus intercostalis 2 – 4.

- Fungsi : Menarik costa kebawah.

2.8. Otot Lengan Bawah, Lengan Atas, Pergelangan Tangan dan Tangan

(deskripsi, origio, insersi, aksi)

A. Otot Lengan Bawah

Otot-otot utama di bagian lengan bawah adalah flexor digitorum

superficialis dan profundus, flexor pollicis, dan otot-otot yang bekerja pada tulang

pergelangan tangan. Sebelum memasuki tangan, otot-otot berlanjut sebagai

tendon. Flexor jari-jari dan ibu jari berinsersi pada phalanges. Di dalam tangan,

42
mereka tertutup di dalam selaput sinovial, dari sana ibu jari dan kelingking

berekstensi ke atas pergelangan tangan.

B. Otot Lengan Atas

a. Anterior

Biceps brachii memiliki dua caput yang satu dari processus

coracoideus scapulae, yang lain dari scapula tepat di atas fossa glenoidale. Kedua

caput bersatu menjadi satu otot, yang berjalan ke bawah bagian depan siku,

berinsersi pada tuberculum biceps pada ujung atas radius. Coracobrahcialis

berjalan dari processus coraceideus scapulae ke bawah ke pertengahan corpus

humeri. Brachialis berjalan dari pertengahan bawah corpus humeri ke processus

coronoideus ulnae, terletak di bawah biceps dan tepat di depan sendi siku. Fungsi-

fungsi otot ini mencakup fleksi siku dan supinasi lengan bawah. Kekuatan biceps

sangat besar yang menyebabkan supinasi lebih kuat daripada pronasi dan

menentukan kearah mana baut dan corkcrew hendak digunakan. Merugikan pada

orang yang kidal.

b. Posterior

43
Triceps brachii memiliki tiga caput dari scapula dan bagian belakang

corpus humeri dan berjalan ke bawah di bagian belakang lengan dan berinsersi

pada olecranon ulnae. Otot ini merupakan ekstensor siku.

44
 OTOT  ORIGO INSERSI AKSI

FLEXOR (anterior)      

 m. Biceps brchii  Humerus, proc.  Tuberositas medial  Untuk menekuk lengan atas ke
coracoid siku dan memutar telapak
tangan ke atas

 m. Brachialis  Facies anterior  Proc coronoid ulna  Sendi siku (fleksi)
humerus

 m. Brachioradialis  Humerus  Proc. Styloideus  Sendi siku (fleksi), semi-


radius pronasi,semi-supinasi

EXTENSOR (posterior)      

 m. Triceps brachii  Facies posterior  Olecranon ulna  Extensi brachium, extensi
dan lateral antebrachium
humerus

 m. Anconeus  Epicondylus  Olecranon dan  Meluruskan siku dengan lemah


lateral humerus corpus ulna dan memutar ulna untuk
menghadapkan telapak tangan
ke bawah

PRONATOR      

 m. Pronator teres Epicondylus  Tengah radius  Pronasi dan flexi antebrachium
medial humerus

 m. Pronator quadratus Distal corpus ulna Distal corpus  Pronasi antebracium
radius

SUPINATOR      

 m. supinator  Epicondylus  1/3 lateral radius  Supinasi antebrachium


lateral humerus,
crista ulnaris

45
C. Otot Pergelangan Tangan dan Tangan

Otot adalah bagian yang penting untuk membantu gerak tangan. Otot yang

menempel pada tangan menjadi sensor-sensor gerak sehingga memudahkan

mengerakan tangan. Terdapat dua jenis otot pada pergelangan tangan yaitu otot

ekstensor dan otot fleksor. Dua jenis otot ini menyebabkan terjadinya berbagai

gerak yang dibantu oleh sendi kaku dan sendi pelana pada bagian tulang

pergelangan tangan. Otot-otot yang menyusun tangan tesusun atas dua tipe

jaringan otot yakni kelompok otot intrinsik dan ekstrinsik. Otot ekstrinsik yang

menyusun tangan mayoritas berada pada bagian dorsal (belakang) tangan dan

fleksor tangan yakni pada bagian telapak tangan. Otot ekstensor tersebut dibagi

menjadi otot yang menggerakan pergelangan tangan yang terdiri atas 3 otot dan

otot yang menggerakan jari-jari terdiri atas 5 otot. Otot intrinsik tangan terbagi

atas otot volar dan dorsal yang mayoritas berada pada bagian pergelangan tangan.

Untuk otot dorsal terdiri atas 2 buah otot sedangkan otot volar terbagi atas lapisan

superficial dan lapisan dalam atau profunda (Mundra & Kumar, 2004).

a. Otot Pergelangan Tangan

46
OTOT ORIGO INSERSI AKSI

FLEXOR (KEL.      

ANTERIOR)

Superficial      

 m.Flexor carpi radialis  Epicondylus medial  Metacarpal II-III  Flexi, abduksi carpal

humerus
 

 m.Palmaris longus  Epicondylus medial  Retinaculum flexorum  Flexi carpal

humerus
 

 m.Flexor carpi ulnaris  Epicondylus medial  Os. pisiforme, hamatum,  Flexi dan adduksi

humerus metacarpal V carpal

 m.Flexor digitorum  Epicondylus medial  Phalanx media  Flexi phalanx media

humerus, proc tiap digiti


superficialis
coronoid ulna, radius
 

Profundal      

m.Flexor digitorum      

profundus Facies medial ulna Basis phalanx distal Flexi phalanx distal

   

m.Flexor pollicis Anterior radius, Basis phalanx distal Flexi pollux

membran interossea pollux

47
longus

EXTENSOR (KEL      

posterior)

Superficial      

 m. Extensor carpi Epicondylus lateral  Metacarpal II  Extensi, abduksi carpal

radialis longus humerus

 m. Extensor carpi Epicondylus lateral  Metacarpal III  Extensi carpal

radialis brevis humerus

 m. Extensor digitorum Epicondylus lateral  Phalanx II-V  Extensi phalanges

humerus

 m. Extensor digiti  Tendo m. Extensor  Tendo extensor  Extensi kelingking

minimi digitorum digitorum

 m. Extensor carpi  Epicondylus lateral  Metacarpal I  Extensi dan abduksi

ulnaris humerus, ulna carpal

posterior

Profundal      

 m. Abductor pollicis  Posterior radius ulna,  Metacarpal I  Extensi pollux, abduksi

longus membran interossea carpal

       

m. Extensor pollicis Posterior ulna, Basis phalanx proximal Extensi pollux, abduksi

longus brevis membrane interossea pollux carpal

       

m. Extensor poliicis Posterior ulna, Basis phalanx distal Extensi pollux,abdukksi

48
longus membrane interossea pollux carpal

       

m. Extensor indicis Posterior ulna Tendo m. Extensor Extensi jari II

digitorum

b. Otot Tangan

c.
 OTOT  ORIGO INSERSI AKSI

Thenar      

 m. Abductor pollicis  Retinaculum  Sisi lateral basis phalanx  Abduksi pollux

brevis flexorum, os. proximal ibu jari

Naviculare, trapezium

 m. Opponens pollicis  Retinaculum Sisi lateral os metacarpal Oposisi pollux

flexorum, os. I

Trapezium

m. Flexor pollicis  Retinaculum  Phalanx proximal pollux Flexi, adduksi pollux

brevis flexorum, os.

Trapezium,

metacarpal I

 m. Adductor pollicis  Os. Capitatum,  Phalanx proximal pollux  Abduksi pollux

metacarpal II-III
 

Hypothenar      

 m. Palmaris brevis Retinaculum flexorum Jaringan bawah kulit Mengerutkan kulit

49
didaerah hypotenar ketengah

m. Abductor digiti Os. pisiforme Retinaculum flexorum V Abduksi kelingking

minimi

m. Flexor digiti minimi Retinaculum Retinaculum flexorum V Flexi kelingking

brevis flexorum, os.

hamatum

m. Opponens digit Retinaculum Metacarpal V Oposisi kelingking

minimi flexorum, os.

hamamtum
 

Intermedia      

mm. lumbricales Tendo m. flexor Tendo m. extensor Extensi articulatio

digitorum profundus digitorum interphalanges


(4 otot)

mm. Interossei Sisi metacarpal Phalanx proximal jari II- Abdukasi jari III, flexi

dorsalis V digit

(4 otot)

mm. Interossea Medial metacarpal II, Phalanx proximal jari II, Adduksi jari kearah jari

palmaris lateral metacarpal IV- IV, V tengah

V
(3 otot)

50
2.9. Otot Panggul dan Paha (deskripsi, origio, insersi, dan aksi)

A. Otot Paha

a. Anterior

Nama otot Origo Insersi Aksi (Fungsi)

m. Rectus femoris Spina iliaca anterior    


inferior dan tepi
cranial acetabulum    

m. Vastus medialis ⅔ bawah labium    


mediale lineae Kearah patella dan Sebagai penggerak dan
asperae berlanjut hingga stabilitas lutut ketika
m. Vastus lateralis Lingkar distal berlanjut menuju tubuh berdiri
trochanter major dan tuberculum tibia
labium laterale lineae
asperae

m. Vastus intermedius ⅔ atas facies anterior


dan aspek lateral
femur

51
b. Pasterior

Nama otot Origo Insersi Aksi (Fungsi)

m. Semitendinosus Dari tuber Dipermukaan medial  


ischiadicium tuberositas tibiae
 
m. Semimembranosus Dari tuber Diujung proksimal tibia
ischiadicium dibawah condylus  
meadialis Ekstensi hip dan fleksi
m. Biceps femoris Dari tuber Caput fibulae dan lutus
ischiadicium dan ⅓ menyebar kedalam
tengah labium fascia cruris
leterale lineae aspere

2.10. Otot Tungkai Bawah, Lutut, dan Kaki (deskripsi, origio, insersi, dan

aksi)

A. Otot Tungkai Bawah

a. Otot Tungkai Bawah bagian belakang

52
Nama otot Origo Insersi Aksi (fungsi)

m. Gastrocnemius Caput mediale : m. Gastrocenemius Gerakan fleksi tungkai


Condylus medialis berapponeurosis bersama bawah dan plantar fleksi
femoris (facies tendo m. Soleus di sendi pergelangan kaki
posterior) dan caput membangun tendo
leterale condylus calcaneus. Tendo
lateralis calcaneus melekat di
facies posterior calcansi.

m. Soleus Facies posterior caput Melewati tendo calcaneus Plantar fleksi kaki bagi
fibulae. ⅔ cranial facies menuju facies posterior sendi pergelangan kaki
posterior fibulae. ⅔ calcansi saat berjalan
medial margo medialis
tibiae dan line poplitea

b. Otot Tungkai bawah bagian depan

53
Nama otot Origo Insersi Aksi (fungsi)

m. Tibialis Anterior tibia dan membrane Os. Metatarsal l melakukan dorsofleksi


interossea dan supinasi kaki

m. Extensor Digitorum tibia dan membrane phalanx medial dan distal dorsofleksi dan abduksi.
Longus digitorum II-V
interossea

m. Extensor Hallucis fibula dan membrana phalanx distalis digiti I berfungsi untuk
Longus interossea dorsofleksi.

B. Otot Lutut

Pada sendi lutut terdapat dua kelompok otot yaitu otot-otot quadriceps

femoris dan otot-otot hamstring (Anonim, 2010). Otot quadriceps femoris terdiri

dari muskulus rectus femoris, m. vastus intermedius, m. vastus lateralis dan m.

vastus medialis. Kelompok otot ini berperan sebagai ekstensor lutut jika kaki tidak

menapak ke lantai dan sebagai deselerator atau penahan lutut saat kaki menapak

di lantai. Keempat tendon dari otot-otot tersebut menyatu dan berinsersi pada

bagian anterior patella (Anonim, 2010). Otot-otot hamstring berorigo pada

tuberositas ischiadika dan terdiri dari m. semitendinosus yang berinsersi di

54
permukaan medial tibia, m. semimembranosus yang berinsersi pada condilus

medial tibia, dan m. biseps femoris berinsersi pada sisi lateral caput fibula. Otot-

otot ini berperan dalam gerakan fleksi sendi lutut (Anonim, 2009)

C. Otot Kaki

 OTOT  ORIGO  INSERSI AKSI

 Pars dorsalis:      

 m. Extensor digitorum Calcaneus, Phalanx proximal hallux, Extensi jari I-IV
retinaculum tendo m. extensor
extensorum digitorum

Pars plantaris:      

Lapisan ke 1      
(superficial)
   

m. Abductor halluciis Calcaneus Phalanx proximal hallux Abduksi hallux

m. Flexor digitorum Calcaneus Phalanx media jari II-V Flexi jari II-V
brevis

m. Abductor digitorum Calcaneus Phalanx proximal Abduksi dan flexi jari V


minimi

 OTOT ORIGO INSERSI  AKSI

 Lapisan ke 2      

55
m. quadratus plantae Calcaneus Tendo m. flexor Flexi jari II-V
digitorum longus

mm. lumbricales Tendo m. flexor Tendo m. extensor Extensi jari II-V


digitorum longus digitorum longus
(4 buah)

Lapisan ke 3      

m. Flexor hallucis Os. Cuboid, Phalanx proximal hallux Flexi hallux


brevis cuneiforme

m. Flexor digiti Metatarsal V Phalanx proximal jari V Flexi kelingking


minimi brevis

m. adductor hallucis Tendo m. peronaeus Phalanx proximal jari I Adduksi jempol kaki
longus

Lapisan ke 4      

mm. interossei dorsalis Os. Metatarsal Phalanx proximal jari II- Abduksi jari-jari, flexi
IV phalanx proximal
(4 buah)

mm. interossei Metatarsal III-V Phalanx proximal jari Abduksi jari III-V,
plantaris III-V flexi phalanx proximal

(3 buah)

56
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Sistem otot adalah jaringan yang ada didalam tubuh manusia berupa alat

gerak aktif yang menggerakkan tulang sehingga menyebabkan suatu organisme

atau individu dapat bergerak. Fungsi dari sistem otot adalah membantu gerakan

pada tubuh, membantu dalam peredaran darah manusia, pernapasan, proses

pencernaan, persalinan, keseimbangan, mengatur postur tubuh. Adapun ciri dari

otot adalah kontraktilitas, ekstensibilitas dan distensibilitas, elastisitas, dam

irritabilitas dan eksitabilitas.

Otot dibagi menjadi beberapa jenis yaitu otot lurik/ otot rangka, otot polos,

otot jantung. Otot kepala dan wajah, pada otot kepala terdiri dari otot kulit kepala

yang terdiri dari M. occipitofrontalis dan M. frontalis, pada otot wajah terbagi

menjadi beberapa bagian, yaitu otot wajah, mulut, dan pipi yang terdiri dari

1. M. orbicularis oculi

2. Musculus procerus

3. Musculus nasalis

4. M. orbicularis oris

5. M. levator labii superioris

6. M. zygomaticus mayor & minor

57
7. M. depressor labii inferioris

8. M. depressor anguli oris

9. M. risorius

10. M. buccinators

11. M. mentalis

12. M. auricularis anterior, superior, dan posterior

Kemudian ada otot pengunyah yang terdiri dari :

1. Muskulus maseter

2. Muskulus temporalis

3. Muskulus pterigoid lateralis

4. Muskulus pterigoid medial

Adapun otot leher dan kolumna vertebralis, otot leher terdiri dari trigonum

anterior leher dan trigonum posterior leher sedangkan kolumna vertebralis terdiri

dari musculus iliocostalis lumborum, musculus longissimus, musculus spinalis,

musculus semispinalis, musculus multifudus.

Pada otot toraks, abdomen dan pelvis. Di otot toraks terdiri dari musculus

intercostales externi, musculus intercostales interni,diaphragma, musculus

levator costarum, musculus serratus posterior dan superior. Di otot abdomen

dibagi menjadi otot dinding anterior dan superior, kemudian di otot pelvis terdiri

dari musculus piriformis, musculus obturatorius internus, musculus levator ani,

musculus coccygeus.

58
Pada otot dada dan bahu, di otot dada terdiri dari musculus pactoralis major,

musculus pactoralis minor, otot dada sejati, musculus serratus anterior, musculus

transvesus thoracis.

Pada otot lengan bawah terdapat flexor digitorum superficialis dan profundus,

flexor policilis, sementara itu otot lengan atas dibagi menjadi bagian anterior dan

posterior, kemudian pada otot pergelangan tangan terdapat otot ektensor dan

fleksor, dan pada otot tangan terdapat otot thenar, musculus abductor policilis

brevis, musculus, opponens policilis, dll.

Pada otot paha dan panggul terbagi menjadi bagian anterior dan posterior.

Pada otot tungkai bawah dibagi menjadi otot tungkai bawah bagian belakang dan

bagian depan, di otot lutut terdapat dua kelompok otot, yaitu otot-otot quadriceps

femoris dan otot-otot hamstring, pada otot kaki terdapat otot musculus extensor

digitorum, musculus abductor halluces, musculus flexor digitorum brevis, dll.

59
Daftar Pustaka

Puji Wahyuningsih, Heni, dkk. 2017. Anatomi Fisiologi. Jakarta : BPPSDMK

Kirnantoro, H, dkk. 2021. Anatomi Fisiologi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:


EGC

https://tutorialbahasainggris.co.id/sistem-otot-manusia-dan-fungsinya-masing-
masing-lengkap/

http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2014/05/Sistem-Otot-Muscular1.pdf

http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2013/11/SISTEM-OTOT1.pdf

https://www.dosenpendidikan.co.id/jaringan-otot/

https://seputarilmu.com/2020/02/sistem-otot-manusia.html

https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2016/10/FISIOLOGI-
OTOT-RANGKA.pdf

https://www.pelajaran.co.id/2020/30/otot-jantung.html

https://www.sekolahan.co.id/pengertian-ciri-letak-bentuk-fungsi-dan-cara-kerja-
otot-polos-pada-manusia/

60

Anda mungkin juga menyukai