Anda di halaman 1dari 4

1

RINGKASAN

Konsep penanganan sampah di Indonesia sampai pada saat ini masih

berpola pada tahap pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir (3P),

sedangkan penanganan sampah dengan pengolahan belum berkembang. Apabila

hal tersebut masih berjalan hingga beberapa tahun ke depan, maka biaya

pengelolaan sampah akan bertambah namun tidak sebanding dengan cepatnya laju

pertambahan volume timbulan sampah.

Selain berdampak pada meningkatnya biaya pengelolaan, konsep tersebut

juga akan berdampak pada lingkungan yang apabila tidak ditangani dengan baik

maka akan menyebabkan pencemaran, menurunnya kualitas nilai estetika

lingkungan, menurunkan nilai sumber daya, menimbulkan penyakit, menyumbat

saluran air, dan dampak negatif lainnya.

Salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan ini menurut Sri

Bebassari (2002) adalah dengan konsep pengelolaan sampah secara terpadu

menuju Zero Waste. Konsep ini meliputi proses pengurangan volume timbulan

sampah dan penanganan sampah sedekat mungkin dari sumbernya dengan

pendekatan melalui aspek teknologi, lingkungan, peran aktif masyarakat, serta

ekonomi.

Kini ada sebuah terobosan baru dalam teknologi penyimpanan sampah

yakni kapsul sampah atau dikenal sebagai bal-bal sampah. Pengemasan sampah

ini konon memberikan nilai efisiensi dan keamanan yang lebih baik. Kapsul

1
2

sampah atau bal-balan sampah merupakan salah satu model penyimpanan sampah

jangka panjang, sebelum diproses menjadi produk lebih lanjut

Pengolahan Limbah Padat yang Berwawasan Lingkungan :

1. Pengomposan

Pengomposan didefinisikan sebagai proses dekomposisi materi organik secara

biologis menjadi material seperti humus dalam kondisi aerobik yang

terkendali (Wahyono, 2003).

2. Daur Ulang Sampah Plastik

Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan

peralatan rumah tangga, otomotif dan sebagainya. Penggunaan bahan plastik

semakin lama semakin meluas karena sifatnya kuat dan tidak mudah rusak

oleh pelapukan

Lokasi penelitian dilaksanakan di TPS Lingkungan Irigasi kelurahan

Kekalik Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat. Variabel bebas dalam

penelitian ini adalah pengelolaan sampah menuju zero waste sedangkan Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah bal-balan sampah.

Setelah di lakukan penelitian di dapatkan laju timbulan sampah di

lingkungan irigasi adalah 0,25 kg/orang/hari atau 1,96 liter/orang/hari sehingga di

dapatkan laju timbulan sampah di lingkungan irigasi dengan jumlah jiwa 585

adalah 146,25 kg/hari atau 1146,6 liter/hari. Sedangkan jumlah timbulan sampah

yang masuk ke TPS adalah 200 – 250 kg/hari atau m 3 /hari. Kelabihan jumlah

ini di sebabkan karena adanya sampah yang berasal dari jalan dan sampah yang

berasal dari non perumahan (toko, pasilitas umum).

2
3

Dari penelitian ini di dapatkan volume bal-balan sampah rata-rata dengan

berat 145 kg dengan ukuran bal-balan 100cm x 100cm x 60 cm. Dari hasil

pengamatan di lapangan jelas sekali terjadi perbedaan lahan yang di perlukan

untuk menampung timbulan sampah, di mana sampah yang belum di buat bal-

balan memerlukan satu TPS untuk menampung sampah dengan berat sampah 140

kg – 150 kg.

Pengolahan sampah dengan sistem Bal-balan sampah ini dapat

mengurangi beban biaya pengangkutan sampah dari TPS ke TPA pada pengolahan

sistem convensional dengan mengurangi waktu pengangkutan sampah dari TPS ke

TPA. Pengolahan sampah dengan Bal-balan sampah ini juga memerlukan ruang

yang sedikit pada truk pengangkut sampah sehingga sampah yang diangkut lebih

banyak.

Biaya investasi pada pengadaan peralatan yang cukup besar Rp 12.000.000

pada sistem konvensional di bandingkan dengan sistem Bal-balan sampah Rp

4.500.000 sudah merupakan suatu efisiensi biaya yang dapat di tekan pada biaya

pengolahan sampah. Biaya pengadaan peralatan pokok dan gerobak sampah.

Biaya Sistem pengolahan sampah dengan sistem konvensional dan pengolahan

sampah dengan sistem bal-balan sampah jelas terdapat perbedaan yang cukup

besar dilihat dari biaya pengadaan peralatan pokok dan biaya pengangkutan

sampah dari TPS ke TPA.

Pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dengan truk sampah yang

selama ini dilakukan dengan cara konvensional di laksanakan 1 x sehari setiap

hari, dengan biaya pengangkutan Rp 275.000 untuk satu kali angkut yang

3
4

melayani beberapa TPS ,sehingga biaya yang di keluarkan oleh pemerintah daerah

setiap bulannya sebesar Rp 4.950.000. Biaya pengolahan sampah selama ini di

dapatkan dari retribusi pengolahan sampah yang di bebankan kepada masyarakat

untuk dibayarkan kepada RT masing-masing sebesar Rp 10.000/bulan/KK.

Dengan sistem bal-balan sampah ini volume sampah yang dapat diangkut

jauh lebih banyak, waktu angkut dari TPS ke TPA dapat kurangi, pengangkutan

dari TPS ke TPA oleh truk sampah bisa di lakukan tidak setiap hari karena

sampah yang sudah bi buat bal-balan bisa di tampung lebih lama di TPS tanpa

mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya. Dari segi estetika (bau )

sistem Bal-balan sampah ini jauh lebih baik karena bau dari sampah waktu

pengangkutan olah truk tidak menggangu sepanjang perjalanan ke TPA dan

sampah tidak akan berterbangan di jalan dari TPS ke TPA selama pengangkutan

oleh truk pengangkut sampah.

Anda mungkin juga menyukai