Kumpulan Nikah Kwin Lembaga Adat Melayu Sedanau
Kumpulan Nikah Kwin Lembaga Adat Melayu Sedanau
Berbicara tentang Adat Melayu, kita jangan lupa dengan buku yang telah dikarang
oleh Wan Tarhusin,BSc yang berjudul Gelar Datuk Kaya Tokong Pulau Tujuh
Untuk membuat suatu upacara nikah kawin ( gawai) apa yang telah berlaku tata cara nikah – kawin
di wilayah Pulau Tujuh, pada umumnya berlaku pula untuk seluruh wilayah yang ada di Riau karena
adat istiadat nikah kawin hampir sama kecuali mengenai mahar dan uang adat yang masih dipakai.
Yang perlu di ketahui terlebih dahulu adalah Berapa keluarga yang pernah tinggal di pulau Sedanau
sebelum tahun 1950 , untuk mengangkat dan mempertahankan Adat Istiadat nikah kawin khususnya
pulau Sedanau.
Dengan demikian muncul pertanyaan “ Apakah mereka yang hidup di pulau Sedanau sebelum thn
50 an ini betul-betul telah melaksanakan hukum adat ini atau hanya ikut-ikutan ( melaksanakan apa
adanya ) “. Tarap hidup manusia berbeda-beda, ada yang mampu, ada yang kurang mampu. Ada juga
yang mampu tidak mau berbuat bermewah-mewahan , tetapi sebaliknya ada yang kurang mampu ingin
berbuat bermewah-mewahan ibarat besar pasak dari pada tiang.
NARA SUMBER : 1. Buku Pokok SDN no. 001 Sedanau 50 th ke bawah
2. AHMADIAH.Z
3.
B. Panas.
C. Genting Sedanau
D. SAPAK.
F. AIR BATU
G. PINYONG.
No. Nama Tempat tgl lahir Alamat
1. Rukiah bin Muhammad Penyong, 01-01-1947 Penyong
2
2. HUKUM ADAT YANG PERNAH, MASIH BERLAKU
A. ADAT RESAM
Adat resam Melayu Riau diwilayah Pulau Tujuh sejak dahulu kekuasaan Datuk Kaya dan selaku
“Tokong Pulau Tujuh” sudah lama diadatkan.Dengan mempelajari adat resam tempatan dengan
budayanya dapat dipahami dan diketahui corak hidup berbangsa dan beradap dalam kelompok puak-
puak Melayu. Dengan senidirnya dapat mengadaptasikan dirinya dimasyarakat dan lingkungannya.
Untuk menjadi kepala kampung saja harus diangkat oleh Sultan atau untuk menjadi pemimpin
harus dari putra dari orang yang sedang berkuasa pada waktu itu yaitu berdasarkan garis keturunan.
Selain dari pada adat istiadat didalam mengatur dan menjalankan pemerintahan di wilayah Datuk
Kaya Pulau Tujuh , yang sering kita jumpai adalah adat istiadat upacara nikah kawin, berkhatam al
qur’an, berkhitan, melahirkan dan kematian , kesemuanya ini sesuai dengan hukum Adat bersendikan
syarak, syarak bersendikan Islam.
Termasuk pula Adat Resam yang telah diberlakukan sejak orang tua-tua dahulu kedalam pergaulan
sehari-hari seperti perintah dan tegah
Secara garis besar adat kebiasaan sehari-hari masyarakat Melayu Bunguran Barat yang telah
melekat dan merupakan ajaran dari nenek moyang yang merupakan refleksi dari pengalaman ajaran
islam yang luhur dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Tidak diperbolehkan oleh nenek moyangnya memegang, membawa, menjual dan membeli
apalagi meminum arak, tuak atau bir.
2. Tidak diperbolehkan bermain judi atau bertaruh apa saja
3. Makan dan minum biasanya duduk ditikar bersila dan bersimpuh dan tidak dibenarkan makan
dan minum sambil berjalan apalagi berdiri karena itu adalah meniru perbuatan hewan yang akan
merendahkan martabat manusia
4. Tidak dibenarkan bercakap lebih tinggi dari orang tua dan guru. Sangat hormat dan patuh pada
orang tua dan guru. Melawan orang tua dan guru akan dianggap durhaka, sehingga dia tidak
akan selamat di dunia dan akherat
5. Dilarang mengambil, memakan hak dan harta orang lain tanpa seizin pemiliknya
6. Anak bujang dan gadis yang bukan muhrimnya tidak boleh berjalan bersama. Ini merupakan aib
bagi kedua otang tuanya. Apabila ada anak gadis yang melahirkan diluar nikah maka anak
tersebut dianggap sebagai anak zinah / anak ampang, sehingga kedudukannya didalam
masyarakat akan terhina dan rendah. Kalau dia laki-laki maka tidak boleh menjadi imam atau
pemimpin apa saja
7. Sangat patuh dengan tata tertib sehingga kalau ada orang yang lebih tua duduk dibawah maka
yang lebih muda tidak akan duduk di atas dan tidak boleh mendahului orang tua dalam berjalan.
Tidak mengucapkan assalamu’alaikum jika bertemu ke rumah orang akan disebut sebagai anak
kurang ajar dan tidak beradat.
8. Jika berjumpa dijalan yang lebih muda selalu menyapa dahulu yang lebih tua. Contoh : “mau
kemana yahlong ?”
“mau kemana Mak ngah ?”
9. Sebaliknya yang lebih tua akan menjawab sapaan yang lebih muda.
Contoh : “dari mana jong ?”
“ dari mana dore ?”
“dari mana yong ( doyong )?”
10. Setia, patuh dan jujur. Kalau berjanji pasti ditepati. Kalau bicara pasti benar. Kalau dipercayai
akan amanah dan bertanggung jawab. Pepatah orang tua yang sangat terkenal untuk
menggambarkan hal tersebut adalah : lidah terketik leher terkerat, biar pecah diperut jangan
pecah dimulut.
11. Mengaji al-quran sampai tamat/ khatam sangat diutamakan. Apabila pada umur antara 10-15
tahun sudah khatam al-qur’an maka mereka akan disembelihkan sapi atau kerbau pada saat
berkatam. Tidak bisa membaca al-quran merupakan suatu kehinaan.
3
12. Apabila bersalaman, maka posisi tangan kanan berpegang erat dengan tangan yang disalam
sedangkan tangan kiri yang bersalam, posisinya memegang tangan kanannya sendiri. Bagi
perempuan bersalaman dengan kedua belah tangan, lalu mencium tangan sendiri, kemudian
mengusap kepala dengan kedua belah tangan.
13. Apabila bertamu sepatu dan sandal tidak boleh masuk kedalam rumah.
14. Apabila berjalan melewati orang tua yang sedang duduk, maka yang berjalan harus
menundukkan badannya sambil menjulurkan tangan kanannya. Kecuali yang sedang bertugas.
15. Apabila menghidangkan makanan atau minum, sebaiknya kaki yang satu menyentuh kelantai
sedangkan kaki kiri bertungkai ( apabila menghidangkan di lantai )
16. Untuk memakai baju kurung melayu dengan kainnya, maka muka kain harus berada di belakang
dan apabila kainnya agak panjang maka celana yang dipakai harus nampak sedikit.
17. Apabila pindah rumah baru biasanya mengadakan doa selamat.
18. Begitu juga apabila makan kue / tambul sebaiknya jangan di habiskan, paling tidak tinggal kan
satu.
19. Apabila duduk didalam majelis kaki tidak boleh menjulur kedepan.
20. Anak yang baru lahir harus dikomatkan bagi bayi perempuan dan diazankan bagi bayi laki-laki.
21. seorang laki-laki tidak boleh masuk bertamu bila dirumah hanya ada isteri tuan rumah, begitu
juga sebaliknya.
22. Tamu laki-laki dipantangkan masuk dari pintu dapur.
23. bila bertamu harus memanggil dengan ucapan assalammualaikum, paling banyak 3 kali kalu
tidak ada jawaban, segera pulang.
24. Dipantangkan memotong kuku dimalam hari.
25. Bila menjelang maghrib seluruh keluarga berkumpul dalam rumah.
26. Orang yang berpindah ke agama Islam di sebut masuk melayu.
27. Hari raya idul fitri di sebut hari raya puasa dan dirayakan selama 7 hari.
28. Hari raya idul adha di sebut hari raya haji juga dirayakan selam 7 hari.
29. Waktu-waktu di tandai dengan bunyi beduk baru adzan.
30. Hari Jum’at beduk panjang dibunyikan setiap 30 menit sampai waktu shalat dari mulai pukul
08.00 pagi. Beduk terakhir yang paling panjang disebut beduk panjang, Azan dilaksanakan 2
kali.
31. Dipantangkan menampakkan tapak kaki bagi wanita waktu shalat.
32. Dipantangkan meludah di depan orang.
33. Dipantangkan bersiul dalam rumah atau dimalam hari.
34. Bila kita sudah kenyang tapi ditawari makan bersama . Sebaiknya kita nyobot) mencicipi
sedikit) makanan yang ada.
35. Bila buang air besar/ kecil harus ditempat terlindung.
36. Bila kita mengunjungi atau dikunjungi bayi bila mau pulang harus diberi uang.
37. Bila menguap mulut harus ditutup, menguap jangan sampai berbunyi.
38. Tata cara penyebut / panggilan antara anak dengan orang tua :
B. ADAT KEKERABATAN
Didalam lingkungan kekeluargaan di Wilayah Datuk Kaya Pulau Tujuh rasa kekeluargaan sangat
dekat dan akrab dan secara tidak langsung para Datuk telah menunjukkan dedikasi yang tinggi cara
membina keluarga besar dan kekerabatan dilingkungan masyarakat tempatan. Tauladan yang telah
diberikan didalam pergaulan sehari – hari seperti tegur sapa, cara berbahasa di depan orang – orang tua
selalu memberikan nasehat dan petunjuk yang baik dan jika ada yang salah cepat diberi hukum yang
patut sesuai dengan kesalahannya.
Tidak terlepas dari pengajaran agama yang diberikan melalui ibadah di Surau dan Madrasah untuk
keteguhan iman para genersi penerus sejalan dengan adat tempatan. Dengan dimulai dari berbahasa
yang sopan dan termasuk membahasakan dirinya dalam menyampaikan sesuatu yang lebih akrab
seperti apabila dipanggil oleh orang tuanya kepada salah seorang anak atu keluarga, segera menyahut “
ya Tuk” atau “ya Mak” dan seterusnya, agar terbiasa kepada anak cucunya. Kalau kedua orang tua kita
suami istri, untuk wilayah pulau tujuh pada umumnya dipanggil “ayah” atau “ emak” atau “mak” dan
untuk orang tua laki-laki atau ayah dari orang tua kita dipanggil “ atuk” atau “aki” dan yang perempuan
dipanggil “ uan” atau “ nenek”, dan diatas nenek dipanggil Enyang. Dari pihak keluarga Raja
memanggil orang tua laki membahasakan “ abah” dan ada juga yang memanggil “ bak” dan Wak. Dari
pihak pihak keluarga yang berasal dari keturunan “Wan” memanggil orang tua lelaki adalah “ encek”
dan dari keluarga said atau syarifah memanggil orang tuanya “ abah” dan “umi”. Demikian pula kepada
saudara-saudara terdapat sebutan khas untuk membahasakan diri seperti adik beradik dari orang tua
kita laki-laki, kalu saudara yang tertua dari kedua orang tua kita, yang laki-laki dipanggil “ ayah Long”
dan dari pihak perempuan kita panggil “ mak Long” dan adik dari pada orang tua kita di panggil “ ayah
cik” dan “mak cik” dan diantara adik beradik ada yang nomor tiga dan nomor empat karena banyak
adik beradik, maka dipanggil “ ayah ngah”, “ayah su dan “mak su”. Ada panggil tersebut berdasarkan
bentuk dan warna kulit dari pada orang tua kita. Kalau bentuk postur badannya agak tinggi maka
dipanggil “ ayah anjang” dan “mak anjang”, dan bentuk badannya agak pendek, maka dipanggil “ ayah
andak” dan “mak andak”, termasuk warna kulit dipanggil “ ayah tih” dan “mak tih”, “ayah hitam”dan
“mak Itam”, dan semua nya ini bukanlah gelar yang mencela nama dari orang tua-tua zaman dahulu ,
tapi menambah rasa keakrapan dilingkungan keluarga besar.
Tingkat demi tingkat susunan kekerabatan dilingkungan keluarga besar menunjukkan adat.
Diantara kita yang mempunyai saudara mara atau adik beradik yang lebih dari tiga orang, biasanya
yang tertua dipanggil “ abang” atau “ long”. Yang tengah dipanggil “ngah” dan dari pihak keluarga
pulau tembelan menyebut “abang long” , “ abang ngah” dan akak , ude, alanga, dan kebetulan tidak ada
adik beradik atau tunggal maka dipanggil “ ayah unggal”, “mak unggal” dan ada pula nama sebutan
5
atau panggilan sehari-hari yang menunjukkan kesayangan dilingkungan keluarga seperti : Pang
Siak untuk anak laki-laki dan Yang atau Dayang untuk anak perempuan.
C. ADAT NIKAH KAWIN
Adat istiadat nikah kawin dalam lingkungan keluarga Datuk Kaya di wilayah Pulau Tujuh pada
masa itu sangat erat pertalian kekeluargaan dan kaum kerabat dan para orang tua didalam mengambil
keputusan yang sangat menentukan. Agar supaya berkembangnya keluarga besar dikalangan Datuk
Kaya, maka terjadilah suatu perkawinan silang antaran keluarga Datuk Kaya di wilayah pulau Tujuh
ibarat membentuk seumpama “ Serumpun Serai” agar keluarga tidak pergi jauh dan warisan tertap
terpelihara dilingkungannya. Dan sekarang tidak terjadi lagi, walaupun ada hanya kebetulan untuk
menghubungi keluarga yang selama ini baru dikenal dan diketahui asal usul keluarga tersebut.
Dari susunan silsilah yang kita ketahui terdapat suatu perkawinan silangantara keluarga Datuk Kaya
di wilayah Pulau Tambelan dengan keluarga Datuk Kaya Siantan, antara keluarga Datuk Kaya Pulau
Bunguran dengan keluarga Datuk Kaya Pulau Jemaja, dan antara keluarga Datuk Kaya Pulau Saiantan
dengan Keluarga Datuk Kaya Bunguran dan seterusnya. Dan sesuai kehendak zaman perkawinan
antara keluarga mulai pudar oleh karena pengaruh ilmu pengetahuan yang luas didalam memcari
jodohnya masing-masing walaupun kebebasan yang diberikan oleh kedua orang tua, tidaklah semudah
itu sebagaimana yang dikehendaki para pemudan zaman sekarang ini. Amanah dan Adat istiadat tidak
mudah lapuk, apabila tatanan adat sejak dahulu sudah memberikan suatu pedoman sebagai adat resam
melayu Riau “ Adat besendikan Syarak dan Syarak besendikan Sayari’at Islam . Maka agamalah yang
diutamakan sesuai dengan ungkapan Gurindam dua belas karangan Raja Ali Haji pesan yang sangat
mendalam yang berbunyi “ Barang Siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tidak bertiang” dan
termasuklah tingkah laku dan budi bahasa : Jika hendak mengenal orang yang berbangsa, lihatlah budi
dan bahasa”.
Untuk membuat suatu upacara nikah kawin ( gawai) apa yang telah berlaku tata cara nikah –kawin
diwilayah Pulau Tujuh, pada umumnya berlaku pula untuk seluruh wilayah yang ada di Riau karena
adat istiadat nikah kawin hampir sama kecuali mengenai mahar dan uang adat yang masih dipakai.
Sebelum kita menuju kejenjang nikah kawinperlu kita memperhatikan betul urutan-urutan yang berlaku
selama ini yaiut :
1. Menilik atau menengok.
2. Merisik.
3. Meminang mengantar tanda
4. Mengantar belanja
5. Akad nikah-upacara perkawinan.
6. Bersanding dan menyembah.
Anjuran Islan telah dinyatakan sesuai dengan perintah Allah SWT : “Faukihu maatha
balakuminan nisak” yang artinya : “Hendaklah kamu nikah yang lebih baik bagimu diantara wanita”.
Dan tujuan perkawinan itu adalah untuk memperoleh keturunan yang sah dengan mendirikan rumah
tangga yang damai dan teratur didalam pergaulan masyarakat. Hadis nabi yang diriwayatkan oleh Abu
Daud dan Nas’al menyatakan “ Sesungguhnya wanita itu dinikahi orang karena Agamanya, hartanya,
dan kecantikannya, dan pilihlah yang beragama”,
6
Sebelum acara berikut dimulai yang tak kalah pentingnya adalah Tukang cakap atau pembawa acara.
Sedikit banyak harus berani luas wawasan dapat berpantun dan dibuka dengan kata-kata salam, Puji
Syukur. Salawat nabi,Salam hormat dengan bahasa adat seperti Atas nama yang punya helat, Atas
nama yang punya hajat dan seterunya (ada pada Wan Mustari)
2. MERISIK
Merisik (risik) dalam kamus bahasa Indonesia terbitan DepDikBud (1998:751) artinya yang
melakukan penyelidikan dan tujuan hampir sama dengan menilik, tapi merisik agak lebih mendetil
ingin mengetahui pribadinya, kelakuannya, dan apakah sudah ada yang punya atau belum.
Merisik ini juga dapat pula melalui perantara saudara terdekat atau teman yang akrab untuk
mengetahui lebih jelas. Kalau belum ada yang menyuntingnya maka diambillah langkah-langkah
selanjutnya, memperkenalkan diri kepada orang tuanya dan sebagainya. Dengan peribahasa orang
tua-tua dulu memang ada baiknya jika hendak meminang anaknya , pinang lah dulu kedua orang
tuanya, artinya supaya saling mengetahui siapa sebenarnya si jejaka itu.
Dalam upacara menghantar tanda, hal-hal yang perlu dibicarakan pada saat itu seperti halnya adalah :
1. Penyerahan yang berupa sebentuk cincin emas kepada pihak perempuan,merupakan “ tanda
pengikat” atau boleh dikatakan”pengikat janji” didalam upacara pertunangan resmi.
2. Didalam upacara menghantar tanda cukup hanya dari pihak laki-laki saja yang memberikan
tanda kepada tunangannya, dan bukan bertukar tanda dan hal ini tidak pernah dibuat oleh
orang tua-tua kita dahulu.
3. Didalam mengambil keputusan atau mufakat menurut adat resamMelayu,apabila salah seorang
baik dari pihak laki-laki atau perempuan, bila terjadi pelanggaran (melanggar janji ), maka
diambil suatu ketentuan menurut adat.
a. Bagi pihak laki-laki yang melanggar atau mungkir janji, hantarannya tersebut dianggap hangus
( batal ).
b. Bagi pihak perempuan ( kecuali meninggal) akan dikenakan dia dua kali ganda
Sebelum cincin emas tersebut diserahkan, biasanya didahului berbalas pantun , kemudian baru
disuguhkan tepak sirih untuk tuan rumah yang mewakili pihak perempuan. Hal-hal lain yang perlu
dibicarakan pada saat menghantar tanda yaitu :
7
1. Tentang mas kawin/mahar.
2. Tentang uang belanja / uang hangus.
3. Hari akad nikah dan hari kerja
4. Perjanjian-perjanjian lain yang dianggap penting.
Akad nikah adalah suatu pengakuan”janji perkawinan” atau pernikahan dan merupakan suatu
ikatan antara seorang laki-laki dengan perempuan secara sah yang diucapkan dengan jelas meyakinkan
dan tidak meragukan. Akad nikah itu dilakukan dalam suasana “hening” dengan pihak wali
menyatakan “Ijab”dan dijawab oleh calon pengantin laki-laki dengan tegas dan jelas dengan menerima
ucap”Kabul”.
Setelah selesai acara akad nikah, biasanya pengantin laki-laki langsung dipersandingkan dan apabila
acara nikahnya dilaksanakan pada malam hari setelah waktunya isya” maka besok siang dilakukan
acara berarak mengantar pengantin laki-laki dari rumahnya. Kalau nikah dilaksanakan pada siang hari
sekitar pukul09.00, atau mufakat dari kedua belah pihak, boleh juga pengantin laki-laki diberi
kesempatan kembali kerumahnya untuk bersalin pakaian untuk diganti dengan pakaian pengantin yang
lengkap dan setelah itu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, barulah diadakan arak-arakan
pengantin. Dan rombongan yang mengantar pengantin laki-laki biasanya lebih banyak dari pada
rombongan diwaktu pengantar tanda. Untuk melaksanakan acara nikah kawin bulan yang baik adalah
bulan haji sebelum atau sesdudah melaksanakan ibadah haji. Asal jangan bulan Zulkaidah, karena
bulan tersebut bulan pengapit pantang orang tua-tua dulu.
Didalam pelaksanaan akad nikah, perlu diingatkan : bahwa pada umumnya para jejaka yang
sedang bergelora dengan semangat yang tinggi kadang-kadang terlupa mengendalikan diri disaat
berhadapan dengan pak imam atau qadhi yang mengangkat nikahkan dihadapan majelis. Kadang-
8
kadang terpaksa diulang beberapa kali karena tertinggal satu patah kata saja dan adakalanya
salahucap, dan kesemuanya ini dianjurkan beristighfar berulang-ulang agar pikiran dapat
dikonsentrasikan dan rasa gugup dapat dikendalikan. Dan rasa gugup dan berdebar itu dapat tercermin
dari muka calon pengantin laki-laki bila terjadi kesalahan mengucapkan ( Ijab-Kabul) . Maka itulah
yang terselip lidah , tersalah ucap kedua wali yang berada disamping pak qadi sangat menentukan .
kedua wali tersebut menyimak segala apa yang ucap-kabulkan itu “sah” atau “tidak” , jika pak
qadhi bertanya kepada dua orang wali yang berada disampingnya bertanya sah atau tidak wali tersebut
harus menjawab. Kalau ucap-kabul dinyatakan sah berarti tidak diulang . Kalau wali menyatakan
“perlu diulang” karena kekurangan kata satu kata yaitu “binti”misalnya tidak disebut. Maka ucap
kabul perlu diulang sampai tepat dan sempurna. Ucap kabul tersebut dapat dilakukan dua kemungkinan
; pertama oleh orang tua dari calon pengantin perempuan secara langsung. Dan kedua oleh wali hakim
atau yang berwali yaitu pak qadhi karena orang tua perempuan sedang sakit(uzur) atau sudah
meninggal dunia maka dengan seizin orang tua dan keluarganya maka akad nikah dilaksanakan.
Maksud dan tujuan perkawinan itu ialah abadi,bukan buat sementara waktu,tapi untuk selama-
lamanya. Andaikata terjadi pertengkaran dan perselisihan islam menganjurkan supaya suami
berhati”sabar” walaupun sang suami tidak senang melihat kelakuan istrinya yang selalu mengomel.
Maka itu Allah berfirman “ fain karihtumu hunnafa’asaa kasiru” artinya kalau membenci mereka itu
(istrimu) maka hendaklah kamu sabar dan janganlah segera menjatuhkan talak,karena boleh jadi kamu
benci akan sesuatu, sedang Allah menjadikan banyak didalamnya. Dan talak itu sangat dibenci oleh
Allah. Lain daripa da itu Islam menganjurkan supaya suami memberi nasehat kepada istrinya, jika ia
bersikap nusyuz dan jangan lekas menjatuhkan talak (surat ; An-nisa 34) , Perbuatan mengeluarkan
kata-kata yang dilarang Allah yang dapat memutuskan perkawinan adalah “talak” atau”cerai”
walaupun berolok-olok tidak sepantasnya disebutkan.
Kembali kita disaat akad nikah bagi kaum kerabat yang berasal dari keturunan raja-raja yang telah
ditetapkan oleh adat sejak zaman dahulu dengan mas kawin empat ratus ringgit. Jika pelaksanaan
“ucap-kabul” itu langsung oleh orang tuannya,maka calon mempelai laki-laki sudah siap menerima
persyaratan – persyaratan yang berkaitan dengan adat tempatan. Untuk jelasnya perlu diberi gambaran
atau contoh yang telah berjalan sejak lama : Kalau ucap-kabulnya secara langsung, maka diucapkan
orang tua perempuan sebagai berikut : “Wa angkahtuka Wazawwajuka ya.....( nama calon mempelai
laki-laki ) ......bin.....(nama ayah calon mempelai perempuan ) .....aku nikah engakau dengan.. (nama
calom perempuan ).....anak kandungku dengan mas kawinnya empat ratus ringgit berpa sebentuk cincin
emas tunaaai. Langsung dijawab dan jangan terputus-putus kalimatnya. “Aku terima nikahnya anak
kandung bapak......( nama calon)....dengan maskawinnya empat ratus ringgit berupa sebentuk cincin
emas tunaaii. “. Dan disaat ucap – kabul dihadapan majelis sebanyak tujuh buah lilin sesuai dengan
tingkat emas kawinnya.
6, BERSANDING
Setelah selesai akad nikah barulah diperbolehkan kedua mempelai “bersanding”. Bersanding adalah
menempatkan kedua mempelai di tempat duduk yang sudah dihias sedemikian rupa di ruang
pelaminan. Tempat duduk kedua mempelai itu disebut “peterakna” yang dihiaskan kain warna-warni
dengan manik-manik yang bersulang rapi dan mengkilat kelihatannya. Kedua mempelai itu tetap
diawasi oleh mak andam sedangkan pengapitnya biasanya terdiri dari dua orang putri yang
tugasnyamengtipas kedua mempelai ibarat kata orang tua dahulu seperti “raja sehari” yang sedang
bersemayam ditahta kerajaan dengan didampingi oleh permaisuri.
9
2. Keluarga dari keturunan penghulu yang tidak aktif, besar mas kawinnya 80 real dan banyak lilin
yang dipasang 5 buah.
3. Keluarga penghulu yang masih aktif, besar mas kawinnya 84 real,banyak lilin yang dipasang 5
buah.
4. Keluarga yang bergelar Wan, besar mas kawinnya 100 real dan jumlah lilin yang dipasang tujuh
buah.
5. Keluarga Datuk Kaya yang masih aktif, besar mas kawinnya 120 real dan banyak lilin yang
dipasang 7 lilin.
6. Keluarga dari pihak sebelah”Encik” Mas kawinnya sebesar 110 ringgit,banyak lilin yangdipasang 7
buah.
7. Keturunan dari pihak Raja-Raja , besar mas kawinnya 400 ringgit , dengan banyak lilin yang
dipasang delapan buah.
8. Dari keturunan sebelah Tuan Said / syarifah, besar mas kawinnya 400 ringgit,dengan banyak lilin
yang dipasang 7 buah lilin.
Demikianlah adanya untuk dimaklumi oleh kaum kerabat karena pada masa dahulu adat istiadat
nikah-kawin aturan ini sudah berlaku semasa dibawah pemerintahan Sultan Riau dan sekarang masih
dipakai.
Oleh karena masa dahulu alat pembayarannya menggunakan uang ringgit, maka walupun
demikian tidaklah menjadi halangan atau terikat dengan permasalahan mas kawin. Dan hal tersebut
dapat diganti dengan perhiasan emas dengan menyebut-nyebutkan kalima khusus yaitu dengan
menyatakan kata “ Berupa” Seutas kalung emas tunaai atau berupa ssebentuk gelang emas
tunai.Sedangkan besar mas kawinnya serta ringgit maupun real tetap disebutkan didepan khadi disaat
Ijab Kabul. Di wilayah Datuk Kaya serasan besar mas kawinnya agak berbeda maupun demikian juga
untuk wilayah Siantan dan Jemaja.
Untuk wilayah Siantan dan Kepulauan Anambas; sebutan mas kawinnya disertai dengan angka
yang ada hubungan dengan thail, seperti mas kawin tiga artinya emas tiga thail dan seterusnya sebutan
mas kawin lima sampai dengan kepada mas kawin tujuh.
Disamping mas kawin dan mahar yang ditetapkan adat ada lagi yang harus diserahkan oleh
pengatin laki-laki kepada calon pengantin perempuan yaitu berupa uang adat atau disebut uang hangus,
seperti yang disebut di wilayah Siantan dan kepulauan Anambas, untuk mahar hampir sama dengan
wilayah Datuk Kaya di Pulau Tujuh :
1. Untuk orang biasa disebut mas kawin tiga thail dan mahar 52 real .
2. Bagi orang ternama disebut mas kawin lima, artinya lima thail dan mahar 80 real.
3. Untuk keluarga “Wan “ yang berasal dari negeri johor atau dari keluarga Datuk Kaya Soiantan
disebut mas kawin tujuh, artinya mas kawin tujuhthail dan besar maharnya 80 real.
Kemudian disebut juga nikah gantung di Siantan sama dengan cara wilayah Pulau Bunguran. Di
wilayah Datuk Kaya Pulau Jemaja yang dahulunya terbagi dua wilayah yaitu : Barat dan Timur, maka
terdapatlah perbedaan masa kawin:
1. Bangsa mas kawin lima adalah untuk orang kebanyakan , besar mas kawinnya 17 ringgit
berlaku untuk Jemaja bagian Timur. Untuk bagian Barat besar mas kawinnya 40 ringgit.
2. Bangsa mas kawin tujuh, adalah keturunan keluarga Datuk Kaya sebesar 27 ringgit untuk
Jemaja bagian Timur, dan Datuk Kaya bagian Barat besar mas kawinnya 84 ringgit. Disamping
itu ada lagi yang disebut :
10
a. 1/3 dipikul oleh calon pengantin laki-laki.
b. 2/3 dipikul ( ditanggung ) oleh pengantin perempuan.
MAIMUNAH, MAYATI
MENUMBUK LESUNG TINGGI
ADE BERAS BERAS DITAMPI
BERANAK DUE SILAKI-LAKI
AL FATIHAH :..................................................
Pantun dikarang sendiri sesuai situasi ditambah lagi buat pantun untuk kedua mempelai berupa
nasehat peringatan, dll selesai.
Tepung tawar ini diadatkan pada saat kedua pengantin bersanding dan adat istiadat berinai
termasuk juga pada saat hamil tua bagin perempuan yang sedang mengandung tujuh bulan atau delapan
bulan disebut melenggang perut yang tujuannya sama yaitu supaya selamat dalam menempuh
kehidupan sesuai dengan do’a kita sampaikan kepada Allah SWT .
Tepung tawar ini terbuat dari beras yang telah direndam beberapa hari dan kemudian digiling
halus daun pandan. Demikian pula dengan beras kunyit dipergunakan dalam upacara perkawinan,
penyambutan kelahiran, penyambutan kedatangan, dan kesemuanya ini diringi dengan do’aselamat.
a. Mendahulukan kedua orang tua mempelai, baik dari pihak orang tua laki-laki maupun
dari pihak orang tua pengantin perempuan.
b. Didahulukan dengan menabur beras kunyit, mulai dari arah kanan pengantin dan
diakhiri kearah kiri sekali gerakan sebanyak tiga kali tabur.
c. Dilanjutkan acara kedua menepuk tepung tawar , pertama mulai dilakukan pada dahi,
bahu kanan, bahu kiri dan kedua belah telapak tangan pengantin hanya satu kali tepuk.
Mencecah inai pada kedua belah telapak tangan mempelai dan dilakukan hanya sedkit
cecahan inai.
d. Mencecah inai pada kedua belah telapak tangan mempelai dan dilakukan hanya sedikit
cecahan.
14
e. Setelah kedua orang tua tadi melaksanakan cecah inai maka dilanjutkan oleh saudara
orang tua yang terdekat, kemudian para tamu yang telah ditunjuk dan diakhiri oleh pak
imam yang disertai do’a selamat.
f. Menurut tradisi kaum kerabat di wilayah Pulau Tujuh, untuk tepung tawar dibaca
serapah tolak bala oleh pak imam yang mirip dengan syair seperti berikut :
Acara sembah menyembah kepada kedua orang tua atau saudara mara dadari kedua orang tua
terdekat merupakan tradisi yang patut dipegang teguh dan wajib dilakukan oleh kedua mempelai .
Apalagi kedua mempelai akan menghadapi kehidupan yang serba baru dalam menjalankan rumah
tangga. Ibarat perhu layar yang membawa bahtera hidup untuk menuju kebahagiaan baik di dunia
maupun diakhirat. Pesan dan nasehat orang tua dahulu sangat makbul, segala tegahan dan larangan
janganlah sekali-kali dilalaikan. Maka itu pesan dari orang tua-tua kita dahulu denga peribahasa yang
sangat mendalam selalu membawa kesan untuk anak-anak muda zaman sekarang seperti yang
diungkapkan “Surga itu di bawah telapak kaki ibu” Karena ibulah yang melahirkan dan membesarkan
kita dengan bersusah payah sehingga menjadi dewasa.
Acara lain yang diadatkan seperti acara bersuap dan bersiram atau mandi sampan kata orang
pulau di Pulau Tujuh, sudah mulai langka karena jarang dilaksanakan tetapi ada juga yang
membuatnya.
Sebenarnya menurut urutan adat istiadat zaman dahulu untuk pelaksanaan nikah kawin itu
dalam pelaksanaannya sampai tujuh hari tujuh malam mulai dari mendirikan bangsal atau tenda dan
hari berkembang, Ada lagi adat istiadat yang perlu kita lestarikan dalam acara nilah kawin, yaitu :
1. Adat berinai
2. Berendam dan berasah gigi
3. Mandi dan berbedak sejuk
15
11.ADAT BERINAI
Adat berinai ini dilakukan sehari sebelum nikah dan biasanya dilakukan pada malam hari setelah
sholat isya’ maka itu disebut”malam berinai”. Dan tidak sama dengan cecah inai. Malam berinai ini
dilakukan serentak oleh kedua calon mempelai di rumahnya masing-masing. Inai yang telah digiling
halus ditempelkan kedua belah telapak tangan dan kedua belah telapak kaki dan setelah dibuka pada
waktu subuh kelihatan tanda-tanda khas calon pengantin yang tlapak tangan dan kakinya nampak
berwarna merah hati. Pelaksanaan inai ini dipanadu oleh mak andam dengan petunjuk yang telah
ditentukan.
Menurut adat resan adat Melayu sebenarnya pelaksanaan”berinai” dilakukan tiga tahap :
1. berinai curi
2. berinai kecil
3. berinai besar
berinai besar dilakukan ditempat ruangan pelamin dimana calon pengantin perempuan
dikelilingi dara-dara yang membantu mak andam. Untuk menghemat waktu dan tenaga pelaksanaan
berinai cukup dilakukan satu kali saja dan pembantu mak andam diberi tugas meletakkan inai
disebagian terlapak tangan dan sebahagian lagi di telapak kaki. Dibahagian telapak tangan inai
tersebut ditempelkan di tengah-tengah telapak tangan yang berbentuk bulat sebesar uang seling
seratus rupiah atau dengan garis 3 ½ cm. Kemudian dilanjutkan dengan melingkari sisi telapak
tangan mulai dari pangkal ibu jari kaki sampai ke pangkal jari manis kaki. Kemudian diteruskan
dengan menutup semua jari bagian tangan dengan inai, batasnya sampai keruas ujung jari dan pada
jari kaki bawahnya sepertiga bahagian yang tertutup dengan inai. Sekitar 7-8 jam tempelan inai
boleh di buka dan dibersihkan.
- BERASAH GIGI
Biasanya orang tua-tua dahulu berasah gigi menggunakan arang yeng telah diasah sampai halus,
kemudian barulah dicecah dengan telunjuk jari langsung digosokkan giginya supaya gigi putih. Untuk
zaman sekarang tentu tidak cocok lagi, karena sudah ada alat penggosok gigi seperti odolnya.
Mandi dan membersihkan diri seluruh badan disertai dengan berlangi dan berlimau merupakan
pembersihan total untuk kedua calon pengantin dengan diiringi jampi serapah yang dibacakan oleh para
orang tua-tua dahulu untuk membuang geruh, penyakit dan sial. Memang ditinjau dari hukum islam,
membersihkan diri baik seluruh badan atau jasmani dan rohani merupakan keharusan yang disebut
“thaharah”. Dalam Al-Qur’an bersuci itu diperintahkan kepada kaum muslimin dengan tegah-Nya
jangan menyia-nyiakan nyawa dengan mencemplungkan diri kedalam suatu yang mungkin
mengandung maut. Dan janganlah pula kamu membunuh dirimu karena ALLAH SWT sangat sayang
dan kasih kepadamu :
“waala tantuluh anfusakum inallah kaanbikum rahiiman”
( al-Qur’an, surat An-Nisa ayat 33 )
- BERBEDAK SEJUK
Adat resam Melayu zaman dahulu sudah mengenal obat-obatan tradisional untuk mempercantik
kulit yang sekarang kita kenal dengan “kosmetik”. Bedak sejuk yang dipakai adalah bahan-bahan
16
ramuan yang sangat sederhana dan murah, yang terbuat dari pada beras yang direndam
beberapa hari kemudian disarung dengan kain kasa (kain pelapis). Saringan tadi diendap disebuah
talam besar yang mudah dicampur dengan bunga-bungaan seperti bunga melur, bunga cempaka, bunga
tanjung termasuk daun pandan. Dan setelah dijemur dipotong-potong seperti kue kering boleh juga di
bulatkan. Setelah dipotong-potong dan dijemur lagi supaya kering dan apabila mau dipakai barulah
diteteskan dengan air lalu diaduk dalam mangkuk sehingga seperti cream. Setelah itu barulah disapu
keseluruh badan, sehingga terasa sejuk dan nyaman serta harum baunya dan kulitnya menjadi halus.
3. GELAR ADAT
1. Gelar sebutan kehormatan, kebangsawanan, atau kesarjanaan yang biasanya ditambahkan pada
nama orang seperti raden, tengku, doktor, sarjana ekonomi;
2. Nama tambahan sesudah nikah atau setelah tua ( sebagai kehormatan) ia diberi “Sutan”
3. sebutan ( julukan ) yang berhubungan dengan kesadaan atau tabiat orang; sebutan :
karena gendut, ia mendapat si- Gendut – Srikandi “ dari kawan-kawan.
Kehormatan gelar ( sebutan ) sbg pernyataan hormat,-pusaka gelar yang turun temurun.
Bergelar berarti memakai gelar atau memupunyai gelar
Gelar Adat yaitu deperuntukkan orang yang dapat diberikan kepercayaan kehormatan untuk dapat
melaksanakan perintah yang sesuai dengan Adat bersendikan Syarak, Syarak besendikan Kitabullah
dan mampu melaksanakan kedalam kehidupan sehari-hari baik Perilaku yang baik dalam kehidupan
dan berpakaian yang serba melayu alias baju kurung sekurang-kurangnya; atau ditambah sabuk
kentong berkopiah.
Seorang yang mendapat gelar adat, harus disukai orang banyak dan berpikiran yang positif dan tidak
menjelek-jelekkan orang lain.
Begitu juga gelar yang akan diberikan kepada seseorang dibawah gelar Adat yaitu Datuk Setia Amanah
SOAL4
KELAT RASA BUAH MENGKUDU
KALAU BUSUK JANGAN DIBAWA
ADAT KITA DI TANAH MELAYU
SEBELUM MASUK BERILAH TANDA
JAWAB 4
GUNUNG DAIK BERCABANG DUA
HAWANYA SEJUK TIDAK BERSALJU
TERIMALAH INI SEBAGAI TANDA
KAMI NAK MASUK BUKALAH PINTU
SOAL 5
DARI PETANG SAMPAI KESUBUH
IKAN MENARI KESANA KESINI
AWAK NI DATANG DARI JAUH-JAUH
TAK KAN MEMBERI CUMA SEGINI
JAWAB 5
ORANG JEPUN PERGI KE KUKUP
BELOK KE DUMAI MEMAKAI TONGKANG
KALAU SEGITUPUN BELUM CUKUP
ELOKLAH KAMI MUNDUR KE BELAKANG
SOAL 6
KALAU TUAN TERSALAH ARAH
CARI PENUNTUN JANGANLAH RISAU
WAHAI TUAN JANGANLAH MARAH
KAMI BERPANTUN CUMA BERGURAU
JAWAB 6
GULAI BERKUAH DIMASAK PINDANG
SEDAP BERTANGKUP DENGAN SAGU RENDANG
WAHAI TUAN RUMAH JANGANLAH BIMBANG
SEBELUM DAPAT MASUK KAMI TAKKAN PULANG
SOAL 7
KALAU MENGGULAI RASANYA HAMBAR
ELOK TAMBAHKAN SESENDOK GARAM
KARENA MEMPELAI SUDAH TAK SABAR
SILAKAN ROMBONGAN MASUK KE DALAM
JAWAB 7
KALAU TUAN M,ENCARI BUMBU
KAMI SEDIAKAN DAUN SELASIH
KALAU TUAN KATA BEGITU
KAMI UCAPKAN TERIMAKASIH
Rombongan : assalamu’alaikum !
HANTARAN BELANJA
PR : KALAU KULIH DALAM BELANGA
GENDANG BEREDAT UNTUK MENARI
KALAULAH BOLEH KAMI BERTANYA
APAKAH HAJAT TUAN DAN PUAN DATANG KE MARI
20.
LK : KUBURAN BINJAI DIANGGAP KERAMAT
TEMPAT SYUKURAN ORANG MELAYU
LAMA MENUNGGU TERASA PENAT
BOLEHKAH SUDAH KAMI BERI TAU...
LK : (MENYERAHKAN HANTARAN : MUKENA ,SAJADAH, BAJU SESALIN, KAIN ERKAT, HANDUK DIHIAS,
TAS, SEPASANG SANDAL DAN PAYUNG,SEPERANGKAT ALAT MAKE UP, PAYUNG, KUE, DLL)
21
PANTUN BUKA KIPAS PIHAK LAKI-LAKI
IK : . AMPAI-AMPAI
DIPASE IKAN PARI
SUDAH SAMPAI KEDALAM PURI
MENGAPE KAMI DITAHAN LAGI
JENIS CERITA :
1. Dongeng “ Batu Belah Batu Bertangkup”
2. Dongeng “ Terompah Nek Gasi “
3. Dongeng” Si Kelincing”
4. Cerita Keramat Binjoi
5. Cerita Tok Nyong
6. Cerita Batu Sanggul dan masih banyak yang lain lagi.
Memang cerita ini bermacam-macam versi menurut daerah masing-masing, sesuai disampaikan
dari mulut kemulut oleh orang tua-tua kita terdahulu.
Cerita ini sering disampaikan oleh orang-orang tua untuk mengasuh anaknya akan tidur. Berbeda
dengan sekarang, Mereka sudah diasuh oleh tayang TV yang serba lengkap.
1. Gong.
2. Biola.
3. Gendang panjang.
4. Beduk.
5. Telimpong.
6. Serunai daun nyok.
7. Gambang kayu
8. Kaleng.
9. Canang.
10. Gendong kayu.
11. Gendong ketipang.
12. But-but.
H. 1.
I. 1
O. .1.
U. 1.
X. 1.
Dari hasil pengumpulan data Adat Perkawinan Daerah Melayu yang ada di Kecamatan
Bunguran Barat dapat dituangkan dalam bentuk sebagai berikut :
Sebagai gambaran awal dari penelitian ini perlu disampaikan bahwa data yang diambil ini semata-mata
Apa yang dijumpai dari kebiasaan adat perkawinan masyarakat dulu yang masih memegang adat lama
Dari keturunan baik dari kalangan gelar raja , syaid, Cik wan , adat seratus , adat delapan puluh , mau-
Pun adat lima puluh. Disamping itu dipadu denga perkembangan yang datang dari luar yang kadang-
Kadang diterima sebagai masukan untuk melengkapi bagian adat yang diperkirakan tidak menyalah-
kan adat. Karena adanya kebiasaan tersebut , maka diadatkanlah sebagai ketetapan adat. Sebagai uraian
Lengkapnya disusulah sebagai berikut :
ADAT NIKAH
a. MAHAR / MASKAWIN
Mahar adat Melayu di daerah Kecamatan Bunguran Barat adalah berdasarkan kepada silsilah ketu-
runan yang ada di daerah setempat yaitu :
-Keturunan Raja, maharnya adalah sebesar 400 ringgit ( 1 kati emas )
- Keturunan Syaid, maharnya adalah sebesar 120 ringgit ( 1 kati Perak )
- Keturunan Cik Wan, maharnya adalah 120 ringgit
- Adat seratus ,maharnya adalah 100 ringgit
- Adat Delapan puluh, maharnya adalah 80 ringgit
- Adat Lima Puluh, maharnya adalah 50 ringgit
26
Pembayaran mahar terhadap adat-adat tersebut diatas tidak mutlak harus berupa uang tunai/kontan.
Tetapi dapat berupa barang berharga sebagai penggantinya., seperti cincin, kalung dan lain sebagainya
Dengan catatan bahwa harga barang yang dijadikan sebagai pengganti itu tidak boleh kurang dari
Jumlah adat yang telah ditentukan, kecuali jika pihak keluarga perempuan rela untuk mengurangi
Jumlah adat yang telah ditentukan.
B. HANTARAN
Yang dimaksud hantaran di sini adalah uang atau barang yang diberikan oleh pihak calon
Pengantin laki-laki sebagai sumbangan/bantuan ala kadarnya menurut kemampuan dan tidak
Harus mencukupi biaya pelaksanaan pesta perkawinan yang dilaksanakan nantinya.
Hantaran ini adalah merupakan langkah awal atau tanda jadi ikatan pertunangan dari calon
Pengantin laki-laki kepada calon pengantin perempuan.
Hantaran ini diberikan / diserahkan oleh pihak calon pengantin laki-laki kepada pihak calon pengan-
tin perempuan pada waktu pelaksanaan memutus runding yang dapat juga disebut sebagai Pinangan.
Hantaran yang diberikan tersbut mempunyai sanksi yang mengikat antara kedua belah pihak dan
Jika salah satunya ingkar janji atau mengalami musibah diluar jangkauan akal pikiran manusia.
Sangsi-sanks tersebut adalah sebagai brikut :
a. Apabila pihak catin laki-laki ingkar janji , maka semua hantarannya tidak dapat ditarik / diambil
kembali tetapi jika catin perempuan yang ingkar janji, maka pihak catin perempuan berkewajiban
mengembalikan semua hantaran pihak catin laki-laki dan ditambah denda sebanyak jumlah hantaran
yang diberikan ( denda 100% )
b. Apabila catin laki-laki atau catin perempuan mengalami musibah meninggal dunia (setelah
pelaksanaan dan sebelum pelaksanaan akad nikah ) maka hantarannya di bagi dua, baik yang
meninggal itu catin laki-laki maupun catin perempuan.
C. AKAD NIKAH
Penentuan hari pelaksanaan akad nikah adalah berdasarkan hasil musyawarah / perundingan antara
Pihak catin laki-laki dengan pihak catin perempuan pada waktu pelaksanaan acara putus runding /
Pinangan / hantaran.
Dalam acara pelaksanaan akad nikah, setelah catin laki-laki sampai di rumah catin perempuan,
Maka diadakan acara penyerahan catin laki-laki oleh utusan / ketua rombongannya kepada
Utusan / perwakilan pihak catin perempuan.
Setelah itu utusan / perwakilan pihak catin perempuan menyerahkan catin laki-laki tersebut
Kepada PPN / P3N untuk diakad nikahkan dengan catin perempuan dari pihak yang diwakilinya.
D. PENENTUAN ADAT
Penentuan adat di daerah kecamatan bunguran barat dilaksanakan oleh para pemuka adat melayu
yang ada di daerah setempat. Akan tetapi kenyataannya, bahwa penentuan adat ini dilaksanakan oleh
kepala kelurahan dan kepala desa melalui suatu musyawah. Penentuan Adat ini adalah untuk
menentukan jumlah / besarnya nilai rupiah terhadap ketentuan adat yang telah ditentukan, sehingga
untuk menentukan besarnya nilai rupiah dikali dengan Rp 1.000,- tiap-tiap adat yang telah ditentukan.
Misalnya; adat lima puluh menjadi Rp 50.000,-
E. PANTANG ADAT
- Tidak boleh melanggar / ingkar janji yang telah dituangkan dalam perjanjian tatkala diwaktu
acara meminang dan hantar belanja.
- Setelah acara pertunangan dan mengantar belanja, salah sorang calon mempelai tidak boleh
berlayar jaun atau bepergian jauh
- Tiga hari menjelang hari perkawainan kedua mempelai tidak boleh bertemu secara berdua-
duaan atau berjalan –jalan sama.
- Bagi calon mempelai laki-laki diharuskan mengantar seperangkat pakaian ( kain, baju, lainnya)
kepada kakak/abang dari calon mempelai perempuam, apabila ada.
27
- kedua calon mempelai harus berinai.
- calon mempelai laki-laki tatkala hendak menyambut nikah diharuskan mengambil wudhu
( air sembahyang ).
- tatkala acara menyambu nikah, tidak dibenarkan memakai perhiasan yang terbuat dari emas.
Acara cecah inai mrupakan tradisi yang sudah dapat diadatkan. Dilaksanakan setelah selesai
Acara ijab kabul dilaksanakan terhadap mempelai laki-laki terlebih dahulu kemudian terhadap
mempelai perempuan.
Peralatan dan cara cecah inai sebagai berikut :
1. beras putih, beras kuning, bertih pada masing-masing tempat untuk ditaburkan kepada mempelai
secara berurutan dan boleh bila dicampurkan sekaligus.
2. telur ayam ( putih ) untuk dismulik ke arah muka mempelai dari pipi kanan ke kening ke pipi
kiri terus ke dagu / mulut, satu kali atau tiga kali.
3. inai untuk dicecahkan sedikit ke tapak tangan mempelai.
4. air/ daun tepung tawar direnjis-renjis ke tangan mempelai.
Keempat macam benda tersebut di buat pada masing-masing tempat diletakkan diatas baki sedangkan
inai ditengahnya.
Persyaratan tamahan ialah lilin bekas acara ijab kabul dipindahkan kemeja cecah inai dan seperangkat
tipak sirih. Pencecah inai untuk mempelai laki-laki terdiri para pejabat, pemuka
masyarakat/agama/adat, demikian pula sebaliknya untuk mempelai wanita harus kaum wanita / ibu-ibu
yang terkemuka. Jumlah pencecah inai disesuaikan menurut adat dari pihak mempelai perempuan yaitu
: -Untuk keturunan syaid dan raja berjumlah 9 orang.
- Untuk keturunan cik wan dan wan, adat 120/100 berjumlah 7 orang dan adat 80 berjumlah 6
orang.
- Untuk orang biasa adat 50 berjumlah 5 orang.
Pencecah inai terakhir dimintakan membaca doa selamat bagai kedua memplai. Bila acara cecah inai
sekaligus disandingkan maka pencecahnya lebih baik pasangan suami istri. Untuk itu tuan rumah
membuat undangan khusus untuk pasangan pencecah inai, agar selesai ijab kabul mereka tidak buru-
buru pulang. Kemudian kepada masing-masing pencecah inai diberikan pula hadiah berupa telur bunga
dan pulut didam gelas atau dibuat khusus.
Selesai acara cecah inai barulah kedua mempelai berinai sebagai biasa di rumah masing-masing.
Jadi acara cecah inai tadi merupakan simbiosis. Untuk keturunan syaid dan raja berinai dilaksanakan
satu rumah, kemudian pagi-paginya baru mempelai laki-laki pulang kerumahnya. Namun tidaklah
sangat mutlak, kadang-kadang berinai di rumah masing-masing.
PERKAWINAN :
A. Raja :
Adat maskawin 400 ringgit ( 1 kati emas ).
Kerajuk dan pelaminan berwarna kuning ; terdiri dari :
1. tebir pelapis dinding berwarna kuning.
2. tirai berwarna biasa ( mnurut kemauan si pemakai ) terbuat dari buludru rakatan manik perada
dan mutu gim dan sebagainya.
3. seperai berwarna kuning berbanang emas atau boleh berwarna hijau.
4. bantal berwarna kuning bertatah tempuk kain buludru.
5. panjang seperai di lebihkan turun sejengkal ke lantai.
6. seri balai bertabir. Warna kuning atu hijau, berukuran segi empat 2 ½ x 2 ½ meter, tingginya 2
ela dari bawah.
28
7. tempat bersanding / triratna ( taratne ) berkain dasar warna kuning atau hijau bertatah kemasan
sulam. Bertangga tiga.
8. tekune, tempat nasi kuning atu nasi putih pulut. Bertingkat tiga : dari besar, sedang dan kecil,
ditatah dengan telur merah berbunga.
9. letak triratna , berhadapan dengan kerajuk.
10. tempat tidur beranjang besi dengan tinggi 90 cm kakinya.
11. letak tabir seri balai ;
di balai tabir seri balai ada tabir lepas berwarna kuning atau hijau, diletakkan
berhimpit dekat dengan tabir seri belai.
12. letak tabir buang ; di letakkan di kira-kira 1 hasta dari tirai kelambu, tengah depan menghadap
seri bali.
13. tiang seri bali 2 batang berlilit kertas atu kain kuning atau hijau . lrtak tiang pada sudut luar
pada pertemuan tabir seri bali.
14. alas tempat duduk menikah terbuat dari kain bertatah benang emas, berukuran 90 x90 cm,
yang di letakkan di depan kerajuk pada posisi di serongkan.
15. dian / lilin berjumlah 9 buah, di letakkan pada dion tembaga. Letak dion harus di sebelah kanan
nasi kuning.
16. nasi kuning terbuat dari pulut berbumbu kunjit yang telah di tetehkan dengan telur merah pada
ke 3 tingkat tekuna terletak agak ke kiri dari tempat duduk pengantan agak ke depan sedikit.
Busana pengantin laki :
Busan ( pakaian ) secara arab : yaitu berkopiah serban keras tampang di atas, berukir bentuk motif
bunga teratai atau pun bertulis arab yang indah terbuat dari benang emas. Di sekeliling serban
berkilit kain putih. Dipasang suntingjurai bermanik kiri dan kanan agak ke depan. Warna jubah
kadang-kadang merah tua, merah jingga, kuning tua atau putih. Kombinase pakaian jubah ini di
padukan dengan warna baju dalam yang menyerupai jubah, seperti pakaian orang haji, sehingga
sedap dipandang mata.
Pending emas dipakai sebagai pengingikat pinggang sesudah jubah dipakaikan.
Kain selempang bertatah benang emas permata pada kain beludru atau sutera hitam atau merah
ataupun kuning tua dipasangkan dari bahu kiri ke pinggang kanan.
Perhiasan lainnya adalah gelang besar berpintal terbuat dari emas, gelang pipih, cincin emas
permata dan belah rotan dipaka pada jari kiri dan kanan secukupnya. Kadang-kadang dipasangkan
dukuh yang terbuat dari perak bertatah permata.
Penganten ini biasa kaca mata hitam bulat bertangkaikan perak atau kuningan sebesar lidi kelapa .
Keris penganten berkeluk dan bersarung berukur ala melayu biasanya dipegang atau disisipkan di
pinggang bagian depan dengan tangan kanan memegang hulu keris.
Busana penganten perempuan :
Bajun kurung sewarna dengan jubah penganten laki-laki. Selempang , suntuing, gelang, cincin dan
sebagainya sama dengan apa yang dipakai oleh penganten laki.
29
Kain sarung kembang diikat dengan pending keemasan dengan bentuk kepalanya kulit ketam
ranjung.
Tata rias rambut adalah sanggul lipat pandan dari daun sejenis pandan seri wangi; disunting dengan
jurai dari gagang perak permata intan memenuhi sangguldan rambut.
Rambut penganten perempuan sebelum disanggul harus digunting rias dengan cukuran rambut
depan dan samping. Dahi dan dilicinkan, alis dibentuk tipis. Telinga harus dinampakkan sehingga
rambut atau bulu sehelaipun tak ada.
Gelang dan cincin dipakai hampir kesmua jari dan pergelangan tangan.
Kaca mata yang berbentuk bulat bergagang perak atau suasa biasa juga dipakai oleh pengantin
perempuan.
Sebelum dipersandingkan pengantin perempuan di suruh makan sirih yang berisi jampi pelemah,
sehingga hampir tidak sadar diri atau sedikit dimatikan. Hal ini sengaja dibuat begitu gunanya
untuk menghindarkan diri dari rasa malu untuk didudukkan bersanding berdua dikhalayak ramai.
Selain itu disuruh makan sirih pemanis, supaya tampak oleh khalayak akan berbeda dengan orang
lainnya.
Cara turun pengantin :
Pengantin raja selalu turun sekali gus pergi nikah ; dalam arti tidak pulang sampai acara
persandingan kawin.
Perkawinan para pengantar pengantin laki, terdiri dari :
- kaum laki-laki memakai kopiah hitam biasanya, dan kain sarung pelikat berbaju kurung atau
berbaju kot tebal.
- Kaum perempuan memakai baju kurung berkain kembang tenunan ternama terbuat dari kain
sutera warna bebas.
Para perempuan pengantar berjalan didepan pengantin laki di irimgi di belakangya para pemain dari
permainan hadrah atau pemain rebana berdah; seterusnya orang laki-laki pengantar rombongan.
Seperangkat perhiasan arakan kembang bunga manggar dari bahan kertas grape warna-warni
dibawa di bagian depan para rombongan pengantin.
Perlengkapan tambahan hantaran dan uang maskawin serta uang adat/ pengganti adat dibawa oleh
pihak pengantin laki.
Pengapit atau pengawal penganten raja berjumlah tujuh ( 7 )
Orang yang terdiri kaum sederajatnya ( sama raja), setidak-tidaknya keturunan syahid. Yang
menjulang pengantin laki harus keturunan sama setidak-tidaknyaadat 120 ( cik wan ). Pakaian
pengapit, berbaju kurung hitam berkain sarung ketong ( stinggi lutu ) berwarna hitam atau merah ,
bertanjak hitam dan membawa keris sebilah seorang, berjalan di depan sebanyak 4 orang laki-laki,
di belakang 1 orang laki-laki dan di samping pengantan ada dua orang laki-laki.
Biasanya penganten raja yang berkeluarga mampu tatkala akan sampai kira-kira 10 meter ke rumah
berljalan di atas kain putih atau kuning.
Penyambutan pengantan :
30
Tatkala rombongan pengantan laki hampir sampai, maka pihak pengantan perempuan
mempersiapkan regu penyambut dari kalangan ibu-ibu/ perempuan yang beradat raja/ said/ cikwan
dengan pakaian baju kurung melayu berkembang kerudung, menanti di depan rumah. Penyambut
laki-laki mengatur kain jabatan dari muka rumah sampai ketempat duduk menikah. Sementara
pengantin laki masih di julang berdiri hampir 10 meter dari muka rumah, barulah regu menyambut
menyongsong menyorong salam kepada yang datang. Penganten diturunkan oleh penyambut lalu
dipapah ke dalam rumah dan dudukkan. Sementara para pengapit senantiasa mendampingi di kiri
kanan pengantin laki.
Biasanya penganten raja yang berkeluarga mampu tatkala akan sampai kira-kira 10 meter ke rumah
penganten perempuan diturunkan dari julangan lalu berjalan di atas kain putih atau kuning.
Penyambutan Penganten :
Tatkala rombongan penganten laki hampir sampai, maka pihak penganten perempuan
mempersiapkan regu penyambut dari kalangan ibu-ibu /perempuan yang beradat raja/said/cikwan
dengan pakaian baju kurung melayu berkemban kerudung, mananti di depan rumah. Penyambut
laki-laki mengatur kain jabatan dari muka rumah sampai ketempat duduk nikah. Sementar
penganten laki masih dijulang berdiri hampir 10 meter dari muka rumah , barulah regu penyambut
menyongsong salam kepada yang datang. Penganten diturunkan oleh penyambut lalu dipapah ke
dalam rumah dan didudukkan. Sementara para pengapit senantiasa mendapingi di kiri-kanan
penganten laki.
Adat Penjemputan
1. Memanggil orang ternama :
Untuk menjemput pembesar, raja, sultan, amir, lurah,datukOrang kaya dan orang
terkenal harus melalui dua tahap :
Sifat pemberitahuan berupa salam jemputan.
Membawa langsung bersama penjemput.
Petugas atau pemanggil seharunya orang yang setingkat lebih rendah derajatnya
dari orang yang dijemput.
2. Memanggil orang biasa :
Yang menjemput orang yang adatnya 120 ( seratus dua puluh ) cik wan ke bawah
dilakukan cukup satu tahap saja,Yakni memberitahukan secara langsung
menjemput dengan menentukan jadwal mulai bekerja,
Petugas atau penjemput cukup dengan yang berasat 50 ( lima puluh) saja.
3. Pakaian penjemput dan dijemput
Petugas pemanggil berbaju kurung, berkain sarung sabuknya kentong. Berkopian, terdiri dari 2 orang ,
masing-masing satu laki-laki dan satu perempuan. Yang perempuan berbaju kurung melayu
selengkapnya,
Orang jemputan berpakaian baju kot bagi orang yang ternama dan memakai sarung ternama kain sutra
serta berkopian.
31
Orang jemputan yang beradat renda cukup berbaju kurung,berkain sarung palikat kemeja biasa dan
berkopiah kadang-kadang boleh pula berbaju kemaja dan celana panjang biasa saja.
Adat orang datang
1. Keturunan Raja, Sultan,beradat 400, bergelar Said, pembesar disamping pemegang adat,
disambut sampai dibawa ke dalam Sribalai dan dipersilakan duduk.
2. Yang beradat 120 dan 100 dipersilakan duduk sederetan atau deret kedua dari turunan diatasnya
(di derah sribalai )
3. Yang beradat 80 didudukkan di luar seribalai atau dibelakang adat 120 dan 100.
4. Yang beradat 50 dibenarkan hanya di selasar saja atau diluar rumah sebagai pekerja gawai.
Sebagai sangsi aturan adat ini, tuan rumah pemegang adat boleh saja memindahkan orang jemputan
yang salah daerah duduknya. Jadi para jemputan harus tahu diri betul akan kedudukan adatnya, supaya
tidak malu dikemudian . Dalam hal ini pemegang adat bertindak sebagai tuan punya gawai. Kadang-
kadang sipemegang adat dapat melihat dari segi pakaiannya apakah mereka berkain sutera ternama atau
berkain pelikat biasa dan berbaju kemeja saja.
5. Orang ternama yang disebabkan misalnya kalangan pemerintah atau pegawai amtenar yang
belum diketahui atau tidak tahu berapa adat dirinya, maka pemegang adat dalam gawai tersebut
boleh saja melihat gelagat orangnya. Kalau tampaknya bersopan santun serta berpakaian baju
kot berkain sutera yang mahal, Maka dipersilakan untuk masuk kedalam arena Sribalai, karena
dianggap oleh orang mempunyai adat yang tinggi.
Disamping itu tidak jarang pula terjadi orang yang beradat tinggi tetapi tidak mempunyai pakaian yang
lengkap dan sutera yang mahal maka disingkirkan orang keluar dari sribalai.
Biasanya ahli-ahli gawai atau tuan rumah sudah dari awal menghitung dan menentukan siapa diantara
yang dijemput itu yang ada adat 400 ( adat raja ) atau Said atau Cik Wan dan seterusnya. Pada waktu
datangnya nanti orang sudah kenal siapa-siapa yang akan mendapatkan daerah Sribalai atau luar
Sribalai dan sebagainya.
ADAT PENJAMUAN.
Sebelum waktu yang ditetapkan para jemputan terus dilayani dengan suguhan makanan gawai panggil.
Tempat makan juga ditetapkan menurut adat :
I.Jemputan Raja, Said, para pembesar harus dibawa didaerah sekitar Sribalai dengan pelayanan adatnya
beradatkan 120 (cik wan) keatas .
Pelayan hidangan harus melakukan :
a. Mengatur dulang hidangan dengan berposisi meletakkannya bersimpuh ( untuk pelayan
perempuan) dan posisi bersimpuh lutut kiri dinaikkan ( untuk pelayan laki-laki ).
b. Membuka tudung saji , mengatur piring makan, manuang air dari durak kedalam gelas empat
buah sedulang , kemudian menyendok nasi sampai semua selesai . Pelayan memulai kerja ini
dari ujung kemudian secara mundur, sehingga deretan dulang tersebut dapat dikuasainya.
c. Mempersilakan untuk menyantap dengan posisi beresimpuh penuh dan tangan dilutut bagi
perempuan ataupun laki-laki.
32
II. Jemputan adat 120 (cik wan ) , adat 100, adat 80, diharuskan duduk makan diluar Sribalai dengan
pelayannya beradatkan 80 atau yang sama . Pelayan hidangan seperti diatas.
III. Jemputan adat 50 harus di luar , yaitu di selasar dengan pelayanan hidangan makan tidak ada lagi.
Caranya boleh apabila dulang sudah diletakkan untuk disantap, maka boleh saja dengan segala
kehendak hati . Artinya dikerjakan sendiri semuanya. Selesai makanpun yang beradat 50 langsung juga
membantu mengangkat hidangan yang bersisa.
IV. Jemputan Raja, Said , Cik Wan, adat 100 dan 80 andaikan akan pulang harus memberikan kata
selamat dan bersalam dengan tuan rumah.
ADAT :
1. Aturan ( perbuatan, dsb) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala (laki-lakilah
berhak sebagai ahli waris)
2. Cara ( Kelakuan dsb) sudah menjadi kebiasaan.
- bersedi syarak,syarak bersendi kitabullah,pribahasa pekerjaan ( perbuatan)hendaklah selalu
mengingat aturan adat dan agama (jangan bertentangan satu dengan yang lain);
- diisi, lembaga dituang,pb melakukan sesuatu menurut adat kebiasaan.
- Periuk berkerak,-lesung berdekak, pb jika seseorang ingin beroleh keuntungan di satu
pekerjaan, hendaklah ia dapat menanggung ksesusahan; sepanjang jalan, cupak sepanjang
betung, pb segala sesuatu ada tata caranya
- Beradat v 1 mempunyai adat; 2 menurut atau melakukan secara adat ; 3 menjalankan perhelatan
dsb menurut adat ; 4 tahu sopan santun;
- Menghadatkan v menjadikan adat; membiasakan: mereka telah~hal itu;
- Teradat v sudah menjadi adat kebiasaan ; sudah mendarah daging
ISTIADAT
-tata kelakuan yang kekal dan turun temurun dari generasi satu ke generasi lain sebagai warisan
sehingga kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat.- kemenakan ahli waris berdasarkan
keturunan pihak ibu,
Istiadat, n Adat;kebiasaan
Mengistiadatkan ,v mengadatkan;membiasakan; melazimkan
Suatu perbuatan apabila terjadi berturut-turut hingga menjadi kebiasaan di sebut adat. Umumnya
adat mempunyai pengaruh yang nyata dalam pergaulan suatu masyarakat. Pengaruh yang disebabkan
oleh kesatuan cara dan gaya itu sendiri menjadi noerman, menjadi aturan dan ukuran dalam masyarakat
bersangkutan. Aturan atau ukuran yang disebut norma itu mempunyai ketentuan :
1. Berisi perintah ( saran ) agar norma itu dikerjakan oleh anggota masyarakat dan mereka yang
mengerjakan norma-norma itu di sebut baik, sopan ( mengikut adat).
2. Berisi larangan supaya jangan dikerjakan dan setiap orang yang mengerjakan di anggap jahat,
tidak sopan ( melanggar adat ).
Di samping itu adalah suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa adat, hukum dan agama
mempunyai pengaruh yang saling mengikat dalam suatu masyarakat di daerah Bunguran Barat
khususnya dan umumnya daerah Natuna. Adat tumbuh dan lahirkan oleh masyarakat itu sendiari,
hukum mempunyai sangsi oleh penguasa, sedangkan agama merupakan aturan-aturan yang
diwujudkan oleh Tuhan.
Walaupun begitu pameo mengatakan adat bersendikan hukum dan hukum bersendikan syara’
( agama ) sudah merupakan suatu kenyataan pula. Berhubung khususnya dan umumnya di Natuna
sejak masa lalu yang memang perlu di investasi, namun sangatlah terbatas yang dapat kita sajikan
dalam tulisan ini.
Oleh karena itu hanya adat istiadat yang nyata mempengaruhi kehidupan setempat sehari-hari yang
masih dapat di catat yang kita garis bawahi dalam tulisan ini. Untuk menetahui tentang seluk beluk
adat di kawasan Bunguran Barat ini maka kita pilihkan penelahannya adat istiadat
2. MERISIK
Untuk memenuhi keinginan hati putra tercinta, orang tua si jejaka akan meminta seorang tukang
risik memantau keadan si gadis. Tukang risik biasanya seorang perempuan yang telah berumur dan
memang sudah memiliki pengalaman cukup luas dalam urusan risik merisik, diutamakan dari keluarga
sendiri. Tukang risik akan mendekati tetangga dan sahabat handai taulan si gadis untuk mengetahui :
perilaku si gadis, kesolehan dan terpenting sudah berpunya atau belum.
Bila tingkah laku si gadis berkenan dihati orang tua si jejaka dan belum berpunya maka pihak si jejaka
akan mengutus dua pasang suami istri dari keluarga terdekat guna menemui pihak orang tua si gadis.
3. MERINTIS JALAN
Kegiatan ini dilakukan agak sembunyi-sembunyi agar kalau ternyata tidak berhasil, pihak laki-laki
tidak menanggung malu. Dua pasang suami istri utusan pihak laki-laki dalam penemuan dengan pihak
orang tua di gadis, akan menyampaikan hajat dari orang tua si jejaka untuk memadukan dua insan
Tuhan, bila berkenan dan berjodoh. Bila mendapat tanda-tanda persetujuan biasanya kegiatan merintis
ini akan berjalan beberapa kali. Karena pihak laki-laki sebelum datang meminang perlu dulu
mengetahui dan mendapat persetujuan pihak keluarga si gadis mengenai :
1. Mahar
2. Hantaran
3. Hari, bulan pelaksanaan peminangan
4. Perkiraan pelaksanaan Gawai.
Setelah disepakati oleh kedua keluarga, mengenai saat yang baik untuk meresmikan kegiatan yang
telah dirintis selama ini maka kegiatan selanjutnya adalah Menjemput dan Memanggil.
Biasanya untuk sanak keluarga lainnya dapat diwakili oleh keluarga terdekat atau “ Tukang
Panggil”. Tukang Panggil diamanahkan mewakili yang punya hajat untuk membawa keluarga yang
dipanggilkerumah yang punya hajat. Biasanya tukang panggil akan menyampaikan kalimat yang
hampir baku sebagai berikut :
“ Saya ( patik) diwakili oleh Bapak ( nama )…..sekeluarga
untuk menjemput/memanggil Bapak / Yah…./Mak…….. sekeluarga dan semua yang ada dalam rumah
ini, baik yang lame atau baru untuk datang kerumah Bapak……….yah/……../mak……..dari
……..siang………..malam………..sampai dengan hari………”
Acara memanggil merupakan bagian sangat menentukan suksesnya acara,karena pihak keluarga
tidak akan datang bila tidak terpanggil atau salah cara memanggil.
34
5. MEMINANG
Wakil dari pihak laki-laki yang terdiri dari paling kurang 7 orang. Menuju kerumah pihak
perempuan dengan membawa barang-barang yang merupakan syarat bagi adat dengan rincian sebagai
berikut :
1. Ketua rombongan
2. Juru bicara
3. Pembawa tepak sirih lengkap dengan cembul berisikan kapur sirih pinang, gambir, tembakau
sugi serta kacip. Daun sirih berjum;ah sesuai adat pihak perempuan ( 5,7,9 ) dalam keadaan
telungkup.
4. Pembawa bunga rampai
5. Pembawa sebentuk cincin
6. Pembawa penganan
7. Pembawa bermacam-macam buah-buahan
Setelah rombongan pihak laki-laki sampai dan dipersilakan duduk, maka wakil pihak keluarga
laki-laki membuka acara biasanya menanyakan siapa yang menjadi wakil dari pihak perempuan
dalam menyambut pinangan, biasanya dalam bentuk pantun, misalnya seperti pantun berikut :
cik utih di sungai maye
melenggang saguk di tengah rumah
jika saye boleh bertanye
siape wakil tuan rumah
biasanya wakil pihak keluarga perempuan juga membalas dengan pantun, berkait misalnya :
melenggang saguk di tengah rumah
sagu direndang biji berbiji
sayelah wakil dari tuan rumah
ape gerangan maksud dihati
keduanya saling bersalaman, kemudian oleh wakil pihak laki-laki di sodorkanlah tepak sirih sambil
berpantun lagi :
pohon sirih tumbuh dipangkalan
buahnya masak jatuh kelumpur
tepak sirih saye serahkan
silekan dicicipi barang sekapur
wakil pihak perempuan menerima tepak sirih, mencicipinya, kemudian menyodorkanlah kepada
keluarga yang hadir. Kemudian wakil pihak perempuan membalas pantun pihak laki-laki, dengan
sebuah pantun, misalnya pantun berikut :
buah masak jatuh kelumpur
menimpe pule pohon kedade
setelah mencicipi sirih sekapur
silekan tuan mengurai kate
wakil pihak laki-laki menyerah kan bunga sambil yang dibawa sambil berpantun lagi. Pantunnya
bisa saja sebagai berikut :
bunga rampai aneka warne
baunye harum semerbak wangi
pelambang perpaduan kite semue
tende keiklasan hati kami
Wakil pihak perempuan mengambil rampai tersebut , dijemput sedikit lalu dicium. Cipe bunga
rampai diedarkan kepada sanak saudara yang hadir, Kemudian beliau berpantun, misalnya :
Baunya harum semerbak wangi
Memenuhi ruamgan majelis ini
Silahkan tuan bermadah peri
Tak sabar lagi kami menanti
Biasanya setelah mendengar pantun ini wakil pihak laki-laki akan menyampaikan maksud
kedatangan rombongannya dalam untaian ungkapan yang halus, misalnya :
“ kedatangan kami dibawa harum bunga setaman yang ada di istana ini. Tak tertahan hati ingin
memetiknya untuk dipersunting sang kembang yang merana dan merindu di rumah kami”
wakil pihak perempuan akan membalas dengan sebuah ungkapan juga, misalnya :
“ jika itu hajat dihati, serasa iba pula di hati, rupanya ada kembang yang mau mempersunting bunga
di taman kami, memang lama sudah kami menunggu berita ini. Bak pepatah mengatakan : Kecil
35
telapak tangan nyiru kami tadahkan. Singkat kata dengan senang hati pinangan kami ini kami
terima”.
Mendengar jawaban dari pihak keluarga perempuan wakil pihak laki-laki menyerahkan sebentuk
cincin sebagai tanda ikatan sambil diiringi sebuah pantun Misalnya :
Cincin diterima pantunpun biasanya berbalas pantun. Pantun balasan dapat saja berbunyi :
Masak sebiji buah embacang
Rasanya manis harum baunye
Jangan ragu dan jangan bimbang
Akan kami jaga dengan sebaiknye
Pantun pihak perempuan ini akan ditingkah dengan pantun pemanis dari pihak laki-laki dengan
pantun :
Kalau ade kaca di pintu
Batang dedap jerami padi
Kalau ade kate begitu
Alangkah sedap di hati kami.
Setelah cincin diterima, berpantunpun selesai. Wakil pihak laki-laki menyerahkan kue-kue dan
buah-buahan yang dibawa.
Pembicaraan akan berlanjut dengan hal-hal yang lebih menjurus pada persiapan untuk menghadapi
acara Antar Belanja/Mutos runding dan perhelatan pernikahan, seperti :
a. Apa dan berapa mas kawin
b. Berapa besar hantaran
c. Si gadis punya kakak/abang yang belum kawin atau tidak
Setelah pembicara dianggap selesai, do’a selamat telah dibacakan, rombongan keluarga pihak laki-laki
mohon diri. Kepulangan rombongan keluarga laki-laki diiringi dengan balasan :
a. Tepak sirih dengan susunan daun sirih di susun telentang
b. Kue-kue
c. Buah-buahan
:WAN RAFI’AH
SEKSI-SEKSI :
:NAWI
:HAM
:ABI
:SYAFI’I
: HAT
: USMAN J
: JEMBILAH
:RUSLIM
:IRWAN
:JUNAIDI
:B. IRMAN
:SAKUM
:MUKHTAR HADI
:YAN
:LA PANI
:KHAIDIR
:A.MANAF
:YUN
YAK
MAT SAL
:UNZI
:SITI HAWA
:DENI SURATI
:YULIAMRI
:NIZAR
:B.ARFAN
:RAY
:DENI.S
:MASLAILA
:FATIMAH
:RAINI
:NIAR JUM
:HAMIDAR
:ETY
:THE LEMAH
:TASLIM/ISTRI
:FUAD/ISTRI
:ANIZAM/ISTRI
RUSLI.B/ISTRI
:LINA,SULAS,JUMI,MIDAR,DEVI,OVI,KHAIRUN,LISA(ACUM),YEN YAN
7........................................................................................... dkk
8..........................................................................................................dkk
10..................................................................................................dkk
11..........................................................................................dkk
13.................................................................................................dkk
14...........................................................................................dkk
17.................................................................................................dkk
19....................................................................................dkk
20......................................................................................................dkk
21..........................................................................................................dkk
22.......................................................................................................dkk
23.Pantun ................................................................................................................dkk
24.........................................................................................................dkk
37
27.........................................................................................dkk
28............................................................................................dkk
29............................................................................................................
30.........................................................................................................
31.Tukang potong.........................................................................................................
32.Ketua daging.............................................................................................................dkk
33.Ketua kompang............................................................................................................
34.Ketua orgen/band......................................................................................................
35......................................................................................................
38.Pembaca suluk.........................................................................................................
8. PELAKSANAAN GAWAI
Dalam penulisan berikut ini kami akan memisahkan pembahasan tentang gawai ini dalam 2
pembahasan yaitu :
Adat Raja-Raja
Di depan kamar dipasang sero balai berukuran 2,5 X 2,5 meter dan tinggi 1,8 meter, engan cara
pemasangan sebagai berikut :
Pelaminan
Tekune ialah tempat nasi kuning atau nasi pulut kuning bertingkat 3. nasi kuning dihiasi dengan
telur merah bertangkai bunga. Juga diletakkan lilin 9 batang pada dion tembaga atau dion tembaga
carang.
ADAT 50
Adat orang kebanyakan
- kerajuk
- tabir pelapis dinding tidak boleh warna kuning atau hijau
- kelambu tidak boleh warna kuning atau hijau
39
- tidak ada tabir buang
- seperai tidak boleh warna kuning atau hijau, panjang seperai 8 cm dari lantai
- seri balai tidak dipakai kecuali pada acara perkawinan keluarga tersebut ada acara khataman Al-
Qur’an. Seluruh tabir tidak boleh bewarna kuning atau hijau
- pelaminan untuk acara nikah terbuat dari tikar pandan ukuran 90 x 90 cm, dengan posisi duduk
mempelai membelakangi kerajuk
- tempat persandingan tidak menggunakan peterakne hanya duduk kursi pengantin. Letak kursi
pengantin sejajar atau disamping kerajuk
- lilin diletakkan didepan pengantin sebanyak 5 batang
- nasi kuning atau nasi pulut putih berhiasan telur merah bertangkai diletakkan didalam “ Paa
tembaga “
Dalam pembuatan kerajuk dan pelaminan biasanya dikerjakan oleh orang-orang yang memang tahu
betul tentang tata car acat yang berlaku.
HARI MUTONG
Hari kedua dari kegiatan gawai biasanya disebut hari mutong , dimana pada hari ini diadakan
pemotongan / penyembelihan kerbau/lembu guna dijadikan lauk pauk untuk besok. Pada hari ini juga,
dugunakan untuk menyelesaikan segala sesuatu yang masih belum rampung dikerjakan semalam.
MALAM NIKAH
a. Ijab Kabul
Menurut kebiasaan, acara pernikahan dilaksanakan pada malam hari. Pada malam ini sanak
famili berkumpul, dirumah kedua pihak, dan pada waktu yang telah disepakati berangkatlah
rombongan pihak pengantin laki-laki menuju rumah penganti perembuan, diiringi atak-arakan dengan
urutan sebagai berikut :
1. Ibuk-ibuk
2. Rombongan pembawa :
- Tepak sirih
- Bunga rampai
- Mahar
- Buah-buahan
- Kue
- DLL
3. Mempelai dan pengapit
4. Bapak-bapak
Mempelai laki-laki bersongkok depon dan pengapit memekai baju kurung seragam. Setelah
sampai dan dijemput naik maka mempelai laki-laki pun didudukkan di pelaminan sesuai adat yang
berlaku. Lilin di pasang acara ijab kabul dilaksanakan. Setelah ijab kabul dilanjutkan dengan suatu
tradisi yang teradat di daerah ini yaitu acara :
b. Cecah inai
menurut perkiraan kami, acara ini merupakan suatu acara seremonial, mengawali acara berinai
bagi kedua mempelai. Kedua mempelai dicecah inai secara bergantian oleh : 5,7,9 orang tua-tua
pemuka adat / pejabat / ulama, sesuai adat dari mempelai. Pencecah inai terakhir akan memimpin do’a
selamat. Mempelai perempuan oleh ibu-ibu. Bila dilaksanakan serentak, maka pencecah iani pasangan
suami isteri. Setiap pencecah inai akan melakukan kegiatan sebagai berikut :
menaburkan beras kuning , beras putih dan bertih ke mempelai
menyemulikkan telur ayam kemuka mempelai { pipi kanan,kening-pipi kiri-dagu-mulut }
mencecah inai ke-kedua telapak tangan mempelai
merenjis air tepung tawar ketangan mempelai
Alat-alat yang digunakan seperti : beras putih, beras kuning, bertih, inai, air tepung tawar, dan
telur, disiapkan tempat masing-masing , disusun secara melingkar dalam baki dengan posisi inai
ditengah-tengah. Setiap pencecah inai selesai melaksanakan tugasnya akan dihadiahkan , nasi pulut
dan telur merah. Khusus untuk air tepung tawar biasanya dalam sulang putih. Daun-daun perenjis
yang terdiri dari :
40
- pucuk pinag
- daun ibu-ibu
- daun durian
- daun gading
- ketupat tolak bala
diikat menjadi satu dicelupkan dalam sulang.
c. Penganten laki-laki makan
Mempelai perempuan kembali ke dalam kerajuk, sedangkan mempelai laki-laki beserta
pengapit dihidangkan makanan “ makan Penganten “ di depan kerajuk dilayani oleh seorang Inang
( perempuan setengah baya ) . Mempelai laki-laki harus menyisakan makanan yang dimakannya untuk
diberikan pada mempelai perempuan, Setelah berbasa-basi dan istirahat sejenak maka rombongan
mempelai laki-laki kembali kerumah untuk acara berinai.
d. Berinai
Setelah larut malam, kedua mempelai di rumah masing-masing akan diiani oleh seorang Andam
yang adatnya dibawah adat mempelai. Sambil berinai mempelai perempuan dihibur oleh permainan
Hadrah dan permainan Berdah yang sampai subu. Ada 3 jenis berinai yang lazim dibuat :
1. Berinai besar; Seluruh tapak kaki dan tangan dan jari-jari diinai.
2. Berinai kecil ; Di tengah-tengah telapak tangan dan kaki ditempelkan inai berbentuk bulat, sisi
jari diberi inai.
3. Berinai curi ; Hanya pada telapak tangan dan kaki diberi inai berbentuk bulat.
Hari Besou
Hari ini adalah hari puncak acara nikah –gawai seluruh sanak famili, kaum kerabat, handai tolan
dan undangan datang berkumpul . Ada yang bertugas membantu , ada yang datang sebagi jemputan dan
undangan. Acara pagi hari ini adalah :
-Berkhatam Al-Qur’an
-Berzanji
Acara siang ( pk 11.00. Wib Keatas ) bersanding.
Rombongan mempelai laki-laki bergerak menuju kerumah mempelai perempuan setelah semuanya siap
dalam bentuk arak-arakan dengan urutan :
1. Pembawa bendera kain batik panjang
2. Pembawa bunga manggar
3. Ibu-ibu berkerudung
4. Ibu – ibu dan anak- anak gadis
5. Penganten dan pengapit yang sekalian bertugas mamayungi penganten dan membawa koper
pakaian penganten . Penganten memakai tanjak.
6. Pemain gendang rebana
7. Bapak-bapak
Arak-arakan akan memilih jalan aga jauh supaya dapat dilihat oleh orang kampung. Penganten laki-
laki akan dijulang menjelang jarak + 50 meter dari rumah mempelai perempuan. Regu penyambut yang
biasanya terdiri dari ibuk-ibuk berkembang kain telepuk. Dan 1 – 3 orang bapak – bapak akan
menyongsong rombongan di depan halaman, untuk dipersilakan masuk. Mempelai laki-laki akan turun
dari julang bila ada acara penyambutan.
-silat
-pantun pembuka jalan
Acara pantun pembuka jalan adalah suatu acara dimana pihak perempuan akan membentang
sehelai kai panjang. Untuk membukanya supaya rombongan bisa lewat diadakan acara berbalas pantun
dan membayar uang tebusan. Mempelai dibawa kepelaminan dan dipersandingkan dengan penganten
perempuan. Sebelumnya dilaksanakan dulu acara Buka Kipas.
Pada acara ini terjadi lagi balas pantun serta membayar uang tebus pembuka kipas.
Acara belarak ini tidak dilakukan oleh keluarga keturuna Syaiddan raja. Bila dilaksanakan maka
mempelai laki-laki diarak memakai tndu. Begitu sampai di depan rumah maka mempelai laki-laki
diturunkan dan berjalan menuju pelaminan denga melewati jembatn kain putih.
41
TATA CARA PERSANDINGAN
Pada saat tepung tawar, dibacakan do’a tolak bala, yang disebut do’a tepung tawar, Salah satu
do’anya berbunyi :
Bismillah…
Tepung tawar tepung sejati, tepung asal mule-mule menjadi.
Tepung tali jati, tepung pasang suri.
Tepung tawar membuang sial Pemali.
Isteri bername Genta Sari, Suami bernama Genta Suri.
Sejuk apaekan anak ini, sejuk seperti ular cinte mani.
Dengan berkat nabi dan wali, taruh dalil sala haba.
Selamat apelah ayah ddan bunda, selamat sekeluarga, selamat dunie akhirat selamat alam baka.
Berkukuk ayam biringkuning, berkukuk diujung tumbang laya.
Bis,illah aku tepul, air beras kunyit tepung tawa.
Pucuk lumut berpenggal-penggal , pucuk mawar bertali-tali.
Do’a qunut tidak ditinggalkan , tepung tawar ade gantinye.
Patah pucuk gundah rasa, dipatahnye tebing tinggi.
Diberi Allah Subhanahuwatala, Allah serta nabi.
Maimunah, malyati, menumbuk lesung tinggi, lagi beras lagi ditampi.
Memberi makan ing putri, dayang –dayang marilah mandi.
Sejuk apelah anak ini, Sejuk seperi ular cinte mani.
Dengan berkat nabi dan wali.
Limau purut limau lilang tige, limau malaka itulah die.
Air surut iapun hilang,membuang sial dengan celake.
Limau purut malake, limau hanye dari ulu asal jangan yang pardu.
Patah pucuk dengan jari , didapat juge dengan gagang.
Suke beramai dalam negeri, tempat beramal sekalian berdagang.
Dipatahkannye gagang ketike berlange dengan nage.
Tempat beramal sekalian berdagang, untuk membuke pintu surge.
Surge dunie dan akhirat. Amin.
Ataupun dapat dipakai do’a tepung tawar yang disebut BERPUAN Seperti ini :
Assalamualaikum tuan dan puan.
Izinkan saye hendak berpuan.
Mohon due mohon berkat kepada tuhan.
Untuk anak ini untuk kite juge sekalian.
42
Tepung tawarku ini akan berkat nabi dan wali,
Terus ketulang sendi-sendi. Naik keotak berpenuh-penuhan,
Berpenuh-penuhan ibu bapenye,
Berpenuh-penuhan dengan kaum keluarganye
Berpenuh-penuhan dengan inang gundiknye.
Wahdatini wasyi’ataini
Alhamdufa’aini
Minallillahi wal waqbaa inalaa
Yaksyifuha ghoiruk
BERSULUK
Suatu kesenian khas yang ade di Bunguran , yang menuturkan seluruh rangkaian gawai dari
awal sampai akhir, lengkap dengan nama orang yang terlibat dalam menyukseskan gawai tersebut.
Dituturan dalam bentuk syair yang indah kadang lucu menggoda.
44
Contoh Suluk Gawai :
1. Assalamu’alaikum permulaan kata
Kita buka lembaran kisah pertama
Perhelatan kawin anak manusia
Menempuh hidup anak kita
“ Lah,lom…………………..?
“Lom, lah……………………lah? Mak inang akan membawa kedua mempelai ke bagian lain. Disana
akan terjadi hal yang sama dan dialog yang sama.
45
MENYEMBAH
Kedua mempelai dengan berlutut mencium tangan kedua orang tua mereka. Kedua aki, Wan,
ayah saudara. Mak saudara, Abang dan Kakak
PENGATEN MAKAN
Dilayani oleh mak inang dan didampingi oleh isteri, mempelai laki tersebut beserta pengapit
makan bersama di depan kerajuk dengan hidangan istimewa yang disebut makan penganten.
Penganten laki-laki harus makan dalam piringnya bersisa untuk diberikan kepada istrinya supaya
kononnya istri patuh pada suami.
Sebagai pelepas lelah, sekaligus menghibur kedua mempelai. Bagi adat Syaid dan Raja
dilaksanakan acara berkejar-kejaran. Pada malam itu sanak saudara dekat berkumpul di rumah
mempelai perempuan. Oleh inang, mempelai perempuan disuruh keluar dari kerajuk, mengambil posisi
di tengah-tengan sanak keluarga mempelai laki-laki keluar dan berusaha menangkap isterinya. Sang
isteri berusaha mengihindar , dikejar sang suami diantara para tamu. Acara akan berakhir bila sang
isteri tertangkap dan digendong ketempat tidur. Sanak keluarga pulang ke rumah masing-masing
setelah mencicipi hidangan yang disuguhkan.
PULANG MEMULANG
Besoknya secara gotong royong, tetangga. Sanak keluarga, famili membantu mengembalikan
segala sesuatu yang dipinjam dan dipakai selama gawai. Lazimnya pada hari ini dihidangkan sop
tulang.
HIDANGAN
Hidangan utama yang disuguhkan pada pesta gawai secara umum adlah sebagai berikut :
Malam nikah : gulai perut.
Hari besar :
- gulai daging
- acar manis kucai, betik,ketimun,lade,bawang merah
- pindang ikan
- kue bangkit / kue buoh ulu ( bolu)
- air sepang
penyelenggaraan hidangan :
1. adat orang tua-tua dulu .
- pelayan orang beradat 80 untuk melayani raja sayid, cik wan, adat 120, adat 100 dan adat 80.
orang beradat 50 yang melayani adat 50.
- Tugas pelayan : mengatur dulang.
Pada saat meletakkan dulang harus dalam posisi bersimpuh bagi perempuan, sedangkan bagi
pelayan laki-laki dengan posisi bersimpuh, tapi lutut kiri di naikkan
- tempat duduk :
raja dan sayid didalam seri bali, cikwan , adat 120, adat 100 dan adat 80 makan diluar seri bali.
- adat 50 makan di selesar.
Membuka tudung saji, mengatur piring nasi, dan menyendikkan nasi.
Mengatur gelas dan mengisikkannya dengan air dari durak
Mempersilakan para tamu untuk menyantap hidangan.
Mempersiapkan tempat nasi tambah
Sambil dalam posisi jongkok / bersimpuh , pelan-pelan mundur meninggalkan tempat
makan para tamu.
Petugas pembersih
Yaitu orang0orang beradat 50 yang tugas nya mengankat dulang setelah tamu selesasi makan dan
membersihkan arena tempat makan.
47
C. KEGIATAN KHUSUS MEMPELAI PEREMPUAN
1. Berpingit
Pingit artinya tidak boleh keluar rumah. Dilaksanakan sejak pinangan sampai
acara gawai. Bila keluar untuk keperluan yang sangat pribadi seperti mandi dan
buang air, maka calon mempelai harus bertudung kain sarung menutupi kepala,
sehingga yang nampak hanya mata nya saja. Selama berpingitan calon mempelai
perempuan mengisi waktunya dengan berbedak dan belongi dan berhias diri.
Menjelang seminggu dari acara gawai calon mempelai akan ditemani oleh seorang
gadis biasanya kawan dekat dari calon mempelai. Pada masa ini calon mempelai
tidak boleh keluar kamar kecuali hal-hal yang penting yang telah di sebutkan tadi.
2. bertangas
tiga hari sebelum bersanding calon pengantin melaksanakan kegiatan bertanggas.
Peralatan bertanggas adalah sebagi berikut :
1. daun serai wangi
2. daun pandan
3. daun limau purut dengan daun kulitnya
4. bunga-bunga yang harum .
( semua bahan dari 1,2,3,4 diiris halus kemudian disiram dengan air panas )
5. papan kude dan tika sasak yang baru, dibuat selisong melingkari calon
pengantin.
Cara bertangas adalah sebagai berikut :
1. calon pengantin duduk diatas papan kuda
2. air tangas diletakkan didepan calon pengantin
3. calon pengantin ditutup dengan kain ( kain untuk bersanding )
4. setelah calon pengantin mengeluarkan peluh, tika sasak dibuka dan selesailah
acara bertangas.
3. BERKUKUP
Sebelum calon penganten diukup terlebih dahulu dilumur param beras dengn campuran kencur
dan wangi-wangian untuk acara ukup adalah sebagai berikut :
1) Stanggi
2) Bara api
3) Tempat bara api
4) Tempat khusus yang dibuat berlingkar yang diselimuti dengan seluruh pakaian penganten
4. Berandam
Sebelum berandam, mandi berlangir, Ramuan untuk berlangir terdiri dari limau purut dibelah empat
sebanyak tiga buah dicampur dengan kulit langir.
Posisi calon penganten dihadapkan kekiblat diselimuti dengan 2,5 meter kain putih. Alat-alat untuk
berandam terdiri dari :
- Gunting
- Pisau cukur
- Kelapa muda
- Air limau purut
- Lilin sambaing ( madu )
- Putih telur
Alat-lat berandam seperti kain putih, benang ( ganti rambut ), pisau cukur ( diganti dengan pisau
kecil ) , lilin sambang diserahkan kepada mak andam berikut uang sagu hati ala kadarnya.
5. MANDI LULUR.
Ketika hendak berhatam Al Qur’an atau bersanding maka penganten dimandi lulur.
Peralatan mandi lulur terdiri dari :
1. Air tilak bala.
2. Beras putih giling.
3. Beras kuning giling.
4. Papan kude, Doiberi alas putih untuk dipakai oleh keturunan Wan, Raja,dan Syaid.
5. Kain putih sebagai pengepong arena tempat mandi.
6. Air dan sabun.
Tidak kalah pentingnya jalannya setiap acara menggunakan pembawa acara /protokol/Tukang
cakap/Penyambung lidah sejak awal acara dimulai :
Sebagai Contoh dari pembawa acara :
1. Mengucapkan Salam..........
2. Bismillah................
3. Alhamdulillah, Asholatuassalamu’ala as ropil ambia ‘iwal mursalin................
4. Segala puji bagi Tuhan, Tuhan semesta alam, Semoga rahmat dan kesejahteraan atas semulia-
mulia para nabi dan para utusan dan atas keluarga dan para sahabatnya semua.
Encik-encik, Puan-puan, tuan-tuan, Orangorang tua kami.
Yang besar tidak diimbaukan gelar ( pengganti kata YTH)
Yang kecil tidak disebutkan nama,
Yang alim berkitabullah,
Yang cerdik Penyambung lidah,
Yang berani pelapis dada
( Belum Selesai )
LEMBAGA ADAT MELAYU
KECAMATAN BUNGURAN BARAT
Tugas dari DPH ( M.THAIB.Z)
TGL 24 Pebruari 2012
Penelitian dan Pengkajian tentang :
6. Keragaman Adat di Kecamatan Bunguran Barat.
7. Hukum Adat yang pernah, masih berlaku
8. Gelar Adat
9. Sastra dan Kesenian Melayu yang pernah, masih berkembang
10. Bahasa Melayu asli daerah yang pernah, masih dipakai dapakai dalam pergaulan dan
percakapan sehari-hari.
Sementara Oleh Wan Mustari dan Ali Musa dalam Lembaga Kerapatan Adat
Melayu
Dengan Refrensi : - Buku gelar Datuk Kaya
- Orang-orang tua yang masih dapat dipercaya
- Diktat kajian Pengurus setelah tahun 2001
Berbicara tentang Adat Melayu, kita jangan lupa dengan buku yang telah dikarang
oleh Wan Tarhusin,BSc yang berjudul Gelar Datuk Kaya Tokong Pulau Tujuh
Untuk membuat suatu upacara nikah kawin ( gawai) apa yang telah berlaku tata cara nikah – kawin
di wilayah Pulau Tujuh, pada umumnya berlaku pula untuk seluruh wilayah yang ada di Riau karena
adat istiadat nikah kawin hampir sama kecuali mengenai mahar dan uang adat yang masih dipakai.
Yang perlu di ketahui terlebih dahulu adalah Berapa keluarga yang pernah tinggal di pulau Sedanau
sebelum tahun 1950 jika kita ingin mengangkat Adat Istiadat nikah kawin khususnya pulau Sedanau.
B. Panas.
C. Genting Sedanau
D. SAPAK.
F. AIR BATU
G. PINYONG.
No. Nama Tempat tgl lahir Alamat
1. Rukiah bin Muhammad Penyong, 01-01-1947 Penyong
D. ADAT RESAM
Adat resam Melayu Riau diwilayah Pulau Tujuh sejak dahulu kekuasaan Datuk Kaya dan selaku
“Tokong Pulau Tujuh” sudah lama diadatkan.Dengan mempelajari adat resam tempatan dengan
budayanya dapat dipahami dan diketahui corak hidup berbangsa dan beradap dalam kelompok puak-
puak Melayu. Dengan senidirnya dapat mengadaptasikan dirinya dimasyarakat dan lingkungannya.
Untuk menjadi kepala kampung saja harus diangkat oleh Sultan atau untuk menjadi pemimpin
harus dari putra dari orang yang sedang berkuasa pada waktu itu yaitu berdasarkan garis keturunan.
Selain dari pada adat istiadat didalam mengatur dan menjalankan pemerintahan di wilayah Datuk
Kaya Pulau Tujuh , yang sering kita jumpai adalah adat istiadat upacara nikah kawin, berkhatam al
qur’an, berkhitan, melahirkan dan kematian , kesemuanya ini sesuai dengan hukum syarak yangh
bersendikan Islam.
E. ADAT KEKERABATAN
Didalam lingkungan kekeluargaan di Wilayah Datuk Kaya Pulau Tujuh rasa kekeluargaan sangat
dekat dan akrab dan secara tidak langsung para Datuk telah menunjukkan dedikasi yang tinggi cara
membina keluarga besar dan kekerabatan dilingkungan masyarakat tempatan. Tauladan yang telah
diberikan didalam pergaulan sehari – hari seperti tegur sapa, cara berbahasa di depan orang – orang tua
selalu memberikan nasehat dan petunjuk yang baik dan jika ada yang salah cepat diberi hukum yang
patut sesuai dengan kesalahannya.
Tidak terlepas dari pengajaran agama yang diberikan melalui ibadah di Surau dan Madrasah untuk
keteguhan iman para genersi penerus sejalan dengan adat tempatan. Dengan dimulai dari berbahasa
yang sopan dan termasuk membahasakan dirinya dalam menyampaikan sesuatu yang lebih akrab
seperti apabila dipanggil oleh orang tuanya kepada salah seorang anak atu keluarga, segera menyahut “
ya Tuk” atau “ya Mak” dan seterusnya, agar terbiasa kepada anak cucunya. Kalau kedua orang tua kita
suami istri, untuk wilayah pulau tujuh pada umumnya dipanggil “ayah” atau “ emak” atau “mak” dan
untuk orang tua laki-laki atau ayah dari orang tua kita dipanggil “ atuk” atau “aki” dan yang perempuan
dipanggil “ uan” atau “ nenek”, dan diatas nenek dipanggil Enyang. Dari pihak keluarga Raja
memanggil orang tua laki membahasakan “ abah” dan ada juga yang memanggil “ bak” dan Wak. Dari
pihak pihak keluarga yang berasal dari keturunan “Wan” memanggil orang tua lelaki adalah “ encek”
dan dari keluarga said atau syarifah memanggil orang tuanya “ abah” dan “umi”. Demikian pula kepada
saudara-saudara terdapat sebutan khas untuk membahasakan diri seperti adik beradik dari orang tua
kita laki-laki, kalu saudara yang tertua dari kedua orang tua kita, yang laki-laki dipanggil “ ayah Long”
dan dari pihak perempuan kita panggil “ mak Long” dan adik dari pada orang tua kita di panggil “ ayah
cik” dan “mak cik” dan diantara adik beradik ada yang nomor tiga dan nomor empat karena banyak
adik beradik, maka dipanggil “ ayah ngah”, “ayah su dan “mak su”. Ada panggil tersebut berdasarkan
bentuk dan warna kulit dari pada orang tua kita. Kalau bentuk postur badannya agak tinggi maka
dipanggil “ ayah anjang” dan “mak anjang”, dan bentuk badannya agak pendek, maka dipanggil “ ayah
andak” dan “mak andak”, termasuk warna kulit dipanggil “ ayah tih” dan “mak tih”, “ayah hitam”dan
“mak Itam”, dan semua nya ini bukanlah gelar yang mencela nama dari orang tua-tua zaman dahulu ,
tapi menambah rasa keakrapan dilingkungan keluarga besar.
Tingkat demi tingkat susunan kekerabatan dilingkungan keluarga besar menunjukkan adat.
Diantara kita yang mempunyai saudara mara atau adik beradik yang lebih dari tiga orang, biasanya
yang tertua dipanggil “ abang” atau “ long”. Yang tengah dipanggil “ngah” dan dari pihak keluarga
pulau tembelan menyebut “abang long” , “ abang ngah” dan akak , ude, alanga, dan kebetulan tidak ada
adik beradik atau tunggal maka dipanggil “ ayah unggal”, “mak unggal” dan ada pula nama sebutan
atau panggilan sehari-hari yang menunjukkan kesayangan dilingkungan keluarga seperti : Pang Siak
untuk anak laki-laki dan Yang atau Dayang untuk anak perempuan.
Adat istiadat nikah kawin dalam lingkungan keluarga Datuk Kaya di wilayah Pulau Tujuh pada
masa itu sangat erat pertalian kekeluargaan dan kaum kerabat dan para orang tua didalam mengambil
keputusan yang sangat menentukan. Agar supaya berkembangnya keluarga besar dikalangan Datuk
Kaya, maka terjadilah suatu perkawinan silang antaran keluarga Datuk Kaya di wilayah pulau Tujuh
ibarat membentuk seumpama “ Serumpun Serai” agar keluarga tidak pergi jauh dan warisan tertap
terpelihara dilingkungannya. Dan sekarang tidak terjadi lagi, walaupun ada hanya kebetulan untuk
menghubungi keluarga yang selama ini baru dikenal dan diketahui asal usul keluarga tersebut.
Dari susunanan silsilah yang kita ketahui terdapat suatu perkawinan silangantara keluarga Datuk
Kaya di wilayah Pulau Tambelan dengan keluarga Datuk Kaya Siantan, antara keluarga Datuk Kaya
Pulau Bunguran dengan keluarga Datuk Kaya Pulau Jemaja, dan antara keluarga Datuk Kaya Pulau
Saiantan dengan Keluarga Datuk Kaya Bunguran dan seterusnya. Dan sesuai kehendak zaman
perkawinan antara keluarga mulai pudar oleh karena pengaruh ilmu pengetahuan yang luas didalam
memcari jodohnya masing-masing walaupun kebebasan yang diberikan oleh kedua orang tua, tidaklah
semudah itu sebagaimana yang dikehendaki para pemudan zaman sekarang ini. Amanah dan Adat
istiadat tidak mudah lapuk, apabila tatanan adat sejak dahulu sudah memberikan suatu pedoman
sebagai adat resam melayu Riau “ Adat besendikan Syarak dan Syarak besendikan Sayari’at Islam .
Maka agamalah yang diutamakan sesuai dengan ungkapan Gurindam dua belas karangan Raja Ali Haji
pesan yang sangat mendalam yang berbunyi “ Barang Siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah
tidak bertiang” dan termasuklah tingkah laku dan budi bahasa : Jika hendak mengenal orang yang
berbangsa, lihatlah budi dan bahasa”.
Untuk membuat suatu upacara nikah kawin ( gawai) apa yang telah berlaku tata cara nikah –kawin
diwilayah Pulau Tujuh, pada umumnya berlaku pula untuk seluruh wilayah yang ada di Riau karena
adat istiadat nikah kawin hampir sama kecuali mengenai mahar dan uang adat yang masih dipakai.
Sebelum kita menuju kejenjang nikah kawin perlu kita memperhatikan betul urutan-urutan yang
berlaku selama ini yaitu :
1. Menilik atau menengok.
2. Merisik.
3. Meminang mengantar tanda
4. Mengantar belanja
5. Akad nikah-upacara perkawinan.
6. Bersanding dan menyembah.
Anjuran Islan telah dinyatakan sesuai dengan perintah Allah SWT : “Faukihu maatha
balakuminan nisak” yang artinya : “Hendaklah kamu nikah yang lebih baik bagimu diantara wanita”.
Dan tujuan perkawinan itu adalah untuk memperoleh keturunan yang sah dengan mendirikan rumah
tangga yang damai dan teratur didalam pergaulan masyarakat. Hadis nabi yang diriwayatkan oleh Abu
Daud dan Nas’al menyatakan “ Sesungguhnya wanita itu dinikahi orang karena Agamanya, hartanya,
dan kecantikannya, dan pilihlah yang beragama”,
5. MERISIK
Merisik (risik) dalam kamus bahasa Indonesia terbitan DepDikBud (1998:751) artinya yang
melakukan penyelidikan dan tujuan hampir sama dengan menilik, tapi merisik agak lebih mendetil
ingin mengetahui pribadinya, kelakuannya, dan apakah sudah ada yang punya atau belum.
Merisik ini juga dapat pula melalui perantara saudara terdekat atau teman yang akrab untuk
mengetahui lebih jelas. Kalau belum ada yang menyuntingnya maka diambillah langkah-langkah
selanjutnya, memperkenalkan diri kepada orang tuanya dan sebagainya. Dengan peribahasa orang
tua-tua dulu memang ada baiknya jika hendak meminang anaknya , pinang lah dulu kedua orang
tuanya, artinya supaya saling mengetahui siapa sebenarnya si jejaka itu.
Dalam upacara menghantar tanda, hal-hal yang perlu dibicarakan pada saat itu seperti halnya adalah
:
4. Penyerahan yang berupa sebentuk cincin emas kepada pihak perempuan,merupakan “ tanda
pengikat” atau boleh dikatakan”pengikat janji” didalam upacara pertunangan resmi.
5. Didalam upacara menghantar tanda cukup hanya dari pihak laki-laki saja yang memberikan
tanda kepada tunangannya, dan bukan bertukar tanda dan hal ini tidak pernah dibuat oleh
orang tua-tua kita dahulu.
6. Didalam mengambil keputusan atau mufakat menurut adat resamMelayu,apabila salah seorang
baik dari pihak laki-laki atau perempuan, bila terjadi pelanggaran (melanggar janji ), maka
diambil suatu ketentuan menurut adat.
c. Bagi pihak laki-laki yang melanggar atau mungkir janji, hantarannya tersebut dianggap hangus
( batal ).
d. Bagi pihak perempuan ( kecuali meninggal) akan dikenakan dia dua kali ganda
Sebelum cincin emas tersebut diserahkan, biasanya didahului berbalas pantun , kemudian baru
disuguhkan tepak sirih untuk tuan rumah yang mewakili pihak perempuan. Hal-hal lain yang perlu
dibicarakan pada saat menghantar tanda yaitu :
5. Tentang mas kawin/mahar.
6. Tentang uang belanja / uang hangus.
7. Hari akad nikah dan hari kerja
8. Perjanjian-perjanjian lain yang dianggap penting.
Lima atau tujuh anggota yang membawa antaran yang terdiri dari kaum ibu yang berpengalaman
dengan urutan dan susunan sebagai berikut :
h. Pembawa tepak sirih yang lengkap dengan cembulnya dan berisikan kapur sirih, pinang yang
sudah dikacip, gambir, tembakau sugi,dan kacip. Daun sirih berjumlah tujuh helai dan tersusun
rapi dengan posisi telungkup.
i. Urutan kedua , pembawa bunga rampai yang sudah terisi dalam baki atau talam kecil.
j. Urutan ketiga, pembawa sebentuk cincin emas yang berisi dalam kotak yang tertutup rapi dan
beralas baki kecil.
k. Urutan keempat, pembawa bermacam-macam kue yang berukuran besar (biasanya dua macam).
l. Urutan kelima, pembawa bermacam-macam buah-buahan.
Catatan : untuk turun akad nikah, barulah urutan pembawa antaran ditambah dua macam
antaran sebagai pelengkap, diantaranya : sebagai mana tersebut di bawah ini ( f-g).
m. Urutan keenam, pembawa seperangkat kain baju dan sepasang selop.
n. Urutan ketujuh, dua ekor burung terbuat dari kain khusus yang melambangkan untuk kedua
mempelai. Dan jumlah rombongan yang mengantar ( + 40 orang dn diiringi dengan rombongan
kompang yang berada dibelakang rombongan pembawa antaran.
Akad nikah adalah suatu pengakuan”janji perkawinan” atau pernikahan dan merupakan suatu
ikatan antara seorang laki-laki dengan perempuan secara sah yang diucapkan dengan jelas meyakinkan
dan tidak meragukan. Akad nikah itu dilakukan dalam suasana “hening” dengan pihak wali
menyatakan “Ijab”dan dijawab oleh calon pengantin laki-laki dengan tegas dan jelas dengan menerima
ucap”Kabul”.
Setelah selesai acara akad nikah, biasanya pengantin laki-laki langsung dipersandingkan dan apabila
acara nikahnya dilaksanakan pada malam hari setelah waktunya isya” maka besok siang dilakukan
acara berarak mengantar pengantin laki-laki dari rumahnya. Kalau nikah dilaksanakan pada siang hari
sekitar pukul09.00, atau mufakat dari kedua belah pihak, boleh juga pengantin laki-laki diberi
kesempatan kembali kerumahnya untuk bersalin pakaian untuk diganti dengan pakaian pengantin yang
lengkap dan setelah itu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, barulah diadakan arak-arakan
pengantin. Dan rombongan yang mengantar pengantin laki-laki biasanya lebih banyak dari pada
rombongan diwaktu pengantar tanda. Untuk melaksanakan acara nikah kawin bulan yang baik adalah
bulan haji sebelum atau sesdudah melaksanakan ibadah haji. Asal jangan bulan Zulkaidah, karena
bulan tersebut bulan pengapit pantang orang tua-tua dulu.
Didalam pelaksanaan akad nikah, perlu diingatkan : bahwa pada umumnya para jejaka yang
sedang bergelora dengan semangat yang tinggi kadang-kadang terlupa mengendalikan diri disaat
berhadapan dengan pak imam atau qadhi yang mengangkat nikahkan dihadapan majelis. Kadang-
kadang terpaksa diulang beberapa kali karena tertinggal satu patah kata saja dan adakalanya salahucap,
dan kesemuanya ini dianjurkan beristighfar berulang-ulang agar pikiran dapat dikonsentrasikan dan
rasa gugup dapat dikendalikan. Dan rasa gugup dan berdebar itu dapat tercermin dari muka calon
pengantin laki-laki bila terjadi kesalahan mengucapkan ( Ijab-Kabul) . Maka itulah yang terselip lidah ,
tersalah ucap kedua wali yang berada disamping pak qadi sangat menentukan . kedua wali tersebut
menyimak segala apa yang ucap-kabulkan itu “sah” atau “tidak” , jika pak qadhi bertanya kepada dua
orang wali yang berada disampingnya bertanya sah atau tidak wali tersebut harus menjawab. Kalau
ucap-kabul dinyatakan sah berarti tidak diulang . Kalau wali menyatakan “perlu diulang” karena
kekurangan kata satu kata yaitu “binti”misalnya tidak disebut. Maka ucap kabul perlu diulang sampai
tepat dan sempurna. Ucap kabul tersebut dapat dilakukan dua kemungkinan ; pertama oleh orang tua
dari calon pengantin perempuan secara langsung. Dan kedua oleh wali hakim atau yang berwali yaitu
pak qadhi karena orang tua perempuan sedang sakit(uzur) atau sudah meninggal dunia maka dengan
seizin orang tua dan keluarganya maka akad nikah dilaksanakan.
Maksud dan tujuan perkawinan itu ialah abadi,bukan buat sementara waktu,tapi untuk selama-
lamanya. Andaikata terjadi pertengkaran dan perselisihan islam menganjurkan supaya suami
berhati”sabar” walaupun sang suami tidak senang melihat kelakuan istrinya yang selalu mengomel.
Maka itu Allah berfirman “ fain karihtumu hunnafa’asaa kasiru” artinya kalau membenci mereka itu
(istrimu) maka hendaklah kamu sabar dan janganlah segera menjatuhkan talak,karena boleh jadi kamu
benci akan sesuatu, sedang Allah menjadikan banyak didalamnya. Dan talak itu sangat dibenci oleh
Allah. Lain daripa da itu Islam menganjurkan supaya suami memberi nasehat kepada istrinya, jika ia
bersikap nusyuz dan jangan lekas menjatuhkan talak (surat ; An-nisa 34) , Perbuatan mengeluarkan
kata-kata yang dilarang Allah yang dapat memutuskan perkawinan adalah “talak” atau”cerai”
walaupun berolok-olok tidak sepantasnya disebutkan.
Kembali kita disaat akad nikah bagi kaum kerabat yang berasal dari keturunan raja-raja yang telah
ditetapkan oleh adat sejak zaman dahulu dengan mas kawin empat ratus ringgit. Jika pelaksanaan
“ucap-kabul” itu langsung oleh orang tuannya,maka calon mempelai laki-laki sudah siap menerima
persyaratan – persyaratan yang berkaitan dengan adat tempatan. Untuk jelasnya perlu diberi gambaran
atau contoh yang telah berjalan sejak lama : Kalau ucap-kabulnya secara langsung, maka diucapkan
orang tua perempuan sebagai berikut : “Wa angkahtuka Wazawwajuka ya.....( nama calon mempelai
laki-laki ) ......bin.....(nama ayah calon mempelai perempuan ) .....aku nikah engakau dengan.. (nama
calom perempuan ).....anak kandungku dengan mas kawinnya empat ratus ringgit berpa sebentuk cincin
emas tunaaai. Langsung dijawab dan jangan terputus-putus kalimatnya. “Aku terima nikahnya anak
kandung bapak......( nama calon)....dengan maskawinnya empat ratus ringgit berupa sebentuk cincin
emas tunaaii. “. Dan disaat ucap – kabul dihadapan majelis sebanyak tujuh buah lilin sesuai dengan
tingkat emas kawinnya.
6, BERSANDING
Setelah selesai akad nikah barulah diperbolehkan kedua mempelai “bersanding”. Bersanding adalah
menempatkan kedua mempelai di tempat duduk yang sudah dihias sedemikian rupa di ruang
pelaminan. Tempat duduk kedua mempelai itu disebut “peterakna” yang dihiaskan kain warna-warni
dengan manik-manik yang bersulang rapi dan mengkilat kelihatannya. Kedua mempelai itu tetap
diawasi oleh mak andam sedangkan pengapitnya biasanya terdiri dari dua orang putri yang
tugasnyamengtipas kedua mempelai ibarat kata orang tua dahulu seperti “raja sehari” yang sedang
bersemayam ditahta kerajaan dengan didampingi oleh permaisuri.
Demikianlah adanya untuk dimaklumi oleh kaum kerabat karena pada masa dahulu adat istiadat
nikah-kawin aturan ini sudah berlaku semasa dibawah pemerintahan Sultan Riau dan sekarang masih
dipakai.
Oleh karena masa dahulu alat pembayarannya menggunakan uang ringgit, maka walupun
demikian tidaklah menjadi halangan atau terikat dengan permasalahan mas kawin. Dan hal tersebut
dapat diganti dengan perhiasan emas dengan menyebut-nyebutkan kalima khusus yaitu dengan
menyatakan kata “ Berupa” Seutas kalung emas tunaai atau berupa ssebentuk gelang emas
tunai.Sedangkan besar mas kawinnya serta ringgit maupun real tetap disebutkan didepan khadi disaat
Ijab Kabul. Di wilayah Datuk Kaya serasan besar mas kawinnya agak berbeda maupun demikian juga
untuk wilayah Siantan dan Jemaja.
Untuk wilayah Siantan dan Kepulauan Anambas; sebutan mas kawinnya disertai dengan angka
yang ada hubungan dengan thail, seperti mas kawin tiga artinya emas tiga thail dan seterusnya sebutan
mas kawin lima sampai dengan kepada mas kawin tujuh.
Disamping mas kawin dan mahar yang ditetapkan adat ada lagi yang harus diserahkan oleh
pengatin laki-laki kepada calon pengantin perempuan yaitu berupa uang adat atau disebut uang hangus,
seperti yang disebut di wilayah Siantan dan kepulauan Anambas, untuk mahar hampir sama dengan
wilayah Datuk Kaya di Pulau Tujuh :
11. Untuk orang biasa disebut mas kawin tiga thail dan mahar 52 real .
12. Bagi orang ternama disebut mas kawin lima, artinya lima thail dan mahar 80 real.
13. Untuk keluarga “Wan “ yang berasal dari negeri johor atau dari keluarga Datuk Kaya Soiantan
disebut mas kawin tujuh, artinya mas kawin tujuhthail dan besar maharnya 80 real.
Kemudian disebut juga nikah gantung di Siantan sama dengan cara wilayah Pulau Bunguran. Di
wilayah Datuk Kaya Pulau Jemaja yang dahulunya terbagi dua wilayah yaitu : Barat dan Timur, maka
terdapatlah perbedaan masa kawin:
19. Bangsa mas kawin lima adalah untuk orang kebanyakan , besar mas kawinnya 17 ringgit
berlaku untuk Jemaja bagian Timur. Untuk bagian Barat besar mas kawinnya 40 ringgit.
20. Bangsa mas kawin tujuh, adalah keturunan keluarga Datuk Kaya sebesar 27 ringgit untuk
Jemaja bagian Timur, dan Datuk Kaya bagian Barat besar mas kawinnya 84 ringgit. Disamping
itu ada lagi yang disebut :
Dipelaminan duduklah orang tua-tua terutama saudara terdekat dari kedua mempelai dan kedua
orang tua dari kedua mempelai untuk menerima sembah dari kedua pengantin. Kedua mempelai yang
diibaratkan “Raja Sehari” itu duduk diatas “Peteratna” ( tempat duduk pengantin ) , dan disebelah
kanan diletkkan agak menyudutyang disebut”stakona” tempat berisikan nasi kuning dengan bunga
telurnya. Disamping stakone telah disusun berupa mangkok atau piring tempat berisi inai , beras
kunyit, bertih, tepung air mawar yang diletakkan diatas “pihar”. Disaat pengantin laki-laki hendak
duduk diatas peteratna, dan dengan seizin mak andam penganti laki-laki boleh duduk bersanding
setelah melaksanakan “ tebus kipas” . Begitu tebus kipas dilakukan , barulah paras muka pengantin
perempuan diperlihatkan kepada hadirin yang hadir.
Tepung tawar ini diadatkan pada saat kedua pengantin bersanding dan adat istiadat berinai
termasuk juga pada saat hamil tua bagin perempuan yang sedang mengandung tujuh bulan atau delapan
bulan disebut melenggang perut yang tujuannya sama yaitu supaya selamat dalam menempuh
kehidupan sesuai dengan do’a kita sampaikan kepada Allah SWT .
Tepung tawar ini terbuat dari beras yang telah direndam beberapa hari dan kemudian digiling
halus daun pandan. Demikian pula dengan beras kunyit dipergunakan dalam upacara perkawinan,
penyambutan kelahiran, penyambutan kedatangan, dan kesemuanya ini diringi dengan do’aselamat.
a. Mendahulukan kedua orang tua mempelai, baik dari pihak orang tua laki-laki maupun
dari pihak orang tua pengantin perempuan.
b. Didahulukan dengan menabur beras kunyit, mulai dari arah kanan pengantin dan
diakhiri kearah kiri sekali gerakan sebanyak tiga kali tabur.
c. Dilanjutkan acara kedua menepuk tepung tawar , pertama mulai dilakukan pada dahi,
bahu kanan, bahu kiri dan kedua belah telapak tangan pengantin hanya satu kali tepuk.
Mencecah inai pada kedua belah telapak tangan mempelai dan dilakukan hanya sedkit
cecahan inai.
d. Mencecah inai pada kedua belah telapak tangan mempelai dan dilakukan hanya sedikit
cecahan.
e. Setelah kedua orang tua tadi melaksanakan cecah inai maka dilanjutkan oleh saudara
orang tua yang terdekat, kemudian para tamu yang telah ditunjuk dan diakhiri oleh pak
imam yang disertai do’a selamat.
f. Menurut tradisi kaum kerabat di wilayah Pulau Tujuh, untuk tepung tawar dibaca
serapah tolak bala oleh pak imam yang mirip dengan syair seperti berikut :
Acara sembah menyembah kepada kedua orang tua atau saudara mara dadari kedua orang tua
terdekat merupakan tradisi yang patut dipegang teguh dan wajib dilakukan oleh kedua mempelai .
Apalagi kedua mempelai akan menghadapi kehidupan yang serba baru dalam menjalankan rumah
tangga. Ibarat perhu layar yang membawa bahtera hidup untuk menuju kebahagiaan baik di dunia
maupun diakhirat. Pesan dan nasehat orang tua dahulu sangat makbul, segala tegahan dan larangan
janganlah sekali-kali dilalaikan. Maka itu pesan dari orang tua-tua kita dahulu denga peribahasa yang
sangat mendalam selalu membawa kesan untuk anak-anak muda zaman sekarang seperti yang
diungkapkan “Surga itu di bawah telapak kaki ibu” Karena ibulah yang melahirkan dan membesarkan
kita dengan bersusah payah sehingga menjadi dewasa.
Acara lain yang diadatkan seperti acara bersuap dan bersiram atau mandi sampan kata orang
pulau di Pulau Tujuh, sudah mulai langka karena jarang dilaksanakan tetapi ada juga yang
membuatnya.
Sebenarnya menurut urutan adat istiadat zaman dahulu untuk pelaksanaan nikah kawin itu
dalam pelaksanaannya sampai tujuh hari tujuh malam mulai dari mendirikan bangsal atau tenda dan
hari berkembang, Ada lagi adat istiadat yang perlu kita lestarikan dalam acara nilah kawin, yaitu :
a. Adat berinai
b. Berendam dan berasah gigi
c. Mandi dan berbedak sejuk
Adat berinai ini dilakukan sehari sebelum nikah dan biasanya dilakukan pada malam hari setelah
sholat isya’ maka itu disebut”malam berinai”. Dan tidak sama dengan cecah inai. Malam berinai ini
dilakukan serentak oleh kedua calon mempelai di rumahnya masing-masing. Inai yang telah digiling
halus ditempelkan kedua belah telapak tangan dan kedua belah telapak kaki dan setelah dibuka pada
waktu subuh kelihatan tanda-tanda khas calon pengantin yang tlapak tangan dan kakinya nampak
berwarna merah hati. Pelaksanaan inai ini dipanadu oleh mak andam dengan petunjuk yang telah
ditentukan.
Menurut adat resan adat Melayu sebenarnya pelaksanaan”berinai” dilakukan tiga tahap :
14. berinai curi
15. berinai kecil
16. berinai besar
berinai besar dilakukan ditempat ruangan pelamin dimana calon pengantin perempuan
dikelilingi dara-dara yang membantu mak andam. Untuk menghemat waktu dan tenaga pelaksanaan
berinai cukup dilakukan satu kali saja dan pembantu mak andam diberi tugas meletakkan inai
disebagian terlapak tangan dan sebahagian lagi di telapak kaki. Dibahagian telapak tangan inai
tersebut ditempelkan di tengah-tengah telapak tangan yang berbentuk bulat sebesar uang seling
seratus rupiah atau dengan garis 3 ½ cm. Kemudian dilanjutkan dengan melingkari sisi telapak
tangan mulai dari pangkal ibu jari kaki sampai ke pangkal jari manis kaki. Kemudian diteruskan
dengan menutup semua jari bagian tangan dengan inai, batasnya sampai keruas ujung jari dan pada
jari kaki bawahnya sepertiga bahagian yang tertutup dengan inai. Sekitar 7-8 jam tempelan inai
boleh di buka dan dibersihkan.
23. BERENDAM DAN BERASAH GIGI
Berasah gigi termasuk bahagian andam yang biasa dibuat oleh orang tua-tua dahulu. Tiga hari
sebelum diakad nikahkan calon pengantin perempuan diadatkan untuk membersihkan badannya mulai
dengan berasah gigi, madi dan berbedak sejuk. Kegiatan ini dilakukan sebelum upacara inai. Dalam
upacara berendam dimulai dari mencukur bulu kening, kemudian mempersoleh alis mata, dan
merapikan anak rambut sampai batas dahi calon pengantin perempuan, membersihkan daun telingan
kesemuanya ini bertujuan mempercantik calon pengantin perempuan agar sedap dipandang mata oleh
khalayak ramai.
BERASAH GIGI
Biasanya orang tua-tua dahulu berasah gigi menggunakan arang yeng telah diasah sampai halus,
kemudian barulah dicecah dengan telunjuk jari langsung digosokkan giginya supaya gigi putih. Untuk
zaman sekarang tentu tidak cocok lagi, karena sudah ada alat penggosok gigi seperti odolnya.
Mandi dan membersihkan diri seluruh badan disertai dengan berlangi dan berlimau merupakan
pembersihan total untuk kedua calon pengantin dengan diiringi jampi serapah yang dibacakan oleh para
orang tua-tua dahulu untuk membuang geruh, penyakit dan sial. Memang ditinjau dari hukum islam,
membersihkan diri baik seluruh badan atau jasmani dan rohani merupakan keharusan yang disebut
“thaharah”. Dalam Al-Qur’an bersuci itu diperintahkan kepada kaum muslimin dengan tegah-Nya
jangan menyia-nyiakan nyawa dengan mencemplungkan diri kedalam suatu yang mungkin
mengandung maut. Dan janganlah pula kamu membunuh dirimu karena ALLAH SWT sangat sayang
dan kasih kepadamu :
“waala tantuluh anfusakum inallah kaanbikum rahiiman”
( al-Qur’an, surat An-Nisa ayat 33 )
BERBEDAK SEJUK
Adat resam Melayu zaman dahulu sudah mengenal obat-obatan tradisional untuk mempercantik
kulit yang sekarang kita kenal dengan “kosmetik”. Bedak sejuk yang dipakai adalah bahan-bahan
ramuan yang sangat sederhana dan murah, yang terbuat dari pada beras yang direndam beberapa hari
kemudian disarung dengan kain kasa (kain pelapis). Saringan tadi diendap disebuah talam besar yang
mudah dicampur dengan bunga-bungaan seperti bunga melur, bunga cempaka, bunga tanjung termasuk
daun pandan. Dan setelah dijemur dipotong-potong seperti kue kering boleh juga di bulatkan. Setelah
dipotong-potong dan dijemur lagi supaya kering dan apabila mau dipakai barulah diteteskan dengan air
lalu diaduk dalam mangkuk sehingga seperti cream. Setelah itu barulah disapu keseluruh badan,
sehingga terasa sejuk dan nyaman serta harum baunya dan kulitnya menjadi halus.
LEMBAGA ADAT MELAYU
KECAMATAN BUNGURAN BARAT
BIDANG ADAT PERKAWINAN MELAYU
Dari hasil pengumpulan data Adat Perkawinan Daerah Melayu yang ada di Kecamatan Bunguran Barat
dapat dituangkan dalam bentuk sebagai berikut :
Sebagai gambaran awal dari penelitian ini perlu disampaikan bahwa data yang diambil ini semata-mata
Apa yang dijumpai dari kebiasaan adat perkawinan masyarakat dulu yang masih memegang adat lama
Dari keturunan baik dari kalangan gelar raja , syaid, Cik wan , adat seratus , adat delapan puluh , mau-
Pun adat lima puluh. Disamping itu dipadu denga perkembangan yang datang dari luar yang kadang-
Kadang diterima sebagai masukan untuk melengkapi bagian adat yang diperkirakan tidak menyalah-
kan adat. Karena adanya kebiasaan tersebut , maka diadatkanlah sebagai ketetapan adat. Sebagai uraian
Lengkapnya disusulah sebagai berikut :
ADAT NIKAH
a. MAHAR / MASKAWIN
Mahar adat Melayu di daerah Kecamatan Bunguran Barat adalah berdasarkan kepada silsilah ketu-
runan yang ada di daerah setempat yaitu :
Pembayaran mahar terhadap adat-adat tersebut diatas tidak mutlak harus berupa uang tunai/kontan.
Tetapi dapat berupa barang berharga sebagai penggantinya., seperti cincin, kalung dan lain sebagainya
Dengan catatan bahwa harga barang yang dijadikan sebagai pengganti itu tidak boleh kurang dari
Jumlah adat yang telah ditentukan, kecuali jika pihak keluarga perempuan rela untuk mengurangi
Jumlah adat yang telah ditentukan.
B. HANTARAN
Yang dimaksud hantaran di sini adalah uang atau barang yang diberikan oleh pihak calon
Pengantin laki-laki sebagai sumbangan/bantuan ala kadarnya menurut kemampuan dan tidak
Harus mencukupi biaya pelaksanaan pesta perkawinan yang dilaksanakan nantinya.
Hantaran ini adalah merupakan langkah awal atau tanda jadi ikatan pertunangan dari calon
Pengantin laki-laki kepada calon pengantin perempuan.
Hantaran ini diberikan / diserahkan oleh pihak calon pengantin laki-laki kepada pihak calon pengan-
tin perempuan pada waktu pelaksanaan memutus runding yang dapat juga disebut sebagai Pinangan.
Hantaran yang diberikan tersbut mempunyai sanksi yang mengikat antara kedua belah pihak dan
Jika salah satunya ingkar janji atau mengalami musibah diluar jangkauan akal pikiran manusia.
Sangsi-sanks tersebut adalah sebagai brikut :
a. Apabila pihak catin laki-laki ingkar janji , maka semua hantarannya tidak dapat ditarik / diambil
kembali tetapi jika catin perempuan yang ingkar janji, maka pihak catin perempuan berkewajiban
mengembalikan semua hantaran pihak catin laki-laki dan ditambah denda sebanyak jumlah hantaran
yang diberikan ( denda 100% )
b. Apabila catin laki-laki atau catin perempuan mengalami musibah meninggal dunia (setelah
pelaksanaan dan sebelum pelaksanaan akad nikah ) maka hantarannya di bagi dua, baik yang
meninggal itu catin laki-laki maupun catin perempuan.
C. AKAD NIKAH
Penentuan hari pelaksanaan akad nikah adalah berdasarkan hasil musyawarah / perundingan antara
Pihak catin laki-laki dengan pihak catin perempuan pada waktu pelaksanaan acara putus runding /
Pinangan / hantaran.
Dalam acara pelaksanaan akad nikah, setelah catin laki-laki sampai di rumah catin perempuan,
Maka diadakan acara penyerahan catin laki-laki oleh utusan / ketua rombongannya kepada
Utusan / perwakilan pihak catin perempuan.
Setelah itu utusan / perwakilan pihak catin perempuan menyerahkan catin laki-laki tersebut
Kepada PPN / P3N untuk diakad nikahkan dengan catin perempuan dari pihak yang diwakilinya.
D. PENENTUAN ADAT
Penentuan adat di daerah kecamatan bunguran barat dilaksanakan oleh para pemuka adat melayu
yang ada di daerah setempat. Akan tetapi kenyataannya, bahwa penentuan adat ini dilaksanakan oleh
kepala kelurahan dan kepala desa melalui suatu musyawah. Penentuan Adat ini adalah untuk
menentukan jumlah / besarnya nilai rupiah terhadap ketentuan adat yang telah ditentukan, sehingga
untuk menentukan besarnya nilai rupiah dikali dengan Rp 1.000,- tiap-tiap adat yang telah ditentukan.
Misalnya; adat lima puluh menjadi Rp 50.000,-
E. PANTANG ADAT
- Tidak boleh melanggar / ingkar janji yang telah dituangkan dalam perjanjian tatkala diwaktu
acara meminang dan hantar belanja.
- Setelah acara pertunangan dan mengantar belanja, salah sorang calon mempelai tidak boleh
berlayar jaun atau bepergian jauh
- Tiga hari menjelang hari perkawainan kedua mempelai tidak boleh bertemu secara berdua-
duaan atau berjalan –jalan sama.
- Bagi calon mempelai laki-laki diharuskan mengantar seperangkat pakaian ( kain, baju, lainnya)
kepada kakak/abang dari calon mempelai perempuam, apabila ada.
- kedua calon mempelai harus berinai.
- calon mempelai laki-laki tatkala hendak menyambut nikah diharuskan mengambil wudhu
( air sembahyang ).
- tatkala acara menyambu nikah, tidak dibenarkan memakai perhiasan yang terbuat dari emas.
Acara cecah inai mrupakan tradisi yang sudah dapat diadatkan. Dilaksanakan setelah selesai
Acara ijab kabul dilaksanakan terhadap mempelai laki-laki terlebih dahulu kemudian terhadap
mempelai perempuan.
Peralatan dan cara cecah inai sebagai berikut :
1. beras putih, beras kuning, bertih pada masing-masing tempat untuk ditaburkan kepada mempelai
secara berurutan dan boleh bila dicampurkan sekaligus.
2. telur ayam ( putih ) untuk dismulik ke arah muka mempelai dari pipi kanan ke kening ke pipi
kiri terus ke dagu / mulut, satu kali atau tiga kali.
3. inai untuk dicecahkan sedikit ke tapak tangan mempelai.
4. air/ daun tepung tawar direnjis-renjis ke tangan mempelai.
Keempat macam benda tersebut di buat pada masing-masing tempat diletakkan diatas baki sedangkan
inai ditengahnya.
Persyaratan tamahan ialah lilin bekas acara ijab kabul dipindahkan kemeja cecah inai dan seperangkat
tipak sirih. Pencecah inai untuk mempelai laki-laki terdiri para pejabat, pemuka
masyarakat/agama/adat, demikian pula sebaliknya untuk mempelai wanita harus kaum wanita / ibu-ibu
yang terkemuka. Jumlah pencecah inai disesuaikan menurut adat dari pihak mempelai perempuan yaitu
:
- Untuk keturunan syaid dan raja berjumlah 9 orang.
- Untuk keturunan cik wan dan wan, adat 120/100 berjumlah 7 orang dan adat 80 berjumlah 6
orang.
- Untuk orang biasa adat 50 berjumlah 5 orang.
Pencecah inai terakhir dimintakan membaca doa selamat bagai kedua memplai. Bila acara cecah inai
sekaligus disandingkan maka pencecahnya lebih baik pasangan suami istri. Untuk itu tuan rumah
membuat undangan khusus untuk pasangan pencecah inai, agar selesai ijab kabul mereka tidak buru-
buru pulang. Kemudian kepada masing-masing pencecah inai diberikan pula hadiah berupa telur bunga
dan pulut didam gelas atau dibuat khusus.
Selesai acara cecah inai barulah kedua mempelai berinai sebagai biasa di rumah masing-masing. Jadi
acara cecah inai tadi merupakan simbiosis. Untuk keturunan syaid dan raja berinai dilaksanakan satu
rumah, kemudian pagi-paginya baru mempelai laki-laki pulang kerumahnya. Namun tidaklah sangat
mutlak, kadang-kadang berinai di rumah masing-masing.
1
PERKAWINAN :
B. Raja :
Adat maskawin 400 ringgit ( 1 kati emas ).
Kerajuk dan pelaminan berwarna kuning ; terdiri dari :
17. tebir pelapis dinding berwarna kuning.
18. tirai berwarna biasa ( mnurut kemauan si pemakai ) terbuat dari buludru rakatan manik perada
dan mutu gim dan sebagainya.
19. seperai berwarna kuning berbanang emas atau boleh berwarna hijau.
20. bantal berwarna kuning bertatah tempuk kain buludru.
21. panjang seperai di lebihkan turun sejengkal ke lantai.
22. seri balai bertabir. Warna kuning atu hijau, berukuran segi empat 2 ½ x 2 ½ meter, tingginya 2
ela dari bawah.
23. tempat bersanding / triratna ( taratne ) berkain dasar warna kuning atau hijau bertatah kemasan
sulam. Bertangga tiga.
24. takuna, tempat nasi kuning atu nasi putih pulut. Bertingkat tiga : dari besar, sedang dan kecil,
ditatah dengan telur merah berbunga.
25. letak triratna , berhadapan dengan kerajuk.
26. tempat tidur beranjang besi dengan tinggi 90 cm kakinya.
27. letak tabir seri balai ;
di balai tabir seri balai ada tabir lepas berwarna kuning atau hijau, diletakkan
berhimpit dekat dengan tabir seri belai.
28. letak tabir buang ; di letakkan di kira-kira 1 hasta dari tirai kelambu, tengah depan menghadap
seri bali.
29. tiang seri bali 2 batang berlilit kertas atu kain kuning atau hijau . lrtak tiang pada sudut luar
pada pertemuan tabir seri bali.
30. alas tempat duduk menikah terbuat dari kain bertatah benang emas, berukuran 90 x90 cm,
yang di letakkan di depan kerajuk pada posisi di serongkan.
31. dian / lilin berjumlah 9 buah, di letakkan pada dion tembaga. Letak dion harus di sebelah kanan
nasi kuning.
32. nasi kuning terbuat dari pulut berbumbu kunjit yang telah di tetehkan dengan telur merah pada
ke 3 tingkat tekuna terletak agak ke kiri dari tempat duduk pengantan agak ke depan sedikit.
Busana pengantin laki :
Busan ( pakaian ) secara arab : yaitu berkopiah serban keras tampang di atas, berukir bentuk motif
bunga teratai atau pun bertulis arab yang indah terbuat dari benang emas. Di sekeliling serban
berkilit kain putih. Dipasang suntingjurai bermanik kiri dan kanan agak ke depan. Warna jubah
kadang-kadang merah tua, merah jingga, kuning tua atau putih. Kombinase pakaian jubah ini di
padukan dengan warna baju dalam yang menyerupai jubah, seperti pakaian orang haji, sehingga
sedap dipandang mata.
2
Pending emas dipakai sebagai pengingikat pinggang sesudah jubah dipakaikan.
Kain selempang bertatah benang emas permata pada kain beludru atau sutera hitam atau merah
ataupun kuning tua dipasangkan dari bahu kiri ke pinggang kanan.
Perhiasan lainnya adalah gelang besar berpintal terbuat dari emas, gelang pipih, cincin emas
permata dan belah rotan dipaka pada jari kiri dan kanan secukupnya. Kadang-kadang dipasangkan
dukuh yang terbuat dari perak bertatah permata.
Penganten ini biasa kaca mata hitam bulat bertangkaikan perak atau kuningan sebesar lidi kelapa .
Keris penganten berkeluk dan bersarung berukur ala melayu biasanya dipegang atau disisipkan di
pinggang bagian depan dengan tangan kanan memegang hulu keris.
3
Para perempuan pengantar berjalan didepan pengantin laki di irimgi di belakangya para pemain dari
permainan hadrah atau pemain rebana berdah; seterusnya orang laki-laki pengantar rombongan.
Seperangkat perhiasan arakan kembang bunga manggar dari bahan kertas grape warna-warni
dibawa di bagian depan para rombongan pengantin.
Perlengkapan tambahan hantaran dan uang maskawin serta uang adat/ pengganti adat dibawa oleh
pihak pengantin laki.
Pengapit atau pengawal penganten raja berjumlah tujuh ( 7 )
Orang yang terdiri kaum sederajatnya ( sama raja), setidak-tidaknya keturunan syahid. Yang
menjulang pengantin laki harus keturunan sama setidak-tidaknyaadat 120 ( cik wan ). Pakaian
pengapit, berbaju kurung hitam berkain sarung ketong ( stinggi lutu ) berwarna hitam atau merah ,
bertanjak hitam dan membawa keris sebilah seorang, berjalan di depan sebanyak 4 orang laki-laki,
di belakang 1 orang laki-laki dan di samping pengantan ada dua orang laki-laki.
Biasanya penganten raja yang berkeluarga mampu tatkala akan sampai kira-kira 10 meter ke rumah
berljalan di atas kain putih atau kuning.
Penyambutan pengantan :
Tatkala rombongan pengantan laki hampir sampai, maka pihak pengantan perempuan
mempersiapkan regu penyambut dari kalangan ibu-ibu/ perempuan yang beradat raja/ said/ cikwan
dengan pakaian baju kurung melayu berkembang kerudung, menanti di depan rumah. Penyambut
laki-laki mengatur kain jabatan dari muka rumah sampai ketempat duduk menikah. Sementara
pengantin laki masih di julang berdiri hampir 10 meter dari muka rumah, barulah regu menyambut
menyongsong menyorong salam kepada yang datang. Penganten diturunkan oleh penyambut lalu
dipapah ke dalam rumah dan dudukkan. Sementara para pengapit senantiasa mendampingi di kiri
kanan pengantin laki.
Biasanya penganten raja yang berkeluarga mampu tatkala akan sampai kira-kira 10 meter ke rumah
penganten perempuan diturunkan dari julangan lalu berjalan di atas kain putih atau kuning.
Penyambutan Penganten :
Tatkala rombongan penganten laki hampir sampai, maka pihak penganten perempuan
mempersiapkan regu penyambut dari kalangan ibu-ibu /perempuan yang beradat raja/said/cikwan
dengan pakaian baju kurung melayu berkemban kerudung, mananti di depan rumah. Penyambut
laki-laki mengatur kain jabatan dari muka rumah sampai ketempat duduk nikah. Sementar
penganten laki masih dijulang berdiri hampir 10 meter dari muka rumah , barulah regu penyambut
menyongsong salam kepada yang datang. Penganten diturunkan oleh penyambut lalu dipapah ke
dalam rumah dan didudukkan. Sementara para pengapit senantiasa mendapingi di kiri-kanan
penganten laki.
4
Adat Penjemputan
4. Memanggil orang ternama :
Untuk menjemput pembesar, raja, sultan, amir, lurah,datukOrang kaya dan orang
terkenal harus melalui dua tahap :
Sifat pemberitahuan berupa salam jemputan.
Membawa langsung bersama penjemput.
Petugas atau pemanggil seharunya orang yang setingkat lebih rendah derajatnya
dari orang yang dijemput.
5. Memanggil orang biasa :
Yang menjemput orang yang adatnya 120 ( seratus dua puluh ) cik wan ke bawah
dilakukan cukup satu tahap saja,Yakni memberitahukan secara langsung
menjemput dengan menentukan jadwal mulai bekerja,
Petugas atau penjemput cukup dengan yang berasat 50 ( lima puluh) saja.
6. Pakaian penjemput dan dijemput
Petugas pemanggil berbaju kurung, berkain sarung sabuknya kentong. Berkopian, terdiri dari 2 orang ,
masing-masing satu laki-laki dan satu perempuan. Yang perempuan berbaju kurung melayu
selengkapnya,
Orang jemputan berpakaian baju kot bagi orang yang ternama dan memakai sarung ternama kain sutra
serta berkopian.
Orang jemputan yang beradat renda cukup berbaju kurung,berkain sarung palikat kemeja biasa dan
berkopiah kadang-kadang boleh pula berbaju kemaja dan celana panjang biasa saja.
Adat orang datang
6. Keturunan Raja, Sultan,beradat 400, bergelar Said, pembesar disamping pemegang adat,
disambut sampai dibawa ke dalam Sribalai dan dipersilakan duduk.
7. Yang beradat 120 dan 100 dipersilakan duduk sederetan atau deret kedua dari turunan diatasnya
(di derah sribalai )
8. Yang beradat 80 didudukkan di luar seribalai atau dibelakang adat 120 dan 100.
9. Yang beradat 50 dibenarkan hanya di selasar saja atau diluar rumah sebagai pekerja gawai.
Sebagai sangsi aturan adat ini, tuan rumah pemegang adat boleh saja memindahkan orang jemputan
yang salah daerah duduknya. Jadi para jemputan harus tahu diri betul akan kedudukan adatnya, supaya
tidak malu dikemudian . Dalam hal ini pemegang adat bertindak sebagai tuan punya gawai. Kadang-
kadang sipemegang adat dapat melihat dari segi pakaiannya apakah mereka berkain sutera ternama atau
berkain pelikat biasa dan berbaju kemeja saja.
5
10. Orang ternama yang disebabkan misalnya kalangan pemerintah atau pegawai amtenar yang
belum diketahui atau tidak tahu berapa adat dirinya, maka pemegang adat dalam gawai tersebut
boleh saja melihat gelagat orangnya. Kalau tampaknya bersopan santun serta berpakaian baju
kot berkain sutera yang mahal, Maka dipersilakan untuk masuk kedalam arena Sribalai, karena
dianggap oleh orang mempunyai adat yang tinggi.
Disamping itu tidak jarang pula terjadi orang yang beradat tinggi tetapi tidak mempunyai pakaian yang
lengkap dan sutera yang mahal maka disingkirkan orang keluar dari sribalai.
Biasanya ahli-ahli gawai atau tuan rumah sudah dari awal menghitung dan menentukan siapa diantara
yang dijemput itu yang ada adat 400 ( adat raja ) atau Said atau Cik Wan dan seterusnya. Pada waktu
datangnya nanti orang sudah kenal siapa-siapa yang akan mendapatkan daerah Sribalai atau luar
Sribalai dan sebagainya.
ADAT PENJAMUAN.
Sebelum waktu yang ditetapkan para jemputan terus dilayani dengan suguhan makanan gawai panggil.
Tempat makan juga ditetapkan menurut adat :
I.Jemputan Raja, Said, para pembesar harus dibawa didaerah sekitar Sribalai dengan pelayanan adatnya
beradatkan 120 (cik wan) keatas .
Pelayan hidangan harus melakukan :
d. Mengatur dulang hidangan dengan berposisi meletakkannya bersimpuh ( untuk pelayan
perempuan) dan posisi bersimpuh lutut kiri dinaikkan ( untuk pelayan laki-laki ).
e. Membuka tudung saji , mengatur piring makan, manuang air dari durak kedalam gelas empat
buah sedulang , kemudian menyendok nasi sampai semua selesai . Pelayan memulai kerja ini
dari ujung kemudian secara mundur, sehingga deretan dulang tersebut dapat dikuasainya.
f. Mempersilakan untuk menyantap dengan posisi beresimpuh penuh dan tangan dilutut bagi
perempuan ataupu laki-laki.
II. Jemputan adat 120 (cik wan ) , adat 100, adat 80, diharuskan duduk makan diluar Sribalai dengan
pelayannya beradatkan 80 atau yang sama . Pelayan hidangan seperti diatas.
III. Jemputan adat 50 harus di luar , yaitu di selasar dengan pelayanan hidangan makan tidak ada lagi.
Caranya boleh apabila dulang sudah diletakkan untuk disantap, maka boleh saja dengan segala
kehendak hati . Artinya dikerjakan sendiri semuanya. Selesai makanpun yang beradat 50 langsung juga
membantu mengangkat hidangan yang bersisa.
IV. Jemputan Raja, Said , Cik Wan, adat 100 dan 80 andaikan akan pulang harus memberikan kata
selamat dan bersalam dengan tuan rumah.
CONTOH PANTUN BERPANTUN DALAM ACARA NIKAH KAWIN
WAN MUSTARI
SOAL 6
KALAU TUAN TERSALAH ARAH
CARI PENUNTUN JANGANLAH RISAU
WAHAI TUAN JANGANLAH MARAH
KAMI BERPANTUN CUMA BERGURAU
JAWAB 6
GULAI BERKUAH DIMASAK PINDANG
SEDAP BERTANGKUP DENGAN SAGU RENDANG
WAHAI TUAN RUMAH JANGANLAH BIMBANG
SEBELUM DAPAT MASUK KAMI TAKKAN PULANG
SOAL 7
KALAU MENGGULAI RASANYA HAMBAR
ELOK TAMBAHKAN SESENDOK GARAM
KARENA MEMPELAI SUDAH TAK SABAR
SILAKAN ROMBONGAN MASUK KE DALAM
JAWAB 7
KALAU TUAN M,ENCARI BUMBU
KAMI SEDIAKAN DAUN SELASIH
KALAU TUAN KATA BEGITU
KAMI UCAPKAN TERIMAKASIH
Rombongan : assalamu’alaikum !
2
Tuan rumah ‘ wa’alaikum salam
ANAK BUGIS, MEMBAWA PARANG
HANDAK MEMBELAH, BATANG BERDURI
DULU GADIS, SEKARANG ISTRI ORANG
PANDAI – PANDAILAH, MENJAGA DIRI
Suatu perbuatan apabila terjadi berturut-turut hingga menjadi kebiasaan di sebut adat. Umumnya adat
mempunyai pengaruh yang nyata dalam pergaulan suatu masyarakat. Pengaruh yang disebabkan oleh
kesatuan cara dan gaya itu sendiri menjadi noerman, menjadi aturan dan ukuran dalam masyarakat
bersangkutan. Aturan atau ukuran yang disebut norma itu mempunyai ketentuan :
3. berisi perintah ( saran ) agar norma itu dikerjakan oleh anggota masyarakat dan mereka yang
mengerjakan norma-norma itu di sebut baik, sopan ( mengikut adat).
4. berisi larangan supaya jangan dikerjakan dan setiap orang yang mengerjakan di anggap jahat,
tidak sopan ( melanggar adat ).
Di samping itu adalah suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal bahwa adat, hukum dan agama
mempunyai pengaruh yang saling mengikat dalam suatu masyarakat di daerah Bunguran Barat
khususnya dan umumnya daerah Natuna. Adat tumbuh dan lahirkan oleh masyarakat itu sendiari,
hukum mempunyai sangsi oleh penguasa, sedangkan agama merupakan aturan-aturan yang
diwujudkan oleh Tuhan.
Walaupun begitu pameo mengatakan adat bersendikan hukum dan hukum bersendikan syara’
( agama ) sudah merupakan suatu kenyataan pula. Berhubung khususnya dan umumnya di Natuna
sejak masa lalu yang memang perlu di investasi, namun sangatlah terbatas yang dapat kita sajikan
dalam tulisan ini.
Oleh karena itu hanya adat istiadat yang nyata mempengaruhi kehidupan setempat sehari-hari yang
masih dapat di catat yang kita garis bawahi dalam tulisan ini. Untuk menetahui tentang seluk beluk
adat di kawasan Bunguran Barat ini maka kita pilihkan penelahannya menjadi 3 bagian :
I. adat istiadat
II. adat perkawinan
III. adat pertanahan
IV. jenis-jenis permainan, kesenian dan alat
BAB I
ADAT KRBIASAAN SEHARI-HARI
Secara garis besar adat kebiasaan sehari-hari masyarakat Melayu Bunguran Barat yang telah
melekat dan merupakan ajaran dari nenek moyang yang merupakan refleksi dari pengalaman ajaran
islam yang luhur dapat digambarkan sebagai berikut :
3. tidak diperbolehkan oleh nenek moyangnya memegang, membawa, menjual dan membeli
apalagi meminum arak, tuak atau bir.
4. tidak diperbolehkan bermain judi atau bertaruh apa saja
5. makan dan minum biasanya duduk ditikar bersila dan bersimpuh dan tidak dibenarkan makan
dan minum sambil berjalan apalagi berdiri karena itu adalah meniru perbuatan hewan yang akan
merendahkan martabat manusia
6. tidak dibenarkan bercakap lebih tinggi dari orang tua dan guru. Sangat hormat dan patuh pada
orang tua dan guru. Melawan orang tua dan guru akan dianggap durhaka, sehingga dia tidak
akan selamat di dunia dan akherat
7. dilarang mengambil, memakan hak dan harta orang lain tanpa seizin pemiliknya
8. anak bujang dan gadis yang bukan muhrimnya tidak boleh berjalan bersama. Ini merupakan aib
bagi kedua otang tuanya. Apabila ada anak gadis yang melahirkan diluar nikah maka anak
tersebut dianggap sebagai anak zinah / anak ampang, sehingga kedudukannya didalam
masyarakat akan terhina dan rendah. Kalau dia laki-laki maka tidak boleh menjadi imam atau
pemimpin apa saja
9. sangat patuh dengan tata tertib sehingga kalau ada orang yang lebih tua duduk dibawah maka
yang lebih muda tidak akan duduk di atas dan tidak boleh mendahului orang tua dalam berjalan.
Tidak mengucapkan assalamu’alaikum jika bertemu ke rumah orang akan disebut sebagai anak
kurang ajar dan tidak beradat.
10. jika berjumpa dijalan yang lebih muda selalu menyapa dahulu yang lebih tua. Contoh : “mau
kemana yahlong ?”
“mau kemana Mak ngah ?”
11. sebaliknya yang lebih tua akan menjawab sapaan yang lebih muda.
Contoh : “dari mana jong ?”
“ dari mana dore ?”
“dari mana yong ( doyong )?”
12. setia, patuh dan jujur. Kalau berjanji pasti ditepati. Kalau bicara pasti benar. Kalau dipercayai
akan amanah dan bertanggung jawab. Pepatah orang tua yang sangat terkenal untuk
menggambarkan hal tersebut adalah : lidah terketik leher terkerat, biar pecah diperut jangan
pecah dimulut.
13. mengaji al-quran sampai tamat/ khatam sangat diutamakan. Apabila pada umur antara 10-15
tahun sudah khatam al-qur’an maka mereka akan disembelihkan sapi atau kerbau pada saat
berkatam. Tidak bisa membaca al-quran merupakan suatu kehinaan.
14. apabila bersalaman, maka posisi tangan kanan berpegang erat dengan tangan yang disalam
sedangkan tangan kiri yang bersalam, posisinya memegang tangan kanannya sendiri. Bagi
perempuan bersalaman dengan kedua belah tangan, lalu mencium tangan sendiri, kemudian
mengusap kepala dengan kedua belah tangan.
15. apabila bertamu sepatu dan sandal tidak boleh masuk kedalam rumah.
16. apabila berjalan melewati orang tua yang sedang duduk, maka yang berjalan harus
menundukkan badannya sambil menjulurkan tangan kanannya. Kecuali yang sedang bertugas.
17. apabila menghidangkan makanan atau minum, sebaiknya kaki yang satu menyentuh kelantai
sedangkan kaki kiri bertungkai ( apabila menghidangkan di lantai )
18. untuk memakai baju kurung melayu dengan kainnya, maka muka kain harus berada di belakang
dan apabila kainnya agak panjang maka celana yang dipakai harus nampak sedikit.
19. apabila pindah rumah baru biasanya mengadakan doa selamat.
20. begitu juga apabila makan kue / tambul sebaiknya jangan di habiskan, paling tidak tinggal kan
satu.
21. apabila duduk didalam majelis kaki tidak boleh menjulur kedepan.
22. anak yang baru lahir harus dikomatkan bagi bayi perempuan dan diazankan bagi bayi laki-laki.
23. seorang laki-laki tidak boleh masuk bertamu bila dirumah hanya ada isteri tuan rumah, begitu
juga sebaliknya.
24. tamu laki-laki dipantangkan masuk dari pintu dapur.
25. bila bertamu harus memanggil dengan ucapan assalammualaikum, paling banyak 3 kali kalu
tidak ada jawaban, segera pulang.
26. dipantangkan memotong kuku dimalam hari.
27. bila menjelang maghrib seluruh keluarga berkumpul dalam rumah.
28. orang yang berpindah ke agama Islam di sebut masuk melayu.
29. hari raya idul fitri di sebut hari raya puasa dan dirayakan selama 7 hari.
30. hari raya idul adha di sebut hari raya haji juga dirayakan selam 7 hari.
31. waktu-waktu di tandai dengan bunyi beduk baru adzan.
32. Hari Jum’at beduk panjang dibunyikan setiap 30 menit sampai waktu shalat dari mulai pukul
08.00 pagi. Beduk terakhir yang paling panjang disebut beduk panjang, Azan dilaksanakan 2
kali.
33. Dipantangkan menampakkan tapak kaki.
34. Dipantangkan meludah di depan orang.
35. Dipantangkan bersiiul dalam rumah atau dimalam hari.
36. Bila kita sudah kenyang tapi ditawari makan bersama . Sebaaiknya kita nyobot) mencicipi
sedikit) makanan yang ada.
37. Bila buang air besar/ kecil harud ditempat terlindung.
38. Bila kita mengunjungi atau dikunjungi bayi bila mau pulang harus diberi uang.
39. Bila menguap mulut harus ditutup, menguap jangan sampai berbunyi.
40. Tata cara penyambut / panggilan antara anak dengan orang tua :
Caranya :
Alu diikat tengah-tengan ( dibagi dua )
Anak diujung alu dan bahan-bahan tadi di ujung yang satunya.
Setelah ditimbang sama berat maka bahan tadi ditimbang lagi dengan dacing.
Kemudian dimakan bersama ( anak ). Dilakukan selama tiga tahun berturut-
turut.
43. Mengandung Kerbau
Adalah hamil melewati batas ( lebih dari 9 bulan 10 hari ). Perempuan yang hamil dibawa turun
ketanah disuru meranggung dan diikat lehernya dengan tali lalu datarik dan disuruh makan
rumput sedikit. Tuk bidan menyerapah kepada perempuan yang hamil tersebut : “Mudah-
mudahan Kau beranak dengan cepat jangan tunggu kerbau / lembu.
Adat perkawinan masyarakat Melayu yang ditulis oleh Lembaga Adat Melayu Riau Kecamatan
Bunguran Barat, adalah apa yang dijumpai dari kebiasaan masyarakat Melayu dalam melaksanakan
acara nikah kawin. Baik yang dilaksanakan oleh mareka yang memegang adat lama berdasarkan azas
keturunan seperti, Tuan Said, Raja , Cik Wan , Adat Seratus, Adat 80 dan adat 50. Maupun kebiasaan
masyarakat Melayu sekarang yang memadukan adat lama dengan unsur-unsur baru, sehingga
berkembang menjadi kebiasaan yang diadatkan sebagai ketetapan adat perkawinan yang berlaku.
Dalam adat perkawinan masyarakat melayu Riau Kecamatan Bunguran Barat menurut adat resam lama
dapat kita catat beberapa kebiasaan yang berlaku yang saling berjalin rapat berupa :
10. MERISIK
Untuk memenuhi keinginan hati putra tercinta, orang tua si jejaka akan meminta seorang tukang risik
memantau keadan si gadis. Tukang risik biasanya seorang perempuan yang telah berumur dan memang
sudah memiliki pengalaman cukup luas dalam urusan risik merisik, diutamakan dari keluarga sendiri.
Tukang risik akan mendekati tetangga dan sahabat handai taulan si gadis untuk mengetahui : perilaku si
gadis, kesolehan dan terpenting sudah berpunya atau belum.
Bila tingkah laku si gadis berkenan dihati orang tua si jejaka dan belum berpunya maka pihak si jejaka
akan mengutus dua pasang suami istri dari keluarga terdekat guna menemui pihak orang tua si gadis.
Kegiatan ini dilakukan agak sembunyi-sembunyi agar kalau ternyata tidak berhasil, pihak laki-laki
tidak menanggung malu. Dua pasang suami istri utusan pihak laki-laki dalam penemuan dengan pihak
orang tua di gadis, akan menyampaikan hajat dari orang tua si jejaka untuk memadukan dua insan
Tuhan, bila berkenan dan berjodoh. Bila mendapat tanda-tanda persetujuan biasanya kegiatan merintis
ini akan berjalan beberapa kali. Karena pihak laki-laki sebelum datang meminang perlu dulu
mengetahui dan mendapat persetujuan pihak keluarga si gadis mengenai :
5. Mahar
6. Hantaran
7. Hari, bulan pelaksanaan peminangan
8. Perkiraan pelaksanaan Gawai.
Setelah disepakati oleh kedua keluarga, mengenai saat yang baik untuk meresmikan kegiatan yang
telah dirintis selama ini maka kegiatan selanjutnya adalah Menjemput dan Memanggil.
Untuk mengumpulkan sanak saudara maka kedua orang tua baik pihak perempuan maupun dari pihak
laki-laki berkewajiban datang langsung menemui :
- Ayah dan ibu dari suami atau isteri
- Ayah dan mak saidara dari suami dan isteri
- Saudara laki-laki dan saudara perempuan dari suami dan isteri
- Sepupu dari suami dan isteri
- Tetangga dekat keluarga tersebut.
- Sahabat fekat keluarga tersebut
- Orang yang dihormati dikampung.
Biasanya untuk sanak keluarga lainnya dapat diwakili oleh keluarga terdekat atau “ Tukang Panggil”.
Tukang Panggil diamanahkan mewakili yang punya hajat untuk membawa keluarga yang
dipanggilkerumah yang punya hajat. Biasanya tukang panggil akan menyampaikan kalimat yang
hampir baku sebagai berikut :
Acara memanggil merupakan bagian sangat menentukan suksesnya acara,karena pihak keluarga tidak
akan datang bila tidak terpanggil atau salah cara memanggil.
13. MEMINANG
wakil dari pihak laki-laki yang terdiri dari paling kurang 7 orang. Menuju kerumah pihak
perempuan dengan membawa barang-barang yang merupakan syarat bagi adat dengan rincian
sebagai berikut :
8. ketua rombongan
9. juru bicara
10. pembawa tepak sirih lengkap dengan cembul berisikan kapur sirih pinang, gambir, tembakau
sugi serta kacip. Daun sirih berjum;ah sesuai adat pihak perempuan ( 5,7,9 ) dalam keadaan
telungkup.
11. pembawa bunga rampai
12. pembawa sebentuk cincin
13. pembawa penganan
14. pembawa bermacam-macam buah-buahan
setelah rombongan pihak laki-laki sampai dan dipersilakan duduk, maka wakil pihak keluarga laki-
laki membuka acara biasanya menanyakan siapa yang menjadi wakil dari pihak perempuan dalam
menyambut pinangan, biasanya dalam bentuk pantun, misalnya seperti pantun berikut :
cik utih di sungai maye
melenggang saguk di tengah rumah
jika saye boleh bertanye
siape wakil tuan rumah
biasanya wakil pihak keluarga perempuan juga membalas dengan pantun, berkait misalnya :
melenggang saguk di tengah rumah
sagu direndang biji berbiji
sayelah wakil dari tuan rumah
ape gerangan maksud dihati
keduanya saling bersalaman, kemudian oleh wakil pihak laki-laki di sadarkanlah tepak sirih sambil
berpantun lagi :
pohon sirih tumbuh dipangakalan
buahnya masak jatuh kelumpur
tepak sirih saye serahkan
silekan dicicipi barang sekapur
wakil pihak perempuan menerima tepak sirih, mencicipinya, kemudian menyadarkanlah kepada
keluarga yang hadir. Kemudian wakil pihak perempuan membalas pantun pihak laki-laki, dengan
sebuah pantun, misalnya pantun berikut :
buah masak jatuh kelumpur
menimpe pule pohon kedade
setelah mencicipi sirih sekapur
silekan tuan mengurai kate
wakil pihak laki-laki menyerah kan bunga sambil yang dibawa sambil berpantun lagi. Pantunnya
bisa saja sebagai berikut :
bunga rampai aneka warne
baunye harum semerbak wangi
pelambang perpaduan kite semue
tende keiklasan hati kami
Wakil pihak perempuan mengambil rampai tersebut , dijemput sedikit lalu dicium. Cipe bunga
rampai diedarkan kepada sanak saudara yang hadir, Kemudian beliau berpantun, misalnya :
Baunya harum semerbak wangi
Memenuhi ruamgan majelis ini
Silahkan tuan bermadah peri
Tak sabar lagi kami menanti
Biasanya setelah mendengar pantun ini wakil pihak laki-laki akan menyampaikan maksud
kedatangan rombongannya dalam untaian ungkapan yang halus, misalnya :
“ kedatangan kami dibawa harum bunga setama yang ada di istana ini. Tak tertahan hati ingin
memetiknya untuk dipersunting sang kembang yang merana dan merindu di rumah kami”
wakil pihak perempuan akan membalas dengan sebuah ungkapan juga, misalnya :
“ jika itu hajat dihati, nserasa iba pula di hati, rupanya ada kembang yang mau mempersunting
bunga di taman kami, memang lama sudah kami menunggulama sudah kami menunggu berita ini.
Bak pepatah mengatakan : Kecila telapak tangan nyiru kami tadahkan. Singkat kata dengan senang
hati pinangan kami ini kami terima”.
Mendengar jawaban dari pihak keluarga perempuan wakil pihak laki-laki menyerahkan sebentuk
cincin sebagai tanda ikatan sambil diiringi sebuah pantun Misalnya :
Cincin diterima pantunpun biasanya berbalas pantun. Pantun balasan dapat saja berbunyi :
Masak sebiji buah embacang
Rasanya manis harum baunye
Jangn ragu dan jangan bimbang
Akan kami jaga dengn sebaiknye
Pantun pihak perempuan ini akan ditingkah dengan pantun pemanis dari pihak laki-laki dengan
pantun :
Setelah cincin diterima, berpantunpun selesai. Wakil pihak laki-laki menyerahkan kue-kue dan
buah-buahan yang dibawa.
Pembicaraan akan berlanjut dengan hal-hal yang lebih menjurus pada persiapan untuk
menghadapiacara Antar Belanja/Mutos runding dan perhelatan pernikahan, seperti :
Kedua orang tua calon mempelai perempuan akan menyerahkan seluruh pelaksanaan gawai ini kepada
saudara-saudara terdekat , sank famili dan hadai taulan. Maka disusunlah kepanitiaan lengkap untuk
mensukseskan gawai yang akan dilaksanakan nanti.
Ditetapkan tugas masing-masing juga ditetapkan hari dan waktu untuk setiap kegiatan. Segala sesuatu
telah diatur dengan tapi tinggal menunggu waktu pelaksanaannya.
Bagi seluruh keluarga, sanak famili dan handai taulan yang hadir biasanya disampaikan bahwa mereka
langsung dijemput datang kerumah yang punya hajat, jadi tak ada lagi utusan yang datang memanggil.
Dalam penulisan berikut ini kami akan memisahkan pembahasan tentang gawai ini dalam 2
pembahasan yaitu :
Dalam pembuatan kerajuk dalam masyarakat melayu Raja Kecamatan Bunguran lama, yang
beredasarkan adat, dapat dicatat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Adat Raja-Raja
Di depan kamar dipasang sero balai berukuran 2,5 X 2,5 meter dan tinggi 1,8 meter, engan cara
pemasangan sebagai berikut :
Pelaminan
- pelaminan untuk acara nikah dalam seribalai dengan posisi mempelai duduk menghadap
kerajuk. Tempat duduk merupakan sehelai kain bertatah benang emas.
- Tempat persandingan disebut peterakne.bertingkat : tiga, ukuran 2 x 1,5 meter. Menghadap
kearah kerajuk, dilapisi kain kuning berlatar belakang tabir warna kuning, dapat juga
merupakan tirai dengan dasar beludru warna kuning. Disamping depan kiri diletakkan tekune.
Tekune ialah tempat nasi kuning atau nasi pulut kuning bertingkat 3. nasi kuning dihiasi dengan
telur merah bertangkai bunga. Juga diletakkan lilin 9 batang pada dion tembaga atau dion tembaga
carang.
Untuk adat 100 sama dengan Adat Cik Wan. Untuk adat 80 perbedaan dengan adat Cik Wan
hanya pada saat nikah mempelai laki-laki harus membelakangi kerajuk.
ADAT 50
- kerajuk
- tabir pelapis dinding tidak boleh warna kuning atau hijau
- kelambu tidak boleh warna kuning atau hijau
- tidak ada tabir buang
- seperai tidak boleh warna kuning atau hijau, panjang seperai 8 cm dari lantai
- seri balai tidak dipakai kecuali pada acara perkawinan keluarga tersebut ada acara khataman Al-
Qur’an. Seluruh tabir tidak boleh bewarna kuning atau hijau
- pelaminan untuk acara nikah terbuat dari tikar pandan ukuran 90 x 90 cm, dengan posisi duduk
mempelai membelakangi kerajuk
- tempat persandingan tidak menggunakan peterakne hanya duduk kursi pengantin. Letak kursi
pengantin sejajar atau disamping kerajuk
- lilin diletakkan didepan pengantin sebanyak 5 batang
- nasi kuning atau nasi pulut putih berhiasan telur merah bertangkai diletakkan didalam “ Paa
tembaga “
dalam pembuatan kerajuk dan pelaminan biasanya dikerjakan oleh orang-orang yang memang tahu
betul tentang tata car acat yang berlaku.
HARI MUTONG
Hari kedua dari kegiatan gawai biasanya disebut hari mutong , dimana pada hari ini diadakan
pemotongan / penyembelihan kerbau/lembu guna dijadikan lauk pauk untuk besok. Pada hari ini juga,
dugunakan untuk menyelesaikan segala sesuatu yang masih belum rampung dikerjakan semalam.
MALAM NIKAH
a. ijab kabul
menurut kebiasaan, acara pernikahan dilaksanakan pada malam hari. Pada malam ini sanak
famili berkumpul, dirumah kedua pihak, dan pada waktu yang telah disepakati berangkatlah
rombongan pihak pengantin laki-laki menuju rumah penganti perembuan, diiringi atak-arakan dengan
urutan sebagai berikut :
1. ibuk-ibuk
2. rombongan pembawa :
- tepak sirih
- bunga rampai
- mahar
- buah-buahan
- kue
- DLL
3. mempelai dan pengapit
4. bapak-bapak
mempelai laki-laki bersongkok depon dan pengapit memekai baju kurung seragam. Setelah
sampai dan dijemput naik maka mempelai laki-laki pun didudukkan di pelaminan sesuai adat yang
berlaku. Lilin di pasang acara ijab kabul dilaksanakan. Setelah ijab kabul dilanjutkan dengan suatu
tradisi yang teradat di daerah ini yaitu acara :
b. Cecah inai
menurut perkiraan kami, acara ini merupakan suatu acara seremonial, mengawali acara berinai
bagi kedua mempelai. Kedua mempelai dicecah inai secara bergantian oleh : 5,7,9 orang tua-tua
pemuka adat / pejabat / ulama, sesuai adat dari mempelai. Pencecah inai terakhir akan memimpin do’a
selamat. Mempelai perempuan oleh ibu-ibu. Bila dilaksanakan serentak, maka pencecah iani pasangan
suami isteri. Setiap pencecah inai akan melakukan kegiatan sebagai berikut :
alat-alat yang digunakan seperti : beras putih, beras kuning, bertih, inai, air tepung tawar, dan telur,
disiapkan tempat masing-masing , disusun secara melingkar dalam baki dengan posisi inai
ditengah-tengah. Setiap pencecah inai selesai melaksanakan tugasnya akan dihadiahkan , nasi pulut
dan telur merah. Khusus untuk air tepung tawar biasanya dalam sulang putih. Daun-daun perenjis
yang terdiri dari :
- pucuk pinag
- daun ibu-ibu
- daun durian
- daun gading
- ketupat tolak bala
diikat menjadi satu dicelupkan dalam sulang.
c. Penganten laki-laki makan
Mempelai perempuan kembali ke dalam kerajuk, sedangkan mempelai laki-laki beserta pengapit
dihidangkan makanan “ makan Penganten “ di depan kerajuk dilayani oleh seorang Inang ( perempuan
setengah baya ) . Mempelai laki-laki harus menyisakan makanan yang dimakannya untuk diberikan
pada mempelai perempuan, Setelah berbasa-basi dan istirahat sejenak maka rombongan mempelai laki-
laki kembali kerumah untuk acara berinai.
d. Berinai
Setelah larut malam, kedua mempelai di rumah masing-masing akan diiani oleh seorang Andam yang
adatnya dibawah adat mempelai. Sambil berinai mempelai perempuan dihibur oleh permainan Hadrah
dan permainan Berdah yang sampai subu. Ada 3 jenis berinai yang lazim dibuat :
4. Berinai besar; Seluruh tapak kaki dan tangan dan jari-jari diinai.
5. Berinai kecil ; Di tengah-tengah telapak tangan dan kaki ditempelkan inai berbentuk bulat, sisi
jari diberi inai.
6. Berinai curi ; Hanya pada telapak tangan dan kaki diberi inai berbentuk bulat.
Hari Besou
Hari ini adalah hari puncak acara nikah –gawai seluruh sanak famili, kaum kerabat, handai tolan dan
undangan datang berkumpul . Ada yang bertugas membantu , ada yang datang sebagi jemputan dan
undangan. Acara pagi hari ini adalah :
-Berkhatam Al-Qur’an
-Berzanji
Acara siang ( pk 11.00. Wib Keatas ) bersanding.
Rombongan mempelai laki-laki bergerak menuju kerumah mempelai perempuan setelah semuanya siap
dalam bentuk arak-arakan dengan urutan :
8. Pembawa bendera kain batik panjang
9. Pembawa bunga manggar
10. Ibu-ibu berkerudung
11. Ibu – ibu dan anak- anak gadis
12. Penganten dan pengapit yang sekalian bertugas mamayungi penganten dan membawa koper
pakaian penganten . Penganten memakai tanjak.
13. Pemain gendang rebana
14. Bapak-bapak
Arak-arakan akan memilih jalan aga jauh supaya dapat dilihat oleh orang kampung. Penganten laki-laki
akan dijulang menjelang jarak + 50 meter dari rumah mempelai perempuan. Regu penyambut yang
biasanya terdiri dari ibuk-ibuk berkembang kain telepuk. Dan 1 – 3 orang bapak – bapak akan
menyongsong rombongan di depan halaman, untuk dipersilakan masuk. Mempelai laki-laki akan turun
dari julang bila ada acara penyambutan.
-silat
-pantun pembuka jalan
Acara pantun pembuka jalan adalah suatu acara dimana pihak perempuan akan membentang sehelai kai
panjang. Untuk membukanya supaya rombongan bisa lewat diadakan acara berbalas pantun dan
membayar uang tebusan. Mempelai dibawa kepelaminan dan dipersandingkan dengan penganten
perempuan. Sebelumnya dilaksanakan dulu acara Buka Kipas.
Pada acara ini terjadi lagi balas pantun serta membayar uang tebus pembuka kipas.
Acara belarak ini tidak dilakukan oleh keluarga keturuna Syaiddan raja. Bila dilaksanakan maka
mempelai laki-laki diarak memakai tndu. Begitu sampai di depan rumah maka mempelai laki-laki
diturunkan dan berjalan menuju pelaminan denga melewati jembatn kain putih.
Pada saat tepung tawar, dibacakan do’a tolak bala, yang disebut do’a tepung tawar, Salah satu do’anya
berbunyi :
Bismillah…
Tepung tawar tepung sejati, tepung asal mule-mule menjadi.
Tepung tali jati, te[pung pasang suri.
Tepung tawar membuang sial Pemali.
Isteri bername Genta Sari, Suami bernama Genta Suri.
Sejuk apaekan anak ini, sejuk seperti ular cinte mani.
Dengan berkat nabi dan wali, taruh dalil sala haba.
Selamat apelah ayah ddan bunda, selamat sekeluarga, selamat dunie akhirat selamat alam baka.
Berkukuk ayam biringkuning, berkukuk diujung tumbang laya.
Bis,illah aku tepul, air beras kunyit tepung tawa.
Pucuk lumut berpenggal-penggal , pucuk mawar bertali-tali.
Do’a qunut tidak ditinggalkan , tepung tawar ade gantinye.
Patah pucuk gundah rasa, dipatahnye tebing tinggi.
Diberi Allah Subhanahuwatala, Allah serta nabi.
Maimunah, malyati, menumbuk lesung tinggi, lagi beras lagi ditampi.
Memberi makan ing putri, dayang –dayang marilah mandi.
Sejuk apelah anak ini, Sejuk seperi ular cinte mani.
Dengan berkat nabi dan wali.
Limau purut limau lilang tige, limau malaka itulah die.
Air surut iapun hilang,membuang sial dengan celake.
Limau purut malake, limau hanye dari ulu asal jangan yang pardu.
Patah pucuk dengan jari , didapat juge dengan gagang.
Suke beramai dalam negeri, tempat beramal sekalian berdagang.
Dipatahkannye gagang ketike berlange dengan nage.
Tempat beramal sekalian berdagang, untuk membuke pintu surge.
Surge dunie dan akhirat. Amin.
Ataupun dapat dipakai do’a tepung tawar yang disebut BERPUAN Seperti ini :
Wahdatini wasyi’ataini
Alhamdufa’aini
Minallillahi wal waqbaa inalaa
Yaksyifuha ghoiruk
Batang pelumut berpenggal-penggal
Batang pelumut bertali-tali
Do’a qunut biarlah tinggal Tepung tawa ade pengganti.
BERSULUK
Suatu kesenian khas yang ade di Bunguran , yang menuturkan seluruh rangkaian gawai dari awal
sampai akhir, lengkap dengan nama orang yang terlibat dalam menyukseskan gawai tersebut. Dituturkn
dalam bentuk syair yang indah kadang lucu menggoda.
PENGANTEN KELUAR
Kedua mempelai diiringi inang, dibawa kedepan kemudian kebagian belakang rumah untuk
diperlihatkan kepada sanak keluarga, sahabat. Handai tolan dan jemputn. Pada saat keluar setelah agak
lama biasanya inangakan bertanya pada yang berada di luar.
“ Lah, lom……………….?
“ lom jawab sanak famili.
“ Lah,lom…………………..?
“Lom, lah……………………lah? Mak inang akan membawa kedua mempelai ke bagian lain. Disana
akan terjadi hal yang sama dan dialog yang sama.
MENYEMBAH
Kedua mempelai dengan berlutut mencium tangan kedua orang tua mereka. Kedua aki, Wan, ayah
saudara. Mak saudara, Abang dan Kakak
PENGATEN MAKAN
Dilayani oleh mak inang dan didampingi oleh isteri, mempelai laki tersebut beserta pengapit makan
bersama di depak kerajuk dengn hidangan istimewa yang disebut makan penganten
Sebagai pelepas lelah, sekaligus menghibur kedua mempelai. Bagi adat Syaid dan Raja dilaksanakan
acara berkejar-kejaran. Pada malam itu sanak saudara dekat berkumpul di rumah mempelai perempuan.
Oleh inang, mempelai perempuan disuruh keluar dari kerajuk, mengambil posisi di tengah-tengan
sanak keluarga mempelai laki-laki keluar dan berusaha menangkap isterinya. Sang isteri berusaha
mengihindar , dikejar sang suami diantara para tamu. Acara akan berakhir bila sang isteri tertangkap
dan digendong ketempat tidur. Sanak keluarga pulang ke rumah masing-masing setelah mencicipi
hidangan yang disuguhkan.
Suatu tradisi yang sudah merupakan bagian dari adat adalah malam pesta penutupan. Waktu sedikit
berbau modern. Acara ini sudah sangat membudaya dengan susunan :
-Pembukaan
-Acara Penganten : a. Pemasangan lilin
b. Memotong Kue.
- Hiburan diisi oleh band
Biasanya acara akan ditutup dengan 1 buah lagu dari kedua mempelai.
PULANG MEMULANG
Besoknya secara gotong royong, tetangga. Sanak keluarga, famili membantu mengembalikan segala
sesuatu yang dipinjam dan dipakai selama gawai. Lazimnya pada hari ini dihidangkan sop tulang.
Bagian dari gawai yang merupakan tradisi baru yang sudah teradatkan ialah malam buka kado. Sanak
saudara dekat, tetangga dan orang-orang yang dirasakan sangat membantu suksesnya gawai, pada
malam itu ( biasanya 1 hari atau 2 hari sesudah hari Besou) dijemput untuk menyaksikan dan membuka
kado yang diterima . Biasanya pada esok harinya beberapa orang tertentu akan diberikan kenang-
kenangan dan ucapan terima kasih yang diambil dari kado yang diterima.
BERAMBIH
Sesudah tiga malam penganten laki-laki tidur di rumah orang tua isterinya, siangnya mereka diantar
oleh beberapa ibu-ibu dri pihak keluarga isteri ke rumah orang tua suaminya. Mereka berjalan bersama
ibu-ibu dari pihak keluarga laki-laki yang tadinya sengaja datang menjemput.
Pada saat itu biasanya penganten perempuan memakai baju kurung tulang balut atau cekak musang,
bersabuk kain songket dan berkopiah hitam. Setelah tiga malam berambih, maka mereka berdua
kembali ke rumah orang tua penganten perempuan, setelah dijemput dan juga dinatar oleh ibu-ibu dari
kedua pihak khususnya bagi keluarga yang berketurunan adat raja-raja dan said berambih dalam dua
malam, dua malam. Pada waktu kedua pengantin ada pulang dari rumah orang tua pengantin laki-laki
maka orang tua mempelai laki-laki akan membekali mereka berdua dengan seperangkat alat masak-
memasak yang terdiri dari :
- 1 buah periuk
- 2 buah pinggan
- 2 buah gelas
sebagai dukungan bagi mereka berdua dalam melalui kehidupan berumah tangga. Dengan
berakhirnya acara berambih maka selesailah seluruh rangkaian acara nikah kawin ataupun acara
gawai.
HIDANGAN
Hidangan utama yang disuguhkan pada pesta gawai secara umum adlah sebagai berikut :
Malam nikah : gulai perut.
Hari besar :
- gulai daging
- acar manis kucai, betik,ketimun,lade,bawang merah
- pindang ikan
- kue bangkit / kue buoh ulu ( bolu)
- air sepang
penyelenggaraan hidangan :
3. adat orang tua-tua dulu .
- pelayan orang beradat 80 untuk melayani raja sayid, cik wan, adat 120, adat 100 dan adat 80.
orang beradat 50 yang melayani adat 50.
- Tugas pelayan : mengatur dulang.
Pada saat meletakkan dulang harus dalam posisi bersimpuh bagi perempuan, sedangkan bagi
pelayan laki-laki dengan posisi bersimpuh, tapi lutut kiri di naikkan
- tempat duduk :
raja dan sayid didalam seri bali, cikwan , adat 120, adat 100 dan adat 80 makan diluar seri bali.
- adat 50 makan di selesar.
Membuka tudung saji, mengatur piring nasi, dan menyendikkan nasi.
Mengatur gelas dan mengisikkannya dengan air dari durak
Mempersilakan para tamu untuk menyantap hidangan.
Mempersiapkan tempat nasi tambah
Sambil dalam posisi jongkok / bersimpuh , pelan-pelan mundur meninggalkan tempat
makan para tamu.
Petugas pembersih
Yaitu orang0orang beradat 50 yang tugas nya mengankat dulang setelah tamu selesasi makan dan
membersihkan arena tempat makan.
9. Beandam
Sebelum berandam, mandi berlangir, Ramuan untuk berlangir terdiri dari limau purut dibelah empat
sebanyak tiga buah dicampur dengan kulit langir.
Posisi calon penganten dihadapkan kekiblat diselimuti dengan 2,5 meter kain putih. Alat-alat untuk
berandam terdiri dari :
- Gunting
- Pisau cukur
- Kelapa muda
- Air limau purut
- Lilin sambaing ( madu )
- Putih telur
Alat-lat berandam seperti kain putih, benang ( ganti rambut ), pisau cukur ( diganti dengan pisau kecil )
, lilin sambang diserahkan kepada mak andam berikut uang sagu hati ala kadarnya.
10. MANDI LULUR.
Ketika hendak berhatam Al Qur’an atau bersanding maka penganten dimandi lulur.
Peralatan mandi lulur terdiri dari :
7. Air tilak bala.
8. Beras putih giling.
9. Beras kuning giling.
10. Papan kude, Doiberi alas putih untuk dipakai oleh keturunan Wan, Raja,dan Syaid.
11. Kain putih sebagai pengepong arena tempat mandi.
12. Air dan sabun.
BAB III
ADAT ISTIADAT PERTANAHAN
11. Tanah warisan sangat dihormati baik yang bersurat maupun yang tidak.
12. Tanah kebun terlantar tetap diakui selama ada saksi yang dipercaya dan dalam kebun tersebut
terdapat pohon-pohon seperti :
Getah
Kelapa
Durian
Nangka
Cempedak
Rambutan
Dll.
13. Hutan diatas tanah kebun ( Kepala kebun) tidak boleh ditebas.
14. Tanah rapak dan sawah boleh diwarisi dan diakui kepemilikannya.
15. Diakui beberapa tanah pusaka( tanaman pusaka keluarga ) yang permanfaatannya diatur secara
kekluargaan.
16. Tanah pantai sempadan sebatas tumbang kelapa ( kurang lebih 40 meter ) tidak boleh dibangun
rumah tanpa seizin pemilik tanah darat.
17. Tanah laut bekas bangunan rumah, bila ingin dibangun harus seizin pemakai lama.
18. Tanah laut bekas belat, bagan, bila ingin dibangun harus siizin pemakai lama.
19. Jual beli tanah hanya dapat dilakukan setelah diberitahu atau ditawarkan kepada pemilik tanah
sempadan.
20. Diakuinya tanah bebas yang disebut garis sempadan.
Di depan kamar dipasang sero balai berukuran 2,5 X 2,5 meter dan tinggi 1,8 meter, engan cara
pemasangan sebagai berikut :
Pelaminan
Pengertian Pelaminan disini dalam dua makna :
5. tempat acara nikah
6. tempat persandingan
- pelaminan untuk acara nikah dalam seribalai dengan posisi mempelai duduk menghadap
kerajuk. Tempat duduk merupakan sehelai kain bertatah benang emas.
- Tempat persandingan disebut peterakne.bertingkat : tiga, ukuran 2 x 1,5 meter. Menghadap
kearah kerajuk, dilapisi kain kuning berlatar belakang tabir warna kuning, dapat juga
merupakan tirai dengan dasar beludru warna kuning. Disamping depan kiri diletakkan tekune.
Tekune ialah tempat nasi kuning atau nasi pulut kuning bertingkat 3. nasi kuning dihiasi dengan
telur merah bertangkai bunga. Juga diletakkan lilin 9 batang pada dion tembaga atau dion tembaga
carang.
Untuk adat 100 sama dengan Adat Cik Wan. Untuk adat 80 perbedaan dengan adat Cik Wan
hanya pada saat nikah mempelai laki-laki harus membelakangi kerajuk.
ADAT 50
- kerajuk
- tabir pelapis dinding tidak boleh warna kuning atau hijau
- kelambu tidak boleh warna kuning atau hijau
- tidak ada tabir buang
- seperai tidak boleh warna kuning atau hijau, panjang seperai 8 cm dari lantai
- seri balai tidak dipakai kecuali pada acara perkawinan keluarga tersebut ada acara khataman Al-
Qur’an. Seluruh tabir tidak boleh bewarna kuning atau hijau
- pelaminan untuk acara nikah terbuat dari tikar pandan ukuran 90 x 90 cm, dengan posisi duduk
mempelai membelakangi kerajuk
- tempat persandingan tidak menggunakan peterakne hanya duduk kursi pengantin. Letak kursi
pengantin sejajar atau disamping kerajuk
- lilin diletakkan didepan pengantin sebanyak 5 batang
- nasi kuning atau nasi pulut putih berhiasan telur merah bertangkai diletakkan didalam “ Paa
tembaga “
dalam pembuatan kerajuk dan pelaminan biasanya dikerjakan oleh orang-orang yang memang tahu
betul tentang tata car acat yang berlaku.
HARI MUTONG
Hari kedua dari kegiatan gawai biasanya disebut hari mutong , dimana pada hari ini diadakan
pemotongan / penyembelihan krbau/lembu guna dijadikan lauk pauk untuk besok. Pada hari ini juga,
dugunakan untuk menyelesaikan segala sesuatu yang masih belum rampung dikerjakan semalam.
MALAM NIKAH
a. ijab kabul
menurut kebiasaan, acara pernikahan dilaksanakan pada malam hari. Pada malam ini sanak
famili berkumpul, dirumah kedua pihak, dan pada waktu yang telah disepakati berangkatlah
rombongan pihak pengantin laki-laki menuju rumah penganti perembuan, diiringi atak-arakan dengan
urutan sebagai berikut :
3. ibuk-ibuk
4. rombongan pembawa :
- tepak sirih
- bunga rampai
- mahar
- buah-buahan
- kue
- DLL
3. mempelai dan pengapit
4. bapak-bapak
mempelai laki-laki bersongkok depon dan pengapit memekai baju kurung seragam. Setelah
sampai dan dijemput naik maka mempelai laki-laki pun didudukkan di pelaminan sesuai adat yang
berlaku. Lilin di pasang acara ijab kabul dilaksanakan. Setelah ijab kabul dilanjutkan dengan suatu
tradisi yang teradat di daerah ini yaitu acara :
b. Cecah inai
menurut perkiraan kami, acara ini merupakan suatu acara seremonial, mengawali acara berinai
bagi kedua mempelai. Kedua mempelai dicecah inai secara bergantian oleh : 5,7,9 orang tua-tua
pemuka adat / pejabat / ulama, sesuai adat dari mempelai. Pencecah inai terakhir akan memimpin do’a
selamat. Mempelai perempuan oleh ibu-ibu. Bila dilaksanakan serentak, maka pencecah iani pasangan
suami isteri. Setiap pencecah inai akan melakukan kegiatan sebagai berikut :
alat-alat yang digunakan seperti : beras putih, beras kuning, bertih, inai, air tepung tawar, dan telur,
disiapkan tempat masing-masing , disusun secara melingkar dalam baki dengan posisi inai
ditengah-tengah. Setiap pencecah inai selesai melaksanakan tugasnya akan dihadiahkan , nasi pulut
dan telur merah. Khusus untuk air tepung tawar biasanya dalam sulang putih. Daun-daun perenjis
yang terdiri dari :
- pucuk pinag
- daun ibu-ibu
- daun durian
- daun gading
- ketupat tolak bala
diikat menjadi satu dicelupkan dalam sulang.
c. Penganten laki-laki makan
Mempelai perempuan kembali ke dalam kerajuk, sedangkan mempelai laki-laki beserta pengapit
dihidangkan makanan “ makan Penganten “ di depan kerajuk dilayani oleh seorang Inang ( perempuan
setengah baya ) . Mempelai laki-laki harus menyisakan makanan yang dimakannya untuk diberikan
pada mempelai perempuan, Setelah berbasa-basi dan istirahat sejenak maka rombongan mempelai laki-
laki kembali kerumah untuk acara berinai.
d. Berinai
Setelah larut malam, kedua mempelai di rumah masing-masing akan diiani oleh seorang Andam yang
adatnya dibawah adat mempelai. Sambil berinai mempelai perempuan dihibur oleh permainan Hadrah
dan permainan Berdah yang sampai subu. Ada 3 jenis berinai yang lazim dibuat :
7. Berinai besar; Seluruh tapak kaki dan tangan dan jari-jari diinai.
8. Berinai kecil ; Di tengah-tengah telapak tangan dan kaki ditempelkan inai berbentuk bulat, sisi
jari diberi inai.
9. Berinai curi ; Hanya pada telapak tangan dan kaki diberi inai berbentuk bulat.
Hari Besou
Hari ini adalah hari puncak acara nikah –gawai seluruh sanak famili, kaum kerabat, handai tolan dan
undangan datang berkumpul . Ada yang bertugas membantu , ada yang datang sebagi jemputan dan
undangan. Acara pagi hari ini adalah :
-Berkhatam Al-Qur’an
-Berzanji
Acara siang ( pk 11.00. Wib Keatas ) bersanding.
Rombongan mempelai laki-laki bergerak menuju kerumah mempelai perempuan setelah semuanya siap
dalam bentuk arak-arakan dengan urutan :
15. Pembawa bendera kain batik panjang
16. Pembawa bunga manggar
17. Ibu-ibu berkerudung
18. Ibu – ibu dan anak- anak gadis
19. Penganten dan pengapit yang sekalian bertugas mamayungi penganten dan membawa koper
pakaian penganten . Penganten memakai tanjak.
20. Pemain gendang rebana
21. Bapak-bapak
Arak-arakan akan memilih jalan aga jauh supaya dapat dilihat oleh orang kampung. Penganten laki-laki
akan dijulang menjelang jarak + 50 meter dari rumah mempelai perempuan. Regu penyambut yang
biasanya terdiri dari ibuk-ibuk berkembang kain telepuk. Dan 1 – 3 orang bapak – bapak akan
menyongsong rombongan di depan halaman, untuk dipersilakan masuk. Mempelai laki-laki akan turun
dari julang bila ada acara penyambutan.
-silat
-pantun pembuka jalan
Acara pantun pembuka jalan adalah suatu acara dimana pihak perempuan akan membentang sehelai kai
panjang. Untuk membukanya supaya rombongan bisa lewat diadakan acara berbalas pantun dan
membayar uang tebusan. Mempelai dibawa kepelaminan dan dipersandingkan dengan penganten
perempuan. Sebelumnya dilaksanakan dulu acara Buka Kipas.
Pada acara ini terjadi lagi balas pantun serta membayar uang tebus pembuka kipas.
Acara belarak ini tidak dilakukan oleh keluarga keturuna Syaiddan raja. Bila dilaksanakan maka
mempelai laki-laki diarak memakai tndu. Begitu sampai di depan rumah maka mempelai laki-laki
diturunkan dan berjalan menuju pelaminan denga melewati jembatn kain putih.
Pada saat tepung tawar, dibacakan do’a tolak bala, yang disebut do’a tepung tawar, Salah satu do’anya
berbunyi :
Bismillah…
Tepung tawar tepung sejati, tepung asal mule-mule menjadi.
Tepung tali jati, te[pung pasang suri.
Tepung tawar membuang sial Pemali.
Isteri bername Genta Sari, Suami bernama Genta Suri.
Sejuk apaekan anak ini, sejuk seperti ular cinte mani.
Dengan berkat nabi dan wali, taruh dalil sala haba.
Selamat apelah ayah ddan bunda, selamat sekeluarga, selamat dunie akhirat selamat alam baka.
Berkukuk ayam biringkuning, berkukuk diujung tumbang laya.
Bis,illah aku tepul, air beras kunyit tepung tawa.
Pucuk lumut berpenggal-penggal , pucuk mawar bertali-tali.
Do’a qunut tidak ditinggalkan , tepung tawar ade gantinye.
Patah pucuk gundah rasa, dipatahnye tebing tinggi.
Diberi Allah Subhanahuwatala, Allah serta nabi.
Maimunah, malyati, menumbuk lesung tinggi, lagi beras lagi ditampi.
Memberi makan ing putri, dayang –dayang marilah mandi.
Sejuk apelah anak ini, Sejuk seperi ular cinte mani.
Dengan berkat nabi dan wali.
Limau purut limau lilang tige, limau malaka itulah die.
Air surut iapun hilang,membuang sial dengan celake.
Limau purut malake, limau hanye dari ulu asal jangan yang pardu.
Patah pucuk dengan jari , didapat juge dengan gagang.
Suke beramai dalam negeri, tempat beramal sekalian berdagang.
Dipatahkannye gagang ketike berlange dengan nage.
Tempat beramal sekalian berdagang, untuk membuke pintu surge.
Surge dunie dan akhirat. Amin.
Ataupun dapat dipakai do’a tepung tawar yang disebut BERPUAN Seperti ini :
Wahdatini wasyi’ataini
Alhamdufa’aini
Minallillahi wal waqbaa inalaa
Yaksyifuha ghoiruk
BERSULUK
Suatu kesenian khas yang ade di Bunguran , yang menuturkan seluruh rangkaian gawai dari awal
sampai akhir, lengkap dengan nama orang yang terlibat dalam menyukseskan gawai tersebut. Dituturkn
dalam bentuk syair yang indah kadang lucu menggoda.
PENGANTEN KELUAR
Kedua mempelai diiringi inang, dibawa kedepan kemudian kebagian belakang rumah untuk
diperlihatkan kepada sanak keluarga, sahabat. Handai tolan dan jemputn. Pada saat keluar setelah agak
lama biasanya inangakan bertanya pada yang berada di luar.
“ Lah, lom……………….?
“ lom jawab sanak famili.
Beberapa saat kemudian
“ Lah,lom…………………..?
“Lom, lah……………………lah? Mak inang akan membawa kedua mempelai ke bagian lain. Disana
akan terjadi hal yang sama dan dialog yang sama.
MENYEMBAH
Kedua mempelai dengan berlutut mencium tangan kedua orang tua mereka. Kedua aki, Wan, ayah
saudara. Mak saudara, Abang dan Kakak
PENGATEN MAKAN
Dilayani oleh mak inang dan didampingi oleh isteri, mempelai laki tersebut beserta pengapit makan
bersama di depak kerajuk dengn hidangan istimewa yang disebut makan penganten
Sebagai pelepas lelah, sekaligus menghibur kedua mempelai. Bagi adat Syaid dan Raja dilaksanakan
acara berkejar-kejaran. Pada malam itu sanak saudara dekat berkumpul di rumah mempelai perempuan.
Oleh inang, mempelai perempuan disuruh keluar dari kerajuk, mengambil posisi di tengah-tengan
sanak keluarga mempelai laki-laki keluar dan berusaha menangkap isterinya. Sang isteri berusaha
mengihindar , dikejar sang suami diantara para tamu. Acara akan berakhir bila sang isteri tertangkap
dan digendong ketempat tidur. Sanak keluarga pulang ke rumah masing-masing setelah mencicipi
hidangan yang disuguhkan.
Suatu tradisi yang sudah merupakan bagian dari adat adalah malam pesta penutupan. Waktu sedikit
berbau modern. Acara ini sudah sangat membudaya dengan susunan :
-Pembukaan
-Acara Penganten : a. Pemasangan lilin
b. Memotong Kue.
- Hiburan diisi oleh band
Biasanya acara akan ditutup dengan 1 buah lagu dari kedua mempelai.
PULANG MEMULANG
Besoknya secara gotong royong, tetangga. Sanak keluarga, famili membantu mengembalikan segala
sesuatu yang dipinjam dan dipakai selama gawai. Lazimnya pada hari ini dihidangkan sop tulang.
Bagian dari gawai yang merupakan tradisi baru yang sudah teradatkan ialah malam buka kado. Sanak
saudara dekat, tetangga dan orang-orang yang dirasakan sangat membantu suksesnya gawai, pada
malam itu ( biasanya 1 hari atau 2 hari sesudah hari Besou) dijemput untuk menyaksikan dan membuka
kado yang diterima . Biasanya pada esok harinya beberapa orang tertentu akan diberikan kenang-
kenangan dan ucapan terima kasih yang diambil dari kado yang diterima.
BERAMBIH
Sesudah tiga malam penganten laki-laki tidur di rumah orang tua isterinya, siangnya mereka diantar
oleh beberapa ibu-ibu dri pihak keluarga isteri ke rumah orang tua suaminya. Mereka berjalan bersama
ibu-ibu dari pihak keluarga laki-laki yang tadinya sengaja datang menjemput.
Pada saat itu biasanya penganten perempuan memakai baju kurung tulang balut atau cekak musang,
bersabuk kain songket dan berkopiah hitam. Setelah tiga malam berambih, maka mereka berdua
kembali ke rumah orang tua penganten perempuan, setelah dijemput dan juga dinatar oleh ibu-ibu dari
kedua pihak khususnya bagi keluarga yang berketurunan adat raja-raja dan said berambih dalam dua
malam, dua malam. Pada waktu kedua pengantin ada pulang dari rumah orang tua pengantin laki-laki
maka orang tua mempelai laki-laki akan membekali mereka berdua dengan seperangkat alat masak-
memasak yang terdiri dari :
- 1 buah periuk
- 2 buah pinggan
- 2 buah gelas
sebagai dukungan bagi mereka berdua dalam melalui kehidupan berumah tangga. Dengan
berakhirnya acara berambih maka selesailah seluruh rangkaian acara nikah kawin ataupun acara
gawai.
HIDANGAN
Hidangan utama yang disuguhkan pada pesta gawai secara umum adlah sebagai berikut :
Malam nikah : gulai perut.
Hari besar :
- gulai daging
- acar manis kucai, betik,ketimun,lade,bawang merah
- pindang ikan
- kue bangkit / kue buoh ulu ( bolu)
- air sepang
penyelenggaraan hidangan :
5. adat orang tua-tua dulu .
- pelayan orang beradat 80 untuk melayani raja sayid, cik wan, adat 120, adat 100 dan adat 80.
orang beradat 50 yang melayani adat 50.
- Tugas pelayan : mengatur dulang.
Pada saat meletakkan dulang harus dalam posisi bersimpuh bagi perempuan, sedangkan bagi
pelayan laki-laki dengan posisi bersimpuh, tapi lutut kiri di naikkan
- tempat duduk :
raja dan sayid didalam seri bali, cikwan , adat 120, adat 100 dan adat 80 makan diluar seri bali.
- adat 50 makan di selesar.
Membuka tudung saji, mengatur piring nasi, dan menyendikkan nasi.
Mengatur gelas dan mengisikkannya dengan air dari durak
Mempersilakan para tamu untuk menyantap hidangan.
Mempersiapkan tempat nasi tambah
Sambil dalam posisi jongkok / bersimpuh , pelan-pelan mundur meninggalkan tempat
makan para tamu.
Petugas pembersih
Yaitu orang0orang beradat 50 yang tugas nya mengankat dulang setelah tamu selesasi makan dan
membersihkan arena tempat makan.
14. Berandam
Sebelum berandam, mandi berlangir, Ramuan untuk berlangir terdiri dari limau purut dibelah empat
sebanyak tiga buah dicampur dengan kulit langir.
Posisi calon penganten dihadapkan kekiblat diselimuti dengan 2,5 meter kain putih. Alat-alat untuk
berandam terdiri dari :
- Gunting
- Pisau cukur
- Kelapa muda
- Air limau purut
- Lilin sambaing ( madu )
- Putih telur
Alat-lat berandam seperti kain putih, benang ( ganti rambut ), pisau cukur ( diganti dengan pisau kecil )
, lilin sambang diserahkan kepada mak andam berikut uang sagu hati ala kadarnya.