Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
TINGGI (DTT)
DTT merupakan alternative dari sterilisasi akibat terbatasnya sarana dan prasarana.
DTT dapat diperoleh dengan merebus dalam air, mengukus (dengan uap panas), atau
merendam alat dalam disinfektan kimiawi.
Agar efektif, semua langkah dalam setiap metode perlu dipantau dengan seksama.
Titik didih air 1,10C lebih rendah pada setiap 1.000 kaki dari permukaan
laut, sebaiknya merebus/mengukus alat untuk DTT minimal 20 menit.
Pengukusan memiliki kelebihan dibanding merebus untuk sarung tangan dan alat
lain (kanula plastic dan semprit).
Hanya diperlukan air 1 liter utk mengukus sarung tangan/instrumen, sedang utk
merebus perlu 4-5 liter.
Sebaliknya dandang
yang cukup besar
lebih mudah
Agar efektif, kukusan digunakan utk
bagian bawah harus peralatan logam dan
terisi cukup air agar tdk perlu dipantau
Kekurangan tetap mendidih
pengukusan; kukusan sepanjang waktu.
selama proses
yg tersedia umumnya penguapan.
kecil, shg hanya
cukup utk alat-alat
dlm jumlah terbatas.
Pengukusan sarung
tangan bedah sebagai
langkah akhir dalam
pemrosesan sarung
tangan dilakukan
sejak lama di
Indonesia dan negara
asean lainnya.
Empat disinfeksi yang secara rutin digunakan sebagai disinfeksi tingkat tinggi: 1.
klorin, 2. glutaradehid, 3. formaldehid dan 4. peroksid.
Bahan-bahan kimia ini dpt mencapai DTT jika benda-benda yang akan
didisinfeksi dibersihakan dulu sebelum direndam.
Pilihan disinfeksi tingkat tinggi didasarkan pada sifat-sifat benda yang akan
didisinfeksi, daerah yang digunakan (misalnya ventilasi baik), dan petugas
trampil dalam tindakan ini.
Sodikin Fikes UMP Keperawatan D3 14
KEUNTUNGAN – KERUGIAN DTT
Murah dan tersedia dimana-mana, DTT yang efektif, tapi baunya sangat merangsang dan
bersifat sangat iritatif dan berpotensi menyebabkan karsinogen
Jangan diencerkan dengan air yang mengandung klorin, karena dapat mengeluarkan
gas yang berbahaya (bis-klorometil-eter).
Petugas harus memakai sarung tangan untuk mencegah kontak kulit, dan melindungi
mata dari ciptratan dan uap, membatasi waktu paparan serta menggunakan larutan ini
hanya pada ventilasi baik.
Dilarutkan dalam larutan 6%, tersedia dimana-mana dan lebih murah daripada disinfektan kimia
lanya.
Larutan H2O2 3% digunakan sebagai antiseptic, tapi tidak dapat digunakan sebagai disinfektan.
Kerugian utama hydrogen perokside sangat korosif, jangan digunakan untuk disinfektan
tembaga, alumanium, seng, atau kin.
Cepat kehilangan kemampuan akibat paparan panas dan sinar matahari.
WHO tidak merekomendasikan H2O2 di daerah panas (tropis) karena ketidakstabilannya dalam
lingkungan panas dan terang.
Sodikin Fikes UMP Keperawatan D3 19
ALKOHOL & IODOFOR
Alkohol dan
iodofor murah Spesies Bahan kimia ini
Alkohol tidak
dan tersedia pseudomonas hanya digunakan
dapat membunuh
dimana-mana, dapat jika disinfektan
dan menghambat
bahan ini tidak berkembang lain tidak
beberapa virus.
digolongkan dalam iodofor. tersedia.
dengan DTT.
Disinfektan
Jangan disimpan
kimiawi harus
di bawah cahaya
disimpan di
matahari atau
tempat yang
panas yang
gelap dan
berlebihan.
dingin.
Buang dalam sistem pembuangan umum, (WC, siram dengan air secukupnya).
Setrimide (cetavlon).
Kloroksilenol (Dettol).
Heksaklorofen (Phisohex).
Sodikin Fikes UMP Keperawatan D3 26
Mercury compounds(toksik, tidak dianjurkan sbg antiseptic ataupun disinfektan)
MERCURY
Beberapa produk yang biasa digunakan sbg bahan disinfektan; fenol 1-2% (fenol), asam
karbol 5% (Lysol)dan benzalkonium klorid, aquaterny ammonium compaound (Zephrin).
Ini adalah disinfeksi tingkat rendah yang hanya bisa digunakan untuk dekontaminasi
permukaan (lantai dan dinding).