NIM : 20726251030
Kelas : S2 Pendidikan Fisika B 2020
C. Kelengkungan Ruang-Waktu
Kelengkungan Ruang-Waktu Menurut Einstein, ruang dan waktu bersifat relatif.
Ruang tergantung pada pengamatnya. Ruang merupakan semacam hubungan antara
benda-benda yang diukur dengan cara-cara tertentu. Dengan demikian apabila
pengukurannya dilakukan dengan cara yang berbeda, maka hasilnyapun akan berbeda.
Waktu juga bersifat relatif karena hasil pengukuran terhadap hubungan-hubungan yang
menyangkut waktu tergantung pada pengertian keserampakan, karena apabila sesuatu
terjadi, misalnya ledakan, maka kuatnya bunyi ledakan akan berbeda di berbagai tempat.
Selanjutnya H.A. Lorentz membuat suatu teori “persamaan transformasi” yang
melukiskan hubungan antara cara-cara pengukuran jarak – juga cara-cara pengukuran
waktu – yang menyangkut dua pengamat yang mempunyai kerangka acuan yang berbeda
dan berada dalam keadaan bergerak secara lurus, yang saling mendekati. Di sini
didapatkan sebenarnya jarak merupakan sekedar ukuran untuk menentukan ruang,
demikian pun dengan transformasi dengan waktu dan hubungannya dengan ruang tidak
akan pernah diketahui waktu secara tepat apabila tidak memperhitungkan koordinat
ruang dan sebaliknya tidak akan diketahui ruang dari suatu obyek bila tidak
memperhitungkan koordinat waktu. Sesungguhnya tidak ada waktu yang bersifat
mandiri/mutlak, tidak ada ruang yang terpisah dari waktu atau waktu yang terpisah dari
ruang yang ada hanyalah ruang-waktu. Akhirnya mulai saat ini kita harus memandang
ruang dan waktu secara kontinum, jalin-menjalin secara tidak terpisahkan yang satu tidak
mungkin ada tanpa yang lainnya. Keduanya merupakan satu kesatuan yang
menyebabkan timbulnya segenap kenyataan. Dengan demikian waktu, ruang merupakan
sekedar matra dari ruang-waktu.
D. Asas Kesetaraan
Dalam teori kerelativan umum Albert Einstein mengemukakan asas kesetaraan,
yang merintis jalan pencetusan teori kerelativan umum lima tahun kemudian. Teori ini
pada dasarnya menyatakan,” bahwa semua hukum fisika bersifat mutlak atau tak ubah
terhadap setiap pengamat, termasuk yang bergerak dengan percepatan. Salah satu hukum
fisika sederhana untuk menyatakan ini, yakni “hukum kelembaman”. Menurut hukum
ini, apabila semua gaya yang bekerja pada semua benda yang meniadakan pengaruh,
maka benda tersebut akan berada pada keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
yang arah atau besarnya tetap. Einstein mengemukakan asas kesetaraan pada tahun 1911
yang mengatakan bahwa: dalam sistem pengamatan yang jatuh bebas dalam gaya berat
(sistem ketaklemabaman), hukum fisika tetap berlaku seperti halnya dalam sistem
pengamatan tanpa medan gaya berat (Sistem kelembaman) dan bahwa gaya kelembaman
(atau khayal) setara dengan gaya berat. Karena gaya kelembaman bergantung pada massa
ukuran dan gaya berat bergantung pada massa ukuran berat , maka asas kesetaraan diatas
mengungkapkan bahwa kedua jenis massa ini sebenarnya adalah setara, atau lebih tegas
lagi sama besar. Dalam teori kerelativan umum Albert Einstein mengemukakan asas
kesetaraan, yang merintis jalan pencetusan teori kerelativan umum lima tahun kemudian.
Teori ini pada dasarnya menyatakan,” bahwa semua hukum fisika bersifat mutlak atau
tak ubah terhadap setiap pengamat, termasuk yang bergerak dengan percepatan. Salah
satu hukum fisika sederhana untuk menyatakan ini, yakni “hukum kelembaman”.
Menurut hukum ini, apabila semua gaya yang bekerja pada semua benda yang
meniadakan pengaruh, maka benda tersebut akan berada pada keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan yang arah atau besarnya tetap.
E. Lubang Hitam
Lubang hitam adalah sebuah konsep matematik yang muncul dari solusi
persamaan gravitasi Einstein dengan memiliki sifat-sifat fisis. Lubang hitam merupakan
fenomena alam yang paling eksotis ditemukan dalam fisika saat ini. Lubang Hitam
adalah mesin kalori yang mengikuti hukum thermodinamika, yang mempunyai
temperatur sehingga juga memiliki entropy. 2 Entropi adalah suatu ukuran informasi
hilang dan ukuran kekacauan yang berkaitan dengan panas. Dalam suatu ruang tertutup
dan sistem terisolasi, entropinya selalu meningkat dan tidak pernah berkurang. Pada
tahun 1916 Karl Schwarzschild menyelesaikan persamaan medan Einstein dalam vakum
untuk sistem koordinat bola bermuatan dan solusinya dikenal sebagai solusi
Schwarzschild, yang menunjukkan jenis lubang hitam paling sederhana yaitu lubang
hitam Schwarzschild yang hanya ditentukan oleh sebuah parameter tunggal yaitu massa
M . Lubang hitam sebagian besar didasarkan pada teori relativitas umum. Sekitar 48
tahun setelah Einsten yaitu ditahun 1963 Kerr menemukan solusi asimmetris tentang
persamaan ruang vakum, dimana kemudian disadari bahwa perputaran black hole bisa
dikaji dengan menggunakan metrik. Untuk muatan lubang hitam berputar (yaitu lubang
hitam yang hanya ditandai oleh m dan J), geometri yang diberikan oleh metrik Kerr yang
disajikan dalam koordinat Boyer-Lindquist. Oleh karena itu peneliti berminat untuk
menganalisis perputaran Black hole dengan menggunakan Metrik Kerr dalam kooordinat
Boyer-Linquist .
Daftar Pustaka
Anugraha, R. 2005. Pengantar Teori Relativitas dan Kosmologi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Dirac, P. A. M. 2008. Teori Relativitas Umum. Terjemahan Miftahul Hadi. USA : Florida
State University
Russel, B. 2006. Teori Relativitas Einstein. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Satriawan, Mirza. 2010. Teori Relativitas Pengantar Kelengkungan. Jakarta : Erlangga.