Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ivandra Immanuela Latumakulita

NIM : 20726251030
Kelas : S2 Pendidikan Fisika B 2020

RANGKUMAN TEORI RELATIVITAS UMUM


Relativitas umum (bahasa Inggris: general realtivity) adalah sebuah teori geometri
mengenai gravitasi yang diperkenalkan oleh Albert Einstein pada 1916. Teori  ini merupakan
penjelasan termutakhir dalam fisika modern.  Ia  menyatukan teori insiden sebelumnya
relativitas khusus, dengan hukum gravitasi Newton. Hal ini dilakukan dengan melihat
gravitasi bukan sebagai gaya, tetapi lebih sebagai manifestasi dari kelengkungan ruang dan
waktu. Utamanya, kelengkungan ruang waktu berhubungan langsung dengan momentum
empat (energi massa dan momentum linear) dari materi atau radiasi  apa saja yang ada titik
hubungan ini digambarkan oleh persamaan Medan Einstein.
Selain itu, Teori Relativitas Umum (TRU) Einstein adalah teori yang menyatakan
bahwa gravitasi bukan seperti halnya gaya lain, namun gravitasi merupakan efek dari
kelengkungan ruang waktu karena adanya penyebaran massa dan energi di dalam ruang
waktu tersebut. Teori Relativitas Umum (TRU) ini dibangun oleh dua asas, yaitu yang
pertama : Asas kesetaraan (Principle of equivalence) dan yang kedua adalah kovariansi
umum (General Covariance). Asas kesetaraan berbunyi, “Tidak ada percobaan yang dapat
dilakukan dalam daerah kecil (Lokal) yang dapat membedakan medan gravitasi dengan
sistem dipercepat yang setara”. Salah satu implikasi asas kesetaraan adalah kesamaan massa
gravitasi dan massa inersia. Sifat ini memungkinkan untuk menghilangkan efek gravitasi
yang muncul dengan menggunakan kerangka acuan yang sesuai. Hal ini merupakan
konsekuensi dari medan gravitasi yaitu semua benda yang berada di dalamnya akan
merasakan percepatan yang sama serta tidak bergantung pada ukuran maupun massanya.
Salah satu fondasi teori relativitas umum adalah prinsip kesetaraan (principle of
equivalence). Ada dua jenis prinsip kesetaraan. Jenis pertama adalah prinsip kesetaraan
lemah (weak principle of equivalence) yang menyatakan bahwa dalam suatu medan gravitasi,
seluruh partikel uji dengan kecepatan awal yang sama akan jatuh dengan percepatan yang
sama. Jenis yang kedua adalah prinsip kesetaraan kuat (strong principle of equivalence) yang
berbunyi, dalam seluruh laboratorium yang jatuh bebas serta tak berotasi, hasil- hasil dari
sembarang percobaan lokal adalah sama, tidak tergantung dari medan gravitasi yang berada
di sekitar laboratorium tersebut.
A. Prinsip Ekuivalensi
Ketika Newton merumuskan hukum gerak dan hukum gravitasinya, ia
mendefenisikan massa inersial dan massa gravitasi. Massa inersial diukur berdasarkan
ukuran kelembaman suatu benda terhadap gaya dorong atau gaya tarik yang bekerja,
sedangkan massa gravitasi diukur berdasarkan pengaruh gaya gravitasi pada benda
tersebut. Para eksperimentalis sejak zaman Newton hingga pertengahan abad ke-20 telah
berusaha membuktikan kesetaraan antara kedua jenis massa tersebut. Dengan percobaan
yang paling terkenal adalah percobaan Eotvos yang membuktikan bahwa kedua massa
tersebut setara. Berdasarkan bukti eksperimen tersebut, akhirnya Einstein menyimpulkan
dalam postulatnya yang terkenal dengan nama Prinsip Ekuivalensi Massa bahwa, ”Gaya
gravitasi dan gaya inersial yang bekerja pada benda tunggal adalah sama dan tidak
terbedakan (indistinguisable) satu sama lain”. Konsekuensinya adalah bahwa tidak ada
lagi kerangka acuan inersial.

B. Prinsip Kovariansi Umum


Akibat prinsip ekuivalensi massa yang menyebabkan tidak adanya kerangka
acuan inersial, maka prinsip relativitas khusus menyatakan bahwa hukum-hukum fisika
berlaku sama pada kerangka acuan inersial tidaklah berlaku umum. Oleh karena itu,
Einstein merumuskan postulat keduanya yang terkenal dengan nama Prinsip Kovariansi
Umum yang menyatakan bahwa, ”Semua hukum-hukum fisika berlaku sama pada semua
kerangka acuan tanpa kecuali”. Konsekuensinya adalah setiap besaran fisika haruslah
dinyatakan dalam bentuk umum dan tidak bergantung pada koordinat dimana ia
didefenisikan. Artinya semua besaran fisika harus dinyatakan dalam bentuk tensor.
Seperti di dalam relativitas khusus, hukum-hukum gerak dinyatakan dalam bentuk yang
invarian terhadap transformasi Lorentz dengan konsekuensi diperkenalkannya konsep
ruang dan waktu dimensi 4 dengan metrik Minkowski. Generalisasinya, teori relativitas
umum menyatakan bahwa hukum-hukum fisika harus invarian terhadap transformasi
umum dengan konsep ruang-waktu 4 dimensi. Maka, dapat disimpulkan bahwa pada
Teori Relativitas Umum, ruang-waktu membentuk suatu manifold diferensiabel, yaitu
manifold pseudo-Rieaman 4-dimensi M41 degan metrik yang digeneralisasi (metrik
Rieman).

C. Kelengkungan Ruang-Waktu
Kelengkungan Ruang-Waktu Menurut Einstein, ruang dan waktu bersifat relatif.
Ruang tergantung pada pengamatnya. Ruang merupakan semacam hubungan antara
benda-benda yang diukur dengan cara-cara tertentu. Dengan demikian apabila
pengukurannya dilakukan dengan cara yang berbeda, maka hasilnyapun akan berbeda.
Waktu juga bersifat relatif karena hasil pengukuran terhadap hubungan-hubungan yang
menyangkut waktu tergantung pada pengertian keserampakan, karena apabila sesuatu
terjadi, misalnya ledakan, maka kuatnya bunyi ledakan akan berbeda di berbagai tempat.
Selanjutnya H.A. Lorentz membuat suatu teori “persamaan transformasi” yang
melukiskan hubungan antara cara-cara pengukuran jarak – juga cara-cara pengukuran
waktu – yang menyangkut dua pengamat yang mempunyai kerangka acuan yang berbeda
dan berada dalam keadaan bergerak secara lurus, yang saling mendekati. Di sini
didapatkan sebenarnya jarak merupakan sekedar ukuran untuk menentukan ruang,
demikian pun dengan transformasi dengan waktu dan hubungannya dengan ruang tidak
akan pernah diketahui waktu secara tepat apabila tidak memperhitungkan koordinat
ruang dan sebaliknya tidak akan diketahui ruang dari suatu obyek bila tidak
memperhitungkan koordinat waktu. Sesungguhnya tidak ada waktu yang bersifat
mandiri/mutlak, tidak ada ruang yang terpisah dari waktu atau waktu yang terpisah dari
ruang yang ada hanyalah ruang-waktu. Akhirnya mulai saat ini kita harus memandang
ruang dan waktu secara kontinum, jalin-menjalin secara tidak terpisahkan yang satu tidak
mungkin ada tanpa yang lainnya. Keduanya merupakan satu kesatuan yang
menyebabkan timbulnya segenap kenyataan. Dengan demikian waktu, ruang merupakan
sekedar matra dari ruang-waktu.

D. Asas Kesetaraan
Dalam teori kerelativan umum Albert Einstein mengemukakan asas kesetaraan,
yang merintis jalan pencetusan teori kerelativan umum lima tahun kemudian. Teori ini
pada dasarnya menyatakan,” bahwa semua hukum fisika bersifat mutlak atau tak ubah
terhadap setiap pengamat, termasuk yang bergerak dengan percepatan. Salah satu hukum
fisika sederhana untuk menyatakan ini, yakni “hukum kelembaman”. Menurut hukum
ini, apabila semua gaya yang bekerja pada semua benda yang meniadakan pengaruh,
maka benda tersebut akan berada pada keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan
yang arah atau besarnya tetap. Einstein mengemukakan asas kesetaraan pada tahun 1911
yang mengatakan bahwa: dalam sistem pengamatan yang jatuh bebas dalam gaya berat
(sistem ketaklemabaman), hukum fisika tetap berlaku seperti halnya dalam sistem
pengamatan tanpa medan gaya berat (Sistem kelembaman) dan bahwa gaya kelembaman
(atau khayal) setara dengan gaya berat. Karena gaya kelembaman bergantung pada massa
ukuran dan gaya berat bergantung pada massa ukuran berat , maka asas kesetaraan diatas
mengungkapkan bahwa kedua jenis massa ini sebenarnya adalah setara, atau lebih tegas
lagi sama besar. Dalam teori kerelativan umum Albert Einstein mengemukakan asas
kesetaraan, yang merintis jalan pencetusan teori kerelativan umum lima tahun kemudian.
Teori ini pada dasarnya menyatakan,” bahwa semua hukum fisika bersifat mutlak atau
tak ubah terhadap setiap pengamat, termasuk yang bergerak dengan percepatan. Salah
satu hukum fisika sederhana untuk menyatakan ini, yakni “hukum kelembaman”.
Menurut hukum ini, apabila semua gaya yang bekerja pada semua benda yang
meniadakan pengaruh, maka benda tersebut akan berada pada keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan yang arah atau besarnya tetap.

E. Lubang Hitam
Lubang hitam adalah sebuah konsep matematik yang muncul dari solusi
persamaan gravitasi Einstein dengan memiliki sifat-sifat fisis. Lubang hitam merupakan
fenomena alam yang paling eksotis ditemukan dalam fisika saat ini. Lubang Hitam
adalah mesin kalori yang mengikuti hukum thermodinamika, yang mempunyai
temperatur sehingga juga memiliki entropy. 2 Entropi adalah suatu ukuran informasi
hilang dan ukuran kekacauan yang berkaitan dengan panas. Dalam suatu ruang tertutup
dan sistem terisolasi, entropinya selalu meningkat dan tidak pernah berkurang. Pada
tahun 1916 Karl Schwarzschild menyelesaikan persamaan medan Einstein dalam vakum
untuk sistem koordinat bola bermuatan dan solusinya dikenal sebagai solusi
Schwarzschild, yang menunjukkan jenis lubang hitam paling sederhana yaitu lubang
hitam Schwarzschild yang hanya ditentukan oleh sebuah parameter tunggal yaitu massa
M . Lubang hitam sebagian besar didasarkan pada teori relativitas umum. Sekitar 48
tahun setelah Einsten yaitu ditahun 1963 Kerr menemukan solusi asimmetris tentang
persamaan ruang vakum, dimana kemudian disadari bahwa perputaran black hole bisa
dikaji dengan menggunakan metrik. Untuk muatan lubang hitam berputar (yaitu lubang
hitam yang hanya ditandai oleh m dan J), geometri yang diberikan oleh metrik Kerr yang
disajikan dalam koordinat Boyer-Lindquist. Oleh karena itu peneliti berminat untuk
menganalisis perputaran Black hole dengan menggunakan Metrik Kerr dalam kooordinat
Boyer-Linquist .

F. Relativitas Umum dalam Kehidupan Sehari-hari


Ide bahwa gravitasi adalah kelengkungan ruang waktu memang tidak mudah
dibayangkan. Akan tetapi, implikasinya bisa kita temukan bahkan dalam kehidupan
sehari-hari. Yang paling mudah, semakin kita menjauh dari massa yang besar maka
gravitasi akan melemah dan waktu lebih cepat.
Perbedaan ini bisa dibuktikan pada orang yang tinggal di permukaan Bumi dan
orang yang berada pada gedung yang sangat tinggi.  Seseorang yang berada pada gedung
yang sangat tinggi, waktunya akan lebih cepat dalam orde nano detik, dan usianya
memendek.
Untuk kasus ekstrim, ketika seseorang bisa mendekati lubang hitam seperti pada
film interstellar, waktunya melambat dibanding seseornag yang berada jauh di luar
pengaruh lubang hitam. Salah satu manfaat lubang hitam adalah sistem GPS (Global
Positioning System). Terdapat 24 satelit GPS yang mengorbit Bumi pada ketinggian
20.300 km dengan kecepatan 3800 m/s. Pada ketinggian tersebut, medan gravitasinya
juga berbeda sehingga waktunya lebih cepat dibanding di permukaan Bumi.
Perbedaannya memang sangat kecil hanya dalam orde 7 nanodetik. Tapi, dalam satu hari,
perbedaan itu bisa membuat tingkat akurasi GPS bergeser ~ 8 – 11 km. Karena itulah
satelit yang mengorbit Bumi sudah diprogram untuk selalu melakukan sinkronisasi
waktu agar tingkat akurasinya terjaga.
Tak hanya itu. Penemuan gelombang gravitasi oleh detektor LIGO dan VIRGO
juga membawa teknologi detektor ini masuk dalam dunia perminyakan.  Rupanya, salah
satu perusahaan gas dan minyak dunia sedang mengembangkan salah satu sensor LIGO
untuk mendeteksi anomali gravitasi yang sangat kecil di Bumi akibat aktivitas seismik.
Gunanya, untuk mencari sumber minyak Bumi dan waduk gas alam baru di dalam Bumi.

Daftar Pustaka
Anugraha, R. 2005. Pengantar Teori Relativitas dan Kosmologi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Dirac, P. A. M. 2008. Teori Relativitas Umum. Terjemahan Miftahul Hadi. USA : Florida
State University
Russel, B. 2006. Teori Relativitas Einstein. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Satriawan, Mirza. 2010. Teori Relativitas Pengantar Kelengkungan. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai