PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
merupakan coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada
manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit
yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO) China Country
Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China mengidentifikasi kasus
tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO menetapkan
tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi (Kemenkes
RI, 2020).
Berdasarkan bukti ilmiah, Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui
percikan batuk/bersin (droplet), tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19 termasuk yang
merawat pasien Covid-19. Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat
dan sudah terjadi penyebaran antar negara (HIPGABI, 2020). Kejadian Covid-19 di
Indonesia (Kemenkes RI) per tanggal 4 agustus 2021 positif (3.523.567), meninggal
Istimewa Yogyakarta) per tanggal 3 agustus 2021 positif (122.147), meninggal (3.590),
Menurut (Felicia, 2020) manifestasi klinis kasus Covid-19 dibagi menjadi tanpa gejala,
ringan, sedang, berat, dan kritis. Penanganan pada kasus Covid-19 dengan manifestasi
tanpa gejala/asimptomatik dan gejala ringan adalah isolasi mandiri dengan syarat
lingkungan rumah/kamar memiliki ventilasi yang baik, dan alat yang diperlukan untuk
pemantauan isolasi mandiri antara lain oxymeter (pengukur saturasi oksigen) (PAPDI,
2020).
Saturasi oksigen dan nadi menunjukan keadekuatan oksigenasi atau perfusi jaringan
pasien. Apabila terjadi perubahan pada pasien dengan kasus terkonfirmasi Covid-19
maka akan menyebabkan kegagalan dalam transportasi oksigen, karena oksigen dalam
tubuh sebagian besar terikat oleh hemoglobin dan terlarut dalam plasma darah dalam
jumlah kecil. Pemantauan saturasi oksigen dan nadi bertujuan membantu mengobservasi
kestabilan dan memantau perubahan mendadak atau perubahan kecil pasien setiap saat.
Beberapa hal yang dapat terjadi pada pasien apabila saturasi oksigen dan nadi tidak
respon atau tanggung jawab moral Yakkum untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam
mengatasi pandemik Covid-19. Jumlah penyintas Covid-19 di DIY yang terus meningkat,
menggugah Yakkum untuk melakukan upaya lebih jauh dengan tujuan menekan penyebaran
COVID -19. Hotline Bethesda Yakkum Care Center menyediakan beberapa fasilitas layanan
yang bisa diakses masyarakat. Layanan yang bisa didapatkan diantaranya konsultasi Isolasi
mandiri, perawatan Covid-19, pelatihan tim Satgas Covid-19 tingkat RT dan konseling klien bagi
yang memerlukan.
Berdasarkan data yang telah di uraikan pada paragraf sebelumnya, maka peneliti tertarik
untuk melakukan studi kasus perubahan saturasi oksigen dan nadi pada pasien isoman
B. Masalah Penelitian
Masalah penelitian dirumuskan dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana perubahan
saturasi oksigen dan nadi pada pasien isoman terkonfirmasi Covid-19 di Bethesda
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan umum studi kasus yang dilakukan ini untuk mengetahui perubahan saturasi
b. Mengetahui perubahan saturasi oksigen dan nadi pada pasien isoman terkonfirmasi
c. Mengetahui perubahan saturasi oksigen dan nadi pada pasien isoman terkonfirmasi
d. Mengetahui perubahan saturasi oksigen dan nadi pada pasien isoman terkonfirmasi
e. Mengetahui rata-rata saturasi oksigen pada hari ke tiga sampai dengan hari ke 10