Anda di halaman 1dari 14

PENATALAKSANAAN PROSES RUJUKAN

TUJUAN PEMBELAJARAN
 Tujuan Umum
 Setelah dilakukan proses belajar mengajar
peserta latih mampu melakukan proses rujukan
pasien denga metode 4w 1h
 Tujuan Khusus
 Tahu cara mengkaji keadaan umum pasien
(A.B.C )sebelum dirujuk
 Tahu cara melakukan pemindahan dan
pengangkatan pasien dengan aman
 Tahu cara menggunakan peralatan yang sesuai
dengan keadaan pasien yang dirujuk
 Tahu cara melakukan monitoring keadaan
pasien dalam perjalanan
 Tahu cara menggunakan alat komunikasi dalam
ambulance
Proses rujukan
 Rujukan merupakan pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab dari
 Pihak perujuk ke pihak yang menerima rujukan
 Rujukan bisa dilaksanakan saecara vertikal dan
yana yang pertama ke tingkat ke dua dan
ketiiga
 Rujukan horizontal-- rujukan yang dilakukan
pada tingkat pelayanan yang sama
PERSYARATAN RUJUKAN
 Sebelum dilakukan rujukan yakinkan pasien
saudah stabil
 Pastikan rumah sakit yang menerima rujukan
suda di hubungi
 Komunikasikan pada pasien/keluarga yang
diperlukan bahwa rujukan akan dilakukan
 Pastikan alat transportasi yang di gunakan
sudah sesuai dengan kondisi pasien
 Siapkan data/dokumen yang diperlukan
MEKANISME RUJUKAN
 Perhatikan keadaan umum pasien terutama
airway, breathing, circulation
 Perhatikan immobilisasi extremitas untuk
mencegah kecacatan
 Perhatikan mekanisme tubuh penolong saat
pemindahan dan pengangkatan
 Alat transportasi yang digunakan mematuhi
aturan lalulintas yang berlaku
 Lakukan serah terima pasien dan dokumen yang
diperlukan.
STABILISASI
 Menghentikan perdarahan dengan cara;
 Tekan langsung di tempat yang berdarah
 Lakukan balut tekan
 Pasang torniket
 Untuk perdarahan dalam terutama yang
mengancam jiwa dilakukan tindakan medis
(operasi )
 Melakukan immobilisasi pada patah tulang dengan
cara:
 Pemasangan bidai-(spalk) pada extremitas yang
patah
 Jika patah tulang terbuka maka lukanya dirawat
dulu kemudian pasang bidai
 Untuk patah tulang punggung kita gunakan L S B
(long spine board)
 Jika ada kecurigaan patah tulang leher pasang Neck
collar
PENGANGKATAN DAN PEMINDAHAN
 Pertimbangkan beban yang akan
diangkat/dipindahkan
 Kaki menapak di tanah dengan kokoh, punggung
tegak lurus
 Angkat pasien secara bertahap dan satu komando
 Jika mengangkat pasien jaraknya agak jauh
sebaiknya menggunakan alat beroda ( Brankar/
kursi roda )
 Memiringkan pasien pada saat memasang papan
(LSB) menggunakan tehnik log rool
PEMINDHAN DARURAT(EMERGENCY)
1. Tempat kejadian berbahaya
2. Kondisi pasien yang memerlukan tindakan
resusitasi
3. Situasi yang mengharuskan anda memindah pasien
,karena ada pasien lain yang segeramemerlukan
pertolongan karena ada ancaman jiwa
4. Bahaya terparah pemindahan emergency adalah
cedera spinal
5. Untuk mengurangi cedera spinal pindahkan pasien
searah dengan
PEMINDAHAN
MENDESAK(URGENCY)
1. Kondisi pasien yang memerlukan
pemindahan
2. Faktor tempat kejadian yang dapat
menyebabkan kondisi pasien menurun
3. Jika ada kecurigaan cedera spinal
 ALAT PEMINDAHAN YANG SERING
DIGUNNAKAN
1. Tandu beroda (wh eeled strechter )
2. Tandu fortebel (tandu lipat)
3. Kursi roda
4. Papan spinal (L S B )
5. Tandu scop ( Scop Strechter)
6. Ambulance
PEMINDAHAN TIDAK DARURAT
 jika tempat kejadian dinyatakan aman
 Pemindahan dilakukan setelah pasien
stabil
 Bila alat transportasi (ambulance) sudah
siap
Tugas perawat di ambulance
 Melakukan monitoring keadaan pasien
(A.B.C.)
 Melakukan tindakan keperawatan yang
dibutuhkan saat perjalanan
 Melakukan komunikasi(jika diperlukan)ke
tempat yang akan dituju/ ke
instansiperingirim
 Melakukan serah terima pasien dancatatan

Anda mungkin juga menyukai