Anda di halaman 1dari 12

TUGAS : PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DI SEKOLAH

DAN

PERGURUAN TINGGI

KELOMPOK 1 :

1. MAKBUL M KAMAL
2. MARIAFU LADEDE
3. MELDA MANUHUTU
4. ADAWIAH UMASUGI
5. VITRY
6. CHANDRA FITRIANA
7. YULIYANTI KEMHAY
8. SUSAN SUDIRMAN
9. ANDI NASIR
10. SULEMAN ISHAK
11. JOKO HARI UTOMO
12. NUR YANI KUSUMA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Karena
berkat Taufik dan Hidayah – Nya, kami dapat menyusun Makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, namun
demikian kami berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan
semoga dapat menambah pengetahuan mahasiswa–mahasiswi Akademi
Keperawatan dengan judul  “implementasi pendidikan anti korupsi di
sekolah dan perguruan tinggi”
Dengan segala hormat kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Ternate , februari 2021

             Penyusun
KELOMPOK 1

Daftar isi
Daftar isi...........................................................................................................!!

Kata pengantar..................................................................................................!!!

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.........................................................................................

B. Rumusan masalah.....................................................................................

C. Tujuan ......................................................................................................

Bab II MATERI

A. Implementasi di sekolah...........................................................................

B. Implementasi di perguruan tinggi.........................................................

Bab III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................

B. Saran.......................................................................................................

Bab 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan formal atau disebut pendidikan persekolahan adalah jalur


pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sedangkan pendidikan nonformal
adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan
secara terstruktur dan berjenjang, dan dan Pendidikan informal adalah jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan (Depdiknas, 2003).

Apabila seseorang telah menyelesaikan pendidikan dasar, pertama,


menengah, maka ia dapat melanjutkan kembali pendidikannya pada jenjang
pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan


menengah yang mencakup program diploma, program sarjana, program
magister, program doktor,dan program profesi, serta program spesialis, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia (Ristekdikti, 2016).

Selain itu, perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara


pendidikan tinggi yang berkewajiban untuk ikut andil dalam pembentukan
karakter bangsa. (Dhiu & Bate, 2017; Waldrop, dkk, 2018).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu implementasi pendidikan anti korupsi di sekolah !
2. Apa itu implementasi anti korupsi di perguruan tinggi!

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah angar kita sebagai
mahasiswa dapat mengetahui cara mengimplemtasikan proses pendidikan
anti korupsi di sekolah dan perguruan tinggi

Bab II
Materi
A. Implementasi pendidikan anti korupsi di sekolah

Pendidikan artinya usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas, Bab I Pasal 1 ayat 1).

Karakter adalah keseluruhan perasaan, sistem nilai, hasrat dan kehendak.


Karakter secara luas diartikan sebagai cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan demikian pendidikan karakter ialah usaha sadar dan terencana


untuk mewujudkan suasana proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi manusia yang memiliki
integritas perasaan, sistem nilai, hasrat, dan kehendak, sehingga cara berpikir
dan berperilakunya selalu bijak, positif dan bertanggung jawab.

Implementasi Faktual Pendidikan Karakter di Sekolah antara lain:


1. Religius

Contoh :

memiliki fasilitas untuk beribadah, memberi kesempatan peserta didik


untuk melaksanakan ibadah, kebiasan berdoa, mengaji, senyum sapa
salam, menjaga kebersihan.

2. Jujur

Contoh:

Transparansi laporan keuangan dan penilaian sekolah secara berkala,


menyediakan kantin kejujuran, menyediakan kotak saran dan pengaduan,
larangan membawa alat komunikasi pada saat ulangan atau ujian,
menyediakan fasilitas tempat temuan barang hilang, larangan menyontek.
3. Toleransi

Contoh:  

Menghargai dan memberikan perlakuan dan pelayanan yang sama kepada


semua warga sekolah, menghargai dan memberikan perlakuan yang sama
kepada semua stakeholders, menghormati dan menghargai perbedaan.

4. Disiplin

Contoh:

Memiliki catatan kehadiran, membiasakan hadir tepat waktu,


memberikan penghargaan kepada warga sekolah yang  berdisiplin,
memiliki tata tertib sekolah, menegakkan aturan, menggunakan pakaian
sesuai dengan ketentuan.

5. Kerja keras

Contoh:

Menciptakan suasana kompetisi yang sehat, menciptakan kondisi etos


kerja, pantang menyerah, dan daya tahan belajar, memiliki pajangan
tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar,.

6. Kreatif

Contoh:

Menciptakan siatuasi yang menumbuhkan daya berpikir dan bertindak


kreatif, pemberin tugas yang menantang munculnya karya-karya baru.

7. Mandiri

Contoh:

Menciptakan situasi yang mengerakkan anak didik untuk belajar dan


bertindak secara mandiri.

8. Demokratis
Contoh:

Melibatkan warga sekolah dalam mengambil keputusan, menciptakan


suasana sekolah yang menerima perbedaan, pemilihan ketua organisasi
santri secara terbuka, mengambil keputusan dengan musyawarah
mufakat, mengimplementasikan model dan metode pembelajaran yang
dialogis dan interaktif.

9. Rasa ingin tahu

Contoh:

Menyediakan media komunikasi atau informasi untuk berekspresi bagi


warga sekolah, memfasilitasi warga sekolah untuk bereksplorasi dalam
pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, menciptakan suasana
pembelajaran yang mengundang rasa ingin tahu.

10. Semangat kebangsaan

Contoh:

Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat bersejarah, mengikuti


lomba pada hari besar nasional, bekerja sama dengan teman sekelas yang
berbeda suku, etnis, status sosial-ekonomi, mendiskusikan hari-hari besar
nasional.

11. Cinta Tanah Air

Contoh:

Menggunakan produk buatan dalam negeri, menyediakan informasi  (dari


sumber cetak, elektronik) tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia,
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

12. Menghargai Prestasi


Contoh:

Memberikan penghargaan atas hasil prestasi kepada warga sekolah,


memajang tanda-tanda penghargaan prestasi, menciptakan suasana
pembelajaran untuk memotivasi peserta didik berprestasi.

13. Bersahabat/ Komuniktif

Contoh:

Suasana sekolah yang memudahkan terjadinya interaksi antarwarga


sekolah, berkomunikasi dengan bahasa yang santun, saling menghargai
dan menjaga kehormatan, pergaulan dengan cinta kasih dan rela
berkorban,  pengaturan kelas yang memudahkan terjadinya interaksi
peserta didik, pembelajaran yang dialogis, guru mendengarkan keluhan-
keluhan peserta didik, dalam berkomunikasi guru tidak menjaga jarak
dengan peserta didik.

14. Cinta Damai

Contoh:

Menciptakan suasana sekolah dan bekerja yang nyaman, tenteram, dan


harmonis, membiasakan perilaku warga sekolah yang anti kekerasan,
perilaku seluruh warga sekolah yang penuh kasih sayang.

15. Gemar Membaca

Contoh:

kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang


memberikan kebajikan bagi dirinya, program wajib baca, frekuensi
kunjungan perpustakaan, menyediakan fasilitas dan suasana
menyenangkan untuk membaca, saling tukar bacaan, pembelajaran yang
memotivasi anak menggunakan referensi.

16. Peduli Lingkungan

Contoh:
Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah,
tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci tangan,
menyediakan kamar mandi dan air bersih, pembiasaan hemat energi,
membuat biopori di area sekolah, membangun saluran pembuangan air
limbah dengan baik, melakukan pembiasaan memisahkan jenis sampah
organik dan anorganik, menyediakan peralatan kebersihan.

17. Peduli  Sosial

Contoh:

Memfasilitasi kegiatan bersifat sosial, melakukan aksi sosial,


menyediakan fasilitas untuk menyumbang, berempati kepada sesama
teman kelas, melakukan aksi sosial, membangun kerukunan warga kelas.

18. Tanggung jawab

Contoh:

Membuat laporan setiap kegiatan  yang dilakukan dalam bentuk lisan


maupun tertulis, melakukan tugas tanpa disuruh, menunjukkan prakarsa
untuk mengatasi masalah dalam lingkup terdekat, menghindarkan
kecurangan dalam pelaksanaan tugas.

B. Implementasi pendidikan anti korupsi di perguruan tinggi

Pendidikan karakter dalam implementasinya di perguruan tinggi, bisa


diselipkan pada proses perkuliahan, misalnya pada berbagai mata kuliah yang
bersentuhan langsung dengan materi-materi keagamaan maupun kependidikan
(Alawiyah, 2012). Dengan melalui mata kuliah tersebut diharapkan ada upaya
penanaman nilai karakter oleh dosen pengampu, tanpa memandang apapun
nama dan jenis mata kuliahnya

Pendidikan karakter di perguruan tinggi bertujuan untuk meningkatkan


mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia mahasiswa secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.

Melalui pendidikan karakter diharapkan mahasiswa mampu secara


mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi nilai-nilai karakter sehingga terwujud dalam perilaku sehari-
hari.

Nilai-nilai karakter yang diterapkan di perguruan tinggi adalah memilih


nilia-nilai inti yang dikembangkan dalam implementasi pendidikan karakter,
khususnya pada masing-masing jurusan/program studi.

Nilai-nilai inti yang dipilih itu adalah

 Jujur
 Cerdas
 Peduli
 Tangguh

Implementasi nilai-nilai karakter inti tersebut dilakukan secara terpadu


melalui tiga jalur, yaitu terintegrasi dalam pembelajaran, manajemen
pengelolaan jurusan dan program studi, serta pada kegiatan kemahasiswaan

Proses perkuliahan merupakan proses komunikasi yang


berkarakteristikkan interaksi edukatif. Yaitu komunikasi timbal balik antara
dosen dengan mahasiswa dalam mencapai suatu tujuan perkuliahan. Oleh
karena itu sumber belajar yang dirancang dengan baik dalam batas tertentu akan
dapat merangsang timbulnya semacam dialog internal dalam diri mahasiswa
yang belajar (Miarso, 2003). Dengan kata lain terjadi komunikasi bermakna
antara mahasiswa dengan sumber belajar yang dihadapinya.

Dengan tercapainya dialog internal pada diri mahasiswa menjadikan


mereka berusaha untuk menangkap pesan dari media tersebut, sehingga telah
terjadi proses pembelajaran. Media berhasil membawakan pesan sebagai
sumber belajar, apabila kemudian terjadi perubahan pola fikir, tingkah laku atau
sikap belajar pada diri siswa.

Berkaitan dengan hal tersebut, perencanaan pesan-pesan pembangunan


karakter dalam proses perkuliahan sangat diperlukan. Perencanaan dimaksud
disesuaikan kejiwaan mahasiswa. Perencanaan yang baik akan menghasilkan
proses-proses perkuliahan yang kondusif bagi terjadinya dialog antara peserta
didik dengan sumber belajar yang ada, yang pada gilirannya akan tertanam
konsep-konsep pendidikan karakter dalam tingkatannya yang sangat sederhana
dan konkrit.

Penanaman karakter pada para peserta didik merupakan proses


penyesuaian kepribadian yang perlu memperhatikan bermacam-macam prinsip
dasar pertumbuhan. Satmoko (2007) menegaskan bahwa mekanisme
penyesuaian tersebut pada dasarnya merupakan sebagian dari usaha
kependidikan yang dilakukan oleh keluarga, sekolah, maupun masyarakat, serta
berlangsung seumur hidup.

Itulah sebabnya, perencanaan pembelajaran yang praktis, aplikabel, dan


memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik sangat
diperlukan, dalam upaya pembelajaran nilai yang membawa muatan
pembangunan karakter.

Bab III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari materi implementasi pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi


dapat disimpulkan bahwa implementasi pendidikan anti korupsi di
sekoalah dan di perguruan tinggi ialah merupakan suatu penanaman
karakter pada setiap siswa dan juga mengimplemntasikan nilai- nilai
keperibadian dalam diri siswa dan mahasiswa.

B. Saran

Dari materi implemtasi pendidikan anti korupsi di sekolah dan di


perguruan tinggi di atas disarankan agar mahasiswa dapat
mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

Anda mungkin juga menyukai