Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN

PEMBUATAN GANTUNGAN POT

( MECRAME )

PENYUSUN

Nama : 1. Mokh. Rifqi Arkansyah ( 21 )

2. Muh. Azmy Aji Mubarok ( 22 )

3. Muh. Fahmi Alimmudin ( 23 )

4. Muh. Sukron Roip ( 24 )

5. Muh. Surya Aqshal R. ( 25 )

Kelas : XII TKRO 2

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 ADIWERNA

Jln. Raya II Km 7 PO. BOX 24 Telp (0283) 443768 Adiwerna

KABUPATEN TEGAL

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga Laporan Praktek Kerja Industri dapat terselesaikan dengan baik, karena
tanpa-Nya Laporan Praktek Kerja Industri bisa saja tidak terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dibuat dan disusun sebagai bahan untuk memenuhi tugas dalam mata
pelajaran “ Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) ” sebagai bahan untuk pengambilan
nilai. Semoga dengan terselesaikannya Laporan ini dapat memberikan banyak manfaat,
khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua yang membaca laporan ini.

Pada kesempatan kali ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu
guru mapel (Ibu Hj. Endang Aisyah, S.Pd) yang telah membimbing, mendidik dan
memberikan motivasi dalam terselesaikannya (Praktek Pembuatan Gantungan Pot), kepada
orang tua kami yang selalu mendukung, memberi nasehat dan mendoakan kami kepada
semua pihak yang telah terllibat dalam penyusunan laporan ini.

Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”, kami
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun kesempurnaan laporan ini. Kebenaran
dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT. semata.

Adiwerna, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1

B. TUJUAN .................................................................................................... 1

BAB II ANALISIS SWOT ......................................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN

A. LANDASAN TEORI .................................................................................. 3

B. PRODUK YANG DIBUAT ........................................................................ 8

C. ALAT DAN BAHAN DASAR .................................................................... 9

D. BREAK EVENT POINT (BIAYA) ............................................................. 10

E. PROSES PEMBUATAN ............................................................................... 11

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN .............................................................................................. 16

B. SARAN – SARAN .......................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Di zaman sekarang ini, orang-orang khususnya anak muda dituntut untuk menjadi
kreatif. Perubahan mindset ini tidak terjadi begitu saja. Sulitnya mendapatkan pekerjaan
membuat seseorang harus mencari cara lain untuk menghidupi dirinya sendiri. Alhasil,
sekarang munculah berbagai macam jenis ide bisnis kreatif yang kebanyakan diusung oleh
anak muda.

Produk kreatif menekankan pada apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah
sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya
baru maupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda
dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Kreativitas dan inovasi merupakan inti dari kewirausahaan. Kreativitas  dapat


dipandang sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan
cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Sedangkan inovasi dalam kewirausahaan
adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk
meningkatkan atau untuk memperbaiki kinerja usaha.

B. Tujuan

1. Meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai produk kreatif dan kewirausahaan


2. Meningkatkan kemampuan ketrampilan di dalam pelaksanaan praktek produk kreatif
dan kewirausahaan
3. Mengembangkan ide-ide kreatif dalam pelaksanaan praktek produk kreatif
4. Dapat menjadikan suatu produk kreatif menjadi terbukanya peluang usaha
5. Mampu meningkatkan kreativitas seseorang dalam membuat sebuah produk

1
BAB II
ANALISIS SWOT

A. Strengths (kekuatan)
1. Lebih mudah dibuat karena alat dan bahan yang mudah didapat
2. Tidak mengeluarkan biaya yang lebh banyak
3. Dapat bertahan lama
4. Dapat dijadikan hiasan pada rumah

B. Waekness (kelemahan)
1. Tidak bisa menampung beban yang berat
2. Tidak tahan dengan cuaca yang panas secara terus menerus
3. Membutuhkan keterampilan dan ketelatenan yang baik
4. Apabila tanaman dalam pot tidak disiram, akan layu ataupun mati

C. Opportunities (kesempatan)
1. Dapat dimanfaatkan untuk penjualan produk gantungan pot
2. Dapat dibuat lebih dari satu produk
3. Menjadi benih kreatif yang dapat dimanfaatkan
4. Dapat dijadikan usaha penjualan

D. Threats (ancaman)
1. Dapat kalah saing dengan gantungan pot yang lebih modern
2. Bisa saja anyaman atau ikatan tidak kuat
3. Sering terkena air dapat menjadikan rapuh pada tali
4. Bila penaruhan gantungan tidak tepat diatas bisa terjatuh

2
BAB III
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori

1. Makrame

Makrame adalah seni menyatukan simpul yang terdiri atas satu, dua, tiga, bahkan
lebih tali atau benang untuk membuat sebuah karya tangan. Disebut karya tangan, karena
memang makrame membutuhkan keterampilan tangan saat menjalin tali-temali. Menurut
beberapa sumber, makrame berasal dari Arab di awal abad pertengahan. Para penenun pada
abad ini merajut benang dan rami dengan simpul dan ikat menjadi dekorasi yang menarik.
Makrame berasal dari kata mikramah yang berarti hiasan tangan atau anyaman.

Di Turki, dikenal dengan nama magrama. Pada awal abad pertengahan ketika bangsa
Moor menundukkan Spanyol, seni makrame ikut berkembang di sana dan menyebar secara
merata ke Italia dan Eropa serta mulai dikenal di Inggris pada akhir abad 17. Dari semua
mata rantai penyebaran makrame, diketahui bila pelautlah yang paling berjasa
mengembangkannya. Para pelaut membawa kerajinan tangan ini dalam perjalanan mereka ke
berbagai wilayah, mulai daratan Cina sampai ke sejumlah wilayah di dunia.

Di Indonesia sendiri, makrame sudah dikenal cukup lama. Tapi baru melejit dua tahun
belakangan. Tak semata-mata mengutamakan asas fungsional, makrame pun juga indah bila
digunakan sebagai elemen dekoratif. Seperti yang dilakukan oleh Nadia Maya Ardiani, salah
seorang pegiat makrame di Surabaya.

3
Maya, begitu wanita ini akrab disapa, mengaku makrame adalah kegiatan menyimpul
tali yang paling sekaligus simpel dibandingkan seni menjalin yang lain: menyulam dan
merajut. “Kalau merajut harus pakai hakken, menyulam harus pakai jarum, sedangkan
makrame hanya memakai tangan”, tuturnya. Tapi jangan dibayangkan makrame sesederhana
itu ya City Explorer! Justru menurut Maya, kesederhanaan dalam membuat makrame itulah
yang menantang. Meskipun ‘hanya’ berbekal kelihaian tangan, sisi menantangnya ada di
kreatifitas dan ketepatan dalam mengukur panjang tali serta menentukan pola agar karya yang
dihasilkan tidak mengecewakan.

Untuk membuat makrame, pola sebaiknya ditentukan di awal. “Sebenarnya bisa


dirubah di tengah, tapi akan merubah jalin simpul yang sudah dibentuk”, kata wanita berhijab
ini. Sedangkan pada pemakaian tali, untuk membuat hasil karya dengan ukuran satu meter,
tali yang dibutuhkan bisa 5-7 kalinya. Maya mencontohkan, wall decor berukuran 1 x 1½
meter buatannya bisa memakan tali sepanjang 200 meter. Tergantung kerumitan pola dan
ukuran.

Tantangan lainnya adalah harus sabar saat melakukan gerakan-gerakan menyimpul


yang sifatnya repetisi. Saat membuat makrame dengan lebar 1 meter, bisa menggunakan
sampai 100 kaitan untuk simpul awal. Satu kaitannya berisi dua tali. Mula-mula, tali diuntai
membentuk simpul mati diatas sebuah papan yang berfungsi sebagai sebagai gantungan.
Simpul-simpul dijalin ke bawah hingga mendapat pola yang diinginkan.

4
Dalam proses pembuatan makrame, dikenal ada teknik dasar. Teknik dasar ini
merupakan simpul yang mudah dilakukan untuk setiap karya makrame. Saat menyimpulkan
tali pada awal pembuatan makrame dikenal ada beberapa simpul dasar, diantaranya simpul
jangkar, pangkal, baling-baling, laso, dan tiang. Tidak dikenal pola baku atau hitungan yang
menyulitkan dalam membuat makrame, karena semua tergantung pada hasil yang diinginkan.
Dalam satu karya buatan Maya, ia bisa memadukan sampai 16 simpul yang berbeda bahkan
lebih.

Penggunaan tali untuk makrame disesuaikan dengan karya yang akan dibuat, pada
umumnya dipilih tali yang berasal dari bahan yang lembut, kuat, dan tidak terlalu elastis.
Beberapa jenis tali yang umum digunakan untuk merajut makrame adalah tali katun, tali kur,
tali linen, tali acrylic, tali jute, dan tali nylon. Tapi yang umum digunakan adalah tali kur
yang lebih mudah ditemukan, dibentuk, dan harganya terjangkau. “Bisa juga pakai tali katun
untuk hasil yang lebih premium, hanya saja sementara ini suppliernya masih susah didapat.
Saya baru menemukan satu penyuplai tali katun yang ada di Jakarta”, beber wanita yang
membuka bisnis makrame melalui brand Kembangapi Macramé & Some ini.

Untuk menghasilkan sebuah karya makrame berukuran 1 meter, dibutuhkan waktu 2


hingga 3 hari. Lagi-lagi tergantung pada pola dan ukuran. Makin kecil dan mudah, makin
sedikit waktu yang dibutuhkan. Sedangkan untuk harga, juga bervariasi. Mulai dari ratusan
ribu sampai jutaan rupiah. Makin besar dan rumit, makin besar rupiah yang harus dikocek.
Maklum saja, seni yang satu ini tak berbeda dengan kerajinan tangan lain yang dikerjakan
secara handmade. Butuh ketelatenan dan kesabaran khusus dibalik tiap jalinan simpulnya.

Penggunaan makrame saat ini sudah menjajah berbagai lini, seperti digunakan sebagai
wall decor, gantungan pot, sampai hammock. Beberapa acara pernikahan juga menggunakan
makrame sebagai latar belakang. Sebenarnya makrame cocok digunakan dalam situasi apa
saja, tapi akan nampak lebih padu bila menyatu dengan konsep hippies maupun vintage yang
instagramable.

5
2. Tips dan Trik memilih tali makrame

Berikut ini Tips dan Trik memilih tali makrame yang baik dan mudah digunakan :

1. Komposisi Material

Tali makrame berasal dari beragam bahan, mulai dari cotton, nylon, tali rami,
polyester, kulit, hingga linen. Disarankan, bagi kamu yang masih pemula untuk memakai tali
makrame berbahan nylon karena mudah untuk diurai ulang ketika kamu melakukan
kesalahan saat membuat dekorasi makramemu. Faktanya, tali makrame berbahan nylon dan
satin merupakan tali buatan manusia!

2. Lilitan Tali

Terdapat tiga jenis lilitan tali makrame, yaitu lilitan berkepang, tiga lilitan, dan satu
lilitan. Tali makrame lilitan berkepang adalah tali yang berbentuk kepang yang cukup
banyak. Tali makrame tiga lilitan adalah tali yang terdiri dari tiga lilitan yang dililit lagi
hingga menjadi satu kesatuan. Tali ini kerap digunakan di kapal-kapal laut. Tali satu lilitan
terdiri dari benang-benang yang dililit menjadi sebuah tali.

Jika kamu ingin membuat jumbai atau tassel, kamu bisa mengurai tali-tali tersebut
dengan menyisirnya. Sebagai saran, ada baiknya bila kamu memakai lilitan yang berkepang.
Meski sulit untuk diurai, kamu akan mendapatkan jumbai yang lebih bagus. Atau mungkin
kamu tidak mau membuat jumbai, kamu bisa mencelupkan benangmu ke dalam lilin yang
sudah mencair untuk mencegah tali mengurai dengan sendirinya.

3. Kekuatan Tali

Banyak dekorasi yang bisa dibuat menggunakan tali makrame, seperti gantungan pot
bunga, alas tidur, dream catcher, gantungan, tirai, hingga penyangga rak buku. Khusus
dekorasi yang berfungsi menopang barang, diperlukan tali makrame yang kuat. Kamu bisa
menggunakan tali berbahan kulit, nylon, dan rami.

Selain itu, struktur tali juga mempengaruhi kekuatan tali makrame yang dipakai.
Biasanya, tali yang kaku cukup kuat untuk menopang beban di atasnya. Tali lilitan berkepang
cukup kaku dan kuat. Sama halnya dengan tali tiga lilitan. Hasilnya pun lebih berstruktur dan
terlihat jelas nan rapi.

6
Meski begitu, keduanya kurang fleksibel sehingga mungkin kamu akan kesulitan saat
ingin memutar atau membuat simpul tali sesuai pola makrame yang ada. Lain halnya dengan
tali satu lilitan. Tali ini mudah untuk diputar-putar dan dibuat jumbai. Meski begitu,
kekuatannya kurang baik dan hasil akhirnya terlihat kurang jelas dan berantakan.

4. Ukuran Tali

Satuan ukuran diameter yang dipakai adalah milimeter (mm). Dalam memilih tali
makrame, kamu harus memperkirakan tebal tipisnya benang. Jika kamu ingin menghias
dekorasi makramemu dengan manik-manik atau kancing, kamu harus memilih diameter tali
yang besar. Biasanya, tali yang berukuran lebih dari 4 mm membutuhkan hiasan yang lebih
besar.

Selain diameter, kamu juga harus memperkirakan panjang tali. Sesuaikan panjang tali
makrame pilihanmu dengan dekorasi makrame yang akan kamu buat. Ingat, lebih baik kamu
memiliki panjang tali yang berlebih agar bisa kamu gunakan di projek makrame selanjutnya.

5. Tekstur Tali

Hal terakhir yang kamu perlu perhatikan adalah tekstur tali makrame. Di antara
banyaknya jenis dan tipe tali, ada beberapa yang bertekstur kasar dan tidak baik bagi kulitmu.
Untuk dekorasi makrame yang hasilnya langsung bersentuhan dengan kulit seperti sarung
bantal dan alas tidur, kamu bisa menggunakan tali berbahan nylon, sutera, rayon, katun, satin,
dan kulit. Di sisi lain, kamu bisa menggunakan tali berbahan apapun untuk dekorasi yang
dipajang seperi hiasan dinding, dream catcher, tirai, dan gantungan pot atau buku.

3.Gantungan Pot

Gantungan pot merupakan salah satu seni simpul dari sebuah tali (makrame). Pada
saat sekarang ini kreativitas pada diri seseorang harus ditanamkan sejak dini, hal ini akan
menghasilkan sesuatu hasil yang positif terhadap kreativitas pada diri seseorang. Gantungan
pot sekarang ini banyak perubahan dari segi bentuk yang dibuat, perubahan ini didasari
dengan tumbuhnya kreatif yang baik dari seseorang yang dapat memanfaatkan bahan yang
dapat dibuat dalam pembuatan gantungan pot.

7
Gantungan pot sekarang banyak dibuat dengan menggunakan tali kur, dalam
pembuatan gantungan pot ini haruslah menggunakan tali simpul untuk menghasilkan desain
menarik pada gantungan pot yang dibuat.

Tali kur sendiri digunakan untuk membuat gantungan pot menggantikan kawat yang
dahulu sering digunakan untuk membuat gantungan pot. Namun dengan menggunakan kawat
gantungan pot akan lebih gampang dibuat oleh siapapun, akan tetapi desain yang dihasilkan
tidak seindah dan tidak semenarik gantungan pot yang dibuat dari tali kur. Tali kur lebih
mudah digunakan karena bentuknya yang lunak atau tidak keras dan juga banyak aneka
warna yang dapat digunakan menambahkan warna untuk menimbulkan kesan lebih indah.

Untuk pembuataanya sendiri lumayan agak susah karena banyak cara yang dilakukan
untuk menali simpulnya sendiri. Namun dengan kreativitas, pembuatan gantungan pot akan
menjadi lebih mudah. Karena kreativitas dapat menimbulkan kemudahan dalam berseni.

B. Produk yang dibuat

Dalam Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) kelas XII
Semester 1 Sekolah Menengan Kejuruan salah satu produk kreatif yang dicapai adalah
“ Membuat Gantungan Pot dari Tali Kur ”

C. Alat dan Bahan Dasar


8
Alat dan Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan gantungan pot dari Tali Kur
adalah sebagai berikut :

Alat yang digunakan

1. Gunting 2. Korek Gas

Digunakan untuk melakukan Digunakan untuk meratakan pada bagian


pemotongan pada tali kur akhir/ujung dengan cara dibakar

3. Paku payung besar 4. Ring gantungan kunci

Digunakan
pada saat
menganyam Digunakan sebagai alat media
tali kur sebagai penahan ring gantung

5. Penggaris

Digunakan untuk menentukan


Panjang tali kur

9
Bahan yang digunakan

1. Tali Kur 2. Bola Kecil

Digunakan sebagai media yang dianyam Digunakan sebagai media pengganti pot

3. Tanaman Krokot

D. Break Event Point ( Biaya )


Biaya yang digunakan untuk pembuatan gantungan pot adalah Rp. 15.000 dengan
pembagian sebagai berikut :
1. Tali kur : Rp. 12.000 (2 buah tali kur dengan berbeda warna)
2. Bola Kecil : Rp. 3.000
3. Tanaman Krokot : Rp. 10.000
Total biaya yang dikeluarkan yaitu Rp. 25.000

Untuk alat seperti korek gas, ring gantungan kunci, gunting dan paku payung besar didapat
dari anggota kelompok (tidak mengeluarkan biaya tambahan).

10
E. Proses Pembuatan
Untuk proses pembuatan gantungan pot dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan (tali kur, bola kecil, korek gas, ring
gantungan kunci, gunting dan paku payung besar).
2. Potong tali kur menjadi beberapa bagian. Masing-masing warna tali kur dipotong menjadi
4 bagian dengan panjang +/- 140 cm untuk hasil akhir pada gantungan pot 60 cm.

3. Setelah pemotongan menjadi beberapa bagian, lalu mulailah menyusun tali pada ring
gantungan kunci

11
4. Ambil salah satu tali kur untuk dijadikan pengikat pada ring, dan mulai ikatlah dengan
perlahan. Ambil paku payung kecil untuk ditancapkan ditembok sebagai media penahan
ring saat tali kur diikat ataupun pada proses penganyaman berlangsung

5. Anyam tali menjadi empat bagian dengan mengambil 4 tali sebagai media anyam. Proses
penganyaman pada langkah pertama dengan silih berganti antara tali kanan dengan tali kiri

12
pada posisi atas dari tali yang dianyam

6. Setelah keempat bagian teranyam, langkah selanjutnya adalah proses penganyaman yang
kedua. Proses penganyaman pada langkah kedua tidak saling bergantian namun dengan
satu tali pada posisi alas dari tali yang dianyam. Pada langkah ini penganyaman dilakukan
dengan satu bagian

7. Langkah selanjutnya adalah proses penganyaman yang ketiga. Pada proses penganyaman
kali ini berbeda dengan penganyaman langkah satu dan dua. Anyam bagian tali satu
dengan bagian yang lainnya dengan dua kali anyam (ikat) dengan saling berganti antara
tali kanan dan tali kiri. Ulangi langkah penganyaman yang sama dengan bagian yang
lainnya sampai ke bawah.

13
8. Setelah penganyaman dua kali yang sama ke bawah, kemudian pastikan ukuran tali agar
saat diikat untuk menyatukan mencapai ukuran 60 cm.
9. Ikat bagian ujung gantungan pot dengan mengambil terlebih dahulu tali kur yang akan
digunakan untuk pengikatan.

14
10. Pengikatan selesai, potong bagian yang tidak sesuai untuk hasil yang lebih baik.

11. Langkah berikutnya adalah potong tali kur sesuai perintah dengan panjang 60 cm
12. Kemudian langkah selanjutnya yaitu merapikan bagian paling ujung dari tali kur dengan
menggunakan korek gas.

15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Di zaman sekarang ini, orang-orang khususnya anak muda dituntut untuk menjadi
kreatif. Perubahan mindset ini tidak terjadi begitu saja. Sulitnya mendapatkan pekerjaan
membuat seseorang harus mencari cara lain untuk menghidupi dirinya sendiri. Alhasil,
sekarang munculah berbagai macam jenis ide bisnis kreatif yang kebanyakan diusung oleh
anak muda.
Menghasilkan suatu karya kretif adalah tujuan dari pembelajaran tentang bagaimana
orang dapat melakukan/ menghasilkan suatu karya yang kreatif. Salah satu contoh karya
kretif adalah gantungan pot dengan menggunkan tali kur yang dianyam.

Gantungan pot merupakan salah satu seni simpul dari sebuah tali (makrame). Pada
saat sekarang ini kreativitas pada diri seseorang harus ditanamkan sejak dini, hal ini akan
menghasilkan sesuatu hasil yang positif terhadap kreativitas pada diri seseorang. Gantungan
pot sekarang ini banyak perubahan dari segi bentuk yang dibuat, perubahan ini didasari
dengan tumbuhnya kreatif yang baik dari seseorang yang dapat memanfaatkan bahan yang
dapat dibuat dalam pembuatan gantungan pot.

B. Saran – saran
Untuk Sekolah :
1. Lebih memaksimalkan pembelajaran yang dapat mengasah kemampuan kreativitas
siswa.
2. Perbanyak praktik yang harus dilakukan oleh siswa guna melatihnya pada kreativitas
yang dimiliki pada diri masing-masing
3. Memanfaatkan limbah yang dapat diolah menjadi produk kreatif yang menghasilkan
nilai jual yang tinggi.

16
Untuk siswa :
1. Lebih memaksimalkan pembelajaran mengenai produk kreatif
2. Tanamkan dihati bahwa saya harus memliki jiwa kreatif
3. Berkelompok dengan teman untuk melakukan pembuatan produk kreatif yang bernilai
jual tinggi
4. Lebih memanfaatkan limbah yang tidak bernilai jual menjadi produk kreatif

17

Anda mungkin juga menyukai