Kelompok:
1
2021
2
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kemudahan,
kasih sayang, segala pertolongan dan karunia-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan laporan Manajemen Puskesmas Kota (daring) Pendidikan Profesi
Dokter Gigi dengan judul “Kurangnya Kelengkapan Data dan Informasi di Puskes
mas E ”
Penulis menyadari bahwa selama penyelesaian laporan ini banyak
memperoleh bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan
penuh hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. drg. Nur Permatasari, MS selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Brawijaya Malang.
2. drg. Khusnul Munika Listari, Sp.Perio selaku ketua program studi Profesi
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya
3. drg. Merlya Balbeid, M.MRS, selaku pembimbing yang senantiasa
memberikan arahan, dukungan dan bimbingan dalam penyelesaian
penulisan laporan ini.
4. Seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan laporan ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik dari
berbagai pihak yang bersifat membangun. Semoga Promosi Kesehatan ini dapat
bermanfaat.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................2
1.3 Sasaran......................................................................................................2
1.4 Manfaat.....................................................................................................2
1.4.1 Puskesmas......................................................................................2
1.4.2 Masyarakat.....................................................................................2
1.4.3 Mahasiswa......................................................................................2
2.1.1 Visi....................................................................................................3
2.1.2 Misi....................................................................................................3
2.2.1 Geografis...........................................................................................4
2.4.1 Loket..................................................................................................6
3.2.2 Organisasi........................................................................................16
3.3.2 Manajemen......................................................................................20
3.4 Manajemen Ruang Gigi dan Mulut.........................................................26
BAB V PENTUP...............................................................................................38
5.1 Kesimpulan.............................................................................................38
5.2 Saran........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................39
LAMPIRAN.......................................................................................................40
DAFTAR TABEL
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1.3. Sasaran
1.4. Manfaat
1.4.1. Puskesmas
10
Puskesmas mendapat alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan
manajemen data dan informasi Puskesmas E.
1.4.2. Masyarakat
11
BAB II
ANALISIS SITUASI
12
Status Kepegawaian
No. Jenis Jabatan Jumlah
PNS NON
PNS
1. Ka. Sub. Bag. TU 1 1 -
2. Dokter 2 2 -
3. Dokter Gigi 3 3 -
4. Bidan
- D3 Kebidanan 4 4 -
- D4 Kebidanan 1 1 -
5. Perawat Kesehatan
- D3 Keperawatan 4 4 -
- S1 Keperawatan 1 1 -
6. Perawat Gigi (D3) 1 1 -
7. Sanitarian/S1 Kesling 1 1 -
8. Sanitarian/D3 Kesling 1 - 1
9. Promkes (SKM) 1 - 1
10. Rekam Medis (D3 2 1 1
Perekam Medis)
11. Petugas Gizi
Petugas Gizi (S1 Gizi) 2 1 1
12. Apoteker 1 1 -
Asisten Apoteker 2 2 -
13. Analis Laboratorium (D3 1 1 -
Laboratorium)
14. Tenaga Administrasi
- SMA 1 1 -
- D3 Akuntansi 2 - 2
15. Sopir 1 1 -
16. Tenaga Kebersihan 1 - 1
Jumlah 32 25 7
Tabel 2.1. Data Ketenagaan Puskesmas E
2.2 Data Umum
2.2.1 Geografis
13
Data geografis Puskesmas E adalah sebagai berikut:
a. Nama Puskesmas :E
b. Kelurahan : Tulusrejo
c. Kecamatan : Lowokwaru
d. Kota : Malang
e. Propinsi : JawaTimur
f. Luas Wilayah : 502.073 km² terdiri dari:
1. Wilayah dataran rendah : 10%
2. Wilayah dataran tinggi : 90%
3. Wilayah perairan : 0%
g. Batas Wilayah :
1. Utara : Kelurahan Mojolangu
2. Timur : Kelurahan Purwantoro
3. Selatan : Kelurahan Samaan
4. Barat : Kelurahan Dinoyo dan
Tunggulwulung
h. Jumlah kelurahan : 3 (tiga) Kelurahan, yaitu:
- Kelurahan Lowokwaru
- Kelurahan Tulusrejo
- Kelurahan Jatimulyo
i. Jumlah RT RW
No. Kelurahan RT RW
1. Lowokwaru 104 15
2. Tulusrejo 75 16
3. Jatimulyo 80 11
Jumlah 259 42
Tabel 2.2. Jumlah RT dan RW di kelurahan di wilayah Puskesmas E
j. Transportasi
Antar 3 kelurahan dapat dicapai dengan menggunakan
kendaraan roda 4 maupun roda 2 baik di musim hujan maupun
musim kemarau, angkutan umum sudah melalui kedua
14
kelurahan.
k. Komunikasi
Telepon umum, wartel maupun BTS sudah terjangkau
disemua wilayah kerja UPT Puskesmas E.
15
2.4. Unit Pelayanan
2.4.1. Loket
16
Gambar 1 Alur Pelayanan Puskesmas E
18
b. ISPA, dengan pendataan penderita pneumonia balita
c. Kusta, dengan melakukan pemeriksaan kontak dari kasus kusta baru, PFS
secara rutin, RFT penderita kusta, penderita baru pasca pengobatan kusta,
proporsi kesehatan kusta, sosialisasi tenaga kesehatan kusta, kader kesehatan
kusta, dan screening kusta pada SD sederajat.
d. TB paru, dengan mengobati semua kasus TB, pendataan terduga kasus TB
dan angka keberhasilan pengobatan TB
e. Pencegahan dan Penanggulanag PMS dan HIV/AIDS, dengan memberi
pernyuluhan HIV SMP dan SMA sederajat dan pemeriksaan HIV untuk orang
beresiko terinfeksi HIV
f. DBD, dengan mendata angka bebas jentik, penderita DBD tertangani,
dan PE kasus DBD
g. Malaria, dengan pengobatan, pemeriksaan, dan followup penderita positif
malaria
h. Pencegahan dan penanggulangan Rabies
i. Pelayanan imunisasi, dengan melakukan Imunisasi dasar lengkap (IDL),
UCI desa, Imunisasi anak usia (18-24 bulan), imunisasi DT dan campak pada
anak kelas 1 SD, imunisasi TT pada anak SD kelas 2-3, imunisasi TT5 pada
WUS (usia 15-49), imunisasi TT2 pada ibu hamil, peantauan suhu lemari es
vaksin, dan ketersediaan stok vaksin
j. Pengamatan penyakit
k. Pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
21
telah memberikan pelayanan.
Rujukan ini adalah tujukan antar pelayanan dalam satu tingkatan. Rujukan
ini dilakukan apabila perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan/atau
ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap.
Rujukan vertikal juga dapat dilakukan ke tingkat yang lebih rendah. Hal ini
dilakukan apabila: (1) permasalahan kesehatan pasien dapat ditangani oleh
tingkatan pelayanan kesehatan yang lebih rendah sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya; (2) kompetensi dan kewenangan pelayanan tingkat pertama atau
kedua lebih baik dalam menangani pasien tersebut; (3) pasien membutuhkan
pelayanan lanjutan yang dapat ditangani oleh tingkatan pelayanan kesehatan yang
lebih rendah dan untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka
panjang; dan/atau (4) perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan sarana, prasarana, peralatan
dan/atau ketenagaan.
23
BAB III
PENGAMATAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS
24
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
c. wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau
sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah Puskesmas berwenang untuk:
1) menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3) melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4) menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;
5) melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan
Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;
6) melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas;
7) memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
8) memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,
psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;
9) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan Pelayanan Kesehatan;
10) memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada
dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem
kewaspadaan dini, dan respon penanggulangan penyakit;
11) melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan
12) melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat
pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian
sumber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
25
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
1) menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor
biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter -
pasien yang erat dan setara;
2) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
3) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,
berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;
4) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan
kerja;
5) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan
kerja sama inter dan antar profesi;
6) melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;
7) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan;
8) melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi
sumber daya manusia Puskesmas;
9) melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem
Rujukan; dan
10) melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3.2.2 Organisasi
Organisasi Puskesmas paling sedikit terdiri atas kepala Puskesmas, kepala
tata usaha, dan penanggung jawab. Kepala Puskesmas merupakan penanggung
jawab atas seluruh penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan
kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan
bangunan, prasarana, dan peralatan. Kepala tata usaha memiliki tugas dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan administrasi perkantoran Puskesmas.
27
Penanggung paling sedikit terdiri atas penanggung jawab UKM dan keperawatan
kesehatan masyarakat; penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium;
penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Puskesmas;
penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan puskesmas; dan
penanggung jawab mutu
Struktur organisasi Puskesmas bergantung dari beban tugas masingmasing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di suatu wilayah
kabupaten / kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten / kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan :
1. Data dan Informasi.
2. Perencanaan dan penilaian.
3. Umum dan kepegawaian.
4. Unit pelaksanaan teknis fungsional Puskesmas.
5. Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap UKBM.
6. Upaya kesehatan perorangan.
7. Jaringan pelayanan perorangan.
8. Unit puskesmas pembantu.
9. Unit puskesmas keliling.
10. Unit bidan di desa / komunitas(Permenkes No. 75 Tahun 2014).
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas.
Khusus untuk Kepala Puksesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan
masyarakat (Permenkes No. 75 Tahun 2014).
3. Eselon Kepala Puskesmas
28
Kepala Puskesmas adalah penanggung jawab pembangunan kesehatan di
tingkat kecamatan, sesuai dengan tanggung jawab tersebut dan besarnya peran
kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan maka jabatan kepala puskesmas adalah jabatan struktural eselon IV.
Apabila tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat, maka ditunjuk pejabat
sementara yang sesuai dengan kriteria kepala puskesmas yakni seorang sarjana
dibidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat
tetap (Permenkes No. 75 tahun 2014).
29
(balai pengobatan penyakit paruparu, balai kesehatan mata masyarakat, balai
kesehatan kerja masyarakat, balai kesehatan olahraga masyarakat, balai kesehatan
jiwa masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya
kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kota, Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan, Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai
balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui
penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan
Kota. Unit bidan di desa/komunitas.Dengan Masyarakat
30
diharapkan berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat. Hal ini dapat
terlihat dari membaiknya status kesehatan masyarakat dengan meningkatnya
indeks keluarga sehat (IKS) mulai dari tingkat keluarga sampai di setiap jenjang
pemerintahan.
f. Dengan Masyarakat
Puskesmas mendorong masyarakat di wilayah kerjanya untuk berperan
serta secara aktif dalam setiap upaya kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas.
Masyarakat selain menjadi obyek pelayanan juga berperan sebagai subyek
pembangunan kesehatan. Dukungan aktif masyarakat tersebut salah satunya
diwujudkan melalui pembentukan UKBM. Sebagai pembina UKBM, Puskesmas
melaksanakan bimbingan teknis dan pemberdayaan sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku.
31
c) Kesehatan Gigi Masyarakat;
d) Kesehatan Tradisional dan Komplementer;
e) Kesehatan Olahraga;
f) Kesehatan Kerja;
g) Kesehatan Indera;
h) Kesehatan Lanjut Usia; dan/atau
i) Pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan Puskesmas.
UKP tingkat pertama dilaksanakan oleh dokter, dokter gigi, dan dokter
layanan primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dokter,
dokter gigi, dan dokter layanan primer, serta Tenaga Kesehatan lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan UKP tingkat pertama harus dilakukan sesuai
dengan standar pelayanan, standar prosedur operasional, dan etika profesi.
Pelayanan kesehatan dilakukan dalam bentuk:
a. rawat jalan, baik kunjungan sehat maupun kunjungan sakit;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan persalinan normal;
d. perawatan di rumah (home care); dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas harus
menyelenggarakan kegiatan:
a. manajemen Puskesmas;
b. pelayanan kefarmasian;
c. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat;
d. pelayanan laboratorium; dan
e. kunjungan keluarga.
3.3.2 Manajemen
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing, Actuating,
Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien. Efektif
32
berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses
penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu,
berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi
yang akurat (evidence based). Sedangkan efisien berarti bagaimana Puskesmas
memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya
kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan
target kinerja yang telah ditetapkan.
34
4) Dokumen lain yang dibutuhkan.
36
1. Pengawasan Dan Pengendalian
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit
internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program.
Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas
antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber
daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan
adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan
maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan
supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya
dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah
ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan
upaya perbaikan (corrective action). Kegiatan pengendalian ini harus
dilakukan secara terus menerus. Pengendalian dapat dilakukan secara
berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala Puskesmas, maupun
penanggung jawab program.
Tujuan dari pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, apakah
sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber daya telah
ada dan digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien.
2. Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah
sedini mungkin.
37
3. Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.
4. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil
keputusan untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau
program terkait, baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya
di masa mendatang.
5. Memberikan informasi/laporan kepada pengambil keputusan tentang
adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindaklanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.
6. Memberikan informasi tentang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil
kinerja program/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara
kontinyu dan dari waktu ke waktu.
38
1) Membuat kartu inventaris sebagai pencatat keberadaan jumlah, keadaan
barangbarang medik maupun non medik (dipisahkan) untuk masingmasing
ruang yang ada di Puskesmas.
2) Melaksanakan updating daftar inventaris, yaitu pendataan ulang alat-alat
kesehatan dilaksanakan 6 bulan sekali yang ada di Puskesmas selama periode
bulan Januari s/d Desember tahun sebelumnya
3) Melaksanakan perawatan dan melaksanakan perbaikan alat kesehatan
kesehatan secara mandiriselama periode bulan Januari s/d Desember tahun
sebelumnya
4) Melaporkan berfungsi / tidak alat kesehatan dan kondisi alat kesehatan
kesehatan yang dipakai di unit pelayanan selama periode bulan Januari s/d
Desember tahun sebelumnya
5) Melaporkan seluruh inventaris alat kesehatan, yaitu membuat laporan
pemakaian alat kesehatan dan permintaan kebutuhan alat kesehatan tiap 6
bulan sekali dengan jumlah disesuaikan yang ada di Puskesmas.
c. Pelayanan Keuangan
39
1) Adanya buku kas umum yang berisi catatan seluruh penerimaan dan
pengeluaran UPT dari semua kegiatan di wilayah kerja Puskesmas pada
periode bulan Januari s/d Desember yang ditandatangani oleh Kepala UPT
tiap bulan.
2) Adanya buku kas penerimaan retribusi yang berisi semua catatan penerimaan
retibusi UPT setiap hari, ditutup tiap bulan dan ditandatngani Kepala UPT
3) Adanya buku setoran retribusi yang berisi catatan penyetoran retribusi dari
UPT ke Dinas Kesehatan dan ditandatangani oleh penerima setoran
4) Adanya bukti tanda setoran yang merupakan bukti penyetoran retribusi
berupa Surat Tanda Setoran (STS) dari UPT ke Dinas Kesehatan
5) Laporan persediaan benda berharga yang berisi laporan penerimaan dan
pengeluaran benda berharga setiap bulan yang ditandatangani oleh Kepala
UPT
6) Adanya pemeriksaan kas setiap 3 bulan sekali yang ditandatangani Kepala
Puskesmas pada periode Januari s/d Desember.
d. Tenaga
1) Buku penjagaan kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, dan pensiun.
2) Uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas
3) Laporan absensi tepat waktu
4) Membuat penilaian DP3 tepat waktu, yang memuat hasil penilaian
pelaksanaan pekerjaan seorang PNS dalam satu tahun yang dibuat Pejabat
Penilai
5) Memiliki daftar urutan data PNS yang disusun dari yang tertinggi sampai
dengan yang terendah menurut kepangkatannya.
6) Membuat laporan hasil kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan tugas,
wewenang, dan tanggung jawab
7) Daftar jenis Diklat Struktural maupun Fungsional yang pernah diikuti
8) Buku cuti dan realisasinya.
40
3.4 Manajemen Ruang Gigi dan Mulut
3.4.1 Sumber Daya Manusia
Ruang gigi dan mulut di Puskesmas memiliki 4 tenaga kesehatan di bidang
kedokteran gigi, yaitu 3 dokter gigi dan 1 perawat gigi yang saling bekerjasama
dan berkoordinasi dengan baik.Salah satu dokter gigi merangkap sebagai kepala
Puskesmas.
43
dapat dilakukan analisis dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian.
Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
mendukung terselenggaranya proses administrasi yang dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung pengeluaran kebijakan
kesehatan yang lebih bermanfaat untuk masyarakat
3.5.3. Langkah-Langkah Pelaksanaan SIMPUS
Langkah-langkah Pelaksanaan SIMPUS (Sari, 2017) :
Pendataan awal berbagai masalah baik dari segi perangkat keras ataupun
calon petugas data.
Pembentukan tim informasi baik tingkat Puskesmas atau tingkat Dinas
Kesehatan. Adapun tim untuk tingkat Puskesmas dapat terdiri dari
seorang penanggungjawab program dan disertai dengan beberapa
operator. Sedangkan untuk tingkat Dinas Kesehatan, mungkin diperlukan
satu tim khusus untuk mengorganisir alur data dan juga
bertanggungjawab untuk manajemen data-data kesehatan.
Inventarisasi data-data dasar, baik untuk tingkat Puskesmas ataupun
tingkat Dinas Kesehatan. Data-data dasar itu antara lain : data Puskesmas,
data petugas medis, data tempat pelayanan kesehatan, data obat-
obatan, data diagnosis, dan beberapa data-data dasar lainnya. Data-data
ini nantinya akan dikodekan karena SIMPUS akan banyak membutuhkan
input data berupa kode.
Sosialisasi data-data dasar, hal ini perlu dilakukan ke semua staf dan
petugas di Puskesmas supaya lebih mengenal sedini mungkin sistem yang
akan dipakai.
Pelatihan petugas SIMPUS. Dalam proses input data, tentunya
dibutuhkan petugas khusus yang benar-benar menguasai program
SIMPUS. Untuk itu perlu minimal 2 (dua) orang dari tiap Puskesmas yang
harus diberi pelatihan untuk awal pelaksanaan SIMPUS.
Uji coba implementasi SIMPUS. Hal ini dibutuhkan untuk menguji semua
staf dalam pengisian lembar registrasi pasien dan juga untuk mengasah
44
keterampilan input data dari petugas yang sudah dilatih.
Evaluasi, dilakukan untuk mencari dan memberi masukan kepada semua
pihak yang terkait dalam pelaksanaan SIMPUS.
45
BAB IV
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari PKP (Penilaian Kinerja
Puskesmas) pada Puskesmas E tahun 2018, kemudian ditemukan permasalahan-
permasalahan berikut dengan target capaian yang rendah antara lain:
46
rencana tindak lanjut (perbaikan/peningkatan mutu), belum ada tindak
lanjut dan evaluasi.
47
MASALAH U S G TOTAL RANKING %
48
Gambar 3. Analisis Penyebab Masalah dengan Fishbone
1. Statement of Task
Peserta diberikan penjelasan tentang apa yang akan dibahas tetapi tidak boleh
“menanamkan” jawaban apapun kepada peserta selama penjelasan dilakukan.
Peserta diperbolehkan membawa materi apapun yang sekiranya dapat membantu
idea generation.
2. Silent Generation
49
Setiap peserta menuliskan jawaban untuk persoalan yang telah dijelaskan pada
langkah nomor satu. Peserta tidak diperbolehkan berbicara satu sama lain
(diskusi).
3. Round Robin
Setiap peserta secara bergiliran memberikan satu kertas berisi satu jawaban dan
menuliskannya pada flipchart tanpa memberikan komentar apapun. Putaran
berikutnya diulangi seterusnya jika masih terdapat alternatif jawaban. Setiap
peserta diizinkan untuk drop out pada setiap putaran dan masuk lagi pada putaran
berikutnya. Flipchart yang telah diisi ditempelkan di dinding agar semua bisa
membacanya sebagai bahan stimulation idea generation.
4. Clarification Discussion
5. Secret Voting
Diskusi tentang ide terbaik dilakukan jika ternyata terjadi hasil yang
merefleksikan aspek-aspek yang dianggap penting (unbalanced voting).
Adapun hasil metode NGT yang didapat dari masalah yang diangkat di laporan ini
adalah sebagai berikut:
50
Tabel 4.2. Skoring Nominal Group Technique (NGT)
Kurangnya pengetahuan 9 8 8 7 7 9 48 I
pengelola terkait
pengelolaan data dan
informasi berbasis
komputer dan internet
51
pengelolaan data
Pengelolaan masih 7 6 5 7 5 8 38 VI
manual dan tidak
menggunakan komputer
Kurangnya koordinasi 6 9 6 7 6 6 40 IV
pihak puskesmas
dengan pihak dinas
kesehatan kota
52
4. Melakukan pengubahan sistem pengelolaan data menjadi sistem
digital
5. Melakukan rapat perencanaan dan evaluasi secara berkala terkait
sistem pengelolaan data
53
Tabel 4.3. Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode CARL
No Pemecahan Masalah Skor Hasil Ranking
C A R L
Melakukan pelatihan 4 4 3 5 240 I
SIMPUS (Sistem Informasi
1. Manajemen Puskesmas)
untuk sumber daya pengelola
data yang ada di Puskesmas
E
Merekrut sumber daya baru 3 3 3 4 108 III
yang lebih kompeten dalam
2.
pengelolaan data secara
digital
Penyediaan komputer dan 3 2 2 4 48 IV
internet tambahan di
3. Puskesmas E
Melakukan pengubahan 2 2 2 3 24 V
sistem pengelolaan data
4.
menjadi sistem digital
Melakukan rapat 5 4 3 2 120 II
5. perencanaan dan evaluasi
secara berkala terkait sistem
pengelolaan data
Rentang skor: 1-5
Nilai 2 : Bermasalah
Nilai 3 : Netral
54
4.7 Rencana Usulan Kegiatan
4.7.1. Rencana Usulan Kegiatan Jangka Pendek
Tabel 4.4. Rencana Kegiatan Jangka Pendek
Metode yang
No Kegiatan Tujuan Kegiatan Tempat Tanggal Sasaran Pelaksana Indikator Keberhasilan Metode Evaluasi PJ Anggaran
digunakan
1. Melakukan pelatihan Meningkatkan Puskesmas Minggu ke-2 Staf David - Kehadiran pelaksana -Pendataan awal - Kehadiran staf David Rp
dan penerapan kemampuan dan E Juli 2021 Puskesmas E Tania 100% berbagai masalah dievaluasi melalui 500.000,-
SIMPUS (Sistem keterampilan staf Jilan - Kehadiran sasaran -Pembentukan tim absensi
Informasi Puskesmas E dalam Yolanda 100% informasi - Tujuan dievaluasi
Manajemen mengelola data Salsa -Inventarisasi data- melalui notulensi
Puskesmas) untuk Nurun data dasar
sumber daya -Sosialisasi data-
pengelola data yang data dasar
ada di Puskesmas E -Pelatihan petugas
SIMPUS
-Uji coba
implementasi
SIMPUS
-Evaluasi
2. Penyediaan Memberikan sarana Puskesmas Minggu ke-4 Staf David - Tersedianya 3 komputer Mengajukan - Memastikan Tania Rp
komputer dan dan prasarana yang E September Puskesmas E Tania di Puskesmas E permintaan untuk proposal permintaan 20.000.000,
internet tambahan memadai dan 2021 Jilan - Tersedianya wifi di tambahan sarana sarana dan prasarana
Puskesmas E berkualitas untuk Yolanda Puskesmas E dan prasarana yang diajukan telah
menunjang sistem Salsa penunjang ke masuk ke Dinas
pengelolaan data Nurun Dinas Kesehatan Kesehatan Kab/Kota
secara digital Kab/Kota
55
3. Melakukan Meningkatkan Puskesmas Minggu ke-2 Staf David - Tersedianya sistem Mengubah sistem - Monitoring sistem Jilan Rp
pengubahan sistem efisiensi sistem E Agustus Puskesmas E Tania pengelolaan data secara pengelolaan data pengelolaan data 300.000,-
pengelolaan data pengelolaan data di 2021 Jilan digital di Puskesmas E secara digital oleh Puskesmas E
menjadi sistem Puskesmas E Yolanda sumber daya
pengelolaan digital Salsa Puskesmas E yang
Nurun telah mendapatkan
pelatihan
56
4.7.2 Rencana Usulan Kegiatan Jangka Panjang
Tabel 4.5. Rencana Kegiatan Jangka Panjang
Indikator Penanggung
No Rencana Kegiatan Tujuan Kegiatan Lokasi Waktu Target Metode Metode Evaluasi
Keberhasilan Jawab
1. Mengadakan rapat evaluasi - Menganalisis sistem Puskesmas E 6 bulan Seluruh - Mengadakan rapat - Kehadiran 100% - Kehadiran staf Kepala Tata Usaha
terkait pengelolaan data dan pengelolaan yang sekali jajaran formal yang seluruh jajaran dievaluasi Puskesmas E
sistem informasi Puskesmas telah terlaksana di Puskesmas dihadiri oleh Puskesmas E melalui
Puskesmas E seluruh jajaran absensi
E
- Menetapkan rencana Puskesmas E dan - Tujuan
pengelolaan data dipimpin oleh dievaluasi
sesuai hasil evaluasi Kepala Puskesmas melalui
yang dilakukan E notulensi
terhadap sistem
pengelolaan data
Puskesmas E
2. Merekrut sumber daya - Menambah sumber Puskesmas E Dalam Orang yang - Membuka - Minimal 2 sumber Terpenuhinya Kepala Puskesmas
baru yang lebih daya untuk sistem kurun kompeten rekrutmen daya baru yang lebih minimal 2 sumber E
pengelolaan data di berkompeten dalam
kompeten dalam waktu 1 dalam terbuka untuk pengelolaan data daya baru yang
pengelolaan data secara Puskesmas E tahun pengelolaan bagian sistem lebih
secara digital diterima
digital kedepan data pengelolaan di Puskesmas E berkompeten
data di dalam
Puskesmas E pengelolaan data
secara digital di
Puskesmas E
57
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kegiatan manajemen puskesmas yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Penyebab utama masalah manajemen data dan informasi yang dialami Puskesmas E
adalah Kurangnya pengetahuan pengelola terkait pengelolaan data dan informasi
berbasis komputer dan internet.
2. Prioritas alternatif pemecahan masalah manajemen data dan informasi yang dialami
Puskesmas E adalah Melakukan pelatihan untuk sumber daya pengelola data yang ada
di Puskesmas E
3. Rencana jangka pendek yang perlu dilakukan Puskesmas E adalah Melakukan pelatihan
untuk sumber daya pengelola data yang ada di Puskesmas E.
4. Rencana jangka panjang yang perlu dilakukan Puskesmas E adalah Mengadakan rapat
evaluasi terkait pengelolaan data dan sistem informasi Puskesmas
5.2 Saran
Adapun saran untuk kedepannya adalah sebagai berikut:
1. Puskesmas perlu memberikan perhatian lebih terhadap manajemen data dan informasi
dari segala kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.
2. Puskesmas harus mengikuti perkembangan teknologi agar dapat membantu
mempermudah manajemen data dan informasi.
3. Puskesmas harus rutin melakukan evaluasi dan pengecekan rutin terhadap
perkembangan manajemen data dan informasi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, AH. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. BPJS
Kesehatan. 2014. Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang. Jakarta: BPJS Kesehatan.
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.
Nilawati, L.N. 2015. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Berbasis Web
di Puskesmas Pajang Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.
Sari, W.N. 2017. Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) di
Puskesmas Sukaramai Kecamatan Medan Area Tahun 2017. Universitas Sumatera Utara
59
Syafruddin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: Trans Infomedia.
Tague, Nancy R. 2004. The Quality Toolbox 2nd Edition. ASQ Quality Press
60
LAMPIRAN
Prioritas
No. Kriteria Bobo Masalah
t Masalah 1 Masalah 2 Masalah 3 Masalah 4 Masalah 5
Skor SxB Skor SxB Skor SxB Skor SxB Skor SxB
(%)
1. Kegawatan 35%
2. Besar 25%
3. Trend 25%
4. Kesediaan 15%
SDM
Total
Rentang skor: 1-10
61
Lampiran 2. Form NGT (Penetapan Prioritas Penyebab Masalah)
62
Lampiran 3. Form CARL (Alternatif Pemecahan Masalah)
63