Anda di halaman 1dari 21

Ujian Tengah Semester

Farmakoterapi III
2019/2020

GANGGUAN METABOLIK (ASAM-BASA, ELEKTROLIT)


1. Apa obat yang paling baik digunakan untuk mengatasi asidosis metabolik akibat PGK
dengan pH 7,2?

a.Sevelamer karbonat
b. CaCO3 PO
c. Ca glukonat IV
d. NaHCO3 PO
e. NaHCO3 IV

2. Apa obat yang paling baik digunakan untuk mengatasi asidosis metabolik akibat PGK
dengan pH 7,0?

a. NaHCO3 PO
b. Ca glukonat IV
c. CaCO3 PO
d. Sevelamer karbonat
e. NaHCO3 IV

3. Berapa nilai pH target dalam mengatasi asidosis metabolik akibat PGK dengan pH
7,0?

a. 7,20
b. 7,35
c. 7,25
d. 7,30
e. 7,15

4. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada seorang
perempuan berusia 30 tahun dan berat 60 kg dengan hiponatremia hipotonik
hipervolemik di suatu puskesmas. Kadar Na pasien 120 mEq/L. Dokter menghendaki
kadar Na pasien pada hari pertama menjadi 132 mEq/L.
Berapa mL infus NaCl 3% yang harus diberikan kepada pasien?

a. 900-1000 mL
b. 700-800 mL
c. 500-600 mL
d. 600-700 mL
e. 800-900 mL

5. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada seorang
perempuan berusia 30 tahun dan berat 60 kg dengan hiponatremia hipervolemik di
suatu puskesmas. Kadar Na pasien saat ini 137 mEq/L dari yang sebelumnya 125
mEq/L yang diobati dengan infus NaCl 3%.
Apa yang harus direkomendasi selanjutnya oleh farmasis kepada dokter?

a. NS
b. Furosemid 20 mg/6 jam IV
c. D5 1/2 NS
d. Dekstrosa 5%
e. NaCl 0,45%

6. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada seorang
perempuan berusia 40 tahun dan berat 50 kg dengan hipernatremia hipovolemik di
suatu puskesmas. Kadar Na pasien 155 mEq/L. Infus yang diberikan oleh dokter saat
ini adalah NS.
Apa yang harus direkomendasi selanjutnya oleh farmasis kepada dokter?

a. Mengganti NS dengan dekstrosa 5%


b. Mengganti NS dengan D5 1/2 NS
c. Melanjutkan NS sampai hipovolemia teratasi
d. Mengganti NS dengan NaCl 0,45%
e. Menambahkan furosemide 20 mg/6 jam IV

7. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada seorang
perempuan berusia 50 tahun dan berat 60 kg dengan eksaserbasi akut PPOK di suatu
rumah sakit. Hari ini pasien sudah tidak sesak, tetapi kadar K pasien diketahui 2,5
mEq/L disertai gangguan irama jantung. Pasien sedang diobati dengan asetilsistein,
deksametason, levofloksasin, parasetamol, dan salbutamol.
Apa obat penyebab abnormalitas nilai kalium pada pasien tersebut?

a. Asetilsistein
b. Levofloksasin
c. Deksametason
d. Salbutamol
e. Parasetamol
8. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada seorang
perempuan berusia 40 tahun dan berat 50 kg dengan hiperkalemia akibat PGK di
rumah sakit. Kadar K pasien 5,5 mEq/L dan ada perubahan pada EKG dan irama
jantung pasien.
Apa obat untuk menstabilkan fungsi jantung yang harus direkomendasi oleh farmasis
kepada dokter?

a. Na polistirena sulfonat PO
b. Insulin IV
c. CaCO3 PO
d. Salbutamol nebulisasi
e. Ca glukonat IV

9. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada seorang
perempuan berusia 50 tahun dan berat 60 kg dengan PGK dan DM tipe 2 di rumah
sakit. Kadar K dan GDS pasien diketahui masing-masing 5,0 mEq/L dan 250 mg/dL.
Apa pilihan terapi terbaik untuk mengoreksi gangguan kalium yang dapat
direkomendasi oleh farmasis kepada dokter?

a. Insulin IV
b. CaCO3 PO
c. Ca glukonat IV
d. Na polistirena sulfonat PO
e. Salbutamol nebulisasi

10. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada seorang
perempuan berusia 40 tahun dan berat 50 kg dengan asidosis metabolik akibat PGK di
rumah sakit. pH darah dan kadar HCO3- pasien diketahui masing-masing 7,3 dan 15
mEq/L. Dokter menghendaki nilai HCO3- target adalah 25 mEq/L.
Berapa dosis muatan NaHCO3 untuk pasien tersebut?

a. 150 mEq
b. 100 mEq
c. 50 mEq
d. 250 mEq
e. 200 mEq
SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS

SS, wanita usia 54 tahun, yang memiliki riwayat Lupus Eritematosus Sistemis (SLE) selama
30 tahun, datang kontrol ke rheumatologis. Sebelumnya dia menerima prednisone,
hidroksiklorokuin dan azatioprin. Penyakit SLE-nya stabil selama 2 tahun. Merasa baik, SS
menghentikan obatnya selama 1 tahun yang lalu. Akhir-akhir ini dia pulang liburan dari
saudaranya di lain pulau. Saat dia keluar rumah dan terpapar sinar matahari dalam beberapa
jam pada hari pertama, dia mulai mengalami erupsi eritematosa pada area terpapar yang sinar
di bagian wajah, telinga dan kaki meski sudah menggunakan tabir surya. Dia memutuskan
berdiam diri dan bekerja di rumah karena merasa lemah dan arthralgia serta sekaligus untuk
memulihkan ruam/rash yang dialaminya.
Dia juga mendapat kabar adik perempuan SS, yang berusia 28 tahun baru didiagnosis SLE
padahal baru saja menikah dan merencanakan segera memiliki anak.

11. Adik perempuan SS yang baru saja didiagnosis SLE, menanyakan pilihan obat yang
aman jika ingin merencanakan segera memiliki anak. Obat apa yang saudara
rekomendasikan ?

a. Metotreksat
b. Azatioprin
c. Leflunomide
d. Mycophenolate mofetil
e. Hidroksiklorokuin

12. Apa etiologi paling mungkin yang menyebabkan terjadinya SLE pada pasien SS ?

a. Genetik dan obat


b. Sinar matahari dan obat
c. Genetik dan hormonal
d. Sinar matahari dan hormonal
e. Sinar matahari dan genetic

13. Apa kriteria remisi komplit, yang merupakan salah outcome terapi jangka panjang
SLE untuk pasien SS ?

a. aktivitas penyakit yang rendah (low disease activity) dengan pengobatan anti
malaria
b. hilangnya aktivitas penyakit secara klinis tanpa penggunaan hidroksiklorokuin
c. turunnya aktivitas penyakit yang menyebabkan diperlukannya perubahan terapi.
d. minimnya kerusakan multi organ dan efek samping obat yang timbul
e. hilangnya aktivitas penyakit secara klinis tanpa penggunaan kortikosteroid
14. Apa manifestasi klinik SLE yang menggambarkan terjadinya erupsi eritematosa di
bagian wajah, telinga dan kaki pada pasien SS ?

a. Artritis non erosive


b. Discoid (skin) rash
c. Fotosensitivitas
d. Serositis
e. Malar rash

15. Apa materi edukasi dan konseling utama yang harus disampaikan saat ini ke
pasien SS ?

a. membatasi aktivitas fisik dengan tidak banyak bergerak


b. menghindari obat yang paling sering menyebabkan lupus seperti dekongestan,
antihistamin, antidepresan
c. apabila terjadi infeksi jangan langsung menggunakan obat
d. perlu pengaturan diet dengan cara meningkat asupan lemak untuk perbaikan massa
otot
e. melindungi kulit dari paparan sinar matahari (UV) dengan memakai tabir surya,
payung atau topi;

16. Apa obat yang tepat untuk mengatasi ruam kulit, lesu, dan arthralgia untuk pasien SS
saat ini?

a. Hidroksiklorokuin dan kortikosteroid


b. Hidroksiklorokuin
c. Siklofosfamid
d. Belimumab
e. Kortikosteroid

17. Apabila pasien SS direkomendasikan harus menggunakan Rituximab, manakah


pernyataan ini yang paling tepat ?

a. On label Rituximab untuk pengobatan leukemia, SLE, granulolamatosis, dan


rheumatoid arthritis
b. Rituximab digunakan pada SLE dengan gejala renal dan non renal (terutama
hematologi) yang berat dan refrakter terhadap pengobatan lainnya
c. Rituximab efikasinya lebih rendah jika dibandingkan dengan belimumab
d. Rituximab memiliki mekanisme kerja sebagai monoklonal antibodi terhadap B-cell
activating factor (BAFF) yang akan mengganggu survival sel sehingga menyebabkan
kematian sel B.
e. Nama paten rituximab adalah Benlysta dan harganya masih sangat mahal
18. Dengan kombinasi terapi sebelumnya, kondisi pasien SS sudah stabil selama 2 tahun.
Manakah pernyataan di bawah ini yang paling tepat terkait penggunaan
hidroksiklorokuin ?

a. Kejadian retinopati terjadi sangat rendah apabila diberikan hidroksiklorokuin di


bawah dosis 5 mg/kg berat badan aktual
b. Monitoring gangguan visual dilakukan dengan pemeriksaan mata rutin setiap
bulannya
c. Hidroksiklorokuin bekerja dengan menghambat dihydrofolate reductase yang
dibutuhkan untuk pembentukan tetrahidrofolat
d. Dosis pemeliharaan hidroksiklorokuin pada dewasa sebesar 200-600 mg/hari dan
digunakan sebelum makan.
e. Klorokuin lebih direkomendasikan daripada hidroksiklorokuin karena efek
sampingnya lebih ringan.

19. Dengan kombinasi terapi sebelumnya, kondisi pasien SS sudah stabil selama 2 tahun.
Manakah pernyataan di bawah ini paling tepat terkait penggunaan azatioprin?

a. Pengobatan dengan azatioprin memerlukan biaya lebih tinggi dibandingkan dengan


mycophenolate mofetil.
b. Azatioprin secara klinis lebih baik dibanding dengan metotreksat
c. Azatioprin merupakan inhibitor poten terhadap inosine monophosphate (IMP)
dehidrogenase untuk sintesis purin, sehingga menghambat proliferasi limfosit B dan T.
d. Azatioprin lebih baik dibandingkan dengan mycophenolate mofetil untuk
tercapainya remisi SLE.
e. Azatioprin harus dipertimbangkan untuk diberikan pada kondisi kontrol gejala yang
buruk setelah diberikan hidroksiklorokuin dan kortikosteroid

20. Patofisiologi SLE pada pasien SS, prinsipnya adalah terjadinya kompleks
autoantibodi yang mengaktivasi sistem inflamasi, yang kemudian akan menyebabkan
kerusakan organ. Sel apa yang melepaskan autoantibodi tersebut ?

a. Sel APC (sel dendritik)


b. Sel B memori
c. Sel plasma
d. Sel B imatur
e. Sel T helper
GAGAL GINJAL AKUT

21. Obat berikut dapat menyebabkan gagal ginjal akut karena akumulasi fosfolipid dan
kerusakan pada tubulus proksimal ...

a. ACE-inhibitor
b. Kontras media intravena
c. Cisplatin
d. Aminoglikosida
e. Amfoterisin B

22. Obat berikut dapat menyebabkan gagal ginjal akut karena menyebabkan iskemia
ginjal sehingga menyebabkan perubahan hemodinamik intrarenal ...

a. Amfoterisin B
b. Cisplatin
c. Kontras media intravena
d. Aminoglikosida
e. ACE-inhibitor

23. Obat berikut dapat menyebabkan gagal ginjal akut pada pasien yang mengalami
bilateral renal artery stenosis ...

a. Cisplatin
b. Aminoglikosida
c. Amfoterisin B
d. Kontras media intravena
e. ACE-inhibitor

24. Pasien dengan benign prostatic hyperplasia berisiko mengalami gangguan ginjal akut
...

a. Nekrosis tubulus akut


b. Intrinsik
c. Post renal
d. Fungsional
e. Pre renal
25. Pasien dengan gagal ginjal akut tidak selalu mengalami anuria, dapat juga oliguria
jika ...

a. Volume output urine > 1000 ml/hari


b. Volume output urine > 500 ml/hari
c. Volume output urine > 50 ml/hari
d. Volume output urine > 10 ml/hari
e. Volume output urine > 100 ml/hari

26. Penurunan volume tubuh karena muntah, diare, intake cairan yang kurang pada pasien
berisiko dapat menyebabkan gagal ginjal akut ...
:
a. Nekrosis tubulus akut
b. Fungsional
c. Post renal
d. Pre renal
e. Intrinsik

27. Salah satu parameter pasien mengalami gagal ginjal akut adalah anuria, yang dapat
dilihat dari ...

a. Volume output urine < 1000 ml/hari


b. Volume output urine < 10 ml/hari
c. Volume output urine < 500 ml/hari
d. Volume output urine < 100 ml/hari
e. Volume output urine < 50 ml/hari

28. Tatalaksana terapi dengan mengatasi obstruksi dapat dilakukan pada pasien GGA ...

a. Pre renal
b. Nekrosis tubulus akut
c. Post renal
d. Fungsional
e. Intrinsik
29. Tatalaksana terapi pada pasien GGA yang mengalami uremia atau encephalopathy
dan asidosis yang tidak dapat teratasi dengan obat ...

a. Diberikan furosemide dikombinasi dengan hydrochlorothiazide


b. Diberikan furosemide dosis tinggi
c. Diberikan fenoldopam untuk membantu manajemen cairan
d. Dilakukan transfusi darah untuk mengembalikan hemodinamik ginjal
e. Hemodialisis

30. Tatalaksana terapi utama dengan manajemen tekanan darah dapat dilakukan pada
pasien GGA ...

a. Fungsional
b. Post renal
c. Pre renal
d. Nekrosis tubulus akut
e. Intrinsik

31. Usaha pencegahan yang dapat dilakukan dari pemberian kontras media intravena pada
pasien dengan faktor risiko GGA ...

a. Hidrasi yang adekuat


b. Diberikan amifostin sebelum pemberian
c. Mencegah penggunaan jangka panjang
d. Pemberian dengan dosis rendah
e. Memperlama interval pemberian

GAGAL GINJAL KRONIS

32. Agen pengikat fosfat yang dapat menurunkan LDL dan meningkatkan HDL adalah ...

a. Aluminium hidroksida
b. Kalsium karbonat
c. Aluminium karbonat
d. Sevelamer karbonat
e. Kalsium asetat
33. Beberapa penyebab respons ESA tidak adekuat adalah ...

a. Kekurangan vitamin B12 dan/atau asam folat


b. Glukosa darah yang tinggi
c. Kadar lemak yang tinggi
d. Tekanan darah yang tinggi
e. kadar albumin urine yang tinggi

34. Berdasarkan TN RB, umur 62 tahun, berat 58 kg datang ke rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan rutin. Minggu yang lalu dilakukan pemeriksaan terhadap
ginjalnya dengan pengumpulan urine 24 jam. Hasil pemeriksaan menunjukkan urine
total 2,1 L, kreatinin urine : 60 mg/dL, protein urine +2, albumin urine:480 mg/24
jam. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Tn RB mengalami penyakit ginjal
kronis ...

a. Stage 4
b. Stage 1
c. Stage 3
d. Stage 5
e. Stage 2

35. Calcitriol merupakan alternatif terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan ROD.
Efek yang ditimbulkan dari penggunaan calcitriol adalah ...

a. Mengikat fosfat
b. Meningkatkan kadar kalium
c. Meningkatkan kadar hormon parathyroid
d. Menurunkan kejadian hipokalsemia
e. Meningkatkan ekskresi dari fosfat

36. Jika hasil perkalian kalsium-fosfat > 55 mg2/dL2, maka alternatif yang dapat
diberikan adalah ...

a. Kalsium karbonat
b. Aluminium hidroksida
c. Sevelamer HCl
d. Aluminium karbonat
e. Kalsium asetat
37. Jika hasil perkalian kalsium-fosfat > 55 mg2/dL2, maka untuk menurunkan kadar
kalsium dapat diberikan ...

a. Lanthanum karbonat
b. Kalsium karbonat
c. Aluminium karbonat
d. Kalsium asetat
e. Aluminium hidroksida

38. Pasien dengan penyakit ginjal kronis stage 4 yang mengalami renal osteodystrophy,
dapat diberikan terapi non farmakologi, yaitu ...

a. Diet pembatasan fosfat


b. Diet pembatasan kalsium
c. Diet pembatasan aluminium
d. Diet pembatasan kalium
e. Diet pembatasan natrium

39. Pasien penyakit ginjal kronis yang mengalami asidosis metabolik sedang sampai
berat, rekomendasi terapi yang dapat diberikan adalah ...

a. Aluminium karbonat
b. Aluminium hidroksida
c. Kalsium asetat
d. Kalsium karbonat
e. Natrium bikarbonat

40. Salah satu tujuan terapi pada penyakit ginjal kronis adalah kontrol tekanan darah. Jika
rasio albumin-kreatinin Tn RB 50 mg/g, maka target tekanan darah ...

a. <= 120/80 mm Hg
b. <= 160/100 mm Hg
c. <= 100/70 mm Hg
d. <= 140/90 mm Hg
e. <= 130/80 mm Hg
41. TN AB melakukan pemeriksaan rutin terkait dengan penyakit ginjal kronis yang
sudah didiagnosis selama 8 tahun. Pada saat berkunjung ke rumah sakit, kadar Hb Tn
AB : 8 g/dL , kadar kalsium : 9,2 mg/dL, kadar fosfat : 4,9 mg/dL dan diagnosis Tn
AB mengalami anemia normokromik dan normositik, renal osteodystrophy. Target
Hb pada Tn RB ...

a. Hb 10 - 11 g/dL
b. Hb > 13 g/dL
c. Hb 11 - 12 g/dL
d. Hb 12- 13 g/dL
e. Hb 9 - 10 g/dL

42. TN AB melakukan pemeriksaan rutin terkait dengan penyakit ginjal kronis yang
sudah didiagnosis selama 8 tahun. Pada saat berkunjung ke rumah sakit, kadar Hb Tn
AB : 8 g/dL , kadar kalsium : 9,2 mg/dL, kadar fosfat : 4,9 mg/dL dan diagnosis Tn
AB mengalami anemia normokromik dan normositik, renal osteodystrophy. Untuk
mengatasi anemia pada Tn AB, alternatif terapi yang dapat diberikan adalah
erythropoietin stimulating agent (ESA). ESA diindikasikan jika ...

a. Hb < 7 g/dL
b. Hct = 33%
c. T saturation = 20
d. T saturation < 20
e. T saturation > 20

43. TN RB dengan riwayat diabetes melitus dan hipertensi datang ke rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan rutin. Terapi yang selama ini diberikan adalah glikuidon dan
hydrochlorothiazide. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai SCr:1,6
mg/dL, BUN:27 mg/dL, gula darah sewaktu:294 mg/dL, HbA1c:9%, kolesterol
total:325 mg/dL, LDL:152 mg/dL. Tekanan darah 150/90 mmHg. Untuk
mengendalikan tekanan darah, maka terapi yang dapat direkomendasikan ...

a. Hydrochlorothiazide diganti ACE-inhibitor atau Angiotensin receptor blocker


b. Dikombinasi dengan ACE-inhibitor atau Angiotensin receptor blocker
c. Hydrochlorothiazide diganti Furosemide
d. Penggunaan hydrochlorothiazide dilanjutkan
e. Hydrochlorothiazide diganti nifedipine

44. TN RB dengan riwayat diabetes melitus, umur 62 tahun, berat 58 kg datang ke rumah
sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan nilai SCr:1,6 mg/dL, BUN:27 mg/dL, gula darah sewaktu:294 mg/dL,
HbA1c:9%, kolesterol total:325 mg/dL, LDL:152 mg/dL. Tekanan darah 150/95
mmHg. Antidiabetika yang selama ini diberikan adalah glikuidon. Untuk
mengendalikan kadar glukosa darah, maka terapi yang dapat direkomendasikan ...
a. Dikombinasi dengan insulin intermediat
b. Glikuidon dihentikan dan diberikan insulin intensif
c. Tetap diberikan glikuidon tetapi dosisnya ditingkatkan
d. Antidiabetika yang diberikan tetap dilanjutkan
e. Dikombinasi dengan metformin 500 mg, 2 kali sehari

45. TN RB dengan riwayat penyakit ginjal kronis dan hipertensi datang ke rumah sakit
untuk melakukan pemeriksaan rutin. Terapi yang diberikan selama ini Lisinopril 20
mg. Hasil pemeriksaan menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus 29 ml/menit/1.73
m2 dan tekanan darah 160/100 mmHg. Untuk mengendalikan tekanan darah dapat
direkomendasikan ...

a. Dikombinasi dengan nifedipine


b. Dikombinasi dengan hydrochlorothiazide
c. Dikombinasi dengan verapamil
d. Dikombinasi dengan candesartan
e. Dikombinasi dengan furosemide

46. TN RB dengan riwayat penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dan hipertensi datang
ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin. Terapi yang selama ini diberikan
adalah Lisinopril dan insulin. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
trigliserida 325 mg/dL, LDL:100 mg/dL. Tekanan darah 140/90 mmHg. Untuk
mengendalikan profil lipid, maka terapi yang dapat direkomendasikan adalah ...

a. Simvastatin
b. Fenofibrat
c. Niasin
d. Atorvastatin
e. Kolestiramin

47. TN RB, umur 62 tahun, berat 58 kg datang ke rumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan rutin. Tn RB merupakan perokok aktif, Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan nilai SCr:1,6 mg/dL, BUN:27 mg/dL, gula darah sewaktu:294 mg/dL,
HbA1c:9%, kolesterol total:325 mg/dL, LDL:152 mg/dL. Tekanan darah 150/95
mmHg. Faktor risiko penyakit ginjal kronis yang tidak dapat dimodifikasi ...

a. Usia > 60 tahun


b. Merokok
c. Diabetes melitus
d. Proteinuria
e. Berat badan
48. TN RB, umur 62 tahun, berat 58 kg datang ke rumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan rutin. Tn RB merupakan perokok aktif, Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan nilai SCr:1,6 mg/dL, BUN:27 mg/dL, gula darah sewaktu:294 mg/dL,
HbA1c:9%, kolesterol total:325 mg/dL, LDL:152 mg/dL. Tekanan darah 150/95
mmHg. Faktor risiko penyakit ginjal kronis yang dapat dimodifikasi ...

a. Berat badan lahir rendah


b. Riwayat keluarga
c. Usia > 60 tahun
d. Diabetes melitus
e. Penurunan massa ginjal

49. TN RB, umur 62 tahun, berat 58 kg datang ke rumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan rutin. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai SCr:1,6
mg/dL, BUN:27 mg/dL, gula darah sewaktu:294 mg/dL, HbA1c:9%, kolesterol
total:325 mg/dL, LDL:152 mg/dL. Tekanan darah 150/95 mmHg. Untuk
mengendalikan kadar glukosa darah, maka target kadar glukosa darah puasa adalah ...

a. < 90 mg/dL
b. 90 - 130 mg/dL
c. < 180 mg/dL
d. < 200 mg/dL
e. < 70 mg/dL

50. TN RB, umur 62 tahun, berat 58 kg datang ke rumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan rutin. Minggu yang lalu dilakukan pemeriksaan terhadap ginjalnya
dengan pengumpulan urine 24 jam. Hasil pemeriksaan menunjukkan urine total 2,1 L,
kreatinin urine : 60 mg/dL, protein urine +2, albumin urine:480 mg/24 jam.
Berdasarkan kadar albumin urine pasien, dalam kategori ...

a. Microalbuminuria
b. Hypoalbuminemia
c. Hyperalbuminemia
d. Kadar albumin urine normal
e. Macroalbuminuria

ANEMIA

WA, wanita berusia 33 tahun datang ke klinik dengan keluhan utama lemah, pusing, nyeri
epigastric. Dia memiliki riwayat peptic ulcer disease (PUD) sejak 5 tahun yang lalu, 10 tahun
riwayat menstruasi berat dan 15 tahun riwayat sakit kepala kronik. Dia memiliki anak berusia
1 dan 3 tahun. Saat ini WA minum minocycline 100 mg dua kali sehari untuk jerawat,
ibuprofen 400 mg jika sakit kepala dan esomeprazole 40 mg tiap hari.
Hasil anamnesis menunjukkan bahwa menurun kemampuannya dalam berolahraga. Hasil
pemeriksaan fisik berupa muka pucat, letargi, dan wajahnya tampak lebih tua. Tanda vital
dalam batas normal, denyut nadi 100/menit..
Hasil laboratorium adalah sebagai berikut:
Hb, 8 g/dL, Hct, 26%, Platelet 500,000/μL, Retikulosit, 0.2%, MCV, 75 femtoliters (fL),
MCH, 23 pg/cell, MCHC, 300 g/L, Serum iron, 40 mcg/dL, Serum feritin, 9 ng/mL, Total
iron-binding capacity (TIBC), 450 g/dL.
Diagnosisnya anemia defisiensi besi.

51. Apa faktor predisposisi terjadinya anemia defisiensi besi pasien WA ?

a. Hemoglobinuria
b. Menstruasi berat
c. Hemoptysis
d. Obat minocycline
e. Obat esomeprazol

52. Apa manifestasi klinik untuk hipoksia jaringan akibat anemia defisiensi besi yang
mungkin terjadi pada pasien WA ?

a. Bradipnea
b. Somnolence
c. Meningkatnya kerja otot
d. Meningkatnya kapasitas kerja jantung
e. Bradikardi

53. Apa temuan laboratorium yang menunjukkan pasien WA mengalami anemia


defisiensi besi ?

a. Angka retikulosit naik


b. Serum besi naik
c. Serum feritin menurun
d. Hematokrit naik
e. Total iron binding capacity (TIBC) menurun
54. Informasi apa yang harus diberikan kepada pasien WA ketika memberikan zat besi
oral?

a. Tablet zat besi diminum bersamaan dengan makanan untuk mencegah timbulnya
efek samping
b. Efek samping yang terjadi terutama kembung dan sakit kepala
c. Obat minocycline diberikan bersamaan karena dapat meningkatkan absorpsi zat
besi
d. Untuk meminimalkan efek samping, pemberian tablet zat besi dimulai dari dosis
kecil kemudian ditingkatkan setiap hari sampai tercapai level terapeutik.
e. Edukasi pasien terkait potensi terjadinya interaksi obat misalnya proton pump
inhibitor (esomeprazole)

55. Manakah pertanyaan yang SALAH terkait tata laksana terapi anemia untuk pasien
WA?

a. Dalam 2 -3 minggu, hemoglobin akan meningkat 1 - 2 g/dL


b. Dalam 2 -3 minggu, hematokrit akan naik sebesar 6%.
c. Tujuan terapi adalah menormalkan konsentrasi hemoglobin dan hematokrit dan
mengembalikan cadangan zat besi
d. Terapi zat besi dilanjutkan 3 - 6 bulan setelah hemoglobin normal untuk
mengembalikan cadangan besi.
e. Dalam 3-4 hari terapi zat besi, angka retikulosit akan kembali normal.

56. Perhatikan gejala berikut:


a. Atrofi glositis (lidah halus)
b. Angular cheilitis (ulkus susut mulut)
c. Koilonikia (kuku menyerupai sendok)

Apa gejala khas anemia defisiensi besi yang mungkin akan terjadi pada pasien WA
dan tidak dijumpai pada anemia jenis lain?

a. Gejala a, b, dan c benar


b. Atrofi glositis (lidah halus)
c. Angular cheilitis (ulkus susut mulut)
d. Koilonikia (kuku menyerupai sendok)
e. Gejala a dan b benar
57. Terapi apa yang sesuai untuk mengatasi anemia defisiensi besi untuk pasien WA?

a. Iron dextran 25 mg tiap hari


b. Tablet Ferrous sulfat 325 mg 3 x sehari
c. Transfusi darah sampai Hb normal
d. Iron sucrose 200 mg
e. Ferumoxytol 510 mg

SH, wanita berusia 26 tahun yang mengalami malnutrisi pada trimester kedua kehamilannya
datang klinik kesehatan untuk pemeriksaan rutinnya. Dia memiliki riwayat 7 tahun konsumsi
alkohol berlebih. Dia tinggal bersama suami dan putrinya yang berusia 19 bulan. Selama
kedua kehamilannya, SH. kehilangan 3.5-5 kg selama trimester pertama kemungkinan
dikarenakan mual, muntah, dan anoreksia. Keluhan utama saat ini adalah dispnea saat
aktivitas, palpitasi, dan diare.
Nilai laboratorium terkait meliputi yang berikut ini:
Hct, 25.5%; MCV, 112 fL; MCH, 34 pg/cell; RBC, 1.1 × 106/μL, Iron, 179 mcg/dL, Folate,
40 ng/mL; Serum vitamin B12, 350 pg/mL (normal, 200–1,000); Reticulocytes, 1%; Platelet,
70,000/μL; WBC count, 2,000/μL dengan hypersegmented polymorphonuclear neutrophils
(PMN); LDH, 425 unit/L; Bilirubin, 1.2 mg/dL.

58. Apa faktor risiko utama yang menyebabkan pasien SH mengalami anemia defisiensi
asam folat ?

a. malnutrisi dan alkohol


b. malnutrisi dan kehamilan
c. alkohol dan diare
d. malnutrisi dan diare
e. alkohol dan kehamilan

59. Manakah data laboratorium yang spesifik mendukung diagnosis anemia defisiensi
folat?

a. Hct, 25.5%; MCV, 112 fL, yang menggambarkan macrocytic anemia


b. Turunnya serum vitamin B12
c. Turunnya serum folat
d. Turunnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan platelet (pancytopenia)
e. Turunnya retikulosit
60. Perhatikan rekomendasi berikut:
a. Konsumsi asam folat 1 mg setiap selama 2-3 minggu
b. Makan sayur hijau yang masih segar
c. Susu untuk ibu hamil

Apa rekomendasi untuk wanita hamil seperti SH agar tidak terjadi risiko terjadi
anemia defisiensi folat ?

a. Makan sayur hijau yang masih segar


b. Konsumsi asam folat 1 mg setiap selama 2-3 minggu
c. Rekomendasi a, b, dan c benar
d. Susu untuk ibu hamil
e. Rekomendasi a dan b benar

BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

61. Seorang farmasis sedang melakukan praktik dispensing obat untuk seorang pasien
laki-laki berusia 65 tahun dengan BPH di suatu klinik. Obat yang akan diserahkan
adalah terazosin 1 x 1 mg PO.
Apa informasi obat yang perlu disampaikan oleh farmasis kepada pasien?

a. Obat diminum setelah bangun tidur


b. Obat diminum sebelum tidur
c. Obat diminum setelah makan
d. Obat diminum ketika suapan pertama makan
e. Obat diminum 1 jam sebelum makan

62. Seorang farmasis sedang melakukan praktik dispensing obat untuk seorang pasien
laki-laki berusia 60 tahun dengan BPH di suatu klinik. Obat yang akan diserahkan
adalah doksazosin 1 x 1 mg PO.
Apa informasi obat yang perlu disampaikan oleh farmasis kepada pasien untuk
mengoptimalkan efek obat?

a. Obat diminum sebelum tidur


b. Obat diminum setelah bangun tidur
c. Obat diminum setelah makan
d. Obat diminum 1 jam sebelum makan
e. Obat diminum 2 jam setelah makan
63. Seorang farmasis sedang melakukan praktik konseling obat kepada seorang pasien
laki-laki dengan BPH yang akan menggunakan terazosin 1 x 1 mg PO pertama kali.
Dalam sesi tanya-jawab ketika konseling, pasien bertanya kenapa obat harus diminum
malam sebelum tidur.
Apa penjelasan yang harus disampaikan oleh farmasis?

a. agar pasien selalu ingat minum obat


b. karena kerja obat menjadi maksimal ketika diminum malam sebelum tidur
c. agar keadaan tensi rendah hanya terjadi ketika pasien sedang tidur
d. agar ketika pasien bangun, efek obat telah maksimal
e. agar pasien nyaman sehingga pasien patuh minum obat

64. Seorang farmasis sedang melakukan praktik konseling obat kepada seorang pasien
laki-laki dengan BPH disertai hipertensi yang telah menggunakan terazosin 1 x 1 mg
PO dan hidroklorotiazid 1 x 25 mg PO selama satu bulan. Pasien menyampaikan
bahwa akhir-akhir ini pasien mengeluh sering bersin-bersin.
Apa penjelasan yang harus disampaikan oleh farmasis?

a. bahwa itu bukan kemungkinan efek samping terazosin sehingga harus dilaporkan
kepada dokter
b. bahwa itu kemungkinan efek samping terazosin yang akan tertoleransi seiring waktu
c. bahwa itu kemungkinan efek samping terazosin yang membutuhkan penanganan
sehingga harus dilaporkan kepada dokter
d. bahwa itu kemungkinan efek interaksi terazosin dengan hidroklorotiazid
e. bahwa itu kemungkinan reaksi alergi pasien terhadap terazosin yang harus
dilaporkan kepada dokter

65. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pelayanan informasi obat untuk
pertanyaan dari seorang dokter. Pertanyaan tersebut adalah "kenapa profil efek
samping kardiovaskuler tamsulosin dengan terazosin bisa berbeda?"
Apa jawaban yang harus disampaikan oleh farmasis?

a. karena waktu paruh eliminasi tamsulosin dengan terazosin berbeda


b. karena volume distribusi tamsulosin dan terazosin berbeda
c. karena kardioselektivitas tamsulosin dengan terazosin berbeda
d. karena Tmaks farmakokinetika tamsulosin dengan terazosin berbeda
e. karena uroselektivitas tamsulosin dengan terazosin berbeda

66. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pelayanan informasi obat untuk
pertanyaan dari seorang dokter. Pertanyaan tersebut adalah "kenapa profil
farmakodinamik dutasterid lebih unggul dibandingkan finasterid, meskipun secara
klinis keduanya tidak berbeda signifikan pada jangka panjang?"
Apa jawaban yang harus disampaikan oleh farmasis?
a. karena finasterid menghambat enzim 5-alfa-reduktase subtipe I dan II
b. karena dutasterid menghambat enzim 5-alfa-reduktase subtipe I saja
c. karena dutasterid menghambat enzim 5-alfa-reduktase subtipe II saja
d. karena finasterid menghambat enzim 5-alfa-reduktase subtipe II saja
e. karena dutasterid menghambat enzim 5-alfa-reduktase subtipe I dan II

67. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada pasien laki-
laki berusia 60 tahun dengan BPH di suatu klinik. Pasien akan menebus resep berisi
terazosin 1 x 2 mg PO yang telah digunakan selama satu bulan.
Apa efek samping yang paling perlu diwaspadai dari obat yang sedang digunakan
pasien tersebut?

a. Ginekomastia
b. Gangguan ejakulasi
c. Hipotensi
d. Malaise
e. Rhinitis

68. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pemantauan terapi obat pada pasien laki-
laki berusia 65 tahun dengan BPH di suatu apotek. Pasien akan menebus resep berisi
silidosin 2 x 4 mg PO yang telah digunakan selama dua bulan.
Apa efek samping yang lebih sering terjadi sehingga perlu dipantau dari obat yang
sedang digunakan pasien tersebut?

a. Rhinitis
b. Hipotensi
c. Ginekomastia
d. Malaise
e. Gangguan ejakulasi

69. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pengkajian resep dari seorang pasien
laki-laki berusia 60 tahun dengan moderate BPH dengan ukuran prostat <30 g di suatu
klinik. Pasien menyampaikan bahwa selama menggunakan doksazosin tablet lepas
cepat 1 x 2 mg PO, pasien sering mengeluh pusing dan lemas yang diduga akibat
tekanan darah yang rendah.
Apa rekomendasi yang tepat dari farmasis kepada dokter penulis resep?

a. Mengganti doksazosin lepas cepat dengan doksazosin lepas lambat


b. Mengganti doksazosin dengan terazosin
c. Menyarankan tetap menggunakan doksazosin karena keluhan akan membaik sendiri
d. Mengganti doksazosin dengan finasterid
e. Mengombinasi doksazosin dengan finasterid
70. Seorang farmasis sedang melakukan praktik pengkajian resep dari seorang pasien
laki-laki berusia 45 tahun dengan moderate BPH dengan ukuran prostat <30 g di suatu
apotek. Pasien menyampaikan bahwa selama menggunakan silodosin 2 x 4 mg PO,
pasien sering mengeluh gangguan ejakulasi ketika sedang berhubungan seks dengan
istrinya.
Apa rekomendasi yang tepat dari farmasis kepada dokter penulis resep?

a. Mengganti silodosin dengan alfuzosin


b. Mengombinasi silodosin dengan finasterid
c. Menyarankan tetap menggunakan silodosin
d. Mengganti silodosin dengan tamsulosin
e. Mengganti silodosin dengan finasterid

GOOD LUCK!
*jawaban tidak sepenuhnya benar, ya, ayo tetep belajar!

Anda mungkin juga menyukai