Anda di halaman 1dari 20

Analisis

Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd


TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari
Kontrak Kuliah
1. Perkuliahan terjadwal pada Selasa, 08:40 - 10:20 dan Rabu, 10:50 - 12:30
2. Ijin hanya boleh langsung kepada dosen pengampu
3. Tidak ada remidi atau perbaikan nilai
4. Mahasiswa harus aktif dalam perkuliahan
5. Mahasiswa harus mengikuti aturan selama perkuliahan daring, dengan media apapun
itu
6. Sistem penilaian
7. Partisipasi 10%
8. Tugas, Kuis, Presentasi 20%
9. Uts  30%
10. Uas  40%
11. Rentang nilai
91-100  A
81-90  A-
76-80  B+
71-75  B
66-70  B-
60-65  C
50-59  D
0-49  E
12. REVERENSI BUKU:
 BARTLE, ROBERT G DAN DONALD R SHERBERT.,1999,”INTRODUCTION TO REAL
ANALYSIS”,USa : HAMILTON PRINTING COMPANY
 THE REAL NUMBERS
 SEQUENCES AND SERIES

1
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari

Teorema 2.1.4

2
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari
2.1.2 Teorema . a ∙0 = a ∙1 + a ∙0 = a ∙(1 + 0) = a ∙ 1 = a Sejak
(a) jika z dan a adalah elemen dari R jadi z + 0 adalah unik dengan teorema (a) kita
a = a dan z = 0 menyimpulkan bahwa a ∙0=0 b) kita
(b) jika u dan b ≠ 0 ada elemen dari R untuk menggunakan (D) berkaitan dengan (M3)
setiap u . b = b, dan u = 1 (A4) untuk memperoleh a + (-1) ∙a = 1 ∙a +
Bukti: (-1) ∙a = (1+(-1) ∙a =0 ∙a = 0 Oleh karena itu
(a) kita anggap z + a =a , kita tambahkan dari teorema (a) kita menyimpulkan bahwa
element –a, yang diberikan dalam (A4) (-1) ∙a = -a ( c ) Dengan (A4) kita memiliki
untuk kedua sisi. Kemudian menggunakan (-a)+a =0 menurut pernyataan yang unik
(A4) (A2) (A4) dan (A3) kita memperoleh 0 dari teorema 2.1.3(a) itu menyatakan bahwa
= a + (-a) = (z + a) + (-a) = z + (a + (-a) = z a = -(-a) (d) pada bagian (b) , a= -1
+0=z kemudian (-1) ∙(-1) = -(-1)

2.1.4 Teorema. a, b merupakan bagian 2.1.6 Teorema a,b,c bagian dari R


perubahan dari R kemudian : (a) jika a≠0, maka 1/a ≠ 0 dan 1/(1/a)=a
(a) persamaan a+x =b memiliki solusi unik x (b) jika a ∙b = a ∙c dan a ≠ 0, serta b = c
= (-a)+b : (c) jika a ∙b = 0, kemudian a = 0 atau b = 0
(b) jika a≠0, persamaan a ∙x = b memiliki
solusi unik x = (1/a) ∙b. Bukti: kita diberikan a ≠ 0 sehingga 1/a ada.
Bukti: a + ((-a)+b) = (a+(-a)) + b = 0 +b Jika 1/a =0 kemudian 1 = a ∙(1/a)= a ∙0 = 0,
sifat (A2). (A4),(A3) jika x = (-a) + b adalah kebalikan dari (M3). Oleh karena itu 1/a ≠0
solusi dari persamaan a + x =b . untuk dan sejak (1/a) ∙a=1, dari teorema 2.1.3
menetapkan itu hanya solusi menggap x1 (b) implikasi 1/(1/a)=a (b) jika kita
adalah solusi dari persamaan ini: kemudian a mengalihkan kedua sisi dari pasangan a ∙b=a
+ x =b jika kita mendapat (-a) + ( a + x1) = ∙c dengan 1/a dan menerapkan sifat asosiatif
(-a) + (b) Gunakan (A3),( A4) dan (A2) (M2) kita mendapatkan ((1/a) ∙a) ∙b = ((1/a)
untuk mendapatkan x1 = 0 + x1 = (-a + a ) + ∙a) ∙c Oleh karena itu 1 ∙b = 1 ∙c yang mana
x1 = (-a) + (a + x1) = (-a) + b Oleh karena sama sebagai b=c
ini x1 = (-a) + b (c) itu cukup untuk menganggap a≠0 dan
menyimpulkan b=0 (mengapa) sejak a ∙ b =0
2.1.5 Teorema . jika a adalah banyak bagian = a ∙ 0 kita menerapkan bagian b dengan
dari R ; a. a ∙0 = 0 b. (-1) ∙a = -a c. – (-a) = a persamaan (b) a ∙ b = a ∙ 0 untuk
d. (-1) ∙(-1) = 1 menyimpulkan bahwa b = 0 jika a≠0.
Bukti : (a) dari (M3) kita ketahui bahwa a ∙1
= a kemudian (D) dan (A3) memberikan a +

3
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari

Teorema 2.1.7
The Order properties of R

Bukti
1. Kelompok yang kebagian 7. Jika selesai 1 teorema dan clear bisa
pembuktian teorema ini, melakukan dilanjut keteorema selanjutnya
zoom menjelaskan dari pembuktian
dan insert di slide ini
2. Setiap kelompok dan individu yang Nama kelompok
bertanya, sebutkan nama
1. Dliya Fitri
3. Kelompok yang lain memutar dan
2. Rizky Nur
menyimak pembuktian yang
diberikan 3. M. Syifaul Fuad
4. Seluruh mahasiswa wajib menyimak 4. Muhimmatul Choiroh
dan mengikuti pembuktian
5. Zaqiyatur R
5. Pertanyaan di buka setiap selesai 1
6. Umi Wasita
teorema
7. If a > b and b > c, then a > c
6. Pertanyaan bisa dengan ditulis atau
dengan voice recorded

4
Pembuktian =( a+ c )−( b+ c ) ϵ P

a> b ditulis a−b ∈ P → definisi 2.1.6 Karena ( a+ c )−( b+ c ) maka a+ c> b+c
terbukti
b> c ditulis b−c ∈ P → definisi 2.1.6
Maka
c. If a > b and c > 0, then ca > cb
=( a−b ) + ( b−c ) ∈ P → definisi 2.1.5(i)
Pembuktian
=a+ [−b+( b−c) ] ∈ P →(A2)
a> b ditulis a−b ∈ P → definisi 2.1.6
= a+ [ (−b+ b)−c ] ∈ P →(A2)
c¿ 0 ditulis c−0∈ P → definisi 2.1.6
= a+ [−c+(−b+ b) ] ∈ P →(A1) Maka
= ( a−c ) + (−b+ b ) ∈ P →(A2,A4) =( a−b ) .(c −0)∈ P → definisi 2.1.5 (ii)
= ( a−c ) +0 ∈ P → (A4) =ca−0−cb+ 0∈ P
= ( a−c ) ∈ P =ca−cb ∈ P
Karena (a−c )∈ P maka a> c (terbukti) Karena ca−cb ∈ P maka ca> cb untuk c >
0

b) Jika a> b maka a+ c> b+c


Pembuktian c. If a > b and c < 0, then ca < cb

jika a> b ditulis a−b ϵ P Pembuktian


→ definisi 2.1.6 a> b ditulis a−b ∈ P → definisi 2.1.6
Misalkan z=c −c , z ϵ P C¿ 0 ditulis 0−c ∈ P → definisi 2.1.6
Maka Maka
=a−b+ z ϵ p → definisi 2.1.5 (i) =( a−b ) .(0−c )∈ P → definisi 2.1.5 (ii)
=a−b+ ( c−c ) ϵ P → definisi 2.1.5 ( i ) = 0−ca−0+cb ∈ P
=[ ( a+ (−b ) ) + c ]+ (−c ) ϵ P →(A2) =−ca+ cb ∈ P

=[ ( a+ c )+(−b) ] + (−c ) ϵ P →(A1) =cb−ca ∈ P

=( a+ c )+ ( −b+ (−c ) ) ϵ P →(A2) Karena cb−ca ∈ P maka cb >ca (terbukti)


untuk c < 0

5
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari

Selasa, 30 Maret 2021


Teorema 2.1.8 a 2> 0 TERBUKTI

• Untuk −a ∈ P

(−a)2= (−a ) .(−a)

¿ [ (−1 ) . ( a ) ] .[ (−1 ) . ( a ) ]
Nama kelompok ¿ [ (−1 ) . (−1 ) ] [a . a]
1. Natasha Aditya ¿ 1. [ a. a ]
2. Oktafiana ¿ a2
3. Firda Aulia
Karena (−a)2=a2
4. Bella amanda
Maka (−a)2 >0 TERBUKTI.
5. Novanya Agung
6. Refita Julia
b. Dari teorema 2.1.8 (a) menyatakan bahwa
Bukti a 2> 0
a. Jika a ∈ R dan a ≠ 0, maka a 2> 0 Bukti
Pembuktian : Misal : a=1
Lihat aturan pada trikotomi, jika ∈ R , maka ada Maka,
beberapa kemungkinan a ∈ P , a=0 ,−a ∈ P
a 2> 0
Untuk a ∈ P
2 12 >0
a =a . a
1.1>0
¿ { ( 1 ) . a } . { (1 ) . a }
1>0
Bisa disimpulkan bahwa selama a ∈ P maka
Karena 12=1 maka 1>0 (Terbukti)

6
Maka P ( 1 ) adalah BENAR

b. Kita buktikan 1>0


Karena 1≠0 (definisi 2.1.1 M4) dan 1 Misal k∈ N , asumsikan P(k ) bernilai benar
= 12 (definisi perpangkatan), Maka P ( k )=k >0
dengan menggunakan Teorema 2.1.8a ¿k ∈P
diperoleh 1>0
Maka P(k ) adalah BENAR

c. Jika n ∈ N ,maka n> 0


Buktikan bahwa P(k + 1) juga bernilai benar
Bukti:
P ( k +1 )=k +1>0
Untuk membuktikannya, kita menggunakan
Induksi Matematika Berdasarkan sifat urutan bilangan riil (1),
dimana 1 ∈ P dan k ∈ P, berakibat k +1 ∈ P,
Asumsikan untuk n=1 artinya k +1> 0
P ( n )=P(1) Maka, P ( k +1 ) adalah BENAR
P ( 1 )=1 Berdasarkan pembuktian Induksi 1,2,3 untuk
1>0, n ∈ N maka n> 0 adalah TERBUKTI

1 ∈ P teorema 2.1.8 (b)


.

7
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari

Selasa, 30 April 2021


Teorema 2.1.9

Nama kelompok 1
Karena 0 ˂ a, maka ϵ R sehingga,
a
1. Brima Happy
1 1 1
2. Nuzulul rahma a ( ) ˂ a ( ), C ˃ 0, a ˂ b, maka ac ˂ bc
a 2 a
3. Eka agustina 1
1˂ (salah)
4. Novi nur 2

5. Siti Khoiriyah Kesalahan terjadi karena pengandaian salah.


Jadi, a = 0
6. Linda Nur fitria
Bukti
Menggunakan cara kontradiksi dengan
negasi a = 0 sebagai q dan ɛ ˃ 0 sebagai p
maka p → q
Andaikan a ≠ 0
Diketahui: 0 ≤ a, maka 0 ˂ a
1 1
Pilih ɛ₀= a ˃ 0, maka a ˂ a (karena 0 ˂
2 2
a, ∀ ε˃ 0)

8
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari
Ambil sembarang a , b ∈ R dengan a ∙ b>0
Selasa, 30 Maret 2021 i. a> 0
Teorema 2.1.10 & 2.1.11 1
>0
a
a ∙ b>0
1 1
∙ ( a ∙ b ) >0 ∙ ………………..kedua ruas
a a
1
dikali
a

( 1a ∙ a) ∙ b>0 ∙ 1a ………………..asosiatif
Nama kelompok perkalian

1. Vidha rahayu 1
1 ∙b> 0 ∙ …………………invers
a
2. Yusqy izha perkalian
3. Savinatuz zahroh 1
b> 0∙ ………………..identitas
a
4. Febriyan mahardika
b> 0
5. Rizky tri
Terbukti
6. Agung rianto
Teorema 2.1.10
ii. a< 0
Jika a ∙ b>0maka berlaku
1
i. a> 0 dan b> 0 <0
a
ii. a< 0 dan b< 0
a ∙ b<0
Bukti

9
1 1 1
∙ ( a ∙ b ) <0 ∙ ………………..kedua ruas 1 ∙b> 0 ∙ …………………invers
a a a
1 perkalian
dikali
a
1
b> 0∙ ………………..identitas
a
( 1a ∙ a) ∙ b<0 ∙ 1a ………………..asosiatif b> 0
perkalian
Terbukti
1
1 ∙b< 0 ∙ …………………invers
a
perkalian ii . a>0
1 1
b< 0∙ ………………..identitas >0
a a
b< 0 a ∙ b>0
Terbukti 1 1
∙ ( a ∙ b ) <0 ∙ ………………..kedua ruas
a a
1
Teorema 2.1.11 dikali
a
Jika a ∙ b<0maka berlaku
i. a< 0 dan b> 0 ( 1a ∙ a) ∙ b<0 ∙ 1a ………………..asosiatif
perkalian
ii. a> 0 dan b< 0
1
Bukti 1 ∙b< 0 ∙ …………………invers
a
Ambil sembarang perkalian

a , b ∈ R dengan a ∙ b<0 1
b< 0∙ ………………..identitas
a
i. a< 0
b< 0
1
<0
a Terbukti

a ∙ b<0
1 1
∙ ( a ∙ b ) >0 ∙ ………………..kedua ruas
a a
1
dikali
a

( 1a ∙ a) ∙ b>0 ∙ 1a ………………..asosiatif
perkalian

10
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari
Kamis, 08 April 2021 Tugas Exercise 2.1
2# Buktikan bahwa jika a , b ∈ R, maka:
(a)−( a+ b )=(−a ) +(−b)
(b) (−a ) . (−b )=a . b
1 1
(c) =−( )
−a a

(d) − ( ba )= −ab , Jika b ≠0


Answer:
(a) −( a+ b )=(−1 ) ( a+ b )=(−1 ) a+ (−1 ) b=(−a )+(−b)
(b) (−a ) . (−b )=(−1 ) a . (−1 ) b=(−1 ) (−1 ) a . b=1 a. b=a . b
1 1 1 1 1 −1 1 −1 −1 1
(c) =
−a −a
.1=
−a ( )
. a. =
a −a ( . −a .( )( a
)=
−a)( )
. (−a ) .
a( )
=1−.
a
=−( )
a
(d) Karena b ≠0, maka kita dapatkan:
a a 1 1 −a
()
− =(−1 )
b ()
b
=(−1 ) . a . =−a . =
b b b

3# Selesaikan Persamaan Berikut, Benarkan Setiap Langkah Dengan Mengacu Pada Properti
Atau Teorema Yang Sesuai.
(a) 2x + 5=8
(b) x2 = 2x
(c) x2 -1= 3
(d) (x-1)(x+2) = 0
Answer:
(a) ( 2 x+5 )+ (−5 )=8+ (−5 ) , ( 5 ∈ R ,maka (−5 ) ∈ R )
2 x+ ( 5+ (−5 ) )=8+ (−5 ) A 2

11
2 x+ 0=3 A 4
2 x=3 A 3
1 1 1
()
2
.2 x=() (
2
.3 , 2∈ R ,maka
2 () )
∈R

1 3
(( ) )
2
.2 x = A2
2
3
1. x= A 2
2
3
x= A3
2

(b) x 2−2 x=0 A 4


x ( x−2 )=0 M 4

x=0 atau ( x−2 )=0


x=2
(c) x 2−1=3
x 2−1+1=3+1 , ( (−1 ) ∈ R , maka1 ∈ R )
x 2+ ( (−1 ) +1 )=4 A2
x 2+ 0=4 A 4
x 2=4 A 3
x=√ 4
x=2

(d) ( x−1)( x+ 2)=0


( x−1)=0
( x−1 ) +1=0+1 , ( (−1 ) ∈ R , maka 1∈ R )
x + (−1 ) +1=1 A 2
x +0=1 A 4
x=1 A 3

Atau
( x +2)=0
( x +2 )−2=0−2 , ( 2 ∈ R , maka (−2 ) ∈ R )
x +2+ (−2 )=−2 A2
x +0=−2 A 4
x=−2 A3
x=1 atau x=−2

12
Jika a ≤ b dan c ≤ d maka a+ c ≤ b+d 1
Jika a ≤ b dan c ≤ d maka a< (a+b)< b
2

13
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari
Selasa, 25 Mei 2021
Supremum dan Inffimum
Teorema 2.3.1
Misal S adalah subset tak kosong dari R
a) Himpunan S dikatakan terbatas ke atas (bounded above) jika ada bilangan u ϵR
sedemikian hingga s ≤u untuk semua sϵS. Setiap bilangan u disebut batas atas (upper
bound) dari S.
b) Himpunan S dikatakan terbatas ke bawah (bounded below) jika ada bilangan wϵR
sedemikian hingga w ≤ suntuk semua sϵS. Setiap bilangan w disebut batas bawah (lower
bound) dari S.
c) Suatu himpunan dikatakan terbatas (bounded) jika memiliki batas atas dan batas bawah.
Jika tidak, dikatakan tidak terbatas (unbounded)
d) Sebagai contoh, himpunan S={xϵR : x <2 } adalah terbatas ke atas, bilangan 2 dan
sebarang bilangan lebih dari 2 adalah batas atas dari S. Himpunan ini tidak mempunyai
batas bawah atau tidak terbatas ke bawah sehingga dinamakan tidak terbatas.
Teorema 2.3.2
a) Jika S terbatas ke atas, maka u disebut supremum (batas atas terkecil) dari S jika
memenuhi kondisi:
1. u adalah batas atas dari S, dan
2. jika v adalah sebarang batas atas dari S, maka u ≤ v
b) Jika S terbatas ke bawah, maka w disebut infimum (batas bawah terbesar) dari S jika
memenuhi kondisi:
1. w adalah batas bawah dari S, dan
2. jika t adalah sebarang batas atas dari S, maka t ≤ w

Catatan
• Jika diberikan suatu himpunan S
subset dari R, maka hanya terdapat
satu supremum atau supremum
tunggal
• Jika diberikan suatu himpunan S subset R, maka hanya terdapat satu infimum atau
infimumnya tunggal
• Jika u’ adalah sebarang batas atas dari suatu himpunan tak kosong S, maka sup S ≤u ',
sebab sup S merupakan batas atas terkecil dari S
• Suatu subset tak kosong S ∁ R mempunyai 4 kemungkinan yaitu:
a. Mempunyai supremum dan infimum
b. Hanya mempunyai supremum
c. Hanya mempunyai infimum
d. Tidak mempunyai supremum dan infimum

14
Contoh
• Tentukan apakah himpunan-himpunan di bawah ini merupakan himpunan terbatas ke
atas, ke bawah atau himpunan tak terbatas dan tentukan pula supremum dan infimumnya
1. M = { x ∈ R : x ≤ 4 }
2. H= { x ∈ R : x ≥ 5 }
3. L= {−6 ,−5 , 8 , 9 } ∪ { x ∈ R∨0 ≤ x ≤3 }
4. J= { x ∈ R∨x> 1 } ∪ { x ∈ R∨x ←1 }

15
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20 Kelompok 1 Kelas 2019B
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20 1.Rizky Nur Fataqul Putri (195034)
195043 Novanya Agung Wulandari 2.Agung Rianto (195037)
Kamis, 10 Juni 2021 3.Brima Happy Rahmatullah (195047)
Penerapan Supremium
A. S adalah subset tak kosong dari R merupkan himpunan terbatas di atas, kemudian ambil
sebarang a∈ R. Didefinisikan a+ S ≔ { a+s : s ∈ S }.
S
Akan ditunjukan bahwa ¿ ( a+ S )=a + ¿ ¿
Diketahui :
 S merupakan himpunan tak kosong di R
 S merupkan himpunan terbatas di atas, sehingga S memiliki supremum
 a+ S ≔{a+ s :s ∈ S }
Yang akan dibuktikan ¿ ( a+ S )=a +S ¿ ¿
Langkah pertama:
Misalkan u=S ¿, maka kita akan membuktikan bahwa x ≤ u , setiap x ∈ S
x ≤ u , setiap x ∈ S ……………..definisi supremum
a+ x ≤ a+u , setiap x ∈ S …………kedua ruas ditambahkan dengan a
a+ x , setiap x ∈ S=a+ S
a+ S ≤ a+u
Substitusikan u = sup S

a+ S ≤ a +S ¿sehingga, a +S ¿ a+u merupakan batas atas dari a+ S


Sehingga kita memiliki ¿ a+ S ≤ a+u
Jika ada v sembarang batas atas dari a+ S, maka a+ S ≤ v
a+ x ≤ v , setiap x ∈ S………..definisi supremum
a+ x + (−a ) ≤ v+(−a)
a+[ x+ (−a ) ]≤ v +(−a) …………………A2

a+[(−a)+ x ]≤ v +(−a) …………………A1

16
[a+ (−a ) ]+ x ≤ v +(−a)……………….A2
0+ x ≤ v +(−a) …………………..A4
x ≤ v+(−a) …………………..A3
x ≤ v−a, sehingga v−a merupakan batas atas dari S

x=u=S ¿ maka u ≤ v−a


u+ a≤ v −a+ a
u+ a≤ v , vmerupakan batas atas dari S
Sehingga v=a+u=a +S ¿

Maka vbisa ditulis ¿ ( a+ S ), Jadi¿ ( a+ S )=a +S ¿ ¿

B. Jika suprema atau infima dari dua himpunan yang terlibat. Seringkali kita perlu dua langkah
untuk memperoleh hasil, bekerja dengan satu himpunan pada satu waktu.
Berikut contohnya: Misalkan A dan B adalah himpunan-himpunan bilangan riil yang tak kosong
dan berlaku sifat: ɑ ≤ bⱯ ɑ ⋲ A dan Ɐ b ⋲ B.
Akan kita buktikan ¿ A ≤inf B.
 PEMBUKTIAN
b ∈ B , a ≤ b ∀ a∈ A
Karena, b ≥ a maka kita bisa katakana bahwa b adalah batas atas A
¿( A)≤ b ∀ b ∈ B
Maka ¿( A) pasti batas bawah dari B

17
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd Kelompok 2 Kelas 2019B
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20 1. Yusqy Izha Ferdian (195049)
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20 2. Eka Agustina Rizkyati (195059)
195043 Novanya Agung Wulandari 3. Zaqiyatur Rosyidah (195056)
Selasa, 15 Juni 2021 4. Linda Nur Fitria (185012)

Teorema 2.4.2 a b c
FUNGSI Jika ditulis f ( x ) ≤ g ( x ) ≤(g ( D ))
Misal f : D → R .Maka Maka ¿ ( f ( D )) ≤( g ( D )) , ∀ x ∈ D
f terbatas diatas
Jika himpunan f ( D ) ={ f ( x ) : x ∈ D } terbatas B. Perhatikan bahwa f ( x ) ≤ g( x ) , ∀ x ∈ Dpada
diatas di R. Dengan kata lain terdapat B∈ R bagian bagian a) tidak menyatakan
sedemikian sehingga f ( x ) ≤ B , ∀ x ∈ D . hubungan antara ¿ f ( D) dan inf g ( D ) .
Penyelesaian :
f terbatas dibawah, Jika f ( D ) terbatas Sebagai contoh : jika
dibawah. f ( x )=x 2 dan g ( x )=x dengan D=( x ; 0 ≤ x ≤1 ) ,
dengan ¿ f ( D) = 1 dan inf g ( D )= 0.
f terbatas
Maka kesimpulannya tidak bisa dikatakan
Jika dan hanya jika f terbatas diatas
selalu bahwa
sekaligus dibawah. Atau dengan kata lain
¿ f ( x) ≤ infg( x), ∀ x ∈ D
terdapat B∈ R sedemikian sehingga
|f ( x)|≤ B , ∀ x ∈ D C. Jika f ( x ) ≤ g ( y ) untuk semua x , y ∈ D,
maka kita bisa menyimpulkan
CONTOH TEOREMA 2.4.2
¿ f ( D ) ≤inf g ( D ) atau¿ ( f ( x ) ) ≤inf ( g¿ ( y ) )¿
 Misal f dan gadalah fungsi-fungsi
x∈ D y∈D
bernilai rill dengan domain D ≤ R dan
diasumsikan baik f maupun g adalah Penyelesaian :
fungsi – fungsi yang terbatas. Untuk sebarang y ∈ Dberlaku
f (x)≤g( y),∀ x∈ D
A. Jika f ( x ) ≤ g(x ) untuk semua x ∈ D, maka Karena g ( y )=¿batas atas f (D) , maka dapat
ditulis
¿ f ( D ) ≤g (D), atau bisa ditulis
¿ ( f ( D )) ≤ g( y )
¿ f ( x ) ≤g ( x )
x∈ D x ∈D ¿( f ( D ))=¿batas bawah dari g(D),
Penyelesaian : Sehingga , dapat ditulis
Ingat ¿( f ( D ))≤ inf (g ( D ) )( Terbukti)
f ( D) :{f ( x) : x ∈ D } Karena batas bawah terbesar ada hubungan
yaitu lebih besar dari batas bawah terbesar.
g ( D ) : {g ( x ) : x ∈ D }

Analisis
18
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20
195043 Novanya Agung Wulandari
Senin, 21 Juni 2021 Teorema 2.4.3 Dan Terema 2.4.4

19
Analisis
Ibu Dr. Jauhara Dian Nurul Iffah, M.Pd KELOMPOK 4
TIAP SELASA PUKUL 08.40-10.20
TIAP KAMIS PUKUL 08.40-10.20 1. NOVI NUR IKHFANI (195032)
195043 Novanya Agung Wulandari 2. FIRDA AULIA KURNIAWATI
Selasa, 22 Juni 2021 AFIFUDDIN (195042)
3. SITI KHOIRIYAH (195052)

Teorema 2.4.5 Dan Terema 2.4.6


2.4.5 COROLLARY
JIKA 𝑡 > 0, MAKA TERDAPAT 𝑛𝑡 ∈ 𝑁 SEHINGGA 0 < 1 𝑛𝑡 < 𝑡.
BUKTI:
DIBERIKAN 𝑡 > 0.
DENGAN TEOREMA AKIBAT 2.4.4 JELAS BAHWA 𝑡 BUKAN BATAS BAWAH DARI 𝑆 = 1
𝑛:𝑛∈𝑁.
MAKA AKAN DITEMUKAN 𝑆𝑡 = 1 𝑛𝑡 ∈ 𝑆 SEHINGGA 𝑆𝑡 = 1 𝑛𝑡 < 𝑡.
DENGAN DEMIKIAN DIPEROLEH BAHWA 0 < 1 𝑛𝑡 < 𝑡

2.4.6 COROLLARY
JIKA 𝑦 > 0, MAKA TERDAPAT 𝑛𝑦 ∈ 𝑁 SEHINGGA 𝑛𝑦 − 1 ≤ 𝑦 < 𝑛𝑦.
BUKTI:
SIFAT ARCHIMEDES 2.4.3 MENJAMIN BAHWA 𝐸𝑦 = 𝑛 ∈ 𝑁: 𝑦 < 𝑛 MERUPAKAN
HIMPUNAN YANG TIDAK KOSONG, DAN JELAS BAHWA 𝐸𝑦 𝑁.
DENGAN DEMIKIAN SIFAT TERURUT RAPI MENJAMIN BAHWA 𝐸𝑦 MEMILIKI
SUATU UNSUR TERKECIL, SEBUT SAJA DENGAN 𝑛𝑦.
𝑛𝑦 MEMENUHI 𝑦 < 𝑛𝑦.
AKIBATNYA, 𝑛𝑦 − 1 PASTI BUKAN UNSUR DI 𝐸𝑦.
DENGAN KATA LAIN PASTILAH 𝑛𝑦 − 1 ≤ 𝑦.
DENGAN MEMPERHATIKAN KETAKSAMAAN YANG ADA, MAKA 𝑛𝑦 − 1 ≤ 𝑦 < 𝑛𝑦.

20

Anda mungkin juga menyukai