Anda di halaman 1dari 29

Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

[1]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Pendahuluan
Menyusun Peta Jalan

Cewek : “Gimana Bang, udah siap ngelamar aku? Kita segera nikah yuk....”
cowok : “Secara mental aku siap Dek, tapi….”
cewek : “Tapi kenapa Bang? Jangan lama-lama....”
Cowok : “Tapi.... Nanti kita tinggal di rumah siapa jika kita nikah, Dek?”
Cewek : “Kita tinggal di rumah ayah Abang aja. Nggak papa kok Bang, Adek tinggal bareng mertua....”
Cowok : “Iya Dek, tapi masalahnya ... Ayahku itu masih numpang mertuanya juga…”

Dialog imajiner cowok dan cewek di atas hanyalah gambaran dari persoalan yang biasa terjadi menjelang
pernikahan. Ada kegamangan untuk segera menikah, disebabkan ada hal-hal yang belum didapatkan. Bagian
dari perbekalan dan persiapan yang belum dimiliki, membuat ada kekhawatiran tentang kehidupan setelah
menikah nanti.
Saya tidak bertanya apakah kamu pengen nikah. Karena menikah itu bukan soal pengen atau tidak
pengen. Menikah itu perintah agama, bagian dari ketaatan kepada Allah, menjalankan sunnah Rasulullah, dan
menjadi rangkaian ibadah dalam kehidupan kita.
Oleh karena menikah adalah tuntunan agama dan melaksanakan peradaban sebagai manusia, maka
sudah sepatutnya kita menyusun roadmap atau peta jalan menuju pernikahan. Suka apa tidak suka, pengen
apa tidak pengen, namun menikah adalah salah satu misi besar
peradaban kemanusiaan. Dengan menikah, terjagalah martabat
manusia. Dengan menikah, terjagalah garis keturunan manusia di
muka bumi ini. Tidak punah.
Saya akan mengajak sahabat semua untuk menyusun
roadmap menuju pernikahan indah dan penuh berkah. Semakin
detail kita menyusun roadmap, semakin jelas apa yang harus kita
lakukan dan persiapkan sejak sekarang. Mari kita kupas satu per
satu.

Sudah siap? Oke, kita mulai!

[2]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Pertama, Membentuk Karakter Pribadi

Nikah atau belum nikah atau tidak nikah, kamu harus tetap menjadi orang baik. Harus tetap memiliki
karakter yang positif, konstruktif dan kontributif. Hal penting dan fundamental dalam menapaki kehidupan di
muka bumi ini adalah pembentukan karakter. Baik buruknya karaktermu, akan memengaruhi kondisi karier,
keluarga, persahabatan, dan kehidupan sosialmu di masa yang akan datang. Maka persiapkan diri dengan
pembentukan karakter pribadi yang baik.
Lalu, karakter pribadi seperti apakah yang harus dibentuk sejak dini pada dirimu? Tentu berbagai
karakter positif, konstruktif dan kontributif. Di antaranya adalah delapan karakter berikut:
1. Pribadi Shalih dan Shalihah
Sangat penting bagimu untuk membangun keshalihan pribadi. Orang shalih atau shalihah artinya adalah
orang yang baik. Baik dalam segala cakupan maknanya. Fondasi untuk membentuk pribadi shalih/shalihah
adalah rasa takut kepada Allah, karena meyakini Allah selalu mengawasi semua tindakannya.
Suatu ketika ada seorang laki-laki menghadap Hasan bin Ali, sembari bertanya, “Ya Hasan, putriku akan
dipinang, kepada siapakah aku harus menikahkannya?” Hasan bin Ali menjawab, “Nikahkan putrimu dengan
orang yang bertakwa. Sebab bila ia mencintainya pasti akan menghormati dan memuliakannya, dan bila ia
tidak mencintainya pasti tidak akan menzalimi putrimu.”
2. Pribadi Dewasa
Menjadi tugas kamu untuk mendewasakan pribadi. Sangat berbahaya, jika orang belum dewasa sudah
menikah. Laki-laki dan perempuan yang tidak dewasa, jika mereka hidup berumah tangga, tidak akan bisa
bertahan lama. Mereka tidak bisa mengendalikan emosi, tidak bisa menyelesaikan masalah secara dewasa,
tidak mampu menghadapi badai persoalan dalam kehidupan. Itulah sebabnya, menikah hanya boleh dilakukan
oleh orang dewasa.
3. Pribadi Pembelajar
Sangat penting bagi kamu untuk memiliki jiwa pembelajar, yang tidak hanya giat menambah ilmu
pengetahuan, wawasan, namun juga keterampilan. Kehidupan
pernikahan adalah kondisi yang sangat dinamis, penuh dengan
aneka warna keadaan. Kadang melewati suasana penuh keceriaan
dan kebahagiaan, kadang harus melewati kesusahan dan
kedukaan. Kita harus siap untuk terus belajar menghadapi semua
kondisi kehidupan yang aneka rasa tersebut.

[3]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

4. Pribadi Mandiri
Karakter yang juga sangat penting untuk kamu bentuk dalam diri adalah pribadi yang mandiri. Sebelum
menikah, anak akan hidup dan bergantung kepada kedua orang tuanya. Namun setelah menikah, mereka lepas
dari orang tua dan bertanggung jawab atas kehidupan keluarga yang dibangunnya bersama pasangan.
5. Pribadi Kreatif dan Produktif
Hendaknya setiap diri berusaha untuk menjadi pribadi yang kreatif dan produktif dalam kebaikan. Kamu
tidak perlu menunggu menikah untuk menjadi pribadi yang kreatif dan produktif, karena waktu yang kita miliki
pada dasarnya sangat terbatas. Jadilah pemuda yang kreatif dan produktif, yang memanfaatkan semua waktu
untuk hal-hal yang bermanfaat.
6. Pribadi Kuat, Tahan Banting
Sejak muda, hendaknya kamu memiliki pribadi yang kuat, yang siap menanggung berbagai beban berat
dan tahan banting. Jika sejak muda kamu sudah memiliki pribadi yang kuat dan tahan banting, maka peristiwa
yang paling sulit sekalipun setelah hidup berumah tangga nantinya, akan bisa kamu hadapi dengan sukses.
7. Pribadi Penyabar, Penyayang, dan Pengasih
Kelak dalam kehidupan berumah tangga, kamu akan bertemu dengan banyak kejadian dan peristiwa, yang
tidak selalu sesuai dengan keinginan kamu. Jika kamu tidak memiliki jiwa sabar, kamu akan uring-uringan setiap
hari. Sedangkan ketika kamu sudah mempunyai jiwa penyabar, kamu akan lebih mudah untuk menghadapi
segala konflik, dan membentuk keluarga yang sakinah, mawadah warahmah.
8. Pribadi Resilien
Pribadi yang resilien adalah pribadi yang memiliki daya lenting tinggi. Pribadi yang resilien, memiliki
kemampuan untuk cepat bangkit apabila sempat mengalami guncangan permasalahan dan keterpurukan. Ia
mudah memaafkan kesalahan orang lain, dan mudah sembuh dari kesakitan yang muncul akibat perlakuan
orang kepada dirinya. Sedang pribadi yang tidak resilien, sangat sulit untuk bangkit dan kembali ke kondisi
semula, apabila sempat mengalami keterpurukan. Mereka juga sulit memaafkan orang lain, pendendam, dan
memerlukan waktu lama untuk sembuh dari rasa sakit akibat perlakuan orang kepada dirinya.
Ingat, sebaik apa pun pasangan hidupmu kelak, tetap saja memiliki sisi-sisi kelemahan dan kekurangan
yang kelak akan menjadi sumber kekecewaan. Oleh karena itu, siapkan diri untuk bisa menampung berbagai
hal yang tidak sesuai harapan atau tidak sesuai ekspekstasi yang dibangun sebelum menikah. Inilah pondasi
bagi terbentuknya pribadi resilien.
Demikianlah delapan karakter penting yang harus kamu siapkan sejak dini, untuk menghadapi kehidupan
pernikahan, keluarga, bermasyarakat, bekerja, berkarier, beroganisasi, berbangsa serta bernegara. Berbekallah
dengan sebaik-baik perbekalan.

[4]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Kedua, Manajemen Pergaulan

Betapa banyak kerusakan yang muncul akibat kesalahan pergaulan. Betapa banyak kebaikan yang
muncul akibat keshalihan pergaulan. Salah dan shalih, hanya beda huruf. Tapi maknanya berjarak langit dan
bumi.
Sembari membentuk karakter pribadi seperti yang diuraikan dalam langkah pertama, kita harus sangat
memperhatikan pergaulan dalam keseharian. Tentu saja pergaulan yang dimaksud adalah dengan ‘pasangan
jenis’, karena dari sinilah ada sangat banyak hal bisa terjadi dan mengubah sejarah hidupmu. Ungkapan saya ini
tidak berlebihan. Sangat banyak orang terjatuh ke dalam kehinaan karena pergaulan yang salah.
1. Memahami Kecenderungan Fitrah Laki-laki dan Perempuan
Pertama kali akan saya ajak terlebih dahulu mengenali kecenderungan fitrah setiap manusia, terutama
dalam interaksi antara laki-laki dan perempuan. Setelah laki-laki dan perempuan memasuki usia kedewasaan
secara fikih, dalam dirinya mulai berkembang hormon kelelakian dan hormon keperempuanan. Muncullah
perasaan senang serta tertarik kepada pasangan jenis.
Kecenderungan antara laki-laki dan perempuan adalah sebuah karunia dari Allah kepada semua manusia.
Karunia ini harus dijaga dan dikelola dengan cara yang benar, agar tidak menyimpang dan tidak menyalahi
aturan Allah. Hendaknya setiap laki-laki dan perempuan beriman menyadari sepenuhnya potensi keterjatuhan
ke dalam fitnah, tatkala membebaskan kecenderungan tersebut tanpa koridor aturan dan norma.
2. Etika Interaksi Offline dan Online
Oleh karena kecenderungan yang sedemikian kuat antara laki-laki dan perempuan, maka memerlukan
sejumlah etika untuk batasannya. Islam tidak melarang interaksi antara laki-laki dan perempuan, namun Islam
memberikan etika dan batasan yang harus ditaati agar selalu terjaga martabat mulia manusia.
Betapa banyak kerusakan yang muncul pada pribadi dan masyarakat akibat tidak dipatuhinya etika
interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit kelamin, aborsi, pembunuhan bayi hasil hubungan gelap,
ketidakjelasan nasab, hingga penyakit AIDS, adalah contoh kerusakan yang muncul akibat tidak mematuhi etika
interaksi. Pergaulan bebas telah melahirkan sangat banyak petaka dalam kehidupan nyata.

Etika Offline
Berikut adalah etika interaksi secara langsung (offline) antara laki-laki dan perempuan, yang harus kamu
perhatikan, untuk menjaga kebaikan bersama:
a. Interaksi laki-laki dan perempuan hendaknya dengan agenda yang jelas. Tidak sekadar ‘mencari-cari’
bahan pembicaraan, tanpa kejelasan tujuan yang penting.
[5]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

b. Baik laki-laki maupun perempuan, harus menggunakan pakaian yang menutup aurat, yang akan menjaga
kehormatan masing-masing.
c. Dalam berinteraksi, kita tetap harus menjaga pandangan
d. Tidak boleh berdua-duaan. Jika hal yang ingin dibicarakan cukup serius, bisa mengajak teman yang
dipercaya bisa menjaga rahasiamu.
e. Selalu berlindung kepada Allah dari bisikan setan dan perbuatan dosa.

Etika Online
Berikut adalah etika interaksi secara online antara laki-laki dan perempuan:
a. Sebagaimana etika interaksi langsung, maka dalam dunia online juga tidak dibenarkan laki-laki dan
perempuan berinteraksi tanpa ada kejelasan agenda di dalamnya.
b. Menghindari suasana berduaan. Chatting pribadi antara laki-laki dan perempuan, terlebih di saat mereka
tengah sendirian berpeluang menghadirkan fitnah.
c. Sebagaimana dalam interaksi langsung, interaksi di dunia online juga harus menghindari perbuatan dosa
baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
d. Menjauhi interaksi online yang rutin dan intens

3. Menjaga Kehormatan Diri


Hendaknya laki-laki dan perempuan selalu berusaha menjaga kehormatan dan kemuliaan diri dalam
berinteraksi. Jangan menjadi lelaki murahan, jangan menjadi perempuan murahan, yang mudah disentuh dan
diajak kemana-mana. Jangan menjadi piala bergilir, yang cepat berpindah tangan, dari satu pacar ke pacar yang
lain. Jaga kebersihan diri, jaga kehormatan diri, jaga kemuliaan diri.
Jika ada perempuan yang mengajakmu untuk melakukan perbuatan dosa, mencoba memengaruhimu
untuk melanggar batas-batas interaksi yang telah ditentukan
agama dan masyarakat, jangan mau melakukannya, walau ia
memohon dan membujukmu dengan sangat giat. Jika ada laki-laki
yang mengajakmu melakukan perbuatan terlarang, jangan
menurutinya, walau ia mengobral janji dan menebar rayuan yang
melenakan. Sekali kamu menyerahkan kesucian dirimu, kamu
akan kehilangan kehormatan seumur hidupmu, dan akan
kehilangan rasa percaya diri dalam waktu yang sangat lama.

[6]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Ketiga, Mengenali Level Perasaan

Kali ini, saya ajak kamu untuk mengenali perasaanmu saat ini.

Kuis : Apakah Aku Telah Jatuh Cinta?


Bayangkan orang yang saat ini sedang dekat atau sedang kamu harapkan untuk menikah dengannya.
Jawab lima belas pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu pilihan berikut: Ya, Mungkin, atau Tidak.
1. Bila sedang tidak bersama-sama, apakah kamu selalu membayangkan atau melamunkan dirinya?
Ya/Mungkin/Tidak
2. Apakah kamu selalu memikirkan si dia di mana pun kamu berada? Ya/Mungkin/Tidak
3. Apakah kamu merasa marah bila seseorang menertawakan dan menghina si dia? Ya/Mungkin/Tidak
4. Apakah ada perasaan berdebar dan berbunga-bunga saat kamu bertemu atau sedang bersama si dia?
Ya/Mungkin/Tidak
5. Apakah menurutmu si dia adalah orang yang paling sempurna dibanding orang lainnya yang pernah kamu
jumpai? Ya/Mungkin/Tidak
6. Bila akan bertemu dengannya, apakah kamu selalu berusaha untuk berpenampilan sebaik mungkin?
Ya/Mungkin/Tidak
7. Apakah kamu merasa cemburu saat mengetahui ada orang lain yang mencintai dirinya?
Ya/Mungkin/Tidak
8. Apakah hatimu pernah merasakan sakit seperti ditusuk-tusuk, karena mengkhawatirkan atau
mencemburui dirinya? Ya/Mungkin/Tidak
9. Apakah kamu merasa gelisah jika tidak segera bisa bertemu dirinya? Ya/Mungkin/Tidak
10. Apakah kamu sering menunggu-nunggu si dia menelpon atau menunggu si dia mengajakmu ngobrol
melalui chatting ? Ya/Mungkin/Tidak
11. Seandainya si dia mengirimkan hadiah yang romantis, apakah kamu merasa bahagia dan akan
memperlihatkannya kepada teman-temanmu? Ya/Mungkin/Tidak
12. Pernahkah kamu merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa karena memikirkan si dia?
Ya/Mungkin/Tidak
13. Apakah kamu rela melakukan apapun untuk membahagian si dia? Ya/Mungkin/Tidak
14. Apakah kamu menyebut namanya dalam doamu karena berharap si dia selalu bersamamu?
Ya/Mungkin/Tidak
15. Apakah kamu merasa si dia adalah orang yang sangat mengerti tentang dirimu? Ya/Mungkin/Tidak
[7]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Sekarang, hitung nilaimu dengan cara: beri nilai 10 untuk jawaban Ya, nilai 5 untuk jawaban Mungkin,
dan nilai 0 untuk jawaban Tidak.
Jika nilaimu :
= 0 – 40 : hubungan kamu dengan si dia ada di level satu.
= 45 – 75 : hubungan kamu dengan si dia ada di level dua
= 80 – 120 : kamu sedang berproses menuju jatuh cinta, hampir level tiga
= 125 – 150 : hubungan kamu dengan si dia ada di level tiga

Apa itu level satu, dua, dan tiga? Kita simak penjelasannya di bawah ini.

Tiga Level Perasaan


Ada tiga level perasaan laki-laki dan perempuan pada interaksi di antara mereka. Tahap pertama dari
perasaan seseorang kepada pasangan jenisnya adalah simpatik atau tahap ketertarikan, yaitu respons dan
apresiasi positif kepada pasangan jenis. Misalnya seorang perempuan mengatakan, “Saya senang bergaul
dengan Budi, karena orangnya baik dan bisa dipercaya.” Atau seorang lelaki mengatakan, “Saya senang
berteman dengan Lina, karena orangnya ramah dan pandai berkomunikasi.” Perasaan tahap pertama ini
bersifat masih sangat umum, walaupun sudah mengarah kepada respons dan apresiasi yang positif.
Apabila perasaan simpatik ini dipelihara, ditambah dengan adanya interaksi dan komunikasi yang rutin
serta intensif maka memiliki peluang untuk meningkat kepada tahap kedua, yang saya sebut sebagai tahap
kecenderungan hati. Pada tahap ini, seseorang mulai mendefinisikan perasaannya kepada pasangan jenis, tapi
belum sampai memastikan. Misalnya seorang lelaki mengatakan, “Saya cocok kalau menikah dengan Wati, dia
adalah tipe perempuan idaman saya.” Artinya, lelaki ini telah memiliki kecenderungan hati kepada Wati. Sifat
perasaan pada tahap kedua ini masih cenderung rasional, masih bisa dikendalikan, dan masih bisa menerima
masukan.
Apabila kecederungan hati ini dipelihara, ditambah dengan adanya interaksi rutin serta intensif, akan
memiliki peluang untuk memasuki tahap ketiga, yaitu jatuh hati atau tahap ketergantungan hati. Sebagian
orang menyebutnya dengan jatuh cinta. Pada tahap ini, seseorang telah memastikan hubungan dengan
pasangan jenis yang diharapkan menjadi pendamping hidupnya. Seorang lelaki mengatakan, “Dian adalah
satu-satunya perempuan ideal bagiku, tiada yang lain. Saya akan menikahinya.” Atau seorang perempuan
mengatakan, “Karim adalah satu-satunya lelaki ideal bagiku. Rasanya aku tak sanggup berpisah dengannya.”

[8]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Kondisi Tahap Ketiga


Pada tahap ketiga ini, seseorang sudah sulit menerima masukan dari orang lain. Apabila dikatakan
kepada seorang perempuan, “Hati-hati kamu berinteraksi dengan Andi. Dia itu tipe lelaki playboy, suka
berganti-ganti pacar.” Pada tahap ketiga ini, perempuan tersebut akan melakukan pembelaan secara
emosional, tidak rasional. Biasanya dia akan mengatakan, “Kamu tidak mengerti siapa Andi. Aku yang lebih
mengerti tentang Andi. Dia tidak seperti yang kamu tuduhkan.”
Pada tahap ini, seseorang sudah terinfeksi oleh orang yang dicintainya. Segala sesuatu yang dimiliki,
disukai, atau kebiasaan seseorang yang dicintai, akan selalu menjadi perhatian secara spontan. Suara motor,
suara mobil, bahkan bunyi klakson akan sangat dikenalinya.
Seseorang yang jatuh cinta memiliki energi, semangat, dan pengorbanan yang besar, tanpa perhitungan.
Dia bisa telpon berjam-jam, yang berarti menghabiskan banyak pulsa dan banyak waktu, namun tidak terasa
dan tidak dihitung sebagai kerugian. Dia tidak merasa capek untuk mengantar kekasihnya kemana pun pergi.

Mengelola Perasaan
Nah, apa hubungan antara tingkat perasaan dengan pernikahan? Seperti yang dijelaskan di atas, karena
situasi orang yang jatuh cinta itu tidak rasional, sebaiknya ketika kamu memutuskan untuk menikah dengan si
dia, kamu harus berada pada kondisi yang masih rasional, pada saat hubungan kamu dengan si dia belum
sampai pada tahap ketiga.
Dengan demikian, semua masih bisa dipertimbangkan, tidak membabi buta. Kamu masih bisa
memperbincangkan, mendiskusikan, memusyawarahkan soal pilihan pasangan hidup kamu dengan orang-
orang yang kamu percaya. Saat mengambil keputusan menikah, harus berada dalam situasi bisa
dipertanggungjawabkan dan berada dalam kesadaran yang utuh.
Jangan biarkan hati dan pikiranmu dikuasai syahwat yang menjerat akal sehat sehingga tidak bisa lagi
berpikir secara jernih. Ingat, menikah adalah untuk selamanya. Menikah itu tidak boleh diberi catatan kaki “jika
tidak cocok, kita bisa bercerai”. Dalam ajaran agama, perceraian
adalah perbuatan halal yang dibenci Tuhan. Artinya, agama
mempersulit jalan untuk perceraian, namun mempermudah jalan
untuk pernikahan. Biarlah hati bersih dan akal sehat kamu
menimbang secara jujur tentang pilihan pasangan hidup yang
akan mendampingi kamu selama-lamanya. Ingat, “selama-
lamanya”.

[9]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Keempat, Mengenali Potensi Diri

Sudahkah kamu mengenali dirimu? Siapakah kamu? Apa kelebihanmu? Apa kelemahan dan
kekuranganmu? Apakah kamu mengenali tantangan, hambatan dan peluang yang ada di sekitarmu?
1. Kenali Kekuatan atau Potensi Keunggulanmu
Semua manusia Allah ciptakan dengan berbagai macam kelebihan dan kekuatan. Apa kelebihanmu?
Apakah kamu orang yang percaya diri? Disiplin? Punya komitmen tinggi terhadap janji? Penuh semangat?
Tekun? Rapi? Sabar? Suka tantangan? Mampu berkomunikasi dengan baik? Ramah? Mudah menyesuaikan
diri dengan hal baru? Mudah memaafkan? Punya kemampuan akademik yang cemerlang? Pandai bermain
bola? Punya suara merdu? Punya bakat bisnis?
Silakan tambahkan sendiri poin-poin yang menurut kamu adalah kekuatan dan kelebihan yang kamu miliki.
Jika belum menemukan, maka segera temukan. Yakinlah, kita semua dikarunia Allah dengan ‘bekal’ yang
ada dalam diri. Mungkin ia sedang terpendam. Maka, tugasmu adalah menggalinya. Ini semua adalah
modal untuk kamu kembangkan bagi kehidupanmu di masa yang akan datang.
2. Kenali Kelemahan Diri Kamu
Selain keunggulan dan kelebihan, kamu pasti juga memiliki kelemahan dan kekurangan. Coba kamu kenali
dengan detail, hal apa saja yang menjadi titik lemahmu. Semakin detail kamu mengetahui kelemahanmu,
akan semakin banyak pula hal yang bisa kamu perbaiki. Namun jika kamu tidak mengerti kelemahanmu,
maka tak ada yang bisa kamu perbaiki.
3. Kenali Peluang, Tantangan dan Hambatan
Ada sangat banyak peluang di sekitarmu, namun di saat yang sama ada pula tantangan dan hambatan
yang menyertainya. Apakah kamu bisa mengenali peluang apa saja yang bisa kamu lakukan dalam
kehidupanmu saat ini maupun di masa yang akan datang? Apakah peluang itu bisa kamu olah untuk
menjadi penguat potensi diri yang sudah kamu miliki? Apakah hambatan dan tantangan akan bisa kamu
atasi?

Hal-hal yang sudah dijelaskan di atas adalah analisis SWOT atas diri kamu sendiri. Sebelum kamu
berkenalan dengan calon pendamping hidup kamu, tentu kamu harus mengenali diri kamu sendiri.
Sudah mengerti SWOT? Sudah mengenali kekuatan,
kelemahan, peluang dan hambatan? Lanjuuutttt...

[10]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Kelima, Menyusun Visi Kehidupan

Suatu siang yang sangat cerah, kamu keluar dari rumah. Berpakaian rapi, berdandan necis, membawa
sebuah tas ransel berisi beberapa perbekalan. Kamu berencana pergi ke Surabaya. Dengan mantap hati, kamu
berjalan menuju stasiun.
Tiba di stasiun Gambir, kamu segera bergegas masuk ke dalam stasiun kereta api. Di samping stasiun
Gambir ada Monas yang menjulang tinggi dan banyak dikunjungi orang. Seorang kenalan mengajakmu untuk
berkunjung kesana, namun kamu tidak tergoda. Sama sekali tidak. Ada pula supermarket dan beberapa warung
kuliner yang sangat padat pengunjung, ternyata kamu juga tidak tertarik untuk menghampirinya.
Fokus. Langkahmu sangat pasti masuk ke stasiun Gambir. Ada banyak kereta api di stasiun Gambir,
namun kamu membiarkan saja mereka datang dan pergi. Kamu hanya memandangi kereta-kereta yang lewat,
tanpa berusaha untuk menaikinya. Bukan, mereka bukan kereta yang kamu inginkan. Kamu tahu persis itu. Biar
saja kereta-kereta itu datang dan pergi. kamu tetap setia menanti di ruang tunggu keberangkatan.
Tidak berapa lama menunggu kereta Bima, kereta yang akan kamu naiki pun siap. Kamu dipersilakan
memasuki kereta. Kata temanmu, cobalah naik kereta Taksaka, karena ada gerbong super-eksekutif yang
sangat nyaman. Ada lagi yang menganjurkan untuk naik kereta Gajayana, karena ada banyak kejutan di
dalamnya. Ada pula yang menyarankan agar kamu naik kereta Argo Muria, karena hanya empat jam waktu
tempuh perjalanan. Atau naik saja Argo Jati, karena hanya dua jam perjalanan. Kamu dengan tegas
mengatakan tidak. Sekali lagi, tidak!
Mengapa kamu tidak mau? Mengapa kamu menolak tawaran-tawaran itu? Karena kamu tahu, kereta
Taksaka membawamu ke stasiun Tugu Jogjakarta. Kereta Gajayana tujuannya ke Malang. Kereta Argo Muria
akan ke Semarang, dan Argo Jati membawa penumpang menuju Cirebon.
Kamu pun akhirnya naik ke keretamu dan mulai menikmati perjalanan. Jam enam esok pagi kamu sampai
di stasiun Gubeng, Surabaya. Kamu bersyukur, turun dari kereta api dengan selamat, sampai tujuan akhir.
Coba diingat ulang. Andai kamu mengikuti ajakan orang yang tengah berkunjung ke Monas, kamu tidak
jadi masuk stasiun kereta api. Andai kamu naik kereta Taksaka, Gajayana, Argo Muria, Argo Jati, niscaya kamu
tidak sampai ke Surabaya. Semua langkahmu sejak berangkat dari rumah, sudah menghantarkanmu menuju
tempat tujuanmu. Kamu berhasil mengabaikan berbagai gangguan yang bisa menghalangimu menuju Surabaya.
Kamu berhasil memfokuskan langkah menuju tujuan akhir yang pasti. Surabaya. Dan kamu telah sampai ke
sana.

[11]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Urgensi Visi
Apakah yang menyebabkan langkahmu fokus menuju tujuan akhir? Karena kamu memiliki visi yang jelas
dan kuat. Kamu memiliki gambaran yang jelas dan akurat tentang tujuan akhir yang kamu inginkan. Inilah
langkah awal keberhasilan hidupmu. Visi menuntun hidupmu selalu fokus mencapai cita-cita. Kamu menjadi
tidak mudah tergoda. Kamu menjadi tidak mudah tertarik agenda-agenda lain yang bukan tujuanmu. Kamu
menjadi sangat efektif dan efisien dalam mengalokasikan sumber daya yang kamu miliki, hanya untuk
menghantarkan menuju tujuan akhir.
Maka, kamu harus memiliki visi yang jelas dalam kehidupan. Semakin jelas dan kuat visi yang kamu miliki,
akan semakin jelas kamu memandang arah hidupmu, semakin jelas pula kamu memandang dan mendefinisikan
penyimpangan yang terjadi. Semakin lemah visi, semakin kabur pandangan kamu tentang tujuan.
Namun jika tidak memiliki visi, hidupmu mengalir begitu saja, terbang bersama angin yang berhembus.
Menuju apa pun, di mana pun, entah namanya apa pun. Lalu kapan kamu akan sampai, sementara tidak
pernah mendefinisikan tujuan akhir? Hidup kamu penuh pemborosan potensi.

Visi Keluarga
Keluarga, awalnya terdiri dari seorang suami dan seorang istri. Keduanya telah diikat dan disatukan
menjadi sebuah pasangan, yang berikrar dengan nama Allah. Sebagai pasangan, suami dan istri tidak boleh
memiliki visi yang berbeda tentang keluarga. Harus satu visi, agar keduanya melangkah pada jalur yang sama,
menggapai tangga yang sama, melintasi jalan yang sama, dan akhirnya mencapai tujuan akhir bersama-sama.
Dalam kehidupan keluarga, visi harus diinternalisasikan dengan kuat pada masing-masing anggota.
Dengan demikian seluruh tindakan dan usaha yang mereka lakukan akan selalu mengarah kepada tujuan akhir
yang telah mereka tetapkan.
Karena sekarang belum mempunyai pasangan, maka yang
pertama adalah, perjelas visimu, kemudian rancang visi keluarga
yang kelak kamu inginkan. Nanti ketika sudah mempunyai calon
pasangan, jangan lupa untuk mengomunikasikan visi pribadimu
dan visi keluarga yang kamu inginkan.

[12]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Keenam, Menetapkan Kriteria Pasangan

Memilih calon istri atau calon suami adalah aktivitas ‘sesaat’ yang berdampak sangat panjang, bahkan
hingga ke akhirat. Untuk itu, harus memiliki kejelasan kriteria, calon pasangan hidup seperti apa yang akan
dipilih. Bagi kamu para jomlo yang akan atau tengah berproses mencari calon istri atau calon suami, hendaknya
beberapa kriteria berikut ini kamu penuhi:
1. Carilah ‘Pasangan Jenis’ Kamu
Jika kamu lelaki, kamu harus mencari calon istri yang berjenis perempuan tulen. Jika kamu perempuan,
kamu harus mencari calon suami yang berjenis lelaki tulen. Agama apa pun melarang perilaku pernikahan
sejenis, yang pada waktu akhir-akhir ini banyak dilegalkan di berbagai negara. Jika kamu merasa tertarik
dengan sesama jenis, segera lakukan penyembuhan diri dan pertaubatan, karena itu adalah sebuah
penyimpangan. Perilaku gay, lesbi dan biseksual, adalah perbuatan yang terkutuk dalam pandangan agama,
yang telah dicontohkan pembinasaan mereka sejak di zaman Nabi Luth.
2. Pilih yang ‘Aman’
Pastikan bahwa calon istrimu belum memiliki suami (perawan), atau sudah tidak memiliki suami (janda).
Statusnya harus single, karena kamu tidak boleh menikahi perempuan yang sudah memiliki suami. Nah, ini
yang saya maksudkan pilihan ‘aman’. Saya tidak bercanda, karena ada contoh kasus seorang lelaki mencintai
istri orang lain. Jika diteruskan, ini akan merusak rumah tangga dan kehidupan orang lain.
Demikian pula jika kamu perempuan, pastikan calon suami belum memiliki istri (perjaka), atau sudah
tidak memiliki istri (duda). Jika calon suami kamu sudah memiliki istri, pastikan bahwa istri pertamanya
merelakan ia menikah lagi dengan kamu. Jangan sampai kamu menjadi istri kedua pada kondisi istri
pertamanya tidak merelakan suaminya menikah lagi.
3. Pilih Calon yang Shalih dan Shalihah
Kamu harus menetapkan kriteria yang sangat fundamental, yaitu kebaikan agama. Memilih calon istri
dan calon suami karena landasan kebaikan agamanya, ini yang sesuai arahan Nabi saw., “Perempuan itu
dinikahi karena empat hal, yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya atau karena agamanya.
Pilihlah berdasarkan agamanya agar selamat dirimu.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Kecantikan dan ketampanan wajah itu hanya sementara,
ada masa ketika kecantikan dan ketampanan itu berkurang atau
bahkan hilang. Kekayaan juga fana, demikian mudah harta itu
binasa dalam waktu sekejap karena bencana sosial atau politik.
[13]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Kedudukan juga tidak langgeng, betapa banyak orang-orang berada pada posisi terhormat harus turun atau
jatuh oleh ketidakpercayaan publik kepada dirinya.
4. Jangan Terjebak ‘Foto Editor’
Semakin canggihnya teknologi, memudahkan seseorang terkena ‘jebakan betmen’. Foto-foto bertebaran
yang tampak sangat cantik menarik, sangat tampan rupawan, namun ternyata hasil olahan yang sangat
canggih dari teknologi foto editor. Maka jangan sampai terjebak casing, jangan mencari informasi tentang
calon pasangan hanya dengan mengandalkan teknologi. Pilihlah dengan hati, pilihlah dengan nurani, pilihlah
dengan pikiran jernih.

Rumuskan Kriteria Ideal Versimu Sendiri


Nah, sekarang kamu harus menyusun kriteria ideal calon pendamping hidupmu, dengan versimu sendiri.
Kamu ingin suami atau istri seperti apa sih? Kriteria utama sudah saya nyatakan di atas. Sekarang kriteria yang
spesifik. Misalnya: suku bangsa, hobi, berat badan, deskripsi kepribadian, dan lain-lain.
Menyusun Argumen
Kamu harus bertanggung jawab atas pilihanmu. Seperti apa pun kriteria spesifik yang kamu tetapkan,
kamu harus memiliki argumen mengapa memilih yang seperti itu. Apa alasanmu, atau apa latar belakang
mengapa kamu menetapkan kriteria seperti itu. Maka, siapkan argumenmu, mengapa kamu memiliki kriteria
calon pasangan hidup seperti itu?
Antara Idealita dan Realita
Dalam kehidupan pernikahan, semua orang tentu memiliki harapan tentang pasangan hidup ideal yang
diinginkan, serta kondisi keluarga yang dicitakan. Berbagai harapan ideal ini tentu sesuatu yang sangat wajar
dan diperlukan dalam rangka untuk melakukan hal terbaik sejak proses pernikahan hingga saat menjalani hari-
hari dalam kehidupan berumah tangga. Dengan harapan itu, akan membuat seorang laki-laki dan perempuan
lajang memilih jodoh terbaik yang bisa diusahakan, serta menciptakan kehidupan rumah tangga terbaik yang
mampu diupayakan.
Namun harus dipahami hidup berumah tangga itu tidak flat. Tidak selalu akademis, yang bisa diprediksi
dengan rumus-rumus tertentu. Menjalani kehidupan pernikahan adalah tentang mengerti, memahami serta
menyesuaikan karakter diri dan pasangan. Kita belajar terus-menerus untuk mengerti, memahami dan
menyelami sifat, karakter dan kejiwaan pasangan. Kemudian berusaha untuk menyesuaikan dan
menyelaraskan dengan sifat, karakter serta kejiwaan kita sendiri. Ini proses yang cukup rumit pada mulanya,
namun akan mudah didapatkan dengan kesungguhan dan ketekunan.

[14]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Ketujuh, Menyusun Proposal Nikah

Jika kamu sudah merasa siap untuk menikah, wujudkan kesiapan kamu dalam bentuk proposal tertulis.
Ya benar, proposal tertulis. Sebuah proposal berbentuk tulisan yang tersimpan dalam file dan bisa dicetak
dalam lembar-lembar kertas. Sebuah proposal yang menunjukkan kesiapan dirimu menghadapi pernikahan dan
berumah tangga, juga sekaligus menunjukkan jati dirimu. Proposal ini menjadi bahan dialog serta bahan
pertimbangan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan untuk menikah.

Ditujukan kepada Siapa?


Proposal ini bukanlah untuk keperluan bisnis, juga bukan untuk ‘menaikkan harga’ dalam proses
pernikahan agar memiliki posisioning yang lebih tinggi dibanding orang lain. Ini adalah proposal
pertanggungjawaban diri bahwa kamu sudah benar-benar memiliki kesiapan yang memadai untuk
melaksanakan pernikahan. Maka secara hakiki, pertanggungjawaban proposal itu langsung kepada Allah.
Dengan kesadaran ini, kamu tidak akan bermain-main dalam membuatnya.
Pada dasarnya, proposal ini sebenarnya sedang kamu tujukan kepada dirimu sendiri. Karena kamu
menyusun dan pada saat yang sama kamu tengah mematut diri: benarkan sudah layak dan sudah siap untuk
menikah? Dengan membaca ulang isi proposal itu, akan mengingatkanmu untuk selalu berusaha memperbaiki
diri dan berbenah agar lebih baik lagi upaya persiapan menuju pernikahan.

Manfaat Proposal Menikah


Membuat proposal menikah sangat penting bagi calon pengantin laki-laki maupun perempuan. Ada
sangat banyak manfaat proposal ini, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan Jati Diri dan Identitasmu. Dengan demikian proposal ini bisa menjawab pertanyaan tentang
siapakah dirimu? Dalam batas tertentu, proposal itu telah menunjukkan berbagai hal ihwal tentang dirimu.
2. Memantapkan Kesiapan Menikah. Dengan membuat proposal, maka kamu akan semakin mantap dalam
berproses menuju pernikahan.
3. Melakukan Kuantifikasi Kesiapan Menikah. Dalam proposal, dinyatakan hal-hal yang bersifat kuantitatif
dengan ukuran yang jelas. Misalnya, kamu ingin menikah tahun berapa? Kamu memiliki penghasilan berapa
setiap bulannya? Dengan demikian kamu tidak sedang mengkhayal, namun benar-benar merancang, dan
bertanggung jawab atas rancanganmu.

[15]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

4. Memverbalkan Visi dan Tujuan Berumah Tangga. Dalam proposal itu, kamu harus menyatakan visi serta
tujuan pernikahan dan rumah tangga yang kamu kehendaki. Sehingga akan lebih memudahkan untuk
mencocokkan dengan visi calon pasangan.
5. Merancang Masa Depan. Ketika kamu tengah proses taaruf dengan calon pasangan hidup, dialogkan
rencana masa depan masing-masing. Apakah bisa dipertemukan, atau memang sangat sulit dipertemukan.
Misalnya terkait tempat tinggal, studi lanjut, pekerjaan, dan lain sebagainya.
6. Memperjelas Peran Kerumahtanggaan. Corak pembagian peran dalam kehidupan pernikahan bisa saja
berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya, namun apa pun bentuknya, harus berdasarkan
kerelaan dan persetujuan kedua belah pihak.
7. Menjadi Bahan Diskusi dan Alat untuk Menimbang. Kemanfaatan lain dari sebuah proposal adalah untuk
menjadi bahan diskusi bersama pihak-pihak yang terkait, misalnya orang tua dan calon mertua.

Proposal Berisi Apa Saja?


Dalam proposal pernikahan, ada yang versi pendek atau ringkasan, ada pula versi panjang atau lengkap.
Panjang atau pendeknya, bisa dilihat dari kelengkapan poin data, ataupun panjang pendeknya narasi. Namun,
sebuah proposal pernikahan hendaknya memuat hal-hal berikut:
1. Identitas diri 7. Tujuan menikah
2. Riwayat keluarga 8. Waktu kesiapan menikah
3. Riwayat pendidikan 9. Rencana masa depan
4. Riwayat kegiatan 10. Kriteria calon pasangan hidup
5. Riwayat pekerjaan 11. Harapan terhadap calon pasangan hidupmu
6. Visi kehidupan dan berumah tangga

Siapa yang Menyusunnya?


Proposal ini harus kamu susun sendiri, dengan pertimbangan yang matang dari kondisi diri serta
keluargamu. Bisa jadi kamu merasa sangat siap menikah, namun ada kondisi dalam keluarga besarmu yang
membuat kamu harus menunda pernikahan. Masing-masing orang
memiliki situasi dan kondisi yang berbeda-beda, maka kamu harus
mengenali dan mendalami kondisi yang ada dalam keluarga.
Selamat merancang masa depan, selamat merancang
kebahagiaan, selamat merancang peradaban.

[16]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Kedelapan, Memuliakan Orang tua dan Orang Shalih

Jangan terlalu berani mengambil keputusan sendiri. Walau kamu merasa yakin dan merasa bisa, namun
berharaplah keberkahan dengan meminta pertimbangan dan arahan dari orang tua maupun orang-orang shalih
di sekitarmu. Orang tua adalah pihak pertama yang harus kamu mintai pertimbangkan. Apalagi jika kamu
perempuan, sebab orang tuamu yang memiliki hak perwalian pada pernikahan.

Diskusi dan Minta Restu Orang tua


Tanyakan kepada orang tuamu, calon pasangan hidup seperti apa yang mereka inginkan untukmu?
Jangan sampai ada benturan keinginan yang sangat tajam antara keinginanmu dengan keinginan orang tuamu.
Dialogkan dari hati ke hati sejak dari kriteria calon pasangan hidupmu, sampai kepada siapa orangnya.
Buka diskusi dengan orang tua sejak awal, jauh hari sebelum kamu melangkah menuju proses pemilihan
jodoh. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya benturan keinginan antaramu dengan orang tuamu. Ingat, ridha
Allah tergantung ridha kedua orang tuamu. Murka Allah tergantung murka kedua orang tuamu. Maka, jangan
pernah melangkah sendiri dalam urusan pernikahanmu, walau kamu merasa bisa dan mampu untuk
mengambil keputusan sendiri.

Minta Pendapat dan Dukungan Orang Shalih


Kamu bisa mendatangi orang-orang shalih yang kamu percaya, mungkin ia adalah teman-teman dekat,
guru mengajimu, imam masjid, tetangga, atau saudaramu untuk membicarakan persoalan kesiapan menikah
dan pilihan atau kriteria yang kamu inginkan. Lebih diutamakan mereka adalah orang-orang yang telah
menikah, sehingga pernah mengalami kehidupan rumah tangga dan pernah mengalami proses pernikahan.
Dengan itu kamu akan mendapatkan banyak pandangan dan cakrawala berpikir yang mungkin baru.

Tentu saja musyawarah ini tidak masuk dalam kategori syarat ataupun rukun nikah, namun melihat
bagitu banyak kemanfaatan yang didapatkan darinya, alangkah baiknya jika melakukan musyawarah dengan
orang tua maupun orang-orang shalih mengenai kesiapan
menikah dan calon pasangan hidup. Dikhawatirkan pilihan dan
keputusan pribadi lebih condong kepada pemuasan nafsu sesaat
dan syahwat semata-mata sehingga meninggalkan hal yang
prinsip dan urgen dalam pernikahan.

[17]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Kesembilan, Mengikhtiarkan Jodoh

Bagaimana cara mendapatkan jodoh menurut ajaran Islam? Berikut beberapa cara mencari, memilih,
dan mendapatkan jodoh:
1. Orang Tua Memilihkan Jodoh untuk Anak Perempuan
Di antara cara memilih jodoh adalah dipilihkan bahkan langsung dinikahkan oleh orang tua gadis dengan
lelaki shalih pilihan orang tuanya. Namun, apabila orang tua mencarikan calon suami bagi anak perempuannya,
hendaklah tetap meminta persetujuan dari anaknya. Semua ini semata-mata dalam rangka menjaga kebaikan
keluarga itu sendiri nantinya, agar tidak memunculkan berbagai ketidakbaikan akibat tidak dilibatkannya anak
perempuan dalam penentuan calon suami.
2. Orang Tua Aktif ‘Menawarkan’ Anak Perempuan kepada Lelaki Shalih
Ada contoh dari Umar bin Khathab yang aktif menawarkan anak perempuannya, Hafshah, kepada para
sahabat yang mulia. Untuk konteks zaman sekarang, boleh saja orang tua aktif mencarikan calon suami bagi
anak perempuannya, akan tetapi dalam memutuskan tetaplah harus meminta persetujuan anak perempuan
yang bersangkutan, agar tidak menimbulkan kekecewaan.
3. Nabi saw. Menjodohkan Sahabat
Pada zaman Nabi saw., salah satu cara mendapatkan jodoh adalah dengan diproseskan nikahnya
langsung oleh Nabi saw. Di zaman sekarang, bisa difasilitasi oleh lembaga yang terpercaya, untuk membantu
proses mencari dan menemukan jodoh, sesuai ajaran Islam. Sangat banyak yang memerlukan bantuan, karena
ingin membebaskan diri dari kecenderungan dan jebakan hawa nafsu.
4. Lelaki Aktif Mencari Jodoh
Boleh bagi seorang laki-laki untuk aktif mencari jodoh shalihah dengan cara-cara yang terhormat. Ini
adalah cara yang paling ‘konvensional’ dan dikenal luas, bahwa seorang lelaki memilih dan meminang
perempuan.
5. Perempuan Menawarkan Diri Kepada Lelaki Shalih
Ada pula sahabiyat Nabi saw. yang mencari sendiri calon suami, dengan menawarkan dirinya kepada laki-
laki paling shalih. Dalam konteks kehidupan kita saat ini, boleh saja seorang wanita aktif mencari calon suami
shalih. Walaupun hal ini biasanya terkendala oleh kultur masyarakat, akan tetapi sesungguhnya bukan
merupakan hal yang bersifat aib atau cela. Yang penting teknisnya dilakukan dengan jalan yang bijak dan
sesuai dengan fitrah wanita.

[18]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

6. Melalui Perantara yang Dipercaya


Apabila perempuan merasa malu untuk langsung menyampaikan kepada laki-laki, bisa juga perempuan
melamar laki-laki melalui perantara orang lain yang dipercaya, misalnya melalui ayah, ibu, keluarga, teman,
guru ngaji, biro jodoh, dan lain sebagainya.

Dari seluruh pilihan proses itu, hal paling penting adalah keyakinan bahwa jodoh itu berada dalam
kekuasaan Allah. Dengan keyakinan ini, kita tidak akan terjatuh ke dalam sikap kesombongan di satu sisi,
bahwa seseorang merasa sangat gampang mencari calon jodoh karena cantik atau tampan. Ia merasa dikelilingi
banyak lawan jenis yang memiliki ketertarikan besar kepada dirinya, tinggal ia memilih. Seakan-akan ia tidak
berhubungan dengan ketentuan takdir Allah yang pasti berlaku
bagi seluruh makhluk-Nya. Di sisi lain juga terhindarkan dari
keputusasaan, seakan-akan jodoh tak pernah bertemu dengan
dirinya. Jangan pernah putus asa dari mengharapkan rahmat
Allah, karena rahmat Allah sangatlah luas.

[19]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Kesepuluh, Proses Mengenali dan Menjajaki Calon

Kamu sudah berproses mencari dan menemukan calon pasangan hidup? Sudah ada gambaran siapa
orangnya? Setelah ada gambaran yang jelas tentang calon yang kamu harapkan, maka langkah berikutnya
adalah kamu harus berusaha mengenali dan menjajaki calon pasangan kamu, agar kelak kamu tidak menyesal.
Agar tidak terjadi suasana “membeli kucing dalam karung” pada proses pernikahanmu.
Bagaimana caranya? Lakukan proses taaruf dengan calon pasangan hidup kamu itu. Kata “taaruf” secara
bahasa berasal dari kata ta’arafa – yata’arafu, yang artinya saling mengenal. Di zaman Nabi saw., tatkala
sahabat hendak menikah, beliau arahkan agar melihat calon terlebih dahulu. Ini yang disebut sebagai nazhar.
Nabi saw. bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian ingin meminang seorang perempuan, jika dia bisa
melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah.” (HR. Ahmad 3/334, Abu
Dawud 2082, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani)
Proses taaruf dalam pengertian khusus ini, harus benar-benar diniatkan dalam upaya untuk menemukan
jodoh yang tepat sesuai dengan ajaran Islam, baik dari segi teknis, cara, maupun kriteria.

Poin Penting yang Perlu Kamu Tanyakan Saat Melakukan Taaruf


Sesungguhnya tidak ada daftar pertanyaan yang baku dalam melaksanakan taaruf, karena proses ini pun
bukan sebuah kewajiban atau keharusan. Jika ada yang memilih percaya kepada orang tua atau ulama untuk
memproses nikahkan dirinya dengan seseorang, dan ia rela dengan siapa pun pilihan orang tuanya atau ulama
tersebut tanpa melalui taaruf, hal itu pun dibolehkan. Namun taaruf dilakukan sebagai upaya untuk
menghindari kekecewaan karena sesuatu yang tidak diketahui sebelum menikah.
Untuk menjajaki kecocokan dan kemantapan hati menuju pernikahan, beberapa tema berikut ini patut
dijadikan bahan obrolan saat melakukan taaruf:
1. Pemahaman tentang agama dan pembinaan diri
2. Aktivitas ruhaniyah, fikriyah dan jasadiyah
3. Pemahaman tentang pernikahan dan keluarga
4. Pemahaman tentang pembagian peran suami dan istri dan manajemen keluarga
5. Regulasi emosi dan manajemen konflik
6. Manajemen kehidupan
7. Manajemen keuangan
8. Hubungan dengan keluarga besar

[20]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Hasil Akhir Taaruf


Keseluruhan poin dan daftar pertanyaan tersebut bersifat tentatif, karena situasi dan kondisi setiap
orang saat taaruf sangat berbeda-beda. Ada yang sudah saling mengenal sejak sebelum taaruf, karena teman
sekolah, teman kuliah, teman kerja, partner bisnis, dan lain sebagainya. Ada yang mengenal sebatas di media
sosial, karena teman di Facebook, teman di Instagram, teman di Twitter, teman di web atau blog, dan lain
sebagainya. Ada pula yang saat taaruf belum pernah mengenal sama sekali.
Oleh karena sangat variatif kondisinya, maka tidak ada standar baku pertanyaan untuk dibahas atau
ditanyakan saat taaruf. Di atas semua itu, luruskan niat, ikhlas karena Allah semata. Taaruf adalah ibadah,
menikah adalah ibadah, berumah tangga adalah ibadah, maka lakukan dengan penuh keikhlasan niat.
Insyaallah jika niat ikhlas bertemu dengan niat ikhlas, semua akan dimudahkan olah Allah.
Proses taaruf tidak selalu menghasilkan kemantapan
untuk melanjutkan ke proses pernikahan. Apabila ada hal
prinsip maupun ada hal teknis yang tidak bisa dipertemukan
dalam taaruf, maka proses bisa dihentikan hanya sampai di situ
saja. Namun jika menemukan sangat banyak kecookan, maka
proses bisa berlanjut ke pernikahan.

[21]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Kesebelas, Apakah Ia Jodohku?

Di antara diskusi menarik tentang jodoh adalah, berbagai pertanyaan besar bagi lelaki dan perempuan
lajang saat mereka mulai berproses menuju pernikahan. Dari mana aku tahu bahwa ia memang jodohku?
Apakah aku tidak salah pilih? Apa tanda bahwa memang ia jodohku? Demikianlah berbagai pertanyaan muncul
silih berganti, kadang membuat hati ragu, maju mundur untuk memutuskan menikah dengan si dia.

Apakah Saya Tahu Siapa Jodoh untuk Saya?


Adakah orang yang tahu, siapa jodohnya? Tidak ada seorang pun yang tahu siapa jodohnya, sebelum
menikah. Dengan cara apa pun orang ingin mengetahui dan memastikan siapa jodohnya, tidak bakal ada yang
bisa mengetahuinya, kecuali setelah menikah. Begitu akad nikah sudah terlaksana, maka pengantin laki-laki dan
pengantin perempuan harus segera menyatakan, dialah jodohku yang telah Allah berikan kepadaku. Dari mana
bisa tahu? Karena sudah terjadi akad nikah.
Maka kewajiban kita adalah berusaha mencari dan menemukan jodoh terbaik sesuai aturan agama.
Setelah semua usaha kita lalui untuk mendapatkan calon jodoh, hingga akhirnya berhasil melaksanakan akad
nikah, maka kita baru tahu siapa jodoh yang telah Allah tetapkan untuk kita, yang sudah tertulis di Lauh
Mahfuzh.
Bagi pengantin yang sudah melaksanakan akad nikah, tidak ada ruang lagi untuk merasa ragu dan
mempertanyakan, apakah ia jodohku? Setelah menikah, yang ada adalah sebuah kemantapan dan keyakinan
sepenuh hati: ia adalah jodohku! Kemudian melakukan usaha untuk membangun kehidupan keluarga yang
sakinah mawadah warahmah bersama pasangan halal yang telah Allah tetapkan baginya.

Apa Tanda Berjodoh?


Kalau memang tidak ada orang mengetahui siapa jodohnya, adakah tanda yang bisa menjadi rujukan
bahwa seorang lelaki dan perempuan memang berjodoh? Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan tolok ukur,
yang keseluruhannya bersifat kualitatif. Tidak bisa dikuantifikasi, karena ini bukan persoalan matematika.
Pertama, Kesamaan Visi dan Motivasi
Sebelum menikah, lelaki dan perempuan lajang melakukan proses taaruf untuk mendialogkan,
mengetahui dan mempertemukan banyak hal. Di antaranya adalah terkait dengan motivasi dan visi kehidupan.
Lelaki dan perempuan yang berproses menikah, mereka menyampaikan hal-hal fundamental dalam kehidupan.
Maka pastikan hal-hal yang fundamental sudah berada dalam kesamaan. Misalnya, tentang agama, akidah,
akhlak, ibadah. Ini adalah hal sangat prinsip.
[22]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Kedua, Munculnya ‘Klik’ Perasaan


Tanda kedua adalah munculnya ‘klik’ perasaan. Merasa nyambung, merasa cocok, merasa nyaman. Saya
menyebut dengan istilah ‘klik’, karena tidak menemukan istilah lain yang lebih tepat. Tanda jodoh itu bukan
jatuh cinta, tapi suasana ‘klik’ atau ada ‘rasa’, atau merasakan ketersambungan pikiran dan perasaan.
Munculnya ‘klik’ perasaan ini pun bukan keharusan, bukan persyaratan. Karena nyatanya, banyak pasangan
yang menikah bahkan tanpa tukar foto, namun pernikahannya tetap sakinah, mawwadah, dan rahmah.
Ketiga, Merasakan Kemantapan Hati
Tanda berikutnya adalah adanya kemantapan hati yang muncul dalam sepanjang proses taaruf. Bukan
soal berapa lama melakukan taaruf, namun yang lebih penting adalah munculnya perasaan mantap untuk
menikah dengan si dia.
Munculnya rasa kemantapan hati ini tidak bisa diteorikan dengan detail. Masing-masing orang memiliki
alasan yang bisa saja berbeda, mengapa ia menjadi mantap untuk meneruskan proses menuju jenjang
pernikahan dengan si dia. Bimbingan melalui istikharah akan menjadi penyempurna upaya pemantapan hati,
agar munculnya kemantapan adalah karena intervensi Allah. Bukan karena hawa nafsu dan syahwat.
Keempat, Sudah Tidak Ada Keraguan
Kadang, usai proses taaruf, seseorang sudah merasakan ada kemantapan hati. Namun beberapa waktu
berselang, ada keraguan muncul. Bisa jadi ini adalah tanda belum berjodoh. Namun, jangan buru-buru
memutuskan atau membuat kesimpulan, sebab masih ada peluang untuk melakukan klarifikasi. Lakukan
klarifikasi, sebab bisa jadi informasi yang kamu terima tidak sepenuhnya sesuai fakta.
Bisa jadi kamu tetap merasakan keraguan dan tidak segera ada jawaban yang membuat kamu merasa
tenang, bahkan ketika sudah berkali-kali melakukan shalat istikharah. Jika keraguan terus-menerus
menghantuimu, artinya kamu tidak bisa untuk meneruskan ke jenjang pernikahan. Kaidahnya; “Tinggalkan hal
yang meragukanmu, untuk menuju kondisi yang tidak meragukanmu”. Memutuskan untuk menikah dengan
seseorang harus sampai ke tahap yakin dan tanpa keraguan. Saat kamu merasa sudah tidak ada keraguan
untuk menikah dengannya, maka insyaallah itu adalah tanda berjodoh dengannya.

Itulah beberapa tanda untuk menjawab pertanyaan, apakah ia memang jodoh bagiku. Tidak ada tanda-
tanda pasti, semua hanya dugaan. Kita baru tahu dengan pasti setelah kejadian, yaitu akad nikah. Semoga Allah
membimbingmu menemukan jodoh yang tepat bagimu, yang
akan bersama-sama dengan kamu menggapai surga dunia dan
surga akhirat. Aamiin.

[23]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Langkah Kedua Belas, Memantapkan Keputusan

Ketika kamu sudah menempuh proses menuju pernikahan, sebelum mengambil keputusan final tentang
calon pasangan hidup pilihan kamu, jangan melupakan ritual yang satu ini: shalat sunnah dan doa istikharah!
Sesungguhnya kemampuan dan pengetahuan kita tentang segala sesuatu sangat terbatas. Walaupun ada
seseorang yang sudah merasa mengenal baik calon pasangan hidup dalam waktu lama, bahkan di luar sana ada
banyak orang yang melakukan kumpul kebo hidup serumah tanpa menikah bertahun-tahun, dengan alasan
agar saling mengenal satu dengan yang lainnya, namun itu semua tidak menjamin pengetahuan yang benar
akan hakikat jati diri calon pasangannya. Untuk itu, kamu memerlukan bimbingan Ilahi dalam mengambil
keputusan final sebelum menikah.
Shalat istikharah bisa kamu lakukan pada waktu siang ataupun malam hari. Tujuan melaksanakan shalat
ini adalah untuk meminta petunjuk serta kemantapan hati, agar dalam mengambil keputusan besar ini, kamu
benar-benar berada dalam bimbingan Ilahi. Tidak semata-mata keputusan syahwat manusiawi.

Doa Usai Shalat Istikharah


Ketika kamu sudah berada dalam ambang pengambilan keputusan, segera ambil air wudhu. Bersihkan
diri, bersihkan hati, bersihkan pikiran, bersihkan niat. Laksanakan shalat istikharah dua rakaat dengan khusyuk,
dengan kehadiran jiwa. Niatkan untuk meminta bimbingan dan petunjuk Allah sebelum mengambil keputusan
besar dalam hidup kamu. Lakukan shalat di tempat yang membuatmu bisa berkonsentrasi dan berdoa dengan
tawadhu.
Setelah usai shalat, panjatkan doa kepada Allah disertai ketulusan hati, disertai kerendahan diri yang
merasa tidak mengetahui tentang hakikat yang sebenarnya terjadi dan akan terjadi. Yakinlah hanya Allah yang
Maha Mengetahui tentang apa yang baik dan buruk bagi diri kamu. Yakinlah Allah akan memberikan petunjuk
dan bimbingan atas keputusan yang akan kamu ambil nanti.
Setelah shalat dua rakaat, lalu berdoalah:

alibri allblii laibr balibrb labrlrbr bb labrlᑩbመb lᎻሔl኏br bb lᎻሔlጤbመ bairb barlrb lai balibrl brb baመbᎻlሔlጤ bᐇlᎻሔlጤbጤl brb baሖrᑩ bᐇlibibጤl br ᐇ alibri
쳀 lalbbib 쳀 lalᎻlሔl኏㘱b – allibr b ኏㘱brb al㘱bᑩbib ᐇlir ᐇ l br bᑛ㘱b኏ – arrib allibr ar㘱br ᐇ 쳀 alibbi – a lbbᑩ alሖbil alቲ – bllibr blbb labrlᑩbመ bal lr larb
b쳀 lᎻlሔl኏ b lal br ᐇll al 㘱b – arrib allibr ar㘱br ᐇ bᑛ㘱b኏ l br – allibr b ኏㘱brb al㘱bᑩbib ᐇlir ᐇ 쳀 ba laibr labrlᑩbመ bal lr laib alibri al 쳀 lᐇaᎻ㘱b alቲ
a ᐇl bᎻ alቲ ba㘱b㤶 lallbr blibbii

[24]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

“Ya Allah, sesungguhnya aku beristikharah pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kekuatan dengan
kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu. Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan
aku tidaklah mampu melakukannya. Engkau yang Mahatahu, sedangkan aku tidak. Engkaulah yang
mengetahui perkara yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam
urusanku di dunia dan di akhirat, (atau baik bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah
hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku dan berkahilah ia untukku. Ya Allah, jika Engkau mengetahui
bahwa perkara tersebut jelek bagi agama, penghidupan, dan akhir urusanku (baik bagiku dalam urusanku di
dunia dan akhirat), maka palingkanlah ia dariku, takdirkanlah yang terbaik bagiku di mana pun itu sehingga
aku pun ridha dengannya.”
Doa di atas berbentuk umum, untuk urusan apa pun. Dalam aplikasinya, ketika seorang lelaki hendak
memutuskan untuk memilih seorang perempuan sebagai calon istrinya, maka ia bisa mengganti teks doa
dengan yang lebih spesifik. Misalnya, perempuan itu bernama Wulan, maka doanya menjadi seperti berikut ini:
“Ya Allah, aku memohon pilihan-Mu dengan ilmu yang Engkau miliki. Aku memohon kemampuan
kepada-Mu dengan kemampuan yang Engkau miliki, dan aku memohon kepada-Mu dari keutamaan-Mu yang
Mahahebat, karena sesungguhnya Engkau mampu dan aku tidak mampu. Engkau Mengetahui dan aku tidak
mengetahui. Engkau Maha Mengetahui perkara ghaib”.
“Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa Wulan baik untukku, baik untuk keimananku, baik untuk
kehidupanku maupun masa depanku –sekarang maupun yang akan datang-- maka mudahkanlah Wulan untuk
menjadi istriku. Lalu jadikanlah Wulan membawa berkah untukku. Jika engkau Mengetahui bahwa Wulan
buruk bagiku, buruk bagi keimananku, buruk bagi penghidupanku maupun masa depanku –sekarang maupun
yang akan datang—maka jauhkanlah Wulan dariku, dan berikanlah istri yang terbaik untukku, dan ridhailah
aku dengan urusan itu”.
Jangan pernah meremehkan shalat istikharah, walaupun
hukumnya sunnah, bukan wajib. Namun ini adalah ritual yang
sangat penting untuk menentukan keputusan besar dalam
memilih calon pasangan hidup. Semoga pilihanmu diberkahi Allah.
Kamu mendapatkan jodoh yang membuatmu hidup bahagia dunia
dan akhirat, membuatmu sukses dunia dan akhirat, membuatmu
selamat dunia dan akhirat. Aamiin.

[25]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Penutup
Sabar dalam Penantian

Dalam buku “Obat Penawar Hati Yang Sedih” karya Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin Abdullah Al-
Utsaim, dituliskan sebuah kisah nyata tentang seorang lelaki. Berikut cuplikan kisahnya:
Suatu ketika, saat melakukan suatu tugas pekerjaan, baik adalah apa yang dipilihkan Allah untuk hamba-Nya,
saya bertemu dengan seorang lelaki. Tugas itu memakan dan kamu jangan putus asa. Mintalah taufik dan hasil
waktu lebih dari sebulan. Oleh karena itu, terjadilah suatu akhir terbaik kepada Tuhanmu.”
persahabatan yang akrab di antara kami berdua. Kemudian, terhentilah pembicaraan kami berdua
Suatu ketika aku bertanya kepadanya, “Sahabat, sampai di situ. Hampir lima bulan lamanya kami tidak
aku tahu kamu belum menikah, padahal umurmu sekarang bertemu. Suatu hari tiba-tiba sahabatku itu menghubungi
hampir 40 tahun. Kenapa kamu mesti terlambat menikah? aku. Dia mengundangku untuk menghadiri pesta
Orang sepertimu pasti mengetahui manfaat-manfaat yang pernikahnya. Aku senang sekali dan mengucapkan selamat
banyak dari menikah.” kepadanya. Dua tahun berselang setelah menikah, aku
Sahabatku terdiam, kemudian katanya, ”Ah, bertemu lagi dengannya. Dia tampak bahagia sekali. Dia
sahabat... Demi Allah, aku benar-benar telah lelah mencari memberi kabar tentang kelahiran anaknya.
dan mencari calon istri sampai aku putus asa, dan akhirnya ”Bagaimana keadaanmu dan istrimu?” tanyaku.
aku tidak ingin menikah. Sejak lebih dari tujuh tahun yang “Masya Allah,” katanya, “Alhamdulillah, segala puji
lalu aku sudah sering melamar perempuan lalu ditolak. bagi Allah atas segala nikmat-Nya yang terlahir maupun
Tahukah kamu sahabat, aku melamar lebih dari 18 yang batin. Aku beri tahu kamu bahwa aku mendapat
perempuan. Setiap kali aku mengetuk pintuk untuk nikmat yang besar sekali. Sungguh, Allah telah
meminang, aku berkata dalam hati, mereka pasti akan mengaruniakan kepadaku seorang istri yang
menerimaku, insyaallah”, jawabnya. menentramkan mata hatiku,” jawabnya.
“Tetapi ternyata mereka menolak. Oleh karena itu, “Dia adalah perempuan yang shalihah, terpelajar,
aku merasa sedih, tidak bisa tidur, dan sering kali melamun cerdas, cantik fisik dan akhlaknya, dan baik sikapnya. Allah
hingga timbullah pikiran negatif dalam benakku, benarkah telah menjadikan kasih sayang di antara kami sehingga
memang harus demikian nasibku? Aku benar-benar ragu merasa sangat bahagia. Dia benar-benar memuliakan aku
terhadap diriku, bahkan aku menuduh yang tidak-tidak dan keluargaku, khususnya kedua orang tuaku. Kedua
terhadap diriku, akhlakku dan keluargaku. Betapa sering orang tuaku telah berusia lanjut, mereka sangat butuh
aku merasa semakin sakit hati dan sedih ketika ada perhatian khusus dan istriku telah melakukan itu dengan
sebagian kerabatku atau orang yang aku kasihi sangat sempurna, alhamdulillah. Demi Allah, aku benar-
menanyaiku, kenapa kamu tidak menikah? Aku merasa benar memuji Allah setiap kali aku mengingat penderitaan-
kesulitan untuk menjelaskan duduk persoalan yang penderitaanku ketika ditolak oleh orang-orang yang dulu
sebenarnya kepada setiap orang,” lanjutnya. itu, dan aku katakan, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah
Aku berkata kepada sahabatku itu –meski aku malu, yang menjadikan mereka tidak menerima lamaranku”,
karena aku merasa telah membuatnya kesulitan—, lanjutnya.
“Sahabat, bergembiralah menerima kebaikan. Karena yang

Demikianlah buah dari kesabaran dalam masa penantian. Itulah rahasia mengapa dirinya ditolak oleh
perempuan muslimah yang dilamar. Karena memang mereka bukan jodoh untuknya. Allah telah sediakan
jodoh terbaik untuk dunia dan akhiratnya. Semangaaaaatttt !!!

[26]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Daftar Pustaka

Cahyadi Takariawan, Wonderful Journeys for A Marriage, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2016
Cahyadi Takariawan, Wonderful Marriage, Era Adicitra Intermedia, Solo, 2017
Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, PT Al I’tishom, Jakarta, 2010
Syaikh Sulaiman bin Muhammad bin Abdullah Al-Utsaim, Obat Penawar Hati Yang Sedih, Darus Sunnah,
Jakarta, 2017

[27]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

Profil Penulis

Nama: Cahyadi Takariawan, S.Si., Apt.


Panggilan: Pak Cah
Lahir: Karanganyar, 11 Desember 1965
Alamat Tinggal: Yogyakarta
Istri:Ida Nurlaila
Anak: 3 laki-laki dan 3 perempuan

Email: cahyadi.takariawan65@gmail.com
Fanspage facebook: cahyadi.takariawan
Instagram: @cahyadi_takariawan
Twitter: @PakCah
Web:
1. pakcah.id
2. www.kompasiana.com/pakcah
3. ruangkeluarga.id

Pendidikan :
1. SD, SMP, SMA Negeri di Karanganyar
2. Fakultas Farmasi UGM
3. Pendidikan Profesi Apoteker UGM
4. Program Pendidikan Reguler Angkatan 45 (PPRA XLV) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI tahun
2010
5. Pendidikan Konselor Keluarga

Aktivitas :
1. Penulis Buku
2. Senior Editor PT Era Adicitra Intermedia
3. Trainer di The TrustCo Institute
4. Konselor di Jogja Family Center (JFC)
5. Pengasuh Pengajian PERMATA (Pernik-pernik Rumah Tangga)
[28]
Roadmap Menuju Pernikahan Berkah 2019

6. Pembina PT. Lentera Utama Keluarga


7. Pembina Wonderful Family Center

Buku yang ditulis :


1. Pernik-pernik Rumah Tangga Islami
2. Agar Cinta Menghiasi Rumah Tangga Kita
3. Menjadi Pasangan Paling Bahagia
4. Wonderful Family
5. Wonderful Husband
6. Wonderful Wife
7. Wonderful Couple
8. Wonderful Journeys for A Marriage
9. Wonderful Marriage
10. Wonderful Love
11. Dan lain-lain, lebih dari 40 judul buku

Penghargaan :
1. Peraih Penghargaan "Penulis Buku Berbahasa Indonesia Terbaik" 2006 dari Kemendiknas RI
2. Kompasianer Favorit / "Best People Choice 2014" dari Kompasiana

[29]

Anda mungkin juga menyukai