A Journal Article (Mengenai Perundungan)
A Journal Article (Mengenai Perundungan)
Puspita Sari
Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul, Jakarta
Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebon Jeruk, Jakarta 11510
puspitasari@yahoo.com
Abstrak
Bullying merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi tingkah laku agresif yang dilakukan oleh
remaja. Tindakan-tindakan seperti menghina, menebar gosip, memukul, menendang, dikunci di suatu
ruangan, dan lain-lain sering terjadi di sekolah. Tindakan-tindakan tersebut dapat membuat para
remaja merasa tertekan (stres). Untuk dapat mengatasi stres yang remaja rasakan, maka remaja
melakukan coping stress. Coping stress menurut Lazarus dan Folkman (1984) adalah respon stres dan
perubahan kognitif secara terus-menerus serta upaya-upaya dalam memenuhi tuntutan eksternal dan
internal yang dinilai melebihi kemampuan individu. Berdasarkan fungsinya coping stress dibagi
menjadi dua, yaitu problem focused coping dan emotional focused coping.
focused coping sejumlah 8 orang (23,52%) dan re- orang (27,27%). Pada dimensi planfull problem sol-
maja urutan kelahiran sulung dengan emotional fo- ving sebanyak 25 orang (32,46%) dan dimensi seek-
cused coping sejumlah 26 orang (76,47%). Sedang- ing sosial support terdapat 31 orang (40,25%). Hasil
kan remaja urutan kelahiran tengah dengan problem perhitungan statistik ini didapat sebaran seperti pada
focused coping sejumlah 35 orang (47,94%) dan tabel 5.0a sebagai berikut:
remaja urutan kalahiran tengah dengan emotional Berdasarkan dimensi dari jenis emotional
focused coping sejumlah 38 orang (52,05%). focused coping dapat dilihat bahwa remaja yang
Remaja urutan kelahiran bungsu dengan menggunakan dimensi accepting responsibility se-
problem focused coping sejumlah 27 orang banyak 12 orang (13,33%), dimensi self control se-
(58,69%) dan remaja urutan kelahiran bungsu de- banyak 24 orang (26,67%). Sedangkan remaja di-
ngan emotional focused coping sejumlah 19 orang mensi escape avoidance sebanyak 18 orang (20%).
(41,30%). Sedangkan remaja urutan kelahiran tung- Pada dimensi positif reappraisal sebanyak 29 orang
gal dengan problem focused coping dan emotional (32,22%) dan pada dimensi distancing sebanyak 7
focused masing-masing sejumlah 7 orang (50%). orang (7,78%).
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa remaja untuk Secara keseluruhan tampak bahwa untuk pro-
urutan kelahiran sulung dan tengah lebih banyak blem focused coping yang paling tinggi adalah see-
yang menggunakan emotional focused coping dari king sosial support. Sedangkan untuk emotional
pada remaja urutan kelahiran bungsu. Sedangkan focused coping yang paling tinggi adalah positif
urutan kelahiran tunggal lebih banyak yang meng- reappraisal.
gunakan kedua-duanya yaitu problem focused co-
ping dan emotional focused coping. Pembahasan
Dalam penelitian ini remaja korban bullying
Gambaran Coping Stress Remaja Korban paling banyak menggunakan emotional focused co-
Bullying Berdasarkan Dukungan Sosial ping yaitu sebanyak 90 remaja (53,89%). Sedangkan
Berdasarkan analisis data crosstabs terlihat remaja yang menggunakan problem focused coping
beberapa macam dukungan sosial yang di peroleh sebanyak 77 remaja (46,10%). Perbedaan ini ber-
masing-masing remaja. Dukungan tersebut bisa ber- kaitan dengan karakteristik remaja penelitian yang
asal dari ayah, ibu, saudara, teman, dan lain-lain sebagian besar berusia 15 sampai 17 tahun
(pacar, kakek/nenek, dan paman/bibi). Remaja yang (176,56%). Menurut Ebata & Moos (1994) remaja
mendapatkan dukungan dari ayah sebanyak 52 berusia 15 tahun sampai 17 tahun lebih banyak
orang. Sedangkan yang mendapatkan dukungan dari menggunakan emotional focused coping karena re-
ibu sebanyak 76 orang. Remaja yang mendapatkan maja yang lebih muda mudah merasa tertekan, dan
du-kungan dari saudara sebanyak 80 orang, dan mengalami stres. Selain itu, mereka juga kurang me-
yang mendapatkan dukungan dari teman sebanyak miliki pengalaman dalam menghadapi berbagai ma-
124 orang. Sedangkan yang mendapatkan dukungan salah yang dihadapi terlihat pada jawaban subjek
sosial dari yang lain (pacar, kakek/nenek, dan yang menyatakan sering mengabaikan masalah ter-
paman/bibi) sebanyak 81 orang. Apabila dibanding- sebut (item 31).
kan antara keseluruhan dukungan tampak bahwa Pada gambaran coping stress berdasarkan
yang terbanyak diperoleh dari teman. Sebaliknya jenis kelamin (Tabel 4.6), terlihat bahwa coping
dukungan yang paling sedikit diperoleh dari ayah. stress pada dimensi problem focused coping lebih
Berdasarkan pendapat Webb & Colette banyak pada laki-laki yaitu 45 remaja (52,94%).
(1975) bahwa individu yang memperoleh jumlah Sedangkan dimensi emotional focused coping lebih
dukungan sosial yang lebih banyak akan meng- banyak pada perempuan yaitu 50 siswa (60,97%).
gunakan problem focused coping. Oleh karena itu, Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dari Baron
dalam penelitian ini remaja yang mendapatkan du- dan Byrne (1994) yang mengatakan bahwa laki-laki
kungan sosial kurang dari tiga dukungan termasuk lebih sering menggunakan problem focused coping.
kedalam kategori Emotional Focused Coping, se- Laki-laki cenderung merespon masalah yang diha-
dangkan remaja yang memiliki dukungan sosial dapi dengan menggunakan persepsi berdasarkan pe-
lebih dari tiga dukungan termasuk kedalam kategori mikiran-pemikiran seperti melakukan pembalasan
Problem Focused Coping. ketika dianiaya, dan meminta bantuan kepada
ahlinya, dapat dilihat pada jawaban subjek yang me-
Gambaran Umum Remaja Berdasarkan nyatakan sering membela diri (item 1). Sedangkan
Dimensi Coping Stress perempuan lebih sering menggunakan emotional fo-
Berdasarkan dimensi dari jenis problem focu- cused coping karena cenderung mempersepsikan
sed coping dapat dilihat bahwa remaja yang meng- masalah yang dihadapi dengan emosi-emosinya, se-
gunakan dimensi confrontive coping sebanyak 21
Jurnal Psikologi Volume 8 Nomor 2, Desember 2010 78
Coping Stress Pada Remaja Korban Bullying Di Sekolah ”X”
perti menangis, mengisolasikan diri, berusaha untuk membagikan masalahnya kepada orang lain sehing-
sabar dan menerimanya. ga menghadapinya dengan menangis, mengisolasi-
Pada gambaran coping stress berdasarkan kan diri dan bentuk-bentuk emotional focused co-
urutan kelahiran terlihat bahwa remaja sulung dan ping lainnya.
tengah lebih banyak menggunakan emotional focu- Pada gambaran umum remaja berdasarkan
sed coping masing-masing sebanyak 26 dan 38 sis- dimensi problem focused coping, terlihat bahwa re-
wa (76,47% dan 52,05%). Sedangkan remaja bung- maja paling banyak menggunakan dimensi seeking
su lebih banyak menggunakan problem focused co- sosial support, yaitu sebanyak 31 orang (40,25%).
ping, yaitu sebanyak 27 remaja (58,69%) terlihat pa- Hal ini didukung oleh pendapat Bonner dalam
da jawaban subjek yang menyatakan sering mencari Gunawan (2010) yang menyatakan bahwa dukungan
informasi tentang masalah tersebut (item 18). sosial merupakan suatu interaksi antara dua orang
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian atau lebih dimana individu yang satu membutuhkan
Roslina Veruli, Mpsi dalam Aditrock (2009) bahwa masukan-masukan yang bermanfaat dari individu
urutan kelahiran turut mempengaruhi perbedaan yang lain ketika menghadapi berbagai macam ma-
reaksi individu terhadap stres. Remaja sulung pada salah. Di Indonesia, pada umumnya orangtua sudah
umumnya mengatasi permasalahannya karena men- melatih remaja-remajanya untuk saling membantu
dapatkan banyak tuntutan dari orangtua dan ling- dan tolong-menolong di dalam keluarga seperti
kungan, sehingga sering merasa tertekan. membantu adik mengerjakan tugas, menjaga sau-
Roslina Veruli, Mpsi dalam Aditrock (2009) dara yang sedang sakit dan sebagainya. Oleh karena
juga menyatakan bahwa remaja tengah memiliki ka- itu, remaja Indonesia terlatih untuk mencari bantuan
rakteristik antara lain sangat membutuhkan kasih sa- ketika sedang menghadapi masalah terlihat pada ja-
yang karena orangtua sibuk dengan remaja sulung waban subjek yang menyatakan sering menelepon
dan remaja bungsu. Akibatnya remaja tengah tidak teman (item 19).
terlatih untuk mengekspresikan emosinya. Mereka Pada gambaran umum remaja berdasarkan
cenderung merasa tidak disayang orang tua dan me- dimensi emotional focused coping, terlihat bahwa
rasa tidak lebih baik dari pada kakaknya. Hal ter- remaja paling banyak menggunakan dimensi positif
sebut membuat remaja tengah merasa tertekan dan reappraisal sebanyak 29 orang (32,22%), seperti
merasa tidak mampu mengatasi stressor. Berbeda berdoa, pergi ketempat ibadah, dan mendengarkan
dengan remaja sulung dan tengah, remaja bungsu ceramah. Hal ini berkaitan dengan karakteristik re-
yang mempunyai tuntutan untuk lebih baik dari ka- maja yang seluruhnya beragama Islam. Menurut
kaknya karena tidak adanya tekanan dan adanya ba- Broom dan Selznick (1981) agama berperan penting
nyak dukungan sehingga mereka sangat percaya diri dalam memberikan dorongan psikologis dan mem-
dalam mengatasi masalahnya terlihat pada jawaban bantu individu yang mengalami kesulitan serta
subjek yang menyatakan sering mencari pemecahan memberikan jawaban mengenai berbagai masalah.
masalah tersebut (item 27). Pada umumnya, para pemeluk agama Islam telah
Pada gambaran coping stress berdasarkan diajarkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan
dukungan sosial terlihat bahwa remaja yang men- seperti sholat, puasa, membaca Al-Quran, berdoa
dapatkan banyak dukungan sosial menggunakan ketika menghadapi masalah. Selain di rumah, aktivi-
problem focused coping. Sedangkan remaja yang tas rohani tersebut juga diajarkan di sekolah-sekolah
mendapatkan sedikit atau tidak mendapatkan du- terlihat pada jawaban subjek yang menyatakan se-
kungan sosial manggunakan emotional focused co- ring mendekatkan diri padaTuhan (item 22).
ping. Hal ini sesuai dengan pendapat Webb &
Colette (1975) yang mengatakan bahwa individu Kesimpulan
yang memiliki banyak dukungan sosial cenderung Berdasarkan hasil analisa penelitian dapat
menggunakan problem focused coping terlihat pada disimpulkan bahwa sebagian besar remaja di seko-
item menelepon teman. Efek positif dari dukungan lah X Bogor menggunakan emotional focused co-
sosial mempengaruhi individu untuk menyelesaikan ping. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
permasalahannya. Semakin banyak dukungan yang remaja di sekolah tersebut belum memiliki kemam-
diperoleh individu maka akan semakin mudah untuk puan menghadapi stressor yang dialaminya. Oleh
menyelesaikan permasalahannya. Oleh karena itu, karena itu, keterampilan dalam menggunakan pro-
suatu permasalahan dapat dianggap sebagai suatu blem focused coping perlu segera dilatih dan dikem-
tantangan bagi individu sehingga dia siap untuk bangkan agar kelak para remaja tersebut siap meng-
menghadapi dan menyelesaikan permasalahan ter- hadapi stressor.
sebut. Sedangkan efek negatif dari tiadanya duku- Remaja yang menggunakan problem focu-
ngan sosial adalah individu menjadi tidak dapat me- sed coping sebagian besar berjenis kelamin laki-laki.
nyelesaikan permasalahannya karena tidak dapat Hal ini sesuai dengan pendapat Baron dan Byrne
(1994) yang menyatakan bahwa laki-laki cenderung remaja. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat
menggunakan logika dalam menyelesaikan masalah. menjadi acuan bagi para guru dan orangtua dalam
Sedangkan perempuan cenderung lebih mengguna- menangani masalah remaja korban bullying di se-
kan emosi-emosinya. Oleh karena itu, remaja pe- kolah “X”.
rempuan perlu mendapatkan pengarahan dari orang-
tua dan guru tentang cara-cara efektif untuk me- Daftar Pustaka
ngatasi masalah. Apa Itu Bullying?, dalam
Pada penelitian ini, remaja yang berusia 18 www.nirwanalife.multiply. com
tahun cenderung menggunakan problem focused co- liputan6.com, 16 Juli 2005 dan kompas, 17
ping ketika menghadapi stres. Hal ini sesuai dengan Juli 2005).
pendapat Ebata & Moos (1994) yang menyatakan
bahwa stressor sebagai suatu pengalaman dan tan- Dampak dari korban bullying, dalam
tangan yang dapat dikendalikan berdasarkan pemi- http://www.pikiranrakyat.com.
kiran-pemikirannya. Oleh karena itu, remaja yang
berusia di bawah 18 tahun masih membutuhkan ba- Ubah Cara Berfikir Untuk Hindari Stres. Diakses
nyak informasi dari lingkungannya sehinga men- pada tanggal 22 Februari 2009, Dari
dapat penjelasan yang tepat dan bagi para orangtua http://www.pelita.or.id/baca.php?id=35081
untuk menciptakan hubungan keluarga yang dekat
dan terbuka serta tidak terlalu mengekang remaja- Afrian, Desi. (2008). Setahun Beraksi, Genk Nero
remajanya dalam menghadapi stressor. Banyak Makan Korban.
Berdasarkan urutan kelahiran remaja de- http://M.okezone.com
ngan urutan kelahiran bungsu sebagian besar meng-
gunakan problem focused coping dibandingkan de- Averbach & Gramling. “Stress Management:
ngan urutan kelahiran yang lainnya. Hal ini sesuai Psychological Foundations”, 1988
dengan pendapat Roslina Veruli, Mpsi dalam
Aditrock (2009) yang menyatakan bahwa urutan ke- Baron, Robert. A. & Byrne, Donn “Social Psycholgy
lahiran turut mempengaruhi perbedaan reaksi indi- Understanding Human Interaction, 7thed”.
vidu terhadap coping. Oleh karena itu, remaja de- Allyn & Bacon, Massachusetts, 1994.
ngan urutan kelahiran sulung dan tengah perlu men-
dapatkan masukan-masukan tentang cara-cara me- Buchanan, Paula. “Bullying In Schools: Children’s
nyelesaikan masalah dari orangtua agar mereka siap Voices”, The University of Lethbridge,
dalam menghadapi stressor. http://www.internationalsped.com/documen
Remaja yang mendapatkan banyak dukung- ts/BULLYING IN
an sosial cenderung untuk menggunakan problem SCHOOLS.doc.31Jan2009.
focused coping. Hal ini sesuai dengan pendapat
Webb dan Colette (1975) yang menyatakan bahwa Coloroso, Barbara, “Stop Bullying”, PT Serambi
dukungan sosial merupakan resource yang berpe- Ilmu Semesta, Jakarta, 2003.
ngaruh terhadap coping. Oleh karena itu, sangat ber-
manfaat apabila keluarga dan sekolah dapat mem- Feldman, R.S. “Adjustment Applying Psychology in
bangun suasana yang saling peduli dan saling mem- a Complex World (International ed)”,
bantu dalam mengatasi kesulitan hidup. McGraw-Hill Book Company,
Pada penelitian ini remaja paling banyak Singapore,1989.
menggunakan seeking sosial support dan paling se-
dikit menggunakan confrontive coping. Hal ini me- Greenberg, J.S., “Comprehensive Stress
nunjukkan bahwa sebagian besar remaja di sekolah Management. 7thed”, McGraw-Hill. Highter
tersebut membutuhkan model yang dapat memb- Educations, Boston, 2002.
erikan contoh-contoh tentang confrontive coping se-
perti bagaimana cara mempertahankan diri ketika Gunawan, Ary. H, “Sosiologi Pendidikan, Suatu
diserang, diolok-olok, di ancam dan lain-lain, de- Analisis Sosiologi Tentang Pelbagai
ngan cara membalas memukul, menendang, mendo- Problem Pendidikan”, Rineka Cipta.
rong, dan sebagainya. Jakarta, 2010.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bah-
wa coping stress yang digunakan remaja merupakan Hurlock. “Psikologi Perkembangan”, Ed 5.
hasil pengaruh dari faktor jenis kelamin, usia, urutan Erlangga, Jakarta. 1980.
kelahiran, dan dukungan sosial. Latar belakang yang
berbeda membentuk coping yang berbeda pula pada