Puasa adalah menahan diri dari segala perkara yang dapat membatalkan
puasa, mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari, dengan
disertai niat tertentu.
Artinya:
Artinya:
"Jika telah datang malam pertama bulan Ramadhan, maka syetan-syetan dan jin
pembuat kejelekan dibelenggu, pintu-pintu neraka dikunci, maka tidak satupun
pintu yang terbuka, pintu-pintu surga dibuka, maka tidak satupun pintu yang
terkunci. Dan terdapat malaikat yang mengumumkan: Hai orang yang mencari
amal dan pahala.. menghadaplah pada Allah, (tambahlah ibadahmu.. karena
sesungguhnya malam ini adalah masa bagimu untuk mendapatkan pahala besar
dengan sedikit amal). Wahai orang yang hendak bermaksiat..! berhentilah untuk
maksiat (dan kembalilah kepada Allah Ta`ala..! karena sesungguhnya malam ini
adalah masa penerimaan taubat dan masa persiapan menerima ampunan). Dan
Allah Ta`ala membebaskan banyak orang dari neraka. Demikian ini berulang-
ulang setiap malam (bulan Ramadhan)". HR.Turmudzi.
Rukun Puasa:
Artinya:
Contoh:
1
Al-Syarh al-Kabir & Hasyiyah al-Dusuqi, juz. 2 hlm. 147-148. dan Mawahib al-Jalil, juz. 2 hlm. 419-421.
niat yang ia lakukan pada malam pertama, hanya berlaku sampai
dengan tanggal 9 saja. Sementara untuk sisanya (tanggal 16 sampai
akhir bulan Ramadhan), dia bisa mengulangi lagi niat puasa selama
sisa bulan ramadhan 2.
▪ Pada malam satu ramadhan, Fatimah niat berpuasa sebulan penuh.
Kemudian pada tanggal 10 sampai tanggal 15, ia mengalami
menstruasi (haid). Maka sejak tangal 10 sampai 15 ia diharamkan
berpuasa. Sementara untuk sisanya (tanggal 16 sampai akhir bulan),
cukup niat sekali saja pada malam 16.
▪ Pada malam satu Ramadhan, A`isyah niat berpuasa sebulan penuh.
Kemudian pada tanggal 10, ia membatalkan puasanya dengan sengaja
–baik disertai udzur atau tidak-. Maka untuk tanggal 11 sampai akhir
bulan, ia dapat mengulangi niatnya lagi untuk sisa hari ramadhan.
Pendapat ini perlu kita amalkan untuk berjaga-jaga kalau pada suatu hari
kita lupa tidak niat agar puasa kita tetap sah menurut madzhab Maliki.
Misalkan fajar terbit pada pukul 05.00 dan matahari terbenam pada
pukul 17.30, maka pertengahan siang adalah pukul 11.15. Niat puasa
ramadhan boleh dilakukan sebelum waktu menunjukkan pukul 11.15.
Jika disuatu hari kita lupa melaksanakan niat puasa pada malam hari,
maka dapat mengikuti pendapat ini.
2
Hasyiyah al-Dusuqi, juz. 2 hlm. 148.
3
Roddu al-Muhtar, juz. 2 hlm. 377.
1. Masuknya benda ke dalam rongga yang terdapat dalam tubuh (jauf).
Yaitu, masuk melalui mulut, hidung, telinga dan dubur (anus) atau
qubul (penis atau vagina).
Beberapa hal yang perlu di perhatikan, ketika buang air besar atau
kencing:
d) Bagi wanita, jika buang air kecil, saat cebok, agar pelan-pelan dan
berhati-hati jangan sampai ada air yang masuk pada bagian dalam.
Demikian juga, jangan memasukkan jari ke bagian dalam vagina.
Yang dimaksud “bagian dalam” dalam masalah vagina adalah
bagian yang tidak terlihat dari vagina ketika jongkok 4.
4
Tuhfah al-Muhtaj, juz 3 hlm. 403, Nihayah al-Zain, hlm.187,
membuat tubuh merasa segar layaknya sehabis makan, maka
membatalkan.
Hukum Dahak.
a. Jika berada pada batas luar yaitu makhroj-nya huruf ( حcha’),
maka wajib untuk diludahkan. Jika ditelan dapat membatalkan puasa.
b. Jika berada pada batas dalam yaitu makhroj-nya huruf ء
(hamzah), maka boleh untuk ditelan atau diludahkan.
Hukum Masuknya Air Secara Tidak Sengaja Ketika Mandi.
a. Jika mandi yang dilakukan termasuk mandi yang diperintahkan
oleh agama (masyru`) baik fardlu, seperti mandi jinabat, atau sunnah
seperti mandi untuk menghadiri shalat Jum`at, maka tidak
membatalkan puasa, kecuali jika mandi dengan cara mencebur ke
dalam air, maka membatalkan puasa.
b. Jika mandi yang dilakukan tidak diperintahkan oleh agama
(ghoiru masyru`) seperti mandi untuk menyegarkan tubuh, maka
membatalkan puasa secara mutlak6.
5
Al-Taqrirot al-Sadidah. hlm. 452.
6
I`anah al-Tholibin, juz 2 hlm. 365-367.
7
Al-Mawahib al-Madaniyyah, juz. 4 hlm. 186.
3. Jima,/hubungan badan, meskipun tidak sampai keluar sperma.
1. Segera berbuka puasa (ta’jil) jika waktu maghrib telah yakin tiba.
8
Terdapat perbedaan hukum antara hilangnya akal yang disebabkan oleh gila dan hilangnya akal yang
disebabkan oleh selain gila:
a. Hilangnya akal yang disebabkan oleh gila dapat membatalkan puasa walaupun hanya sebentar.
b. Hilangnya akal yang disebabkan oleh selain gila hanya dapat membatalkan puasa kalau memang
terjadi sepanjang hari sejak dari awal terbitnya fajar sampai dengan terbenamnya matahari. Oleh
karenanya, jika pingsan atau tidak sadarkan diri mulai subuh kemudian baru sadar beberapa saat
menjelang terbenamnya matahari (maghrib), maka puasanya dihukumi sah. Lihat : Hasyiyah al-
Bajuri, juz. 1 hlm. 428.
Kesunnahan sahur dimulai sejak pertengahan malam sampai
terbitnya fajar (waktu Subuh). Namun disunnahkan untuk berhenti
makan dan minum kira-kira ± 15 (lima belas) menit sebelum
masuknya waktu Shubuh (waktu yang cukup untuk membaca 50 ayat
yang tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek). 9
"Ya Allah, hanya bagi-Mu aku berpuasa dan hanya atas rizki-Mu aku
berbuka. Dahaga telah hilang, urat-urat telah basah dan pahala telah tetap
insya Allah. Segala puji bagi Allah Yang telah memberiku pertolongan
sehingga aku berpuasa dan Yang telah memberiku rizki sehingga aku berbuka.
Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang
mencakup segala sesuatu agar Engkau mengampuniku".
5. Mandi sebelum masuk waktu subuh bagi orang yang junub. Begitu
juga bagi wanita yang mengalami haid atau nifas jika darahnya
berhenti sebelum waktu subuh.
6. Mandi setiap malam setelah maghrib selama bulan Ramadhan.
9
Al-Taqrirot al-Sadidah. hlm. 444.
8. Shalat tarawih 20 raka’at setiap malam bulan Ramadhan. Shalat
tarawih sunnah di laksanakan secara berjama’ah. Shalat tarawih
dilaksanakan dengan khusyu’ dan tenang. Menurut Al-Habib
Abdulloh bin Umar bin Yahya, imam shalat yang terlalu cepat,
sehingga menyebabkan makmum tidak dapat mengerjakan
kesunnahan-kesunnahan dalam shalat, kelak dia akan bertanggung
jawab di hadapan Allah SWT, dan yang demikian ini tergolong
kemungkaran yang besar.10
9. Shalat witir setiap malam.
10. Memperbanyak bacaan al-qur’an.
.يما ِس َو ُاهِ ومن أَدَّى فَ ِريضةً فِ ِيه َكا َن َكمن أَدَّى سبعِني فَ ِر,ًاْل ِْي َكا َن َكمن أَدَّى فَ ِريضة ِ ِ ٍ َمن تَ َقَّرب فِ ِيه ِِب
َ يضةً ف
َ َ َْ َْ َ ْ ََ َ َْ َْْ ص ِال
َ صلَة م ْن خ
ْ َ َْ
رواه سلمان الفارسي
10
Majmu’ Fatawa Al-Habib Abdulloh bin Umar bin Yahya, hlm. 31.
ِ ََتََّروا ليلةَ القد ِر يف الوت ِر من الع ْش ِر اْلَو
رواه البخاري.اخ ِر من رمضا َن َ َ ْ
ف َع ِِّن
ُ اع ُّ َّك َع ُفو َُِت
ْ َب ال َْع ْف َو ف َ اللَّ ُه َّم إِن
“Saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah. Saya mohon ampun kepada Allah,
Saya mohon ridho-Mu, surga-Mu dan kami berlindung kepadaMu dari neraka”.
11
Menurut Sayyidah A`isyah RA dan Imam al-Auza`i, menggunjing orang lain, mengadudomba,
berbohong, memandang dengan syahwat dan sumpah palsu, tidak hanya membatalkan pahala puasa
7. Mencacimaki (misuhi : Jawa) orang lain.
Zakat Fitrah:
Zakat fitrah adalah zakat sebagai pembersih jiwa, sebagaimana zakat mall
sebagai pembersih harta dari hak-hak mustahiq.Zakat fitrah diwajibkan
pada tahun kedua hijriyah.
Zakat fitrah diwajibkan atas mereka yang menjumpai bagian dari bulan
ramadhan dan tanggal satu syawwal (terhitung mulai masuk waktu
maghrib malam hari raya). Oleh karenanya, seorang yang meninggal setelah
masuk waktu maghrib malam lebaran (memasuki tanggal satu syawal),
harus ditunaikan zakat fitrah atasnya. Demikian pula bayi yang baru
dilahirkan sesaat sebelum masuk waktu maghrib dan terus hidup sampai
masuk waktu maghrib malam lebaran, orang tua harus menunaikan zakat
fitrah atasnya. Sebaliknya, orang yang meninggal sebelum masuk waktu
maghrib malam lebaran (sebelum masuk tanggal satu syawal) dan bayi yang
dilahirkan setelah masuk waktu maghrib malam lebaran (setelah masuk
tanggal satu syawal) tidak wajib di tunaikan zakat atasnya.
saja, akan tetapi juga membatalkan puasanya. Namun menurut mayoritas ulama, lima perkara di atas
hanya membatalkan pahalanya saja. Lihat: Hasyiyah al-Bajuri, juz 1 hlm. 437, Mauhibah Dzi al-Fadhli, juz
4 hlm. 234.
Zakat fitrah harus ditunaikan selambat-lambatnya sebelum masuk waktu
maghrib hari raya (masuk tanggal dua Syawal) dan boleh ditunaikan sejak
masuk tanggal satu bulan ramadhan (ta’jîl).
Waktu yang paling utama ditunaikan pada hari raya idul fitri setelah
shalat subuh dan sebelum dilaksanakan shalat ied.
Jika zakat fitrah tidak ditunaikan sampai masuk waktu maghrib hari raya
(tgl 2 syawal), maka berdosa dan wajib segera ditunaikan (qodlo’).
a) Anak yang belum baligh dan tidak memiliki harta yang cukup untuk
memenuhi kebutuhannya pada siang dan malam hari raya. 13
b) Anak yang sudah baligh dan tidak memiliki harta yang cukup untuk
memenuhi kebutuhannya pada siang dan malam hari raya dan secara
fisik tidak mampu bekerja yang layak, seperti lumpuh, idiot.
12
I’ânatu al-Tholibin .juz 2 hlm.172.
13
Mawhibatu dzi al-Fadhl juz. 5 hlm.273.
c) Orang tua, kakek, nenek dan seterusnya, yang tidak memiliki harta
yang cukup untuk memenuhi kebutuhannya pada siang dan malam
hari raya
d) Istri yang sah.
e) Istri yang sudah ditalak roj'i . Yakni istri yang pernah dikumpuli dan
tertalak satu atau dua yang masih dalam masa ‘iddah.
f) Istri yang ditalak tiga (ba'in) dan dalam keadaan hamil mengandung
anak suami.
Apabila mengeluarkan zakat fitrah untuk orang yang sebenarnya tidak
menjadi tanggungannya, maka harus seizin yang bersangkutan. Oleh
karenanya, jika orang tua mengeluarkan zakat untuk anaknya yang sudah
baligh dan secara fisik mampu untuk bekerja, maka harus seizin yang
bersangkutan, atau dengan cara diberikan kepadanya makanan pokok
seukuran kadar zakat fitrah untuk kemudian dipergunakan sebagai zakat
fitrahnya. 14
14
Hasyiyah As-Syirwani, juz. 3, hlm. 314.
15
Mukhtashor Tasyyidu al-Bunyan hlm. 208.
16
Mukhtashar Tasyyîd al-Bunyân, hlm. 205.
Menurut madzhab Maliki, zakat fitrah boleh ditunaikan dalam bentuk
uang senilai kadar beras putih yang harus dikeluarkan. Namun makruh
hukumnya.17
D. Niat Zakat Fitrah
Niat adalah salah satu syarat penting dalam keabsahan zakat fitrah. Niat
zakat fitrah, sebagaimana ibadah yang lain, cukup diucapkan dalam hati
saja, dan sunnah dilafadzkan secara lisan. Niat tidak harus diucapkan
dengan bahasa Arab tetapi dapat menggunakan bahasa apapun seperti: Ini
aku niatkan sebagai zakat fitrahku /anakku/istriku.
Contoh niat zakat fitrah dengan bahasa Arab untuk dirinya sendiri:
َ ِج َزَكا َة ال ِْفطْ ِر َع ْن نَ ْف ِس ْي هللِ تَ َع
ال ْ ت أَ ْن أ
َ ُخر ُ ْنَ َوي
Contoh niat zakat fitrah dengan bahasa Arab untuk orang lain:
“Saya niat mengeluarkan zakat fitrah untuk….. (sebutkan yang dimaksud) Allah
ta'ala.”
17 Qurrat al-‘Ain (Kumpulan fatwa Syekh Husain Ibrahim al-Maliki) hlm. 76.
َّ اَّللِ َو
َّ يضةً ِم َن َّ اَّللِ َوابْ ِن ِ ِّ ني َعلَْي َها َوال ُْم َؤلَّ َف ِة قُلُوبُ ُه ْم َوِيف
ِ َالرق ِ ِ ِ ِالص َدقَات لِْل ُف َقر ِاء والْمساك َِّ
ُاَّلل َ السبِ ِيل فَ ِر َّ ني َوِيف َسبِ ِيل
َ اب َوالْغَا ِرم َ ني َوال َْعامل َ َ َ َ ُ َّ إَّنَا
)60 :]9[ َعلِ ٌيم َحكِ ٌيم (التوبة
Oleh karenanya, jika menyerahkan zakat fitrah atas nama golongan selain
fakir miskin, kepada ustadz, kiyai, muadzin dan lain-lain, hukumnya tidak
sah menurut madzhab Syafi’i dan menurut pendapat yang kuat dalam
madzhab Maliki. Berbeda jika menyerahkan zakat kepada ustadz atau kiyai
yang fakir atau miskin dengan atas nama fakir miskin karena pada
kenyataannya ustadz atau kiyai tersebut fakir atau miskin, maka hukumnya
sah menurut semua ulama.
18
Mawahibu al-Jalil fi Syarh Mukhtashor al-Syekh Kholil, juz. 2 hlm, 376-377
c) Menyerahkan zakat fitrah kepada anak yang belum baligh belum
mencukupi selama belum diterima oleh walinya, sebab anak kecil
tidak sah dalam serah terima zakat (qobdl).
d) Panitia zakat fitrah (bukan amil zakat) yang dibentuk oleh masjid,
sekolah, yayasan statusnya adalah sebagai wakil dari orang yang
menunaikan zakat (muzakki). Oleh karenanya tidak boleh mengambil
sedikitpun dari zakat yang terkumpul. Zakat yang terkumpul,
seluruhnya harus dibagikan kepada mustahiq zakat.
e) Panitian zakat dalam membagikan zakat fitrah yang terkumpul harus
memeperhatikan cara distribusi zakat agar jangan sampai zakat yang
terkumpul disalurkan kepada pemberi zakat sehingga kembali
kepada pemiliknya. Oleh karenanya, hendaknya panitia zakat
memberi tanda khusus untuk setiap zakat yang diterima agar
diketahui dari siapa zakat tersebut berasal sehingga tidak terjadi
pemberian zakat kepada pemiliknya, atau zakat fitrah disalurkan
kepada masyarakat ditempat lain sekira tidak mungkin kembali
kepada pemiliknya.
Hukum Shalat idul fitri dan idul adha adalah sunnah. Menurut sebagian
ulama fardlu kifayah.
Pelaksanaan shalat ied lebih utama di masjid, kecuali jika ruangan masjid
tidak mencukupi.
1. Raka’at pertama dengan tujuh takbir selain takbiratul ihram dan takbir
ruku’, dan raka’at kedua lima takbir. Takbir raka’at pertama
dilaksanakan setelah membaca do’a iftitah sebelum membaca
ta’awwudz, dan takbir raka’at kedua sebelum membaca ta’awwudz.
Jika makmum ketinggalan takbirnya imam, baik di raka’at pertama
atau raka’at kedua, maka makmum tidak disunnahkan menambah
sendiri sejumlah takbir yang ketinggalan. Contoh: pada raka’at
pertama makmum menjumpai imam sudah melaksanakan lima takbir
dari tujuh takbir yang disunnahkan, maka makmum hanya sunnah
mengikuti dua takbirnya imam, setelah imam selesai tidak
disunnahkan menambah lima lagi untuk melengkapi hitungan tujuh
takbir 19.
2. Diantara masing-masing takbir, embaca al-Baqiyatu al-Sholihat
dengan suara pelan, yakni membaca:
.سبحان للا واْلمد هلل ول إله إل للا وللا اكرب
19
Mawhibatu dzi al-Fadlol juz 3, hlm. 329