Anda di halaman 1dari 4

!

" #$$%"

Analisis Biaya Produksi dan Pendapatan Budidaya Ikan Patin


(Pangasius pangasius) di Kabupaten Kapuas

Production Cost Analysis and Income of Patin Fish (Pangasius pangasius) Farming
in Kapuas Regency

Lukas
Fakultas Perikanan Universitas Kristen Palangka Raya.
E-mail: akaslukas@yahoo.co.id

Diterima : 6 Juni 2012. Disetujui : 20 Juni 2012

ABSTRACT
Research on the analysis of production costs and income of patin fish (Pangasius pangasius) farming in Kapuas
Regency, aims to determine how the influence of production costs partially or individuals on income patin fish. The
research method is a simple probability sampling with random sampling and interview. The results of the study since
the year 2008-2011 showed that patin fish production levels affect the patin fish farmers' income and the presence of
a strong relationship and a positive correlation between production costs and revenues.

Key words: income, production cost, Pangasius pangasius

PENDAHULUAN minapolitan. Maka dilakukan penelitian dengan


mengambil empat sampel yang menjadi pilot
Kabupaten Kapuas adalah salah satu proyek kegiatan minapolitan ini yaitu Kecamatan
Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah Basarang, Kecamatan Selat, Kecamatan Kapuas
dengan ibukota Kuala Kapuas, yang terpilih Hilir dan Kecamatan Bataguh.
menjadi pilot proyek Minapolitan. Fenomena Tujuan penelitian ini adalah untuk
yang terjadi di lapangan bahwa masyarakat atau mengetahui bagaimana pengaruh biaya
pembudidaya ikan Patin (Pangasius pangasius) produksi secara parsial atau individu terhadap
di kabupaten Kapuas masih secara tradisional pendapatan pembudidaya ikan Patin di
biasanya belum memperhatikan atau Kabupaten Kapuas. Manfaat penelitian ini dapat
memperhitungkan bagaimana budidaya yang memberikan informasi bagi pembudidaya ikan
efektif dan efisien dengan memperhatikan patin di Kabupaten Kapuas pentingnya
kesesuaian biaya produksi yang dihabiskan mengetahui biaya produksi yang dikeluarkan
dengan jumlah pendapatan yang dihasilkan. dengan pendapatan yang diperoleh.
Selain itu juga harga ikan hasil panen sering kali
mempengaruhi jumlah profit yang diperoleh oleh
pembudidaya, sehingga menyebabkan METODE PENELITIAN
penghasilan masyarakat pembudidaya ikan
sangat beraneka ragam. Hal ini tidak lain adalah Penelitian dilaksanakan di Kabupaten
karena kurangnya pengetahuan tentang hal-hal Kapuas, selama 1 bulan (bulan Nopember s.d
yang mempengaruhi besar-kecilnya pendapatan Desember 2011). Penentuan lokasi penelitian ini
yang akan diperoleh. dilakukan secara sengaja (Purposive) yaitu lokasi
Kegiatan agribisnis di bidang perikanan ini yang dianggap sangat strategis untuk kegiatan
dapat dilakukan dengan cara budidaya perikanan agribisnis.
di kolam. Untuk melihat sejauh mana program Teknik pengambilan sampel pada
minapolitan yang dilaksanakan di Kabupaten penelitian survey ini yaitu dengan menggunakan
Kapuas mempunyai dampak bagi masyarakat metode pengambilan secara probability sampling
secara khusus para petani ikan patin (Pangasius yaitu secara simpel random sampling,
pangasius) yang terlibat langsung dalam kegiatan dikarenakan jumlah petani ikan patin yang
! " #$$%"

lumayan banyak pemilik usaha pembudi daya diperoleh digunakan uji t (Riduwan, 2003).
ikan Patin di kolam. Jumlah responden yang Hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini
akan digunakan dalam penelitian ini adalah adalah : Biaya produksi ikan patin berpengaruh
kurang lebih 10-15 responden. Dengan demikian, terhadap tingkat pendapatan petani ikan patin di
metode yang diterapkan dalam penelitian survey Kabupaten Kapuas.
ini adalah dengan cara wawancara dan mengisi
kuisioner.
Variabel yang digunakan dalam penelitian, HASIL DAN PEMBAHASAN
dianalisis dan dikelompokkan menjadi variable
terikat dan variable bebas. Variable terikat yang Perkembangan jumlah produksi ikan patin
digunakan adalah pendapatan pembudidaya ikan
Untuk mengetahui berapa kekuatan pasar
Patin di kolam Kabupaten Kapuas (y) dan
suatu usaha maka diperlukan suatu analisis
variable bebas yang digunakan meliputi: Biaya
secara mendalam mengenai total perkembangan
Produksi (x).
produksi terhadap pendapatan petani ikan yang
Variabel-variabel yang dianalisis sebagai
akan dicapai. Dalam bagian ini akan
berikut:
dikemukakan hasil analisis perkembangan
a. Pendapatan
jumlah produksi ikan patin di Kabupaten Kapuas,
Pendapatan adalah selisih penerimaan dengan
yang meliputi daerah-daerah sentra produksi ikan
total biaya produksi yang diukur dalam rupiah
Patin. Data mengenai perkembangan ikan Patin
(Rp).
Kabupaten Kapuas Tahun 2008 sampai dengan
b. Biaya Produksi
Tahun 2011, tertera dalam tabel 1.
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
oleh petani ikan untuk memproduksi ikan
dalam satu siklus dalam satuan rupiah (Rp). Tabel. 1. Perkembangan produksi ikan patin di
Kabupaten Kapuas tahun 2008- 2011
Tahapan pengumpulan data yang Tahun Total Peningkatan/Tahun
dilakukan dalam penelitian ini adalah (a) Produksi Selisih Jumlah Produksi
Tahapan sebelum pengumpulan data lapang, ( Ton ) (Ton)
yaitu mengadakan pengamatan dan penelitian 2008 1.050,00 -
pendahuluan pada para pembudidaya ikan Patin 2009 2.270,58 1.220,58
yang ada di Kabupaten Kapuas, (b) Tahapan 2010 2.021,18 - 249,40
pengumpulan data primer dengan menggunakan 2011 4.821,45 2.798,73
metode angket atau kuisioner bersifat tertutup Sumber : Data Statistik Dinas Perikanan dan Kelautan
yang dilakukan dengan cara memberikan Kabupaten Kapuas Tahun 2011
sejumlah pertanyaan pada responden atau pihak-
pihak yang bersangkutan dengan masalah yang Dari tabel 1 terlihat bahwa selama 4 tahun
akan diteliti., (c). Tahapan pengumpulan data terakhir, total Produksi ikan Patin di Kabupaten
sekunder yang diperoleh dari perpustakaan Kapuas tercatat bahwa pada tahun 2008 sebesar
maupun literatur serta data dari pihak nelayan 1.050,00 ton, dan mengalami peningkatan pada
pembudidaya ikan serta pihak lain tentang tahun 2009 sebesar 1.220,58 ton menjadi
masalah yang diteliti. 2.270,58 ton, namun pada tahun 2010 terjadi
Untuk menguji hipotesis maka digunakan penurunan produksi menjadi 2.021,18 ton atau
teknik uji regresi sederhana (Supranto, 2000). Uji selisih 249,40 ton akibat dari susahnya
regresi ini mengambarkan apakah faktor pemasaran hasil budidaya ikan sehingga
produksi dapat mengambarkan peningkatan sebahagian petani ikan menghentikan usahanya
pendapatan petani ikan patin. Untuk mengetahui untuk sementara, dan pada tahun 2011 terjadi
hubungan tingkat produksi ikan Patin dengan peningkatan produksi ikan patin secara drastis
tingkat pendapatan petani ikan patin di sekitar 2.798,73 ton menjadi 4.821,45 ton akibat
Kabupaten Kapuas digunakan Korelasi sederhana dari adanya program mina politan yang
(Riduwan, 2003). Selanjutnya untuk melihat diterapkan Dinas Perikanan dan Kelautan
pengaruh produksi ikan patin terhadap Kabupaten Kapuas.
pendapatan petani ikan di Kabupaten Kapuas
digunakan analisis koefisien determinan (r2)
sedangkan untuk menguji koefisien regresi yang
! " #$$%"

Tingkat pendapatan petani ikan Pengaruh tingkat produksi ikan patin terhadap
tingkat pendapatan petani ikan
Selama 4 tahun terakhir diketahui tingkat
harga ikan patin di petani ikan mengalami Meningkatnya permintaan masyarakat
fluktuasi dari Rp. 10.000/Kg pada tahun 2008 terhadap ikan patin dari tahun ke tahun
sampai Rp. 15.000/Kg pada tahun 2011, seperti membawa manfaat yang sangat besar bagi
terlihat dalam tabel 2. kehidupan petani ikan karena secara langsung
membawa dampak positif terhadap tingkat
Tabel 2. Perkembangan harga ikan ditingkat pendapatan, artinya suatu peningkatan
petani ikan Kabupaten Kapuas tahun produktivitas menunjukkan permintaan yang
2008-2011 bertambah, baik kualitas maupun kuantitas.
Namun seiring dengan peningkatan produksi
Tahun Harga ikan patin Peningkatan/Tahun perlu juga di imbangi dengan manajemen yang
( Kg ) selisih harga (Rp) baik dimana perlu juga melihat peluang pasar
2008 10.000,- - sehingga harga jual ikan tidak mengalami
2009 11.000,- 1.000,- fluktuatif, berdasarkan hal tersebut maka jelas
2010 13.000,- 2.000,- bahwa tingkat produksi ikan patin berpengaruh
2011 15.000,- 2.000,-
terhadap pendapatan petani ikan patin. Hal
Sumber : Data Dermaga Sentra Perikan dan Pasar
tersebut dapat pula dibuktikan dengan data yang
Ikan Grosir Kabupaten Kapuas Tahun
2011 diperoleh dilapangan, dan jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.
Dari tabel diatas terlihat bahwa ada
kecenderungan kenaikan harga ikan Patin setiap Tabel 4. Produksi ikan dan pendapatan petani
tahun, hal ini dipengaruhi oleh biaya produksi ikan patin di Kabupaten Kapuas
sedangkan tingkat pendapatan petani ikan di tahun 2008-2011
kabupaten Kapuas dapat digambarkan pada tabel
3. Tahun Produksi Ikan Pendapatan Petani
Patin (Ton) Ikan (Jutaan Rupiah)
( X ) ( Y )
Tabel 3. Pendapatan petani ikan patin di
Kabupaten Kapuas tahun 2008-2011 2008 1.050,00 3.150.000
2009 2.270,58 6.811.740
2010 2.021.18 6.063.540
Tahun Pendapatan petani Peningkatan/Tahun 2011 4.821,45 14.464.350
ikan patin ( jutaan selisih Biaya ( Rp )
rupiah ) Sumber : Tabel 1 dan 3
2008 10.500.000,- -
2009 27.246.960,- 16.746.960,- Untuk menguji hipotesis maka
2010 26.275.340,- - 971.620,- digunakan teknik uji regresi sederhana. dengan
2011 67.500.300,- 41.224.960,- rumus :
y = a + bx
Sumber : Data diolah dari tabel 1 dan 2
y = Pendapatan petani ikan patin
x = Hasil produksi
Dari tabel 3 dapat dilihat peningkatan pendapatan a.b = Parameter yang ditaksir
petani ikan patin di Kabupaten Kapuas pada
tahun 2008 sebesar Rp. 10.500.000,- mengalami Uji regresi ini mengambarkan tentang apakah
kenaikan sebesar Rp. 16.746.960,- pada tahun faktor produksi yang lain dapat menjadi alasan
2009 menjadi Rp. 27.246.960,- sedangkan pada untuk meningkatkan pendapatan petani ikan
tahun 2010 terjadi penurunan sebesar Rp. patin di kabupaten Kapuas, dalam hal ini a dan b
971.620,- dengan pendapatan hanya sebesar Rp. sebagai parameter yang ditaksir dan dapat
26.275.340,- disebabkan penurunan produksi dibuktikan melalui penyelesaian regresi
ikan, sedang kan pada tahun 2011 mengalami sederhana (Supranto,2000) sebagai berikut :
peningkatan yang signifikan yaitu Rp.
41.224.960,- dengan total keseluruhan sebesar 201.537.493.387,8
Rp. 67.500.300,-. b = -------------------- = 6.000
33.589.582,23
! " #$$%"

diatas kita mendapatkan hasil t-hitung lebih besar


a = y – bx (1.41) daripada t-tabel (1,291). Maka hal ini
= 60.979.260 - 6.000 (10163,21) berarti bahwa perhitungan yang menyatakan
= 60.979.260 - 60.979.260 hubungan korelasi kuat dan positif dapat
= 0 diterima, berarti Hi diterima dan Ho ditolak.
y = a + bx Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan
= 0 + 6.000 (10163,21) sebaiknya petani ikan patin di Kabupaten Kapuas
= 60.979.260 mengupaya pengaturan manajemen usaha
pemeliharaan ikan dan mengikuti pelatihan-
Hal ini menunjukkan bahwa (a) = 0 menujukkan pelatihan dari instansi terkait memgenai
besarnya tingkat pendapatan petani ikan pada bagaimana menghasilkan mutu ikan yang
saat tidak berproduksi, b) = menunjukkan hasil standar sehingga hasil produksi yang diinginkan
produksi ikan patin Rp.6.000,- berkilo, (y) = memuaskan dan meningkat pendapatan petani
60.979.260. menunjukkan pendapatan petani ikan patin di Kabupaten Kapuas.
ikan di Kabupaten Kapuas selama 4 tahun.
Untuk menghitung hubungan antara
Produksi ikan Patin dengan Pendapatan Petani KESIMPULAN
ikan Patin di kabupaten Kapuas selama periode 4
tahun terakhir yaitu tahum 2008 sampai 2011 Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
digunakan koefisien korelasi. Dari hasil disimpulkan bahwa selama tahun 2008-2011
perhitungan koefisien korelasi antara jumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa, jumlah
produksi ikan patin terhadap pendapatan petani produksi ikan patin di Kabupaten Kapuas
ikan patin maka diperoleh koefisien korelasi (r) berfluktuasi dari tahun ketahun, dimana sangat
sebesar 0,50 atau 50% maka hal ini dapat mempengaruhi pendapatan petani ikan patin di
dijelaskan bahwa pengaruh produksi dengan Kabupaten Kapuas. Hubungan tingkat produksi
pendapatan cukup kuat. Dari hasil uji secara ikan patin dengan pendapatan petani adalah erat
parsial diperoleh hasil bahwa setiap variabel (x) dan positif dengan nilai koefisien korelasi r =
berpengaruh terhadap perubahan nilai variabel 0,50 atau 50%. menguji pengaruh antara jumlah
dependen (y). Dengan demikian terdapat produksi ikan patin berpengaruh positif terhadap
hubungan dan pengaruh yang kuat (signifikan) pendapatan petani ikan patin.
antara jumlah produksi ikan patin, yaitu semakin
besar jumlah produksi maka pendapatan petani DAFTAR PUSTAKA
ikan patin semakin meningkat, begitu pula
dengan jumlah produksi ikan patin menurun Dinas Kelautan dan Perikanan, Kabupaten Kapuas.
maka pendapatan petani ikan patin menurun 2011. Data Statistika Budidaya Ikan Di
juga. Kabupaten Kapuas, Kuala Kapuas, Lembar
Untuk membuktikan hipotesis dan Informasi Perikanan.
melakukan pengujian korelasi antara jumlah Rangkutti., F. 2003. Analisa Usahatani, Jakarta,
produksi ikan patin terhadap pendapatan petani Penebar swadaya
Riduwan, 2003, Dasar-Dasar Statistika, Bandung,
ikan patin apakah berpengaruh atau tidak, maka
Renika Cipta.
digunakan uji-t menurut Rangkutti (2003). Uji-t, Supranto, 2000, Metode Ramalan Kuantitatif, Jakarta,
diperoleh hasil : t hitung = 1.41. Untuk Penebar Swadaya
dapat mengetahui pengujian korelasi antara
jumlah produksi ikan patin dengan tingkat
pendapatan petani ikan patin apakah saling
berpengaruh atau tidak, maka menggunakan
pedoman sebagai berikut : Jika t-hitung lebih
besar dari t-tabel berarti hasil koefisien korelasi
significant (saling berpengaruh), apabila t-hitung
lebih kecil dari t-tabel, maka berarti hasil
koefisien korelasi tidak significant (tidak
berpengaruh). Dengan menggunakan derajat
keyakinan sebesar 90% atau = 0,10 maka t (n-
2) = t 0,10 (2) = 1,291 (tabel t) dari perhitungan

Anda mungkin juga menyukai