Anda di halaman 1dari 113

30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

About Contact Privacy Disclaimer Daftar isi

    
Sonny Ogawa

Cersil Tempat Seputar Artikel 


Online Hiburan Wisata Islam Umum Placement

Cicilan Rendah untu


BMW X1
Jadikan perjalanan lebih nyama
dengan BMW X1 sDRIVE18i Dy
dan BMW X1 sDRIVE18i xLine
BMW Indonesia


Home

Pendekar Rajawali Sakti

Iblis Lembah Tengkorak

Iblis Lembah Tengkorak


https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 1/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Published by Sonny Ogawa


30 June 2017


13

Murah & Berkualitas


Sedia paket Nasi Box, Bento Anak, Tumpeng Ultah/ Min
Prasmanan mulai dari 15rb saja.

Serial Pendekar Rajawali Sakti

Karya Teguh S

Episode IBLIS LEMBAH TENGKORAK

Penerbit Pertama Cintamedia, Jakarta

Sumber Ebook by kangzusi.com

SATU

Di kaki bukit Cubung, membentang sebuah danau yang


indah pada senja hari. Danau Cubung. Permukaan aimya
tenang. Bias cahaya matahari sore dari ufuk Barat,
memantulkan warna keperakan. Hanya ada satu jalan
menuju danau itu. Sepanjang kaki bukit sebelah Timur
danau, terdapat jurang yang lebar dan dalam bernama
Lembah Bangkai.

Pemandangannya memang indah, namun jika malam telah


menjelang, tak seorang pun yang berani melintasi kawasan
itu. Selain bau bangkai yang selalu menyengat pada tiap 
malam, jurang itu seakan-akan menyimpan misteri yang
https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 2/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

sulit diungkapkan.

Sebuah kereta yang ditarik oleh empat ekor kuda putih,


meluncur di bawah siraman matahari sore membelah jalan
di antara danau dan jurang. Di belakangnya, menyusul
pasukan berseragam di atas kuda yang berjumlah sekitar
dua puluh ekor itu.

Dari umbul yang dibawa menandakan bahwa mereka adalah


rombongan Kadipaten Karang Setra. Di dalam kereta, duduk
Adipati Karang Setra dan seorang wanita cantik bernama
Tunjung Melur yang tengah memangku bocah laki-laki
berusia sekitar lima tahun.

"Sudah hampir malam, Kang Mas," Tunjung Melur


bergumam. Matanya menatap lurus ke arah danau.
Tangannya yang putih halus memeluk putra tunggalnya.

"Ya. Sebentar lagi tempat ini terlewati," sahut Adipati Karang


Setra. Matanya menatap iba pada istrinya itu.

"Adakah jalan Iain selain jalan ini?" Tanya Tunjung Melur.

"Ada, tapi harus memutari bukit Cubung. Paling tidak, bisa


memakan waktu satu minggu perjalanan."

Tunjung Melur mendesah pelan. Matanya menatap Rangga


Pati, anaknya. Hatinya merasa gelisah. Keangkeran kaki
bukit Cubung dengan lembah Bangkainya, menghantui
pikirannya. Telah banyak orang yang mencoba melintasi
jalan ini, namun hilang tak kembali bagai ditelan bumi.

Senja terus merayap menjelang malam. Matahari mengintip


takut-takut di antara pepohonan di kaki bukit. Sinar
keemasan itu mulai redup, memberi kesempatan pada
embun dan kabut untuk menampakkan diri. Rombongan
Kadipaten Karang Setra terus memacu menuju arah 
terbenamnya matahari.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 3/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Mestinya Kang Mas sendiri saja yang menemui Ayahanda


Prabu," Tunjung Melur sedikit bergumam.

"Ayahanda Prabu sudah rindu ingin bertemu dengan cucu


pertamanya."

Kembali Tunjung Melur mendesah. Dia tahu bukan


Ayahanda Prabu yang rindu pada cucunya, tapi suaminyalah
yang rindu dengan ayahandanya. Memang, sejak mereka
menikah hingga dikaruniai seorang putra, tak pernah sekali
pun mengunjungi orang tua Adipati Karang Setra ini.

Seorang penunggang kuda hitam yang semula berada


didepan, menghampiri kereta. Di seragamnya terdapat
sulaman bunga karang berjumlah lima. Tingkat dan
kedudukan prajurit Kadipaten Karang Setra memang dilihat
dari sulaman macam itu yang ada di bagian dada. Makin
banyak jumlah sulaman, makin tinggi tingkat dan
kedudukannya. Penunggang kuda itu membungkukkan
badan dan menoleh ke dalam kereta. Adipati Karang Setra
menjulurkan kepalanya.

"Ada apa, Gagak Lodra?" Tanya Adipati Karang Setra.

"Jalan kita terhalang, Gusti Adipati," sahut Gagak Lodra.

"Maksudmu?" Adipati belum menangkap maknanya.

Gagak Lodra belum sempat menjawab, tiba-tiba saja kereta


terhenti. Adipati Karang Setra melongokkan kepalanya
menatap ke depan. Dia mendapatkan sebuah pohon besar
tumbang menghalangi jalan mereka.

Adipati Karang Setra ke luar dari kereta. Dengan langkah


ringan, dihampirinya pohon tumbang itu. Gagak Lodra
melompat dari kudanya, diikuti prajurit-prajurit lain. 
Dihampirinya Adipati Karang Setra yang ternyata sudah

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 4/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

didampingi Gajah Rimang yang juga memiliki lima sulaman


bunga karang.

Langkah Gagak Lodra belum sampai di tempat itu, namun


tiba-tiba Adipati Karang Setra mundur tiga langkah.
Kepalanya agak dimiringkan sedikit. Wajahnya tegang.
Pohon besar yang merintangi jalan, jelas suatu kesengajaan.
Meski tumbang berikut akar-akarnya, tetapi terasa ada
keganjilan. Jika karena bencana alam, mestinya pohon-
pohon lain di sekitarnya pasti ikut rusak. Tapi mengapa
hanya pohon besar itu saja yang rusak?

"Hmmm... ada tamu tak diundang," gumam Adipati.

"Tampaknya jumlah mereka cukup banyak, Gusti," sahut


Gagak Lodra yang juga menangkap suara-suara kecil yang
mencurigakan di sekitarnya.

"Mereka seperti tak bermaksud baik, Gusti," sambung Gajah


Rimang.

"Ya, mereka bukan orang-orang sembarangan. Napas dan


gerakannya terlatih sempurna," kata Adipati. Matanya tak
lepas menatap sekelilingnya. Suasana jadi hening.

"Perintahkan para prajurit untuk bersiap-siap!" sambung


Adipati Karang Setra seketika.

"Siap, Gusti!" seru Gajah Rimang seraya melompat


menghampiri para prajurit yang juga sudah bersiaga.

"Dan kau..." Adipati Karang Setra belum lagi meneruskan


perintahnya, mendadak dari rimbunan semak dan pohon-
pohon bermunculan segerombolan orang berpakaian serba
hitam dengan senjata terhunus. Gajah Rimang yang baru
saja memberi aba-aba pada prajurit, terkejut sekali.


Dalam sekejap gerombolan itu mengepung. Adipati Karang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 5/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Setra menatap satu persatu para pengepungnya. Hatinya


terkesiap ketika matanya tertumbuk pada seorang laki-laki
tinggi tegap berkulit kuning. Wajahnya kasar penuh brewok
sambil memegang tongkat berkepala tengkorak manusia.
Adipati tahu siapa laki-laki itu.

"Iblis Lembah Tengkorak..." desis Adipati Karang Setra


bergetar.

Gajah Rimang dan Gagak Lodra terkejut pula mendengar


desisan Adipati Karang Setra. Mereka tahu bahwa Iblis
Lembah Tengkorak adalah seorang tokoh dari golongan
hitam yang sulit dicari tandingannya. Ilmu Tongkat Samber
Nyawa yang dimilikinya, sangat dahsyat Belum lagi ilmu
andalannya, yakni Bayangan Setan Neraka benar-benar tak
tertandingi. Banyak tokoh aliran putih yang tewas di tangan
iblis ini. Dan kini, dia muncul dengan tiba-tiba!

"He he he..." iblis itu terkekeh. Tawanya disertai tenaga


dalam yang sempurna hingga menggema ke seluruh
penjuru.

Seketika itu juga seluruh prajurit Karang Setra tergetar


hatinya.

"Tak kusangka, Adipati Karang Setra mengantarkan upeti


hari ini," sambung Iblis Lembah Tengkorak. Suaranya
menggelegar meski diucapkan dengan tenang.

"Hhhh...!" Adipati Karang Setra mendesah panjang, coba


menenangkan diri. Meskipun dia seorang Adipati dan
memiliki kepandaian cukup tinggi, tapi ilmunya masih jauh
bila dibandingkan dengan Iblis berwajah kasar itu. Sepuluh
orang yang memiliki kepandaian setingkat dengannya,
belum tentu mampu mengalahkannya.

Di dalam kereta, wajah cantik Tunjung Melur berubah pucat 


pasi. Tubuhnya gemetar. Tangannya makin erat memeluk

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 6/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Rangga Pari. Tunjung Melur memang belum pernah


mendengar Nama Iblis Lembah Tengkorak. Tapi nalurinya
mengatakan bahwa gerombolan itu tidak bermaksud baik.

"Ibu..." Rangga memandang wajah ibunya. Sepertinya dia


menangkap kegelisahan ibunya.

Sinar mata polos yang memandangi Tunjung Melur itu


hanya membuat hatinya gelisah. Dia hanya mampu
memeluk dan memohon keselamatan pada Yang Kuasa.
Tunjung Melur hanyalah seorang wanita yang dilahirkan dan
dibesarkan di lingkungan kaum bangsawan, yang tak
mengerti dunia kependekaran.

"Serang...!" tiba-tiba suara itu menyentak hati Tunjung Melur.


Disusul suara teriakan-teriakan dan dentingan senjata
beradu.

"Oh!" Pekik Tunjung Melur ketika para prajurit yang


mengawalnya sudah terlibat pertempuran sengit dengan
gerombolan itu.

"Gagak Lodra! Bawa istri dan anakku pergi!" teriak Adipati


Karang Setra.

Adipati telah sibuk melayani lima orang yang


mengeroyoknya dengan ganas. Terpaksa dikeluarkan
pedangnya. Dengan mengerahkan llmu Bayu Mega, diputar-
putarnya pedang itu dengan gerakan yang sangat cepat.
Dengan ilmu andalan itu, pedangnya hanya terlihat
berkelebat bagai titik-titik air jatuh dari awan.

Gagak Lodra bergegas menghampiri kereta ketika


mendengar perintah junjungannya itu. Namun ketika sampai
di atas kereta, dia disambut oleh sebuah kelebatan
bayangan hitam.


Dengan tangkas, Gagak Lodra berkelit menjatuhkan diri ke

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 7/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

tanah. Bayangan hitam itu terus menyerang Gagak Lodra


walau dia masih bergulingan di tanah. Dan betapa
terkejutnya Gagak Lodra ketika tahu si penyerang adalah
Iblis Lembah Tengkorak.

"Uts!" Gagak Lodra berkelit dan melompat bangkit.

Tongkat berkepala tengkorak itu menyambar bagian kosong


di sisi Gagak Lodra. Iblis itu terkekeh ketika serangannya
dapat terelakkan. Kembali Gagak Lodra Tersiap dengan
pedang menyilang di dada. Matanya tajam memandang Iblis
Lembah Tengkorak yang tegak di depannya.

"Trak!" benturan senjata tajam terjadi lagi.

Iblis Lembah Tengkorak dengan tenang menangkis


serangan pedang yang begitu cepat dari Gagak Lodra.
Seketika Gagak Lodra melompat mundur sejauh dua
tombak. Tangannya seperti kesemutan saat pedang-nya
berbenturan dengan tongkat berkepala tengkorak.

Dan alangkah terkejutnya Gagak Lodra ketika melihat


pedangnya telah patah menjadi dua. Rasa terkejutnya belum
lagi hilang, tiba-tiba ujung tongkat iblis itu meluruk deras ke
arah lehernya. Gagak Lodra berusaha berkelit dengan
menarik kepalanya ke belakang. Namun... "Aaaakh...!"

Kebutan yang tiba-tiba itu tak sempat terhindari. Ujung


tongkat yang seperti bernyawa itu menebas leher Gagak
Lodra. Hanya sebentar Gagak Lodra mampu berdiri,
selanjutnya ambruk ke tanah. Darah dengan segera
menyembur dari leher yang telah buntung itu.

Itulah keistimewaan tongkat Iblis Lembah Tengkorak.


Meskipun bentuknya bulat, namun keampuhan untuk
memenggal kepala manusia tak kalah dengan mata pedang
yang tajam.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 8/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"He. He. He...!" kembali Iblis Lembah Tengkorak terkekeh.

Adipati Karang Setra yang sibuk menghadapi serangan-


serangan anak buah Iblis Lembah Tengkorak, masih sempat
mendengar jeritan Gagak Lodra. Betapa terkejutnya Adipati
ketika melirik Gagak Lodra telah membujur kaku bersimbah
darah dengan kepala terpisah.

Pertempuran terus berlangsung. Banyak prajurit Karang


Setra yang terjungkal mandi darah. Kemampuan ilmu silat
orang-orang Iblis Lembah Tengkorak memang jauh di atas
prajurit-prajurit Karang Setra. Hanya Gagak Lodra, Gajah
Rimang, dan Adipati sendiri yang memiliki kepandaian yang
cukup tinggi.

Adipati Karang Setra menggenjot tubuhnya, dan dalam


sekejap telah melayang di udara, lalu meluruk ke arah Iblis
Lembah Tengkorak. Dengan ringan dijejakkan kakinya
didepan pemimpin gerombolan yang sudah dekat dengan
kereta.

"Ayah...!" teriak Rangga ketika melihat ayahnya sudah berdiri


di samping kereta.

Bocah kecil itu segera melompat ke luar dari jendela dan


berdiri di samping ayahnya. Meskipun masih bocah,
gerakannya lincah dan ringan menandakan dirinya telah
dilatih dengan baik dasar-dasar ilmu kanuragan dan ilmu
meringankan tubuh.

Betapa terkejutnya Tunjung Melur melihat tingkah anaknya.


Dengan cepat dia keluar dari dalam kereta. Dengan wajah
yang diliputi rasa ketakutan, Tunjung Melur menghampiri
putranya. Ditarik tangan bocah itu dan digendongnya.
Bergegas dia menjauhi tempat itu.

"He he he.... Rupanya ada bidadari di sini," Iblis Lembah 


Tengkorak terkekeh. Matanya baru menatap Tunjung Melur

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 9/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

yang ketakutan.

Gajah Rimang yang melihat keadaan junjungannya tak


menguntungkan, segera melompat ke arah Adipati Karang
Setra. Tiga orang yang mencoba menghadangnya, dengan
cepat dibabat oleh pedangnya. Ambruklah orang-orang itu
dengan perut terbelah!

"Bawa istri dan anakku pergi!" perintah Adipati Karang Setra


kepada Gajah Rimang. Pandangannya tetap pada iblis itu.

"Tapi, Gusti...."

"Tak ada waktu lagi, Gajah Rimang. Selamatkan mereka!"


sentak Adipati cepat memotong.

Belum sempat Gajah Rimang bicara kembali, Adipati Karang


Setra telah lebih dulu melompat dan menyerang Iblis
Lembah Tengkorak. Meski disadari bahwa lawannya jauh di
atas kepandaiannya, Adipati Karang Setra tak peduli lagi.
Harapannya, Gajah Rimang secepatnya membawa Tunjung
Melur dan Rangga Lari menyingkir dari tempat ini.

Belum sempat Gajah Rimang melaksanakan perintah


junjungannya, dia sudah disibukkan dengan lima orang yang
menyerang dengan ganas. Adipati mendengus geram.
Prajuritnya mulai kocar-kacir. Keadaannya sendiri sudah
sangat kewalahan menghadapi Iblis itu.

Dua puluh mayat prajurit Karang Setra telah


bergelimpangan. Mereka kini tinggal sepuluh orang
termasuk Gajah Rimang. Sementara dari gerombolan Iblis
Lembah Tengkorak hanya tujuh orang saja yang tergeletak
tak bernyawa.

"Aaaakh...!" Tiba-tiba Gajah Rimang memekik keras.


Tubuhnya terhuyung-huyung dengan darah mengucur dari 
tangannya yang telah buntung. Belum sempat Gajah Rimang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 10/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

menyadari apa yang terjadi, tiba-tiba saja seorang dari


pengeroyoknya menghunus pedang dengan kecepatan yang
luar biasa, dan tepat menembus jantung Gajah Rimang.
Prajurit Karang Setra ini menjerit keras. Hanya sebentar dia
mampu berdiri. Ketika pedang itu ditarik, tubuhnya segera
ambruk tak berkutik.

"Keparat!" Dengus Adipati saat mengetahui Gajah Rimang


tewas.

Adipati menjadi lengah. Dan kelengahan itu tidak disia-


siakan Iblis Lembah Tengkorak yang berakibat fatal buat
Adipati. Lalu... "Akh!"

"Kakang...!" jerit Tunjung Melur memilukan.

Adipati Karang Setra terhuyung-huyung sambil men-dekap


dadanya yang koyak berlumuran darah. Memang, begitu
cepat serangan itu sehingga sulit bagi Adipati menghindari
ujung tongkat Iblis Lembah Teng-korak. Perhatiannya
memang terpecah saat itu.

"Dinda, lari...!" teriak Adipati yang teringat akan keselamatan


anak istrinya.

"Kakang..., kau terluka," bergetar suara Tunjung Melur.

"Jangan hiraukan aku! Cepatlah lari. Selamatkan anak kita!"


perintah Adipati Karang Setra.

Tunjung Melur belum sempat berbuat apa-apa, ketika tiba-


tiba Iblis Lembah Tengkorak melompat ke arahnya. Melihat
keselamatan istrinya terancam, Adipati dengan sisa-sisa
tenaga menggenjot tubuhnya menghalangi Iblis Lembah
Tengkorak. Benturan di udara tak terhindarkan lagi.

Bersamaan dengan terdengarnya jeritan yang menyayat, 


tubuh Adipati Karang Setra ambruk ke tanah. Sebentar dia

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 11/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

meregang nyawa, lalu diam tak bergerak dengan leher yang


koyak, hampir putus. Dada dan perutnya berlubang besar
mengeluarkan darah segar.

"Kakang...!" Tunjung Melur histeris. Sambil menggendong


putranya, dia berlari menghambur ke arah suaminya yang
sudah tak bernyawa lagi. Namun langkahnya tiba-tiba
terhenti karena dengan cepat Iblis Lembah Tengkorak sudah
menghadang di depannya. Bibir Iblis itu menye-ringai
dengan mata liar penuh nafsu menatap keelokan tubuh
Tunjung Melur.

"He he he... Cantik, cantik sekali...," bibir Ibis Lembah


Tengkorak makin menyeringai lebar. Liurnya tertahan.

"Oh...!" Tunjung Melur tersentak. Wajahnya makin pucat.

Perlahan Tunjung Melur melangkah mundur. Tangannya kian


erat memeluk putranya. Anehnya, Rangga Pari sedikit pun
tak menangis. Dia malah menatap tajam pada laki-laki kasar
berpakaian serba hitam yang ada di depannya itu. Nalurinya
mengatakan bahwa laki-laki itu bukan orang baik-baik.

Menyadari gelagat yang tak menguntungkan itu, Tunjung


Melur segera berbalik dan berlari sekuat-kuatnya. Iblis
Lembah Tengkorak terkekeh sambil berjalan dengan
mengerahkan ilmu peringan tubuhnya. Meski Tunjung Melur
sudah berlari sekuat tenaga, tapi jarak antara dia dengan
iblis itu kian dekat saja.

Tunjung Melur terus berlari menerobos semak dan


pepohonan. Dia justru tak menyadari kalau arah larinya itu
mendekati jurang. Iblis Lembah Tengkorak tersenyum
menang, karena dia kenal betul daerah ini seperti dia
mengenal dirinya sendiri.

"Oh!" Tunjung Melur terkejut setelah menyadari di depannya 


terdapat jurang yang menganga lebar, siap untuk

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 12/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

menerkam. Begitu dalamnya sehingga dasar jurang tidak


terlihat.

"He he he...," kembali Iblis itu terkekeh. "Mau ke mana, Cah


Ayu?"

"Oh, tolooong...!" jerit Tunjung Melur sekuat-kuatnya.

"Tak seorang pun yang dapat menolongmu, Cah Ayu," Iblis


Lembah Tengkorak makin lebar menyeringai.

Sengaja Iblis Lembah Tengkorak mendekat perlahan agar


Tunjung Melur makin ketakutan. Tanpa disadarinya, Tunjung
Melur melangkah mundur. Padahal... satu langkah lagi saja
tubuhnya akan terjerumus ke dalam jurang!

Saat kaki Tunjung Melur akan melangkah mundur, dengan


cepat Iblis Lembah Tengkorak melompat sambil
mengerahkan ilmu peringan tubuhnya meraih pinggang
Tunjung Melur. Wanita itu terkejut luar biasa. Tanpa dapat
dicegah lagi, mereka jatuh terguling menjauhi bibir jurang.
Rangga yang berada digendongannya terlepas, dan jatuh
mendekati bibir jurang.

"Rangga...!" jerit Tunjung Melur saat melihat putranya


terguling mendekati jurang. Tubuh kecil itu terus berguling,
dan untunglah sebuah pohon besar yang tumbuh di bibir
jurang menahannya.

Dengan sekuat tenaga, Tunjung Melur berontak lalu berlari


mengejar anaknya. Tetapi dengan sigapnya, Iblis Lembah
Tengkorak menarik kain wanita itu.

"Auw...!" Tunjung Melur memekik tertahan. Kain penutup


tubuhnya sobek terjambret Tangan Tunjung Melur segera
menutupi tubuhnya yang terbuka itu.


"He he he...!" Iblis Lembah Tengkorak terkekeh melihat

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 13/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

tubuh putih mulus di depannya.

Seketika gairah nafsunya bergejolak. Tanpa membuang


waktu lagi, Iblis Lembah Tengkorak memburu Tunjung Melur
yang telah sampai di dekat Rangga.

"Akh, lepaskan!" pekik Tunjung Melur ketika tangan Iblis


Lembah Tengkorak memeluk pinggangnya.

Sekali lagi mereka bergulingan. Tampaknya kali ini Iblis itu


tak akan melepaskannya lagi. Nafsunya kian tak
terkendalikan. Dengan buas direjang dan diciuminya tubuh
Tunjung Melur. Rangga yang menyaksikan hal itu segera
bangkit dari jatuhnya.

Tanpa menghiraukan tubuhnya yang kecil dan sakit yang


sangat, Rangga menubruk sambil memekik tinggi.
Tangannya yang kecil dihantamkan ke punggung laki-laki
yang tengah merejang ibunya. Hantaman itu memang tidak
berarti apa-apa bagi Iblis Lembah Tengkorak, namun cukup
merepotkan.

"Bocah setan!" dengus Iblis itu kesal karena merasa


terganggu.

Iblis Lembah Tengkorak menyentakkan tangannya. Dengan


seketika tubuh kecil itu melayang deras dan menghantam
pohon di pinggir jurang.

"Rangga...!" jerit Tunjung Melur.

Ingin rasanya Tunjung Melur menghambur dan memeluk


putranya, tapi tangan Iblis Lembah Tengkorak terlampau
kuat memeluknya.

Tunjung Melur terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit


berusaha melepaskan diri. Semakin kuat dia meronta, Iblis 
itu makin bergairah. Rontaan itu diang gap sebagai geliatan

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 14/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

yang menggairahkan. Jeritannya terdengar bagai rintihan


kenikmatan.

Tak ada yang mendong. Tak ada yang menyaksikan kecuali


sepasang mata bulat bocah kecil itu. Tatapannya penuh
perasaan. Walau tak mengerti apa yang dilakukan oleh Iblis
itu terhadap ibunya, namun nalurinya mengatakan bahwa
ibunya menjadi korban manusia berhati binatang.

"Ibu...," rintih Rangga sambil berusaha bangun.

Dicobanya untuk berdiri, tapi tubuhnya terasa lemas.


Hentakan tangan Iblis itu seakan-akan meremukkan tulang-
tulangnya. Untungnya dengan Ilmu kanuragan yang
dimilikinya, benturan keras dengan pohon besar itu secara
reflek dapat sedikit tertahan.

Sementara itu Tunjung Melur sudah tak berdaya lagi. Dia


hanya dapat menangis dan merintih akibat digagahi oleh
Iblis Lembah Tengkorak.

"He he he...!" tawa Iblis Lembah. Tengkorak penuh


kemenangan. Tubuh putih mulus itu tergolek di rerumputan.
Titik-titik air mata mengalir membentuk anak sungai di
pipinya. Hati Tunjung Melur kian hancur karena telah
ternoda. Sementara itu Rangga berusaha merayap
mendekati ibunya yang kini tanpa benang sehelai pun di
tubuhnya.

"Ibu...," rintih Rangga. Tangannya menggapai-gapai berusaha


meraih ibunya.

"Huh! Anak ini bisa jadi duri!" dengus Iblis Lembah


Tengkorak.

"Jangan...!" pekik Tunjung Melur ketika melihat Iblis itu


menggerakkan tongkatnya.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 15/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Dengan sisa-sisa tenaganya, Tunjung Melur berusaha


menghalangi tongkat yang terarah kepada anaknya itu. Dan
betapa malangnya nasib Tunjung Melur ketika dengan cepat
tongkat berkepala tengkorak itu menghantam kepalanya.
Dia tewas seketika. Rangga terbelalak. Matanya tajam
mengarah pada laki-laki yang telah membunuh kedua orang
tuanya.

"Setan cilik!" dengus Iblis Lembah Tengkorak merasa


mendapat tantangan dari sorot mata yang tajam penuh
kebencian.

Dengan kemarahan yang memuncak, ditendangnya tubuh


Rangga dengan kuat. Tendangan yang disalurkan dengan
tenaga dalam itu, membuat tubuh kecil itu meluncur deras
masuk ke dalam jurang. Tanpa teriakan dan tanpa terhindari
lagi.

Iblis Lembah Tengkorak memang pantas geram, karena


niatnya untuk memiliki wanita cantik itu gagal total.
Kematian Tunjung Melur di luar dugaannya sama sekali.

Iblis Lembah Tengkorak melompat bagai kilat meninggalkan


tempat yang kini berubah menjadi sepi dan seolah-olah tak
pernah terjadi apa-apa.

********************

DUA

Jurang Lembah Bangkai memang angker. Iblis Lembah


Tengkorak yang berasal dari daerah itu sendiri sama sekali
tak tahu seberapa dalamnya jurang itu. Yang jelas, kecil
kemungkinan untuk selamat jika ter-jerumus ke dalam
jurang Lembah Bangkai yang kini menganga lebar siap
melumat tubuh Rangga.


Tubuh kecil itu meluncur deras hampir menyentuh dasar.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 16/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba seekor rajawali raksasa


berwarna putih menyambar tubuh Rangga dengan cakarnya
yang tajam dan kuat.

"Khraaaghk...!" suaranya nyaring sambil membawa tubuh


Rangga dan meletakkannya di atas tumpukan ranting kering
dan rerumputan yang ditata menyerupai sebuah sarang.

Rangga tergolek pingsan. Burung rajawali itu


memperhatikan dengan matanya yang merah, bulat
Kepalanya terangguk-angguk.

Sarang yang terletak dalam sebuah goa yang besar dan


lembab itu, selalu terselimuti kabut Ini membuat ddara di
sekitar situ menjadi dingin. Rajawali putih meraih beberapa
daun lebar dengan paruh, lalu ditutupinya tubuh Rangga. Dia
mendekam di samping bocah kecil itu sambil menutupi
tubuh Rangga dengan sayapnya yang lebar, seolah-olah
ingin memberi kehangatan.

Setelah lama tak sadarkan diri, tiba-tiba mulut Rangga


mengerang. Kepalanya bergerak lemah. Burung rajawali
memandanginya dengan mata yang berbinar-binar.
Disingkirkannya daun-daun yang menutupi tubuh Rangga.

"Ibu...!" bocah itu memekik keras ketika matanya terbuka


memandang sekelilingnya. Dia terkejut ketika matanya
tertumbuk pada rajawali putih raksasa yang ada di
dekatnya. Rangga berusaha bangkit, namun tubuhnya
sangat lemas tak bertenaga. Hanya matanya saja yang
terbelalak lebar memancarkan ketakutan.

Burung rajawali putih mengangguk-anggukkan kepalanya,


seolah-olah mengerti perasaan yang menghinggapi bocah
itu. Pelan-pelan dijulurkan kepalanya seraya mematuk
beberapa bagian tubuh rangga dengan paruh yang kekar itu.


Rangga merasakan tubuhnya berangsur-angsur segar

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 17/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

seketika. Rasa nyeri dan sakit dengan sekejap hilang.


Burung itu memang telah menotok jalan darah di bagian-
bagian tertentu tubuh Rangga. Sepertinya burung itu ingin
mengatakan kalau Rangga tak perlu takut.

Dasar bocah! Rasa takut Rangga hilang seketika. Kini


Rangga malah tertawa keras karena kegelian. Rajawali putih
berkoak-koak seperti gembira melihat Rangga tertawa
gelak. Rangga kini malah membalas canda rajawali dengan
menarik-narik paruhnya yang sebesar kepalanya itu.

Sebentar saja kedua makhluk yang berlainan kodrat itu kian


akrab. Bahkan kini burung rajawali itu seakan-akan siap
melayani segala kebutuhan Rangga baik, makan, minum,
maupun tidur. Jika Rangga mengantuk, maka sayap yang
lebar itulah yang menyelimutinya. Pada saat Rangga
melamun teringat ayah dan ibunya, maka burung itulah yang
selalu menghiburnya. Mengajaknya bermain dan bertanda.
Komunikasi yang berlainan, tak menghalangi kedua makhluk
itu untuk saling mengerti dan memahami setiap kata yang
terucap.

********************

Waktu terus berganti, hingga tak terasa telah setahun


Rangga hidup di dasar lembah Bangkai bersama rajawali
putih raksasa. Sepertinya mereka memang telah ditakdirkan
untuk bertemu di Lembah Bangkai. Selama setahun itu,
Rangga dengan cepat memahami dan mengikuti gerak-gerik
burung rajawali rak-sasa itu. Tanpa disadarinya, gerak-gerik
itu adalah dasar dari jurus-jurus silat Rajawali Sakti, tokoh
yang hidup dan tak ada tandingannya seratus tahun yang
lalu.

Rangga yang memang cerdas ditambah dasar-dasar ilmu


silat yang telah diperoleh dari mendiang ayah dan paman-
pamannya, membuat gerakan-gerakan yang diperlihatkan 
burung itu cepat dipahaminya. Sore ini, Rangga tengah

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 18/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

berlompat-lompatan dari satu batu ke batu yang lain di luar


goa, mengikuti gerakan rajawali putih. Rangga tak sadar
kalau burung itu tengah mengajarkan dasar-dasar jurus
andalan yang pertama yakni,'Sayap Rajawali Membelah
Mega'.

Jika gerakan jurus itu dibarengi dengan ilmu peringan tubuh


dan penyaluran tenaga dalam yang sempurna, maka tubuh
Rangga dapat bergerak ringan seperti kapas. Seorang yang
berilmu tinggi sekalipun, akan sulit meraba dan melihat
gerakan-gerakan itu. Keistimewaan lainnya, kaki Rangga
dapat bergerak cepat bagai tak menyentuh tanah. Kibasan
tangan-nya, bagaikan sepasang sayap yang siap menghan-
curkan batu karang yang keras sekalipun. Jari-jari tangannya
bagai mata pedang tajam yang siap mem-babat sebatang
pohon besar hingga tumbang.

"Khraaaghk...!" Rajawali putih berseru gembira melihat


Rangga berhasil melintasi batu terakhir dengan mulus. Satu
kali lompatan, Rangga telah berada didepan burung raksasa
itu. Rajawali putih menundukkan kepalanya. Rangga
memeluk seraya tangannya yang kecil itu mengusap bulu-
bulu halus yang memenuhi kepala burung itu.

"Aku haus, lapar...," kata Rangga pelan.

Rajawali putih mengangguk-anggukkan kepalanya, seolah-


olah mengerti apa yang diucapkan Rangga. Dikepakkan
kedua sayapnya, dan dalam sekejap saja burung itu telah
mengangkasa. Rangga memperhatikan dengan mata
bocahnya, sambil menunggu di tempat itu.

Ketika burung raksasa itu telah kembali, diparuhnya telah


bergelayut dua butir kelapa. Cakarnya mencengkeram
beberapa jamur besar. Rangga sama sekali tak tahu kalau
jamur itu mempunyai khasiat penawar segala macam racun
yang dahsyat sekalipun. Itulah santapan sehari-hari Rangga. 

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 19/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Rangga tengah melatih jurus-jurus Rajawali Sakti di bawah


bimbingan 'gurunya', burung Rajawali Putih yang sakti. Jari-
jari tangan Rangga yang terbentang siap menghancurkan
batu karang yang keras sekalipun!

"Terima kasih, kau baik sekali," Rangga menerima kelapa


dan jamur-jamur itu.

"Khraaaghk...!" Rajawali putih mengangguk-anggukkan


kepalanya.

Habis sudah jamur-jamur itu dimakan Rangga. Dibelahnya


kelapa yang kini berada di tangannya. Hebat! Sekali kepruk
saja, kelapa terbelah dua! Rajawali Putih terlihat gembira
ketika Rangga berhasil membelah kelapa dengan sekali
pukul. Itulah salah satu khasiat yang ada pada jamur itu
yang telah nampak dalam kekuatan Rangga.

Jamur yang dimakan Rangga, ternyata juga membentuk


hawa murni secara alami. Tenaga dalam yang tersalur lewat
hawa murni ini dapat menjadi kekuatan yang luar biasa bagi
Rangga. Jika Rangga benar-benar melatih tenaga dalamnya,
tak mustahil dalam waktu singkat dia akan menjadi seorang
tokoh silat yang sulit dicari tandingannya.

Rangga tanpa sadar telah berlatih jurus-jurus silat Rajawali


Sakti. Sepertinya ia adalah pewaris tunggal ilmu-ilmu
Rajawali Sakti, yang seratus tahun lalu sempat
menggegerkan dunia persilatan. Tak ada seorang tokoh pun
yang sanggup menandinginya. Baik dari golongan hitam
maupun putih. Lama jurus-jurus Rajawali Sakti menghilang
begitu saja bersamaan dengan lenyapnya tokoh sakti yang
selalu menunggang seekor rajawali raksasa. Rajawali itu kini
bersama Rangga. Lalu, di manakah tokoh sakti itu?

********************


TIGA

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 20/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Dunia persilatan saat ini goncang. Gerombolan yang


dipimpin Iblis Lembah Tengkorak makin merajalela. Banyak
tokoh sakti golongan putih yang mencoba mengakhiri sepak
terjang gerombolan itu, tewas di ujung tongkat berkepala
tengkorak milik iblis itu.

Banyak pula tokoh sakti aliran hitam yang bergabung


dengan Iblis Lembah Tengkorak. Tentu saja hal ini membuat
cemas tokoh-tokoh aliran putih. Karena tak mustahil
kekuatan Iblis Lembah Tengkorak akan menguasai dunia
persilatan.

Lembah Tengkorak merupakan tempat Iblis Lembah


Tengkorak yang sebenarnya bernama Geti Ireng, tinggal. Di
sanalah markas Geti Ireng dengan gerombolannya yang
bernama Panji Tengkorak.

Tak seperti biasanya, hari ini Lembah Tengkorak tampak


ramai. Atas undangan Geti Ireng, banyak tokoh sakti aliran
hitam yang hadir di kediamannya. Mereka hadir untuk turut
menyaksikan takluknya se-orang tokoh sakti aliran hitam
bernama Kala Srenggi. Dia dikenal sebagai Si Samber
Nyawa.

Kala Srenggi cukup memiliki ilmu yang tinggi, tapi jika


dibandingkan dengan Geti Ireng tak berarti apa-apa. Kulitnya
putih dengan tubuh yang tegap berisi. Wajahnya muda dan
tampan namun menyimpan garis-garis kekejaman. Senjata
andalannya adalah pedang kembar yang bertengger
menyilang di punggungnya. Ajiannya yang bernama 'Tapak
Beracun' dapat membuat orang hanya bertahan hidup
selama sepuluh hari.

Bersama dengan murid-muridnya, Kala Srenggi menyatakan


takluk karena seminggu yang lalu Geti Ireng berhasil
mengalahkannya. Dengan demikian Lembah Tengkorak 
makin ramai dengan bergabungnya Kala Srenggi bersama

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 21/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

murid-muridnya yang berjumlah separuh dari jumlah


anggota Panji Tengkorak.

"Saya datang memenuhi janji," kata Kala Srenggi setelah


berhadapan dengan Geti Ireng di ruang pertemuan markas
itu.

Ruangan itu adalah sebuah pendopo yang terletak di


tengah-tengah lembah. Pendopo itu biasa digunakan Geti
Ireng untuk menerima tamu yang sealiran dengannya. Di
samping Geti Ireng, seorang gadis cantik berusia sekitar
tujuh belas tahun duduk sambil menatap sinis Kala Srenggi.
Dia bernama Saka Lintang. Saat mata Kala Srenggi beradu
pandang dengannya, hati Kala Srenggi bergetar.

Geti Ireng paham jika Kala Srenggi terpesona dengan


kecantikan putrinya itu. Untuk tidak merusak suasana, Geti
Ireng tak menegur tamunya itu. Dan lagi, toh Saka Lintang
tak mengacuhkan pandangan Kala Srenggi.

"Kiranya yang mulia Geti Ireng sudi menerima seluruh murid-


murid saya bernaung di bawah Panji Teng-korak," lanjut Kala
Srenggi.

"Bagus, bagus!" Geti Ireng tersenyum senang.

"Dan saya sendiri siap mengabdi pada yang mulia," ujar Kala
Srenggi lagi sambil melirik Saka Lintang.

"Apakah pengabdianmu tidak ada maksud lain?" Pancing


Geti Ireng.

Kala Srenggi terdongak. Geti Ireng memang bermaksud


menyindir. Kala Srenggi menangkap maksud itu. Dia pun
menundukkan kepalanya. Kecantikan gadis itu telah
membuatnya jadi dungu. Dia lupa kalau yang dihadapinya
kini adalah Geti Ireng.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 22/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Ayah, beri dia ujian untuk pengabdiannya!" suara Saka


Lintang terdengar lembut dan halus, namun nadanya
menyimpan kebengisan dan kekejaman.

"Kau dengar permintaan putriku, Kala Srenggi?" Geti Ireng


menatap tajam pada Kala Srenggi.

Kala Srenggi mengangkat kepalanya. Kembali hatinya


bergetar saat menatap kecantikan Saka Lintang. Hatinya tak
dapat dibohongi lagi kalau dia jatuh hati kepada Saka
Lintang.

"Apa keinginan Nini Dewi yang cantik?" Kala Srenggi


menantang. Matanya tak berkedip mengakui kecantikan
gadis itu. Kepalang basah! Dengus Kala Srenggi dalam hati.

"Kalahkan aku!" Saka Lintang tegas.

"Ha ha ha...!" Geti Ireng terbahak-bahak.

Kala Srenggi makin tajam menatap wajah Saka Lintang.


Agak sungkan Kala Srenggi menerima tantangan itu. Biar
bagaimana pun, tak sampai hati rasanya melepaskan
pukulan pada gadis yang telah menghanyutkan hatinya.

"Bukan saya menolak, tapi saya tak pernah melepaskan


pukulan pada kaum wanita," suara Kala Srenggi halus.

"Kau meremehkan anakku, Kala Srenggi!" bentak Geti Ireng.


Dia merasa tersinggung sekali dengan penolakan itu meski
diucapkan dengan halus.

"Saya tak bermaksud merendahkan Nini Dewi. Tapi, rasanya


saya tak dapat berlaku kasar terhadap wanita," lanjut Kala
Srenggi masih dengan nada halus.

"Jika demikian, kau tak pantas bernaung di bawah Panji 


Tengkorak!" dengus Saka Lintang sengit.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 23/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Kala Srenggi terkejut Tak disangkanya kalau gadis cantik ini


dapat sekasar itu. Hatinya makin terkejut saat melihat Geti
Ireng mengangguk tanda setuju. Jantungnya terasa copot.

Geti Ireng tahu benar kemampuan Kala Srenggi. Meski Saka


Lintang sedikit di bawah Kala Srenggi, namun tak mudah
bagi Kala Srenggi untuk menjatuhkannya walau dalam tiga
puluh jurus sekalipun. Bahkan tidak mungkin Kala Srenggi
tewas jika Saka Lintang telah mengeluarkan ilmu
andalannya. 'Ular Berbisa Menyebar Racun' atau mungkin
dengan jurus 'Tarian Bidadari' digabungkan, maka seorang
tokoh sakti sekalipun tak mampu menandinginya dalam
waktu lama.

"Hanya ada dua pilihan, Kala Srenggi," kata Geti Ireng datar
dan dingin suaranya. "Memenuhi permintaan putriku, atau
kau tak akan melihat matahari lagi!"

Kala Srenggi terdiam. Sulit menerima pilihan itu. Dia bukan


gentar tapi sungkan menandingi gadis remaja yang belum
diketahui di mana kehebatannya. Untuk mati sia-sia dia pun
tak mau.

"Bagaimana, Kala Srenggi?" desak Geti Ireng

Kala Srenggi melirik Saka Lintang yang mencibir mengejek.


"Baiklah, aku terima tantanganmu!"

********************

Saka Lintang segera menggenjot tubuhnya, dan meluruk


cepat ke pelataran. Gerakannya gesit dan ringan. Ilmu
ringan tubuhnya sangat sempurna. Jejakan ke tanah bagai
seekor burung. Baru saja Saka Lintang mendarat, tiba-tiba
saja Kala Srenggi telah dihadapannya. Jarak di antara
mereka hanya sekitar satu tombak. Mereka berhadapan 
dengan mata tajam saling menilai kemampuan. Saka

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 24/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Lintang bergeser ke kiri satu langkah.

"Bersiaplah, Kala Srenggi!" bentak Saka Lintang keras.

Tiba-tiba tubuh Saka Lintang telah melesat menyerang Kala


Srenggi dengan pukulan yang dialiri tenaga dalam. Begitu
dahsyat pukulan itu, sehingga angin yang dihasilkannya
telah terasa sebelum pukulan itu sampai.

Kala Srenggi yang telah siap sejak tadi, hanya berkelit


sedikit menghindari pukulan itu. Sejenak dia terkejut ketika
sambaran angin lewat di samping kepalanya. Hawa pukulan
itu panas sekali. Dengan cepat Kala Srenggi melompat ke
samping ketika tangan kiri Saka Lintang bergerak ke arah
dadanya. Pukulan yang pertama itu memang sebuah tipuan.

"Bagus! Kau berhasil elakan pukulan geledekku!" dengus


Saka Lintang seraya bersiap kembali untuk menyerang
dengan jurus lain.

"Jurus tangan kosongmu sangat hebat, Saka Lintang," puji


Kala Srenggi tulus.

"Bersiaplah, Kala Srenggi!" segera Saka Lintang meliuk-


liukkan tubuhnya dengan indah dan gemulai. Seperti sedang
menari. Kala Srenggi terpesona dibuatnya, hingga lupa kalau
Saka Lintang tengah mengeluarkan jurus maut, 'Tarian
Bidadari'.

Kala Srenggi kian terpesona, dan tanpa diduga sama sekali


gerakan Saka Lintang berubah cepat. Dalam sekejap saja
tangannya telah mengarah ke leher Kala Srenggi.

"Akh...!" Kala Srenggi terkejut sekali tak sempat menghindar.

Terpaksa Kala Srenggi menyambutnya dengan mengangkat


tangan melindungi lehemya yang terancam. Benturan keras 
terjadi. Tubuh Kala Srenggi terhuyung mundur dua tindak.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 25/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Dirasakan pergelangan tangannya seperti terbakar. Panas


dan nyeri. Dia meringis sambil memegangi pergelangan
tangan kanannya yang menghitam.

Belum sempat Kala Srenggi menyadari yang baru saja


terjadi, Saka Lintang telah mulai dengan jurus maut lainnya.
Jurus 'Ular Berbisa Menyebar Racun' yang sangat berbahaya
dan sulit dihindari. Lebih-lebih pada saat lawannya telah
terkena hajaran jurus 'Tarian Bidadari'. Keadaan Kala
Srenggi memang tidak menguntungkan.

"Cukup!" Suara bentakan keras disertai tenaga dalam yang


tinggi, membuat Saka Lintang mengurungkan niatnya
mengeluarkan jurus maut itu. Tiba-tiba Geti Ireng telah
berada di tengah-tengah arena. Memang dialah yang
mengeluarkan suara itu.

"Cukup, Saka Lintang. Kau tak perlu menurunkan maut pada


Kala Srenggi," sambung Geti Ireng.

"Huh!" Saka Lintang mendengus. Dia tak mungkin


menentang kehendak ayahnya.

"Kala Srenggi, bagaimana tanganmu?" Tanya Geti Ireng.

"Tidak apa-apa," sahut Kala Srenggi namun sambil meringis.

"'Pukulan Tarian Bidadari' sangat berbahaya, Kala Srenggi.


Kau tak akan bertahan lebih dari sepuluh hari," kata Geti
Ireng datar.

Kala Srenggi terperanjat mendengar hal itu. Dia tak


menyangka sama sekali kalau Saka Lintang telah
mengeluarkan jurus Tarian Bidadari'. Kala Srenggi memang
pernah mendengar nama jurus itu namun baru kali inilah dia
merasakan. Begitu cepat dan tak terduga sama sekali.


Racun 'Tarian Bidadari' memang bekerja lambat. Tapi cukup

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 26/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

mematikan karena langsung menusuk jalan darah. Betapa


berbahayanya, sehingga orang yang terkena tak akan
sanggup bertahan lebih dari sepuluh hari.

"Saka Lintang, berikan obat penawar racunmu!" kata Geti


Ireng.

"Dia harus mengakui kekalahannya terlebih dulu, Ayah!"


jawab Saka Lintang pongah.

"Kau dengar, Kala Srenggi?" Geti Ireng menatap Kala Srenggi


yang masih meringis memegangi pergelangan tangan kanan
yang makin meluas warna hitamnya.

Tak ada jalan lain bagi Kala Srenggi kecuali mengangguk.


Dalam dunia hitam, martabat dan nama besar bukan
halangan untuk menyelamatkan nyawanya sendiri. Tanpa
malu-malu, Kala Srenggi mengakui kekalahannya.

"Saya mengaku kalah, dan berjanji akan mengabdi


sepenuhnya demi Panji Tengkorak!"

Saka Lintang tertawa senang.

"Berikan penawar racunmu, Saka Lintang." Kata Geti Ireng


sekali lagi.

Saka Lintang merogoh saku bajunya dan menyentil sebutir


pil berwama merah. Dengan cepat Geti Ireng menangkapnya
dan menyodorkan kepada Kala Srenggi. Tanpa sungkan lagi,
Kala Srenggi segera menelan pil merah itu.

Seketika tubuhnya terasa terbakar. Keringat deras mengucur


membasahi sekujur tubuhnya. Wajah tampan dan bengis itu
berubah memerah tegang. Segera dirapatkan kedua telapak
tangannya ke depan dada.


"Jangan berlaku bodoh!" bentak Saka Lintang. "Hawa murni

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 27/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

akan mempercepat kematianmu!"

Kala Srenggi tersentak. Cepat-cepat dilepaskan kedua


telapak tangannya. Dibiarkan hawa panas itu menjalari
tubuhnya. Sungguh tak tertahankan. Ingin rasanya
mengerahkan tenaga dalamnya, tapi peringatan tadi
mengurungkan niat itu.

"Hoek!" Tiba-tiba saja cairan hitam meluncur dari mulut Kala


Srenggi. Kental sekali. Kala 'Srenggi terkulai lemas. Hawa
panas di tubuhnya, berangsur-angsur lenyap. Wama hitam di
tangan kanannya sedikit demi sedikit memudar.

"Pulihkan kekuatanmu dengan bersemedi selama tiga hari,"


kata Saka Lintang.

Setelah berkata demikian, Saka Lintang melompat


meninggalkan arena pertarungan tadi. Dalam sekejap mata
tubuh Saka Lintang telah hilang, masuk ke dalam rumah
yang besar.

Sungguh di luar dugaan jika Samber Nyawa atau Kala


Srenggi dapat dikalahkan hanya dalam tiga jurus saja.
Terlebih bagi Geti Ireng. Semula dia menduga Kala Srenggi
akan melayani Saka Lintang dengan alot. Nyatanya, hanya
sekejap saja. Benar-benar kemajuan yang luar biasa bagi
Saka Lintang. Tak percuma Geti Ireng mendidik dan
menurunkan ilmunya kepada anak jadisnya itu.

Saka Lintang tidak saja menguasai ilmu-ilmu maut itu.


Bahkan telah disempurnakannya. Bukan tak mungkin
melebihi kepandaian ayahnya sendiri. Hal ini membuat Geti
Ireng bangga dan gembira. Saka Lintang sudah dapat
mewakilinya di dunia persilatan.

********************


Kekuatan Panji Tengkorak kian bertambah saja. Hari demi

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 28/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

hari banyak tokoh persilatan dari aliran hitam berdatangan


untuk menyatakan takluk. Saka Lintang lah yang selalu
menjajal kemampuan tokoh-tokoh itu. Dari sekian banyak
tokoh, hanya dua orang saja yang mampu menandingi jurus
Tarian Bidadari' dan jurus 'Ular Berbisa Menyebar Racun'.
Tapi harus diakui, jurus ketiga yang merupakan gabungan
dari jurus 'Tarian Bidadari' dengan jurus 'Ular Berbisa
Menyebar Racun' memang tak tertandingi.

Kedua orang itu sudah terkenal di rimba persilatan. Yang


pertama biasa dijuluki Kakek Merah Bermata Elang.
Jubahnya yang merah dan matanya yang bulat seperti elang
itu memungkinkan kakek itu bergelar demikian. Kehebatan
kakek ini terletak pada kesepuluh jari-jari tangannya yang
menyerupai cakar seekor elang. Sebongkah batu cadas
besar yang keras pun dapat ditembus oleh jari-jarinya.

Seorang lagi bertubuh pendek, berkepala gundul


mengenakan jubah kuning. Dia seorang pendeta dengan
julukan, Pendeta Murtad dari Selatan. Senjatanya tasbih
yang terbuat dari untaian mutiara.

Kedua tokoh itu akhirnya mengakui kehebatan Saka Lintang,


terbukti mereka tak sanggup menandingi. Dalam hati para
tokoh itu berkata, "Putrinya saja tak bisa dikalahkan, apalagi
ayahnya!" Sungguh sulit diukur setinggi apa ilmu silat Iblis
Lembah Tengkorak.

Pada akhirnya, seluruh tokoh-tokoh silat yang tergabung


dalam Panji Tengkorak sepakat untuk menjuluki Saka
Lintang dengan Kembang Lembah Tengkorak!

"Aku tak menyangka, perkumpulan Panji Tengkorak yang


baru seumur jagung mampu mengumpulkan begitu banyak
tokoh aliran hitam," gumam Pendeta Murtad dari Selatan
sesaat setelah dia dikalahkan oleh Saka Lintang. Pendeta
itu sebenarnya bernama Pradya Dagma.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 29/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Tak mengherankan kalau Iblis Lembah Tengkorak akan


membuat Panji Tengkorak menjadi yang terbesar di
kalangan rimba persilatan," sahut Kakek Merah Bermata
Elang. Nama aslinya adalah Kalingga.

"Ya, anak gadisnya saja sudah sehebat itu."

"Dua hari yang lalu aku juga merasakan hal yang sama,"
jelas Kalingga.

Pradya Dagma atau Pendeta Murtad dari Selatan menatap


tajam pada kakek berjubah merah itu. Dia tak menyangka
kalau Saka Lintang dapat mencundangi Kalingga.

"Seluruh ilmu yang kumiliki dan kuperdalam berta-hun-tahun,


tak berarti apa-apa di depan gadis cantik itu." Ada
kemurungan pada suara Kakek berjubah merah itu.

"Kau menyesal, Kakek tua?" Tanya Pradya Dagma.

"Sedikit," desah Kalingga pelan. "Penasaran?"

"He he he...," Kalingga hanya tertawa.

Pradya Dagma melihat sorot mata yang lain. Mata bulat


merah itu tidak lagi menyala seperti semula. Ada keredupan
di situ. Meski tak diucapkan, tapi Pradya Dagma tahu kalau
Kakek tua itu merasa gentar jika berhadapan dengan Saka
Lintang sekali lagi.

Lawan yang mereka hadapi memang tangguh. Pradya


Dagma sendiri berpikir seribu kali jika harus berhadapan lagi
dengan Saka Lintang. Jurusnya yang dipadu dengan
gerakan lembut disertai penyaluran tenaga dalam, dikenal
sebagai jurus 'Bidadari Penyebar Maut'. Setiap gerakannya
mengandung hawa panas dan racun yang mematikan. Itulah
jurus gabungan dari jurus 'Tarian Bidadari' dengan 'Ular 
Berbisa Menyebar Racun'.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 30/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Kehebatan jurus itu telah dirasakan oleh kedua tokoh sakti


itu. Dengan menghirup hawa racunnya saja, kepala mereka
menjadi pening. Tak berlebihan jika gelar Kembang Lembah
Tengkorak kini disandang Saka Lintang. Memang, hanya
gadis inilah yang tercantik dan terkejam di Lembah
Tengkorak.

********************

EMPAT

Lima belas tahun sudah Rangga tinggal di dasar Iembah


Bangkai. Selama itu pula tanpa sadar Rangga telah
digembleng dengan jurus-jurus Rajawali Sakti. Di usianya
yang kini menginjak dua puluh itulah Rangga mulai sadar
kalau gerakan burung rajawali raksasa itu merupakan
gerakan-gerakan silat tingkat tinggi.

"Tak kuduga, kau bukan rajawali biasa," gumam Rangga


setelah menyelesaikan jurus ketiga dari rangkaian jurus
andalan Rajawali Sakti.

Burung raksasa itu mengangguk-anggukkan kepala sambil


merentangkan kedua sayapnya. Rangga paham kalau
burung itu tengah menyatakan kegembiraannya. Diraihnya
leher rajawali itu seraya dipeluknya dengan penuh kasih
sayang.

Dalam usia dua puluh tahun itu, Rangga telah menjadi


pemuda yang gagah dan tampan. Tubuhnya tegap berisi.
Otot-otot menonjol di seluruh tubuhnya yang terbalut kulit
putih bersih.

Selama lima belas tahun itu, Rangga telah menguasai tiga


jurus andalan dari rangkaian jurus Rajawali Sakti. Jurus
yang pertama adalah 'Cakar Rajawali'. Jurus ini 
mengandalkan kekuatan jari-jari tangan yang dapat berubah

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 31/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

menjadi keras dan tajam, setajam mata pedang. Jurus yang


kedua adalah 'Sayap Rajawali Membelah Mega'. Dengan
jurus ini Rangga dapat bertarung di udara tanpa sedikit pun
menyentuh bumi. Jurus ini mengandalkan kecepatan gerak
kedua tangan yang dibarengi kekuatan tenaga dalam yang
baik.

Jurus yang ketiga yakni, 'Rajawali Menukik Menyambar


Mangsa'. Dan kini Rangga tengah mempelajari jurus
keempat, 'Pukulan Maut Paruh Rajawali'. Jurus ini sangat
berbahaya karena penuh tipuan. Sasarannya adalah jalan
darah lawan. Sebenarnya jurus Keempat ini hanya bisa
didapat oleh orang yang memiliki tenaga dalam yang
sempurna. Tetapi berkat selama lima belas tahun Rangga
telah menyantap jamur ajaib, maka dia tak perlu lagi melatih
tenaga dalamnya. Jamur-jamur yang telah menyebar di
seluruh jaringan syaraf-syarafnya dapat membangkitkan
hawa murni yang secara alami ada dalam tubuh manusia.

"Hey! Mau kemana?" Teriak Rangga ketika rajawali putih itu


mengepakkan sayapnya, terbang.

Rangga segera mengerahkan ilmu 'Sayap Rajawali


Membelah Mega' dan dengan seketika tubuhnya menjadi
ringan, lalu mengangkasa. Sedemikian cepatnya, hingga
dalam sekejap saja dia telah berada di atas punggung
rajawali.

"Khraagh...!" rajawali putih terus mengepakkan sayapnya.


Kecepatan terbangnya melebihi lesatan anak panah.
Sebentar saja mereka telah sampai di suatu tempat yang
masih di sekitar Lembah Bangkai. Rangga belum pernah ke
tempat ini.

"Tempat apa ini?" Tanya Rangga setelah melompat dari


punggung burung raksasa itu.


"Kraghk!" rajawali menjulurkan kepalanya ke depan.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 32/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Pandangan Rangga mengikuti juluran kepala rajawali.


Matanya agak menyipit mendapatkan sebuah goa di
depannya. Tidak jauh di sisi malut goa sebelah kanan,
terdapat semacam gubuk terbuat dari ranting-ranting kayu.
Goa itu sangat kecil, sehingga rajawali tak mungkin dapat
masuk kecuali kepalanya saja. Tapi, gubuk siapakah itu?

Rajawali putih mendorong punggung Rangga dengan


sayapnya. Agak ragu-ragu Rangga melangkah menghampiri
gubuk rusak itu. Dia tersentak ketika melihat di bawah atap
rumbia gubuk terdapat makam. Sungguh aneh, keadaan
makam itu terawat rapi meski gubuk yang menaunginya
telah reyot.

Walaupun Rangga tidak tahu itu makam siapa, namun tetap


berlutut hormat. Seketika dia teringat kedua orang tuanya
yang terbunuh lima belas tahun silam. Rangga sendiri tak
tahu di mana makam kedua orang tuanya sendiri. Agak
lama dia berlutut dan terpekur di samping makam.

"Krhaghk!"

Rangga mendeh ke belakang. Rajawali yang masih di


belakangnya tertunduk mengangguk-anggukkan kepalanya.
Sepertinya ikut sedih melihat makam ini. Rangga
menghampiri dan memeluk leher burung raksasa itu.
Seakan ingin berbagi perasaan dengan rajawali itu.

"Makam siapa itu?" Rangga berbisik.

Rajawali putih menggoyang-goyangkan kepala lalu


menjulurkan ke arah goa. Rangga paham kalau dia dimohon
masuk dalam goa itu.

Tanpa ragu-ragu kaki Rangga melangkah ke dalam goa. Dia


tertegun sejenak saat berada dalam goa. Keadaan ruangan 
tak begitu besar namun banyak menyimpan barang-barang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 33/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

keperluan seperti layaknya tempat tinggal. Pada salah satu


dinding, terdapat rak yang penuh dengan buku-buku. Di
samping kirinya, terdapat bermacam-macam senjata. Ada
pedang, golok, tombak, hingga senjata yang aneh-aneh
bentuknya.

Goa ini ternyata juga sebagai tempat penyimpanan jamur-


jamur yang biasa dimakan Rangga. Anehnya, jamur
berwarna putih sebesar kepalan tangan itu hanya tumbuh
pada satu dinding dekat tempayan air. Tepatnya dinding
sebelah kanan menuju lobang ke luar goa.

"Kau juga ingin melihat?"

Rangga menggeser tubuhnya memberi kesempatan pada


kepala rajawali untuk menyelinap masuk.

"Khraghk!"

"Ada apa dengan buku-buku itu?" Tanya Rangga.

Rajawali putih itu mematuk-matuk paruhnya ke lantai goa


yang berpasir. Rangga cerdik. Dia dapat menangkap
maksud burung rajawali ini. Bergegas didekatinya rak buku,
dan diambilnya salah satu buku yang berada paling ujung
sebelah kiri.

"Khraghk!"

Rangga menoleh. Dilihatnya kepala, burung rajawali itu


menggeleng-geleng beberapa kali. Diletakkan kembali buku
itu di tempatnya. Dia berpindah mengambil buku paling
ujung sebelah kanan. Kepala burung itu mengangguk-
angguk, dan mematuk-matuk lantai goa lagi.

Rangga tahu kalau dia harus membaca buku itu. Dan


memang benar, buku itu ternyata berisi gambar-gambar 
jurus silat. Beberapa di antaranya telah dikuasai. Namun

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 34/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

kecerdikannya menangkap kalau dia harus memperdalam


lagi melalui buku itu.

"Punya siapa buku-buku ini?" Tanya Rangga.

Kepala rajawali putih menengok ke belakang.

"Jadi pemilik buku dan semua yang ada di sini, telah


meninggal? Siapa dia sebenarnya?"

Paruh rajawali putih mematuk-matuk dinding goa.

"Sebelah mana?"

Dengan paruhnya rajawali itu menunjuk ke arah kanan.


Rangga mengikuti arah yang ditunjukkan. Dia hanya
mendapatkan sebuah dinding batu tebal dan berlumut.

"Khraghk!" rajawali putih memutar-mutar kepalanya


beberapa kali.

Rangga menoleh. Dia melihat rajawali masih terus memutar-


mutar kepalanya. Rangga berpikir sejenak dengan dahi
sedikit berkerut serta mata agak menyipit, lalu mengangguk.
Dengan langkah mantap didekatinya dinding itu. Tangan
kanannya mendorong, tapi dinding batu itu tak bergeser
sedikit pun.

"Krhaghk!"

"Baiklah, aku sekarang mengerti," sahut Rangga.

Rangga mundur dua tindak. Dipusatkan perhatiannya pada


dinding batu itu. Dengan cepat kedua telapak tangannya
yang terbuka mendorong ke depan. Seketika itu juga
terdengar suara ledakan yang dahsyat, disusul getaran
seluruh dinding goa.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 35/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Dengan mata terbelalak, Rangga menyaksikan dinding batu


di depannya itu bergeser ke samping. Suara geseran batu itu
menimbulkan gemuruh, seakan-akan seluruh dinding goa
akan runtuh. Matanya makin terbelalak setelah dinding batu
itu terbuka lebar.

Sebuah ruangan yang agak lebar nampak, bersamaan


dengan berhentinya suara gemuruh itu. Seberkas cahaya
terang memancar dari api yang berasal dari tengah lubang
sebuah batu. Tidak ada apa-apa di ruangan itu kecuali
sebuah batu yang menyerupai altar. Benda itu terletak di
tengah-tengah ruangan. Sebuah buku kumal tergeletak di
atasnya.

Rangga melangkah masuk. Didekatinya batu altar yang


hitam pekat Tangannya meraih buku kumal dan membuka
halaman pertama buku itu. Berkerut kening Rangga ketika
membaca halaman pertamanya.

Rangga kini tahu siapa yang sebenarnya menempati goa ini


sebelumnya. Dia adalah seorang tokoh yang tak tertandingi
selama kurun waktu seratus tahun lalu. Seorang tokoh yang
bergelar Rajawali Sakti yang bertahun-tahun malang
melintang di rimba persilatan. Sampai akhirnya tokoh itu
mengasingkan diri di dasar Lembah Bangkai.

Buku kumal yang diambil Rangga dari atas altar itu memang
dapat bercerita banyak. Hingga pada akhirnya dia tahu
bahwa goa besar yang telah jadi tempat tinggalnya selama
lima belas tahun adalah tempat tinggal burung rajawali
raksasa tunggangan Pendekar Rajawali Sakti. Bahkan buku
itu juga menceritakan tentang sepak terjang pendekar itu
selama berkelana di dunia persilatan.

Selama dalam pengasingan diri itu, ternyata Pendekar


Rajawali Sakti telah menuliskan seluruh ilmunya ke dalam
buku. Hal inilah yang membuat Rangga kian gembira karena 
juga ditemuinya buku yang berisi jurus-jurus silat Pendekar

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 36/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Rajawali Sakti.

Belum lagi puas rasa kagumnya, Rangga kembali terkagum


dengan sebuah peninggalan Pendekar Rajawali Sakti.
Sebuah pedang pusaka yang sangat ampuh.

Pedang itu memancarkan sinar biru kemilauan, dengan


gagang berbentuk kepala rajawali yang terbuat dari emas
murni. Pengaruh pedang itu memang dahyat. Seluruh aliran
darah Rangga terasa bergetar ketika mencabut pedang itu
dari sarungnya. Kekaguman Rangga tak terhenti sampai di
situ. Dicobanya pedang telanjang itu pada sebuah batu
sebesar kerbau. Dan hanya sekali tebas saja, batu hancur
berkeping-keping!

"Khraaaghk...!"

Rangga menoleh ke arah Rajawali yang sejak tadi


mengawasi dari mulut goa. Dia segera memasukkan
pedang itu ke dalam sarungnya. Kepala burung raksasa
terangguk-angguk sambil mengeluarkan suara yang
memekakkan telinga. Rangga tersenyum. Dia tahu kalau
burung itu menyatakan kegembiraannya.

Rajawali putih gembira karena Rangga tidak mendapat


pengaruh yang berarti sewaktu memegang dan
menebaskan pedang pusaka itu. Sebab tak sembarang
orang dapat melakukannya. Kalau bukan jodohnya dapat
ambruk muntah darah meski belum mencabut dari
sarungnya.

"Ya, ya...! Mudah-mudahan aku bisa mengikuti jejak


Pendekar Rajawali Sakti," kata Rangga menyahuti gerak-
gerak kepala burung itu.

"Khraaaghk...!" burung rajawali seakan-akan menyambut


gembira ucapan Rangga itu.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 37/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Dilampiaskan kegembiraannya itu dengan mengepak-


ngepakkan sayap dan terbang berputar-putar. Suaranya
memekakkan telinga.

"Rajawali, sudah! Aku juga gembira!" teriak Rangga yang


sudah berada di luar goa.

Burung itu segera menukik turun didepan Rangga.


Kepalanya mendesak-desak wajah Rangga. Rangga
memeluk penuh kasih sayang. Dia berjanji dalam hati akan
menuntaskan seluruh ilmu-ilmu Pendekar Rajawali Sakti
sekaligus menyempurnakannya.

Tiba-tiba Rangga teringat akan ayah ibunya yang telah


terbunuh. Hatinya mendadak panas terbakar dendam. Dia
bertekad akan mencari pembunuh orang tuanya setelah
menguasai seluruh ilmu Pendekar Rajawali Sakti.
Kemurungan yang tergambar di wajah Rangga terlihat oleh
burung rajawali. Mata bulat merah menatap lurus ke wajah
Rangga. Sepertinya ikut merasakan kepedihan yang
melanda hati anak muda ini.

"Maaf, seharusnya aku tidak boleh sedih," ucap Rangga


pelan.

Kepala burung rajawali menggeleng-geleng pelan. Sinar


matanya redup. Seolah ingin mengatakan agar Rangga
mengeluarkan seluruh isi hati kepadanya.

"Aku harus membalas kematian ayah dan ibu," ucap Rangga


sedikit geram.

"Khraghk!" burung rajawali putih mengangguk-angguk


seperti menyetujui ucapan Rangga.

"Ya..., ya. Aku juga harus membasmi segala bentuk


kejahatan di atas bumi ini.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 38/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Rajawali berseru nyaring. Kata-kata Rangga membuat


hatinya senang. Dulu majikannya juga seorang pendekar
yang selalu membasmi kejahatan dan membantu yang
lemah. Kini Rangga yang diasuhnya sejak kecil juga memiliki
jiwa luhur dan berhati bersih. Rajawali gembira karena telah
mendapatkan pengganti Pendekar Rajawali Sakti yang telah
lama meninggal dunia.

Rangga kini menyempurnakan jurus-jurusnya berdasarkan


buku petunjuk peninggalan Pendekar Rajawali Sakti. Setiap
Rangga berlatih, maka burung Rajawali putih selalu
menemani dan memberi petunjuk dengan bahasa isyarat.

Satu persatu jurus-jurus sakti yang dimiliki Pendekar


Rajawali Sakti disempurnakannya. Waktu terus berjalan
hingga tak terasa lima tahun telah berlalu. Rangga kini telah
mencapai tingkat terakhir jurus Rajawali Sakti.

Bahkan kini Rangga berhasil menggabungkan empat jurus


andalannya yang memang sebelumnya sangat dahsyat
Gabungan empat jurus andalan itu dinamakan lurus 'Seribu
Rajawali'. Kedahsyatan ilmu itu, Rangga bagaikan menjelma
menjadi burung rajawali. Kecepatan geraknya sangat luar
biasa. Gerakan itu membuat Rangga seperti menjadi seribu
jumlahnya. Dengan jurus ini dia dapat bertarung di darat dan
di udara tanpa kesulitan apa-apa.

"Khraaaghk...!" rajawali raksasa berseru nyaring ketika


Rangga menyelesaikan jurus terakhirnya.

Rangga menoleh dan tersenyum. Tubuhnya yang tegap dan


kekar tampak bercahaya. Keringat membasahi seluruh
tubuhnya bagai burir-butir permata tertimpa sinar matahari.
Rangga tersenyum puas melihat kehebatan jurus
terakhirnya.

"Bagaimana, rajawali?" Tanya Rangga.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 39/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Khraaaghk!" Rajawali mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ada yang kurang?"

Rajawali menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku merasa sudah waktunya meninggalkan lembah ini,"


agak pelan suara Rangga menyampaikan maksud itu.

Rajawali raksasa menatap lurus ke bola mata Rang-ga.


Seperti berat untuk berpisah dengan anak muda ini. Dua
puluh tahun mereka bersama dan kini saatnya berpisah.
Rangga harus mencari pembunuh orang tuanya.

"Setiap saat kita bisa bertemu," kata Rangga seperti


mengerti perasaan rajawali itu. Sebenarnya dia juga berat
untuk meninggalkan lembah ini. Tapi dia harus membalas
kematian orang tuanya.

Mata rajawali masih menatap ke bola mata Rangga.

"Aku sudah menguasai ilmu 'Siulan Sakti' jadi kau dapat


kupanggil dalam jarak jauh sekalipun," kata Rangga lagi.

Burung rajawali mengangguk-anggukkan kepalanya.


Sepertinya dia telah merasa lega mendengar Rangga
berhasil menguasai ilmu 'Siulan Sakti'. Dengan ilmu itu
mereka bisa bertemu setiap saat Dengan demikian ikatan
batjn makin terjalin erat.

"Kau tidak keberatan kalau aku memakai nama Pendekar


Rajawali Sakti?" Rangga meminta persetujuan.

"Khraghk!" rajawali raksasa itu mengangguk-angguk tanda


setuju.

"Mudah-mudahan mendiang Pendekar Rajawali sakti juga 


menyetujui," gumam Rangga pelan.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 40/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba kilat menyambar beberapa


kali disertai suara gemuruh. Padahal langit saat itu cerah
sekali. Bahkan kabut tebal yang biasanya menyelimuti
lembah tak nampak sejak tadi pagi.

Rangga mendongakkan kepalanya. Gumamnya seolah


terdengar oleh Yang Maha Kuasa. Kilat yang menyambar
disertai suara gemuruh seperti pertanda Pendekar Rajawali
Sakti telah menitis ke dalam tubuh Rangga. Ini berarti
pemuda tampan dan gagah itu berhak memakai julukan
Pendekar Rajawali Sakti.

Rasa terkejut dan gembira belum lagi hilang, tiba-tiba dasar


Lembah Bangkai bergetar hebat bagai gempa. Bersamaan
dengan itu burung rajawali raksasa mengeluarkan suara
nyaring sambil mengepak-ngepakkan sayapnya, namun tak
terbang. Rangga tidak mengerti dengan kejadian yang tiba-
tiba ini. Dia heran kenapa burung itu juga mendadak seperti
gila.

Belum terjawab apa yang jadi tanda tanya di dalam


benaknya itu, mendadak tanah kuburan yang berada di
depan Rangga terbongkar disertai suara ledakan dahsyat.
Rangga melompat mundur satu tombak. Dia tercenung
melihat rajawali putih menekuk kedua kakinya. Kepalanya
tertunduk dalam. Kedua sayapnya terbentang lebar
menutupi rerumputan di sekitarnya.

Tiba-tiba Rangga terkejut Dari dalam kuburan yang


terbongkar, keluar asap biru bergulung-gulung. Semakin
lama semakin tinggi ke angkasa, kemudian lenyap
bersamaan dengan munculnya seorang laki- laki berwajah
tampan dan gagah berdiri di atas tanah kuburan yang
berlubang besar.

Rajawali putih menoleh kepada Rangga lalu memberi isyarat 


agar Rangga berlutut. Walaupun benaknya masih bertanya-

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 41/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

tanya, Rangga berlutut Dia tidak mengenal laki-laki tampan


itu.

"Maaf, siapakah Kisanak sebenarnya?" sopan dan lembut


suara Rangga.

"Aku Pendekar Rajawali Sakti," sahut laki-laki tampan itu.

"Oh!" Rangga tersentak kaget. Segera dia memberi hormat.

"Bangunlah, anak muda," kata Pendekar Rajawali Sakti pelan


berwibawa.

Rangga berdiri agak ragu-ragu. Sekali lagi dia meng-hormat.

"Bertahun-tahun aku menginginkan seorang murid yang bisa


mewarisi seluruh ilmu-ilmuku. Akhirnya, harapanku terkabul.
Meskipun tak langsung kau peroleh dariku, namun aku
bangga kau dapat menguasai seluruh ilmu 'Rajawali Sakti'.
Bahkan kau mungkin Iebih sempurna daripada diriku," ujar
Pendekar Rajawali Sakti.

"Mohon ampun jika hamba yang hina ini berlaku Iancang,"


ucap Rangga dengan tutur bahasa indah.

Semua kata-kata itu didapatkannya dari salah satu buku


yang terdapat dalam goa.

"Tidak ada yang salah pada dirimu, Rangga. Aku merasa


bangga. Kau memang pantas menyandang gelar Pendekar
Rajawali Sakti. Tutur kata dan budi pekertimu tak
kusangsikan lagi. Hanya satu yang masih mengganjal
hatiku."

"Hamba mohon petunjuk guru."

"Kau belum bisa menghilangkan rasa dendam dalam 


hatimu!"

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 42/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Rangga tertunduk saja. Dia memang ingin balas dendam


atas kematian orang tuanya. Batinnya belum tenang kalau
dia tidak melaksanakan niat itu. Rangga ingat betul saat
kedua orang tuanya dibunuh didepan matanya sendiri.

"Aku dapat merasakan kegundahanmu, Rangga," kata


Pendekar Rajawali Sakti lembut.

"Hamba mohon ampun, Guru," ucap Rangga pelan.

"Kau tak bersalah, Rangga. Memang sudah menjadi


kewajiban seorang anak membela martabat orang tuanya.
Kau boleh saja membalas kematian orang tuamu. Hanya,
ada satu permintaanku."

"Apa itu, Guru?"

"Sebelum kau tinggalkan tempat ini, sebaiknya


bersemedilah selama tujuh hari. Bersihkan dulu jiwa dan
ragamu dari nafsu duniawi yang dapat menjeratmu ke
lembah nista."

"Baik, Guru. Akan hamba laksanakan semua titah Guru."

"Bagus! Rajawali putih akan menemanimu semedi. Dia juga


akan menunjukkan tempat yang baik untuk bersemedi."

"Terima kasih, Guru."

"Nah! Mulai sekarang kau berhak menyandang gelar


Pendekar Rajawali Sakti yang kau inginkan itu!

Bersamaan dengan itu, tiba-tiba jelmaan Pendekar Rajawali


Sakti menghilang. Seketika itu pula kuburan yang berlubang
tertutup kembali, disusul oleh suara guruh disertai kilat yang
menyambar-nyambar dengan sekejap, langit kembali cerah 
seperti semula.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 43/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Rangga menghormat sekali lagi, lalu berpaling menatap


rajawali yang berdiri kokoh. Sesaat mereka saling pandang.
Kepala burung itu menggeleng lalu menoleh ke belakang.
Rangga mengerti maksudnya Dengan tangkas dan ringan
dia melompat, hinggap di punggung rajawali putih.

"Khraagk...!" Bagai anak panah lepas dari busurnya, rajawali


putih melesat mengangkasa. Dalam sekejap saja mereka
telah berada di udara meninggalkan Lembah Bangkai di kaki
bukit Cubung. Rangga menoleh ke bawah. Lembah Bangkai
bagaikan sebuah garis hitam di antara permadani hijau yang
luas.

"Kau bawa ke mana aku?" Tanya Rangga.

"Khraaaghk!" sahut rajawali terus terbang menuju utara.

"Di sanakah aku harus bersemedi?" Tanya Rangga lagi.

"Khraghk!" Kepala rajawali terangguk-angguk.

********************

Rangga mengedarkan pandangan ke sekeliling. Tempat


inilah yang pertama diinjaknya setelah keluar lari Lembah
Bangkai. Sebuah daerah berbukit batu cadas. Gersang dan
tanpa sebatang pohon pun tumbuh di situ. Di sekelilingnya
hanya batu-batuan yang membukit.

Dengan ujung paruhnya, rajawali putih mematuk-matuk


sebuah batu besar yang pipih. Rangga meman-dang batu
itu, lalu kembali mengedarkan pandangan-nya. Matanya
menatap ke bola mata rajawali.

"Di sini tempatnya?" Tanya Rangga belum yakin.


Bagaimana mungkin bersemadi di daerah gersang seperti

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 44/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

ini. Tempatnya di sebuah batu di tengah-tengah bukit, yang


panas menyengat pada siang hari, dan dingin menusuk
pada malam hari. Rangga men-jadi yakin. Di mana pun
tempatnya, harus dilaksanakan titah Pendekar Rajawali
Sakti.

Tepat purnama Rangga harus memulai semadinya. Rangga


mendongakkan kepalanya. Matahari sudah condong ke
Barat. Sebentar lagi malam tiba, dan purnama tepat jatuh
pada malam ini. Rangga harus menyiapkan diri dari
sekarang untuk bersemadi. Prosesi terakhir yang sangat
berat dalam latihan kesempurnaan seorang pendekar.

Apapun beratnya, Rangga tak perduli. Hatinya mantap. Tak


ada artinya gemblengan berat di Lembah Bangkai jika harus
ciut hatinya menjalani tahap akhir dari rangkaian ilmu
Rajawali Sakti. Satu tahapan yang paling berat. Bersemadi
dan berpuasa selama tujuh hari tujuh malam.

Matahari telah tenggelam. Rangga telah bersila dan kedua


telapak tangannya merapat di depan dada. Kepalanya
tertunduk, perhatiannya terpusat pada mata hatinya.
Pikirannya kosong. Seluruh indranya tertutup.

Sementara itu rajawali putih mendekam tidak jauh dari


Rangga. Malam terus merambat. Dingin mulai menusuk.
Namun Rangga telah menutup indra yang berhubungan
dengan dunia luar. Dia merasa seperti hidup di alam lain.

********************

LIMA

Di lereng bukit Cubung, siang itu mendung. Awan hitam


bergulung-gulung di angkasa menutupi cahaya matahari.
Angin berhembus keras merontokkan dedaunan.
Tampaknya sebentar lagi akan turun hujan lebat.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 45/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Keadaan alam yang tak menguntungkan itu, tidak


menghalangi seorang penunggang kuda untuk memacu
dengan cepat mejintasi lereng bukit Cubung. Penungggang
kuda itu laki-laki tampan dan gagah. Dilihat lari dua buah
pedang kembar di punggungnya, penunggang kuda itu tak
lain dari Kala Srenggi.

"Berhenti...!"

Kala Srenggi terkejut mendengar bentakan yang keras.


Seketika dia menarik tali kekang kudanya. Kuda hitam itu
meringkik sambil mengangkat dua kaki depannya, lalu
berhenti. Kala Srenggi mengedarkan pandangannya. Tak
ada seorang pun terlihat di sekitar situ. Kala Srenggi yakin
pasti orang yang membentak itu mempunyai kepandaian
yang tinggi. Segera dia waspada.

"Siapa pun adanya, keluar! Jangan seperti tikus busuk


bersembunyi dalam got!" Teriak Kala Srenggi dibarengi
penyaluran tenaga dalam yang besar sehingga menggema
ke seluruh bukit.

Begitu hebatnya tenaga dalam yang dimiliki Kala Srenggi,


sehingga hembusan angin berhenti seketika. Matanya
kembali beredar ke sekelilingnya.

"He he he..., ternyata Si Samber Nyawa hanya


mengandalkan bacot!" terdengar suara ejekan menggema.

"Monyet buntung! Kalau punya nyali, keluar!" Kala Srenggi


panas.

"Sejak tadi aku di sini, Kala Srenggi."

Rasa terkejut Kala Srenggi bagai disengat ribuan tawon. Dia


cepat melompat dari punggung kudanya. Entah dari mana
datangnya, tiba-tiba telah berdiri seorang kakek di atas batu 
besar. Kala Srenggi tahu kalau kakek itu seorang tokoh sakti

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 46/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

yang bernama Empu Danuraga, atau biasa dijuluki Si Gila


Pembuat Pedang.

Empu Danuraga seorang tokoh tua yang sangat disegani.


Meskipun sikap dan tingkat lakunya ugal-ugalan, tetapi dia
termasuk tokoh aliran putih. Banyak tokoh hitam yang
tunduk dan tewas di tangannya. Caranya berdiri di atas batu
itu juga seperti bocah. Dia bertumpu pada sebatang pedang
hitam jengat dan sebelah kakinya ditekuk bersilang.

"Ada urusan apa kau menghalangi jalanku, Kakek tua?"


Tanya Kala Srenggi dingin.

"He he he..., aku hanya minta ditemani," sahut Empu


Danuraga. Tangannya menimang-nimang pedang hitam,
bagai menimang boneka.

"Aku tak sempat menemanimu. Ada urusan yang lebih


penting!" Kala Srenggi melompat ke punggung kudanya.

Namun belum sempat duduk, tiba-tiba sepotong ranting


kering meluncur cepat ke arahnya. Kala Srenggi dengan
cepat berkelit Dengan ujung jari, disentilnya ranting itu.
Tubuh Kala Srenggi lalu bersalto di udara, kembali turun
dengan manis.

"He he he..., Samber Nyawa ternyata bukan hanya nama


kosong," lagi-lagi Empu Dahuraga mengejek.

"Empu gila!" bentak Kala Srenggi gusar. "Aku tidak ada


urusan denganmu. Mengapa kau halangi jalanku?"

"Tidak ada urusan katamu? He he he.... Rupanya kau sudah


pikun, Kala Srenggi. Aku sengaja meninggalkan gubukku
untuk mencarimu. Kau berhutang nyawa pada cucuku!"

"Jangan mencari-cari perkara, Empu Danuraga! Aku tidak 


kenal dengan cucumu!"

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 47/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Empu Danuraga mendengus sambil menghentakkan pedang


hitamnya ke atas batu. Dengan cepat dia melompat ke arah
Kala Srenggi. Batu yang terkena hantaman pedang hitam
tadi berderak, lalu hancur luluh seperti tepung. Kala Srenggi
terperanjat melihat kehebatan kakek tua itu.

Kala Srenggi melihat jelas kalau pedang tadi hanya


dihentakkan satu kali. Hentakannya pun biasa saja, namun
hasilnya sangat mengejutkan. Batu sebesar kerbau hancur
jadi serpihan! Sungguh luar biasa tenaga dalam dan pedang
hitam Empu Danuraga. Tidak mustahil pedang hitam itu
merupakan senjata pusaka ampuh dan dahsyat.

"Tiga tahun bukan waktu yang lama, Kala Srenggi," dengus


Empu Danuraga geram. "Apa kau sudah lupa dengan
peristiwa tiga tahun yang lalu di Padepokan Banyu Larang?"

Tentu saja Kala Srenggi tidak lupa. Padepokan Banyu


Larang adalah tempat pertama dia menunaikan tugas yang
diberikan oleh Geti Ireng. Seluruh murid-murid di Padepokan
itu dibabatnya, karena tidak bersedia mengakui Panji
Tengkorak sebagai partai terbesar dan induk seluruh partai.

Ada seorang anak muda yang menjadi tamu Padepokan


Banyu Larang, terbunuh oleh Kala Srenggi. Apakah pemuda
yang mencoba membunuhnya itu cucu Empu Danuraga?
Dilihat dari jurus dan kesaktiannya, memang mirip dengan
jurus silat Empu Danuraga.

"Kau membunuh seorang utusan pribadiku! Kau tahu, siapa


tamu yang kau bunuh di Padepokan Banyu Larang?" geram
Empu Danuraga. Matanya tajam menatap Kala Srenggi.

"Aku tidak perduli siapa dia!" sahut Kala Srenggi getir.

"Dia cucuku!"

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 48/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Kala Srenggi tak terkejut lagi. Sudah diduganya sejak


semula kalau anak muda itu adalah cucu Empu Danuraga.

"Hutang pati bayar pati, hutang nyawa bayar nyawa!" lanjut


Empu Danuraga lalu bersiap-siap menyerang Kala Srenggi.

Kala Srenggi segera bersiap-siap pula. Dia sudah


mendengar tentang kehebatan tokoh tua ini, maka dengan
segera dicabut pedang kembarnya. Mata pedang yang
keperakan itu bersinar menyilaukan tertimpa cahaya
matahari yang telah kembali bersinar. Disilangkan kedua
pedang di depan dada. Kaki kanannya ditekuk ke depan
sedikit. Itulah pembukaan jurus 'Pedang Kembar'. Jurus
dahsyat yang jadi salah satu andalan Kala Srenggi.

"He he he...!" Empu Danuraga terkekeh melihat pembukaan


jurus 'Pedang Kembar'. "Mainan bocah ingusan jangan kau
pamerkan di hadapanku."

"Rasakan pedang kembarku, kakek sinting!" Kala Srenggi


segera menerjang dengan jurus-jurus ampuhnya.

Empu Danuraga terkekeh sambil berkelit sedikit ke kiri dan


ke kanan, menghindari sabetan dan tusukan pedang
kembar.

Jurus 'Pedang Kembar' yang dimainkan Kala renggi


memang hebat. Gerakannya cepat sehingga bentuk
pedangnya tidak nampak lagi. Yang terlihat hanya seberkas
sinar kembar berkelebatan mengurung Empu Danuraga.
Namun begitu, Empu Danuraga tenang saja. Bahkan kedua
kakinya tidak bergeser sedikit pun. Suara tawanya terus
terdengar.

"Setan tua! Jangan katakan aku kejam jika kau mampus di


ujung pedangku!" dengus Kala Srenggi melihat lawannya
hanya berkelit saja.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 49/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Sudah kukatakan, pedangmu hanya mainan bocah


ingusan!" ejek Empu Danuraga.

Wut!
Kala Srenggi merobah serangannya. Kali ini
digunakannya jurus 'Dua Mata Pedang Maut'. Jurus ini lebih
hebat lagi. Kala Srenggi bahkan hanya terlihat baya-ngannya
saja. Melompat ke segala penjuru dengan kedua pedang
menyambar-nyambar.

Trang...! Kali ini Empu Danuraga terpaksa menggunakan


pedang hitamnya untuk menangkis serangan lawan. Dalam
hati dia mengagumi jurus-jurus yang dimainkan Kala
Srenggi. Pijaran api memercik ketika pedang mereka
berbenturan.

Di pihak Kala Srenggi, dia juga mengakui kehebatan kakek


ini. Tangannya selalu terasa kesemutan jika salah satu
pedangnya membentur pedang Empu Danuraga. Tapi berkat
ketrampilannya memainkan dua pedang yang dibarengi
pengerahan tenaga dalam, Kala Srenggi masih mampu
melakukan serangan-serangan berbahaya.

Lima belas jurus telah berlalu. Belum ada seorang pun


kelihatan terdesak. Empu Danuraga sendiri sudah membuka
serangan berbahaya dengan jurus-jurus andalannya. Kini
dua puluh jurus berlalu, namun belum juga ada yang
terdesak.

Merasa tidak mungkin mengalahkan Empu Danuraga


dengan ilmu pedang, Kala Srenggi melompat keluar
pertarungan sejauh dua tombak. Segera kakinya melebar.
Kedua tangannya menjulur ke atas. Kedua tangan itu pelan-
pelan turun menekuk sejajar ketiak. Kala Srenggi membuka
'Ajian Tapak Beracun'.

"Tunggu!" sentak Empu Danuraga tiba-tiba.


"Kau takut dengan Ajian Tapak Beracunku!" ejek Kala

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 50/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Srenggi.

"Meski kau gunakan nama lain untuk ajianmu itu aku bisa
kenali kalau ajian itu adalah gerakan 'Aji Racun Merah'! Ada
hubungan apa kau dengan Setan Racun Merah?"

"Apa pedulimu dengan tua bangka tolol itu?" Dengus Kala


Srenggi.

"Apa hubunganmu dengan Setan Racun Merah?" Desak


Empu Danuraga.

"Ha ha ha....'"Kala Srenggi hanya tertawa.

Empu Danuraga mengkeretkan gerahamnya. Sinar matanya


tajam menatap Kala Srenggi. Hampir sepuluh tahun dia
tidak pernah mendengar kabar Setan Racun Merah. Dan
sekarang, tiba-tiba saja jurus ampuh itu diperagakan Kala
Srenggi. Walau dengan nama lain, tetapi Empu Danuraga
masih bisa mengenali dengan baik. Lebih-lebih ketika
melihat kedua telapak tangan Kala Srenggi memerah seperti
terbakar.

"Kau memiliki 'Aji Racun Merah', tentunya kau kenal baik


dengan Setan Racun Merah. Katakan, di mana dia
sekarang?" Dingin suara Empu Danuraga.

"Dia sudah mati!" Kala Srenggi datar.

"Edan! Jangan main-main, Kala Srenggi!" Empu Danuraga


gusar merasa dipermainkan.

"Siapa yang main-main? Dia sudah mati setelah


menurunkan 'Aji Racun Merah' padaku!"

"Jadi... kau muridnya?"


"Kalau benar, kau mau apa?"

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 51/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Setan busuk!" dengus Empu Danuraga geram. "Sepuluh


tahun aku menunggu, ternyata dia sudah mati! Huh, sia-sia
semua yang kulakukan selama sepuluh tahun!"

Kala Srenggi mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti


kenapa Empu Danuraga seperti menyesali kematian Setan
Racun Merah. Adakah hubungan istimewa antara dua orang
itu?

"Di mana dia dikuburkan?" Tanya Empu Danuraga lagi.

"Untuk apa kau ketahui?" Balas Kala Srenggi.

"Aku harus tahu kuburnya!"

"Tidak seorang pun boleh tahu!"

"Setan alas!" Geram Empu Danuraga.

Kala Srenggi terkejut setengah mati melihat perubahan


paras Empu Danuraga. Seluruh wajah kakek itu mendadak
menjadi hitam legam bagai arang. Tanpa disadari, Empu
Danuraga mengerahkan 'Aji Klabang Geni'. Satu ajian yang
sangat dahsyat dan sulit dicari tandingannya.

Tiba-tiba saja Kala Srenggi teringat pesan Setan Merah


sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir. Dia
harus menghindari bentrokan dengan Empu Danuraga.
Lebih-lebih jika kakek ini sudah mengerahkan 'Aji Klabang
Geni' Tidak mungkin Kala Srenggi dapat menandingi meski
menggunakan 'Aji Racun Merah' sekalipun.

"Baiklah!" gumam Kala Srenggi sambil menarik kembali


ajiannya itu. "Kuburan Setan Racun Merah ada di puncak
Gunung Cupu!"


Empu Danuraga hanya mendengus pendek, lalu

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 52/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

membalikkan tubuhnya. Wajahnya kembali seperti biasa.


Sinar matanya mulai redup. Namun tidak mengurangi
ketajamannya.

"Setan Racun Merah sudah mati, untuk apa kau menanyakan


kuburannya?" Tanya Kaja Srenggi ingin tahu.

"Aku ingin membuktikan ucapanmu!" Sahut Empu Danuraga


datar.

"Lalu apa hubunganmu dengan Setan Racun Merah?"

"He he he...!" Empu Danuraga terkekeh. "Apakah kau akan


membela gurumu?"

"Tanpa Setan Racun Merah, antara kita sudah punya


urusan."

"Kau akan tahu nanti, Kala Srenggi!"

"Hey...!"

Empu Danuraga mencelat bagai kilat Sekejap saja tubuh


Empu Danuraga lenyap dari pandangan mata. Kala Srenggi
tidak mungkin mengejar meski dia tahu ke arah mana kakek
itu pergi.

"Kelak aku akan mencarimu, Kala Srenggi. Persoalan kita


belum selesai!" tiba-tiba suara Empu Danuraga bergema.

Kala Srenggi terkejut Dia tahu itu suara Empu Danuraga.


Suara yang dihembuskan dengan jelas tanpa diketahui
ujudnya. Sungguh suatu ilmu yang hebat Lama juga Kala
Srenggi mematung. Kata-kata Empu Danuraga tidak bisa
dianggap main-main. Entah kapan, pasti dia akan mencari
dan menuntut balas atas kematian cucunya.


"Hhhh...!" Kala Srenggi menarik napas panjang.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 53/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Terselip rasa sesal membiarkan seorang murid Padepokan


Banyu Larang lolos. Sebenarnya bisa saja dikejar, tapi Kala
Srenggi terlalu sibuk menghadapi ketua Padepokan itu.
Tentu orang yang lolos itulah yang memberitahu Empu
Danuraga tentang peristiwa di Banyu Larang.

Kala Srenggi menghembuskan napasnya dalam-dalam.


Sudah kepalang basah, pesan Setan Racun Merah terpaksa
dilanggamya. Toh ini bukan kesengajaan. Jika pada
akhirnya harus bentrok dengan Empu Danuraga, dengan
terpaksa harus dihadapinya walau Setan Racun Merah
sendiri tak mampu mengalahkan Empu Danuraga. Apalagi
dirinya?

Kala Srenggi dengan sigap melompat ke punggung


kudanya. Segera kuda itu melesat setelah Kala Srenggi
menggepraknya. Debu-debu beterbangan diterjang kaki-kaki
kuda yang bagaikan terbang itu.

********************

Di depan sebuah kedai satu-satunya di dukuh Giring, Kala


Srenggi menghentikan kudanya. Seperti ingin memamerkan
ilmu ringan tubuhnya, dia melompat dengan indah dari
punggung kuda. Dengan langkah tegap dan pandangan
lurus kedepan, dia memasuki kedai itu.

Matanya langsung tertuju pada Saka Lintang dan tiga orang


laki-laki berwajah kasar. Mereka duduk menghadapi meja
yang penuh dengan makanan. Kala Srenggi segera
menghampiri dan duduk di antara mereka. Ketiga laki-laki
yang bersama Saka Lintang adalah pengawal pribadi gadis
ini. Julukan mereka Tiga Serangkai Rantai Baja.

"Kau terlambat, Kala Srenggi," kata Saka Lintang, Kembang


Lembah Tengkorak. Suaranya datar tanpa tekanan sedikit 
pun. Bicaranya pun tanpa menoleh karena sibuk dengan

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 54/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

makanannya.

"Ada hambatan kecil," sahut Kala Srenggi sambil menuang


arak ke dalam gelas bambu.

"Aku tidak peduli dengan alasanmu, aku perlu laporanmu!"


Masih datar suara Saka Lintang.

"Gagal," pelan suara Kala Srenggi.

Brak...! Gebrakan Saka Lintang membuat meja bergetar


yang digebraknya bergetar dan pecah jadi dua. Seluruh
makanan dan minuman yang ada di atasnya, berantakan
bersamaan dengan tergulingnya meja itu. Tiga laki-laki yang
duduk didepan Saka Lintang melompat.

Beberapa pengunjung kedai segera lari ke luar keta-kutan.


Bagi pengunjung yang bernyali besar, tetap duduk tenang di
meja masing-masing.

"Semua bukan salahku, tapi ini!" Kala Srenggi sengit.


Dijambretnya kalung berkepala tengkorak yang melilit
lehernya.

Melihat kalung yang menjuntai di tangan Kala Srenggi,


pengunjung kedai yang masih bertahan, segera ambil
langkah seribu. Mereka tidak ingin berurusan dengan
kelompok Panji Tengkorak. Kalung itu merupakan tanda
keanggotaan Panji Tengkorak.

"Geti Ireng menginginkan Kadipaten Karang Setra. Dan kau


menugaskan aku menyelusup ke benteng Kadipaten.
Pekerjaan itu memang mudah, tapi dengan benda ini apa
jadi gampang? Mereka semua kenal tanda ini, Lintang!" Kala
Srenggi mengedarkan pandangannya ke sekeliling. "Lihat!
Semua orang lari ketakutan melihat kalung ini!"


Saka Lintang juga mengedarkan pandangannya ke seluruh

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 55/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

ruangan yang kini sepi. Matanya tertumbuk pada salah satu


meja di sudut. Ternyata masih ada beberapa orang yang
masih bertahan di kedai ini. Ada lima orang yang masih
duduk melingkari meja. Mereka seperti tak peduli dengan
keadaan kedai.

"Simpan kalung itu, dan segera temui ayah!" Kata Saka


Lintang. Matanya masih menatap ke arah sudut ruangan.

"Di mana Geti Ireng?" Tanya Kala Srenggi.

"Di penginapan Mawar Jingga."

Kala Srenggi memakai kembali kalungnya kemudian


melangkah ke luar kedai. Penginapan Mawar Jingga berada
di perbatasan antara dukuh Giring dengan dukuh Merang.
Geti Ireng selalu menggunakan penginapan itu jika ke luar
dari Lembah Tengkorak.

Baru saja Kala Srenggi ke luar, dia kembali la dan berdiri


didepan pintu. Mukanya merah pada seperti menahan
marah.

"Ada apa?" Tanya Saka Lintang.

Kala Srenggi tak menyahut. Dilemparkannya sebuah ruyung


ke arah Saka Lintang. Dengan tangkas gadis itu
menangkapnya. Ruyung itu terbungkus selembar daun
lontar yang diikat dengan pita merah.

Saka Lintang mendelik setelah mengetahui isinya Daun


lontar itu bertuliskan sebaris kalimat, "Kalian anggota Panji
Tengkorak, harus mampus di tangan kami!" Saka Lintang
segera menatap kelima orang yang masih acuh di sudut.

"Kurang ajar!" desis Saka Lintang seraya meremas daun


lontar hingga remuk.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 56/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Tiga serangkai Rantai Baja segera mengarahkan


pandangannya ke sudut. Kala Srenggi juga menatap ke arah
yang sama. Tiba-tiba tatapannya terganggu oleh suara desis
kuda yang ada di luar. Betapa terkejutnya Kala Srenggi
ketika melihat kudanya telah mati. Dan yang paling
membuatnya geram adalah kematian kudanya yang
disebabkan oleh ruyung yang menancap di leher. Ruyung itu
kecil, tapi sanggup membunuh kuda tanpa menimbulkan
suara sedikit pun.

"Kala Srenggi, cepat temui ayah! Biar aku yang nembereskan


tikus-tikus ini!" Seru Saka Lintang.

"Tidak!" dengus Kala Srenggi gusar. "Nyawa kudaku harus


ditebus dengan seribu nyawa!"

Kala Srenggi menatap Saka Lintang, Gadis itu


memperhatikan ruyung pembunuh kuda yang masih di
genggaman tangannya. Dia tadi tak melihat bercak darah
yang masih baru pada ruyung itu. Tak disangka benda
sekecil ini bisa menewaskan seekor kuda.

Kelima orang yang berada di sudut kedai berdiri. Mereka


segera menuju ke pintu keluar tanpa mempedulikan empat
orang yang dilanda geram. Langkah kelima orang itu
terhenti ketika Tiga Serangkai Rantai bajaa melompat
menghadang.

"Maaf, kami mau keluar," kata salah seorang dengan sopan.

"Sebelum kuijinkan keluar, sebutkan dulu nama dan dari


mana asal kalian!" dengus salah seorang dari Tiga
Serangkai Rantai Baja yang bernama Matsyabaja. Yang dua
orang lagi bernama Bayubaja dan Wratbaja.

"Aku yang tertua bernama Langlang Pari, dan keem-pat


adikku bernama, Baga Pari, Tatra Pari, Kanta Pari, dan 
Dadap Pari," sahut Langlang Pari memperkenalkan yang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 57/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

lainnya. Mereka lima bersaudara.

Kala Srenggi segera melompat ke depan. Wajahnya makin


merah membara. Matanya menyala-nyala tajam dengan
geraham gemerutuk menahan amarah Tidak salah lagi, lima
orang yang berada di depannya kini adalah Lima Pari Emas.
Andalan mereka adalah senjata rahasia berupa ruyung yang
sangat kecil Biasanya ruyung itu mengandung racun yang
mematikan. Pantas saja kalau kudanya mati seketika
menimbulkan suara.

Sebenarnya bukan ruyung kecil itu saja ya menjadi andalan


mereka berlima. Mereka juga ahli ilmu pedang, di samping
aji-aji kesaktian lainnya yang tidak bisa dianggap remeh.

"Kalian harus bayar nyawa kudaku!" Geram Kala Srenggi.

"Berapa harga kudamu?" Tanya Langlang Pari acuh.

"Setan! Nyawa kalian berlima belum cukup mengganti


kudaku!"

"Apakah kudamu lebih berharga dari nyawamu sendiri?"

Kala Srenggi tidak dapat lagi menahan amarahnnya Segera


dicabutnya pedang kembarnya.

Sret! "Keluarkan senjata kalian!" bentak Kala Srenggi lalu


membuka jurus 'Pedang Kembar'.

Tiga Serangkai Rantai Baja pun telah siap dengan senjata


masing-masing, berupa rantai baja murni ber-kepala bola
berduri. Mereka berlompatan mengurung Lima Pari Emas.
Hanya Saka Lintang saja yang tetap tenang berada di
tempatnya. Matanya malah mengamati ruyung di
tangannya.


"Mampus kau!" bentak Kala Srenggi seraya menyerang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 58/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Langlang Pari dengan jurus Pedang Kembar'.

Langlang Pari berkelit menghindari serangan dahsyat itu.


Bersamaan dengan itu, Tiga Serangkai Rantai Baja pun telah
menyerang tiga dari Lima Pari Emas.

Pertempuran satu lawan satu berlangsung sengit di dalam


kedai. Dalam sekejap saja keadaan kedai menjadi
berantakan. Masing-masing menggunakan jurus andalan
dan berusaha menjatuhkan lawan secepatnya. Tetapi
mereka semua adalah tokoh-tokoh yang punya nama dalam
rimba persilatan. Yang terlihat kini hanya bayang-bayang
yang berkelebat ke setiap arah.

Saka Lintang yang tengah mengamati ruyung kecil tiba-tiba


terkejut. Dia merasakan sambaran angin me-lesat ke
arahnya. Dengan sigap gadis ini melenting ke udara
sehingga desiran angin hanya lewat di bawah kakinya.
Ternyata desiran itu berasal dari sebuah ruyung yang
dilepaskan oleh Tatra Pari yang belum kebagian lawan.

pengecut!" dengus Saka Lintang geram.

Secepat kilat ruyung yang berada di tangannya dilemparkan


ke arah Tatra Pari. Dengan sigap pula Tatra Pari menangkap
kembali ruyung yang meluncur deras itu dengan jari dan
memasukkannya ke dalam jubah. Tatra Pari segera melesat
menerjang Saka Lintang.

Rupanya Tatra Pari tidak main-main lagi. Dia pun melompat


sambil mencabut pedang yang menempel di punggungnya.
Pedang terhunus itu telah mengarah ke arah Saka Lintang,
tiba-tiba...

Tring! Betapa terkejutnya Tatra Pari ketika merasakan


pedangnya membentur benteng baja yang kokoh.
Tangannya terasa kesemutan. Didaratkan kakinya ke tanah. 
Tanpa diketahui dari mana datangnya, tiba-tiba di depan

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 59/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Saka Lintang telah berdiri seorang laki-laki berkepala gundul


berjubah kuning.

"Biar aku yang memberi pelajaran pada bocah telengas ini,


Saka Lintang," kata laki-laki gemuk berkepala gundul yang
tak lain Pendeta Murtad dari Selatan.

Saka Lintang hanya mengangguk. Sebagai putri Ketua Panji


Tengkorak, dia harus bisa bersikap sebagai pemimpin yang
dapat menunjukkan kewibawaan diri agar disegani lawan
maupun kawan.

"Hm, rupanya Pendeta Murtad dari Selatan sudah jadi anjing


Geti Ireng," Dengus Tatra Pari bergumam.

"Jangan banyak omong, bocah setan! Keluarkan seluruh


kesaktianmu!" Balas Pendeta itu yang mem-punyai nama
asli, Pradya Dagma.

"Menghadapimu cukup dengan ini!" kata Tatra Pari sambil


mengepalkan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya
memasukkan pedang ke dalam sarungnya di punggung.

"Sombong! Jangan katakan aku kejam membunuh tanpa


senjata!" Geram Pradya Dagma merasa terhina.

"Silakan."

********************

ENAM

Pradya Dagma atau Pendeta Murtad dari Selatan


mengebutkan tasbih mutiaranya. Setiap kebutan
menimbulkan suara menderu bagai angin topan. Tatra Pari
yang sudah merasakan sabetan tasbih mutiara itu tak
sungkan-sungkan lagi. Dicabut pedangnya kembali, lalu 
diserangnya lawan ke bagian-bagian yang mematikan.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 60/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Namun pendeta cebol itu dengan gesit dapat meng-hindar


dari sabetan dan tusukan pedang lawannya. Bahkan
dibalasnya serangan-serangan Tatra Pari dengan tasbih
mutiaranya. Dalam waktu singkat mereka telah melampaui
sepuluh jurus.

Sementara itu pertarungan lain masih terus berlangsung


sengit. Pertarungan antara Kala Srenggi dengan Langlang
Pari telah berlangsung di luar kedai. Disusul oleh Kanta Pari,
Dadap Pari, dan Baga Pari yang bertarung melawan Tiga
Serangkai Rantai Baja.

"Jangan lari, Pendeta Murtad!" seru Tatra Pari melihat


Pradya Dagma melompat menembus atap kedai.

Tatra Pari mengikutinya. Di atas atap kedai mereka kembali


bertarung. Saka Lintang yang kini sudah berada di luar
kedai, mengawasi pertarungan tanpa mengedipkan mata.
Hatinya agak khawatir melihat salah seorang dari Tiga
Serangkai Rantai Baja terpojok melawan Baga Pari.

Hingga tiba-tiba...."Crab!"

Pedang Baga Pari menembus lawannya. Darah muncrat


bersamaan dengan limbungnya salah satu dari Tiga
Serangkai Rantai Baja. Tanpa bersuara sedikit pun, orang itu
ambruk tidak bergerak lagi.

Baga Pari berdiri tegang dengan pedang tergenggam erat di


tangan kanannya. Ujung mata pedangnya berlumuran darah.
Saat matanya melihat Tatra Pari bertempur melawan
pendeta cebol itu, hatinya terkesiap. Pendeta Murtad dari
Selatan bukan tandingan Tatra Pari. Kecuali jika mereka
berlima bersama-sama menghadapi pendeta itu.

Namun sebagai pendekar sejati, Baga Pari tidak mau 


berlaku curang. Dia hanya memperhatikan saja setiap

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 61/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

gerakan lawan. Bibirnya tersungging melihat saudaranya


masih mampu menandingi pendeta cebol itu.

"Aaaakh...!"

Tiba-tiba terdengar jerit melengking disusul ambruk-nya


seorang lagi dari Tiga Serangkai Rantai Baja yang melawan
Dadap Pari. Dari dadanya yang koyak, menyembur darah
segar. Dadap Pari melompat menghampiri saudaranya yang
lebih dulu menyelesaikan pertarungannya. Mereka berdiri
berdampingan dengan dada bergerak turun naik. Pedang
berlumuran darah masih tergenggam.

Dilihat dari tingkatannya, memang Lima Pari Emas bukanlah


tandingan Tiga Serangkai Rantai Baja. Tidak sampai
sepuluh jurus, dua dari Tiga Serangkai itu telah tewas. Dan
kini....

"Mampus!

"Akh!"

Kanta Pari segera melompat mendekati dua saudaranya


setelah menyelesaikan pertarungannya. Tuntas sudah Tiga
Serangkai Rantai Baja. Kini hanya Langlang Pari yang
berhadapan dengan Kala Srenggi, dan Tatra Pari yang
bertarung di atas atap melawan Pendeta Murtad dari
Selatan.

Pertarungan mereka telah sampai pada tingkat yang paling


genting. Langlang Pari telah mengeluarkan jurus-jurus
andalannya. Kala Srenggi tak kalah dengan mengeluarkan
jurus Pedang Kembarnya. Tubuh mereka telah tergulung
oleh sinar pedang sehingga seperti tak nampak lagi.

Tiba-tiba Kala Srenggi mencelat ke atas. Setelah bersalto


tiga kali di udara, dijejakkan kakinya di tanah sejauh dua 
tombak. Dengan sigap tangannya memasukkan pedang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 62/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

kembar ke dalam sarungnya. Segera dinaikkan tangannya ke


atas, lalu turun perlahan-lahan, dan berhenti sejajar di ketiak.

"Racun Merah...," desis Langlang Pari.

Tiga saudara Langlang Pari yang tengah memper-hatikan,


terkejut melihat Kala Srenggi mengeluarkan jurus 'Aji Racun
Merah'. Langlang Pari segera memasukkan pedangnya.
Bergegas dirapatkan kedua telapak tangannya ke depan
dada. Sesaat kemudian tubuhnya telah menggigil seperti
orang kedinginan.

Langlang Pari mengeluarkan aji pamungkasnya. Suatu ajian


yang jarang dikeluarkan kecuali terpaksa. Melihat Kala
Srenggi mengeluarkan Aji Racun Merahnya, tiga dari Lima
Pari Emas segera berpegangan tangan. Ujung pedang
mereka satukan, lalu diarahkan ke Langlang Pari.

Dari ujung pedang yang menyatu, keluar cahaya kuning


keemasan. Cahaya itu segera menerpa Langlang Pari. Tiba-
tiba tubuh Langlang Pari bergetar, dan secara perlahan-
lahan berubah menjadi keemasan. Setelah tubuh Langlang
Pari berubah warna, segera tiga saudaranya itu menurunkan
pedangnya.

Bukan hanya Kala Srenggi yang terkejut. Saka Lintang pun


terkesiap melihat ilmu yang dikeluarkan Lima Pari Emas.
Sementara itu telapak tangan Kala Srenggi juga telah
berubah merah. Disalurkan seluruh tenaga dalamnya
setelah dia tahu kalau lawan mengerahkan 'Ajian Pari Emas'
yang sangat dahsyat.

Kejadian itu tak luput dari perhatian Pradya Dagma dan


Tatra Pari sehingga pertarungan mereka terhenti dengan
seketika. Pradya Dagma segera melompat turun dan
mendarat di samping Saka Lintang. Sementara Tatra Pari
telah berdiri di antara saudara-saudaranya.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 63/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Hiyaaa...!"

Dengan satu teriakan melengking, Kala Srenggi me-lompat


bagai kilat menyambar menerjang Langlang Pari.
Bersamaan dengan itu Langlang Pari pun tak kalah gesitnya.
Tubuhnya melompat menerjang. Dalam sekejap mereka
bertemu di udara.

Ledakan dahsyat pun terjadi ketika dua telapak tangan


mereka bertemu. Tubuh Kala Srenggi terlontar ke belakang
dengan keras. Dia jatuh berguling-guling lalu dengan cepat
bangkit. Lain halnya dengan Langlang Pari. Tubuhnya hanya
terdorong sedikit, dan dengan mulus kakinya terjejak di
tanah.

"Edan!" Dengus Kala Srenggi melihat lawannya masih segar


bugar.

"Keluarkan seluruh kesaktianmu, Kala Srenggi!" Ejek


Langlang Pari.

Mendengar hal itu, muka Kala Srenggi merah padam. Ilmu


andalannya ternyata tidak berarti apa-apa bagi Langlang
Pari. Bahkan hampir saja dirinya sendiri yang roboh. Baru
kali ini ditemukan lawan yang begitu tangguh dan mampu
menandingi 'Aji Racun Merah' yang sangat dibangga-
banggakannya.

"Kala Srenggi, mundur!" Bentak Pradya Dagma tiba-tiba.

Kala Srenggi yang kembali bersiap-siap akan menyerang


lagi, menoleh kepada pendeta cebol yang telah melangkah
ke depan.

"Ajianmu tak dapat menandingi 'Pari Emas'," kata Pradya


Dagma hati-hati agar tidak menyinggung perasaan Kala
Srenggi.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 64/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Huh!" Kala Srenggi mendengus sengit

"Aku datang untuk memanggilmu, Kala Srenggi. Geti Ireng


ingin bertemu dengan kau," kata pendeta cebol itu lagi.

"Aku selesaikan dulu setan keparat ini!" Dengus Kala


Srenggi.

"Tidak ada waktu. Kau bisa celaka mengabaikan perintah


Geti Ireng!"

Sambil bersungut-sungut, Kala Srenggi mundur dua tindak.


Tanpa bicara lagi, dia langsung melompat ke atas kuda
entah milik siapa. Yang jelas Kala Srenggi segera memacu
kuda itu meninggalkan tempat itu.

"Pari Emas, di antara kita belum pernah punya urusan.


Mengapa kalian memusuhi kami?" Tanya Pradya Dagma
setelah Kala Srenggi tidak terlihat lagi.

"Lima Pari Emas selalu punya urusan dengan kejahatan.


Siapa pun orangnya, berarti musuh kami!" lantang suara
Langlang Pari menyahut.

"Hm..., kau cari perkara dengan Panji Tengkorak!" Gumam


Pradya Dagma.

"Pari Emas memang ingin membasmi Panji Teng-korak!"

"Setan kutul! Kau tahu siapa Panji Tengkorak!" Panas telinga


Saka Lintang.

"Tak peduli siapa, yang jelas Panji Tengkorak harus lenyap


dari muka bumi!" Tegas suara Langlang Pari.

"Setan alas! Mulutmu harus dibungkam!" Dengus Pradya


Dagma.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 65/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Aku ingin memotong lidahmu yang busuk!" Ejek Tatra Pari


yang masih penasaran.

"Jaga seranganku, bocah-bocah edan!" Geram Pradya


Dagma.

Setelah berkata demikian, pendeta cebol itu segera


menyerang Lima Pari Emas sekaligus. Dia tak sungkan-
sungkan lagi mengeluarkan jurus-jurus andalannya. Lima
Pari Emas harus hati-hati menghadapi Pendeta Murtad ini.
Dengan segera mereka menggunakan jurus 'Barisan Dewa
Pari' yang mengandalkan kekompakan dan kerja sama yang
baik.

Pradya Dagma diserang dari lima penjuru dengan arah yang


mematikan. Serangan datang bagai gelombang laut, silih
berganti tanpa henti. Sungguh hebat jurus 'Barisan Dewa
Pari'. Satu serangan belum tuntas sudah disusul dengan
serangan lain. Begitu seterusnya

Pendeta cebol itu terlihat kewalahan menghadapi serangan


yang saling susul menyusul itu. Beberapa kali dia harus
jatuh bangun menghindari serangan yang beruntun. Keringat
membasahi wajah dan tubuhnya Tidak ada kesempatan
untuk keluar dari kepungan yang rapat itu. Seakan-akan
setiap celah telah tertutup rapat Hati pendeta cebol itu
mulai getir.

Dalam waktu yang tidak lama, dua puluh jurus berlalu.


Namun demikian Pradya Dagma belum bisa menyentuh
lawannya. Bahkan selalu saja datang serangan dari arah
lain. Pradya Dagma benar-benar kewalahan. Dia kuras
seluruh tenaga dan kepandaiannya Kini digunakannya jurus
'Tasbih Sakti Memecah Gunung'.

Ternyata jurus itu juga tidak menolong banyak. Semua


serangan Pradya Dagma patah sebelum mencapai tujuan. 
Dia segera menggantinya dengan jurus andalan lain yang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 66/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

lebih dahsyat Tetapi juga tidak berarti apa-apa. Pradya


Dagma hampir putus asa. Lima Pari Emas seakan-akan
dapat mengetahui kelemah jurus-jurusnya.

"Setan! ilmu apa yang mereka gunakan!" Rungut Pradya


Dagma dalam hati.

Di tengah keputusasaan Pradya Dagma, tiba-tiba saja


serangan-serangan Lima Pari Emas mendadak ngawur. Hal
ini membuat pendeta cebol itu keheranan Matanya sempat
melirik Saka Lintang. Gadis itu juga tengah keheranan tak
mengerti.

Rasa heran juga menghinggapi Lima Pari Emas. Setiap


gerakan yang dilancarkan ke arah Pradya Dagma, seperti
terhalang oleh benteng kokoh yang tidak terlihat.

"Mundur!" Teriak Langlang Pari tiba-tiba.

Seketika Lima Pari Emas berlomparan mundur. Pedang


mereka tetap melintang didepan dada dengan kedua kaki
tetap kokoh menjejak tanah. Pradya Dagma tiba-tiba terkejut
melihat seorang anak muda telah berdiri di sampingnya.

Anak muda itu mengenakan baju tanpa lengan dengan


bagian dada terbuka. Rambutnya yang panjang diikat ke
belakang. Sebuah pedang bertengger di punggungnya.
Celananya hanya sebatas lutut. Kumal sekali keadaannya,
namun berwajah tampan dan kulit putih bagai pualam.

Pemuda itu adalah Rangga yang telah menyelesaikan


semedinya di Gunung Kapur. Hati Rangga merasa tidak tega
melihat laki-laki tua dikeroyok lima orang bersenjata
pedang. Dia tidak tahu kalau laki-laki tua itu adalah seorang
tokoh dari golongan hitam. Hati Rangga yang masih polos
belum bisa membedakan nana kawan dan mana lawan.


"Kenapa mereka sampai mengeroyok kakek?" Tanya Rangga

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 67/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

dengan sopan dan lembut.

"Mereka ingin membunuhku!" Sahut Pradya Dagma. Sekejap


saja dia mampu mengukur kepandaian anak muda ini.
Otaknya yang dipenuhi akal licik, segera memanfaatkan
kehadiran Rangga yang polos itu.

"Apa salah kakek?" Tanya Rangga tidak menyadari kalau


dirinya diperalat.

"Mereka ingin mengambil putriku!"

Pandangan Rangga segera terarah pada Saka Lintang yang


berdiri agak jauh. Hatinya tergetar ketika melihat gadis itu.
Saka Lintang yang mendengar pembicaraan itu hanya
tersenyum dalam hati. Sudah dapat ditebak maksud Pradya
Dagma. Diam-diam hatinya tergetar juga melihat
ketampanan Rangga.

"Sebaiknya kakek pulang saja, biar saya urus orang-orang


jahat ini," Kata Rangga.

"Terima kasih, tapi ini urusanku. Biar kuselesaikan sendiri,"


Pradya Dagma pura-pura.

"Anak muda! Minggir! Aku tidak ada denganmu!" bentak


Langlang Pari geram.

"Maaf, aku tidak bisa membiarkan kekejaman kejahatan


berlangsung didepan mataku!" sahut Ranga kalem.

"Siapa yang jahat, siapa yang kejam?" Dengus Langlang Pari


gusar. Dia sudah dapat menebak akal bulus Pradya Dagma.

Rangga menatap lurus pada Langlang Pari dan adik-


adiknya. Kemudian ditatapnya pendeta cebol yang masih
berdiri di sampingnya.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 68/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Saka Lintang, cepat pulang. Nanti ayah menyusul!" kata


Pradya Dagma meneruskan sandiwaranya. Dia tidak ingin
kedoknya terbongkar. Baginya ini kesempatan untuk dapat
meloloskan diri dari Lima Pari Emas. Bagaimanapun dia
sadar tidak akan mampu menghadapi Lima Pari Emas
sekaligus.

"Baik, Ayah!" sahut Saka Lintang segera melompat ke atas


kudanya.

Rangga kagum melihat ketangkasan gadis itu dari caranya


melompat dan melarikan kudanya dengan cepat.

Saka Lintang tahu kalau perintah itu hanya siasat aja,


makanya dia menuruti saja perintah itu. Dan lagi dia
memang tahu kalau pendeta cebol tidak sanggup lagi
melawan Lima Pari Emas. Perintah itu juga bisa jadi suatu
tanda kalau dia harus segera melapor pada ayahnya, Geti
Ireng.

"Pendeta licik, hadapi aku!" geram Langlang Pari. Dia sudah


bisa membaca maksud yang terkandung di benak Pradya
Dagma.

"Anak muda, jangan terpancing dengan kelicikannya! Dia


Pendeta Murtad dari Selatan" Seru Dadap Pari. Matanya
yang jeli bisa melihat kalau Rangga belum mengerti tentang
rimba persilatan.

"Ah, Anak Muda. Saya mohon diri. Terima kasih, telah


menolongku," kata Pradya Dagma terburu-buru.

Rangga belum sempat mengeluarkan sepatah kata pun,


tetapi Pradya Dagma telah melompat ke punggung kuda
dan langsung menggepraknya. Kuda tinggi besar itu
meluncur cepat. Sebentar saja sudah jauh neninggalkan
tempat itu.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 69/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Setan ! Licik!" umpat Langlang Pari kesal.

"Anak Muda, siapa kau sebenarnya? Kenapa membantu


Pendeta Murtad itu?" Tanya Dadap Pari yang lebih besar dari
lainnya.

"Aku Rangga," Sahut Rangga memperkenalkan diri. "Aku


tidak bisa melihat kekejaman berlangsung di depan
hidungku!"

Dadap Pari tersenyum mendengar kata-kata polos itu. Dia


memasukkan pedang ke dalam sarungnya.

Dihampirinya Rangga yang tetap berdiri di tempatnya.


Senyum masih terkembang di bibir Dadap Pari, bisa maklum
kalau anak muda ini masih hijau dalam dunia persilatan.

Rangga mengernyitkan alisnya. Dia tidak mengerti kenapa


orang yang semula dikira jahat justru berkata lemah lembut
dan tidak menunjukkan permusuhan. Bahkan mereka
semua memasukkan pedangnya kembali. Apakah salah
penilaiannya?

"Kami lima bersaudara dengan julukan Lima Pari Emas.


Kami berasal dari Gunung Cupu. Sedang pendeta gundul itu
bergelar Pendeta Murtad di Selatan. Sudah lama dia kami
cari untuk kami hentikan sepak terjangnya yang tidak
berperikemanusiaan." Kata Dadap Pari menjelaskan.
Rangga
menatap lima orang yang berdiri di depannya satu persatu.
Seakan-akan ingin memastikan kalau dia tadi salah menilai.
Julukan Pendeta Murtad dari Selatan pernah dibacanya dari
salah satu buku yang di goa Lembah Bangkai. Nama itu
tercantum berikut nama-nama lain yang termasuk dalam
golongan hitam.

Tetapi Rangga belum yakin. Sebab nama Pendeta Murtad


dari Selatan sudah lenyap di tangan Pendekar Rajawali Sakti 
seratus tahun yang lalu. Apakah orang tua gundul cebol itu

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 70/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

muridnya yang kini malang melintang di rimba persilatan


dengan nama yang sama

"Dadap Pari, sebaiknya kita bicara di tempat lain saja!" Usul


Langlang Pari.

Dadap Pari mengangguk. Dia mengerti maksud saudaranya.


Sebentar lagi tentu kelompok Panji Teng-korak akan datang.
Tanpa banyak bicara, Lima Panji Emas berlompatan ke atas
punggung kuda masing-masing.

"Ayo, Rangga! Kita pergi dari sini," ajak Dadap Pari.

"Terima kasih!" sahut Rangga.

Ketika Dadap Pari akan membuka mulutnya, Rangga telah


lebih dulu mencelat dan lenyap seketika dari pandangannya.
Begitu cepatnya sehingga Lima Pari Emas terkesiap. Ke
mana Rangga pergi?

********************

TUJUH

Senja telah merayap menjadi malam. Udara dingin. Angin


berhembus agak kencang. Dinginnya udara malam menjadi
tak terasa di dalam sebuah ruangan yang terang benderang
oleh cahaya obor. Sebuah kedai makan yang telah penuh
oleh orang-orang dari berbagai golongan masing-masing di
mejanya.

Di salah satu sudut yang remang-remang, duduk Rangga


menghadapi meja kecil. Hanya ada sebuah guci arak di atas
mejanya. Matanya selalu mengawasi orang-orang yang
keluar masuk kedai makan ini. Di kedai ini pun menyediakan
kamar-kamar untuk menginap.


Mata Rangga tertumbuk pada salah satu meja yang jauh di

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 71/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

depannya. Tampak Saka Lintang duduk di ke-lilingi empat


orang laki-laki. Rangga sama sekali tak tahu kalau keempat
laki-laki itu dari golongan hitam. Mereka adalah Kalingga,
atau berjuluk Kakek Merah Bermata Elang. Duduk di
sampingnya adalah Kala Srenggi. Di samping kanan Saka
Lintang duduk seorang wanita dengan dandanan menor,
persis badut. Wanita itu dijuluki Dewi Asmara Dara.
Sebenarnya wanita ini cantik. Tubuhnya pun menggiurkan.
Karena dandanannya yang berlebihan maka wanita ini jadi
kurang simpatik. Kemudian yang seorang lagi wanita tua.
Rambutnya yang putih digulung ke atas. Seba-gian
rambutnya dibiarkan jatuh menjuntai. Walau kulitnya telah
keriput, tapi sorot matanya masih menyimpan ketegaran.
Dia dijuluki Dewi Jerangkong, karena tubuhnya yang kurus
kering bagai tulang berbalut kulit.

Keadaan kedai tenang. Semua orang menikmati hidangan


sambil bersenda gurau. Namun ketenangan ini tiba-tiba
lenyap, ketika seorang laki-laki tersuruk-suruk masuk
dengan tubuh beriumuran darah. Laki-laki itu menghampiri
meja Saka Lintang.

"Hey! Ada apa?" Pekik Saka Lintang kaget.

"Teratai Putih...," Laki-laki itu tidak meneruskan kalimatnya.


Dia telah ambruk tak bernyawa.

Belum lagi hilang rasa terkejut, tiba-tiba dari pintu


berrmunculan orang-orang berpakaian serba putih dengan
sulaman bunga teratai di dada. Bahkan beberapa orang
muncul dari atas atap ruangan ini. Jumlah mereka semua
tak lebih dari dua puluh orang.

Beberapa pengunjung segera berhamburan keluar


menyelamatkan diri. Keadaan di kedai makan kian berubah
panas dan tegang. Saka Lintang segera berdiri diikuti yang
lainnya.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 72/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Kalian datang langsung membuat onar. Apa maksud


kalian?" dingin suara Saka Lintang. Matanya menatap tajam
pada orang yang berdiri paling depan.

"Kami ingin menuntut balas atas kematian saudara-saudara


kami!" Sahut laki-laki yang berdiri paling depan.

"Pragola, kenapa bukan Pasopati saja yang datang ke sini?!"


Dengus Dewi Asmara Dara.

"Guruku terlalu suci berhadapan denganmu, perempuan


liar!" Sahut Pragola sinis.

Merah padam muka Dewi Asmara Dara. Bukan rahasia lagi


kalau antara dia dengan Begawan Pasopati pernah terjadi
hubungan asmara sekian puluh tahun yang lalu, waktu
mereka masih remaja. Sekarang mereka bermusuhan. Dewi
Asmara Dara yang dahulu bernama Sutiragen memang
bukan gadis baik-baik.

Dalam usia yang masih belia, Sutiragen telah


berpengalaman menghadapi laki-laki. Tentu saja Pasopati
kecewa setelah mengetahui kelakuan Sutiragen. Pasopati
sendiri telah kalap membunuh orang tua Sutiragen karena
merasa ditipu. Kedua orang tua Sutiragen telah
menjebaknya untuk menikahi Sutiragen yang kedapatan
telah mengandung.

Dari peristiwa itulah bibit permusuhan tumbuh subur.


Mereka telah bersumpah akan membabat habis semua
keturunan masing-masing. Oleh sebab itu mereka tidak
menikah lagi sampai sekarang. Sutiragen sendiri makin liar,
terlebih setelah dia men-dapat gemblengan dari seorang
pertapa tua yang sakti. Mungkin otaknya memang telah
dirasuki iblis, Sutiragen yang semula berjanji akan hidup
baik-baik, telah membunuh pertapa itu dengan licik setelah
dia menguasai seluruh ilmunya.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 73/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Bocah sombong! Kau tahu, dengan siapa berhadapan!"


Geram Dewi Asmara Dara.

"Nenek-nenek tak tahu diri yang merasa masih muda!" Ejek


Pragola.

Dewi Asmara Dara tidak dapat lagi menguasai amarahnya


yang memuncak sampai ke ubun-ubun. Dengan sigap dia
melompat dan menerjang Pragola. Anak muda itu berkelit
sedikit, bahkan melayangkan kakinya ke perut Dewi Asmara
Dara.

"Monyet jelek!" rungut Dewi Asmara Dara sambil


melentingkan tubuhnya menghindari tendangan lanjutan
Pragola. Amarah yang meluap membuat Dewi Asmara Dara
jadi lengah.

Meskipun masih muda, Pragola tidak dapat dianggap


enteng. Ilmunya sudah hampir menyamai gurunya sendiri.
Dia memang masih memerlukan waktu yang cukup lama
untuk menyempurnakannya. Jurus-jurus Pragola sangat
dahsyat dan sulit diterka arahnya, membuat lawan harus
hati-hati menghadapinya.

Lawan yang dihadapi Pragola pun bukan tokoh


sembarangan. Dia seorang tokoh tingkat tinggi yang sudah
kenyang makan asam garam rimba persilatan. Pragola tahu
siapa Dewi Asmara Dara. Oleh karena Itu, dilayaninya lawan
dengan tenang dan penuh perhitungan.

"Awas kepalamu!" teriak Dewi Asmara Dara. Pragola tak


mempedulikan peringatan lawannya. Tangannya yang dialiri
tenaga dalam ditebaskan ke arah perut lawan. Dan memang
benar, teriakan tadi hanya tipuan belaka. Justru sasaran
sebenarnya adalah perut.

"Ih!" Dewi Asmara Dara terperanjat, cepat-cepat ditarik 


tangannya.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 74/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Sungguh tak disangka kalau Pragola mengetahui gerak


silatnya, sehingga dapat ditebak arah mana yang dituju.
Belum hilang rasa herannya, tiba-tiba Pragola menyerang
secara beruntun. Wanita ini makin terkesiap. Dengan cepat
dilentingkan tubuhnya mundur satu tombak.

"Kalau takut, sebaiknya kau menyingkir!" Pragola.

"Suruh si Pasopati ke sini! Biar dia tahu bagaimana


mengajar muridnya yang ceriwis!" geram Dewi Asmara Dara
atau Sutiragen ini.

"Jangan kau bawa-bawa nama guruku. Aku masih sanggup


membeset mulutmu!" dengus Pragola tidak senang gurunya
dihina.

"Bocah setan! Terima seranganku!" teriak Suti-ragen geram.

Wuuut!

Dengan kecepatan yang luar biasa, Sutiragen mengeluarkan


senjatanya yang berupa selendang berwarna merah darah.
Ujung selendang itu segera meluncur meliuk-liuk bagai ular
naga ke arah Pragola. Ke mana Pragola menghindar, pasti
selendang itu mengejar.

Sungguh luar biasa selendang itu. Meja, kursi, barang


barang di sekitar situ hancur berantakan terkena
sambarannya. Dewi Asmara Dara memainkan jari-jari
tangannya dengan lincah membuat selendang itu seperti
mempunyai nyawa. Pragola terlihat kewala-han menghadapi
serangan Dewi Asmara Dara kali ini. Dia hanya bisa
menghindar dan bersalto tanpa mampu mengirimkan
serangan balasan.

"Perhatikan jari tangannya, gunakan senjata, cari bagian 


tengah!"

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 75/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Pragola terkejut mendengar bisikan di telinganya. Dia tak


mau berpikir panjang. Siapa pun orangnya pasti ingin
membantu. Pragola segera meloloskan pedangnya yang
tergantung di pinggang.

Sret!

Kali ini dihiraukan ujung selendang yang mengincar


tubuhnya. Matanya menatap jari-jari tangan Dewi Asmara
Dara. Benar! Arah selendang dapat diketahuinya dari jari-jari
tangan yang bergerak lincah. Dengan mudah Pragola dapat
menghindari ujung sendang tanpa melihatnya. Bahkan
pedangnya beberapa kali hampir menebas selendang itu.
Tapi sepertinya dia menebas sebongkah batu cadas yang
sangat keras.

"Jangan buang tenaga! Pusatkan perhatian pada titik


tengah!"

Terdengar lagi bisikan di telinga Pragola. Bisikan itu


membuatnya bingung. Dia tidak tahu titik tengah mana yang
dimaksud. Pragola tidak lagi membabatkan pedangnya
pada selendang merah yang masih mengancam dirinya.
Matanya tetap tidak lepas menatap ari-jari tangan Dewi
Asmara Dara. Otaknya terus bekerja memecahkan maksud
bisikan tadi.

Tiba-tiba Pragola berteriak nyaring. Tubuhnya mencelat ke


udara. Dengan kecepatan yang luar biasa, ia menukik tepat
di tengah-tengah selendang. Dewi Asmara Dara terkejut,
cepat-cepat ditarik selendangnya. Terlambat! Ujung pedang
Pragola telah membabat tepat di tengah-tengah selendang
merah itu.

"Setan!" maka Dewi Asmara Dara melihat selendang


pusakanya terpotong jadi dua.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 76/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Dewi Asmara Dara mencampakkan selendangnya. Dia


segera menggerakkan tangannya, mengembang ke
samping. Lalu dengan gerakan yang cepat, kedua tangannya
melintang didepan muka.

Pragola terkejut. Tiba-tiba saja mata Dewi Asmara Dara


berubah merah. Belum hilang rasa terkejutnya dari mata itu
meluncur seberkas sinar merah me-ngarah dirinya. Dengan
cepat Pragola mencelat meng-hindar. Satu berkas sinar lagi
terpaksa ditangkisnya dengai pedang.

Trak!

Pragola terlempar sejauh dua tombak. Pedangnya patah


menjadi dua bagian. Belum sempat bangun, dua berkas
sinar merah kembali menyerang dirinya. Dengan cepat
Pragola menggulingkan tubuhnya ke samping. Sinar merah
itu menghantam lantai kedai makanan. Suara menggelegar
terdengar disertai berlubangnya lantai yang keras itu.

"Mati aku!" dengus Pragola. Dia tahu kalau Asmara Dara


mengeluarkan ilmu 'Seribu Mata Dewi'. Ilmu andalan yang
sangat jarang digunakan Asmara Dara. Kemarahan yang
memuncak karena selendang andalannya putus
memancingnya untuk mengeluarkan ilmu 'Seribu Mata
Dewi'.

"Jangan panik!" Terdengar lagi bisikan halus di telinga


Pragola. "Hindari tatapan matanya. Gunakan ilmu peringan
tubuh, putari tubuhnya.

Pragola segera bangkit dan berlari-lari memutari tubuh Dewi


Asmara Dara dengan menggunakan ilmu peringan tubuh.
Tentu saja Dewi Asmara Dara jadi kelabakan. Sinar-sinar
merah yang dilontarkan selalu mengenai tempat kosong.
Beberapa orang yang masih berada di kedai itu segera
menyingkir, menghindari sinar merah yang tidak mustahil 
nyasar ke tubuh mereka.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 77/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Gunakan senjata kecil, arahkan ke kaki," bisikan halus


kembali terdengar.

Pragola kebingungan. Dia tidak memiliki senjata rahasia


satu pun juga. Gurunya tak pernah membe-kali senjata
rahasia. Menurut gurunya, senjata rahasia hanya digunakan
oleh orang-orang berhati tele-ngas dan licik. Mereka tidak
pantas disebut pendekar.

Di saat otaknya berpikir keras, mendadak matanya


menangkap reruntuhan meja dan kursi. Bibirnya segera
tersenyum. Sambil terus mengarahkan tenaga dalam dan
ilmu peringan tubuh, Pragola meraih beberapa potongan
kayu. Diremasnya potongan kayu itu hingga menjadi
serpihan.

Sementara itu Dewi Asmara Dara makin geram karena


setiap serangannya selalu luput. Setiap kali dia memaksa
Pragola untuk menatap matanya, pemuda Itu selalu
memalingkan mukanya. Dewi Asmara Dara semakin sulit
karena pengaruh ilmu 'Seribu Mata Dewi' tidak
mempengaruhi Pragola.

"Awas kaki!" teriak Pragola tiba-tiba.

Dewi Asmara Dara terkejut. Kayu-kayu kecil berterbangan


mengarah kakinya.

"Setan belang! Monyet buduk!" Dewi Asmara Dara


mengumpat habis-habisan.

Kayu-kayu kecil yang dilemparkan Pragola dengan


pengerahan tenaga dalam membuat wanita itu sibuk
berlompatan ke sana kemari. Lebih-lebih Pragola me-
lemparkannya sambil berlarian mengitari tubuhnya.
Konsentrasi Dewi Asmara Dara terpecah.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 78/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Pada saat Dewi Asmara Dara tengah repot dengan serangan


itu, tiba-tiba meluncur sebuah bayangan merah menahan
arah lari Pragola. Seketika kayu-kayu kecil yang terlontar ke
kaki Dewi Asmara Dara terhenti bersamaan dengan
terhentinya lari Pragola. Di depan anak muda itu sudah
berdiri seorang kakek tua berjubah merah.

"Kakek Merah Mata Elang!" bentak Pragola gusar "Kau


melanggar aturan!"

"He he he...! Tidak ada aturan dalam rimba persilatan,"


Kakek Merah Bermata Elang terkekeh menyeringai. Matanya
yang merah bagai mata elang menatap tajam Pragola.

"Biar aku yang menghadapi orang tua tidak tahu diri ini,
Kakang!"

Tiba-tiba melompat seorang pemuda ke tengah-tengah


arena pertempuran. Seorang anak muda berkulit putih dan
bertubuh ramping. Garis-garis kejantanan tergambar jelas
pada raut wajah yang halus dan tampan itu.

"Hati-hati Adik Barada, orang ini sangat kejam dan sakti,"


Pragola mengingatkan.

Barada hanya tersenyum. Dilangkahkan kakinya dua tindak


ke depan. Dia sudah tahu kehebatan Kakek Merah Bermata
Elang. Makanya dia harus bertindak hati-hati dan penuh
perhitungan. Dalam perkumpulan Teratai Putih, Barada
hanya satu tingkat di bawah Pragola. Jadi dia juga tak bisa
dianggap remeh.

"Majulah, Kakek tua!" seru Barada lantang dan tenang.


Setenang sikapnya.

"He he he.... Anak kemarin sore ingin menantangku. Apakah


Teratai Putih tidak memiliki jago-jago andalan sehingga 
mengutus anak bau kencur ke sini. Kakek Merah Bermata

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 79/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Elang mengejek.

"Teratai Putih tidak perlu mengeluarkan jago-jagonya untuk


membasmi Panji Tengkorak!" Tenang dan lembut suara
Barada, namun menyakitkan di telinga.

"Bocah sombong! Jangan menyesal kalau aku memberi


pelajaran padamu!" Geram Kakek Merah Bermata Elang.

"Silakan kalau kau mampu!"

"Setan! Mampus kau!"

Pertempuran antara Kakek Merah Bermata Elang dengan


Barada berlangsung sengit. Masing-masing menggunakan
jurus-jurus silat tingkat tinggi. Pragola pun sudah sibuk lagi
melayani Dewi Asmara Dara. Di lain pihak, Kala Srenggi, dan
Dewi Jerangkong juga telah menghajar orang-orang Teratai
Putih lainnya.

Kedai makan berubah menjadi ajang pertempuran. Memang


kelihatannya tidak seimbang. Dua puluh dari Teratai Putih
melawan empat orang dari Panji Tengko-rak. Namun
keempat orang-orang itu bukanlah orang-orang
sembarangan. Malah kini terlihat dua orang anggota Teratai
Putih sudah terjungkal. Kepalanya remuk terhajar tongkat
Dewi Jerangkong.

Seorang lagi roboh di tangan Kala Srenggi. Lalu menyusul


satu demi satu. Pragola yang melihat kejadian itu tidak bisa
berbuat apa-apa. Dia sendiri sibuk menahan gempuran Dewi
Asmara Dara. Wanita itu sangat bernafsu ingin cepat
membunuh lawannya. Dia merasa sudah dipermalukan oleh
Pragola di muka umum.

"Tahan!"


Tiba-tiba suara menggeledek terdengar bagai petir di siang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 80/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

bolong. Seketika pertempuran itu terhenti. Anggota Teratai


Putih tinggal enam orang saja. Mayat-mayat
bergelimpangan di mana-mana. Darah berceceran
menyebarkan bau amis menusuk hidung.

Semua mata segera terarah pada Rangga yang duduk


tenang di pojok. Tangannya memain-mainkan kendi arak.
Lagaknya acuh dengan suasana kedai makan yang
berantakan akibat pertarungan dua kelompok itu.

"Orang asing! Berani benar kau campuri urusan kami!"


Bentak Dewi Asmara Dara gusar.

Seperti orang tolol, Rangga celingukan mencari-cari


sesuatu. Pelan-pelan dia bangkit dan berjalan melangkahi
mayat-mayat yang bergelimpangan. Kepalanya menggeleng-
geleng dengan mulut berdecak-decak seperti keheranan.

"Ck ck ck..., kasihan sekali. Nyawa satu-satunya dibuang


percuma," gumam Rangga.

Rangga berhenti melangkah ketika di depannya berdiri


menghadang Kakek Merah Bermata Elang. Rangga
mengamati jari-jari tangan kakek tua itu yang penuh darah.

"Kenapa tangan Kakek? Luka?" Tanya Rangga seperti anak


kecil.

"Luka tanganku bisa diobati oleh darahmu!" Dengus


Kalingga atau Kakek Merah Bermata Elang geram.

"Wah, hebat!" Seru Rangga sambil menggeleng-gelengkan


kepalanya.

"Kisanak, apakah kau yang memberiku petunjuk tadi?" Tanya


Pragola sopan dan lembut. Dia merasa yakin kalau bisikan-
bisikan halus datang dari pemuda ini.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 81/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Ah, aku hanya bicara sendiri tadi," Sahut Rangga merendah.

"Setan! Jadi kau yang membantu bocah edan ini!" Dengus


Dewi Asmara Dara geram. Giginya gemelutuk dan
tangannya mengepal erat.

"Siapa yang membantu? Sejak tadi aku duduk di sana,"


Sahut Rangga kalem.

"Kau harus mampus!" Geram Dewi Asmara Dara.

Setelah berkata demikian Dewi Asmara Dara segera


melompat menerjang dengan jurus andalannya. Rangga
hanya berkelit sedikit dengan meliukkan tubuhnya. Serangan
Dewi Asmara Dara hanya menge-nai angin kosong.

Kala Srenggi yang mengenali jurus-jurus Dewi Asmara Dara,


terkesima melihat cara Rangga menghindari serangan.
Merasa lawan hanya menghindar tanpa melangkah sedikit
pun, Dewi Asmara Dara berang bercampur malu.

"Terima aji pamungkasku!" Teriak Dewi Asmara Dara.

Seketika seluruh tangan Dewi Asmara Dara mengepulkan


asap kekuningan, lalu secepat kilat menyerang Rangga.
Semua mata yang memandang menahan napas
menyaksikan Rangga hanya tenang-tenang saja.

"Hiyaaa...!" Dewi Asmara Dara melengking keras dengan


kedua tangan menjulur ke depan.

Saat jari-jari tangan Dewi Asmara Dara yang mengepulkan


asap tepat di depan mata Rangga, anak muda itu hanya
memiringkan kepalanya sedikit. Dengan menggunakan jurus
'Cakar Rajawali' dipapaknya punggung Dewi Asmara Dara.

"Akh!" Dewi Asmara Dara memekik tertahan. Tubuh-nya 


limbung sebentar lalu ambruk tidak bangun lagi.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 82/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Semua mata terbelalak lebar seakan tidak percaya. Hanya


satu jurus saja Dewi Asmara Dara telah ambruk tak
bernyawa! Sulit diukur tingginya ilmu anak muda ini.

"Bocah setan! Sebutkan namamu sebelum kukirim kau ke


neraka!" Bentak Kakek Merah Bermata Elang dengan geram.

"Aku Pendekar Rajawali Sakti!" Jawab Rangga. Suaranya


tenang namun menggema ke seluruh ruangan.

"Tidak mungkin!" Sentak Dewi Jerangkong sambil melompat


ke depan.

Semua mata menatap nenek tua yang berdiri dengan


tongkat saktinya.

"Jangan coba-coba menggertak kami dengan menyebut


nama tokoh seratus tahun lalu!" Dengus Dewi Jerangkong.

"Kalau tidak percaya, lihat saja dia!" Rangga menunjuk


mayat Dewi Asmara yang tengkurap kaku.

Dewi Jerangkong mendelik. Punggung Dewi Asmara Dara


hangus! Ada goresan hitam di punggung yang membentuk
cakar burung rajawali. Jelas, itu adalah salah satu hantaman
jurus 'Cakar Rajawali'. Dan kini jurus maut itu dimiliki
seorang pemuda yang mengaku sebagai Pendekar Rajawali
Sakti!

"Bagaimana, Nenek tua? Percaya?"' Kalem dan tenang suara


Rangga.

"Mustahil...," Gumam Dewi Jerangkong seraya menggeleng-


gelengkah kepalanya.

Bukan hanya Dewi Jerangkong yang tidak percaya. Kakek 


Merah Bermata Elang pun demikian. Dua tokoh tua ini

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 83/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

pernah mendengar sepak terjang Pende-kar Rajawali Sakti


meski pada saat itu mereka belum dilahirkan. Kehebatan
dan kesaktian pendekar Raja-wali Sakti pernah menjadi
buah bibir di mana-mana. Semua orang selalu
mengharapkan kemunculannya jika terjadi kerusuhan dan
kejahatan.

Kini Pendekar Rajawali Sakti muncul kembali di tengah


dunia persilatan yang goncang. Apakah ini pertanda Panji
Tengkorak akan menghadapi sandungan?

"Dewi Jerangkong, mari kita hadapi bocah dungu ini," Seru


Kakek Merah Bermata Elang atau Kalingga.

Setelah selesai kata-katanya, Kalingga segera menyerang


Rangga dengan jurus-jurus mautnya, diikuti oleh Dewi
Jerangkong dengan jurus-jurus andalannya.

Nyali Rangga tak gentar sama sekali dikeroyok oleh dua


tokoh sakti itu. Dia kelihatan tenang-tenang saja berkelit
menghindari serangan-serangan dahsyat dan beruntun.
Gerakan-gerakan Rangga memang cepat dan luar biasa
sehingga membingungkan lawan. Serangan-serangan dua
tokoh sakti itu selalu menemui tempat kosong.

"Maaf!" Ucap Rangga kalem.

Bersamaan dengan itu, tangan Rangga berkelebat cepat dan


tepat mendarat di dada Dewi Jerangkong dan Kalingga.

"Akh!" Dewi Jerangkong hanya mengeluh pelan

"Ugh!" Kakek Merah Bermata Elang pun melenguh hampir


bersamaan.

Secara bersamaan pula dua tubuh tokoh itu ambruk dan tak
berkutik lagi. Di dada mereka tergambar sebuah cakar 
berwama hitam. Cakar seekor burung rajawali. Sekali lagi

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 84/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Rangga berhasil merobohkan dua tokoh sakti sekaligus


hanya dalam satu jurus saja.

Kala Srenggi yang sejak tadi hatinya sudah ciut diam-diam


kabur ketika melihat dua tokoh sakti itu limbung hanya
dalam satu jurus saja. Saka Lintang pun tak nampak batang
hidungnya lagi. Entah sejak kapan dia minggat.

"Terima kasih, Tuan Pendekar telah menolong kami," Pragola


segera menghormat diikuti Barada dan empat anggota
Teratai Putih yang tersisa.

Rangga hanya tersenyum lalu menepuk pundak Pragola.

"'Tuan Pendekar sangat hebat. Panji Tengkorak pasti bisa


ditumpas," Ujar Barada penuh harapan.

"Boleh saya tahu, siapakah saudara-saudara semua?" Tanya


Rangga yang telah berjuluk Pendekar Rajawali Sakti.

"Kami murid-murid perguruan Teratai Putih. Kami


ditugaskan untuk membendung gerakan liar Panji
Tengkorak," Sahut Pragola menjelaskan.

"Siapa Panji Tengkorak?" Tanya Rangga lagi.

"Gerombolan liar dan jahat. Mereka membunuh siapa saja


yang menentangnya. Sudah banyak tokoh aliran hitam yang
bergabung dengan mereka. Saat ini Panji Tengkorak boleh
dikatakan hampir menguasai rimba persilatan," jelas Pragola
rinci. Sejak tadi dia telah kagum dengan kehebatan
Pendekar Rajawali Sakti.

"Pemimpinnya seorang tokoh sakti yang sulit dicari


tandingannya," Barada menambahkan. "Pemimpinnya
bernama Geti Ireng yang lebih dikenal dengan julukan Iblis
Lembah Tengkorak."

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 85/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Iblis Lembah Tengkorak..." gumam Rangga pelan

Seketika itu pula terlintas dalam benaknya peristiwa dua


puluh tahun lalu. Peristiwa yang menyakitkan hati. Rangga
juga masih ingat ketika ayahnya menyebut orang itu Iblis
Lembah Tengkorak. Orang itukah yang membunuh kedua
orang tuanya?

"Geti Ireng tinggal di Lembah Tengkorak bersama


gerombolannya," Pragola menambahkan.

"Apakah orang itu bersenjata tongkat berkepala tengkorak?"


Tanya Rangga memastikan.

"Benar, Tuan Pendekar," Sahut Barada cepat.

Rangga tersenyum. Matanya berbinar-binar. Dia telah


digojlok selama dua puluh tahun di Lembah Bangkai,
ditambah bersemedi dan berpuasa selama tujuh hari tujuh
malam di Gunung Kapur. Dengan demikian seluruh jiwanya
sudah bersih dari rasa dendam dan angkara murka.

Telah nyata bahwa Iblis Lembah Tengkorak adalah Geti


Ireng yang membunuh orang tuanya, tetapi hati Rangga
sedikit pun tidak terbakar api dendam. Jiwanya sudah
bersih dari nafsu duniawi. Ingin disantroninya Lembah
Tengkorak, tetapi tidak untuk balas dendam. Niatnya
semata-mata hanya untuk membasmi segala bentuk
kejahatan.

"Tuan Pendekar...," Pragola mencegah langkah Rangga.

Rangga menghentikan langkahnya yang telah sampai pada


pintu keluar kedai. Dia menoleh seraya tersenyum melihat
Pragola menghampirinya.

"Kami merasa mendapat kehormatan bila Tuan Pendekar 


berkenan singgah di Perguruan Teratai putih." Ajak Pragola

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 86/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

ramah.

Rangga berpikir sebentar.

"Eyang Guru Begawan Pasopati pasti gembira jika Tuan


Pendekar berkenan mengunjunginya. Dari beliau nanti, Tuan
Pendekar dapat mengetahui lebih ba-nyak tentang Iblis
Lembah Tengkorak," kata Pragola tengah membujuk.

"Benarkah?" Tanya Rangga dengan polos tanpa pernah


curiga terhadap siapa pun. Dalam hati sebenarnya Rangga
senang memenuhi undangan itu yang tentu segalanya
terjamin.

"Eyang Begawan Pasopati seorang yang bijak. Beliau pasti


senang jika penolong kami berkenan singgah barang
sebentar."

"Baiklah, aku pun senang mendapat sahabat."

Betapa gembiranya Pragola karena pendekar yang


dikaguminya berkenan menerima undangannya. Segera
diperintahkan adik-adik seperguruannya me-nyiapkan kuda.
Sebentar kemudian tujuh ekor kuda sudah dipacu
meninggalkan kedai, menembus kegelapan malam. Rangga
yang tidak pemah menunggang kuda, sedikit grogi. Namun
ketika agak jauh meninggalkan kedai, dia sudah mulai
terbiasa.

Bibir Rangga tersenyum-senyum. Pragola selalu memacu


kudanya di samping kiri Rangga, dan Barada di samping
kanannya. Rangga bagai pembesar saja diapit kiri kanan.
Empat kuda lain mengiringi dari belakang. Rangga cerdas.
Sebentar saja dia telah mampu menunggang kuda dengan
baik. Pada akhirnya dirasakannya bahwa menunggang kuda
hampir tidak ada bedanya dengan menunggang burung
rajawali putih.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 87/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Masih jauh?" Tanya Rangga.

"Menjelang pagi baru sampai," sahut Pragola.

Rangga mengeluh dalam hati. Sebabnya dia harus


menunggang kuda semalaman. Namun keluhan itu tidak
ditampakkannya. Dia tetap saja tersenyum sambil bertanya
macam-macam. Banyak yang ditanyakannya terutama
tentang seluk beluk dunia persilatan yang masih asing
baginya. Pragola dengan senang hati menjawab.
Dijelaskannya setiap pertanyaan Rangga dengan lemah
lembut Sesekali Barada menambahkan jika penjelasan
kakak seperguruannya dirasakan belum lengkap. Semakin
banyak Rangga bertanya, semakin banyak yang diketahui
tentang gambaran rimba persilatan sekarang ini.

Rangga bagaikan seorang bayi yang baru lahir ke dunia. Dia


masih perlu belajar banyak mengenai dunia yang digelutinya
sekarang ini. Untuk itu dia harus berpetualang sambil
bertanya pada siapa saja yang berbaik hati memberi
keterangan kepadanya, seperti, layaknya murid-murid
Perguruan Teratai Putih ini.

********************

DELAPAN

Dalam pengembaraannya mencari sarang gerombolan Panji


Tengkorak, Rangga beberapa kali harus bentrok dengan
tokoh-tokoh berilmu tinggi anggota gerombolan itu. Nama
Pendekar Rajawali Sakti makin dikenal. Di samping itu dia
juga jadi momok yang menakutkan bagi orang-orang rimba
persilatan beraliran hitam. Kini Pendekar Rajawali Sakti
bagaikan sebuah pelita yang menerangi tokoh-tokoh aliran
putih.

Dalam waktu singkat, Nama Pendekar Rajawali Sakti sudah 


terpatri erat di hati semua orang. Bahkan Saka Lintang

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 88/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

sendiri tidak pernah melupakan pendekar tampan itu. Dalam


pandangan pertamanya, dia merasa sedikit kasmaran.
Makanya setiap kali Pendekar Rajawali Sakti bentrok
dengan orang-orang Panji Tengkorak, dia tidak ingin
melibatkan diri. Dia seperti menghindar dari kemungkinan
bentrok.

Rangga menarik tali kekang kudanya ketika melewati pinggir


hutan Dadakan. Telinganya yang tajam tiba-tiba mendengar
denting senjata beradu. Nyata bahwa suara itu berasal dari
suatu pertarungan. Rangga segera melompat dari kudanya.
Dengan menggunakan ilmu 'Sayap Rajawali Membelah
Mega' tingkat pertama, tubuhnya telah melayang di udara
menuju arah datangnya suara pertempuran.

Bagai rajawali mengintai mangsa, Rangga dari atas telah


melihat seorang wanita dikeroyok tiga laki-laki bersenjata
tongkat Rangga bergegas turun dan berdiri di pinggir arena
pertarungan. Segera dikenalinya wanita itu yang ternyata
adalah Saka Lintang. Tapi siapakah tiga laki-laki yang
mengeroyoknya?

Melihat kedatangan Rangga, Sdka Lintang cepat melompat


ke luar arena pertandingan. Dihampirinya Rangga, dan
berlindung di belakang tubuh pemuda itu.

"Tolong, mereka dari Panji Tengkorak," kata Saka Lintang


dengan suara dibuat memelas.

Mendengar ketiga orang itu dari Panji Tengkorak Rangga


segera menerjang ketiga orang itu yang masih bingung tidak
mengerti. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Sekejap saja
ketiga orang itu telah bergelimpangan akibat jurus 'Cakar
Rajawali'.

"Terima kasih, kau telah menolongku," kata Saka Lintang


langsung menghampiri.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 89/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Kenapa kau bisa bentrok dengan mereka?" Tanya Rangga.

"Aku merasa tertipu masuk gerombolan Panji Tengkorak!


Aku ingin keluar, tapi mereka malah ingin membunuhku!"
cerita Saka Lintang bersandiwara. Dalam hatinya tersenyum
karena rencananya berjalan mulus.

Terpaksa dikorbankannya tiga anggota Panji Tengkorak


demi mencapai keinginan merebut hati pendekar tampan
ini. Setiap hari dia selalu terbayang wajah tampan Pendekar
Rajawali Sakti ini. Hati Saka Lintang makin hari makin
tersiksa bila Kala Srenggi selalu mencari muka di depan
ayahnya untuk mendapatkan dirinya.

"Siapakah ketiga orang itu?" Tanya Rangga.

"Mereka Tiga Pendekar Toya dari Utara. Tadi mereka


mencoba memperkosaku," Saka Lintang makin menjejali
Rangga dengan cerita kosong.

"Binatang!" Geram Rangga.

"Untung kau cepat datang, kalau tidak.... Mungkin aku sudah


mati."

"Hm, kau akan ke mana sekarang?"

"Aku tidak tahu. Sejak kecil aku hidup sendirian."

Rangga menarik napas panjang. Dirasakan ada persamaan


nasib dengan gadis ini. Namun Rangga tidak menyadari
kalau dia tengah masuk dalam perangkap yang dibuat Saka
Lintang. Bukan perangkap nyawa, tapi perangkap asmara.
Rangga memang polos. Dia memang belum banyak
mengalami liku-liku kehidupan yang mungkin dapat
menjeratnya. Apa lagi Saka Lintang memang cantik.


"Aku ikut kamu, ya?" Saka Lintang memohon sambil

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 90/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

menggayut-gayutkan tangannya dengan manja ke lengan


Rangga.

"Eh, jangan!" Rangga gugup. Matanya jelalatan. Seumur


hidupnya, baru kali ini dia disentuh wanita. Seketika
jantungnya berdetak keras.

"Kenapa?" Tanya Saka Lintang semakin manja. Dia bahkan


sudah melingkarkan tangannya ke leher Rangga.

"Aku...,aku...," Rangga benar-benar gugup.

Saka Lintang yang berpengalaman menghadapi laki-laki,


segera memanfaatkan kegugupan Rangga. Dengan cepat
dipagutnya bibir Rangga. Tentu saja pemuda ini gelagapan.
Keringat dingin mengucur deras. Inilah rasa takutnya yang
pertama. Cepat-cepat dilepaskan pelukan Saka Lintang, dan
lompat dua tindak ke belakang. Saka Lintang memandang
dengan senyum menggoda.

"Kau pendekar gagah dan tampan. Aku tertarik saat


pertama kali melihatmu," Saka Lintang tidak malu-malu lagi.

"Kau memang cantik. Aku juga suka, tapi...," Rangga tidak


meneruskan kata-katanya.

"Kenapa kita tidak bercinta?"

"Bercinta...?!" Rangga meneguk ludahnya sendiri. Mendadak


tenggorokannya terasa kering.

Saka Lintang tersenyum melihat kegugupan Rangga.


Diletakkannya pedang yang bertengger di punggungnya.
Dengan gerakan yang indah, tangannya melolosi pakaian
satu persatu. Rangga kian tidak menentu perasaannya.

"Celaka!" Sentak Rangga tiba-tiba.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 91/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Tercecer sudah seluruh pakaian Saka Lintang rerumputan.


Kaki terayun mendekati Rangga. Namun mendadak pemuda
itu mencelat ke belakang, lalu berlari sekencang-kencangnya
menggunakan ilmu peringan tubuh.

"Hey, tunggu!" Teriak Saka Lintang terkejut.

Rangga telah lebih cepat menghilang di balik rimbunan


pohon. Saka Lintang menghentakkan kakinya dengan kesal.
Bergegas dikenakan kembali pakaiannya, lalu berlari cepat
ke arah Rangga pergi.

********************

Di bangsal rumah yang paling besar di Lembah Bangkai,


Saka Lintang tengah hanyut oleh perasaan malu dan marah.
Dia benar-benar kecewa dengan sikap Rangga. Namun rasa
cintanya yang menggebu dapat mengalahkan amarah dan
rasa malunya. Dalam hati dia bertekad akan memiliki
Rangga sepenuhnya.

Ketampanan dan kegagahan Rangga membuat Saka


Lintang mabuk kepayang. Dia tidak peduli lagi dengan
kedudukannya sebagai orang kedua di Panji Tengkorak.
Pikirannya selalu tertuju pada pendekar tampan yang telah
menancapkan panah cinta di hatinya.

"Lintang...."

Saka Lintang menoleh setelah mendengar suara panggilan


dari belakang. Kala Srenggi sudah berdiri di balik
punggungnya. Saka Lintang menjauh dan berbalik.

"Mau apa kau ke sini?" Tanya Saka Lintang ketus. Dia tahu
kalau Kala Srenggi selalu berusaha men-dekatinya.

"Aku ingin bicara padamu," sahut Kala Srenggi memasang 


senyum yang menawan.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 92/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Tentang apa?"

"Tentang kita."

Saka Lintang mengerutkan keningnya. Bagi Saka Lintang,


senyum Kala Srenggi seperti seringai serigala liar kelaparan.
Sedang bagi Kala Srenggi, melihat Saka Lintang bagai
melihat bidadari turun dari kahyangan. Bukan rasa cinta
yang ada di hati, tetapi nafsu birahi yang berkobar-kobar.

"Sejak pertama aku melihatmu, rasanya aku tidak bisa hidup


tanpa kau, Lintang," Kala Srenggi meng-obral rayuannya.

"Oh..., apakah kau pantas denganku?" Cibir Saka Lintang.

"Kenapa tidak? Aku toh tidak terlalu jelek untukmu.

"Tapi kau tidak bisa menandingiku!"

"Lintang!" Merah padam wajah Kala Srenggi.

"Kalahkan aku dulu, baru kau boleh berkata begitu padaku!"

Kala Srenggi menelan ludahnya. Terasa pahit. Mana


mungkin Saka Lintang dapat dikalahkan. Ilmu silatnya di
bawah gadis ini. Kala Srenggi pernah merasakan jurus
'Tarian Bidadari' dan dia tak ingin merasakannya lagi.

"Bukankah cinta tidak mengenai tingkat kepan-daian,


Lintang," kata Kala Srenggi lagi.

"Siapa bilang? Bagiku, laki-laki yang ingin memilikiku, tingkat


kepandaiannya harus lebih daripada aku!" tetap ketus suara
Saka Lintang.

"Seperti Pendekar Rajawali Sakti itu?!" Kala Srenggi 


mendongkol.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 93/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Saka Lintang terkejut. Dia tidak menyangka kala Kala


Srenggi tahu dirinya tengah kasmaran. Nada suara Kala
Srenggi memberi isyarat kalau dia tengah cemburu.

"Pendekar Rajawali Sakti musuh ayahmu, musuh Panji


Tengkorak. Berarti juga musuhmu, Lintang. Bagaimana
mungkin kau bisa mengharapkan dia!" Kala Srenggi coba
beri pengertian.

"Dia bukan musuhku. Aku tidak pernah bermusuhan dengan


Pendekar Rajawali Sakti!" dengus Saka Lintang.

"Mana mungkin dia bukan musuhmu, sedang kau putri ketua


Panji Tengkorak."

"Apa urusanmu?"

"Jelas ada urusannya denganku. Geti Ireng menginginkan


aku untuk menikahimu. Dan aku tidak rela jika Pendekar
Rajawali Sakti merebutmu dari tanganku!"

"Gila! Siapa sudi menikah denganmu? Kau boleh merangkak


di bawah kakiku, tapi jangan harap aku dapat jadi milikmu!"

Kala Srenggi makin merah mukanya. Kata-kata Saka Lintang


telah menghina dan merendahkan dirinya. Sungguh panas
telinga Kala Srenggi mendengar ucapan Saka Lintang itu.
Darahnya segera mendidih, bergolak penuh kemarahan.

"Dengar, Saka Lintang. Penghinaanmu tidak akan kulupakan.


Sekarang kedudukanmu masih kuat. Tapi nanti, setelah kau
lepas dari Geti Ireng.... Kau akan menyesal!" Kala Srenggi
mengancam penuh kemarahan.

"Heh, main ancam segala rupanya." Cibir Saka Lintang


mengejek.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 94/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Huh! Dasar anak pungut tidak tahu diri!" Dengus Kala


Srenggi geram.

Setelah berkata demikian, Kala Srenggi melompat ke luar


dari bangsal rumah besar.

"Hey!" Saka Lintang terkejut setengah mati mendengar kata-


kata terakhir Kala Srenggi.

Saka Lintang segera melompat ke luar, namun Kala Srenggi


sudah tak terlihat lagi. Saka Lintang celingukan, lalu
melompat ke atap. Matanya yang tajam memandang ke
sekeliling, namun Kala Srenggi benar-benar tidak terlihat
lagi.

"Anak pungut..," gumam Saka Lintang berulang-ulang.

Benarkah dia anak pungut? Anak pungut Geti Ireng? Lalu


siapa orang tuanya yang sebenarnya?

********************

Setelah didesak, Emban Girika akhirnya menceritakan asal


usul Saka Lintang. Wanita gemuk itu yang mengurus Saka
Lintang sejak kecil.

"Saya diperintah merawat Nini Lintang ketika masih berusia


satu tahun. Waktu itu Panji Tengkorak masih partai kecil.
Gusti Geti Ireng masih mencari pengaruh dan kekuatan. Dia
mengembara dari satu dusun ke dusun yang lain. Beliau
tidak bisa mengurus Nini Lin-tang, maka sayalah yang
diperintah merawat Nini di lembah ini," kata Emban Girika.

"Lalu siapa orang tua saya sebenarnya?" Tanya Saka Lintang


tidak sabar.

"Sabar dulu, Nini. Saya akan ceritakan dari awalnya," Emban 


Girika menarik napas panjang sebentar. "Ketika itu Gusti

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 95/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Geti Ireng memasuki desa Kali Anget Di desa itu beliau


mendapat perlawanan sengit Kepala Desa. Namun Kepala
Desa itu akhirnya di bunuh bersama istri dan anak-anaknya.
Hanya satu yang selamat, seorang bocah perempuan
berumur satu tahun."

"Anak perempuan itu saya kan, Bi?" Celetuk Saka Lintang


makin tidak sabar.

"Benar. Gusti Geti Ireng membawa anak perempuan itu,


karena kedua istrinya tidak mempunyai anak sampai
meninggal!"

"Apakah dibunuh ayah juga?"

"Ya, kedua istri Gusti Geti Ireng ingin melarikan diri. Mereka
tidak tahan melihat Gusti Geti Ireng begitu kejam
membunuh siapa saja yang berani menentangnya."

Saka Lintang gemetar seluruh tubuhnya. Berbagai perasaan


berkecamuk di dadanya. Dia tidak tahu, apakah harus
marah, kecewa, atau berterima kasih pada ayah angkatnya
yang telah merawat dan mendidiknya hingga menjadi
seorang wanita yang berilmu.

Tetapi laki-laki itu juga yang membunuh seluruh


keluarganya. Saka Lintang tidak tahu apakah dia harus
membalas kematian orang tua dan saudara-saudaranya?
Apakah akan dilupakan saja kejadian itu? Orang yang
selama ini dianggap ayahnya sekaligus pelindung yang
menyayangi dan dihormatinya itu, ternyata pembunuh
keluarganya. Haruskah dia tinggal diam?

Saka Lintang merasa menyesal, kenapa dia harus


mengetahui semua ini. Seharusnya dia tidak perlu tahu,
sehingga tidak dituntut untuk berbakti kepada orang tuanya.
Bakti seorang anak yang orang tuanya dibunuh laki-laki yang 
kini jadi ayah angkatnya. Haruskah menuntut balas?

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 96/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Tidaaak...!" Saka Lintang menjerit sekuat-kuatnya.

"Nini..., Nini Lintang...," Emban Girika jadi ketakutan melihat


Saka Lintang mengamuk memporak-porandakan kamarnya.

"Tidak! Dia bukan pembunuh orang tuaku. Tidak...!" jerit


Saka Lintang sambil meloloskan pedangnya.

Dengan sekali tebas saja, tiang tempat tidur patah jadi dua.
Pembaringan yang beralaskan kain sutra halus itu pun
ambruk disertai suara gemuruh. Belum juga puas, Saka
Lintang membabatkan pedangnya ke sana kemari seperti
kesetanan. Lalu dia jatuh terduduk menunduk lemas.
Isaknya terdengar memilukan.

Batin gadis itu tergoncang hebat. Sulit baginya menerima


kenyataan yang menyakitkan ini. Saka Lintang merasa
hidupnya tiada berguna lagi. Semua orang akan mengejek
dan menertawakan dirinya.

"Gusti Yang Agung, betapa berat cobaan yang kau berikan


padaku!" Saka Lintang menangis terisak menyesali
hidupnya. "Mengapa aku tidak sekalian dibunuh saja, Bi.
Kenapa Geti Ireng mengambilku sebagai anak? Kenapa,
Bi...?"

"Tabahlah, Nini. Semua ini sudah kehendak Sang Hyang


Widi. Nini harus menerima kenyataan dengan hati lapang,"
kata Emban Girika juga tidak kuasa menahan air matanya.

"Percuma saya. hidup, Bi."

"Nini jangan berkata begitu. Gusti Geti Ireng memang telah


membunuh orang tua dan saudara-saudaramu. Tapi Gusti
Geti Ireng juga telah merawat mendidik, dan membesarkan
Nini sampai menjadi wanita berilmu sekarang ini. 
Bagaimanapun juga Nini berhutang budi padanya."

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 97/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Tapi dia membunuh keluargaku, Bi!"

"Memang kewajiban seorang anak menjunjung tinggi


martabat orang tuanya. Hanya masalahnya sekarang,
pembunuhnya justru ayah angkat Nini sendiri."

"Katakanlah, Bi. Apa yang harus saya lakukan?" Saka


Lintang kelihatan putus asa.

Emban Girika tidak menjawab. Memang serba sulit untuk


menjawabnya. Dia bersedia tinggal di lembah ini karena
merasa kasihan melihat Saka Lintang kecil yang masih
memerlukan kasih sayang seorang ibu. Dia juga membenci
Geti Ireng yang telah membunuh seluruh keluarganya.

Kedudukan Emban Girika di lembah ini tidak ubahnya


seperti tawanan. Bisa dikatakan dia adalah budak. Emban
Girika hanya bisa menerima nasib. Dia tidak mungkin
mampu mengalahkan Geti Ireng yang sakti. Dia sadar tak
mampu melawan karena hanya seorang wanita desa yang
lemah tidak mengerti ilmu silat dan kesaktian apapun.

Pada saat mereka terdiam, di luar terdengar suara-suara


ribut. Suara senjata beradu dan jeritan melengking, saling
menyusul. Saka Lintang terdongak, lalu melompat keluar
menembus dinding yang terbuat dari potongan kayu papan.

"Nini Lintang...!" Emban Girika bergegas ke luar.

Apa sebenarnya yang terjadi?

********************

SEMBILAN

Suasana di Lembah Tengkorak seperti medan pertempuran. 


Orang-orang dari partai Teratai Putih bertarung gigih dibantu

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 98/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

partai-partai golongan putih lain-nya melawan orang-orang


Panji Tengkorak. Penyerbuan yang mendadak dan tak
terduga membuat orang-orang Panji Tengkorak kelabakan.
Namun mereka semua bukanlah orang-orang sembarangan.

"Pradya Dagma! Mana Kala Srenggi?" suara Geti Ireng atau


Iblis Lembah Tengkorak menggelegar di tengah-tengah
suara pertempuran.

"Dia kabur!" Sahut Pradya Dagma sambil terus mengebutkan


tasbih mutiara saktinya.

"Pengecut! Kupecahkan kepalanya nanti!" geram Geti Ireng.

Pertempuran terus berlangsung. Korban dari kedua belah


pihak mulai berjatuhan. Darah mengalir membasahi Lembah
Tengkorak ini. Mayat-mayat bergelimpangan tak tentu arah.
Sebentar saja pemandangan lembah ini kian mengerikan.
Bau anyir darah menyebar terbawa angin.

"Geti Ireng!"

Geti Ireng menoleh. Tiba-tiba saja seorang tokoh tua


berjubah putih melompat ke depan. Tokoh tua ini adalah
Begawan Pasopati, guru besar dari partai Teratai Putih.
Tongkat galian asam dengan cincin emas berbentuk kepala
naga diacungkan ke depan. Matanya tajam menatap Geti
Ireng yang tegak meng-genggam tongkat berkepala
tengkorak.

"Hm, Begawan Pasopati. Rupanya kau ikut ambil bagian


juga dalam kerusuhan ini." gumam Geti Ireng dingin.

"Kerusuhan terakhir dari sepak terjangmu!" balas Begawan


Pasopati tidak kalah dinginnya.

"Ha ha ha...! Akan kulihat, sampai di mana nama 


kosongmu!" ejek Geti Ireng.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 99/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Tahan seranganku!" pekik Begawan Pasopati segera


melompat menyerang.

Geti Ireng mengerutkan keningnya sedikit. Rupanya


Begawan tua ini langsung mengeluarkan jurus 'Naga
Menggempur Gunung'. Geti Ireng tahu kehebatan jurus ini.
Makanya dia tak sungkan lagi meladeninya. Dikeluarkannya
jurus Tongkat Maut' yang menjadi andalannya dibarengi
dengan 'Aji Sangkala Bayu'. Dengan ajian ini tubuh Geti Ireng
bergerak seringan kapas. Gerakannya semakin cepat dan
lincah.

Menyadari lawan telah menggunakan ajiannya, Begawan


Pasopati segera merapal aji pamungkasnya. 'Aji Batara
Karang'. Sekejap saja seluruh tubuh Begawan ini bercahaya
menyilaukan mata.

"Setan! Kau licik, Begawan Pasopati!" dengus Geti Ireng.


Cahaya menyilaukan yang terpancar dari tubuh Begawan itu
membuat mata jadi perih. Geti Ireng tidak dapat melihat
jelas di mana Begawan Pasopati berada.

Merasa keadaannya tidak menguntungkan. Geti Ireng


segera melompat tinggi sambil memekik nyaring. Lalu
dengan cepat dia meluncur ke bawah dengan ujung
tongkatnya terarah ke kepala Begawan itu.

"Awas, Eyang...!"

Begawan Pasopati menjatuhkan tubuhnya sambil


mengebutkan tongkat ke udara. Serangan Geti Ireng luput.
Hampir saja tongkat Geti Ireng mengenai Begawan itu kalau
tidak cepat-cepat berkelit di udara.

"Saka Lintang! Lancang kau!" dengus Geti Ireng mengetahui


peringatan itu datang dari putrinya sendiri.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 100/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Hentikan semua kekejamanmu, Geti Ireng!" keras sekali


suara Saka Lintang.

"He! Sejak kapan kau berani membentak ayahmu?!" Geti


Ireng terkejut heran.

"Sejak aku tahu, kau bukan ayahku!"

Geti Ireng terlonjak kaget sampai melompat dua tombak.

"Dari mana kau tahu?" Tanya Geti Ireng menahan napas.

"Kala Srenggi!"

"Setan alas! Bocah itu harus mampus!" jerit Geti Ireng kalap.

Setelah berkata demikian, Geti Ireng segera melompat tinggi


ke udara.

"Geti Ireng, jangan lari kau!" teriak Begawan Pasopati seraya


menggenjot tubuhnya ke udara.

Namun baru saja dia melesat, tiba-tiba Geti Ireng melempar


jarum-jarum beracunnya. Begawan Pasopati tersentak.
Dengan cepat diputar-putar tongkatnya bagai baling baling
untuk menangkis serangan gelap itu.

Jarum-jarum berpentalan terkena sambaran tongkat.


Malangnya, jarum-jarum itu menyambar orang-orang yang
tengah bertempur di bawah. Jerit kesakitan terdengar dari
beberapa orang yang terkena. Senjata rahasia jarum
beracun itu sangat ampuh. Dalam sekejap orang yang
terkena akan mati. Tubuhnya membiru dan kaku.

"Kejam! Semua dewa mengutukmu, Geti Ireng!" ge-ram


Begawan Pasopati. Giginya gemerutuk menahan amarah.
Tidak sedikit murid-muridnya yang terkena sambaran jarum- 
jarum beracun itu.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 101/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Aku tidak ada urusan denganmu, Begawan Pasopati!" seru


Geti Ireng, kembali melenting dengan meminjam landasan
daun yang melayang dihembus angin.

Ketika tubuh Geti Ireng meluncur satu tombak, tiba-tiba


sebuah bayangan cepat menghadangnya. Geti Ireng
tersentak kaget Dengan cepat dia mluncur ke bawah sambil
berlompatan beberapa kali di udara.

Baru saja kakinya menjejak tanah, bayangan itu kembali


menyerang. Gerakannya sangat cepat sehingga sulit diikuti
mata. Geti Ireng kewalahan hingga jatuh bangun
menghindari serangan cepat yang beruntun.

"Demit busuk! Siapa kau?" teriak Geti Ireng kesal.

"Aku Pendekar Rajawali Sakti!"

Bersamaan dengan terdengamya suara itu, tiba-tiba di


hadapan Geti Ireng telah berdiri seorang pemuda tampan
dengan pedang bergagang kepala burung rajawali. Begawan
Pasopati tersenyum melihat kedatangan pendekar muda itu.
Dia sudah pernah bertemu ketika pendekar itu berkunjung di
kediamannya.

Saka Lintang yang melihat kemunculan pendekar itu


menjadi berseri-seri. Dia berharap pendekar itu tahu kalau
dirinya benar-benar membenci Panji Tengkorak. Saka
Lintang berusaha menarik simpati Pendekar Rajawali Sakti
dengan membantu tokoh-tokoh aliran putih membasmi
Panji Tengkorak. Dia memekik keras membabati orang-
orang Panji Tengkorak.

Tentu saja perbuatan Saka Lintang sangat mengejutkan


semua anggota Panji Tengkorak. Mereka tidak mengerti
dengan sikap Saka Lintang yang tiba-tiba memusuhi 
mereka. Tapi sikap Saka Lintang mendapat sambutan

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 102/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

hangat dari tokoh-tokoh golongan putih. Mereka tahu sepak


terjang gadis itu liar dan kejam.

"Minggir semua! Biar kuhabisi mereka!" teriak Saka Lintang.

"Minggir!" perintah Begawan Pasopati memberi kesempatan


pada Saka Lintang. Dia sudah mengerti duduk
persoalannya. Sebab Begawan Pasopati tadi telah
mendengar sedikit pembicaraan Saka Lintang dengan Geti
Ireng.

Mendengar perintah dari Begawan Pasopati, seluruh murid-


murid Teratai Putih dengan cepat berlompatan ke luar
arena. Tidak ketinggalan tokoh-tokoh golongan putih lain
bersama murid-muridnya mengikuti petunjuk Begawan
Pasopati.

"Lintang! Sudan gila, kau!" bentak Geti Ireng.

"Arwah ayah ibuku akan mengutuk kalau Panji Tengkorak


belum musnah di tanganku!" sahut Lintang keras dan
lantang.

"Lintang, aku ayahmu. Aku yang membesarkanmu!"

"Tidak! Kau bukan ayahku, kau pembunuh ayah ibuku! Aku


memang berhutang budi padamu, tapi kau juga berhutang
nyawa padaku. Bahkan, seluruh nyawa anggota Panji
Tengkorak belum cukup menebus nyawa keluargaku!"

Merah padam muka Geti Ireng. Rahasia yang selama ini


ditutup-tutupinya, akhirnya terbongkar juga. Rahasia ini
bocor karena ulah Kala Srenggi. Geti Ireng benar-benar
murka. Dia belum puas kalau belum mematahkan batang
leher Kala Srenggi dan meng-hirup darahnya.

"Demi balas budiku, aku tidak akan membunuhmu. Aku 


hanya ingin melenyapkan seluruh anggota Panji Tengkorak,"

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 103/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

kata Saka Lintang lagi.

Semua anggota Panji Tengkorak yang terdiri dari tokoh-


tokoh golongan hitam terkejut bergetar. Mereka semua tahu
siapa Saka Lintang. Apalagi rata-rata mereka sudah pernah
merasakan kehebatan gadis ini.

"Bersiaplah kalian semua menghadapi ajal!" dengus Saka


Lintang.

Setelah berkata demikian, Saka Lintang berteriak nyaring.


Tanpa basa-basi lagi, pedangnya berkelebat Cepat mencari
mangsa. Saka Lintang segera mengeluarkan jurus pedang
andalannya yang dibarengi dengan jurus 'Pukulan Geledek'
yang sangat dahsyat. Beberapa tokoh anggota Panji
Tengkorak berusaha membendung serangan Saka Lintang,
namun hanya beberapa gebrak saja, tiga orang tersungkur
mandi darah.

"Lintang, berhenti!" teriak Geti Ireng.

"Tidak, sebelum semua anggota Panji Tengkorak musnah!"


sahut Saka Lintang terus mengamuk.

"Bocah gila! Kubunuh kau!" geram Geti Ireng murka.

Bersamaan dengan habisnya kalimat itu, Geti Ireng


menggenjot tubuhnya menuju ke arah Saka Lintang yang
tengah merubah jurusnya dengan 'Tarian Bidadari'. Namun
belum sempat Geti Ireng sampai, sebuah bayangan kembali
menahannya. Terpaksa Geti Ireng bersalto di udara dan
turun lagi ke tanah.

"Kau masih punya persoalan denganku, Geti Ireng," kata


Rangga tegas.

"Aku tidak punya urusan denganmu. Minggir!" sentak Geti 


Ireng.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 104/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

"Urusan lama belum terselesaikan!" dingin suara Rangga.

"Siapa kau?" Tanya Geti Ireng.

"Aku Rangga, bocah kecil yang kau lemparkan ke dalam


jurang Lembah Bangkai!"

Lagi-lagi Geti Ireng tersentak kaget. Sungguh di luar dugaan,


hari ini dia menghadapi persoalan-persoalan yang terjadi
karena peristiwa puluhan tahun yang lalu. Persoalan-
persoalan yang telah terlupakan. Bocah kecil yang
dilemparnya ke jurang dulu, kini tiba-tiba datang untuk
menuntut balas atas kematian kedua orang tuanya. Padahal
pikirnya, bocah itu telah mati dilumat oleh baru cadas dasar
jurang Lembah Bangkai!

"Ha ha ha...!" Geti Ireng tertawa terbahak-bahak Tawanya


sangat keras karena dibarengi oleh penya-luran tenaga
dalam yang sempurna.

Betapa sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki Geti Ireng


hingga membuat gendang telinga sakit karena tawanya itu.
Beberapa orang yang kemampuan ilmunya masih rendah,
kesakitan sambil memegang kedua telinga. Dari mata dan
telinga, darah segar mengalir. Mereka berguling-guling di
tanah menahan rasa sakit Tokoh-tokoh yang berilmu tinggi
pun harus mengerahkan tenaga dalamnya untuk meredam
suara tawa itu.

Saka Lintang yang tengah kalap, segera menghentikan


pertarungannya. Cepat-cepat disalurkan hawa murni ke
bagian telinganya. Dirapalkannya 'Aji Pemecah Suara'. Ajian
ini telah diajarkan oleh Geti Ireng sendiri untuk menangkal
lawan yang bisa mengeluarkan suara keras. Terbukti suara
Geti Ireng hanya terdengar biasa di telinga Saka Lintang.
Memang ampuh ajian ini.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 105/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Kesempatan ini tidak disia-siakan. Gadis itu dengan cepat


mengayunkan pedangnya menyerbu anggota Panji
Tengkorak yang sibuk menahan serangan suara tawa Geti
Ireng.

Melihat korban telah cukup banyak, Rangga menggeram


menahan amarahnya. Tiba-tiba dia membentak dengan
pengerahan tenaga dalam yang luar biasa. Betapa hebat
akibat bentakan Rangga. Di Lembah Tengkorak bagaikan
terjadi gempa. Batu-batu berjatuhan dan pohon-pohon
bertumbangan. Orang-orang yang berada di sekitar situ
sampai terlompat beberapa tombak.

"Setan!" umpat Geti Ireng yang terlonjat sampai dua tombak


ke belakang.

"Tidak pantas kau mengumbar ilmu iblis di depanku, Geti


Ireng!" dengus Rangga.

"Kurobek mulutmu, bocah setan!" geram Geti Ireng.

Setelah selesai kata-katanya, Geti Ireng segera berteriak


nyaring, dan tak tanggung-tanggung, dikeluarkannya jurus
'Tongkat Maut Mencabut Nyawa'. Rangga menghadapinya
tanpa mengeluarkan jurus andalan. Dia hanya berkelit
menghindari setiap serangan lawan, sehingga membuat
Geti Ireng makin marah.

Jurus demi jurus berlangsung cepat Semua orang yang


menyaksikan tertahan napasnya. Rangga seperti
mempermainkan Geti Ireng saja. Setiap kali ujung tongkat
nyaris menyentuh tubuhnya, Rangga berkelit. Beberapa kali
Geti Ireng merasa tertipu oleh gerakan Rangga yang tak
terduga itu.

"Kena!" teriak Rangga tiba-tiba.


Entah bagaimana kejadiannya, tahu-tahu kaki Rangga

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 106/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

berhasil menyepak punggung Geti Ireng yang lowong. Geti


Ireng bergulingan di tanah. Dengan cepat dia bangkit
kembali. Di saat yang bersamaan, Saka Lintang memekik
tertahan. Hatinya terkesiap melihat ayah angkatnya
terguling kena tendangan Pendekar Rajawali Sakti.

Geti Ireng membuka serangan kembali. Hatinya penasaran


bercampur malu. Sudah tiga jurus dimainkan, tapi belum
juga dapat menjatuhkan lawannya. Malah kaki lawan telah
mampir di punggungnya. Memang tidak berbahaya. Tapi
menyebabkan Geti Ireng kehilangan muka. Pendekar muda
itu telah mempermainkannya di depan orang banyak.

Rangga mendorong kedua tangannya ke depan. Kesepuluh


jari tangannya mengembang bagai sepasang cakar. Rangga
mengeluarkan jurus 'Cakar Rajawali'.

"Hiyaaaa...!"

Dengan suatu teriakan geledek, Rangga mendahului


menyerang. Gerakannya sangat cepat, sehingga tubuh
Pendekar Rajawali Sakti hanya terlihat bayangannya saja.
Geti Ireng makin kewalahan menghadapi jurus pendekar
muda ini. Hingga tiba saatnya....

"Akh!" pekik Geti Ireng tertahan.

Tubuh Geti Ireng terdorong ke belakang sejauh dua tombak.


Tangannya mendekap dada. Dari mulut menyembur darah
kental kehitaman. Cepat-cepat disilangkan tongkatnya ke
depan dada. Dan darah kental kehitaman kembali
menyembur ke luar.

"Ayah...!" pekik Saka Lintang.

Gadis yang juga membenci ayah angkatnya ini, ternyata


mengkhawatirkan keadaannya. Batinnya terus berkecamuk 
antara benci dan rasa hutang budi. Bagaimanapun juga laki-

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 107/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

laki itu telah merawat, membesarkan, dan mendidiknya


sampai dia dewasa. Figur seorang ayah pada Geti Ireng sulit
dilupakannya.

"Lintang, jangan!" sentak Geti Ireng yang melihat Saka


Lintang sudah mengeluarkan gabungan dari jurus 'Tarian
Bidadari' dengan 'Ular Berbisa Menyebar Racun'.

Namun gadis itu sudah tidak mendengar lagi peringatan


ayahnya. Dengan cepat Saka Lintang menerjang Pendekar
Rajawali Sakti. Gerakan-gerakan Saka Lintang segera
berubah gemulai setelah berada di depan pendekar muda
itu.

"Ah, indah sekali tarianmu," Rangga memperhatikannya


dengan senyum tersungging.

"Hati-hati, Pendekar Rajawali Sakti. Jurus itu sangat


berbahaya!" Begawan Pasopati mengingatkan.

"Dia hanya menari, Eyang Begawan," sahut Rangga sambil


merentangkan kedua tangannya.

Tangan Pendekar Rajawali Sakti bergerak-gerak gemulai.


Seperti sepasang sayap yang terkembang akan terbang.
Itulah jurus 'Rajawali Pentang Sayap'. Suatu jurus yang
sebenarnya bukan jurus andalan. Jurus ini dikeluarkan
karena Rangga menganggap jurus yang dikeluarkan Saka
Lintang tidak berbahaya. Dan lagi Rangga tidak ingin gadis
itu celaka. Hanya satu yang ingin dicabut nyawanya yakni,
Geti Ireng!

Semua orang yang menyaksikan, menahan napas ketika


gerakan gemulai dari jurus 'Tarian Bidadari' berubah menjadi
cepat dan masuk ke beberapa bagian tubuh Pendekar
Rajawali Sakti. Namun pendekar muda itu hanya mengepak-
ngepakkan kedua tangannya saja sambil berlompatan kian 
kemari menghindari setiap totokan dan pukulan maut Saka

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 108/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Lintang.

"Gila! Ilmu setan apa yang dimilikinya?!" dengus Geti Ireng


keheranan.

Racun yang menyebar dari setiap gerakan Saka Lintang


tidak berarti apa-apa pada Pendekar Rajawali Sakti. Bahkan
setiap kali tangan mereka beradu, pendekar itu tidak
terpengaruh sama sekali. Padahal seluruh tubuh Saka
Lintang kini tengah menyebarkan racun yang sangat
dahsyat dan mematikan.

"Akh...!" tiba-tiba Saka Lintang terpekik.

Punggungnya terkena tepukan tangan kanan Rangga. Gadis


itu jatuh bergulingan di tanah. Dia bergegas bangkit lagi dan
bersiap-siap menyerang kembali. Niat itu tiba-tiba terhenti
ketika mendadak saja Geti Ireng menggantikannya dengan
jurus-jurus maut.

Pendekar Rajawali Sakti segera mengeluarkan jurus 'Sayap


Rajawali Membelah Mega', jurus andalan kedua dari
rangkaian jurus 'Rajawali Sakti'. Dengan jurus ini, kaki
Rangga bergerak cepat bagai tidak menyentuh tanah. Kedua
tangannya selalu mengembang bergerak-gerak cepat
mengikuti irama gerak tubuhnya yang meliuk-liuk lentur.

Geti Ireng makin kebingungan melihat gerakan-gerakan yang


aneh dari pendekar muda ini. Setiap serangannya selalu
kandas mengenai tempat kosong. Dalam keputusasaannya
itu, tiba-tiba kaki Rangga berhasil mendarat di dada Geti
Ireng.

"Ukh!" Geti Ireng kembali memuntahkan darah kental


kehitaman.

Belum sempurna posisi Geti Ireng, tiba-tiba tangan kiri 


Pendekar Rajawali Sakti menyampok pinggang Geti Ireng.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 109/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Tak ayal lagi, tubuh Iblis Lembah Tengkorak ini melayang ke


angkasa. Dengan tetap menggunakan jurus 'Sayap Rajawali
Membelah Mega', Rangga mengejarnya.

Sukar untuk dibayangkan. Tubuh Rangga meluncur cepat


mengejar Geti Ireng yang terlontar ke udara. Tiba-tiba tubuh
yang melayang itu terhajar oleh Pendekar Rajawali Sakti.

"Ayah...,!" Pekik Saka Lintang keras, melihat tubuh Geti Ireng


terpotong-potong di angkasa.

Rangga atau Pendekar Rajawali Sakti melemparkan setiap


potongan tubuh ke tanah. Dan sungguh hebat! Setiap
potongan yang jatuh ke tanah, tersusun kembali seperti
semula. Namun darah telah menggenang di sekitanya.
Pendekar Rajawali Sakti turun kembali dengan manis di
tanah.

Melihat pemimpinnya tewas dengan tubuh terpotong-


potong, tokoh-tokoh hitam yang tergabung di bawah Panji
Tengkorak, segera mengambil langkah seribu.

"Pendeta Murtad! Berhenti kau!" teriak Pragola yang melihat


Pradya Dagma melarikan diri dengan menge-rahkan ilmu
peringan tubuhnya.

"Pragola, jangan!" teriak Begawan Pasopati.

Pragola tidak mendengarkannya lagi. Dia telah lebih dulu


mencelat mengejar pendeta murtad itu. Tokoh-tokoh lain
dari golongan putih pun segera berlompatan mengejar
anggota-anggota Panji Tengkorak yang telah kabur.
Begawan Pasopati pun segera mencelat mengejar Pragola.
Dia khawatir karena murid kesayangannya itu mengejar
lawan yang bukan tandingannya.

Dalam sekejap saja di Lembah Tengkorak tinggal Pendekar 


Rajawali Sakti dengan Saka Lintang. Secara bergantian,

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 110/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Saka Lintang menatap tubuh Iblis Lembah Tengkorak dan


Pendekar Rajawali Sakti. Batinnya terus berperang antara
percaya dan tidak, antara kenyataan dan khayalan. Dia ingin
menangis, marah, membenci, tapi tidak tahu kepada siapa
semua dilimpahkannya.

"Dia ayahmu?" Tanya Rangga dengan suara pelan dan hati-


hati.

Saka Lintang hanya menatap saja tanpa berkedip pada


Pendekar Rajawali Sakti yang juga tengah menatapnya.
Dada gadis itu bergemuruh, tidak tahu bagaimana
perasaannya saat ini.

Entah terdorong rasa apa, tanpa diminta lagi Saka Lintang


menceritakan semua yang diketahui tentang dirinya
berdasarkan cerita Emban Girika. Rangga mendengarkan
tanpa memotong sedikit pun. Sampai Saka Lintang selesai
bercerita, Rangga masih tetap berdiam diri.

"Sekarang aku tidak punya siapa-siapa lagi. Aku...."

"Maaf, Lintang. Masih banyak tugas yang harus


kuselesaikan," potong Rangga cepat. Saka Lintang
terdongak, "Selamat tinggal!" seru Rangga.

Bersamaan dengan itu, tubuhnya sudah melesat ke udara,


meluncur cepat menembus hutan dan meng-hilang dari
pandangan mata.

"Rangga....!" Saka Lintang menjerit sekuat-kuatnya.

Saka Lintang menghentakkan kakinya dengan kesal. Dalam


kesempatan yang sempit tadi, dia sudah berusaha menarik
simpati pendekar tampan itu. Namun kini Rangga
meninggalkannya sendirian. Saka Lintang sungguh kecewa.
Cintanya yang berkobar-kobar tidak terbalaskan.

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 111/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

Dari cinta yang tak terbalaskan itu, membuat Saka Lintang


membenci Pendekar Rajawali Sakti. Wajahnya seketika
berubah tegang memerah. Rasa cinta dan benci bercampur
jadi satu. Sikap Rangga terasa sangat merendahkan harga
dirinya.

"Satu saat nanti, kau akan bertekuk lutut di bawah kakiku!"


Desis Saka Lintang.

Setelah berkata demikian, Saka Lintang melangkahkan


kakinya meninggalkan markas Panji Tengkorak, tempat dia
dibesarkan. Tempat yang penuh kenangan manis dan pahit
Kakinya terayun dengan satu tujuan, mencari dan ingin
menaklukkan pendekar tampan yang telah merobek-robek
hatinya. Mampukah Saka Lintang menaklukkan Pendekar
Rajawali Sakti?

Nah, bagi para pembaca yang mau tahu petualangan


selanjutnya dari Saka Lintang, silakan ikuti kisah berikutnya
dalam Bidadari Sungai Ular

SELESAI

Pendekar Rajawali Sakti

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 112/113
30/6/2021 Iblis Lembah Tengkorak - Sonny Ogawa

11 12 1 1 1

 Previous Next 
Kemelut Blambangan Jilid 22 Bidadari Sungai Ular

COPYRIGHT © 2021 · SONNY OGAWA ALL RIGHT RESERVED

https://www.sonnyogawa.com/2017/06/iblis-lembah-tengkorak.html 113/113

Anda mungkin juga menyukai