ADEGAN 1-Prolog:
“Dahulu kala di kayangan ada dewa dan dewi, melakukan kesalahan
yang begitu besar. Sebagai hukuman, mereka diusir ke bumi dan
menjelma sebagai hewan. Sang dewa berubah menjadi anjing bernama
Tumang dan sang dewi berubah menjadi babi hutan yang bernama
Celeng Wayungyang. Inilah dia kisah Sangkuriang sang legenda asal
usul gunung Tangkuban Perahu, selamat menyaksikan kisah
sangkuriang kami dari kelas 12 IPA.”
Narasi 1:
“Alkisah pada suatu hari, seorang raja Sunda sedang berburu,
ketika berburu, ia merasa ingin buang air kecil. Dengan segera
sang raja segera menuntaskan hajatnya... Secara tidak sengaja air
seninya terkumpul pada batok kelapa yang sudah kering. Celeng
Wayungyang yang kebetulan sedang berada di sekitarnya, meminum
air seni sang raja untuk menghilangkan dahaga. Karena dia adalah
jelmaan seorang dewi kayangan, dengan sekejap dia hamil dan
melahirkan seorang anak.”
SFX Tangisan Anak
Narasi 2:
“Raja yang masih berada di hutan, mendengar suara tangisan bayi
yang menangis, lantas ia segera mencarinya. Nampak seorang bayi
perempuan cantik yang terbaring di antara semak-semak. Karena
merasa iba, Bayi itu pun ia bawa oleh raja ke istana. Namun ia
tak pernah sadar bahwa bayi itu ialah anak kandungnya sendiri.
Berjalannya waktu bayi itu tumbuh menjadi gadis yang sangat amat
cantik bernama Dayang Sumbi. Kecantikan Dayang Sumbi begitu
terkenal, banyak raja dan pangeran berebut untuk menikahinya.”
ADEGAN 2-Dayang Sumbi:
“Dayang sumbi adalah seorang putri yang gemar menenun, sebagian
besar waktunya ia habiskan untuk membuat kain tenun yang indah,
suatu saat ketika menenun...”
Dayang Sumbi: “(bersenandung). Pagi ini terasa sangat cerah ya,
warna gulungan benang yang ku gunakan juga sangat indah. (lanjut
bersenandung).
(gulungan benang dayang sumbi terjatuh)
Dayang Sumbi: “Waduhh baru saja mulai menenun,(melihat gulungan
benang terjatuh sangat jauh). Walahh jatuhnya jauh sekali, tidak
mungkin aku keluar istana untuk mengambil gulungan benang itu,
apalagi diriku ini seorang bangsawan, tidak, tidak mungkin.
Yatuhan cobaan apalagi ini. Tuhan jika memang gulungan benang itu
kembali, barangsiapa yang mengembalikannya seorang perempuan maka
akan ku jadikan saudara ku, jika seorang laki-laki maka aku akan
menikahinya.”
Narasi 3:
“Tak berselang lama se-ekor anjing datang membawa benang milik
dayang sumbi. Karena sudah bersumpah, dayang sumbi memenuhi
janjinya dan tetap menikahinya, meskipun Tumang adalah se-ekor
anjing”
Dayang Sumbi: “ASTAGA aku sudah bersumpah, tapi masa iya anjing
sih... apa kata dunia, apa kata ayahku yang seorang raja? Pasti
ia akan mengusirku dari kerajaan ini.”
Narasi 4:
“Mendengar putrinya yang cantik itu akan menikahi se-ekor anjing
membuat sang raja murka, ia mengusir dayang sumbi dan tumang
keluar dari istana.”
Raja: “Apa, kau ingin menikah dengan se-ekor anjing? Kau ini
waras atau tidak putriku, dengan parasmu yang sangat cantik,
lelaki mana yang tidak ingin menikah dengan dirimu.”
Dayang Sumbi: “Tapi ayah, diriku sudah membuat sumpah dengan
Tuhan, tidak mungkin aku tidak menepati janjiku.”
Raja: “Omong kosong dasar wanita gila, kau terus melawan apa kata
ayahmu. Pergi, pergi kau dari istanaku, jangan sampai aku melihat
wajahmu berada di sekitar istanaku.”
ADEGAN 3-Pondok:
“Kini dayang sumbi tinggal di sebuah pondok sederhana bersama si
tumang. Berjalannya waktu dayang sumbi mengetahui bahwa tumang
bukanlah se-ekor anjing biasa. Setiap bulan purnama, tumang
berubah wujud menjadi dewa yang amat tampan. Dayang sumbi dan
tumang kini di karuniakan anak yang mereka beri nama
Sangkuriang.”
Tumang: “(menatap bulan dan berubah wujud menjadi dewa)”
Dayang Sumbi: “Betapa beruntungnya diriku dapat menikahi seorang
dewa yang amat tampan ini.”
Tumang: “HAHAHA, bisa saja kau dayang sumbi, lihatlah sangkuriang
kelak ia akan menjadi anak yang kuat dan perkasa seperti diriku.”
Dayang Sumbi: “Tapi ingat, jangan sampai sangkuriang tahu bahwa
kau adalah ayahnya, bulan purnama akan segera hilang dan kau akan
segera berubah wujud.”
Tumang: “Baik, kita akan sama sama menjaga rahasia ini”
Narasi 5:
“Sangkuriang tumbuh menjadi anak yang kuat, akan tetapi dayang
sumbi masih merahasiakan jika tumang sang anjing adalah ayahnya.
Hingga suatu ketika sangkuriang diminta ibunya untuk berburu hati
rusa ditemani si tumang.”
Sangkuriang: “Hei tumang, kemana kamu, jangan jauh jauh dong,
kemarilah aku mendengar suara langkah... Tuhkan ada se-ekor babi
hutan, ibu pasti senang jika aku berhasil dapat hati babi hutan
ini.”
Sangkuriang: “Hei jangan lari, (mengejar babi hutan lalu memburu)
jaraknya sudah dekat tumang, akan ku lepas busur sakti ku ini,
haaaa”
Narasi 6:
“Sangkuriang mencoba memanah babi hutan itu, naas dihentikan oleh
tumang karena ia sadar bahwa babi hutan itu ialah nenek dari
sangkuriang, tidak lain celeng wayungyang.”
Sangkuriang: “Anjing bodoh, kenapa kau halangi busurku ini, aku
gagal memburu babi hutan itu, dasar anjing tidak ada guna, lebih
baik kau mati dan menjadi makan malamku bersama ibu. (membunuh
tumang tanpa ampun)
Narasi Epilog:
“Kini hasil usaha sangkuriang malam itu dapat kita nikmati
sebagai Gunung Tangkuban Perahu, Bagi seluruh penikmat tampilan
wayang ini, jadilah pribadi yang tidak melanggar norma norma yang
sudah ada. Inilah cerita Sangkuriang dari 12 IPA.