Tumpahan Minyak di
Laut dengan
Mikroorganisme
Oleh : Kelompok 5
anggota
Nadia azhaar 01311840000048
Albitiya Rizki Ramadhan 01311940000005
Nadila Wulan Cahyani 01311940000007
DEWINA SYAHRIFA 01311940000008
Luluk Alifia 01311940000021
Wulan Seftia Nathasya 01311940000030
Salma Argya Rasmi 01311940000041
Siti Nur Amala 01311940000046
Ratnadila Putri Dwi Wahyudi 01311940000060
CONTENTS
01 PENDAHULUAN
04 pembahasan
02 Kajian pustaka
05 Kesimpulan
03 Metodologi
01
PENDAHULUAN
● Persepsi umum laut selalu dipandang sebagai tempat terakhir yang
cocok untuk pembuangan limbah.
4.Perbuatan 3. Bencana
Disengaja Alam
Misalnya yang dilakukan oleh
Adanya bencana alam
teroris, negara yang berperang, tak terduga seperti
pengacau, atau illegal dumpers badai saat pelayaran
(Ewida et al, 2014)
Struktur Kimia MINYAK
❖ Hidrokarbon jenuh
❖ Hidrokarbon aromatik
❖ Resin fraksi aromatik dan asphaltanes
MInyak di laut
Ketika minyak bumi tumpah di laut, yang terjadi pada minyak tersebut tidak langsung terdegradasi,
namun mengalami proses-proses seperti berikut :
Setelah tumpahan minyak ke lingkungan laut, Dalam beberapa hari, minyak mentah ringan dapat
proses pelapukan segera dimulai untuk kehilangan hingga 75% dari volume awalnya dan
mengubah bahan menjadi zat dengan minyak mentah sedang hingga 40%. Sebaliknya,
karakteristik fisik dan kimia yang berbeda dari minyak berat atau minyak sisa akan kehilangan tidak
bahan sumber aslinya. lebih dari 10% volumenya dalam beberapa hari
pertama setelah tumpahan.
Peleburan adalah stabilisasi kimia komponen Residu minyak yang persisten memiliki dua nasib
minyak dalam air utama: terdampar di garis pantai dan pembentukan
tarball untuk pelepasan di perairan lepas pantai.
Secara Kimia
➔ Emulsi
Peran, fungsi serta karakteristik dari bakteri yang dapat mendegradasi minyak solar karena bakteri
menghasilkan enzim monooksigenase yang mampu memecah senyawa organik kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana.
Sebuah penelitian menyatakan, bakteri Alcanivorax nanhaiticus mampu mendegradasi 54% minyak
solar dan Halomonas meridiana mampu mendegradasi 72% minyak solar.
Pseudomonas aeruginosa merupakan jenis bakteri gram-negatif, berbentuk batang dan tumbuh baik
pada suhu 25 C sampai 37 C. P. aeruginosa menghasilkan satu atau lebih pigmen, termasuk
pyocyanin (biru-hijau), pyoverdine (kuning-hijau dan berpendar), dan piorubin (merah-coklat),
sehingga sering disebut dengan “P. polycolor” (Garrita, G, 2007).
Dengan menggunakan dua molekul oksigen, enzim dioksigenase yang dihasilkan oleh bakteri mendegradasi
polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) dan membentuk cis Dihidrodiol. Senyawa ini kemudian di
dehidrogenasi untuk membentuk dihidroksi-PAH yang merupakan substrat untuk enzim membuka cincin.
EFEKTIFITAS
Bacillus subtilis
● Berperan penting dalam siklus biogeokimia di dalam ekosistem perairan
● Penghasil antibiotik yang dapat melawan bakteri patogen Vibrio cholerae
● Dapat mencegah dampak yang ditimbulkan dari adanya tumpahan minyak di laut
(Hatmanti, 2000 ; Kunarso dan Agustin, 2012)
Pseudomonas aeruginosa
● Sebagai bakteri penghasil enzim kitinase
● Mencegah dampak yang ditimbulkan dari adanya tumpahan minyak di laut
(Atlas and Bartha., 1997 ; Mangunwardoyo et al., 2009).
04
KESIMPULAN
1. Tumpahan minyak di lingkungan laut merupakan penyebab utama polusi antropogenik karena kandungan
hidrokarbonnya yang berbahaya. Hal tersebut mengancam mulai dari flora dan fauna yang menghuni
habitat itu hingga dapat menyebabkan berbagai ancaman kesehatan.
2. Penanganan limbah tumpahan minyak di laut dapat dilakukan dengan metode bioremediasi dengan
memanfaatkan beberapa jenis bakteri yang dapat mendegradasi hidrokarbon. Seperti Alcanivorax
nanhaiticus, Halomonas meridiana Pseudomonas putida, Pseudomonas aeruginosa, dan Bacillus subtilis
yang dapat menurunkan tegangan permukaan, mendispersikan partikel minyak, dan mendegradasinya
menjadi puing-puing yang tidak beracun. Hal tersebut dikarenakan bakteri menghasilkan enzim
monooksigenase dan enzim dioksigenase yang mampu membuka ikatan karbon pada cincin aromatik.
DAFTAR PUSTAKA
Aditiawati, P., Megga R. P., dan Dea. I. A 2001. Isolasi Bertahap Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi dari Sumur Bangko.
Prosiding Simposium Nasional IATMI 2001.
Altas, R, dan Bartha, M. R. 1997. Microbilogy Ecology Fundamental and Application. Massachusetts : Addison Wesley
Publishing, New York
Atlas, R. M. dan Bartha R.. 1981. Microbiology Ecology, Fundamentals and Applications. Addison Wesley Publishing
Company, Inc.
Darsa, K. V., Thatheyus, A. J., & Ramya, D. (2014). Biodegradation of petroleum compound using the bacterium Bacillus
subtilis. Science International, 2(1), 20-25.
Djaenuddin, N., & Muis, A. (2015). Karakteristik bakteri antagonis Bacillus subtilis dan potensinya sebagai agens
pengendali hayati penyakit tanaman. In Prosiding Seminar Nasional Serealia (Vol. 1, pp. 489-494).
Ewida, A. Y. 2014. Oil Spills: impact on water quality and microbial community on the Nile River, Egypt. International J
Environment, 3, 192-198.
Fakhruddin. 2004. Dampak Tumpahan Minyak Pada Biota Laut. Jakarta : Kompas.
Fritsche, W. dan Hofrichter, M. 2000. Aerobic Degradation by Microorganisms. Dalam H-J. Rehm and G. Reed (eds).
Biotechnology Environmental Process II, Vol. 11b
Garrity, G. (2007). Bergey's Manual® of Systematic Bacteriology: Volume 2: The Proteobacteria, Part B: The
Gammaproteobacteria (Vol. 2). Springer Science & Business Media.
Ginting, Perdana, Ir.,2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Jakarta : MS. CV YRAMA WIDYA
Hatmanti, Ariani. 2000. Pengenalan Bacillus spp. Jurnal Oseana. Vol. 25(1). 31-41
Idris, J., Eyu, G. D., Ahmad, Z., & Chukwuekezie, C. S. 2013. Oil spills and sustainable cleanup approach. Australian Journal of
Basic and Applied Sciences, 7(14), 272-280.
Kunarso, D. H dan T.I. Agustin. 2012. Kajian bakteri heterotrofik di Perairan laut Halmahera. Ilmu Kelautan. Vol. 17(2). 63-73
Kuncowati, 2010. “Pengaruh Pencemaran Minyak di Laut Terhadap Ekosistem Laut”. Jurnal Aplikasi Pelayaran dan
Kepelabuhan 1(1): 18-22.
Malison, J. 2017. “PENERAPAN PP NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN LAUT DALAM RANGKA
KAJIAN PENCEMARAN LAUT DARI KAPAL”. Jurnal TEKNOLOGI, Volume 16 Nomor 2, 2017; 2114 -2121
Mangunwardoyo, W., Ratih, I. dan Etty, R., 2009. Aktivitas Kitinase, Lesitinase dan Hemolisin Isolat dari Bakteri Ikan Nila
(Oreochromis niloticus Lin.) Yang Dikultur Dalam Keramba Jaring Apung Waduk Jatiluhur, Purwakarta. J. Ris.
Akuakutur, 4 (2) :257-265.
Mapelli, F., Scoma, A., Michoud, G., Aulenta, F., Boon, N., Borin, S., Kalogerakis, N., & Daffonchio, D. (2017). Biotechnologies for
Marine Oil Spill Cleanup: Indissoluble Ties with Microorganisms. Trends in Biotechnology, 35(9), 860–870.
Moriarty, D.J.W. Control of luminous Vibrio species in penaeid aquaculture ponds. Aquaculture 164: 351-358.
Ni’matuzahroh, Agustin, C. D., & Tanjung, M. (2009). Efektivitas Biosurfaktan dan Surfaktan Sintesis Dalam Biodegradasi
Komponen Aromatik Solar oleh Konsorsium Bakteri. Berk. Penel. Hayati Edisi Khusus, 3(C), 89–93.
Nugroho. 2006. Produksi Biosurfaktan oleh Bakteri Pengguna Hidrokarbon dengan Penambahan Variasi Sumber Karbon.
Biodiversitas, Vol. 7, No. 4, (hlm. 312-316).
Patel, S., Homaei, A., Patil, S., & Daverey, A. (2019). Microbial biosurfactants for oil spill remediation: pitfalls and potentials.
Applied Microbiology and Biotechnology, 103(1), 27–37. https://doi.org/10.1007/s00253-018-9434-2
Puspitasari, I., Trianto, A., & Supriyanto, J. (2020). Eksplorasi Bakteri Pendegradasi Minyak dari Perairan Pelabuhan Tanjung
Mas, Semarang. Journal of Marine Research, 9(3), 281-288.
Siswanto, S. (2010). Systematic review sebagai metode penelitian untuk mensintesis hasil-hasil penelitian (sebuah pengantar).
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13(4), 21312.
Tissot, B. P., & Welte, D. H. (1978). Composition of Crude Oils. Petroleum Formation and Occurrence,
333–368.doi:10.1007/978-3-642-96446-6_19
Umroh. 2011. Bioremediasi Pencemaran Minyak di Sedimen Pantai Balongan, Indramayu dengan Menggunakan Bakteri
Alcanivorax sp. TE-9 Skala Laboratorium. Akuatik Jurnal Sumberdaya Perairan, 5 (2):23-31
Wu, W., Jin, Y., Bai, F., & Jin, S. (2015). Pseudomonas aeruginosa. In Molecular medical microbiology (pp. 753-767). Academic
Press.
TERIMA
KASIH