Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN PENYAKIT ULKUS DEKUBITUS BAGI KESEHATAN

Disusun Oleh :

Nama Nim
Figa danang hidayatulloh 18631686

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

 Pokok bahasan : Ulkus dekubitus


 Sub bahasan : Pencegahan penyakit ulkus dekubitus bagi kesehatan
 Sasaran : Masyarakat sekitar
 Kontrak Waktu : 5-10 menit
 Tempat : Balai dusun Tanjung rejo

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, Masyarakat mampu memahami tentang
pencegahan dekubitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang pencegahan ulkus dekubitus diharapkan
masyarakat mampu:
a. Mengetahui pengertian ulkus dekubitus
b. Mengetahui penyebab ulkus dekubitus
c. Mengetahui tanda dan gejala ulkus dekubitus
d. Mengetahui cara pencegahan ulkus dekubitus
e. Mengetahui komplikasi ulkus dekubitus
3. Pokok-pokok materi
a. Pengertian ulkus dekubitus
b. Penyebab ulkus dekubitus

c. Tanda dan gejala ulkus dekubitus


d. Cara pencegahan ulkus dekubitus
e. Komplikasi ulkus dekubitus
4. Media
a. Power point
b. Laptop
c. Proyektor
d. Leaflet
5. Proses Penyuluhan
a. Pembukaan
b. Pemberian materi
c. Evaluasi
d. Penutup
6. Pengorganisasian
a. Pemateri : Figa Danang Hidayatulloh
b. Moderator : Figa Danang Hidayatulloh
c. Fasilitator : Figa Danang Hidayatulloh
d. Pengawas : Figa Danang Hidayatulloh
7. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1. Masyarakat hadir ditempat penyuluhan
2. Penyelenggaraan penyuluhan di balai dusun
b. Evaluasi Proses
1. Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan
2. Masyarakat mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai
c. Evaluasi Hasil
1. Masyarakat mengetahui pengertian ulkus dekubitus
2. Masyarakat mengetahui penyebab ulkus dekubitus
3. Masyarakat mengetahui tanda dan gejala ulkus dekubitus
4. Masyarakat mengetahui cara pencegahan ulkus dekubitus
5. Masyarakat mengetahui komplikasi ulkus dekubitus
KEGIATAN
TPK PENYULUHAN SASARAN MEDIA METODE
1. PEMBUKAAN
a. Salam - Mengucapkan salam - Menjawab salam - Laptop - Ceramah
b. Perkenalan - Memperkenalkan diri - Memperhatikan - Proyektor - Tanya jawab
c. Apersepsi - Bapak-bapak, ibu-ibu, apakah sudah - Menjawab
pernah mendengar tentang penyakit
ulkus dekubitus

2. PELAKSANAAN
a. Menjelaskan - Pokok-pokok materi - Menyimak dan - Laptop - ceramah
pokok bahasan 1) Pengertian ulkus dekubitus memperhatikan materi - Proyektor - diskusi
2) Penyebab ulkus dekubitus yang sedang - Power point
3) Tanda dan gejala ulkus disampaikan - leaflet
dekubitus
4) Cara pencegahan ulkus
dekubitus
5) Komplikasi ulkus dekubitus

b. Pemberian - merespon
umpan balik
- Memancing peserta untuk aktif

c. Tanya jawab - mengajukan pertanyaan


- Menjawab pertanyaan
3. PENUTUP
a. kesimpulan - menyimpulkan materi serta - merespon - laptop - ceramah
mengajak masyarakat untuk - proyektor - Tanya jawab
sadar akan penyakit ulkus - Diskusi
dekubitus
b. evaluasi - menjawab pertanyaan
- memberikan pertanyaan
sekedar untuk mengingatkan
c. salam penutup - menjawab salam
kembali

- mengucap salam penutup


Materi Penyuluhan Pencegahan Penyakit Ulkus Dekubitus Bagi Kesehatan

A. Pengertian dekubitus

Dekubitus adalah luka pada jaringan kulit yang disebabkan oleh tekanan yang
berlangsung lama dan terus menerus (Doh, 1993 dalam Martin, 1997). Istilah
dekubitus diambil dari kata Latin decumbere, yang artinya berbaring. Ini merupakan
luka yang terjadi karena tekanan atau iritasi kronis. Keadaan ini terjadi pada kulit
punggung pasien yang selalu terbaring di tempat tidur atau yang sulit bangkit dari
ranjang perawatan dalam waktu yang lama.

Dekubitus mengakibatkan kerusakan/ kematian kulit sampai jaringan di bawah


kulit, Kadang sampai menembus otot sampai mengenai tulang. Hal in disebabkan
adanya penekanan pada suatu bagian tubuh yang berlangsung terus menerus misalnya
karena tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras
lainnya sehingga peredaran darah di sekitar daerah itu terhenti, yang mengakibatkan
kerusakan/ kematian kulit dan jaringan sekitarnya (Pranarka, 1999).

Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus/ luka dekubitus adalah bagian
dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu sikut, tumit, pinggul, pergelangan kaki,
bahu, punggung dan kepala bagian belakang. Lokasi yang sering terkena dekubitus
adalah daerah tumit, siku, kepala bagian belakang, dan daerah sekitar bokong.

B. Penyebab dekubitus

Kulit kaya akan pembuluh darah yang mengangkut oksigen ke seluruh lapisannya.
Jika aliran darah terputus lebih dari 2-3 jam, maka kulit akan mati, yang dimulai pada
lapisan kulit paling atas (epidermis).

Penyebab dari berkurangnya aliran darah ke kulit adalah tekanan. Jika tekanan
menyebabkan terputusnya aliran darah, maka kulit yang mengalami kekurangan
oksigen pada mulanya akan tampak merah dan meradang lalu membentuk luka
terbuka (ulkus). Gerakan yang normal akan mengurangi tekanan sehingga darah akan
terus mengalir. Kulit juga memiliki lapisan lemak yang berfungsi sebagai bantalan
pelindung terhadap tekanan dari luar (Kozier, 1991).

Risiko tinggi terjadinya ulkus dekubitus ditemukan pada :


1) Orang-orang yang tidak dapat bergerak (misalnya lumpuh, sangat lemah,
dipasung).

2) Orang-orang yang tidak mampu merasakan nyeri, karena nyeri merupakan suatu
tanda yang secara normal mendorong seseorang untuk bergerak. Kerusakan
saraf (misalnya akibat cedera, stroke, diabetes) dan bed rest bisa menyebabkan
berkurangnya kemampuan untuk merasakan nyeri.

3) Orang-orang yang mengalami kekurangan gizi (malnutrisi) tidak memiliki


lapisan lemak sebagai pelindung dan kulitnya tidak mengalami pemulihan
sempurna karena kekurangan zat-zat gizi yang penting.

Gesekan dan kerusakan lainnya pada lapisan kulit paling luar bisa menyebabkan
terbentuknya ulkus.

C. Tanda dan gejala dekubitus

Perlu diwaspadai terjadinya dekubitus jika ditemui tanda-tanda seperti kulit


tampak kemerahan yang tidak hilang setelah tekanan ditiadakan, pada keadaan yang
lebih lanjut kulit kemerahan di sertai adanya pengelupasan sedikit. Bila keadaan ini
dibiarkan setelah 1 minggu akan terjadi kerusakan kulit dengan batas yang tegas.
Biasanya kerusakan ini bisa mencapai tulang dan lapisan di bawah kulit. Luka tekan
yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan infeksi yang lebih luas
sehingga masa perawatan pasien menjadi panjang dan peningkatan biaya rumah sakit.
Berikut merupakan tingkatan luka decubitus:

- Grade 1 : Terjadi kemerahan pada kulit

- Grade 2 : Kehilangan kulit superfisial ( dermis dan epidermis )

- Grade 3 : Kehilangan jaringan subkutan

- Grade 4 : Kehilangan jaringan sampai pada otot, tendon dan tulang

D. Pencegahan dekubitus

Upaya pencegahan dekubitus menurut berbagai ahli secara garis besar


meliputi mobilisasi, perawatan kulit, penggunaan alat/ sarana dan penataan
lingkungan perawatan serta pendidikan kesehatan (Basta, 1991; Mc. Farland, 1993;
Bell & Mathew, 1993; Ortwitch, 1995 dalam Noviaestari, 1997) serta pemenuhan
kebutuhan cairan dan nutrisi yang adekuat (Kozier, 1991). Perawatan yang dapat
dilakukan adalah :

1) Rubah posisi pasien sedikitnya 2 jam sekali. Ketika merubah hindari pergesekan
seperti menggeser pasien dengan linen atau alat-alat lain.Merubah posisi dapat
menghindari penekanan pada area kulit yang lama.

2) Anjurkan masukan nutrisi yang tepat dan cairan yang adekuat. Cairan yang
adekuat dapat memberikan hidrasi/kelembaban yang baik pada kulit.

3) Segera bersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap kulit.
Cuci dan keringkan daerah tersebut dengan segera. Kulit yang terkenan fesef
atau urin yang lama dapat merusak lapisan kulit.

4) Laporkan adanya area kemerahan dengan segera. Iritasi dapat ditandai dengan
adanya kemerahan pada kulit.

5) Jaga agar kulit tetap bersih dan keringkelembaban kulit yang berlebih dapat
beresiko mengalami dekubitus.lipatan dan kerutan dapat meningkatkan tekanan
pada permukaan kulit..

6) Jaga agar linen tetap kering, bersih dan bebas dari kerutan/ tidak kusut dan
benda keras.

7) Mandikan pasien dan beri perhatian khusus pada daerah-daerah yang berisiko
mengalami tekanan atau gesekan.

8) Masase sekitar daerah kemerahan dengan menggunakan lotion.

9) Beri sedikit bedak tabur yang mengandung calamine, zinc, camphor yang
bermanfaat untuk mencegah kerusakan kulit akibat garukan karena gatal.
Jangan sampai bedak menumpuk atau menggumpal.

10) Lakukan latihan ROM minimal 2 kali sehari untuk mencegah kontraktur.
Latihan gerak / ROM dapat mencegah terjadinya atrofi otot pada tirah baring
yang lama.
11) Periksa kesesuaian dan penggunaan penahan atau restrein.Penggunan restrain
yang terlalu ketat dapat beresiko terjadinya dekubitus.

12) Periksa selang NGT dan kateter untuk memastikan bahwa selang tersebut tidak
pada posisi yang dapat menyebabkan iritasi.

13) Gunakan kasur busa, kasur kulit, atau kasur perubah tekanan. Jika pasien harus
menjalani tirah baring dalam waktu yang lama, bisa digunakan kasur khusus,
yaitu kasur yang diisi dengan air atau udara.
Daftar Pustaka

BPPSDM Pusdiknakes Depkes. 2006. Kurikulum Pendidikan DIII Keperawatan. Jakarta :


Departemen Kesehatan.

Depkes RI. 2001. Pedoman Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta :
Departemen Kesehatan.

Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia Lanjut.
Jakarta : Departemen Kesehatan.

Hegner, Caldwell. 2003. Asisten Keperawatan. Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.


Edisi 6. Jakarta : EGC.

Kozier, B. 1991. Fundamental of Nursing. Four Edition. Addison Wisley.

Majalah Keperawatan. Nursing Journal of Padjadjaran University. Volume 4 No. 7


September 2002 – Maret 2003.

Mukti, Erni Novieastari. 2005. Penelusuran Hasil Penelitian tentang Intervensi Keperawatan
dalam Pencegahan terjadinya Luka Dekubitus pada Orang Dewasa. Jakarta :
www.fikui.ac.id.

Notoatmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta : Andi Offset.

Pranarka. 1999. Buku Ajar Geriatri, Ilmu Kesehatan Usila. Edisi 2. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.

Sari, Yunita. Luka Tekan (Pressure Ulcer) : Penyebab Dan Pencegahan. Purwokerto:
Universitas Jenderal Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai