0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
21 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi pengkajian pasien dengan glaukoma akut. Terdapat identitas pasien, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan diagnostik. Pemeriksaan diagnostik meliputi tes penglihatan, tonografi, dan oftalmoskopi untuk menentukan diagnosis glaukoma.
Dokumen tersebut berisi pengkajian pasien dengan glaukoma akut. Terdapat identitas pasien, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan diagnostik. Pemeriksaan diagnostik meliputi tes penglihatan, tonografi, dan oftalmoskopi untuk menentukan diagnosis glaukoma.
Dokumen tersebut berisi pengkajian pasien dengan glaukoma akut. Terdapat identitas pasien, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan diagnostik. Pemeriksaan diagnostik meliputi tes penglihatan, tonografi, dan oftalmoskopi untuk menentukan diagnosis glaukoma.
1 PENGKAJIAN 2.1.1 IDENTITAS a. Identitras Pasien b. Identitas Penanggung Jawab
2.1.2 RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama Terjadi tekanan intra okuler meningkat mendadak sangat tinggi, nyeri hebat dikepala, mual muntah, penglihatan menurun, mata merh dan bengkak b. Riwayat penyakit sekarang Hal ini meliputi keluhan utama mulai sebelum ada keluhan sampai terjadi nyeri hebat dikepala, mulai muntah, penglihatan menurun, mata merah dan bengkak c. Riwayat penyakit terdahulu Pernah mengalami penyakit glaukoma sebumnya atau tidak dan apakah terdapat hubungan dengan penyakit yang diderita sebelumnya d. Riwaya penyakit keluarga Dalam keluarga ditemukan beberapa anggota keluarga dalam garis vertikal atau horizontal memiliki peyakit yang serupa
2.1.3 POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat Persepsi klien dalam menilai atau melihat dari pengetahuan klien tentang penyakit yang diderita serta kemampuan klien dalam merawat diri dan juga adanya perubahan dalam pemeliharaan kesehatan. b. Pola nutrisi dan metabolik Pada umumnya klien dengan glaukoma tidak mengalami perubahan. Pada pola nutrisi dan metabolismenya. Walaupun begitu perlu dikaji pola makan dan komposisi, berapa banyak atau dalam porsi, jenis minuman dan banyaknya jumlahnya. c. Pola eliminasi Pada kasus ini pola eliminasi tidak mengalami gangguan, akan tetapi tetapi dikaji konsistensinya, banyaknya warna dan baunya. d. Pola tidur dan istirahat Pola tidur dan istirahat kan menurun, klien akan gelisah atau sulit tidur karena nyeri dan sakit hebat menjalar sampai kepala e. Pola aktivitas Dlam aktivitas klien jelas akan terganggu karena fungsi penglihatan klien mengalami penurunan f. Pola persepsi konsep diri Meliputi : Body image Self sistem Kekacauan identitas Rasa cemas tehadap penyakitnya Dampak psikologis klien dalam perubahan konsep diri g. Pola sensori dan kognitif Pada klien ini akan menjadi atau akan mengalami gangguan pada fungsi penglihatan dan pada kognitif tidak mengalami gangguan. Penglihatan berawan atau kabur, tampak lingkaran cahaya atau pelangi sekitar sinar, kehilangan prnglihatan perifer, dan fotofobia (glaukoma akut) Perubahan kacamata atau perngobatan tidak memperbaiki penglihatan Tanda : pupil menyempit dan merah atau mata keras dengan kornea berawan dan peningkatan air mata h. Pola hubungan dan peran Bagaimana klien dalam keluarga dimana meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain, apakah mengalami perubahan karena penyakit yang dideritanya. i. Pola reprooduksi Pola reproduksi tidak ada gangguan j. Pola penanggulangan stress Biasanya klien akan merasa cemas terhadap keadaan dirinya dan fungsi penglihatannya serta koping mekanis yang ditempuh klien bisa tidak efektif k. Pola tata nilai dan kepercayaan Biasanya klien tidak mengalami gangguan
2.1.4 PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum Didapatkan pada klien saat pengkajian, keadaan, kesadarannya, serta pemeriksaan TTV ( Tanda-tanda vital ) Nadi : Tekanan darah : Suhu : Pernafasan : BB ( Berat Badan ) : TB ( Tinggi Badan ) :
b) Pemeriksaan kepala dan leher
Meliputi kebersihan mulut, rambut klien, klien menyeringai nyeri hebat dikepala, mata merah, edema kornea, mata terasa kabur c) Pemeriksaan integumen Meliputi warna kulit dan turgor kulit d) Pemeriksaan sistem respirasi Meliputi sistem frekuensi pernafasan bentuk dada, dan pergerakan dada e) Pemeriksaan kardiovaskuler Meliputi irama dan suara jantung f) Pemeriksaan sistem gastrointestinal Pada klien dengan penyakit glaukoma ditandai dengan mual muntah g) Pemeriksaan sistem muskuluskeletal Meliputi pergerakan ekstermitas h) Pemeriksaan sistem endokrin Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya glaukoma dalam sistem endokrin i) Pemeriksaan genitouria Tidak ada disturia, retensi urin, inkontinesia urine j) Pemeriksaan sistem pernafasan Pada umumnya motorik dan sensori terjadi gangguan karena terbatasnya lapang pandang
2.1.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik. b. Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma. c. Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg) d. Pengukuran gonioskopi : Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glaukoma. e. Tes Provokatif : Digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal atau hanya meningkat ringan. f. Pemeriksaan oftalmoskopi: Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma. g. Darah lengkap, LED : Menunjukkan anemia sistemik/infeksi. h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosis. i. Tes Toleransi Glukosa : Menentukan adanya DM. DAFTAR PUSTAKA
Anas Tamsuri. Klien gangguan mata dan pengelihatan: keperawatan medical-bedah.
Jakarta: EGC, 2010.
Doungoes, marilyn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan, edisi ke 3. Jakarta: EGC.