ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor
register, dan diagnosa medis. Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien
dan keluarga untuk meminta pertolongan kesehatan adalah penurunan daya
ingat, hipersalivasi, dan gangguan gerak ekstremitas.
2. Riwayat penyakit saat ini
Pada anamnesa, klien mengeluhkan adanya gangguan gerak, tremor,
kesulitan melakukan ADL.. Pada beberapa kasus, keluarga sering mengeluhkan
bahwa klien sering mengalami gemetaran, gangguan berjalan, serta resiko
terjatuh.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi,
diabetes mellitus, penyakit jantung, penggunaaan obat-obatan anti ansietas dalam
jangka waktu yang lama.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyebab penyakit Parkinson ditemukan memiliki hubungan genetik
yang jelas. Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan
faktor resikomenderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari
70 tahundan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika
disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.
5. Pengkajian Psiko Sosio Spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai
respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran
klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam
masyarakat. Adanya perubahan hubungan dan peran kerana klien mengalami
kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep
diri didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan
tidak kooperatif.
6. Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengrah pada keluhan-keluhan
klien, oemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian
anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per sistem dan terarah(B1-B6)
dengan fokus pemeriksaan pada B3(Brain) dan dihubungkan dengan keluhan-
keluhan klien serta B6 (Bone) yang spesifik pada ekstrimitas.
a. Keadaan Umum
Klien dengan penyakit Parkinson umumnya mengalami gangguan
motorik, terjadi tremor, kekakuan, hipersalivasi.
b. B1 (Breathing)
Gangguan fungsi pernapasan berkaitan dengan hipoventilasi,
inaktivitas, aspirasi , makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi
pembersihan saluran napas.
1) Inspeksi, didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk
batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak napas, dan
penggunaan otot bantu napas.
2) Palpasi, taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
3) Perkusi, adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
4) Auskultasi, bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, ronkhi pada
klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang
menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
c. B2 (Blood)
Hipotensi postural berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan
juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem saraf otonom.
d. B3 (Brain)
Pengkajian B3(brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya.Inspeksi umum didapatkan
berbagai manifestasi akibat perubahan status kognitif klien.
1) Pemeriksaan Fungsi Serebri
a) Status mental
Biasanya status mental klien mengalami perubahan yang
berhubungan dengan penurunan status
b) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung pada
perubahan status kognitif klien.
2) Pemeriksaan saraf cranial
a) Saraf I. Biasanya pada klien dengan penyakit Parkinson tidak ada
kelainan dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.
b) Saraf II. Hasil tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan
sesuai tingkat usia. Klien dengan penyakit Parkinson mengalami
penurunan ketajaman penglihatan.
c) Saraf III, IV, VI. Pada beberapa kasus penyakit Parkinson biasanya
tidak ditemukan adanya kelainan pada nervus ini.
d) Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada nervus ini.
e) Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal.
f) Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan
proses senilis dan penurunan aliran darah regional.
g) Saraf IX dan X. Didapatkan kesulitan dalam menelan makanan yang
berhubungan dengan perubahan status kognitif.
h) Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
i) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak
ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
3) Sistem Motorik
a) Inspeksi umum, pada tahap lanjut, klien akan mengalami perubahan
dan penurunan pada fungsi motorik secara umum.
b) Tonus otot didapatkan meningkat.
c) Keseimbangan dan koordinasi, didapatkan mengalami gangguan
karena adanya perubahan status kognitif dan ketidakkooperatifan
klien dengan metode pemeriksaan.
4) Pemeriksaan Refleks
Pada tahap lanjut penyakit Parkinson, sering didapatkan bahwa
klien kehilangan refleks postural , apabila klien mencoba untuk berdiri
klien akan berdiri dengan kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan
gaya berjalan seperti di dorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya
keseimbangan(salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat
menimbulkan sering jatuh.
5) Sistem Sensorik
Sesuai berlanjutnya usia, klien dengan penyakit Parkinson
mengalami penurunan terhadap sensorik secara progresif. Penurunan
sensorik yang ada merupakan hasil dari neuropati yang dihubungkan
dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum.
e. B4 (Bladder)
Pada tahap lanjut, beberapa klien sering berkemih tidak pada
tempatnya, biasanya yang berhubungan dengan penurunan status kognitif
pada klien Parkinson. Penurunan refleks kandung kemih yang bersifat
progresif dan klien mungkin mengalami inkontinensia urin, ketidak
mampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidak mampuan untuk
menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural.
f. B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi
yang kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif.
Karena penurunan aktifitas umum, klien sering mengalami konstipasi
g. B6 (Bone)
Pada tahap lanjut biasanya didapatkan adanya kesulitan untuk
beraktivitas karena gangguan koordinasi gerak, kelemahan umum dan
penurunan status kognitif menyebabkan masalah pada pola aktifitas dan
pemenuhan aktivitas sehari-hari. Adanya gangguan keseimbangan dan
koordinasi dalam melakukan pergerakan disebabkan karena perubahan pada
gaya berjalan dan kaku seluruh gerakan akan memberikan risiko pada trauma
fifik bila melakukan aktivitas
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan