Anda di halaman 1dari 8

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit, nomor
register, dan diagnosa medis. Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien
dan keluarga untuk meminta pertolongan kesehatan adalah penurunan daya
ingat, hipersalivasi, dan gangguan gerak ekstremitas.
2. Riwayat penyakit saat ini
Pada anamnesa, klien mengeluhkan adanya gangguan gerak, tremor,
kesulitan melakukan ADL.. Pada beberapa kasus, keluarga sering mengeluhkan
bahwa klien sering mengalami gemetaran, gangguan berjalan, serta resiko
terjatuh.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pengkajian yang perlu ditanyakan meliputi adanya riwayat hipertensi,
diabetes mellitus, penyakit jantung, penggunaaan obat-obatan anti ansietas dalam
jangka waktu yang lama.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyebab penyakit Parkinson ditemukan memiliki hubungan genetik
yang jelas. Adanya riwayat penyakit parkinson pada keluarga meningakatkan
faktor resikomenderita penyakit parkinson sebesar 8,8 kali pada usia kurang dari
70 tahundan 2,8 kali pada usia lebih dari 70 tahun. Meskipun sangat jarang, jika
disebabkan oleh keturunan, gejala parkinsonisme tampak pada usia relatif muda.
5. Pengkajian Psiko Sosio Spiritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien untuk menilai
respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran
klien dalam keluarga dan masyarakat serta respons atau pengaruhnya dalam
masyarakat. Adanya perubahan hubungan dan peran kerana klien mengalami
kesulitan untuk berkomunikasi akibat gangguan bicara. Pola persepsi dan konsep
diri didapatkan klien merasa tidak berdaya, tidak ada harapan, mudah marah, dan
tidak kooperatif.
6. Pemeriksaan fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengrah pada keluhan-keluhan
klien, oemeriksaan fisik sangat berguna untuk mendukung data dari pengkajian
anamnesis. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan per sistem dan terarah(B1-B6)
dengan fokus pemeriksaan pada B3(Brain) dan dihubungkan dengan keluhan-
keluhan klien serta B6 (Bone) yang spesifik pada ekstrimitas.
a. Keadaan Umum
Klien dengan penyakit Parkinson umumnya mengalami gangguan
motorik, terjadi tremor, kekakuan, hipersalivasi.
b. B1 (Breathing)
Gangguan fungsi pernapasan berkaitan dengan hipoventilasi,
inaktivitas, aspirasi , makanan atau saliva, dan berkurangnya fungsi
pembersihan saluran napas.
1) Inspeksi, didapatkan klien batuk atau penurunan kemampuan untuk
batuk efektif, peningkatan produksi sputum, sesak napas, dan
penggunaan otot bantu napas.
2) Palpasi, taktil premitus seimbang kanan dan kiri.
3) Perkusi, adanya suara resonan pada seluruh lapangan paru.
4) Auskultasi, bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, ronkhi pada
klien dengan peningkatan produksi sekret dan kemampuan batuk yang
menurun yang sering didapatkan pada klien dengan inaktivitas.
c. B2 (Blood)
Hipotensi postural berkaitan dengan efek samping pemberian obat dan
juga gangguan pada pengaturan tekanan darah oleh sistem saraf otonom.
d. B3 (Brain)
Pengkajian B3(brain) merupakan pemeriksaan fokus dan lebih lengkap
dibandingkan pengkajian pada sistem lainnya.Inspeksi umum didapatkan
berbagai manifestasi akibat perubahan status kognitif klien.
1) Pemeriksaan Fungsi Serebri
a) Status mental
Biasanya status mental klien mengalami perubahan yang
berhubungan dengan penurunan status
b) Tingkat kesadaran
Tingkat kesadaran klien biasanya apatis dan juga bergantung pada
perubahan status kognitif klien.
2) Pemeriksaan saraf cranial
a) Saraf I. Biasanya pada klien dengan penyakit Parkinson tidak ada
kelainan dan fungsi penciuman tidak ada kelainan.
b) Saraf II. Hasil tes ketajaman penglihatan mengalami perubahan
sesuai tingkat usia. Klien dengan penyakit Parkinson mengalami
penurunan ketajaman penglihatan.
c) Saraf III, IV, VI. Pada beberapa kasus penyakit Parkinson biasanya
tidak ditemukan adanya kelainan pada nervus ini.
d) Saraf V. Wajah simetris dan tidak ada kelainan pada nervus ini.
e) Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal.
f) Saraf VIII. Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi berhubungan
proses senilis dan penurunan aliran darah regional.
g) Saraf IX dan X. Didapatkan kesulitan dalam menelan makanan yang
berhubungan dengan perubahan status kognitif.
h) Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
i) Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak
ada fasikulasi. Indra pengecapan normal.
3) Sistem Motorik
a) Inspeksi umum, pada tahap lanjut, klien akan mengalami perubahan
dan penurunan pada fungsi motorik secara umum.
b) Tonus otot didapatkan meningkat.
c) Keseimbangan dan koordinasi, didapatkan mengalami gangguan
karena adanya perubahan status kognitif dan ketidakkooperatifan
klien dengan metode pemeriksaan.
4) Pemeriksaan Refleks
Pada tahap lanjut penyakit Parkinson, sering didapatkan bahwa
klien kehilangan refleks postural , apabila klien mencoba untuk berdiri
klien akan berdiri dengan kepala cenderung ke depan dan berjalan dengan
gaya berjalan seperti di dorong. Kesulitan dalam berputar dan hilangnya
keseimbangan(salah satunya ke depan atau ke belakang) dapat
menimbulkan sering jatuh.
5) Sistem Sensorik
Sesuai berlanjutnya usia, klien dengan penyakit Parkinson
mengalami penurunan terhadap sensorik secara progresif. Penurunan
sensorik yang ada merupakan hasil dari neuropati yang dihubungkan
dengan disfungsi kognitif dan persepsi klien secara umum.
e. B4 (Bladder)
Pada tahap lanjut, beberapa klien sering berkemih tidak pada
tempatnya, biasanya yang berhubungan dengan penurunan status kognitif
pada klien Parkinson. Penurunan refleks kandung kemih yang bersifat
progresif dan klien mungkin mengalami inkontinensia urin, ketidak
mampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidak mampuan untuk
menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural.
f. B5 (Bowel)
Pemenuhan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi
yang kurang karena kelemahan fisik umum dan perubahan status kognitif.
Karena penurunan aktifitas umum, klien sering mengalami konstipasi
g. B6 (Bone)
Pada tahap lanjut biasanya didapatkan adanya kesulitan untuk
beraktivitas karena gangguan koordinasi gerak, kelemahan umum dan
penurunan status kognitif menyebabkan masalah pada pola aktifitas dan
pemenuhan aktivitas sehari-hari. Adanya gangguan keseimbangan dan
koordinasi dalam melakukan pergerakan disebabkan karena perubahan pada
gaya berjalan dan kaku seluruh gerakan akan memberikan risiko pada trauma
fifik bila melakukan aktivitas
B. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor
biologis. (00002)
2. Resiko cedera berhubungan dengan resiko kelemahan, ketidakmampuan untuk
mengenali / mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan. (00035)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan konsep neuro psikiatrik,
ketidakmampuan mengontrol tidur. (00198)
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan kognitif, keterbatasan
fisik.

C. Intervensi Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor
biologis. (00002)
Data Fokus Noc Nic

Ketidakseimbangan nutrisi NOC: ▪Kaji adanya alergi makanan


kurang dari kebutuhan tubuh a. Nutritional status: ▪Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
Berhubungan dengan : Adequacy of nutrient jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan untuk b. Nutritional Status : food ▪Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
memasukkan atau mencerna and Fluid Intake serat untuk mencegah konstipasi
nutrisi oleh karena faktor c. Weight Control ▪Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan
biologis, psikologis atau ekonomi. Setelah dilakukan tindakan makanan harian.
DS: keperawatan selama….nutrisi ▪Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
- Nyeri abdomen kurang teratasi dengan ▪Monitor lingkungan selama makan
- Muntah indikator: ▪Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
- Kejang perut ❖ Albumin serum jam makan
- Rasa penuh tiba-tiba setelah ❖ Pre albumin serum ▪Monitor turgor kulit
makan ❖ Hematokrit ▪Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein,
DO: ❖ Hemoglobin Hb dan kadar Ht
- Diare ❖ Total iron binding capacity ▪Monitor mual dan muntah
- Rontok rambut yang berlebih ❖ Jumlah limfosit ▪Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
- Kurang nafsu makan jaringan konjungtiva
- Bising usus berlebih ▪Monitor intake nuntrisi
- Konjungtiva pucat ▪Informasikan pada klien dan keluarga tentang
- Denyut nadi lemah manfaat nutrisi
▪Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan
suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga
intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.
▪Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama
makan
▪Kelola pemberan anti emetik:.....
▪Anjurkan banyak minum
▪Pertahankan terapi IV line
▪Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oval

2. Resiko cedera berhubungan dengan resiko kelemahan, ketidakmampuan untuk


mengenali / mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan. (00035)

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Risiko Injury NOC : NIC : Environment Management (Manajemen


Risk Kontrol lingkungan)
Faktor-faktor risiko : Immune status ▪ Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
Eksternal Safety Behavior ▪ Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai
- Fisik (contoh : rancangan Setelah dilakukan tindakan dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien
struktur dan arahan keperawatan selama…. Klien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
masyarakat, bangunan dan atau tidak mengalami injury dengan ▪ Menghindarkan lingkungan yang berbahaya
perlengkapan; mode transpor kriterian hasil: (misalnya memindahkan perabotan)
atau cara perpindahan; ❖ Klien terbebas dari cedera ▪ Memasang side rail tempat tidur
Manusia atau penyedia ❖ Klien mampu menjelaskan ▪ Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan
pelayanan) cara/metode untukmencegah bersih
- Biologikal ( contoh : tingkat injury/cedera ▪ Menempatkan saklar lampu ditempat yang
imunisasi dalam masyarakat, ❖ Klien mampu menjelaskan mudah dijangkau pasien.
mikroorganisme) factor risiko dari ▪ Membatasi pengunjung
- Kimia (obat-obatan:agen lingkungan/perilaku personal ▪ Memberikan penerangan yang cukup
farmasi, alkohol, kafein, ❖ Mampumemodifikasi gaya ▪ Menganjurkan keluarga untuk menemani
nikotin, bahan pengawet, hidup untukmencegah injury pasien.
kosmetik; nutrien: vitamin, ❖ Menggunakan fasilitas ▪ Mengontrol lingkungan dari kebisingan
jenis makanan; racun; polutan) kesehatan yang ada ▪ Memindahkan barang-barang yang dapat
Internal ❖ Mampu mengenali membahayakan
- Psikolgik (orientasi afektif) perubahan status kesehatan ▪ Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga
- Mal nutrisi atau pengunjung adanya perubahan status
- Bentuk darah abnormal, contoh kesehatan dan penyebab penyakit.
: leukositosis/leukopenia
- Perubahan faktor pembekuan,
- Trombositopeni
- Sickle cell
- Thalassemia,
- Penurunan Hb,
- Imun-autoimum tidak
berfungsi.
- Biokimia, fungsi regulasi
(contoh : tidak berfungsinya
sensoris)
- Disfugsi gabungan
- Disfungsi efektor
- Hipoksia jaringan
- Perkembangan usia (fisiologik,
psikososial)
- Fisik (contoh : kerusakan
kulit/tidak utuh, berhubungan
dengan mobilitas)

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan konsep neuro psikiatrik,


ketidakmampuan mengontrol tidur. (00198)

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

Gangguan pola tidur NOC: NIC :


berhubungan dengan: ❖ Anxiety Control Sleep Enhancement
- Psikologis : usia tua, ❖ Comfort Level - Determinasi efek-efek medikasi
kecemasan, agen biokimia, ❖ Pain Level terhadap pola tidur
suhu tubuh, pola aktivitas, ❖ Rest : Extent and - Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat
depresi, kelelahan, takut, Pattern - Fasilitasi untuk mempertahankan
kesendirian. ❖ Sleep : Extent ang aktivitas sebelum tidur (membaca)
- Lingkungan : kelembaban, Pattern - Ciptakan lingkungan yang nyaman
kurangnya privacy/kontrol Setelah dilakukan - Kolaburasi pemberian obat tidur
tidur, pencahayaan, medikasi tindakan keperawatan
(depresan, selama …. gangguan
stimulan),kebisingan. pola tidur pasien teratasi
Fisiologis : Demam, mual, posisi, dengan kriteria hasil:
urgensi urin. ❖ Jumlah jam tidur
DS: dalam batas normal
- Bangun lebih awal/lebih ❖ Pola tidur,kualitas
lambat dalam batas normal
- Secara verbal menyatakan ❖ Perasaan fresh
tidak fresh sesudah tidur sesudah tidur/istirahat
DO : ❖ Mampu
- Penurunan kemempuan mengidentifikasi hal-
fungsi hal yang
- Penurunan proporsi tidur meningkatkan tidur
REM
- Penurunan proporsi pada
tahap 3 dan 4 tidur.
- Peningkatan proporsi pada
tahap 1 tidur
- Jumlah tidur kurang dari
normal sesuai usia

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan kognitif, keterbatasan


fisik.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Defisit perawatan diri NOC : NIC :


Berhubungan dengan : ❖ Self care : Activity of Self Care assistane : ADLs
penurunan atau kurangnya Daily Living (ADLs) ▪ Monitor kemempuan klien untuk
motivasi, hambatan Setelah dilakukan tindakan perawatan diri yang mandiri.
lingkungan, kerusakan keperawatan selama …. ▪ Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat
muskuloskeletal, kerusakan Defisit perawatan diri bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
neuromuskular, nyeri, teratas dengan kriteria hasil: berhias, toileting dan makan.
kerusakan persepsi/ kognitif, ❖ Klien terbebas dari bau ▪ Sediakan bantuan sampai klien mampu
kecemasan, kelemahan dan badan secara utuh untuk melakukan self-care.
kelelahan. ❖ Menyatakan ▪ Dorong klien untuk melakukan aktivitas
kenyamanan terhadap sehari-hari yang normal sesuai
DO : kemampuan untuk kemampuan yang dimiliki.
ketidakmampuan untuk mandi, melakukan ADLs ▪ Dorong untuk melakukan secara
ketidakmampuan untuk ❖ Dapat melakukan ADLS mandiri, tapi beri bantuan ketika klien
berpakaian, ketidakmampuan dengan bantuan tidak mampu melakukannya.
untuk makan, ▪ Ajarkan klien/ keluarga untuk
ketidakmampuan untuk mendorong kemandirian, untuk
toileting memberikan bantuan hanya jika pasien
tidak mampu untuk melakukannya.
▪ Berikan aktivitas rutin sehari- hari
sesuai kemampuan.
▪ Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-
hari.

Anda mungkin juga menyukai