Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
Etiologi
Obat yang menginduksi perubahan lensa
Corticosteroid Phenotiazine Miotics
Trauma
Katarak Traumatik (kontusio) Perforasi dan penetrasi Elektrik yang menginduksi katarak
Katarak metabolik
Diabetes Mellitus Galactosemia
Manifestasi Klinis
Penurunan visus, Silau, Perubahan miopik, Diplopia monocular., Noda, berkabut pada lapangan pandang. Ukuran kaca mata sering berubah.
Kartu mata snellen /mesin telebinokuler Lapang Penglihatan Pengukuran Tonografi : TIO (12 25 mmHg) Pengukuran Gonioskopi Tes Provokatif Oftalmoskopi Darah lengkap, LED EKG, kolesterol serum, lipid Tes toleransi glukosa Keratometri Pemeriksaan lampu slit A-scan ultrasound (echographhy) Penghitungan sel endotel
Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan Berikut adalah prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu :
Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE) Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE) Phakoemulsifikasi Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Komplikasi
Komplikasi Intra Operatif Komplikasi dini pasca operatif Komplikasi lambat pasca operatif
WOC
Aktivitas dan latihan Dengan berkurangnya fungsi penglihatan, otomatis para penderita katarak akan mengalami gangguan dalam pola aktifitas dan latihannya. Biasanya klien akan mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari. Tidur dan istirahat Biasanya untuk pola tidur dan istirahat biasanya tidak akan mengalami gangguan bagi klien dengan katarak. Pola Hubungan dan Peran Biasanya hubungan klien dengan keluarga tidak mengalami gangguan, hanya saja klien mengalami ganguan hubungan dengan masyarakat karena penglihatannya berkurang klien lebih banyak berdiam diri dirumah.
Persepsi dan konsep diri Biasanya ada orang yang akan kehilangan konsep diri setelah mengalami sakit. Pola Sensori dan Kognitif Biasanya klien akan mengalami gangguan fungsi penglihatan secara bertahap, seperti penglihatan kabur/tidak jelas, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa di ruang gelap. Pola Reproduksi Seksual Biasanya klien tidak mengalami gangguan
Pola Koping dan Toleransi Stres Pada pola ini yang harus dikaji adalah bagaimana penanganan dan kopping klien terhadat permasalahan yang dihadapinya, apakah klien mau menerima kenyataan yang dialaminya atau tidak. Pola Nilai dan Kepercayaan Biasanya klien dengan katarak tidak mengalami gangguan dalam beribadah malah bertambah dekat dengan Tuha untuk meminta kesembuhan penyakitnya
KASUS
Tn R (66 th) datang ke poliklinik mata RSUP Dr. Djamil Padang pada tanggal 5 Desember 2013 dengan keluhan mata kanan terasa kabur, pusing, sakit kepala,mata berair dan terasa terkalang lebih kurang 2 bulan yang lalu. Sebelumnya klien pernah operasi katarak hanya pada mata bagian kanan karena mata sebelah kiri kataraknya belum matur.
Pengkajian Identitas
Nama : Tn. R Umur : 66 tahun Alamat : Jl. Jati V no. 24 Padang Pekerjaaan : Pensiunan Pegawai Negeri Sipil No. RM : 189252 Pendidikan : S1 Diagnosa Medis : Katarak Tanggal Pengkajian : 5 Desember 2013
Keluhan utama Klien datang dengan keluhan mata terasa kabur, berair dan rasa terkalang pada matanya.
Rambut
Warna hitam, tersebar merata, tidak mudah dicabut dan terdapat ketombe.
Pemeriksaan Visus
OD : 5/90 OS : / 60
Pola eliminasi
BAB dan BAK klien normal dan tidak mengalami gangguan
NANDA
Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan sensori
NOC
NIC
DS : Klien mengatakan pandangannya kabur Klien mengatakan matanya berair dan merah DO : Mata klien terlihat merah dan berair AV OD : 5/90 AV OS : / 60 Lensa mata terlihat keruh
NANDA
Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan penurunan penglihatan DS : Klien mengatakan pandangannya kabur DO : Klien terlihat ditemani keluarga
NOC
Status neurologis
NIC
Manajemen lingkungan
Kontrol resiko
Pemberian obat
Kontrol gejala
Identifikasi resiko
Klien mengatakan cemas jika mata kanannya di operasi DO : Klien terlihat cemas