Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN MUSLIM DI EROPA (WORLD CIVILIZATION VS

LOCAL CULTURE) : KEBIJAKAN PEMERINTAH PERANCIS DALAM


MENEKAN PERTUMBUHAN MUSLIM

Nur Inna Alfiah


fifi.alfiyah@yahoo.com
Dosen Fisip Universitas Wiraraja Sumenep

ABSTRAK
Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang tidak bisa dihindari dalam
kehidupan manusia. Dengan adanya globalisasi setiap perpindahan baik berupa
barang ataupun peradaban menyebar dengan cepat dari satu tempat ke tempat lain
atau dari negara yang satu dengan negara lain. Dari globalisasi inilah kemudian
kosmopolitanisme dapat tersebar dengan luas. Globalisasi kemudian memberikan
dua dampak bagi kehidupan manusia, yaitu positif dan negatif. Sehingga
kemudian dengan adanya globalisasi bergantung bagaimana individu, masyarakat,
dan negara menyikapi fenomena globalisasi tersebut. Mudahnya penyebaran
peradaban kemudian mendorong budaya dalam peradaban antar negara bertemu
satu dengan yang lainnya. Pertemuan budaya-budaya tersebut kemudian
menimbulkan dua hal yaitu positif dan negatif, positif apabila kebudayaan yang
dibawa dalam peradaban diterima dengan baik disutu negara, sedangkan negatif
apabila budaya dalam peradaban ditolak dan dianggap sebagai suatu ancaman
terhadap budaya yang asli dari wilayah tersebut yang kemudian memunculkan
diskriminasi yang berujung pada terjadinya konflik.

Kata Kunci: Civilization, Local culter, Kebijakan


A. Latar belakang Masalah dalam peradabannya bisa diterima oleh
peradaban lain. Akan tetapi pada era
globalisasi saat ini, untuk
Dalam sejarah kehidupan
menyebarluaskan suatu ajaran, ideologi
manusia banyak dikenal peradaban-
maupun budaya tidak perlu dilakukan
peradaban kuno, seperti Mesopotamia,
dengan melalui kekerasan. Karena
Peradaban Mesir Kuno, Peradaban
kemudahan yang ada dalam globalisasi
Yunani kuno, Mahenjodaro dan
tersebut dapat dengan mudah menye-
Harappa (India) dan lainnya.
barkan barang, jasa, budaya dan
Peradaban-peradaban yang ada
lainnya. Majunya tekhnologi,
kemudian hilang karena berbagai faktor
informasi, komu-nikasi memudahkan
seperti bencana alam ataupun karena
masyarakat dunia mengetahui dengan
adanya perang. Peradaban merupakan
jelas peristiwa atau perkembangan apa
entitas paling luas dari budaya,
yang terjadi di negara lain. Masyarakat
perkam-pungan-perkampungan,
dunia bisa mengetahui budaya dari
wilayah-wilayah, kelompok-kelompok
masing-masing negara atau suku dari
etnis, nasionalitas-nasionalitas,
berbagai etnis yang ada di dunia ini
berbagai kelompok keaga-maan,
tanpa perlu berinteraksi secara
seluruhnya memilki peradaban kultur
langsung, karena pada saat ini jarak
pada tingkatan yang berbeda dari
antar negara bukanlah menjadi
heterogenitas kultural. Sebuah
halangan untuk informasi baik
peradaban adalah bentuk budaya yang
sosial,ekonomi, budaya dari suatu
palin tinggi dari suatu kelompok
bangsa untuk diketahui oleh
masyarakat dan tataran yang paling
masyarakat negara lain.
luas dari identitas budaya kelompok
Globalisasi yang merupakan
masyarakat dan tataran yang paling
sebuah fenomena tidak selalu
luas dari identitas budaya kelompok
memberikan manfaat atau dampak
masyarakat dan tataran paling luas dari
positif bagi kehidupan manusia. Karena
identitas budaya kelompok masyarakat
pada dasarnya setiap fenomena yang
manusia yang dibedakan secara nyata
ada akan selalu menimbulkan dua sisi
dari makhluk-makhluk lain-nya. Ia
yaitu positif (menguntungkan) atau
terindetifikasian baik dalam faktor-
negatif (meru-gikan). Definisi dari
faktor objektif pada umumnya, seperti
globalisasi sendiri sangat beragam
bahasa, sejarah, agama, kebiasaan-
dimana globalisasi dapat didefinisikan
kebia-saan, institusi-institusi, maupun
dengan majunya sistem tekhnologi,
identifikasi diri yang bersifat subjektif
informasi, dan komunikasi yang
(Huntington 2002, 42-43). Bahkan
menyebabkan perpindahan barang.
Huntington dalam bukunya juga
jasa, informasi dapat dengan mudah
menge-lompokkan masyarakat dunia 8
diterima oleh masyarakat. Kendala
yakni, golongan Barat, golongan
jarak bukanlah menjadi halangan bagi
Konfusian, golongan Jepang, golongan
suatu individu, masyarakat bahkan
Islam, golo-ngan Hindu, golongan
negara untuk berhubungan antara satu
Ortodox, golongan Amerika Latin, dan
dengan yang lain. Adanya hubungan
golongan Afrika.
tersebut kemudian menjadikan antar
Jika pada zaman dahulu untuk
individu, masyarakat hingga negara
menyebarkan sebuah pengaruh atau
bergantung satu sama lain, baik dalam
ajaran dari peradabannya suatu
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
masyarakat perlu menkalukkan atau
ataupun pengetahuan.
melakukan kekerasan agar budaya
Kemajuan yang tersedia dalam terjadi dengan melibatkan intervensi
era globalisasi memunculkan beberapa pemerintah, penggunaan senjata, dan
per-spektif dimana para ilmuwan konflik dalam masyarakat (Kaplan
dalam menyikapi globalisasi memilki 2000, 46). Masalah perang dan
perspektif yang berbeda. Sebagian keamanan tidak lagi antar negara,
ilmuwan berpendapat bahwa dengan melainkan di tingkat yang lebih rendah
adanya glo-balisasi akan memberikan dalam intern negara yang disebabkan
manfaat disisi lain ada yang masalah sosial seperti ras dan agama,
berpandapat justru dengan adanya hingga masalah lingkungan. Dengan
globalisasi justru perbedaan-perbedaan kata lain dengan adanya globalisasi
anatar tiap negara baik dalam segi justru perbedaan yang ada seamkin
budaya, sosial dan ekonomi akan terlihat dengan jelas tatkala budaya
semakin terlihat. Bagi yang pro lokal ataupun lokal religion yang ada
terhadap globalisasi umumnya percaya tidak menghendaki peradaban lain
bahwa dengan adanya globalisasi suatu untuk berinterkasi dalam wilayahnya.
negara akan memilki kesempatan untuk Hal inilah yang kemudian
bersaing dan maju dengan negara lain. menunculkan perselisihan dan konflik,
Dimana dengan adanya globalisasi sehingga nilai-nilai dalam
perbedaan-perbedaan yang ada di tiap kosmopolitanisme berupa persamaan
anatar negara, masyarakat dan individu dan penerimaan akan identitas budaya
dapat teratasi dengan adanya yang berbeda antar sesama manusia
globalisasi. Adanya saling perlu dipertanyakan kembali.
ketergantungan dan keterkaitan satu Disini penulis setuju terhadap
sama lain akan menghilangakan pernyataan dari Kaplan, dimana dengan
perbedaan-perbedaan yang ada. kaburnya batas negara serta peran
Disinilah letak kosmopolitanisme individu semakin menigkat justru akan
sabagai bagian dari globalisasi, dimana memunculkan konflik. Karena dengan
dalam kosmopo-litanisme selalu kaburnya batas negara kemudian
mengutamakan peneri-maan akan mendorong setiap individu untuk
kebudayaan yang beragam. Identitas bergerak atau berpindah dari negaranya
manusia sebagai bagian dari suatu ke negara lain. Perpindahan inilah
kelompok kebudayaan yang juga kemudian mendorong masyarakat yang
dibarengi dengan keberadaan memilki budaya yang berbeda dengan
identitasnya sebagai bagian yang sama. negara tujuan justru akan menimbulkan
Jika ilmuwan lain menanggapi selisih faham yang berujung pada
globalisasi yang diidentikkan dengan terjadinya konflik, baik itu sosial,
kaburnya batas-batas negara dan peran ekonomi hingga ideologi ataupun
individu yang semakin bebas keyakinan. Mengacu pada pernyataan
ditanggapi sebagian kalangan sebagai Kaplan tentang perang ataupun konflik
suatu hal yang baik dan membawa yang tidak lagi pada persaingan
pada kebaikan bersama. Akan tetapi konfrontasi militer, tetapi lebih kepada
tidak menurut Kaplan, dimana masalah intern seperti masalah sosial
globalisasi justru memunculkan seperti ras dan agama hingga masalah
konflik. Jika sebelumnya perang dan lingkungan. Tidak tersedianya
kemanan berkutat pada persaingan dan sumberdaya serta keamanan dalam
konfrontasi militer, maka dewasa ini negerinya menyebabkan masyarakat
menurut Van Creveld, perang dan kemudian bermigrasi untuk memenuhi
keamanan mencakup pergolakan yang kebutuhan hidupnya ataupun mencari
tempat yang aman ataupun muslim terbanyak didunia, mengingat
perlindungan. Kebudayaan yang Eropa sebagai kiblat dari agama
berbeda yang dibawa oleh para imigran Kristen tentu ini menjadi masalah yang
inilah kemudian berbenturan dengan sangat besar bagi pemerintah negara-
budaya asli tempat tujuan imigran negara Eropa. Berdasarkan penelitian
tersebut (local religion). tahun 2009 pada Pew Forum on
Selain Kaplan, Samuel Religion and Public Life
Huntington dalam bukunya clash of memproyeksikan bahwa tingkat
civilization memprediksikan bahwa pertumbuhan penduduk muslim dunia
setelah bera-khirnya perang dingin, adalah 1,5 persen per tahun, sementara
perang ataupun konflik terjadi penduduk non muslim hanya tumbuh
bukanlah masalah ideologi lagi. 0,7 persen per tahun.Penelitian bertitel
Dimana perang ataupun konflik akan ”The Future of the Global Muslim
dilanjutkan dengan perang baru yang Population” ini memproyeksikan
disebut perang peradaban. Jika selama bahwa jumlah penduduk msulim pada
ini perang lebih banyak terjadi intern 2030 akan mengambil 26,4 persen total
dalam peradaban barat, maka perang populasi dunia yang diperkirakan akan
baru ini adalah perang antara mencapai sekitar 8,3 miliar jiwa. Di
peradaban barat (dipelopori AS dan Eropa, Pew memprediksi bahwa
Eropa) dengan peradaban timur jumlah penduduk muslim akan
(kekuatan Islam dan Konfusian dalam meningkat hampir sepertiga dari
hal ini China) (Huntington 2000, 338). jumlah sekarang pada 20 tahun ke
Budaya-budaya yang berbeda yang ada depan, dari 44,1 juta orang atau enam
dalam peradaban ini jika saling persen dari total penduduk Eropa pada
berhadapan akan memunculkan konflik 2010, menjadi 58,2 juta orang atau
karena tidak adanya kesepahaman, delapan persen dari total penduduk
selain itu globalisasi juga cenderung Eropa pada 2030. Pada 2030 itu,
menimbulkan superioritas sendiri dari sejumlah negara Uni Eropa akan
negara-negara yang ada yang mengalami naiknya jumlah penduduk
menganggap budaya yang dimilikinya muslim hingga mencapai dua digit
lebih unggul dari budaya-budaya yang prosentase dari total penduduk benua
lain. itu (http://www.muslim-
Disini kita bisa lihat dari menjawab.com).
perlakuan yang diberikan oleh Oleh karena itu untuk menekan
masyarakat muslim Eropa. Dimana laju pertumbuhan dari masyarakat
Islam sebagai peradaban yang dibawa muslim di Eropa, Uni Eropa kemudian
oleh para imigran cenderung mengeluarkan peraturan yang
mendapatkan perlakuan yang tidak membatasi dan melarang imigran untuk
baik dari masyarakat lokal Eropa. masuk ke wilayah Eropa terutama
Disinilah benturan yang terjadi antara untuk para imigran muslim. Disini
budaya-budaya yang berbeda akan penulis akan mencoba mengangkat
menimbulkan konflik tatkala kasus bagaimana kondisi para imigran
masyarakat lokal yang ada memandang muslim yang ada di Eropa, terutama
budaya yang baru akan mengancam Perancis yang merupakan negara
budaya yang ada dalam masyarakat dengan populasi muslim terbesar
setempat. Pada saat ini berdasarkan diantara negara Eropa. Karena dalam
berbagai survei Eropa meru-pakan hal ini Islam yang memilki budaya
salah satu benua dengan pertumbuhan yang berbeda cenderung diperlakukan
diskri-minatif oleh masyarakat Eropa. bagian negara Bulgaria. Pasca
Perlakuan diskriminatif tersebut berakahirnya Perang Dunia kedua
semakin diperparah pasca pengeboman migrasi muslim dari Timur Tengah ke
WTC (World Trade Centre). Pasca Eropa meningkat, negara-negara yang
runtuhnya WTC tersebut umat Islam menjadi tujuan migrasi muslim pasca
mendapatkan tekanan yang luar biasa perang dunia kedua ini umumnya
terutama terhadap muslim imigran menuju negara-negara seperti Perancis,
yang tinggal di negara-negara Eropa, Jerman, Inggris, Belanda dan negara
tidak terkecuali Perancis yang awalnya lainnya.
mengklaim negaranya sebagai negara Pada awalnya masayarakat
sekuler yang akan memperlakukan Eropa terbuka terhadap para imigran
semua penduduknya sederajat, muslim yang ada karena masyarakat
meskipun agama mereka berbeda-beda, Eropa pada saat itu membutuhkan para
serta tidak melakukan diskriminasi imigran untuk dijadikan tenaga kerja
terhadap penduduk beragama tertentu. untuk membangun infarstruktur yang
B. Masuknya Islam di Perancis dan rusak pasca Perang Dunia. Perancis
Kebijakan Nicholas Sarkozy yang merupakan negara sekuler banyak
dalam Me-nekan Pertumbuhan menerima imigran yang umumnya
Muslim di Perancis berasal dari Aljazair, Maroko dan
Masuknya peradaban Islam ke Tunisia. Arus imigran semakin tinggi
Eropa telah dimulai dari sejak berabad- ke Perancis tatkala para pekerja
abad yang lalu. Diawali oleh imigran yang datang secara individu
penaklukan negara Andalusia (756- kemudian mengajak sanak familinya
1492) di Semenanjung Iberia, dan untuk bermigrasi ke Perancis, yang
kemudian melalui Sisilia, serta kemudian melahirkan koloni-koloni
penguasaan wilayah Balkan oleh imigran di-daerah dimana mereka
kekhalifahan Utsmaniyyah (1389). bekerja. Adanya koloni imigran
Islam semakin banyak berpe-ngaruh di tersebut tentu membuat masyarakat
Eropa tatkala Konstantinopel jatuh ke lokal yang ada cenderung bersikap
tangan Sultan Mehmed II (Muhammad kurang ramah terhadap para imigran
II) pada tahun 1453 pada masa terutama muslim. Karena keberadaan
kekaisaran Ottoman. Pada saat itu Islam sebagai identitas budaya dari
Islam mengalami zaman keemasan, para imigran kemudian memunculkan
Konstantinopel yang merupakan ibu sentimen tersendiri dari masayrakat
kota Byzantium kemudian berubah lokal terhadap para imigran muslim.
nama menjadi Istanbul, Takluknya Perancis yang menggap dirinya sebagai
Konstan-tinopel menjadikan kekaisaran negara sekuler, dimana masyarakatnya
semakin melebarkan ekspansi ke bebas melakukan aktivitas sesuai
wilayah Balkan dan Eropa tengah pada keyakinan kemudian mengeluarkan
abad ke 14 dan ke 15. Salah satu peraturan agar kehidupan antar
peninggalan yang terbesar adalah orang masayarakat lokal dan pendatang bisa
Turki yang hingga saat ini masih aktif hidup berdampingan.
dalam melakukan Islamisasi baik bagi Untuk menghindari sentimen
penduduk wilayah tersebut, hingga berujung konflik, pemerintah Perancis
Albania menjadi negara dan penduduk kemudian pada tanggal 3 oktober 1981
mayoritas muslim hingga saat ini dan mengeluarkan Undang-Undang tentang
beberapa kelompok etnis Slavia, hak berserikat dan berkumpul. Undang-
Bosnia Herzegovina, dan beberapa undang ini memberikan angin segar
bagi masyarakat muslim karena Negara identik sebagai kiblat agama Kristen
menjamin kebebasan memeluk dan akan berubah menjadi agama islam
menjalankan syariat agama masing- mayoritas. Hal inilah kemudian
masing pemeluknya. Dan inilah mendorong pemerintah dari negara-
kemudian menumbuhkan spirit negara Eropa yang ada untuk
munculnya organi-sasi-organisasi melakukan tindakan pencegahan agar
Islam diseluruh Prancis yang menjadi perkembangan muslim tidak semakin
bagian dinamika dari gerakan dakwah. meluas dan meningkat.
Untuk mengkoordinasi berbagai Untuk melakukan rencananya
organisasi yang tumbuh dan kemudian negara-negara Eropa menda-
berkembang, maka Perancis patkan momentum tatkala peristiwa
membentuk Nationaal Federation of pengeboman WTC (World Trade
Muslim France atau Federation Centre) pada 11 September 2001.
Nationale des Musulmans de France Pasca pengeboman WTC kemudian
(FNMF) dan Masjid Paris melahirkan istilah Islamphobia
(Organisation de Islamiques de Frence) dikalangan masyarakat Eropa.
yang berada dibawah naungan Depar- Islamphobia merupakan istilah yang
temen Dalam Negeri Prancis yang ditujukan kepada masayarakat islam,
sering mengadakan diskusi keislaman dimana Islam dianggap sebagai agama
di Prancis, menggagas berbagai macam yang mencintai kekerasan serta selalu
diskusi. Sementara itu, sikap diidentikkan dengan terorisme. Islam-
akomodatif dari pemerintah prancis phobia yang meluas dikalangan
diwujudkan dalam bentuk conseil masyarakat Eropa menjadikan tekanan
Religieux de I’slam en Frence (Dewan dan perlakuan diskriminatif semakin
Keagamaan Islam di Prancis) COIRIF tinggi terhadap masyarakat muslim
di bawah naungan Departemen Dalam Eropa. Perancis yang dulu menganggap
Negeri (Kepel 2003, 317). dirinya sebagai negara sekuler dengan
Seiring berjalannya waktu, dibebas-kannya individu ataupun
imigran-imigran yang ada baik itu dari msyrakat menjalankan aktivitas sesuai
kawasan Timur Tengah ataupun negara dengan keyakinan agamnya, kamudian
lain tetap berlanjut hingga semakin berubah pasca pengeboman WTC.
menambah populasi, terutama imigran Isu pencegahan terorisme yang
muslim. Menanggapi hal ini kemudian diangkat oleh pemerintah Perancis
pemerintah masing-masing negara sema-kin menekan muslim yang ada.
Eropa melihat bahwa dengan Dimana pada tahun 2004 pemerintah
banyaknya pupulasi muslim tatanan menge-luarkan kebijakan berupa
ekonomi, sosial, budaya masyarakat pelarangan penggunaan simbol-simbol
Eropa cenderung berubah. Ini bisa keagamaan seperti pelarangan
dilihat dari semakin banyaknya pemakain burqah hingga janggut bagi
pengangguran yang terjadi hingga kaum muslim laki-laki. Perancis
peningakatan masyarakat Eropa asli merupakan negara pertama Eropa yang
yang memilih memeluk Islam sebagai mengeluarkan aturan tentang
agamanya. Keadaan ini kemudian pelarangan pemakain burqah, aturan
diper-parah dengan tingakat kelahiran pelarangan pemakain burqah kemudian
diantara negara-negara Eropa yang disahkan pada 21April 2011. Ini tentu
mengalami penurunan dari tahun ke melanggar Hak Asasi Manusia, dimana
tahun. Jika ini terus dibiarkan maka hak-hak muslim sebagai individu di
bukan tidak mungkin Eropa yang batasi dengan munculnya peraturan
pelarangan penggunaan simbol-simbol aturan imigrasi yang restriktif dari Uni
keagamaan. Pelarangan akan Eropa yang dibagi menjadi dua aturan
penggunaan jilbab tentu melanggar yang paling gencar dipromosikan Uni
Hak Asasi Manusia (HAM), karena Eropa dalam EU Immigration Pact ,
burqah merupakan salah satu identitas yaitu kebijakan pengem-balian langsung
dari muslim disamping itu juga dengan (return directive) dan kebijakan skema
memakai burqah ataupun jilbab dalam Kartu Biru (blue card scheme). Return
agama Islam masuk dalam kategori device merupakan aturan yang
ibadah. Bahkan berdasarkan The Polish diberlakukan oleh Uni Eropa terhadap
Institute International Affairs yang para imigran ilegal dengan cara
mengutip data dari Eurobarometer, mengusir atau memulangkan imigran
diskriminasi terhadap Islam bertambah ilegal tersebut ke negara asal.
parah dari tahun ke tahun. Islamofobia Sedangkan Blue Card Scheme
menjadi isu serius dalam multikul- merupakan aturan dimana imigran
turalisme di Prancis. Data terbaru ilegal bisa masuk ke Eropa jika imigran
menyatakan bahwa Prancis (66%) tersebut masih dalam satu family yang
adalah negara dengan tingkat ada pada keluarga di dalam negara
diskriminasi paling tinggi, kemudian tersebut. Ini dimaksudkan bahwa jika
disusul oleh Belgia (60%), Swedia ada imigran masih mempunyai
(58%), Denmark (54%), Belanda hubungan darah dengan salah satu
(51%), dan Inggris (50%). keluarga yang termasuk dalam 27
Dibandingkan dengan tahun 2009, negara anggota Uni Eropa
terlihat peningkatan signifikan di tahun mendapatkan perke-cualian untuk
ini pada Prancis (66%) dan Belgia masuk. Terbitnya peraturan tersebut
(60%). Persentase itu naik 30% kemudian mandapatkan kritikan, kritik
dibandingkan tahun 2011, dan naik terhadap peratuaran tersebut datang
hampir lima kali lipat dibandingkan dari organisasi pembela hak azasi
1992 (Jessy Ismoyo 2013, manusia seperti Amnesty International
www.kompasiana.com). mengkritik bahwa pedoman dalam
Selain itu juga Nicolas Sarkozy peratuan itu akan mencap para
yang pada saat itu menjadi ketua Uni pengungsi dan pemohon suaka sebagai
Eropa mendesak pemerintah dari 27 penjahat
negara anggota Eropa untuk (http://www.dw.de).
meratifikasi atau menyetujui Undang-
undang tentang pembatasan masuknya Tindakan yang dilakukan oleh
imigran ke Eropa. Pembatasan Sarkozy dan negara-negara Eropa lain
masuknya imigran tersebut tertuang dengan membatasi datangnya imigran
dalam EU immigration pact , dengan terutama muslim menunjukkan adanya
pernyataan bahwa “the European kekhawatiran akan tumbuh dan
Union ... does not have the resources berkem-bangnya Islam di Eropa serta
todecently receive all the migrants who Perancis khususnya. Pencegahan
hope to find a better life here”( imigrasi dan pembatasan perekrutan
European Pact on Immigration and tenaga kerja asing terutama muslim
Asylum 2013, http://europa.eu). untuk masuk ke Eropa tidak
Adanya pernyataan tersebut kemudian menurunkan jumlah migrasi yang ada.
menjadi dasar kebijakan imigrasi Uni Justru dengan adanya pembatasan
Eropa yang mulai ketat dan resriktif. tersebut jumlah migran muslim yang
Kemudian dike-luarkanlah aturan- masuk ke Eropa khusunya Perancis
makin banyak. Dimana terbentuk pada dengan lokal religion menjadi suatu
saat ini setidaknya ada 15 juta kaum masalah yang jika dibiarkan terus
muslim di Eropa dengan perkiraan berlanjut akan berujung pada terjadinya
sekitar lima sampai enam juta konflik dengan kekerasan. Eropa yang
diantaranya tinggal di Perancis atau merupakan kiblat dari peradaban Barat
sekitar 10 persen dari total 62 juta dengan Kristen nya tentu tidak akan
penduduk Perancis (Pobattingi 2008, menerima jika Islam dengan
60). Kekhawatiran akan Islam menjadi budayanya mampu menguasai Eropa
agama mayoritas Perancis menjadi kembali. Karena sejarah mencatat
salah satu permasalahan yang dihadapi bahwa pada masa-masa kekhalifahan
oleh pemerintah Perancis. Dimana Islam pernah menguasai Eropa.
parlemen dari Perancis selalu Tindakan pencegahan terhadap
mengeluarkan aturan untuk menekan perkembangan Islam diperlukan agar
muslim yang ada di Perancis dengan perkembangan Islam tidak menguasai
segala bentuk peraturan yang semakin Eropa kembali.
meminggirkan kaum muslim. Sikap Ada banyak aspek yang
yang ditunjukkan pemerintah Perancis menjadikan Perancis membatasi
dengan segala bentuk kebijakan dan perkem-bangan muslim disana.
aturan yang menekan muslim Pertama, kebu-dayaan yang berbeda
mencerminkan adanya rasa tidak aman yang dibawa oleh imigran muslim
dari pemerintah sendiri yang melihat cenderung bertentangan dengan budaya
perkembangan muslim yang semakin barat yang bebas dari segala aturan.
meningkat tiap tahunnya. Kedua, ketersediaan lapa-ngan kerja
Kekhawatiran akan tergantinya menyebabkan antara masyarakat lokal
budaya lokal yang ada dalam hal ini dan imigran atau pendatang menjadi
Kristen dengan Islam menjadikan bersaing sedangkan lapangan kerja
masyarakat lokal kemudian melakukan sangat terbatas yang kemudian
diskriminasi terhadap imigran terutama mengakibatkan terjadi banyak
muslim. Disinilah pernyataan Kaplan pengangguran yang semakin
tentang globalisasi yang membawa menambah beban pemerintah. Ketiga,
konflik semakin terlihat tatkala diskri- pertumbuhan penduduk perancis
minasi yang dilakukan oleh pemerintah sendiri yang cenderung menurun dari
prancis dan masyarakatnya. Konflik tahun ketahun, sedangankan imigran
disini bukanlah antar negara melainkan muslim yang menetap di perancis
antar masyarakat yang tidak menerima semakin meningkat. Kecenderungan
budaya yang masuk ke dalam dari masyarakat lokal untuk menerima
wilayahnya. Globalisasi yang di elu- kebudayaan dari peradaban yang lain
elukan akan menghilangkan perbedaan inilah yang memicu pemerintah dan
justru membuat perbedaan yang ada masyarakat Perancis melakukan tindak
semakin terlihat. Ketidaksukaaan diskriminasi terhadap muslim. Imigran
masya-rakat lokal Perancis yang muslim yang dahulu dipandang sebelah
berpenduduk mayoritas Kristen mata hanya sebagai pekerja kasar justru
terhadap perkembangan Islam di mampu berkembang dan meluaskan
Perancis menumbuhkan rasa sinisme pengaruhnya di Perancis. Meskipun
terhadap muslim yang ada disana. pemerintah menerapkan berbagai
Inilah yang kemudian menjadikan aturan untuk menekan laju
landa-san dimana world civilization pertumbuhan muslim, perkembangan
(peradaban islam) jika dihadapkan muslim di Perancis justru mengalami
kenaikan di tiap tahunnya. Bahkan terlaksana, karena jika diskriminasi-
banyak dari kalangan masyarakat lokal diskriminasi sosial yang diterapkan
Perancis sendiri memilih Islam sebagai tetap di berlakukan ini akan berdampak
agamanya. Menurut Harian New York buruk sendiri bagi Perancis. Negara
Times (4/2/13), jumlah orang yang yang mengklaim dirinya sebagai
pindah agama (ke Islam) di Perancis negara sekuler perlu dipertanyakan
semakin meningkat setiap tahunnya. kembali ke sekulerannya, karena jika
Setiap tahun sekitar 150 upacara dilihat dalam setiap aturan yang
konversi dari masyarakat lokal dikeluarkan pemerintah. Pemerintah
Perancis yang menjadi muallaf yang ber-sikap seolah hanya menginginkan
dilakukan di masjid Sahabat di Créteil, Kristen sebagai agama mayoritas yang
Paris. Sedangkan menurut seorang dipeluk oleh rakyat Perancis dan
penanggung jawab isu-isu keagamaan sebagai kiblat dari peradaban Barat
di Kementerian Dalam Negeri, tentu tidak menginginkan Eropa
Bernard Godard, dari enam juta umat dikuasai oleh muslim.
muslim di Perancis, sekitar 100.000 Rasa superioritas yang dibentuk
orang adalah mualaf, dan ini oleh globalisasi terhadap negara-negara
mengalami peningkatan bila Barat termanifestasi dalam perasaan
dibandingkan dengan tahun 1986 yang curiga dan kebenciaan yang
hanya sekitar 50.000 orang. Asosiasi terselubung terhadap budaya yang
muslim mengatakan jumlah muallaf dibawa oleh peradaban lain, rasa
sekitar 200.000 orang (http://dunia- superioritas inilah biasanya dikenal
islam.pelitaonline.com ). dengan Xenophobia. Kebijakan yang
Bertambahnya jumlah muallaf dikeluarkan oleh pemerin-tahan
yang ada membuktikan bahwa Nicholas Sarkozy bisa dikategorikan
globalisasi memang tidak bisa dengan Xenophobia, dimana ketidak-
dihindari oleh setiap individu, mampuan pemerintah untuk
masyarakat bahkan negara. Meskipun membendung perkembangan muslim
pemerintah sangat bersikap reaktif yang menjadikan Sarkozy
terhadap perkembangan muslim yang mengeluarkan aturan-aturan yang
ada di Perancis, perkembangannya mendiskriminasikan muslim yang ada.
tetap bertambah karena dengan melalui Isu terorisme yang di usung menjadi
kemudahan dalam penggunaan sebuah senjata untuk menekan muslim,
tekhnologi, informasi budaya dan nilai- hal ini tentu bertentangan dengan nilai-
nilai dari Islam sendiri dapat tersebar nilai kosmopolitanisme yang
luas. Islam pasca pengeboman WTC semestinya dapat menerima setiap
selalu diidentikkan dengan kekerasan perbedaan kebudayaan akibat dari
dan terorisme justru mampu menarik adanya globalisasi tersebut. Disamping
minat masyarakat Eropa terutama itu jika Perancis memang benar-benar
Perancis untuk semakin mengenal sebagai negara sekuler tidak akan
Islam lebih jauh. Tindakan pemerintah mungkin pemerintah akan membatasi
Perancis dengan mengeluarkan serta ikut campur dalam urusan
pertauran-peraturan yang keyakinan setiap rakyatnya.
mendiskriminasikan masyarakat
muslim disana tentu akan C. Kesimpulan
menimbulkan konsekuensi berupa
perlawanan dari para muslim Perancis. Globalisasi memang
Meskipun dalam hal ini itu belum memberikan dua dampak bagi setiap
interaksi sosial yang ada, menggunakan hak-hak nya seperti
menguntungkan bagi satu pihak berjilbab dan lainnya. Kebijakan yang
sedangkan dipihak lain merasa dikeluarkan oleh pemerintah perancis,
dirugikan. Dalam konteks Nicholas Sarkozy menunjukkan bahwa
berkembangnya Islam di Eropa keengganan dari pemerintah serta
terutama di Perancis, penyebaran Islam masya-rakat lokal yang ada untuk
dengan adanya globalisasi bisa menerima kenyataan akan muslim
dikatakan sangat diuntungkan. Karena sebagai bagian dari masyarakat
dengan mudahnya akses informasi dan Perancis. Adanya diskriminasi terhadap
komunikasi dalam globalisasi budaya lain yang masuk ke dalam
menjadikan ajaran Islam bisa menyebar wilayahnya membuktikan jika ada
ke seluruh Eropa. Disamping itu juga ketakutan dari pemerintah sendiri akan
peran imigran muslim di Eropa dalam hilangnya budaya lokal dan tergantikan
menyebarkan ajaran tersebut menjadi dengan budaya islam sebagai
salah satu kunci keberhasilan mayoritas. Jika masalahnya terletak
berkembangnya Islam di daratan pada ketakutan akan budaya luar
Eropa. Perancis yang di satu pihak (peradaban Islam) menguasai
merasa terganggu atau dirugikan wilayahnya itu juga bergantung dari
dengan adanya perkembangan muslim bagaimana masyarakat
disana menerapkan berbagai aturan mempertahankan budaya lokal yang
serta kebijakan yang ada tanpa harus memusuhi Islam
mendiskriminasikan muslim. Disini sebagai identitas budaya. Karena jika
bisa dilihat globalisasi dengan dilihat dari banyaknya muallaf dari
kaburnya batas negara menjadikan masyarakat lokal Perancis
perpindahan penduduk dari suatu membuktikan jika agama lokal yang
negara ke nagara lain tidak bisa ada belum mampu untuk memuaskan
dibendung, ini menjadi dampak negatif batin dari masyarakat perancis sendiri
tersendiri dari globalisasi. Perpindahan akan pengetahuan tentang Tuhan.
penduduk yang membawa budaya Sehingga tidak seharusnya pemerintah
masing kemudian bertemu dengan memperlakukan masyarakat imigran
budaya lokal yang sangat berlainan muslim disana berbeda dengan imigran
dengan budaya yang dibawa yang lain. Karena sekeras apapun
menjadikan masyarakat yang ada pemerintah mengeluarkan kebijakan
kemudian akan memunculkan adanya untuk menekan pertumbuhan muslim,
perselisihan yang berujung pada budaya serta ajaran yang ada semakin
terjadinya konflik. meluas dan bertambah tiap tahun di
Tumbuh dan berkembangnya Perancis.
peradaban Islam di Eropa menjadi
masa-lah tersendiri bagi tiap negara
Eropa meskipun ada sebagian negara
Eropa seperti Jerman memberikan
kebebasan bagi nuslim disana untuk
beraktifitas tanpa ada perlakuan
diskriminasi dari pemerintah. Akan
tidak di Perancis dimana terhadap
peradaban dari luar seperti Islam
pemerintah mengeluarkan kebijakan
yang mambatasi muslim disana
Daftar Pustaka
European Pact on Immigration and Asylum, diakses di
http://europa.eu/legislation_summaries/justice_freedom_security/free
_movement_of_persons_asylum_immigration/jl0038_en.htm, 23 Juni
2013.
Gilles Kepel, Pergerakan Islam di Amerika dan Eropa, Yogyakarta: jendela, 2003.
Hasil penelitian, Pertumbuhan Penduduk Muslim 2 kali lebih cepat dari penduduk
Non-muslim, diakses di http://www.muslim-
menjawab.com/2012/06/hasil-penelitianpertumbuhan-penduduk.html,
24 Juni 2013.
Islam di Eropa: Jumlah Muallaf Di Perancis Semakin Meningkat, diakses di
http://dunia-islam.pelitaonline.com/news/2013/02/05/islam-di-eropa-
jumlah-muallaf-di-perancis-semakin-meningkat#.UcjrrNlhnoJ 25 Juni
2013.
Jessy Ismoyo, Islamphobia di Perancis : Identitas Imigran PerempuanMuslim
Magribi, diakses di sosbud.kompasiana.com/2013/06/15/islamofobia-
di-prancis-identitas-imigran-perempuan-muslim-maghribi-
565330.html, 22 Juni 2013
Kaplan, Robert D. The Coming Anarchy, in The Coming Anarchy: Shattering the
Dreams of the Post-Cold War. New York: Random House, 2000.
Lawrence E. Harrison, Samuel P Huntington, dkk, Kebangkitan Peran Budaya,
LP3ES: Jakarta, 2006.
Pabottingi, Mochtar, Potret Politik Kaum Muslim di Perancis dan Kanada,
Pustaka Pelajar : Yogyakarta ,2008.
Samuel P Huntington, Benturan Antar Peradaban, Yogyakarta: Penerbit Qalam,
2002.
Uni Eropa ingin Seragamnkan UU Imigrasi, diakses di http://www.dw.de/uni-
eropa-ingin-seragamkan-uu-imigrasi/a-3422015, 23 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai