Anda di halaman 1dari 12

1

Volume 11 No 2 Maret
2016

REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN RAJA


FAROUK

Diana Trisnawati
(Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, UNY)
Email: diana.trisnawati@uny.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui kondisi politik, sosial, dan ekonomi
Mesir di bawah pemerintahan Raja Farouk, (2) mengungkapkan peran dan kontribusi gerakan
Free Officers dan gerakan Ikhwanul Muslimin dalam menggulingkan kekuasaan Raja Farouk,
(3) mengetahui proses terjadinya Revolusi Mesir 23 Juli 1952, dan (4) mengetahui kondisi
Mesir pasca Revolusi Mesir 23 Juli 1952. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode sejarah kritis seperti yang dijabarkan oleh Kuntowijoyo. Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa keadaan politik Mesir masa pemerintahan Raja Farouk banyak
mengalami kekacauan, diantaranya sering terjadi pergantian kabinet dalam waktu yang relatif
singkat, dan adanya dominasi Inggris yang berperan dalam setiap pengambilan kebijakan
pemerintah. Terjadi ketimpangan sosial yang cukup tajam antara golongan elit yang terdiri
dari tuan tanah dan pengusaha dengan petani kecil. Keadaan tersebut membuat munculnya
banyak kelompok oposisi dalam masyarakat yang diwakili oleh Free Officers dan Ikhwanul
Muslimin. Free Officers dan Ikhwanul Muslimin sama-sama merasa prihatin terhadap kondisi
Mesir dan memberikan kontribusi yang besar dalam mewujudkan Revolusi Mesir 23 Juli
1952. Revolusi tersebut berhasil dan sekaligus mengakhiri kekuasaan Farouk di Mesir. Pasca
revolusi, pemerintahan Mesir dikendalikan oleh Dewan Mangkubumi. Pada tanggal 18 Juni
1953 sistem pemerintahan monarki Mesir diganti dengan republik, sekaligus pengangkatan
Muhammad Naguib sebagai presiden.

Kata kunci: Revolusi Mesir 23 Juli 1952, Pemerintahan, Raja Farouk

ABSTRACT

This study aims to: (1) find out Egypt’s political, social, and economic conditions under
King Farouk’s reign, (2) reveal the role and contribution of the movement of Free Officers
and Muslim Brotherhood movement in the overthrow of King Farouk, (3) find out the process
of the Egyptian Revolution of 23 July 1952, and (4) find out the condition of Egypt's post
Egyptian Revolution of 23 July 1952. This study was conducted using critical historical
method as described by Kuntowijoyo. the result of the study showed that Egypt’s political
situation during the reign of King Farouk experienced chaos, such as frequent cabinet
changes in a relatively short time and dominance of the British role in any government policy
making. There were quite extreme social inequalities between the elite, consisting of
landlords and employers, and small farmers. Such conditions triggered the emergence of
many opposition groups in society, represented by the Free Officers and Muslim
Brotherhood. These groups shared the same concerns over the condition of Egypt and gave a
major contribution to the burst of the Egyptian Revolution of 23 July 1952. The revolution
succeeded and put Farouk’s power in Egypt to an end. Post-revolution, Egypt's government is
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
2
Volume 11 No 2 Maret
2016

controlled by Dewan Mangkubumi. On June 18 1953 the system the Egyptian monarchy was
replaced by a republic, as well as the appointment of Muhammad Naguib as president.

Keyword: Egyptian Revolution of 23 July 1952, administration, King Farouk

PENDAHULUAN militer Inggris di Mesir, khususnya di


Mesir atau  Republik Arab Mesir sekitar Terusan Suez. Pemerintahan Mesir
adalah negara sosial demokrasi berbentuk di bawah Muhammad Ali memiliki sifat
republik dengan kepala negara seorang loyal terhadap Inggris. Segala kebijakan
presiden. Mesir merupakan salah satu politik Mesir diputuskan oleh perwakilan
negara yang berada di wilayah Afrika Inggris yang ada di Mesir. Pada saat itu,
Utara, namun apabila dilihat dari sudut Mesir sudah dijadikan negara boneka oleh
sejarah dan kebudayaannya merupakan Inggris, dan pemerintahan Mesir memiliki
bagian dari Asia Barat (Philip K Hitti, ketergantungan sangat besar kepada
2001:236). Mesir bukan merupakan negara Inggris. Sa’ad Zaghlul seorang politisi
yang kaya, apabila dilihat dari sektor muda dengan dukungan masyarakat Mesir
ekonominya. Perekonomian Mesir berupaya untuk menegakkan kemerdekaan
tergantung pada sektor pertanian, ekspor bagi Mesir. Keinginan tersebut tidak
minyak bumi, dan pariwisata. Selain itu, diindahkan oleh Inggris yang masih
lebih dari 3.000.000 jiwa orang Mesir mempunyai banyak kepentingan di
bekerja di luar negeri, terutama di Arab wilayah Mesir, terutama Terusan Suez.
Saudi, Teluk Persia, dan Eropa (Apriadi Revolusi 1919 memberikan pengaruh
Tamburaka, 2002: 69). Populasi yang dalam berbagai aspek bagi bangsa Mesir,
tumbuh pesat, keterbatasan lahan terutama berkaitan dengan meningkatnya
pertanian, dan ketergantungan pada Sungai identitas bangsa, dan nasionalisme
Nil membuat sumber daya ekonomi Mesir (Gershoni Israel dan James P Jankowski,
melemah. Bangsa Mesir merupakan bangsa 1986: 270).
yang patuh dan mudah dipengaruhi (Peter Kedua, Revolusi Mesir 23 Juli
Mansfield, 1969: 9). Jadi, tidak 1952 yang dimimpin oleh Gamal Abdul
mengherankan apabila Inggris dengan Nasser berusaha untuk menumbangkan
mudah menguasai dan melakukan kekuasaan Raja Farouk dan penguasaan
kolonisasi terhadap Mesir. Meskipun Inggris di Mesir. Dominasi kekuatan yang
demikian, Mesir merupakan salah satu menggerakkan Revolusi Mesir 23 Juli
negara di belahan dunia Arab yang 1952 berasal dari gerakan Free Officers
memiliki perkembangan cukup dinamis. dan gerakan Ikhwanul Muslimin. Revolusi
Mesir modern sering mengalami ini sekaligus menandai berakhirnya
pergulatan politik yang berkepanjangan pemerintahan monarki Mesir, beralih pada
dan bertahap. Sampai dengan tahun 2013 negara republik yang sarat akan
ini, terhitung sudah tiga kali Mesir modernisme. Revolusi Mesir 23 Juli 1952
melakukan revolusi yang didasarkan pada memiliki kekhasan dan dirasa cukup
ketidakstabilan pemerintahan dan politik menarik, sehingga dipilih sebagai fokus
Mesir. kajian dalam artikel ini.
Pertama, Revolusi yang terjadi Ketiga, Revolusi yang dilakukan
pada tahun 1919. Revolusi tersebut terkait dalam rangka menggulingkan Presiden
dengan penempatan pasukan-pasukan Hosni Mubarak pada tanggal 26 Januari
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
3
Volume 11 No 2 Maret
2016

2011 oleh kalangan muda Mesir. Revolusi mengkaji tentang Revolusi Mesir 23 Juli
26 Januari 2011 diawali dengan diskusi- 1952.
diskusi ringan yang dilakukan oleh para
pengguna jejaring sosial seperti Facebook METODE PENELITIAN
dan Twitter. Hal tersebut meningkat Sejarah merupakan rekonstruksi
menjadi aksi demonstrasi besar-besaran masa lalu mengenai suatu peristiwa yang
dari berbagai elemen masyarakat. Revolusi sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan,
26 Januari 2011 yang menuntut untuk dirasakan, dan dialami oleh manusia
diturunkannya Presiden Hosni Mubarak ini (Kuntowijoyo, 1995:17). Penulisan artikel
menuai keberhasilan. Keberhasilan ini mengikuti metode sejarah yang
tersebut juga harus dibayar mahal dengan disampaikan oleh Kuntowijoyo. Secara
banyaknya kerugian yang ditanggung oleh singkat metode tersebut memiliki 5 tahap:
pemerintah Mesir pasca revolusi. (1) pemilihan topik, (2) pengumpulan
Keadaan ini tentu tidak jauh sumber, (3) verifikasi, (4) interpretasi
berbeda ketika Revolusi Mesir 23 Juli (analisis dan sintesis), dan (5) penulisan
1952 dilakukan dalam rangka mengubah atau historiografi (Kuntowijoyo, 1995:17).
wajah politik Mesir secara radikal. 1. Pemilihan Topik
Revolusi Mesir 23 Juli 1952 merupakan Berdasarkan pertimbangan yang
sebuah penggulingan kekuasaan Raja dilakukan oleh penulis, topik yang
Farouk oleh gerakan Free Officers yang dipilih adalah Revolusi Mesir 23 Juli
dipimpin oleh Gamal Abdul Nasser (Ira M. 1952: Berakhirnya Pemerintahan Raja
Lapidus, 1999:121). Pada masa awal Farouk.
Revolusi, Muhammad Naguib diangkat 2. Heuristik
sebagai presiden, walaupun pemimpin dan Heuristik adalah suatu teknik dan
konseptor yang sebenarnya adalah Gamal seni yang dalam melakukannya
Abdul Nasser. Peran dan partisipasi membutuhkan ketrampilan (Sartono
golongan militer memang sangat besar Kartodirdjo, 1992: 31). Heuristik
dalam mewujudkan Revolusi Mesir 23 Juli merupakan langkah awal dalam
1952. Golongan militer ialah mereka yang penelitian sejarah untuk menghimpun
menjadi kawan seperjuangan Gamal Abdul jejak-jejak masa lampau yang disebut
Nasser. Selain kelompok militer, dengan data sejarah heuristik berasal
partisipasi dan dukungan bagi terwujudnya dari bahasa Yunani “heuriskein” yang
Revolusi Mesir juga datang dari kelompok berarti mencari atau menemukan jejak-
agamawan di Mesir. Kelompok agamawan jejak sejarah (G.J Renier, 1997:113).
tersebut tergabung dalam Ikhwanul Heuristik diperoleh dari sumber primer
Muslimin yang dipimpin oleh Hasan Al- dan sekunder.
Banna. Ikhwanul Muslimin memberikan a. Sumber Primer
banyak pengaruh baik di bidang agama dan Sumber primer yang digunakan
politik di Mesir (Adeed Dawisha, 1986: dalam artikel ini adalah buku
86). Free Officers dan Ikhwanul Muslimin karangan Gamal Abdul Nasser sendiri
merupakan dua kekuatan besar yang yang berjudul The Philosophy of The
berperan dalam menggulingkan kekuasaan Revolution diterbitkan oleh Ministry
Raja Farouk. Berdasarkan latar belakang of National Guidance Information
inilah, penulis merasa tertarik untuk Administration di Kota Kairo, Mesir.
b.Sumber Sekunder
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
4
Volume 11 No 2 Maret
2016

Sumber sekunder adalah mana data diperoleh (Kuntowijoyo,


kesaksian seorang yang bukan 1995:100). Penafsiran data-data,
merupakan saksi pandangan mata diperoleh berdasarkan kekuatan analisis
yakni seseorang yang tidak hadir pada yang diperkuat melalui kajian pustaka
waktu terjadinya peristiwa tersebut dan segi peninjauan yang terkait dengan
(John W Best, Research in Education, Revolusi Juli 1952.
Alih bahasa oleh Sanapiah Faisal dan 5. Historiografi (Penulisan Sejarah)
Mulyani Guntur Winesa, Metode Historiografi merupakan sebuah
Penelitian Pendidikan. Surabaya: kegiatan menyusun fakta-fakta menjadi
Usaha Nasional.1982. hlm.39). sejarah, setelah melakukan pencarian
Sumber sekunder yang digunakan sumber, penilaian sumber, penafsiran
dalam penulisan ini berupa buku- kemudian dituangkan menjadi suatu
buku, dokumen dimana buku tersebut kisah sejarah dalam bentuk tulisan.
ditulis oleh orang yang menyaksikan Tahap penyajian ini merupakan tahap
peristiwa tersebut kemudian akhir bagi penulis untuk menyajikan
digoreskan dalam bentuk tulisan. semua fakta kedalam bentuk tulisan.
3. Kritik Sumber (Verifikasi) Sejarawan sebenarnya mempunyai
Kritik sumber dilakukan sebagai tanggung jawab sosial yang besar
upaya untuk menentukan apakah karena tidak hanya bicara tentang isu-
sumber atau data yang didapat valid dan isu nasional, melainkan harus
dapat dipertanggungjawabkan mempunyai wawasan jauh ke depan
kebenarannya baik secara substansial (Kuntowijoyo, 1994:17). Penulis
maupun secara fisik. Kritik sumber menggunakan sumber-sumber tertulis
terdiri dari kritik intern (kredibilitas) yang terkait dengan Revolusi Mesir 23
dan kritik ekstern (otentisitas) Juli 1952 dalam penyusunan artikel ini.
(Kuntowijoyo, 1995:99). Tujuan kritik
sumber adalah untuk memberikan PEMBAHASAN
penelitian terhadap validitas dan Mesir banyak mengalami
reliabilitas sumber yang dilakukan pergolakan politik sebelum revolusi.
dengan cara membandingkan sumber- Pemerintahan Mesir di bawah Raja Farouk
sumber yang terkumpul. mengalami kemerosotan dalam berbagai
4. Analisis Sumber (Interpretasi) bidang. Tidak adanya pembatasan
Sejarah bukan hanya deretan fakta kekuasaan raja, membuat raja bertindak
dan peristiwa, tetapi merupakan sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Hal
interpretasi yang dilakukan para tersebut yang membuat masyarakat Mesir
penulisnya (Nourouzzaman Shaddiqi, tidak lagi memuji dan mengagumi sosok
1984:1). Interpretasi (penafsiran) adalah Raja Farouk. Banyak penyimpangan-
menafsirkan fakta-fakta yang telah diuji penyimpangan yang terjadi di dalam
kebenarannya,atau juga digunakan pemerintahan. Penyimpangan tersebut
untuk menafsiran fakta-fakta telah salah satunya ditandai dengan maraknya
didapat yang kemudian menganalisa korupsi yang dilakukan oleh kalangan
sumber yang pada akhirya akan bangsawan, kriminaitas, dan ketidakadilan
menghasilkan suatu rangkaian peristiwa. membuat kekecewaan dikalangan
Sejarawan yang jujur akan kelompok-kelompok masyarakat. Korupsi
mencantumkan data dan keterangan dari merupakan salah satu penyimpangan yang
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
5
Volume 11 No 2 Maret
2016

dilakukan oleh Raja Farouk. Raja Farouk buruh tani yang hidup ibarat budak.
memiliki aset yang beragam, uang, dan Sementara hanya sebagian kecil orang
lahan yang luas. Perlu diketahui, Mesir asli (pribumi Mesir) yang bergerak
sebenarnya perilaku korupsi di Mesir mulai di bidang industri, perdagangan, dan
menjadi kaum intelektual. Di tahun 1936,
ada sejak penguasaan Muhammad Ali
pendapatan perkapita rata-rata hanya 50
Pasha 1765. Sampai pada saat Revolusi dollar per tahun. Tingkat buta huruf
Mesir 23 Juli 1952 dicetuskan, topik yang mencapai 90% (Anshari Thayib dan Anas
paling hangat dibicarakan adalah tentang Sadaruwan,1981:12).
korupsi. Situasi kemerosotan sosial dan
Adanya kemerosotan di berbagai ekonomi di Mesir semakin diperparah
bidang terkait dengan pemerintahan Raja dengan banyaknya pengangguran tenaga
Farouk di Mesir, menimbulkan oposisi di kerja produktif Mesir. Lapangan kerja
kalangan masyarakat. Muncul kelompok- yang terbatas, dan kaum imigram dari
kelompok yang menentang pemerintahan wilayah pedesaan yang berpindah ke Kairo
Raja Farouk, baik yang memiliki latar tidak mendapatkan pekerjaan. Terjadinya
belakang agama maupun nasionalis. Kubu- ketimpangan sosial di Mesir bukan
kubu masyarakat anti pemerintahan Raja merupakan satu-satunya faktor
Farouk dan dominasi Inggris terus kemerosotan bagi Mesir, namun keadaan
berkembang dan melaju untuk mencari tersebut menjadi semakin kacau mengingat
dukungan dari masyarakat secara lebih Inggris masih melakukan kolonisasi
luas. Pada mulanya mereka bergerak terhadap Mesir. Kondisi tersebut tentu
secara bebas tanpa mengenal misi dari mengundang perhatian masyarakat Mesir
masing-masing kelompok. Namun, pada untuk segera berbenah diri. Sebelum
akhirnya mereka menyatukan kekuatan di adanya perebutan kekuasaan yang
bawah tujuan yang sama, yakni kemudian dikenal dengan sebutan Revolusi
menggulingkan kekuasaan Raja Farouk di Mesir 23 Juli 1952, Mesir merupakan
Mesir. sebuah negara yang bersifat semi feodal.
Secara umum, masyarakat Mesir Tuan tanah dan kerajaan merupakan
sudah merasa muak dengan pejabat-pejabat pemilik lahan pertanian yang dominan di
pemerintahan yang pro dengan bangsa Mesir. Terdapat kesenjangan sosial yang
asing. Perang Dunia II juga memberikan tajam dalam masyarakat Mesir. Tuan tanah
dampak yang cukup berarti bagi Mesir. dan pengusaha kaya menikmati hidup
Salah satu dampak dari Perang Dunia II dengan bergelimang harta, sementara
adalah mengibarkan nama Inggris di Mesir petani miskin hanya memperoleh upah
dan semakin memperparah keadaan Mesir. sedikit dari hasil jerih payah mereka.
Dalam bidang ekonomi, terjadi krisis yang Hampir di segala bidang
berkepanjangan terkait dengan pemenuhan kehidupan Mesir mengalami degradasi
kebutuhan pokok masyarakat Mesir. Harga yang cukup signifikan. Keadaan chaos
jual kapas menurun, pendapatan per kapita tersebut menimbulkan banyaknya
merosot, dan kriminalitas merajalela. kerusuhan dalam masyarakat Mesir yang
….hampir separuh dari tanah pertanian berupa penjarahan, perampokan, dan
di negara Mesir dikuasai oleh hanya perselisihan antar kelompok. Banyaknya
sekitar 12.400 tuan tanah. Selebihnya
tuntutan perubahan yang harus dilakukan
2.282.000 petani, menguasai sekitar
sepertiganya saja. Kebanyakan menjadi oleh Mesir, membuat Gamal Abdul Nasser

Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN


RAJA FAROUK
6
Volume 11 No 2 Maret
2016

dan pengikutnya berpikir lebih dalam. merupakan teman seperjuangan Gamal


Melalui kemampuannya, Gamal Abdul Abdul Nasser. Tokoh-tokoh tersebut antara
Nasser berusaha melakukan koordinasi dan lain Kamaluddin Hussein, Abdul Hakim
menemukan jawaban atas kesulitan- Amir, Hasan Ibrahim, Abdul Moniem,
kesulitan yang dialami oleh bangsa Mesir Abdul Rauf, Salah Salim, Jamal Salim,
secara hati-hati tanpa menyakiti pihak lain Abdul Latief Baghdadi, Khalid Moheiddin,
(Charles D Cremeans, 1963:29). dan Anwar Sadat (Hamdan Basyar, M,
Sementara itu, gerakan anti Inggris terus 1998:86).
berkembang pesat dan mengalami Selain kalangan militer, oposisi
kemajuan. Gerakan-gerakan dan juga muncul dari kelompok yang
kelompok-kelompok anti Inggris tersebut menjunjung tinggi syari’at dan ajaran
mulai tampak bersamaan dengan pecahnya Islam di Mesir. Kelompok tersebut
Perang Dunia II tahun 1939. Masalah kemudian dikenal dengan sebutan
Palestina yang merupakan inti dan dasar Ikhwanul Muslimin. Peranan Ikhwanul
sengketa Arab-Israel adalah sengketa atas Muslimin di Mesir menyentuh berbagai
Palestina antara penduduk Arab dan bidang yakni sosial, pendidikan, dan
penduduk Yahudi-nya yang keduanya keagamaan. Meskipun pada awalnya
merasa berhak atas negeri itu dan berusaha Ikhwanul Muslimin hanya semacam
untuk menguasainya dan mengembangkan perkumpulan orang-orang untuk
kehidupan nasionalnya (Kirdi Dipoyudo, berdiskusi, tapi pada perkembangannya
1977:82). Ikhwanul Muslimin memiliki banyak
Situasi dan keadaan di Mesir yang pengikut dan cabang di berbagai tempat.
bergejolak menimbulkan banyak oposisi- Pendiri Ikhwanul Muslimin, Hasan Al-
oposisi atau kelompok baik yang pro Banna merupakan lulusan dari Darul Ulum
dengan pemerintah maupun anti pada tahun 1972. Dia merupakan seorang
pemerintah. Kelompok militer Mesir juga guru sekolah Ibtidaiyah sejak 20
memiliki keterwakilan kekuatan dalam September 1927 (Ali Muhammad
menyikapi gejolak kemerosotan di Garishah, 1988:12). Sekolah tersebut
negaranya. Pertentangan-pertentangan terletak di Kota Ismailliyah. Di sekolah
yang terjadi di kalangan militer kemudian tersebut, ia mengampu mata pelajaran
menjadikan sebuah kekuatan untuk Bahasa Arab.
bergerak maju. Kelompok militer juga Jalinan kerjasama yang erat antara
memulai debutnya melalui pembicaraan- Free Officers dengan Ikhwanul Muslimin
pembicaraan singkat dan diskusi ringan di mulai terbentuk sejak pecahnya Perang
markas tentara. Diskusi-diskusi sederhana Palestina 1948. Kedua kelompok tersebut
tersebutlah yang kemudian melahirkan merasa pentingnya dilakukan kerjasama
sebuah gagasan dibentuknya suatu untuk menggulingkan pemerintahan Raja
perkumpulan para perwira militer Mesir. Farouk. Dalam Perang Palestina 1948, baik
Gamal Abdul Nasser muncul sebagai Free Officers maupun Ikhwanul Muslimin
pencetus ide badan rahasia yang diberi ikut berpartisipasi dalam melawan
nama Free Officers tersebut. Selain Gamal zionisme Israel. Jauh sebelum pemerintah
Abdul Nasser, ada beberapa tokoh yang Mesir menyatakan perang terhadap
memiliki andil cukup besar di dalam badan zionisme, Free Officers dan Ikhwanul
tersebut. Mereka berasal dari kelompok Muslimin sudah turun tangan terlebih
yang sama, yakni kalangan militer yang dahulu. Antara Free Officers dan Ikhwanul
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
7
Volume 11 No 2 Maret
2016

Muslimin memang sudah terjalin ikatan dengan pemerintahan Raja Farouk yang
emosional yang sangat kuat. Hal itu otoriter dan tidak memberikan
dibuktikan ketika berita terbunuhnya kesejahteraan rakyat. Para mahasiswa
Hasan Al-Banna sampai di garis depan Universitas Al-Azhar yang dulunya sangat
(saat Perang Palestina 1948), banyak sekali mendukung kepemimpinan Raja Farouk,
anggota Free Officers yang datang secara beralih haluan menjadi pembela Free
sembunyi-sembunyi ke kemah Ikhwanul Officers. Mereka turut serta dalam
Muslimin untuk menyampaikan perjuangan untuk menegakkan keadilan
belasungkawa (Ali Muhammad Garishah, bagi masyarakat Mesir. Pada awalnya Free
1988:167). Sikap solidaritas dan hubungan Officers bermaksud melaksanakan rencana
persaudaraan antara Free Officers dan mereka sekitar tahun 1954 atau 1955 (Peter
Ikhwanul Muslimin tidak hanya dibuktikan Mansfield, 1991:242), namun setelah
dalam hal tersebut saja. mengetahui keadaan politik, sosial, dan
Seperti halnya Free Officers, ekonomi yang mengalami degradasi,
Ikhwanul Muslimin sangat menolak rencana tersebut dipikirkan kembali.
adanya pendudukan Inggris yang sudah Selain itu, pada tanggal 26 Januari
sangat mengakar di Mesir. Alasan 1952 terjadi peristiwa pertumpahan darah
Ikhwanul Muslimin menentang adanya yang lebih dikenal dengan “Black
pendudukan Inggris lebih cenderung Saturday” (Peter Mansfield, 1991:242).
kepada pengaruh sekularisme yang Free Officers bukan hanya mahir dalam
ditanamkan Inggris untuk Mesir. Ikhwanul bidang militer, mereka juga sebagai
Muslimin memiliki misi yang sejati, yakni pengamat sosial dan ekonomi Mesir. Free
ingin mewujudkan pemerintahan Mesir Officers tampil sebagai pahlawan yang
yang bernafaskan Islami. Hubungan erat selama ini dinantikan oleh masyarakat
antara Free Officers dan Ikhwanul Mesir untuk membawa perubahan.
Muslimin terus berlanjut hingga pecahnya Rencana Revolusi Mesir 23 Juli 1952
Revolusi Mesir 23 Juli 1952. Antara Free sebenarnya sudah dipikirkan sejak lama
Officers dan Ikhwanul Muslimin memiliki oleh Free Officers. Rencana
andil yang cukup besar dalam peristiwa pemberontakan untuk menghancurkan
tersebut. Meskipun demikian, sebenarnya pemerintahan Raja Farouk yang diwarnai
tidak semua anggota Ikhwanul Muslimin dengan korupsi dan dominasi asing
turut serta berperan dalam Revolusi Mesir tersebut perlu dipikirkan dengan matang.
23 Juli 1952. Hudaibi, sebagai pemimpin Untuk mewujudkan Revolusi Mesir 23 Juli
Ikhwanul Muslimin pasca terbunuhnya 1952, dibutuhkan seorang pemimpin yang
Hasan Al-Banna memilih mengasingkan mampu mengayomi dan memberikan
diri saat revolusi berlangsung hingga akhir dukungan penuh bagi terlaksananya
pemerintahan Raja Farouk, namun sejarah revolusi tersebut (Peter Mansfield,
tetap mencatat bagian Ikhwanul Muslimin 1991:243). Para anggota Free Officers
dalam Revolusi Mesir 23 Juli 1952 (Ali merasa bahwa Gamal Abdul Nasser lah
Muhammad Garishah, 1988:170). yang paling tepat untuk memimpin
Semangat Revolusi Mesir 23 Juli Revolusi Mesir 23 Juli 1952, karena
1952 tercermin dari dukungan yang memiliki wawasan dan pandai dalam
diberikan oleh rakyat Mesir terhadap mengatur strategi pertahanan militer.
perjuangan Gamal Abdul Nasser dan Gamal Abdul Nasser tampil menjadi
rekan-rekannya. Masyarakat sudah jenuh pemimpin revolusi tersebut karena dirasa
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
8
Volume 11 No 2 Maret
2016

paling sesuai dan mampu untuk militer. Muhammad Naguib beserta


mengemban amanah Free Officers. rombongannya memberikan tuntutan
Revolusi Mesir 23 Juli 1952 disambut oleh kepada Raja Farouk untuk segera
rakyat dan tentara karena dengan demikian mengubah pasal-pasal yang ada pada
telah tersingkirkan pimpinan yang tidak Undang-Undang Dasar Mesir, yakni
mendapatkan kepercayaan di bawah Raja tentang pemberian hak-hak prerogatif Raja
Farouk yang merupakan seorang boneka untuk memecat pemerintah dan
Inggris (John L Esposito, 1985:185) membubarkan parlemen. Dengan hak-hak
Setelah melihat keadaan yang prerogatif raja tersebut, maka apabila
semakin tak menentu, awalnya komite sesuatu pemerintah (kabinet) yang jalan
menetapkan tanggal 22 Juli 1952 sebagai politiknya tidak sesuai dengan kehendak
awal revolusi. Namun, ternyata prediksi raja dapat dibubarkan dan diganti oleh
tersebut kurang tepat. Revolusi justru kabinet yang baru.
memuncak pada tanggal 23 Juli 1952. Penjagaan terhadap Mesir dari
Semboyan para penggerak Revolusi Mesir kelompok Raja Farouk pun diperketat.
23 Juli 1952 adalah tekad dan keberanian. Tentara Mesir telah menempatkan
Waktu yang ditetapkan tengah malam, pasukan-pasukan penjagaan yang kuat di
setelah seluruh rancangan garis besar sekitar gedung-gedung penting, dan
operasi dibuat oleh Gamal Abdul Nasser. kesatuan tank-tank ditempatkan di wilayah
Adapun tahap yang direncanakan dalam yang strategis. Gedung-gedung penting
serangan antara lain menangkap penguasa tersebut diantaranya Istana Abdin, Istana
militer, menangkap penguasa sipil, dan Ras at-Tin, Koubbeh di Kairo, dan
menurunkan raja dari singgasananya Montazah di Iskandaria. Situasi seperti
(Hamdan Basyar, M, 1998:243). Pada hari itulah yang membuat kondisi Mesir
Rabu, 23 Juli 1952 pergolakan antara semakin memanas. Pasukan tentara Mesir
kalangan tentara yang pro dengan Free yang dimotori oleh Free Officers
Officers kembali terjadi. Kali ini berhadapan langsung dengan pengawal-
pergolakan lebih dahsyat dan memakan pengawal Raja Farouk. Selain itu, pesawat
banyak korban, baik dari pihak Raja pem-bom juga sudah berkeliling di atas
Farouk maupun Free Officers. Radio Kairo Kota Kairo.
sendiri telah sebanyak 2 kali menyuarakan Setelah Farouk turun tahta,
secara resmi adanya coup d’etat di Mesir. kemudian digantikan oleh putranya,
Muhammad Naguib telah menyampaikan Ahmad Fuad. Raja Mesir yang masih bayi
bahwa rakyat memilih dengan pilihannya tersebut tidak dapat menjalankan roda
sendiri. Tank-tank dan kesatuan-kesatuan pemerintahan seperti pemimpin pada
berlapis baja pada Hari Rabu 23 Juli 1952 umumnya. Kemudian dibentuklah Dewan
mengadakan gerak patroli di jalan-jalan Mangkubumi yang bertugas untuk
besar Kairo. menjalankan pemerintahan Mesir, sambil
Pertempuran yang terjadi di Kairo menunggu Raja Ahmad Fuad tumbuh
tersebut meletus setelah kesatuan-kesatuan dewasa. Perubahan status pemerintahan
artileri bertindak terhadap pasukan- monarki ke republik baru dilakukan kurang
pasukan pengawal Raja Farouk di Istana lebih 1 tahun setelah meletusnya Revolusi
Abdin. Pada tanggal 23 Juli 1952 terjadi Mesir 23 Juli 1952. Dewan Mangkubumi
demonstrasi besar-besaran dan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
pertumpahan darah antara kalangan tentara bekas Free Officers yang kemudian
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
9
Volume 11 No 2 Maret
2016

mengubah nama menjadi Revolutionary Pemerintahan republik yang baru lebih


Command Council (Peter Mansfield, banyak memberikan responnya terhadap
1991:244). Dewan sementara ini bertahan politik dan perekonomian Mesir. Memang,
sampai dengan Juni 1953. dalam dekade pertama pemerintahan Mesir
Pada tanggal 18 Juni 1953, tidak mengambil tindakan yang
Revolutionary Command Council mengganggu kepentingan orang kaya,
mengumumkan penghapusan sistem pengusaha industri, dan perdagangan (Eric
monarki Mesir menjadi sebuah negara A Nordlinger, 1991:268). Pemerintahan
republik (Peter Mansfield, 1991:244). Mesir justru meningkatkan kepentingannya
Berkaitan dengan berdirinya Republik dengan menghapus oligarki tradisional,
Mesir yang baru tersebut, segera melemahkan kelompok politik sayap kiri,
diangkatlah presiden sebagai kepala dan menghapus serikat kerja.
negara. Pemerintah Mesir memang tidak Muhammad Naguib dan Gamal
banyak melakukan pertimbangan mengenai Abdul Nasser sama-sama memiliki
pengangkatan Muhammad Naguib sebagai kepentingan dalam pemerintahan Mesir.
presiden, namun sebenarnya Gamal Abdul Sering terjadi perselisihan pendapat di
Nasser lah yang memiliki ide tersebut. antara keduanya, namun perselisihan
Pencalonan tunggal Muhammad Naguib tersebut dapat diredamkan. Ketika
sebagai presiden pertama Mesir tidak menghadapi permasalahan terkait dengan
banyak mendapat protes dari masyarakat Ikhwanul Muslimin, keduanya juga
Mesir, karena Muhammad Naguib terkenal memiliki pandangan yang berbeda.
dengan loyalitas dan tanggung jawabnya Muhammad Naguib menilai bahwa
dalam Free Officers. Selain itu, peristiwa 28 Maret 1954 merupakan kudeta
Muhammad Naguib telah lebih dari 1 kali kedua, setelah kudeta 23 Juli 1952 yang
menjabat sebagai perdana menteri di lebih dikenal dengan sebutan Revolusi
Mesir. Gamal Abdul Nasser yang terkenal Mesir 23 Juli 1952. Muhammad Naguib
dengan semangat nasionalismenya justru tidak bisa mengendalikan keadaan,
tidak mencalonkan dirinya sendiri sebagai sehingga Gamal Abdul Nasser harus tampil
presiden Mesir. Hal itu telah banyak ke depan mengepalai sebuah pemerintahan
dipertimbangkan oleh Gamal Abdul militer untuk meredakan konflik.
Nasser, karena masyarakat Mesir kurang Konflik antara Muhammad
suka dengan pemimpin yang masih muda. Naguib dan Gamal Abdul Nasser
Meskipun jabatan presiden ada di sebenarnya sudah dimulai sejak proses
tangan Muhammad Naguib, namun peralihan pemerintahan monarki ke
kekuasaan Gamal Abdul Nasser tampak republik. Pada saat itu, Muhammad Naguib
lebih dominan dalam cabinet (Anshari sebagai presiden terpilih ingin langsung
Thayib dan Anas Sadaruwan,1981:15). mengadakan pemilu untuk memilih
Muhammad Naguib menjadi presiden anggota parlemen dan mengembalikan
sekaligus merangkap sebagai menteri pemerintahan negara ke tangan sipil.
dalam negeri, sedangkan Gamal Abdul Namun, Gamal Abdul Nasser berpendapat
Nasser menjadi Sekretaris Jenderal bahwa sebaiknya pemerintah memulihkan
Liberation Rally (Ishak Mussa Al Husaini, keadaan sosial dan ekonomi yang hancur
1983: 178). Selain itu, para anggota pasca Revolusi Mesir 23 Juli 1952 terlebih
Revolutionary Command Council juga dahulu, kemudian barulah dilaksanakan
banyak yang duduk di pemerintahan Mesir. pemilu. Ketegangan antara Gamal Abdul
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
10
Volume 11 No 2 Maret
2016

Nasser dan Muhammad Naguib semakin penggerak Free Officers dalam


memanas. Gamal Abdul Nasser yang mewujudkan Revolusi Mesir 23 Juli 1952.
berusia jauh lebih muda kini tidak segan- Puncak revolusi tersebut terjadi
segan untuk menegur atau menekan pada tanggal 23 Juli 1952 dan berlangsung
Muhammad Naguib sebagai presiden. selama 4 hari. Raja Farouk memilih turun
Pemilu yang sejak terbentuknya republik tahta dan meninggalkan Mesir pada
sudah diidam-idamkan oleh Muhammad tanggal 26 Juli 1952. Raja Farouk beserta
Naguib akhirnya terlaksana. Pemilu keluarga pergi ke Italia dengan
dilaksanakan pada bulan Juni 1956. Dalam menggunakan kapal pesiar mewah.
pemilu tersebut, akhirnya Gamal Abdul Kedatangan Raja Farouk disambut baik
Nasser terpilih sebagai presiden oleh pemerintahan Italia, dan Raja Farouk
menggantikan Muhammad Naguib. diperkenankan tinggal untuk sementara
Selanjutnya, Gamal Abdul Nasser tampil waktu. Pasca pengunduran diri Farouk,
sebagai penguasa defacto Mesir pada pemerintahan Mesir dikendalikan oleh
tanggal 18 Juni 1956 (Alan R Taylor, Dewan Mangkubumi yang didominasi oleh
1990:47). anggota Free Officers. Dewan
Mangkubumi menjalankan pemerintahan
PENUTUP sampai dengan tahun 1953.
Mesir dihadapkan dengan Pemerintahan monarki dianggap
kekacauan politik yang disebabkan oleh tidak lagi sesuai dengan perkembangan
seringnya pergantian kabinet dalam waktu politik internasional. Gamal Abdul Nasser
yang relatif singkat. Kabinet yang tidak dan rekan-rekannya menilai bahwa
sesuai dengan keinginan raja, dengan pemerintahan monarki hanya akan
mudah dibubarkan dan menggantinya menciptakan penyelewengan seperti yang
dengan yang baru. Partai Wafd sebagai dilakukan oleh Farouk. Selain itu,
partai terbesar di Mesir tidak dapat masyarakat Mesir menginginkan bentuk
menyalurkan aspirasi rakyatnya, dan negara yang lebih demokratis dan
cenderung membela kepentingan memihak pada kepentingan rakyatnya.
pemerintah. Kondisi Mesir yang cukup Sistem pemerintahan republik yang
memprihatinkan tersebut membuat demokratis kemudian menjadi pilihan bagi
munculnya berbagai kelompok oposisi penyelenggaraan pemerintahan
dalam masyarakat Mesir. Kekuatan paling selanjutnya. Gamal Abdul Nasser yang
dominan diwakili oleh kelompok militer selama ini tampil sebagai pemimpin tidak
Mesir yang tergabung dalam gerakan Free langsung menjabat sebagai presiden Mesir.
Officers. Free Officers merasa prihatin Muhammad Naguib lah yang tampil
terhadap kemunduran yang terjadi di sebagai presiden pertama Mesir atas
Mesir, dan berencana mengadakan inisiatif dari Gamal Abdul Nasser. Hal
perubahan untuk mencapai kesejahteraan tersebut dikarenakan masyarakat Mesir
masyarakat. Berawal dari diskusi-diskusi tidak suka dengan pemimpin yang masih
ringan para perwira militer, kemudian muda. Pada saat itu, Gamal Abdul Nasser
muncullah suatu tekad untuk mengadakan baru berusia 35 tahun.
revolusi yang lebih dikenal dengan sebutan
Revolusi Mesir 23 Juli 1952. Gamal Abdul UCAPAN TERIMA KASIH
Nasser merupakan pencetus ide sekaligus Penulis mengucapkan terima
kasih kepada berbagai pihak yang telah
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
11
Volume 11 No 2 Maret
2016

membantu terlaksananya penelitian ini. Arabs: The Search for Egyptian


Penulis juga menyampaikan terima kasih Nationhood, 1900-1930. Oxford:
kepada dewan redaksi Jurnal Istoria Oxford University Press.
terbitan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Harun Nasution. (1975). Pembaharuan
Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta atas dalam Islam: Sejarah Pemikiran
kesempatan yang diberikan sehingga dan Gerakan. Jakarta: Bulan
tulisan ini dapat dipublikasikan pada edisi Bintang.
Maret 2016. Hitti, Philip K. (2001). Sejarah Ringkas
Dunia Arab. Yogyakarta: Iqra’
DAFTAR PUSTAKA Pustaka.
Alexander, Anne. (2005). Nasser: His Live Ishak Mussa Al Husaini. (1983). Ikhwanul
and Time. London: Haus Publishing Muslimun: Tinjauan Sejarah
Limited. Sebuah Gerakan Islam (Bawah
Ali Muhammad Garishah. (1988). Tanah). Jakarta: Grafiti Pers.
Dakwah&Sang Dai: Kharisma Kirdi Dipoyudo. (1977). Timur Tengah
Hasan Al Banna. Jakarta: Gema dalam Pergolakan. Jakarta: Yayasan
Insani Press. Proklamasi.
Anshari Thayib dan Anas Sadaruwan. Lapidus, Ira M. A History of Islamic
(1981). Anwar Sadat: Di Tengah Societies. Alih bahasa oleh:
Teror dan Damai. Surabaya: PT Ghufron A. Mas’adi. (1999).
Bina Ilmu. Sejarah Sosial Ummat Islam.
Apriadi Tamburaka. (2002). Revolusi Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Timur Tengah: Kejatuhan Para Kuntowijoyo. (1994). Metodologi Sejarah.
Penguasa Otoriter di Negara-negara Yogyakarta: Tiara Wacana.
Timur Tengah. Yogyakarta: Narasi. _______. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah.
Best, John W. Research in Education. Alih Yogyakarta: Benteng Budaya.
bahasa oleh: Sanapiah Faisal dan Mansfield, Peter. (1969). Nasser’s Egypt.
Mulyani Guntur Winesa. (1982). Harmondsworth: Penguin Books.
Penelitian Pendidikan. Surabaya: _______. (1991). A History of The Middle
Usaha Nasional. East. Harmondsworth: Penguin
Cremeans, Charles D. (1963). The Arabs Books.
and The World: Nasser’s Arab Nourouzzaman Shaddiqi. (1984). Menguak
Nationalist Policy. New York: Sejarah Muslim: Suatu Kritik
Council On Foreign Relations By Metodologis. Yogyakarta: PLP2M.
Frederick A Preager. Nordlinger, Eric A. (1990). Militer dalam
Dawisha, Adeed. (1989). Islam in Foreign Politik: Kudeta dan Pemerintahan.
Policy. Cambridge: Cambridge Jakarta: Rineka Cipta.
University Press. Renier, G.J. A History its Purpose and
Esposito, John. Islam and Development Method. Alih bahasa oleh Muin
Religion and Sosiopolitical Umar. (1997). Metode dan
Change. Alih bahasa oleh S H S. Manfaat Ilmu Sejarah. Yogyakarta:
(1985). Agama dan Perubahan Pustaka Pelajar.
Sosiopolitik. Aksara Persada Press. Sartono Kartodirdjo. (1992). Pendekatan
Gershoni Israel, dan Jankowski, James P. Ilmu Sosial Dalam Metodologi
(1986). Egypt, Islam, and The Sejarah. Jakarta : Gramedia.
Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN
RAJA FAROUK
12
Volume 11 No 2 Maret
2016

Taylor, Alan R. The Arab Balance of “Pertempuran Meletus di Cairo Sekitar


Power. Alih bahasa oleh Abubakar Coup D’etat di Mesir”. Suara
Basyarahil. (1982). Pergeseran- Masjarakat, Jumat 25 Juli 1952.
pergeseran Aliansi dalam Sistem Malang.
Perimbangan Kekuatan Arab. “Farouk Turun Tachta dan Tinggalkan
Jakarta: Amar Press. Mesir”. Suara Masjarakat, Senin 28 Juli
Hamdan Basyar, M. (1998). “Bagaimana 1952.
Militer Menguasai Mesir”, Jurnal Ilmu
Politik 3. Jakarta: Gramedia.
Malang.

Diana Trisnawati, REVOLUSI MESIR 23 JULI 1952: BERAKHIRNYA PEMERINTAHAN


RAJA FAROUK

Anda mungkin juga menyukai