Usulan Penelitian
LISATRIANI KUDE
NIM : CO 140 9040
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH GORONTALO
TAHUN 2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
berkembang lainnya. Angka kematian bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi
dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup (Hincllif, 2001).
Angka ini merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka
kematian bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan neonatal
kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi
tersebut.
1000 kelahiran hidup, sedangkan AKB di propinsi Sumatera Utara mencapai 44 bayi
per 1000 kelahiran hidup. Ini menunjukkan bahwa AKB di propinsi Sumatera Utara
masih di atas angka rata-rata nasional. Padahal pada tahun 2015 Indonesia telah
menargetkan AKB menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran hidup (Syafei,
2010, dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010,
mempunyai visi “ Kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman dan bayi
yang dilahirkan hidup sehat”. Sedangkan salah satu misi MPS adalah
mempromosikan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Perlu adanya program kesehatan
ibu dan bayi baru lahir (BBL) yang dapat menurunkan AKB (Depkes RI ;2004 ).
3
Pada masa ini terjadi proses penyesuaian sistem tubuh bayi dari kehidupan intra uteri
ke kehidupanekstra uteri. Masa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian
karena pada masa ini terdapat mortalitas paling tinggi (Rudolf, 2006). Penyebab
kematian bayi ini adalah berat badan lahir rendah, asfiksia, tetanus, infeksi dan
biasanya hanya mendapat perawatan selama 2-3 hari. Perawatan selanjutnya di rumah
sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Bagi ibu yang pertama kali melahirkan, merawat bayi
baru lahir merupakan hal yang tidak mudah. Walaupun demikian setiap ibu harus
mengetahui cara perawatan bayi secara benar dan sehat karena hal tersebut
merupakan syarat mutlak sebagai orangtua (Pudjiaji, 2002). Perilaku ibu dalam
melakukan perawatan bayi baru lahir dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki
oleh ibu yang didapat dari orangtuanya (tradisi), tenaga kesehatan dan media cetak.
Dengan demikian perilaku ibu dalam merawat bayi baru lahir sangat menentukan
kesehatan bayinya.
Salah satu akses untuk mengatasi masalah perawatan bayi baru lahir adalah
yang aman dan tepat bagi bayi baru lahir. Fenomena yang terlihat di kabupaten
pelayanan persalinan dan perawatan bayi baru lahir banyak menggunakan klinik
bersalin. Program yang dapat mengkondisikan perilaku ibu untuk dapat melakukan
4
perawatan bayi baru lahir yang aman dan tepat seharusnya sudah menjadi salah satu
derajat kesehatan bayi baru lahir (Barbara, 2002). Keberhasilan program peningkatan
perilaku ibu acuannya disesuaikan dengan kondisi awal perilaku yang akandiubah
tentang perawatan BBL sehingga perlu diketahui bagaimana gambaran perilaku ibu
dapat diketahui bahwa perilaku ibu dalam perawatan bayi baru lahir dapat dipelajari.
Perilaku ibu dalam perawatan BBL merupakan perilaku ibu untuk mempertahankan
kesehatan bayinya. Perilaku ibu dalam perawatan BBL yang kurang baik dapat
menyebabkan kesakitan dan bahkan kematian pada bayi. Dengan demikian perilaku
ibu yang baik dalam perawatan bayi diharapkan dapat membantu mengurangi angka
kesakitan pada bayi sehingga dapat menurunkan angka kematian bayi. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sahreni (2006) bahwa pendidikan
kesehatan efektif terhadap perubahan perilaku ibu primipara dalam perawatan tali
pusat bayinya.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada salah satu ibu yang
memiliki bayi di desa Tuladenggi, pengalaman dalam merawat anak terutama bayi
baru lahir masih sangat kurang. Hal ini menyebabkan perilaku keluarga terutama
yang termasuk dalam keluarga kecil dlam merawat bayi baru lahir menjadi kurang
baik. Disamping itu akses pelayanan kesehatan yang terdekat yang sering digunakan
5
oleh penduduk di daerah ini adalah klinik bersalin bidan desa dan Pos Kesehatan
Desa ( Poskesdes ).
Berdasarkan fenomena yang terjadi diatas maka peneliti merasa perlu untuk
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang maka dapat
a Tujuan Umum
b Tujuan Khusus
lahir.
baru lahir.
merawat BBL.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. (dikutip
seseorang terhadap stimulus/ rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya organisme. Dan kemudian organisme tersebut merespon, maka
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri
dan luka dan mencapai kemampuan fisik dan mental secara maksimal (Kozier, et al,
8
1995). Tindakan seperti diet, latihan, perhatian terhadap gejala sakit, mengikuti
kesehatan adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang meyakini dirinya
sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendeteksinya dalam tahap asimtomatik
Merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
dengan menu seimbang dengan kualitas makanan dan kualitas makanan terpenuhi
sesuai kebutuhan tubuh, olah raga teratur dengan kualitas (gerakan) dan frekuensi
yang tetap, yang tergantung dari usia dan status kesehatan individu, tidak
merokok dan minum – minuman keras serta memakai narkoba, istirahat cukup
dan mampu untuk mengendalikan stress serta gaya hidup yang positif bagi
kesehatan
b Perilaku sakit
Perilaku sakit mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsi
penyakit. Perilaku sakit merupakan aktifitas apapun yang dilakukan individu yang
Mencakup hak dan kewajiban pasien sendiri maupun keluarganya, perilaku ini
Bloom (1976), dalam Suliha (2002), mengatakan bahwa aspek perilaku yang
dikembangkan dalam proses pendidikan meliputi tiga ranah yaitu : ranah Kognitif
kesehatan, yakni :
a Pengetahuan (knowledge)
tahu dan ini terjadi seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
1) Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
materi yang telah dipelajari pada situasii atau kondisi real (sebenarnya).
hokum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri, atau
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek (Notoadmodjo, 2003). Komponen pokok dari sikap
bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indiasi dari
Tindakan atau praktek adalah respon atau reaksi konkret seseorang terhadap
stimulus atau objek. Respon ini sudah dalam bentuk tindakan (action) yang
2003).
12
dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga. (4)Adopsi (adoption), adalah suatu praktik atau
tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah
Neonatus adalah bayi baru lahir, khususnya bayi yang berusia dibawah 1 bulan.
Periode neonatal adalah periode 28 hari pertama setelah bayi dilahirkan, selama
periode ini bayi harus menyesuaikan diri dengan lingkungan ekstra uteri. Periode
neonatal merupakan saat yang paling berbahaya bagi bayi (Hinchliff, 1999). Bayi
harus berupaya agar fungsi-fungsi tubuhnya menjadi efektif sebagai individu yang
unik. Respirasi, pencernaan dan kebutuhan untuk regulasi harus bisa dilakukan
Masa transisi dari periode fetus ke kehidupan baru lahir merupakan periode
lingkungan ekstra uteri (Simpson & Creehan, dikutip dari majalah Rufaidah, 2004).
nafas di medula oblongata oleh faktor kimia, thermal/ sensori dan mekanis. Saat lahir
infant berpindah dari lingkungan yang hangat, dari dalam cairan amnion uterus ke
lingkungan yang suhunya sekitar 20 0F lebih dingin. Serabut saraf sensori yang ada
dikulit berespon terhadap perubahan suhu yang mendadak ini dengan mengirimkan
dipertahankan dengan adanya surfaktan, cairan sisa yang masih ada di dalam paru
(alveoli), berpindah kedalam rongga interstitial ( paru), dan akan diabsorbsi kedalam
sistem sirkulasi & limfatik. Absorbsi terjadi dalam beberapa jam sampai paling lama
24 jam. Pada BBL yang lahir dengan SC jumlah cairan sisa mungkin lebih banyak
terutama pada 6 jam pertama kelahiran dibanding BBL yang lahir pervaginam.
2.2.2 Termoregulasi
panas yang cukup untuk mencegah stres dingin, dimana hal ini dapat merupakan efek
serius dan fatal. Proses kehilangan panas dapat terjadi dengan cara evaporasi,
konduksi, konveksi dan radiasi. Pada BBL thermoregulasi dengan menggigil tidak
efektif sehingga untuk memproduksi panas ada oksidasi lemak coklat (brown fat)
kehidupan dan tidak ada lagi pada infant yang lebih tua. Suhu normal lingkungan
a. Lambung
Kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB saat lahir, atau rata-rata sekitar 50-
60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari pertama
kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam untuk pemasukan makanan dan
kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. Bising usus dalam keadaan normal dapat di
dengar pada 4 kuadran abdomen dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan
Saat lahir saluran cerna steril, sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan
cairan mulai masuk, bakteri masuk ke dalam saluran cerna. Flora normal usus akan
terbentuk dalam beberapa hari pertama kehidupan, sehingga meskipun saluran cerna
steril saat lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam setelah
lahir. Bakteri ini penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K (Olds,et al.,
b. Enzim-enzim pencernaan
ada pada minggu ke 36-38 usia gestasi. Lemak yang ada dalam Asi lebih bisa dicerna
dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat pada susu formula,
15
meskipun protein dan laktosa yang terdapat dalam susu bayi, keduanya dapat dicerna
c. Feses (Stools)
Feses pertama yang diekskresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap,
hitam kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau setelah
lahir, jika tidak keluar dalam 36-48 jam bayi harus diperiksa patensi anus, bising usus
dan distensi abdomen dan kemungkinan dicurigai obstruksi (Gorrie et al., dikutip dari
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini
selanjutnya. Efek yang segera terjadi setelah tali pusat diklem adalah peningkatan
tahanan pembuluh darah sistemik. Oksigen dari nafas pertama tersebut menyebabkan
sistem pembuluh darah paru terbuka. Kombinasi tekanan yang meningkat dalam
tekanan aliran darah dalam jantung. Tekanan akibat peningkatan aliran darah di sisi
tidak lagi diperlukan. Dalam 48 jam duktus itu mengecil dan secara fungsional
plasenta.
Lingkup perawatan bayi baru lahir yang digunakan acuan dalam penelitian ini
lanjut bayi baru lahir yang perlu diketahui oleh ibu dan dapat dilakukannya secara
Pada kulit bayi baru lahir dapat terjadi ruam kecil / ruam popok yang
menyerupai seperti gigitan serangga. Ruam popok dikenal dengan sebutan diaper rash
karena gangguan kulit ini timbul di daerah yang tertutup popok yaitu sekitar alat
kelamin, bokong, serta pangkal paha bagian dalam. Tanda-tanda ruam popok adalah
Biasanya, ruam kulit ini membuat bayi merasa gatal dan tidak nyaman. Penyebab
ruam popok biasanya karena kulit bayi lembab dan terpapar cukup lama oleh urine
atau kotoran atau kulit teriritasi oleh detergen atau bahan kimia yang terdapat pada
popok. Ruam kecil tersebut bisa menghilang tanpa diberi pengobatan. Ruam tersebut
sebaiknya tidak perlu diberikan lotion atau cream karena dapat menimbulkan iritasi
Memandikan bayi adalah membersihkan tubuh bayi dari segala kotoran dengan
menggunakan air dan sabun. Memandikan bayi dapat dilakukan dengan mandi
rendam dan mandi dengan dilap. Adapun tujuannya adalah supaya kulit bayi bersih,
(2005) adalah :
a. Memandikan bayi bisa dilakukan setelah suhu tubuh bayi stabil yaitu
b. Pencucian rambut hanya perlu dilakukan hanya sekali sampai dua kali
seminggu
c. Penggunaan parfum, lotion, bedak dan bahan kimia lain harus dihindari
a. Isi ember mandi bayi dengan air hangat dengan suhu 36.5- 38 0C. Periksa
c. Tutup bayi dengan handuk dengan cara menyilangkan handuk diatas tubuh
d. Basuh muka bayi secara perlahan dengan lap muka, bersihkan matanya
dengan waslap.
hingga tangan anda mengenai dagunya, lalu sabuni punggung bayi dan bilas
perlahan-lahan.
18
g. Pastikan semua sabun telah terbilas bersih saat anda mengangkat bayi, dan
Perawatan tali pusat diperlukan untuk mencegah tali pusat menjadi media
clostridia. Perawatan tali pusat yang paling baik dilakukan dengan mengeringkan tali
pusat dengan kasa steril, lalu membersihkan bagian sekeliling pangkal tali pusat
dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi alkohol 70%, setelah itu tali pusat
dibungkus dengan kasa steril yang kering (Suririnah, 2009). Tali pusat sebaiknya
tidak dibungkus dengan balutan yang basah atau balutan yang kedap udara karena
Frekuensi berkemih dan buang air besar bayi baru lahir lebih sering. Oleh
karena itu popok harus diganti sesegera mungkin bila kotor, baik karena air kemih
maupun kotoran. Kulit yang terkena air kemih dan kotoran harus segera dibersihkan
baik dengan air, maupun lap (baby wipe). Sisa urine yang mengenai kulit dapat
menimbulkan ruam terutama bila ada organisme dari feses yang memecah urea
menjadi amonia. Ruam pada kulit biasanya timbul dalam bulan pertama.
popok bayi adalah popok bersih, baskom kecil / kapas cebok / lap, tempat popok
kotor / keranjang, krim pelindung (jika ada). Setelah alat tersedia ibu mencuci tangan.
Bila menggunakan air, tuangkan air hangat ke dalam baskom kemudian baringkan
19
bayi di tempat yang aman dan datar misalnya di atas kasur atau matras dan bila perlu
letakkan handuk di bawah bayi. Buka pakaian bayi seperlunya untuk dapat membuka
popok, setelah itu buka popok yang kotor dan letakkan di satu sisi. Dengan tangan
nondominan, pegang pergelangan kaki bayi secara hati-hati, angkat sampai kakinya
lurus dan bokong terangkat agar dapat dilakukan pembersihan pada area genitalia.
Dengan tangan dominan, bersihkan genitalia dengan kapas cebok atau lap yang
dibasahi dengan air dari arah depan ke belakang sebelum daerah perineum untuk
mengurangi resiko infeksi. Buang kapas cebok atau lap, kemudian lakukan hal yang
sama pada sisi lain, sampai daerah genitalia benar-benar bersih. Bersihkan lipatan
pangkal paha dan paha kemudian bokong. Bila menggunakan air, tepuk-tepuk area
tersebut dengan handuk sampai kering. Bila memakai krim pelindung, oleskan di area
genitalia dan bokong. Letakkan popok di bawah bayi, kemudian pasang popok
Secara alamiah menyusui bayi adalah cara yang terbaik dalam memenuhi
kebutuhan gizi bayi, hal ini menimbulkan hubungan yang sangat penting untuk
pertumbuhan psikologis bayi yang sehat. Keunggulan ASI perlu ditunjang oleh cara
pemberian yang benar, misalnya persiapan dan tehnik menyusui yang tepat, posisi
pengelolaan (manajemen laktasi) yang benar agar setiap ibu dapat menyusui sendiri
a. Persiapan psikologis
Cara terbaik dalam mempersiapkan pemberian ASI adalah keadaan kejiwaan ibu
(Farrer, 1999).
b. Tehnik menyusui
Tehnik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya
Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting dan
kelembaban puting susu (Soetjiningsih, 1997). Ibu duduk dengan santai dan
nyaman pada kursi yang mempunyai sandaran punggung, gunakan bantal untuk
meletakkan kepala bayi pada siku kanan bagian dalam dengan posisi badan bayi
menghadap badan ibunya. Tangan kanan memegang bokong dan paha bayi
(Manuaba, 1999).
Sangga payudara kanan dengan tangan kiri, tetapi tidak di bagian areola. Sentuh
mulut bayi dengan puting susu untuk memberi rangsangan. Bila bayi membuka
21
tertutupi. Dekap bayi hingga ujung hidung bayi menyentuh payudara, ibu
Setelah selesai menyusui kurang lebih 10-15 menit, lepaskan hisapan bayi dengan
menekan sedikit dagunya atau memasukkan jari kelingking yang bersih ke sudut
mulut bayi. Sebelum menyusui dengan payudara yang satu lagi, sendawakan bayi
untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (Jumiarni,
1994).
telungkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu gosok-gosok punggung bayi (Bobak,
c. Posisi menyusui
Ada beberapa posisi yang digunakan dalam menyusui. Ibu harus menemukan
posisi yang paling sesuai baginya. Bayi harus berada dalam posisi yang nyaman
untuk mempermudah keadaan dan tidak harus memutar kepala tau meregangkan
Posisi menyusui yang biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau
berbaring. Pada ASI yang memancar (penuh), posisi ibu saat menyusui dengan
berbaring, bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, dan tangan sedikit menahan
kepala bayi. Dengan posisi tersebut, bayi harus menghisap ASI melawan gaya
berat sehingga mengurangi pancaran ASI yang deras dan bayi terhindar dari
Bayi baru lahir harus diberi ASI setiap 2 sampai 3 jam dengan jumlah total 8
sampai 12 kali dalam 24 jam atau sesuai dengan permintaan bayi. Sebaiknya
menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand ), karena bayi akan menentukan sendiri
kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena
sebab lain (kencing, dan sebagainya). Lama menyusui biasanya kurang lebih 10-
15 menit. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit
dan Asi dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam (Farrer, 1999).
2.3.6 Imunisasi
Setiap bayi yang lahir harus diimunisasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh
adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit
tertentu. Ada 2 jenis kekebalan yang bekerja dalam tubuh yaitu kekebalan aktif dan
kekebalan pasif.
Ada 5 jenis imunisasi dasar yang harus diberikan pada bayi yaitu BCG, DPT,
Polio, Campak dan Hepatitis B. Jadwal pemberian imunisasi pada bayi yaitu BCG
diberikan 1 kali pada umur 0-11 bulan, DPT diberikan 3 kali pada umur 2-11 bulan
dengan interval minimal 4 minggu, Polio diberikan 4 kali pada umur 0-11 bulan
dengan interval minimal4 minggu, Campak diberikan 1 kali pada umur 9-11 bulan,
Hepatitis B diberikan 3 kali pada umur 0-11 bulan. Imunisasi yang seharusnya
diberikan kepada bayi baru lahir yang terkait dengan penelitian ini adalah BCG, Polio
Penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan tindakan ibu primipara dalam
merawat bayi baru lahir di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Telaga. Peneliti akan
meneliti variabel pengetahuan dan tindakan mengenai perawatan bayi baru lahir.
Pengetahuan yang harus diketahui oleh ibu primipara dalam merawat bayi baru lahir
menyusui dan imunisasi pada bayi baru lahir sedangkan tindakan yang harus
diketahui oleh ibu primipara dalam merawat bayi baru lahir adalah mengganti popok,
Pengetahuan Mendukung
ibu primipara pemeliharaan
dalam merawat kesehatan BBL:
BBL - Baik
Tidak mendukung
Tindakan ibu pemeliharaan
primipara dalam kesehatan BBL:
merawat BBL -Cukup
-Kurang baik
Keterangan:
: Diteliti
: Diabaikan
Tindakan baik
(skor 25-36)
Tindakan
cukup (skor
13-24)
Tindakan
kurang baik
(skor 0-12)
25
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Gorontalo. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah karena di kelurahan ini belum
pernah dilakukan penelitian terutama yang berhubngan dengan perawatan bayi baru
lahir oleh ibi primipara Waktu penelitian adalah selama 1 bulan yaitu bulan Oktober
2012.
deskriptif merupakan penelitian yang di dalamnya tidak ada analisa hubungan antar
variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum yang membutuhkan
jawaban di mana, kapan, berapa banyak, siapa, dan analisa statistik yang digunakan
adalah deskriptif (Hidayat, 2003), dan pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengidentifikasi perilaku ibu primipara dalam merawat bayi baru lahir.
3.2.2 Populasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiono, 2004 dalam Hidayat, 2003). Populasi yang diambil pada
penelitian ini adalah semua ibu primipara yang memiliki bayi yang tinggal
dikelurahan tuladenggi.
26
3.2.3 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi
(Machfoedz, 2005). Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang ada sangkut pautnya dengan
primipara yang memiliki bayi yang berumur di bawah 1 tahun, dapat berbahasa
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara total
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang dibuat
Kuesioner tentang perilaku ibu primipara mengenai perawatan bayi baru lahir
terdiri dari dua bagian yaitu pengetahuan dan tindakan. Kuesioner ini terstruktur,
pernyataan positif jika ibu menjawab benar maka diberi nilai satu (skor ═ 1),
27
sedangkan jika menjawab salah diberi nilai nol (skor = 0). Sedangkan untuk
pernyataan negatif jika ibu menjawab benar diberi nilai nol (skor = 0) dan jika
sesungguhnya dari hasil dan merupakan karakteristik yang penting dari penelitian
Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untk mengetahui
dalam ruang lingkup yang sama. Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas
instrumen hanya satu kali dengan bentuk intrumen kepada satu subjek studi (Demsey
& Demsey 2002). Menurut Polit & Hungler (1995) kuesioner akan reliabel jika
memiliki nilai reliabilitas lebih dari 0,7. Instrumen penelitian telah diuji dengan
Peneliti akan mencari responden di rawat ruang rawat inap. Setelah responden
mengisi inform consent maka peneliti akan menjelaskan bagaimana cara mengisi
akan menjawab kuesioner dalam angket dan jika ada pertanyaan yang tidak
Data yang telah terkumpul diolah dan ditabulasi dengan langkah – langkah
yaitu memeriksa kembali semua kuisioner yang telah diisi oleh responden, denngan
maksud untuk memeriksa apakah setiap kuisioner telah diisi sesuai dengan petunjuk
(editing). Memberikan kode tertentu pada kuisioner yang telah diajukan untuk
tabulasi (tabulating). Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui
pengolahan dan secara komputerisasi. Dari pengolahan data statistik deskriptif, data
demografi akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi. Hasil
analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran
Untuk menganalisa variabel perilaku ibu primipara dalam merawat bayi baru
lahir akan dianalisis dengan menggunakan skala ordinal dan akan ditampilkan dalam
distribusi frekuensi dan persentase dengan nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi
adalah 56. Berdasarkan rumus statistika p = rentang dibagi dengan banyak kelas
(Sudjana, 1992). Dimana p merupakan panjang kelas, dengan rentang ( nilai tertinggi
29
dikurang nilai terendah) sebesar 56 dibagi atas tiga kategori kelas yaitu perilaku yang
pemeliharaan kesehatan BBL (cukup dan kurang baik) maka diperoleh panjang kelas
Dengan p = 19, dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas pertama,
20 – 38 = perilaku cukup
39 – 56 = perilaku baik
30
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Corol & Theodora. (2003). Perawatan Bayi Sehari-hari. Dibuka 20 Oktober 2012 dari
http://www.nakita.com
Dempsey, P.A & Dempsey.A.D. (2002). Riset Keperawatan : Buku Ajar dan Latihan.
Edisi 4. Jakarta :EGC
Fakhrur. (2007). Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir (KIBBBLA). Dibuka pada 20
Oktober 2012 dari http://www.pemkomedan.go.id/susenas.php
Helen, Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta :
EGC
Hidayat, A. Azis Alimul. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Edisi kedua. Jakarta: Salemba Medika
Rudolf, Abraham. (2006). Buku Ajar Pediatrik. Edisi 20. Jakarta : EGC
Simkin, et al. (2007). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta :
Penerbit Arcan
Suci (2007). Imunisasi Bayi 4 Bulan Pertama. Dibuka pada 20 Oktober 2012dari
(http://zandecalla.wordpress.com/2007/08/21/imunisasi-bayi-4-bulan- pertama).
Stevens, et al. (2005). Pengantar Riset: Pendekatan Ilmiah Untuk Profesi Kesehatan.
Jakarta : EGC
Suririnah, (2009). Buku pintar merawat bayi 0-12 bulan. Jakarta : Gramedia pustaka
utama.
Williams, F. (2003). Baby care :Pedoman Merawat Bayi. Jakarta : Penerbit Erlangga
32
Lampiran 1
“Perilaku Ibu Primipara dalam Merawat Bayi Baru Lahir di Desa Tuladenggi
Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini juga merupakan salah
satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan
untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan
untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi
saudara dan semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan hanya
Peneliti Responden
Lampiran 2
ALAT PENELITIAN
INSTRUMEN PENELITIAN
Bagian 1. Data Demografi
Kode Responden:
Petunjuk pengisian:
a. Berilah tanda check list (√) pada salah satu tanda kurung sesuai dengan jawaban
responden.
b. Bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
1. Usia :
2. Suku bangsa :
( ) Gorontalo ( ) Bolaang Mongondow
( ) Minahasa ( ) Jawa
( ) Bugis ( ) Lain-lain Sebutkan:...............
3. Agama :
( ) Islam
( ) Katolik
( ) Protestan
( ) Hindu
( ) Budha
4. Pendidikan Terakhir :
( ) Tidak Sekolah
( ) SD
( ) SLTP
( ) SMU/Sederajat
( ) Diploma
( ) Sarjana
5.Pekerjaan : ( ) Pegawai Negeri ( ) Buruh
( ) Pegawai Swasta ( ) Lain-lain
34
6. Penghasilan :
( ) < Rp.800.000
( ) Rp.800.000 - Rp.1.600.000
( ) > Rp.1.600.000.
Bagian 2. Kuesioner perilaku ibu primipara dalam merawat bayi baru lahir.
Pengetahuan
No PERNYATAAN Ya Tidak
1 Ruam pada kulit bayi baru lahir dapat
menghilang tanpa diberi pengobatan
2 Memberi lotion atau cream pada ruam dapat
menyebabkan iritasi pada kulit
3 Ruam pada kulit bayi baru lahir sebaiknya
diberi cream untuk menghindari infeksi
4 Sewaktu memandikan bayi, bayi dijaga agar
tetap hangat
5 Menghindari penggunaan bedak setelah bayi
dimandikan
6 Rambut bayi baru lahir tidak perlu dicuci
karena tidak kotor
7 Perawatan tali pusat diperlukan untuk
mencegah tali pusat menjadi tempat
berkembangnya kuman
8 Perawatan tali pusat yang baik yaitu
membersihkannya dengan menggunakan kasa
steril yang di basahi larutan alkohol 70%.
9 Sebaiknya tali pusat dibungkus dengan kasa
steril yang dibasahi dengan alkohol 70%.
10 Bayi baru lahir biasanya lebih sering berkemih
dan buang air besar
11 Ruam popok dapat terjadi karena kulit kontak
35
Tindakan
Dilaksanakan
No PERNYATAAN
Ya Tidak
Mengganti popok bayi
1 Menyiapkan alat-alat yaitu: popok bersih,
keranjang
2 Mencuci tangan
36
genitalia bersih
8 Bersihkan lipatan pangkal paha, paha dan
pakaian bayi
Memandikan bayi Ya Tidak
10 Menyiapkan alat-alat yaitu: pakaian bayi yang
suhu 36,5-380C
12 Periksa kehangatan air dengan mencelupkan
70%.
22 Mencuci tangan.
23 Mengeringkan tali pusat dan daerah sekitarnya
alkohol 70%.
25 Membungkus tali pusat dengan kasa steril yang
kering
Menyusui Bayi
26 Membuat posisi ibu yang nyaman untuk
menyusui
27 Mengeluarkan sedikit ASI kemudian
ibu.
29 Tangan kanan memegang bokong dan paha bayi
30 Menyangga payudara kanan dengan tangan kiri.
31 Menyentuh mulut bayi dengan puting susu
tertutupi.
33 Mendekap bayi hingga ujung hidung dan