Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil
1.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

A. Letak Geografis RSUD Toto Kabila

RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango terletak di Desa Permata

Kecamatan Tilongkabila. RSUD Toto Kabila terletak di Desa Permata Kecamatan

Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Huntu Utara Kecamatan Bulango

Selatan.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bongoime Kecamatan Tilongkabila.

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Toto Utara Kecamatan

Tilongkabila.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Dulomo, Kota Gorontalo.

B. Sejarah Singkat RSUD Toto Kabila

Pada mulanya bangunan Rumah Sakit Kusta Toto (RSKT) adalah merupakan

bangunan peninggalan Pemerintah Jepang yang oleh Jepang didirikan pada tahun

1942 dengan nama Bokuka (bahasa Jepang), yang artinya Gudang tempat perbekalan.

Pada waktu masa peralihan dari Pemerintahan Jepang atas usaha dari beberapa

anggota masyarakat daerah Kabupaten Gorontalo, yang diprakarsai oleh dr. Aloei

26
Saboe, gudang tersebut diminta dari Pemerintah Jepang untuk dijadikan tempat

khusus, untuk menampung orang-orang (penderita-penderita) yang mengidap

penyakit Kusta.

Pada waktu itu penderita-penderita penyakit tersebut harus diasingkan jauh

dari keluarga dan masyarakat umum, oleh karena penyakit kusta terkenal sebagai

penyakit menular yang sangat berbahaya dan sangat ditakuti. Dari tahun ke tahun

makin lama jumlah penderita kusta makin bertambah dengan jumlah 305 orang,

penderita tersebut berasal dari Kabupaten Gorontalo maupun dari daerah luar

Kabupaten Gorontalo seperti Sulawesi Tengah dan Kabupaten Minahasa (pada saat

itu Pulau Sulawesi hanya ada satu Propinsi).

Dengan demikian Gudang tersebut menjadi tempat mengisolir sekaligus

menampung penderita Kusta yang kemudian dikenal oleh masyarakat dengan sebutan

Rumah Sakit Kusta Toto karena berlokasi di Desa Toto, maka diberi nama Rumah

Sakit Kusta Toto (RSKT).

C. Visi, Misi, Motto, Falsafah, Tujuan dan Nilai RSUD Toto Kabila

Visi : “Rumah Sakit Terkemuka di Provinsi Gorontalo dan Sekitarnya”

Misi :

1. Memberikan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan.

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang profesional.

27
3. Mengelola seluruh sumber daya secara transparan, efektif, dan efisien, dan

akuntabel.

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana/prasarana pelayanan di semua

bidang secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Motto : “Melayani dengan senyum”

Falsafah : “Pelayanan Kesehatan Diselenggarakan dengan Berlandaskan Etika

dan Profesionalitas”

Tujuan : Menjadi Rumah Sakit yang Mampu Memberikan Pelayanan Prima

dan Inovatif dengan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang Handal dan

Profesional”

Nilai : Senyum, Integritas, Responsibilitas, Pengetahuan, Komitmen, Kasih

Sayang, Empati.

D. Sumber Daya Rumah Sakit

Ketenagaan :

1. Medis : PNS berjumlah 15 orang dan Kontrak 2 orang.

2. Tenaga Keperawatan, Bidan, dan Anastesi : PNS berjumlah 82 orang dan

Kontrak 27 orang.

3. Paramedis Non Keperawatan : PNS berjumlah 30 orang dan Kontrak 5

orang.

28
4. Non Medis : PNS berjumlah 40 orang dan Kontrak 60 orang.

E. Pelayanan Rumah Sakit

1). Pelayanan Medis

a. Rawat Jalan : Penyakit Dalam, Penyakit Anak, Bedah Umum, Bedah

Urologi, Obstetri Ginekologi, Mata, Bedah Orthopedi, Saraf, Jantung, Kulit

dan Kelamin, Fisioterapi, Gigi dan Mulut, Poli Umum.

b. Rawat Inap : Ruang rawat inap Interna, Ruang rawat inap Bedah/ICU,

Ruang Nifas, Ruang rawat inap VIP, Ruang rawat inap Anak/NICU, Ruang

VK (Bersalin).

c. Tindakan Medis : Pelayanan Bedah Sentral, Pelayanan Hemodialisa,

Pelayanan Skin Center.

2). Penunjang Medis

a. Penunjang Keperawatan : Instalasi Gizi, Instalasi Pemeliharaan Sarana dan

Prasarana (IPSRS), Instalasi Pemeliharaan Alat Medik (IPAM).

b. Penunjang Diagnostik : Instalasi Farmasi, Instalasi Laboratorium, Instalasi

Radiologi.

29
4.1.2 Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Tabel 4.0. Distribusi sampel berdasarkan karakteristik responden di RSUD


Toto Kabila Kabupaten Bone bolango

Variabel n %
Umur
> 25 tahun 46 47.4
< 25 tahun 51 52.6
Total 97 100
Masa Kerja
> 3 tahun 52 53.6
< 3 tahun 45 46.4
Total 97 100

Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa responden yang

berumur > 25 tahun ada 46 orang dengan persentase 47.4 %. Sedangkan untuk

responden yang umurnya < 25 tahun ada 51 orang dengan persentase 52.6 %. Untuk

responden yang masa kerjanya > 3 tahun ada 52 orang dengan persentase 53.6 %.

Sedangkan responden yang masa kerjanya < 3 tahun ada 45 orang dengan persentase

46.4 %.

30
Tabel 4.1. Distribusi sampel berdasarkan Pendidikan Perawat di RSUD

Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

Pendidikan Jumlah %
n
S1 3 3.1
D3 92 94.8
SPK 2 2.1
Total 97 100
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa responden yang

tingkat pendidikan akhir S1 berjumlah 3 orang dengan persentase 3.1 %, tingkat

pendidikan akhir D3 berjumlah 92 orang dengan persentase 94.8 %, dan untuk tingkat

pendidikan akhir SPK terdapat 2 orang responden dengan persentase 2.1 %.

Tabel 4.2. Distribusi sampel berdasarkan Pelatihan Kerja di RSUD Toto

Kabila Kabupaten Bone Bolango

Pelatihan Kerja Jumlah %


n
Ikut Pelatihan 47 48.5
Tidak Ikut Pelatihan 50 51.5
Total 97 100
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat 47 orang

responden yang pernah ikut pelatihan dengan persentase 48.5 %. Sedangkan terdapat

50 responden yang belum pernah mengikuti pelatihan, dengan persentase 51.5 %.

31
Tabel 4.3. Distribusi sampel berdasarkan Motivasi Kerja di RUSD Toto
Kabila Kabupaten Bone Bolango
Motivasi Kerja Jumlah %
n
Cukup 77 79.4
Kurang 20 20.6
Total 97 100
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa responden yang

memiliki motivasi kerja yang cukup terdapat 77 orang dengan persentase 79.4 % dan

terdapat 20 responden yang memiliki motivasi kerja yang kurang dengan persentase

20.6 %.

Tabel 4.4. Distribusi sampel berdasarkan Disiplin Kerja di RSUD Toto Kabila

Kabupaten Bone Bolango

Disiplin Kerja Jumlah %


n
Cukup 93 95.9
Kurang 4 4.1
Total 97 100

Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat 93

responden yang cukup disiplin dengan persentase 95.9 % dan terdapat 4 responden

yang kurang disiplin dengan persentase 4.1 %.

32
Tabel 4.5. Distribusi sampel berdasarkan Fasilitas Kerja di RSUD Toto kabila

Kabupaten Bone Bolango

Disiplin Kerja Jumlah %


n
Cukup 44 45.4
Kurang 53 54.6
Total 97 100
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat 44

responden yang cukup disiplin dengan persentase 45.4 % dan terdapat 53

responden yang kurang disiplin dengan persentase 54.6 %.

Tabel 4.6. Distribusi sampel berdasarkan Kepemimpinan di RSUD Toto

kabila Kabupaaten Bone Bolango

Kepemimpinan Jumlah %
n
Ada Hubungan 69 71.1
Tidak Ada Hubungan 28 28.9
Total 97 100
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat 69

responden yang setuju bahwa kepemimpinan ada hubungannya dengan kinerja

perawat dengan persentase 71.1 % dan terdapat 28 responden yang setuju

bahwa kepemimpinan tidak ada hubungannya dengan kinerja perawat dengan

persentase 28.9 %.

33
Tabel 4.7. Distribusi sampel berdasarkan Kinerja Perawat di RSUD Toto

Kabila Kabupaten Bone Bolango

Kinerja Jumlah %
n
Cukup 68 70.1
Kurang 29 29.9
Total 97 100
Berdasarkan analisis univariat maka didapatkan hasil bahwa terdapat 68

responden yang memiliki kinerja yang cukup dengan persentase 70.1 %. Di sisi lain

terdapat 29 responden yang kinerjanya kurang dengan persentase 29.9 %. Kinerja

yang cukup ini dapat dinilai dari sikap atau tindakan perawat yang selalu melakukan

pengkajian terhadap pasien, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun rencana

tindakan sebelum memberikan asuhan keperawatan, melakukan tindakan

keperawatan, melakukan evaluasi keperawatan. Namun untuk responden yang

kinerjanya kurang dinilai dari kurang aktifnya sikap perawat dalam melakukan

pengkajian terhadap pasien, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun rencana

tindakan sebelum memberikan asuhan keperawatan, melakukan tindakan

keperawatan, melakukan evaluasi keperawatan

34
2. Analisis Bivariat

Tabel 4.8. Hubungan Pendidikan Perawat dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto
Kabila Kabiupateen Bone Bolango

Pendidikan Kinerja Perawat ρ Value


Cukup Kurang
n % n %
S1 3 100 0 0 0.001
D3 65 70.7 27 29.3
SPK 0 0 2 100
Total 68 70.1 29 29.9
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square maka

didapatkan hasil bahwa responden yang pendidikan akhirnya D3 yang kinerjanya

masih kurang terdapat 27 orang dengan persentase 29.3 %. Dari hasil analisis ini

didapatkan ρ Value 0.001.

Tabel 4.9. Hubungan Pelatihan Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango

Pelatihan Kinerja Perawat ρ Value


Cukup Kurang
n % n %
Ikut 33 70.2 14 29.8 0.982
Tidak Ikut 35 70.0 15 30.0
Total 68 70.1 29 29.9

35
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square maka

didapatkan hasil bahwa responden yang belum atau tidak pernah ikut pelatihan

sebelumnya namun memiliki kinerja yang cukup baik terdapat 35 orang dengan

persentase 70.0 %, Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.982.

Tabel 5.0. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango

Motivasi Kinerja Perawat ρ Value


Cukup Kurang
n % n %
Cukup 55 71.4 22 28.6 0.576
Kurang 13 65.0 7 35.0
Total 68 70.1 29 29.9
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square maka

didapatkan hasil bahwa terdapat 55 responden yang memiliki motivasi kerja yang

cukup baik dengan kinerja yang cukup pula, dengan persentase 71.4 %. Dari hasil

analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.576.

36
Tabel 5.1. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango

Disiplin Kinerja Perawat ρ Value


Cukup Kurang
n % n %
Cukup 65 69.9 28 30.1 0.827
Kurang 3 75.0 1 25.0
Total 68 70.1 29 29.9
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square maka

didapatkan hasil bahwa terdapat 65 orang responden yang cukup disiplin dengan

kinerja perawat yang cukup baik pula, dengan persentase 69.9 %. Dari hasil analisis

ini didapatkan ρ Value yaitu 0.827.

Tabel 5.2. Hubungan Fasilitas Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto Kabila
Kabupaten Bone Bolango

Fasilitas Kinerja Perawat ρ Value


Cukup Kurang
n % n %
Cukup 35 79.5 9 20.5 0.064
Kurang 33 62.3 20 37.7
Total 68 70.1 29 29.9
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square maka

didapatkan hasil bahwa terdapat 35 responden yang setuju bahwa fasilitas yang cukup

37
memadai ada kaitannya dengan kinerja perawat yang cukup baik pula, dengan

persentase 79.5 %.Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.064.

Tabel 5.3. Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat di RSUD Toto Kabila

Kabupaten Bone Bolango

Kepemimpinan Kinerja Perawat ρ Value


Cukup Kurang
n % n %
Ada hubungan 49 71.0 20 29.0 0.758
Tidak ada hubungan 19 67.9 9 32.1
Total 68 70.1 29 29.9

Berdasarkan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi square maka

didapatkan hasil bahwa terdapat 49 responden yang setuju bahwa ada hubungan

antara kepemimpinan dengan kinerja perawat, dengan persentase 71.0 %. Dari hasil

analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.758

38
1.2. Pembahasan

1. Hubungan Pendidikan Perawat dengan Kinerja Perawat

Dari hasil analisis tersebut terdapat sebuah perbedaan yang cukup signifikan

yaitu jumlah responden yang tingkat pendidikan akhirnya adalah D3 yang sangat

mendominasi yaitu berjumlah 92 orang, masing-masing dengan kinerja yang cukup

baik terdapat 65 orang dengan persentase yang cukup tinggi pula yaitu 70.7 % dan

yang kinerjanya masih kurang terdapat 27 orang dengan persentase 29.3 %. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang cukup memadai dapat berpengaruh atau

paling tidak ada hubungannya dengan kinerja sebagai seorang perawat. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula kinerjanya. ρ Value yang

didapatkan dari hasil analisis adalah 0.001, yang menunjukkan adanya hubungan

antara dua variabel. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo

(2002) yang menyatakan bahwa semakin baik atau tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka akan semakin baik pula tindakan atau kinerjanya. Pendidikan

merupakan suatu dasar dari perilaku atau tindakan seseorang. Karena pendidikan itu

menjadi salah satu indikator yang menunjukkan kematangan ilmu seseorang. Ilmu

yang dimiliki seseorang tentu saja akan menjadi suatu modal yang berharga dalam

berkiprah di kehidupan sehari-hari. Apalagi jika ia adalah seorang pekerja yang terjun

langsung ke dalam lingkungan masyarakat. Kinerja yang baik serta dapat

dipertanggungjawabkan adalah suatu kebutuhan sekaligus keharusan yang mesti

dimiliki oleh seorang perawat. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

mestinya semakin baik pula kinerjanya.

39
2. Hubungan Pelatihan Kerja dengan Kinerja Perawat

Dari hasil analisis tersebut terdapat sedikit perbedaan antara jumlah responden

yang pernah mengikuti pelatihan yang kinerjanya cukup dengan responden yang

belum atau tidak pernah mengikuti pelatihan namun kinerjanya cukup baik. Masing-

masing dengan prosentase yang sedikit berbeda pula yaitu 70.2 % dan 70.0 %. Data

ini menunjukkan bahwa pelatihan tidaklah menjadi jaminan dari kinerja seseorang.

Hal ini dapat terjadi karena tidak selamanya seseorang yang pernah mengikuti

pelatihan itu akan menerapkan ilmu atau keterampilan yang didapatkan dari pelatihan

tersebut. Tidak sedikit dari peserta seminar yang mengikuti pelatihan hanya bertujuan

untuk memiliki sertifikat bukan untuk menimba ilmu atau pun keterampilan tertentu.

Inilah yang membuat para peserta seminar tidak fokus saat mengikuti pelatihan,

sehingga informasi yang disampaikan tidak terterima dengan baik. ρ Value yang

didapatkan dari hasil analisis ini yaitu 0.982. Hal ini berarti bahwa tidak ada

hubungan secara signifikan antara pelatihan kerja dengan kinerja perawat. Hal ini

tidak sejalan dengan hasil penelitian terhadap kinerja perawat di RS Jakarta yang

menunjukkan bahwa pelatihan mempunyai hubungan yang kuat dan pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja perawat sebesar 34,1%.

40
3. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat

Dari hasil analisis ini jumlah responden yang memiliki motivasi yang cukup baik

dengan kinerja yang cukup baik jauh lebih banyak dari yang lainnya. Motivasi adalah

segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. (Purwanto,

2005). Namun rata-rata para responden termotivasi untuk menggeluti pekerjaannya

menjadi seorang perawat bukan bersumber dari kemauan atau dorongan diri sendiri.

Namun lebih banyak di antara mereka yang merasa nyaman dengan pekerjaannya

setelah terjun dalam dunia perawat. Sebelumnya mereka tidak memiliki motivasi

untuk menjadi seorang perawat. Dengan kata lain, mereka baru merasa memiliki

tujuan atau alasan untuk menggeluti profesi sebagai perawat setelah mereka menjadi

perawat bukan sejak awal berniat menjadi perawat. Oleh karena itu, bagi sebagian

besar responden menganggap atau berpendapat bahwa motivasi bukanlah suatu hal

berarti yang memberi pengaruh ataupun ada kaitan erat dengan kinerja mereka saat

ini. Adapun nilai ρ Value yang didapatkan pada analisis ini yaitu 0.576. Angka

tersebut jelas menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan atau korelasi antara

motivasi kerja dengan kinerja perawat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

terhadap kinerja perawat di Ambon yang menunjukkan bahwa tidak adanya motivasi

kerja dengan kinerja perawat dengan ρ value = 0.615. Namun tidak sejalan dengan

hasil penelitian di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Hasil analisis bivariat

menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana di

Rumah Sakit Bhayangkara Medan dengan nilai p=0,006.

41
4. Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja Perawat

Dari hasil analisis tersebut sangat jelas bahwa jumlah responden yang cukup

disiplin dengan kinerja yang cukup baik pula lebih mendominasi atau paling

banyak dengan persentase yang cukup tinggi pula. Hal ini berarti bahwa rata-

rata responden adalah perawat yang benar-benar paham tentang makna

disiplin serta mampu menerapkan disiplin itu sendiri dalam menjalankan

profesi sebagai seorang tenaga kesehatan yang harus siap melayani dengan

sepenuh hati. Namun disiplin ini memerlukan suatu proses yang terus-

menerus secara berkelanjutan bukan hanya untuk satu waktu atau sewaktu-

waktu saja, melainkan terus berkesinambungan tanpa henti. Disiplin

merupakan suatu hal yang memberikan pengaruh terhadap jiwa dan semangat

dalam diri seseorang agar senantiasa patuh atau teratur/terarah dalam

melakukan sesuatu/tindakan tertentu. ρ Value yang didapatkan dari hasil

analisis yaitu 0.827. Hal ini berarti tidak terdapat suatu hubungan antara

disiplin kerja dengan kinerja perawat. Banyak responden yang ragu dalam

menyatakan tentang kedisiplinan mereka. Banyak di antara responden yang

menyatakan memahami tentang makna dari disiplin itu namun mereka justru

tidak mampu menyatakan secara gamblang/jelas mengenai kedisiplinan

mereka. Kebanyakan dari responden hanya memberikan jawaban yang

mengambang ketika mereka dihadapkan pada pertanyaan tentang kedisiplinan

mereka yang mungkin ada kaitannya atau memiliki pengaruh dengan kinerja

mereka. Responden beralasan bahwa keraguan mereka bersumber pada

42
ketidakpastian jadwal tugas mereka. Hal inilah yang menyebabkan responden

tidak terbuka dalam menyatakan tentang kedisiplinan mereka.

5. Hubungan Fasilitas Kerja dengan Kinerja Perawat

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 35 responden yang setuju bahwa

fasilitas yang cukup memadai ada kaitannya dengan kinerja perawat yang

cukup baik pula, dengan persentase 79.5 %. Sedangkan terdapat 9 orang

responden yang setuju bahwa meskipun fasilitas cukup memadai namun hal

tersebut tidak menjamin kinerja perawat, dengan persentase 20.5 %. Di sisi

lain, terdapat 33 responden yang setuju bahwa meskipun fasilitas kurang

memadai namun tidak ada hubungannya dengan kinerja yang ada, dengan

persentase 62.3 %. Terdapat 20 responden yang setuju bahwa fasilitas yang

kurang ada kaitannya dengan kinerja yang ada, dengan persentase 37.7 %.

Dari hasil analisis ini didapatkan ρ Value yaitu 0.064.

Hasil tersebut menjadi suatu indikator yang cukup jelas bahwa tidak terdapat

hubungan antara fasilitas kerja dengan kinerja perawat. Secara teori, fasilitas

kerja adalah seperangkat alat atau instrumen yang dimaksudkan untuk

membantu atau meringankan suatu pekerjaan. Sedangkan kinerja perawat

merupakan hasil dari fungsi-fungsi suatu pekerjaan dan kegiatan tertentu

selama satu periode waktu tertentu (Ilyas, 2001). Fasilitas kerja merupakan

suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk membantu mempermudah atau

meringankan suatu pekerjaan. Fasilitas yang memadai tidak menjamin

43
kinerja yang baik pula. Karena belum tentu fasilitas yang tidak memadai

membuat kinerja dari seorang perawat menciut atau kurang. Justru dengan

fasilitas kerja yang belum memadai itulah yang dapat memacu kreativitas

seorang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang prima

meskipun dengan segala keterbatasan fasilitas. Oleh karena itu fasilitas kerja

bukanlah suatu faktor pencetus dari peningkatan atau pun penurunan kinerja

seorang perawat. Responden pun setuju bahwa fasilitas kerja bukanlah suatu

hal yang memiliki pengaruh atau ada kaitan erat dengan kinerja seorang

perawat. Karena bagi mereka, fasilitas kerja itu hanyalah alat atau sarana

yang mempermudah suatu pekerjaan dan bukan menjadi suatu penghambat

dari pekerjaan seseorang apalagi sampai mempengaruhi kinerja. Namun hasil

analisis tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian tentang kinerja perawat

di daerah Padang tahun 2010. Hasil analisis dari penelitian tersebut

menunjukkan adanya hubungan antara fasilitas kerja dengan kinerja perawat

dengan ρ value = 0.014.

6. Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Perawat

Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat 69 responden yang

setuju bahwa kepemimpinan itu ada hubungannya dengan kinerja perawat

dan terdapat 28 orang yang setuju bahwa tidak ada hubungan antara

kepemimpinan dengan kinerja perawat. Namun ρ Value menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara kepemimpinan dengan kinerja perawat. Hal ini

44
sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan di Sumatera Barat. Hasil

penelitian dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepemimpinan tidak

berpengaruh terhadap kinerja perawat. Hal ini disebabkan karena

kepemimpinan bukanlah merupakan faktor utama yang memiliki kaitan erat

dengan kinerja seorang perawat. Perawat adalah seseorang yang melayani

dengan hati nurani, memberikan pelayanan kesehatan secara holistik

(keseluruhan) tanpa membedakan status pasien, dan mestinya tidak

terpengaruh dengan tekanan atau pun otoritas. Oleh karena itu kepemimpinan

bukanlah hal penting yang memiliki hubungan langsung dengan kinerja

perawat. Apalagi kinerja perawat merupakan sesuatu yang sering berubah

dari waktu ke waktu entah itu semakin baik atau justru menurun. Hasil

penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian di RSU Unit Swadana Daerah

Blambangan Banyuwangi yang menunjukkan bahwa tidak adanya hubungan

antara gaya kepemimpinan dengan kinerja perawat dengan ρ value = 0.05.

45

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Pernyataan Patuh Tatib
    Surat Pernyataan Patuh Tatib
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan Patuh Tatib
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen10 halaman
    Bab Iii
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • BAB IV Hasil Dan Pembahasan
    BAB IV Hasil Dan Pembahasan
    Dokumen5 halaman
    BAB IV Hasil Dan Pembahasan
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Pendahuluan
    BAB 1 Pendahuluan
    Dokumen7 halaman
    BAB 1 Pendahuluan
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • BAB II Tinjauan Pustaka
    BAB II Tinjauan Pustaka
    Dokumen11 halaman
    BAB II Tinjauan Pustaka
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Hadist Sahih
    Kumpulan Hadist Sahih
    Dokumen53 halaman
    Kumpulan Hadist Sahih
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Keperawatan Ria Angelina
    Jurnal Keperawatan Ria Angelina
    Dokumen23 halaman
    Jurnal Keperawatan Ria Angelina
    Nurse Widya
    Belum ada peringkat
  • BAB II Tinjauan Pustaka
    BAB II Tinjauan Pustaka
    Dokumen20 halaman
    BAB II Tinjauan Pustaka
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pendahuluan
    BAB I Pendahuluan
    Dokumen4 halaman
    BAB I Pendahuluan
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • BAB III Metodologi Penelitian
    BAB III Metodologi Penelitian
    Dokumen4 halaman
    BAB III Metodologi Penelitian
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen6 halaman
    Daftar Pustaka
    Anonymous o8pnZJId
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Anonymous o8pnZJId
    Belum ada peringkat
  • Fiks Herlina Bagu
    Fiks Herlina Bagu
    Dokumen17 halaman
    Fiks Herlina Bagu
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Skkripsi Lisa
    Skkripsi Lisa
    Dokumen38 halaman
    Skkripsi Lisa
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Final
    Skripsi Final
    Dokumen113 halaman
    Skripsi Final
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Linling Benawan-Siap Kirim
    Skripsi Linling Benawan-Siap Kirim
    Dokumen53 halaman
    Skripsi Linling Benawan-Siap Kirim
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Linling Benawan-Siap Kirim
    Skripsi Linling Benawan-Siap Kirim
    Dokumen53 halaman
    Skripsi Linling Benawan-Siap Kirim
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Kruk
    Kruk
    Dokumen1 halaman
    Kruk
    Rina Kaharu
    Belum ada peringkat
  • Sap Hipertensi
    Sap Hipertensi
    Dokumen8 halaman
    Sap Hipertensi
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Skripsi Lanjutan Fera
    Skripsi Lanjutan Fera
    Dokumen44 halaman
    Skripsi Lanjutan Fera
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Proposal Irna
    Proposal Irna
    Dokumen32 halaman
    Proposal Irna
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Contoh Proposal
    Contoh Proposal
    Dokumen11 halaman
    Contoh Proposal
    Ratna Puspita
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • Spo CPOT
    Spo CPOT
    Dokumen3 halaman
    Spo CPOT
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • AGD
    AGD
    Dokumen33 halaman
    AGD
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • AGD
    AGD
    Dokumen33 halaman
    AGD
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat
  • S55342-Nur Ikhsan Wibowo
    S55342-Nur Ikhsan Wibowo
    Dokumen9 halaman
    S55342-Nur Ikhsan Wibowo
    Ikhsan Suhamdani Mohi
    Belum ada peringkat