RANGKUMAN
LES CBT
BIOLOGI ORAL
ORAL BIOLOGY
KOLAGEN
• Collagenase → Menghancurkan kolagen
• Fibroblast → Membentuk kolagen (Pembesaran gingiva)
BAKTERI
• Periodontitis Agresif → Aggregatibacter actinomycetemcomitans
• Periodontitis Kronis → Porphyromonas gingivalis, prevotella intermedia
• Flare Up Endo → Enterococcus Faecalis
• Abses → Staphylococcus aureus
• Karies → Streptococcus mutans
PERHITUNGAN LIDOKAIN
1. Lihat angka di depan persentase (Contoh: 2% → 2)
2. Dikali dengan 20 → Dosis adrenalin dalam 1 ampul (Contoh: 2 x 20 = 40 mg)
3. Dibagi dosis maksimal sesuai pertanyaan → Untuk mengetahui berapa ampul yang akan
digunakan (Contoh: 300 : 40 = 7,5 ampul)
SARAF LIDAH
• Motorik
o N. XII Hipoglosus
• Sensorik
o 1/3 posterior → N. X Glosofaringeus (Sensasi umum dan pengecapan)
o 2/3 anterior
▪ Sensasi umum → N. V Trigeminus
▪ Pengecapan → N. VII Fasialis
MACAM ANTIBODI
• IgE → Reaksi cepat, syok anafilaktik
• IgM → Dihasilkan sejak bayi. Ada di infeksi primer
• IgA → Ada di saliva dan air mata
• IgG → Ada di infeksi sekunder
BERDASARKAN ARAH
• Oblique → Paling banyak. Kalau gigi goyang, berarti sudah banyak serat ini yang rusak
• Horizontal
• Apical
• Trans-septal
• Alveolar crest
• Inter-radikular
• Alveo-gingiva
• Circumferential
LETAK PUSAT
• Sensorik → Gyrus post centralis
• Motorik → Gyrus pre centralis
PLASTIK SAMPAH
• Hitam → Non-infeksius
• Merah → Radioaktif
• Ungu → Sitotoksik (Contoh: Bekas kemo)
• Cokelat → Farmasi
MACAM NYERI
• Nyeri Alih → Rasa dakit dan sumbernya berbeda
• Nyeri Fiseral → Tidak bisa dilokalisasi, karena kerusakan organ
• Nyeri Somatik → Dapat dilokalisasi, karena kerusakan organ
• Nyeri Superfisial → Bisa terlihat penyebabnya (Contoh: luka sobek)
TAHAP ULSERASI
1. Pre-ulserasi → Papul tanpa ulser, mulai terasa sakit
2. Ulserasi → Ulser, rasa sakit bertambah
3. Penyembuhan → Ulser sudah ditutupi lapisan fibromembranus, rasa sakit berkurang
PENGELOMPOKKAN BAKTERI
ADA TIDAKNYA PEPTIDOGKLIKAN
• Gram Positif → Peptidoglikan tebal
• Gram Negatif → Peptidoglikan tipis
BENTUK
• Coccus
• Basilus
• Spiral, dll
KOMPLEKS BAKTERI
• Yellow Complex (S. Mitis, S. Sanguis) → Periodontal health
• Defined Complex (A. Naeslundii, A. Viscosus) → Periodontal health
• Purple Complex (V. Parvula, A. Odontolyticus) → Periodontal health
• Orange Complex (P. Nigrescens, P. Micros, P. Intermedia) → Lesi perio awal /
gingivitis
• Red Complex (P. Gingivalis, T. Forsythia, T. Denticola) → Lesi perio lanjutan, sudah
terdapat kerusakan tulang / periodontitis
CATATAN TAMBAHAN
Asam traneksamat → Untuk pasien yang bleeding lama diberi ini. Cara kerja: Mempercepat
aktivasi plasminogen menjadi plasmin (Tissue factor)
UU 29 TAHUN 2004
• Pasal 45 → Informed consent
• Pasal 46 → Wajib membuat rekam medis
• Pasal 47 → Isi rekam medis milik pasien dan harus dijaga kerahasiaannya
• Pasal 48 → Wajib menyimpan rahasia kedokteran
• Pasal 49 → Kendali mutu dan biaya
• Pasal 50 → Hak dan kewajiban dr drg
ASPEK PROFESIONALISME
• Accountability → Profesional dan bisa diandalkan
• Altruism → Mengutamakan kepentingan pasien di atas kepentingan diri sendiri
• Excellence → Selalu update ilmu pengetahuan agar treatment yang diberikan paripurna
• Compassion → Merawat dengan kasih saying
• Integrity → Punya pendirian, tidak bisa disuap dan dibelokkan
PELANGGARAN
• Etik → Hubungan antara dokter-dokter / dokter-pasien (Contoh: merebut pasien,
membocorkan rahasia pasien, pasang banner spanduk iklan)
• Disiplin → SOP
• Hukum → Penipuan, dll
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN (Model lama, tidak dipakai lagi kaena tidak relevan
dengan keadaan yang sekarang)
• Resultaat Verbitennis → drg menjanjikan hasil yang maksimal (Contoh: pasien
bertanya soal ketahanan bahan tambal, ketika drg menjawab berarti drg menjanjikan
hasil)
• Inspanning Verbitennis → drg menjanjikan usaha yang terbaik
• Kontrak terapeutik → Pasien berjanji akan memberikan insentif kepada drg setelah
perawatan selesai
SANKSI DISIPLIN
• Pemberian peringatan tertulis
• Rekomendasi pencabutan STR
• Rekomendasi pencabutan SIP
• Kewajiban mengikuti pelatihan di institusi pendidikan
TIPE KOMUNIKASI
• Informatif → Memberikan informasi
• Persuasif → Mengajak
• Edukasi → Mengajarkan
• Koersif → Memaksa
CATATAN TAMBAHAN
Masa berlaku STR → Sementara 1 tahun, definit / asli 5 tahun
Praktek tanpa SIP → Pelanggaran hokum dan disiplin
Jika ada drg lulusan luar negeri → Lapor ke Kemendikbud → Program adaptasi →
Sertifikat selesai menjalani program adaptasi → Ujian kompetensi (dibuat oleh kolegium)
Tindakan menipu = fraud, keadaan 1 untung 1 rugi = wanprestasi. Contoh: drg memberikan
janji akan memasang behel keramik, tetapi yang dipasang metal bracket biasa
Menggantikan praktek teman sementara (tidak ada range waktu) → Dapat menggunakan
SIP yang sudah ada
Menggantikan praktek teman secara permanen → Harus mengurus SIP untuk tempat
tersebut
Dalam keadaan gawat darurat → Tidak perlu informed consent
Rekam medis → Isi merupakan hak pasien, berkas punya RS. Jika pasien ingin pindah
dokter atau pindah kota, dapat diberikan ringkasan rekam medis
Closed question → Pertanyaan yang jawabannya hanya “iya” dan “tidak”
Open question → Pertanyaan yang jawabannya luas dan beragam
Yang berhak menyetujui tindakan medik pada anak → Orang tua kandung. Bila pasien
datang tidak dengan orang tua dan bukan dalam keadaan emergency, bisa tlp orang tua atau
reschedule sampai ada persetujuan dari orang tua kandung atau surat kuasa
Seorang dokter mengalami penurunan kompetensi karena penyakit yang dimilikinya →
seharusnya menjalani uji kompetensi ulang. Jika tidak melakukan uji kompetensi ulang,
maka dokter dianggap praktek tidak sesuai dengan kompetensinya = pelanggaran disiplin
ILMU BEDAH MULUT
ORAL SURGERY
DIAGNOSIS
• Perikoronitis Akut → Jaringan sekitarnya berwarna kemerahan
• Operkulitis → Jaringan yang menutupi atasnya berwarna kemerahan
• Erupsi Deficillis / Gigi Impaksi → Tidak ada keluhan
• Kista Dentigerous → Kista pada gigi impaksi
• Dry socket → Soket bekas pencabutan berwarna keabu-abuan dan terdapat jaringan
nekrotik, terasa sakit (2-3 hari paska exo)
• Sialolith → Batu di kelenjar saliva, ada rasa sakit saat makan (Saliva terangsang)
• Phlebolith → Batu di vena fasialis (dekat ramus), tidak ada rasa sakit
• Myofacial Pain Disorder → Palpasi TMJ dan clicking (-), sakit (+)
• Osteoarthritis → Radang sendi (biasanya sendi yang besar)
• Rheumatoid Arthritis → Radang sendi karena autoimun (biasanya sendi yang besar)
• Temporo Mandibular Displacement → Condyle berada di depan eminensia artikularis
• Facial Paralysis → Penyebab jelas (Contoh: Anestesi, trauma)
• Bell’s Palsy → Penyebab tidak jelas
• Trigeminal Neuralgia → Nyeri sulit didefinisikan (Biasanya di pelipis)
o Obat trigeminal neuralgia → Karbamazepin (Menyebabkan xerostomia)
• Cluster Headache → = Migrain, terasa seperti ditarik / dipukul
• Ameloblastoma Folikular → Stelat retikulum duktus dan asini
• Ameloblastoma Pleksiform → Degenerasi kistik
• Ankylosis TMJ → Trauma sudah lama, trismus baru sekarang
STATUS KESADARAN
1. Compos Mentis (CM) → Sadar sepenuhnya. Bisa ditanya dan menjawab dengan benar,
bisa mengingat kejadian dengan detail
2. Apatis → Bisa diajak ngobrol, acuh tak acuh (tidak peduli dengan keadaan sekitar)
3. Somnolen → Mengantuk. Dirangsang dengan suara akan terbangun, kemudian tidur lagi
(tidak bisa mempertahankan kesadaran)
4. Delirium → Tidak sadar. Gaduh, gelisah, disorientasi, respon tidak beraturan
5. Stupor / Soporo Koma → Tidur. Aware jika dirangsang dengan rasa sakit
6. Koma → Tidak merespon apa pun
OBAT ANTI-HIPERTENSI
• Calcium Chanel Blocker → -dipine (Contoh: Amlodipine, nifedipine)
• Beta Blocker → -olol (Contoh: Atenolol, bisoprolol, propranolol)
• ACE Inhibitor → -pril (Contoh: Captopril)
➔ Bukan kontraindikasi pencabutan (terkontrol). Yang kontraindikasi adalah tekanan
darah yang tinggi (tidak terkontrol)
Spasium subkutan
Spasium submukosa
Muskulus mylohyoid
Abses submandibula
ARAH SEPARASI
• 3 akar → mesiodistal, dilanjutkan bukal
• 2 akar → bukal
CLEFT
LOKASI / JUMLAH
• Unilateral
• Bilateral
MACAM SYOK
• Syok anafilaktik → Alergi bahan anestesi
• Syok sepsis → Bakteri, infeksi menyebar ke seluruh tubuh / sistemik
• Syok kardiogenik → Kerja jantung
• Syok neurogenik → Saraf / stroke
MACAM FRAKTUR
GARIS FRAKTUR
• Greenstick → Melibatkan 1 korteks, tanpa displacement
• Simple → Melibatkan 2 korteks, terjadi displacement
• Comminuted → Garis fraktur multiple, fraktur remuk / hancur
KETERKAITAN OTOT
• Favourable → Diselimuti otot, patahan terkunci
• Unfavourable → Terjadi displacement karena tarikan otot yang berbeda arah (Tidak
akan menyatu kecuali dipasang pen/plat)
LE FORT
• Le Fort I → Fraktur dasar hidung
• Le Fort II → Fraktur pyramidal, melibatkan dasar orbita. Hematoma periorbita /
racoon’s eye, hematoma retroaurikular / battle sign (Karena ada fraktur basis cranii.
Darah turun ke celah antar jaringan yang tidak rapat)
• Le Fort III → Fraktur hinggan zygoma. Hematoma periorbita / racoon’s eye, hematoma
retroaurikular / battle sign (Karena ada fraktur basis cranii. Darah turun ke celah antar
jaringan yang tidak rapat)
PADA MANDIBULA
• Condyle
• Angulus
• Ramus
• Korpus
• Koronoid
• Simpisis
• Dentoalveolar
MACAM FLAP
• Pedicle Flap / Bukal Flap → Untuk OAC (+)
• Envelope Flap → OD
• Triangular Flap → Exo komplikasi
• Semilunar Flap → Apeks reseksi / apikoektomi
• Trapezoidal Flap → OD, alveolektomi
JENIS JARUM
• Tapered Cut → Otot, mukosa, kulit (Jantung, usus, bibir, gusi)
• Blunt → Organ halus (Hati, paru-paru, ginjal)
DIABETES MELITUS
• GDS → Normal 120-200 mg/dl (Dilakukan kapan saja)
• GDP → Normal < 126 mg/dl (Dilakukan setelah puasa 8 jam)
• GD2PP → < 200 mg/dl (Dilakukan 2 jam setelah makan)
• HbA1c → < 6,5% (Dilakukan jika pasien sudah terdiagnosis DM, dan dilakukan setiap 3
bulan sekali untuk memantau kadar gula darah)
LETAK M3
• Posisi A → Puncak tertinggi gigi 8 sejajar oklusal gigi 7
• Posisi B → Puncak tertinggi gigi 8 berada di antara oklusal dan CEJ gigi 7
• Posisi C → Puncak tertinggi gigi 8 berada di bawah CEJ gigi 7
ARAH
• Mesioangular
• Horizontal
• Distoangular
MACAM PEMERIKSAAN
• Cloting Time dan Bleeding Time (CT & BT)
Khas: Kelainan perdarahan (Darah lama berhenti)
• Prothrombin Time & Activated Partial Thromboplastin Time (PT & APTT)
Khas: Pembekuan darah (terbaru)
PT melihat faktor ekstrinsik
APTT melihat faktor intrinsic
• SGPT SGOT
Khas: Fungsi hati
• Ureum & Kreatinin
Khas: Fungsi ginjal
• Na, K, Cl
Khas: Elektrolit darah
• Darah Rutin
Khas: Anemia (Hb, Ht)
TIPE GRAFT
• Autograft → Dari pasien sendiri (Tulang iliac)
• Allograft → Dari orang lain (Sesama spesies)
• Xenograft → Berbeda spesies (Pilihan terakhir karena resiko rejection lebih tinggi)
• Heterograft → Sintetik
SEBAB:
• Tidak ada bekuan darah dalam soket → Tidak menggigit tampon, berkumur kencang, dll
• Anestesi berlebihan
• Trauma berlebihan
CATATAN TAMBAHAN
Pasien hemodialysis → Waktu tepat untuk exo yaitu 1 hari paska. Karena dianggap masih
bersih-bersihnya dan efek heparin sudah hilang
Pasien leukemia → Waktu tepat untuk exo yaitu 14 hari sebelum kemo, atau 2 hari setelah
kemo. Harus dilakukan penjahitan
Pasien Hemofili A → Kekurangan pembekuan darah faktor VIII
Pasien Hemofili B → Kekurangan pembekuan darah faktor IX
Pasien Hemofili C → Kekurangan pembekuan darah faktor XI
Pasien Thalassemia Mayor → Muka chipmunk
Fraktur condyle 1 sisi → Open bite berada di sisi kebalikan dari yang fraktur
Urutan perawatan luka sobek → Debridemen, merapikan tepi luka, irigasi saline steril,
suturing
Surgical exposure → Membuat jendela, agar gigi C bisa ditarik dengan alat orto masuk ke
dalam lengkung gigi
Surgical up-righting → Untuk gigi M3 yang tidak mau dicabut, dapat ditegakkan
MACAM DENTIN
• Primer → Ketika erupsi
• Sekunder → Sesudah erupsi, yang terus terbentuk
• Tersier / Reparatif → Pasca pulp capping
o Reaksioner → Kavitas dangkal
o Sklerotik → Kavitas dalam (Contoh: Dentinal bridge)
MANAJEMEN PERILAKU
• Tell, Show, Do
Untuk: Bisa diajak berbicara, kooperatif
Perkenalkan alat dan bahan, tujuan perawatan, membiarkan anak melihat cara pemakaian
alat ke gigi melalui kaca
• Desensitisasi
Untuk: Trauma, takut
Pemaparan berulang. Kunjungan pertama diajak ngobrol di DU dan brush, besoknya
penambalan, besoknya pulpek
• Modeling
Menjadikan kakak / adik yang lebih berani sebagai contoh
• Positive Reinforcement
Menjanjikan hadiah, pujian
• Negative Reinforcement
Memberikan hukuman jika tidak mau dilakukan perawatan
• Hand Over Mouth Exercise (HOME)
Stabilisasi + komunikasi verbal
Tutup mulutnya, jangan sampai menutup hidung, “kalau tidak diam, tangan ga akan
dilepas, ga ada yang mau nyakitin kamu”
• Distraksi
Mengalihkan perhatian
SPACE MAINTAINER (SM)
• SM Pasif
Tidak ada kekurangan ruang / gigi tidak berjejal
o SM Fixed (Cekat)
Ada 2 gigi penyangga (seperti bridge). Kehilangan 1 gigi. Tidak digunakan lagi
karena dapat menghambat pertumbuhan rahang anak
o SM Semi-fixed (Cekat)
Ada 1 gigi penyangga. Kehilangan 1 gigi
1. Band and loop → tidak ada karies di gigi peyangga
2. Crown and loop → ada karies di gigi penyangga
3. Distal shoe → yang hilang DM2 tetapi M1 belum erupsi
o SM Removable
Tidak menggunakan gigi penyangga. Dapat dilepas pasang. Kehilangan >1 gigi
1. Fungsional
Di bagian yang tidak bergigi diberi gigi (seperti GTSL prosto), agar dapat
membantu mastikasi. Syarat: ruang protesa cukup
2. Non-fungsional
Di bagian yang tidak bergigi hanya diberi plat akrilik. Syarat: ruang protesa
sedikit / tidak cukup / sempit
• SM Aktif = Space Regainer
Ada kekurangan ruang / gigi berjejal
KLASIFIKASI ELLIS
• Kelas I: Email
• Kelas II: Dentin
• Kelas III: Pulpa vital
• Kelas IV: Non-vital, dengan / tanpa fraktur mahkota
• Kelas V: Avulsi
• Kelas VI: Akar
• Kelas VII: Displacement (contoh: labioversi, palatoversi, intrusi, ekstrusi, dll)
• Kelas VIII: En mass / hancur
• Kelas IX: Gigi sulung
AVULSI
Ditaruh di larutan:
• NaCl 0,9% → Paling steril dan sesuai dengan larutan fisiologis
• Susu → Hanya netral, tidak sesuai dengan larutan fisiologis
• Saliva → Tidak disarankan karena OH belum tentu baik, ada kemungkinan tertelan. Gigi
ditaruh di vestibulum
Perawatan: Replantasi dan splinting. Jika yang avulsi gigi sulung, tidak perlu dilakukan
replantasi, cukup dibuatkan SM saja. Karena gigi sulung akan diganti dan splinting tidak
boleh dilakukan pada anak karena dapat menghambat pertumbuhan rahang
CLEFT
!!! Gangguan fusi Pros. Nasalis medialis dengan Pros. Maksilaris !!!
• Rule of Ten: 1. >10 pound (BB)
2. >10 gr (Hb)
3. >10 weeks (Usia)
RESTORASI
• Glass Ionomer Cement (GIC) → Tipe IX
Untuk karies email dan dentin
• SSC
Untuk pasca pulpo, pulpek, dan PSA gigi posterior. Karies sirkuler gigi posterior
• Mahkota Polikarbonat
Untuk pasca pulpo, pulpek, dan PSA gigi anterior. Karies sirkuler gigi anterior.
Bentuknnya seperti MTS prosto
• GI Crown / Seluloid Crown / Strip Crown
Untuk pasca pulpo, pulpek, dan PSA gigi anterior. Karies sirkuler gigi anterior.
Bentuknya seperti cetakan mahkota bening, diisi dengan kompomer / komposit / GIC
(sesuai indikasi), dimasukkan ke gigi, ketika GIC sudah setting, dilepas
BAHAN MEDIKAMEN
• Eugenol: Sedatif ringan. Untuk gigi vital dan belum di ekstirpasi
• ChKM: Uap. Dapat masuk ke dalam dinding saluran akar yang masih ada jaringan
infected dan debris. Untuk gigi yang sudah di ekstirpasi tapi belum dipreparasi
• Cresophene: Sifat antibakteri yang tinggi, namun toksisitas juga tinggi. Untuk lesi
dengan pembengkakan rekuren atau abses besar.
• Formokresol: Untuk pulpotomi
• Feric Sulfat: Pengganti formokresol jika tidak tersedia
• Kalsium Hidroksida (CaOH): Golden standar. Untuk pulp caping, apeksifikasi,
apeksogenesis, PSA. Tidak boleh untuk pulpek gigi sulung karena dapat meresorbsi akar
Keluhan gigi sakit dan bengkak → Trepanasi / insisi dulu, kunjungan berikutnya di PSA
PSA → Dapat dilakukan pada gigi yang frakturnya tidak mencapai 1/3 tengah akar
SSC → Retensi didapatkan dengan tidak membuang semua undercut (tidak mempreparasi
bagian bukan dan lingual)
Orang dengan penyakit jantung kongenital → Perlu diberikan profilaksis antibiotik untuk
mencegah masuknya bakteri ke jantung melalui pembuluh darah yang terbuka saat proses
ekstraksi. Streptococcus mutans suka menempel di tendon katup jantung. Kalo terlalu banyak
bakteri yang berkoloni di situ, katup jantung menjadi tidak lentur lagi. Kalau katup tidak
lentur, proses buka-tutupnya jantung menjadi tidak sempurna (yang sering disebut jantung
bocor). Orang yang sudah punya penyakit jantung, jika “ditambah” lagi dengan koloni bakteri
tadi, akan menjadi semakin parah penyakitnya. Maka perlu diberikan profilaksis antibiotik:
• Amoxicillin 2 gr 1 jam before treatment (pasien dewasa)
• Clindamycin 600 mg 1 jam before treatment (pasien dewasa)
KRITERIA 7C’S:
• Credibility Of The Provider
• Content
• Context
• Clarity
• Channels
• Capability Of The Audience
• Continuity And Consistency
DESAIN PENELITIAN
ARAH
• Ke Depan → Prospektif (Faktor resiko ke penyakit)
• Ke Belakang → Retrospektif (Penyfsdfakit ke faktor resiko)
PERLAKUAN
• Eksperimental → Diberi perlakuan
o Quasi / Semu → Ada perancu. Contoh: In vivo (Tidak bisa dikontrol. Misalnya
tidak bisa mengatur apakah orang yang menjadi subjek eksperimen akan benar-benar
mengikuti aturan eksperimen, hormone, lingkungan, dll)
o True → Tidak ada faktor perancu. Contoh: In vitro (Semua hal bisa diatur agar
menjadi seragam, dan tidak ada perancu)
• Observasional → Tidak diberi perlakuan
o Cross-sectional
▪ Melihat di satu waktu
▪ Tidak ada kelompok pembanding
▪ Pengambilan data sekali
▪ Sumber daya terbatas (SDM, uang, alat, dll)
o Case Control
▪ Ada kelompok pembanding (Kelompok dengan faktor resiko vs kelompok tanpa
faktor resiko)
o Cohort
▪ Mengikuti subjek penelitan selama bertahun-tahun
▪ Paling membutuhkan biaya
TUJUAN
• Analisis → Melihat hubungan 2 variabel
• Deskriptif → Hanya menggambarkan keadaan yang ada
VARIABEL PENELITIAN
• Bebas → Yang bebas diatur, yang mempengaruhi
• Terikat → Yang diamati, yang dipengaruhi
LEVEL OF EVIDENCE
1. Meta-Analysis, Systematic Review, Randomized Control Trial / Experimental
2. Cohort Studies (Non-experimental)
3. Case Control Studies (Non-experimental)
4. Case Report or Case Series
5. Narrative Review, Expert Opinion, Editorials
6. Animal and Laboratory Studies (Not involved human)
TAHAP UKGS
• Minimal → Penyuluhan
• Standar → Penyuluhan + screening
• Optimal → Penyuluhan + screening + tindakan medik dasar (pencabutan dan
penambalan sederhana)
QUALITY OF LIFE → 4 dimensi yang dilihat dari baik buruknya kualitas hidup seseorang
• Kesehatan Secara General / Health Related QoL
• Kesehatan Gigi dan Mulut / Oral Health Related QoL
o Dimensi fungsi → Terasa ngilu
o Dimensi pengalaman nyeri → Perbandingan rasa sakit sekarang dan masa lalu
o Dimensi psikis → Psikologis terganggu (depresi)
o Dimensi sosial → Hubungan dengan orang lain (minder)
TEKNIK SURVEY
• Nasional → Di survey satu-satu (Riskesdas)
• Pathfinding → Survey yang digunakan jika belum memiliki data apa pun, tapi bisa
menggambarkan keadaan populasi yang diteliti. Untuk meminimalisasi sumber daya.
Menggunakan 5 kelompok usia, ambil beberapa sampel dari tiap kelompok
• Geografi → Tempat
• Demografi → Berdasarkan jenis kelamin, usia
• Surveillance → Bisa melihat dinamika perubahan yang terjadi
JABATAN DI RSGM
• Komisaris Dan Dewan Komisaris → Yang mempunyai saham. Memberhentikan dan
menetapkan direktur baru
• Direktur RSGM → Yang mengepalai RSGM, memantau
• Direktur Bidang Pelayanan Medis → Membuat kebijakan, mengatur rencana, strategi
• Direktur Keuangan
• Direktur SDM
• Komite Medik → Jadwal praktek, SOP, DPJP suatu kasus
COST
• Fixed Cost → Tidak berubah, tidak bergantung jumlah pasien yang datang (Contoh: gaji
pegawai, biaya sewa, dll)
• Semi Fixed Cost → Contoh: Insentif, bonus
• Variable Cost → Berubah, tergantung jumlah pasien yang datang (Contoh: Bahan
tambal)
PELAYANAN KEDOKTERAN
• Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) → Antara satu orang dengan orang lain
treatment-nya berbeda. Contoh: Treatment ibu hamil
• Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) → Setiap orang treatment-nya sama. Contoh:
Imunisasi
TIPE RUMAH SAKIT
• A → Subspesialis yang luas (Biasanya RS yang ada kedokteran nuklir). Rujukan
nasional
• B → Ada 4 spesialis utama, subspesialis terbatas
• C → Ada 4 spesialis utama (anak, kandungan, bedah, penyakit dalam). Rujukan
Puskesmas
• D → = RS peralihan. Dari puskesmas mau menjadi RS tipe C. Tapi karena proses
menjadi tipe C masih panjang, tapi sudah bisa disebut RS, jadilah tipe D. Diisi oleh dr
dan drg umum, ada beberapa spesialis tapi sifatnya on-call
• E → = Khusus. Contoh: RSGM, RS Mata, dll
PENGAMBILAN SAMPEL
PROBABILITY
• Simple Random Sampling → Acak secara sederhana (sudah ada populasi yang dituju)
• Stratified Random Sampling → Pengambilan berdasarkan strata yang ada
• Cluster Sampling → Berdasarkan wilayah
• Multi-stage Sampling → Cluster + stratified
NON-PROBABILITY
• Purposive Sampling → Pemilihan karakteristik subjek penelitian sangat detail
• Quota Sampling → Hanya mementingkan jumlah sampel terpenuhi
• Accidental Sampling → Bersifat tiba-tiba (Contoh: wawancara di jalan, mendadak
mewawancara siapa pun yang ada atau lewat di jalan tersebut)
JENIS
• Parametrik → Distribusi normal, numerik
• Non-parametrik → Distribusi tidak normal, kategorik
• Hubungan
o Numerik → Pearson
o Kategorik → Spearman
• Perbandingan
o Berpasangan (Dependen) → Subjek / objek penelitian memiliki karakteristik yang
sama (Contoh: FKG 2012 dan 2013, daun sirih konsentrasi 5% 10% dan 15%)
▪ Numerik → Paired t test, Repeated Anova (>2 kelompok)
▪ Kategorik → Wilcoxon, Friedman,
o Tidak berpasangan (Independen) → Subjek / objek penelitian memiliki
karakteristik yang berbeda (Contoh: FKG UI 2013 dan FKG Moestopo 2013, odol
merk A dan odol merk B)
▪ Numerik → Unpaired t test, One-way Anova (>2 kelompok)
▪ Kategorik → Mann-whitney, Kruskal-wallis, Chi square, Kolmogorov-smirnov
KOEFISIEN KORELASI
• + → Berhubungan sebanding. Dengan besaran dikali 100% (Contoh: r = 0,9123, berarti
korelasi sebesar 91,23%)
• - → Berhubungan terbalik. Dengan besaran dikali 100% (Contoh: r = -0,9123, berarti
korelasi sebesar 91,23%)
• P value → <0,01 perbedaan bermakna
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU (LAWRENCE GREEN)
• Reinforcing → = Faktor pendorong (Contoh: nilai dan norma yang berlaku, kebijakan
pemerintah, peraturan daerah)
• Enabling → = Faktor pemungkin. Berasal dari luar msyarakat / eksternal (Contoh: akses
transportasi, ada/tidaknya institusi kesehatan, harga, sumber daya)
• Predisposing → Berasal dari internal masyarakat (Contoh: Sikap, perilaku)
RUJUKAN
• Interval → Penggantian sementara
• Collateral → Konsul. Pasien akan kembali lagi (Contoh: Ke Sp.PD)
• Cross → Rujuk. Pasien tidak kembali lagi (Contoh: Ke Sp.Orto)
• Split → Pasien ditangani bersama (Contoh: ObGyn dan anestesi)
CATATAN TAMBAHAN
Kejadian Luar Biasa (KLB) → Tahun sebelumnya tidak pernah terjadi, tahun ini terjadi dan
langsung besar / banyak. Hal ini terjadi karena kurang terlaksananya health promotion
GYPSUM
KOMPONEN
• Akselerator → Na2SO4 3,4% (Mempercepat setting time)
• Retarder → Na2SO4 >3,4% (Menghambat setting time)
TIPE
• I → Impression plaster (sudah tidak dipakai)
• II → Dental plaster / plaster of paris. Partikel gypsum paling besar, paling porus
• III → Untuk model kerja lepasan / dental stone (orto dan prosto)
• IV → High strength low expansion. Untuk model kerja crown dan bridge
• V → High strength high expansion. Untuk long span bridge dan GTSKL
BAHAN CETAK
• Reversible Hydrocolloid → Contoh: Agar. Tidak digunakan lagi karena stabilitas
dimensinya jelek
• Irreversible Hydrocolloid → Contoh: Alginate. Untuk cetak model studi. Pengadukan:
Gerakan stropping
o Imbibisi → Menyerap air (Mengembang)
o Sineresis → Melepas air (Menciut / mengerut)
➔ Karena 2 sifat ini, maka setelah mencetak dengan alginate dan tidak langsung
dicor, harus ditutup dengan kain yang lembab (Bukan basah)
➔ Disinfeksi dengan: asam glutaraldehid
➔ Jika menggunakan air dingin, setting lebih lama. Jika menggunakan air panas,
setting lebih cepat
• Polyether → Hidrofilik (Suka air). Cocok untuk mencetak pasien yang hipesalivasi
• Polysulfide → Tidak dipakai lagi karena bau
• Condensation Silicone → Melepas by product, sehingga stabilitas dimensinya jelek
• Addition Silicone → = Rubber base / Polyvinyl Siloxane (PVS) / Elastomer
o Paling akurat
o Hidrofobik (Tidak suka air), maka jika mencetak menggunakan ini, gigi harus dalam
keadaan kering
o Tidak boleh menggunakan sarung tangan berbahan latex, karena menghambat reaksi
pengerasan
o Mengeras secara kimia
MACAM DAN FUNGSI WAX
Casting wax → Membuat sprue, reservoir
Inlay wax → Membuat model jacket
Sticky wax → Reparasi GT
Utility wax → Perpanjangan / perluasan sendok cetak
Baseplate wax → Membuat pola malam GT
Bite wax → Mencatat oklusi sentrik
GIC
• Tipe I → Luting
• Tipe II → Restorasi
o Tipe II.1: Anterior
o Tipe II.2: Posterior reinforced
• Tipe III → Liner dan base
o Tipe III.1: Liner metal / amalgam
o Tipe III.2: Sandwich
• Tipe IV → PFS
• Tipe V → Orto
• Tipe VI → Core build up
• Tipe VII → Fluoride releasing (Semua GIC melepas fluor, tapi tipe ini paling besar.
Biasanya dipakai untuk surface protection)
• Tipe VIII → Atraumatic Restoration (ART) (Biasa digunakan saat baksos tidak ada
tempat dan alat untuk bur high speed, jadi karies cukup dibuang dengan
ekskavator, lalu tumpat dengan tipe ini)
• Tipe IX → Restorasi gigi sulung
➔ Ikatan dengan gigi secara fisikokimia
➔ Sebelum restorasi dengan GIC, harus diberi dentin conditioner (asam poliakrilat
10%)
LOGAM
• Tipe I / A → Inlay 2 permukaan (MO/DO)
• Tipe II / B → Onlay, inlay 3 permukaan (MOD)
• Tipe III / C → Crown, bridge
• Tipe IV / D → Long span bridge, GTSKL
AMALGAM
• Tarnish → Warna berubah, struktur normal (tambalannya baik)
• Korosi → Warna berubah, struktur berubah
• Delayed Expansion → Ekspansi setelah restorasi (1-6 bulan). Karena hal ini, jika
menambal dengan amalgam, oklusi tidak boleh terlalu berat
• Creep → Perubahan dimensi karena beban kunyah (Sudah lama dipakai jadi rata, fissure
dan cusp hilang)
• Compressive Strength → Tinggi. Jika ditekan tidak penyok / hancur
• Tensile Strength → Tinggi. Jika ditarik tidak putus (= ductile)
• Modulus Elastisitas → Tinggi. Sangat kaku
• Kontraksi → Mengkerut
➔ Ikatan dengan gigi secara makromekanis
KOMPONEN
• Polimer → Polimetil metakrilat (PMMA)
• Monomer → Metil metakrilat (MMA). Residu monomer sering menyebabkan alergi
• Inisiator
o Self-cured: Benzoyl peroxide (Aktivasi kimia)
o Heat-cured: Panas
• Activator → Dimethyl P-toluidine
• Inhibitor → Hydroquinone
• Accelerator → Amin tersier
CERAMIC
• Compressive Strength → Tinggi (lebih tinggi dari logam). Ditekan tidak penyok
• Tensile Strength → Rendah. Saat mengunyah, pergerakan yang terjadi tidak hanya atas
dan bawah saja, tetapi juga terjadi pergerakan ke samping. Material seakan-akan ditarik
ke 2 arah yang berbeda. Karena hal ini, ceramic tidak bisa dipakai untuk gigi posterior
karena akan pecah
• Brittleness → Tinggi. Sering pecah
• Estetik → Tinggi
COMPOSITE
• Ikatan dengan gigi secara mikromekanis
• Sebelum restorasi dengan komposit, harus diberi etsa (asam fosfat 37%)
TERDIRI DARI:
• Matriks
o Menentukan derajat shrinkage → Semakin besar matriks, shrinkage semakin tinggi
o Golongan polimer → Komposit bisa berubah warna dan shrinkage karena sifat
polimer
o Contoh: HEMA (pada RMGIC), BisGMA, TEGDMA
• Filler
o Golongan ceramic → Komposit bisa kuat (compressive tinggi) dan estetik karena
sifat ceramic
o Penggolongan komposit berdasarkan ukuran filler:
▪ Macrofill
Semakin ke atas, compressive semakin tinggi
▪ Hybrid
▪ Microfill
▪ Nanohybrid
▪ Nanofill Semakin ke bawah, estetik semakin bagus / stabil
o Penggolongan komposit berdasarkan jumlah filler:
▪ Packable → Filler lebih banyak. Kental, untuk posterior
▪ Flowable → Filler lebih sedikit. Encer, untuk anterior
• Coupling Agent → Menggabungkan matriks dan filler
TIDAK BILAS, SELF ETCH (etsa bergabung dengan primer dan tidak dibilas)
• Generasi VI → etsa + primer, bonding (two step)
• Generasi VII → etsa + primer + bonding (one step)
CATATAN TAMBAHAN
Ikatan GIC ke gigi → Secara fisiko, GIC menempel pada permukaan yang kasar. Semakin
kasar, GIC akan semakin menempel. Secara kimia, gugus karboksil COO bereaksi dengan
kalsium pada gigi
Semen seng polikarboksilat → Untuk reinsersi atau ngilu padahal sudah pakai GIC
Liner → 0,5 mm. Sebagai isolator thermal dan pelindung pulpa. Dipakai saat kedalaman
karies D4 ngilu
Basis → 1 mm. Sebagai penahan beban kondensasi. Dipakai saat dasar kavitas yang tinggal
selapis tipis. Jadi saat ditumpat, lapisan tipis gigi tidak akan hancur. Contoh: penumpatan
amalgam digunakan basis karena amalgam membutuhkan kondensasi, atau saat kedalaman
karies D5
Bahan PFM Co-Cr → Ikatan poselen lebih lemah, makanya suka terjadi chipping
Bahan PFM Pd-Ag → Ikatan porselen lebih baik
Triturasi → Proses pencampuran amalgam (alloy dan merkuri). Jika terlalu lama, amalgam
akan lembek
Urutan setelah membuat pola malam → flasking (masukin kuvet) → wax elimination
(rebus) → packing (CMS, masukin akrilik, press) → curing (rebus) → deflasking (dibuka
dari kuvet) → remounting (ke artikulator) → cek oklusi & artikulasi (di artikulator, lihat
ada/tidak perubahan oklusi) → finishing & polishing
ILMU PENYAKIT MULUT
ORAL MEDICINE
5 KELOMPOK BESAR:
• Infeksius
• Non-infeksius
• Sindroma
• Variasi normal
• Pemeriksaan
BAKTERI
• Treponema Pallidum = Spirochaeta → Sifilis
Khas: Suka berganti pasangan, HIV
Fase: 1. Primary Stage
Chancre: lesi merah datar, soliter, tidak sakit (chancre akan menjadi ulkus)
Ulkus durum: ulkus soliter dan indurasi (+), tidak sakit
2. Secondary Stage
Split papul: Papul dengan garis di tengahnya
Mucous patch: plak agak meninggi, merah
Kondilomalatum: mirip kutil (di genital namanya kondiloma akuminata)
3. Tertiary Stage
Menyerang saraf
Gumma: lubang di palatum durum
• Mycobacterium Tuberculosis → Tubeculosis (TBC)
Khas: Scrofula (tonjolan di leher = limfadenopati)
Batuk kronis
Penurunan berat badan
Demam naik turun, keringat malam hari
Dalam mulut: Ulser sakit, soliter, indurasi (+)
OBAT SIFILIS & TBC: Chlorhexidine Gluconate 0,12% + rujuk
(antibiotik diberikan oleh dr. Sp.PD)
JAMUR
!!! Identifikasi: !!!
1. Penggunaan antibiotik dan/atau obat kumur jangka panjang
2. Penggunaan kortikosteroid inhalasi (asthma)
3. Penggunaan gigi tiruan jangka panjang
4. Keadaan imunosupresan
• Akut Pseudomembran Kandidiasis / Oral Trush
Khas: Plak putih bisa dikerok, meninggalkan jaringan kemerahan
• Akut Atrofi Kandidiasis
Khas: Kemerahan di palatum
Kortikosteroid inhalasi
• Kronik Atrofi Kandidiasis / Denture Stomatitis
Khas: Kemerahan di palatum
Gigi tiruan jangka panjang
• Kronik Hiperplastik Kandidiasis
Khas: Plak putih ga bisa dikerok (DD leukoplakia, pembeda dari predispose: merokok)
NON-INFEKSIUS
• Angioneuretik Edema
Khas: Alergi tipe 1 (Tipe cepat)
Bengkak di bibir, mata
• Leukoplakia
Khas: Pre-kanker
o Homogenous → putih
o Non-Homogenous: Speckled & Nodular → putih dan merah = eritroleukoplakia
o Proliferative verrucous → putih, kembang kol (DD papilloma skuamosa, pembeda
dari predispose: suka berganti pasangan, dan etio: HPV)
• Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) = Cancer Sore
Khas: Ulkus di mukosa non-keratin (!!! Cara membedakan keratin dan non-keratin
yaitu, keratin stretchy dan licin, non-keratin kaku dan kasar !!!)
Defisiensi vitamin B12
Tipe: 1. Minor → ukuran < 1 cm
2. Minor → ukuran > 1 cm
3. Herpetiform → banyak, kecil-kecil
• Ulkus Traumatikus
Khas: Berbatas tidak jelas
Trauma
• Stomatitis Medikamentosa
Khas: Setelah minum obat telan
Ulser / bercak kemerahan, perih
• Stomatitis Venenata / Stomatitis Kontakta
Khas: Setelah kontak dengan bahan yang baru saja dipakai (lipstick, odol, dll)
• Stomatitis Nikotina / Smoker’s Palate
Khas: Papul putih dikelilingi kemerahan pada palatum
Duktus saliva minor meradang (merah), dan ada hiperkeratosis (putih)
• Eritema Multiforme (EM) → Tidak diobati akan menjadi SJS
Khas: Alergi
Krusta kehitaman / hemoragik
Lesi target / bull’s eye
Tipe: 1. EM Minor → 1 daerah mukokutan yang terkena
2. EM Mayor → >1 daerah mukokutan yang terkena
3. Herpes Associated EM → sebelumnya terkena herpes. Pasien alergi dengan
antigen virus. Krusta muncul saat masa penyembuhan herpes
• Steven-Johnson Syndrome (SJS)
Khas: Epidermolisis pada kulit (seperti kulit terbakar: bula, bula pecah, kemerahan, dll)
Tipe: 1. Epidermolisis <10% → SJS
2. Epidermolisis 10-30% → Overlap SJS TEN (Toxic Epidermal Necrolysis)
3. Epidermolisis >30% → TEN
• Median Rhomboid Glossitis
Khas: Kemerahan di tengah posterior dorsal lidah
• Pemfigus Vulgaris
Khas: Autoimun
Berbentuk bula
Nikolsky sign (+)
Kerusakan terjadi di desmosum pada stratum spinosum. Desmosum merupakan lem antar
lapisan. Karena desmosum rusak dan lepas, terbentuk rongga yang mudah untuk terisi
cairan. Terbentuklah bula.
Nikolsky sign (+) bula kendor, saat dipencet tidak pecah. Bula merembet ke samping
atau timbul bula baru.
• Pemphigoid Bulosa
Khas: Autoimun
Nikolsky sign (-) → bula tegang / kencang, saat dipencet pecah
• Cheilosis
Khas: Bibir kering, mengelupas
• Angular Cheilitis
Khas: Fisur di sudut mulut
Penurunan dimensi fisiologis (DV), defisiensi nutrisi, menjilat bibir, trauma
• Actinic Cheilitis
Khas: Sakit / bengkak / ada tanda inflamasi
Paparan UV
Pre-kanker
Vermilion border menghilang
• Eksfoliatif Cheilitis
Khas: Sakit / bengkak / ada tanda inflamasi
Stress
• Kaposi Sarkoma
Khas: Lesi biru
Suka berganti pasangan, HIV
• Lichen Planus
Tipe: 1. Retikular: Wickham’s striae, bilateral
2. Erosif: Wickham’s striae + ulser
3. Atrofi: Wickham’s striae + lesi eritema
4. Bullous: Wickham’s striae + bula
5. Plaque-like: lesi putih datar, meninggi
• Reaksi Likenoid
Khas: Autoimun
Klinis seperti lichen planus
Amalgam, obat-obatan
• Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Khas: Autoimun
Butterflyrash
• Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Khas: Ulser mudah berdarah
Tidak sembuh-sembuh
Disertai penurunan BB
Alkohol, merokok, menyirih
Keganasan
• Oral Submucous Fibrosis
Khas: Menyirih
Lesi putih, tidak dapat dikerok
Sulit membuka mulut / terasa kekakuan
• Pyogenic Granuloma
Khas: Trauma lokal / iritan ringan
Ungu kemerahan, tidak bertangkai
VARIASI NORMAL
• Papilla Folliata Prominen
Khas: Di tepi lidah, ukuran tidak berubah, tidak mudah berdarah
• Linea Alba
Khas: Garis putih setinggi oklusal
• Varikosites
Khas: Penonjolan vena di bawah lidah
• Leukoedema
Khas: Lesi putih di pipi, ditarik hilang
• White Sponge Nevus
Khas: Lesi putih
Orang tua juga punya
• Fordyce Spot / Fordyce Granule
Khas: Lesi makulo popular, multiple
Warna putih kekuningan
Asimptomatik
• Ephelis → Lesi hiperpigmentasi
Tipe: 1. Makula Melanotika: datar, soliter = tompel
2. Nevus Pigmentosus: menonjol, tepi jelas, soliter
3. Freckle: datar, cokelat, multiple, paparan UV
• Epulis → Penonjolan di gingiva
Tipe: 1. Fibromatosa: trauma berulang, bertangkai, tidak berdarah, warna sama dengan
jaringan sekitar
2. Granulomatosa: tidak bertangkai, mudah berdarah, warna lebih merah, biasanya
paska exo
3. Gravidarum: muncul saat kehamilan
4. Fissuratum: gigi tiruan longgar
5. Giganto Selulare: secara histopatologi ditemukan giant cell
• Fissure Tongue
Khas: Celah pada lidah
• Benign Migratory Glossitis / Geographic Tongue / Eritema Migrans
Khas: Lesi berpindah-pindah, atrofi papil lidah berwarna merah dengan tepi putih
• Pigmentasi
Tipe: 1. Eksogen: dari luar (contoh: kerja di pabrik, dll)
2. Endogen: dari dalam (contoh: herediter, kekurangan hormon ACTH)
3. Hemoglobin: keluarnya darah di bawah jaringan (contoh: dipukul biru)
4. Depigmentasi: pucat (contoh: anemia)
o Amalgam Tattoo (Non-Infeksius)
Khas: Lokal (hanya pada gigi yang memiliki tambalan amalgam)
o Pigmentasi Rasial / Fisiologis
Khas: Seluruh mulut
Orang tua juga punya
o Smoker’s Melanosis (Non-Infeksius)
Khas: Seluruh mulut
Perokok
SINDROMA
• Frey Sindrom
Khas: Pelipis berkeringat
• Sjӧgren’s Syndrome
Khas: Mata & mulut kering
• Behçet’s Disease
Khas: Mata, mulut, genital
• Sindroma Kelly / Sindroma Kombinasi
Khas: RA GTL, RB GTSL
1. Resorbsi progresif anterior dan posterior
2. Anterior flabby
3. Pembesaran tuberositas maksilaris
4. Ekstrusi anterior bawah
• Melkersson-Rosenthal Syndrome
Khas: Cheilitis granulomatosis (pembengkakan pada bibir atas, terkadang bawah)
Facial muscle weakness
Fissure tongue
• Addison Disease
Khas: Hormon ACTH turun
Lesi hiperpigmentasi di mulut dan kulit, tiba-tiba
• Cushing Syndrome
Khas: Hormon ACTH naik
Moon face
Buffalo hump
• Akromegali
Khas: Tangan besar dan jari panjang seperti sekop, pasien dewasa
• Gigantisme
Khas: Tangan besar dan jari panjang seperti sekop, pasien anak
• Kawasaki Disease
Khas: Strawberry tongue
• Ectodermal Dysplasia
Khas: Rambut kering, kulit bersisik
• Burning Mouth Syndrome / Glossodynia
Khas: Menopause, terasa panas tanpa ada lesi
PEMERIKSAAN
Identifikasi → DNA, sidik jari, gigi
Blanch Test → jika dipencet akan menjadi pucat (karena berisi darah. Contoh: Hemangioma)
Histopatologi → dysplasia, hiperkromatin, pleomorfik = ada keganasan
Antinuclear Antibody (ANA Test) → Mengukur kadar dan pola aktifitas antibody pada
darah yang melawan tubuh (reaksi autoimun)
Pewarnaan
• Bakteri Tahan Asam (BTA) → pewarnaan Ziehl Neelsen
Khas: Untuk TBC
• Papanicolau
Khas: Deteksi keganasan (ganas = orange bercampur biru)
Orange → superfisial
Biru → sel basal
Tidak berinti → keratin
Berinti → sel pignotik
Darah / Serologi
• Diabetes Melitus (DM)
Range normal:
1. Gula darah sewaktu (GDS): 110 mg/dl
2. Gula darah puasa (GDP) / Tidak makan 8 jam: <140 mg/dl
3. HbA1C (kontrol jangka waktu panjang pada penderita DM): 4-5,6%
• Anemia
Khas: Hb dan Ht rendah
• Hemofili tipe A
Khas: Kekurangan faktor pembekuan darah
• Hemofili tipe B
Khas: Kekurangan faktor pembekuan darah
• Polisitemia
Khas: Hb Ht naik
• Leukemia
Khas: Leukosit naik / leukositosis, Hb Ht rendah, trombosit rendah / trombositopenia
• Virus
Khas: infeksi primer IgM naik, sekunder IgG naik 4x lipat
• Smear
Khas: Cairan dari sulkus
• Swab
Khas: Jamur
• Scrap
Khas: Kehilangan integritas (ulkus)
• Patch
Khas: Alergi
• Biopsi
Khas: Keganasan (golden standard)
• Cloting Time dan Bleeding Time (CT & BT)
Khas: Kelainan perdarahan (Darah lama berhenti)
• Prothrombin Time & Activated Partial Thromboplastin Time (PT & APTT)
Khas: Pembekuan darah (terbaru)
PT melihat faktor ekstrinsik
APTT melihat faktor intrinsic
• SGPT SGOT
Khas: Fungsi hati
• Ureum & Kreatinin
Khas: Fungsi ginjal
• Na, K, Cl
Khas: Elektrolit darah
Kelenjar limfe / limfonodi (LN) → Dilakukan jika ada kecurigaan infeksi atau keganasan
!!! Pasien duduk tegak dan kepala sedikit menunduk, posisi operator di belakang !!!
!!! Gerakan menarik keluar !!!
• Di depan telinga (Preaurikular)
• Di belakang telinga (Retroaurikular)
• Submandibula
• Submental
• Leher (Sternokleido) → Perabaan kiri, pasien tengok kanan, dan sebaliknya
VITAMIN
• B1 → Tiamin
• B2 → Riboflavin
• B3 → Niacin
• B5 → Asam pantotenat
• B6 → Piridoksin
• B7 → Biotin
• B9 → Asam folat (Anemia)
• B12 → Kobalamin (Anemia)
• A → Retinoid
• C → Asam askorbat
• D → Kalsiferol
• E → Tokoferol
MACAM KERACUNAN
• Mercury Poisoning → Pemurnian emas
• Lead Poisoning → Timbal, residu bahan bakar
• Zinc Poisoning → Pabrik seng, baterai
Glukagon / adrenalin merubah kembali glikogen yang tidak terpakai menjadi glukosa
(Menstabilkan gula darah dalam darah) → Proses Glikogenolisis (Proses yang meningkat
pada pasien DM) (Ini alasan kenapa pasien DM tidak boleh diberi anestesi adrenalin, nanti
memperbanyak proses glikogenolisis → glukosa dalam darah semakin banyak)
CATATAN TAMBAHAN
Kemerahan → = atrofi → epitel menipis → saraf perifer terbuka → nyeri
KONSERVASI GIGI
OPERATIVE DENTISTRY
MATRIKS
• Sectional → Karies <1/3 lebar bukopalatal
• Tofflemire → Karies >1/3 lebar bukopalatal
• Mylar Strip / Seluloid Strip → Karies pada gigi anterior
BLEACHING
BAHAN
• Hidrogen Peroksida
• Karbamid Peroksida
• Natrium/Sodium Perborat
TEKNIK
• Intra Korona → Non-vital, sudah di PSA
o Komplikasi: Resorbsi eksterna (bahan bleaching terlalu banyak sehingga keluar
melalui tubuli dentin, terjadilah resorbsi)
o Teknik:
▪ Walking Bleach: Menggunakan konsentrasi 35-38%
▪ Termokatalitik: Sudah tidak dipakai, karena kemungkinan resorbsi eksterna
lebih besar
• Ekstra Korona → Vital, diskolorasi >1 gigi
o Komplikasi: HD
o Teknik:
▪ Home: Menggunakan konsentrasi 5-15%
▪ In-Office: Menggunakan konsentrasi 35-38%
KLASIFIKASI KARIES
G.V. BLACK
• Kelas I → Permukaan oklusal, permukaan halus 2/3 oklusal (Posterior)
• Kelas II → Proksimal (Posterior)
• Kelas III → Proksimal, belum melibatkan insisal (Anterior)
• Kelas IV → Proksimal, sudah melibatkan insisal (Anterior)
• Kelas V → Permukaan 1/3 servikal
• Kelas VI (Modifikasi Simon) → Puncak cusp (Posterior)
G.J. MOUNT
SITE
• Site 1 → Oklusal, dan permukaan halus 2/3 oklusal
• Site 2 → Proksimal
• Site 3 → Servikal, permukaan akar
SIZE
• Size 0 → Tidak ada karies
• Size 1 → Minimal (email)
• Size 2 → Sedang (email-dentin), belum mengenai cusp
• Size 3 → Mengenai 1 cusp atau insisal edge
• Size 4 → Mengenai >1 cusp
LESI PERIAPIKAL
• Periodontitis Apikalis Kronis / Simptomatik → Pelebaran ligament periodontal,
lamina dura normal
• Abses Apikalis → Radiolusen berbatas difus
o Akut → Belum ada fistula, fluktuasi (-)
o Kronis → Ada fistula
• Granuloma → Radiolusen berkabut, batas tepi jelas tapi tidak tegas, tepi lesi
menyambung dengan lamina dura
• Kista → Radiolusen total, berbentuk bulat, batas tepi jelas dan tegas
LESI NON-KARIES
• Atrisi → Gesekan gigi (Contoh: Bruxism)
• Erosi → Asam
• Abrasi → Gesekan mekanis (Contoh: Sikat gigi)
• Abfraksi → Tekanan kunyah yang besar, khas: lesi berbentuk V
CATATAN TAMBAHAN
Apeks reseksi / apikoektomi dilakukan jika fraktur akar 1/3 apikal. Jika fraktur pada 1/3
tengah, maka dilakukan ekstraksi
Untuk melihat karies sekunder, harus difoto rontgen dulu untuk tindakan pertama
Melihat fraktur pada gigi → Rontgen dan sinar FOTI (fiberoptik) / transilumniasi
Bila gigi terkena sinar → Sebagain dipantulkan, sebagian diteruskan. Email lusen, dentin
opak. Disebut opak, bila sinar dipantulkan, disebut lusen bisa sinar diteruskan
Wedge → Adaptsi tepi servikal (Cegah kelebihan bahan dan penetrasi cairan)
Matriks & wedge → Membentuk anatomis gigi
Ring → Memisahkan gigi
MALOKLUSI
• Skeletal → Berdasarkan ANB (2˚ ± 2˚)
o Kelas I / Ortognati → ANB normal
o Kelas II / Prognati → Lebih dari normal
o Kelas III / Retrognati → Kurang dari normal
• Dental → Cusp mesiobukal M1 RA berada di bukal groove M1 RB
o Kelas I / Neutroklusi (Angle)
Modifikasi Martin Dewey:
▪ Tipe 1: Crowding (Kekurangan ruang, malposisi)
▪ Tipe 2: Protrusif (Overjet dan I-SN / I-NA lebih dari normal)
▪ Tipe 3: Cross bite anterior (Overjet minus)
▪ Tipe 4: Cross bite posterior
▪ Tipe 5: Mesial drifting
o Kelas II / Distoklusi → Cusp mesiobukal M1 RA lebih ke mesial dari bukal groove
M1 RB (Angle)
▪ Divisi 1: Protrusi
▪ Divisi 2: I sentral palatoversi, I lateral labioversi
▪ Subdivisi: Satu sisi kelas I, satu sisi kelas II
o Kelas III / Mesioklusi → Cusp mesiobukal M1 RA lebih ke distal dari bukal groove
M1 RB (Angle)
Modifikasi Martin Dewey:
▪ Tipe 1: Edge to edge
▪ Tipe 2: Crowding anterior RB
▪ Tipe 3: Cross bite anterior
▪ Subdivisi: Satu sisi kelas I, satu sisi kelas III
PERGERAKAN GIGI
• Uncontrolled Tipping → Mahkota dan akar bergerak dalam arah yang berlawanan
• Controlled Tipping → Menggerakkan mahkota, tanpa akar
• Bodily → Mahkota dan akar bergerak dalam arah yang sama
• Rotasi → Mahkota bergerak di dalam sumbu. Mendorong dari 2 arah
• Torsi → Menggerakkan akar, tanpa mahkota
BENTUK MALPOSISI
• Torsoversi → = versi. Hilang 1 titik kontak
• Torsi → Hilang 2 titik kontak
UKURAN CLASP
• Aktif → 0,6
o Khusus untuk labial bow → 0,7
• Pasif / Retentif → 0,8
PEMILIHAN CLASP
• Adam’s → Jika M sudah erupsi
• Arrow Head → Jika M belum erupsi
• Ball Clasp → Retensi tambahan jika sudah ada Adam’s tapi masih longgar
• Finger Spring / Simple Spring / Cantilever Tunggal → = Finger Coil. Mesialisasi dan
distalisasi gigi. Aktivasi: Melebarkan coil
• Cantilever Terbuka / Cantilever Ganda / Z Spring → = Bumper terbuka. Mendorong
salah satu sisi gigi ke mesial atau distal
• Cantilever Tertutup / T Spring → = Bumper terbuka. Mendorong 2 gigi ke mesial atau
distal, mendorong gigi P ke bukal
• Labial Bow → Mendorong beberapa gigi sekaligus ke arah palatal / lingual. Aktivasi:
Menyempitkan loop
o Short (C ke C) → Jika tidak ingin menggerakkan gigi C
o Long (P ke P, disolder ke Adam’s) → Jika ingin menggerakkan gigi C
• Reverse Labial Bow → Kalau ada multiple diastema / retraksi banyak gigi. Karena bisa
diaktivasi berkali-kali (Lebih banyak daripada labial bow). Aktivasi: Melebarkan loop
METODE KESLING
1. Gunakan model gigi. Potong gigi I1-P2
2. Susun kembali gigi I1-P1 sesuai lengkung yang normal
3. Hitung jarak yang tersisa dari distal P1 ke mesial M1 (Available space)
4. Hitung lebar mesial-distal gigi P2 (Required space)
5. Hitung Available – Required
6. Jika kekurangan ruang > ½ → ekstraksi
➔ Kekurangan ruang per regio > 4 → Ekstraksi
➔ Kekurangan ruang per regio < 4 → Non-ekstraksi
MENUTUP MULUT
• Masseter
• Temporal
• Medial pterigoideus
PERBAIKAN CROSS BITE ANTERIOR
!!! Peninggi gigit dipasang jika overjet > FWS !!!
• Tongue Blade → Gigi I erupsi sebagian, M1 sudah erupsi, pasien koop
• Reversed SSC → Gigi M1 erupsi sebagian, I sudah erupsi
• Inclined Bite Plane → I dan M sudah erupsi
• Z Spring Dengan Peninggian Gigit → I dan M sudah erupsi
• Ekspansi Sagital Dengan Peninggian Gigit → I dan M sudah erupsi
• Catlan’s Appliance → Akrilik diletakkan di gigi I bawah, dan membentuk sudut 45˚
• Sved bite plane → Diletakkan di palatal gigi I RA dan menyelubungi insisal gigi I RA.
Sehingga saat I RB beroklusi dan menekan bite plane, gigi I RA dapat terdorong masuk
MACAM OVERBITE
• 0 → Edge to edge
• 1 – 2 → Shallow bite / gigitan dangkal
• 2 – 4 → Normal
• > 4 → Deep bite
• Minus → Open bite
PERAWATAN MYOFUNGSIONAL
!!! Dalam masa pertumbuhan !!!
!!! SNA, SNB tidak normal !!!
RA
• Maju → Headgear (Ditahan)
• Mundur → Facemask (Ditarik)
RB
• Maju → Chin cup (Ditahan)
• Mundur → Aktivator / Monoblok (Ditarik) → Mengaktivasi (memaksa) gerak otot
Bionator / Twin block (Ditarik) → Memodulasi (mengarahkan) gerak otot
PROFIL
• Cekung / Konkaf → > 180˚
• Lurus / Straight → = 180
• Cembung / Konveks → < 180˚
KELAINAN ARAH
• Vertikal → Atas-bawah
• Sagittal → Maju-mundur
• Transversal → Medio-lateral
RESORBSI TULANG
• Frontal → Yang menguntungkan, diharapkan. Tulang yang teresobsi hanya permukaan
tulang yang dekat dan menghadap ligament periodontal
• Undermining → Karena kelebihan gaya. Tulang yang teresobsi di bagian dalam, maka
terjadi kegoyangan
KEKUATAN OPTIMAL
• Tipping → 35-60
• Rotasi → 35-60
• Ekstrusi → 35-60
• Instrusi → 10-20
• Root uprighting → 50-100
• Bodily → 70-120
CATATAN TAMBAHAN
Koreksi overbite terlebih dahulu, baru overjet → Karena kalau koreksi overjet dulu, nanti
overbite makin dalam
Space regainer → Hanya bisa koreksi gigi M yang tipping, tidak bisa mengkoreksi crossbite
PERIODONTOLOGI
PERIODONTOLOGY
DIAGNOSIS
CONTOH: “Periodontitis kronis lokalis pada gigi 11 oleh karena bakteri plak, diperberat
oleh kalkulus, merokok, …”
“Periodontitis agresif generalis oleh karena bakteri plak”
• Gingivitis Kronis → Tidak terjadi kerusakan tulang dan migrasi epitel attachment /
dasar poket / resesi
➔ Hipertrofi (Volume sel bertambah) → Bisa mengecil sendiri
o Lokalis → < 30% (Sekitar 9-10 gigi)
o Generalis → > 30%
• Periodontitis Agresif → Terjadi kerusakan tulang dan/atau migrasi epitel attachment /
dasar poket / resesi
o OHI-S baik
o Biasanya usia < 35 tahun
o Aggregatibacter actinomycetemcomitans
▪ Lokalis → < 2 gigi selain I dan M1
▪ Genralis → ≥ 2 gigi selain I dan M1
• Periodontitis Apikalis Kronis / Retrograde → Terjadi kerusakan tulang dan/atau
migrasi epitel attachment / dasar poket / resesi
o OHI-S sedang-buruk
o Biasanya > 35 tahun
o Porphyromonas gingivalis, prevotella intermedia
▪ Lokalis → < 30% (Sekitar 9-10 gigi)
▪ Generalis → > 30%
• Puberty Associated Gingival Disease → Muncul sebelum / sesudah menstruasi
• Dental Plaque Associated Gingival Disease → OH sedang-buruk
• Gingival Enlargement
➔ Hiperplasia (Jumlah sel bertambah) → Tidak bisa mengecil sendiri
o Gingiva membesar, stippling masih ada, warna coral pink, tidak ada kerusakan
tulang
o Orto, obat-obatan (Calcium channel blocker: -dipin, anti-konvulsan untuk epilepsy:
phenytoin / Dilantin, immunosupresan pasca transplanatasi: cyclosporine)
o Alat gingivektomi: Pocket marker, Kirkland (untuk margin), orban (untuk
interdental), round diamond superfine bur (untuk gingivoplasti)
o Tahap: Anestesi, bleeding point, insisi, eksisi, SRP, gingivoplasti, irigasi saline,
dressing periodontal pack
• Necrotizing Ulcerative Gingivitis
o Kata kunci: Ulser di interdental, crater like ulser, ulser berbentuk sawah, halitosis
bau metal, ulser ditutupi membrane abu-abu
o Biasanya pada pasien imunokompromis
o Fusobacterium nucleatum
o Irigasi dengan H2O2 3%, lalu premed (amox 500, metro 500). Jika sudah sembuh,
scaling supra. Jika sudah sembuh total, scaling subgingiva
• Necrotizing Ulcerative Periodontitis
o = NUG, ditambah kegoyangan gigi / kerusakan tulang
PERAWATAN
• Displace Flap → Merubah posisi flap
o Coronally Repositioned Flap → Untuk resesi
o Apically Repositioned Flap
• Undisplace Flap → Tidak merubah. Setelah dilakukan insisi, dilakukan penjahitan ke
tempat semula tanpa merubah posisi (Contoh: Bedah flap untuk debridemen)
• Papilla Preservation → Resesi tapi papilla interdental belum rusak, jadi tidak ikut
diinsisi
• Bone Graft & Guided Tissue Regeneration (GTR) (Perio)
o Hanya bisa dilakukan pada tulang yang berbentuk crater, karena material bone graft
harus berkontak dengan tulang
o GTR (teknik menggunakan membran) untuk membatasi materian bone graft dengan
jaringan disekitarnya, agar bone graft seluruhnya hanya berkontak dengan tulang.
Karena materi bone graft jika kena jaringan lain, misal gingiva, akan berubah
menjadi gingiva
• Free Connective Tissue Graft (CTG) → Untuk resesi. Caranya mengambil mukosa di
palatum kemudia ditempel di gigi yang mengalami resesi
• Depigmentasi → Untuk mengembalikan warna gigi karena merokok
TAHAP GINGIVITIS-PERIODONTITIS
1. Initial → Peningkatan GCF
2. Early → BOP (+), edema, hiperemi
3. Established → Kebiruan, sudah ada collapsed pembuluh darah (kejepit, flow turun)
4. Advanced → Kerusakan tulang
MACAM POKET
• True / Absolut → Poket periodontitis
• False / Pseudo / Relative → Poket gingivitis
• Supraboni → Dasar poker berada di atas alveolar crest
• Infraboni → Dasar poker berada di bawah alveolar crest
• Simple → Melibatkan 1 sisi
• Compound → Melibatkan 2 sisi
• Complex → Melibatkan > 2 sisi dan melibatkan furkasi (Cek dengan probe Nabers)
FASE-FASE PERAWATAN PERIO
1. Emergency → Premedikasi, drainase
2. Initial / Non-bedah / Fase I → DHE, SRP, splinting sementara, OA
3. Maintenance / Fase IV → Kontrol plak
4. Bedah / Fase II → PSA, kuret, bedah flap, gingivek gingivo
o External Bevel Incision → Gingivektomi (Untuk gingival enlargement)
o Internal Bevel Incision → Bedah flap, ENAP (= kuretase, tapi menggunakan blade)
5. Restorative / Fase III → Orto, penambalan
Emergency
Fase I
Fase IV
KEHAMILAN
Prosedur bedah dapat dilakukan pada trimester kedua (4-6 bulan), tetapi tindakan inisial
dapat dilakukan kapan pun
Trimester 1 → Sedang organogenesis, jika diberi bahan kimia takut prosesnya menjadi
terhambat
Trimester 2 → Organogenesis sudah selesai, lebih stabil
Trimester 3 → Kontraksi dini
TRAUMA OKLUSI
• Sakit saat oklusi
• McCall Festoon → Margin gingiva gigi yang mengalami trauma oklusi membesar,
sedangkan yang lainnya tidak
• Ro: Pelebaran ligamen periodontal, lamina dura menebal
• Uji fremitus → Jari operator dimasukkan ke vestibulum di daerah apical gigi yang akan
diperiksa, pasien diinstruksikan untuk oklusi sentris. Bila operator merasakan adanya
getaran / tersundul, maka uji fremitus (+) dan trauma oklusi (+)
DERAJAT KEPARAHAN KEHILANGAN TULANG
• Mild → 1/3 servikal
• Moderate → 1/3 tengah – 1/3 apikal
• Severe → 1/3 apikal, biasanya poket > 7 mm
STABILISASI
• Ekstra Oral
o Palm-up → RA
o Palm-down → RB
• Intra Oral
o Konvensional
o Opposite-arch
o Cross-arch
o Finger-on-finger
CATATAN TAMBAHAN
Jarak CEJ – Alveolar Crest → Normal 1-2 mm (alveolar crest di bawah CEJ)
Dasar poket – MGJ → Lebar attached gingiva
Dasar poket – Alveolar Crest → Level attachment / Biological width (Normal: 2,04 mm)
CEJ – Margin → Resesi
Margin – Dasar Poket → Kedalaman poket (Normal: 2 mm)
CEJ – Dasar Poket → Loss of Attachment (LoA)
Margin – MGJ → Lebar keratinized gingiva
Plunger Cusp → Cusp yang cenderung mendorong makanan ke proksimal / sulkus (Cara
mengatasi: OA cusp ini)
PROSTODONSIA
PROSTHODONTIA
KONEKTOR BRIDGE
• Fixed-fixed → Normal, TAK
• Semi-fixed → 1 abutment miring (Diberi konektor non-rigid), 1 abutment lurus
• Spring Bridge / Sping Cantilever → Abutment kanan kiri goyang, sehingga harus
memasang L Bar ke gigi belakang
• Cantilever Bridge → Ingin mempertahankan sentral diastema, sehingga abutment hanya
1 sisi
• Adhesive Bridge / Rochette Bridge / Maryland Bridge → Pasien tidak mau diasah
terlalu banyak
RETAINER BRIDGE
• Intrakorona → Inlay, onlay, labial veneer
• Ekstrakorona → Pin crown, jacket / fully veneer / crown
BAGIAN SURVEYOR
• Analyzing Rod → Mengetahui kesejajaran gigi abutment
• Undercut Gauge → Mengukur kedalaman undercut
• Carbon Marker → Mengetahui kontur terbesar gigi. Di bawah garis yang terbentuk,
dinamakan wilayah undecut
• Wax Trimmer → Merapihkan wax
o Untuk mendapatkan kesejajaran, model GT tilting ke arah yang beralawanan dari
arah gigi tipping. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan path of insertion
MACAM-MACAM GTC
• Mahkota Tiruan Sebagian ¾ → Inlay, onlay, labial veneer (partial veneer)
• Mahkota Tiruan Penuh → Full veneer crown / jacket
o All porcelain
o PFM
▪ Partly veneer MP
▪ Fully veneer MP
o All metal
• Mahkota Tiruan Pasak
o Attached → Deep bite, ruang protesa sempit (Pasak, core, crown menjadi satu)
o Detached
• Bridge
KLASIFIKASI KENNEDY
!!! Lihat dari gigi paling posterior !!!
!!! Modifikasi dilihat dari area yang tidak bergigi, selain area yang dijadikan sebagai penentu
klasifikasi !!!
• Kelas I → Bilateral free-end
• Kelas II → Unilateral free-end
• Kelas III → Saddle
• Kelas IV → Kehilangan gigi anterior melewati midline
KLASIFIKASI APPLEGATE
!!! Lihat dari gigi paling posterior !!!
!!! Modifikasi dilihat dari area yang tidak bergigi, selain area yang dijadikan sebagai penentu
klasifikasi !!!
• Kelas I → Bilateral free-end
• Kelas II → Unilateral free-end
• Kelas III → Saddle. Kedua mesial dan distal gigi yang hilang, tidak ideal untuk
dijadikan gigi abutment
• Kelas IV → Kehilangan gigi anterior melewati midline
• Kelas V → Saddle. Salah satu mesial atau distal gigi yang hilang, tidak ideal untuk
dijadikan gigi abutment
• Kelas VI → Saddle. Kedua mesial dan distal gigi yang hilang, ideal untuk dijadikan gigi
abutment
GALANGAN GIGIT / BITE RIM
RA
• Lebar posterior 8-10 mm
• Lebar anterior 6-8 mm
• Tinggi hingga terlihat 2 mm di bawah bibir atas
• Jarak dari papilla insisif 8-10 mm
• Kemiringan anterior 15˚
RB
• Lebar posterior 8-10 mm
• Lebar anterior 6-8 mm
• Tinggi 1/2 - 2/3 retromolarpad
PERBAIKAN GT
• Reparasi → GT patah
• Relining → Kendor, warna dan oklusi masih baik
• Rebasing → Kendor, warna berubah, oklusi masih baik
• Pembuatan Baru → Oklusi tidak normal / berubah
• Relief → Ada bagian yang terlalu tajam atau menekan
KHUSUS GTSKL:
• Ring → Untuk gigi abutment paling belakang yang tipping (Biasanya M3)
• Double aker’s → Jika di 1 regio tidak ada yang hilang (Untuk mengimbangi regio
sebelah yang ada kehilangan gigi)
• Back action → Undercut di dekat ujung klamer, jadi lengannya balik
KELOMPOK HURUF
• Linguo-palatal → R, N
• Linguo-dental → L, T
• Labio-dental → F, V
• Bidental → S
• Bilabial → M, B, P
PENGECEKAN GT
• Retensi → Kemampuan GT untuk berada di tempatnya terhadap gaya yang berlawanan
dengan arah insersi (Tidak mudah copot jika ditarik, mencegah occlusally displace)
o Ditarik ke arah vertikal
o Meretraksi otot pipi dan bibir
• Stabilisasi → Kemampuan GT untuk berada di tempatnya tehadap gaya yang arahnya
mediolateral / kanan-kiri
o Menekan dengan 2 jari
o Menginstruksikan pasien untuk menggerakkan otot pipi dan bibir
• Support → Kemampuan GT untuk berada di tempatnya tehadap gaya yang arahnya
searah dengan arah insersi (Jika GT ditekan, GT tidak masuk ke dalam dan tidak terlalu
menekan mukosa)
o Menekan 1 sisi, tanyakan “sakit ga?”
DIMENSI VERTIKAL
• Facial Measurement → Buat 2 titik, 1 di RA (pronasal) 1 di RB (pogonion jar. lunak)
• Metode Willis → Jarak mata – sudut bibir = jarak ala nasi – menton
➔ DV fisiologis → M
➔ DV oklusi → S (Closest speaking space 1 mm)
➔ DV terlalu tinggi → Tidak bisa menelan ludah, TMD
➔ DV terlalu rendah → Angular cheilitis
RELASI SENTRIS
!!! Metode Walkhoff → Bola nukleus di palatum !!!
Buat garis:
• Garis caninus → Lebar mesio-distal gigi C ke C
• Garis senyum → 2/3 servikal
• Garis ketawa → 1/3 servikal
SIKAP MENTAL
• Philosophical Mind → Nurut sama dokter, mengikuti apa kata dokter
• Exacting / Critical Mind → Banyak minta, suka membanding-bandingkan dokter
• Hysterical → Penakut
• Indifferent → Tidak peduli, acuh dengan kesehatannya
SKEMA OKLUSI
• Bilateral Balance → Working dan balancing side berkontak saat artikulasi ke samping
• Group Function → Working side saja yang berkontak saat artikulasi ke samping
• Canine Guidance / Cuspid Protected Occlusion → C saja yang berkontak saat
artikulasi ke samping
• Mutually Protected Occlusion / Anterior Guidance → Anterior saja yang berkontak
saat artikulasi ke depan
CATATAN TAMBAHAN
Ferrule Effect → Efek yang didapatkan dari sisa jaringan mahkota minimal 3,5 mm
Penyusunan gigi → Di neutral zone (Daerah dimana terdapat keseimbangan fungsional otot
bibir, pipi, dan lidah)
Bahan sementasi all porcelain / pasak fiber → Semen resin. Karena resin bisa berikatan ke
porcelain dan shade warna lebih banyak (porcelain cenderung lebih transparan)
Rasa ngilu paska insersi tapi Ro TAK → Udara merupakan konduktor termal. Jika ada
gelembung udara terjebak di dalam semen, gelembung udara bisa menghantarkan rasa panas
dalam mulut ke pulpa
YANG DIPELAJARI
• Proyeksi Dan Indikasi
• Radiodiagnosis
• Kesalahan Pada Foto
PROYEKSI
• Intra Oral
o Periapikal Paralel (Ada alat yang dimasukkin ke mulut dan digigit)
▪ Paling akurat
▪ Kelainan pulpo-periapikal
▪ Kelainan periodontal dengan poket > 5 mm
o Perapikal Biseksi
▪ Gigi goyang
▪ Dasar mulut atau palatum dangkal
▪ Reflex muntah tinggi
o Bitewing (Vertikal Dan Horizontal)
▪ Kelainan perio dengan poket ≤ 5 mm (horizontal)
▪ Karies proksimal / evaluasi restorasi proksimal
▪ Bitewing vertikal bisa untuk melihat kelainan perio dengan poket > 5 mm
o Oklusal
▪ Standar / Topografi → Evaluasi benih gigi
▪ Cross-sectional / Vertex → Gigi C atas yang impaksi
▪ Oblique → Digunakan bila ga bisa pake vertex atau topografi
• Ekstra Oral
o Panoramik / Orthopantomograph (OPG)
▪ M3 impaksi
▪ Fraktur mandibular, Le Fort I
▪ Sinus maksilaris
o Sefalometri Lateral / Lateral Skull
▪ Kelainan skeletal (ortho)
o Sefalometri PA
▪ Keseimbangan dan kesimterisan skeletal
▪ Sinus frontalis
o Reverse Towne
▪ Fraktur condyle
o Transcraniolateral / Transorbital / Transfaringeal
▪ Dislokasi TMJ, TMD (clicking)
o Water’s / Occipitomental
▪ Fraktur wajah
o Submentovertex
▪ Fraktur zygoma
o Eisler’s / Lateral Oblique Projection
▪ 1 sisi mandibula
RADIODIAGNOSIS
LESI PERIAPIKAL
• Periodontitis Apikalis Kronis
Khas: Pelebaran ligament periodontal, lamina dura normal
• Abses Apikalis Akut
Khas: Radiolusen difus, belum ada fistula
• Abses Apikalis Kronis
Khas: Radiolusen difus, ada fistula
• Granuloma
Khas: Radiolusen berkabut, tepi lesi menyambung dengan lamina dura, batas jelas tapi
tidak tegas
• Kista Periapikal
Khas: Radiolusen, berbentuk bulat, batas jelas dan tegas
• Sementoma / Periapical Cemental Dysplasia / Periapical Osseus Dysplasia
Khas: Gigi vital
Jenis: 1. Osteolitik: Dalam radiolusen, luar radioopak
2. Sementoblastik: Dalam mix radioopak-radiolusen, luar radiolusen
3. Mature: Dalam radioopak, luar radiolusen
• Sementoblastoma
Khas: Radioopak batas jelas pita radiolusen
• Hipersementosis
Khas: Penyempitan ligamen periodontal
• Ankilosis
Khas: Ligamen periodontal hilang, akar menyatu dengan tulang
• Condensing Osteitis / Periapical Osteo Sclerosis / Periapical Sclersing Osteitis
Khas: Radioopak batas tidak jelas, mengelilingi apikal gigi yang infeksi (biasanya
menyertai abses. Tulang sekitar abses akan menebal agar infeksi tidak menyebar)
LESI RAHANG
• Kista Nasopalatinus
Khas: Bentuk hati
• Kista Globulomaksilaris
Khas: Bentuk pear terbalik
• Kista Residual
Khas: Bekas pencabutan
• Kista Erupsi
Khas: Di atas gigi yang sedang erupsi
• Kista Dentigerous
Khas: Di atas gigi yang impaksi, lesi dimulai dari CEJ gigi
Jarang meresorbsi akar gigi, tetapi mendorong
• Odontogenic Keratocyst (OKC) / Keratocystic Odontogenic Tumor (KCOT)
Khas: Scallop border, lesi dimulai dari akar
Jarang meresorbsi akar gigi, tetapi mendorong
Ekspansi ke arah antero-posterior
• Ameloblastoma Multilokuler
Khas: Aspirasi merah-kecokelatan, honeycomb / soap bubble
Destruktif, meresorbsi akar
Ekspansi ke arah lateral
• Fibrous Dysplasia
Khas: Ground glass / orange peel
• Dens Bone Island / Idiopatic Sclerosis / Idiopatic Osteo Sclerotic
Khas: Radioopak, batas tidak jelas jauh dari apical gigi (tidak menyatu)
• Osteoma
Khas: Radioopak, batas jelas, jauh dari apical
• Odontoma Complex
Khas: Radioopak multiple, batas tidak jelas, cotton wool
• Odontoma Compound
Khas: Dentikel / gigi-gigi kecil
• Osteomyelitis Kronis
Khas: Sequestra, multiple fistula (moth eaten)
• Garre’s Osteomyelitis
Khas: Onion skin
• Osteosarcoma
Khas: Sunray / sunburst
• Osteoradionecrosis
Khas: Akibat terapi radiasi
• Sinusitis Maksilaris
Khas: Antral halo (Gambaran kabut di antrum / rongga sinus)
Berbicara sengau, nyeri meningkat saat menunduk
EFEK RADIASI
• Deterimistik → Terjadi kalau mencapai dosis radiasi tertentu. Biasanya terjadi pada
pasien yang menjalani terapi radiasi. Dapat dihindari dengan kendali dosis
• Stokastik → Lebih berbahaya. Terjadi secara random / acak. Biasanya terjadi pada
pasien yang hanya ingin Ro diagnostic sesekali saja
INTERPRETASI
!!! SSSORE !!!
S → Site / lokasi
S → Size / ukuran
S → Shape
O → Outline / batas
R → Radio density / gambaran lesi bagian dalam
E → Effect (Contoh: Gigi bergeser, tulang hancur, resorbsi akar, dll)
CATATAN TAMBAHAN
Sifat sinar X → Dapat mengionisasi bahan yang dilewati karena sinar X menghasilkan
radikal bebas