Anda di halaman 1dari 80

GABUNGAN

RANGKUMAN
LES CBT
BIOLOGI ORAL
ORAL BIOLOGY

KOLAGEN
• Collagenase → Menghancurkan kolagen
• Fibroblast → Membentuk kolagen (Pembesaran gingiva)

SEL PADA PANKREAS


• Tipe A → Menghasilkan glukagon
• Tipe B → Menghasilkan insulin (Kalau DM, ini yang terganggu)
• Tipe PP → Menghasilkan polipeptida pancreas

MEDIATOR DAN FUNGSINYA


• Transforming Growth Factor-α → Regenerasi epitel
• Transforming Growth Factor-β → Regenerasi tulang
• Interleukin dan interferon → Fungsi banyak dan tidak spesifik

BAKTERI
• Periodontitis Agresif → Aggregatibacter actinomycetemcomitans
• Periodontitis Kronis → Porphyromonas gingivalis, prevotella intermedia
• Flare Up Endo → Enterococcus Faecalis
• Abses → Staphylococcus aureus
• Karies → Streptococcus mutans

UJI BIOKOMPATIBILITAS TOKSISITAS


• Uji Sitotoksik → Kematian sel
• Uji Genotoksik → Mutasi genetik

DOSIS OBAT ANAK


1. Dosis rentang x BB anak → Dosis terapeutik
2. Cek sediaan dan dosis obat yang ingin diberikan

PERHITUNGAN LIDOKAIN
1. Lihat angka di depan persentase (Contoh: 2% → 2)
2. Dikali dengan 20 → Dosis adrenalin dalam 1 ampul (Contoh: 2 x 20 = 40 mg)
3. Dibagi dosis maksimal sesuai pertanyaan → Untuk mengetahui berapa ampul yang akan
digunakan (Contoh: 300 : 40 = 7,5 ampul)

RESEPTOR JARINGAN PERIODONTAL


• Mekanoreseptor → Beban kunyah yang normal
• Nosiseptor → Rasa sakit atau nyeri karena beban kunyah yang berlebih

SARAF LIDAH
• Motorik
o N. XII Hipoglosus
• Sensorik
o 1/3 posterior → N. X Glosofaringeus (Sensasi umum dan pengecapan)
o 2/3 anterior
▪ Sensasi umum → N. V Trigeminus
▪ Pengecapan → N. VII Fasialis

SISTEM IMUN SPESIFIK


• Sitotoksik → Protein membran. Di badan sel ada reseptor, jika ada yang menempel,
berarti protein bakterinya cocok, maka akan dibunuh
o Sel T / Limfosit T → Dibuat di timus
• Reaksi Antibody-antigen → Sel B berinteraksi dengan sel plasma, sel plasma akan
membuat antibody spesifik
o Sel B / Limfosit B → Dibuat di bone / sum-sum
o Sel Plasma

MACAM ANTIBODI
• IgE → Reaksi cepat, syok anafilaktik
• IgM → Dihasilkan sejak bayi. Ada di infeksi primer
• IgA → Ada di saliva dan air mata
• IgG → Ada di infeksi sekunder

OTOT EKSPRESI MULUT


• Naik → Levator
o Sudut bibir naik → M. Levator Anguli Oris
o Bibir atas naik → M. Levator Labii Superior
o Bibir bawah naik → M. Levator Labii Inferior
• Turun → Depresor
o Sudut bibir turun → M. Depresor Anguli Oris
o Bibir atas turun → M. Depresor Labii Superior
o Bibir bawah turun → M. Depresor Labii Inferior

SERAT LIGAMEN PERIODONTAL


BERDASARKAN LETAK
• Acellular Afibrillar Cementum → Coronal cementum
• Acellular Extrinsic Fiber Cementum → Cervical third of roots
• Acellular Mixed Stratified Cementum → Apical third of roots, apices, furcation

BERDASARKAN ARAH
• Oblique → Paling banyak. Kalau gigi goyang, berarti sudah banyak serat ini yang rusak
• Horizontal
• Apical
• Trans-septal
• Alveolar crest
• Inter-radikular
• Alveo-gingiva
• Circumferential

KOMPONEN PROTEIN SALIVA


• Mucin → Penelanan (Ingat: mulus dan licin, mucin)
• Gustin → Pengecapan (Ingat: Gemagustatoria)
• Statherin → Kapasitas buffer saliva
• Proline Rich Protein → Remineralisasi
• Lysozyme & Laktoferin → Anti-bakteri
• Histatin / Histidin Rich Protein → Anti-jamur
• Cistatin → Anti-virus

LETAK PUSAT
• Sensorik → Gyrus post centralis
• Motorik → Gyrus pre centralis

PLASTIK SAMPAH
• Hitam → Non-infeksius
• Merah → Radioaktif
• Ungu → Sitotoksik (Contoh: Bekas kemo)
• Cokelat → Farmasi
MACAM NYERI
• Nyeri Alih → Rasa dakit dan sumbernya berbeda
• Nyeri Fiseral → Tidak bisa dilokalisasi, karena kerusakan organ
• Nyeri Somatik → Dapat dilokalisasi, karena kerusakan organ
• Nyeri Superfisial → Bisa terlihat penyebabnya (Contoh: luka sobek)

TAHAP ULSERASI
1. Pre-ulserasi → Papul tanpa ulser, mulai terasa sakit
2. Ulserasi → Ulser, rasa sakit bertambah
3. Penyembuhan → Ulser sudah ditutupi lapisan fibromembranus, rasa sakit berkurang

PENGELOMPOKKAN BAKTERI
ADA TIDAKNYA PEPTIDOGKLIKAN
• Gram Positif → Peptidoglikan tebal
• Gram Negatif → Peptidoglikan tipis

BENTUK
• Coccus
• Basilus
• Spiral, dll

KEBUTUHAN AKAN OKSIGEN


• Aerob → Butuh oksigen
• Anaerob → Tidak butuh oksigen
o Fakultatif → Ada sedikit oksigen masih bisa hidup (Di badan biasanya ini)
o Obligat → Ada sedikit oksigen, langsung mati

KOMPLEKS BAKTERI
• Yellow Complex (S. Mitis, S. Sanguis) → Periodontal health
• Defined Complex (A. Naeslundii, A. Viscosus) → Periodontal health
• Purple Complex (V. Parvula, A. Odontolyticus) → Periodontal health
• Orange Complex (P. Nigrescens, P. Micros, P. Intermedia) → Lesi perio awal /
gingivitis
• Red Complex (P. Gingivalis, T. Forsythia, T. Denticola) → Lesi perio lanjutan, sudah
terdapat kerusakan tulang / periodontitis
CATATAN TAMBAHAN
Asam traneksamat → Untuk pasien yang bleeding lama diberi ini. Cara kerja: Mempercepat
aktivasi plasminogen menjadi plasmin (Tissue factor)

Bau mulut pada DM → Aseton

Permeabilitas kapiler meningkat → Pori-pori melebar sehingga cairan yang berada di


dalam pembuluh darah bisa keluar

Parasetamol dosis dan sediaan → Tablet (250, 500, 600)


Sirup (125, 250)

Hormon stress → Kortisol (Adrenal)

Protrombin menjadi thrombin → Dibantu ion Ca

Ante-mortem → Data sebelum kematian


Post-mortem → Data sesudah kematian
Ante dan post tidak bisa berdiri sendiri, harus berkesinambungan. Pada tahap rekonsiliasi
data ante dan post disatukan untuk mencocokkan

Otot sekitar mulut → M. Orbikularis oris


Otot sekitar mata → M. Orbikularis okuli

Zuckerkandl’s Tubercle → = Cusp of Carabelli, hanya saja pada gigi DM1 RA RB

Pneumonia → Streptococcus pneumonia

White spot → Terbukanya enamel rod


ETIKA KEDOKTERAN GIGI

TAHAPAN MENGURUS SIP


1. Lulus UKMP2DG
2. Dapat sertifikat kompetensi (dikeluarkan oleh kolegium)
3. Dapat ijazah dan surat sumpah (dikeluarkan oleh universitas)
4. Semua dokumen dimasukkan ke Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
5. Dapat STR (dikeluarkan oleh KKI)
6. Masukkan STR ke cabang PDGI tempat ingin bekerja/praktek
7. Dapat surat rekomendasi (dikeluarkan oleh PDGI)
8. Masukkan surat rekomendasi dan STR ke Dinas Kesehatan (DinKes)
9. Dapat SIP (dikeluarkan oleh DinKes). Baru boleh kerja / praktek

FUNGSI REKAM MEDIS


• Medic Value → Melihat perkembangan pasien
• Documentary Value → Sebagai dokumentasi dalam pelanggaran disiplin (melihat step
step pekerjaan yang dilakukan untuk membuktikan malpraktek
dilakukan atau tidak)
• Administrative Value → Analisis demografi, untuk menentukan target promosi
kesehatan
• Education Value → Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
• Research Value → Untuk penelitian (ada yang menggolongkan ini termasuk ke dalam
Education Value)
• Financial Value → Untuk keuangan
• Legal Value → Untuk bukti pelanggaran hokum

LEVEL EMPATI MENURUT THE EMPHATY COMMUNICATION CODING


SYSTEM (ECCS)
• Level 0 → Menolak sudut pandang pasien
• Level 1 → Mendengar sambil lalu, mengerjakan hal lain
• Level 2 → Mendengar secara implisit
• Level 3 → Mendengar secara eksplisit
• Level 4 → Mengkonfirmasi ulang pendapat pasien
• Level 5 → Berbagi perasaan dan pengalaman

ASAS PROTEKSI RADIASI → ALARA = As Low As Reasonably Achievable. Karena


radiasi berbahaya, jadi harus ada asasnya
• Asas Optimisasi → Dosis minimal, informasi diagnostik yang dihasilkan maksimal
(Contoh: memilih foto periapikal untuk membantu diagnosis karies gigi)
• Asas Limitasi → Batas atas / dosis maksimum. Per orang 1 msv / tahun (Contoh:
menggunakan apron agar tidak terpapar terlalu banyak sinar radiasi, ruang radiologi
dilapisi timbal, petugas radiologi menggunakan dosimeter dibalik jubbah agar terlihat
seberapa banyak radiasi yang diterima)
• Asas Justifikasi → Risk vs. benefit. Alasan tepat untuk melakukan foto rontgen (Orang
hamil dilakukan rontgen karena terjatuh dari tangga dan tidak sadarkan diri dan mau di
CT Scan)

UU 29 TAHUN 2004
• Pasal 45 → Informed consent
• Pasal 46 → Wajib membuat rekam medis
• Pasal 47 → Isi rekam medis milik pasien dan harus dijaga kerahasiaannya
• Pasal 48 → Wajib menyimpan rahasia kedokteran
• Pasal 49 → Kendali mutu dan biaya
• Pasal 50 → Hak dan kewajiban dr drg

KAIDAH DASAR BIOETIKA


• Justice → Adil. Memberlakukan apa pun secara universal (ras, kelamin, penyakit, tarif)
• Autonomy → Menghargai rasionalitas pasien, segala sesuatu ynag berhubungan dengan
informed consent (Mengikuti kemauan pasien dalam pemilihan perawatan. Bila gigi
karies mencapai pulpa masih bisa di PSA, tapi pasien maunya di exo aja. Yang harus
dilakukan adalah informed consent kalau pasien sudah diberitahukan alternative PSA dan
lebih memilih exo, kemudian lakukan tindakan exo)
• Beneficence → Memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada pasien, altruism
(lebih memikirkan pasien dibandingkan diri sendiri)
• Non-malficence → Menjauhkan pasien dari resiko kerugian, kecacatan, dan kematian.
Pembeda dari beneficence: kalo non-maleficence ada resiko (Contoh: drg umum
merawat orto kelas III)

ASPEK PROFESIONALISME
• Accountability → Profesional dan bisa diandalkan
• Altruism → Mengutamakan kepentingan pasien di atas kepentingan diri sendiri
• Excellence → Selalu update ilmu pengetahuan agar treatment yang diberikan paripurna
• Compassion → Merawat dengan kasih saying
• Integrity → Punya pendirian, tidak bisa disuap dan dibelokkan
PELANGGARAN
• Etik → Hubungan antara dokter-dokter / dokter-pasien (Contoh: merebut pasien,
membocorkan rahasia pasien, pasang banner spanduk iklan)
• Disiplin → SOP
• Hukum → Penipuan, dll

KELALAIAN DAN MALPRAKTEK MEDIS


• Unforeseeable Risk → Resiko yang tidak dapat diprediksi dan dihindari (Contoh: syok
anafilaktik)
• Adverse Event → 2 kejadian yang tidak berhubungan tapi orang awam melihatnya
sebagai kejadian yang berhubungan karena terjadi di waktu yang hampar besamaan
• Negligence → Lalai (Contoh: Lupa menganamnesis, lupa informed consent)
• Professional misconduct → Kesalahan bersifat professional, seharusnya tidak boleh
dilakukan oleh dokter (Contoh: udah tau pasien hipertensi, tapi tetep exo)
• Malprakek Medis → Kalau ada 4D
o Damage → Kerusakan yang dirasakan pasien (Contoh: Exo tidak cek tensi, ternyata
pasien hipertensi dan darah keluar banyak)
o Direct Causal Relationship → 2 hal yang sifatnya sebab-akibat (Contoh: Darah
keluar banyak karena tindakan drg yang lupa mengecek tensi). Lawannya adverse
event
o Dereliction of The Duty → Penyimpangan kewajiban (Contoh: Sudah memasang
papann nama, tapi tidak datang di waktu yang sudah ditentukan praktek)
o Duty → Punya kewajiban, ditandai dengan SIP (Contoh: Wajib datang ke tempat
dan waktu yang sudah ditentukan oleh SIP)

HUBUNGAN DOKTER-PASIEN (Model lama, tidak dipakai lagi kaena tidak relevan
dengan keadaan yang sekarang)
• Resultaat Verbitennis → drg menjanjikan hasil yang maksimal (Contoh: pasien
bertanya soal ketahanan bahan tambal, ketika drg menjawab berarti drg menjanjikan
hasil)
• Inspanning Verbitennis → drg menjanjikan usaha yang terbaik
• Kontrak terapeutik → Pasien berjanji akan memberikan insentif kepada drg setelah
perawatan selesai

HUBUNGAN DOKTER-PASIEN (Model baru)


• Activity-Passivity → drg aktif memberikan perawatan, pasien tidak bisa memilih
perawatan (Contoh: dr menangani pasien koma)
• Guidance Cooperation → drg meng-guide, pasien kooperatif (Contoh: drg-pasien anak)
• Mutual Participation → drg dan pasien dalam level yang sama, mencari dan membahas
pro-kontra alternatif perawatan yang akan dilakukan secara bersama-sama
ETIKA PENELITIAN → Bagaimana memperlakukan objek / subjek penelitian
• Refinement → Memperlakukan sebaik mungkin untuk mengindari bias (Contoh:
kandang kotor, hewan terkena penyakit, menyebabkan penelitian menjadi bias)
• Replacement → Pergantian subjek / objek penelitian
o Replacement Relatif → Mengganti dengan jenis lain (Mengganti tikus dengan kambing)
o Replacement Absolut → Mengganti manusia dengan manusia yang lain

GANGGUAN / HAMBATAN KOMUNIKASI


• Mekanis → Alat
• Semantic → Perbedaan makna (Contoh: Arti kata cicing di Sunda dan Bali)
• Fisik → Keterbatasan fisik (Contoh: Tuna rungu, tuna netra, dll)

SANKSI DISIPLIN
• Pemberian peringatan tertulis
• Rekomendasi pencabutan STR
• Rekomendasi pencabutan SIP
• Kewajiban mengikuti pelatihan di institusi pendidikan

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS


• Implied Consent → Contoh: drg mengatakan akan menambal gigi pasien, pasien
menunjukkan sikap setuju dengan cara menggangguk atau membuka mulut
• Expressed Consent (Tertulis dan Lisan) → Dibuat oleh pasien. Pasien menyetujui, tapi
pasien belum tentu mengetahui dan memahami segala hal yang berhubungan dengan
penyakitnya dan tindakan yang diminta pasien
• Informed Consent (Tertulis dan Lisan) → Dibuat oleh dokter, disetujui oleh pasien,
dan ada saksi. Pasien mengetahui, memahami, dan menyetujui segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyakitnya dan tindakan yang akan dilakukan

TIPE KOMUNIKASI
• Informatif → Memberikan informasi
• Persuasif → Mengajak
• Edukasi → Mengajarkan
• Koersif → Memaksa

SIKAP DALAM PENGOBATAN


• Shopping → Selalu mencari second opinion yang bisa sesuai dengan keinginannya
• Fragmentation → Datang ke dokter dan ke perawatan alternatif
• Procrastination → Menunda-nunda perawatan
• Self-Medication → Pengobatann sendiri yang dinilai tepat oleh diri sendiri
• Discontinuity → Penghentian proses pengbatan

CATATAN TAMBAHAN
Masa berlaku STR → Sementara 1 tahun, definit / asli 5 tahun
Praktek tanpa SIP → Pelanggaran hokum dan disiplin
Jika ada drg lulusan luar negeri → Lapor ke Kemendikbud → Program adaptasi →
Sertifikat selesai menjalani program adaptasi → Ujian kompetensi (dibuat oleh kolegium)
Tindakan menipu = fraud, keadaan 1 untung 1 rugi = wanprestasi. Contoh: drg memberikan
janji akan memasang behel keramik, tetapi yang dipasang metal bracket biasa
Menggantikan praktek teman sementara (tidak ada range waktu) → Dapat menggunakan
SIP yang sudah ada
Menggantikan praktek teman secara permanen → Harus mengurus SIP untuk tempat
tersebut
Dalam keadaan gawat darurat → Tidak perlu informed consent
Rekam medis → Isi merupakan hak pasien, berkas punya RS. Jika pasien ingin pindah
dokter atau pindah kota, dapat diberikan ringkasan rekam medis
Closed question → Pertanyaan yang jawabannya hanya “iya” dan “tidak”
Open question → Pertanyaan yang jawabannya luas dan beragam
Yang berhak menyetujui tindakan medik pada anak → Orang tua kandung. Bila pasien
datang tidak dengan orang tua dan bukan dalam keadaan emergency, bisa tlp orang tua atau
reschedule sampai ada persetujuan dari orang tua kandung atau surat kuasa
Seorang dokter mengalami penurunan kompetensi karena penyakit yang dimilikinya →
seharusnya menjalani uji kompetensi ulang. Jika tidak melakukan uji kompetensi ulang,
maka dokter dianggap praktek tidak sesuai dengan kompetensinya = pelanggaran disiplin
ILMU BEDAH MULUT
ORAL SURGERY

DIAGNOSIS
• Perikoronitis Akut → Jaringan sekitarnya berwarna kemerahan
• Operkulitis → Jaringan yang menutupi atasnya berwarna kemerahan
• Erupsi Deficillis / Gigi Impaksi → Tidak ada keluhan
• Kista Dentigerous → Kista pada gigi impaksi
• Dry socket → Soket bekas pencabutan berwarna keabu-abuan dan terdapat jaringan
nekrotik, terasa sakit (2-3 hari paska exo)
• Sialolith → Batu di kelenjar saliva, ada rasa sakit saat makan (Saliva terangsang)
• Phlebolith → Batu di vena fasialis (dekat ramus), tidak ada rasa sakit
• Myofacial Pain Disorder → Palpasi TMJ dan clicking (-), sakit (+)
• Osteoarthritis → Radang sendi (biasanya sendi yang besar)
• Rheumatoid Arthritis → Radang sendi karena autoimun (biasanya sendi yang besar)
• Temporo Mandibular Displacement → Condyle berada di depan eminensia artikularis
• Facial Paralysis → Penyebab jelas (Contoh: Anestesi, trauma)
• Bell’s Palsy → Penyebab tidak jelas
• Trigeminal Neuralgia → Nyeri sulit didefinisikan (Biasanya di pelipis)
o Obat trigeminal neuralgia → Karbamazepin (Menyebabkan xerostomia)
• Cluster Headache → = Migrain, terasa seperti ditarik / dipukul
• Ameloblastoma Folikular → Stelat retikulum duktus dan asini
• Ameloblastoma Pleksiform → Degenerasi kistik
• Ankylosis TMJ → Trauma sudah lama, trismus baru sekarang

KELAINAN KELENJAR SALIVA


• Mucocele
o Tidak sakit
o Saliva minor
o Di bibir, arena trauma (tergigit)
o Berwarna biru
o Tes pulsasi (-) (Dipencet tidak terasa berdenyut)
o Blanch test (-) → Karena dalamnya air, jadi saat ditekan tidak akan menjadi pucat
o Perawatan: Eksisi
• Ranula
o Tidak sakit
o Benjolan di bawah lidah
o Berwarna biru
o Perawatan: Marsupialisasi
• Plunging Ranula
o Tidak sakit
o Benjolan di bawah lidah dan dagu
o Berwarna biru
o Perawatan: Eksisi kelenjar saliva
• Sialolithiasis
o Sakit
o Batu di kelenjar saliva → Ro terlihat radioopak
• Sialoduktitis
o Duktus ada peradangan → Ro kontras (sialografi)
• Sialadenitis
o Peradangan kelenjar saliva
o Bakteri (bacterial sialadenitis, keluar pus), virus (viral sialadenitis / mumps, tidak
ada pus, diawali demam)

BAHAN ANESTESI LOKAL


• Lidokain 2% (dengan adrenalin)
• Pehacain (dengan adrenalin)
• Mepivakain 3% (tanpa adrenalin) → Untuk orang dengan penyakit sistemik
• Mepivakain 2% (dengan adrenalin)

FIKSASI JARI SAAT PENCABUTAN GIGI


• Pinch Grasp → RA
• Sling Grasp → RB

STATUS KESADARAN
1. Compos Mentis (CM) → Sadar sepenuhnya. Bisa ditanya dan menjawab dengan benar,
bisa mengingat kejadian dengan detail
2. Apatis → Bisa diajak ngobrol, acuh tak acuh (tidak peduli dengan keadaan sekitar)
3. Somnolen → Mengantuk. Dirangsang dengan suara akan terbangun, kemudian tidur lagi
(tidak bisa mempertahankan kesadaran)
4. Delirium → Tidak sadar. Gaduh, gelisah, disorientasi, respon tidak beraturan
5. Stupor / Soporo Koma → Tidur. Aware jika dirangsang dengan rasa sakit
6. Koma → Tidak merespon apa pun

OBAT ANTI-HIPERTENSI
• Calcium Chanel Blocker → -dipine (Contoh: Amlodipine, nifedipine)
• Beta Blocker → -olol (Contoh: Atenolol, bisoprolol, propranolol)
• ACE Inhibitor → -pril (Contoh: Captopril)
➔ Bukan kontraindikasi pencabutan (terkontrol). Yang kontraindikasi adalah tekanan
darah yang tinggi (tidak terkontrol)

OBAT PENGENCER DARAH


• Contoh: Heparin, warfarin (Coumadin), clopidogrel (Plavix), aspirin
• Kontraindikasi pencabutan → harus rujuk ke Sp.PD untuk menghentikan penggunaan

INFEKSI NON-SPESIFIK ODONTOGENIK


• Fluktuasi (-)
o Selulitis Akut → 1 spasium
o Angina Ludwig → 3 spasium (submental, submandibular, sublingual)
• Fluktiasi (+)
o Abses Fossa Canina → C atas yang infeksi, bengkak meluas pipi-hidung-mata
o Abses Submasseter → EO tidak bengkak, trismus (+)
o Abses Sublingual → EO tidak bengkak, lidah terangkat
o Abses Submukosa / Vestibular / Bukalis → EO bengkak, MBF mendangkal
o Abses Subkutan → Di bawah kulit, EO bengkak, MBF normal
o Abses Submandibular → EO bengkak, rahang bawah bengkak

Spasium subkutan

RA: Akar lebih tinggi daripada m.


buccinators → subkutan
Akar lebih rendah daripada
m. buccinators → submukosa

Spasium submukosa

RB: Akar lebih tinggi daripada m.


buccinators → submukosa
Akar lebih rendah daripada
m. buccinators → subkutan

Origo muskulus buccinator


Abses sublingual

Muskulus mylohyoid

Abses submandibula

ARAH SEPARASI
• 3 akar → mesiodistal, dilanjutkan bukal
• 2 akar → bukal

CLEFT
LOKASI / JUMLAH
• Unilateral
• Bilateral

ORGAN YANG TERLIBAT


• Bibir → Labioschizis
• Palatum → Palatoschizis
• Alveolar ridge → Gnatoschizis
• Cleft dapat terjadi di labio saja, palato saja, atau labiognatopalato

KLASIFIKASI MENURUT VEAU


• Class I / A → Palatum molle / durum saja
• Class II / B → Durum dan molle
• Class III / C → Complete unilateral (dari bibir sampai palatum 1 sisi)
• Class IV / D → Complete bilateral (dari bibir sampai palatum 2 sisi)

PERBEDAAN DAN PENANGANAN


• Syok Anafilaktik
o Karena anestesi
o Tekanan darah (diastole) turun, nadi naik (takikardi. Normal 80-100), pernapasan
naik (Normal 12-20)
o Pemberian suntik adrenalin
• Sinkop
o Terlalu stress, cemas, kemudian pingsan
o Semua normal
o Pemberian glukosa tinggi (Teh manis)
• Cardiac arrest
o Saat CAB tidak ditemukan denyut nadi
o RJP / CPR

MACAM SYOK
• Syok anafilaktik → Alergi bahan anestesi
• Syok sepsis → Bakteri, infeksi menyebar ke seluruh tubuh / sistemik
• Syok kardiogenik → Kerja jantung
• Syok neurogenik → Saraf / stroke

MACAM FRAKTUR
GARIS FRAKTUR
• Greenstick → Melibatkan 1 korteks, tanpa displacement
• Simple → Melibatkan 2 korteks, terjadi displacement
• Comminuted → Garis fraktur multiple, fraktur remuk / hancur

ADA TIDAKNYA LUKA TERBUKA


• Open / Compund → Terbuka, ada luka di atas frakur
• Close → Tertutup, tidak ada luka di atas frakur

KETERKAITAN OTOT
• Favourable → Diselimuti otot, patahan terkunci
• Unfavourable → Terjadi displacement karena tarikan otot yang berbeda arah (Tidak
akan menyatu kecuali dipasang pen/plat)

LE FORT
• Le Fort I → Fraktur dasar hidung
• Le Fort II → Fraktur pyramidal, melibatkan dasar orbita. Hematoma periorbita /
racoon’s eye, hematoma retroaurikular / battle sign (Karena ada fraktur basis cranii.
Darah turun ke celah antar jaringan yang tidak rapat)
• Le Fort III → Fraktur hinggan zygoma. Hematoma periorbita / racoon’s eye, hematoma
retroaurikular / battle sign (Karena ada fraktur basis cranii. Darah turun ke celah antar
jaringan yang tidak rapat)

PADA MANDIBULA
• Condyle
• Angulus
• Ramus
• Korpus
• Koronoid
• Simpisis
• Dentoalveolar

MACAM BLOK ANESTESI


• Vazirani Akinosi → Untuk yang trismus
• Gow Gates → Sasarannya: Dekat leher condyle (Direct blok)
• Fischer → Sasarannya: Foramen mandibular (Indirect blok)

MACAM FLAP
• Pedicle Flap / Bukal Flap → Untuk OAC (+)
• Envelope Flap → OD
• Triangular Flap → Exo komplikasi
• Semilunar Flap → Apeks reseksi / apikoektomi
• Trapezoidal Flap → OD, alveolektomi

JENIS JARUM
• Tapered Cut → Otot, mukosa, kulit (Jantung, usus, bibir, gusi)
• Blunt → Organ halus (Hati, paru-paru, ginjal)

DIABETES MELITUS
• GDS → Normal 120-200 mg/dl (Dilakukan kapan saja)
• GDP → Normal < 126 mg/dl (Dilakukan setelah puasa 8 jam)
• GD2PP → < 200 mg/dl (Dilakukan 2 jam setelah makan)
• HbA1c → < 6,5% (Dilakukan jika pasien sudah terdiagnosis DM, dan dilakukan setiap 3
bulan sekali untuk memantau kadar gula darah)

KLASIFIKASI IMPAKSI GIGI M


HUBUNGAN RAMUS-M2
• Kelas I → Jarak distal gigi 7 ke ramus ≥ Mesial-distal gigi 8
• Kelas II → Mesial-distal gigi 8 ≥ Jarak distal gigi 7 ke ramus
• Kelas III → Sebagian atau seluruhnya terpendam

LETAK M3
• Posisi A → Puncak tertinggi gigi 8 sejajar oklusal gigi 7
• Posisi B → Puncak tertinggi gigi 8 berada di antara oklusal dan CEJ gigi 7
• Posisi C → Puncak tertinggi gigi 8 berada di bawah CEJ gigi 7
ARAH
• Mesioangular
• Horizontal
• Distoangular

MACAM PEMERIKSAAN
• Cloting Time dan Bleeding Time (CT & BT)
Khas: Kelainan perdarahan (Darah lama berhenti)
• Prothrombin Time & Activated Partial Thromboplastin Time (PT & APTT)
Khas: Pembekuan darah (terbaru)
PT melihat faktor ekstrinsik
APTT melihat faktor intrinsic
• SGPT SGOT
Khas: Fungsi hati
• Ureum & Kreatinin
Khas: Fungsi ginjal
• Na, K, Cl
Khas: Elektrolit darah
• Darah Rutin
Khas: Anemia (Hb, Ht)

TIPE GRAFT
• Autograft → Dari pasien sendiri (Tulang iliac)
• Allograft → Dari orang lain (Sesama spesies)
• Xenograft → Berbeda spesies (Pilihan terakhir karena resiko rejection lebih tinggi)
• Heterograft → Sintetik

ENUKLEASI DAN MARSUPIALISASI


• Enukleasi
o Kista diambil secara utuh
o Untuk kista ukuran kecil-sedang
• Marsupialisasi
o Kantung dijahit ke mukosa, tunggu kista mengecil, nanti baru di enukelasi (Tunggu
penyembuhan dan pembentukan tulang baru)
o Hal ini dilakukan karena kista yang besar kalau diambil utuh, takut terjadi fraktur
patologis
o Untuk kista ukuran besar
MANUVER AIRWAYS
• Head tilt
• Chin lift
• Jaw thrush → Dilakukan pada orang dengan cedera servikal. Mendorong angulus ke
depan (dari belakang)

PENANGANAN DISLOKASI MANDIBULA / TMJ → Reposisi + Fiksasi


1. Posisi pasien duduk tegak dengan sandaran yang keras
2. Menenangkan pasien agar ototnya rileks
3. Reposisi (Dengan ibu jari dibalut kassa)
4. Cek oklusi, untuk mengecek apakah reposisi berhasil dan sudah benar / belum
5. Pasang bandage (Barton head bandage)
6. Instruksi pasien

PENANGANAN AVULSI GIGI (Golden: 30 menit, max 2 jam)


1. Gigi dicuci dengan larutan fisiologis mengalir, akar jangan dipegang
2. Irigasi soket
3. Replantasi, tekan selama 5 menit (merangsang pembentukan darah baru)
4. Fiksasi dengan splinting selama 1-2 bulan, OA jangan sampai ada oklusi
5. Instruksi control seminggu, diet lunak 2 minggu

PENANGANAN DRY SOCKET


1. Irigasi
2. Masukkan dressing selama 3-4 hari. Dressing diganti setiap hari

SEBAB:
• Tidak ada bekuan darah dalam soket → Tidak menggigit tampon, berkumur kencang, dll
• Anestesi berlebihan
• Trauma berlebihan

URUTAN PEMILIHAN ANTIBIOTIK


1. Amoxicillin
2. Amoxicillin + Asam klavulanat (Co-Amoxiclav)
3. Erythromycin → Tidak baik untuk lambung
4. Clindamycin → Tidak baik untuk hati
5. Lincomycin
6. Gol. Sefalosporin → Kalau gejala sudah berat (Contoh: mediastinitis)
MACAM PISAU BEDAH
• 11 → Insisi drainase
• 13 → Perio
• 15 → OD

CATATAN TAMBAHAN
Pasien hemodialysis → Waktu tepat untuk exo yaitu 1 hari paska. Karena dianggap masih
bersih-bersihnya dan efek heparin sudah hilang
Pasien leukemia → Waktu tepat untuk exo yaitu 14 hari sebelum kemo, atau 2 hari setelah
kemo. Harus dilakukan penjahitan
Pasien Hemofili A → Kekurangan pembekuan darah faktor VIII
Pasien Hemofili B → Kekurangan pembekuan darah faktor IX
Pasien Hemofili C → Kekurangan pembekuan darah faktor XI
Pasien Thalassemia Mayor → Muka chipmunk

Fraktur condyle 1 sisi → Open bite berada di sisi kebalikan dari yang fraktur

Urutan perawatan luka sobek → Debridemen, merapikan tepi luka, irigasi saline steril,
suturing

Tang gigi P > 90 derajat, gigi M 90 derajat

Orthostatic Hypotension → Darah ketarik karena efek gravitasi, kekurangan oksigen


makanya terasa berkunang-kunang (Biasanya pada lansia)
Vasovagal Syncope → Nervus Vagus (N. X) merupakan saraf jantung, ada di nasofaring.
Jika saraf ini tersentuh, jantung akan melambat

Surgical exposure → Membuat jendela, agar gigi C bisa ditarik dengan alat orto masuk ke
dalam lengkung gigi
Surgical up-righting → Untuk gigi M3 yang tidak mau dicabut, dapat ditegakkan

Ekimosis di palatum → Terlukanya vena palatinus posterior


Ekimosis di bukal → Terlukanya pleksus vena pterigoideus
ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK
PEDODONTIA

TAHAP TUMBUH KEMBANG GIGI


1. Inisiasi / Bud Stage
Anomali: Jumlah
Berkurang → Agenesis: 1 gigi
Hipodonsia: <6 gigi
Oligodonsia: >6 gigi
Anodonsia: ga ada gigi sama sekali
Lebih = Supernumerary → Mesiodens: konus, antara gigi insisif sentral
Laterodens: ada 6 gigi insisif
Paramolar: di antara gigi posterior (P dan M)
Distomolar: di belakang gigi M3
2. Proliferasi / Cap Stage
Anomali: Penyatuan
• Fusi: 2 saluran akar, 1 mahkota
• Geminasi: 1 saluran akar, 2 mahkota (terlihat besar, ada fisur / celah di tengahnya)
• Concresence: penyatuan di sementum, hanya terlihat secara radiografik
3. Bell Stage
• Histodiferensiasi
Anomali: Struktur, warna
• Amlogenesis Imperfekta
Khas: Genetik (autosomal dominan)
Kuning kecokelatan
Beberapa gigi, biasanya insisif
Tipe: 1. Hipoplastik → tidak sempurna pembentukan matriks enamel,
kalsifikasi sempurna. Keras tapi rapuh
2. Hipokalsifikasi → tidak terjadi kalsifikasi secara sempurna. Enamel
lunak
• Dentinogenesis Imperfekta
Khas: Kuning keabuan, abu kebiruan, kuning kebiruan
Cusp bulbous
Enamel banyak garis fraktur
Obliterasi saluran akar (saluran akar menyempit)
• Dentin dysplasia
Khas: Semua normal, tapi goyang
Akar pendek atau hilang / rootless tooth
• Morfodiferensiasi
Anomali: Bentuk (konus, makrodonsia, mikrodonsia, taurodonsia, mulberry molar,
Hutchinson teeth, dll)
4. Aposisi
Anomali: Pematangan
• Turner Tooth / Turner Hipoplasia
Khas: Gigi dewasa (1 gigi)
Kuning kecokelatan
Trauma / infeksi pada gigi sulung
• Enamel Hipoplasia
Khas: Gigi sulung
Kuning kecokelatan

MACAM DENTIN
• Primer → Ketika erupsi
• Sekunder → Sesudah erupsi, yang terus terbentuk
• Tersier / Reparatif → Pasca pulp capping
o Reaksioner → Kavitas dangkal
o Sklerotik → Kavitas dalam (Contoh: Dentinal bridge)

MANAJEMEN PERILAKU
• Tell, Show, Do
Untuk: Bisa diajak berbicara, kooperatif
Perkenalkan alat dan bahan, tujuan perawatan, membiarkan anak melihat cara pemakaian
alat ke gigi melalui kaca
• Desensitisasi
Untuk: Trauma, takut
Pemaparan berulang. Kunjungan pertama diajak ngobrol di DU dan brush, besoknya
penambalan, besoknya pulpek
• Modeling
Menjadikan kakak / adik yang lebih berani sebagai contoh
• Positive Reinforcement
Menjanjikan hadiah, pujian
• Negative Reinforcement
Memberikan hukuman jika tidak mau dilakukan perawatan
• Hand Over Mouth Exercise (HOME)
Stabilisasi + komunikasi verbal
Tutup mulutnya, jangan sampai menutup hidung, “kalau tidak diam, tangan ga akan
dilepas, ga ada yang mau nyakitin kamu”
• Distraksi
Mengalihkan perhatian
SPACE MAINTAINER (SM)
• SM Pasif
Tidak ada kekurangan ruang / gigi tidak berjejal
o SM Fixed (Cekat)
Ada 2 gigi penyangga (seperti bridge). Kehilangan 1 gigi. Tidak digunakan lagi
karena dapat menghambat pertumbuhan rahang anak
o SM Semi-fixed (Cekat)
Ada 1 gigi penyangga. Kehilangan 1 gigi
1. Band and loop → tidak ada karies di gigi peyangga
2. Crown and loop → ada karies di gigi penyangga
3. Distal shoe → yang hilang DM2 tetapi M1 belum erupsi
o SM Removable
Tidak menggunakan gigi penyangga. Dapat dilepas pasang. Kehilangan >1 gigi
1. Fungsional
Di bagian yang tidak bergigi diberi gigi (seperti GTSL prosto), agar dapat
membantu mastikasi. Syarat: ruang protesa cukup
2. Non-fungsional
Di bagian yang tidak bergigi hanya diberi plat akrilik. Syarat: ruang protesa
sedikit / tidak cukup / sempit
• SM Aktif = Space Regainer
Ada kekurangan ruang / gigi berjejal

KLASIFIKASI ELLIS
• Kelas I: Email
• Kelas II: Dentin
• Kelas III: Pulpa vital
• Kelas IV: Non-vital, dengan / tanpa fraktur mahkota
• Kelas V: Avulsi
• Kelas VI: Akar
• Kelas VII: Displacement (contoh: labioversi, palatoversi, intrusi, ekstrusi, dll)
• Kelas VIII: En mass / hancur
• Kelas IX: Gigi sulung

AVULSI
Ditaruh di larutan:
• NaCl 0,9% → Paling steril dan sesuai dengan larutan fisiologis
• Susu → Hanya netral, tidak sesuai dengan larutan fisiologis
• Saliva → Tidak disarankan karena OH belum tentu baik, ada kemungkinan tertelan. Gigi
ditaruh di vestibulum
Perawatan: Replantasi dan splinting. Jika yang avulsi gigi sulung, tidak perlu dilakukan
replantasi, cukup dibuatkan SM saja. Karena gigi sulung akan diganti dan splinting tidak
boleh dilakukan pada anak karena dapat menghambat pertumbuhan rahang

CLEFT
!!! Gangguan fusi Pros. Nasalis medialis dengan Pros. Maksilaris !!!
• Rule of Ten: 1. >10 pound (BB)
2. >10 gr (Hb)
3. >10 weeks (Usia)

RESTORASI
• Glass Ionomer Cement (GIC) → Tipe IX
Untuk karies email dan dentin
• SSC
Untuk pasca pulpo, pulpek, dan PSA gigi posterior. Karies sirkuler gigi posterior
• Mahkota Polikarbonat
Untuk pasca pulpo, pulpek, dan PSA gigi anterior. Karies sirkuler gigi anterior.
Bentuknnya seperti MTS prosto
• GI Crown / Seluloid Crown / Strip Crown
Untuk pasca pulpo, pulpek, dan PSA gigi anterior. Karies sirkuler gigi anterior.
Bentuknya seperti cetakan mahkota bening, diisi dengan kompomer / komposit / GIC
(sesuai indikasi), dimasukkan ke gigi, ketika GIC sudah setting, dilepas

BAHAN MEDIKAMEN
• Eugenol: Sedatif ringan. Untuk gigi vital dan belum di ekstirpasi
• ChKM: Uap. Dapat masuk ke dalam dinding saluran akar yang masih ada jaringan
infected dan debris. Untuk gigi yang sudah di ekstirpasi tapi belum dipreparasi
• Cresophene: Sifat antibakteri yang tinggi, namun toksisitas juga tinggi. Untuk lesi
dengan pembengkakan rekuren atau abses besar.
• Formokresol: Untuk pulpotomi
• Feric Sulfat: Pengganti formokresol jika tidak tersedia
• Kalsium Hidroksida (CaOH): Golden standar. Untuk pulp caping, apeksifikasi,
apeksogenesis, PSA. Tidak boleh untuk pulpek gigi sulung karena dapat meresorbsi akar

MACAM KERUSAKAN TULANG


• Fenestrasi → Hanya apikal saja
• Dehisens → Margin sampai ujung bawah akar
OBTURATOR DAN FEEDING PLATE
• Obturator → Mengisi secara permanen. Mengisi bagian yang kosog agar terbentuk
kembali kontur / profil. Untuk defek surgical (contoh: pemotongan maksila akibat
ameloblastoma)
• Feeding plate → Untuk membantu makan, suatu saat akan dilepas karena akan
dilakukan operasi penutupan. Untuk defek kongenital

KEPARAHAN EARLY CHILDHOOD CARIES (ECC)


• Mild-moderate ECC → Beberapa permukaan gigi RA
• Moderate-severe → Seluruh gigi RA
• Severe ECC → Gigi RA RB (= rampant caries)

GIGI PADA BAYI


• Natal Teeth → Begitu lahir sudah ada
• Neonatal Teeth → Muncul 1 bulan setelah lahir

PEMILIHAN PERAWATAN PULPA


• Bagus
o Vital, tidak sakit
o Terbuka < 1 jam
▪ Gigi sulung → Pulpotomi (Formokresol / Ferric sulfat)
▪ Gigi dewasa muda / apikal terbuka → Apeksogenesis (CaOH, MTA)
▪ Gigi dewasa → Pulp capping direct & indirect (CaOH, GIC, RMGIC, MTA)
• Jelek
o Vital, sakit
o Non-vital
o Terbuka > 1 jam
▪ Gigi sulung
(+) Pulpektomi vital
(-) Pulpektomi non-vital = PSA
▪ Gigi dewasa muda / apikal terbuka
(+), (-) Apeksifikasi
▪ Gigi dewasa
(+) PSA vital
(-) PSA non-vital
→ PSA = Endo intrakanal
PROSES INFLAMASI
• Steril (Tidak melibatkan mikroorganisme, tapi terdapat kerusakan sel / jaringan)
1. Sel rusak mengeluarkan mediator kimiawi, yaitu asam arakidonat
2. Asam arakidonat akan diubah menjadi mediator inflamasi (Oleh enzim
cyclooxygenase = Cox 1 & 2)
3. Cox 1 dan cox 2 merubah asam arakidonat menjadi PGE2, yang kemudian proses
lanjutannya sama seperti non-steril
4. Prostaglandin akan meningkatkan matrix metalloproteinase (MMP-ase)
5. MMP-ase meningkatkan aktifitas osteoklas
6. Terjadi resorbsi tulang
➔ Mekanisme ini lah yang terjadi saat pemakaian orto. Diharapkan terjadi resobsi
tulang dan gigi pun menjadi bergerak
➔ NSAID menghambat pembentukan prostaglandin dengan cara menghambat
Cox 1 dan Cox 2. Hal ini lah yang menyebabkan orang dengan orto tidak boleh
mengkonsumsi NSAID, karena obat ini menyebabkan tidak terjadinya resorbsi
tulang dan gigi pun tidak akan bergerak (Contoh: kalium diklofenak, natrium
diklofenak, dll)

• Non-steril (Melibatkan mikroorganisme)


1. Bakteri, virus, dan jamur masuk ke jaringan
2. Direspon oleh sel-sel pertahanan tubuh, pertama kali oleh sel mast + makrofag. Sel-
sel ini memfagosit mikroorganisme yang ada
3. Sel mast memanggil sel-sel lain melalui sinyal kimiawi, yaitu dengan cara
mengeluarkan mediator inflamasi (Histamin, prostaglandin, interleukin, dll). Agar
terjadi kemotaksis, yaitu pergerakan sel mengikuti bahan kimia
4. Prostaglandin E2 (PGE2) mempunyai efek lain, yaitu meningkatnya MMP-ase dan
membuat vasodilatasi
5. Saat vasodilatasi, “pori-pori” pembuluh darah ikut membesar, otomatis cairan yang
berada di dalam pembuluh darah akan keluar ke jaringan → Lama kelamaan
jaringan akan membesar (Tumor)
6. Saat vasodilatasi, “pori-pori” pembuluh darah ikut membesar, darah yang melewati
pembuluh darah tersebut makin banyak → Secara klinis akan menjadi lebih merah
(Rubor)
7. Saat vasodilatasi, cairan banyak yang keluar dan menekan jaringan, sedangkan di
jaringan ada saraf → Sakit (Dolor)
8. Manusia merupakan makhluk berdarah panas, yaitu dapat menghasilkan suhu tubuh
sendiri. Hal ini diatur oleh darah. Jika ada daerah yang banyak darah → Akan
menjadi lebih hangat (Kalor)
9. Jika ada jaringan yang sehat, disentuh tidak terasa sakit, dikasih es terasa dingin,
dicubit terasa sakit. Tapi jika jaringan sedang inflamasi, disentuh didinginin
dipanasin apa pun terasa sakit → Perubahan fungsi (Functio Laesa)
➔ Hal ini merupakan alasan kenapa jika karies gigi mencapai pulpa akan ada
sensasi sakit berdenyut. Jika pulpa bengkak, sedangkan gigi merupakan jaringan
yang keras, tekanan akan menjadi sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan
tertekannya saraf dan pembuluh darah. Karena saraf tertekan, pergerakan sedikit
saja bisa menyebabkan rasa sakit. Darah dipompa oleh jatung, setiap darah
dipompa dan masuk ke dalam gigi, saraf akan tertekan, dimana hal ini
menyebabkan sensasi sakit berdenyut sesuai irama jantung
CATATAN TAMBAHAN
CPP-ACP untuk white spot
NaF 2% = Fluoride varnish. untuk anak yang belum bisa meludah. Cara aplikasi hanya
dioles dan biarkan kering
APF 1,23% = Gel. untuk anak sudah bisa meludah. Lebih baik daripada NaF karena APF
merupakan bahan asidulated, artinya terdapat asam. Bahan ini sengaja melakukan proses
demineralisasi terlebih dahulu, agar fluor dapat penetrasi lebih dalam, dan ikatan fluoroapatit
dapat terjadi lebih banyak dan lebih dalam

Umur dentalis → Gigi yang terakhir erupsi tiap regio

Keluhan gigi sakit dan bengkak → Trepanasi / insisi dulu, kunjungan berikutnya di PSA
PSA → Dapat dilakukan pada gigi yang frakturnya tidak mencapai 1/3 tengah akar

SSC → Retensi didapatkan dengan tidak membuang semua undercut (tidak mempreparasi
bagian bukan dan lingual)

Orang dengan penyakit jantung kongenital → Perlu diberikan profilaksis antibiotik untuk
mencegah masuknya bakteri ke jantung melalui pembuluh darah yang terbuka saat proses
ekstraksi. Streptococcus mutans suka menempel di tendon katup jantung. Kalo terlalu banyak
bakteri yang berkoloni di situ, katup jantung menjadi tidak lentur lagi. Kalau katup tidak
lentur, proses buka-tutupnya jantung menjadi tidak sempurna (yang sering disebut jantung
bocor). Orang yang sudah punya penyakit jantung, jika “ditambah” lagi dengan koloni bakteri
tadi, akan menjadi semakin parah penyakitnya. Maka perlu diberikan profilaksis antibiotik:
• Amoxicillin 2 gr 1 jam before treatment (pasien dewasa)
• Clindamycin 600 mg 1 jam before treatment (pasien dewasa)

Letak foramen mandibula pada anak → Di bawah oklusal

Cara pemeriksaan anak → Lap-to-lap position


ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASYARAKAT
DENTAL PUBLIC HEALTH

KRITERIA 7C’S:
• Credibility Of The Provider
• Content
• Context
• Clarity
• Channels
• Capability Of The Audience
• Continuity And Consistency

GANGGUAN / HAMBATAN KOMUNIKASI


• Mekanis → Alat
• Semantic → Perbedaan makna (Contoh: Arti kata cicing di Sunda dan Bali)
• Fisik → Keterbatasan fisik (Contoh: Tuna rungu, tuna netra, dll)

INDEKS FLUOROSIS DEAN


• Diragukan → Bercak putih di sebagian kecil gigi, tidak di semua permukaan
• Sangat Ringan → <25%
• Ringan → 50%
• Sedang → Hampir semua permukaan kena
• Parah → Semua permukaan kena

DESAIN PENELITIAN
ARAH
• Ke Depan → Prospektif (Faktor resiko ke penyakit)
• Ke Belakang → Retrospektif (Penyfsdfakit ke faktor resiko)

PERLAKUAN
• Eksperimental → Diberi perlakuan
o Quasi / Semu → Ada perancu. Contoh: In vivo (Tidak bisa dikontrol. Misalnya
tidak bisa mengatur apakah orang yang menjadi subjek eksperimen akan benar-benar
mengikuti aturan eksperimen, hormone, lingkungan, dll)
o True → Tidak ada faktor perancu. Contoh: In vitro (Semua hal bisa diatur agar
menjadi seragam, dan tidak ada perancu)
• Observasional → Tidak diberi perlakuan
o Cross-sectional
▪ Melihat di satu waktu
▪ Tidak ada kelompok pembanding
▪ Pengambilan data sekali
▪ Sumber daya terbatas (SDM, uang, alat, dll)
o Case Control
▪ Ada kelompok pembanding (Kelompok dengan faktor resiko vs kelompok tanpa
faktor resiko)
o Cohort
▪ Mengikuti subjek penelitan selama bertahun-tahun
▪ Paling membutuhkan biaya

TUJUAN
• Analisis → Melihat hubungan 2 variabel
• Deskriptif → Hanya menggambarkan keadaan yang ada

JENIS DATA PENELITIAN


• Primer → Diambil langsung dari pasien
• Sekunder → Ambil data dari institusi kesehatan (Puskes, RSGM, dll)
• Tersier → Ambil data dari institusi selain kesehatan (Univ, FKG, dll)

VARIABEL PENELITIAN
• Bebas → Yang bebas diatur, yang mempengaruhi
• Terikat → Yang diamati, yang dipengaruhi

LEVEL OF EVIDENCE
1. Meta-Analysis, Systematic Review, Randomized Control Trial / Experimental
2. Cohort Studies (Non-experimental)
3. Case Control Studies (Non-experimental)
4. Case Report or Case Series
5. Narrative Review, Expert Opinion, Editorials
6. Animal and Laboratory Studies (Not involved human)

5 LEVEL OF PREVENTION (LEAVEL AND CLARK)


• Health Promotion → Contoh: DHE / penyuluhan, kontrol periodik, diet planning, dll
• Specific Protection → Dokter memberikan suatu bahan aktif yang secara spesifik
mencegah suattu penyakit. Contoh: Imunisasi, PFS, TAF, menghindari makanan yang
lengket dan asam, preventive orthodontics (semua perawatan yang bertujuan mencegah
terjadinya maloklusi, misal: SM, penambalan proksimal gigi sulung)
• Early Diagnosis And Prompt Treatment → Resto tanpa melibatkan perawatan pulpa.
Contoh: Penambalan RK, GIC, RMGIC, SSC karies sirkuler dll
• Disability Limitation → Membatasi kecacatan yang sudah terjadi.. Contoh: Resto yang
melibatkan perawatan pulpa (pulp capping, PSA), exo, orthodontic treatment
(myofungsional, cekat dan lepasan)
• Rehabilitation → Gigi tiruan, SSC paska pulpo pulpek, crown

5 LEVEL OF PREVENTION (WHO)


• Primary Prevention (Health promotion dan specific protection)
• Secondary Prevention (Early Diagnosis And Prompt Treatment dan disability
limitation)
• Tertiary Prevention (Rehabilitation)

RESIKO RELATIF / ODD RATIO


!!! Lihat soal !!!
“Kejadian kanker mulut pada perokok”:
Kanker mulut pada perokok
Kanker mulut pada non-perokok

TAHAP UKGS
• Minimal → Penyuluhan
• Standar → Penyuluhan + screening
• Optimal → Penyuluhan + screening + tindakan medik dasar (pencabutan dan
penambalan sederhana)

INSIDENSI → Menangani langsung kasus yang baru timbul


Kasus baru
Total populasi

PREVALENSI → Untuk perencanaan program


Total kasus
Total populasi

FUNGSI MANAJEMEN (POAC)


• Planning / Perencanaan → Merusmuskan tujuan dan alternatif. Pemilihan sasaran,
tujuan, strategi, kebijaksanaan
• Organizing / Pengorganisasian → Staffing, penetapan tanggung jawab kerja / job desk
• Actuating → Pelaksanaan, membimbing agar bekerja secara optimal
• Controlling / monitoring → Pengawasan dan pengendalian

QUALITY OF LIFE → 4 dimensi yang dilihat dari baik buruknya kualitas hidup seseorang
• Kesehatan Secara General / Health Related QoL
• Kesehatan Gigi dan Mulut / Oral Health Related QoL
o Dimensi fungsi → Terasa ngilu
o Dimensi pengalaman nyeri → Perbandingan rasa sakit sekarang dan masa lalu
o Dimensi psikis → Psikologis terganggu (depresi)
o Dimensi sosial → Hubungan dengan orang lain (minder)

TEKNIK SURVEY
• Nasional → Di survey satu-satu (Riskesdas)
• Pathfinding → Survey yang digunakan jika belum memiliki data apa pun, tapi bisa
menggambarkan keadaan populasi yang diteliti. Untuk meminimalisasi sumber daya.
Menggunakan 5 kelompok usia, ambil beberapa sampel dari tiap kelompok
• Geografi → Tempat
• Demografi → Berdasarkan jenis kelamin, usia
• Surveillance → Bisa melihat dinamika perubahan yang terjadi

ANGKA KELAHIRAN KASAR


Jumlah kelahiran
Populasi tengah tahun

ANGKA KELAHIRAN TOTAL


Jumlah kelahiran
Populasi akhir tahun

ANGKA KELAHIRAN SPESIFIK USIA


Jumlah kelahiran pada kelompok usia tertentu
Populasi kelompok usia tertentu

NILAI UJI SENSITIFITAS


(+ benar) + (- palsu)
(+ benar)
KAPITASI PER ORANG PER BULAN (POPB)
Unit cost x Utilisasi
12
Unit cost → Biaya yang dibutuhkan untuk 1x tindakan
Utilisasi → Jumlah yang datang x 100%
Populasi

JABATAN DI RSGM
• Komisaris Dan Dewan Komisaris → Yang mempunyai saham. Memberhentikan dan
menetapkan direktur baru
• Direktur RSGM → Yang mengepalai RSGM, memantau
• Direktur Bidang Pelayanan Medis → Membuat kebijakan, mengatur rencana, strategi
• Direktur Keuangan
• Direktur SDM
• Komite Medik → Jadwal praktek, SOP, DPJP suatu kasus

COST
• Fixed Cost → Tidak berubah, tidak bergantung jumlah pasien yang datang (Contoh: gaji
pegawai, biaya sewa, dll)
• Semi Fixed Cost → Contoh: Insentif, bonus
• Variable Cost → Berubah, tergantung jumlah pasien yang datang (Contoh: Bahan
tambal)

METODE PENILAIAN KEBERSIHAN MULUT


• Debris Index (DI) → Melihat plak
• Calculus Index (CI) → Melihat kalkulus
• Oral Hygiene Index (OHI) → Melihat semua gigi dari tiap sextan, skor diambil dari
gigi yang paling parah
• Oral Hygiene Index-Simplified (OHI-S) → Sudah menggunakan gigi indeks
• Patient Hygiene Performance (PHP) → Melihat cara menyikat gigi pasien sudah benar
atau belum tanpa bracket
• Patient Hygiene Performance-Modified (PHPm) → Melihat cara menyikat gigi pasien
sudah benar atau belum dengan bracket
• Periodontal Disease Index (PDI) → Untuk individual jaringan periodontal
• Community Periodontal Index (CPI) → Untuk komunitas jaringan periodontal
• Root Caries Index (RCI)
• Community Periodontal Index For Treatment Needs (CPITN) → Kebutuhan
perawatan perio
• Decay, Missing, Filling-Teeth (DMF-T) → Survei kesehatan gigi dilihat dari jumlah
gigi yang berlubang, dicabut karena karies, dan sudah ditambal
SYARAT PENDIRIAN KLINIK → SURAT IZIN PENDIRIAN KLINIK
• Surat izin keramaian
• Surat izin mendirikan bangunan
• Surat kerjasama pengelolaan limbah
• Nota kerjasama dengan instansi kesehatan pemerintah
• Sarana kegawatdaruratan dan ambulans
• SIP
➔ Jika sudah punya semua dapat merekrut tenaga medis, perawat, farmasi, dan tenaga
administrasi

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN


• Advocacy → Pendekatan kepada para pembuat kebijakan / petinggi
• Empowerment / Pemberdayaan Masyarakat → Mengajarkan / memberdayakan
masyarakat agar masyarakat dapat menerapkan di lingkungan dan keluarganya

MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH


• Delphi Method → Mendiskusikan secara terbuka, kuantitatif
• Delbeque Method → Mendiskusikan secara terbuka, kualitatif
• Strength, Weakness, Opportunity, Threats (SWOT) Analysis → Faktor internal dan
eksternal. S dan W internal, O dan T eksternal
• Pan American Health Organization (PAHO) → = Metode matematik
o Magnitude
o Severity
o Vulnerability
o Social impact
• Metode Hanlon
o Magnitude
o Causability
o Seriousness
o PEARL
• Metode Matriks → = Metode diagram
o Fishbone
o Decision tree

PELAYANAN KEDOKTERAN
• Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) → Antara satu orang dengan orang lain
treatment-nya berbeda. Contoh: Treatment ibu hamil
• Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) → Setiap orang treatment-nya sama. Contoh:
Imunisasi
TIPE RUMAH SAKIT
• A → Subspesialis yang luas (Biasanya RS yang ada kedokteran nuklir). Rujukan
nasional
• B → Ada 4 spesialis utama, subspesialis terbatas
• C → Ada 4 spesialis utama (anak, kandungan, bedah, penyakit dalam). Rujukan
Puskesmas
• D → = RS peralihan. Dari puskesmas mau menjadi RS tipe C. Tapi karena proses
menjadi tipe C masih panjang, tapi sudah bisa disebut RS, jadilah tipe D. Diisi oleh dr
dan drg umum, ada beberapa spesialis tapi sifatnya on-call
• E → = Khusus. Contoh: RSGM, RS Mata, dll

TEORI PERUBAHAN PERILAKU


• Shocking
• Information
• Education
• Motivation

TEORI TAHAPAN PERUBAHAN PERILAKU


• Precontemplation → Belum memikirkan
• Contemplation → Sudah memikirkan, tapi belum ada niat
• Preparation → Sudah ada niat
• Action → Sudah dilakukan
• Maintenance → Sudah dilakukan berulang-ulang

PROSES PERUBAHAN PERILAKU


• Awareness → Penyuluhan agar audience sadar kalau mereka tidak sehat
• Interest → Audience tertarik, bertanya
• Evaluation → Audience menyerap informasi, dan menimbang pro-kontra untuk
menerima informasi tersebut atau menolaknya
• Trial → Mencoba
• Adoption → Menjadi kabian dari kebiasaan

PENGAMBILAN SAMPEL
PROBABILITY
• Simple Random Sampling → Acak secara sederhana (sudah ada populasi yang dituju)
• Stratified Random Sampling → Pengambilan berdasarkan strata yang ada
• Cluster Sampling → Berdasarkan wilayah
• Multi-stage Sampling → Cluster + stratified
NON-PROBABILITY
• Purposive Sampling → Pemilihan karakteristik subjek penelitian sangat detail
• Quota Sampling → Hanya mementingkan jumlah sampel terpenuhi
• Accidental Sampling → Bersifat tiba-tiba (Contoh: wawancara di jalan, mendadak
mewawancara siapa pun yang ada atau lewat di jalan tersebut)

PENENTUAN UJI STATISTIK


SKALA PENGUKURAN
• Kategorik → Segala sesuatu yang bisa dihitung dengan angka
o Nominal → Tidak ada tingkatan (Contoh: Jenis kelamin)
o Ordinal → Ada tingkatan (Contoh: SD-SMP-SMA, baik-sedang-buruk)
• Numerik → Tidak bisa dihitung
o Interval → Range, tidak ada 0 mutlak (Contoh: 30-35, suhu)
o Rasio → Angka yang tunggal (bukan range), ada nol mutlak (Contoh: 35, BB)

JENIS
• Parametrik → Distribusi normal, numerik
• Non-parametrik → Distribusi tidak normal, kategorik
• Hubungan
o Numerik → Pearson
o Kategorik → Spearman
• Perbandingan
o Berpasangan (Dependen) → Subjek / objek penelitian memiliki karakteristik yang
sama (Contoh: FKG 2012 dan 2013, daun sirih konsentrasi 5% 10% dan 15%)
▪ Numerik → Paired t test, Repeated Anova (>2 kelompok)
▪ Kategorik → Wilcoxon, Friedman,
o Tidak berpasangan (Independen) → Subjek / objek penelitian memiliki
karakteristik yang berbeda (Contoh: FKG UI 2013 dan FKG Moestopo 2013, odol
merk A dan odol merk B)
▪ Numerik → Unpaired t test, One-way Anova (>2 kelompok)
▪ Kategorik → Mann-whitney, Kruskal-wallis, Chi square, Kolmogorov-smirnov

KOEFISIEN KORELASI
• + → Berhubungan sebanding. Dengan besaran dikali 100% (Contoh: r = 0,9123, berarti
korelasi sebesar 91,23%)
• - → Berhubungan terbalik. Dengan besaran dikali 100% (Contoh: r = -0,9123, berarti
korelasi sebesar 91,23%)
• P value → <0,01 perbedaan bermakna
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU (LAWRENCE GREEN)
• Reinforcing → = Faktor pendorong (Contoh: nilai dan norma yang berlaku, kebijakan
pemerintah, peraturan daerah)
• Enabling → = Faktor pemungkin. Berasal dari luar msyarakat / eksternal (Contoh: akses
transportasi, ada/tidaknya institusi kesehatan, harga, sumber daya)
• Predisposing → Berasal dari internal masyarakat (Contoh: Sikap, perilaku)

RUJUKAN
• Interval → Penggantian sementara
• Collateral → Konsul. Pasien akan kembali lagi (Contoh: Ke Sp.PD)
• Cross → Rujuk. Pasien tidak kembali lagi (Contoh: Ke Sp.Orto)
• Split → Pasien ditangani bersama (Contoh: ObGyn dan anestesi)

JENIS PERILAKU KESEHATAN


• Health Behavior → Individu sehat, ingin mencegah penyakit atau mendeteksi dini suatu
penyakit sebelum timbul gejala
• Illness Behavior → Sakit, tetapi didiamkan saja atau melakukan pengobatan sendiri
• Sick Role Behavior → Memperoleh kesembuhan

METODE SIKAT GIGI


• Fones → Gigi sulung
• Rolling Stroke → Gigi bercampur
• Bass → Gigi tetap dengan jaringan periodontal sehat
• Stillman → Resesi gingiva
• Charter → Paska operasi / bedah

CATATAN TAMBAHAN
Kejadian Luar Biasa (KLB) → Tahun sebelumnya tidak pernah terjadi, tahun ini terjadi dan
langsung besar / banyak. Hal ini terjadi karena kurang terlaksananya health promotion

Tugas pokok drg → Operator, educator, advisor, manager, supervisor

Mengetahui keberhasilan program yang dibuat → Performance Treatment Index (PTI)


ILMU MATERIAL DAN TEKNIK KEDOKTERAN GIGI
DENTAL MATERIAL

GYPSUM
KOMPONEN
• Akselerator → Na2SO4 3,4% (Mempercepat setting time)
• Retarder → Na2SO4 >3,4% (Menghambat setting time)

TIPE
• I → Impression plaster (sudah tidak dipakai)
• II → Dental plaster / plaster of paris. Partikel gypsum paling besar, paling porus
• III → Untuk model kerja lepasan / dental stone (orto dan prosto)
• IV → High strength low expansion. Untuk model kerja crown dan bridge
• V → High strength high expansion. Untuk long span bridge dan GTSKL

BAHAN CETAK
• Reversible Hydrocolloid → Contoh: Agar. Tidak digunakan lagi karena stabilitas
dimensinya jelek
• Irreversible Hydrocolloid → Contoh: Alginate. Untuk cetak model studi. Pengadukan:
Gerakan stropping
o Imbibisi → Menyerap air (Mengembang)
o Sineresis → Melepas air (Menciut / mengerut)
➔ Karena 2 sifat ini, maka setelah mencetak dengan alginate dan tidak langsung
dicor, harus ditutup dengan kain yang lembab (Bukan basah)
➔ Disinfeksi dengan: asam glutaraldehid
➔ Jika menggunakan air dingin, setting lebih lama. Jika menggunakan air panas,
setting lebih cepat
• Polyether → Hidrofilik (Suka air). Cocok untuk mencetak pasien yang hipesalivasi
• Polysulfide → Tidak dipakai lagi karena bau
• Condensation Silicone → Melepas by product, sehingga stabilitas dimensinya jelek
• Addition Silicone → = Rubber base / Polyvinyl Siloxane (PVS) / Elastomer
o Paling akurat
o Hidrofobik (Tidak suka air), maka jika mencetak menggunakan ini, gigi harus dalam
keadaan kering
o Tidak boleh menggunakan sarung tangan berbahan latex, karena menghambat reaksi
pengerasan
o Mengeras secara kimia
MACAM DAN FUNGSI WAX
Casting wax → Membuat sprue, reservoir
Inlay wax → Membuat model jacket
Sticky wax → Reparasi GT
Utility wax → Perpanjangan / perluasan sendok cetak
Baseplate wax → Membuat pola malam GT
Bite wax → Mencatat oklusi sentrik

GIC
• Tipe I → Luting
• Tipe II → Restorasi
o Tipe II.1: Anterior
o Tipe II.2: Posterior reinforced
• Tipe III → Liner dan base
o Tipe III.1: Liner metal / amalgam
o Tipe III.2: Sandwich
• Tipe IV → PFS
• Tipe V → Orto
• Tipe VI → Core build up
• Tipe VII → Fluoride releasing (Semua GIC melepas fluor, tapi tipe ini paling besar.
Biasanya dipakai untuk surface protection)
• Tipe VIII → Atraumatic Restoration (ART) (Biasa digunakan saat baksos tidak ada
tempat dan alat untuk bur high speed, jadi karies cukup dibuang dengan
ekskavator, lalu tumpat dengan tipe ini)
• Tipe IX → Restorasi gigi sulung
➔ Ikatan dengan gigi secara fisikokimia
➔ Sebelum restorasi dengan GIC, harus diberi dentin conditioner (asam poliakrilat
10%)

LOGAM
• Tipe I / A → Inlay 2 permukaan (MO/DO)
• Tipe II / B → Onlay, inlay 3 permukaan (MOD)
• Tipe III / C → Crown, bridge
• Tipe IV / D → Long span bridge, GTSKL

AMALGAM
• Tarnish → Warna berubah, struktur normal (tambalannya baik)
• Korosi → Warna berubah, struktur berubah
• Delayed Expansion → Ekspansi setelah restorasi (1-6 bulan). Karena hal ini, jika
menambal dengan amalgam, oklusi tidak boleh terlalu berat
• Creep → Perubahan dimensi karena beban kunyah (Sudah lama dipakai jadi rata, fissure
dan cusp hilang)
• Compressive Strength → Tinggi. Jika ditekan tidak penyok / hancur
• Tensile Strength → Tinggi. Jika ditarik tidak putus (= ductile)
• Modulus Elastisitas → Tinggi. Sangat kaku
• Kontraksi → Mengkerut
➔ Ikatan dengan gigi secara makromekanis

POLIMER → RESIN AKRILIK (Setting dengan reaksi polimerisasi, dari monomer


menjadi polimer)
SIFAT
• Bisa menyerap air → Bisa berubah warna
• Polymerization Shrinkage → Mengkerut saat polimerisasi
• Impact Strngth → Rendah. Kalau dijatuhkan patah
• Compressive Strength → Rendah. Dipakai ngunyah patah
• Transverse Strength → Rendah. Lingual bar dipakai ngunyah patah. Karena lingual bar
saat dipakai ngunyah bekerja dengan cara dipelintir

KOMPONEN
• Polimer → Polimetil metakrilat (PMMA)
• Monomer → Metil metakrilat (MMA). Residu monomer sering menyebabkan alergi
• Inisiator
o Self-cured: Benzoyl peroxide (Aktivasi kimia)
o Heat-cured: Panas
• Activator → Dimethyl P-toluidine
• Inhibitor → Hydroquinone
• Accelerator → Amin tersier

CERAMIC
• Compressive Strength → Tinggi (lebih tinggi dari logam). Ditekan tidak penyok
• Tensile Strength → Rendah. Saat mengunyah, pergerakan yang terjadi tidak hanya atas
dan bawah saja, tetapi juga terjadi pergerakan ke samping. Material seakan-akan ditarik
ke 2 arah yang berbeda. Karena hal ini, ceramic tidak bisa dipakai untuk gigi posterior
karena akan pecah
• Brittleness → Tinggi. Sering pecah
• Estetik → Tinggi
COMPOSITE
• Ikatan dengan gigi secara mikromekanis
• Sebelum restorasi dengan komposit, harus diberi etsa (asam fosfat 37%)

TERDIRI DARI:
• Matriks
o Menentukan derajat shrinkage → Semakin besar matriks, shrinkage semakin tinggi
o Golongan polimer → Komposit bisa berubah warna dan shrinkage karena sifat
polimer
o Contoh: HEMA (pada RMGIC), BisGMA, TEGDMA
• Filler
o Golongan ceramic → Komposit bisa kuat (compressive tinggi) dan estetik karena
sifat ceramic
o Penggolongan komposit berdasarkan ukuran filler:
▪ Macrofill
Semakin ke atas, compressive semakin tinggi
▪ Hybrid
▪ Microfill
▪ Nanohybrid
▪ Nanofill Semakin ke bawah, estetik semakin bagus / stabil
o Penggolongan komposit berdasarkan jumlah filler:
▪ Packable → Filler lebih banyak. Kental, untuk posterior
▪ Flowable → Filler lebih sedikit. Encer, untuk anterior
• Coupling Agent → Menggabungkan matriks dan filler

ETSA, PRIMER, BONDING


BILAS, TOTAL ETCH (etsa berdiri sendiri dan dibilas)
• Generasi IV → etsa, primer, bonding (three step)
• Generasi V → etsa, primer + bonding (two step)

TIDAK BILAS, SELF ETCH (etsa bergabung dengan primer dan tidak dibilas)
• Generasi VI → etsa + primer, bonding (two step)
• Generasi VII → etsa + primer + bonding (one step)
CATATAN TAMBAHAN
Ikatan GIC ke gigi → Secara fisiko, GIC menempel pada permukaan yang kasar. Semakin
kasar, GIC akan semakin menempel. Secara kimia, gugus karboksil COO bereaksi dengan
kalsium pada gigi

Micro leakage → Tepi yang bocor


Wear → Aus
Shrinkage → Mengkerut
Polymerization shrinkage menyebabkan shrinkage → shrinkage menyebabkan micro
leakage → micro leakage menyebabkan perubahan warna

Kabut, gelembung → Porusitas


Kabut, retakan → Crazing

Agen desensitisasi → Strontium chloride


Agen remineralisasi → Sodium fluoride

Semen seng polikarboksilat → Untuk reinsersi atau ngilu padahal sudah pakai GIC

Benang retraksi gingiva berisi adrenalin → adrenalin menyebabkan vasokonstriksi


pembuluh darah → hal ini menyebabkan penurunan gingical crevicular fluid (GCF) → gigi
menjadi benar-benar kering saat dicetak nanti

Liner → 0,5 mm. Sebagai isolator thermal dan pelindung pulpa. Dipakai saat kedalaman
karies D4 ngilu
Basis → 1 mm. Sebagai penahan beban kondensasi. Dipakai saat dasar kavitas yang tinggal
selapis tipis. Jadi saat ditumpat, lapisan tipis gigi tidak akan hancur. Contoh: penumpatan
amalgam digunakan basis karena amalgam membutuhkan kondensasi, atau saat kedalaman
karies D5

Bahan PFM Co-Cr → Ikatan poselen lebih lemah, makanya suka terjadi chipping
Bahan PFM Pd-Ag → Ikatan porselen lebih baik

Triturasi → Proses pencampuran amalgam (alloy dan merkuri). Jika terlalu lama, amalgam
akan lembek

Kohesi → Ikatan antar molekul yang sejenis


Adesi → ikatan antar molekul yang berbeda jenis

Urutan setelah membuat pola malam → flasking (masukin kuvet) → wax elimination
(rebus) → packing (CMS, masukin akrilik, press) → curing (rebus) → deflasking (dibuka
dari kuvet) → remounting (ke artikulator) → cek oklusi & artikulasi (di artikulator, lihat
ada/tidak perubahan oklusi) → finishing & polishing
ILMU PENYAKIT MULUT
ORAL MEDICINE

5 KELOMPOK BESAR:
• Infeksius
• Non-infeksius
• Sindroma
• Variasi normal
• Pemeriksaan

YANG HARUS DIINGAT:


• Predisposisi
• Ciri khas

INFEKSIUS → Virus, bakteri, jamur


VIRUS
!!! diawali DEMAM / PRODROMAL !!!
!!! lesi multiple ulserasi, diawali VESIKEL !!!
!!! Jika tidak ada keterangan “seluruh vesikel pecah / fully blown”, tetap diberi anti-virus !!!
!!! 6 virus (HSV 1, VZV, Coxsackie tipe A, EBV, Rubella, Paramyxovirus) !!!
Herpes simpleks virus 1 (HSV 1) → PHG, RIH, RHL
• Primary Herpetic Gingivostomatitis (PHG)
Khas: Pertama kali terjadi
Lesi kecil, banyak
Mukosa keratin & non-keratin (seluruh mulut)
• Recurrent Intra oral Herpes (RIH)
Khas: Berulang / pernah terjadi
Lesi kecil, banyak
Mukosa keratin
• Recurrent Herpes Labialis (RHL)
Khas: Berulang / pernah terjadi
Di bibir
LATEN: Sensory ganglion nervus trigeminus
OBAT: Acyclovir 3 x 400 mg selama 7 hari
Acyclovir cream 5% → RHL
Varicella Zoster Virus (VZV) → Varicella / Chickenpox, Herpes Zoster
!!! ada lesi EKSTRA ORAL !!!
• Varicella / Chickenpox
Khas: Lesi intra & ekstra oral bilateral
• Herpes Zoster
Khas: Lesi intra & ekstra oral unilateral
KOMPLIKASI:
o Post Herpetic Neuralgia → setelah sembuh suka merasa pusing
o Herpes Zoster Otikus / Ramsay Hunt Syndrome → disertai fasial paralisis
o Herpetic Whitlow → vesikel di ujung jari (karena pegang pasien herpes tanpa
sarung tangan)
OBAT: Acyclovir 5 x 800 mg selama 7 hari
Coxsackie Virus → Herpangina, HFMD
• Herpangina
Khas: Vesikel multiple di palatum molle, orofaring, pilar tonsil
• Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) / Flu Singapura
Khas: Vesikel seluruh mulut + tangan dan kaki
OBAT: Dipenhydramine HCl (anti-histamin) → HFMD
Ibuprofen (kalau demam) → Herpangina
Multivitamin + diet TKTP (HFMD dan Herpangina)
Epstein-Barr Virus (EBV) → OHL
• Oral Hairy Leukoplakia
Khas: Suka berganti pasangan
Plak putih pinggir lidah
Rubella → Measles / Campak
• Measles / Campak
Khas: Koplik spot
Paramyxovirus → Mumps
• Mumps / Parotitis Epidemika / Viral Parotitis
Khas: Keluar pus dari duktus stensoni

BAKTERI
• Treponema Pallidum = Spirochaeta → Sifilis
Khas: Suka berganti pasangan, HIV
Fase: 1. Primary Stage
Chancre: lesi merah datar, soliter, tidak sakit (chancre akan menjadi ulkus)
Ulkus durum: ulkus soliter dan indurasi (+), tidak sakit
2. Secondary Stage
Split papul: Papul dengan garis di tengahnya
Mucous patch: plak agak meninggi, merah
Kondilomalatum: mirip kutil (di genital namanya kondiloma akuminata)
3. Tertiary Stage
Menyerang saraf
Gumma: lubang di palatum durum
• Mycobacterium Tuberculosis → Tubeculosis (TBC)
Khas: Scrofula (tonjolan di leher = limfadenopati)
Batuk kronis
Penurunan berat badan
Demam naik turun, keringat malam hari
Dalam mulut: Ulser sakit, soliter, indurasi (+)
OBAT SIFILIS & TBC: Chlorhexidine Gluconate 0,12% + rujuk
(antibiotik diberikan oleh dr. Sp.PD)

JAMUR
!!! Identifikasi: !!!
1. Penggunaan antibiotik dan/atau obat kumur jangka panjang
2. Penggunaan kortikosteroid inhalasi (asthma)
3. Penggunaan gigi tiruan jangka panjang
4. Keadaan imunosupresan
• Akut Pseudomembran Kandidiasis / Oral Trush
Khas: Plak putih bisa dikerok, meninggalkan jaringan kemerahan
• Akut Atrofi Kandidiasis
Khas: Kemerahan di palatum
Kortikosteroid inhalasi
• Kronik Atrofi Kandidiasis / Denture Stomatitis
Khas: Kemerahan di palatum
Gigi tiruan jangka panjang
• Kronik Hiperplastik Kandidiasis
Khas: Plak putih ga bisa dikerok (DD leukoplakia, pembeda dari predispose: merokok)

NON-INFEKSIUS
• Angioneuretik Edema
Khas: Alergi tipe 1 (Tipe cepat)
Bengkak di bibir, mata
• Leukoplakia
Khas: Pre-kanker
o Homogenous → putih
o Non-Homogenous: Speckled & Nodular → putih dan merah = eritroleukoplakia
o Proliferative verrucous → putih, kembang kol (DD papilloma skuamosa, pembeda
dari predispose: suka berganti pasangan, dan etio: HPV)
• Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) = Cancer Sore
Khas: Ulkus di mukosa non-keratin (!!! Cara membedakan keratin dan non-keratin
yaitu, keratin stretchy dan licin, non-keratin kaku dan kasar !!!)
Defisiensi vitamin B12
Tipe: 1. Minor → ukuran < 1 cm
2. Minor → ukuran > 1 cm
3. Herpetiform → banyak, kecil-kecil
• Ulkus Traumatikus
Khas: Berbatas tidak jelas
Trauma
• Stomatitis Medikamentosa
Khas: Setelah minum obat telan
Ulser / bercak kemerahan, perih
• Stomatitis Venenata / Stomatitis Kontakta
Khas: Setelah kontak dengan bahan yang baru saja dipakai (lipstick, odol, dll)
• Stomatitis Nikotina / Smoker’s Palate
Khas: Papul putih dikelilingi kemerahan pada palatum
Duktus saliva minor meradang (merah), dan ada hiperkeratosis (putih)
• Eritema Multiforme (EM) → Tidak diobati akan menjadi SJS
Khas: Alergi
Krusta kehitaman / hemoragik
Lesi target / bull’s eye
Tipe: 1. EM Minor → 1 daerah mukokutan yang terkena
2. EM Mayor → >1 daerah mukokutan yang terkena
3. Herpes Associated EM → sebelumnya terkena herpes. Pasien alergi dengan
antigen virus. Krusta muncul saat masa penyembuhan herpes
• Steven-Johnson Syndrome (SJS)
Khas: Epidermolisis pada kulit (seperti kulit terbakar: bula, bula pecah, kemerahan, dll)
Tipe: 1. Epidermolisis <10% → SJS
2. Epidermolisis 10-30% → Overlap SJS TEN (Toxic Epidermal Necrolysis)
3. Epidermolisis >30% → TEN
• Median Rhomboid Glossitis
Khas: Kemerahan di tengah posterior dorsal lidah
• Pemfigus Vulgaris
Khas: Autoimun
Berbentuk bula
Nikolsky sign (+)
Kerusakan terjadi di desmosum pada stratum spinosum. Desmosum merupakan lem antar
lapisan. Karena desmosum rusak dan lepas, terbentuk rongga yang mudah untuk terisi
cairan. Terbentuklah bula.
Nikolsky sign (+) bula kendor, saat dipencet tidak pecah. Bula merembet ke samping
atau timbul bula baru.
• Pemphigoid Bulosa
Khas: Autoimun
Nikolsky sign (-) → bula tegang / kencang, saat dipencet pecah
• Cheilosis
Khas: Bibir kering, mengelupas
• Angular Cheilitis
Khas: Fisur di sudut mulut
Penurunan dimensi fisiologis (DV), defisiensi nutrisi, menjilat bibir, trauma
• Actinic Cheilitis
Khas: Sakit / bengkak / ada tanda inflamasi
Paparan UV
Pre-kanker
Vermilion border menghilang
• Eksfoliatif Cheilitis
Khas: Sakit / bengkak / ada tanda inflamasi
Stress
• Kaposi Sarkoma
Khas: Lesi biru
Suka berganti pasangan, HIV
• Lichen Planus
Tipe: 1. Retikular: Wickham’s striae, bilateral
2. Erosif: Wickham’s striae + ulser
3. Atrofi: Wickham’s striae + lesi eritema
4. Bullous: Wickham’s striae + bula
5. Plaque-like: lesi putih datar, meninggi
• Reaksi Likenoid
Khas: Autoimun
Klinis seperti lichen planus
Amalgam, obat-obatan
• Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Khas: Autoimun
Butterflyrash
• Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Khas: Ulser mudah berdarah
Tidak sembuh-sembuh
Disertai penurunan BB
Alkohol, merokok, menyirih
Keganasan
• Oral Submucous Fibrosis
Khas: Menyirih
Lesi putih, tidak dapat dikerok
Sulit membuka mulut / terasa kekakuan
• Pyogenic Granuloma
Khas: Trauma lokal / iritan ringan
Ungu kemerahan, tidak bertangkai

VARIASI NORMAL
• Papilla Folliata Prominen
Khas: Di tepi lidah, ukuran tidak berubah, tidak mudah berdarah
• Linea Alba
Khas: Garis putih setinggi oklusal
• Varikosites
Khas: Penonjolan vena di bawah lidah
• Leukoedema
Khas: Lesi putih di pipi, ditarik hilang
• White Sponge Nevus
Khas: Lesi putih
Orang tua juga punya
• Fordyce Spot / Fordyce Granule
Khas: Lesi makulo popular, multiple
Warna putih kekuningan
Asimptomatik
• Ephelis → Lesi hiperpigmentasi
Tipe: 1. Makula Melanotika: datar, soliter = tompel
2. Nevus Pigmentosus: menonjol, tepi jelas, soliter
3. Freckle: datar, cokelat, multiple, paparan UV
• Epulis → Penonjolan di gingiva
Tipe: 1. Fibromatosa: trauma berulang, bertangkai, tidak berdarah, warna sama dengan
jaringan sekitar
2. Granulomatosa: tidak bertangkai, mudah berdarah, warna lebih merah, biasanya
paska exo
3. Gravidarum: muncul saat kehamilan
4. Fissuratum: gigi tiruan longgar
5. Giganto Selulare: secara histopatologi ditemukan giant cell
• Fissure Tongue
Khas: Celah pada lidah
• Benign Migratory Glossitis / Geographic Tongue / Eritema Migrans
Khas: Lesi berpindah-pindah, atrofi papil lidah berwarna merah dengan tepi putih
• Pigmentasi
Tipe: 1. Eksogen: dari luar (contoh: kerja di pabrik, dll)
2. Endogen: dari dalam (contoh: herediter, kekurangan hormon ACTH)
3. Hemoglobin: keluarnya darah di bawah jaringan (contoh: dipukul biru)
4. Depigmentasi: pucat (contoh: anemia)
o Amalgam Tattoo (Non-Infeksius)
Khas: Lokal (hanya pada gigi yang memiliki tambalan amalgam)
o Pigmentasi Rasial / Fisiologis
Khas: Seluruh mulut
Orang tua juga punya
o Smoker’s Melanosis (Non-Infeksius)
Khas: Seluruh mulut
Perokok
SINDROMA
• Frey Sindrom
Khas: Pelipis berkeringat
• Sjӧgren’s Syndrome
Khas: Mata & mulut kering
• Behçet’s Disease
Khas: Mata, mulut, genital
• Sindroma Kelly / Sindroma Kombinasi
Khas: RA GTL, RB GTSL
1. Resorbsi progresif anterior dan posterior
2. Anterior flabby
3. Pembesaran tuberositas maksilaris
4. Ekstrusi anterior bawah
• Melkersson-Rosenthal Syndrome
Khas: Cheilitis granulomatosis (pembengkakan pada bibir atas, terkadang bawah)
Facial muscle weakness
Fissure tongue
• Addison Disease
Khas: Hormon ACTH turun
Lesi hiperpigmentasi di mulut dan kulit, tiba-tiba
• Cushing Syndrome
Khas: Hormon ACTH naik
Moon face
Buffalo hump
• Akromegali
Khas: Tangan besar dan jari panjang seperti sekop, pasien dewasa
• Gigantisme
Khas: Tangan besar dan jari panjang seperti sekop, pasien anak
• Kawasaki Disease
Khas: Strawberry tongue
• Ectodermal Dysplasia
Khas: Rambut kering, kulit bersisik
• Burning Mouth Syndrome / Glossodynia
Khas: Menopause, terasa panas tanpa ada lesi

PEMERIKSAAN
Identifikasi → DNA, sidik jari, gigi
Blanch Test → jika dipencet akan menjadi pucat (karena berisi darah. Contoh: Hemangioma)
Histopatologi → dysplasia, hiperkromatin, pleomorfik = ada keganasan
Antinuclear Antibody (ANA Test) → Mengukur kadar dan pola aktifitas antibody pada
darah yang melawan tubuh (reaksi autoimun)
Pewarnaan
• Bakteri Tahan Asam (BTA) → pewarnaan Ziehl Neelsen
Khas: Untuk TBC
• Papanicolau
Khas: Deteksi keganasan (ganas = orange bercampur biru)
Orange → superfisial
Biru → sel basal
Tidak berinti → keratin
Berinti → sel pignotik

Darah / Serologi
• Diabetes Melitus (DM)
Range normal:
1. Gula darah sewaktu (GDS): 110 mg/dl
2. Gula darah puasa (GDP) / Tidak makan 8 jam: <140 mg/dl
3. HbA1C (kontrol jangka waktu panjang pada penderita DM): 4-5,6%
• Anemia
Khas: Hb dan Ht rendah
• Hemofili tipe A
Khas: Kekurangan faktor pembekuan darah
• Hemofili tipe B
Khas: Kekurangan faktor pembekuan darah
• Polisitemia
Khas: Hb Ht naik
• Leukemia
Khas: Leukosit naik / leukositosis, Hb Ht rendah, trombosit rendah / trombositopenia
• Virus
Khas: infeksi primer IgM naik, sekunder IgG naik 4x lipat
• Smear
Khas: Cairan dari sulkus
• Swab
Khas: Jamur
• Scrap
Khas: Kehilangan integritas (ulkus)
• Patch
Khas: Alergi
• Biopsi
Khas: Keganasan (golden standard)
• Cloting Time dan Bleeding Time (CT & BT)
Khas: Kelainan perdarahan (Darah lama berhenti)
• Prothrombin Time & Activated Partial Thromboplastin Time (PT & APTT)
Khas: Pembekuan darah (terbaru)
PT melihat faktor ekstrinsik
APTT melihat faktor intrinsic
• SGPT SGOT
Khas: Fungsi hati
• Ureum & Kreatinin
Khas: Fungsi ginjal
• Na, K, Cl
Khas: Elektrolit darah

Kelenjar limfe / limfonodi (LN) → Dilakukan jika ada kecurigaan infeksi atau keganasan
!!! Pasien duduk tegak dan kepala sedikit menunduk, posisi operator di belakang !!!
!!! Gerakan menarik keluar !!!
• Di depan telinga (Preaurikular)
• Di belakang telinga (Retroaurikular)
• Submandibula
• Submental
• Leher (Sternokleido) → Perabaan kiri, pasien tengok kanan, dan sebaliknya

Kelenjar saliva → Jika ada kelainan berhubungan dengan kelenjar saliva


!!! Gerakan dipencet sakit / tidak, keluar ludah / tidak dari muara duktus !!!
• Parotis
• Submandibula
• Sublingual

VITAMIN
• B1 → Tiamin
• B2 → Riboflavin
• B3 → Niacin
• B5 → Asam pantotenat
• B6 → Piridoksin
• B7 → Biotin
• B9 → Asam folat (Anemia)
• B12 → Kobalamin (Anemia)
• A → Retinoid
• C → Asam askorbat
• D → Kalsiferol
• E → Tokoferol
MACAM KERACUNAN
• Mercury Poisoning → Pemurnian emas
• Lead Poisoning → Timbal, residu bahan bakar
• Zinc Poisoning → Pabrik seng, baterai

PROSES DIABETES DAN PEMBENTUKAN ENERGI


1. Karbohidrat dirubah menjadi glukosa (Oleh amylase → enzim pencernaan)
2. Glukosa diserap oleh usus, masuk ke pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh
3. Glukosa dirubah menjadi glikogen (Oleh insulin, yang dihasilkan oleh sel β Langerhans
di pankreas) → Proses Glikogenesis (Proses yang terhambat pada pasien DM).
Kemudian masuk ke dalam sel (Mitokondria)
4. Glikogen dipecah menjadi 2 molekul asam piruvat → Proses Glikolisis
5. 2 molekul asam piruvat akan melalui proses Siklus Krebs
6. Jika ada oksigen: Ke system transport electron 34-36 ATP + CO2 + H2O (metabolism
aerobic)
7. Jika tidak ada oksigen: 4-6 ATP dan produk samping yaitu asam laktat (metabolism
anerobic). Contoh: S. Mutans

Glukagon / adrenalin merubah kembali glikogen yang tidak terpakai menjadi glukosa
(Menstabilkan gula darah dalam darah) → Proses Glikogenolisis (Proses yang meningkat
pada pasien DM) (Ini alasan kenapa pasien DM tidak boleh diberi anestesi adrenalin, nanti
memperbanyak proses glikogenolisis → glukosa dalam darah semakin banyak)

1. Lemak dirubah langsung menjadi 2 molekul asam piruvat → Proses Glukoneogenesis


(Hal ini menyebabkan orang DM kurus karena lemaknya terpakai)
2. Hasil samping: badan keton / aseton (Hal ini menyebabkan bau aseton)

CATATAN TAMBAHAN
Kemerahan → = atrofi → epitel menipis → saraf perifer terbuka → nyeri
KONSERVASI GIGI
OPERATIVE DENTISTRY

KLASIFIKASI AMERICAN ASSOCIATION OF ENDODONTIST (AAE)


• Pulpa Sehat
• Pulpitis Reversibel
o Ngilu tajam, singkat
o Tidak ada sakit spontan
o Saraf: A-delta bermyelin
• Pulpitis Ireversibel
o Sakit, berdenyut, menetap
o Nyeri spontan
o Saraf: C tidak bermyelin
• Nekrosis Pulpa
• Previous Initial Therapy / Flare Up Antar Kunjungan (Flare up = kambuh)
• Previously Treated / Flare Up Paska Obturasi (Flare up = kambuh)

KLASIFIKASI LESI ENDO-PERIO


• Endo Primer – Perio Sekunder
o Bakteri masuk dari kavitas
o Lewat kanal lateral, membuat inflamasi di perio
o Klinis: Karies mencapai pulpa, poket tidak dalam / tidak sampai apikal
• Perio Primer – Endo Sekunder
o Bakteri masuk dari perio
o Lewat kanal lateral, masuk ke pulpa
o Klinis: Tidak ada karies, vitalitas negatif, poket tidak dalam / tidak sampai apikal
• Kombinasi Endo – Perio
o Klinis: Ada kerusakan yang luas dari marginal sampai apikal, ada karies mencapai
pulpa (Tidak bisa dipastikan bakteri masuk darimana)

INDIKASI DAN PEMILIHAN PERAWATAN


RESTORASI
• Inlay:
o Karies 1/3-1/2 lebar bukopalatal
o Tidak melibatkan cusp
o Tambalan komposit yang lepas atau pecah berkali-kali
o Kavitas kelas II yang sudah kehilangan gingival wall
• Onlay:
o Karies ≥1/2 lebar bukopalatal
o Ada keterlibatan cusp
• Labial veneering
o Terdapat defek labial yang luas
• Resin Komposit
o Defek belum meluas
• Fully veneering / Crown / Jacket
o Defek meluas ke beberapa bagian gigi

MATRIKS
• Sectional → Karies <1/3 lebar bukopalatal
• Tofflemire → Karies >1/3 lebar bukopalatal
• Mylar Strip / Seluloid Strip → Karies pada gigi anterior

BLEACHING
BAHAN
• Hidrogen Peroksida
• Karbamid Peroksida
• Natrium/Sodium Perborat

TEKNIK
• Intra Korona → Non-vital, sudah di PSA
o Komplikasi: Resorbsi eksterna (bahan bleaching terlalu banyak sehingga keluar
melalui tubuli dentin, terjadilah resorbsi)
o Teknik:
▪ Walking Bleach: Menggunakan konsentrasi 35-38%
▪ Termokatalitik: Sudah tidak dipakai, karena kemungkinan resorbsi eksterna
lebih besar
• Ekstra Korona → Vital, diskolorasi >1 gigi
o Komplikasi: HD
o Teknik:
▪ Home: Menggunakan konsentrasi 5-15%
▪ In-Office: Menggunakan konsentrasi 35-38%

KLASIFIKASI KARIES
G.V. BLACK
• Kelas I → Permukaan oklusal, permukaan halus 2/3 oklusal (Posterior)
• Kelas II → Proksimal (Posterior)
• Kelas III → Proksimal, belum melibatkan insisal (Anterior)
• Kelas IV → Proksimal, sudah melibatkan insisal (Anterior)
• Kelas V → Permukaan 1/3 servikal
• Kelas VI (Modifikasi Simon) → Puncak cusp (Posterior)

G.J. MOUNT
SITE
• Site 1 → Oklusal, dan permukaan halus 2/3 oklusal
• Site 2 → Proksimal
• Site 3 → Servikal, permukaan akar
SIZE
• Size 0 → Tidak ada karies
• Size 1 → Minimal (email)
• Size 2 → Sedang (email-dentin), belum mengenai cusp
• Size 3 → Mengenai 1 cusp atau insisal edge
• Size 4 → Mengenai >1 cusp

INTERNATIONAL CARIES DETECTION AND ASSESMENT SYSTEM (ICDAS)


• D0 → Tidak ada karies
• D1 → Saat gigi dikeringkan terlihat bercak putih
• D2 → Bercak putih terlihat tanpa gigi dikeringkan
• D3 → Karies email
• D4 → Karies dentin terbatas
• D5 → Karies dentin meluas (hampir mencapai pulpa, hanya tersisa selapis tipis)
• D6 → Karies mencapai pulpa

LESI PERIAPIKAL
• Periodontitis Apikalis Kronis / Simptomatik → Pelebaran ligament periodontal,
lamina dura normal
• Abses Apikalis → Radiolusen berbatas difus
o Akut → Belum ada fistula, fluktuasi (-)
o Kronis → Ada fistula
• Granuloma → Radiolusen berkabut, batas tepi jelas tapi tidak tegas, tepi lesi
menyambung dengan lamina dura
• Kista → Radiolusen total, berbentuk bulat, batas tepi jelas dan tegas

WEINE’S MODIFICATION (PANJANG KERJA PSA)


• Normal → -1 mm
• Resorbsi Tulang → -1,5 mm
• Resorbsi Akar dan Tulang → -2 mm
BAHAN IRIGASI
• NaOCl → Pelarut organic (Sisa jaringan pulpa, bakteri, dll)
• Chlorhexidine → Pelarut organik (Pengganti bisa alergi dengan NaOCl)
• EDTA → Pelarut anorganik (Debris), digunakan saat instrumentasi mentok
• Potassium Iodine / Povidone Iodine → Tidak digunakan lagi karena menyebabkan
diskolorasi

LESI NON-KARIES
• Atrisi → Gesekan gigi (Contoh: Bruxism)
• Erosi → Asam
• Abrasi → Gesekan mekanis (Contoh: Sikat gigi)
• Abfraksi → Tekanan kunyah yang besar, khas: lesi berbentuk V

PRINSIP DESAIN KAVITAS


• Outline Form → Menentukan batas perluasan yang akan dipreparasi (Desain kavitas)
• Resistance Form → Membentuk kavitas agar gigi dan tumpatan tidak mudah pecah
(Tahan terhadap tekanan kunyah)
• Retention Form → Membentuk kavitas agar tumpatan tidak mudah lepas
• Convenience Form → Membentuk kavitas yang memudahkan masuk / keluarnya alat
dan bahan tumpatan
• Toilet Of The Cavity → Membuang semua jaringan debris yang masih tertinggal

MEKANISME NYERI TEORI HIDRODINAMIK / PERGERAKAN CAIRAN


TUBULI DENTIN
Di dalam gigi ada lapisan dentin. Di dalam dentin, terdapat tubuli dentin. Di dalam tubuli,
terdapat cairan tubuli, prosesus odontoblastik, saraf A-delta. Jika tubuli dentin terbuka,
cairan akan berkontak dengan lingkungan luar, akibatnya akan ada pergerakan osmotik.
Karena lingkungan luar lebih pekat, cairan akan ketarik. Saat cairan ketarik, prosesus
odontoblastik dan saraf akan ikut ketarik juga. Hal ini lah yang menyebabkan rasa ngilu.
Makanya terapi HD dilakuakn dengan cara menutup tubuli dentin agar cairan tidak berkontak
dengan lingkungan luar.

MEKANISME PERUBAHAN WARNA / DISKOLORASI GIGI YANG NEKROSIS


Pada saat pulpa terkena trauma, pembuluh darah menjadi putus. Saat pembuluh darah putus,
darah keluar semua masuk ke kamar pulpa, dan masuk ke tubuli dentin. Saat darah berada di
luar pembuluh darah, darah akan menggumpal. Gumpalan dan warna darah itu lah yang
menyebabkan perubahan warna gigi. Hal ini terjadi selama beberapa bulan atau tahun,
disebut juga hemoragi pulpa.
ZONA HISTOLOGI LESI KARIES
• Translucent Zone (Paling dalam)
• Dark Zone
• Body Of Lesion
• Surface Zone (Paling luar)

CATATAN TAMBAHAN
Apeks reseksi / apikoektomi dilakukan jika fraktur akar 1/3 apikal. Jika fraktur pada 1/3
tengah, maka dilakukan ekstraksi

Kalau pulpa sudah terbuka, langsung saja dilakukan anestesi intrapulpa:


o Genangi kamar pulpa dengan cairan anestesi (bisa dengan kapas atau digenangin
langsung), tunggu 2-5 menit
o Masukkan jarum secara pelan-pelan

Untuk melihat karies sekunder, harus difoto rontgen dulu untuk tindakan pertama
Melihat fraktur pada gigi → Rontgen dan sinar FOTI (fiberoptik) / transilumniasi

Partial nekrose adalah keadaan, diagnosisnya tetep nekrosis pulpa

Prinsip utama endo: Akses, Cleaning & Shaping, Obturasi


Ramifikasi = percabangan saluran akar

Bila gigi terkena sinar → Sebagain dipantulkan, sebagian diteruskan. Email lusen, dentin
opak. Disebut opak, bila sinar dipantulkan, disebut lusen bisa sinar diteruskan

Arus galvanis → Bila 2 logam yang berbeda bertemu

Retensi inlay → Pulpa wall tegak lurus aksis gigi

Kondensasi lateral → Menggunakan spreader


Kondensasi vertical → Menggunakan plugger

Wedge → Adaptsi tepi servikal (Cegah kelebihan bahan dan penetrasi cairan)
Matriks & wedge → Membentuk anatomis gigi
Ring → Memisahkan gigi

Tes vitalitas → Di 1/3 tengah bukal

Sudah minum analgetik masih sakit → Diberi anti-inflamasi (dan antibiotik)


ORTODONSIA
ORTHODONTIA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DENGAN KEBIASAAN BURUK


• Intensitas → Besarnya gaya yang timbul saat melakukan kebiasaan buruk (Newton /
gram)
• Frekuensi → Sudah berapa lama kebiasaan buruk berlangsung (Hari, minggu, bulan,
tahun)
• Durasi → Berapa lama berlangsungnya kebiasaan buruk setiap sekali melakukan (Detik,
menit, jam)

KEBIASAAN BURUK DAN MANIFESTASINYA


• Menghisap ibu jari
o Palatum dalam dan kontraksi, open bite anterior, protrusi
o Palatal crib
• Menjulur lidah
o Multiple diastema
o Tongue crib
• Bernapas melalui mulut
o Palatum dalam, mulut dan bibir kering, gingivitis
o Oral screen / vestibular screen
• Menggigir / menghisap bibir bawah
o Anterior RA protrusif, anterior RB retrusif
o Lip bumper
• Menggigir / menghisap bibir atas
o Anterior RB protrusif, anterior RA retrusif
o Lip bumper

MALOKLUSI
• Skeletal → Berdasarkan ANB (2˚ ± 2˚)
o Kelas I / Ortognati → ANB normal
o Kelas II / Prognati → Lebih dari normal
o Kelas III / Retrognati → Kurang dari normal
• Dental → Cusp mesiobukal M1 RA berada di bukal groove M1 RB
o Kelas I / Neutroklusi (Angle)
Modifikasi Martin Dewey:
▪ Tipe 1: Crowding (Kekurangan ruang, malposisi)
▪ Tipe 2: Protrusif (Overjet dan I-SN / I-NA lebih dari normal)
▪ Tipe 3: Cross bite anterior (Overjet minus)
▪ Tipe 4: Cross bite posterior
▪ Tipe 5: Mesial drifting
o Kelas II / Distoklusi → Cusp mesiobukal M1 RA lebih ke mesial dari bukal groove
M1 RB (Angle)
▪ Divisi 1: Protrusi
▪ Divisi 2: I sentral palatoversi, I lateral labioversi
▪ Subdivisi: Satu sisi kelas I, satu sisi kelas II
o Kelas III / Mesioklusi → Cusp mesiobukal M1 RA lebih ke distal dari bukal groove
M1 RB (Angle)
Modifikasi Martin Dewey:
▪ Tipe 1: Edge to edge
▪ Tipe 2: Crowding anterior RB
▪ Tipe 3: Cross bite anterior
▪ Subdivisi: Satu sisi kelas I, satu sisi kelas III

RANGE NORMAL CEPHALO


• SNA → 82˚ ± 2˚
• SNB → 80˚ ± 2˚
• ANB → 2˚ ± 2˚
• I-NA → 4 mm, 22˚
• I-NB → 4 mm, 20˚
• I-SN → 104˚ ± 6˚
• I-MP → 90˚ ± 5˚
• I-I → 125˚ ± 5˚

PERGERAKAN GIGI
• Uncontrolled Tipping → Mahkota dan akar bergerak dalam arah yang berlawanan
• Controlled Tipping → Menggerakkan mahkota, tanpa akar
• Bodily → Mahkota dan akar bergerak dalam arah yang sama
• Rotasi → Mahkota bergerak di dalam sumbu. Mendorong dari 2 arah
• Torsi → Menggerakkan akar, tanpa mahkota

BENTUK MALPOSISI
• Torsoversi → = versi. Hilang 1 titik kontak
• Torsi → Hilang 2 titik kontak
UKURAN CLASP
• Aktif → 0,6
o Khusus untuk labial bow → 0,7
• Pasif / Retentif → 0,8

PEMILIHAN CLASP
• Adam’s → Jika M sudah erupsi
• Arrow Head → Jika M belum erupsi
• Ball Clasp → Retensi tambahan jika sudah ada Adam’s tapi masih longgar
• Finger Spring / Simple Spring / Cantilever Tunggal → = Finger Coil. Mesialisasi dan
distalisasi gigi. Aktivasi: Melebarkan coil
• Cantilever Terbuka / Cantilever Ganda / Z Spring → = Bumper terbuka. Mendorong
salah satu sisi gigi ke mesial atau distal
• Cantilever Tertutup / T Spring → = Bumper terbuka. Mendorong 2 gigi ke mesial atau
distal, mendorong gigi P ke bukal
• Labial Bow → Mendorong beberapa gigi sekaligus ke arah palatal / lingual. Aktivasi:
Menyempitkan loop
o Short (C ke C) → Jika tidak ingin menggerakkan gigi C
o Long (P ke P, disolder ke Adam’s) → Jika ingin menggerakkan gigi C
• Reverse Labial Bow → Kalau ada multiple diastema / retraksi banyak gigi. Karena bisa
diaktivasi berkali-kali (Lebih banyak daripada labial bow). Aktivasi: Melebarkan loop

METODE KESLING
1. Gunakan model gigi. Potong gigi I1-P2
2. Susun kembali gigi I1-P1 sesuai lengkung yang normal
3. Hitung jarak yang tersisa dari distal P1 ke mesial M1 (Available space)
4. Hitung lebar mesial-distal gigi P2 (Required space)
5. Hitung Available – Required
6. Jika kekurangan ruang > ½ → ekstraksi
➔ Kekurangan ruang per regio > 4 → Ekstraksi
➔ Kekurangan ruang per regio < 4 → Non-ekstraksi

OTOT BUKA DAN TUTUP MULUT


MEMBUKA MULUT
• Lateral pterigoideus

MENUTUP MULUT
• Masseter
• Temporal
• Medial pterigoideus
PERBAIKAN CROSS BITE ANTERIOR
!!! Peninggi gigit dipasang jika overjet > FWS !!!
• Tongue Blade → Gigi I erupsi sebagian, M1 sudah erupsi, pasien koop
• Reversed SSC → Gigi M1 erupsi sebagian, I sudah erupsi
• Inclined Bite Plane → I dan M sudah erupsi
• Z Spring Dengan Peninggian Gigit → I dan M sudah erupsi
• Ekspansi Sagital Dengan Peninggian Gigit → I dan M sudah erupsi
• Catlan’s Appliance → Akrilik diletakkan di gigi I bawah, dan membentuk sudut 45˚
• Sved bite plane → Diletakkan di palatal gigi I RA dan menyelubungi insisal gigi I RA.
Sehingga saat I RB beroklusi dan menekan bite plane, gigi I RA dapat terdorong masuk

PERBAIKAN CROSS BITE POSTERIOR UNILATERAL


• Dr. Nord Appliance
o Expansion screw diletakkan hanya di regio gigi posterior yang mengalami cross bite
o Posterior bite riser diletakkan di regio antagonis gigi yang mengalami cross bite

PRIORITAS PERAWATAN ORTO NON-EKSTRAKSI


1. Protraksi Anterior → Kalau gigi anterior retrusi
2. Ekspansi
o Sagittal → 4 gigi insisif normal
o Transversal → Kontraksi lengkung gigi
o Parallel → Anterior dan posterior
o Non-parallel / Radial → Hanya 1 segmen
o Simteris → Kanan dan kiri bergerak sama besar
o Asimetris → Kanan dan kiri bergerak berbeda besarnya
3. Slicing → Per sisi 0,25 mm. Per gigi 0,5 mm
4. Distalisasi molar

GAYA YANG TIMBUL SAAT KOREKSI


• Continuous → Orto cekat
• Intermittent → Orto lepasan
• Interrupted → Pasien tidak koop, tidak dipakai alatnya

MACAM OVERBITE
• 0 → Edge to edge
• 1 – 2 → Shallow bite / gigitan dangkal
• 2 – 4 → Normal
• > 4 → Deep bite
• Minus → Open bite
PERAWATAN MYOFUNGSIONAL
!!! Dalam masa pertumbuhan !!!
!!! SNA, SNB tidak normal !!!
RA
• Maju → Headgear (Ditahan)
• Mundur → Facemask (Ditarik)

RB
• Maju → Chin cup (Ditahan)
• Mundur → Aktivator / Monoblok (Ditarik) → Mengaktivasi (memaksa) gerak otot
Bionator / Twin block (Ditarik) → Memodulasi (mengarahkan) gerak otot

PROFIL
• Cekung / Konkaf → > 180˚
• Lurus / Straight → = 180
• Cembung / Konveks → < 180˚

KELAINAN ARAH
• Vertikal → Atas-bawah
• Sagittal → Maju-mundur
• Transversal → Medio-lateral

GROWTH SPURT / PUNCAK PERTUMBUHAN


• Laki-laki → 12-14 tahun
• Perempuan → 10-12 tahun

RESORBSI TULANG
• Frontal → Yang menguntungkan, diharapkan. Tulang yang teresobsi hanya permukaan
tulang yang dekat dan menghadap ligament periodontal
• Undermining → Karena kelebihan gaya. Tulang yang teresobsi di bagian dalam, maka
terjadi kegoyangan

URUTAN PERTUMBUHAN BERHENTI


1. Transversal
2. Sagittal
3. Vertikal
HUBUNGAN DM2 DAN M1

Min. Growth → Pertumbuhan minimal


Forward Growth → Pertumbuhan mandibula ke depan
Shift of Teeth → Pergeseran gigi

METODE DISKREPANSI LUNDSTRӦM


1. Dibagi menjadi 6 segmen masing-masing pada RA dan RB. Segmen dimulai selalu dari
sebelah kanan
2. Ukur lebar mesial dan distal gigi, dijumlahkan tiap segmen (Required space)
3. Ukur ruang yang tersedia tiap segmen (Available space)
4. Cek total diskrepansi tiap segmen, dengan cara Available – Required
5. Totalkan diskrepansi tiap rahang

METODE PROFIL A.M. SCHWARZ


1. Buat garis FHP lurus
2. Buat garis yang mengenai Nasion (jaringan lunak), tegak lurus FHP
3. Buat garis yang mengenai Orbita (jaringan lunak), tegak lurus FHP
4. Jika: Subnasal terletak di garis Nasion (jaringan lunak) → Average face
Subnasal terletak di depan garis Nasion (jaringan lunak) → Anteface
Subnasal terletak di belakang garis Nasion (jaringan lunak) → Retroface

KEKUATAN OPTIMAL
• Tipping → 35-60
• Rotasi → 35-60
• Ekstrusi → 35-60
• Instrusi → 10-20
• Root uprighting → 50-100
• Bodily → 70-120

CATATAN TAMBAHAN
Koreksi overbite terlebih dahulu, baru overjet → Karena kalau koreksi overjet dulu, nanti
overbite makin dalam

Bibir hipertonus → Gigi retrusif


Bibir hipotonus → Gigi protrusive

Retensi paska orto → Minimal 6 bulan

Space regainer → Hanya bisa koreksi gigi M yang tipping, tidak bisa mengkoreksi crossbite
PERIODONTOLOGI
PERIODONTOLOGY

DIAGNOSIS
CONTOH: “Periodontitis kronis lokalis pada gigi 11 oleh karena bakteri plak, diperberat
oleh kalkulus, merokok, …”
“Periodontitis agresif generalis oleh karena bakteri plak”
• Gingivitis Kronis → Tidak terjadi kerusakan tulang dan migrasi epitel attachment /
dasar poket / resesi
➔ Hipertrofi (Volume sel bertambah) → Bisa mengecil sendiri
o Lokalis → < 30% (Sekitar 9-10 gigi)
o Generalis → > 30%
• Periodontitis Agresif → Terjadi kerusakan tulang dan/atau migrasi epitel attachment /
dasar poket / resesi
o OHI-S baik
o Biasanya usia < 35 tahun
o Aggregatibacter actinomycetemcomitans
▪ Lokalis → < 2 gigi selain I dan M1
▪ Genralis → ≥ 2 gigi selain I dan M1
• Periodontitis Apikalis Kronis / Retrograde → Terjadi kerusakan tulang dan/atau
migrasi epitel attachment / dasar poket / resesi
o OHI-S sedang-buruk
o Biasanya > 35 tahun
o Porphyromonas gingivalis, prevotella intermedia
▪ Lokalis → < 30% (Sekitar 9-10 gigi)
▪ Generalis → > 30%
• Puberty Associated Gingival Disease → Muncul sebelum / sesudah menstruasi
• Dental Plaque Associated Gingival Disease → OH sedang-buruk
• Gingival Enlargement
➔ Hiperplasia (Jumlah sel bertambah) → Tidak bisa mengecil sendiri
o Gingiva membesar, stippling masih ada, warna coral pink, tidak ada kerusakan
tulang
o Orto, obat-obatan (Calcium channel blocker: -dipin, anti-konvulsan untuk epilepsy:
phenytoin / Dilantin, immunosupresan pasca transplanatasi: cyclosporine)
o Alat gingivektomi: Pocket marker, Kirkland (untuk margin), orban (untuk
interdental), round diamond superfine bur (untuk gingivoplasti)
o Tahap: Anestesi, bleeding point, insisi, eksisi, SRP, gingivoplasti, irigasi saline,
dressing periodontal pack
• Necrotizing Ulcerative Gingivitis
o Kata kunci: Ulser di interdental, crater like ulser, ulser berbentuk sawah, halitosis
bau metal, ulser ditutupi membrane abu-abu
o Biasanya pada pasien imunokompromis
o Fusobacterium nucleatum
o Irigasi dengan H2O2 3%, lalu premed (amox 500, metro 500). Jika sudah sembuh,
scaling supra. Jika sudah sembuh total, scaling subgingiva
• Necrotizing Ulcerative Periodontitis
o = NUG, ditambah kegoyangan gigi / kerusakan tulang

PERAWATAN
• Displace Flap → Merubah posisi flap
o Coronally Repositioned Flap → Untuk resesi
o Apically Repositioned Flap
• Undisplace Flap → Tidak merubah. Setelah dilakukan insisi, dilakukan penjahitan ke
tempat semula tanpa merubah posisi (Contoh: Bedah flap untuk debridemen)
• Papilla Preservation → Resesi tapi papilla interdental belum rusak, jadi tidak ikut
diinsisi
• Bone Graft & Guided Tissue Regeneration (GTR) (Perio)
o Hanya bisa dilakukan pada tulang yang berbentuk crater, karena material bone graft
harus berkontak dengan tulang
o GTR (teknik menggunakan membran) untuk membatasi materian bone graft dengan
jaringan disekitarnya, agar bone graft seluruhnya hanya berkontak dengan tulang.
Karena materi bone graft jika kena jaringan lain, misal gingiva, akan berubah
menjadi gingiva
• Free Connective Tissue Graft (CTG) → Untuk resesi. Caranya mengambil mukosa di
palatum kemudia ditempel di gigi yang mengalami resesi
• Depigmentasi → Untuk mengembalikan warna gigi karena merokok

TAHAP GINGIVITIS-PERIODONTITIS
1. Initial → Peningkatan GCF
2. Early → BOP (+), edema, hiperemi
3. Established → Kebiruan, sudah ada collapsed pembuluh darah (kejepit, flow turun)
4. Advanced → Kerusakan tulang

MACAM POKET
• True / Absolut → Poket periodontitis
• False / Pseudo / Relative → Poket gingivitis
• Supraboni → Dasar poker berada di atas alveolar crest
• Infraboni → Dasar poker berada di bawah alveolar crest
• Simple → Melibatkan 1 sisi
• Compound → Melibatkan 2 sisi
• Complex → Melibatkan > 2 sisi dan melibatkan furkasi (Cek dengan probe Nabers)
FASE-FASE PERAWATAN PERIO
1. Emergency → Premedikasi, drainase
2. Initial / Non-bedah / Fase I → DHE, SRP, splinting sementara, OA
3. Maintenance / Fase IV → Kontrol plak
4. Bedah / Fase II → PSA, kuret, bedah flap, gingivek gingivo
o External Bevel Incision → Gingivektomi (Untuk gingival enlargement)
o Internal Bevel Incision → Bedah flap, ENAP (= kuretase, tapi menggunakan blade)
5. Restorative / Fase III → Orto, penambalan

Emergency

Fase I

Fase IV

Fase II Fase III

KEHAMILAN
Prosedur bedah dapat dilakukan pada trimester kedua (4-6 bulan), tetapi tindakan inisial
dapat dilakukan kapan pun
Trimester 1 → Sedang organogenesis, jika diberi bahan kimia takut prosesnya menjadi
terhambat
Trimester 2 → Organogenesis sudah selesai, lebih stabil
Trimester 3 → Kontraksi dini

TRAUMA OKLUSI
• Sakit saat oklusi
• McCall Festoon → Margin gingiva gigi yang mengalami trauma oklusi membesar,
sedangkan yang lainnya tidak
• Ro: Pelebaran ligamen periodontal, lamina dura menebal
• Uji fremitus → Jari operator dimasukkan ke vestibulum di daerah apical gigi yang akan
diperiksa, pasien diinstruksikan untuk oklusi sentris. Bila operator merasakan adanya
getaran / tersundul, maka uji fremitus (+) dan trauma oklusi (+)
DERAJAT KEPARAHAN KEHILANGAN TULANG
• Mild → 1/3 servikal
• Moderate → 1/3 tengah – 1/3 apikal
• Severe → 1/3 apikal, biasanya poket > 7 mm

KETERLIBATAN FURKASI (GLICKMAN’S)


• Kelas 1 → Probe masuk < 3 mm
• Kelas 2 → = cul-de-sac. Probe masuk > 3 mm, masih ada tulang yang menutupi
• Kelas 3 → Tulang sudah rusak tapi masih ditutupi gingiva. Gingiva terlihat pucat karena
tertekan oleh probe saat probing
• Kelas 4 → Through and through

INDEKS KEGOYANGAN (MILLER)


• ˚1 → < 1 mm, fisiologis
• ˚2 → > 1 mm, arah buko-palatal
• ˚3 → Semua arah (buko-palatal + vertikal)

KEPARAHAN KERUSAKAN TULANG


• Mild Localized Periodontitis → 1/3 servikal
• Moderate Localized Periodontitis → 1/3 tengah – 1/3 apikal
• Severe Localized Periodontitis → 1/3 apikal

STABILISASI
• Ekstra Oral
o Palm-up → RA
o Palm-down → RB
• Intra Oral
o Konvensional
o Opposite-arch
o Cross-arch
o Finger-on-finger
CATATAN TAMBAHAN
Jarak CEJ – Alveolar Crest → Normal 1-2 mm (alveolar crest di bawah CEJ)
Dasar poket – MGJ → Lebar attached gingiva
Dasar poket – Alveolar Crest → Level attachment / Biological width (Normal: 2,04 mm)
CEJ – Margin → Resesi
Margin – Dasar Poket → Kedalaman poket (Normal: 2 mm)
CEJ – Dasar Poket → Loss of Attachment (LoA)
Margin – MGJ → Lebar keratinized gingiva

Hambatan Oklusi → Ada ketika gigi berartikulasi (= blocking)


Kontak Prematur → Ada ketika oklusi sentrik

Plunger Cusp → Cusp yang cenderung mendorong makanan ke proksimal / sulkus (Cara
mengatasi: OA cusp ini)
PROSTODONSIA
PROSTHODONTIA

SYARAT GIGI ABUTMENT


• Vital
• Non-vital sudah di PSA
• Perbandingan mahkota:akar 2:3, atau minimal 1:1
• Kemiringan gigi abutment <20˚
• Kongifurasi akar konus, bukan tapered
• Akar ganda divergen, bukan konvergen (Nanti bisa rotasi)
• Mengikuti Ante’s Law

KONEKTOR BRIDGE
• Fixed-fixed → Normal, TAK
• Semi-fixed → 1 abutment miring (Diberi konektor non-rigid), 1 abutment lurus
• Spring Bridge / Sping Cantilever → Abutment kanan kiri goyang, sehingga harus
memasang L Bar ke gigi belakang
• Cantilever Bridge → Ingin mempertahankan sentral diastema, sehingga abutment hanya
1 sisi
• Adhesive Bridge / Rochette Bridge / Maryland Bridge → Pasien tidak mau diasah
terlalu banyak

RETAINER BRIDGE
• Intrakorona → Inlay, onlay, labial veneer
• Ekstrakorona → Pin crown, jacket / fully veneer / crown

PONTIC BRIDGE (Berdasarkan bentuk ridge)


• Modified Ridge-lap / Spheroidal → Normal, TAK
• Ovate → Paska exo mau langsung di bridge
• Conical → Ridge lancip
• Hygienic / Sanitary → Resorbsi, ruang protesa gingiva-oklusal > 5 mm

BAGIAN SURVEYOR
• Analyzing Rod → Mengetahui kesejajaran gigi abutment
• Undercut Gauge → Mengukur kedalaman undercut
• Carbon Marker → Mengetahui kontur terbesar gigi. Di bawah garis yang terbentuk,
dinamakan wilayah undecut
• Wax Trimmer → Merapihkan wax
o Untuk mendapatkan kesejajaran, model GT tilting ke arah yang beralawanan dari
arah gigi tipping. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan path of insertion

MACAM-MACAM GTC
• Mahkota Tiruan Sebagian ¾ → Inlay, onlay, labial veneer (partial veneer)
• Mahkota Tiruan Penuh → Full veneer crown / jacket
o All porcelain
o PFM
▪ Partly veneer MP
▪ Fully veneer MP
o All metal
• Mahkota Tiruan Pasak
o Attached → Deep bite, ruang protesa sempit (Pasak, core, crown menjadi satu)
o Detached
• Bridge

KLASIFIKASI KENNEDY
!!! Lihat dari gigi paling posterior !!!
!!! Modifikasi dilihat dari area yang tidak bergigi, selain area yang dijadikan sebagai penentu
klasifikasi !!!
• Kelas I → Bilateral free-end
• Kelas II → Unilateral free-end
• Kelas III → Saddle
• Kelas IV → Kehilangan gigi anterior melewati midline

KLASIFIKASI APPLEGATE
!!! Lihat dari gigi paling posterior !!!
!!! Modifikasi dilihat dari area yang tidak bergigi, selain area yang dijadikan sebagai penentu
klasifikasi !!!
• Kelas I → Bilateral free-end
• Kelas II → Unilateral free-end
• Kelas III → Saddle. Kedua mesial dan distal gigi yang hilang, tidak ideal untuk
dijadikan gigi abutment
• Kelas IV → Kehilangan gigi anterior melewati midline
• Kelas V → Saddle. Salah satu mesial atau distal gigi yang hilang, tidak ideal untuk
dijadikan gigi abutment
• Kelas VI → Saddle. Kedua mesial dan distal gigi yang hilang, ideal untuk dijadikan gigi
abutment
GALANGAN GIGIT / BITE RIM
RA
• Lebar posterior 8-10 mm
• Lebar anterior 6-8 mm
• Tinggi hingga terlihat 2 mm di bawah bibir atas
• Jarak dari papilla insisif 8-10 mm
• Kemiringan anterior 15˚

RB
• Lebar posterior 8-10 mm
• Lebar anterior 6-8 mm
• Tinggi 1/2 - 2/3 retromolarpad

PERBAIKAN GT
• Reparasi → GT patah
• Relining → Kendor, warna dan oklusi masih baik
• Rebasing → Kendor, warna berubah, oklusi masih baik
• Pembuatan Baru → Oklusi tidak normal / berubah
• Relief → Ada bagian yang terlalu tajam atau menekan

KONEKTOR MAYOR GTSKL


RA
• Complete Palate / Maxillary Splint Major Connector → Semua gigi yang tersisa
goyang tapi tidak mau dicabut
• Horse Shoe / U-Shape → Torus palatinus besar, melewati vibrating line / palatum molle
• Antero-Posterior Palatal Bar → Palatum dalam, ada torus kecil (Bar ketebalan
minimal 5 mm)
• Antero-Posterior Palatal Strap → Palatum dangkal, ada torus kecil (Strap ketebalan
minimal 3 mm)
• Posterior Palatal Bar → Hanya kehilangan gigi posterior, tidak ada torus, palatum
dalam
• Posterior Palatal Strap → Hanya kehilangan gigi posterior, tidak ada torus, palatum
dangkal
RB
Dalam → ≥ 8 mm
Dangkal → < 8 mm, perlekatan frenulum lingualis tinggi
• Lingual Bar → Dasar mulut dalam
• Lingual Plate → Dasar mulut dangkal, gigi anterior goyang
• Double Lingual Bar → Dasar mulut dalam, gigi goyang
• Labial Bar → Gigi anterior retroklinasi, ada torus mandibular
PEMILIHAN CENGKRAM
• Paradental → Bounded saddle
o 3 jari
o Half-jackson paradental
o Aker’s (GTSKL)
• Gingival / Kombinasi Gingival-paradental → Free-end
o 2 jari (modifikasi → ada mesial rest yang menyambung ke plat akrilik)
o Half-jackson gingival
o RPI / Rest Proximal I Bar (GTSKL)

KHUSUS GTSKL:
• Ring → Untuk gigi abutment paling belakang yang tipping (Biasanya M3)
• Double aker’s → Jika di 1 regio tidak ada yang hilang (Untuk mengimbangi regio
sebelah yang ada kehilangan gigi)
• Back action → Undercut di dekat ujung klamer, jadi lengannya balik

KELOMPOK HURUF
• Linguo-palatal → R, N
• Linguo-dental → L, T
• Labio-dental → F, V
• Bidental → S
• Bilabial → M, B, P

TEKNIK PENCETAKAN FISIOLOGIS


• Mukostatis → Tahanan jaringan rendah (ridge normal)
o Alginate (GTSL)
o Pasta zinc oxide eugenol (GTL)
• Mukokompresi → Tahanan jaringan tinggi (ridge rendah / datar)
o Heavy body / elastomer
• Selective Pressure → Flabby
• Mukofungsional / Border Molding → Free-end
o Wax green stick compound

DESAIN PREPARASI AKHIRAN


• Porcelain Fused to Metal (PFM)
o Fully Veneer Metal Porcelain (Seluruh gigi tertutupi metal dan porselen) →
Shoulder 1,5 mm
o Partly Veneer Metal Porcelain (Bagian depan metal-porselen, bagian belakang
metal saja atau collar metal) → Bukal shoulder, palatal chamfer 1,5 mm
• All Porcelain → Shoulder 2 mm
• All Metal → Knife-edge, feather-edge, shoulder-less 0,5 mm

PENGECEKAN GT
• Retensi → Kemampuan GT untuk berada di tempatnya terhadap gaya yang berlawanan
dengan arah insersi (Tidak mudah copot jika ditarik, mencegah occlusally displace)
o Ditarik ke arah vertikal
o Meretraksi otot pipi dan bibir
• Stabilisasi → Kemampuan GT untuk berada di tempatnya tehadap gaya yang arahnya
mediolateral / kanan-kiri
o Menekan dengan 2 jari
o Menginstruksikan pasien untuk menggerakkan otot pipi dan bibir
• Support → Kemampuan GT untuk berada di tempatnya tehadap gaya yang arahnya
searah dengan arah insersi (Jika GT ditekan, GT tidak masuk ke dalam dan tidak terlalu
menekan mukosa)
o Menekan 1 sisi, tanyakan “sakit ga?”

DIMENSI VERTIKAL
• Facial Measurement → Buat 2 titik, 1 di RA (pronasal) 1 di RB (pogonion jar. lunak)
• Metode Willis → Jarak mata – sudut bibir = jarak ala nasi – menton
➔ DV fisiologis → M
➔ DV oklusi → S (Closest speaking space 1 mm)
➔ DV terlalu tinggi → Tidak bisa menelan ludah, TMD
➔ DV terlalu rendah → Angular cheilitis

RELASI SENTRIS
!!! Metode Walkhoff → Bola nukleus di palatum !!!
Buat garis:
• Garis caninus → Lebar mesio-distal gigi C ke C
• Garis senyum → 2/3 servikal
• Garis ketawa → 1/3 servikal

SIKAP MENTAL
• Philosophical Mind → Nurut sama dokter, mengikuti apa kata dokter
• Exacting / Critical Mind → Banyak minta, suka membanding-bandingkan dokter
• Hysterical → Penakut
• Indifferent → Tidak peduli, acuh dengan kesehatannya
SKEMA OKLUSI
• Bilateral Balance → Working dan balancing side berkontak saat artikulasi ke samping
• Group Function → Working side saja yang berkontak saat artikulasi ke samping
• Canine Guidance / Cuspid Protected Occlusion → C saja yang berkontak saat
artikulasi ke samping
• Mutually Protected Occlusion / Anterior Guidance → Anterior saja yang berkontak
saat artikulasi ke depan

CATATAN TAMBAHAN
Ferrule Effect → Efek yang didapatkan dari sisa jaringan mahkota minimal 3,5 mm

Penyusunan gigi → Di neutral zone (Daerah dimana terdapat keseimbangan fungsional otot
bibir, pipi, dan lidah)

Bahan sementasi all porcelain / pasak fiber → Semen resin. Karena resin bisa berikatan ke
porcelain dan shade warna lebih banyak (porcelain cenderung lebih transparan)

Occlusal adjustment → Mendapatkan oklusi dan artikulasi yang baik


Cetakan fungsional → Mendapatkan retensi
Individual tray → Mendapatkan retensi
Pembuatan oklusal rest → Mendapatkan support

Rasa ngilu paska insersi tapi Ro TAK → Udara merupakan konduktor termal. Jika ada
gelembung udara terjebak di dalam semen, gelembung udara bisa menghantarkan rasa panas
dalam mulut ke pulpa

Vestibuloplasty → Untuk vestibulum dangkal


Eksisi → Untuk jaringan lunak yang flabby

Garis chamfer = garis tragus-ala nasi


Garis pond = crest line

Penderita DM (meskipun terkontrol) → Laju resorb lebih cepat sehingga membutuhkan


perawatan relining lebih sering. Akrilik lebih mudah di-relining dibandingkan GTSKL. Maka
penderita DM, lebih cocok diberikan GT full konvensional (akrilik)

Desinfeksi GTC sebelum insersi → Ethanol / alkohol


RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI
DENTAL RADIOLOGY

YANG DIPELAJARI
• Proyeksi Dan Indikasi
• Radiodiagnosis
• Kesalahan Pada Foto

PROYEKSI
• Intra Oral
o Periapikal Paralel (Ada alat yang dimasukkin ke mulut dan digigit)
▪ Paling akurat
▪ Kelainan pulpo-periapikal
▪ Kelainan periodontal dengan poket > 5 mm
o Perapikal Biseksi
▪ Gigi goyang
▪ Dasar mulut atau palatum dangkal
▪ Reflex muntah tinggi
o Bitewing (Vertikal Dan Horizontal)
▪ Kelainan perio dengan poket ≤ 5 mm (horizontal)
▪ Karies proksimal / evaluasi restorasi proksimal
▪ Bitewing vertikal bisa untuk melihat kelainan perio dengan poket > 5 mm
o Oklusal
▪ Standar / Topografi → Evaluasi benih gigi
▪ Cross-sectional / Vertex → Gigi C atas yang impaksi
▪ Oblique → Digunakan bila ga bisa pake vertex atau topografi
• Ekstra Oral
o Panoramik / Orthopantomograph (OPG)
▪ M3 impaksi
▪ Fraktur mandibular, Le Fort I
▪ Sinus maksilaris
o Sefalometri Lateral / Lateral Skull
▪ Kelainan skeletal (ortho)
o Sefalometri PA
▪ Keseimbangan dan kesimterisan skeletal
▪ Sinus frontalis
o Reverse Towne
▪ Fraktur condyle
o Transcraniolateral / Transorbital / Transfaringeal
▪ Dislokasi TMJ, TMD (clicking)
o Water’s / Occipitomental
▪ Fraktur wajah
o Submentovertex
▪ Fraktur zygoma
o Eisler’s / Lateral Oblique Projection
▪ 1 sisi mandibula

RADIODIAGNOSIS
LESI PERIAPIKAL
• Periodontitis Apikalis Kronis
Khas: Pelebaran ligament periodontal, lamina dura normal
• Abses Apikalis Akut
Khas: Radiolusen difus, belum ada fistula
• Abses Apikalis Kronis
Khas: Radiolusen difus, ada fistula
• Granuloma
Khas: Radiolusen berkabut, tepi lesi menyambung dengan lamina dura, batas jelas tapi
tidak tegas
• Kista Periapikal
Khas: Radiolusen, berbentuk bulat, batas jelas dan tegas
• Sementoma / Periapical Cemental Dysplasia / Periapical Osseus Dysplasia
Khas: Gigi vital
Jenis: 1. Osteolitik: Dalam radiolusen, luar radioopak
2. Sementoblastik: Dalam mix radioopak-radiolusen, luar radiolusen
3. Mature: Dalam radioopak, luar radiolusen
• Sementoblastoma
Khas: Radioopak batas jelas pita radiolusen
• Hipersementosis
Khas: Penyempitan ligamen periodontal
• Ankilosis
Khas: Ligamen periodontal hilang, akar menyatu dengan tulang
• Condensing Osteitis / Periapical Osteo Sclerosis / Periapical Sclersing Osteitis
Khas: Radioopak batas tidak jelas, mengelilingi apikal gigi yang infeksi (biasanya
menyertai abses. Tulang sekitar abses akan menebal agar infeksi tidak menyebar)

LESI RAHANG
• Kista Nasopalatinus
Khas: Bentuk hati
• Kista Globulomaksilaris
Khas: Bentuk pear terbalik
• Kista Residual
Khas: Bekas pencabutan
• Kista Erupsi
Khas: Di atas gigi yang sedang erupsi
• Kista Dentigerous
Khas: Di atas gigi yang impaksi, lesi dimulai dari CEJ gigi
Jarang meresorbsi akar gigi, tetapi mendorong
• Odontogenic Keratocyst (OKC) / Keratocystic Odontogenic Tumor (KCOT)
Khas: Scallop border, lesi dimulai dari akar
Jarang meresorbsi akar gigi, tetapi mendorong
Ekspansi ke arah antero-posterior
• Ameloblastoma Multilokuler
Khas: Aspirasi merah-kecokelatan, honeycomb / soap bubble
Destruktif, meresorbsi akar
Ekspansi ke arah lateral
• Fibrous Dysplasia
Khas: Ground glass / orange peel
• Dens Bone Island / Idiopatic Sclerosis / Idiopatic Osteo Sclerotic
Khas: Radioopak, batas tidak jelas jauh dari apical gigi (tidak menyatu)
• Osteoma
Khas: Radioopak, batas jelas, jauh dari apical
• Odontoma Complex
Khas: Radioopak multiple, batas tidak jelas, cotton wool
• Odontoma Compound
Khas: Dentikel / gigi-gigi kecil
• Osteomyelitis Kronis
Khas: Sequestra, multiple fistula (moth eaten)
• Garre’s Osteomyelitis
Khas: Onion skin
• Osteosarcoma
Khas: Sunray / sunburst
• Osteoradionecrosis
Khas: Akibat terapi radiasi
• Sinusitis Maksilaris
Khas: Antral halo (Gambaran kabut di antrum / rongga sinus)
Berbicara sengau, nyeri meningkat saat menunduk

KESALAHAN PADA FOTO


• Posisi kepala pasien terlalu ke belakang → Gigi melebar
• Posisi kepala terlalu menunduk → Lengkung oklusal berbentuk V
• Posisi kepala terlalu mendongak → Inferior border of mandible terlalu datar
• Pasien bergerak → Gambar buram / kabur
• Overexposure → Gelap, kontras buruk
• Overdeveloping → Gelap, kontras baik
• Underexposure → Terang, kontras buruk
• Underdeveloping → Terang, kontras baik
• Film terlipat → Garis-garis hitam radiolusen
• Reverse film → Gambaran tin foil
• Ghost image → Gambar radioopak artefak, mengganggu interpretasi
• Double exposure / dua kali pakai → Gambar tumpang tindih
• Cone cutting → Gambar terpotong seperti bulan sabit. Bagian film yang tidak terekspos
akan berwarna transparan/lusen
• Elongasi → Kesalahan sudut vertikal terlalu kecil / terlalu ke oklusal
• Foreshortening → Kesalahan sudut vertikal terlalu besar / terlalu ke apikal
• Gigi tumpang tindih → Kesalahan sudut horizontal
• Akar menjalar → Static electricity
• Radiolusen di bawah palatum (Mengaburkan gambaran lesi di apical gigi RA) →
Palatoglossal airspace

CONE SHIFTING TECHNIQUE → Mengetahui keberadaan objek di bukal / lingual


!!! Aturan SLOB (Same Lingual Opposite Buccal) !!!
• Objek bergerak sesuai dengan pergerakan cone → Objek di lingual
• Objek bergerak berlawanan dengan pergerakan cone → Objek di bukal
• Identifikasi 3 hal:
o Objek (yang berada di bukal / lingual)
o Arah pergerakan cone (mesial, distal, apikal, korona)
o Bayangan objek di foto Ro kedua (mesial, distal, apikal, korona)

EFEK RADIASI
• Deterimistik → Terjadi kalau mencapai dosis radiasi tertentu. Biasanya terjadi pada
pasien yang menjalani terapi radiasi. Dapat dihindari dengan kendali dosis
• Stokastik → Lebih berbahaya. Terjadi secara random / acak. Biasanya terjadi pada
pasien yang hanya ingin Ro diagnostic sesekali saja

INTERPRETASI
!!! SSSORE !!!
S → Site / lokasi
S → Size / ukuran
S → Shape
O → Outline / batas
R → Radio density / gambaran lesi bagian dalam
E → Effect (Contoh: Gigi bergeser, tulang hancur, resorbsi akar, dll)
CATATAN TAMBAHAN
Sifat sinar X → Dapat mengionisasi bahan yang dilewati karena sinar X menghasilkan
radikal bebas

Radiasi paling sering → Radon (Radiasi natural)

Larutan pencucian Ro → Phenidone (Memunculkan gambar)


Hydroquinone (Kontras)

Anda mungkin juga menyukai