Abstract. To support the government goal to make Radin Inten II Airport as an international airport, the
arrangement of transportation mode to and from airport need a serious attention. The planning of making
airport train by route Tanjung Karang – Radin Inten II Airport and vice versa will be very important
considering the traffic density and the tarvel time to airport that is often unpredictable. The project of this
airport train should be a community choice mode and benefit to government. Considering the big cost of the
project if it is not able to be a choice it will be a loss. The research of this study uses questionnaries to know
and analyze the Ability To Pay (ATP) and Willingness to Pay (WTP) of respondents towards the Radin Inten
II Airport Train and to know the determination scenario of the train ticket rates based on the value of ATP
and WTP. Based on the calculation result dan data analysis, the average of Ability to Pay (ATP) of
respondents is Rp 87000. The average of train ticket rates which is expected by respondents is Rp 44000.
The determination scenario of the train ticket rates of Radin Inten II Airport – Bandar Lampung will be
maximal at Rp 30000 – Rp 60000 with ATP analysis 90 % and WTP analysis 60%.
Abstrak. Untuk pendukung target pemerintah menjadikan Bandara Radin II sebagai bandara bertaraf
internasional, penataan moda transportasi menuju bandara dan sebaliknya harus serius diperhatikan. Rencana
pembangunan kereta bandara dengan rute stasiun Tanjung Karang – Bandara Radin Inten II dan sebaliknya
akan menjadi penting, mengingat kepadatan lalul intas dan waktu perjalanan menuju bandara sering kali
tidak dapat dipastikan. Pembanguna kereta bandara ini harus menjadi moda pilihan masyarakat dan menjadi
keuntungan bagi pemerintah. Mengingat biaya pembangunan yang besar bila tidak menjadi pilihan maka
akan menjadi kerugian. Penelitian yang dilakukan dalam studi ini berupa penyebaran kuisiner untuk
mengetahui dan menganalisis mengenai kemampuan membayar atau Ability To Pay (ATP) dan keinginan
membayar atau Willingness To Pay (WTP) responden terhadap kereta bandara Radin Inten II Lampung ,
serta Untuk mengetahui skenario penetapan tarif kereta bandara Radin Inten II Lampung berdasarkan nilai
ATP dan WTP . Berdasarkan hasil perhitungan, dan analisis data, nilai rata-rata kemampuan membayar atau
Ability To Pay (ATP) responden adalah sebesar Rp. 87.000,-. Harga tiket rata-rata kereta bandara Radin
Inten II – Bandar Lampung yang diharapkan oleh responden atau Willingness to Pay (WTP) responden
sebesar Rp. 44.000,-. Skenario penetapan tarif kereta bandara Radin Inten II – Bandar Lampung akan
maksimal pada tarif berkisar Rp.30.000-Rp.60.000 dengan hasil analisis ATP 90% dan WTP 60%.
19
Diana Nur’Afni : Analisis Ability To Pay (Atp) Dan Willingness To Pay (Wtp) Kereta
Bandara Radin Inten II Stasiun Tanjungkarang
20
Jurnal Teknika Sains
Vol.05, No.01, 2020
21
Diana Nur’Afni : Analisis Ability To Pay (Atp) Dan Willingness To Pay (Wtp) Kereta
Bandara Radin Inten II Stasiun Tanjungkarang
22
Jurnal Teknika Sains
Vol.05, No.01, 2020
Dari hasil analisis dan terlihat pada Analisis Kemampuan Membayar (Ability
Gambar di atas, harga tiket tertinggi yang to Pay)
diharapkan adalah 63 (52.5%) responden
yaitu harga tiket kereta Bandara Radin Hasil analisis nilai rata-rata ATP
Inten II berkisar Rp.26.000-Rp.50.000, responden adalah sebesar Rp. 87.000,
sedangkan berdasarkan tujuan perjalanan sedangkan apabila harga tiket kereta
responden yang menjawab untuk bekerja bandara ditetapkan berkisar antara Rp.
atau urusan dinas sebesar 72 (60%). Hal 60.000 – Rp. 90.000 maka kemampuan
ini dimungkinkan adanya faktor membayar responden sebesar 86 responden
kemungkinan responden akan melakukan (71.67%), namun jika harga tiket bandara
perjalanan dilain kesempatan dengan berkisar antara Rp. 90.000 – Rp. 120.000
kepentingan pribadi dan mengharapkan maka kemampuan membayar respoden
biaya yang dikeluarkan tidaklah terlalu akan menurun menjadi 37 responden
mahal, juga dari hasil wawancara (30.83%). Dapat terlihat pada Gambar 5.
sebelumnya kepada beberapa responden,
bahwa harapan responden yang
menginginkan Kereta Bandara Radin Inten
II menjadi moda transportasi milik
masyarakat luas dengan harga tiket yang
terjangkau agar dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat umum dan menjadi moda
pilihan.
Sebanyak 72 (60%) responden
menjawab mungkin akan beralih
menggunakan moda transportasi kereta
bandara Radin Inten II jika harga tiket yang
Gambar 5. Analisis Kemampuan Membayar
ditawarkan berkisaran Rp. 65.000 - Rp. (Ability to Pay)
85.000, 22 (18%) responden menjawab Analisis Keinginan Membayar (Willingness
pasti akan beralih menggunakan kereta to Pay)
bandara, 13 (11%) responden menjawab
tidak akan memilih, 10 (8%) responden Dalam analisis WTP didapatkan bahwa
menjawab bimbang, dan 3 (3%) responden 109 (91%) responden mau membayar lebih
menjawan netral/tidak menjawab. dan 11 (9%) responden tidak bersedia
Pengujian validitas dilakukan dengan membayar lebih untuk program perbaikan
menggunakan korelasi Pearson Product peningkatan keselamatan kereta bandara
Moment. Hasil korelasi (r) Pearson Radin Inten II (dengan asumsi yang harus
digunakan untuk mendeteksi validitas dari dibayar responden sebesar 5% dari harga
masing-masing item pernyataan. Uji tiket yang diharapkan responden).
reliabilitas didasarkan pada nilai Alpha Besarnya kemauan membayar minimum
Cronbach (α), jika nilai Alpha Cronbach responden yaitu sebesar Rp. 0 dan
(α) lebih besar dari 0,60 maka data maksimum sebesar Rp. 3.750.
penelitian dianggap cukup baik dan reliable Harga tiket minimum kereta bandara
untuk digunakan sebagai input dalam yang diharapkan oleh responden minimum
proses penganalisaan data guna menguji sebesar Rp. 26.250, harga tiket maksimum
hipotesis penelitian. yang diharapkan sebesar Rp. 79.000 dan
rata-rata tarif yang diharapkan sebesar Rp.
44.000. Dalam hal ini berlaku hukum
23
Diana Nur’Afni : Analisis Ability To Pay (Atp) Dan Willingness To Pay (Wtp) Kereta
Bandara Radin Inten II Stasiun Tanjungkarang
24
Jurnal Teknika Sains
Vol.05, No.01, 2020
Dari hasil wawancara kepada titik kordinat penjemputan yang sama dan
responden yang mau membayar harga tiket lokasi pengantaran yang sama yaitu dari
sebesar Rp. 80.000, diantaranya responden stasiun Tanjung Karang menuju Bandara
domisili asal Jakarta dan sedang melakukan Radin Inten II , kedua aplikasi ini memiliki
perjalanan dinas ke Bandar Lampung. harga yang berbeda yaitu Rp. 81.000 (grab-
Responden tersebu menyampaikan bahwa car) dan Rp. 106.000 (go-car).
apabila harga tiket yang ditetapkan sesuai Sebagai bahan pertimbangan dalam
dengan fasilitas yang ditawarkan maka menentukan tarif kereta bandara Radin
responden tersebut mau untuk membeli Inten II, berikut terdapat beberapa bandara
tiket dan menggunakan kereta bandara yang telah memiliki fasilitas kereta
Radin Inten II. Sedangkan dari wawancara bandara:
dan analisa data pula disimpulkan bahwa
mayoritas responden tidak mau Tabel 5. Kereta Bandara di Indonesia
menggunakan kereta bandara merupakan
responden asal domisili Bandar Lampung,
apabila ditetapkan dengan tiket sebesar Rp.
80.000 sebagian responden masih
beranggapan bahwa kereta bandara akan
sama fasilitasnya seperti kereta yang sudah
ada di Lampung semisal kereta dengan rute
Tanjung Karang – Palembang.
Penentu kebijakan dalam hal ini
Dari data Tabel 1. diatas kereta bandara
pemerintah, diharapkan mampu
di Indonesia seperti diatas terdapat
mempertimbangkan tarif kereta bandara
perbedaan harga yang signifikan cukup
Radin Inten II. Apabila harga tiket tidak
tinggi di antara ketiga kereta bandara yaitu
dapat terjangkau oleh masyarakat tentunya
Kereta Bandara Minangkabau yang hanya
tidak akan menjadi moda transportasi
Rp.10.000 dengan jarak tempuh 23 Km,
pilihan masyarakat. Dalam analisis data
waktu tempuh 40 menit dan kecepatan
didapatkan harga tiket akan maksimal pada
60km/jam. Untuk kereta Bandara
tarif berkisar Rp.30.000-Rp.60.000 dengan
Internasioinal Soekarno Hatta (Soetta)
hasil analisis ATP 90% dan WTP 60%.
dengan harga tiket Rp.70.000, jarak tempuh
Persamaan regresi linier willingness to
37.6 Km waktu tempuh 40 menit dan
pay (Pay) didatas dapat dianalisis bahwa
kecepatan 80 Km/jam. Untuk kereta
faktor yang dominan mempengaruhi ability
Bandara Kualamanu dengan harga tiket
to pay (ATP) dan willingness to pay (Pay)
Rp.100.000, jarak tempuh 29 Km, waktu
adalah X1 yaitu faktor pendapatan dalam
tempuh 40 menit dan kecepatan 60 km/jam
satu bulan, diikuti oleh X3 yaitu presentase
memiliki harga tiket relative lebih
penghasilan untuk transportasi dalam satu
mahaldibandingkan ketiganya.
bulan, kemudian X4 yaitu pelayanan moda
Karena dalam analisa yang telah
transportasi yang ada dan yang terakhir
dilakukan dalam penelitian ini Kereta
adalah X2 yaitu harga tiket yang
Bandara Radin Inten II mengacu pada
ditawarkan. Dari hasil perhitungan
kereta bandara yang ada di Jakarta yaitu
didapatkan nilai R2 = 0.9956.
Bandara Internasioinal Soekarno Hatta
Tarif merupakan daya tarik yang
(Soetta), maka asumsi kecepatan sama yaitu
ditawarkan oleh taksi online karena relatif
80 Km/jam, kapasitas 272 penumpang,
lebih murah dibandingkan dengan moda
sedangkan untuk jarak dari Stasiun Tanjung
konvensional. Dengan membandingkan
Karang menuju Bandara 23 Km dalam
25
Diana Nur’Afni : Analisis Ability To Pay (Atp) Dan Willingness To Pay (Wtp) Kereta
Bandara Radin Inten II Stasiun Tanjungkarang
Saran
26