Anda di halaman 1dari 40

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN


SATUAN KERJA PENGEMBANGAN LALU LINTAS DAN
PENINGKATAN ANGKUTAN KERETA API
Graha Jati Baru Blok C-7 Jl. Jatibaru Timur No.56A Cideng Jakarta 10110

STUDI PERUMUSAN
PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN
PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN
LAPORAN PENDAHULUAN
2018
PT. ARDI WIDYA UTAMA
Awita MANAGEMENT & ENGINEERING
Ruko Grand Pasar Minggu, Jl. Rawa Bambu Raya No. 88H Lt. 3
Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520 Telp/Fax : 021-780 5758
E-mail : ardiwidyautama@yahoo.co.id

1
Sistematika Pembahasan

1 Pendahuluan

2 Tinjauan Literatur

3 Metodologi Pelaksanaan

4 Program Kerja

2
Pendahuluan
S T U D I P E R U M U S A N P E D O M A N P E N Y U S U N A N S T U D I K E L AYA K A N
P E N Y E L E N G G A R A A N P E R K E R E TA A P I A N

3
Dasar Hukum

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun
2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian;

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api;

Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Penyediaan Infrastruktur;

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman Dan Proses Perencanaan Di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.

4
Gambaran Umum

Salah satu alur dalam pembangunan perkeretaapian adalaha tahapan


perencanaan dengan sub tahapan penyusunan studi kelayakan

Proses ini untuk menilai suatu kelayakan (feasibility) rencana


pembangunan kereta api ditinjau dari Aspek Finansial, Aspek Teknis,
Aspek Hukum dan Kebijakan Pembangunan serta Aspek Dampak Sosial
dan Lingkungan yang mungkin ditimbulkan akibat adanya pembangunan

Perencanaan pembangunan perkeretaapian harus saling


terharmonisasikan dan tersinkronkan dengan perencanaan
pembangunan infrastruktur dan pembangunan wilayah.

Dokumen rencana jalur kereta api oleh karenanya harus sesuai dan
harmonis dengan dokumen perencaaan wilayah, perencanaan jalan,
perencanaan pelabuhan, perencanaan bandara, dan dokumen
perencanaan lainnya yang terkait.

5
Alasan Kegiatan Dilaksanakan

Peranan studi kelayakan


pembangunan perkeretaapian
sebagai pedoman bagi perencanaan
teknis selanjutnya terutama dalam Perlu disusun pedoman penyusunan
hal: studi kelayakan penyelenggaraan
• analisis pola pergerakan dan permintaan perkeretaapian agar dapat
perjalanan, digunakan bagi seluruh stakeholder,
• penentuan koridor rencana jalur kereta api, baik Pemerintah, Pemerintah
• integrasi jalur KA dengan moda lain,
Daerah, maupun Badan Usaha.
• perkiraan kebutuhan sarana pengadaan
sarana perkeretaapian, serta
• kebutuhan jumlah sumber daya manusia
perkeretaapian,

6
Maksud dan Tujuan

Maksud
• Memperoleh gambaran yang komprehensif dalam
melakukan penyusunan studi kelayakan penyelenggaraan
perkeretaapian guna dijadikan pedoman bagi seluruh
stakeholder.
Tujuan
• Menyusun naskah kebijakan dan rancangan Peraturan yang
berisi norma, standar, prosedur, dan kriteria mengenai
pedoman penyusunan studi kelayakan penyelenggaraan
perkeretaapian yang implementatif.

7
Ruang Lingkup

Penyusunan naskah kebijakan dan rancangan Peraturan tentang pedoman penyusunan studi
kelayakan pembangunan perkeretaapian.

Diskusi/konsultasi dan uji publik rancangan Peraturan tentang pedoman penyusunan studi
kelayakan pembangunan perkeretaapiandengan melibatkan instansi yang memiliki
kewenangan terhadap tata ruang, pertanahan, lingkungan hidup, penyelenggaraan
infrastruktur transportasi moda lain, informasi geospasial, dan instansi lain terkait.

Pendampingan teknis pembahasan rancangan peraturan tentang pedoman penyusunan studi


kelayakan pembangunan perkeretaapian.

8
Muatan Pedoman

Kewenangan dan
Tujuan dan sasaran
Prosedur penyusunan
penyusunan dokumen
Ketentuan umum; dokumen kelayakan
kelayakan pembangunan
pembangunan
perkeretaapian;
perkeretaapian;

Persyaratan kelengkapan
dokumen kelayakan
Ketentuan penutup; dan Lampiran-Lampiran.
pembangunan
perkeretaapian;

9
Cara Pelaksanaan

Uji publik dengan


mengundang
pemangku
ldentifikasi dan Konsultasi Publik,
Pengumpulan kepentingan yang
penyusunan daftar survei uji petik dan Pelaksanaan kajian
Daftar lnventarisasi relevan dengan Konsinyering.
pertanyaan pengumpulan dan legal drafting;
Masalah (DIM); topik bahasan dan
(quisioner); data;
menghadirkan
narasumber yang
berkompeten;

10
Tinjauan Literatur
S T U D I P E R U M U S A N P E D O M A N P E N Y U S U N A N S T U D I K E L AYA K A N
P E N Y E L E N G G A R A A N P E R K E R E TA A P I A N

11
PP No. 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian

Pasal 315, Ayat (1)


• Perencanaan teknis harus memuat tahapan perencanaan prasarana perkeretaapian yang meliputi:
• pradesain;
• desain;
• konstruksi; dan
• pascakonstruksi.

Penjelasan Pasal 315, Ayat (1)


• Tahap pradesain meliputi antara lain prastudi kelayakan dan studi kelayakan;
• Tahap desain meliputi antara lain kegiatan survei, investigasi, rancangan dasar, dan rancangan yang terperinci;
• Tahap konstruksi meliputi antara lain spesifikasi teknis, acuan konstruksi fisik, jadwal pelaksanaan, metode pelaksanaan, dan
mekanisme pengawasan;
• Tahap pascakonstruksi meliputi antara lain evaluasi hasil dan manfaat proyek.

Pasal 355
• Studi kelayakan paling sedikit memuat analisis mengenai:
• sosial ekonomi masyarakat;
• angkutan;
• perkiraan biaya pengadaan sarana perkeretaapian; dan
• kelayakan teknik, ekonomi, dan finansial.

12
Matriks Tinjauan Peraturan terhadap Muatan Studi Kelayakan

PP 56/2009 Perpres 38/2015 Permen PPN 4/2015 Permenhub 112/2017


Studi kelayakan paling Prastudi kelayakan Kajian Awal Prastudi Dokumen studi kelayakan
sedikit memuat analisis menghasilkan kesimpulan Kelayakan, terdiri dari: sekurang-kurangnya terdiri
mengenai: antara lain: •kajian hukum dan kelembagaan; dari:
•sosial ekonomi masyarakat; •sumber pembiayaan KPBU; •kajian teknis; •Potensi demand;
•angkutan; •identifikasi kerangka kontraktual, •kajian ekonomi dan komersial; •Kajian Kelayakan Teknis, Ekonomi,
•perkiraan biaya pengadaan sarana pengaturan; •kajian lingkungan dan sosial; Finansial dan Operasional;
perkeretaapian; dan •rancangan KPBU dari aspek teknis; •kajian bentuk KPBU dalam •Dimensi spasial dengan menunjuk
•kelayakan teknik, ekonomi, dan •usulan Dukungan Pemerintah dan Penyediaan Infrastruktur; lokasi dan besaran fisik/biaya
finansial. Jaminan Pemerintah yang •kajian risiko; bersifat indikatif; dan
diperlukan; •kajian kebutuhan Dukungan •Jadwal dan pola implementasi.
•identifikasi resiko dan rekomendasi Pemerintah dan/atau Jaminan
mitigasi, serta pengalokasian resiko Pemerintah; dan
tersebut; dan •kajian mengenai masalah yang perlu
•bentuk pengembalian investasi ditindaklanjuti (out standing issues).
Badan Usaha Pelaksana.

13
Perdirjen KA No. HK.207/SK.32/DJKA/2/18 tentang
Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil dan Non Personil Jasa Konsultansi
Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Ruang Lingkup Minimal untuk Pekerjaan Pra Studi Kelayakan Ruang Lingkup Minimal untuk Pekerjaan Studi Kelayakan

•Melakukan Survey Reconnaissance guna memperoleh data-data sekunder •Melakukan Survey Reconnaissance guna memperoleh data-data sekunder
yang diperlukan di wilayah studi. yang diperlukan di wilayah studi.
•Inventarisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah •Inventarisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah
yang terkait dengan Pra Studi Kelayakan penyelenggaraan perkeretaapian yang terkait dengan Studi Kelayakan penyelenggaraan perkeretaapian
nasional dan daerah. nasional dan daerah.
•Melakukan review terhadap dokumen-dokumen perencanaan terkait. •Melakukan review terhadap dokumen-dokumen perencanaan terkait.
•Melakukan kajian potensi daerah terhadap RTRW dan Tatrawil/Tatralok •Melakukan kajian potensi daerah terhadap RTRW dan Tatrawil/Tatralok
wiayah studi. wiayah studi.
•Melakukan analisis pola pergerakan orang dan barang inter dan intra zona •Survey primer data koridor, tata guna lahan, dan fasilitas pendukung
serta proyeksi kebutuhan perjalanan perkeretaapian di wilayah studi dalam perkeretaapian di wilayah alternatif lokasi.
kurun waktu minimal 20 tahun. •Survey primer lalu lintas (traffic count, travel time, road side interview) dan
•Melakukan kajian alternatif koridor kereta api pada koridor utama/prioritas stated preference di wilayah alternatif lokasi.
yang dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan proyeksi kebutuhan •Melakukan analisis pola pergerakan orang dan barang inter dan intra zona
perjalanan serta aspek teknis, finansial, dan ekonomi. serta proyeksi kebutuhan perjalanan perkeretaapian di wilayah studi dalam
•Melakukan kajian kelayakan terhadap koridor kereta api terpilih baik secara kurun waktu minimal 20 tahun.
teknis, finansial, dan ekonomi. •Melakukan kajian dalam rangka menentukan pola operasi kereta api yang
•Menyusun tahapan pembangunan, skema pembiayaan, dan kajian sesuai dengan wilayah studi termasuk rencana kebutuhan sarana dan
manajemen resiko. fasilitas operasi kereta api.
•Melakukan kajian alternatif rute jalur kereta api pada koridor
utama/prioritas yang dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan
proyeksi kebutuhan perjalanan serta aspek teknis, finansial, dan ekonomi.
•Menentukan alinyemen jalur kereta api dari alternatif rute terpilih.
•Melakukan kajian kelayakan terhadap rute jalur kereta api terpilih baik
secara teknis, finansial, dan ekonomi.
•Menyusun tahapan pembangunan, skema pembiayaan, dan kajian
manajemen resiko.

14
Usulan Rancangan Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan
Rencana Penyelenggaraan Perkeretaapian

Berdasarkan kajian terhadap Peraturan Perundang-undangan, diusulkan Rancangan Pedoman


Penyusunan Studi Kelayakan Rencana Penyelenggaraan Perkeretaapian, sebagai berikut:
• Pedoman Pra Studi Kelayakan
• Pedoman Studi Kelayakan
• Pedoman Analisis, terdiri dari:
• Petunjuk Teknis Analisis Perkiraan Permintaan Perjalanan Angkutan Kereta Api
• Petunjuk Teknis Analisis Perencanaan Operasi Kereta Api
• Petunjuk Teknis Analisis Perencanaan Geometri Jalur Kereta Api
• Petunjuk Teknis Analisis Dampak Lingkungan Hidup
• Petunjuk Teknis Analisis Dampak Sosial dan Budaya
• Petunjuk Teknis Analisis Kelayakan Ekonomi dan Finansial
• Petunjuk Teknis Analisis Resiko dan Kelembagaan
• Petunjuk Teknis Analisis Tahapan Implementasi Proyek
• Legal Drafting (Rancangan Kepmenhub)

15
Contoh Metodologi

16
Kajian Peraturan Perundang-undangan
Undang- Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian
sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2017;
Undang Nomor
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api
23 Tahun 2007 sebagaimana telah diubah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2016;
tentang
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 43 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Perkeretaapian Perkeretaapian Nasional;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, dan
Kegiatan Di Stasiun Kereta Api;
Peraturan Menteri Perhubungan PM No. 11 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Trase
Jalur Kereta Api;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis
Jalur Kereta Api;
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 33 Tahun 2011 tentang Jenis, Kelas, dan
Kegiatan Di Stasiun Kereta Api;
Peraturan Menteri Perhubungan No. PM.9 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penetapan Jaringan
Pelayanan dan Lintas Pelayanan Perkeretaapian; dan
Peraturan Menteri Perhubungan terkait lainnya.

17
Analisis dan Prediksi Permintaan Perjalanan

18
Analisis Penentuan Pola Operasi Kereta Api
Perkiraan volume
turun/naik penumpang Rencana kebutuhan Rencana jumlah dan
dan/atau bongkar/muat sarana perkeretaapian kelas jalur yang akan
barang di setiap stasiun yang akan dioperasikan; dibangun;
(loading profile).;

Tata letak dan


Rencana lokasi dan jenis Sistem persinyalan dan
kebutuhan jalur di
stasiun; hubungan blok;
stasiun;

Waktu tempuh,
Kecepatan maksimum
frekuensi, dan headway
sarana dan prasarana
kereta api; dan

19
Analisis Pemilihan Alternatif Jalur Kereta Api

Kriteria Pemilihan Koridor dan Tahapan Pemilihan Koridor dan


Trase Jalur KA Trase Jalur KA
• Kondisi Geografi dan Topografi • Penetapan wilayah/daerah titik awal dan
• Kondisi Geologi titik akhir;
• Galian dan Timbunan • penetapan wilayah di antara titik awal
• Jembatan dan titik akhir;
• Perlintasan dengan Jalan Raya • Penarikan koridor berdasarkan pada titik
awal, akhir, dan wilayah antara;
• Analisis dan penetapan koridor terbaik.

20
Analisis Kelayakan Teknis

Jenis sarana serta


Rencana geometrik fasilitas
Pola Operasi KA;
dan konstruksi; pemeliharaan dan
penyimpanan KA;

Indikasi jumlah dan


lokasi Perkiraan volume
pemberhentian dan biaya;
(stasiun dan shelter);

21
Perhitungan Estimasi Rencana Anggaran Biaya
Biaya Pengadaan Lahan
• yang meliputi biaya pembebasan (ganti untung) lahan dan biaya obyek bangunan atu tanaman
diatas lahan yang ada.

Biaya Konstruksi Pembangunan Prasarana Kereta Api


• yang meliputi biaya konstruksi jalur rel, biaya pembangunan stasiun dan biaya fasilitas operasi
termasuk persinyalan, biaya pembangunan Depo dan Balai Yasa serta biaya bangunan
pelengkap lainnya.

Biaya Pengadaan Sarana Kereta Api


• yang meliputi biaya pengadaan lokomotif, kereta api, gerbong penumpang dan peralatan
khusus termasuk assesories penunjangnya.

Biaya Manajemen dan Contigency


• yang meliputi biaya persiapan/pengelolaan proyek, biaya kajian lingkungan, biaya perencanaan
dan pengawasan pekerjaan konstruksi dan biaya tak terduga (Contigency) seperti biaya eskalasi
harga dan konstruksi contigency yang belum dapat diperkirakan sebelumnya.

22
Analisis Finansial dan Ekonomi
Net Present Value Internal Rate of Return Benefit Cost Ratio
(NPV) (IRR) ( BCR )
• Net Present Value adalah • Internal Rate of Return (IRR) • Benefit Cost Ratio adalah
selisih antara Present Value adalah besarnya tingkat Perbandingan antara
Benefit dikurangi dengan suku bunga pada saat nilai Present Value Benefit dibagi
Present Value Cost. NPV = 0. dengan Present Value Cost.
• Hasil NPV dari suatu proyek • Nilai IRR dari suatu proyek • Hasil BCR dari suatu proyek
yang dikatakan layak secara harus lebih besar dari nilai dikatakan layak secara
finansial adalah yang suku bunga yang berlaku finansial bila nilai BCR
menghasilkan nilai NPV atau yang ditetapkan adalah lebih besar dari 1.
bernilai positif. dipakai dalam perhitungan • Nilai ini dilakukan
kelayakan proyek. berdasarkan nilai sekarang,
• Nilai ini digunakan untuk yaitu dengan
memperoleh suatu tingkat membandingkan selisih
bunga dimana nilai manfaat dengan biaya yang
pengeluaran sekarang lebih besar dari nol dan
bersih (NPV) adalah nol. selisih manfaat dan biaya
yang lebih kecil dari nol.

23
Analisis Awal Dampak Lingkungan

Analisis Awal Dampak Lingkungan dilakukan dengan


mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku di bidang lingkungan, sebagai berikut:
• Undang-UndangNo. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup terkait

24
Metodologi Pelaksanaan
S T U D I P E R U M U S A N P E D O M A N P E N Y U S U N A N S T U D I K E L AYA K A N
P E N Y E L E N G G A R A A N P E R K E R E TA A P I A N

25
Pembahasan Hasil Studi Kelayakan
Penyelenggaraan Perkeretaapian Yang Pernah Dilakukan

Tahap awal pekerjaan pedoman penyusunan studi kelayakan pembangunan


perkeretaapian adalah memahami hasil studi kelayakan pembangunan
perkeretaapian yang telah dilakukan dan memahami ketentuan-ketentuan terkait
dasar atau pedoman pelaksanaan studi kelayakan pembangunan perkeretaapian.

Hal ini dilakukan untuk menemukenali permasalahan dan hambatan dalam


pelaksanaannya, sehingga penyedia jasa konsultan diharapkan memiliki gambaran
yang jelas dan obyektif.

Pelaksanaan pembahasan hasil studi kelayakan pembangunan perkeretaapian


dapat dilakukan dengan metode konsinyering yang melibatkan pemberi tugas, tim
pendamping teknis, Bagian Hukum Setditjen Perkeretaapian, serta narasumber
yang berasal dari luar instansi Direktorat Jenderal Perkeretaapian.

26
ldentifikasi Masalah dan Penyusunan Alternatif
Penyelesaian Masalah

Tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan


memberikan alternatif solusi sebagaimana hasil
pembahasan pada tahap sebelumnya.

Permasalahan diidentifikasi dengan memperhatikan


uraian lingkup pekerjaan penyusunan Naskah Kebijakan
dan Rancangan Peraturan tentang pedoman penyusunan
studi kelayakan pembangunan perkeretaapian
sebagaimana telah dijelaskan pada bagian ruang lingkup
kegiatan dan batasan kegiatan.

27
Konsultasi Publik

Pelaksanaan konsultasi publik dilakukan untuk memperoleh data dan informasi


yang diperlukan dalam penyusunan naskah kebijakan dan Rancangan Peraturan
tentang pedoman penyusunan studi kelayakan pembangunan perkeretaapian.

Sasaran utama konsultasi publik adalah terpilihnya alternatif penyelesaian masalah


sesuai hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya.

Konsultasi publik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


• Tahap persiapan, berupa identifikasi dan penyusunan daftar pertanyaan (quisioner), dan pembekalan
kepada petugas/tenaga ahli untuk pelaksanaan wawancara dan/atau penyebaran quesioner kepada
pemangku kepentingan pada tataran Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota, seperti:
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan lnformasi Geospasial, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang, dan lain-lain.
• Tahap pelaksanaan, berupa wawancara dan/atau penyebaranquesionerkepada para pemangku
kepentingan dengan melibatkan para pejabat/pegawai dari Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan
Kereta Api, Ditjen Perkeretaapian.

28
Penyusunan Naskah Kebijakan

Naskah kebijakan merupakan hasil kajian dan penelitian terhadap


kebutuhan adanya Peraturan tentang pedoman penyusunan studi
kelayakan pembangunan perkeretaapiandari aspek substansi yang
meliputi: filosofis, sosiologis, ekonomis, dan politis.

Kajian dan penelitian dalam naskah kebijakan sekurang-kurangnya


memuat:
• latar belakang, sasaran yang akan diwujudkan, identifikasi
masalah, tujuan dan kegunaan;
• jangkauan, arah pengaturan, ruang lingkup; serta
• materi muatan.

29
Isu dan Permasalahan Yang Diidentifikasi Dalam Naskah Akademis (1/2)

Stakeholder (Pemerintah, Pemerintah Daerah,


Belum adanya persyaratan minimum
dan Badan Usaha) yang melaksanakan studi
muatan/kelengkapan dokumen studi kelayakan
kelayakan rencana penyelenggaraan
pembangunan perkeretaapian, termasuk aspek-
perkeretaapian belum mempunyai pandangan
aspek yang harus dipertimbangkan dalam studi
yang sama terkait lingkup kegiatan studi
kelayakan;
kelayakan dimaksud;

Perumusan standar dalam melakukan analisa


teknik perencanaan transportasi yang terdiri dari:
•Konsultan agar melakukan kajian terhadap metode analisis
Perlunya standar dalam penyusunan studi pola dan permintaan perjalanan (Misal: Minimal dengan dua
analisis pembanding yang berbeda) pada studi kelayakan
kelayakan sehingga muatan dalam studi jalur kereta api dan merumuskannya dalam pedoman.
kelayakan memenuhi persyaratan peraturan yang •Konsultan agar melakukan kajian terhadap metode dalam
telah ditetapkan dan berlaku. melakukan penarikan garis koridor terutama identifikasi
kriteria yang akan digunakan dalan penarikan garis koridor,
jenis standar pemetaan minimum serta metode pembobotan
dan merumuskannya dalam pedoman.

30
Isu dan Permasalahan Yang Diidentifikasi Dalam Naskah Akademis (2/2)

Perumusan standar dalam melakukan analisa kelayakan


teknis dimana Konsultan melakukan kajian teknis
Perumusan standar dalam melakukan kajian terkait
berdasarkan Peraturan Menteri nomor 60 Tahun 2012
peraturan perundangan di bidang perkeretaapian untuk
tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api serta
kemudian dapat dirumuskan dalam pedoman dimaksud.
peraturan lain terkait untuk kemudian dapan dirumuskan
dalam pedoman dimaksud.

Perumusan standar dalam melakukan analisa kelayakan Tinjauan keterkaitan kelayakan pembangunan
finansial yang terdiri dari: perkeretaapian dengan sektor lain yang memiliki potensi
•Konsultan agar melakukan kajian terhadap metode analisa dalam konflik kepentingan/wewenang suatu instansi/unit kerja
menyusun rencana anggaran biaya dalam studi pra kelayakan/kelayakan pemerintahan lainnya, baik pada tataran nasional,
jalur kereta api dan merumuskannya dalam pedoman. propinsi, maupun kabupaten/kota yang meliputi:
•Konsultan agar melakukan kajian dan standarisasi terhadap metode
revenue forecast analysis (analisa perkiraan pendapatan) dalam kajian studi •Kelestarian lingkungan hidup.
pra kelayakan/kelayakan jalur kereta api dan merumuskannya dalam •Ketahanan pangan.
pedoman. •Pengalihan hak atas tanah (pembebasan lahan).
•Konsultan agar melakukan kajian dan standarisasi variabel yang menjadi •Rencana tata ruang wilayah.
indikator kelayakan rencana jalur kereta api dan merumuskannya dalam •Keterpaduan simpul transportasi kereta api dengan moda lain (penetapan
pedoman. status simpul transportasi).
•Perpotongan jalur kereta api dengan infrastruktur/bangunan lain.
•Dukungan terhadap Kebijakan One Map Policy.

31
Penyusunan Rancangan Peraturan tentang
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian

Rancangan Peraturan tentang pedoman penyusunan studi kelayakan


pembangunan perkeretaapian berisi sekurang-kurangnya ketentuan mengenai:
• Ketentuan umum;
• Tujuan dan sasaran penyusunan dokumen kelayakan pembangunan perkeretaapian;
• Kewenangan dan Prosedur penyusunan dokumen kelayakan pembangunan perkeretaapian;
• Persyaratan kelengkapan dokumen kelayakan pembangunan perkeretaapian;
• Ketentuan penutup; dan
• Lampiran-Lampiran.
• Contoh/format kelengkapan dokumen kelayakan pembangunan perkeretaapian;
• Petunjuk teknis analisis aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan studi
kelayakan penyelenggaraan perkeretaapian. Penyusunan petunjuk teknis dibuat dalam bentuk
lampiran berupa buku-buku, misal:
• Buku 1 Petunjuk Teknis Analisis Permintaan Perjalanan Kereta Api;
• Buku 2 Petunjuk Teknis Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup dan Sosial;
• Buku 3 Petunjuk Teknis Analisis Geometri Jalur Kereta Api; dan seterusnya.

32
Harmonisasi Rancangan Peraturan tentang
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian

Pelaksanaan harmonisasi Rancangan Peraturan tentang


pedoman penyusunan studi kelayakan pembangunan
perkeretaapian dilakukan dengan peraturan lain yang lebih
tinggi maupun dalam tataran yang sama.

Metode yang digunakan dengan menyelenggarakan rapat


dan/atau konsinyering antara penyedia jasa konsultan yang
ditunjuk oleh pemberi tugas dan tim pendamping teknis
dengan Bagian Hukum, Setditjen Perkeretaapian dan Biro
Hukum, Setjen Kemenhub.

33
Uji Publik Rancangan Peraturan tentang
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian

Uji publik Rancangan Peraturan tentang pedoman penyusunan studi


kelayakan pembangunanperkeretaapian harus dilaksananakan
dengan melibatkan pemangku kepentingan, melalui:
• Focus Group Discusion (FGD)
• Pelaksanaan FGD dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) topik bahasan yang
melibatkan pemangku kepentingan dan mengundang narasumber yang
berkompeten diluar unit kerja Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
• Website Direktorat Jenderal Perkeretaapian
• lsu-isu strategis dan usulan perbaikan ketentuan mengenai pedoman penyusunan
studi kelayakan pembangunanperkeretaapian dengan memperhatikan hasil FGD
dirumuskan dalam materi uji publik yang disampaikan kepada masyarakat melalui
website Direktorat Jenderal Perkeretaapian sekurang-kurangnya ditayangkan
selama 1 bulan.

34
Penyempurnaan Rancangan Peraturan tentang
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian

Pelaksanaan penyempurnaan Rancangan Peraturan tentang


pedoman penyusunan studi kelayakan pembangunan
perkeretaapian harus memperhatikan semua masukan dan
saran dari pemangku kepentingan, narasumber dan
masyarakat.

Daftar inventaris masalah yang telah disusun pada tahap


sebelumnya harus memperoleh solusi terbaik pada tahap ini.

35
Rapat Pembahasan dan Pengundangan Rancangan Peraturan tentang
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian

Konsultan penyedia jasa konsultasi yang ditunjuk oleh pemberi


tugas harus melakukan pendampingan pada saat pembahasan
Rancangan Peraturan tentang pedoman penyusunan studi
kelayakan penyelenggaraan perkeretaapian sampai dengan
proses pengundangan rancangan peraturan menteri ini.

Metode yang digunakan dengan menyelenggarakan rapat


dan/atau konsinyering antara penyedia jasa konsultan yang
ditunjuk oleh pemberi tugas dan tim pendamping teknis
dengan Bagian Hukum, Setditjen Perkeretaapian dan Biro
Hukum, Setjen Kemenhub.

36
Program Kerja
S T U D I P E R U M U S A N P E D O M A N P E N Y U S U N A N S T U D I K E L AYA K A N
P E N Y E L E N G G A R A A N P E R K E R E TA A P I A N

37
Program Kerja
• Pembahasan Hasil Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian Yang Pernah Dilakukan
Laporan • ldentifikasi Masalah dan Penyusunan Alternatif Penyelesaian Masalah
Pendahuluan

• Konsultasi Publik
• Penyusunan Naskah Kebijakan
Laporan
• Penyusunan Rancangan Peraturan tentang Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian
Antara

• Harmonisasi Rancangan Peraturan tentang Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian
• Uji Publik Rancangan Peraturan tentang Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Perkeretaapian
Konsep • Penyempurnaan Naskah Kebijakan dan Rancangan Peraturan tentang Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan
Laporan Akhir Perkeretaapian

• Pembahasan Penetapan dan Pengundangan Rancangan Peraturan tentang Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan
Laporan Pembangunan Perkeretaapian (Pendampingan Teknis)
Akhir

38
Jadwal Pelaksanaan

39
Terima Kasih
PT. ARDI WIDYA UTAMA

40

Anda mungkin juga menyukai