Ebook Hewan
Ebook Hewan
Anak : “Yah kenapa sih orang lebih milih unta? padahal kan cepetan kuda larinya.”
Ayah : “Karena unta sengaja Allah desain sebagai hewan gurun.”
Anak : “Maksudnya Yah?”
Ayah : “Allah menciptakan unta sebagai hewan yang bisa membantu
manusia yang hidup di gurun pasir. Karena hanya unta yang bisa
bertahan lama di daerah gurun dan menjadi kendaraan terbaik disana.”
Anak : “Oh gitu ya Yah? Kuda berarti nggak bisa Yah?”
Ayah : “Bisa, tapi tidak bisa bertahan selama unta. Unta bisa
menyimpan air di dalam tubuhnya, itu sebabnya unta bisa bertahan
di tengah gurun pasir yang sangat panas.”
Anak : “Wah . . . ternyata unta juga keren ya Yah.”
Ayah : “O iya. Bahkan Nabi Muhammad juga memiliki unta berwarna putih lho.”
Anak : “Waaaaahhh …”
Ayah : “Unta itu bahkan yang dipakai Nabi untuk menentukan tempat
dibangunnya Masjid Nabawi.
Anak : “Wah sekarang aku juga suka sama unta.”
Ayah : “Siippp
…”
S E MUT
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung
selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan
sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba
kalau mereka mengetahui” [Al-Ankabut : 4]
Anak : “Bunda kenapa sih, kita nggak boleh makan makanan yang
sudah dihinggapi lalat?”
Bunda : “Begini sayang, Lalat itu sering hinggap di tempat yang kotor
dan penuh bakteri. Ketika lalat hinggap di makanan, lalat juga akan
membawa bakteri bersama mereka. Jadi makanan kita tercemar.”
Anak : “Wah, kalau makanan kita tercemar, terus gimana Bunda?”
Bunda : “Kalau makanan kita tercemar dan kita makan, kita bisa
terserang berbagai penyakit. Salah satunya adalah diare.”
Anak : “Wah, berarti lalat jahat ya Bunda.”
Bunda : “Sebenarnya bukan jahit, tapi lalat memang tempat hidupnya
kotor. Itu sebabnya, kita harus lebih hati-hati menjaga makanan kita.”
Anak : “Oh, begitu ya Bunda.”
Bunda : “Iya sayang. Tapi lalat juga bisa menjadi tanda lho buat kita.
Kalau di suatu tempat banyak terdapat lalat, bisa digunakan sebagai
tanda tempat itu sedang ada wabah penyakit.”
Anak : “Sekarang aku tahu Bunda. Terima kasih ya.”
Bunda : “Sama-sama Sayang.”
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di
bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana
seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil:
"Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti
burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku
ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang
menyesal” [QS. Al-Maidah : 31]
Bunda : “Burung Hud Hud adalah burung yang berjasa bagi Nabi Sulaiman.
Ada yang mau dengar ceritanya?"
Anak : "Mau Bunda."
Bunda : "Nabi Sulaiman adalah nabi yang bisa memahami bahasa hewan, tak
terkecuali burung. Pada suatu hari semua burung berkumpul, kecuali
Burung Hud Hud. Nabi Sulaiman tidak melihat Hud Hud ada di sana."
Anak : "Ke mana dia Bunda."
Bunda : "Tunggu ya. Nabi Sulaiman pun murka. Sang Nabi marah betul
karena Hud-Hud tidak menghargainya."
Anak : "Yah . . .”
Bunda : "Tapi tenang, tidak berapa lama Hud-Hud terbang ke arah mereka.
Wuuuuusss, dan mendarat di depan Nabi mengucapkan salam dan meminta
maaf kepada Nabi. Kemudian Nabi bertanya, dari mana kau Hud-Hud?
Burung Hud-Hud menjelaskan. Ternyata Burung Hud-Hud tengah mencari
informasi sebanyak-banyaknya untuk Nabi Sulaiman."
Anak : "Wah . . . keren”
Bunda : "Iya, Akhirnya Nabi Sulaiman berterima kasih, karena informasi
yang diberikan Hud-Hud sangat bermanfaat baginya. Itu lah sebabnya
Hud-Hud dianggap sebagai burung cerdas yang rela berkorban."
Anak : "Waaah pintar ya Bunda."
Bunda : "Tentu, sayang."