Anda di halaman 1dari 4

Script : Dongeng “Serigala dan Tujuh Anak Domba”

Pemeran :
Narator : Ms Wulan Ibu Domba : Ms irene
Serigala : Felixo Domba 1 : Sylvester
Domba 2 : Erika Domba 3 : Marcell
Domba 4 : Yesha Domba 5 : Vania

Opening Scene : Performance K2 MS “Aku adalah anak gembala”

SCENE 1
Narator :
Pada zaman dulu di sebuah hutan yang hijau, hiduplah ibu domba dengan tujuh anaknya yang
masih kecil-kecil. Pada suatu hari, sebelum pergi ke kebun untuk mencari makanan, ibu domba
berkata. ”Anak-anak, berhati-hatilah saat ibu tidak ada. Jika ada yang mengetuk pintu jangan
dibuka. Dan yang paling penting, berhati-hatilah pada serigala jahat dan rakus, yang bersuara
serak dan berkaki hitam. Dia selalu mengawasi kalian.
“Anak-anak domba itu menjawab.”
Ibu Domba
Apa kalian mengerti.”
Domba 1
Mengerti, Bu. Jangan Khawatir. Semoga ibu selamat dalam perjalanan dan membawa pulang
banyak makanan lezat.”
Ibu Domba
“Baiklah, sampai jumpa.” (mengembik)

Performance Nursery “Baa…Baa..Black Sheep”

SCENE 2
Narator :
Ibu domba pergi meninggalkan rumah. Ketujuh anak domba melambaikan tangan pada ibu
mereka. Lalu, mereka mengunci pintu. Sementara itu, serigala yang rakus sedang mengawasi
dari tempat persembunyiannya.
Serigala
“Ha ha Ha. Aku beruntung sekali. Aku memang sedang lapar. Ketujuh anak domba itu sekarang
milikku.”
Narator
Serigala menelan air liurnya dan berjalan kerumah tersebut. Dia mengetuk pintu dan berkata.
Serigala
”Anak-anak ini ibu, buka pintunya.”
Narator
Anak domba bungsu bergegas pergi untuk membuka pintu. Namun kakak laki-laki sulung
menghentikannya.
Domba 2
“Tunggu dik! Suaranya terdengar aneh. Suara ibu tidak serak seperti itu. Di hutan ini hanya
serigala yang bersuara serak. Jangan buka pintunya!”
Serigala
“Wah aku pikir bisa menipu mereka dengan mudah. Anak-anak itu ternyata pintar juga. Cara
apa ya, yang bisa berhasil?” (Serigala rakus tersebut berpikir keras.) “Aha! Aku ingat kapur
bisa membuat suara menjadi lembut.” (Serigala lalu lari ke arah pasar)

Performance K1 AZ “7 Bayi Domba”

SCENE 3
Narator
Serigala yang rakus itu berlari ke toko dan membeli sebatang kapur kemudian memakannya.”
Serigala
Ah ternyata berhasil. Tunggu aku anak-anak. Serigala bersuara lembut akan menangkap
kalian.” Anak-anak ibu pulang. Buka pintunya.”
Domba 3
“Wow ibu sudah pulang!” (Mereka berlari ke pintu).
Narator
Kali ini, kakak perempuan sulung yang menghentikan mereka.
Domba 4
” Coba lihat kaki berwarna hitam di jendela itu. Itu pasti kaki serigala.”
” Kaki ibu kami putih dan lembut, wahai serigala besar jahat.”
Serigala
“Aku gagal lagi. Tapi aku masih punya ide lain!”
Narator
Serigala itu berlari ke toko roti dan berkata pada “Tolong gosokan adonan roti diatas kakiku.”
Setelah itu, dia berlari ke pabrik tepung.” Taburkan tepung ke atas kakiku.”
Serigala tersenyum licik dan menuju pintu rumah dari para domba.
Serigala
“Anak-anak. Ibu membaca makanan lezat buka pintunya.” (sambil mengetuk pintu.)
Narator :
Anak-anak domba meminta Serigala untuk memperlihatkan kakinya. Serigala menjulurkan
kakinya yang putih lembut karena tertutup tepung roti. Merekapun membuka pintu.
Tapi yang mereka lihat adalah serigala dengan mulut terbuka lebar.
Semua Domba
“Hore. Itu ibu. Ibu kita.” (Jeda) “Ah! Tolong!”
Narator
Mereka berlari berpencar ke segala arah. Mereka berusaha menyembunyikan diri dimana saja.
Di bawah meja, di bawah tempat tidur, di dalam tungku, di dalam lemari dan di dalam
keranjang cucian. Si bungsu yang tubuhnya paling kecil, bersembunyi di dalam jam. Serigala
yang rakus itu mengendus dan berkata
Serigala
” Ya silahkan bersembunyi. Tapi tidak ada yang bisa menipu penciumanku?”
Narator
Akhirnya, satu per satu anak domba itu masuk ke dalam perut serigala yang rakus. Setelah
menelan enam anak domba dalam sekejap, perutnya menggembung seperti gunung.
Serigala
“Mari kita hitung. Aku baru makan enam anak domba? Kalau begitu, masih ada satu lagi….”
Narator
Domba bungsu yang masih hidup gemetar ketakutan di dalam jam.
Serigala mengendus-endus dan berjalan semakin dekat ke arah jam. Si bungsu menahan napas.
Untunglah, serigala rakus tidak berhasil menemukan tempat persembunyian si bungsu.
Serigala
“Hmm aku sudah kenyang. Sekarang aku mau tidur siang di tepi sungai.” (Serigala menguap dan
perlahan-lahan pergi.)

Performance K1 FF “Sate Kambing”

SCENE 4
Narator
Domba bungsu sangat ketakutan dan mulai menangis, Kakak-kakak mereka semua dimakan
serigala itu… Setelah menelan enam anak domba, serigala merasa tubuhnya sangat berat.
Sesampainya di tepi sungai, dia berhenti di bawah sebatang pohon.
Serigala
“Oh menyenangkan sekali, sekarang aku sudah kenyang dan cuaca juga terasa hangat.
Sepertinya enak untuk tidur siang.” (Serigala membaringkan tubuhnya di atas rumput yang
hijau, lalu tertidur pulas.)
Narator
Akhirnya ibu domba kembali dari kebun. Tapi dia mendapati pintu rumahnya terbuka lebar.
Padahal pintu itu seharusnya terkunci.
Ibu Domba
“Anak-anak ibu pulang!” (Jeda) “Astaga!”
Narator
Jantungnya berdebar-debar. Dia melihat keranjang yang rusak, kursi berserakan di mana-
mana, sprei dan bantal tergeletak di lantai. Rumah itu terlihat sangat berantakan. Ibu domba
mencari kesetiap sudut ruangan. Tetapi dia tidak menemukan anak-anaknya. Dia mulai
menangis.
Ibu Domba
“anak-anak dimana kalian?” (Pada saat itu terdengar suara sayup-sayup anak domba)

Performance K1 MJ “Mana dimana anak kambing saya”

SCENE 5
Domba 5
”Ibu, aku disini.” (Sang ibu mencari suaranya. Anak bungsunya menghambur ke pelukan ibunya.)
“Ibu, serigala yang besar dan jahat telah menelan kakak-kakakku.” (Sambil terisak)
Ibu domba
“Anakku, tahukah kamu kemana serigala itu pergi?”
Domba 5
“Ya, dia tidur siang di tepi sungai.”
Narator
Sementara itu, muncul sebuah ide cemerlang dalam benak ibu domba. Kita harus memberikan
pelajaran pada serigala jahat ini, (ibu domba membuka perut serigala dan mengeluarkan
anak2nya, sambil memeluk anak-anaknya)
Domba 5
“Ya bu! Tapi bagaimana caranya”
Ibu domba
“Ambilah beberapa batu dan cepat bawa kesini. Cepat, sebelum serigala itu bangun!” “Ayo
angkat.” (Anak-anak itu dengan patuh mengambil batu.)
Narator
Ibu domba mengisi perut serigala dengan batu, lalu menjahitnya Kembali. Pada saat itu
Serigala rakus masih lelap dalam tidurnya.
Domba 5
“Sekarang, mari kita bersembunyi di semak-semak dan melihat apa yang akan terjadi.”
(Mereka menunggu)
Serigala
”Oh, aku kenyang sekali, tapi aku sangat kehausan.”
“Apa aku makan terlalu banyak? Perutku berat sekali seperti ada batu di dalamnya.”
Narator
Serigala itu bangun sambil meringis kesakitan karena perutnya sangat berat. Dia memegang
perutnya yang semakin lama turun kebawah. Dia berjalan terhuyung-huyung ke tepi sungai,
Batu-batu dalam perut serigala saling berbenturan dan menimbulkan suara gaduh, “Krek, krek.”
Serigala akhirnya sampai di tepi sungai. Ketika dia membungkuk ke air, batu-batu dalam
perutnya berguling ke bawah.” “Byur!” Serigala tercebur ke dalam sungai dan hanyut dibawa
arus.
Serigala
“Toloong…” (Ibu domba dan anak-anaknya tertawa terbahak-bahak.)
Ibu domba & anak domba
” Hore! tidak ada lagi serigala!” (Mereka menari dengan gembira sambil bergandengan tangan.)
Narator
“Sekarang, serigala yang rakus itu sudah tidak ada. Hutan yang hijau ini akan semakin damai.

Closing Scene : Performance Ibu domba & anak domba “I Love You Mami”

Anda mungkin juga menyukai