Anda di halaman 1dari 22

JENIS –JENIS KEWIRAUSAHAAN DI BIDANG KESEHATAN

Makalah

Ditulis Untuk Memenuhi Salah SatuTugas

Mata Kuliah :KEWIRAUSAHAAN

DosenPembimbing :

Erpita yanti,SKM,MM.Kes 

Oleh

Kelompok 5 :
Resti Sa’bani
Syurni Syasmi
Try Apri Malis

Kelas 2 C

PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

SUMATRA BARAT

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Jenis -Jenis
Kewirausahaan” dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Ibu Erpita
yanti,SKM,MM.Kes  yang telah membantu dalam menyampaikan materi sehingga dapat
membanu penulis dalam mengerjakan makalah ini, penulis juga megucapkan terima kasih
kepada teman-teman kelompok5 (lima) yang telah memberikan bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Dengan adanya makalah ini, diharapakan dapat membantu proses pembelajaran dan dapa
tmenambah pengetahuan bagi pembaca.Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaa nmakalah ini.

Pariaman, 11 januari 2020

Penulis

Kelompok5

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangMasalah………………………………............................1
1.2 RumusanMasalah……………………………………………...................2
1.3 TujuanPenulis ………………………………………...............................2

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 KEWIRAUSAHAAN DALAM KEPERAWATAN...............................3

2.2 Bidang Pelayanan Keperawatan...................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………….........................................20


3.2 Saran..........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isuprofesionalisme.
Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gajiperawat konon berbanding
terbalik dengan beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal
itu, rasanya tidak mungkin(tampak pada ketidakjelasan ruu keperawatan) karena
saat ini perawat diindonesia masih belum memiliki bargaining position di mata
pemerintah.Salah satu solusi yang bisa diambil untuk membackup kesejahteraan
perawattanpa perlu menggantungkan pada gaji dari pemerintah, adalah dengan
menjadinursepreneur (perawat pengusaha). Konsep nursepreneur pun sudah
lamamuncul dalam dunia keperawatan. Namun, di indonesia konsep ini belumbegitu
familiar.Selain itu, saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah entrepreneurship,dimana setiap
anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan kemampuanyang dimilikinya.
Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikanoleh generasi keperawatan jika
trends dunia tersebut tidak diikuti oleh arahanpenyelenggara pendidikan keperawatan dengan
baik. Satu hal yang sangatterlihat membedakan keperawatan dengan profesional kesehatan
lain saat iniadalah bahwa sampai dengan saat ini keperawatan masih belum
menemukanbentuk layanan pokok yang hanya dapat dilakukan dan menjadi
kewenanganperawat semata. Oleh karena itu, pengembangan entrepreneurship
perluditanamkan agar kreatifitas pelaku keperawatan dapat tumbuh dan menjadinilai jual
dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak sebagai bekalmemulai untuk terjun
ke dunia kerja.

Untuk mengembangkan kewirausahaan atau entrepreneurship di bidangkeperawatan tentu


memerlukan hal-hal yang mendukungnya, salah satunya adalah alat bantu yang dapat
mengembangkan kewirausahaan di bidangkeperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa itu nursepreneur (perawat pengusaha)?


b. Bagaimana langkah perawat menjadi nursepreneur?

4
c. Apa saja alat bantu dalam mengembangkan kewirausahaan dibidangkeperawatan?
d. Apa saja jenis-jenis kewirausahaan dalam kesehatan ?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui definisi nursepreneur


b. Mengetahui bagaimana langkah perawat menjadi nursepreneur?
c. Mengetahui apa saja alat bantu dalam mengembangkan kewirausahaandi bidang
keperawatan
d. Mengetahui apa saja jenis-jenis kewirausahaan

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Nursepreneur

Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karirdari peran dan


fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadipengelola klinik atau sarana
kesehatan lainnya. Misalnya manager spa,manager fisioterapi, manager Nursing
Center, manager Balai kesehatanswasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam
pelaksanaan teknisnyabanyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini
perawatdapat bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atauowner
yang akan menggaji karyawannya. Hal seperti ini sudah mulai ada diIndonesia, misalnya Saat
pembubaran Konas jiwa. Di Bali perawat memilikibalai Keperawatan yang dipadukan
dengan fisioterapi.

Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian,


sebagai contoh adanya tim riset yang meneliti perawatan luka, caraganti balutan efektif,
kompres modern, terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb.Masalah penelitian
direkomendasikan dari Rumah sakit atau intistusikesehatan yang membutuhkan solusi.
Misalnya kenapa kunjungan ke RStertentu sangat rendah, maka perawat manajemen akan
melakukan riset yangdidanai rumah sakit yang bersangkutan, termasuk riset
kepuasan klien.Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam
bidangpendidikan atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai
konsultan.Misalnya pelatihan baby siter, pelatihan perawat lansia, perawat anak dirumah atau
perawat yang akan mendampingi klien saat ibadah haji.

Nursepreneur adalah rangkaian dari dua kata kata yaitu “nurse’ dan“Entrepreneur”.
Nurse artinya seorang perawat, sedangkan Entrepreneur

sendiri memiliki berbagai pengertian dan sifat, salah satunya yangdisampaikan oleh
John G. Burch, Entreprenuer memiliki sifat :

1.Berhasrat mencapai prestasi

6
2.Seorang Pekerja keras

3.Ingin bekerja untuk dirinya

4.Mencapai kualitas

5.Berorientasi kepada Reward dan Kesempurnaan

6.Optimis

7.Berorganisasi

8.Berorientasi kepada keuntungan

Seseorang yang berprofesi apapun, asal mampu menerapkan 8 aspeksifat


Entrepreneur dalam kehidupan sehari-harinya, maka dapat dikategorikansebagai
Entrepreneur, termasuk seorang perawat. Dengan jiwa Entrepreneurmasalah sehari-hari yang
dihadapi perawat di ruangan akan menjadi uang.Karena perawat yang berjiwa entreperneur
memilki ciri berorientasi padakeuntungan. Sebagai contoh masalah menumpuknya
botol infus bekas,abocate yang tak terpakai, sisa makanan pasien, cucian keluarga
perawat,penunggu pasien, terpisahnya orang tua yang sakit dengan anak.

Disamping hal tersebut ada fenomena menarik seperti apa-apa yangdilakukan oleh
perawat yang tergabung dalam asosiasi perawat Indonesiayang bekerja di malaysia, Saudi
Arabia, Qatar dan Kuwait. Mereka mencobaberorganisasi sebagai ciri Nursepreneur dan
memiliki keberanian untuk hijrahdengan Berorientasi kepada keuntungan berupa besarnya
gaji yang diperoleh,gaji tersebut selanjutnya dijadikan aset yang akan menjadi
mesin uang.

Secara konseptual Nursepreneur memiliki ciri sebagai berikut :

1.Pengerahan Diri : Pendisiplinan diri dan secara menyeluruh merasanyaman bekerja untuk
diri sendiri.

2.Pengasuhan Diri : Antusiasme tak terbatas untuk ide-ide Anda saat takseorang pun
memilikinya.

3.Orientasi pada Tindakan : Hasrat menyala untuk memujudkan,mengaktualisasi kan


dan mengubah ide – ide Anda menjadi kenyataan.

7
4.Energi Tingkat Tinggi : Mampu bekerja dalam waktu lama secaraemosional, mental
dan fisik.

5.Toleransi atas Ketidakmenentuan : Secara psikologis mampumenghadapi resiko

Entrepeneur bagi perawat sebetulnya bisa dipelajari sambilmelakukannya


(learning by doing), namun harus diingat bahwa wawasantentang jenis usaha yang akan
dipilih tetap sangat diperlukan karena jikatanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasar laut
tanpa tabung gas.

Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dankeberanian untuk
mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuandengan optimis. Inilah yang
membuat entreprenur selalu tampil dengangagasan–gagasan baru yang segar, melawan
arus pemikiran orang banyakatau kreatif.

Perawat entrepreneur mungkin bisa diartikan sebagai perawat yangmempunyai jiwa


wirausaha. Entrepreneur/wirausaha/pebisnis, yang tidakdikenali seperempat abad lalu,
saat ini diajarkan sebagai mata kuliah diuniversitas di seluruh dunia. Di Amerika Serikat,
ratusan perguruan tinggimengajarkan itu. Kita sebenarnya dilahirkan sebagai
entreperneur.Keberanian, kreativitas, dan inisiatif semuanya adalah sifat yang
dimilikiseseorang sejak lahir. Itu alami, melekat dalam diri kita, Tinggal masalahnya,buatlah
kemampuan itu muncul dan bekerja optimal . Entrepreneur bagiperawat bisa dipelajari sambil
melakukannya (learning by doing)

Namun,harus diingat bahwa wawasan tentang jenis usaha yang akan dipilih tetap
sangat diperlukan karena jika tanpa hal itu sama dengan menyelam ke dasarlaut tanpa tabung
gas. Dalam bidang pekerjaan apapun, yang namanya income harian,mingguan,
bulanan, tahunan dan “dadakan”, semuanya penting terpenuhi.Tetapi selain itu kita masih
bisa melakukan hal lain, banyak bisnis/usaha yangbisa dilakukan perawat, jadi sambil bekerja
sebagai perawat, namun memilikiusaha sampingan di bidang wirausaha.Bekerja di luar negeri
bisa menjadi langkah awal menjadi pebisnisdan investor. Perawat di luar negeri rata-rata
mencapai gaji 10 x lipat perawatdi Indonesia. Sebelum menjadi pengusaha kita memang
perlu modal finansialdan modal karakter. Setiap orang, siap atau tidak, kondisi akan
mendorongnyamenjadi seorang entrepreneur, sekarang jaman sudah berubah.

8
2.2Langkah Perawat Menjadi Nursepreneur

Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep ini, yaitu untuk menjadiperawat
pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya5 langkah ini sangat
sering dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalahbagian dari proses – keperawatan
yang terdiri dari (1) pengkajian, (2)diagnosa, (3) perencanaan, (4) implementasi, dan
(5) evaluasi. Jika dikaitkandengan nursepreneur, proses keperawatan itu akan menjadi 5
langkah awaluntuk menjadi perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :

1.Pengkajian

Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukanpengkajian.


Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari prosespengkajian. Maka untuk
memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah apayang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa
dalam dunia bisnis adalah pasar(market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai
berbisnis adalahmengkaji kebutuhan pasar. Pasar memerlukan apa? Ada masalah
apa?

2.Diagnosa

Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkandiagnosa.


Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar makayang selanjutnya
dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita masuki untuk menjawab kebutuhan
pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah iniadalah tahap diagnosa.

3.Perencanaan

Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, makalangkah selanjutya
adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasaryang sesungguhnya. Tahap
perencaan ini merupakan tahap ketika kita harusmemiliki konsep usaha yang jelas dan detail.
Apa yang kita jual? Apa yangkita berikan kepada konsumen? Apa solusi yang bisa
dilakukan untukmenjawab kebutuhan pasar?

4.Implementasi

Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usahayang jelas harus
diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahapyang paling inti dalam proses

9
berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yangpaling sulit. Semua orang bisa punya ide,
namun tidak semua orang beranitake action.

5.Evaluasi

Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidakboleh terlupakan.
Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasiyang kita lakukan berhasil atau
tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akanmemberikan gambaran kepada kita apakah
konsep yang sudah kita jalankanberhasil atau tidak. Jika berhasil, maka kita bisa lakukan
peningkatan. Namun jika tidak, perubahan rencana dan strategi bisa dilakukan.

2.3 Alat Bantu dalam Mengembangkan Kewirausahaan di Bidang Keperawatan

1.Modal

Modal adalah hal utama yang dibutuhkan dalam pengembanganusaha. Modal bisa
didapat melalui pinjaman, mencari investor, dll.

2.Mampu berpikir untung (think benefit) dan merubah paradigm berpikir(change


thinking paradigm). Perawat sering berhadapan dengan berbagai masalah saat
bekerjamisalnya macet saat mau dinas ke Rumah sakit, mencuci baju putih yanggampang
kotor, sampah medis yang berserakan, sulitnya meninggalkan anaksaat dinas, jauhnya kantin
saat makan siang, tidak keburu masak di rumah,mahalnya biaya berkomunikasi dengan
suami.

Seorang perawat yang berjiwa Entrepreneur akan mulai berpikir bedadan berpikir
untung. Tahap selanjutnya mungkin muncul gagasan-gagasansegar dan ide – ide kreatif
misalnya perawat menciptakan CD rekamanEnglish for nurse saat macet, laundry for
nursing staf, Re-use machine forwaste medical, katering siap antar bagi perawat atau
penitipan bayi bagiperawat. Ide – ide tersebut harus dibiasakan muncul. Seberapa jeleknya
ide ituatau seberapa sepelenya ide itu tetap harus dimunculkan. Di luar negeri justruide sepele
itulah yang menghasilkan royalti jutaan, misalnya ide tentang alatpenjepit kuping anjing jenis
tertentu, yang telinganya menjuntai saat makan tercelup pada makanan

10
3.Inovasi

Kewirausahaan tidak terlepas dari unsur inovasi dan setiap inovasiselalu mengandung
resiko, seringkali wira usaha diartikan memulai bisnis baru, kecil dan milik sendiri. Namun
demikian tidak setiap bisnis baru dankecil akan bersifat wira swasta atau memiliki
kewirausahaan

Seorang wirausaha adalah orang-orang yang mau untuk belajar danmempraktekkan


inovasi secara sistematis, oleh karena resiko yang timbuljustru berada dalam
pengendaliannya. Pada kenyataan sesungguhnya banyakorang yang mengaku wirausaha,
namun sedikit yang benar-benar tahu apayang tengah mereka lakukan (tidak tahu apa
maunya).

Selanjutnya inovasi diartikan sebagai suatu mekanisme atau carauntuk


mengubah nilai dan kepuasan yang diperoleh konsumen darisumbernya (Drucker,
1985). Inovasi adalah lebih dari sekedar memilikisebuah gagasan yang cemerlang
(tidak sekedar memiliki gagasan), tetapimerupakan kombinasi dari keinginan menciptakan
suatu yang cemerlangyang sekaligus disertai dengan kesungguhan untuk
mengembangkan danmewujudkannya.

Inovasi adalat alat spesifik bagi pebisnis/ wiraswasta, dimana suatualat untuk
memanfaatkan perubahan sebagai peluang bagi bisnis yangberbeda atau jasa yang
berbeda. Inovasi didefinisikan sebagai perubahan (idebesar) dalam sekumpulan informasi
yang berhubungan diantara masukan danluaran. Inovasi membutuhkan perubahan, tetapi
berubah belum tentu berinovasi.

Bentuk- bentuk Inovasi:Untuk melakukan inovasi ada berbagai macam cara bentuk ,
yang secaraumum dikelompokkan menjadi 4 (empat) type yaitu :

1.Inventation, dengan menciptakan sesuatu yang baru, baik berupaproduk maupun


jasa.

2.Extension, dengan mengembangkan produk atau jasa yang sudah ada.

3.Duplication, dengan cara membuat duplikat disertai tambahan ushakreatif untuk bisa
menyaingi pesaing yang ditiru.

11
4.Synthesis, dengan cara menggabungkan bermacam-macam gagasanyang sudah ada
menjadi sesuatu formulasi baru.

Untuk menjadi seorang seorang wirausaha yang handal dan tangguh,inovasi


merupakan alat untuk memperoleh manfaat atau keuntungan. Karenainovasi merupakan
alat yang digunakan untuk tidak sekedar melakukanperubahan, tetapi lebih dari itu,
yaitu untuk mengekploitasi suatu perubahandan mengambil manfaat dari perubahan tersebut.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perawat dalammenemukan


peluang usaha atau bisnis dalam bidang keperawatan. Hal inibisa dilakukan dengan
mengajukan beberapa pertanyaan.

- Langkah pertama

dimana biasanya perawat berkumpul?. Misalnya di Rumah sakit,Puskesmas, Klinik,


Stikes, Akper, Panti, Tempat seminar, tempatpelatihan, Sanggar

- Langkah kedua

apa yang biasanya dibutuhkan mereka?. Misalnya makanan,pakaian, angkutan,


pulsa, referensi, buku, jaringan internet, mesin cuci,laptop, printer, alat tulis, kado, buah-
buahan dsb.

- Langkah ketiga

dengan siapa mereka berhubungan setiap hari?. Misalnya dokter,perawat lain, masyarakat,
pasien, korban, keluarga, kelompok khusus,pemerintah.

- Langkah ke lima

barang dan jasa apa yang dibutuhkan dan bisa kita jual bagimereka? Misalnya
makanan, pakaian, angkutan, pulsa, referensi, buku,jaringan internet, mesin cuci, laptop,
printer, alat tulis, kado, buah-buahandsb.

- Langkah ke enam

Jasa apa yang bisa kita tawarkan kepada mereka ? mencucui,memasak, mengajar,
mendengar, mendorong, membersihkan,menghubungkan.

- Langkah lanjutan

12
inovasi apa dari produk yang dihasilkan orang lain yang bisa kitarubah atau kita
sempurnakan, misalnya dalam hal ini saya inginmemberikan contoh norak agar anda
terbiasa dengan ide yang dinggapburuk. Idenya adalah Motor dan laptop menjadi molap,
bicaralah denganpabrik Honda untuk membuat Molap, kita bisa membuat motor yang
adalaptopnya di tengah jok, sehingga orang yang dibonceng bisa duduksambil
ngetik atau carilah ide yang lebih gila dari itu. Bisanya dari 10 idegila ada satu ide yang
normal.

- Langkah terakhir

mulai mencari nama perusahaan yang hoki kalau bisa dengansholat


istikharah, dengan demikian meskipun perusahaan kita bangkrut didunia, tetapi kita akan
tetap kaya di akherat karena banyanya niat baik danpahala sholat sunat sesuai dengan niat
kita menjadi entreperenur yaituRich until hereafter (kaya sampai akherat). Selanjutnya
buatlah kartunama perusahaan kita agar mudah berhubungan dengan orang
lain.Tuliskan nama kita dan jabatan kita sebagai presiden direktur merangkapkaryawan dan
komisaris pemegang saham. Biasakanlah untuk siapmenghadapi kegagalan makin
banyak akan makin bijak menghadapi masa depan.

2.4 jenis-jenis kewirausahaan

a.Bidang Pelayanan Keperawatan

Dalam bidang ini perawat dapat berperan sebagaipenggagas ide, pengelola,


pemilik modal, pemilik saham ataupunsebagai owner

1)Home Care

a) Definisi
Menurut Departemen Kesehatan (2014) menyebutkan bahwa home care adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan
keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit. Selain itu, home care merupakan pelayanan yang dikelola oleh suatu
unit atau sarana ataupun institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan
mengkoordinir berbagai kategori tenaga professional dibantu tenaga non professional
dibidang kesehatan maupun non kesehatan.

13
b) Tujuan
Tujuan dari home care terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari
home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan atau memaksimalkan tingkat
kemandirian, dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu
secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan.
Sedangkan, tujuan khusus dari home care adalah sebagai berikut:
1. Terpenuhi kebutuhan dasar (bio-psiko-sosial-spiritual) secaramandiri.
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaankesehatan.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan dirumah
c) Prinsip
Prinsip dari home care adalah sebagai berikut:
 Pengelolaan home care dilaksanaka oleh perawat/ tim
 Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
 Mengumpulan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
 Menggunakan data hasil pengkajian dalam menetakan diagnosa keperawatan.
 Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan.
 Memberi pelayanan prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.
 Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan
 Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus.
 Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
 Mengembankan kemampuan professional
 Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care
Menggunakan kode etik keperawatan dalam melaksanakan praktik keperawatan.
d) Ruang Lingkup
Ruang lingkup atau bidang pelayanan dalam home care meliputi:
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

14
e) Peran dan Fungsi Perawat dalam Home Care
1. Sebagai manajer kasus dalam mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan, dengan
fungsi:
o Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.
o Menyusun rencana pelayanan
o Mengkoordinir aktifitas tim
o Memantau kualitas pelayanan

2. Sebagai pelaksana dalam memberikan pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan


yang diberikan, dengan fungsi:
o Melakukan pengkajian komprehensif
o Menetapkan masalah
o Menyusun rencana keperawatan
o Melakukan tindakan perawatan
o Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.
o Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif.
o Melibatkan keluarga dalam pelayanan
o Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
o Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.
o Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

2. Konsultan Keperawatan
a) Definisi
Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam
bidang keahliannya. Perbedaan antara seorang konsultan dengan ahli biasa adalah konsultan
bukan merupakan karyawan di perusahaan, melainkan seseorang yang menjalankan usahanya
sendiri serta berurusan dengan berbagai klien dalam satu waktu. Tidak hanya menyediakan
jasa, konsultan juga bisa memberikan layanan konsultasi atau konseling secara langsung pada
klien. Konseling adalah proses membantu pasien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah sosial, untuk membangun hubungan interpersonal yang baik, dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang dimana didalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual. (Mubarak dan Nur Chayatin, 2009). Konseling dapat
membantu dan memotivasi klien untuk lebih bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri
dalam mengatasi masalahnya. Konseling diselenggarakan untuk mencapai

15
pemahaman dan penerimaan diri, proses belajar dari berperilaku tidak adaptif menjadi
adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya yang tidak hanya
“know about” tetapi juga belajar “how to” sesuai
dengan kualitas dan kuantitas.

b) Ruang lingkup konseling


Blacher (2005) mengemukakan 5 asumsi dasar yang secara umum dapat membedakan
konseling dengan psikoterapi yaitu:
1. Dalam konseling, klien tidak dianggap sebagai orang yang sakit mental, tetapi
dipandang sebagai orang yang memiliki kemampuan untuk memilih tujuan, membuat
keputusan dan secara umum menerima tanggung jawab dari tingkah laku dan
perkembangannya dikemudian hari
2. Konseling berfokus pada saat ini dan masa depan, tidak berfokus pengalaman masa
lalunya.
3. Klien adalah klien, bukan pasien. Dan konselor bukan figur yang memiliki otoritas
tetapi secara esensial sebagai guru dan partner klien sebagaimana mereka
bergerak secara mutual dalam mendefinisikan tujuan.
4. Konselor secara moral, tidak netral. Tetapi memiliki nilai, perasan yang standar
untuk dirinya. Konselor tidak seharusnya menjauhkan nilai, perasaan dan standar itu dari
klien, dan dia tidak mencoba menyembunyikannya pada klien
5. Konselor memfokuskan pada perubahan tingkah laku dan bukan hanya membuat
klien menjadi sadar

c) Kriteria Konselor / Konsultan


1. Dapat mendefinisikan perannya secara jelas
2. Menawarkan layanan yang unik
3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus
4. Memiliki kode etik yang jelas
5. Memiliki hak untuk menawarkan layanan kepada masyarakat sesuai dengan deskripsi
profesinya.
6. Memiliki kemampuan untuk memonitor praktik profesinya

16
d) Sikap yang harus dimiliki seorang konsultan / Konselor
Menurut Jones ada 7 sikap yang harus dimiliki oleh seorang konselor, adalah sebagai berikut:
1. Tingkah laku yang etis Sikap dasar seorang konselor harus mengandung ciri etis, karena
konselor harus memberikan informasi pribadi yang bersifat sangat rahasia. Konselor harus
dapat merahasiakan kehidupan pribadi klien dan memiliki tanggung jawab moral untuk
membantu memecahkan masalah yang dihadapi klien.
2. Kemampuan intelektual Konselor yang baik harus memiliki kemampuan intelektual dan
dapat berpikir secara logis, kritis, dan mengarah ke tujuan sehingga ia dapat membantu klien
mencapai tujuan, memberikan alternatif-alternatif yang harus dipertimbangkan oleh klien dan
memberikan saran-saran yang bijaksana. Semua kecakapan yang harus dimiliki seorang
konselor di atas, membutuhkan tingkat perkembangan intelektual yang cukup baik.
3. Keluwesan (fleksibelity)
Hubungan dalam konseling yang bersifat pribadi mempunyai ciri yang supel dan terbuka.
Konselor diharapkan tidak bersifat kaku dengan langkah-langkah tertentu dan sistem tertentu.
Konselor yang baik dapat dengan mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan situasi
konseling dan perubahan tingkah laku klien. Konselor pada saat-saat tertentu dapat berubah
sebagai teman dan pada saat lain dapat berubah menjadi pemimpin. Konselor bersama klien
dapat dengan bebas membicarakan masalah masa lampau, masa kini, dan masa mendatang
yang berhubungan dengan masalah pribadi klieni. Konselor dapat dengan luwes bergerak dari
satu persoalan ke persoalan lainnya dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang mungkin terjadi dalam proses konseling.
4. Sikap penerimaan (acceptance)
Konselor harus dapat mengakui kepribadian klien dan menerima klien sebagai pribadi yang
mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri. Konselor harus
percaya bahwa klien mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan
bertanggung jawab. Sikap penerimaan merupakan prinsip dasar yang harus dilakukan pada
setiap konseling.
5. Pemahaman (understanding)
Seorang konselor harus dapat menangkap arti dari ekspresi klien. Pemahaman adalah
menangkap dengan jelas dan lengkap maksud yang sebenarnya yang dinyatakan oleh klien
dan di pihak lain konseli dapat merasakan bahwa ia dimengerti oleh konselor. Klien dapat
menangkap bahwa konselor mengerti dan memahami dirinya, jika konselor dapat
mengungkapkan kembali apa yang diungkapkan klien dengan bahasa verbal maupun
nonverbal dan disertai dengan perasaannya sendiri. Memahami orang lain tidak cukup hanya

17
mengerti data-data yang terkumpul, tetapi yang lebih penting konselor dapat mengerti
bagaimana klien memberikan arti terhadap data-data tadi. Memahami dalam proses konseling
jangan disamakan dengan memahami suatu ilmu pengetahuan. Dalam ilmu pengetahuan
orang ingin menangkap arti yang objektif,sedangkan dalam konseling justru karena
inginsmenangkap arti yang subjektif, yaitu arti yang diberikansoleh klien. Seorang konselor
tidak perlu menelitikebenaran kata-kata klien, tetapi yang penting bagikonselor adalah
menangkap cara klien menyatakan
kebenaran tersebut dan akhirnya konselor dapat menangkap arti keseluruhan pernyataan
kepribadian klien. Seorang konselor harus mengikuti perubahan kepribadian klien dengan
baik. Konselor harus dapat menyatukan dirinya dengan dunia klien dan dapat menyatukan
kembali dengan cara yang wajar dan dengan penuh perasaan agar klien mudah menangkap
dan mengertinya. Akhirnya, klien dapat melihat alternatif yang realistis dengan diri sendiri
dan berani merumuskan suatu keputusan yang bijaksana. Konselor sangat berperan dalam
situasi puncak proses konseling ini.

6. Sikap jujur
Dalam segala hal konselor harus dapat menunjukkan sikap jujur dan wajar sehingga ia dapat
dipercaya oleh klien dan klien berani membuka diri terhadap konselor.

7. Komunikasi
Komunikasi merupakan kecakapan dasar yang harus dimiliki oleh setiap konselor. Dalam
komunikasi, konselor dapat mengekspresikan kembali pernyataanpernyataan klien secara
tepat. Menjawab atau memantulkan kembali pernyataan konseli dalam bentuk perasaan dan
kata-kata serta tingkah laku konselor. Konselor harus dapat memantulkan perasaan klien dan
pemantulan ini dapat ditangkap serta dimengerti oleh konseli sebagai pernyataan yang penuh
penerimaan dan pengertian.

3.Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai
pendukung pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar
pengobatan medis yang konvensional. Terapi komplementer pada dasarnya bertujuan untuk
memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, terutama “Sistem Kekebalan dan Pertahanan
Tubuh”, agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendir dengan asupan

18
nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang tepat. Menurut WHO (World Health
Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan
berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk
pengobatan komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional
yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa
dikategorikan sebagai pengobatan komplementer. Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan
komplementer yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan
ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya. Metode
yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu
pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem
tubuh.
2. Terapi hiperbarik
Terapi hiperbarik merupakan suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam
sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara
atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi,
pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik,
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal
terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar
yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan diatur lebih
lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi seoran praktisi komplementer, yaitu sebagai berikut :
o Sumber daya manusia harus tenaga dokter, perawat dan atau dokter gigi yang sudah
memiliki kompetensi.
o Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan farmasi.
o Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin dari
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus –
menerus

19
BAB III
PENUTUP

A.Simpulan
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur (wirausahawan,
berasal dari bahasa Perancis entreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake).
Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize,
manage, and assume the risk of business.
Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk mengambil
keputusan disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Jadi yang
terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko
serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur
selalu tampil dengan gagasan–gagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang
banyak atau kreatif.

A. SARAN

Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara dan berkarya
dalam dunia kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan
keperawatan.
Diharapkan agar perawat bias menindak lanjuti inovasi inovasi agar lebih berkembang
,sebagai
dasar untuk pengembangan kedisiplinan dilingkungan keperawatan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, 2014. “Pengembangan Kewirausahaan Melalui Peningkatan Kinerja


Karyawan”  Page 107 Lamb, Hair dan McDaniel, 2011. Pemasaran. Buku 2. Jakarta: Salemba
Empat. Launching Esia Gayaku: http://riky.kurniawan.us/idea. Diakses tanggal 25
September 2011

Ma’ruf, Hendri, 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Media Radio: www.binadarma.ac.id. Diakses tanggal 16 september 2011

Media Promosi: www.pksm.mercubuana.ac.id. Diakses tgl 31 Januari 2012

Media promosi: gerbang-communications.blogspot.com. Diakses 31 Januari 2012

Promosi Penjualan: www.ridwaniskandar.files.wordpress.com. Diakses tanggal 22 September


2011

Utami, Christina Whidya, 2006. Manajemen Ritel. Strategi dan Implementasi Ritel Modern.
Edisi ke-1. Jakarta: Salemba Empat.

Utami, Christina Whidya, 2010. Manajemen Ritel. Strategi dan Implementasi Ritel Modern.
Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Empat.

Zynga Game Card: www.kabarjakarta.com. Diakses tanggal 31 Januari 2012

21
22

Anda mungkin juga menyukai