LP Hipotermia
LP Hipotermia
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hipotermia adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
penurunan suhu tubuh terus menerus di bawah 35,500C per rektal karena peningkatan
kerentanan terhadap faktor eksternal (Lynda Jual,26).
Bayi hipotermia adalah bayi dengan suhu badan di bawah normal. Adapun suhu normal bayi
dan neonatus adalah 36,5°C-37°C (suhu axila) Adapun gejala hipotermi, apabila suhu <36°C
atau kedua kaki dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi terasa dingin maka bayi
sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32-36°C).disebut hipotermia berat bila suhu
<32°C
B. Klasifikasi
Berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas:
a) Hipotermia sepintas, yaitu penurunan suhu tubuh 1-2oC sesudah lahir. Suhu tubuh akan
menjadi normal kembali sesudah bayi berumur 4-8 jam, bila suhu lingkungan diatur sebaik-
baiknya. Hipotermia sepintas ini terdapat pada bayi dengan BBLR, hipoksia, resusitasi yang
lama, ruangan tempat bersalin yang dingin, bila bayi tidak segera dibungkus setelah lahir,
terlalu cepat dimandikan (kurang dari 4 jam sesudah lahir), dan pemberian morfin pada ibu
yang sedang bersalin.
b) Hipotermia akut terjadi bila bayi berada di lingkungan yang dingin selama 6--12 jam.
Terdapat pada bayi dengan BBLR di ruang tempat bersalin yang dingin, inkubator yang
tidak cukup panas, kelalaian dari dokter, bidan, dan perawat terhadap bayi yang akan lahir,
yaitu diduga mati dalam kandungan tetapi ternyata hidup dan sebagainya. Gejalanya ialah
lemah, gelisah, pernapasan dan bunyi jantung lambat serta kedua kaki dingin. Terapinya
ialah dengan segera memasukkan bayi ke dalam inkubator yang suhunya telah diatur
menurut kebutuhan bayi dan dalam keadaan telanjang supaya dapat diawasi dengan teliti.
c) Hipoterroia sekunder. Penurunan suhu tubuh yang tidak disebabkan oleh suhu lingkungan
yang dingin, tetapi oleh sebab lain seperti sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan
hipoksia atau hipoglikemia, perdarahan intra-kranial tranfusi tukar, penyakit jantung bawaan
yang berat, dan bayi dengan BBLR serta hipoglikemia. Pengobatannya ialah dengan
mengobati penyebabnya, misalnya dengan pemberian antibiotik, larutan glukosa, oksigen,
dan sebagainya. Pemeriksaan suhu tubuh pada bayi yang sedang mendapattranfusi tukar
harus dilakukan beberapa kali karena hipotermia harus diketahui secepatnya. Bila suhu
sekitar 32oC, tranfusi tukar harus dihentikan untuk sementara waktu sampai suhu tubuh
menjadi normal kembali.
d) Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih
dari 12 jam). Gejalanya ialah lemah, tidak mau minum, badan dingin, oliguria, suhu berkisar
antara 29,5-35pC, tak banyak bergerak, edema, serta kemerahan pada tangan, kaki, dan
muka seolah-olah bayi dalam keadaan sehat; pengerasan jaringan subkutis. Bayi seperti ini
sering mengalami komplikasi infeksi, hipoglikemia, dan perdarahan. Pengobatannya ialah
dengan memanaskan secara perlahan-lahan, antibiotik, pemberian larutan glukosa 10%, dan
kortikosteroid.
C. Etiologi
Penyebab Utama
Kurang pengetahuan cara kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan
bayi secepat mungkin. Resiko untuk terjadinya hipotermia.
a) Perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir
b) Bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir.
c) Berat lahir bayi yang kurang dan kehamilan prematur
d) Tempat melahirkan yang dingin (putus rantai hangat).
e) Bayi asfiksia, hipoksia, resusitasi yang lama, sepsis, sindrom dengan pernafasan,
hipoglikemia perdarahan intra kranial.
f) Obat-obatan.
Sedasi berat akibat obat- obataan dapat menimbulkan suhu tubuh sub normal seperti alcohol,
narkotik, barbiturate, fenotiazin, atropine, over dosis asetaminofen.
E. Tanda dan gejala hipotermia bayi baru lahir
Gejala hipotermia bayi baru lahir
a) Bayi tidak mau minum/ menetek.
b) Bayi tampak lesu atau mengantuk.
c) Tubuh bayi teraba dingin.
d) Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi, menurun dan kulit tubuh bayi mengeras
(sklerema)
Tanda- tanda hipotermiasedang :
a) Aktifitas berkurang, letargis.
b) Tangisan lemah.
c) Kulit berwarna tidak rata.
d) Kemampuan menghisap lemah.
e) Kaki teraba dingin.
f) Jika hipotermia berlanjut akan timbulcidera dingin
Tanda- tanda hipotermia berat.
a) Aktifitas berkurang, letargis,
b) Bibir dan kuku kebiruan.
c) Pernafasan lambat.
d) Bunyi jantung lambat.
e) Selanjutnya mungkin timbul hipoglikemia dan asidosis metabolic.
f) Resiko untuk kematian bayi
1. HipotermiaSedang
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering,bersih, dapat hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru bila ibu dan bayi beradadalam satu
selimut atau kain hangat yang disertrika terlebih dahulu. B ila selimut atau kain mulai
mendingin, s e g e r a ganti dengan selimut/ kain yang hangat.
3) Ulangi sampai panas tubuh ibu mendingin, segera ganti dengan selimut /kain yang hangat.
Mencegah bayi kehilangan panasdengancara :
2. Memberi tutup kepala/ topi bayi.
1. Mengganti kain/ popok bayi yang basah dengan yang kering dan hangat.
2. Hipotermi Berat
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk yang kering,b ersih, dan hangat
2) Segera hangatkan tubuh bayi dengan metode kanguru, bila perlu ibu dan bayiberada
dalamsatuselimut atau kain hangat.
3) Bila selimut atau kain mulai mendingin. Segera ganti dengan selimut atau lainnya hangat
ulangisampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi .
Mencegah bayi kehilangan panasde nga ncara :
1. Memberi tutup kepala/ topi kepala.
2. Mengganti kain/ pakaian/ popok yang basah dengan yang kering atau hangat
4) Biasanya bayi hipotermi menderita hipoglikemia. Karena itu ASI sedini mungkindapat lebih
sering selama bayi menginginkan. B ila terlalu lemah hingga tidak dapat atau tidak kuat
menghisap ASI. BeriASIdengan menggunakan NGT. Bila tidak tersedia alat NGT. Beri infus
dextrose 10% sebanyak 60 ±80 ml/kg/liter.
5) Segera rujuk di RS terdekat.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
Pemeriksaan Fisik.
1) Daya tahan tubuh rendah.
2) Bentuk tubuh.
3) Fungsi organ tubuh.
A. Pengaturan Suhu Tubuh belum stabil
a. Hipotermi : karena lemak sub kutan tipis, permuukaan tubuh luas, produksi panas berkurang.
b. Hipertermi : mekanisme produksi keringat belum stabil (jika terjadi karena adanya infeksi).
B. System pencernaan.
C. System pernafasan.
D. System Hematopoetik.
E. Ginjal.
F. System saraf pusat.
4) Tanda – Tanda fisik premature dan neurologis : Dubowitz Score.
D. Intervensi
Diagnosa
1. Hipotermi b.d terbatasnya regulasi kompensasi metabolik sekunder akibat usia
DAFTAR PUSTAKA
Markum, A.H., Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1991
Melson, Kathryn A & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition,
Springhouse Corporation, Springhouse Pennsylvania, 1994
Wong, Donna L., Wong & Whaley’s Clinical Manual of Pediatric Nursing, Fourth Edition,
Mosby-Year Book Inc., St. Louis Missouri, 1990
http://anggasmartboy.blogspot.co.id/2014/03/laporan-pendahuluan-hipotermi_27.html