Modul 3 SMKK Dalam PP 14-2021 Dan Permen PUPR 21-2019 v16.06 - 20210309
Modul 3 SMKK Dalam PP 14-2021 Dan Permen PUPR 21-2019 v16.06 - 20210309
Dalam acara:
Bimbingan Teknis
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Tahap Prakonstruksi
b. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
c. Tahap Penyelesaian Pekerjaan
d. Pembinaan dan Pengawasan
e. Ketentuan Peralihan dan Penutup
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
UU RI NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pasal 4 ayat (1) huruf c. Pasal 5 ayat (3) huruf a. Pasal 59 ayat (4)
Pemerintah Pusat bertanggung jawab Pemerintah Pusat memiliki kewenangan Standar Keamanan, Keselamatan,
atas terselenggaranya Jasa mengembangkan Standar Keamanan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk
Konstruksi yang sesuai dengan Keselamatan, Kesehatan, dan setiap produk Jasa Konstruksi diatur oleh
Standar Keamanan, Keselamatan, Keberlanjutan dalam penyelenggaraan menteri teknis terkait sesuai dengan
Kesehatan, dan Keberlanjutan Jasa Konstruksi kewenangannya
1 2 3 4 5 6
Permen No. Permen PUPR SE Menteri PUPR SE Menteri PUPR Permen PUPR Peratuan Pemerintah
28/PRT/M/2016 No. 14/PRT/M/2020 No. 11/SE/M/2019 No. 15/SE/M/2019 No. 21/PRT/M/2019 No. 14 Tahun 2021
Pedoman Analisis Standar dan Tentang Petunjuk Tentang Tata Cara Tentang Pedoman Tentang Perubahan atas
Harga Satuan Pedoman Teknis Biaya Penjaminan Mutu Sistem Manajemen PP Nomor 22 Tahun 2020
Pengadaan Jasa Penyelenggaraan dan Pengendalian tentang Peraturan
Pekerjaan (AHSP) Keselamatan Pelaksanaan UU Nomor 2
Konstruksi Melalui SMKK Mutu Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Konstruksi Tahun 2017 tentang Jasa
Penyedia Konstruksi (SMKK)
Umum Konstruksi
pelaksanaan
Peraturan Menteri ini diperuntukkan bagi
Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Peraturan Menteri ini dapat menjadi acuan bagi instansi
pemerintah dan swasta dengan penyesuaian
struktur organisasi di unit organisasi masing-masing.
8
TRANSFORMASI JUDUL
9
PERMEN PU 05/2014
TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
STRUKTUR
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB I Ketentuan Umum BAB II STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN,
Bab II Maksud, Tujuan, dan KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN
Ruang Lingkup KONSTRUKSI
Bab III Penerapan SMK3 Bagian Kesatu: Umum
Konstruksi Bidang Bagian Kedua: Rancangan Konseptual SMKK
Pekerjaan Umum Bagian Ketiga: Elemen SMKK
Bab IV Tugas, Tanggung Jawab, Bagian Keempat: Penerapan SMKK
dan Wewenang Paragraf 1 Umum
Bab V Biaya Penyelenggaraan Paragraf 2 Pemilihan Penyedia Jasa
SMK3 Konstruksi Bidang Paragraf 3 Pelaksanaan Pek. Kons
Pekerjaan Umum Paragraf 4 Serah Terima Pekerjaan
Bab VI Sanksi Bagian Kelima: Unit Keselamatan Konstruksi
Bab VII Ketentuan Penutup Bagian Keenam: Risiko Keselamatan
Konstruksi
BAB III BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
PERMEN PU 05/2014
STRUKTUR LAMPIRAN
Sublampiran A Penerapan Sistem Manajemen
Lampiran 1 Tingkat Risiko K3 Keselamatan Konstruksi (SMKK)
Lampiran 2 Format RK3K Sublampiran B Tugas, Tanggung Jawab, dan
Pelaksanaan Wewenang Pengguna dan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi Jasa Dalam Penerapan SMKK
Lampiran 3 Format Surat-surat Sublampiran C Tata Cara Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi
Sublampiran D Format Rancangan Konseptual SMKK
Sublampiran E Format RKK dan Format Penilaian RKK
E.1 Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan/Manajemen
Penyelenggaraan Konstruksi
E.2 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
E.3 Format Penilaian Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK)
Sublampiran F Format Pelaporan Pelaksanaan RKK
Sublampiran G Komponen Kegiatan dan Format
Audit Internal Penerapan SMKK
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN
“
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
“
yang menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan
“
kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan. Kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan
12
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
DEFINISI STANDAR K4
13
STANDAR K4 DALAM SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat
14
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 TENTANG PEDOMAN SMKK
15
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 TENTANG PEDOMAN SMKK
i. dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RKK dan evaluasi kinerja
SMKK, PPK dapat dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas
Keselamatan Konstruksi dari internal dan/atau eksternal organisasi
PPK;
j. memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa
apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RKK yang telah ditetapkan,
dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran huruf G;
k. menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko Keselamatan
PENGGUNA JASA Konstruksi besar apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh
Penyedia Jasa, dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran
• Unit Organisasi huruf G.
• Unit Kerja l. dalam kondisi Penyedia Jasa melakukan pekerjaan kritis/risiko besar
tidak mengikuti dokumen RKK, PPK dapat menghentikan pekerjaan
• Satker/PPK sampai upaya pengendalian telah dilakukan;
• Pokja m.segala risiko kerugian akibat penghentian pekerjaan sebagaimana
pada huruf B1 angka1 huruf c, angka 2 huruf d, 3 huruf c, 4 huruf d, 5
huruf e, dan angka 7 huruf l di atas menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa;
16
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 TENTANG PEDOMAN SMKK
17
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 TENTANG PEDOMAN SMKK
PENGKAJIAN &
TAHAPAN
PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN
PROCUREMENT PELAKSANAAN
19
PEMUTAKHIRAN DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENAMBAHAN DALAM
PP NO. 14 TAHUN 2021
Pasal 84 U
20
2a
TAHAP
PRAKONSTRUKSI
(Pengkajian–Perencanaan–Perancangan)
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
Disusun oleh: PERANAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PADA SMKK
DALAM RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
a. Penyedia Jasa
Konsultansi
Konstruksi Rancangan
Pengkajian; Konseptual SMKK
b. Penyedia Jasa harus disetujui
Konsultansi RANCANGAN oleh Pengguna
Konstruksi KONSEPTUAL Jasa untuk
Perencanaan; SMKK dijadikan rujukan
dan dalam menyusun
c. Penyedia Jasa RKK
Konsultansi
Konstruksi
Perancangan.
Penyedia Jasa harus memiliki Ahli K3 Konstruksi
22
MUATAN SUBSTANSI RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI
TAHAPAN MUATAN SUBSTANSI
• Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, • Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan
dan peluang; pengendalian risiko, dan peluang;
02
• Rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan • Rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja yang
Perencanaan Keselamatan
program; dan tertuang dalam sasaran dan program; dan
• Pemenuhan standar dan peraturan perundangan Konstruksi • Pemenuhan standar dan peraturan perundangan keselamatan
keselamatan konstruksi konstruksi
• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya); 03 • Sumber daya berupa teknologi, peralatan, material, dan biaya;
• Kompetensi; • Komunikasi; dan Dukungan Keselamatan • Kompetensi tenaga kerja; • Manajemen komunikasi; dan
• Kepedulian; • Informasi terdokumentasi. Konstruksi • Kepedulian organisasi; • Informasi terdokumentasi.
Harus memuat:
Manajemen Risiko Keselamatan RKK & RMPK dibahas, dan
disetujui oleh Pengguna Jasa dan Laporan pelaksanaan RKK
MUATAN
26
PENGENDALIAN PELAKSANAAN SMKK
Persyaratan dalam
permohonan memulai
pekerjaan
mengintegrasikan
pengendalian mutu
dan Analisis
Keselamatan
Pekerjaan/JSA Work method statement
Pengendalian “4M”
1. Method metode kerja (SOP)
2. Man tenaga kerja kompeten
3. Machine peralatan laik Syarat Memulai
fungsi Pekerjaan
4. Material material sesuai
spesifikasi
5. Subkontraktor
6. Analisis Keselamatan
Pekerjaan/Job Safety Pengendali Pekerjaan
Analysis 27
BIAYA PENERAPAN SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD), meliputi:
•APK antara lain: • APD antara lain:
• Jaring pengaman (Safety Net); • Helm pelindung (Safety Helmet);
• Tali keselamatan (Life Line); • Pelindung mata (Goggles, Spectacles);
• Penahan jatuh (Safety Deck); • Tameng muka (Face Shield);
• Pagar pengaman (Guard Railling); • Masker selam (Breathing Apparatus);
• Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);
• Pembatas area (Restricted Area);
• Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);
• Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan
• Sarung tangan (Safety Gloves);
• Perlengkapan keselamatan bencana. • Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
• Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and
Toe Cap);
• Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
• Jaket pelampung (Life Vest);
• Rompi keselamatan (Safety Vest); dan
• Celemek (Apron/Coveralls).
31
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21/2019
Keterangan :
* Biaya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, tidak masuk dalam biaya penerapan SMKK 32
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21/2019
3 Jumlah minimal kebutuhan personel Keselamatan Konstruksi ditetapkan oleh pengguna jasa
yang dituangkan pada dokumen tender;
38
Keterangan Pengisian Biaya Penerapan SMKK
“
Konstruksi di bawah pimpinan tertinggi Penyedia Jasa.
Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi kerja
yang dibuktikan dengan sertifikat Ket:
kompetensi kerja di bidang K3 1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan
Konstruksi kecil, Pimpinan tertinggi Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi.
dapat merangkap sebagai pimpinan UKK.
• berkoordinasi dengan pimpinan 2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan
tertinggi Pekerjaan Konstruksi Konstruksi sedang dan besar, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus membentuk UKK yang terpisah dari struktur
Anggota organisasi Pekerjaan Konstruksi.
wajib memiliki kompetensi kerja yang
dibuktikan dengan kepemilikan
kompetensi kerja atau sertifikat pelatihan
40
UNIT KESELAMATAN KONSTRUKSI
Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK
• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
RISIKO
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
KESELAMATAN • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
KONSTRUKSI • menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
BESAR • menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.
RISIKO • bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh
Pengguna
KESELAMATAN • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
KONSTRUKSI Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
SEDANG • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang;
dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.
RISIKO • bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh
KESELAMATAN Pengguna Jasa
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
KONSTRUKSI • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
KECIL • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.
42
KETENTUAN LAIN
RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko
Keselamatan Konstruksi besar dengan kriteria
Dalam hal suatu Pekerjaan Konstruksi mempekerjakan lebih dari 100 (seratus) pekerja
memenuhi lebih dari satu kriteria Risiko harus mempunyai personel Keselamatan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi, penentuan paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas:
1
a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi/Ahli
Risiko Keselamatan Konstruksi
ditentukan dengan memilih Risiko
Keselamatan Konstruksi yang lebih tinggi
3 Keselamatan Konstruksi Utama dan/atau Ahli
Madya K3 /Ahli Keselamatan Konstruksi
MadyaKonstruksi dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun; dan
b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi / Ahli
Keselamatan Konstruksi Mudadengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
Pada Pekerjaan Konstruksi yang
menggunakan metode padat karya atau
menggunakan banyak tenaga kerja namun
2 4
sedikit penggunaan peralatan mesin, Risiko Keselamatan Konstruksi untuk
kebutuhan Personel Keselamatan menentukan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi/Ahli
Konstruksi ditentukan oleh penilaian Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas
Risiko Keselamatan Konstruksi Keselamatan Konstruksi, tidak untuk
menentukan kompleksitas atau segmentasi
pasar Jasa Konstruksi.
43
2c
TAHAP
SERAH TERIMA
PEKERJAAN
(PHO–Pemeliharaan–FHO)
TAHAPAN SERAH TERIMA (PENYELESAIAN)
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
1 2 3 4
Dalam bentuk Penyusunan Norma Penilaian terhadap Meningkatkan
fasilitasi, konsultasi Standar Prosedur pelaksanaan penerapan SMKK
serta pendidikan dan Kriteria sesuai dengan pembinaan dan dalam mewujudkan
pelatihan kewenangannya pengawasan Keselamatan
penerapan SMKK Konstruksi
47
PENGAWASAN PENERAPAN SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
Pengguna Jasa menyam- Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
paikan laporan penyeleng- pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri SMKK kepada gubernur sebagai wakil
garaan pengawasan SMKK nyampaikan laporan dan menteri yang menyelenggara- pemerintah pusat yang menjadi satu
kepada Menteri melalui unit penerapan kebijakan kan urusan pemerintahan dalam kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
organisasi yang membidangi SMKK kepada Menteri negeri yang menjadi satu kesatuan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah
Jasa Konstruksi yang tidak terpisahkan dengan kabupaten/kota
laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah provinsi
Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali 48
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Dalam melakukan pengawasan penerapan SMKK, Menteri menetapkan Komite Keselamatan
Konstruksi yang bertugas membantu dalam penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi
• Ketua;
• Ketua;
• Sekretaris;
• Sekretaris;
• Anggota; STRUKTUR • Bidang (Koordinator dan Anggota sesuai Bidang); dan
• Subkomite; dan
• Sekretariat (Koordinator dan Anggota).
• Sekretariat.
49
2e
KETENTUAN PERALIHAN
dan
PENUTUP
KETENTUAN PERALIHAN
RKK pada Kontrak Kerja Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi yang telah ditandatangani
sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Kontrak
Kerja Konstruksi tersebut
Sertifikat Petugas K3 Konstruksi dan surat keterangan penjaminan mutu dan pengendalian
mutu yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus disesuaikan
dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku
KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 628), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 179), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN
KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Jembatan bentang ≥ 45 m (beton)
bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Lintas Atas bentang ≥ 45 m (beton)
(Flyover/Overpass) bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Layang panjang > 1.000 m
Jembatan tipe khusus Gantung, beruji kabel, pelengkung dengan bentang paling sedikit 60 m, bentang paling sedikit
100 m, dengan ketinggian pilar diatas 40 m, kotak/box girder, dan lain-lain yang didesain
secara khusus.
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko
keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi
perhitungan penentuan tingkat risiko
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang
dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko
Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
Terowongan Semua
Underpass Semua
Bendungan Semua bendungan
Reklamasi Semua reklamasi
Pemecah/penahan Perlu ada kriteria
gelombang Rubble mound > 1 ton
Ambang (Groundsill) - dengan lebar sungai > 20 m;
- Tinggi Terjunan ≥ 3 m
SIPIL Saluran irigasi khusus Dengan konstruksi terowongan dan sipon
Saluran irigasi volume luasan > 2000 HA
Terowongan air Semua terowongan
Keterangan: Bendung dengan lebar sungai > 20 m
Untuk pekerjaan konstruksi Sistem Penyediaan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
dengan risiko keselamatan Minum (SPAM)
konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak Instalasi Pembuangan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
diperlukan lagi perhitungan Limbah
penentuan tingkat risiko Tempat Pembuangan Akhir Bila pelaksanaan pekerjaan galian tanah > 1,5 m
Keselamatan Konstruksi (TPA)
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Tingkat Embung Semua Embung
Risiko Pekerjaan. Dermaga Pembangunan pada program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah)
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN 2017
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan pada
keterangan di atas, tidak diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Peralatan berat dengan menggunakan mesin yang operasionalnya berbasis mekanikal, elektrikal, hidrolik, pneumatik yang terkontrol
secara automatic dan digital, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dalam satu sistem, meliputi:
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic,
dengan kapasitas:
> 25 ton dan ≤ 100 ton;
> 100 ton dan ≤ 300 ton;
> 300 ton dan ≤ 600 ton;
> 600 ton;
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
Teknologi tinggi > 25 ton dan ≤ 100 ton;
> 100 ton dan ≤ 300 ton;
> 300 ton dan ≤ 600 ton;
> 600 ton;
c. Launcher girder;
d. Mesin bor terowongan (tunnel boring machine).
Peralatan angkut
a. Keran Menara (tower crane),
b. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan di atas 150 psi
(Pounds per Square inch);
Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan >5000 psi (Pounds per Square inch);
Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas di atas > 200 KVA.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic, dengan
kapasitas:
s/d 25 ton
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan keran
sumbu putar, dengan kapasitas:
s/d 25 ton
Peralatan angkut
a. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
Jenis forklift dan/atau lift truk s/d 15 ton
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan 100 s/d 150 psi (Pounds per
Teknologi Square inch).
Madya Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan diatas 1000 s.d 5000 psi (Pounds per Square inch).
Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas 25 s.d 200 KVA.
Peralatan mesin:
a. Mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk (crusher machine).
b. Mesin bor, mesin derad, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk plat.
Peralatan berat:
Backhoe, excavator, bulldozer, loader, scrapper, asphalt finisher, tandem roller, tyre roller.
Peralatan ringan:
a. Tamping Rammer (Mesin Pemadat Ringan);
b. Vibrator (Mesin Penggetar dan pemadat beton cair);
c. Mesin pelurus, pemotong dan pembengkok besi beton;
d. Penyebar semen cair maupun semen campuran;
e. Bar bender, bar cutter; dan
f. Peralatan sejenis lainnya.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara
dengan kapasitas tekanan <100 psi (Pounds per Square inch);
Bor listrik, hammer drill, dan peralatan sejenis.
Perkakas tangan seperti cangkul, palu, pahat, sabit, gergaji, kikir, obeng, tang, dan
peralatan sejenis.
Teknologi Sederhana Mesin sederhana:
a. mesin asah, poles dan pelicin,
b. mesin tuang dan cetak, tempa dan pres,
c. mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah,
d. mesin penyaring pasir, mesin pengisi, mesin pengungkit,
e. mesin pengaduk, serta mesin lain yang sejenis.