Anda di halaman 1dari 63

Modul 3

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

KONSTRUKSI DALAM PP NOMOR 14 TAHUN 2021


DAN PERMEN PUPR NOMOR 21/PRT/M /2019
Disampaikan oleh:
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

Direktorat Keberlanjutan Konstruksi

Dalam acara:
Bimbingan Teknis
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
TUJUAN PEMBELAJARAN

1 Memahami Sistem Manaejemen Keselamatan Konstruksi


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Memahami Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan


2 Keberlanjutan Konstruksi
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

Memahami Rancangan Konseptual, Elemen, Penerapan SMKK,


3 Biaya Penerapan SMKK

Mampu melaksanakan aturan tentang keselamatan konstruksi di


4 tempat kerja
OUTLINE
1 PENDAHULUAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN


2 KONSTRUKSI DALAM PP NOMOR 14 TAHUN 2021
DAN PERMEN PUPR NOMOR 21 TAHUN 2019
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

a. Tahap Prakonstruksi
b. Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi
c. Tahap Penyelesaian Pekerjaan
d. Pembinaan dan Pengawasan
e. Ketentuan Peralihan dan Penutup
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
UU RI NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pasal 4 ayat (1) huruf c. Pasal 5 ayat (3) huruf a. Pasal 59 ayat (4)
Pemerintah Pusat bertanggung jawab Pemerintah Pusat memiliki kewenangan Standar Keamanan, Keselamatan,
atas terselenggaranya Jasa mengembangkan Standar Keamanan, Kesehatan, dan Keberlanjutan untuk
Konstruksi yang sesuai dengan Keselamatan, Kesehatan, dan setiap produk Jasa Konstruksi diatur oleh
Standar Keamanan, Keselamatan, Keberlanjutan dalam penyelenggaraan menteri teknis terkait sesuai dengan
Kesehatan, dan Keberlanjutan Jasa Konstruksi kewenangannya

PERMEN PU NO. 05/2014 PERMEN PUPR NO. 07/2019*


Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Tentang Standar dan Pedoman
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
• Hanya berlaku untuk internal di Kementerian Pekerjaan Umum; Telah mengatur:
• Pemberlakuan bagi Pemerintah Daerah bersifat “optional”; • Keselamatan Konstruksi
• Belum mengatur keselamatan konstruksi yang meliputi • Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
keselamatan, kesehatan, keamanan dan keberlanjutan; (SMKK)
• belum mengatur aspek pembinaan, pengawasan dan • Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
pemantauan serta evaluasi keselamatan konstruksi secara • Penjaminan dan Pengendalian Mutu
nasional. • Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK)
dan Program Mutu
5
*Telah diganti menjadi Permen No. 14/2020, dengan substansi yang sama
KRONOLOGI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pasal 4 ayat (1), pasal 5 ayat (1), dan Pasal 59 ayat (4)

1 2 3 4 5 6
Permen No. Permen PUPR SE Menteri PUPR SE Menteri PUPR Permen PUPR Peratuan Pemerintah
28/PRT/M/2016 No. 14/PRT/M/2020 No. 11/SE/M/2019 No. 15/SE/M/2019 No. 21/PRT/M/2019 No. 14 Tahun 2021

(SEDANG PROSES MENCABUT MEMPERBAIKI PERMEN Mencabut PP No. 22


DIINTEGRASI DALAM PERMEN PUPR NO.
REVISI) PERMEN PUPR NO. PU NO. 05/PRT/M/2014 Tahun 2020
21/PRT/M/2019 BESERTA LAMPIRANNYA
07/PRT/M/2019

Pedoman Analisis Standar dan Tentang Petunjuk Tentang Tata Cara Tentang Pedoman Tentang Perubahan atas
Harga Satuan Pedoman Teknis Biaya Penjaminan Mutu Sistem Manajemen PP Nomor 22 Tahun 2020
Pengadaan Jasa Penyelenggaraan dan Pengendalian tentang Peraturan
Pekerjaan (AHSP) Keselamatan Pelaksanaan UU Nomor 2
Konstruksi Melalui SMKK Mutu Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Konstruksi Tahun 2017 tentang Jasa
Penyedia Konstruksi (SMKK)
Umum Konstruksi

TAHAP PRA-PEMILIHAN TAHAP PEMILIHAN PENYEDIA


TAHAP PRA-PEMILIHAN, TAHAP PEMILIHAN & TAHAP PELAKSANAAN PEKERJAAN
6
2
SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
DALAM PP NOMOR 14 TAHUN 2021
DAN PERMEN PUPR NOMOR 21
TAHUN 2019
MAKSUD DAN TUJUAN
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

pelaksanaan
 Peraturan Menteri ini diperuntukkan bagi
Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
 Peraturan Menteri ini dapat menjadi acuan bagi instansi
pemerintah dan swasta dengan penyesuaian
struktur organisasi di unit organisasi masing-masing.

8
TRANSFORMASI JUDUL

Tentang Pedoman Sistem Tentang


Manajemen Keselamatan dan Pedoman Sistem Manajemen
PERMEN Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi PERMEN
PU Keselamatan Konstruksi
Bidang Pekerjaan Umum PUPR
05/2014 . 21/2019
PERMEN PU . PERMEN PUPR
NO. 05/2014
• Mengatur Keselamatan NO. 21/2019
• Mengatur Keselamatan
dan Kesehatan
. . meliputi Standar
Konstruksi yang
Kerja Konstruksi; Keselamatan, Kesehatan,
• Berlaku untuk internal di Keamanan dan Keberlanjutan
Kementerian (K4);
Pekerjaan Umum. • Mengatur penjaminan &
pengendalian mutu pekerjaan
konstruksi;
SEM PUPR 66/2015
• K/L/Pemda dan swasta dapat
Biaya Penyelenggaraan
mengacu aturan ini.
Sistem Manajemen
Keselamatan & SEM PUPR 11/2019 SEM PUPR 15/2019
Kesehatan Kerja (SMK3) Tentang Petunjuk Tata Cara Penjaminan
Konstruksi Bidang PU Teknis Biaya Mutu & Pengendalian
Penyelenggaraan Sistem Mutu Pekerjaan
Manajemen Konstruksi di
Keselamatan Konstruksi Kementerian PUPR

9
PERMEN PU 05/2014
TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
STRUKTUR
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB I Ketentuan Umum BAB II STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN,
Bab II Maksud, Tujuan, dan KESEHATAN, DAN KEBERLANJUTAN
Ruang Lingkup KONSTRUKSI
Bab III Penerapan SMK3 Bagian Kesatu: Umum
Konstruksi Bidang Bagian Kedua: Rancangan Konseptual SMKK
Pekerjaan Umum Bagian Ketiga: Elemen SMKK
Bab IV Tugas, Tanggung Jawab, Bagian Keempat: Penerapan SMKK
dan Wewenang Paragraf 1 Umum
Bab V Biaya Penyelenggaraan Paragraf 2 Pemilihan Penyedia Jasa
SMK3 Konstruksi Bidang Paragraf 3 Pelaksanaan Pek. Kons
Pekerjaan Umum Paragraf 4 Serah Terima Pekerjaan
Bab VI Sanksi Bagian Kelima: Unit Keselamatan Konstruksi
Bab VII Ketentuan Penutup Bagian Keenam: Risiko Keselamatan
Konstruksi
BAB III BIAYA PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB V KETENTUAN PERALIHAN
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
TRANSFORMASI PERMEN PUPR 21/2019
PERMEN PU 05/2014
STRUKTUR LAMPIRAN
Sublampiran A Penerapan Sistem Manajemen
Lampiran 1 Tingkat Risiko K3 Keselamatan Konstruksi (SMKK)
Lampiran 2 Format RK3K Sublampiran B Tugas, Tanggung Jawab, dan
Pelaksanaan Wewenang Pengguna dan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi Jasa Dalam Penerapan SMKK
Lampiran 3 Format Surat-surat Sublampiran C Tata Cara Penjaminan Mutu dan
Pengendalian Mutu Pekerjaan
Konstruksi
Sublampiran D Format Rancangan Konseptual SMKK
Sublampiran E Format RKK dan Format Penilaian RKK
E.1 Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Pengawasan/Manajemen
Penyelenggaraan Konstruksi
E.2 Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi
E.3 Format Penilaian Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK)
Sublampiran F Format Pelaporan Pelaksanaan RKK
Sublampiran G Komponen Kegiatan dan Format
Audit Internal Penerapan SMKK
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN


PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

Keselamatan Konstruksi adalah segala kegiatan keteknikan untuk


mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan
standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan (K4)
“ Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi merupakan pemenuhan
terhadap Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
dengan menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan


yang menjamin keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan


kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik dan lingkungan. Kesehatan kerja, keselamatan publik, dan keselamatan lingkungan

12
STANDAR KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN, KEBERLANJUTAN
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

DEFINISI STANDAR K4

Standar Keamanan Standar Keselamatan Standar Kesehatan Standar Keberlanjutan

Standar untuk yang mengatur


Keandalan bangunan berdasarkan Standar untuk menjamin dan
keselamatan keteknikan Standar yang digunakan untuk
standar perancangan yang melindungi kesehatan Tenaga
Konstruksi, keselamatan dan menjamin keberlanjutan dalam
ditetapkan sesuai dengan Kerja Konstruksi dan masyarakat
kesehatan kerja, keselamatan aspek ekonomi, aspek tata
ketentuan peraturan perundang- yang terdampak oleh pelaksanaan
lingkungan, dan keselamatan lingkungan setempat dan
undangan yang wajib diterapkan Pekerjaan Konstruksi sesuai
publik yang ditetapkan sesuai pengelolaan lingkungan hidup, dan
selama tahap penyelenggaraan dengan ketentuan peraturan
dengan ketentuan peraturan aspek sosial.
Pekerjaan Konstruksi. perundang-undangan.
perundang-undangan.

Standar K4 Harus Memperhatikan:


Keselamatan Keteknikan Keselamatan &
Konstruksi Kesehatan Kerja Keselamatan Lingkungan Keselamatan Publik

merupakan keselamatan terhadap keselamatan dan kesehatan keselamatan lingkungan yang


pemenuhan standar perencanaan, tenaga kerja, termasuk tenaga terdampak oleh Pekerjaan Konstruksi keselamatan masyarakat dan/atau
perancangan, prosedur dan mutu kerja penyedia jasa, subpenyedia sebagai upaya menjaga kelestarian pihak yang berada di lingkungan
hasil pelaksanaan Jasa Konstruksi, jasa, pemasok, dan pihak lain yang lingkungan hidup dan kenyamanan dan sekitar tempat kerja yang
mutu bahan, dan kelaikan diizinkan memasuki tempat kerja lingkungan terbangun sesuai terdampak Pekerjaan Konstruksi.
peralatan konstruksi. peraturan perundang-undangan.

13
STANDAR K4 DALAM SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan

Keselamatan Keselamatan & Keselamatan


Menjamin Keselamatan Publik
Keteknikan Konstruksi Kesehatan Kerja Lingkungan

Objek yang § Bangunan/aset § Tenaga kerja konstruksi § Lingkungan kerja


Masyarakat sekitar
Diselamatkan konstruksi § Pemasok, Tamu, § Lingkungan terdampak
proyek
§ Peralatan, material subpenyedia proyek

Pencegahan Kecelakaan Teknis Kecelakaan Kerja & Pencemaran Lingkungan dan Kecelakaan
Terhadap Konstruksi Penyakit akibat Kerja Masyarakat

Hazzard Identification, Risk Assesment, and Opportunity (HIRAO), Metode Kerja/


Alat
Pencegahan
Prosedur Kerja, Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Methode Statement),
Job Safety Analysis (JSA)

14
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 TENTANG PEDOMAN SMKK

a. menerapkan SMKK untuk setiap paket Pekerjaan Konstruksi;


b. mengidentifikasi bahaya Keselamatan Konstruksi, dengan mengacu
hasil dokumen perancangan atau berkonsultasi dengan Ahli K3
Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
c. mengidentifikasi dan menetapkan tingkat Risiko Keselamatan
Konstruksi (sesuai format pada lampiran E);
d. menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang di dalamnya
PENGGUNA JASA memuat biaya penerapan SMKK pada daftar kuantitas dan harga;
e. menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang di dalamnya
• Unit Organisasi memuat ketentuan penerapan SMKK;
f. membahas dan mengesahkan RKK yang disusun oleh Penyedia Jasa
• Unit Kerja padasaat rapat persiapan pelaksanaan (Preconstruction
• Satker/PPK Meeting/PCM), atas dasar rekomendasi Ahli K3 Konstruksi;
g. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan RKK;
• Pokja h. melakukan evaluasi terhadap adanya kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja untuk bahan perbaikan dan laporan kepada Kepala
Satuan Kerja;

15
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 TENTANG PEDOMAN SMKK
i. dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RKK dan evaluasi kinerja
SMKK, PPK dapat dibantu oleh Ahli K3 Konstruksi/Petugas
Keselamatan Konstruksi dari internal dan/atau eksternal organisasi
PPK;
j. memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa
apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan RKK yang telah ditetapkan,
dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran huruf G;
k. menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko Keselamatan
PENGGUNA JASA Konstruksi besar apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh
Penyedia Jasa, dengan menggunakan contoh format sesuai Lampiran
• Unit Organisasi huruf G.
• Unit Kerja l. dalam kondisi Penyedia Jasa melakukan pekerjaan kritis/risiko besar
tidak mengikuti dokumen RKK, PPK dapat menghentikan pekerjaan
• Satker/PPK sampai upaya pengendalian telah dilakukan;
• Pokja m.segala risiko kerugian akibat penghentian pekerjaan sebagaimana
pada huruf B1 angka1 huruf c, angka 2 huruf d, 3 huruf c, 4 huruf d, 5
huruf e, dan angka 7 huruf l di atas menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa;
16
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENGGUNA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 TENTANG PEDOMAN SMKK

n. bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan konstruksi, apabila


PPK tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada
huruf k, di atas;
o. memberikan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja kepada
Penyedia Jasa yang telah melaksanakan SMKK dalam
menyelenggarakan paket Pekerjaan Konstruksi tanpa terjadi
PENGGUNA JASA kecelakaan kerja, dengan menggunakan contoh format sesuai
Lampiran huruf G;
p. membuat RKK Kegiatan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
• Unit Organisasi swakelola sekurang-kurangnya memuat Perencanaan Keselamatan
• Unit Kerja Konstruksi dan Operasi Keselamatan Konstruksi;
q. membuat analisis, kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindak
• Satker/PPK lanjut terhadap laporan kecelakaan konstruksi dan penyakit akibat
• Pokja kerja konstruksi yang diterima dari Penyedia Jasa;
r. Menetapkan risiko Pekerjaan Konstruksi sedang dan kecil.

17
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA PADA
PEKERJAAN KONSTRUKSI DALAM MELAKSANAKAN
PERMEN PUPR NO. 21/2019 TENTANG PEDOMAN SMKK

Penyedia Jasa yang harus menerapkan SMKK merupakan


Penyedia Jasa yang memberikan layanan:
a. Konsultansi Manajemen Penyelenggaraan Konstruksi
b. Konsultansi Konstruksi pengawasan
PENYEDIA JASA c. Pekerjaan Konstruksi
TAHAP KONSTRUKSI

• Konsultan MK Penyedia Jasa wajib:


• Konsultan a. Melakukan identifikasi bahaya
b. Melakukan penilaian risiko dan pengendalian risiko/peluang
Pengawas
Pekerjaan Konstruksi
• Kontraktor c. Menyusun sasaran dan program Keselamatan Konstruksi,
yang dibuat berdasarkan tahapan pekerjaan (Work
Breakdown Structure)
d. Melakukan penjaminan & pengendalian mutu
18
INTEGRASI KESELAMATAN KONSTRUKSI, MUTU DAN LINGKUNGAN
DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

PENGKAJIAN &
TAHAPAN
PERENCANAAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN

PROCUREMENT PELAKSANAAN

Rancangan Konseptual, Dok. RMPK & RKK


Rancangan Perubahan
DOKUMEN Konseptual SMKK KAK, HPS, Risk Analysis, Penawaran RKK Program Pelaksana- RKPPL RMLLP di dalam PP
Biaya SMKK Teknis Mutu an Risiko sedang No. 14/2021
& besar
Permen PUPR No. 21/2019 PP No. 14/2021

Jasa Konsultansi Konstruksi


Pengguna/Konsultan Pengkajian/ Pengawasan/MK harus memiliki Ahli K3
PELAKU Konsultan Perencanaan/ Pengguna/Kontraktor/ Konstruksi/Ahli Keselamatan Konstruksi,
Konsultan Pengawas/ sementara untuk Pekerjaan Konstruksi
Konsultan Perancangan
Konsultan MK harus memiliki Ahli K3 Konstruksi, ahli
Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi

19
PEMUTAKHIRAN DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KONSTRUKSI
PENAMBAHAN DALAM
PP NO. 14 TAHUN 2021

Pasal 84 U

RKK, RMPK/Program Mutu, dan RKPPL dapat


RKK, RMPK, program mutu, dan RKPPL harus
diperbaharui dalam hal terjadi: mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
a. Perubahan instruksi kerja, prosedur kerja,
termasuk perubahan organisasi; Pengguna Jasa melakukan pengawasan
b. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru pelaksanaan RKK, RMPK, program mutu, dan
serta perubahan lingkup pekerjaan pada RKPPL dan mengevaluasi kinerja penerapan SMKK
yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa
kontrak, termasuk pekerjaan tambah/kurang;
dan Dalam melakukan pengawasan dan evaluasi
c. kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan ,Pengguna Jasa dapat dibantu oleh ahli
keselamatan dan kesehatan kerja Konstruksi, ahli
kehilangan harta benda, waktu kerja,
Keselamatan Konstruksi, tenaga ahli yang
kematian, cacat tetap dan/atau kerusakan membidangi Keselamatan Konstruksi dan/atau
lingkungan. petugas Keselamatan Konstruksi.

20
2a
TAHAP
PRAKONSTRUKSI
(Pengkajian–Perencanaan–Perancangan)
RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
Disusun oleh: PERANAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI KONSTRUKSI PADA SMKK
DALAM RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK (PRA-KONSTRUKSI)
a. Penyedia Jasa
Konsultansi
Konstruksi Rancangan
Pengkajian; Konseptual SMKK
b. Penyedia Jasa harus disetujui
Konsultansi RANCANGAN oleh Pengguna
Konstruksi KONSEPTUAL Jasa untuk
Perencanaan; SMKK dijadikan rujukan
dan dalam menyusun
c. Penyedia Jasa RKK
Konsultansi
Konstruksi
Perancangan.
Penyedia Jasa harus memiliki Ahli K3 Konstruksi
22
MUATAN SUBSTANSI RANCANGAN KONSEPTUAL SMKK
PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI
TAHAPAN MUATAN SUBSTANSI

a) lingkup tanggung jawab pengkajian;


b) informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit meliputi lokasi, lingkungan, sosio-
Pengkajian ekonomi, dan/atau dampak lingkungan; dan
c) rekomendasi teknis
a) lingkup tanggung jawab perencanaan;
b) informasi awal terhadap kelaikan paling sedikit meliputi lokasi, lingkungan, sosio-
Perencanaan ekonomi, dan/atau dampak lingkungan; dan
c) rekomendasi teknis
a) lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan dalam hal terjadi revisi desain,
tanggung jawab revisi desain dan dampaknya ada pada penyusun revisi;
b) metode pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi;
c) identifikasi bahaya, mitigasi bahaya, dan penetapan tingkat risiko;
Perancangan d) daftar standar dan/atau peraturan perundang-undangan Keselamatan Konstruksi yang
ditetapkan untuk desain;
e) Biaya Penerapan SMKK; dan
f) rancangan panduan keselamatan pengoperasian dan pemeliharaan konstruksi
bangunan. 23
5 (LIMA) ELEMEN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019 PP NO. 14 TAHUN 2021
01 • Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
• Kepedulian pimpinan terhadap isu eksternal dan internal;
Kepemimpinan dan • Organisasi pengelola SMKK;
• Organisasi pengelola SMKK; dan
Partisipasi Pekerja dalam • Komitmen keselamatan konstruksi; dan
• Komitmen keselamatan konstruksi
Keselamatan Konstruksi • Supervisi, training, akuntabilitas, sumber daya, dan dukungan

• Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian, • Mengidentifikasi bahaya, penilaian risiko, penentuan
dan peluang; pengendalian risiko, dan peluang;
02
• Rencana tindakan yang tertuang dalam sasaran dan • Rencana tindakan keteknikan, manajemen, dan tenaga kerja yang
Perencanaan Keselamatan
program; dan tertuang dalam sasaran dan program; dan
• Pemenuhan standar dan peraturan perundangan Konstruksi • Pemenuhan standar dan peraturan perundangan keselamatan
keselamatan konstruksi konstruksi

• Sumber daya (peralatan, material, dan biaya); 03 • Sumber daya berupa teknologi, peralatan, material, dan biaya;
• Kompetensi; • Komunikasi; dan Dukungan Keselamatan • Kompetensi tenaga kerja; • Manajemen komunikasi; dan
• Kepedulian; • Informasi terdokumentasi. Konstruksi • Kepedulian organisasi; • Informasi terdokumentasi.

• Perencanaan implementasi RKK;


04
• Perencanaan dan pengendalian operasi • pengendalian operasi keselamatan konstruksi;
Operasi Keselamatan
• Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat • Kesiapan dan tanggapan terhadap kondisi darurat; dan
Konstruksi • Investigasi kecelakaan konstruksi

• Pemantauan atau inspeksi;


• Pemantauan dan evaluasi 05 • Audit;
• Tinjauan manajemen Evaluasi Kinerja • Evaluasi;
• Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi Penerapan SMKK • Tinjauan manajemen; dan
• Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
24
2b
TAHAP
KONSTRUKSI
(Procurement–Pelaksanaan Konstruksi)
PENERAPAN SMKK DALAM TAHAP
PEMBANGUNAN
Pemilihan Penyedia Pelaksanaan Pekerjaan Serah Terima
Jasa Konstruksi Pekerjaan
BENTUK

1. Pelaksanaan RKK Dokumen hasil penerapan SMKK &


Dokumen Pemilihan
2. Penyusunan & Pelaksanaan Penjaminan Mutu kepada
(Dok. Teknis + Administrasi)
RMPK Pengguna Jasa

Harus memuat:
 Manajemen Risiko Keselamatan  RKK & RMPK dibahas, dan
disetujui oleh Pengguna Jasa dan  Laporan pelaksanaan RKK
MUATAN

Konstruksi yang paling sedikit


memuat uraian pekerjaan, Penyedia Jasa pada saat PCM  Laporan penjaminan &
identifikasi bahaya, dan  Pengendalian RKK dan RMPK pengendalian mutu
penetapan tingkat Risiko melalui persyaratan dalam  Seluruh laporan disertai bukti
Keselamatan Konstruksi pada pengajuan izin mulai kerja (JSA + dokumentasi
Pekerjaan Konstruksi; dan Rencana Pelaksanaan Pekerjaan)
 Biaya Penerapan SMKK pada HPS

26
PENGENDALIAN PELAKSANAAN SMKK
Persyaratan dalam
permohonan memulai
pekerjaan
mengintegrasikan
pengendalian mutu
dan Analisis
Keselamatan
Pekerjaan/JSA Work method statement

Pengendalian “4M”
1. Method  metode kerja (SOP)
2. Man  tenaga kerja kompeten
3. Machine  peralatan laik Syarat Memulai
fungsi Pekerjaan
4. Material  material sesuai
spesifikasi
5. Subkontraktor
6. Analisis Keselamatan
Pekerjaan/Job Safety Pengendali Pekerjaan
Analysis 27
BIAYA PENERAPAN SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

Pengguna jasa harus memastikan seluruh


Harus dimasukkan pada komponen biaya penerapan SMKK dianggarkan
Daftar Kuantitas dan dan diterapkan oleh Penyedia Jasa
Harga dengan besaran
biaya sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan
pengendalian dalam RKK. Bagian dari RKK dan harus
disampaikan oleh Penyedia Jasa
BIAYA SMKK dalam dokumen penawaran sesuai
dengan komponen kegiatan
penerapan SMKK

Penyedia jasa tidak dapat


Biaya penerapan SMKK menjadi mengusulkan perubahan
bagian dari RKK anggaran biaya
penyelenggaraan SMKK
berdasarkan RKK yang
28
telah ditinjau ulang
BIAYA PENERAPAN SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

Paling sedikit mencakup: PENAMBAHAN DALAM


PP NO. 14 TAHUN 2021
1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Pasal 84 AG
2. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan
Pemutakhiran dokumen SMKK dalam hal
3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
terjadi:
4. Asuransi dan perizinan
a. perubahan pekerjaan atau pekerjaan baru
5. Personel Keselamatan Konstruksi serta perubahan lingkup pekerjaan pada
kontrak, termasuk pekerjaan
6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
tambah/kurang; dan
7. Rambu-rambu yang diperlukan
b. kecelakaan Konstruksi yang mengakibatkan
8. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi* kehilangan harta benda, waktu kerja,
kematian, cacat tetap dan/atau kerusakan
9. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko
Keselamatan Konstruksi lingkungan.
*Tidak wajib dilaksanakan bagi konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi kecil tidak dapat mengusulkan perubahan anggaran
Dalam hal Penyedia Jasa tidak menyampaikan perkiraan biaya penerapan SMKK,
biaya penerapan SMKK
Penyedia Jasa pada:
• Sistem gugur : dinyatakan gugur
• Sistem nilai: nilai penawaran biaya = 0
29
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21/2019

1. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), antara lain:


• Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi;
• Pembuatan prosedur dan instruksi kerja; dan
• Penyiapan formulir.
2. Sosialisasi, promosi dan pelatihan, antara lain:
• Induksi Keselamatan Konstruki (Safety Induction);
• Pengarahan Keselamatan Konstruki (Safety Briefing);
• Pertemuan mengenai keselamatan Keselamatan Konstruki (Safety Meeting, Safety Talk,
dan/atau Tool Box Meeting);
• Pelatihan Keselamatan Konstruki;
• Sosialisasi HIV/AIDS;
• Simulasi Keselamatan Konstruki;
• Spanduk (banner);
• Poster; dan
• Papan informasi K3.
30
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21/2019

3. Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD), meliputi:
•APK antara lain: • APD antara lain:
• Jaring pengaman (Safety Net); • Helm pelindung (Safety Helmet);
• Tali keselamatan (Life Line); • Pelindung mata (Goggles, Spectacles);
• Penahan jatuh (Safety Deck); • Tameng muka (Face Shield);
• Pagar pengaman (Guard Railling); • Masker selam (Breathing Apparatus);
• Pelindung telinga (Ear Plug, Ear Muff);
• Pembatas area (Restricted Area);
• Pelindung pernafasan dan mulut (Masker);
• Pelindung jatuh (Fall Arrester); dan
• Sarung tangan (Safety Gloves);
• Perlengkapan keselamatan bencana. • Sepatu keselamatan (Safety Shoes);
• Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes and
Toe Cap);
• Penunjang seluruh tubuh (Full Body Harness);
• Jaket pelampung (Life Vest);
• Rompi keselamatan (Safety Vest); dan
• Celemek (Apron/Coveralls).
31
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21/2019

4. Asuransi dan Perizinan, antara lain:


• Asuransi;
• Surat izin laik operasi *
• Sertifikat kompetensi kerja untuk operator yang diterbitkan oleh lembaga/instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;*
• Surat Pengesahan Organisasi K3 (P2K3), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan*
• Perizinan terkait lingkungan kerja

5. Personel Keselamatan Konstruksi, antara lain:


• Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
• Petugas tanggap darurat;
• Petugas P3K;
• Petugas pengatur lalu lintas (Flagman);
• Tenaga medis dan/atau kesehatan; dan
• Petugas kebersihan lingkungan

Keterangan :
* Biaya menjadi tanggungan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi, tidak masuk dalam biaya penerapan SMKK 32
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21/2019

6. Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan, antara lain:


• Peralatan P3K (Kotak P3K, tandu, obat luka, perban, dan lain-lain)
• Ruang P3K (tempat tidur pasien, tabung oksigen, stetoskop, timbangan berat badan, tensi
meter, dan lain-lain);
• Peralatan pengasapan (Fogging);
• Obat pengasapan; dan
• Ambulans.
7. Rambu-Rambu yang diperlukan, antara lain:
• Rambu petunjuk; • Jalur evakuasi (Escape Route);
• Rambu larangan; • Tongkat pengatur lalu lintas (Warning Lights Stick);
• Rambu peringatan; • Kerucut lalu lintas (Traffic Cone);
• Lampu putar (Rotary Lamp); dan
• Rambu kewajiban;
• Lampu selang lalu lintas.
• Rambu informasi;
• Rambu pekerjaan sementara;
33
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
Perlengkapan Jalan Sementara
dapat berupa: Penyedia Jasa harus
menyediakan perlengkapan
a) alat pemberi isyarat lalu lintas sementara; jalan sementara sesuai RMKL
b) rambu lalu lintas sementara; atau sesuai perintah Pengawas
c) marka jalan sementara; Pekerjaan bila dianggap perlu
d) alat penerangan sementara;
e) alat pengendali pemakaian jalan sementara, terdiri atas:
 alat pembatas kecepatan, dan Semua perlengkapan jalan
 alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan; sementara tetap menjadi
f) alat pengamanan pemakai jalan sementara, terdiri atas: milik Penyedia Jasa pada
akhir masa kontrak
 pagar pengaman/penghalang lalu lintas,
 cermin tikungan,
 patok pengarah (delineator),
 pulau-pulau lalu lintas sementara,
 pita pengaduh (rumble strip), dan
 trafic cones.
Sumber: Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 Divisi 1.8
34
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21/2019

8. Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi, antara lain:


• Ahli Lingkungan; Tidak wajib dilaksanakan bagi
• Arsitek; konstruksi dengan risiko
keselamatan konstruksi kecil
• Ahli Teknik Jalan;
• Ahli Teknik Jembatan; dan/atau
• Ahli Teknik Bangunan Gedung.
9. Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi, antara lain:
• Pemeriksaan dan pengujian peralatan; • Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP);
• Alat Pemadam Api Ringan (APAR); • Program inspeksi dan audit;
• Sirine; • Pelaporan dan penyelidikan insiden;
• Bendera K3; • Patroli keselamatan; dan/atau
• Closed-circuit Television (CCTV).
• Lampu darurat (Emergency Lamp);
• Pemeriksaan lingkungan kerja:
• Limbah B3
• Polusi suara 35
PERINCIAN BIAYA PENERAPAN SMKK
PERMEN PUPR NO. 21/2019
Keterangan:
 Alat Pelindung Kerja (APK) sesuai pada angka 3 huruf a nomor 1 dan nomor 2 harus dalam kondisi baru dan
mengikuti standar yang berlaku.
 Alat Pelindung Diri (APD) sesuai pada angka 3 huruf b harus dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang berlaku.
 Standar warna helm yang dipergunakan, sebagai berikut:
 Tamu –warna putih polos;
 Tim:
 Pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
 Kepala pelaksana–warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm);
 Kepala pekerjaan konstruksi–warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @ 8mm, dan 1
strip 15 mm di bagian paling atas.
 Pekerja pada Unit Keselamatan Konstruksi–warna merah;
 Pekerja pada Unit kerja Sipil–warna kuning;
 Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME) – warna biru;
 Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
 Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung kepala.
 Pekerja pada Pekerjaan Konstruksi menggunakan pakaian berwarna jingga (orange).
 Pada alat berat yang beroperasi ditempel SILO, SIO, nama operator beserta pasfoto ukuran 8R.
36
CONTOH PETUNJUK ISIAN SATUAN PERINCIAN KEGIATAN
PENYELENGGARAAN SMKK
A. Format Rincian SMKK
SATUAN KUAN- HARGA TOTAL
NO. URAIAN PEKERJAAN KET
UKURAN TITAS SATUAN (Rp.) HARGA (Rp.)
1 Penyiapan RKK antara lain :
Memperhatikan jumlah
a Pembuatan dokumen RKK dan jenis pekerjaan
yang dikerjakan
Set
Memperhatikan
Pembuatan Prosedur dan Instruksi
b perkiraan jumlah
Kerja serta Penyiapan Formulir
pekerja
A Sub Total Penyiapan RKK jumlah (a-b)
B. Contoh Format Rincian SMKK untuk Pekerjaan Gedung
SATUAN KUAN- HARGA TOTAL
NO. URAIAN PEKERJAAN KET
UKURAN TITAS SATUAN (Rp.) HARGA (Rp.)
1 Penyiapan RKK antara lain :
a Pembuatan dokumen RKK Memperhatikan
Pembuatan Prosedur dan jumlah dan jenis
Set 1 5.000.000,- 5.000.000,-
b Instruksi Kerja serta Penyiapan pekerjaan yang
Formulir dikerjakan
A Sub Total Penyiapan RKK 5.000.000,- 37
Keterangan Pengisian Biaya Penerapan SMKK

1 Uraian pekerjaan sebagaimana tersebut dalam tabel, disesuaikan dengan jenis


pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan;

2 PPK menetapkan perincian uraian pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan


pekerjaan;

3 Jumlah minimal kebutuhan personel Keselamatan Konstruksi ditetapkan oleh pengguna jasa
yang dituangkan pada dokumen tender;

4 Satuan Konsultasi dengan Ahli terkait Keselamatan Konstruksi dilaksanakan untuk


pekerjaan risiko keselamatan konstruksi besar dan sedang, sedangkan untuk
pekerjaan risiko keselamatan konstruksi kecil dilaksanakan apabila diperlukan;
Terlampir tabel kualifikasi Ahli K3 Konstruksi dan Petugas Keselamatan Konstruksi
5
pada tingkat risiko keselamatan konstruksi.

38
Keterangan Pengisian Biaya Penerapan SMKK

6 Jumlah Ahli K3 Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi dalam UKK pada Pekerjaan


Konstruksi sebagai berikut:
 Risiko keselamatan konstruksi kecil, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3
Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi dengan jumlah tenaga kerja konstruksi 1:60, dengan
jumlah minimal 1 (satu) Petugas Keselamatan Konstruksi dalam tiap Pekerjaan konstruksi.
 Risiko Keselamatan Konstruksi sedang, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3 Konstruksi
dengan jumlah tenaga kerja konstruksi 1:50, dengan jumlah minimal 1 (satu) Ahli K3 Konstruksi
tiap Pekerjaan konstruksi; dan
 Risiko keselamatan konstruksi besar, memiliki perbandingan antara jumlah Ahli K3 Konstruksi
dengan jumlah tenaga kerja konstruksi 1:40, dengan jumlah minimal 1 (satu) Ahli K3 Konstruksi
dalam tiap Pekerjaan konstruksi;
 Petugas Keselamatan Konstruksi dibantu oleh pekerja yang telah mendapat pelatihan K3
Konstruksi di internal.
 Pendelegasian tugas penerapan SMKK sebagian diberikan kepada pekerja yang sudah mendapat
pelatihan.

7 Pada dokumen pemilihan pengguna jasa mencantumkan persyaratan kebutuhan Ahli K3


Konstruksi berdasarkan Risiko Keselamatan Konstruksi
39
UNIT KESELAMATAN KONSTRUKSI

“ bertanggungjawab kepada unit yang menangani Keselamatan


Konstruksi di bawah pimpinan tertinggi Penyedia Jasa.

Pimpinan
• wajib memiliki kompetensi kerja
yang dibuktikan dengan sertifikat Ket:
kompetensi kerja di bidang K3 1. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan
Konstruksi kecil, Pimpinan tertinggi Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi.
dapat merangkap sebagai pimpinan UKK.
• berkoordinasi dengan pimpinan 2. Dalam hal pekerjaan konstruksi berisiko Keselamatan
tertinggi Pekerjaan Konstruksi Konstruksi sedang dan besar, Penyedia Jasa Pekerjaan
Konstruksi harus membentuk UKK yang terpisah dari struktur
Anggota organisasi Pekerjaan Konstruksi.
wajib memiliki kompetensi kerja yang
dibuktikan dengan kepemilikan
kompetensi kerja atau sertifikat pelatihan

40
UNIT KESELAMATAN KONSTRUKSI
Persyaratan kualifikasi kompetensi kerja Pimpinan UKK

PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019 PP NO. 14 TAHUN 2021

• Ahli K3 Konstruksi Utama/Ahli Keselamatan


• Ahli Utama K3 Konstruksi; atau Konstruksi Utama; atau
RISIKO KESELAMATAN
• Ahli Madya K3 Konstruksi dengan • Ahli K3 Konstruksi Madya/Ahli Keselamatan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun KONSTRUKSI BESAR Konstruksi Madya dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun
• Ahli K3 Konstruksi Madya/Ahli Keselamatan
• Ahli Madya K3 Konstruksi; atau Konstruksi Madya; atau
RISIKO KESELAMATAN
• Ahli Muda K3 Konstruksi dengan • Ahli K3 Konstruksi Muda /Ahli Keselamatan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun KONSTRUKSI SEDANG Konstruksi Muda dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun

• Ahli K3 Konstruksi Muda/Ahli Keselamatan


• Ahli Muda K3 Konstruksi; atau RISIKO KESELAMATAN
Konstruksi Muda; atau
• Petugas Keselamatan Konstruksi KONSTRUKSI KECIL • Petugas Keselamatan Konstruksi

Untuk menjadi Petugas Keselamatan Untuk menjadi Petugas Keselamatan Konstruksi


Konstruksi harus mengikuti bimbingan teknis PERSYARATAN PETUGAS harus memiliki SKK Petugas Keselamatan
SMKK untuk mendapatkan sertifikat KESELAMATAN KONSTRUKSI Konstruksi yang diterbitkan oleh LSP sesuai
kompetensi Petugas Keselamatan Konstruksi dengan ketentuan perundang-undangan
41
KRITERIA RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

• bersifat berbahaya tinggi berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh Pengguna
RISIKO
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
KESELAMATAN • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah lebih dari 100 (seratus) orang;
KONSTRUKSI • menggunakan peralatan berupa pesawat angkat;
BESAR • menggunakan metode peledakan dan/atau menyebabkan terjadinya peledakan; dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi tinggi.

RISIKO • bersifat berbahaya sedang berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh
Pengguna
KESELAMATAN • Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS di atas Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) sampai dengan
KONSTRUKSI Rp100.000.000.000,00 (seratus milyar rupiah);
SEDANG • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah 25 (dua puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang;
dan/atau
• Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi madya.

RISIKO • bersifat berbahaya rendah berdasarkan penilaian Risiko Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan oleh
KESELAMATAN Pengguna Jasa
• Pekerjaan Konstruksi dengan nilai HPS sampai dengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
KONSTRUKSI • mempekerjakan tenaga kerja yang berjumlah kurang dari 25 (dua puluh lima) orang; dan/atau
KECIL • Pekerjaan Konstruksi yang menggunakan teknologi sederhana.

42
KETENTUAN LAIN
RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019
Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko
Keselamatan Konstruksi besar dengan kriteria
Dalam hal suatu Pekerjaan Konstruksi mempekerjakan lebih dari 100 (seratus) pekerja
memenuhi lebih dari satu kriteria Risiko harus mempunyai personel Keselamatan Konstruksi
Keselamatan Konstruksi, penentuan paling sedikit 2 (dua) orang yang terdiri atas:

1
a. 1 (satu) orang Ahli Utama K3 Konstruksi/Ahli
Risiko Keselamatan Konstruksi
ditentukan dengan memilih Risiko
Keselamatan Konstruksi yang lebih tinggi
3 Keselamatan Konstruksi Utama dan/atau Ahli
Madya K3 /Ahli Keselamatan Konstruksi
MadyaKonstruksi dengan pengalaman paling
singkat 3 (tiga) tahun; dan
b. 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi / Ahli
Keselamatan Konstruksi Mudadengan
pengalaman paling singkat 3 (tiga) tahun
Pada Pekerjaan Konstruksi yang
menggunakan metode padat karya atau
menggunakan banyak tenaga kerja namun
2 4
sedikit penggunaan peralatan mesin, Risiko Keselamatan Konstruksi untuk
kebutuhan Personel Keselamatan menentukan kebutuhan Ahli K3 Konstruksi/Ahli
Konstruksi ditentukan oleh penilaian Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas
Risiko Keselamatan Konstruksi Keselamatan Konstruksi, tidak untuk
menentukan kompleksitas atau segmentasi
pasar Jasa Konstruksi.
43
2c
TAHAP
SERAH TERIMA
PEKERJAAN
(PHO–Pemeliharaan–FHO)
TAHAPAN SERAH TERIMA (PENYELESAIAN)
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

Serah Terima Pekerjaan adalah kegiatan


penyerahan pekerjaan yang telah selesai
100% (seratus perseratus) dari Penyedia
kepada Pengguna Jasa dalam kondisi dan
standar sebagaimana disyaratkan dalam SERAH TERIMA
kontrak KEPADA
SERAH TERIMA AKHIR PENYELENGGARA
PEKERJAAN (FHO) INFRASTRUKTUR
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN Pengoperasian dan Pemeliharaan, Pengguna Jasa
SERAH TERIMA PERTAMA harus merujuk pada hasil perancangan yang telah
dimutakhirkan; dan
PEKERJAAN (PHO)
Setelah PHO pekerjaan SMKK diterapkan Panduan keselamatan operasi dan pemeliharaan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan. konstruksi bangunan yang sudah memperhitungkan
Keselamatan Konstruksi yang disusun oleh Penyedia
Jasa Pekerjaan Konstruksi berdasarkan
hasil pelaksanaan rancangan dan RKK yang
Laporan dokumen hasil penerapan SMKK (sebagaimana dalam kontrak) dimutakhirkan.
- Laporan pelaksanaan RKK
- Dokumen RMPK dan pemutakhirannya
- Dokumen Program Mutu dan pemutakhirannya
- Dokumen RKPPL dan pemutakhirannya
- Surat keterangan nihil kecelakaan konstruksi 45
2d
PEMBINAAN dan
PENGAWASAN
PEMBINAAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN
KONSTRUKSI
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

Penerapan Penetapan Pemantauan Pengembangan


SMKK Kebijakan dan Kerja Sama
Evaluasi

1 2 3 4
Dalam bentuk Penyusunan Norma Penilaian terhadap Meningkatkan
fasilitasi, konsultasi Standar Prosedur pelaksanaan penerapan SMKK
serta pendidikan dan Kriteria sesuai dengan pembinaan dan dalam mewujudkan
pelatihan kewenangannya pengawasan Keselamatan
penerapan SMKK Konstruksi

47
PENGAWASAN PENERAPAN SMKK
PP NO. 14/2021 DAN PERMEN PUPR NO. 21/2019

Gubernur sebagai wakil Gubernur melakukan


Menteri melakukan Bupati/walikota melakukan
Pemerintah Pusat pengawasan penerapan SMKK pengawasan penerapan SMKK
pengawasan tertib penerapan (GWPP) di daerah pada Pekerjaan Konstruksi dan pada Pekerjaan Konstruksi
SMKK pada Pekerjaan melakukan pengawasan dan Konsultansi Konstruksi
Konsultansi Konstruksi
Konstruksi dan Konsultansi penerapan kebijakan terhadap pembiayaan yang
terhadap pembiayaan yang
Konstruksi yang berasal dari SMKK yang dilakukan berasal dari anggaran berasal dari anggaran
anggaran pendapatan dan oleh gubernur dan pendapatan dan belanja pendapatan dan belanja
belanja negara dan/atau yang daerah kabupaten/kota
bupati/walikota di daerah provinsi dan/atau yang
memiliki Risiko Keselamatan dan/atau yang memiliki
wilayah memiliki Risiko Keselamatan Risiko Keselamatan Konstruksi
Konstruksi besar kewenangannya Konstruksi sedang kecil

Pengguna Jasa menyam- Gubernur sebagai wakil Gubernur menyampaikan laporan Bupati/walikota menyampaikan laporan
paikan laporan penyeleng- pemerintah pusat me- penerapan SMKK kepada Menteri SMKK kepada gubernur sebagai wakil
garaan pengawasan SMKK nyampaikan laporan dan menteri yang menyelenggara- pemerintah pusat yang menjadi satu
kepada Menteri melalui unit penerapan kebijakan kan urusan pemerintahan dalam kesatuan yang tidak terpisahkan dengan
organisasi yang membidangi SMKK kepada Menteri negeri yang menjadi satu kesatuan laporan penyelenggaraan pemerintah daerah
Jasa Konstruksi yang tidak terpisahkan dengan kabupaten/kota
laporan penyelenggaraan
pemerintah daerah provinsi

Laporan penerapan SMKK disampaikan secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali 48
KOMITE KESELAMATAN KONSTRUKSI
Dalam melakukan pengawasan penerapan SMKK, Menteri menetapkan Komite Keselamatan
Konstruksi yang bertugas membantu dalam penyelenggaraan Keselamatan Konstruksi

PERMEN PUPR NO. 21 TAHUN 2019 PP NO. 14 TAHUN 2021


• Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pekerjaan konstruksi
• Melaksanakan pemantauan dan evaluasi Pekerjaan Konstruksi
yang diperkirakan memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi besar
yang diperkirakan memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi besar;
dan sedang;
• Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi;
• Melaksanakan investigasi kecelakaan konstruksi;
• Memberikan saran, pertimbangan, dan rekomendasi kepada
• Memberikan saran, pertimbangan, dan rekomendasi kepada
Menteri berdasarkan hasil PE Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko TUGAS Menteri berdasarkan hasil PE pekerjaan konstruksi dengan Risiko
Keselamatan Konstruksi besar dan/atau investigasi kecelakaan
Keselamatan Konstruksi besar dan sedang dan/atau investigasi
konstruksi dalam rangka mewujudkan Keselamatan Konstruksi;
kecelakaan konstruksi untuk mewujudkan keselamatan
dan
konstruksi;
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.
• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Menteri

• Memasuki tempat kerja Konstruksi;


• Meminta keterangan dari pihak terkait;
KEWENANGAN • Meminta data yang berhubungan dengan tugas komite; dan
• Melakukan koordinasi dengan pihak terkait Keselamatan
Konstruksi.

• Ketua;
• Ketua;
• Sekretaris;
• Sekretaris;
• Anggota; STRUKTUR • Bidang (Koordinator dan Anggota sesuai Bidang); dan
• Subkomite; dan
• Sekretariat (Koordinator dan Anggota).
• Sekretariat.

49
2e
KETENTUAN PERALIHAN
dan
PENUTUP
KETENTUAN PERALIHAN
RKK pada Kontrak Kerja Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi yang telah ditandatangani
sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Kontrak
Kerja Konstruksi tersebut

Sertifikat Petugas K3 Konstruksi dan surat keterangan penjaminan mutu dan pengendalian
mutu yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini harus disesuaikan
dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini mulai
berlaku

KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 628), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 179), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT KEBERLANJUTAN KONSTRUKSI
LAMPIRAN
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN
KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Jembatan bentang ≥ 45 m (beton)
bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Lintas Atas bentang ≥ 45 m (beton)
(Flyover/Overpass) bentang ≥ 50 m (baja)
Jalan Layang panjang > 1.000 m
Jembatan tipe khusus Gantung, beruji kabel, pelengkung dengan bentang paling sedikit 60 m, bentang paling sedikit
100 m, dengan ketinggian pilar diatas 40 m, kotak/box girder, dan lain-lain yang didesain
secara khusus.

Pembangunan Jembatan Gantung Program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial


SIPIL
Ekonomi Wilayah)
Jalan - Jalan di daerah perbukitan dan/atau pergunungan

Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko
keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak diperlukan lagi
perhitungan penentuan tingkat risiko
Keselamatan Konstruksi sebagaimana tertuang
dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko
Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR PER JENIS PEKERJAAN
KHUSUS SIPIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI

KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN


KONSTRUKSI MENURUT UU 2 TAHUN JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
2017

Terowongan Semua
Underpass Semua
Bendungan Semua bendungan
Reklamasi Semua reklamasi
Pemecah/penahan Perlu ada kriteria
gelombang Rubble mound > 1 ton
Ambang (Groundsill) - dengan lebar sungai > 20 m;
- Tinggi Terjunan ≥ 3 m
SIPIL Saluran irigasi khusus Dengan konstruksi terowongan dan sipon
Saluran irigasi volume luasan > 2000 HA
Terowongan air Semua terowongan
Keterangan: Bendung dengan lebar sungai > 20 m
Untuk pekerjaan konstruksi Sistem Penyediaan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
dengan risiko keselamatan Minum (SPAM)
konstruksi yang sudah ditentukan
pada keterangan di atas, tidak Instalasi Pembuangan Air Dengan kedalaman pekerjaan galian > 1,5 m
diperlukan lagi perhitungan Limbah
penentuan tingkat risiko Tempat Pembuangan Akhir Bila pelaksanaan pekerjaan galian tanah > 1,5 m
Keselamatan Konstruksi (TPA)
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Tingkat Embung Semua Embung
Risiko Pekerjaan. Dermaga Pembangunan pada program PISEW (Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi
Wilayah)
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI

KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
KETERANGAN
MENURUT UU 2 TAHUN 2017

Bangunan Di atas 5 lantai Risiko keselamatan konstruksi besar


Gedung s/d 5 lantai Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang
Berdasarkan
Ketinggian Risiko keselamatan konstruksi kecil
Lantai 1-2 lantai
GEDUNG Bangunan

Bangunan gedung semi basement dan/atau


Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang
bangunan gedung 1 lapis dengan ketinggian
Keterangan: Bangunan lebih dari 3 meter di bawah tanah
Untuk pekerjaan konstruksi
Gedung Bangunan gedung > 2 lapis di bawah tanah Risiko keselamatan konstruksi besar
dengan risiko keselamatan
konstruksi yang sudah Berdasarkan dengan ketinggian per lapis 3 meter
ditentukan pada keterangan di Kondisi Risiko keselamatan konstruksi besar
Bangunan gedung di bawah air
atas, tidak diperlukan lagi Bangunan
perhitungan penentuan tingkat Gedung
risiko Keselamatan Konstruksi Bangunan gedung di bawah sarana/ prasarana Risiko keselamatan konstruksi besar
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Bangunan gedung di atas sarana/prasarana Risiko keselamatan konstruksi besar
Tingkat Risiko Pekerjaan.
56
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN
KONSTRUKSI MENURUT UU 2 JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
TAHUN 2017
Rumah Cut and Fill Risiko keselamatan konstruksi besar:
Tapak  Slope > 450
 Jenis Tanah: Gambut, Tanah Pasir, Tanah Lempung
 Volume Tanah ≥ 500.000 m3

Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:


 Slope > 150-450
 Jenis Tanah:Tanah Lanau dan Tanah Timbunan

Risiko keselamatan konstruksi kecil:


 Slope < 150
 Jenis Tanah: Tanah Batu
GEDUNG
Pracetak Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Semua komponen Pracetak
 > 2 lantai
Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
keselamatan konstruksi yang sudah  Kolom dan Balok Prcetak
ditentukan pada keterangan di atas, tidak
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
diperlukan lagi perhitungan penentuan
tingkat risiko Keselamatan Konstruksi  Sloof dan Pondasi Prcetak
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Peralatan konstruksi Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan. Hand Crane
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI
KLASIFIKASI USAHA
PEKERJAAN KONSTRUKSI JENIS KONSTRUKSI
MENURUT UU 2 TAHUN 2017 KETERANGAN
Rumah Susun Cut and Fill Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Slope > 450
 Jenis Tanah: Gambut, Tanah Pasir, Tanah Lempung
 Volume Tanah ≥ 500.000 m3
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
 Slope > 150 – 450
 Jenis Tanah:Tanah Lanau dan Tanah Timbunan
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
 Slope < 150
GEDUNG  Jenis Tanah: Tanah Batu
2 – 5 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Semua Komponen Pra Cetak
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Keterangan:  Parsial Precast
Untuk pekerjaan konstruksi dengan Risiko keselamatan konstruksi kecil:
risiko keselamatan konstruksi yang  Konvensional
sudah ditentukan pada keterangan 6 – 12 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
di atas, tidak diperlukan lagi  Pracetak dan Konvensional
perhitungan penentuan tingkat
 Rusun Campuran
risiko Keselamatan Konstruksi
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
sebagaimana tertuang dalam
contoh Tabel Penetapan Tingkat Parsial Precast
Risiko Pekerjaan.
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS GEDUNG/PERUMAHAN DENGAN RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI BESAR,
SEDANG, DAN KECIL UNTUK MENENTUKAN KEBUTUHAN AHLI K3 KONSTRUKSI/PETUGAS KESELAMATAN KONSTRUKSI

KLASIFIKASI USAHA PEKERJAAN KONSTRUKSI MENURUT


JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN
UU 2 TAHUN 2017
Rumah > 12 Lantai Risiko keselamatan konstruksi besar:
Susun  Pra Cetak dan Konvensional
 Rusun Campuran
Helipad Risiko keselamatan konstruksi besar :
 Di atas Rumah Susun
Lingkungan Kerja Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Daerah Militer;
 Kepadatan Penduduk Tinggi;
 Zona Merah Rawan Bencana.
Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
GEDUNG
 Kepadatan Penduduk Sedang;
 Zona Rawan Bencana Sedang.
Risiko keselamatan konstruksi kecil:
 Kepadatan Penduduk Rendah;
 Zona Rawan Bencana Rendah.
Peralatan Konstruksi Risiko keselamatan konstruksi besar:
 Tower Crane dan Mobile Crane
Keterangan: Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko  Mobile Crane
keselamatan konstruksi yang sudah Nilai Pekerjaan konstruksi Risiko keselamatan konstruksi besar:
 1 Tower > Rp. 50 M
ditentukan pada keterangan di atas, tidak
Jumlah Tenaga Kerja Risiko keselamatan konstruksi besar:
diperlukan lagi perhitungan penentuan  100 orang
tingkat risiko Keselamatan Konstruksi Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel  25-100 orang
Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan. Risiko keselamatan konstruksi kecil:
 < 25 orang
DAFTAR PEKERJAAN KONSTRUKSI KHUSUS INFRASTRUKTUR BERBASIS
MASYARAKAT (IBM)

JENIS KONSTRUKSI KETERANGAN

Pekerjaan Infrastruktur Berbasis Risiko Keselamatan Konstruksi Sedang:


Masyarakat (IBM), seperti:  Menggunakan alat berat.
 Pengembangan Infrastruktur
Sosial Ekonomi Wilayah Risiko keselamatan konstruksi kecil:
(PISEW);  Tidak Menggunakan alat berat,
 Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).  Mempekerjakan tenaga kerja
di bawah 25 orang,
 Teknologi yang sederhana.

Keterangan:
Untuk pekerjaan konstruksi dengan risiko keselamatan konstruksi yang sudah ditentukan pada
keterangan di atas, tidak diperlukan lagi perhitungan penentuan tingkat risiko Keselamatan Konstruksi
sebagaimana tertuang dalam contoh Tabel Penetapan Tingkat Risiko Pekerjaan.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Peralatan berat dengan menggunakan mesin yang operasionalnya berbasis mekanikal, elektrikal, hidrolik, pneumatik yang terkontrol
secara automatic dan digital, baik berdiri sendiri maupun terintegrasi dalam satu sistem, meliputi:
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
 Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic,
dengan kapasitas:
 > 25 ton dan ≤ 100 ton;
 > 100 ton dan ≤ 300 ton;
 > 300 ton dan ≤ 600 ton;
 > 600 ton;
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan
keran sumbu putar, dengan kapasitas:
Teknologi tinggi  > 25 ton dan ≤ 100 ton;
 > 100 ton dan ≤ 300 ton;
 > 300 ton dan ≤ 600 ton;
 > 600 ton;
c. Launcher girder;
d. Mesin bor terowongan (tunnel boring machine).
 Peralatan angkut
a. Keran Menara (tower crane),
b. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
 Jenis forklift dan/atau lift truk > 15 ton
 Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan di atas 150 psi
(Pounds per Square inch);
 Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan >5000 psi (Pounds per Square inch);
 Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas di atas > 200 KVA.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA
Jenis dan kapasitas pesawat angkat dan angkut:
 Peralatan angkat
a. Keran mobil, keran kelabang, keran portal, keran magnet, keran lokomotif, pesawat hidrolik, dan pesawat pneumatic, dengan
kapasitas:
 s/d 25 ton
b. Alat angkat listrik/lift barang/passenger hoist, keran overhead, keran pedestal, keran tetap, keran gantry, keran dinding dan keran
sumbu putar, dengan kapasitas:
 s/d 25 ton
 Peralatan angkut
a. Pesawat angkutan di atas landasan dan diatas permukaan:
 Jenis forklift dan/atau lift truk s/d 15 ton
 Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara dengan kapasitas tekanan 100 s/d 150 psi (Pounds per
Teknologi Square inch).
Madya  Pesawat hidrolik yang digerakan oleh cairan oli dengan kapasitas tekanan diatas 1000 s.d 5000 psi (Pounds per Square inch).
 Tenaga penggerak listrik (generator set) dengan kapasitas 25 s.d 200 KVA.
 Peralatan mesin:
a. Mesin pon, mesin penghancur, penggiling dan penumbuk (crusher machine).
b. Mesin bor, mesin derad, mesin gunting/potong plat, mesin rol dan tekuk plat.
 Peralatan berat:
Backhoe, excavator, bulldozer, loader, scrapper, asphalt finisher, tandem roller, tyre roller.
 Peralatan ringan:
a. Tamping Rammer (Mesin Pemadat Ringan);
b. Vibrator (Mesin Penggetar dan pemadat beton cair);
c. Mesin pelurus, pemotong dan pembengkok besi beton;
d. Penyebar semen cair maupun semen campuran;
e. Bar bender, bar cutter; dan
f. Peralatan sejenis lainnya.
PENENTUAN TINGKAT TEKNOLOGI TINGGI, MADYA, DAN SEDERHANA

 Pesawat pneumatic yang digerakan oleh tenaga yang menggunakan tekanan udara
dengan kapasitas tekanan <100 psi (Pounds per Square inch);
 Bor listrik, hammer drill, dan peralatan sejenis.
 Perkakas tangan seperti cangkul, palu, pahat, sabit, gergaji, kikir, obeng, tang, dan
peralatan sejenis.
Teknologi Sederhana  Mesin sederhana:
a. mesin asah, poles dan pelicin,
b. mesin tuang dan cetak, tempa dan pres,
c. mesin potong dan belah kayu, mesin ayak dan mesin pemisah,
d. mesin penyaring pasir, mesin pengisi, mesin pengungkit,
e. mesin pengaduk, serta mesin lain yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai