Anda di halaman 1dari 75

PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI NASIONAL

PERAN DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN KE DEPAN

KULIAH TAMU DAN DISKUSI DARING


KEBERLANJUTAN ASET INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono (ATM), ST., MT., IPU., ASEAN Eng.
Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) - Universitas Gadjah Mada
Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)

Diselenggarakan oleh :
Program Studi Teknik Sipil – Fakultas Sains dan Teknologi – Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal
Zoom Conference, Jakarta, 22 Desember 2020
Struktur Presentasi
Capaian kinerja pembangunan infrastruktur transportasi Indonesia hingga saat
ini.

Tantangan pembangunan infrastuktur transportasi nasional ke depan..

Peran dan tantangan infrastuktur transportasi nasional


Akar masalah ketimpangan produksi angkutan tiap moda transportasi
Potret kondisi SDM penyelenggara infrastruktur transportasi

Strategi mempertahankan keberlanjutan pembangunan infrastruktur


transportasi nasional.
2
Capaian Kinerja
Infrastruktur Transportasi Nasional

3
Progres Capaian Pembangunan Infrastruktur
Transportasi Nasional Sangat Signifikan

TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI TRANSPORTASI


JALAN KERETA API LAUT DAN PERAIRAN UDARA

Panjang jalan Panjang Rel KA Jumlah


pelabuhan 264
542.310 8.495 bandara
Km 1.659 domestik
Km

94% 120 27
jalan mantap 6.005 Pelabuhan
terfasilitasi bandara
Km prasarana
bongkar muat
internasional
Panjang Jalan Toll (71%)
beroperasi Jumlah dermaga
2.200 ASDP
Km 1.659
2015-2020: 2015-2020: 2015-2020: 2015-2020:
3.432 km (jalan baru) 1.027 km 27 15
1.851 km (jalan toll) (jaringan rel baru) (pelabuhan baru) (bandara baru beroperasi)
4
Tren Daya Saing Infrastruktur Nasional di Level Global
Terus Meningkat

Skor Tertinggi
Kondisi sebelum
terjadi pandemi
Covid-19,
tren kinerja
infrastruktur
nasional pada
tataran
internasional terus
mengalami
peningkatan seiring
Rank:
90/139
Rank:
92/144
Rank:
82/142
Rank:
82/148
Rank:
72/144
Rank:
41/138
Rank:
60/138
Rank:
52/137
Rank:
71/140
Rank:
72/141
perbaikan kondisi
ekonomi nasional.
Skor Terendah

PDB per kapita

Skor Kinerja daya saing infrastruktur Indonesia


source: World Economic Forum 2010-2019; 2018-2019 diolah Pustral UGM (2020) 5
Kinerja Infrastruktur Logistik Indonesia di Level Global
Source: World Bank 2010-2018 (processed by Pustral UGM, 2020)

highest

Logistics Performance Index

• Kondisi infrastruktur
belum mampu
mendongkrak kinerja
logistik nasional di level
global.
• Kinerja infrastruktur
masih rendah (score <3).
• Posisi Indonesia berada
Rank: Rank: Rank: Rank: Rank:
75/155 59/155 53/160 63/160 46/160 pada kelompok urutan
bawah (< 50% dari total
lowest
negara yang dinilai).
LOGISTICS PERFORMANCE INDEX
INDONESIA di level ASEAN
• Infrastruktur logistik Indonesia dibandingkan negara ASEAN, tidak sangat kompetitif
• Secara nasional, indeks infrastruktur menunjukkan performance paling rendah diantara
aspek lain (TIK, SDM, service provider dan regulasi)

Source: World Bank 2010-2018 (processed by Pustral UGM, 2020)


PERBANDINGAN KINERJA LOGISTIK INTERNAL INDONESIA
menurut wilayah kepulauan
Logistics Performance Index in Indonesia
(JAWA, KALIMANTAN, SUMATERA, PAPUA)

• Aspek INFRASTRUKTUR
memiliki kinerja paling
rendah dibandingkan
aspek lainnya.
• Kinerja infrastruktur
logistik di Jawa paling
baik dibandingkan pulau
lainnya.

JAWA KALIMANTAN SUMATERA PAPUA Source: Pustral UGM & Puslitbang TAM, 20170
Tantangan Pembangunan
Infrastruktur Transportasi Nasional
ke Depan

9
Tren yang Berpengaruh Indonesia

Sumber: Visi Indonesia 2045, MPPN/Bappenas 2017


Trend Future Mobility

Lebih Sedikit Tenaga Penggunaan


Pergerakan Autonomous Personalized Listrik Teknologi
Fisik Kendaraan tanpa Layanan yang
Semua aktivitas
Penggunaan Informasi
awak bersifat personel tenaga listrik IT sebagai
dapat dilakukan
gantikan BBM fosil backbone layanan
dari mana saja

Point Tanpa Berbagi/ Hijau


to Point Gangguan Shared Teknologi kendaraan Terkoneksi
Kecenderungan Layanan tanpa Membagi beban dan infrastruktur Sarana dan prasarana
layanan angkutan hambatan baik pada penggunaan transportasi mobilitas terkoneksi
di simpul maupun berorientasi melalui sistem pintar
door to door/ infrastruktur untuk
di ruas/ruang lingkungan
door to node layanan bersama
Perkembangan Spasial Aglomerasi Perkotaan yang Cepat,
Berpengaruh terhadap Gaya Hidup
2045, wilayah perkotaan masih menjadi pilhan tempat
hidup dan berkehidupan yang memberikan jaminan
kepastian pendapatan yang belum tentu humanis.

2045: Densitas kota makin meningkat & polutif


70%
penduduk
Indonesia
akan tinggal
di perkotaan Tuntutan pola kerja: produktif - efisien
(Bappenas, 2018)

Pemaduan Sistem Transportasi Aglomerasi Wilayah


Perkotaan menjadi prioritas ke-depan untuk mengelola
beban angkutan dan kapasitas/daya dukung perkotaan Life style: mandiri-fokus-materialistis-cuek
Dukungan Transportasi Jalan terhadap Distribusi Logistik dan Rantai Pasok
(node-to-node; node-to-door; door-to-node; door-to-door)
Access Main trip Egress

AP SA ST TP

Jalan door to door/door to node node to door/door to door Jalan

KA (stop) node node (stop) KA

ASDP (stop) node node (stop) ASDP

Laut (stop) node node (stop) Laut

Udara (stop) node node (stop) Udara

Logistik Komersial
Logistik Kemanusiaan Logistik Kemanusiaan

Sumber : Agus Taufik Mulyono (2020)


Autonomous Vehicles: Kendaraan Tanpa Awak

Saat ini Autonomous


vehicles sudah bero-
perasi di berbagai
moda jalan, kereta,
udara maupun air.
Ke depan diperkira-
kan akan semakin Autonomous truck, tahap uji coba
menguat dan sema- Autonomous Rail Transit (ART), operasional di
kin canggih, sehing- China
ga mampu menggan-
tikan fungsi manusia

Tesla Autopilot, operasional, sudah ada di Drone untuk kebutuhan angkutan barang,
Indonesia tahap operasional

Kalayang di Bandara Soekarno Hatta 14


didesain dengan autonomous system Kecelakaan fatal Tesla Autopilot di US Drone ship untuk pendaratan roket,
operasional
Kebutuhan Alternatif Sumber Energi Transportasi

SITUASI NASIONAL SITUASI MARKET GLOBAL

Proyeksi Laju Kendaraan Listrik secara


50
45
Global
Perkembangan 40

Juta Kendaraan
Produksi Minyak
35
30

Nasional 25

diprediksi terus
20
15

menurun, 10
5
160 sementara 0

trend jumlah kendaraan jumlah 2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
juta kend

140

120 bermotor di Indonesia kendaraan


100
bermotor pribadi
80
diperkirakan
60
terus naik. PENGEMBANGAN KENDARAAN
40
BERMOTOR BERBASIS LISTRIK
20

Sumber: www.mdpi.com/journal/energies15
1950 1963 1970 1980 1990 2000 2010 2017
Makin Pesatnya Pemanfaatan Teknologi Informasi
dan Komunikasi
Solusi Cerdas Transportasi Masa Depan
2045:
80%
penduduk
Indonesia
akan tinggal
di perkotaan

16
Pemindahan Ibukota Negara Berdampak
terhadap Pergeseran Struktur Keruangan
Wilayah Nasional

Keberadaan IKN “baru” Berdampak pada Mobilitas Penduduk dan Ekonomi Regional
17
Perkiraan Pergerakan Penumpang Transportasi Jalan 2050
Pergerakan penumpang :
▪ 13,4 Miliar-Pnp (2019)
▪ 54,3 Miliar-Pnp (2050)
0.2 milyar
17.5 0.04
milyar 2019
milyar 2050
KALIMANTAN
2.2 milyar
milyar
2019 2050 35.0 0.3 1.2 milyar
milyar 1.2 milyar 2019 2050
SUMATERA 0.3 MALUKU PAPUA
milyar
2019 2050
SULAWESI

10.7
milyar

milyar
2019 2050 0.3 1.2 milyar
2019 2050
Sumber: Pustral UGM (2020) JAWA
BALI NT

▪ 176 juta jiwa tinggal di Jawa, sisanya tersebar


merata, Papua berkepadatan paling rendah.
▪ Pergerakan besar didominasi di KBI > KTI
▪ Angkutanmassal agomerasi wilayah perkotaan
daripada antar kota; diperkirakan mewarnai
mobilitas pada tahun 2050
Perkiraan Pergerakan Barang Transportasi Jalan 2050
Pergerakan barang :
▪ 44,7 Miliar-Ton (2019)
15.9 0.04 0.6 ▪ 79,5 Miliar-Ton (2050)
2019
milyar
2050
milyar
milyar
KALIMANTAN
6.7 milyar
milyar 0.3
2019 2050 61.1 1.2
1.6 2019 2050
SUMATERA
milyar 1.2 milyar
milyar milyar MALUKU PAPUA
2019 2050
SULAWESI

35.4
milyar

2019 2050 milyar

JAWA
0.3 0.8
2019 2050
milyar

Sumber: Pustral UGM (2020) BALI NT

Pusat pergerakan angkutan barang akan tetap di Jawa


dan Sumatera mengingat masifnya kegiatan ekonomi
di kedua wilayah tersebut.
Proyeksi Permintaan Transportasi SDP 2050
Sumber : Tri Achmadi & Irwan TY (ITS, 2020) kolaborasi Pustral UGM (2020)

2050 Pergerakan kendaraan :


64,6 Juta unit ▪ 12,2 Juta-Unit (2020)
▪ 64,6 Juta-Unit (2050)

2020
12,2 Juta unit
perlu peran jalan
mengakses cepat
ARUS KENDARAAN bongkar muat
penumpang dan
kendaraan di simpul
penyeberangan :
2050 ▪ note to door
86 Juta pnp
▪ door to door
▪ door to note

2020
52,6 Juta pnp Pergerakan penumpang :
▪ 52,6 Juta-Pnp (2020)
ARUS PENUMPANG ▪ 86,0 Juta-Pnp (2050)
Perkiraan Pergerakan Penumpang Transportasi Perkeretaapian 2050
Sumber: Pustral UGM (2020)
Pergerakan penumpang :
▪ 2,8 Miliar-Pnp (2019)
▪ 9,5 Miliar-Pnp (2050)
2019 1.6 milyar
2050
KALIMANTAN

0.06 0.53 milyar


milyar
2019 2050 8.97 milyar
SUMATERA
1.6 milyar
1.2
2019 2050
milyar
SULAWESI

2.74
milyar

2019 2050
JAWA
Perkiraan Pergerakan Barang Transportasi Perkeretaapian 2050
Sumber: Pustral UGM (2020)
Pergerakan barang :
▪ 6,0 Miliar-Ton (2019)
2019 1.6 milyar
2050 ▪ 14,9 Miliar-Ton (2050)
KALIMANTAN

0.06 0.3 milyar 14.5 milyar


2019
milyar 2050

SUMATERA
1.2
2019 1.6 milyar
2050
milyar
SULAWESI
5.9
milyar

2019 2050
JAWA
Proyeksi Permintaan Transportasi Laut 2050
Sumber : Tri Achmadi & Irwan TY (ITS, 2020) kolaborasi Pustral UGM (2020)

2050 2050
19,9 Miliar Ton 4,4 Miliar GT Muatan kapal :
▪ 0,9 Miliar-Ton (2020)
▪ 19,9 Miliar-Ton (2050)

2020 2020
0,9 Miliar Ton 0,9 Miliar GT
peran akses jalan
MUATAN KAPAL LAUT KUNJUNGAN KAPAL thd bongkar muat
pnp dan barang di
areal pelabuhan :
2050 2020 ▪ note to door
73,1 Juta TEUs 17,4 Juta pnp ▪ door to door
▪ door to note

2020 2050
11,7 Juta TEUs 12,9 Juta pnp Petikemas :
▪ 11,7 Jt-TEUs (2020)
ARUS PETIKEMAS ARUS PENUMPANG ▪ 73,1 Jt-TEUs (2050)
AC movement

Lalu Lintas Udara di Indonesia


• Total 181 bandara, menangani lebih dari 234 juta
penumpang (2018), pergerakan hampir 2,2 juta pesawat
dan kargo 1,85 juta ton
• Pertumbuhan stabil di lebih dari 8% untuk pergerakan
pesawat, pax dan kargo
Pax movement

Cargo movement

24
Proyeksi Produksi Angkutan Udara 2050
Sumber : Pustral UGM (2020)

2050
2050
197,7 Miliar Pnp-Km
21,5 Miliar Ton-Km
Penumpang Barang :
Barang ▪ 14,9 Miliar-Ton-Km (2020)
▪ 37,4 Miliar-Ton-Km (2050)

2010 2010
48,4 Miliar Pnp-Km 8,6 Miliar Ton-Km
peran akses jalan
PENERBANGAN DOMESTIK PENERBANGAN DOMESTIK thd bongkar muat
pnp dan barang di
areal bandara :
2050 ▪ note to door
2050
56,9 Miliar Pnp-Km ▪ door to door
15,9 Miliar Ton-Km
Penumpang ▪ door to note
Barang

2010 2010 Penumpang :


16,4 Miliar Pnp-Km 6,3 Miliar Ton-Km ▪ 64,8 Miliar-Pnp-Km (2020)
▪ 254,6 Miliar-Pnp-Km (2050)
PENERBANGAN INTERNASIONAL PENERBANGAN INTERNASIONAL
Perkiraan Lalu Lintas Udara
• Perkiraan lalu lintas udara untuk 2038 Lalu lintas penumpang bertumbuh hampir 380%
adalah hampir 3,8 kali lipat lalu lintas
saat ini (sumber: airbus, boeing) 232 jt 656 jt
Penumpang Penumpang
• Perkiraan ini belum mempertimbang- 2.3 jt 5.9 jt
kan kondisi Pandemi Covid-19, pergerakan pergerakan
karena belum bisa diperkirakan pesawat pesawat
perubahan-nya mengingat Pandemi
belum selesai
• Hal ini menimbulkan tantangan pada
pengembangan infrastruktur di 2018 2038
Indonesia: penyediaan bandara
dengan kapasitas mencukupi
Lalu lintas kargo udara bertumbuh hampir 300%

1.59 jt 4.79 jt
Indonesia Ton cargo udara Ton cargo udara

2018 2038
Sumber: Airbus 26
Pemindahan IKN: Keadilan dari Sisi Akses Udara

Rerata jarak ke Rerata jarak 1000


ke 2000jarak ke
Rerata 3000
ibukota negara dari ibukota negara dari ibukota negara dari
730 km 1209 km 1984 km
menjadi 64% 1000 menjadi2000
-6% menjadi
3000 -48%
1197 km 1135 km 1035 km

KBI IDN KTI 27


Konektivitas Global ke IKN (via BPN)
LONDON AMSTERDAM

BEIJING

TOKYO
WASHINGTON SEOUL

DUBAI
HONG KONG
BANGKOK

SINGAPORE

12h 10h 8h 6h 4h 2h IKN


Rerata jarak ke
ibukota ASEAN
MAXPAYLOAD DG RW 2.500m
utama dari 13%
1642 km (CGK) JOHANNESBURG

menjadi SYDNEY

1862 km (BPN) MELBOURNE


AUCKLAND

MAXPAYLOAD DG RW 3.250m

28
Evoluasi Layanan Bandar Udara

Airport Airport Airport Airport Airport


1.0 2.0 3.0 4.0 ??
Proses Manual Layanan mandiri Digitalisasi untuk Fokus pada Apa evolusi di dunia
dan analog Otomatisasi pada mengoptimalkan konektivitas dan penerbangan dalam
Efisien tapi kurang layanan utama proses informasi realtime layanan angkutan
terjadi aspek seperti check-in, misalnya dengan menghubung-
self-bag drop udara?
customer penggunaan aplikasi kan seluruh
experience mobile untuk stakeholder dalam
layanan boarding satu aplikasi

Dimana posisi Indonesia saat ini?


Remote JOG, SOC SRG SUB, BPN, CGK, DPS, YIA
airports KNO
29
Ilustrasi, berbasis pengamatan penulis
Kemajuan Teknologi Bandara di Indonesia

Okbab, Papua Okaba (OKQ) Solo (SOC) Makassar (UPG) Jakarta (CGK)

KURANG MAJU SANGAT MAJU

• Very low • Limited technology in • Already using technology • Already using technology • Using high technology in
technology in airport in airport, but sometimes in airport airport
airport breakdown • Scheduled, with many
• Scheduled • Scheduled, with many
• Unscheduled • Scheduled, with many passenger and flight passenger and flight
• Depend on weather,
• Depend on passenger and flight availability
availability
weather some already install • Handle wide body aircraft
equipment availability • Handle wide body aircraft
• Very few • Using Baggage Handling
passenger and • Few passenger and flight • Using manual baggage System (BHS)
flight availability availability handling
• Using mobile apps

30
Akses Media Sosial terkait Airport 4.0
Aktivitas social media (sosmed) dapat
memperlihatkan seberapa sering masyarakat
menggunakan gadget sekaligus terkait
potensi peluang pengembangan smart
system.

> 10 mill pax

5 – 10 mill pax
1 – 5 mill pax INTERNATIONAL
< 1 mill pax DOMESTICS
http://budi.rahardjo.id/indo-internet.html
31
Total Perjalanan Transportasi Penumpang
Semua Moda 2050
Pergerakan penumpang
semua moda transport :
▪ 16,5 Miliar-Pnp (2019)
18.1
18.1 milyar
milyar
0.04 0.2 milyar ▪ 63,9 Miliar-Pnp (2050)
2019
milyar 2050
KALIMANTAN
2.6
2.6 milyar
milyar
milyar
2019 2050 0.3 1.2 milyar
2019 2050
SUMATERA 43.9 milyar 1.2 milyar MALUKU PAPUA
0.3
2019
milyar 2050
SULAWESI

13.4
milyar

2019 2050
0.5 milyar
milyar

JAWA
0.3
2019 2050
Sumber: Pustral, 2020
Sumber: Pustral UGM (2020) BALI NT

Prediksi sudah mempertimbangkan perpindahan IKN ke Kalimantan Timur. Jika Moda


Share belum menjadi political will Pemerintah dan kesepakatan stakeholder terkait
maka 75% angkutan penumpang masih dilayani transportasi jalan hingga 2050.
Total Perjalanan Transportasi Barang
Semua Moda 2050
Pergerakan barang
semua Moda Transport :
▪ 33,9 Miliar-Ton (2019)
▪ 94,3 Miliar-Ton (2050)
0.2 milyar
16.3 0.04
milyar 2019
milyar 2050
KALIMANTAN
3.8
milyar

milyar
2019 2050 75.6 0.3 1.2 milyar
milyar
1.6 milyar 2019 2050
SUMATERA 0.6 MALUKU PAPUA
milyar
2019 2050
SULAWESI

29.2
milyar

2019 2050 milyar


0.8 milyar
JAWA
0.3
2019 2050
Sumber: Pustral, 2020
Sumber: Pustral UGM (2020) BALI NT

Prediksi sudah mempertimbangkan perpindahan IKN ke Kalimantan Timur. Jika Moda


Share belum menjadi political will Pemerintah dan kesepakatan stakeholder terkait
maka 90% angkutan penumpang masih dilayani transportasi jalan hingga 2050.
Peran dan Tantangan Infrastruktur Transportasi

34
Sektor Infrastruktur : Sorotan yang sering Dilaporkan Publik

ASN sering Terjebak Sistem


Kekakuan Birokrasi dan
Regulasi, Tidak Ada Niat
untuk Korupsi? Apa memang
demikian yang terjadi????

Pelaku Penyelenggaraan
Bangunan Infrastruktur, paling
banyak terlibat dalam Praktek
Korupsi, disengaja atau tidak
disengaja, ada peluang moral
hazard? Sangat tergantung
Integritas dan Perilaku SDM
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2019)
Sumber : Putut Ariwibowo (2019)
DIPERLUKAN REGULASI MAKRO YANG MEMADUKAN SOLUSI
KEPENTINGAN ANTAR SUBSEKTOR TRANSPORTASI
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2019)
Tujuan Akhir
Moda umum : Perjalanan
waktu tempuh
tidak pasti; waktu
layanan terbatas
terbatas Egress
layanan Main Trip
Simpul Simpul
Asal Angkutan Jalan Tujuan
Moda pribadi
Moda pribadi :: tidak
tidak
efektif
efektif Pilihan moda
Pilihan moda terbatas
terbatas
Angkutan KA ASDP
dan tarif
dan tarif mahal/tidak
mahal/tidak ada
ada
Infrastruktur ::
Infrastruktur Angkutan Laut kepastian
kepastian
kurang laik
kurang laik fungsi
fungsi Angkutan Udara
Belum ada kepastian besaran moda share, 75% beban Sistem informasi
Sistem informasi dan
dan
Access angkutan penumpang dan 85% beban angkutan barang kapasitas infrastruktur
kapasitas infrastruktur
bertumpu di moda jalan, persaingan tarif angkutan antarmoda/ belum memadai
belum memadai
intermoda yang kurang sehat, travel time yang tidak pasti,
public vs private, komersial vs perintis, persaingan vs integrasi
antarmoda
Asal
Biaya access + egress dapat terjadi lebih tinggi daripada biaya
Perjalanan main trip akibat buruknya infrastruktur transport dan
ketidakpatuhan standar layanan
Overcapacity terminal pada saat jam sibuk, waktu tunggu tidak
pasti, pelayanan dasar kurang memadai. Transportasi
antarmoda/multimoda belum optimal
Biaya handling barang pada simpul yang mahal, waktu
handling yang tidak pasti, dan sering bercampur dengan
pelayanan penumpang.

Rendahnya pelayanan dasar untuk penderita cacat fisik, orang


tua, anak-anak, dan orang miskin. Rendahnya upaya
pengurangan GRK akibat transportasi
SISTRANAS
(Tatranas – Tatrawil – Tatralok - Tatrakota)
"Unimoda" Transportation NOT YET
Spatial planning

Problems of Synchronizing
Sector Intermodal / Multimodal
Transport Integration
(UU 26/2007)
UU No. 38/2004: Jalan

the Functional Order


“…jalan sebagai bagian sistem National Urban System:
transportasi nasional mempunyai Road Network Master Plan
• National City : Problem Mendasar
peranan penting….” National/Province/Regency/City
(PKN/PKSN/ The Capital of
Transportasi Logistik :
UU No. 22/2009: LLAJ Prov)
“…LLAJ sebagai bagian dari sistem National General • Regional City : (PKW/PKSP/ ▪ Biaya Mahal
transportasi nasional ….” Safety Plan The Capital of Regency) ▪ Travel Time Tinggi
• Local City : ▪ Administratif Rumit
UU No. 23/2007: Perkeretaapian (PKL)
“…sebagai salah satu moda National Railroad
transportasi dalam sistem Master Plan
transportasi nasional ….” National Transportation
Network System :
UU No. 17/2008: Pelayaran Perlu Pemaduan
“…merupakan bagian dari sistem National Port • Land Transportation
(Highways & Terminals, Jaringan Prasarana,
transportasi nasional yang harus Master Plan

Problems of Synchronizing
dikembangkan….” Sinkronisasi Railway & Railway, SDP & Pelayanan, Layanan
pada Simpul :

the Operational Order


Tatanan Fasilitas Wharf)
UU No. 1/2009: Penerbangan
National Airport • Sea Transportation ▪ Tatanan Fasilitas
“…merupakan bagian dari sistem
Master Plan (Seaports & Shipping
transportasi nasional yang….” ▪ Tatanan Operasil
Lines) ▪ Tatanan Fungsi
Problems of • Air Transportation
National Development Planning Synchronizing the ▪ Standardisasi
System (Airport & Airspace/
Facilities Order
(UU 25/2004) Aviation Lines
RPJPN, RPJMN, RAK-K/L
Local government RPJPD, RPJMD, RAK-SKPD Source : Agus Taufik Mulyono (2018)
(UU 32/2014)
Kelancaran Aliran Barang Terhambat Infrastruktur Transportasi
Logistik di sepanjang Koridor Angkutan Barang
Sumber : Pustral UGM (2020) dan MTI (2020)

ORIGIN DESTINATION
production sites
raw material &

consumption
trucking railway trucking

sites
trucking shipping lines trucking

Kendala infrastruktur transportasi Kendala proses transfer barang di SIMPUL angkutan barang
di sisi HINTERLAND:
(stasiun, pelabuhan, bandara):
• Kualitas infrastruktur jalan buruk
• aksesibilitas rendah yang
• Keterbatasan fasilitas bongkar muat barang, pergudangan
didukung rendahnya partisipasi • Pengurusan administrasi barang masih cukup lama.
Pemda
Isu Penyelenggaraan Angkutan Barang
di Indonesia
Biaya angkutan barang di Indonesia USD 34 Peraturan mengenai jembatan timbang
sen/km, lebih tinggi dr rata-rata Asia USD 22 yang semestinya menyangkut kepentingan
sen/km publik selalu diabaikan, ada kesan
pembiaran ODOL
Topografi Indonesia dan rendahnya kualitas
jalan secara signifikan meningkatkan biaya Pemerintah daerah juga menyebabkan
operasional kendaraan untuk sektor terjadinya peningkatan biaya dengan
angkutan barang dengan truk. Angkutan mengeluarkan berbagai perizinan dan
memberlakukan berbagai retribusi
Pemberlakuan retribusi jalan dan
Barang
pembayaran berbagai bentuk perizinan di Indonesia Di negara-negara lain, peraturan tentang
bukan untuk meningkatkan kesejahteraan retribusi dan perizinan yang melanggar
rakyat secara umum hukum telah dilarang, misal di China dan EU

Premanisme memperburuk situasi ini dan


meningkatkan rasa tidak aman terhadap
sektor angkutan barang, Polisi sangat
persuasive?

Sumber: Biaya Transportasi Barang; Angkutan, Regulasi, dan Pungutan Jalan di Indonesia. Asia Foundation, 2008
Permasalahan Kondisi Infrastruktur Transportasi Saat Ini
(Sumber : Agus Taufik Mulyono, 2020)

INFRASTRUKTUR
PERMASALAHAN
TRANSPORTASI
PELABUHAN • Belum memiliki pelabuhan hub internasional, dan rendahnya produktivitas dan
kapasitas Pelabuhan besar yang ada.
• Rendahnya pemaduan prasarana dan pelayanan manajemen kepelabuhanan.
JARINGAN JALAN • Terbatasnya kapasitas jalan nasional (non-tol) pada lintas ekonomi (Trans Jawa &
Sumatera), hanya 10% angkutan barang menggunakan jalan tol antar kota.
• Kondisi teknis kurang laik dan didukung redahnya kedisiplinan pengguna dan
pemanfaat jalan, pembiaran gangguan Rumaja dan Rumija.
• Terbatasnya terminal angkutan barang sbg simpul bongkar-muat barang, terutama di
wilayah padat perkotaan.
JARINGAN • Penggunaan Sepoor sempit (1.067 mm) tidak memberikan capaian kinerja angkutan
PERKERETAAPIAN yang maksimal (daya angkut dan kecepatan terbatas, travel time tinggi)
• Fungsi double track kurang optimal, sementara single track yang ada sudah tua.
• Belum terkoneksinya jaringan rel dengan simpul-simpul distribusi penting antarpulau
(pelabuhan, bandara), sementara terbatasnya fasilitas bongkar muat mekanis pada
stasiun
BANDAR UDARA • Belum optimal pemaduan jaringan prasarana, pelayanan dan layanan bandara
dengan moda lain: KA, pelabuhan
Biaya Logistik masih Terasa Mahal : Lemahnya Transportasi Antarmoda
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2018)

Perbandingan Biaya
Komponen Biaya Logistik
Lapangan Operator
1. Biaya Administrasi Dokumen Pengiriman :
• Bea dan Cukai
• Pajak
• Packing list 10,0% 10,0%
• Asuransi dan Keamanan
2. Biaya Handling dan Inventory :
• Jasa Kapal di pelabuhan (Labuh, Tambat, Pandu dan Tunda)
• Wharfage
• Handling (pemindahan container)
• Bongkar-muat barang
• Penumpukan barang dan pergudangan
• Haulage (pengangkatan kontainer ke kapal)
• Demurrage (keterlambatan bongkar-muat)
• Sewa Container 60,0% 30,0%
• Repair Container
• Jasa Sewa Alat (Forklift, Container Crane, Rubber Tyred Gantry)
3. Biaya Transportasi :
• BBM (produsen → pelabuhan – pelayaran – pelabuhan →
konsumen)
• Kru Kapal dan supir Truk/Kereta api
• Operasional kapal dan Truk/Kereta api
30,0% 60,0%
• Tarif masuk keluar dan pelabuhan (darat dan laut)
Transportasi Membangun Sistem Logistik
Berkarakter Maritim - Kepulauan
Sumber : Pustral UGM (2020) dan MTI (2020)

Bandar Udara

Distribusi Barang Perkotaan


Membangun Infrastruktur Transportasi untuk mendukung
Penurunan Biaya Logistik Nasional
Sumber : Pustral UGM (2020) dan MTI (2020)

+27% decrease 3% Saat ini masih


> 20% GDP
GDP
decrease 4%
+24%
2011 GDP decrease 5%
+20%
2015 GDP
+15%
2020 GDP

Based on National Logistics System Blue Print 2025


Pembangunan Infrastruktur Transportasi
Menstimulasi Aktivitas Perekonomian Wilayah

Kontribusi wilayah (Pulau) terhadap Ekonomi Nasional (%PDB)


Ketersediaan
infrastruktur
transportasi
akan
menstimulir
aktivitas
perekonomian
sehingga
memacu
pertumbuhan
perekonomian
wilayah.
Pulau Jawa saat ini masih menjadi pusat pertumbuhan ekonomi
dalam konstelasi wilayah nasional 44
Layanan Infrastruktur Transportasi Berkualitas dan
Berstandar Sama diharapkan dapat Mengatasi Disparitas
Sumber : Pustral UGM (2020) dan MTI (2020)

the contribution of islands to GDP

Western Indonesia Eastern Indonesia

Jawa versus Non-Jawa


Wilayah Barat Indonesia versus Wilayah Timur Indonesia
Transportasi Meningkatkan Konektivitas
Antarwilayah

▪ Mendorong aktivitas sosial-ekonomi


di pusat-pusat pertumbuhan.
▪ Meningkatkan akses pergerakan
komoditas dari area hinterland
menuju simpul-simpul distribusi
(pelabuhan, terminal, bandara).
▪ Meningkatkan konektivitas wilayah
antara kawasan rural dan kawasan
urban.
▪ Mendukung percepatan mobilitas
global, nasional, regional, lokal

46
Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat

Ketersediaan infrastruktur
transportasi:
• meningkatkan akses pada
ketenagakerjaan dan
produktivitas tenaga kerja
sehingga akan menekan angka
pengangguran.
• meningkatkan nilai konsumsi
masyarakat melalui kemudahan
mengakses barang-barang
kebutuhan dasar (pangan).

47
Meminimalisasi Risiko dalam Distribusi Barang/Logistik
(Quality, Quantity, Time, Cost, Law)

“MANAJEMEN RISIKO”
▪ Risiko mutu di lokasi tujuan Quality ▪ Pengamanan lebar jalur/lajur lalu lintas
▪ Risiko mutu akibat perlambatan Risk ▪ Perbaikan kerusakan jalan/jembatan

▪ Pengaturan jalur distribusi barang


▪ Risiko jumlah di lokasi produksi Quantity
▪ Pengaturan konektivitas jalan
Risk
▪ Risiko pemerataan distribusi ▪ Perbaikan grade (tanjakan/turunan)

▪ Pengamanan lebar jalur/lajur lalu lintas


▪ Risiko keterlambatan distribusi Time
Risk ▪ Perbaikan kerusakan jalan/jembatan
▪ Risiko kerusakan jalan/jembatan
▪ Perbaikan grade (tanjakan/turunan)

▪ Risiko kesalahan tujuan distribusi Cost ▪ Pemastian jalur distribusi barang


▪ Risiko biaya distribusi lapangan Risk ▪ Perbaikan kerusakan jalan/jembatan

▪ Risiko moral hazard mutu Law ▪ Pemastian jalur distribusi barang


▪ Risiko salah prosedur distribusi Risk ▪ Pemasangan perlengkapan jalan
Sumber : Agus Taufik Mulyono (Pustral UGM, 2020) “Sehat, Bersih, Aman, Selamat” 48
Penguat Identitas dan Kedaulatan NKRI
Terminal Barang di wilayah Perbatasan
Indonesia-Malaysia di Entikong
• Bentuk eksistensi NKRI di area
perbatasan/terluar.
• Kalbar (Entikong, Aruk, dan Badau),
Kaltara (Nunukan) berbatasan dengan
Malaysia.
• NTT (Motaain, Motamasin, dan Wini)
berbatasan dengan Timor Leste.
• Papua (Skouw dan Waris) berbatasan
dengan Papua Nugini.
• Penyediaan infrastruktur transportasi
di wilayah pulau-pulau kecil dan terluar
Pelabuhan Tarempa, Anambas selain untuk mendukung mendukung
pengembangan/pertumbuhan wilayah
juga untuk menjaga keutuhan NKRI
(keamanan dan pertahanan negara)
dan menciptakan stabilitas kawasan.
• Pembangunan pelabuhan / dermaga kapal
di Kab Kepulauan Anambas.
49
Peran Infrastruktur Transportasi Multimoda
Mendukung Operasional Logistik Kemanusiaan
selama Masa Pandemi COVID-19

Pemerintah Operator Transportasi & Penyedia Jasa Logistik

Perusahaan Pendonor transportasi Lapangan Penerima Masyarakat


Gudang Manfaat Luas
Masyarakat

transportasi

informasi

Penentu Keberhasilan dalam Logistik Kemanusiaan


▪ kemudahan ▪ akuntabilitas ▪ transparan
▪ kecepatan ▪ visibilitas ▪ kualitas

Sumber : HELP Logistics AG (2017)


Akar Masalah Ketimpangan Produksi Angkutan
Moda Transportasi

51
Modal Share Angkutan Barang/Logistik Indonesia Belum
Mencerminkan Negara Maritim - Kepulauan

Current Modal Share of


Indonesia Freight Transportation
Ketimpangan Jumlah Perjalanan Angkutan Penumpang
pada Tiap Moda
▪ Data moda share nasional :
100% 84,3% jumlah perjalanan
90% penumpang bertumpu di
80%
jaringan jalan.
70%
▪ Data moda share Pulau Jawa :
60%
93,0% jumlah perjalanan
50%
penumpang bertumpu di
jaringan jalan.
40%
▪ Data moda share Pulau
30%
Sumatera : 97,5% jumlah
20%
perjalanan penumpang
10%
bertumpu di jaringan jalan.
0%
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali NT Maluku-Papua Rata-rata ▪ Jumlah perjalanan angkutan
penumpang tertinggi di jaringan
Udara 1,0% 0,5% 4,5% 5,0% 1,5% 43,7% 9,4% jalan, karena :
✓ door to door service
Laut 0,0% 0,0% 0,1% 0,5% 0,6% 28,0% 5,0%
✓ door to node service
KA 1,5% 6,6% 4,0% ✓ node to node service
▪ Selain moda jalan, hanya dapat
Jalan 97,5% 93,0% 95,4% 94,6% 98,0% 27,7% 84,3%
node to node service, dengan
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2018) kondisi terminal antarmoda
yang belum memadai 53
Ketimpangan Jumlah Perjalanan Angkutan Barang
pada Tiap Moda
▪ Data moda share nasional : 75,3%
100%
jumlah perjalanan barang
90%
bertumpu di jaringan jalan.
80% ▪ Data moda share Pulau Jawa :
70% 99,7% jumlah perjalanan barang
60% bertumpu di jaringan jalan.
50% ▪ Data moda share Pulau Sumatera
40% : 95,2% jumlah perjalanan barang
30% bertumpu di jaringan jalan.
20% ▪ Jumlah perjalanan angkutan
10% barang tertinggi di jaringan jalan,
0% karena :
Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Bali NT Maluku-Papua Rata-rata ✓ door to door service
✓ door to node service
Udara 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 1,1% 0,2%
✓ node to node service
Laut 2,7% 0,2% 58,8% 3,6% 0,2% 79,7% 24,2% ▪ Selain moda jalan, hanya dapat
node to node service, dengan
KA 2,1% 0,1% 1,1% kondisi terminal antarmoda
belum memadai.
Jalan 95,2% 99,7% 41,2% 96,4% 99,8% 10,2% 75,3% ▪ Jaringan jalan dapat mengakses
node angkutan udara, laut, KA
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2018)
54
Ketimpangan Produksi Angkutan Tiap Moda Transportasi
Penumpang dan Barang (Studi Kasus di P. Jawa)
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2018)

▪ Data moda share produksi


Produksi Angkutan Produksi Angkutan angkutan barang Pulau Jawa :
Moda Transportasi Barang Penumpang 23,5 Miliar ton.km/tahun (74,7%)
(juta ton.km/tahun) (juta seat.km/tahun) bertumpu di Lintas Utara
(Pantura), berdampak kemacetan
dan kerusakan abadi struktur
JALAN :
perkerasan jalan.
▪ Data moda share produksi
• Lintas Utara (Pantura) 23.517,8 (74,7%) 6.285,6 (64,8%) angkutan penumpang Pulau Jawa
: 6,3 Miliar seat.km/tahun (64,8%)
• Lintas Tengah 4.439,1 (14,1%) 2.066,1 (21,3%) bertumpu di Lintas Utara
(Pantura), berdampak kemacetan
• Lintas Selatan 1.479,8 (4,7%) 632,4 (6,5%) abadi/peningkatan travel time.
▪ Hanya 10% produksi angkutan
KERETA API (KA) 346,3 (1,1%) 628,6 (6,5%) barang dan 20% produksi
angkutan penumpang yang
LAUT 1.637,1 (5,2%) 29,1 (0,3%) pindah/migrasi ke jalan tol
▪ Jalan provinsi belum berfungsi
UDARA 62,9 (0,2%) 67,9 (0,7%) sebagai feeder road antara lintas
utara-lintas tengah-lintas selatan.
55
Ketimpangan Produksi Angkutan BARANG Tiap Moda (P. Jawa)

Ketimpangan Produksi Angkutan Barang di P. Jawa


JALAN
KA LAUT UDARA ▪ Ketimpangan produksi angkutan
Lintas Utara Lintas Tengah Lintas Selatan barang di P. Jawa karena tidak
74,7% 14,1% 4,7% ada keberanian menetapkan
93,5%
1,1% 5,2% 0,2% moda share jumlah perjalanan
angkutan barang.
▪ Dampak ketimpangan produksi
angkutan barang di P. Jawa :
✓ Lintas utara (Pantura) cepat
rusak, investasi sangat tinggi
✓ Lintas selatan lambat
berkembang karena kurang
feeder road antar lintas
✓ Travel time tidak mengalami
penurunan, kecuali digabung
dengan travel time jalan tol
▪ Integrasi jalan provinsi/kab/kota
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2018)
terhadap jalan nasional, dapat
mengurangi beban Lintas Utara
5.000
(Pantura) dan menurunkan
travel time.
Ketimpangan Produksi Angkutan PENUMPANG Tiap Moda (P. Jawa)

Ketimpangan Produksi Angkutan Penumpang di P. Jawa


JALAN
KA LAUT UDARA
▪ Ketimpangan produksi
Lintas Utara Lintas Tengah Lintas Selatan angkutan penumpang di P.
64,8% 21,3% 6,5% Jawa karena tidak ada
92,6%
6,5% 0,3% 0,7%
keberanian menetapkan moda
share jumlah perjalanan
kendaraan angkutan
penumpang.
▪ Dampak ketimpangan produksi
angkutan penumpang P. Jawa :
✓ Lintas utara (Pantura)
macet, travel time tinggi
✓ Lintas selatan lengang,
kurang feeder road antar
lintas.
✓ Travel time tidak menurun,
kecuali digabung dengan
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2018) travel time jalan tol.
▪ Integrasi jalan provinsi/kab/
kota thd jalan nasional,
mengurangi kemacetan Lintas
Utara
ODOL Kompleksitas Problem Teknis
Tanpa Solusi
Tanpa Eksekusi
Capaian Mutu Bangunan Jalan
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2020)
MODA SHARE LOADING TIME
Hanya Wacana Tanpa Solusi
Durabilitas Tidak
Rendah SELAMAT
GANGGUAN EKSTERNAL TERGENANG
Rumaja-Rumija Banjir Spasial Polusi Tidak
Tanpa Eksekusi Lambat Solusi Tinggi SEHAT

Defisiensi Tidak
Akar Masalah Penurunan Mutu Jalan Nasional Tinggi BAHAGIA

KOMPETENSI MANAJERIAL
Pengguna Jasa
Travel Time Tidak
Penyedia Jasa
Tanpa Monev Target Serapan Tinggi SEJAHTERA
INTERNAL
TIDAK PATUH KEGAGALAN
BOK Tidak
Standar Mutu KONSTRUKSI Tinggi DAMAI
Sedikit Sanksi Lambat Eksekusi
TIDAK
KEGAGALAN Konflik Sosial HUMANITARIAN
BANGUNAN
Tinggi
Sulit Eksekusi
“EMPTY BACK LOAD”: Dampak Ketimpangan Kinerja Rantai
Pasok dan Logistik Wilayah Barat dan Timur Indonesia
Sumber : Pustral UGM (2020) dan MTI (2020)

• Ketidakseimbangan perdagangan wilayah


Barat dan wilayah Timur Indonesia.
• Wilayah Timur Indonesia menyumbang
15% - 20% total volume barang.
• Penyebab utama:
✓ Terbatasnya akses di Simpul dan sisi
hinterlandnya
✓ Lokasi pelabuhan sulit diakses
✓ Kurangnya infrastruktur dan fasilitas
bongkar muat barang
• Tol Laut belum mampu mengatasi masalah
ketimpangan kinerja rantai pasok dan
logistic.
• Tol Laut lebih mengedepankan proses
pelayaran antar simpul, tidak diikuti
perbaikan kinerja Simpul beserta
hinterlandnya
Potret Kondisi SDM Penyelenggaraan
Infrastruktur Transportasi

60
TINGKAT PENERAPAN “MORAL-ETIKA DATA”
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2019)

Moral-Etika Data
✓ LUAS-MEMANJANG

Representasi

Kemudahan
Keterbaruan
SDM Infrastruktur

Keandalan
✓ DATA TEKNIS

Kejujuran

Relevansi
Validitas
INFRASTRUKTUR SANGAT

Tipologi
Transportasi BERAGAM DAN KOMPLEKS.

Akses
✓ BELUM ADA BIG DATA
TEKNIS KOMPREHENSIF

Perencanaan-Pemrograman ✓ RENDAHNYA PENERAPAN


MORAL/ETIKA DATA
Perancangan Desain (DED) ✓ MAHALNYA PENGADAAN
DATA
Pelaksanaan & Pengawasan Fisik ✓ BELUM ADA KEBERANIAN
UNGKAPKAN DATA APA
Pengelolaan Fungsi dan Operasi ADANYA
✓ BANYAK SUMBER DATA
Pemeliharaan (Preservasi) TETAPI BELUM PASTI
AKURASINYA
Pengendalian Kinerja (Audit)

= Sangat Terpenuhi = Terpenuhi = Cukup Terpenuhi BIAYA PENGADAAN DATA


MEMANG MAHAL TETAPI
= Kurang Terpenuhi = Tidak Terpenuhi JAUH LEBIH MAHAL JIKA
MEMBANGUN TANPA DATA
TINGKAT KEPATUHAN BERPIKIR DAN BERTINDAK “SIDLACOM”
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2019)

SIDLACOM ✓ AKAR MASALAH


✓ AKURASI DATA

Maintenance
Investigation

Construction
SDM Infrastruktur

acquisition

Operation
✓ EFEKTIVITAS PROYEK

program
Transportasi

Survey

Design

Action
✓ EFISIENSI PROYEK

Land
✓ KEGAGALAN
KONSTRUKSI
Perencanaan-Pemprograman ✓ KEGAGALAN
BANGUNAN
Perancangan Desain (DED) ✓ KOMUNIKASI PROYEK

Pelaksanaan & Pengawasan Fisik ✓ TANGGUNG JAWAB


✓ ANTISIPASI RISIKO
Pengelolaan Fungsi dan Operasi
✓ MANAJEMAN RISIKO
Pemeliharaan (Preservasi) ✓ KESALAHAN PROSEDUR
✓ KETERLAMBATAN
Pengendalian Kinerja (Audit) PROGRES

= Sangat Terpenuhi = Terpenuhi = Cukup Terpenuhi


SIDLACOM MENDIDIK
= Kurang Terpenuhi = Tidak Terpenuhi ANTISIPASI RISIKO LAPANGAN
SECARA SISTEMATIS
KEMANA LULUSAN VOKASI SDM INFRASTRUKTUR DI LAPANGAN

Jenjang Akademik dan Kompetensi ✓ GELAR AKADEMIK :


SDM Infrastruktur Gelar Kompetensi STATUS SOSIAL, BELUM
Diklat/ Kompetensi TENTU MEMILIKI
Transportasi Akademik
Kursus Keahlian
Keterampilan
KOMPETENSI AHLI/
(Formal) (Vokasi)
TERAMPIL
Perencanaan dan Pemprograman ✓ JENJANG TINGKATAN
DIKLAT HANYA SEBAGAI
Perancangan Desain (DED) PELENGKAP KARIR
✓ TINGKATAN AKADEMIK
Pelaksanaan & Pengawasan Fisik JADI UKURAN KARIR
✓ TERJADI MIGRASI
Pengelolaan Fungsi dan Operasi TENAGA VOKASI KE
JENJANG AKADEMIK S1
Pemeliharaan (Preservasi) ✓ KEKURANGAN TENAGA
VOKASI DI LAPANGAN
Pengendalian Kinerja (Audit)
✓ SERTIFIKASI KEAHLIAN
DAN KETRAMPILAN,
= Sangat Terpenuhi = Terpenuhi = Cukup Terpenuhi SYARAT PROCUREMENT
DAN KOMPETISI
= Kurang Terpenuhi = Tidak Terpenuhi
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2019)
Strategi Mempertahankan
Keberlanjutan Pembangunan
Infrastruktur Transportasi Nasional

64
Perumusan Arah Kebijakan Penyelenggaraan
Infrastruktur Transportasi Nasional
Sasaran Penyelenggaraan
Infrastruktur Transportasi

Penyelenggaraan Infrastruktur
Transportasi Nasional

Strategi untuk pertumbuhan dan pembangunan


wilayah/daerah yang seimbang
Infrastruktur transportasi sebagai
STRATEGIS
S (makro)
Strategi untuk memastikan infrastruktur transportasi
sebagai instrumen penting pembangunan
wilayah/daerah
pemicu dan pemacu pertumbuhan
ekonomi wilayah yg berkeadilan

Strategi untuk memastikan dukungan kesiapan


penyedia jasa layanan transportasi

TAKTIS Penyedia jasa layanan yang sehat dan berdaya saing Alokasi sumber daya guna mewujudkan
T (meso) Penetapan standar layanan
jasa dan layanan infrastruktur transportasi
yang handal dan berkelanjutan

Skema penyediaan layanan

O OPERASIONAL
(mikro) Tingkat kualitas layanan
Organisasi dan manajemen di
tingkat operasi dan individu
Dukungan Peran Pemerintah dalam rangka Menjamin
Operasional Infrastruktur Transportasi

PERAN PEMERINTAH

Peningkatan bantuan
sosial pemerintah
Peningkatan
Stimulus belanja
kerjasama pemerintah
infrastruktur
– Badan Usaha
Penyedia layanan Peningkatan
Jaminan
saat tidak ada pengadaan dan
pendapatan
demand Penyerapan tenaga Sharing implementasi proyek
kerja & modal resiko

Sasaran:
Ketahanan sosial masyarakat Penyerapan tenaga
Pengurangan PHK
kerja dan modal

Sumber: Diadaptasi dari DLA Piper, 2020

66
Infrastruktur Transportasi sebagai Aset
(Barang Milik Negara / Daerah)
Dasar Hukum:
UU No 1/2004: Perbendaharaan Negara
PP No 27/2014: Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah

PENGELOLAAN ASET
Perencanaan kebutuhan dan anggaran STRATEGI
Pengadaan Kerja Sama pemanfaatan aset
Penggunaan (negara/daerah) dengan Pihak Lain
INFRASTRUKTUR dalam rangka:
Pemanfaatan • Optimalisasi daya guna dan hasil guna
TRANSPORTASI
Pengamanan dan pemeliharaan • Meningkatkan penerimaan/
pendapatan
Penilaian

Pemusnahan

Penghapusan Tujuan:
Penatausahaan • Mempertahankan keberlanjutan aset
yang ada, dan/atau
Pembinaan, pengawasan, pengendalian • Penambahan aset (baru)
67
Pendekatan “Triple Helix” dalam Penyelenggaraan
Infrastruktur Transportasi Nasional
merumuskan dan menetapkan roadmap/
arah kebijakan penyelenggaraan
infrastruktur transportasi nasional sebagai
panduan implementatif dan operasional
bagi seluruh stakeholders terkait
PEMERINTAH

menyediakan melakukan riset di


layanan dan jasa bidang infrastruktur
transportasi yang transportasi dlm
berkualitas sesuai rangka mendukung
arah kebijakan DUNIA USAHA/ tujuan pembangunan
pemerintah dengan INDUSTRI/ PERGURUAN wilayah/daerah dan
dukungan SDM yg BISNIS/ TINGGI pengembangan bisnis
kompeten SWASTA transportasi

Kata kunci: koordinasi, kolaborasi, sinergi 68


Tantangan: Bagaimana Dukungan Infrastruktur Transportasi
dalam Merespon Perubahan Pola Permintaan Pasca Pandemi?

PERUBAHAN POLA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

Dukungan Kerja
infrastuktur: dari rumah
• infrastruktur (WFH)
pergerakan
Ketahanan
barang, Perubahan Ketahanan
Perubahan pola pangan
• infrastruktur Reduksi perilaku:
pergerakan perdagangan
antisipasi Infrastruktur
perjalanan - Patuh protokol
komuter, pasca pangan
kesehatan pasca pandemi
• infrastruktur pandemi
penerbangan, - Pembatasan
mobilitas Daya tahan
• penyediaan
kesehatan Infrastruktur
ruang kantor, Penghantaran
• tiketing, kesehatan
ke rumah
• retail, Eisiensi Keman-
• hiburan, rantai dirian
• pariwisata, Hiburan/ pasok nasional
• dll... rekreasi
di rumah
Infrastruktur Infrastruktur
perdagangan keamanan
Sumber : Agus Taufik Mulyono, dkk (Pustral UGM, 2020)
69
Infrastruktur Transportasi
Humanistis..???
HEALTH
“having concern for or helping to improve the welfare
and happiness of people...”
HAPPINESS
“to have human values and an understanding of all
human situations that we share, regardless of race,
ethnicity, religion and social status...”
WELFARE
“efforts to improve the standard of living of a person and
/ or society to create a better living environment ...”
PEACE
“to protect life and health and ensure respect for human
beings....”

SAFETY
Penerapan Infrastruktur Transportasi Humanitarian
Sumber : Agus Taufik Mulyono (2020)
humanistis
Penyelenggaraan infrastruktur transportasi mampu memaafkan
KESELAMATAN kesalahan pengguna untuk memberikan jaminan keselamatan
jiwa, raga, dan harta/atribut pengguna

Penyelenggaraan infrastruktur transportasi harus mampu menjamin


KESEHATAN kesehatan prima jiwa/mental, raga, pikiran waras, lingkungan
bersih bagi pengguna

Penyelenggaraan infrastruktur transportasi mampu memberikan


KEBAHAGIAAN
kenyamanan, gembira, keterjangkauan biaya operasional
pengguna

KESEJAHTERAAN Penyelenggaraan infrastruktur transportasi harus mampu memberikan


peningkatan produktivitas ekonomi dan konektivitas bagi pengguna

Penyelenggaraan infrastruktur transportasi harus mampu menjamin


KEDAMAIAN keamanan bagi pengguna dan hartanya, serta kepastian hukum
penanganan kriminalitas/ketidakpatuhan pengguna
OUT OF THE BOX bagi Insan Sumber : Agus Taufik Mulyono (2020)
Infrastruktur : Mengedepankan Rekayasa
Nilai Manusia dan Kemanusiaan Teknologi
untuk Produktivitas Ekonomi Selamat,
Optimalisasi
yang Lebih Baik dalam Nyaman,
Biaya
Penyelenggaraan Infrastruktur. Aman,
Konstruksi
Bahagia
dan OM

KESEIMBANGAN NILAI
PRODUKTIVITAS Kompetensi
Proyeksi
MANUSIA/ Pola
KEMANUSIAAN Sehat, Bersih
KEMANUSIAAN
EKONOMI Keahlian dan
DANPenyediaan
PRODUKTIVITAS
EKONOMI DALAM
Lingkungan
LEBIH BAIK
dan Hijau
LEBIH BAIK Ketrampilan Infrastruktur
PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR

Kepastian Keadilan
Travel Time Akses dan
dan Benefit Keterjangkauan
Biaya
Data
Kebijakan
Regulasi

business and economy recovery minimizing saving human life


contradiction
KOMPONEN JALAN “CONTOH PENERAPAN MENUJU BANGUNAN JALAN HUMANISTIS”

geometrik jalan humanitarian


▪ Defisiensi ▪ Jumlah tabrakan
SELAMAT ▪ Hazard/Gangguan ▪ Tingkat fatalitas
▪ Kegagalan
perkerasan jalan ▪ Ramah difabilitas

▪ Kesehatan fisik ▪ Fungsi indra


bangunan pelengkap SEHAT ▪ Kesehatan mental
▪ Lingkungan bersih
▪ Tk. konsentrasi
▪ Tingkat polusi

ruang bagian jalan ▪ Kelancaran ▪ Tk. keterlambatan


BAHAGIA ▪ Ketertiban ▪ Tk. pelanggaran
▪ Kenyamanan ▪ Tk. gangguan
perlengkapan jalan ▪ Terjangkau ▪ Biaya transport

▪ Produktivitas ▪ Supplai produk


SEJAHTERA
preservasi jalan ▪ Konektivitas ▪ Travel time

▪ Rasa aman
manajemen dan ▪ Tk. konflik sosial
DAMAI ▪ Rasa patuh
▪ Tk. kepatuhan
rekayasa lalu lintas ▪ Kepastian
hukum ▪ Tk. kriminalitas

dok. administrasi jalan Source : Agus Taufik Mulyono (2020)


Integritas SDM Diperlukan dalam Mendukung Keberlanjutan Infrastruktur Transportasi
SISTEM SELEKSI PROSES BINA KARIR KELUARAN MANFAAT
Professional Value Kepercayaan Indonesia
Komitmen
Publik Maju
Antisipasi Risiko/Hukum
Akademik Daya Saing
Kepuasan Publik
Standard Minded Global

Psikologis Personal Value : humanitarian


✓ Discipline
✓ Vision Selamat
✓ Passion INTEGRITAS
Obyektif ✓ Conscience
ETIKA Sehat
Kecerdasan Spiritual :
Prosedural ✓ Hakekat Beragama
✓ Hakekat Ber-Pancasila MORAL Bahagia

Beragam Kecerdasan Emosional


BUDAYA Sejahtera
Kecerdasan Pola Berpikir
Terbuka KEBIASAAN Damai
Kesehatan Jasmani (Fisik)

Sumber : Agus Taufik Mulyono (2020)


Terima kasih

75

Anda mungkin juga menyukai