Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PASAR DAN INOVASI TERHADAP

KEUNGGULAN BERSAING DALAM RANGKA MENINGKATKAN


KINERJA BISNIS
(Studi Empiris Pada Industri Pakaian Jadi Skala Kecil dan Menengah di Kabupaten Kudus)

Frenky Andiyanto
Miyasto, Syuhada Sufian
Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh orientasi pasar dan inovasi terhadap
keunggulan bersaing dan kinerja bisnis pada industri pakaian jadi skala kecil menengah di Kabupaten
Kudus.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SEM (Structural Equation
Modeling), diolah menggunakan software AMOS 22. Sampel diambil dari pemilik atau pengelola
Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak dibidang pakaian jadi di Kabupaten Kudus, dengan
jumlah 122 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara.
Hasil yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi pasar dan inovasi
berpengaruh signifikan positif terhadap keunggulan bersaing dalam rangka meningkatkan kinerja
bisnis. Variabel inovasi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja bisnis dengan
mediasi keunggulan bersaing, kemudian disusul variabel orientasi pasar. Setiap UKM disarankan untuk
mempunyai keunggulan bersaing yang dapat diwujudkan dengan cara melakukan pengembangan
produk baru, proses baru dan pengembangan di bidang pemasaran agar mendapatkan kinerja bisnis
yang baik. Selain itu juga perlu didukung dengan mengumpulan informasi mengenai kebutuhan pasar,
mengutamakan kepuasan pelanggan dan mencari informasi mengenai strategi yang dilakukan pesaing.

Kata kunci: Orientasi Pasar, Inovasi, Keunggulan Bersaing, Kinerja Bisnis

1. PENDAHULUAN melakukan perbaikan berkelanjutan baik dari segi


1.1 Latar Belakang Masalah produk maupun pelayanan, yang bertujuan untuk
Usaha Kecil Menengah (UKM) mendorong pertumbuhan pasar dan dapat
mempunyai kontribusi yang penting dalam memenangkan persaingan.
membantu meningkatkan pendapatan negara dari Berdasarkan data BPS, industri pakaian
sektor komoditi ekspor non migas dan dapat jadi skala mikro dan kecil di Indonesia
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. UKM mengalami penurunan kinerja (tahun 2013 –
lebih fleksibel dan dapat membantu pemerintah 2015). Pada tahun 2014 terjadi penurunan nilai
dalam menciptakan lapangan pekerjaan. tambah sekitar 13%, dan pada tahun 2015 terjadi
Perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor penurunan lagi sekitar 5%. Besarnya nilai output
seperti teknologi, menuntut UKM harus bisa juga mengalami penurunan sebesar 16% di tahun
beradaptasi dengan cepat agar tidak ketinggalan 2014, kemudian mengalami penurunan lagi
dengan perusahaan-perusahaan lain. Sebuah sekitar 9% di tahun 2015. Dari hasil wawancara
perusahaan dituntut mempunyai strategi bisnis dengan beberapa pengusaha konveksi di
agar bisa berkembang dan dapat menjaga Kabupaten Kudus, mereka menjelaskan bahwa
eksistensi usahanya karena persaingan semakin pada awal tahun 2017 terjadi penurunan jumlah
ketat. Setiap perusahaan dituntut untuk penjualan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Beberapa pengusaha terpaksa mengurangi jumlah

1
jam kerja karyawannya karena jumlah permintaan Berdasarkan hasil penelitian-penelitian
barang berkurang dibanding tahun sebelumnya. terdahulu, diketahui masih ada perbedaan
Pengusaha lain ada yang menyatakan bahwa pendapat mengenai pengaruh orientasi pasar dan
jumlah aset mereka tidak bertambah, bahkan ada inovasi terhadap keunggulan bersaing dan kinerja
yang cenderung mengalami penurunan. bisnis, diantaranya sebagai berikut:
Kondisi menurunannya profit, nilai 1. Zhou et. al. (2009) menyatakan orientasi
output, jumlah penjualan dan jumlah aset tersebut pelanggan berpengaruh positif terhadap
merupakan sebuah fenomena yang perlu keunggulan inovasi dan keunggulan
ditindaklanjuti agar UKM pakaian jadi masih bisa diferensiasi pasar, tetapi orientasi pesaing
tumbuh dan mempunyai daya saing. UKM tidak mempunyai efek signifikan terhadap
memberikan kontribusi yang luar biasa bagi keunggulan inovasi dan mempunyai pengaruh
perekonomian Indonesia, oleh karena itu perlu signifikan negatif terhadap keunggulan pasar.
diberikan dukungan agar tetap bisa bersaing. Kamya et. al. (2010) menyatakan bahwa ada
Faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan efek interaksi positif dari orientasi pasar
bersaing dalam rangka meningkatkan kinerja dalam hubungan antara manajemen
bisnis diantaranya adalah orientasi pasar dan pengetahuan dan keunggulan bersaing.
inovasi. Sedangkan Afsharghasemi et al. (2013)
Banyak penelitian yang menjelaskan menyatakan bahwa ada hubungan signifikan
bahwa orientasi pasar merupakan faktor kunci positif antara orietasi pasar terhadap
dalam menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaing pada perusahaan
keunggulan bersaing perusahaan. Orientasi pasar manufaktur UKM di Malaysia.
didefinisikan sebagai respon perusahaan dengan 2. Baker dan Sinkula (1999) dalam
kebutuhan dan selera pelanggan (Narver & Slater, penelitiannya menyatakan hubungan langsung
1990). Dalam kondisi kompetisi yang semakin antara orientasi pasar dan kinerja organisasi
ketat dan dinamis, perusahaan dituntut untuk secara statistik tidak signifikan. Dubihlela dan
terus berinovasi terhadap produk maupun layanan Dhurup (2015) menyatakan bahwa ada
mereka, karena jika tidak cepat beradaptasi, maka pengaruh signifikan positif antara orientasi
perusahaan akan tertinggal dan tidak mampu pasar dan kinerja bisnis pada UKM.
bersaing. Inovasi dapat meningkatkan Rodriguez dan Morant (2016) juga
kemampuan perusahaan untuk menghadapi menyatakan ada hubungan positif antara
ketidakpastian seperti yang terjadi saat ini, orientasi pasar dan kinerja perusahan.
diantaranya dengan mencari peluang baru dan 3. Minoja et al. (2010) menyatakan bahwa
memanfaatkan yang sudah ada secara lebih hubungan antara inovasi dan keunggulan
efisien (Matzler, Abfalter, Mooradian, & Bailom, bersaing adalah negatif. Sedangkan Wingwon
2013). Selain itu, inovasi juga merupakan faktor (2012) menyatakan bahwa ada hubungan
kunci dalam menciptakan dan mempertahankan positif antara inovasi dan keunggulan
keunggulan bersaing, yang pada akhirnya akan bersaing. Vazquez et al. (2014) menyatakan
meningkatkan kinerja bisnis. Untuk menjadi ada pengaruh signifikan positif antara inovasi
inovatif perlu membuat struktur perusahaan yang dan keunggulan bersaing. Hal tersebut juga
lebih fleksibel. Berdasarkan fleksibilitas tersebut, didukung oleh Aziz dan Samad (2016) yang
perusahaan lebih mudah untuk beradaptasi menyatakan bahwa inovasi mempunyai
dengan lingkungan bisnis mereka, sehingga pengaruh positif yang kuat terhadap
memungkinkan untuk memanfaatkan peluang keunggulan bersaing.
yang lebih baik dari pesaing mereka (Damanpour 4. Hongming et al. (2007) berpendapat bahwa
& Gopalakrishnan, 2001). inovasi teknis tidak berdampak pada kinerja
organisasi secara langsung. Menurut Lin et al.

2
(2008), inovasi mempunyai pengaruh positif 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan 1.3.1 Tujuan Penelitian
Saunila (2014) menyatakan bahwa hubungan Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
antara inovasi dan kinerja perusahaan adalah 1. Menganalisis pengaruh orientasi pasar
signifikan positif. terhadap keunggulan bersaing
5. Hasil penelitian dari Lakhal (2009) 2. Menganalisis pengaruh orientasi pasar
menyatakan bahwa ada hubungan positif terhadap kinerja bisnis
antara keunggulan bersaing dan kinerja 3. Menganalisis pengaruh inovasi terhadap
perusahaan. Monsur dan Yoshi (2012) keunggulan bersaing
menyatakan ada hubungan signifikan positif 4. Menganalisis pengaruh inovasi terhadap
antara keunggulan bersaing dan kinerja kinerja bisnis
perusahaan. Sedangkan Russell dan Millar 5. Menganalisis pengaruh keunggulan bersaing
(2014) menyatakan bahwa hubungan antara terhadap kinerja bisnis
keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan
adalah signifikan negatif. 1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1.2 Perumusan Masalah 1. Sebagai bahan masukan bagi pelaku UKM
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh yang bergerak dibidang pakaian jadi untuk
dalam meningkatkan keunggulan bersaing dan bisa meningkatkan kinerja bisnisnya melalui
kinerja bisnis diantaranya adalah orientasi pasar keunggulan bersaing, orientasi pasar dan
dan inovasi. Dengan berorientasi pada pasar, inovasi
maka suatu perusahaan dapat mengetahui apa 2. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan
yang dibutuhkan oleh pasar, sehingga dapat pada ilmu manajemen stratejik mengenai
mengatur strategi untuk meningkatkan kepuasan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pelanggan dan dapat segera beradaptasi terhadap keunggulan bersaing dalam rangka
ketatnya persaingan. Suatu perusahaan juga perlu meningkatkan kinerja bisnis
melakukan inovasi dengan membuat terobosan-
terobosan baru, baik dalam pengembangan 2. TELAAH PUSTAKA DAN
produk baru, pengembangan proses baru, PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN
pengembangan bidang pemasaran, maupun 2.1 Resource Based View (RBV) dan Market
pengembangan sistem manajemennya. Based View (MBV)
Berdasarkan rumusan permasalahan
Perusahaan dalam merumuskan suatu
tersebut, maka dapat diajukan pertanyaan
strategi akan mempertimbangkan apakah lebih
penelitian sebagai berikut:
mementingkan sumber daya yang dimiliki atau
1. Apakah orientasi pasar berpengaruh terhadap
melihat dulu situasi dan kondisi persaingan yang
keunggulan bersaing?
ada di luar. Ada dua sudut pandang yang biasa
2. Apakah orientasi pasar berpengaruh terhadap
dipergunakan untuk menentukan strategi
kinerja bisnis?
perusahaan, yaitu sudut pandang yang
3. Apakah inovasi berpengaruh terhadap
mempunyai orientasi pada sumber daya yang
keunggulan bersaing?
dimiliki (Resource Based View) dan sudut
4. Apakah inovasi berpengaruh terhadap kinerja
pandang yang mempunyai orientasi pada kondisi
bisnis?
pasar (Market Based View).
5. Apakah keunggulan bersaing berpengaruh
RBV mempunyai orientasi ke dalam.
terhadap kinerja bisnis?
Perusahaan harus mempunyai keunggulan dalam
hal sumber daya dan bisa mengelola sumber daya
tersebut menjadi kekuatan untuk membentuk

3
keunggulan bersaing. Dari semua sumber daya 2.2 Pengaruh Antar Variabel Penelitian
yang dimiliki, perusahaan diharapkan bisa 2.2.1 Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap
memilih sumber daya kunci potensial untuk Keunggulan Bersaing
mewujudkan keunggulan bersaing. Yang Orientasi pasar merupakan budaya
dimaksud sumber daya kunci adalah: (1) Sumber organisasi yang paling efektif untuk menciptakan
daya akan mempunyai nilai lebih jika dapat nilai lebih kepada pelanggan dan dapat
memberikan dukungan kepada perusahaan dalam meningkatkan kinerja bisnis. Matsuno (2002)
memenuhi kebutuhan pelanggan lebih baik dari mendefinisikan orientasi pasar adalah suatu
kompetitor, (2) Sumber daya yang dimiliki langka proses maupun kegiatan yang berkaitan dengan
atau jumlahnya terbatas, (3) Sumber daya akan pemenuhan kepuasan pelanggan secara terus-
semakin berharga apabila dengan pemanfaatan menerus dengan menilai kebutuhan serta
sumber daya tersebut dapat memberikan keinginan pelanggan. Perusahaan atau organisasi
keuntungan yang lebih bagi perusahaan, (4) yang menerapkan orientasi pasar dapat
Sumber daya akan semakin berharga apabila meningkatkan kinerjanya.
sumber daya tersebut semakin lambat mengalami Perusahaan yang mempunyai orientasi
depresiasi dan akan semakin berharga lagi apabila terhadap pesaing biasanya memiliki strategi
dapat mengalami apresiasi. bagaimana mendapatkan informasi mengenai
Pada pandangan teori MBV, perusahaan pesaing, bagaimana perusahaan memberikan
dalam menentukan strateginya akan respon mengenai aktivitas yang dilakukan
mempertimbangkan kondisi eksternal. pesaing dan bagaimana top management
Perusahaan perlu menganalisis secara struktural mendiskusikan strategi-strategi pesaing. Dengan
terhadap industri yang akan dimasukinya. Konsep orientasi pesaing maka perusahaan akan
teori MBV didasarkan pada konsep yang memahami kemampuan, kekuatan, kelemahan
dikembangkan oleh Porter yaitu competitive force dan strategi yang dilakukan pesaing potensialnya
model. Agar mampu mempunyai keunggulan baik jangka pendek maupun jangka panjang,
bersaing pada lingkungan bisnisnya, maka termasuk teknologi baru yang digunakan untuk
perusahaan perlu memperhatikan lima faktor mempertahankan pelanggannya (Narver dan
pendorong eksternal, antara lain: ancaman Slater, 1990).
pemain baru, persaingan antar perusahaan dalam Bharadwaj (1993) berpendapat bahwa
industri, ancaman produk subsitusi, kekuatan budaya organisasi yang menekankan pada
pemasok dan kekuatan pembeli. Kekuatan pentingnya perhatian terhadap pasar (berorientasi
gabungan dari kelima faktor ini akan menentukan pada pasar) akan meningkatkan keunggulan
keunggulan bersaing perusahaan dalam sebuah bersaing. Hasil penelitian akimova (1999)
industri. membuktikan bahwa orientasi pasar berpengaruh
Menurut Porter, yang perlu diperhatikan positif pada keunggulan bersaing. Suatu
oleh perusahaan pertama kali dalam menyusun perusahaan yang berorientasi pada pasar akan
strategi adalah kelima faktor eksternal yang mempunyai keunggulan dalam hal pengetahuan
sudah dijelaskan di atas. Setelah itu baru terhadap pelanggan. Kelebihan tersebut bisa
dikombinasikan dengan sumber daya internal digunakan sebagai dasar untuk menciptakan
seperti keterampilan, aset, kapabilitas khas yang produk sesuai keinginan dan kebutuhan
dimiliki perusahaan agar terwujud keunggulan pelanggan. Dalam penelitiannya, Kamya et al
bersaing dalam lingkungan bisnisnya. Kombinasi (2010) menjelaskan bahwa ada interaksi positif
dari RBV dan MBV akan semakin memperkuat antara orientasi pasar terhadap keunggulan
strategi yang dilakukan perusahaan dalam bersaing. Afsharghasemi et al. (2013) juga
mewujudkan keunggulan bersaing. membuktikan adanya pengaruh positif antara
orientasi pasar dan keunggulan bersaing pada

4
perusahaan manufaktur skala kecil dan juga berpendapat bahwa antara orientasi pasar
menengah. dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan
Untuk mengukur orientasi pasar ada positif.
beberapa indikator yang dapat digunakan, Mengacu pada kajian teoritis dan empiris
diantaranya adalah orientasi pelanggan, orientasi yang telah dipaparkan, upaya meningkatkan
pesaing dan informasi pasar. Orientasi pelanggan kinerja perusahaan bisa dilakukan dengan
merupakan kemauan perusahaan untuk menggunakan dua cara, yaitu dengan cara
memahami keinginan dan kebutuhan para eksternal maupun internal. Secara eksternal,
pelanggannya. Orientasi pesaing merupakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dapat
kemauan perusahaan untuk selalu mencari menggunakan pendekataan budaya yang market
informasi mengenai strategi yang diterapkan oleh oriented (mempunyai orientasi pada pasar), yaitu
para pesaing. Informasi pasar merupakan usaha bagaimana perusahaan memahami kebutuhan,
yang dilakukan perusahaan untuk mencari keinginan dan permintaan pasar. Untuk
informasi mengenai kondisi pasar. mengoptimalkan kinerja bisnis, cara tersebut jadi
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang suatu kebutuhan untuk dilaksanakan.
dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang
H1: Orientasi pasar berpengaruh positif dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
terhadap keunggulan bersaing H2: Orientasi pasar berpengaruh positif
terhadap kinerja bisnis
2.2.2 Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap
Kinerja Bisnis 2.2.3 Pengaruh Inovasi Terhadap Keunggulan
Orientasi pasar telah terbukti mempunyai Bersaing
hubungan positif terhadap kinerja bisnis. Haris Hurley dan Hult (1998) berpendapat
dan Piercy (1997) dalam penelitiannya bahwa keinovatifan merupakan kecenderungan
menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya dari keterbukaan kepada ide-ide baru sebagai
saing dan kinerja perusahaan dapat dilakukan aspek dari budaya organisasi, yang menghasilkan
dengan mengembangkan budaya organisasi yang kapasitas inovasi yang merupakan kemampuan
difokuskan pada orientasi pasar, yaitu dengan perusahaan untuk mengadopsi atau
memahami kebutuhan, keinginan dan permintaan mengimplementasi ide, proses dan produk baru
pasar. Appiah-Adu dan Satyendra (1999) dengan berhasil. Pada era perkembangan
menemukan hubungan signifikan positif antara pengetahuan, inovasi merupakan sumber utama
orientasi pasar dan kinerja UKM di Inggris. Dari keunggulan bersaing (Daghfous, 2004). Inovasi
hasil penelitiannya, Baker dan Sinkula (1999) dapat mendukung kinerja bisnis jangka panjang
juga menyatakan bahwa orientasi pasar secara (Teece, 2007). Sebuah inovasi yang berhasil bisa
signifikan dapat mempengaruhi kinerja digunakan untuk mempertahankan keunggulan,
perusahaan. karena dapat membuat lingkungan eksternal
Murray et al (2011) juga memperkuat perusahaan lebih sulit meniru strategi yang
hubungan antara orientasi pasar dan kinerja digunakan (Gracia-Morales et al, 2007). Naldi et
perusahaan dengan menyatakan bahwa orientasi al. (2007) dan Droge et al. (2008) berpendapat
pasar mempunyai pengaruh yang signifikan bahwa kecenderungan untuk inovasi mempunyai
terhadap tiga indikator pada kinerja yaitu pengaruh positif terhadap pengembangan produk
financial performance, strategic performance, baru.
dan product performance. Dubihlela dan Dhurup Inovasi akan berpengaruh terhadap
(2015) menyatakan bahwa ada pengaruh keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan
signifikan positif antara orientasi pasar terhadap (Shan Chen et al, 2009). Wingwon (2012)
kinerja perusahaan. Rodriguez dan Morant (2016) berpendapat bahwa ada hubungan positif antara

5
inovasi dan keunggulan bersaing. Vazquez et al. bisa didapatkan apabila perusahaan berhasil
(2014) menyatakan ada pengaruh signifikan membangun, memelihara, dan mengembangkan
positif antara inovasi dan keunggulan bersaing. semua keunggulan khas yang dimiliki perusahaan
Hal tersebut juga didukung oleh Aziz dan Samad sebagai hasil pengoperasian aset stratejik
(2016) yang menyatakan bahwa inovasi perusahaan. Keunggulan bersaing juga
mempunyai pengaruh positif kuat terhadap didapatkan karena perusahaan miliki sumber daya
keunggulan bersaing. dan kompetensi yang potensial. Keunggulan
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang bersaing akan menjadi penting ketika perusahaan
dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: memasuki pasar yang kompetitif, dimana
H3: Inovasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan jangka pendek dan jangka panjang
keunggulan bersaing akan ditentukan oleh kemampuan perusahaan
dalam membangun basis yang kuat bagi
2.2.4 Pengaruh Inovasi Terhadap Kinerja keunggulan berkelanjutan yang lebih baik
Bisnis dibanding para pesaingnya. Keunggulan bersaing
Zahra dan Das (1993) mengemukakan ditingkatkan melalui sumber daya dan
inovasi bisa membantu perusahaan dalam kemampuan yang besifat khas dari perusahaan,
memperjelas keunggulan bersaingnya melalui sehingga diharapkan bisa menuntut kepada pihak
produk yang unik serta menciptakan nilai bagi manajemen untuk mewujudkan kinerja superior
pelanggan. Bila produk baru atau prosesnya dalam pasar dan kinerja finansial.
berbeda dengan produk lain yang telah ada Hasil penelitian Diosdad (2003)
sehingga membuat produk tersebut unik, maka menyatakan bahwa keunggulan bersaing dapat
akan sulit ditiru pesaing. Perusahaan tersebut dilihat dari posisi perusahaan dalam persaingan,
dapat menggunakan produk itu untuk melindungi yaitu dengan melihat kekuatan dan kelemahan
pasar yang telah ada. Menurut Dougerty (1996), perusahaan bila dibandingkan terhadap pesaing-
inovasi terhadap produk adalah suatu cara penting pesaingnya. Keunggulan bersaing berasal dari
bagi perusahaan untuk tetap bisa melakukan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
adaptasi dengan pasar, teknologi, dan persaingan. superioritas keterampilan dan sumber daya yang
Lin (2008) berpendapat bahwa ada didasarkan pada persepsi pelanggan, pencapaian
hubungan positif antara inovasi dan kinerja biaya yang lebih rendah, pangsa pasar dan kinerja
bisnis. Demikian juga penelitian Saunila (2014), profitabilitas. Keunggulan bersaing sebagian
membuktikan bahwa kinerja organisasi dapat besar bisa didapatkan dari sumber daya dan
dipengaruhi oleh aspek kemampuan inovasi, modal. Lakhal (2009) menyatakan bahwa
semakin tinggi kapabilitas inovasi perusahaan keunggulan bersaing mempunyai hubungan
maka semakin besar juga kinerja finansial dan positif terhadap kinerja bisnis. Dari hasil
kinerja operasional perusahaan. penelitiannya, Mansur dan Yoshi (2012)
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang memperkuat pernyataan tersebut, ada hubungan
dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: signifikan positif antara keunggulan bersaing dan
H4: Inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja kinerja bisnis.
bisnis Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang
dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
2.2.5 Pengaruh Keunggulan Bersaing H5: Keunggulan bersaing berpengaruh positif
Terhadap Kinerja Bisnis terhadap kinerja bisnis
Keunggulan bersaing diperkirakan bisa
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
mewujudkan kinerja pasar dan kinerja finansial
yang unggul (Day dan Wensley, 1988). Ferdinand Kinerja bisnis yang baik perlu didukung
(2000) menyatakan bahwa keunggulan bersaing adanya keunggulan bersaing yang kuat dari

6
perusahaan, semakin kuat keunggulan bersaing di Kabupaten Kudus, dengan jumlah populasi
perusahaan maka kinerja bisnis akan semakin 1.304. Sedangkan jumlah sampel yang digunakan
meningkat. Peningkatan keunggulan bersaing adalah 122. Pemilihan sampel dilakukan dengan
perlu didukung adanya orientasi pasar yang kuat teknik snowball sampling. Pengumpulan data
dan inovasi yang mampu mendorong perusahaan dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan
unggul dalam sebuah persaingan untuk cara wawancara langsung terhadap responden
meningkatkan kinerja binis. berdasarkan daftar kuesioner. Skala pengukuran
Berdasarkan uraian teori tersebut, maka yang digunakan adalah skala likert (7 skala).
dapat dikembangkan kerangka pemikiran teoritis Metode analisis data yang digunakan
sebagai berikut: adalah Structural Equation Modelling. Proses
penilaian dan pengujian dilakukan dengan teknik
Gambar 2.1 Maximum Likelihood Estimation. Pada teknik
Kerangka Pemikiran Teoritis analisis ini terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian dimensi-dimensinya menggunakan
confirmatory factor analysis. Model SEM akan
dievaluasi untuk mendapatkan kecocokan model
yang diajukan. Setelah seluruh hasil olah data
diketahui, akan dilakukan pembahasan dan ditarik
suatu kesimpulan berdasarkan hasil analisis
tersebut.

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


4.1 Uji Reliabilitas dan Validitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk
Indikator-indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner masih layak
mengukur variabel laten dalam model penelitian digunakan atau tidak. Kuesioner dikatakan layak
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1. apabila nilai cronbach alpha diatas 0,6. Hasil uji
reliabilitas pada setiap variabel laten atas
Tabel 2.1 Variabel dan Indikator dimensi-dimensi pembentuknya menunjukkan
NAMA VARIABEL INDIKATOR bahwa nilai cronbach alpha semuanya diatas 0,6.
Orientasi Pasar X1 : Orientasi Pelanggan Kondisi ini menunjukkan sebagai suatu ukuran
Sumber : Narver dan X2 : Orientasi Pesaing
Slater (1995) X3 : Informasi Pasar yang reliabel, sehingga kuesioner masih layak
Inovasi X4 : Pengembangan Proses Baru untuk digunakan. Nilai reliabilitas dari hasil
Sumber : Pinzon (2009) X5 : Pengembangan Produk Baru pengolahan ditampilkan pada Tabel 4.1.
dalam Serna et al. (2013) X6 : Pengembangan Pemasaran
Keunggulan Bersaing X7 : Waktu Penyelesaian Order Tabel 4.1 Uji Reliabilitas
Sumber : Clark et al. X8 : Produk Berkualitas Variabel Cronbach Alpha
(1988) dalam Moghli X9 : Produk Unik
(2012) X10 : Harga Bersaing Orientasi Pasar 0,852
Kinerja Bisnis X11 : Pertumbuhan Penjualan Inovasi 0,891
Sumber : Wiklund. J dan X12 : Pertumbuhan Aset
Shephend (2005); Zainol. X13 : Pertumbuhan Laba Keunggulan Bersaing 0,814
F.A dan Ayaduray. S X14 : Pertumbuhan Pelanggan Kinerja Bisnis 0,872
(2011)

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa


3. METODE PENELITIAN
masing-masing variabel laten merupakan hasil
Populasi yang digunakan pada penelitian ekstraksi yang cukup besar dari dimensi-
ini adalah UKM yang memproduksi pakaian jadi

7
dimensinya. Hal ini ditunjukkan dari nilai KMO Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai Chi
masing-masing variabel yang nilainya diatas 0,4 Square = 9,258 lebih kecil dari 15,507 (chi square
(Tabel 4.2). tabel), dengan tingkat signifikansi sebesar 0,321
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
Tabel 4.2 Uji Validitas antara matriks kovarians sampel dengan matriks
Variabel Kaiser Meyer Olkin (KMO) kovarians populasi yang diestimasi, yang berarti
Orientasi Pasar 0.727 model adalah fit. Hasil uji RMSEA, GFI, AGFI,
Inovasi 0.739 TLI dan CFI semua memenuhi cut off value yang
dipersyaratkan, sehingga dapat disimpulkan
Keunggulan Bersaing 0,774
bahwa evaluasi modelnya dinyatakan baik.
Kinerja Bisnis 0,828
Tabel 4.4
4.2 Analisis Structural Equation Modelling Nilai Regression Weight Analisis Faktor Konfirmatori
Variabel Eksogen Orientasi Pasar dan Inovasi Pada
4.2.1 Confirmatory Factor Analysis Free Model
Confirmatory factor analysis merupakan Std
Estimate S.E. C.R. P
Estimate
tahap pengukuran terhadap indikator-indikator
x6 <--- Inovasi .801 1.000
yang membentuk variabel laten dalam model x5 <--- Inovasi .902 1.022 .095 10.809 ***
penelitian. x4 <--- Inovasi .872 1.040 .097 10.733 ***
1. Confirmatory factor analysis variabel x1 <--- Orientasi_Pasar .823 1.000
x2 <--- Orientasi_Pasar .751 .922 .107 8.646 ***
eksogen pada free model x3 <--- Orientasi_Pasar .862 1.174 .126 9.341 ***
Pengujian kemaknaan dari indikator-
indikator yang membentuk variabel orientasi Hasil analisis faktor konfirmatori pada
pasar dan inovasi dianalisis dari nilai variabel orientasi pasar dan inovasi menunjukkan
standardized regression weight pada masing- bahwa seluruh indikator telah memiliki nilai
masing indikator. Jika diperoleh adanya nilai standardized regression weight > 0,5 dengan
pengujian yang sangat signifikan maka hal ini signifikansi < 0,05. Pengukuran variabel orientasi
mengindikasikan bahwa indikator tersebut cukup pasar dan inovasi dilakukan menggunakan enam
baik untuk membentuk variabel orientasi pasar indikator, yaitu tiga indikator untuk variabel
dan inovasi. orientasi pasar dan tiga indikator untuk variabel
Hasil pengujian kelayakan variabel inovasi.
eksogen orientasi pasar dan inovasi pada free
model dapat dilihat pada Tabel 4.3. 2. Confirmatory factor analysis variabel
endogen pada free model
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Kelayakan Variabel Eksogen Orientasi Pengujian kemaknaan dari indikator-
Pasar dan Inovasi Pada Free Model indikator yang membentuk variabel keunggulan
Goodness of Cut-off Hasil Evaluasi bersaing dan kinerja bisnis dianalisis dari nilai
Fit Indeks Value Analisis Model standardized regression weight pada masing-
Chi–Square Kecil masing indikator. Jika diperoleh adanya nilai
9.258 Baik
(df = 8) (< 15.507)
pengujian yang sangat signifikan maka hal ini
Probability  0.05 0.321 Baik
RMSEA  0.08 0.036 Baik
mengindikasikan bahwa indikator tersebut cukup
GFI  0.90 0.976 Baik baik untuk membentuk keunggulan bersaing dan
AGFI  0.90 0.937 Baik kinerja bisnis.
TLI  0.95 0.994 Baik Hasil pengujian kelayakan variabel
CFI  0.95 0.997 Baik endogen keunggulan bersaing dan kinerja bisnis
pada free model disajikan pada Tabel 4.5.

8
Tabel 4.5 bersaing dan empat indikator untuk variabel
Hasil Pengujian Kelayakan Variabel Endogen kinerja bisnis.
Keunggulan Bersaing dan Kinerja Bisnis Pada Free
Model
Hasil 4.2.2 Analisis SEM full model
Goodness of Cut-off Evaluasi
Analis Sesudah menganalisis tingkat
Fit Indeks Value Model
is unidimensionalitas dari indikator-indikator
Chi–Square Kecil pembentuk variabel laten yang diuji
22.017 Baik
(df = 19) (< 30.143)
menggunakan confirmatory factor analysis,
Probability  0.05 0.283 Baik
RMSEA  0.08 0.036 Baik langkah berikutnya yaitu melakukan analisis
GFI  0.90 0.956 Baik SEM secara full model, yaitu dengan melakukan
AGFI  0.90 0.917 Baik uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil olah data
TLI  0.95 0.989 Baik analisis full model SEM dapat dilihat pada
CFI  0.95 0.992 Baik Gambar 4.1, Tabel 4.7, dan Tabel 4.8.

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Chi Gambar 4.1


Square = 22,017 lebih kecil dari 30,143 (chi Hasil Pengujian Structural Equation Model (SEM)
square tabel), dengan tingkat signifikansi sebesar
0,283 menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan antara matriks kovarians sampel
dengan matriks kovarians populasi yang
diestimasi, yang berarti model adalah fit. Hasil uji
RMSEA, GFI, AGFI, TLI dan CFI semua
memenuhi cut off value yang dipersyaratkan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi
modelnya dinyatakan baik.

Tabel 4.6
Nilai Regression Weight Analisis Faktor Konfirmatori
Variabel Endogen Keunggulan Bersaing dan Kinerja
Bisnis Pada Free Model
Std
Estimate S.E. C.R. P
Estimate
x11 <--- Kinerja_Bisnis .819 1.000
x12 <--- Kinerja_Bisnis .756 .929 .105 8.856 ***
x13 <--- Kinerja_Bisnis .798 1.031 .110 9.419 ***
x14 <--- Kinerja_Bisnis .809 1.134 .121 9.348 ***
x10 <--- Keunggulan_Bersaing .773 1.000
x9 <--- Keunggulan_Bersaing .723 .868 .126 6.899 ***
x8 <--- Keunggulan_Bersaing .695 .899 .132 6.837 *** Dari Gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa
x7 <--- Keunggulan_Bersaing .706 .862 .120 7.190 ***
orientasi pasar mampu meningkatkan keunggulan
bersaing dengan nilai beta standar 0,18. Orientasi
Hasil analisis faktor konfirmatori pada pasar dapat meningkatkan kinerja bisnis dengan
variabel keunggulan bersaing dan kinerja bisnis nilai beta standar 0,25. Inovasi dapat
menunjukkan bahwa seluruh indikator telah meningkatkan keunggulan bersaing dengan nilai
memiliki nilai standardized regression weight > beta standar 0,37. Inovasi dapat meningkatkan
0,5 dengan signifikansi < 0,05. Pengukuran kinerja bisnis dengan nilai beta standar 0,28,
variabel keunggulan bersaing dan kinerja bisnis sedangkan keunggulan bersaing dapat
dilakukan menggunakan delapan indikator, yaitu meningkatkan kinerja bisnis dengan nilai beta
empat indikator untuk variabel keunggulan standar sebesar 0,20.

9
Indikator informasi pasar merupakan probability-nya adalah 0,219 (memenuhi cut off
indikator yang paling dominan dalam value ≥0,05), sehingga dapat dinyatakan bahwa
menjelaskan orientasi pasar sebesar 0,86. Hal ini model bisa diterima kelayakannya. Nilai GFI
berarti indikator informasi pasar mampu sebesar 0,913 dan nilai AGFI sebesar 0,872
meningkatkan orientasi pasar sebesar 0,86 dengan memperlihatkan bahwa model layak diterima.
tingkat error sebesar 0,74. Nilai error tersebut Nilai TLI dan CFI menunjukan ada tidaknya
menunjukkan nilai error yang rendah, sehingga kesalahan dalam garis hubungan variabel.
error yang mengganggu indikator informasi pasar Nilainya baik, yaitu masing-masing sebesar 0,986
tidak mempengaruhi model. dan 0,989 (memenuhi cut off value ≥0,95).
Indikator pengembangan produk baru Tabel 4.7
merupakan indikator yang paling dominan dalam Hasil Pengujian Kelayakan Model
Structural Equation Model (SEM)
menjelaskan inovasi sebesar 0,90, artinya Goodness of Cut-off Hasil Evaluasi
indikator pengembangan produk baru mampu Fit Indeks Value Analisis Model
meningkatkan inovasi sebesar 0,90 dengan Kecil
tingkat error sebesar 0,82. Nilai error yang Chi–Square 79,950 Baik
(< 176.956)
ditunjukkan rendah, sehingga error yang Probability  0.05 0,219 Baik
mengganggu indikator pengembangan produk RMSEA  0.08 0,032 Baik
baru tidak mempengaruhi model. GFI  0.90 0,913 Baik
Indikator harga bersaing merupakan AGFI  0.90 0,872 Marginal
indikator yang paling dominan mempengaruhi TLI  0.95 0,986 Baik
keunggulan bersaing sebesar 0,78, artinya CFI  0.95 0,989 Baik
indikator harga bersaing mampu meningkatkan Uji statistik hasil olah data menggunakan
keunggulan bersaing sebesar 0,78 dengan tingkat SEM dilakukan dengan memperhatikan tingkat
error sebesar 0,37. Nilai error yang ditunjukkan signifikansi hubungan antar variabel yang dapat
rendah, sehingga error yang mengganggu dilihat dari nilai Probability (p) dan Critical Ratio
indikator harga bersaing tidak mempengaruhi (C.R.) masing-masing hubungan antar variabel.
model. Proses uji statistiknya ditampilkan pada Tabel
Indikator pertumbuhan penjualan 4.8.
merupakan indikator yang paling dominan Tabel 4.8
mempengaruhi kinerja bisnis sebesar 0,83, artinya Standardized Regression Weight
Estimate
indikator pertumbuhan penjualan mampu
Keunggulan_Bersaing <--- Inovasi .372
meningkatkan kinerja bisnis sebesar 0,83 dengan Keunggulan_Bersaing <--- Orientasi_Pasar .182
tingkat error 0,69. Nilai error yang ditunjukkan Kinerja_Bisnis <--- Orientasi_Pasar .247
rendah, sehingga error yang mengganggu Kinerja_Bisnis <--- Inovasi .279
indikator pertumbuhan penjualan tidak Kinerja_Bisnis <--- Keunggulan_Bersaing .197
x11 <--- Kinerja_Bisnis .829
mempengaruhi model.
x12 <--- Kinerja_Bisnis .748
Hasil pengujian terhadap hipotesis model x13 <--- Kinerja_Bisnis .793
memperlihatkan bahwa model tersebut sesuai atau x14 <--- Kinerja_Bisnis .809
fit terhadap data yang dipakai pada penelitian. x6 <--- Inovasi .796
Hasil uji kelayakan model ditunjukkan pada x5 <--- Inovasi .903
x4 <--- Inovasi .875
Tabel 4.7. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa x1 <--- Orientasi_Pasar .816
nilai chi-square 79,950 dimana nilainya lebih x2 <--- Orientasi_Pasar .762
kecil dari 176.956 (chi-square tabel). Kondisi x3 <--- Orientasi_Pasar .859
tersebut menunjukkan bahwa kelayakan model x10 <--- Keunggulan_Bersaing .776
SEM dinyatakan baik dan layak dilakukan x9 <--- Keunggulan_Bersaing .713
x8 <--- Keunggulan_Bersaing .717
pengujian terhadap variabel yang dipakai. Nilai x7 <--- Keunggulan_Bersaing .686

10
Dari Tabel 4.8 bisa disusun persamaan Tabel 4.11
unstandardized dan persamaan standardized. Pengaruh Total
Orientasi Keunggulan Kinerja
Persamaan unstandardized dapat dirumuskan Inovasi
Pasar Bersaing Bisnis
sebagai berikut: Keunggulan
.372 .182 .000 .000
Kinerja bisnis = 0,221 orientasi pasar + 0,245 Bersaing
Kinerja Bisnis .353 .283 .197 .000
inovasi + 0,180 keunggulan bersaing
Persamaan standardized dapat dirumuskan
sebagai berikut: Pengaruh langsung orientasi pasar
Kinerja bisnis = 0,247 orientasi pasar + 0,279 terhadap kinerja bisnis nilainya 0,247 sedangkan
inovasi + 0,197 keunggulan bersaing pengaruh tidak langsung nilainya 0,036. Pengaruh
langsung inovasi terhadap kinerja bisnis nilainya
4.3 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung 0,279 sedangkan pengaruh tidak langsung
nilainya 0,073. Dari hasil perhitungan pengaruh
Analisis pengaruh perlu dilakukan dengan
langsung dan pengaruh tidak langsung tersebut
tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dapat dilihat bahwa pengaruh langsung
suatu variabel terhadap variabel yang lain baik
mempunyai nilai lebih besar dibandingkan
secara langsung maupun tidak langsung. Hasil
dengan pengaruh tidak langsung. Kondisi ini
interpretasi dari analisis ini mempunyai arti
berarti keunggulan bersaing dapat memediasi
penting dalam melakukan pemilihan strategi yang
orientasi pasar maupun inovasi dalam
tepat. Berdasarkan kajian teoritis dan hasil uji
mempengaruhi kinerja bisnis, walaupun
hipotesis, orientasi pasar dan inovasi mempunyai
pengaruhnya relatif lemah.
efek langsung maupun tidak langsung terhadap
kinerja bisnis. Pengaruh tidak langsung dari
4.4 Pengujian Hipotesis
variabel tersebut adalah dengan melalui
keunggulan bersaing terlebih dahulu, yang Pengujian lima hipotesis dalam penelitian
selanjutnya mempengaruhi kinerja bisnis. Hasil ini didasarkan pada nilai Critical Ratio (C.R.)
pengujian pengaruh langsung bisa dilihat pada suatu hubungan kausalitas dari hasil pengolahan
Tabel 4.9, sedangkan untuk pengaruh tidak SEM. Hasil ujinya dapat dilihat pada tabel 4.12.
langsung bisa dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.12
Regression Weight Structural Equational Model
Tabel 4.9 Estimate S.E. C.R. P
Pengaruh Langsung Keunggulan_Bersaing <--- Inovasi .355 .116 3.059 .002
Inovas Orientasi Keunggulan Kinerja Keunggulan_Bersaing <--- Orientasi_Pasar .177 .086 2.058 .048
i Pasar Bersaing Bisnis Kinerja_Bisnis <--- Orientasi_Pasar .221 .100 2.209 .027
Keunggulan Kinerja_Bisnis <--- Inovasi .245 .102 2.394 .017
.372 .182 .000 .000
Bersaing Kinerja_Bisnis <--- Keunggulan_Bersaing .180 .091 1.978 .049
Kinerja Bisnis .279 .247 .197 .000

4.5 Interpretasi Hasil


Tabel 4.10
Pengaruh Tidak Langsung 4.5.1 Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis 1
Inovasi
Orientasi Keunggulan Kinerja Hasil uji pengaruh orientasi pasar terhadap
Pasar Bersaing Bisnis
Keunggulan
keunggulan bersaing memperlihatkan nilai C.R.
.000 .000 .000 .000 2,058 dan nilai probability 0,048. Nilai tersebut
Bersaing
Kinerja Bisnis .073 .036 .000 .000 sudah memenuhi persyaratan untuk menerima
H1, yaitu nilai C.R. > 1,96 dan nilai probability <
Hasil uji terhadap pengaruh total bisa 0,05. Hipotesis 1 terbukti, yaitu orientasi pasar
dilihat pada Tabel 4.11. mempunyai pengaruh positif terhadap keunggulan
bersaing. Kondisi ini memperlihatkan bahwa agar
mempunyai keunggulan bersaing, maka pelaku

11
UKM perlu mencari informasi pasar sebanyak- sudah memenuhi persyaratan untuk menerima
banyaknya untuk mengetahui hal-hal apa saja H3, yaitu nilai C.R. > 1,96 dan nilai probability <
yang diperlukan konsumen dan yang menjadi 0,05. Hipotesis 3 terbukti, yaitu inovasi
kebutuhan pasar saat ini. Keinginan konsumen berpengaruh positif terhadap keunggulan
biasanya selalu berubah mengikuti tren yang bersaing. Selera konsumen di bidang pakaian jadi
menjadi selera pasar. Selain itu juga perlu sangat dinamis dan selalu berubah dari waktu ke
menggali informasi mengenai strategi yang waktu. Dengan demikian UKM harus bisa
dilakukan pesaing agar bisa memprediksi dan beradaptasi terhadap kondisi tersebut dengan
mengantisipasi kondisi-kondisi yang mungkin selalu menciptakan desain-desain baru sesuai
terjadi di pasar. Dengan mempunyai banyak selera konsumen saat ini. Pengembangan terhadap
informasi mengenai kondisi pasar, kebutuhan proses yang sudah ada juga perlu dilakukan untuk
pelanggan dan strategi yang dilakukan pesaing, meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Dengan
maka para pelaku UKM dapat merencanakan proses yang lebih efisien maka akan dapat
suatu strategi yang tepat sasaran sehingga menghemat biaya yang dikeluarkan dan dapat
otomatis akan mempunyai keunggulan bersaing menurunkan harga jual, sehingga harga yang
yang lebih tinggi. diberikan ke konsumen menjadi lebih kompetitif.
Selain itu untuk meningkatkan keunggulan
4.5.2 Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis 2 bersaing, juga diperlukan pengembangan terhadap
Hasil uji pengaruh orientasi pasar terhadap sistem pemasaran yang ada. Dengan sistem
kinerja bisnis memperlihatkan nilai C.R. 2,209 pemasaran yang efektif maka konsumen akan
dan nilai probability 0,027. Nilai tersebut sudah lebih mudah mendapatkan barang yang
memenuhi persyaratan untuk menerima H2, yaitu dibutuhkan. Dengan melakukan inovasi di
nilai C.R. > 1,96 dan nilai probability < 0,05. berbagai bidang diantaranya adalah
Hipotesis 2 terbukti, yaitu orientasi pasar pengembangan produk baru, pengembangan
mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja proses baru dan pengembangan di bidang
bisnis. Kondisi ini memperlihatkan bahwa agar pemasaran, maka UKM akan mempunyai
mempunyai kinerja bisnis yang baik, maka pelaku keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibanding
UKM perlu memperhatikan orientasi pasar. Di para pesaingnya.
jaman modern seperti saat ini, informasi lebih
mudah didapat. Konsumen juga mudah 4.5.4 Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis 4
mendapatkan informasi mengenai barang yang Hasil uji pengaruh inovasi terhadap
mereka inginkan, baik dari segi harga, desain kinerja bisnis memperlihatkan nilai C.R. 2,394
maupun kualitas produk. Konsumen relatif dan nilai probability 0,017. Nilai tersebut sudah
mempunyai banyak pilihan untuk memutuskan memenuhi persyaratan untuk menerima H4, yaitu
dimana mereka akan membeli. Oleh karena itu, nilai C.R. > 1,96 dan nilai probability < 0,05.
para pelaku UKM perlu melakukan pendekatan Hipotesis 4 terbukti, yaitu inovasi berpengaruh
kepada konsumennya, terkait hal-hal apa saja positif terhadap kinerja bisnis. Dengan kondisi
yang diperlukan, serta perlu memberikan selera pasar yang selalu berubah dari waktu ke
kepuasan terhadap pelanggan agar pelanggan waktu, maka UKM perlu beradaptasi dengan
menjadi loyal dan selalu melakukan repeat order selalu menciptakan desain-desain baru sesuai tren
sehingga volume penjualan meningkat. yang terjadi di pasar, sehingga kondisi tersebut
akan membantu mendongkrak jumlah penjualan.
4.5.3 Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis 3 Pengembangan terhadap proses perlu dilakukan
Hasil uji pengaruh inovasi terhadap agar mendapatkan proses yang lebih efisien,
keunggulan bersaing memperlihatkan nilai C.R. sehingga biaya dapat ditekan, harga bisa menjadi
3,059 dan nilai probability 0,002. Nilai tersebut lebih kompetitif dan margin keuntungan juga bisa

12
bertambah. Selain itu juga perlu dilakukan membantu mendongkrak jumlah penjualan.
pengembangan terhadap sistem pemasaran yang Pengembangan terhadap proses juga perlu
ada, agar pasar yang dijangkau lebih luas dilakukan untuk mendapatkan proses yang lebih
sehingga mempunyai peluang untuk efisien, sehingga biaya dapat ditekan, harga bisa
meningkatkan jumlah pelanggan dan volume menjadi lebih kompetitif dan margin keuntungan
penjualan. Dengan melakukan inovasi di bisa bertambah. Selain itu juga perlu dilakukan
beberapa bidang tersebut maka kinerja bisnis pengembangan terhadap sistem pemasaran yang
akan meningkat. ada, agar pasar yang dijangkau lebih luas
sehingga mempunyai peluang untuk
4.5.5 Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis 5 meningkatkan jumlah pelanggan dan volume
Hasil uji pengaruh keunggulan bersaing penjualan. Kinerja bisnis diharapkan akan
terhadap kinerja bisnis memperlihatkan nilai C.R. mengalami peningkatan jika perusahaan selalu
1,978 dan nilai probability 0,049. Nilai tersebut melakukan inovasi.
sudah memenuhi persyaratan untuk menerima Kinerja bisnis juga dapat ditingkatkan
H5, yaitu nilai C.R. > 1,96 dan nilai probability < dengan berorientasi pada pasar. Di jaman modern
0,05. Hipotesis 5 terbukti, yaitu keunggulan seperti saat ini, teknologi informasi semakin
bersaing berpengaruh positif terhadap kinerja berkembang sehingga informasi lebih mudah
bisnis. UKM yang berorientasi pada pasar dan didapat. Konsumen mudah mendapatkan
melakukan inovasi akan mempunyai keunggulan informasi mengenai barang yang mereka
bersaing. Keunggulan bersaing yang dimiliki inginkan, baik dari segi harga, desain maupun
antara lain waktu penyelesaian order yang cepat, kualitas produk. Konsumen relatif mempunyai
produk berkualitas, produk unik dan harga banyak pilihan untuk memutuskan dimana
bersaing. Dengan beberapa keunggulan tersebut mereka akan membeli produk tersebut. Oleh
maka akan membantu dalam meningkatkan karena itu, para pelaku UKM perlu mencari
volume penjualan, besarnya keuntungan yang informasi pasar sebanyak-banyaknya untuk
didapat, jumlah pelanggan dan jumlah aset yang mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan
dimiliki. konsumen dan yang menjadi kebutuhan pasar saat
ini, sehingga informasi tersebut dapat digunakan
4.6 Pembahasan untuk menyusun strategi dalam memberikan
Kinerja bisnis dapat dipengaruhi oleh kepuasan terhadap pelanggan. Selain itu juga
beberapa variabel, diantaranya adalah inovasi, perlu menggali informasi mengenai strategi yang
orientasi pasar dan keunggulan bersaing. Inovasi dilakukan pesaing agar bisa memprediksi dan
mempunyai pengaruh paling besar terhadap mengantisipasi berbagai ancaman yang mungkin
kinerja bisnis, kemudian disusul orientasi pasar, terjadi di pasar. Dengan mempunyai banyak
dan keunggulan bersaing. Perusahaan disarankan informasi mengenai kondisi pasar, kebutuhan
melakukan inovasi agar kinerja bisnisnya pelanggan dan strategi yang dilakukan pesaing,
meningkat. Selain itu, perusahaan juga perlu maka para pelaku UKM dapat merencanakan
berorientasi pada pasar. suatu strategi yang tepat sasaran dan dapat
Selera konsumen di bidang pakaian jadi berimbas terhadap meningkatnya kinerja bisnis.
sangat dinamis dan selalu berubah dari waktu ke Cara lain untuk meningkatkan kinerja
waktu. Perusahaan harus bisa beradaptasi bisnis yaitu dengan menciptakan keunggulan
terhadap kondisi tersebut dengan selalu bersaing perusahaan. UKM yang berorientasi
melakukan inovasi di berbagai bidang, pada pasar dan melakukan inovasi akan
diantaranya adalah dengan menciptakan desain- mempunyai keunggulan bersaing yang lebih
desain baru sesuai tren pasar dan selera konsumen tinggi. Keunggulan bersaing yang dimiliki antara
saat ini. Kondisi tersebut diharapkan dapat lain waktu penyelesaian order yang cepat, produk

13
berkualitas, produk unik dan harga bersaing. software AMOS 22 berdasarkan data kuesioner
Dengan beberapa keunggulan tersebut maka yang diterima dari 122 pemilik atau pengelola
perusahaan akan mempunyai daya saing yang UKM pakaian jadi di Kabupaten Kudus. Indeks
lebih tinggi dalam meningkatkan kinerja bisnis. goodness of fit dari hasil analisis SEM full model
Sebagian besar UKM pakaian jadi di dapat ditunjukkan sebagai berikut: Chi
Kabupaten Kudus menjual produknya dalam Square=79,950; derajad bebas=71;
jumlah yang banyak ke grosir-grosir pakaian di Probability=0,219; GFI=0,913; AGFI=0,872;
berbagai pasar seperti pasar kliwon, pasar klewer, TLI=0,986; CFI=0,989; RMSEA=0,032. Nilai-
dan lain-lain. Barang yang diproduksi mengikuti nilai tersebut memperlihatkan bahwa model yang
tren saat itu dengan kualitas dan desain-desain dikembangkan memenuhi persyaratan dan bisa
yang relatif sama dengan para pesaing. Kondisi diterima. Sudah dilakukan pengujian terhadap
pembelinya sensitif terhadap harga. Makna hipotesis kausalitas menggunakan uji Critical
strategis yang diberikan adalah untuk bisa Ratio. Hasil uji memperlihatkan bahwa semua
mempunyai keunggulan bersaing dan kinerja koefisien regresi adalah signifikan berbeda dari
bisnis yang baik maka para pelaku UKM pakaian nol, dengan demikian hipotesis bisa diterima.
jadi di Kabupaten Kudus perlu melakukan strategi Tujuan penelitian ini adalah mencari
kepemimpinan biaya rendah (cost leadership). jawaban terhadap masalah penelitian yang
Harga yang kompetitif bisa didapatkan dengan diajukan, yaitu: “bagaimana meningkatkan
memastikan total biaya di semua rantai nilainya kinerja bisnis”. Berdasarkan hasil penelitian ini,
lebih rendah dari total biaya pesaing. Caranya ada empat proses yang dapat digunakan untuk
antara lain dengan mencari pemasok bahan baku meningkatkan kinerja bisnis, yaitu:
kain yang memberikan harga lebih murah, Pertama, kinerja bisnis dapat
mencari terobosan inovasi yang dapat ditingkatkan dengan cara melakukan inovasi di
meningkatkan efisiensi dan dapat menghemat berbagai bidang, diantaranya adalah dengan
biaya. Dengan harga yang lebih murah dibanding melakukan pengembangan produk baru,
pesaing maka pangsa pasar menjadi lebih besar pengembangan proses baru dan pengembangan
dan jumlah penjualan juga akan meningkat. pemasaran. Inovasi yang dilakukan akan
mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja
5. SIMPULAN DAN IMPLIKASI bisnis. Proses pencapaian terhadap kinerja bisnis
KEBIJAKAN dipaparkan pada Gambar 5.1.
5.1. Simpulan
Penelitian ini dilakukan dengan Gambar 5.1
Membangun Kinerja Bisnis 1
pengembangan sebuah model untuk menganalisis
orientasi pasar dan inovasi terhadap keunggulan
bersaing dan kinerja bisnis pada UKM yang
memproduksi pakaian jadi di Kabupaten Kudus.
Observasi dilakukan peneliti terhadap 122 Sumber: Hasil analisis, 2017
pemilik atau pengelola UKM yang memproduksi
pakaian jadi di Kabupaten Kudus serta kajian Kedua, kinerja bisnis dapat ditingkatkan
terhadap research gap, dimana masih timbul dengan berorientasi pada pasar, yaitu dengan cara
masalah mengenai belum jelasnya faktor-faktor mencari informasi pasar sebanyak-banyaknya,
yang menjadi sumber kinerja bisnis pada UKM berorientasi pada pelanggan dan berorientasi pada
pakaian jadi di Kabupaten Kudus. pesaing. Orientasi pasar yang dilakukan akan
Dari hasil telaah pustaka yang berkaitan mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja
dengan kinerja bisnis dapat dikembangkan lima bisnis. Proses pencapaian terhadap kinerja bisnis
hipotesis empiris. Model diuji menggunakan dipaparkan pada Gambar 5.2.

14
Gambar 5.2 indikator ”pertumbuhan penjualan” merupakan
Membangun Kinerja Bisnis 2 indikator yang paling dominan mempengaruhi
kinerja bisnis. Implikasi kebijakan yang bisa
disarankan dari penelitian ini antara lain:
1. Berdasarkan hasil penelitian, para pelaku
UKM pakaian jadi di Kabupaten Kudus perlu
Sumber: Hasil analisis, 2017
terus mempertahankan orientasi pasar. Para
Ketiga, kinerja bisnis dapat ditingkatkan pelaku UKM perlu mencari informasi pasar
dengan cara melakukan inovasi, dimana inovasi sebanyak-banyaknya agar dapat mengetahui
yang dilakukan akan meningkatkan keunggulan kebutuhan pasar. Mereka juga perlu
bersaing perusahaan, dengan keunggulan bersaing mementingkan kepuasan pelanggan agar para
yang dimiliki maka kinerja bisnis akan pelanggan menjadi loyal dan selalu
meningkat. Proses pencapaian terhadap kinerja melakukan repeat order. Selain itu juga perlu
bisnis dipaparkan pada Gambar 5.3. dilakukan inteligensi terhadap pesaing untuk
mengetahui strategi apa yang dilakukan
Gambar 5.3 pesaing sehingga dapat diantisipasi
Membangun Kinerja Bisnis 3 sebelumnya.
2. UKM pakaian jadi di Kabupaten Kudus perlu
mencari terobosan inovasi di berbagai bidang,
diantaranya adalah pengembangan produk
Sumber: Hasil analisis, 2017
baru, pengembangan proses baru dan
pengembangan sistem pemasarannya. Untuk
Keempat, kinerja bisnis dapat menciptakan suatu inovasi yang tepat maka
ditingkatkan dengan cara berorientasi pada pasar, perlu digali informasi sebanyak-banyaknya
dimana orientasi pasar akan meningkatkan mengenai kondisi pasar, misalnya desain
keunggulan bersaing perusahaan, dengan produk yang baru tren, proses yang efisien
keunggulan bersaing yang dimiliki maka kinerja dan sistem pemasaran yang lebih efektif.
bisnis akan meningkat. Proses pencapaian 3. UKM disarankan agar mampu menciptakan
terhadap kinerja bisnis dipaparkan pada Gambar keunggulan bersaing melalui manajemen
5.4. operasional dan manajemen pemasaran yang
Gambar 5.4 sistematis sehingga akan didapatkan proses
Membangun Kinerja Bisnis 4 yang efisien, berbiaya rendah dan dapat
menawarkan harga yang kompetitif.
4. Makna strategis yang diberikan adalah untuk
bisa mempunyai keunggulan bersaing dan
Sumber: Hasil analisis, 2017
kinerja bisnis yang baik maka para pelaku
UKM pakaian jadi di Kabupaten Kudus perlu
5.2 Implikasi Kebijakan melakukan strategi kepemimpinan biaya
rendah (cost leadership). Harga yang
Indikator ”informasi pasar” merupakan
kompetitif bisa didapatkan dengan
indikator yang paling dominan dalam
memastikan total biaya di semua rantai
menjelaskan orientasi pasar, indikator
nilainya lebih rendah dari total biaya pesaing.
”pengembangan produk baru” merupakan
Caranya antara lain dengan mencari pemasok
indikator yang paling dominan dalam
bahan baku kain yang memberikan harga
menjelaskan inovasi, indikator ”harga bersaing”
lebih murah, mencari terobosan inovasi yang
merupakan indikator yang paling dominan
mempengaruhi keunggulan bersaing, dan

15
dapat meningkatkan efisiensi dan dapat DAFTAR PUSTAKA
menghemat biaya.
Afsharghasemi, Akbar., Mohamed Zain, Murali
5.3 Keterbatasan Penelitian Sambasivan, dan Serene Ng Siew Imm
1. Variabel orientasi pasar, inovasi dan (2013). Market Orientation, Government
keunggulan bersaing hanya mampu Regulation, Competitive Advantage and
menjelaskan dinamika kinerja bisnis sebesar Internationalizationof SMEs: A Study in
0,34 atau 34%, sedangkan 66% dipengaruhi Malaysia. Jurnal of Business
oleh variabel lain yang belum dijelaskan. Administration Research, Volume 2, No.
2. Pengaruh tidak langsung variabel orientasi 2
pasar dan inovasi terhadap kinerja bisnis Akimova, Irina (2000). Development or Market
melalui keunggulan bersaing nilainya kecil, Orientation and Competitiveness of
yaitu masing-masing 0,036 dan 0,073. Nilai Ukrainian Firms. European Journal of
ini menunjukkan bahwa keunggulan bersaing Marketing. 1128-1148
pengaruhnya relatif lemah dalam memediasi Appiah-Adu, K. & Satyendra, S. (1999).
orientasi pasar dan inovasi terhadap kinerja Marketing Culture and Performance in UK
bisnis. Service Firms. The Service Industries
Journal. Vol. 19, pp.152-170
5.4 Agenda Penelitian Mendatang Aziz, Nurul Nadia Abd & Sarminah Samad
Dari keterbatasan yang ada pada (2016). Innovation and Competitive
penelitian ini bisa dijadikan ide untuk Advantage: Moderating Effects of Firm Age
mengembangkan penelitian di masa mendatang. in Foods Manufacturing SMEs in Malaysia.
Perluasan penelitian yang disarankan adalah Procedia Economics and Finance, 35, 256
dengan memilih indikator-indikator lain yang – 266
secara teoritis mempunyai kemampuan untuk Bain, J. (1956). Barriers to new competition.
mengukur variabel-variabel yang diteliti. Selain Cambridge, MA: Harvard University
itu juga bisa dikembangkan dengan Press
menambahkan variabel-variabel pendukung lain Baker, William E. & James M. Sinkula (1999).
dengan tujuan agar bisa lebih memperlihatkan Learning Orientation, Market Orientation,
pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja bisnis, and Innovation: Integrating and Extending
khususnya di sektor UKM. Variabel yang Models of Organizational Performance.
disarankan antara lain sumber daya internal dan Journal of Market Focused Management.
adaptabilitas lingkungan bisnis. Vol. 4, pp. 295-308Damanpour, F. dan
Gopalakrishnan, S. (2001). The Dynamics of
The Adoption of Product and Process
Innovations In Organizations. Journal of
Management Studies, Volume 38 (1), 45-
65
Barney, Jay (1990). Firm Resources and
Sustained Competitive Advantage. Journal
of Management. Vol. 17, No. 1, 99-120
Bharadwaj, S. G. (1993). Sustainable Competitive
Advantage in Service Industries: A
Conceptual Model and Research
Propositions. Journal of Marketing. Vol.
57, 83-99

16
Child, J. (1972). Organizational structure, Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu
environment and performance: The role of Manajemen. BP Undip, Edisi 5
strategic choice. Sociology, 6: 1-22. Fontana, Avanti (2011). Innovate We Can!
Child, J. (1997). Strategic choice in the analysis Manajemen Inovasi dan Penciptaan Nilai.
of action, structure, organizations and Cipta Inovasi Sejahtera. Edisi Revisi
environment: Retrospect and prospect. Frishammar, J & Horte, SA. (2007). The Role of
Organization Studies, 18: 43-76. Market Orientation and Entrepreneurial
Clark, K. B., Hayes R. H., & Wheelwright S. C. Orientation for New Product Development
(1988). Dynamic Manufacturing. New Performance in Manufacturing Firms.
York, NY: The Free Press Technology Analysis and Strategic
Cooper, D. R. & Emory, C. W (1995). Business Management, 22 (3) dalam Pangeran,
Research Method. Boston: Irwin. Fourth ed Perminas. (2012). Orientasi Pasar, Orientasi
Damanpour, F., & Gopalakrishnan, S. (2001). Kewirausahaan dan Kinerja Keuangan
The dynamics of product and process Pengembangan Produk Baru Usaha Mikro,
innovations in organizations. Journal of Kecil dan Menengah. Jurnal Riset
Management Studies, 38(1): 45-65. Manajemen dan Bisnis, Volume 7, No.1,
Dess, G. G., & Beard, D. (1984). Dimensions of Juni
organizational task environments. Ghozali, Imam (2014). Model Persamaan
Administrative Science Quarterly, 29: 52- Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan
73 Program AMOS 22.0. BP Undip, Cetakan
Dill, W. R. (1976). Environment as an influence VI
on managerial autonomy. Administrative Hair, J. F., Anderson, R. E., Tatham, R. L., Black,
Science Quarterly. 2: 409-443 W. C. (1995). Mulitivariate Data Analysis.
Diosdad, Arnold (2003). Pengaruh Budaya New Jersey: Prentice Hall. Fourth ed.
Perusahaan Terhadap Keunggulan Hana, Urbancova (2013). Competitive Advantage
Bersaing. Jurnal Sains Pemasaran Achievement Through Innovation and
Indonesia. Vol. 2, No. 3, 256-278 Knowledge. Journal of Competitiveness.
Droge, Cornelia, Rodney Runyan & Jane Vol. 5, Issue 1, pp. 82-96
Swinney (2008). Entrepreneurial Harris, L. C. & Piercy, N. F. (1997). Market
Orientation Versus Small Business Orientation Is Free: The Real Costs of
Orientation: What Are Their Relationships Becoming Market-Led. Management
to Firm Performance. Journal of Small Decision. London 35.1, 33-38
Business Management. Vol. 46 (4), pp. Hurley, R. F. & Hult, G. T. M. (1998).
567-588 Innovation, Market Orientation, and
Dubihlela, Job & Manillal Roy Dhurup (2015). Organizational Learning: An Integration
Determinants Of, And Barriers To, Market and Empirical Examination. Journal of
Orientation And The Relationship With Marketing. Vol. 62, 42-54
Business Performance Among SMES. The Hongming, Xie, Liu Changyong, Chen Chunhui
Journal of Applied Business Research. (2007). Relationships Among Market
Vol. 31, No. 5 Orientation, Learning Orientation,
Febriatmoko, Bogy (2015). Meningkatkan Organizational Innovation and
Kinerja Bisnis Melalui Keunggulan Organizational Performance: An
Bersaing Kuliner Khas Semarang. Jurnal Empirical Study In The Pearl River Delta
Bisnis Strategi. Vol. 24, No. 1, 83-99 Region of China. Frontiers of Business
Ferdinand, Augusty (2014). Metode Penelitian Research in China. Vol. 1 (2). pp. 222-
Manajemen: Pedoman Penelitian untuk 253

17
Indriantoro, Nur & Bambang Supomo (1999). Journal of Business Management,
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Volume 5 (33)
Akuntansi dan Manajemen, BPFE Lin, Chien-Huang, Ching-Huai Peng & Danny T.
Yogyakarta. Edisi Pertama Kao (2008). The Innovativeness Effect of
Jaworski, Bernard J & Ajay K. Kohli (1993). Market Orientation and Learning
Market Orientation: Antecedents and Orientation On Business Performance.
Consequences. Journal of Marketing, International Journal of Manpower. Vol.
Volume 57 (3), 53-70 29, No. 8, pp. 752-772
Kamukama, Nixon., Augustine Ahiazu, Joseph Lukas, B. A., Tan, J. J., & Hult, G. T. M. (2001).
M. Ntayi (2011). Competitive Advantage: Strategic fit in transitional economies: The
Mediator of Intellectual Capital and case of china’s electronics industry.
Performance. Journal of Intellectual Journal of Management, 27: 409-429
Capital, Volume 12, No. 1 Luo, Y., & Park, S. H. (2001). Strategic
Kamya, M.T, J.M. Ntayi, A. Ahiauzu (2010). alignment and performance of market-
Knowledge Management and Competitive seeking MNC in China. Strategic
Advantage: The Interaction Effect of Market Management Journal, 22: 141-155
Orientation. African Journal of Business Manurung, Mona Tiorina (2016). Membangun
Management. Vol. 4 (14), pp. 2971-2980 Keunggulan Bersaing Untuk Meningkatkan
Kohli, A.K. & Jaworski, B.J. (1990). Market Kinerja Bisnis Pada Industri Kecil
Orientation: The Construct, Research Menengah Tenun Ikat di Troso Jepara.
Propositions, and Managerial Implications. Jurnal Bisnis Strategi, Vol. 25, No. 2, 171-
The Journal of Marketing, 54(2),1-18 184
Kreiser, P., & Marino, L. (2002). Analyzing the Mardiyo, Aris (2009). Faktor-faktor yang
historical development of the environmental Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro Kecil
uncertainty construct. Management dan Menengah. Media Ekonomi dan
Decision, 40: 895. Manajemen, 20 (2), 159-169
Kumalaningrum, Maria Pampa (2012). Mason, E. S. (1939). Price and production
Lingkungan Bisnis, Orientasi policies of large scale enterprises. The
Kewirausahaan , Orientasi Pasar dan American Economic Review, 29: 61-74
Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Matsuno, Ken (2002). The Effects of
Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, Entrepreneurial Proclivity and Market
Volume 7, No. 1, Juni Orientation on Business Performance.
Laforet, S. (2009). Effects of Size, Market and Journal of Marketing, Vol. 66, 18-32
Strategic Orientation on Innovation in Non- Matzler, K., Abfalter, D. E., Mooradian, T. A.,
High-Tech Manufacturing SMEs. European dan Bailom, F. (2013). Corporate Culture
Journal of Marketing, Volume 43 (1/2), as an Antecedent os Successful Exploration
188-212 and Exploitation. International Journal of
Lakhal, L. (2009). Impact of Quality on Innovation Management, Volume 17 (5),
Competitive Advantage and Organizational 1-23
Performance. Journal of The Operational Minoja, Mario, Maurizio Zollo, & Vittorio Coda
Research Society, Vol. 60, No. 5, pp. 637- (2010). Stakeholder Cohesion, Innovation
645 and Competitive Advantage. Emerald
Lee, Ting Ko & Wenyi Chu. (2011). Group Publishing Limited, Vol. 10, No. 4,
Entrepreneurial Orientation and pp. 395-405
Competitive Advantage: The Mediation of Moghli, Azzam Azmi Abou et al. (2012). Impact
Resource Value and Rareness. African of Innovation on Realizing Competitive

18
Advantage in Banking Sector in Jordan. Academy of Management Review, 6: 604-
American Academic & Scholarly 620
Research Journal, Vol. 4, No. 5 Porter, M. (1985). Competitive advantage:
Mansur, Shah M.T. & Takahashi Yoshi (2012). Creating and sustaining superior
Improvement of Firm Performance by performance. New York: The Free Press
Achieving Competitive Advantages Through Porter, M. (1996). On competition. Boston:
Vertical Integration in The Apparel Industry Harvard Business School
of Bangladesh. Asian Economic and Prescott, J. (1986). Environments as moderators
Financial Review, Vol. 2 (6), pp. 687-712 of the relationship between strategy and
Murray, Janet Y., Gerald Yong Gao, & Masaaki performance. Academy of Management
Kotabe (2011). Market Orientation and Journal. 29(2): 329-345
Performance of Export Ventures: The Rodriguez, Antonio L. Leal & Gema Albort-
Process Through Marketing Capabilities Morant (2016). Linking Market Orientation,
and Competitive Advantages. Academy of Innovation and Performance: An Empirical
Marketing Science, 39:252-269 Study On Small Industrial Enterprises In
Naldi, L., Mattias Nordqvist, Karin Sjoberg & Spain. Journal Of Small Business
Johan Wiklund (2007). Entrepreneurial Strategy. Vol. 26. No. 1
Orientation, Risk Taking, and Performance Rose, Raduan Che, Haslinda Abdullah, & Alimin
in Family Firms. Family Business Review. Ismail Ismad. (2010). A Review on the
Vol. 20, pp.33 Relationship Between Organizational
Narver, J.C. & Slater, S.F. (1990). The Effects of Resources, Competitive Advantage and
A Market Orientation On Business Performance. The Journal of
Profitability. Journal of Marketing, International Social Research, Volume
Volume 54 (4), 20-35 3/11, Spring
Pangeran, Perminas. (2012). Orientasi Pasar, Russell, Suzana N & Harvey H. Millar (2014).
Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Exploring the Relationships among
Keuangan Pengembangan Produk Baru Sustainable Manufacturing Practices,
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Jurnal Business Performance and Competitive
Riset Manajemen dan Bisnis, Volume 7, Advantage: Perspectives from s Developing
No.1, Juni Economy. Journal of Management and
Petaraf, M.A. (1993). The Cornerstone of Sustainability, Vol. 4, No. 3
Competitive Advantage: A Resource-Based Saunila, Minna (2014). Innovation Capability for
View. Strategic Management Journal, 18 SME Success: Perspectives of Financial
(9) dalam Rose, Raduan Che, Haslinda and Operational Performance. Journal of
Abdullah, dan Alimin Ismail Ismad. (2010). Advances in Management Research. Vol.
A Review on the Relationship Between 11, No. 2, pp. 163-175
Organizational Resources, Competitive Serna, Maria del Carmen Martinez., Gonzalo
Advantage and Performance. The Journal of Maldonado Guzman, & Sandra Yesenia
International Social Research, Volume 3/11, Pinzon Castro (2013). The Relationship
Spring Between Market Orientation and Innovation
Porter, M. (1980). Competitive strategy: in Mexican Manufacturing SME’s.
Techniques for analyzing industries and Advance in Management & Applied
competitors. New York: The Free Press Economics, Volume 3, No. 5, 125-137
Porter, M. (1981). The contributions of industrial Scherer, F. M. (1980). Industrial market structure
organization to strategic management. and economic performance. Chicago:
Rand McNally College Publishing

19
Spanos, Y. E., & Lioukas, S. (2001). An A Review on the Relationship Between
examination into the causal logic of rent Organizational Resources, Competitive
generation: Contrasting Porter’s Advantage and Performance. The Journal of
competitive strategy framework and the International Social Research, Volume 3/11,
resource-based perspective. Strategic Spring
Management Journal, 22: 907-934 Wiklund, J & Shepherd, D. (2003). Knowledge-
Tan, J., & Litschert, R. (1994). Environment- Based Resources, Entrepreneurial
strategy relationship and its performance Orientation, and the Performance of Small
implications: An empirical study of the and Medium-sized Business. Strategic
Chinese electronics industry. Strategic Management Journal. 24 dalam Rose,
Management Journal, 15: 1- 20. Raduan Che, Haslinda Abdullah, dan
Tan, J., & Tan, D. (2005). Environment-strategy Alimin Ismail Ismad. (2010). A Review on
co-evolution and co-alignment: A staged the Relationship Between Organizational
model of Chinese SOEs under transition. Resources, Competitive Advantage and
Strategic Management Journal, 26: 141- Performance. The Journal of International
157. Social Research, Volume 3/11, Spring
Vazquez, Guillermo, Jose Sanchez, & Juan Mejia Wingwon, Boonthawan (2012). Effect of
(2014). Innovation as a Competitiveness Entrepreneurship, Organization Capability,
Factor in SME’S Manufacturing Industry in Strategic Decision Making and Innovation
Guadalajara, Mexico. CF. Vol. 12 (1) toward The Competitive Advantage of SMEs
Venkatraman, N. (1989). Strategic orientation of Emterprises. Journal of Management and
business enterprises: The construct, Sustainability. Vol. 2, No. 1
dimensionality, and measurement. Zahra, S. A., & Das, R. (1993). Innovation
Management Science, 35: 942-962 strategy and financial performance in
Venkatraman, N., & Prescott, J. E. (1990). manufacturing copmanies: An empirical
Environment-strategy coalignment: An study. Production and operations
empirical test of its performance management, 2(1), 15-37.
implication. Strategic Management Zhou , Kevin Zheng, James R. Brown & Chekitan
Journal, 11: 1-23 S. Dev (2009). Market Orientation,
Wernerfelt, B. (1984). A Resource-Based View of Competitive Advantage, and Performance:
the Firm. Strategic Management Journal, A Demand-Based Perspective. Journal of
5 (2) dalam Rose, Raduan Che, Haslinda Business Research, Vol. 62, n. 11, p. 1063-
Abdullah, dan Alimin Ismail Ismad. (2010). 1070

20

Anda mungkin juga menyukai