ABSTRACT
This study examined the effect of environmental factors, entrepreneurial orientation, and
market orientation on profitability in small business. In this study, we consider two
dimensions of external environment: technological turbulence and competitive intensity.
Theoretically, technological turbulence, competitive intensity, and entrepreneurial
orientation are correlated, but distinct construct. Data was processed with Structural
Equation Modeling using AMOS program. The results showed that technological turbulence
has no direct effect on market orientation, but competitive intensity proved to have
significant impact on market orientation. Entrepreneurial orientation has a direct effect and
an indirect effect on profitability mediated by market orientation. The result also showed that
market orientation proved to have significant impact on profitability. Based on the results,
this study suggest, at least in small firms, competitive intensity and entrepreneurial
orientation complements market orientation by instilling an opportunistic culture that
impacts the profitability.
45
JRMB, Volume 7, No.1 Juni 2012
rendahnya penguasaan teknologi dan Ketchen, 2001; Narver & Slater, 1998;
manajemen, minimnya informasi, dan Becherer & Maurer, 1997; Day 1994).
rendahnya orientasi pasar (market Hasil dari implementasi strategi
orientation). Dua dari permasalahan yang berdasarkan pada orientasi pasar,
internal yang banyak dihadapi Usaha Kecil memungkinkan perusahaan beradaptasi
dan Menengah (UKM) yaitu orientasi dengan sukses terhadap perubahan
pasar dan orientasi kewirausahaan ternyata lingkungan. Orientasi pasar, secara
juga menjadi perhatian besar dalam signifikan merupakan faktor penting yang
banyak penelitian dewasa ini. memungkinkan perusahaan memahami
Orientasi kewirausahaan (entrepre- pasar dan mengembangkan strategi produk
neurial orientation) adalah orientasi dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
perusahaan yang memiliki prinsip pada pelanggan dan kebutuhan pasar (Baker &
upaya untuk mengidentifikasi dan Sinkula, 2009). Dalam penelitian Kohli
mengeksploitasi kesempatan (Lumpkin & dan Jaworski (1990), ditemukan bahwa
Dess, 1996). Miller (1983) mendefinisikan semakin besar orientasi pasar suatu
orientasi kewirausahaan sebagai orientasi organisasi, semakin besar pula kinerja
untuk menjadi yang pertama dalam hal keseluruhan. Narver dan Slater (1994)
inovasi di pasar, memiliki sikap untuk menemukan hubungan positif antara
mengambil risiko, dan proaktif terhadap orientasi pasar dan profitabilitas bisnis
perubahan yang terjadi pasar. (Day, 1994; Narver & Slater, 1998).
Miller dan Friesen (1983) Namun tidak demikian dengan
menyatakan bahwa perusahaan yang orientasi kewirausahaan. Orientasi
memiliki orientasi kewirausahaan yang kewirausahaan berkaitan lebih pada
kuat akan memiliki kemampuan untuk identifikasi dan eksploitasi kesempatan
melakukan inovasi lebih kuat dibanding- daripada memenuhi kebutuhan pelanggan,
kan perusahaan lain. Lumpkin dan Dess sehingga tidak diharapkan memiliki efek
(1996), menyatakan bahwa perusahaan pada profitabilitas yang langsung seperti
yang memiliki orientasi kewirausahaan halnya orientasi pasar. Ketika efek
yang kuat, akan lebih berani untuk orientasi kewirausahaan dan orientasi
mengambil risiko, dan tidak cuma pasar dikembangkan dalam suatu model
bertahan pada strategi masa lalu. Pada bersama-sama secara simultan, orientasi
lingkungan yang dinamis seperti saat ini, kewirausahaan tidak memiliki efek
orientasi kewirausahaan jelas merupakan langsung terhadap profitabilitas perusa-
hal yang sangat penting bagi kelangsungan haan (Matsuno, Mentzer, & Ozsomer,
hidup perusahaan. 2002). Narver dan Slater (1998)
Orientasi pasar (market orienta- melakukan regresi secara simultan
tion) adalah orientasi perusahaan yang terhadap orientasi kewirausahaan (Covin
memiliki prinsip pada upaya untuk & Slevin’s 1989 scale) dan orientasi pasar
memuaskan kebutuhan dan keinginan (Narver & Slater’s 1990 scale) terhadap
konsumen (Kohli & Jaworski, 1993). ROI. Mereka menemukan efek yang
Perusahaan yang memiliki orientasi pasar, signifikan dari orientasi pasar, tetapi tidak
memiliki dasar perbaikan yang lebih cepat, pada orientasi kewirausahaan. Hal ini bisa
serta akan tercermin pada kesuksesan saja terjadi karena dampak orientasi
produk unggulan baru perusahaan, kewirausahaan pada profitabilitas mungkin
profitabilitas, bagian pasar (market share), tidak secara langsung. Karena orientasi
dan keunggulan kompetitif yang kewirausahaan adalah suatu konstruk yang
berkelanjutan (Baker & Sinkula, 2009; overlapping dengan orientasi pasar, ada
1999; Narver & Slater, 1994; Hult & kemungkinan pengaruhnya pada profita-
46
LINGKUNGAN BISNIS, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, …………….…..………………………...(Maria Pampa Kumalaningrum)
47
JRMB, Volume 7, No.1 Juni 2012
IT
KOM MO PROF
EO
Gambar 1
Model Penelitian
48
LINGKUNGAN BISNIS, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, …………….…..………………………...(Maria Pampa Kumalaningrum)
49
JRMB, Volume 7, No.1 Juni 2012
50
LINGKUNGAN BISNIS, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, …………….…..………………………...(Maria Pampa Kumalaningrum)
51
JRMB, Volume 7, No.1 Juni 2012
Tabel 5
Deskripsi Data
Untuk menguji kecocokan secara menye- dinormalkan (Adjusted GFI), dan chi
luruh, peneliti menggunakan chi square ( square yang dinormalkan (Normed 2 )
2 ), indek kecocokan (GFI), indek Tucker seperti yang tampak dalam Tabel 6.
Lewis (TLI), indek kecocokan yang
Tabel 6
Ringkasan Goodness-of Fit
52
LINGKUNGAN BISNIS, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, …………….…..………………………...(Maria Pampa Kumalaningrum)
Berdasarkan Tabel 6, dapat disim- adalah 0.90 atau lebih. TLI, NFI, dan
pulkan bahwa chi-square = 1.136 dengan AGFI dalam penelitian ini menunjukkan
df. 1, dan p: 0.111 > 0.10. Hasil uji ini angka di atas kriteria penerimaan.
menunjukkan bahwa model tersebut Normed chi-square menunjukkan
acceptable fit (secara statistik mengin- dua kriteria suatu model tidak dapat
dikasikan kecocokan yang baik) atau tidak diterima. Kriteria pertama, model peneli-
terdapat beda yang signifikan antara data tian “overfitted,” ditunjukkan dengan nilai
observasi dengan model penelitian yang normed chi-square yang kurang dari 1.0.
diajukan oleh peneliti (Hair et al. (1995): Kriteria kedua adalah model tidak betul-
682). GFI menunjukkan derajat kecoco- betul mencerminkan data yang
kan model secara keseluruhan. Ukuran ini diobservasi, ditunjukkan dengan nilai
merupakan ukuran nonstatistical. Nilai normed chi-square lebih besar dari 2.0
GFI berkisar dari 0 (poor fit) sampai atau 3.0, atau batas yang lebih liberal yaitu
dengan 1 (perfect fit). GFI model 5.0. Indikator ini merupakan ukuran
penelitian ini sebesar 0.995. Hal ini nonstatistical. Normed chi-square dalam
menunjukkan model penelitian dapat penelitian ini menunjukkan nilai di bawah
diterima karena kriteria model diterima batas bawah tetapi masih bisa dikatakan
adalah GFI = 0.90 atau lebih. marginal.
Tucker Lewis Index (TLI), Normed Dalam hasil analisis AMOS masih
Fit Index (NFI), dan Adjusted GFI (AGFI) banyak angka-angka lain yang dapat
menunjukkan perbandingan antara model menunjukkan dapat diterima atau tidaknya
penelitian dengan baseline model, yang suatu model penelitian. Dalam penelitian
disebut dengan null model. Null model ini, peneliti hanya menggunakan beberapa
adalah model yang diharapkan dapat indikator, seperti yang tertulis dalam Tabel
diungguli oleh model penelitian yang 6, karena indikator-indikator di atas telah
diajukan. Indikator-indikator ini cukup mencerminkan bahwa model yang
merupakan ukuran nonstatistical. Kriteria digunakan dalam penelitian ini acceptable
penerimaan TLI adalah 0.90 atau lebih, fit.
NFI adalah 0.90 atau lebih, dan AGFI
.43
IT
.14 -.28
.37
-.34 .25
KOM MO PROF
.06
1
1
1.04
.11 .44 e1
1.93
.32
e2
2.18
EO
Gambar 2
Hasil Pengujian Hipótesis Penelitian
53
JRMB, Volume 7, No.1 Juni 2012
Tabel 7
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Variabel Penelitian
54
LINGKUNGAN BISNIS, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, …………….…..………………………...(Maria Pampa Kumalaningrum)
55
JRMB, Volume 7, No.1 Juni 2012
berpengaruh positif dan siginikan pada Maka Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
profitabilitas. Orientasi kewirausahaan perlu semakin menumbuhkan jiwa dan
yang dimaksud dalam penelitian ini semangat kewirausahaan, sehingga selalu
menimbulkan inovasi untuk penyegaran, muncul semangat untuk mengem-bangkan
pembaharuan, serta redefinisi organisasi, produk-produk baru.
pasar, dan industri. Melalui proses Untuk pengaruh faktor-faktor
identifikasi kesempatan dengan tujuan lingungan terhadap orientasi pasar, yang
penyegaran, pembaharuan, dan redefinisi terbukti signifikan hanyalah intensitas
konsep, maka produk baru yang radikal persaingan. Hal ini membawa implikasi
dilahirkan sehingga akan memperkuat bahwa manajer perlu meningkatkan
posisi perusahaan di pangsa pasar dan orientasi pada pasar jika berada pada
akan menghasilkan keuntungan yang lebih kondisi persaingan yang tinggi. Pada
besar. kondisi persaingan tinggi, bisnis perlu
Usaha Kecil dan Menengah semakin memiliki pengetahuan dan
(UKM) dengan orientasi kewirausahaan pemahaman mengenai apa yang diperlu-
yang kuat, akan mengembangkan konsep kan konsumen, sehingga bisnis dapat
produk baru yang menuju kepada bersaing dan bertahan di pasar.
kebutuhan pelanggan yang ada. Implikasi Penelitian ini memiliki beberapa
dari hasil ini adalah perlunya semakin keterbatasan. Keterbatasan pertama,
menumbuhkan jiwa dan semangat sampel penelitian hanyalah Usaha Kecil
kewirausahaan, sehingga selalu muncul dan Menengah (UKM) yang ada di
semangat untuk mengembangkan produk- wilayah Yogyakarta. Keterbatasan peneliti
produk baru yang sesuai dengan kebutuhan menyebabkan lingkup penelitian hanya
dan keinginan pelanggan. terbatas. Keterbatasan kedua, pengukuran
Hasil penelitian menunjukkan penelitian sepenuhnya berdasarkan pada
bahwa orientasi kewirausahaan berpe- pengukuran subyektif yaitu menggunakan
ngaruh secara positif pada orientasi pasar. persepsi para pemilik dan pengambil
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang keputusan dalam perusahaan. Hal ini
berorientasi pada kewirausahaan memiliki disebabkan data obyektif belumlah
ketrampilan untuk menilai kebutuhan tersedia. Meskipun dalam banyak peneli-
konsumen, sehingga mungkin menjadi tian, pengukuran secara subyektif secara
yang pertama menawarkan produk dan metodologis dapat dibenarkan, tetapi tetap
jasa pada pasar serta membuat perluasan saja dapat menimbulkan bias.
lini dan merek terhadap pasar target baru. Berdasarkan keterbatasan peneliti-
Dari kesimpulan di atas, penelitian an, maka peneliti memberikan beberapa
ini memberikan implikasi bahwa pimpinan saran. Pertama, mengembangkan peneliti-
perusahaan atau Usaha Kecil dan an dengan membagi sampel berdasarkan
Menengah (UKM) perlu untuk lebih karakteritik Usaha Kecil dan Menengah
meningkatkan komitmennya terhadap (UKM), sehingga bisa dipetakan dalam
penerapan orientasi kewirausahaan karena jenis perusahaan apa, faktor-faktor
telah terbukti dalam penelitian empiris lingkungan dan orientasi pasar mempe-
bahwa orientasi kewirausahaan berhubu- ngaruhi profitabilitas. Saran kedua,
ngan dan berpengaruh positif terhadap mereplikasi penelitian dengan sampel yang
orientasi pasar. Usaha Kecil dan lebih luas baik secara geografis, demo-
Menengah (UKM) dengan orientasi grafis, maupun cakupan industrinya. Ini
kewirausahaan yang kuat, akan mengem- dilakukan agar generalisasi hubungan
bangkan konsep produk baru yang menuju antara orientasi pasar, orientasi kewira-
kepada kebutuhan pelanggan yang ada. usahaan, faktor-faktor lingkungan, dan
56
LINGKUNGAN BISNIS, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, …………….…..………………………...(Maria Pampa Kumalaningrum)
profitabilitas dapat lebih tercapai. Ketiga, Day. 1994. “The Capabilities of Market-
mengembangkan penelitian dengan cara Driven Organizations”. Journal of
menambahkan variabel gender sebagai Marketing, 58 (4), 37-52.
pemoderasi, sehingga bisa diketahui
apakah ada perbedaan antara wirausaha Feifei, Y. 2012. “Strategic Flexibility,
perempuan dengan wirausaha laki-laki Entrepreneurial Orientation and
dalam hal pengembangan pola pikir ke Firm Performance: Evidence from
arah orientasi pasar dan oriantasi Small and Medium Sized Business
kewirausahaan. (SMB) in China”. African journal
of Business Management, 6 (4),
1711-1720.
DAFTAR REFERENSI
Gatignon, H., and Xuereb, J.M. 1997.
Baker, W. E., and Sinkula, J. M. 2009. “Strategic Orientation of the Firm
“The Complementary Effects of and New Product Performance”.
Market Orientation and Entrepre- Journal of Marketing Research, 34,
neurial Orientation on Profitability 77-90.
in Small Business”. Journal of
Small Business Management, 47 Ghozali, Imam. 2005. Konsep & Aplikasi
(4), 443-464. dengan Program Amos 16.
Semarang: UNDIP.
Baker, W. E., and Sinkula, J. M. 1999.
“The Synergistic Effect of Market Hair, J. F., Jr., Rolph, E. A., Ronald, L. T.,
Orientation and Learning Orient- dan William, G. B. 1995. Multiva-
ation on Organizational Perfor- riate Data Analysis with Reading,
mance”. Journal of the Academy of Ed. 4. New jersey: Prentice Hall
Marketing Science 27, 411-427. International, Inc.
Becherer, R.C., and Maurer, J.G. 1997. Hult, G.T. and Ketchen, D.J. 2001. “Does
“The Moderating Effect of Market Orientation Matter?: A
Environmental Variables on the Test of The Relationship Between
Entrepreneurial and market Positional Advantage and Perfor-
Orientation of Entrepreneur-Led mance”. Strategic Manag-ement
Firms”. Entrepreneurship: Theory Journal, 26, 899-906.
and Practice, 22, 47-58.
Kohli, A.K. and Jaworski, B.J. 1993.
Cooper, D. R. and Emory, C.W. 1991. “Market Orientation: Antecedents
Business Research Methods, Fifth and Consequences”. Journal of
Edition, Chicago: Ricard D. Irwin, Marketing, 57 (3), 53-70.
Inc.
Kohli, A. L., and Jaworski, B.J. 1990.
Covin, J. G., and Slevin, D. P. 1989. “Market Orientation: The Constru-
“Strategic Management in Small ct, Research propositions, and
Firm in Hostile and Benign Envi- Managerial Implications”. Journal
ronments”. Strategic Management of Marketing, 54(2), 1-18.
Journal, 10 (1), p.75-84.
Kohli, A.K.,B. J. Jaworski, and A. Kumar.
1993. “MARKOR: A Measure of
57
JRMB, Volume 7, No.1 Juni 2012
Lumpkin, G. T., and Dess, G. G. 1996. Pelham, A.M. 1997. “Mediating Influen-
“Claryfying the Entrepreneurial ces on the Relationship between
Orientation Construct and Linking Market Orientation and Profitabi-
it to Performance”. Academy of lity in Small Industrial Firms”.
Management Review, 21: 135-172. Journal of Marketing Theory and
Practice, 5: 55-57.
Matsuno, K., J. T. Mentzer, and A.
Ozsomer. 2002. “The Effects of Pelham, A. M. 2000. “Market Orientation
Entrepreneurial Proclivity and and Other Potential Influences on
Market Orientation on Business Performance in Small and Medium
Performance,” Journal of –Sized Manufacturing Firms”.
Marketing, 66 (3):18-33. Journal of Small Business Manag-
ement, 38:48-67.
McKee, D.O., Varadarian, P.R. and Pride,
W.M.1989. “Strategic Adaptability Pelham, A.M., and Wilson, D.T. 1996.
and Firm Performance: A Market: “Longitudinal Study of The Impact
Contingent Perspective”. Journal of Market Structure, Strategy, and
of Marketing, 53 (3): 21-35. Market Orientation Culture on
Dimensions of Small Firm
58
LINGKUNGAN BISNIS, ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN, …………….…..………………………...(Maria Pampa Kumalaningrum)
59