Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018

ISSN 2301-9425 (Media Cetak)


Hal: 325-332

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUK


LENSA KACAMATA MENGGUNAKAN
METODE PROMETHEE II
Erma Novida1, Hery Sunandar2
1 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia
2 Dosen Tetap STMIK Budi Darma, Medan, Indonesia
1,2 Jln. Sisingamangaraja No. 338 Medan, Indonesia

ABSTRAK
Dalam pemilihan Lensa Kacamata perlu memperhatikan beberapa kriteria dalam pemilihannya seperti dari segi nama lensa ,
bahan, warna , harga dan ukuran dari masing-masing customer.Lensa kacamata adalah sebuah alat bantu penglihatan bagi
seseorang yang memiliki gangguan pada indera penglihatan. Semakin pesatnya perkembangan teknologi khususnya benda-
benda elektronik yang menggunakanan layar monitor, setiap orang dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan tersebut,
seringnya melihat layar monitor, terkena paparan radiasi dari layar monitor baik komputer, telepon seluler, maupun benda
elektronik lainnya maka semakin lama akan berpengaruh terhadap daya penglihatan seseorang. Dalam membangun aplikasi
menggunakan model water fall, water fall merupakan suatu model SDLC (System Development Life Cycle) yang banyak
digunakan pemogram dalam membangun aplikasi berbasis pengambilan keputusan. Adapun tools yang digunakan untuk
membangun aplikasi adalah Visual Basic, alasan karena menggunakan visual basic karena kemudahannya dalam membangun
aplikasi desktop serta para pengguna sudah terbiasa. Tools database yang digunakan adalah MySQL, alasanya karena MySQL
adalah basis data yang gratis serta cepat, sehingga dapat mendukung banyak data. Tools database yang digunakan adalah
sebagai desain laporannya.dengan menerapkan metode Promethee II

Kata Kunci: Promethee II, SPK, Pemilihan Produk Lensa Kacamata

I. PENDAHULUAN lensa, jenis lensa dan harga lensa. Untuk kriteria


Sistem pendukung keputusan adalah sebuah kegunaan lensa merupakan kriteria yang paling penting
alternatif solusi atau alternatif tindakan dari sejumlah karena menentukan nyaman tidaknya lensa yang akan
alternatif solusi dan tindakan guna menyelesaikan suatu di gunakan sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
masalah, sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan Untuk kriteria bahan lensa juga menentukan
secara efektif dan efisien. Sistem pendukung keputusan kenyamanan apakah bahan plastic atau kaca. Untuk
berfungsi untuk beberapa hal antara lain, sebagai kriteria jenis lensa juga menentukan kenyamanan
pemahaman secara komprehensif terhadap masalah, kebutuhan dan untuk kriteria harga menentukan daya
sebagai pemberian kerangka berfikir secara sistematis, beli konsumen. Permasalah ini lah yang menjadi dasar
dapat membimbing dalam penerapan teknik-teknik penulis, sehingga ingin membangun sebuah aplikasi
pengambilan keputusan, dan meningkatkan kualitas dengan memanfaatkan metode pengambilan keputusan
suatu keputusan. agar pihak konsumen dapat menentukan lensa
Kacamata merupakan sebuah alat bantu kacamata yang cocok sesuai keinginan dan
penglihatan bagi seseorang yang memiliki gangguan kebutuhannya.
pada indera penglihatan. Semakin pesatnya Dalam membangun aplikasi penulis
perkembangan teknologi khususnya benda-benda menggunakan model water fall, water fall merupakan
elektronik yang menggunakanan layar monitor, setiap suatu model SDLC (System Development Life Cycle)
orang dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan yang banyak digunakan pemogram dalam membangun
tersebut, seringnya melihat layar monitor, terkena aplikasi berbasis pengambilan keputusan. Adapun tools
paparan radiasi dari layar monitor baik komputer, yang digunakan untuk membangun aplikasi adalah
telepon seluler, maupun benda elektronik lainnya maka Visual Basic, alasan karena menggunakan visual basic
semakin lama akan berpengaruh terhadap daya karena kemudahannya dalam membangun aplikasi
penglihatan seseorang. desktop serta para pengguna sudah terbiasa. Tools
Penjual kacamata sering kali mengalami database yang digunakan adalah MySQL, alasanya
kesulitan dalam memilih lensa yang sesuai dengan karena MySQL adalah basis data yang gratis serta
kebutuhan dan keinginan konsumen. Hal ini cepat, sehingga dapat mendukung banyak data.
disebabkan karena konsumen kurang mengetahui
macam-macam lensa yang ada, sehingga konsumen II. TEORITIS
kurang leluasa memilih lensa yang sesuai dengan A. Sistem Pendukung Keputusan
keinginan dan kebutuhan mereka dan hanya tergantung Sistem pendukung keputusan merupakan sistem
pada pihak Optic saja. Adapun kriteria yang biasanya informasi interaktif yang menyediakan informasi,
menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan pemodelan dan memanipulasi data. Sistem itu
pemilihan kacamata yaitu, kegunaan lensa, bahan digunakan untuk membantu pengambilan keputusan

325
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332

dalam situasi yang semi terstruktural dan situasi yang III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
tidak terstruktur dimana tak seorang pun tahu sacara Pada tahap pengumpulan data lensa kacamata
pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat[1]. yaitu proses pengumpulan data dan penyusunan data
kriteria pemilihan dan juga alternatif pemilihan.
B. Lensa
Lensa adalah sebuah alat untuk mengumpulkan 1. Tahap Penentuan Alternatif
atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari Pada penentuan alternatif penulis memilih 4 Merek
sepotong gelas yang dibentuk. Konstruksi lensa yang Lensa Kacamata yaitu :
paling umum adalah lensa speris (spherical lens), yaitu
lensa dengan bidang antarmuka yang melengkung Tabel 1. Alternatif kegunaan Lensa Kacamata
speris (spherical curvature), yaitu kelengkungan Lensa Kacamata Keterangan
bidang permukaan bola dengan radius speris (radius of
curvature) tertentu. Pembentukan bayangan pada lensa Membaca A1
mematuhi aturan berikut,
1. Sinar datang pada lensa cembung sejajar dengan Mata normal A2
sumbu lensa akan dibiaskan menuju titik fokus Rabun dekat /
A3
lensa. Sebaliknya jika sinar datang melewati titik rabun jauh
fokus akan dibiaskan sejajar sumbu lensa. Anti radiasi ( uv) A4
2. Sinar datang pada lensa cekung sejajar dengan
sumbu lensa akan dibiaskan seolah-olah berasal 2. Tahap Penentuan Kriteria
dari titik fokus lensa. Sebaliknya jika sinar datang Adapun kriteria yang digunakan pada pemilihan
menuju titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu lensa kacamata ada 4 yaitu :
lensa.
3. Sinar yang datang melalui pusat lensa akan Tabel 2. Kriteria Pemilihan Lensa
diteruskan. Keteranga
Kriteria Ket
Kriteria
C. Promethee Kriteria 1 kegunaan lensa C1
PROMETHEE adalah satu dari beberapa Kriteria 2 bahan lensa C2
metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis Kriteria 3 Jenis lensa C3
multikriteria. Metode ini dikenal sebagai metode yang Kriteria 4 harga C4
efisien dan simple, tetapi juga yang mudah diterapkan
dibanding dengan metode lain untuk menuntaskan 3. Tahap Pembobotan Kriteria
masalah multikriteria. Metode ini mampu Pada tahap ini akan dilakukan proses
mengakomodir kriteria pemilihan yang bersifat pembobotan untuk setiap kriteria yang digunakan yaitu:
kuantitatif dan kualitatif. Masalah utamanya adalah
kesederhanaan, kejelasan dan kestabilan. Dugaan dari a. Bobot kegunaan Lensa
dominasi kriteria yang digunakan dalam Tabel 3. Bobot kegunaan Lensa
PROMETHEE adalah penggunaan nilai dalam Jenis lensa Keterangan Bobot
hubungan outranking[3]. Bifocal Titik focus daerah baca Sangat
Baik
PROMETHEE yang merupakan singkatan
Bluegard Melindungi mata dari Baik
dari Preference Ranking Organization Methods for
sinar uv
Enrichment Evaluation adalah metode outranking yang
Progresif Melihat jauh, menengah Cukup
menawarkan cara yang fleksibel dan sederhana kepada
, dekat
user (pembuat keputusan) untuk menganalisis masalah-
Single Mata ukuran normal Kurang
masalah multikriteria.
Vision
Max {f1 (x), f2 (x), f3 (x), …, fi (x), …, fk
(x) Ix  R } b. Bobot Bahan Lensa
Tabel 4. Bobot Bahan Lensa
Dimana K adalah sejumlah kumplan alternatif, Bahan Lensa Keterangan Bobot
dan fi (i = 1, 2, …, K) merupakan nilai/ukuran relatif Blue light shield Bahan Sangat
kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam Khusus Baik
aplikasinya sejumlah kriteria telah ditetapkan untuk Lensa kaca/glass Bahan Kaca Baik
menjelaskan K yang merupakan penilaian dari R (real Lensa plastik Bahan Plastik Cukup
world).

326
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332

c. Bobot Jenis Lensa bilangan Fuzzy, yaitu Kurang (K), cukup (C), baik (B),
Tabel 5. Bobot Jenis Lensa dan sangat baik (SB)
Nama Keterangan Bobot
Lensa
Bluegard Lensa Sangat
Bluegard Baik
Progresif Lensa Baik
Progresif
Bifocal Lensa Bifocal Cukup Gambar 1. Pembentukan Nilai Fuzzy
Single Lensa Single Kurang
Vision Vision Dari gambar diatas, bilangan-bilangan Fuzzy
dapat dikonversikan ke bilangan crisp. Untuk lebih
d. Bobot Harga Lensa jelas data bobot dibentuk dalam tabel berikut:
Tabel 6. Bobot Harga Lensa
Harga Lensa Keterangan Bobot Tabel 9. Pembentukan Nilai Fuzzy
Rp 200.000 – Murah Sangat Bilangan fuzzy Nilai
Rp. 500.000 Baik
Rp.500.000 – Sedang Baik Kurang(K) 0.25
Rp. 600.000
Rp.600.000 – Mahal Cukup Cukup (C) 0.5
Rp. 800.000 Baik (B) 0.75
Rp.800.000 – Cukup Mahal Kurang
Rp. 1.000.000 Sangat Baik (SB) 1

4. Tahap Pembobotan Data Sehingga nilai actual fuzzy untuk setiap kriteria adalah
Pada tahap ini dilakukan proses pembobotan sebagai berikut :
data berdasarkan bobot kriteria yaitu
Tabel 10. Tabel Actual Nilai Fuzzy setiap kriteria
Tabel 7. Data Lensa Alternatif C1 C2 C3 C4
Kegunaan Jenis Bahan Harga Lensa A1 0.5 0.75 0.5 1
Lensa Lensa A2 0.25 0.5 0.75 0.5
membaca Bifocal Kaca Rp. 550.000 A3 0.75 0.75 0.25 0.75
Single Plastik Rp. 550.000 A4 1 1 0.75 1
Mata normal
Vision
Rabun dekat Progresif Kaca Rp. 850.000 Penerapan Metode Promethee II
rabun jauh Metode Promethee adalah suatu metode penentuan
Bluegard Blue Rp. 700.000 urutan (prioritas) dalam analisis multi kriteria, dengan
Anti radiasi light dominasi kriteria yang digunakan adalah penggunaan
shield nilai dalam hubungan out ranking. Dengan
pengimplementasian metode ini pengambil keputusan
Tabel 8. Data Lensa Setelah Dibobot dapat mengambil alternatif terbaik dari permasalahan
multi kriteria dengan cepat dan benar. Penggunaan
Kegunaan metode Promethee II dalam menyelesaikan masalah
C1 C2 C3 C4
Lensa pemilihan dan hasil yang diperoleh dapat bermanfaat
Cukup Baik Cukup Sangat bagi pengambil keputusan dalam menyusun strategi
membaca
Baik pemilihan. Hal ini memungkinkan pengambil
Mata normal Kurang Cukup Baik Cukup keputusan untuk menentukan peringkat kandidat
Rabun dekat Baik Baik Kurang Baik alternatif lebih efisien dan diperlukan kriteria-kriteria
rabun jauh dan bobot untuk melakukan perhitungannya sehingga
Sangat Sanga Baik Sangat akan didapat alternatif yang dimaksud dalam hal ini
Anti radiasi gunakan untuk menentuka lensa kacamata terbaik yang
Baik t Baik Baik
akan ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria.
5. Tahap Pembentukan Nilai Fuzzy
Pada tahap ini dilakukan pembentukan nilai Tabel 11. Rating Kecocokan Dari Setiap Alternatif
aktual fuzzy dari masing-masing kriteria tersebut akan Pada Setiap Kriteria
ditentukan bobot-bobotnya. Pada bobot terdiri dari lima Min Lensa Kacamata
Kriteria
Maks A1 A2 A3 A4

327
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332

C1 Maks 0.5 0.25 0.75 1 d=0 maka H|d| = 0


C2 Maks 0.75 0.5 0.75 1
C3 Maks 0.5 0.75 0.25 0.75 C1(A4,A2) : d = C1(A4) – C1(A2)
C4 Maks 1 0.5 0.75 1 d = 1 – 0.25
d = 0.75
LANGKAH I MENGHITUNG NILAI d>0 maka H|d| = 1
PREFERENSI C1(A3,A4) : d = C1(A3) – C1(A4)
Kriteria yang telah ada kemudian akan dihitung nilai d = 0.75 – 1
dan indeks preferensinya sebagai berikut : d = -0.25
Rumus Kriteria Biasa (Usual Criterion) d=0 maka H|d| = 0
C1(A4,A3) : d = C1(A4) – C1(A3)


d = 1 – 0.75
0 d=0 d = 0.25
d>0 maka H|d| = 1
H(d) =
1 |d| > 0
2. Nilai Kriteria Bahan (C2)
Keterangan :
H (d) : Fungsi selisih kriteria antar alternatif C2(A1,A2) : d = C2(A1) – C2(A2)
d : Selisih nilai kriteria {d = f (a) – f (b)} d = 0.75 – 0.5
d = 0.25
1. Nilai Kriteria Nama (C1) d>0 maka H|d| = 1
C2(A2,A1) : d = C2(A2) – C2(A1)
C1(A1,A2) : d = C1(A1) – C1(A2) d = 0.5 – 0.75
d = 0.5 – 0.25 d = -0.25
d = 0.25 d=0 maka H|d| = 0
d>0 maka H|d| = 1 C2(A1,A3) : d = C2(A1) – C2(A3)
C1(A2,A1) : d = C1(A2) – C1(A1) d = 0.75 – 0.75
d = 0.25 – 0.25 d=0
d = -0.25 d=0 maka H|d| = 0
d=0 maka H|d| = 0 C2(A3,A1) : d = C2(A3) – C2(A1)
C1(A1,A3) : d = C1(A1) – C1(A3) d = 0.75 - 0.75
d = 0.5 – 0.75 d=0
d = -0.25 d=0 maka H|d| = 0
d=0 maka H|d| = 0 C2(A1,A4) : d = C2(A1) – C2(A4)
d = 0.75 – 1
C1(A3,A1) : d = C1(A3) – C1(A1) d = -0.25
d = 0.75 - 0.5 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.25 C2(A4,A1) : d = C2(A4) – C2(A1)
d>0 maka H|d| = 1 d = 1 – 0.75
C1(A1,A4) : d = C1(A1) – C1(A4) d = 0.25
d = 0.5 – 1 d>0 maka H|d| = 1
d = -0.5 C2(A2,A3) : d = C2(A2) – C2(A3)
d=0 maka H|d| = 0 d = 0.5 – 0.75
C1(A4,A1) : d = C1(A4) – C1(A1) d = -0.25
d = 1 – 0.5 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.5 C2(A3,A2) : d = C2(A3) – C2(A2)
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.75 – 0.5
C1(A2,A3) : d = C1(A2) – C1(A3) d = 0.25
d = 0.25 – 0.75 d>0 maka H|d| = 1
d = -0.5 C2(A2,A4) : d = C2(A2) – C2(A4)
d=0 maka H|d| = 0 d = 0.5 – 1
C1(A3,A2) : d = C1(A3) – C1(A2) d = -0.5
d = 0.75 – 0.25 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.5 C2(A4,A2) : d = C2(A4) – C2(A2)
d>0 maka H|d| = 1 d = 1 – 0.5
C1(A2,A4) : d = C1(A2) – C1(A4) d = 0.5
d = 0.25 – 1 d>0 maka H|d| = 1
d = -0.75 C2(A3,A4) : d = C2(A3) – C2(A4)

328
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332

d = 0.75 – 1
d = -0.25
d=0 maka H|d| = 0 4. Nilai Kriteria Warna (C4)
C2(A4,A3) : d = C2(A4) – C2(A3)
d = 1 – 0.75 C4(A1,A2) : d = C4(A1) – C4(A2)
d = 0.25 d = 1 – 0.5
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.5
d>0 maka H|d| = 1
3. Nilai Kriteria Harga (C3) C4(A2,A1) : d = C4(A2) – C4(A1)
d = 0.5 – 1
C3(A1,A2) : d = C3(A1) – C3(A2) d = -0.5
d = 0.5 – 0.75 d=0 maka H|d| = 0
d = -0.25 C4(A1,A3) : d = C4(A1) – C4(A3)
d=0 maka H|d| = 0 d = 1 – 0.75
C3(A2,A1) : d = C3(A2) – C3(A1) d = 0.25
d = 0.75 – 0.5 d>0 maka H|d| = 1
d = 0.25 C4(A3,A1) : d = C4(A3) – C4(A1)
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.75 - 1
C3(A1,A3) : d = C3(A1) – C3(A3) d = -0.25
d = 0.5 – 0.25 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.25 C4(A1,A4) : d = C4(A1) – C4(A4)
d>0 maka H|d| = 1 d=1–1
C3(A3,A1) : d = C3(A3) – C3(A1) d=0
d = 0.25 - 0.5 d=0 maka H|d| = 0
d = -0.25 C4(A4,A1) : d = C4(A4) – C4(A1)
d=0 maka H|d| = 0 d=1–1
C3(A1,A4) : d = C3(A1) – C3(A4) d=0
d = 0.5 – 0.75 d=0 maka H|d| = 0
d = -0.25 C4(A2,A3) : d = C4(A2) – C4(A3)
d=0 maka H|d| = 0 d = 0.5 – 0.75
C3(A4,A1) : d = C3(A4) – C3(A1) d = -0.25
d = 0.75 – 0.5 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.25 C4(A3,A2) : d = C4(A3) – C4(A2)
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.75 – 0.5
C3(A2,A3) : d = C3(A2) – C3(A3) d = 0.25
d = 0.75 – 0.25 d>0 maka H|d| = 1
d = 0.5 C4(A2,A4) : d = C4(A2) – C4(A4)
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.5 – 1
C3(A3,A2) : d = C3(A3) – C3(A2) d = -0.5
d = 0.25 – 0.75 d=0 maka H|d| = 0
d = -0.5 C4(A4,A2) : d = C4(A4) – C4(A2)
d=0 maka H|d| = 0 d = 1 – 0.5
C3(A2,A4) : d = C3(A2) – C3(A4) d = 0.5
d = 0.75 – 0.75 d>0 maka H|d| = 1
d=0 C4(A3,A4) : d = C4(A3) – C4(A4)
d=0 maka H|d| = 0 d = 0.75 – 1
C3(A4,A2) : d = C3(A4) – C3(A2) d = -0.25
d = 0.75 – 0.75 d=0 maka H|d| = 0
d=0 C4(A4,A3) : d = C4(A4) – C4(A3)
d=0 maka H|d| = 0 d = 1 – 0.75
C3(A3,A4) : d = C3(A3) – C3(A4) d = 0.25
d = 0.25 – 0.75 d>0 maka H|d| = 1
d = -0.5
d=0 maka H|d| = 0 LANGKAH II MENGHITUNG INDEKS
C3(A4,A3) : d = C3(A4) – C3(A3) PREFERENSI
d = 0.75 – 0.25 Hasil dari perhitungan nilai preferensi kemudian akan
d = 0.5 dihitung kembali untuk mendapatkan indeks preferensi.
d>0 maka H|d| = 1 Rumus yang digunakan adalah :

329
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332

Mata normal 0.16 0.75


℘(a,b) = ∑𝑛𝑛−1 𝜋 Pi (a,b) : a,b  A Rabun dekat , 0.33 0.58
jauh
Alternatif pasangan (A1,A2) Anti radiasi 0.83 0
(A1,A2) = (1 + 1 + 0 + 1) = 3/4 = 0.75
Alternatif pasangan (A2,A1) LANGKAH IV MENGHITUNG PROMETHEE II
(A2,A1) = (0 + 0 + 1 + 0) = 1/4 =0.25 Pada PROMETHEE II yang merupakan perhitungan
Alternatif pasangan (A1,A3) akhir dalam metode PROMETHEE didapat dengan
(A1,A3) = (0 + 0 + 1 + 1) = 2/4 =0.5 menghitung net flow dengan rumus :
Alternatif pasangan (A3,A1)
(A3,A1) = (1 + 0 + 0 + 0) = 1/4 =0.25  (a) = + (a) - - (a)
Alternatif pasangan (A1,A4)
(A1,A4) = (0 + 0 + 0 + 0) = 0/4 =0 Diperoleh :
Alternatif pasangan (A4,A1) A = 0.41 – 0.41 =0
(A4,A1) = (1 + 1 + 1 + 0) = 3/4 =0.75 B = 0.16 – 0.75 = -0.59
C = 0.33 – 0.58 = - 0.25
Alternatif pasangan (A2,A3) D = 0.83 – 0 = 0.83
(A2,A3) = (0 + 0 + 1 + 0) = 1/4 =0.25
Alternatif pasangan (A3,A2) Tabel 14. PROMETHEE II
(A3,A2) = (1 + 1 + 0 + 1) = 3/4 =0.75 Net Flow Rangking
Alternatif pasangan (A2,A4) Membaca 0 2
(A2,A4) = (0 + 0 + 0 + 0) = 0/4 =0 Mata normal -0.59 4
Alternatif pasangan (A4,A2) Rabun dekat , jauh -0.25 3
(A4,A2) = (1 + 1 + 0 + 1) = 3/4 =0.75
Anti radiasi 0.83 1
Alternatif pasangan (A3,A4)
(A3,A4) = (0 + 0 + 0 + 0) = 0/4 =0
Berdasarkan net flow dari table diatas, maka
Alternatif pasangan (A4,A3)
dapat diperoleh rangking dari masing-masing
(A4,A3) = (1 + 1 + 1 + 1) = 4/4 =1
alternative lensa kacamata. Alternatif dengan net flow
yang paling besar merupakan alternatif dengan
Tabel 12. Nilai Indeks Preferensi
rangking teratas. Jika alternatif bernilai minus berarti
(A1) (A2) (A3) (A4)
nilai entering flow nya lebih besar dari leaving flow, hal
(A1) - 0.75 0.5 0 ini berarti perbandingan beberapa kriteria tersebut tidak
(A2) 0.25 - 0.25 0 lebih baik. Adapun yang menjadi alternative lensa
(A3) 0.25 0.75 - 0 kacamata tertinggi adalah dengan Merek Domas seperti
(A4) 0.75 0.75 1 - terlihat pada tabel berikut:

LANGKAH III MENGHITUNG PROMETHEE I Tabel 15. Hasil Rangking


1. Menghitung Leaving Flow
1 Net Flow Rangking
Rumus : + (a) = 𝑛−1 ∑𝑛=𝑘 ℘(a, x),
Anti radiasi 0.83 1
maka diperoleh
Membaca 0 2
A1 = 1 / (4-1) (0.75 + 0.5 + 0) = 0.41
Rabun jauh , -0.25 3
A2 = 1 / (4-1) (0.25 + 0.25 + 0) = 0.16
dekat
A3 = 1 / (4-1) (0.25 + 0.75 + 0) = 0.33
-0.59 4
A4 = 1 / (4-1) (0.75 + 0.75 + 1) = 0.83 Mata Normal
2. Menghitung Entering Flow
1
Rumus : - (a) = 𝑛−1 ∑𝑛=𝑘 ℘(a, x),
maka diperoleh IV. IMPLEMENTASI
A1 = 1 / (4-1) (0.25 + 0.25 + 0.75) = 0.41 Implementasi adalah tahap yang meliputi proses
A2 = 1 / (4-1) (0.75 + 0.75 + 0.75) = 0.75 persiapan sistem, konversi, pelatihan, dan
A3 = 1 / (4-1) (0.5 + 0.25 + 1) = 0.58 pengoprasian. Implementasi program merupakan
A4 = 1 / (4-1) (0 + 0 + 0) = 0 lanjutan dari perencanaan program dengan tujuan untuk
mewujudkan suatu program yang diusulkan dan dinilai
Tabel 13. PROMETHEE I apakah program yang diusulkan layak atau tidak layak
Leaving Entering untuk dibuat. Program pengambilan sebuah keputusan
Flow Flow untuk pemilihan lensa kacamata ini mempunyai
Membaca 0.41 0.41 beberapa tampilan untuk melakukan proses yang
diinginkan.
330
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332

Form Alternatif merupakan form yang disediakan


untuk menginputkan data Alternatif dari lensa
kacamata diantaranya Id Lensa dan Merk Lensa.

Gambar 1. Menu Utama Aplikasi SPK Lensa Gambar 4. Form Alternatif Aplikasi SPK Lensa
Kacamata Kacamata

Form Penilaian merupakan form yang disediakan untuk


memiliah kriteria data lensa kacamata diantaranya Id
Lensa, Merek Lensa, Bobot Nama, Bobot Bahan, Bobot
Harga dan Bobot.

Gambar 2. Form Konsumen Aplikasi SPK Lensa


Kacamata

Form Kriteria merupakan form yang disediakan untuk


menginputkan data kriteria dari lensa kacamata
diantaranya Id Kriteria dan nama Kriteria.
Gambar 5. Form Penilaian Aplikasi SPK Lensa
Kacamata

Form Hasil merupakan form yang disediakan untuk


memproses data lensa kacamata diantaranya Id Lensa,
Nama Lensa, Net Flow dan Rangking.

Gambar 3. Form Aplikasi SPK Lensa Kacamata

331
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332

Gambar 6. Form Hasil Rangking Aplikasi SPK Lensa


Kacamata

V. KESIMPULAN
Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Penentuan lensa kacamata adalah salah satu upaya
untuk mendapatkan lensa kacamata yang baik
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen,
supaya mempermudah konsumen dalam
menentukan lensa kacamata yang sesuai.
2. Secara umum, kriteria-kriteria yang dibutuhkan
dalam menentukan lensa kacamata terbaik meliputi
nama, bahan, harga dan warna lensa.
3. Penerapan metode promethee dalam penentian
penentuan lensa kacamata dilakukan dengan
mengolah data-data nilai kriteria nama, bahan,
harga dan warna. Hasil tersebut akan dirangking,
nilai yang berada pada posisi paling besar akan
disimpulkan bahwa menjadi lensa kacamata
terbaik.

REFERENCES
1. Kusrini. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendiukung Keputusan.
Penerbit Andi, Yogyakatra, 2007
2. Adi Nugroho, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek
dengan Metode USDP (Unified Software Development
Process), Penerbit C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2010
3. Dony Novaliendry, Aplikasi Penggunaan Metode Promethee
Dalam Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Media
Promosi Studi Kasus : STMIK Indonesi, Jurnal Kursor, Vol
5,No. 2, Juli 2009, ISSN 0216-0544
4. Fadlina, L. T. Sianturi, A. Karim, Mesran, and A. P. U. Siahaan,
“Best Student Selection Using Extended Promethee II Method,”
Int. J. Recent Trends Eng. Res., vol. 3, no. 8, pp. 21–29, 2017.
5. Y. Silalahi, Mesran, T. Zebua, and Suginam, “PENERAPAN
THE EXTENDED PROMETHEE II ( EXPROM II ) UNTUK
PENENTUAN PRODUK DISKON,” KOMIK (Konferensi
Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. I, no. 1, 2017.
6. http://share.its.ac.id/pluginfile.php / 2002 / mod_resource /
content / 1 / OPTIKA_GEOMETRI.pdf, diakses 4 Mei 2017
7. http://www.kompasiana.com / sylvayuan /fungsi-dan-
kegunaan-kacamata_54f80982a333119d1c8b4f15, diakses
tanggal 5 Mei 2017
8. http://putra-chaniago.blogspot.com/2012/10/vbnet-
2008_19.html tanggal akses 9 Mei 2017
9. https://id.wikipedia.org/wiki/MySQL, diakses tanggal 17 Juli
2017
10. Mesran, I. Saputra, and M. Ariska, “Penerapan Metode
Promethee Ii Pada Sistem Layanan Dan Rujukan Terpadu ( Slrt
) ( Studi Kasus : Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang ),”
KOMIK (Konferensi Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. I,
pp. 276–285, 2017.

332

Anda mungkin juga menyukai