621 1795 2 PB
621 1795 2 PB
ABSTRAK
Dalam pemilihan Lensa Kacamata perlu memperhatikan beberapa kriteria dalam pemilihannya seperti dari segi nama lensa ,
bahan, warna , harga dan ukuran dari masing-masing customer.Lensa kacamata adalah sebuah alat bantu penglihatan bagi
seseorang yang memiliki gangguan pada indera penglihatan. Semakin pesatnya perkembangan teknologi khususnya benda-
benda elektronik yang menggunakanan layar monitor, setiap orang dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan tersebut,
seringnya melihat layar monitor, terkena paparan radiasi dari layar monitor baik komputer, telepon seluler, maupun benda
elektronik lainnya maka semakin lama akan berpengaruh terhadap daya penglihatan seseorang. Dalam membangun aplikasi
menggunakan model water fall, water fall merupakan suatu model SDLC (System Development Life Cycle) yang banyak
digunakan pemogram dalam membangun aplikasi berbasis pengambilan keputusan. Adapun tools yang digunakan untuk
membangun aplikasi adalah Visual Basic, alasan karena menggunakan visual basic karena kemudahannya dalam membangun
aplikasi desktop serta para pengguna sudah terbiasa. Tools database yang digunakan adalah MySQL, alasanya karena MySQL
adalah basis data yang gratis serta cepat, sehingga dapat mendukung banyak data. Tools database yang digunakan adalah
sebagai desain laporannya.dengan menerapkan metode Promethee II
325
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332
dalam situasi yang semi terstruktural dan situasi yang III. ANALISA DAN PEMBAHASAN
tidak terstruktur dimana tak seorang pun tahu sacara Pada tahap pengumpulan data lensa kacamata
pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat[1]. yaitu proses pengumpulan data dan penyusunan data
kriteria pemilihan dan juga alternatif pemilihan.
B. Lensa
Lensa adalah sebuah alat untuk mengumpulkan 1. Tahap Penentuan Alternatif
atau menyebarkan cahaya, biasanya dibentuk dari Pada penentuan alternatif penulis memilih 4 Merek
sepotong gelas yang dibentuk. Konstruksi lensa yang Lensa Kacamata yaitu :
paling umum adalah lensa speris (spherical lens), yaitu
lensa dengan bidang antarmuka yang melengkung Tabel 1. Alternatif kegunaan Lensa Kacamata
speris (spherical curvature), yaitu kelengkungan Lensa Kacamata Keterangan
bidang permukaan bola dengan radius speris (radius of
curvature) tertentu. Pembentukan bayangan pada lensa Membaca A1
mematuhi aturan berikut,
1. Sinar datang pada lensa cembung sejajar dengan Mata normal A2
sumbu lensa akan dibiaskan menuju titik fokus Rabun dekat /
A3
lensa. Sebaliknya jika sinar datang melewati titik rabun jauh
fokus akan dibiaskan sejajar sumbu lensa. Anti radiasi ( uv) A4
2. Sinar datang pada lensa cekung sejajar dengan
sumbu lensa akan dibiaskan seolah-olah berasal 2. Tahap Penentuan Kriteria
dari titik fokus lensa. Sebaliknya jika sinar datang Adapun kriteria yang digunakan pada pemilihan
menuju titik fokus akan dibiaskan sejajar sumbu lensa kacamata ada 4 yaitu :
lensa.
3. Sinar yang datang melalui pusat lensa akan Tabel 2. Kriteria Pemilihan Lensa
diteruskan. Keteranga
Kriteria Ket
Kriteria
C. Promethee Kriteria 1 kegunaan lensa C1
PROMETHEE adalah satu dari beberapa Kriteria 2 bahan lensa C2
metode penentuan urutan atau prioritas dalam analisis Kriteria 3 Jenis lensa C3
multikriteria. Metode ini dikenal sebagai metode yang Kriteria 4 harga C4
efisien dan simple, tetapi juga yang mudah diterapkan
dibanding dengan metode lain untuk menuntaskan 3. Tahap Pembobotan Kriteria
masalah multikriteria. Metode ini mampu Pada tahap ini akan dilakukan proses
mengakomodir kriteria pemilihan yang bersifat pembobotan untuk setiap kriteria yang digunakan yaitu:
kuantitatif dan kualitatif. Masalah utamanya adalah
kesederhanaan, kejelasan dan kestabilan. Dugaan dari a. Bobot kegunaan Lensa
dominasi kriteria yang digunakan dalam Tabel 3. Bobot kegunaan Lensa
PROMETHEE adalah penggunaan nilai dalam Jenis lensa Keterangan Bobot
hubungan outranking[3]. Bifocal Titik focus daerah baca Sangat
Baik
PROMETHEE yang merupakan singkatan
Bluegard Melindungi mata dari Baik
dari Preference Ranking Organization Methods for
sinar uv
Enrichment Evaluation adalah metode outranking yang
Progresif Melihat jauh, menengah Cukup
menawarkan cara yang fleksibel dan sederhana kepada
, dekat
user (pembuat keputusan) untuk menganalisis masalah-
Single Mata ukuran normal Kurang
masalah multikriteria.
Vision
Max {f1 (x), f2 (x), f3 (x), …, fi (x), …, fk
(x) Ix R } b. Bobot Bahan Lensa
Tabel 4. Bobot Bahan Lensa
Dimana K adalah sejumlah kumplan alternatif, Bahan Lensa Keterangan Bobot
dan fi (i = 1, 2, …, K) merupakan nilai/ukuran relatif Blue light shield Bahan Sangat
kriteria untuk masing-masing alternatif. Dalam Khusus Baik
aplikasinya sejumlah kriteria telah ditetapkan untuk Lensa kaca/glass Bahan Kaca Baik
menjelaskan K yang merupakan penilaian dari R (real Lensa plastik Bahan Plastik Cukup
world).
326
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332
c. Bobot Jenis Lensa bilangan Fuzzy, yaitu Kurang (K), cukup (C), baik (B),
Tabel 5. Bobot Jenis Lensa dan sangat baik (SB)
Nama Keterangan Bobot
Lensa
Bluegard Lensa Sangat
Bluegard Baik
Progresif Lensa Baik
Progresif
Bifocal Lensa Bifocal Cukup Gambar 1. Pembentukan Nilai Fuzzy
Single Lensa Single Kurang
Vision Vision Dari gambar diatas, bilangan-bilangan Fuzzy
dapat dikonversikan ke bilangan crisp. Untuk lebih
d. Bobot Harga Lensa jelas data bobot dibentuk dalam tabel berikut:
Tabel 6. Bobot Harga Lensa
Harga Lensa Keterangan Bobot Tabel 9. Pembentukan Nilai Fuzzy
Rp 200.000 – Murah Sangat Bilangan fuzzy Nilai
Rp. 500.000 Baik
Rp.500.000 – Sedang Baik Kurang(K) 0.25
Rp. 600.000
Rp.600.000 – Mahal Cukup Cukup (C) 0.5
Rp. 800.000 Baik (B) 0.75
Rp.800.000 – Cukup Mahal Kurang
Rp. 1.000.000 Sangat Baik (SB) 1
4. Tahap Pembobotan Data Sehingga nilai actual fuzzy untuk setiap kriteria adalah
Pada tahap ini dilakukan proses pembobotan sebagai berikut :
data berdasarkan bobot kriteria yaitu
Tabel 10. Tabel Actual Nilai Fuzzy setiap kriteria
Tabel 7. Data Lensa Alternatif C1 C2 C3 C4
Kegunaan Jenis Bahan Harga Lensa A1 0.5 0.75 0.5 1
Lensa Lensa A2 0.25 0.5 0.75 0.5
membaca Bifocal Kaca Rp. 550.000 A3 0.75 0.75 0.25 0.75
Single Plastik Rp. 550.000 A4 1 1 0.75 1
Mata normal
Vision
Rabun dekat Progresif Kaca Rp. 850.000 Penerapan Metode Promethee II
rabun jauh Metode Promethee adalah suatu metode penentuan
Bluegard Blue Rp. 700.000 urutan (prioritas) dalam analisis multi kriteria, dengan
Anti radiasi light dominasi kriteria yang digunakan adalah penggunaan
shield nilai dalam hubungan out ranking. Dengan
pengimplementasian metode ini pengambil keputusan
Tabel 8. Data Lensa Setelah Dibobot dapat mengambil alternatif terbaik dari permasalahan
multi kriteria dengan cepat dan benar. Penggunaan
Kegunaan metode Promethee II dalam menyelesaikan masalah
C1 C2 C3 C4
Lensa pemilihan dan hasil yang diperoleh dapat bermanfaat
Cukup Baik Cukup Sangat bagi pengambil keputusan dalam menyusun strategi
membaca
Baik pemilihan. Hal ini memungkinkan pengambil
Mata normal Kurang Cukup Baik Cukup keputusan untuk menentukan peringkat kandidat
Rabun dekat Baik Baik Kurang Baik alternatif lebih efisien dan diperlukan kriteria-kriteria
rabun jauh dan bobot untuk melakukan perhitungannya sehingga
Sangat Sanga Baik Sangat akan didapat alternatif yang dimaksud dalam hal ini
Anti radiasi gunakan untuk menentuka lensa kacamata terbaik yang
Baik t Baik Baik
akan ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria.
5. Tahap Pembentukan Nilai Fuzzy
Pada tahap ini dilakukan pembentukan nilai Tabel 11. Rating Kecocokan Dari Setiap Alternatif
aktual fuzzy dari masing-masing kriteria tersebut akan Pada Setiap Kriteria
ditentukan bobot-bobotnya. Pada bobot terdiri dari lima Min Lensa Kacamata
Kriteria
Maks A1 A2 A3 A4
327
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332
d = 1 – 0.75
0 d=0 d = 0.25
d>0 maka H|d| = 1
H(d) =
1 |d| > 0
2. Nilai Kriteria Bahan (C2)
Keterangan :
H (d) : Fungsi selisih kriteria antar alternatif C2(A1,A2) : d = C2(A1) – C2(A2)
d : Selisih nilai kriteria {d = f (a) – f (b)} d = 0.75 – 0.5
d = 0.25
1. Nilai Kriteria Nama (C1) d>0 maka H|d| = 1
C2(A2,A1) : d = C2(A2) – C2(A1)
C1(A1,A2) : d = C1(A1) – C1(A2) d = 0.5 – 0.75
d = 0.5 – 0.25 d = -0.25
d = 0.25 d=0 maka H|d| = 0
d>0 maka H|d| = 1 C2(A1,A3) : d = C2(A1) – C2(A3)
C1(A2,A1) : d = C1(A2) – C1(A1) d = 0.75 – 0.75
d = 0.25 – 0.25 d=0
d = -0.25 d=0 maka H|d| = 0
d=0 maka H|d| = 0 C2(A3,A1) : d = C2(A3) – C2(A1)
C1(A1,A3) : d = C1(A1) – C1(A3) d = 0.75 - 0.75
d = 0.5 – 0.75 d=0
d = -0.25 d=0 maka H|d| = 0
d=0 maka H|d| = 0 C2(A1,A4) : d = C2(A1) – C2(A4)
d = 0.75 – 1
C1(A3,A1) : d = C1(A3) – C1(A1) d = -0.25
d = 0.75 - 0.5 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.25 C2(A4,A1) : d = C2(A4) – C2(A1)
d>0 maka H|d| = 1 d = 1 – 0.75
C1(A1,A4) : d = C1(A1) – C1(A4) d = 0.25
d = 0.5 – 1 d>0 maka H|d| = 1
d = -0.5 C2(A2,A3) : d = C2(A2) – C2(A3)
d=0 maka H|d| = 0 d = 0.5 – 0.75
C1(A4,A1) : d = C1(A4) – C1(A1) d = -0.25
d = 1 – 0.5 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.5 C2(A3,A2) : d = C2(A3) – C2(A2)
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.75 – 0.5
C1(A2,A3) : d = C1(A2) – C1(A3) d = 0.25
d = 0.25 – 0.75 d>0 maka H|d| = 1
d = -0.5 C2(A2,A4) : d = C2(A2) – C2(A4)
d=0 maka H|d| = 0 d = 0.5 – 1
C1(A3,A2) : d = C1(A3) – C1(A2) d = -0.5
d = 0.75 – 0.25 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.5 C2(A4,A2) : d = C2(A4) – C2(A2)
d>0 maka H|d| = 1 d = 1 – 0.5
C1(A2,A4) : d = C1(A2) – C1(A4) d = 0.5
d = 0.25 – 1 d>0 maka H|d| = 1
d = -0.75 C2(A3,A4) : d = C2(A3) – C2(A4)
328
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332
d = 0.75 – 1
d = -0.25
d=0 maka H|d| = 0 4. Nilai Kriteria Warna (C4)
C2(A4,A3) : d = C2(A4) – C2(A3)
d = 1 – 0.75 C4(A1,A2) : d = C4(A1) – C4(A2)
d = 0.25 d = 1 – 0.5
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.5
d>0 maka H|d| = 1
3. Nilai Kriteria Harga (C3) C4(A2,A1) : d = C4(A2) – C4(A1)
d = 0.5 – 1
C3(A1,A2) : d = C3(A1) – C3(A2) d = -0.5
d = 0.5 – 0.75 d=0 maka H|d| = 0
d = -0.25 C4(A1,A3) : d = C4(A1) – C4(A3)
d=0 maka H|d| = 0 d = 1 – 0.75
C3(A2,A1) : d = C3(A2) – C3(A1) d = 0.25
d = 0.75 – 0.5 d>0 maka H|d| = 1
d = 0.25 C4(A3,A1) : d = C4(A3) – C4(A1)
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.75 - 1
C3(A1,A3) : d = C3(A1) – C3(A3) d = -0.25
d = 0.5 – 0.25 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.25 C4(A1,A4) : d = C4(A1) – C4(A4)
d>0 maka H|d| = 1 d=1–1
C3(A3,A1) : d = C3(A3) – C3(A1) d=0
d = 0.25 - 0.5 d=0 maka H|d| = 0
d = -0.25 C4(A4,A1) : d = C4(A4) – C4(A1)
d=0 maka H|d| = 0 d=1–1
C3(A1,A4) : d = C3(A1) – C3(A4) d=0
d = 0.5 – 0.75 d=0 maka H|d| = 0
d = -0.25 C4(A2,A3) : d = C4(A2) – C4(A3)
d=0 maka H|d| = 0 d = 0.5 – 0.75
C3(A4,A1) : d = C3(A4) – C3(A1) d = -0.25
d = 0.75 – 0.5 d=0 maka H|d| = 0
d = 0.25 C4(A3,A2) : d = C4(A3) – C4(A2)
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.75 – 0.5
C3(A2,A3) : d = C3(A2) – C3(A3) d = 0.25
d = 0.75 – 0.25 d>0 maka H|d| = 1
d = 0.5 C4(A2,A4) : d = C4(A2) – C4(A4)
d>0 maka H|d| = 1 d = 0.5 – 1
C3(A3,A2) : d = C3(A3) – C3(A2) d = -0.5
d = 0.25 – 0.75 d=0 maka H|d| = 0
d = -0.5 C4(A4,A2) : d = C4(A4) – C4(A2)
d=0 maka H|d| = 0 d = 1 – 0.5
C3(A2,A4) : d = C3(A2) – C3(A4) d = 0.5
d = 0.75 – 0.75 d>0 maka H|d| = 1
d=0 C4(A3,A4) : d = C4(A3) – C4(A4)
d=0 maka H|d| = 0 d = 0.75 – 1
C3(A4,A2) : d = C3(A4) – C3(A2) d = -0.25
d = 0.75 – 0.75 d=0 maka H|d| = 0
d=0 C4(A4,A3) : d = C4(A4) – C4(A3)
d=0 maka H|d| = 0 d = 1 – 0.75
C3(A3,A4) : d = C3(A3) – C3(A4) d = 0.25
d = 0.25 – 0.75 d>0 maka H|d| = 1
d = -0.5
d=0 maka H|d| = 0 LANGKAH II MENGHITUNG INDEKS
C3(A4,A3) : d = C3(A4) – C3(A3) PREFERENSI
d = 0.75 – 0.25 Hasil dari perhitungan nilai preferensi kemudian akan
d = 0.5 dihitung kembali untuk mendapatkan indeks preferensi.
d>0 maka H|d| = 1 Rumus yang digunakan adalah :
329
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332
Gambar 1. Menu Utama Aplikasi SPK Lensa Gambar 4. Form Alternatif Aplikasi SPK Lensa
Kacamata Kacamata
331
Jurnal Pelita Informatika, Volume 6, Nomor 3, Januari 2018
ISSN 2301-9425 (Media Cetak)
Hal: 325-332
V. KESIMPULAN
Adapun yang menjadi kesimpulan dari penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Penentuan lensa kacamata adalah salah satu upaya
untuk mendapatkan lensa kacamata yang baik
sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen,
supaya mempermudah konsumen dalam
menentukan lensa kacamata yang sesuai.
2. Secara umum, kriteria-kriteria yang dibutuhkan
dalam menentukan lensa kacamata terbaik meliputi
nama, bahan, harga dan warna lensa.
3. Penerapan metode promethee dalam penentian
penentuan lensa kacamata dilakukan dengan
mengolah data-data nilai kriteria nama, bahan,
harga dan warna. Hasil tersebut akan dirangking,
nilai yang berada pada posisi paling besar akan
disimpulkan bahwa menjadi lensa kacamata
terbaik.
REFERENCES
1. Kusrini. Konsep Dan Aplikasi Sistem Pendiukung Keputusan.
Penerbit Andi, Yogyakatra, 2007
2. Adi Nugroho, Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek
dengan Metode USDP (Unified Software Development
Process), Penerbit C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2010
3. Dony Novaliendry, Aplikasi Penggunaan Metode Promethee
Dalam Sistem Pendukung Keputusan Untuk Penentuan Media
Promosi Studi Kasus : STMIK Indonesi, Jurnal Kursor, Vol
5,No. 2, Juli 2009, ISSN 0216-0544
4. Fadlina, L. T. Sianturi, A. Karim, Mesran, and A. P. U. Siahaan,
“Best Student Selection Using Extended Promethee II Method,”
Int. J. Recent Trends Eng. Res., vol. 3, no. 8, pp. 21–29, 2017.
5. Y. Silalahi, Mesran, T. Zebua, and Suginam, “PENERAPAN
THE EXTENDED PROMETHEE II ( EXPROM II ) UNTUK
PENENTUAN PRODUK DISKON,” KOMIK (Konferensi
Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. I, no. 1, 2017.
6. http://share.its.ac.id/pluginfile.php / 2002 / mod_resource /
content / 1 / OPTIKA_GEOMETRI.pdf, diakses 4 Mei 2017
7. http://www.kompasiana.com / sylvayuan /fungsi-dan-
kegunaan-kacamata_54f80982a333119d1c8b4f15, diakses
tanggal 5 Mei 2017
8. http://putra-chaniago.blogspot.com/2012/10/vbnet-
2008_19.html tanggal akses 9 Mei 2017
9. https://id.wikipedia.org/wiki/MySQL, diakses tanggal 17 Juli
2017
10. Mesran, I. Saputra, and M. Ariska, “Penerapan Metode
Promethee Ii Pada Sistem Layanan Dan Rujukan Terpadu ( Slrt
) ( Studi Kasus : Dinas Sosial Kabupaten Deli Serdang ),”
KOMIK (Konferensi Nas. Teknol. Inf. dan Komputer), vol. I,
pp. 276–285, 2017.
332