Anda di halaman 1dari 5

I.

DEFINISI
Bulimia nervosa yang lebih sering ditemukan daripada anoreksia nervosa,
terdiri dari episode rekuren makan sejumlah besar makanan disertai oleh perasaan di
luar kendali. Penyelaan sosial dan gangguan fisik yaitu nyeri abdomen atau mual
menghentikan pesta makanan, yang sering kali diikuti oleh rasa bersalah, depresi atau
muak terhadap diri sendiri. Orang yang selalu memiliki perilaku kompensasi yang
rekuren seperti mencahar ( muntah yang diinduksi sendiri, pemakaian laksatif yang
berulang atau pemakaian diuretika), puasa atau latihan yang berat untuk mencegah
penambahan berat badan.
Tidak seperti pasien anoreksia nervosa, pasien dengan bulimia nervosa dapat
mempertahankan berat badan normal. Menurut kriteria diagnostik dalam Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV), pesta makan
dan perilaku kompensasi harus terjadi dengan rata rata sekurangnya dua kali
seminggu selama tiga bulan.
II. EPIDEMIOLOGI
Bulimia nervosa lebih menonjol dibandingkan anoreksia nervosa.
Diperkirakan bulimia nervosa terentang dari 1-3 % wanita muda. Seperti anoreksia
nervosa, bulimia nervosa lebih sering ditemukan pada wanita dibandingkan laki laki,
tapi onsetnya lebih sering pada masa remaja. Walaupun bulimia nervosa sering kali
ditemukan pada wanita muda dengan berat badan normal, mereka kadang kadang
memiliki riwayat kegemukan.
III. ETIOLOGI
Faktor faktor yang menjadi etiologi bulimia nervosa antara lain
- Faktor biologis
Beberapa peneliti telah berusaha untuk menghubungkan siklus pesta makan dan
mencahar dengan berbagai neurotransmitter. Karena antidepresan sering kali
bermanfaat pada pasien dengan bulimia nervosa, serotonin dan norepinefrin yang
telah dilibatkan. Kadar endorfin plasma meningkat pada beberapa pasien bulimia
yang muntah yang mengakibatkan perasaan sehata yang dirasakan pasien setelah
muntah mungkin diperantarai oleh peningkatan kadar endorfin.
- Faktor sosial
Pasien dengan bulimia nervosa cenderung memiliki kedudukan tinggi dan perlu
berespons terhadap tekanan sosial untuk menjadi kurus. Sebagian besar pasien
terdepresi dan memiliki depresi familial yang tinggi. Keluarga pasien bulimia
kurang dekat dan lebih konfliktual dibandingkan dengan keluarga pasien
anoreksia nervosa. Pasien bulimia nervosa menggambarkan orang tuanya sebagai
suka menelantarkan dan menolak.
- Faktor psikologis
Pasien bulimia nervosa memiliki kesulitan dengan kebutuhan remaja, tapi lebih
mengungkapkan, marah dan impulsif dibandingkan anoreksia nervosa.
Ketergantungan alkohol, mencuri di took dan labilitas emosional ( termasuk usaha
bunuh diri) sebagian besar berhubungan dengan bulimia nervosa. Pasien biasanya
merasakan makan yang tidak terkendali yang dilakukannya sebagai lebih ego-
distonik sehingga lebih cepat mencari bantuan. Pasien ini juga tidak mempunyai
pengendalian superego dan kekuatan ego dari imbangannya dengan anoreksia
nervosa. Kesulitan yang dimiliki pasien dalam mengendalikan impulsnya sering
kali dimanifestasikan dengan ketergantungan zat dan hubungan seksual yang
merusak diri sendiri, di samping pesta makan dan mencahar yang menjadi tanda
utama gangguan.
IV. DIAGNOSIS DAN GAMBARAN KLINIS
Kriteria diagnostik untuk Bulimia Nervosa menurut DSM-IV
A. Episode rekuren pesta makan. Episode pesta makan ditandai oleh kedua berikut
ini :
1. Makan dalam periode waktu yang jelas ( misalnya dalam tiap periode 2 jam),
jumlah makanan jelas lebih besar dibandingkan yang akan dimakan oleh
kebanyakan orang dalam periode waktu yang serupa dan dalam situasi yang
serupa
2. Perasaan hilang kendali terhadap makan selama episode ( misalnya perasaan
bahwa ia tidak dapat berhenti makan atau mengendalikan apa dan berapa
banyak yang dimakannya)
B. Perilaku kompensasi yang rekuren dan tidak layak untuk mencegah kenaikan
berat badan, seperti muntah diinduksi sendiri, penyalahgunaan laksatif, diuretik,
enema atau medikasi lain, puasa atau olahraga yang berat
C. Pesta makan dan perilaku kompensasi yang tidak sesuai keduanya terjadi dengan
rata rata sekurangnya dua kali seminggu selama 3 bulan
D. Pemeriksaan diri sendiri terlalu dipengaruhi oleh bentuk dan berat badan
E. Gangguan tidak terjadi semata mata selama episode anoreksia nervosa

Sebutkan jenis

Tipe mencahar : selama episode bulimia nervosa yang sekarang, pasien secara teratur
terlibat dalam muntah yang diinduksi diri sendiri atau pemakaian keliru laktasif,
diuretik atau enema.

Tipe tidak mencahar : selama periode bulimia nervosa yang sekarang, pasien telah
menggunakan perilaku kompensasi lain yang tidak layak, seperti puasa atau olahraga
berat tapi tidak secara teratur terlibat dalam muntah yang diinduksi diri sendiri atau
pemakaian keliru laktasif, diuretic atau enema.

V. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis bulimia nervosa tidak dapat dibuat jika perilaku pesta makan dan
mencahar terjadi hanya selama episode anoreksia nervosa. Pada kasus tersebut
diagnosis adalah anoreksia nervosa tipe pesta makan atau mencahar.
Klinisi harus memastikan bahwa pasien tidak menderita penyakit neurologis seperti
kejang ekuivalen – epileptik, sindrom Kluver-Bucy atau sindrom Kleine-Levin. Ciri
patologis yang dimanifestasikan oleh sindrom Kluver-Bucy adalah agnosia visual,
menjilat dan menggigit yang kompulsif, memeriksa objek dengan mulut,
ketidakmampuan mengenali tiap stimulus, plasiditas, perubahan perilaku seksual dan
perubahan kebiasaan makanan khususnya hiperfagia. Sindrom ini sangat jarang dan
kemungkinan tidak menyebabkan masalah dalam diagnosis banding.
Sindrom Kleine Levin terdiri dari hipersomnia periodik yang berlangsung
dua sampai tiga minggu dan hiperfagia. Seperti pada bulimia nervosa, onset biasanya
selama masa remaja, sindroma lebih sering pada laki laki daripada perempuan. Pasien
dengan gangguan kepribadian ambang kadang kadang pesta makan, tapi makan
adalah disertai dengan tanda lain dari gangguan.
VI. PENATALAKSANAAN
Terapi bulimia nervosa terdiri dari berbagai intervensi, termasuk
psikoterapi individual dengan pendekatan kognitif perilaku, terapi kelompok, terapi
keluarga dan farmakoterapi. Sebagian besar pasien dengan bulimia nervosa tanpa
penyulit tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Pada umumnya, pasien tidak
perlu merahasiakan gejalanya dibandingkan dengan pasien anoreksia nervosa
sehingga terapi rawat jalan biasanya tidak sulit. Tapi biasanya psikoterapi sering kali
sulit dan berkepanjangan. Beberapa pasien bulimia nervosa yang gemuk yang
menjalani psikoterapi berkepanjangan memang membaik secara mengejutkan.
Beberapa laporan mendukung pemakaian psikoterapi kognitif perilaku untuk
menjawab perilaku tertentu di sekitar dan yang menyebabkan periode pesta makan.
Beberapa program yang membantu antara lain suatu kontrak perilaku dan
desensitisasi terhadap pikiran dan perasaan yang dimiliki pasien bulimia tepat
sebelum pesta makan. Tapi banyak pasien bulimia memiliki psikopatologi yang
melebihi perilaku pesta makan sehingga pendekatan psikoterapeutik tambahan seperti
terapi psikodinamika, interpersonal dan keluarga dapat sangat bermanfaat.
Terapi psikodinamika untuk pasien dengan bulimia telah menemukan suatu
kecenderungan untuk mengkonkretkan mekanisme pertahanan introjektif dan
proyektif. Dalam cara yang mirip dengan membelah, pasien membagi makanan dalam
dua kategori : makanan yang bergizi dan makanan yang tidak sehat. Makanan yang
dianggap bergizi mungkin diingesti dan dipertahankan karena makanan tersebut
secara tidak sadar menyimbolkan introjeksi yang baik. Tapi makanan yang buruk
secara tidak sadar dihubungkan dengan introjeksi yang buruk dan dengan demikian,
dikeluarkan melalui muntah dengan khayalan bawah sadar bahwa semua
destruktivitas, kebencian dan kejahatan telah dibuang. Pasien mungkin secara
sementara merasa sehat setelah muntah karena pembuangan yang dikhayalkannya
tapi perasaan segalanya baik adalah singkat, karena perasaan itu didasarkan pada
kombinasi yang tidak stabil dari pembelahan dan proyeksi.
Medikasi antidepresan dapat menurunkan pesta makan dan mencahar
terlepas dari adanya suatu gangguan mood. Jadi untu siklus pesta makan dan
mencahar yang sukar dan tidak berespons terhadap psikoterapi, penggunaan
antidepresan cukup mambantu. Imipramine ( Tofranil), desipramine ( Norpramin),
trazodone ( Desyrel) dan inhibitor monoamine oksidase telah membantu. Fluoxetine (
Prozac) juga menjanjikan sebagai terapi yang efektif.
VII. PROGNOSIS
Secara keseluruhan, bulimia nervosa tampaknya memiliki prognosis yang
lebih baik dibandingkan anoreksia nervosa. Dalam jangka pendek, pasien bulimia
nervosa yang mampu melibatkan diri dalam pengobatan telah dilaporkan lebih dari 50
persen yang mengalami perbaikan dalam pesta makan dan mencahar di antara pasien
rawat jalan, perbaikan tampaknya berlangsung lebih dari lima tahun. Tapi pasien
tidak bebas gejala selama periode perbaikan, bulimia nervosa adalah gangguan kronis
dengan perjalanan penyakit yang hilang timbul. Beberapa pasien dengan penyakit
yang ringan memiliki remisi jangka panjang.
Prognosis tergantung pada keparahan sekuela mecahar yaitu apakah pasien
mengalami gangguan keseimbangan elektrolit dan sampai derajat mana muntah yang
sering menghasilkan esofagitis, amilasemia, pembesaran kelenjar liur dan karies gigi.
Pada beberapa kasus bulimia nervosa yang tidak diobati, remisi spontan terjadi dalam
satu sampai dua tahun.

Anda mungkin juga menyukai