01 GDL Rizkadwiar 579 1 Skripsi I
01 GDL Rizkadwiar 579 1 Skripsi I
SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Rizka Dwi Ariani
NIM. S10038
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini
1. Ibu Dra. Agnes Suharti M.SI selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji yang telah
hingga selesai.
5. Ibu Rufaida Nur Fitriana, S.Kep.,Ns selaku pembimbing kedua yang telah
hingga selesai.
iv
6. Segenap dosen Prodi S-1 dan Staf pengajar STIKes Kusuma Husada Surakarta
7. Kedua Orang Tua Bapak Agung Djadmika dan Ibu Sumilah yang telah
8. Kedua kakak saya Distira Andris Hermawan dan Sri Rahayu, keluarga saya
Mujiono, Sri Sudarmi dan Totok Indaryanto (Kuprit) beserta adik-adik saya
9. Teman-teman prodi S-1 yang telah memberikan dorongan baik material dan
masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
Peneliti
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
BAB I. PENDAHULUAN
vi
2.1.3 Penyakit Asam Urat ............................................................ 19
BAB V. PEMBAHASAN
vii
5.4 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Penderita Asam Urat Tentang Diet Rendah
Purin 50
Tabel 4.4 Tingkat Kepatuhan Penderita Asam Urat Dalam Melakukan Diet
Rendah Purin 51
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
7 Jadwal Penelittian
Reliabilitas
xi
18 Hasil Nilai Penelitian Kuesioner
19 Lembar Konsultasi
20 Dokumentasi
xii
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
Abstract
Uric acid is the final metabolism product of purine. Low purine diet is done by
limitedly consuming food with protein. The factors suspected to this disease are diet,
body weight, and life style.
The objective of this research is to investigate the correlation between the
knowledge level of uric acid clients and their obedience to low purine diet.
This research used the descriptive correlational method with the cross-sectional
design to 30 uric acid clients in GawananTimur, Colomadu Sub-district,
Karanganyar. The observed variables included knowledge level and obedience.
The result of the research shows that the 16 clients (53.3%) have good
knowledge on low purine diet. The 28 respondents (93.3%) have a good obedience
level to conduct low purine diet. The result of analysis with the chi square test shows
that the value of X2count is 7.232 at the significance value of p = 0.027, which is
smaller than 0.05. Thus, it can be concluded that there is a correlation between the
knowledge level of uric acidclients and their obedience to low purine diet in
GawananTimur, Colomadu Sub-district, Karanganyar.
Keywords : Knowledge level, uric acid, obedience and low purine diet.
References : 25 (2003-2013)
xiii
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
Abstrak
Asam urat merupakan hasil metabolisme akhir dari purin. Diet rendah purin
berasal dari makanan yang mengandung protein, pada penderita asam urat harus
membatasi makanan yang mengandung protein berlebih. Faktor-faktor yang di
duga mempengaruhi penyakit ini adalah diet, berat badan dan gaya hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan
dengan kepatuhan diet rendah purin pada penderita asam urat.
Desain penelitian descriptif correlation dengan pendekatan cross sectional
pada 30 penderita asam urat di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu
Karanganyar. Variabel yang diamati yaitu tingkat pengetahuan dan kepatuhan.
Penderita asam urat mempunyai pengetahuan baik tentang diet rendah purin
yaitu sebanyak 16 responden (53,3%). Tingkat kepatuhan penderita asam urat
dalam melakukan diet rendah purin adalah patuh yaitu sebanyak 28 responden
(93,3%). Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai X2 hitung sebesar
7,232 dengan nilai signifikansi (p value) 0,027 < 0,05. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan penderita asam urat
dengan kepatuhan diet rendah purin di Gawanan Timur Kecamatan Colomadu
Karanganyar.
PENDAHULUAN
Pada masa Hippocrates dikenal luas sebuah penyakit yang bernama gout
yang sering dinamakan sebagai “penyakit para raja dan raja dari penyakit”
kuno menyatakan bahwa penyakit ini disebabkan oleh luka yang jatuh tetes
Masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.
Pengertian ini perlu diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendi
disebabkan oleh asam urat. Pengertian yang salah ini diperparah oleh iklan
jamu atau obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya, tidak semua
keluhan nyeri sendi atau sendi yang bengkak itu asam urat. Untuk
metabolisme akhir dari purin yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat dalam inti sel tubuh. Faktor-faktor yang diduga juga mempengaruhi
penyakit ini adalah diet, berat badan dan gaya hidup. Faktor risiko yang
menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah usia, asupan senyawa
1
2
fungsi ginjal. Peningkatan kadar asam urat dalam darah atau hiperuricemia
Puskesmas Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data bahwa warga pralansia dan
lansia yang memeriksakan diri ke Puskesmas pada tahun 2009 sebanyak 1584
orang, sebagian besar warga menderita penyakit radang sendi dengan jumlah
899 orang (56,8%). Penyakit ini dikelompokan dalam penyakit khusus dan
lainnya. Salah satu bagian dari penyakit radang sendi ini adalah asam urat
berjumlah 72 orang (8%), terdiri dari 34 (47,2%) wanita berumur >50 tahun,
peneliti di wilayah kerja puskesmas Dr. Soetomo pada tanggal 07 Mei 2010
mengenai pola makan pada 7 wanita yang menderita asam urat didapatkan
Choi. dkk (1986) yang dikutip oleh Andry. dkk (2009) melakukan
tahun. Hasil penelitianya selama 12 tahun menemukan 730 kasus gout baru.
oleh Andry. dkk (2009) bukti yang mendukung bahwa faktor makanan,
termasuk konsumsi alkohol dan makanan tinggi purin seperti seafood dan
ini didapatkan bahwa penderita gout yang lebih tinggi adalah laki-laki
Juli 2006, tentang tujuan terapi asam urat serum (SUA) yaitu terapi pada
adalah dengan memberikan pendidikan pasien dan gaya hidup yang tepat,
serta saran mengenai penurunan berat badan jika obesitas, diet dan alkohol
berkurang (terutama bir) merupakan aspek inti dari manajemen diet pada gout
tidak boleh berlebih, setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuhnya,
untuk tubuh. Oleh karena itu makanan untuk penderita gout diatur menjadi
diet rendah purin. Diet rendah purin juga membatasi lemak, karena lemak
tidak melakukan diet rendah purin, maka akan terjadi penumpukan kristal
asam urat pada sendi bahkan bisa pada ginjal yang dapat menyebabkan batu
jumlah penduduk 70 kepala keluarga atau 140 orang yaitu wanita sebanyak 70
orang dan laki-laki sebanyak 70 orang. Setelah peneliti melakukan cek asam
sebanyak 20 orang lainnya masih belum mengetahui tentang diet rendah purin
(belum mengetahui bahwa daun melinjo, kaldu daging, dan minuman keras
purin?”.
diet rendah purin, yang dapat berpengaruh pada penurunan kadar asam
penelitian.
lengkap lagi dan lebih sempurna serta peneliti lain juga bisa
masyarakat.
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengetahuan
(Notoatmodjo 2012).
9
10
dari 2 yaitu:
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisa (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
penalaran sendiri.
diharapkan.
diharapkan.
diharapkan.
1. Pendidikan
4. Lingkungan
lingkungan tersebut.
16
5. Pengalaman
lalu.
6. Usia
2.1.2 Kepatuhan
menjadi dua yaitu patuh penuh (total compliance) dan tidak patuh (non
compliance).
17
1. Pendidikan
yang aktif.
2. Akomodasi
(terapi).
6. Pengetahuan
(Notoatmodjo 2012).
7. Usia
(Notoatmodjo 2012).
8. Dukungan Keluarga
2006).
pada sendi maka disebut penyakit gout akut atau penyakit pirai
tinggi dan kadar asam urat darahnya pun bisa tinggi bahkan
2012).
mengandung nukleoprotein.
urat.
semakin pendek.
a. Luka ringan
mengkonsumsi lemak.
e. Kedinginan
24
30-50 tahun).
j. Hipertensi
k. Penyakit jantung
(Kertia 2009).
atau keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri
(tofus). Jika sudah agak lama (hari kelima), kulit di atasnya akan
bisa memicu rasa nyeri yang luar biasa. Rasa nyeri ini akan
asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL. Catatan kadar
diagnosa batu ginjal. Kadar normal asam urat untuk pria antara
2,1 sampai 8,5 mg/dL dan wanita 2,0 sampai 6,6 mg/dL. Bagi
Rata-rata kadar normal asam urat adalah 3,0 sampai 7,0 mg/dL.
asam urat dan dianggap berlebihan. Dan bila lebih dari 12 mg/dL
2.1.3.7 Penatalaksanaan.
(Junadi 2012).
badan, jika berat badan mereka dikurangi, maka kerap kali kadar
Diet pada asam urat ini adalah diet rendah purin, rendah lemak,
cukup vitamin dan mineral, diet ini dapat menurunkan berat badan, bila
29
komponen asam nukleat yang terdapat dalam inti sel tubuh (Andry. dkk
2009).
bayam, kangkung, kubis, durian, nanas, tape, alkohol, dan lain-lain. Ada
(Kertia 2009). Selain itu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
sehingga walaupun tidak ada asupan purin, tetap terbentuk asam urat
kadar urat serum pada pria mulai meningkat saat pubertas. Pada wanita
(Sylvia 2006).
makanan tersebut merupakan asal dari purin oleh sebab itu kita tidak
asam urat yang berasal dari luar tubuh memang dapat diturunkan dengan
melakukan diet rendah purin, tetapi pembentukkan asam urat dari dalam
Alhasil, dapat disimpulkan bahwa diet purin secara ketat tidak dapat
terdapat dalam bahan makanan, seperti usus (854 mg/100 gram), babat
bijian, sayuran hijau, seperti bayam (290 mg/100 gram), kangkung (298
mg/100 gram), melinjo (223 mg/100 gram), daun melinjo (366 mg/100
gram), tempe (141 mg/100 gram), dan tahu (108 mg/100 gram)
(Junadi 2012).
dimakan oleh penderita asam urat dalam jumlah terbatas yaitu bisa
31
dengan cara makan sereal, ikan air tawar, asparagus, kembang kol, belut,
roti, ikan laut, unggas, kerang, gandum, kulit padi, dan emping. Alkohol
dalam tubuh. Konsumsi lemak juga harus dibatasi, maksimal 15% saja
(orang sehat 25%) dari total kalori, karena pembakaran lemak menjadi
karbohidrat sederhana seperti gula, madu, sirup, dodol, dan selai justru
(satu gelas) setiap 2-3 jam pada siag hari, dan ketika bangun malam hari
untuk buang air kecil (jika memungkinkan, gunakan alat pemurni air
tablet sehari, minum jus sari buah, terutama buah dan sayuran yang tidak
asam, agar urin menjadi alkalis dan asam urat dapat dikeluarkan atau
Jika kadar asam urat dalam darah tinggi tetapi tanpa gejala klinis, maka
32
tidak perlu diobati, kecuali jika kadar asam urat dalam darah lebih dari
perubahan pada organ ginjal berupa gout neuropati dan batu ginjal
(Junadi 2012).
seperti semangka, melon, blewah, belimbing, dan jambu air. Buah yang
dalam saluran cerna diubah menjadi alcohol, seperti durian dan nanas,
asam urat. Tampaknya keton dan asam urat saling bersaing untuk keluar
dari tubuh melalui urin. Dan umumnya yang kalah adalah asam urat,
1. Kelompok I
diawetkan).
2. Kelompok II
3. Kelompok III
roti whole wheat, mie, susu low fat, telur, buah-buahan (kecuali
kelompok II).
34
Pranoto (2007)
35
Hipotesis nol (Ho) sering disebut hipotesis statistik, karena biasanya dipakai
statistik. hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel
antara variabel X dan variabel Y atau adanya perbedaan antara dua kelompok
(Arikunto 2010).
METODOLOGI
dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih,
observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu
saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen dinilai secara simultan
pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Dengan studi ini akan diperoleh
36
37
3.2.1 Populasi
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
3.2.2 Sampel
sampel, istilah lain total sampling adalah sensus, dimana semua anggota
3.3.1 Tempat
Colomadu Karanganyar.
38
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
menggunakan dua variabel yaitu tingkat pengetahuan penderita asam urat dan
Tabel 3.1
Definisi Operasional
informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang dia
soal dan jawaban salah 4 soal, jawaban benar dengan skor 1 dan
75% maka dikategorikan cukup, dan bila menjawab benar <56% maka
Surakarta.
Ǥ Σ െ ΣǤ Σ
ൌ
ʹ ʹ
ටቄΣʹ െ ሺΣሻ ቅ ቄΣʹ െ ሺΣሻ ቅ
Keterangan :
N : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
(Riwidikdo 2010).
sedangkan nilai yang tidak valid yaitu (0,077 sampai 0,329) dan
valid yaitu (0,025 sampai 0,334), semua data yang valid adalah
Σσʹ
ͳͳ ൌ ቈ ͳ െ ʹ ൩
െͳ σ
Keterangan
σʹ = Varians total
diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
penderita asam urat secara global dan lokal dengan mencari berbagai
Dalam penelitian ini data yang digunakan sudah lengkap dan sesuai
rendah purin.
berikut:
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
HASIL PENELITIAN
49
50
4.2.1. Tingkat pengetahuan penderita asam urat tentang diet rendah purin.
purin bahwa skor tertinggi = 19, skor terendah = 8, mean = 16,13, range
pengetahuan penderita asam urat tentang diet rendah purin dapat dilihat
penderita asam urat tentang diet rendah purin adalah baik yaitu
4.2.2. Tingkat kepatuhan penderita asam urat dalam melakukan diet rendah
purin.
51
urat dalam melakukan diet rendah purin dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
penderita asam urat dalam melakukan diet rendah purin adalah patuh
sebagai berikut :
p
Tingkat c2
Tingkat Kepatuhan value
Pengetahuan
Patuh Tidak patuh Jumlah 7,232 0,027
52
n % N % N %
Kurang 1 3,3 1 3,3 2 6.7
Cukup 11 36,7 1 3,3 12 40.0
Baik 16 53,3 0 0,0 16 53.3
Jumlah 28 93,3 2 6,7 30 100
sebesar 7,232 dengan nilai signifikansi (p value) 0,027 < 0,05 maka dapat
PEMBAHASAN
penyakit asam urat adalah usia. Prevalensi kejadian asam urat lebih
(46,7%). Hal ini sesuai dengan Notoatmodjo (2012) bahwa salah satu
53
54
tentang diet rendah purin mempunyai tingkat pengetahuan yang baik yaitu
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu,
seseorang (overt behavior), dalam hal ini pengetahuan responden yang sudah
mereka belum mengetahui tentang diet rendah purin misalnya jeroan dan
melinjo yang bisa meningkatkan kadar asam urat didalam tubuh, hal itu
karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh
yang berpendidikan tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
mutlak berpengetahuan rendah pula, yang kedua adalah media masa atau
informasi, informasi yang di peroleh baik dari pendidikan formal maupun non
Rendah Purin
penderita asam urat dalam melakukan diet rendah purin adalah patuh yaitu
perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Kepatuhan juga dapat
Kepatuhan ini dibedakan menjadi dua yaitu patuh penuh (total compliance)
patuh adalah suka menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan
adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin, hal ini sesuai dengan hasil
56
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
pengetahuan dengan kepatuhan diet rendah purin pada penderita asam urat,
dengan nilai X2 hitung sebesar 7,232 dengan nilai signifikansi (p value) 0,027
< 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan dari Niven (2008) bahwa
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
57
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menurut fungsinya
makanan apa yang seharusnya dihindari atau dibatasi oleh penderita asam
penderita asam urat tentang diet rendah purin adalah baik yaitu sebanyak 16
purinpun juga baik, responden lebih patuh dalam menjalankan diet rendah
purinnya.
pola makan yang normal, namun terkadang masih ada yang memiliki
apa yang diketahui oleh individu akan disusun, ditata kembali atau diubah
yang disampaikan oleh tenaga professional kesehatan, orang tua, guru, media
masa, buku, dan sumber lainnya. Selain pengetahuan yang diperoleh oleh
tingkat kepatuhan mereka, selain itu juga terdapat sikap, sosial budaya, dan
masyakat, perlu adanya kesadaran pribadi serta dukungan dari keluarga untuk
menentukan suatu sikap yang mengarah pada pola kebiasaan hidup yang
sehat.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Simpulan
purin pada penderita asam urat dengan nilai X2 hitung sebesar 7,232
6.2. Saran
baca dan acuan belajar serta bisa diaplikasikan dalam proses belajar
mengajar
59
60
dukungan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Junadi, I 2012, Rematik dan Asam Urat, PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta
Pipit, F 2010, Hubungan Antara Pola Makan dengan Kadar Asam Urat Darah
Pada Wanita Post Menopause Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja
Puskesmas dr.Soetomo Surabaya, Journal Keperawatan,
<http://www.google.com/hubungan-antara-pola%2520makan-dengan-
kadar-asamurat-darah-pada-wanita-postmenopause-di-posyandu-lansia-
wilayah-kerja-puskesmas-drsoetomosurabaya.pdf>
Sacher, dkk 2004, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11,
EGC, Jakarta
Sunita, A 2005, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Shulten P, dkk 2009, The Role of Diet in The Management of Gout: a Comparison
of Knowledge and Attitude to Current Evidence, Journal of Human
Nutrition and Dietetics,<http://search.epnet.com>
Utami P, dkk 2009, Solusi Sehat Asam Urat dan Rematik, Agromedia Pustaka,
Jakarta