Disusun Oleh :
Tasya Nabila
26219296
2EB14
Pada tahun 1906 Kitab III KUHD Indonesia diganti dengan Peraturan Kepailitan yang
berdiri sendiri di luar KUHD. Sehingga sejak tahun 1906 indonesia hanya memiliki 2 Kitab
KUHD saja, yaitu Kitab I dan Kitab I (C.S.T. Kansil, 1985 : 14). Karena asas konkordansi juga
maka pada 1 Mei 1948 di Indonesia diadakan KUHS. Adapun KUHS Indonesia ini berasal dari
KUHS Nederland yang dikodifikasikan pada 5 Juli 1830 dan mulai berlaku di Nederland pada
31 Desember 1830. KUHS Belanda ini berasal dari KUHD Perancis (Code Civil) dan Code
Civil ini bersumber pula pada kodifikasi Hukum Romawi “Corpus Iuris Civilis” dari Kaisar
Justinianus (527-565) (C.S.T. Kansil, 1985 : 10).
Perjanjian pemberian kuasa ini berbeda dengan perjanjian perburuhan, meskipun sama-
sama mengenai melakukan pekerjaan. Perbedaan yang utama dari kedua perjanjian tersebut
adalah :
Perjanjian pemberian kuasa dapat terjadi tanpa upah (pasal 1794 KUH Perdata),
sedangkan dalam perjanjian perburuhan selalu dimaksudkan untuk mendapat upah
(pasal 1601 KUH Perdata).
Perjanjian pemberian kuasa menimbulkan hubungan yang bersifat sama tinggi atau
sederajat, sedangkan dalam perjanjian perburuhan menimbulkan hubungan yang
bersifat subordinasi (atasan dan bawahan).
Apabila dalam perjanjian pemberian kuasa diperjanjikan untuk memberikan suatu upah
tertentu kepada penerima kuasa, maka upah tersebut haruslah dibayarkan. Undang-undang
tidak memberikan larangan untuk pemberian upah dalam perjanjian pemberian kuasa.
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1649164&val=15144
&title=HUKUM%20DAGANG%20DI%20INDONESIA%20A%20REVIEW
https://andigunawan03.wordpress.com/2011/04/16/berlakunya-hukum-dagang/
https://legalstudies71.blogspot.com/2017/11/hubungan-hukum-antara-pengusaha-
dan.html
http://iinnapisa.blogspot.com/2011/04/pengusaha-kewajibannya-dalam-
hukum.html