Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL

KONTES ROBOT TERBANG INDONESIA


( KRTI ) 2019

KATEGORI RACING PLANE

Fast and On Track

Nama Tim :
AIR FIGHTER

UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA


2019
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL AIR FIGHTER

Yogyakarta, 13 Juni 2019

Tim AIR FIGHTER


Unit Kegiatan Mahasiswa Robotika
Universitas Teknologi Yogyakarta

Pembimbing Ketua Tim


KRTI 2019

Joko Sutopo, S.T.,M.T. Bayu Ari Pratama


NIK.110698027 NIM. 5170711039

Menyetujui,

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan


Universitas Teknologi Yogyakarta

Drs. Rokhmat, MM.,CA.,Ak.


NIK. 111193013

ii
KONTES ROBOT TERBANG INDONESIA (KRTI) 2019
IDENTITAS TIM

1. Nama Tim: Air Fighter


2. Kategori : Racing Plane (RP)
3. Kelas : Entry Level
4. Institusi/Lembaga
a. Nama Institusi : Universitas Teknologi Yogyakarta
b. Alamat : Kampus 1 UTY Jl. Siliwangi (Ringroad
Utara), Jombor, Sleman, D.I.Yogyakarta
c. No telpon/fax/emai : 0274623310
5. Ketua Tim ( Pilot )
a. Nama : Bayu Ari Pratama
b. NIM : 5170711039
c. Jurusan : Teknik Elektro // 2017
d. No HP / Email : 085867310477/ bayuaripratama8762@gmail.com
6. Anggota 1 (Co-Pilot)
a. Nama : Sutio Nur Bakhti
b. NIM : 5160711060
c. Jurusan : Teknik Elektro // 2016
d. No HP / Email : 083866406054/ Sutiobakti11@gmail.com
7. Anggota 2 (Mekanik)
a. Nama : Muhammad Yogi
b. NIM : 5160711090
c. Jurusan : Teknik Elektro // 2016
d. No HP / Email : 081243286619 / muhammadyogi944@gmail.com
8. Anggota 3 ( Tim Riset )
a. Nama : Herno Susanto
b. NIM : 5171011045
c. Jurusan : Teknik Komputer // 2017

iii
d. No HP / Email : 081243286619

9. Anggota 4 ( Tim Riset )


a. Nama : Moch. Teteh
b. NIM : 5180711052
c. Jurusan : Teknik Elektro // 2018
d. No HP / Email : 081243286619
10. Anggota 5 ( Tim Riset )
a. Nama : Yohan Tomi Anggreawan
b. NIM : 5180711023
c. Jurusan : Teknik Elektro // 2018
d. No HP / Email : 081243286619
11. Anggota 7 ( Tim Riset )
a. Nama : Panji Tri Asmoro
b. NIM : 5180711103
c. Jurusan : Teknik Elektro // 2018
d. No HP / Email : 081243286619
12. Data Diri Pembimbing 1
a. Nama : Joko Sutopo, S.T.,M.T.
b. NIDN : 110698027
c. Jurusan/Fakultas : Teknik Elektro / FTIE
d. No HP / Email : 081904739175 / Jksutopo@gmail.com
13. Data Diri Pembimbing 2
a. Nama : Puji Utomo, S.T., M.Eng.
b. NIDN : 0505079202
c. Jurusan/Fakultas : Teknik Sipil / FST
d. No HP / Email : 089672156266 / puji.utomo@staff.uty.ac.id

iv
A. LATAR BELAKANG
Pesawat Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicle, UAV) atau
Unmanned Aircraft System (UAS) adalah wahana terbang nir-awak yang
dalam satu dasawarsa terakhir ini berkembang kian pesat di ranah riset
unmanned system (sistem nir-awak) di dunia. Bukan hanya mereka yang
berada di ranah departemen pertahanan atau badan-badan riset, termasuk di
perguruan tinggi, yang meneliti, mengkaji dan mengembangkan, tapi dunia
industri dan bidang sipil pun telah mulai banyak memanfaatkan teknologi
unmanned system ini dalam mendukung kegiatan keseharian mereka.
Dunia hankam diketahui, sementara ini masih menjadi pengguna
terbesar, seperti misalnya jika ditilik dari informasi roadmap penggunaan
sistem nir- awak di dephan Amerika yg setidak-tidaknya di tahun 2020
mereka sudah merencanakan tidak kurang 20% pasukan mereka adalah sistem
nir-awak (robot). Aplikasi lain misalnya untuk pemantauan (monitoring) dan
pemetaan (mapping). Pemantauan dan pemetaan secara real-time kawasan-
kawasan kritis seperti daerah konflik penguasaan lahan (tambang, maritim,
dsb.), perbatasan antar negara, perkebunan, dll., adalah obyek- obyek garap
yang sangat potensial atas pemanfaatan sistem-sistem nir-awak ini.
Untuk itulah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) telah melahirkan
KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) yang pertama di tahun 2013 dengan
Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai penyelenggara. Seperti yang
tercatat dalam sejarah kontes/kompetisi di dunia UAV/UAS di Indonesia
dibidani dan dibesarkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun
2008 hingga 2011 dengan nama kontesnya IIARC (Indonesian Indoor Aerial
Robot Contest). Pada tahun 2012 IIARC berubah menjadi Indonesian Aerial
Robot Contest (IARC) yang dilaksanakan outdour.
Sukses penyelenggaraan KRTI 2013 di Jatinangor oleh ITB, lomba ini
dilanjutkan ke kawasan Indonesia Timur oleh DIKTI di tahun 2014 dengan
ditunjuknya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai
penyelenggara yang berlokasi di Raci Pasuruan. Tahun 2015 Universitas
Gadjah Mada (UGM) mendapat mandat sebagai tuan rumah untuk
menyelenggarakan KRTI 2015 yang berlokasi di Lanud Gading Wonosari,
Mulai tahun 2016 kegiatan KRTI menjadi agenda tahunan Direktorat Jenderal

5
Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan pada tahun 2016 tersebut
dilaksanakan di Kotabaru Lampung Selatan oleh Universitas Lampung
(UNILA). Pada tahun 2017 Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
diberi kepercayaan menjadi tuan rumah KRTI dan kembali di laksanakan di
Detasemen TNI-AU Raci Pasuruan. Universitas Teknokrat Indonesia (UTI)
mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara KRTI 2018 dan mengambil
tempat di Kotabaru Lampung. Tahun 2019 ini, tuan rumah KRTI adalah
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan direncanakan diselenggarakan di
Lapangan Udara TNI AL Grati, Pasuruan.
Melalui KRTI ini para generasi muda Indonesia didukung untuk
berjuang dan berkarya nyata dalam dunia sistem nir-awak baik di udara
maupun di angkasa lepas di masa-masa selanjutnya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Adapun maksud dan tujuan yang ingin dicapai oleh tim UAV/UAS
dalam mengikuti perhelatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Membuat sistem pengideraan jarak jauh nirkabel yang terdiri dari 4
aspek:
a. Suhu udara
b. Tekanan udara
c. Arah dan percepatan UAV/UAS
d. 3D modeling UAV/UAS
e. Posisi UAV/UAS
2. Membuat sistem pengendalian jarak jauh tepat sasaran.
3. Melakukan pengukuran data seakurat dan secepat mungkin serta
menyajikannya sebanyak dan sebaik mungkin.
4. Mempelajari dan mengimplementasikan sedikit banyak teknologi LAPAN
(Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional).

C. GARIS-GARIS BESAR KONTES RP (RACING PLANE)


1. Tema Divisi Racing Plane adalah: F.A.T (Fast And on Track), tercepat dan
pada lintasan.
2. Salah satu kemampuan dasar wahana terbang type fixed-wing adalah dapat
lepas landas pada area yang terbatas, terbang cepat mencapai lokasi yang
diinginkan secara aman, akurat pada lintasan yang diinginkan dan dapat
kembali ke base untuk mendarat dengan selamat. Misi-misi khusus seperti
pertolongan dan pertahanan memerlukan wahana terbang yang memiliki

6
kemampuan terbang cepat ini. Namun, performa tersebut biasanya harus
dibayar dengan tingkat konsumsi energi yang besar. Divisi Racing Plane
memberikan tantangan untuk merancang, membuat dan menerbangkan
wahana terbang fixed wing yang dapat terbang cepat pada lintasannya
namun dengan memperhatikan kualitas rancangan dan pembuatannya agar
konstruksi serta konsumsi energinya tetap efisien.
3. Divisi ini hanya terdiri satu kelas, yaitu kelas bebas, dengan penggerak
harus berbasis motor elektrik dan bilah propeller dari bahan non-logam.
Pesawat harus dibuat sendiri. Dalam hal ini, ukuran motor dan kapasitas
baterai tidak dibatasi. Wahana harus melakukan take-off menggunakan
launcher. Tipe dan konstruksi launcher tidak dibatasi. Teknik pendaratan
juga tidak dibatasi, namun arah pendaratan harus searah lintasan berangkat
dan harus dapat mendarat pada area yang ditentukan serta dipastikan
bahwa pesawat tidak mengalami kerusakan fatal pada bagian airframe
utama. Pesawat harus dilengkapi dengan lampu navigasi yang sesuai.
4. Lintasan lomba berada dalam sebuah kolom dengan lebar 20 m dan
panjang 700 m. Pesawat harus lepas landas di belakang garis start, berada
dalam kolom lintasan hingga garis 700 m, melakukan manuver berbalik
arah dan finish dalam gate di garis start. Total panjang lintasan adalah 2 x
700 m. Setelah melintasi garis finish, pesawat harus dapat mendarat pada
area yang ditentukan dalam waktu 1 menit.
5. Pesawat harus dirancang untuk membawa tambahan payload ekivalen
dengan produk susu komersial dalam kemasan 250 ml. Pesawat juga harus
menyediakan ruang dan koneksi dengan akses memadai untuk pemasangan
alat tambahan pengukur konsumsi energi listrik dari baterai. Berat pesawat
total saat lepas landas tidak boleh lebih dari 3 kg dan panjang span tidak
lebih dari 1,75 m. Berat baterai tidak lebih dari 500 gram.

6. Jumlah, ukuran dan tipe motor tidak dibatasi. Bila menggunakan propeller,
untuk alasan keselamatan, harus dalam konfigurasi pusher (propeller
berada di belakang motor penggerak).

D. URUTAN PELAKSANAAN KONTES


1. GAME adalah sebutan untuk satu kali lomba dimana dua buah pesawat

7
berpacu hingga didapatkan nilai akhir. Sebelum GAME, peserta harus
melakukan registrasi dan Validasi terlebih dahulu untuk mencatat kesiapan
peserta dan mencek kesuaian pesawat dengan aturan. Pada saat validasi,
payload juga diberikan pada tim.
2. Setiap GAME terdiri dari 3 tahap, yaitu Tahap PERSIAPAN, RACE dan
PENCATATAN.
3. Tahap PERSIAPAN adalah tahap dimana tim peserta dipanggil untuk
melakukan versifikasi pesawat dan melakukan persiapan di Ground
Station. Saat Verifikasi pesawat dilakukan pemasangan Digital Watt Meter
(DWM) dari panitia dan dilakukan pencatatan nilai awal DWM.
Selanjutnya, tim melakukan persiapan pesawat di Ground Station yang
disediakan selama 5 menit. Jika sebelum 5 menit kedua tim sudah
menyatakan siap berlomba, maka juri melangsungkan perlombaan dengan
mengawali hitung mundur (aba-aba).
4. Berikutnya adalah tahap RACE, dimulai dengan aba-aba “GO” hingga
pesawat mendarat di tempat yang telah ditentukan. Total waktu antara aba-
aba “GO” hingga pesawat mencapai garis FINISH dihitung sebagai catatan
waktu RACE.
5. Unsur yang harus dpenuhi dalam satu RACE adalah :
a) Lepas landas
b) Terbang melewati GATE700 yang berjarak 700m dari garis START
c) Berbalik arah menuju gate FINISH
d) Berbalik arah dan mendarat pada area dan dalam waktu yang ditentukan
6. Tahap PENCATATAN meliputi :
a) Verifikasi kondisi pesawat setelah mendarat apakah memenuhi kriteria
pendaratan yang dipersyaratkan.
b) Pencatatan waktu.
7. Syarat sahnya sebuah GAME adalah dengan memenuhi kriteria tiap-tiap
tahap dan sub tahap sebuah GAME. Jika ada salah satu dari kriteria tidak
terpenuhi, maka untuk peserta dimaksud GAME dianggap tidak sah dan
waktu tidak dicatat.
8. Kriteria dinyatakan sahnya Lepas Landas adalah :
a) Lepas landas dilakukan dengan launcher. Dalam hal ini sebagai batasan
adalah bahwa pesawat tidak menyentuh tanah dan tidak tersentuh oleh

8
crew/pilot
b) Lepas landas dapat dilakukan dalam mode manual atau auto
c) Dalam jarak 100 m dari garis start pesawat tidak jatuh dan pesawat
sudah harus masuk dalam Mode auto dengan ditandai pilot mengangkat
kedua tangan lepas dari Remote Control, hingga pesawat melewati garis
FINISH
9. Kriteria dinyatakan sahnya terbang dalam lorong
a) Yang dimaksud dengan kondisi pesawat berada dalam lorong adalah
bahwa seluruh bagian pesawat berada di antara tiang penanda saat
melewati GATE700 dan GATE FINISH. Jarak antara tiang penanda
GATE adalah 20 m.
b) Ketinggian terbang tidak lebih dari 100m di atas permukaan tanah.
10. Kriteria dinyatakan sahnya proses mendarat :
a) Segmen Pendaratan dimulai setelah pesawat melewati garis FINISH
dalam mode AUTO
b) Pendaratan dapat dilakukan dalam mode AUTO maupun MANUAL
c) Arah pendaratan adalah searah dengan arah take off
d) Area Pendarataan adalah area lorong antara garis START dengan
GATE100
e) Pendaratan dilakukan dalam waktu maksimum 1 menit sejak
melewati garis FINISH
11. Kriteria Verifikasi pasca pendaratan adalah :
a) Pendaratan dinyatakan sah jika pesawat berhasil mendarat di area
yang ditentukan dan tidak ada komponen maupun sambungan
struktur utama pesawat (fuselage, sayap, ekor, engine mount) yang
gagal. Pesawat dapat diterbangkan kembali dengan perbaikan
minor.
b) Yang termasuk perbaikan minor adalah : perbaikan bidang kendali
aerodinamik, perbaikan skid/roda pendarat serta
perbaikan/penggantian propeller
c) Memeriksa kondisi payload untuk memastikan bahwa payload
masih dalam kondisi baik
d) Memeriksa apakah motor listrik dan servo bidang kendali berfungsi
12. Juri akan memastikan siapa yang berhasil mencapai garis finish terlebih
dahulu menggunakan perangkat kamera dan pengamatan visual. Jika

9
secara jelas (visual) langsung dapat diputuskan siapa pemenangnya, maka
panitia akan langsung mengumumkan pemenangnya. Jika tidak, maka
akan dilakukan klarifikasi dari rekaman video.
13. Jika terjadi pendaratan di luar arena lomba, evakuasi boleh dilakukan oleh
peserta setelah mendapatkan ijin dari juri. Arena lomba adalah area
lintasan lorong 20 m x 700 m.
14. Ketika suatu GAME dinyatakan selesai oleh juri, kedua tim peserta harus
segera meninggalkan lokasi menuju ke pitstop masing-masing dengan
mengemasi seluruh perangkat yang menjadi properti tim peserta.Ketika
suatu GAME dinyatakan selesai oleh juri, kedua tim peserta harus segera
meninggalkan lokasi menuju ke pitstop masing-masing dengan mengemasi
seluruh perangkat yang menjadi properti tim peserta.
15. Ketidak-patuhan tim pada arahan juri dapat menyebabkan paling ringan
tim didiskualifikasi pada sebuah GAME, atau di-black list
keikutsertaannya untuk seluruh event.
16. Kondisi Khusus :
a) RETRY adalah dimana GAME dinyatakan perlu diulangi karena
kondisi Force majeur saat pelaksanaan GAME antara lain akibat
cuaca hujan atau angin kencang.

b) Jika salah satu atau kedua pesawat mendahului aba-aba start tanpa
unsur kesengajaan. Tim yang mendahului start dikenakan penalti
berupa penambahan catatan waktu 10 detik.

c) Jika terjadi tabrakan antar kedua wahana peserta, juri akan


melakukan investigasi untuk menentukan siapa yang bersalah
dalam tabrakan ini. Tim yang akhirnya dinyatakan sebagai pihak
yang bersalah, akan didiskualifikasi. Sedangkan tim yang
dinyatakan tidak bersalah akan menjadi pemenang. Jika wahananya
masih bisa diperbaiki akan diberikan kesempatan untuk
melanjutkan pertandingan dengan diberikan kesempatan maksimal
1 (satu) jam untuk memperbaiki wahananya. Jika tidak,
kesempatan bertanding pada putaran berikutnya tidak diberikan
atau dinyatakan kalah WO (walk out). Dalam hal ini, wahana tidak

10
boleh digantikan dengan struktur yang baru, kecuali yang sifatnya
spare-part atau knock-down.

E. SPESIFIKASI WAHANA
1. Wahana harus didesain dan dibuat berdasarkan kaidah aerodinamika dan
struktur airframe yang benar. Hal ini harus dapat dibuktikan dengan
menunjukkan bahwa wahana sudah pernah terbang dengan baik dan aman
sebelumnya. Wahana yang digunakan dalam kontes tidak boleh berbeda
dengan yang ditunjukkan dalam proses Evaluasi tahap II.
2. Wahana memiliki batasan maksimum TOW (take-off weight) 3000 gram.
3. Wahana memiliki batasan dimensi wing-span maksimum 1,75m.
4. Desain Struktur, dimensi dan material tidak dibatasi, namun penggerak harus
menggunakan motor elektrik dengan propeller/fan bukan dari jenis logam.
5. Penggunaan baterai tidak dibatasi, baik jumlah sel, tegangan maupun daya.
Berat baterai dibatasi tidak lebih dari 500 gram.
6. Wahana harus didesain untuk melakukan take-off menggunakan launcher.
7. Spesifikasi payload adalah satu buah kotak minuman susu komersial
kemasan 250ml dengan ukuran kira-kira 3,8 cm x 5,4 cm x 13,1 cm dengan
berat 270 +- 5 gram.
F. PENILAIAN
1. Penilaian pemenang hanya ditentukan berdasarkan siapa yang lebih cepat
mencapai FINISH dan dinyatakan RACE sah dan tidak melakukan
pelanggaran.
2. Pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud dalam no.A.4.1 antara lain:
mencuri START dengan sengaja atau melakukan tindakan unfair play.
Tidak ada kesempatan mengulang (RETRY) jika melakukan pelanggaran
ini.

11
G. ILUSTRASI LAPANGAN DIVISI RACING PLANE

Gambar G.1 : Lapangan Racing Plane


700 m

H. KONSEP
700 m RANCANGAN

Dalam rangka merealisasikan Pesawat Racing Plane yang digunakan pada


KRTI 2019, terdapat beberapa konsep yang akan digunakan terkait pada fungsi dan
tujuannya. Adapun konsep yang akan digunakan pada Pesawat Racing Plane Antara
lain dimensi Racing Plane, diagram alir sistem, blok diagram, prinsip kerja, dan
konsep kestabilan Pesawat Racing Plane. Berikut penjelasannya:
1. Dimensi
Gambar G. 1. Lapangan Racing Plane
Sesuai peraturan Spesifikasi yang ditetapkan panitia perlombaan :
- Wahana harus didesain dan dibuat berdasarkan kaidah aerodinamika
dan struktur airframe yang benar. Hal ini harus dapat dibuktikan dengan
menunjukkan bahwa wahana sudah pernah terbang dengan baik dan
aman sebelumnya. Wahana yang digunakan dalam kontes tidak boleh
berbeda dengan yang ditunjukkan dalam proses Evaluasi tahap II.
- Wahana memiliki batasan maksimum TOW (take-off weight) 3000
gram termasuk berat payload.
- Wahana memiliki batasan dimensi wing-span maksimum 1,75m.
- Desain Struktur, dimensi dan material tidak dibatasi, namun penggerak
harus menggunakan motor elektrik dengan propeller/fan bukan dari
jenis logam.
- Penggunaan baterai tidak dibatasi, baik jumlah sel, tegangan maupun
daya.
- Wahana harus didesain untuk melakukan take-off menggunakan
launcher.
- Spesifikasi payload adalah satu buah kotak minuman susu komersial
kemasan 250ml dengan ukuran kira-kira 3,8 cm x 5,4 cm x 13,1 cm

12
dengan berat 270 +- 5 gram.
- Spesifikasi Digital Watt Meter (DWM) adalah ukuran 8,5 cm x 5 cm x
2 cm dan berat 120 gram (di luar kabel). DWM akan menghitung
jumlah energi dalam Watt-jam yg diserap dari baterai sejak DWM
dihubungkan. Catatan DWM akan hilang jika sambungan dengan
baterai dilepas. Sambungan kabel harus dipastikan kuat untuk menahan
beban saat mendarat. Pesawat dapat menggunakan baterai yang terpisah
untuk propulsi dan untuk sistem kendali.

Gambar G. 2. Desain Wahana

13
1. Diagram Air Sistem
Dalam melakukan kerja sesaat setelah Wahana dilincurkan hingga
Payload pada racing plane kembali ke landasan (ground), terdapat banyak
proses yang terjadi. Untuk mengetahui proses kerja darisistem tersebut,
dapat dipahami dari diagram alir berikut:

Gambar G. 3. Diagram Alir Sistem

Dari gambar 3 dapat dipahami bahwa terdapat dua proses yang


terjadi pada Wahana, pertama proses pembacaan data oleh sensor
kemudian ditransmisikan menuju stasiun kendali sebagai informasi
baik sebelum separasi maupun setelah separasi. Kedua adalah proses
pengendalian Wahana berdasarkan masukan yang diterima dari stasiun
kendali sebagai perintah agar Wahana dapat dikendalikan, adapun
proses pengendalian ini antaralain untuk mengendalikan sirip (FIN)
kemudian untuk mengaktifkan dan menonaktifkan motor Wahana.

14
2. Blok Diagram
Dalam merancang sistem elektronik Wahana baik untuk akuisisi
data maupun kendali gerak, harus digambarkan terlebih dahulu
menggunakan blok diagram tentang konfigurasi dan sebaran pengkawatan
yang akan diterapkan. Hal ini akan sangat membantu dalam mengetahui
kelemahan dan pencarian kesalahan jika terjadi kegagalan kerja sistem.
Selain itu blok diagram juga akan membantu untuk lebih memahami
perancangan sistem yang akan dilakukan. Adapun blok diagram sistem
yang dibangun adalah sebagai berikut :

Gambar G. 4. Sistem Telemetry Wahana


3. Prinsip Kerja
Dalam mangirimkan data hasil pengukuran dilakukan secara jarak
jauh secara nirkabel menggunakan frekuensi 2,4 MHz. Transmisi data
dilakukan secara serial dengan format pengirimannya sesuai dengan
protokol yang digunakan. Adapun prinsip kerja system adalah sebagai
berikut:

15
Gambar G. 5. Blok Diagram Sistem Elektronik Payload Wahana

Transmisi dari Payload Wahana menuju stasiun kendali


mengandung informasi hasil pengukuran, sedangkan transmisi dari stasiun
kendali menuju Payload Wahana mengandung perintah pengendalian
arah gerak.

4. Konsep Kestabilan
Konsep kestabilan yang diusung adalah dengan memanfaatkan
sensor accelerometer dan gyroscope, dimana sensor tersebut nantinya
akan behubungan dengan FIN yang dikendalikan oleh motor servo. Jadi
gerakan FIN adalah otomatis mengikuti sudut yang didapat saat Wahana
diluncurkan.

I. KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


1. Transmitter atau Remote Control
Komponen yang dipegang oleh pilot di darat untuk mengendalikan
pesawat dengan cara mengirimkan sinyal ke receiver. Pada
umunya, transmitter bekerja menggunakan gelombang radio.

16
FrSky ACCST Taranis Q X7 Remote Control Transmitter 2.4GHz 16CH
SPESIFIKASI:
Brand name: Frsky
Item name: Taranis X9D Plus
Channels: up to 16 channels
Battery capacity: 2000mAh
Operating voltage: 6-15V( 2S 3S lipo are acceptable)
Operating current: 270mah maximum
Operating temperature: -10 - 60 degree
Backlight LCD screen: 212*64, 2 color combinations for select
Model memories: 60(extendable by SD card)
Compatibility: FrSky x series an V8-II series receiver

Gambar G. 6. Transmitter atau Remote Control


2. Flight Controller ( FC )
kumpulan dari berbagai komponen-komponen dan sensor yang
berfungsi untuk menjaga drone atau pesawat RC tetap seimbang dan dapat
terkendali. Flight controller memiliki sensor keseimbangan berupa Gyro
dan Accelerometer. Beberapa FC yang terbaru bahkan memiliki sensor
tekanan udara (barometer, kompas (magnetometer) dan GPS. Sensor
barometer berfungsi untuk menjaga ketinggian multirotor pada ketinggian
tertentu kemudian magnetometer dan GPS digunakan untuk menjaga
orientasi,autopilot dan fitur failsave.
FC Specifications
The board integrates with PX4FMU + PX4IO
Pixhawk is with new 32 bit chip and sensor technology

17
Processor:
32 bit 2M flash memory STM32F427 Cortex M4, with hardware floating
point processing unit
Main frequency: 256K, 168MHZ RAM
32 bit STM32F103 backup co processor

Sensor:
L3GD20 3 axis digital 16 bit gyroscope
LSM303D 3 axis 14 bit accelerometer /magnetometer
MPU6000 6 axis accelerometer / magnetometer
MS5611 high precision barometer

Features:
Advanced 32 bit CortexM4 ARM high performance processor, can run
RTOS NuttX real time operating system;
Integrated backup power supply and failure backup controller, the main
controller can be safely switched to backup control;
Provide redundant power input and fault transfer function;
14* PWM / actuator output;
Bus interface (UART, I2C, SPI, CAN);
Provide automatic and manual mode;
Color LED lamp;
Multi tone buzzer interface;
Micro SD to record flight data.

Gambar G. 7. Flight Controller ( FC )

3. Radio Telemetry Air/Ground Module For MWC APM PIXHAWK

18
Telemetri adalah sebuah teknologi yang memungkinkan pengukuran
jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang atau operator sistem.
Kata telemetri berasal dari akar bahasa Yunani tele = jarak jauh, dan
metron = pengukuran.
Specification:
Supply voltage:3.7-6V DC (from USB or Molex connector)
Transmit current:500mA at 27 dBm
Receive current:25 mA
Serial interface:3.3 V UART
Frequency:433mHz
Power:500mw
Connector:SMA

Gambar G. 8. Radio Telemetry

4. GPS modul neo 8 M


Modul ini berfungsi sebagai penerima GPS (Global Positioning
System Receiver) yang dapat mendeteksi lokasi dengan menangkap dan
memroses sinyal dari satelit navigasi. Aplikasi dari modul ini melingkupi
sistem navigasi, sistem keamanan terhadap kemalingan pada kendaraan /
perangkat bergerak, akuisisi data pada sistem pemetaan medan, penjejak
lokasi / location tracking, dsb.

19
Gambar G. 9. GPS modul neo 8 M

5. Arduino Nano
Arduino Nano adalah sebuah papan kecil yang terintegerasi. Bekerja
berdasarkan mikrokontroler ATmega328 (Arduino Nano 3.x) atau
ATmega168 (Arduino Nano 2.x). Fungsi Arduino Nano kurang lebih sama
dengan Arduino Duemilanove, tetapi dikemas dalam paket yang berbeda.
Perangkat ini tidak memiliki colokan listrik DC, namun bekerja dengan
kabel USB Mini standar. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh
Gravitech.

Gambar G. 10. Arduino Nano

6. Motor Servo
Untuk sistem aktuator kendali stabilitas sikap (roll, pitch dan yaw)
menggunakan motor servo. Motor servo adalah sebuah perangkat atau
aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik

20
loop tertutup (servo), sehingga dapat di setup atau di atur untuk
menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor.

Gambar G. 11. Motor Servo


Motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar
pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa
sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari
poros motor servo.
Sebagai contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms (mili detik) akan
memutar poros motor servo ke posisisudut 90⁰. Bila pulsa lebih pendek
dari 1,5 ms maka akan berputar kearah posisi0⁰ atau ke kiri (berlawanan
dengan arah jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama
dari 1,5 ms maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180⁰ atau
ke kanan.
7. Motor Brushless 2200Kv
Wahana ini membutuhkan motor yang lebih cepat dan baterai tegangan
yang lebih tinggi untuk membantu berputarnya unit kipas dengan cepat,
serta untuk menciptakan daya dorong yang cukup untuk terbang. Berikut
ini adalah spesifikasi motor Brushless:

Gambar G. 12. Motor Brushless 2200Kv

8. Electric Speed Controller (ESC)


Electronic speed controller atau biasa disebut ESC adalah suatu
rangkaian pengendali dan pengatur pergerakan motor tiga fasa. ESC ini
mengatur segala arah pergerakan dari motor dan mengendalikan kecepatan

21
rotasi motor sesuai dengan arus yang diberikan. ESC ini bekerja
dipengaruhi oleh kuat arus (Ampere) untuk diberikan ke motor untuk
mengendalikan kecepatan. Ampere ESC minimal sama atau lebih besar
daripada motor. Misal motor mampu menyedot arus maksimal 80A, maka
ESC harus minimal 80A atau lebih besar. Jika arus pada ESC lebih kecil
daripada di motor, maka daya kerja ESC akan semakin lebih besar untuk
memberi arus ke motor, dan bisa mengakibatkan ESC cepat panas dan
terbakar, terlebih motor itu tidak bergerak bebas/dalam keadaan memutar
beban.

Gambar G. 13. ESC


9. Battery
Battery ini di gunakan sebagai power supply motor brushless. Battery
yang di gunakan adalah jenis Zippy Compact 2200mAh 4s 60C Lipo.

Gambar G. 14. Zippy Compact 2200mAh 4s 60C Lipo

10. UBEC
UBEC – Universal Battery Elimination Circuit adalah rangkaian
elektronik yang mengambil daya dari battery pack atau sumber DC lainnya,
dan menurunkannya ke level tegangan 5V atau 6V. Tegangan input
maksimum tergantung pada spesifikasi UBEC.

22
Gambar G. 15. UBEC

11. Polyfoam
Polyfoam disini digunakan sebagai casing dari badan Wahana,
pemaikaian Polyfoam dipilih karena bahan dari Polyfoam ringan dan
mudah untuk dibentuk.

Gambar G. 16. Polyfoam


12. Fiberglass
Material FIberglass adalah salah satu jenis bahan fiber komposit yang
memiliki keunggulan yaitu kuat namun tetap ringan. Walaupun tidak sekaku
dan seringan bahan carbon fiber, fiberglass lebih ulet dan relatif lebih murah
di pasaran. Fiberglass biasa digunakan untuk bahan pembuatan pesawat
terbang, Material komposit itu sendiri adalah material yang terdiri dari dua
komponen yaitu penguat (reinforcement) berupa serat dan pengikat (matrix)
berupa plastik, sehingga menghasilkan kombinasi sifat yang kaku, kuat dan
ringan.

23
Gambar G. 17. Fibberglass

Pada komposit fiberglass, komponen penguat tersebut adalah serat kaca.


Kaca yang kita kenal sehari-hari memiliki sifat yang mudah retak dan pecah,
hal tersebut diakibatikan karena kekerasan permukaan kaca yang terlalu
tinggi, sehingga memudahkan proses perambatan retak pada permukaan kaca
walaupun dengan sedikit saja cacat atau beban. Untuk menghindari retak awal
atau cacat pada permukaan kaca tersebut, kaca dibuat benang yang sangat
tipis dengan diameter sekitar 5-25 mikrometer. Diamter yang sangat kecil
tersebut membuat serat kaca yang sangat kuat ini tidak diberikan kesempatan
untuk mendapatkan cacat permukaan yang menjadi awal perambatan retak.
Serat-serat kaca yang kecil ini dipintal untuk kemudian disusun menjadi
bentuk jahitan (woven), bulu-bulu yang disatukan membentuk lembaran
(chopped strand mat), potongan-potongan kecil (chopped strand) ataupun
benang panjang yang kontinyu (continuos roving). Fiberglass sering juga
dikenal dengan nama Glass-reinforced plastic (GRP) atau glass-fiber
reinforced plastic (GFRP) karena terdiri dari komponen glass-fiber dan
dikuatkan dengan plastik (resin).

J. JADWAL PELAKSANAAN KRTI 2019


No. Hari Tanggal Kegiatan
1 Senin 13 Mei Sosialisasi Regulasi (Web, Surat, Medsos)
Batas Pengumpulan Dokumentasi Evaluasi
2 Senin 17-Juni
Tahap 1
Rabi-
3 19-20 Juni Evaluasi Tahap 1 KRTI 2019
Kamis
4 Senin 24-Juni Pengumuman Evaluasi Tahap 1 KRTI 2019
5 Senin 5-Agustus Batas Pengumpulan Bahan Evaluasi Tahap 2
Kamis-
6 8-9 Agustus Evaluasi Tahap 2 KRTI 2019
Jumat

24
7 Rabu 14-Agustus Pengumuman Evaluasi Tahap 2 KRTI 2019
1-6 Oktober Pelaksanaan KRTI 2019
Selasa 1-Okt Kedatangan Juri Dan Peserta,
Registrasi, TM, OPENING, Check-in, Flight
Rabu 2-Okt
8 Test
Kamis 3-Okt Flight Test (lanjutan), Lomba Hari 1
Kamis 4-Okt Lomba Hari 2
Jumat 5-Okt Lomba Hari 3 (Final), CLOSING
Sabtu 6-Okt Check-Out

25
K. RINCIAN DANA PEMBUATAN DAN VIDEO PERKEMBANGAN EVALUASI TAHAP 2
NO Komponen Diperlukan Tersedia Kekurangan Harga Satuan Satuan JUMLAH
Pengontrol
1 FrSky Taranis Q X7 + FrSky RX8R
2.4Ghz ACCST 8/16Ch with
Telemetry SBUS RX Long Range
1 0 1 Rp 2,450,000.00 pasang Rp 2,450,000.00
2
Flight Control pixhawk
1 0 1 Rp 1,500,000.00 unit Rp 1,500,000.00
3
Telemetri 433 Mhz
1 0 1 Rp 525,000.00 unit Rp 525,000.00
4
GPS modul neo 8 M
1 0 1 Rp 500,000.00 unit Rp 500,000.00
5
Arduino nano
1 0 1 Rp 130,000.00 unit Rp 130,000.00
Penggerak
1 Servo Metal Gear EMAX ES08MAII
12g/ 1.8kg/ .10 sec 6 0 6 Rp 130,000.00 buah Rp 780,000.00
2 Propeller ELECTRIC HQPROP 9x5
One Pair 4 0 4 Rp 70,000.00 buah Rp 280,000.00
3 Motor Brushless Turnigy Aerodrive
SK3 - 3542-1185kv Outrunner 2 0 2 Rp 985,500.00 unit Rp 1,971,000.00
4
ESC 80 A Skywalker
2 0 2 Rp 394,000.00 unit Rp 788,000.00

26
5 Battery Zippy Compact 2200mAh 4s
60C Lipo 2 0 2 Rp 550,000.00 unit Rp 1,100,000.00
6 UBEC 12V 3A FPV mini BEC 4-6s
Lipo VTX DC-DC Converter Step
Down Modul 2 0 2 Rp 28,000.00 unit Rp 56,000.00
Rangka
1 Polifoam 5 mm 4 0 4 Rp 60,000.00 buah Rp 240,000.00
2 Polifoam 3 mm 2 0 2 Rp 46,000.00 buah Rp 92,000.00
3 Fiber set (Cairan fiber+ Serat fiber) 2 0 2 Rp 151,000.00 pasang Rp 302,000.00
5 Cat Samurai 4 0 4 Rp 35,000.00 buah Rp 140,000.00
6 Carbon Spar oval 10mm x 1000mm 2 0 2 Rp 165,000.00 buah Rp 330,000.00
7 Spicer 1 0 1 Rp 25,000.00 pack Rp 25,000.00
Pendukung
1 Nylon XT-Connectors 4 0 4 Rp 20,000.00 pasang Rp 80,000.00
2 HXT 4mm Gold Connectors 5 0 5 Rp 15,000.00 pasang Rp 75,000.00
3 Polymax 3,5mm Gold Connectors 6 0 6 Rp 8,000.00 pasang Rp 48,000.00
4 Selongsong kabel 1mm 3 0 3 Rp 8,000.00 meter Rp 24,000.00
5 Selongsong kabel 2mm 3 0 3 Rp 8,500.00 meter Rp 25,500.00
6 Selongsong kabel 3mm 3 0 3 Rp 9,000.00 meter Rp 27,000.00
7 Pin Header male isi 1x40 3 0 3 Rp 5,000.00 meter Rp 15,000.00
8 Pin Header f isi 1x40 3 0 3 Rp 5,000.00 buah Rp 15,000.00
9 Cable tie 4mm 3 0 3 Rp 25,000.00 pack Rp 75,000.00
10 Lem Batang 100 0 100 Rp 2,000.00 buah Rp 200,000.00
Total pembuatan wahana sistem kendali UAV/UAS Rp 11,793,500.00

27
L. RINCIAN DANA TRANSPORTASI & AKOMODASI PELAKSANAAN KONTES
No Uraian Kuantitas Waktu Harga Satuan Jumlah Total
Transportasi Pelaksanaan Kontes P-P
1 Sewa Mobil 1 Unit 6 Hari Rp 300.000,00 Rp 1.800.000,00
Akomodasi (Makan & Minum)
1 Pembimbing 2 Orang 6 Hari Rp 30.000,00 Rp 360.000,00
2 Anggota Tim 4 Orang 6 Hari Rp 25.000,00 Rp 600.000,00
Total Dana Transportasi & Akomodasi (Makan & Minum) Rp 2.760.000,00

28
K. KETERANGAN PENGAJUAN

NO NAMA TOTAL DANA KETERANGAN


1 Pengajuan I  Guna Pembutan
-Pembuatan Wahana
Wahana Sistem
Sistem Kendali
Kendali UAV/UAS
UAV/UAS
Rp 11,793,500.00
2 Pengajuan II  Guna mengikuti kontes
-Transportasi &
nasional.
Akomodasi
Pelaksanaan Kontes Rp 2.760.000,00
Total Pengajuan Dana Rp 13.693.500,00

29
Lampiran Detail Harga Komponen

1. Frsky Taranis Q X7 2.4Ghz Remote Transmitter Original Quality RC TX +


FrSky RX8R 2.4Ghz ACCST 8/16Ch with Telemetry SBUS RX Long
Range

30
2. Servo Emax ES08MD II Digital Metal Gear

3. Propeller ELECTRIC HQPROP 9x5 One Pair

31
4. Motor Brushless Turnigy Aerodrive SK3 - 3542-1185kv Outrunner

5. GPS modul neo 8 M

32
6. Radiolink Pixhawk PIX Autopilot Flight Controller Drone Original

7. 500mW 433MHz 3DR Radio Telemetry Air/Ground Module For MWC


APM PIXHAWK

33
8. ESC HOBBYWING SKYWALKER 80A ESC 80 A Brushless Motor RC
Plane

9. UBEC 12V 3A FPV mini BEC 4-6s Lipo VTX DC-DC Converter Step
Down Modul

34
10. Zippy Compact 2200mAh 4s 60C Lipo Battery

11. ARDUINO NANO FT232RL IC + KABEL DATA

35
36

Anda mungkin juga menyukai