Nama Tim :
AIR FIGHTER
Menyetujui,
ii
KONTES ROBOT TERBANG INDONESIA (KRTI) 2019
IDENTITAS TIM
iii
d. No HP / Email : 081243286619
iv
A. LATAR BELAKANG
Pesawat Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicle, UAV) atau
Unmanned Aircraft System (UAS) adalah wahana terbang nir-awak yang
dalam satu dasawarsa terakhir ini berkembang kian pesat di ranah riset
unmanned system (sistem nir-awak) di dunia. Bukan hanya mereka yang
berada di ranah departemen pertahanan atau badan-badan riset, termasuk di
perguruan tinggi, yang meneliti, mengkaji dan mengembangkan, tapi dunia
industri dan bidang sipil pun telah mulai banyak memanfaatkan teknologi
unmanned system ini dalam mendukung kegiatan keseharian mereka.
Dunia hankam diketahui, sementara ini masih menjadi pengguna
terbesar, seperti misalnya jika ditilik dari informasi roadmap penggunaan
sistem nir- awak di dephan Amerika yg setidak-tidaknya di tahun 2020
mereka sudah merencanakan tidak kurang 20% pasukan mereka adalah sistem
nir-awak (robot). Aplikasi lain misalnya untuk pemantauan (monitoring) dan
pemetaan (mapping). Pemantauan dan pemetaan secara real-time kawasan-
kawasan kritis seperti daerah konflik penguasaan lahan (tambang, maritim,
dsb.), perbatasan antar negara, perkebunan, dll., adalah obyek- obyek garap
yang sangat potensial atas pemanfaatan sistem-sistem nir-awak ini.
Untuk itulah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui Direktorat
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Ditlitabmas) telah melahirkan
KRTI (Kontes Robot Terbang Indonesia) yang pertama di tahun 2013 dengan
Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai penyelenggara. Seperti yang
tercatat dalam sejarah kontes/kompetisi di dunia UAV/UAS di Indonesia
dibidani dan dibesarkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun
2008 hingga 2011 dengan nama kontesnya IIARC (Indonesian Indoor Aerial
Robot Contest). Pada tahun 2012 IIARC berubah menjadi Indonesian Aerial
Robot Contest (IARC) yang dilaksanakan outdour.
Sukses penyelenggaraan KRTI 2013 di Jatinangor oleh ITB, lomba ini
dilanjutkan ke kawasan Indonesia Timur oleh DIKTI di tahun 2014 dengan
ditunjuknya Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) sebagai
penyelenggara yang berlokasi di Raci Pasuruan. Tahun 2015 Universitas
Gadjah Mada (UGM) mendapat mandat sebagai tuan rumah untuk
menyelenggarakan KRTI 2015 yang berlokasi di Lanud Gading Wonosari,
Mulai tahun 2016 kegiatan KRTI menjadi agenda tahunan Direktorat Jenderal
5
Pembelajaran dan Kemahasiswaan dan pada tahun 2016 tersebut
dilaksanakan di Kotabaru Lampung Selatan oleh Universitas Lampung
(UNILA). Pada tahun 2017 Institut Teknologi Sepuluh November (ITS)
diberi kepercayaan menjadi tuan rumah KRTI dan kembali di laksanakan di
Detasemen TNI-AU Raci Pasuruan. Universitas Teknokrat Indonesia (UTI)
mendapat kepercayaan sebagai penyelenggara KRTI 2018 dan mengambil
tempat di Kotabaru Lampung. Tahun 2019 ini, tuan rumah KRTI adalah
Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan direncanakan diselenggarakan di
Lapangan Udara TNI AL Grati, Pasuruan.
Melalui KRTI ini para generasi muda Indonesia didukung untuk
berjuang dan berkarya nyata dalam dunia sistem nir-awak baik di udara
maupun di angkasa lepas di masa-masa selanjutnya.
6
kemampuan terbang cepat ini. Namun, performa tersebut biasanya harus
dibayar dengan tingkat konsumsi energi yang besar. Divisi Racing Plane
memberikan tantangan untuk merancang, membuat dan menerbangkan
wahana terbang fixed wing yang dapat terbang cepat pada lintasannya
namun dengan memperhatikan kualitas rancangan dan pembuatannya agar
konstruksi serta konsumsi energinya tetap efisien.
3. Divisi ini hanya terdiri satu kelas, yaitu kelas bebas, dengan penggerak
harus berbasis motor elektrik dan bilah propeller dari bahan non-logam.
Pesawat harus dibuat sendiri. Dalam hal ini, ukuran motor dan kapasitas
baterai tidak dibatasi. Wahana harus melakukan take-off menggunakan
launcher. Tipe dan konstruksi launcher tidak dibatasi. Teknik pendaratan
juga tidak dibatasi, namun arah pendaratan harus searah lintasan berangkat
dan harus dapat mendarat pada area yang ditentukan serta dipastikan
bahwa pesawat tidak mengalami kerusakan fatal pada bagian airframe
utama. Pesawat harus dilengkapi dengan lampu navigasi yang sesuai.
4. Lintasan lomba berada dalam sebuah kolom dengan lebar 20 m dan
panjang 700 m. Pesawat harus lepas landas di belakang garis start, berada
dalam kolom lintasan hingga garis 700 m, melakukan manuver berbalik
arah dan finish dalam gate di garis start. Total panjang lintasan adalah 2 x
700 m. Setelah melintasi garis finish, pesawat harus dapat mendarat pada
area yang ditentukan dalam waktu 1 menit.
5. Pesawat harus dirancang untuk membawa tambahan payload ekivalen
dengan produk susu komersial dalam kemasan 250 ml. Pesawat juga harus
menyediakan ruang dan koneksi dengan akses memadai untuk pemasangan
alat tambahan pengukur konsumsi energi listrik dari baterai. Berat pesawat
total saat lepas landas tidak boleh lebih dari 3 kg dan panjang span tidak
lebih dari 1,75 m. Berat baterai tidak lebih dari 500 gram.
6. Jumlah, ukuran dan tipe motor tidak dibatasi. Bila menggunakan propeller,
untuk alasan keselamatan, harus dalam konfigurasi pusher (propeller
berada di belakang motor penggerak).
7
berpacu hingga didapatkan nilai akhir. Sebelum GAME, peserta harus
melakukan registrasi dan Validasi terlebih dahulu untuk mencatat kesiapan
peserta dan mencek kesuaian pesawat dengan aturan. Pada saat validasi,
payload juga diberikan pada tim.
2. Setiap GAME terdiri dari 3 tahap, yaitu Tahap PERSIAPAN, RACE dan
PENCATATAN.
3. Tahap PERSIAPAN adalah tahap dimana tim peserta dipanggil untuk
melakukan versifikasi pesawat dan melakukan persiapan di Ground
Station. Saat Verifikasi pesawat dilakukan pemasangan Digital Watt Meter
(DWM) dari panitia dan dilakukan pencatatan nilai awal DWM.
Selanjutnya, tim melakukan persiapan pesawat di Ground Station yang
disediakan selama 5 menit. Jika sebelum 5 menit kedua tim sudah
menyatakan siap berlomba, maka juri melangsungkan perlombaan dengan
mengawali hitung mundur (aba-aba).
4. Berikutnya adalah tahap RACE, dimulai dengan aba-aba “GO” hingga
pesawat mendarat di tempat yang telah ditentukan. Total waktu antara aba-
aba “GO” hingga pesawat mencapai garis FINISH dihitung sebagai catatan
waktu RACE.
5. Unsur yang harus dpenuhi dalam satu RACE adalah :
a) Lepas landas
b) Terbang melewati GATE700 yang berjarak 700m dari garis START
c) Berbalik arah menuju gate FINISH
d) Berbalik arah dan mendarat pada area dan dalam waktu yang ditentukan
6. Tahap PENCATATAN meliputi :
a) Verifikasi kondisi pesawat setelah mendarat apakah memenuhi kriteria
pendaratan yang dipersyaratkan.
b) Pencatatan waktu.
7. Syarat sahnya sebuah GAME adalah dengan memenuhi kriteria tiap-tiap
tahap dan sub tahap sebuah GAME. Jika ada salah satu dari kriteria tidak
terpenuhi, maka untuk peserta dimaksud GAME dianggap tidak sah dan
waktu tidak dicatat.
8. Kriteria dinyatakan sahnya Lepas Landas adalah :
a) Lepas landas dilakukan dengan launcher. Dalam hal ini sebagai batasan
adalah bahwa pesawat tidak menyentuh tanah dan tidak tersentuh oleh
8
crew/pilot
b) Lepas landas dapat dilakukan dalam mode manual atau auto
c) Dalam jarak 100 m dari garis start pesawat tidak jatuh dan pesawat
sudah harus masuk dalam Mode auto dengan ditandai pilot mengangkat
kedua tangan lepas dari Remote Control, hingga pesawat melewati garis
FINISH
9. Kriteria dinyatakan sahnya terbang dalam lorong
a) Yang dimaksud dengan kondisi pesawat berada dalam lorong adalah
bahwa seluruh bagian pesawat berada di antara tiang penanda saat
melewati GATE700 dan GATE FINISH. Jarak antara tiang penanda
GATE adalah 20 m.
b) Ketinggian terbang tidak lebih dari 100m di atas permukaan tanah.
10. Kriteria dinyatakan sahnya proses mendarat :
a) Segmen Pendaratan dimulai setelah pesawat melewati garis FINISH
dalam mode AUTO
b) Pendaratan dapat dilakukan dalam mode AUTO maupun MANUAL
c) Arah pendaratan adalah searah dengan arah take off
d) Area Pendarataan adalah area lorong antara garis START dengan
GATE100
e) Pendaratan dilakukan dalam waktu maksimum 1 menit sejak
melewati garis FINISH
11. Kriteria Verifikasi pasca pendaratan adalah :
a) Pendaratan dinyatakan sah jika pesawat berhasil mendarat di area
yang ditentukan dan tidak ada komponen maupun sambungan
struktur utama pesawat (fuselage, sayap, ekor, engine mount) yang
gagal. Pesawat dapat diterbangkan kembali dengan perbaikan
minor.
b) Yang termasuk perbaikan minor adalah : perbaikan bidang kendali
aerodinamik, perbaikan skid/roda pendarat serta
perbaikan/penggantian propeller
c) Memeriksa kondisi payload untuk memastikan bahwa payload
masih dalam kondisi baik
d) Memeriksa apakah motor listrik dan servo bidang kendali berfungsi
12. Juri akan memastikan siapa yang berhasil mencapai garis finish terlebih
dahulu menggunakan perangkat kamera dan pengamatan visual. Jika
9
secara jelas (visual) langsung dapat diputuskan siapa pemenangnya, maka
panitia akan langsung mengumumkan pemenangnya. Jika tidak, maka
akan dilakukan klarifikasi dari rekaman video.
13. Jika terjadi pendaratan di luar arena lomba, evakuasi boleh dilakukan oleh
peserta setelah mendapatkan ijin dari juri. Arena lomba adalah area
lintasan lorong 20 m x 700 m.
14. Ketika suatu GAME dinyatakan selesai oleh juri, kedua tim peserta harus
segera meninggalkan lokasi menuju ke pitstop masing-masing dengan
mengemasi seluruh perangkat yang menjadi properti tim peserta.Ketika
suatu GAME dinyatakan selesai oleh juri, kedua tim peserta harus segera
meninggalkan lokasi menuju ke pitstop masing-masing dengan mengemasi
seluruh perangkat yang menjadi properti tim peserta.
15. Ketidak-patuhan tim pada arahan juri dapat menyebabkan paling ringan
tim didiskualifikasi pada sebuah GAME, atau di-black list
keikutsertaannya untuk seluruh event.
16. Kondisi Khusus :
a) RETRY adalah dimana GAME dinyatakan perlu diulangi karena
kondisi Force majeur saat pelaksanaan GAME antara lain akibat
cuaca hujan atau angin kencang.
b) Jika salah satu atau kedua pesawat mendahului aba-aba start tanpa
unsur kesengajaan. Tim yang mendahului start dikenakan penalti
berupa penambahan catatan waktu 10 detik.
10
boleh digantikan dengan struktur yang baru, kecuali yang sifatnya
spare-part atau knock-down.
E. SPESIFIKASI WAHANA
1. Wahana harus didesain dan dibuat berdasarkan kaidah aerodinamika dan
struktur airframe yang benar. Hal ini harus dapat dibuktikan dengan
menunjukkan bahwa wahana sudah pernah terbang dengan baik dan aman
sebelumnya. Wahana yang digunakan dalam kontes tidak boleh berbeda
dengan yang ditunjukkan dalam proses Evaluasi tahap II.
2. Wahana memiliki batasan maksimum TOW (take-off weight) 3000 gram.
3. Wahana memiliki batasan dimensi wing-span maksimum 1,75m.
4. Desain Struktur, dimensi dan material tidak dibatasi, namun penggerak harus
menggunakan motor elektrik dengan propeller/fan bukan dari jenis logam.
5. Penggunaan baterai tidak dibatasi, baik jumlah sel, tegangan maupun daya.
Berat baterai dibatasi tidak lebih dari 500 gram.
6. Wahana harus didesain untuk melakukan take-off menggunakan launcher.
7. Spesifikasi payload adalah satu buah kotak minuman susu komersial
kemasan 250ml dengan ukuran kira-kira 3,8 cm x 5,4 cm x 13,1 cm dengan
berat 270 +- 5 gram.
F. PENILAIAN
1. Penilaian pemenang hanya ditentukan berdasarkan siapa yang lebih cepat
mencapai FINISH dan dinyatakan RACE sah dan tidak melakukan
pelanggaran.
2. Pelanggaran-pelanggaran yang dimaksud dalam no.A.4.1 antara lain:
mencuri START dengan sengaja atau melakukan tindakan unfair play.
Tidak ada kesempatan mengulang (RETRY) jika melakukan pelanggaran
ini.
11
G. ILUSTRASI LAPANGAN DIVISI RACING PLANE
H. KONSEP
700 m RANCANGAN
12
dengan berat 270 +- 5 gram.
- Spesifikasi Digital Watt Meter (DWM) adalah ukuran 8,5 cm x 5 cm x
2 cm dan berat 120 gram (di luar kabel). DWM akan menghitung
jumlah energi dalam Watt-jam yg diserap dari baterai sejak DWM
dihubungkan. Catatan DWM akan hilang jika sambungan dengan
baterai dilepas. Sambungan kabel harus dipastikan kuat untuk menahan
beban saat mendarat. Pesawat dapat menggunakan baterai yang terpisah
untuk propulsi dan untuk sistem kendali.
13
1. Diagram Air Sistem
Dalam melakukan kerja sesaat setelah Wahana dilincurkan hingga
Payload pada racing plane kembali ke landasan (ground), terdapat banyak
proses yang terjadi. Untuk mengetahui proses kerja darisistem tersebut,
dapat dipahami dari diagram alir berikut:
14
2. Blok Diagram
Dalam merancang sistem elektronik Wahana baik untuk akuisisi
data maupun kendali gerak, harus digambarkan terlebih dahulu
menggunakan blok diagram tentang konfigurasi dan sebaran pengkawatan
yang akan diterapkan. Hal ini akan sangat membantu dalam mengetahui
kelemahan dan pencarian kesalahan jika terjadi kegagalan kerja sistem.
Selain itu blok diagram juga akan membantu untuk lebih memahami
perancangan sistem yang akan dilakukan. Adapun blok diagram sistem
yang dibangun adalah sebagai berikut :
15
Gambar G. 5. Blok Diagram Sistem Elektronik Payload Wahana
4. Konsep Kestabilan
Konsep kestabilan yang diusung adalah dengan memanfaatkan
sensor accelerometer dan gyroscope, dimana sensor tersebut nantinya
akan behubungan dengan FIN yang dikendalikan oleh motor servo. Jadi
gerakan FIN adalah otomatis mengikuti sudut yang didapat saat Wahana
diluncurkan.
16
FrSky ACCST Taranis Q X7 Remote Control Transmitter 2.4GHz 16CH
SPESIFIKASI:
Brand name: Frsky
Item name: Taranis X9D Plus
Channels: up to 16 channels
Battery capacity: 2000mAh
Operating voltage: 6-15V( 2S 3S lipo are acceptable)
Operating current: 270mah maximum
Operating temperature: -10 - 60 degree
Backlight LCD screen: 212*64, 2 color combinations for select
Model memories: 60(extendable by SD card)
Compatibility: FrSky x series an V8-II series receiver
17
Processor:
32 bit 2M flash memory STM32F427 Cortex M4, with hardware floating
point processing unit
Main frequency: 256K, 168MHZ RAM
32 bit STM32F103 backup co processor
Sensor:
L3GD20 3 axis digital 16 bit gyroscope
LSM303D 3 axis 14 bit accelerometer /magnetometer
MPU6000 6 axis accelerometer / magnetometer
MS5611 high precision barometer
Features:
Advanced 32 bit CortexM4 ARM high performance processor, can run
RTOS NuttX real time operating system;
Integrated backup power supply and failure backup controller, the main
controller can be safely switched to backup control;
Provide redundant power input and fault transfer function;
14* PWM / actuator output;
Bus interface (UART, I2C, SPI, CAN);
Provide automatic and manual mode;
Color LED lamp;
Multi tone buzzer interface;
Micro SD to record flight data.
18
Telemetri adalah sebuah teknologi yang memungkinkan pengukuran
jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang atau operator sistem.
Kata telemetri berasal dari akar bahasa Yunani tele = jarak jauh, dan
metron = pengukuran.
Specification:
Supply voltage:3.7-6V DC (from USB or Molex connector)
Transmit current:500mA at 27 dBm
Receive current:25 mA
Serial interface:3.3 V UART
Frequency:433mHz
Power:500mw
Connector:SMA
19
Gambar G. 9. GPS modul neo 8 M
5. Arduino Nano
Arduino Nano adalah sebuah papan kecil yang terintegerasi. Bekerja
berdasarkan mikrokontroler ATmega328 (Arduino Nano 3.x) atau
ATmega168 (Arduino Nano 2.x). Fungsi Arduino Nano kurang lebih sama
dengan Arduino Duemilanove, tetapi dikemas dalam paket yang berbeda.
Perangkat ini tidak memiliki colokan listrik DC, namun bekerja dengan
kabel USB Mini standar. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh
Gravitech.
6. Motor Servo
Untuk sistem aktuator kendali stabilitas sikap (roll, pitch dan yaw)
menggunakan motor servo. Motor servo adalah sebuah perangkat atau
aktuator putar (motor) yang dirancang dengan sistem kontrol umpan balik
20
loop tertutup (servo), sehingga dapat di setup atau di atur untuk
menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor.
21
rotasi motor sesuai dengan arus yang diberikan. ESC ini bekerja
dipengaruhi oleh kuat arus (Ampere) untuk diberikan ke motor untuk
mengendalikan kecepatan. Ampere ESC minimal sama atau lebih besar
daripada motor. Misal motor mampu menyedot arus maksimal 80A, maka
ESC harus minimal 80A atau lebih besar. Jika arus pada ESC lebih kecil
daripada di motor, maka daya kerja ESC akan semakin lebih besar untuk
memberi arus ke motor, dan bisa mengakibatkan ESC cepat panas dan
terbakar, terlebih motor itu tidak bergerak bebas/dalam keadaan memutar
beban.
10. UBEC
UBEC – Universal Battery Elimination Circuit adalah rangkaian
elektronik yang mengambil daya dari battery pack atau sumber DC lainnya,
dan menurunkannya ke level tegangan 5V atau 6V. Tegangan input
maksimum tergantung pada spesifikasi UBEC.
22
Gambar G. 15. UBEC
11. Polyfoam
Polyfoam disini digunakan sebagai casing dari badan Wahana,
pemaikaian Polyfoam dipilih karena bahan dari Polyfoam ringan dan
mudah untuk dibentuk.
23
Gambar G. 17. Fibberglass
24
7 Rabu 14-Agustus Pengumuman Evaluasi Tahap 2 KRTI 2019
1-6 Oktober Pelaksanaan KRTI 2019
Selasa 1-Okt Kedatangan Juri Dan Peserta,
Registrasi, TM, OPENING, Check-in, Flight
Rabu 2-Okt
8 Test
Kamis 3-Okt Flight Test (lanjutan), Lomba Hari 1
Kamis 4-Okt Lomba Hari 2
Jumat 5-Okt Lomba Hari 3 (Final), CLOSING
Sabtu 6-Okt Check-Out
25
K. RINCIAN DANA PEMBUATAN DAN VIDEO PERKEMBANGAN EVALUASI TAHAP 2
NO Komponen Diperlukan Tersedia Kekurangan Harga Satuan Satuan JUMLAH
Pengontrol
1 FrSky Taranis Q X7 + FrSky RX8R
2.4Ghz ACCST 8/16Ch with
Telemetry SBUS RX Long Range
1 0 1 Rp 2,450,000.00 pasang Rp 2,450,000.00
2
Flight Control pixhawk
1 0 1 Rp 1,500,000.00 unit Rp 1,500,000.00
3
Telemetri 433 Mhz
1 0 1 Rp 525,000.00 unit Rp 525,000.00
4
GPS modul neo 8 M
1 0 1 Rp 500,000.00 unit Rp 500,000.00
5
Arduino nano
1 0 1 Rp 130,000.00 unit Rp 130,000.00
Penggerak
1 Servo Metal Gear EMAX ES08MAII
12g/ 1.8kg/ .10 sec 6 0 6 Rp 130,000.00 buah Rp 780,000.00
2 Propeller ELECTRIC HQPROP 9x5
One Pair 4 0 4 Rp 70,000.00 buah Rp 280,000.00
3 Motor Brushless Turnigy Aerodrive
SK3 - 3542-1185kv Outrunner 2 0 2 Rp 985,500.00 unit Rp 1,971,000.00
4
ESC 80 A Skywalker
2 0 2 Rp 394,000.00 unit Rp 788,000.00
26
5 Battery Zippy Compact 2200mAh 4s
60C Lipo 2 0 2 Rp 550,000.00 unit Rp 1,100,000.00
6 UBEC 12V 3A FPV mini BEC 4-6s
Lipo VTX DC-DC Converter Step
Down Modul 2 0 2 Rp 28,000.00 unit Rp 56,000.00
Rangka
1 Polifoam 5 mm 4 0 4 Rp 60,000.00 buah Rp 240,000.00
2 Polifoam 3 mm 2 0 2 Rp 46,000.00 buah Rp 92,000.00
3 Fiber set (Cairan fiber+ Serat fiber) 2 0 2 Rp 151,000.00 pasang Rp 302,000.00
5 Cat Samurai 4 0 4 Rp 35,000.00 buah Rp 140,000.00
6 Carbon Spar oval 10mm x 1000mm 2 0 2 Rp 165,000.00 buah Rp 330,000.00
7 Spicer 1 0 1 Rp 25,000.00 pack Rp 25,000.00
Pendukung
1 Nylon XT-Connectors 4 0 4 Rp 20,000.00 pasang Rp 80,000.00
2 HXT 4mm Gold Connectors 5 0 5 Rp 15,000.00 pasang Rp 75,000.00
3 Polymax 3,5mm Gold Connectors 6 0 6 Rp 8,000.00 pasang Rp 48,000.00
4 Selongsong kabel 1mm 3 0 3 Rp 8,000.00 meter Rp 24,000.00
5 Selongsong kabel 2mm 3 0 3 Rp 8,500.00 meter Rp 25,500.00
6 Selongsong kabel 3mm 3 0 3 Rp 9,000.00 meter Rp 27,000.00
7 Pin Header male isi 1x40 3 0 3 Rp 5,000.00 meter Rp 15,000.00
8 Pin Header f isi 1x40 3 0 3 Rp 5,000.00 buah Rp 15,000.00
9 Cable tie 4mm 3 0 3 Rp 25,000.00 pack Rp 75,000.00
10 Lem Batang 100 0 100 Rp 2,000.00 buah Rp 200,000.00
Total pembuatan wahana sistem kendali UAV/UAS Rp 11,793,500.00
27
L. RINCIAN DANA TRANSPORTASI & AKOMODASI PELAKSANAAN KONTES
No Uraian Kuantitas Waktu Harga Satuan Jumlah Total
Transportasi Pelaksanaan Kontes P-P
1 Sewa Mobil 1 Unit 6 Hari Rp 300.000,00 Rp 1.800.000,00
Akomodasi (Makan & Minum)
1 Pembimbing 2 Orang 6 Hari Rp 30.000,00 Rp 360.000,00
2 Anggota Tim 4 Orang 6 Hari Rp 25.000,00 Rp 600.000,00
Total Dana Transportasi & Akomodasi (Makan & Minum) Rp 2.760.000,00
28
K. KETERANGAN PENGAJUAN
29
Lampiran Detail Harga Komponen
30
2. Servo Emax ES08MD II Digital Metal Gear
31
4. Motor Brushless Turnigy Aerodrive SK3 - 3542-1185kv Outrunner
32
6. Radiolink Pixhawk PIX Autopilot Flight Controller Drone Original
33
8. ESC HOBBYWING SKYWALKER 80A ESC 80 A Brushless Motor RC
Plane
9. UBEC 12V 3A FPV mini BEC 4-6s Lipo VTX DC-DC Converter Step
Down Modul
34
10. Zippy Compact 2200mAh 4s 60C Lipo Battery
35
36