PENELITIAN OPERASIONAL II
lukmandono@gmail.com
www.k12lessonplans.com/lukmandono
Salam,
Lukmandono
2
MATERI
• Programa Dinamis
• Teori Permainan
• Rantai Markov
• Teori Antrian
• Programa Integer
• Analisis Jaringan
2/17/2013 3
PROGRAMA DINAMIS
2/17/2013 4
Programa Dinamis Ada 3 hal yang penting
berbeda dengan diketahui tentang programa
programa linier yang dinamis, yaitu:
sudah kita kenal. • STAGE (tahapan) dari
Persoalan bersifat persoalan yang dihadapi
dinamis apabila dan ingin dicari solusinya
diarahkan kepada
pemecahan secara • STATE (kondisi) yang
bertahap yang masing- menjadi faktor penentu
masingnya merupakan keputusan dari tiap tahapan
satu kesatuan. • DECISION (keputusan) yang
harus diambil dari tiap
tahap untuk sampai kepada
solusi keseluruhan.
2/17/2013 5
Keputusan tahap N sangat ditentukan oleh keputusan pada
tahap-tahap sebelumnya.
2/17/2013 7
• Tahap 1 adalah pilihan rute AB • Penyelesaian dapat
atau AC dilakukan denga cara
• Tahap 2 adalah pilihan rute mundur (backward) atau
antara BD, BE, BF, atau BG maju (forward), walau
serta antara CD, CE, CF, atau pada umumnya banyak
CG dipilih cara mundur
• Tahap 3 dan 4 bisa dibaca
lanjut seperti di atas ...
• Secara tradisional
persoalan tersebut
dapat diselesaikan
• Tahapan diperlukan sebagai dengan menghitung
penentu rute yang akan setiap alternatif rute
dipilih yang mungkin (2 x 4 x 3
• Secara keseluruhan, tujuan x 1 = 24 alternatif),
utama dari persoalan kemudian pilih waktu
tersebut adalah minimasi tempuh terkecil.
waktu tempuh dari kota asal • Cara programa dinamis
(A) ke kota tujuan akhir (T) lebih sistematis dan
2/17/2013 mudah dikerjakan 8
Misalkan waktu tempuh antar kota (dalam hari) adalah sebagai berikut:
Dari \ Ke B C D E F G H I J K
A 15 12
B 20 17 18 17
C 18 25 20 20
D 12 14 16
E 15 15 13
F 15 18 20
G 15 13 17
H 15
I 13
J 10
2/17/2013 9
• Komponen waktu tempuh dapat langsung
dicantumkan pada garis panah dari dari/ke
kota
• Penyelesaian cara programa dinamis adalah
dengan membuat matriks setiap tahap, dimulai
dari tahap 4, ke tahap 3, ke tahap 2, dan
terakhir ke tahap 1
• State (kondisi penentu keputusan) adalah
minimasi waktu tempuh dari rute yang
dipertimbangkan.
2/17/2013 10
Tahap 4 : min { f4(x4) }
Dari \ Ke K f4(x4) x4*
H 15 15 HK
I 13 13 IK
J 10 10 JK
2/17/2013 11
Tahap 3 : min { f3(x3) + f4*(x4) }
H I J
Dari \ Ke f3(x3) x3*
(15) (13) (10)
D 27 27 26 26 DJ
E 32 32 23 23 EJ
F 30 31 30 30 FH , FJ
G 30 26 25 25 GJ
• Tujuan tahap 3 adalah minimasi waktu tempuh tahap 3
ditambah yang terbaik dari tahap 4
• Misal untuk DH = 12 + 15 = 27 (dihitung mulai dari D hingga K),
demikian yang lainnya
• f4*(x4) adalah perolehan terbaik dari tahap 4 (pakai tanda *)
• f3(x3) adalah nilai perolehan pada tahap 3
• x3* adalah rute terbaik pada tahap 3
• Dari tahap 3 ini terlihat bahwa tujuan berikutnya adalah ke J
(kecuali dari F bisa juga ke H)
• teruskan ke tahap 2
2/17/2013 12
Tahap 2 : min { f2(x2) + f3*(x3) }
D E F G
Dari \ Ke f2(x2) x2*
(26) (23) (30) (25)
B 46 40 48 42 40 BE
C 44 58 50 45 44 CD
B C
Dari \ Ke f1(x1) x1*
(40) (44)
A 55 56 55 AB
2/17/2013 14
Contoh 2 : Cargo Loading
Misalkan, sebuah perusahaan angkutan mendapat order
mengirimkan barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan satu truk besar dengan kapasitas
15 ton. Jenis barang yang diangkut, berat, dan biayanya
adalah sebagai berikut:
Jenis Barang Berat (ton) Biaya (juta/item)
A 2 66
B 5 155
C 3 96
2/17/2013 16
Tahap 3 : Max { f3(x3) }
• Karena berat barang C • Pada C=2 ~ berarti rupiahnya
(sebagai x3) = 3 ton ~ berarti = 2 x 96 = 192 juta, dan
jumlah maksimum barang C seterusnya
yang dapat diangkut adalah • Baris kapasitas cukup
5 buah) diringkas untuk 0, 3, 6, 9, 12,
• Siapkan kolom untuk C = 0 dan 15 saja (kelipatan dari
(tanpa barang C), C = 1 , C = berat barang C = 3 ton)
2 , C = 3 , C = 4 , dan C = 5 • Tanda panah ke bawah
• Perhatikan kapasitasnya ~ berarti rupiahnya sama
cantumkan rupiah yang dengan yang di atasnya
diperoleh • Nilai f3* (x3) berarti jawab
terbaik pada tahap 3 pada
kapasitas yang terpakainya
2/17/2013 17
Tahap 2 ; Max { f2x2 + f3* (kapasitas - x3) }
2/17/2013 20
Ringkasan :
Tahap 1 2 3
Bawa barang A=6 B=0 C=1
Tonase 12 0 3 total = 15 ton
Rupiah 396 0 96 total = 492 juta
2/17/2013 21
LATIHAN SOAL (1/3)
• Seorang kandidat presiden ingin mendapatkan dukungan suara
terbanyak dalam rangka pemilihan umum. Untuk maksud tersebut
dia harus mengeluarkan uang untuk kampanye. Probabilitas
perolehan suara sangat bergantung kepada alokasi dana yang
disiapkan untuk tiap wilayah pemilihan/kampanye. Total dana yang
dimiliki adalah 10 M.
• Perkiraan prosentase dukungan suara untuk tiap pengeluaran
uang di tiap wilayah serta jumlah suara total di tiap wilayah
adalah sebagai berikut:
Strategi TV Radio
TV 5 0
Pengusaha Radio 6 -2
A
Surat - 10 -3
Kabar
CONTOH : Game 2 x 2
• Pemain I cenderung akan memilih strategi 2
yang memberikan nilai maximin terbaik
(maksimasi dari perolehan terburuk)
• Pemain II akan cenderung memilih strategi 2
yang memberikan nilai minimax terbaik
(minimasi dari kekalahan yang harus diterima)
• Mix-strategy terjadi pada game ini, sehingga
harus dicari probabilitas pemilihan tiap strategi
oleh kedua pemain
• Probabilitas pilihan strategi oleh I dinyatakan
dengan X1 dan X2, sedangkan untuk pemain II
dinyatakan dengan Y1 dan Y2.
Untuk menentukan X1 dan X2 digunakan formula
berikut :
g11 X1 + g21 X2 = g12 X1 + g22 X2
g11 X1 + g21 (1 - X1)= g12 X1 + g22 (1 - X1)
12 X1 - 3 (1 - X1) = - 8 X1 + 6 (1 - X1)
12 X1 + 3 X1 - 3 = - 8 X1 - 6 X1 + 6
15 X1 - 3 = - 14 X1 + 6
29 X1 = 9
X1* = 9/29
X2* = 1 - 9/29 = 20/29
• Probabilitas bagi pemain I untuk menggunakan
strategi 1 dan 2 adalah X1* = 9/29 dan X2* =
20/29
Untuk menentukan Y1 dan Y2 digunakan formula berikut :
g11 Y1 + g12 Y2 = g21 Y1 + g22 Y2
g11 Y1 + g12 (1 - Y1)= g21 Y1 + g22 (1 - Y1)
12 Y1 - 8 (1 - Y1) = - 3 Y1 + 6 (1 - Y1)
12 Y1 + 8 Y1 - 8 = - 3 Y1 - 6 Y1 + 6
20 Y1 - 8 = - 9 Y1 + 6
29 Y1 = 14
Y1* = 14/29
Y2* = 1 - 14/29 = 15/29
• Probabilitas bagi pemain II untuk menggunakan
strategi 1 dan 2 adalah Y1* = 14/29 dan Y2* = 15/29
Pemain II
Pemain I 1 2 3 4
1 12 -9 10 -6 -9
2 -5 6 -8 3 -8
12 6 10 3
• Perhatikan kolom 1 dan 3 (strategi oleh pemain II)
strategi 3 adalah dominasi dari strategi 1 bagi pemain
II (nilai kekalahan bagi pemain II bila memilih strategi 3
selalu lebih baik daripada strategi 1)
• Dominasi pada kolom yang dihapus adalah yang nilai
perolehannya lebih besar (perhatikan kolom yang
diarsir itu yang didominasi/dikalahkan)
• Perhitungan berikutnya boleh tidak mengikutkan
strategi 1 ini (kalaupun diikutkan pasti senantiasa
kalah)
• Game tersebut adalah mix-strategi (karena nilai
maximin berbeda dengan minimax)
• Pada pembahasan kali ini, semua strategi tetap
dianalisa
• Pemain I punya 2 alternatif strategi yang harus
dihadapkan pada keempat strategi dari pemain II
caranya : hitung ekspektasi bagi pemain I jika pemain II
menggunakan keempat strateginya, sebagai berikut :
Pemain II
Pemain I 1 2 maximin
1 -8 6 -8
2 8 -3 -3
3 5 -5 -5
4 4 -2 -2
minimax 8 6
• Perhatikan kolom 2 dan 3 (strategi oleh pemain I)
strategi 2 adalah dominasi dari strategi 3 bagi pemain I
(nilai kemenangan bagi pemain I bila memilih strategi
2 selalu lebih baik daripada strategi 3)
• Dominasi pada baris yang dihapus adalah yang nilai
perolehannya lebih kecil (perhatikan baris yang diarsir
itu yang didominasi/dikalahkan)
• Perhitungan berikutnya boleh tidak mengikutkan
strategi 3 ini (kalaupun diikutkan pasti yang senantiasa
kalah)
• Game tersebut adalah mix-strategi (karena nilai
maximin berbeda dengan minimax)
• Pada pembahasan kali ini, semua strategi tetap
dianalisa
• Pemain I punya 4 alternatif strategi yang harus
dihadapkan pada kedua strategi dari pemain II
caranya : hitung ekspektasi bagi pemain II jika pemain I
menggunakan keempat strateginya, sebagai berikut :
Kool Ice
Ice Kold Sale on All Sale on Popular
Sale on All 4 -3
Sale on Popular -3 2
LATIHAN SOAL (2/8)
Pada sebuah daerah terdapat dua buah toko, yaitu toko Arjun dan toko
Vijay yang menyediakan barang-barang dengan jenis, kualitas dan
harga yang sama. Keadaan itu mengakibatkan pembeli dapat
terbagi menjadi dua bagian yang sama banyaknya. Dengan
demikian tambahan pembeli bagi toko Arjun adalah pengurangan
pembeli bagi toko Vijay, dan sebaliknya. Kedua toko
merencanakan untuk mengadakan penjualan istimewa selama
seminggu menjelang tahun baru tiba dengan mengadakan iklan
terlebih dahulu. Media iklan yang dipakai adalah surat kabar, radio
dan televisi. Dengan bantuan biro periklanan, toko Arjun
membentuk matriks permainan sebagai berikut :
Toko Vijay
Media Surat Kabar Radio Televisi
Toko Surat Kabar - 60 35 30
Arjun Radio - 20 0 15
Televisi 50 80 20
LATIHAN SOAL (3/8)
A new soda company, Super-Cola, recently entered the
market. This company has three choices of advertising
campaigns. Their major competitor, Cola-Cola, also
has three counter campaigns of advertising to choose
from in order to minimize the number of people
switching from their soda to the new one. It has been
found that their choices of campaign results in the
following pay-off matrix :
LATIHAN SOAL (4/8)
• Two players, A and B, each call out one
of the numbers 1 and 2 simultaneously. If
they both call 1, no payment is made. If
they both call 2, B pays A $3.00. If A
calls 1 and B calls 2, B pays A $1.00. If A
calls 2 and B calls 1, A pays B $1.00.
What is the payoff matrix for this game ?
Is the game fair to both players ?
LATIHAN SOAL (5/8)
B’s Strategies B1 B2 B3 B4
A’s Strategies
A1 0 -1 2 -4
A2 1 3 3 6
A3 2 -4 5 1
Store C locates in
1 2 3
Store R 1 50 50 80
locate in 2 50 50 80
3 20 20 80
Contoh populasi yang tidak terbatas adalah mobil yang datang ke sebuah tempat
pencucian mobil, para pengunjung yang tiba di sebuah supermarket, dan para
siswa yang datang untuk mendaftarkan diri di sebuah universitas besar. Sebagian
besar model antrean berasumsi bahwa populasi kedatangan tidak terbatas.
Namun, di dalam ruang darurat rumah sakit atau kasir jalur cepat pada
sebuah pasar swalayan, terdapat beragam prioritas lain yang dapat
memotong jalur FIFO. Pasien yang mengalami luka kritis akan
mendapatkan prioritas pengobatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan pasien yang jari atau hidungnya patah.
Karakteristik Pelayanan
Desain Dasar Sistem Antrean
Sistem layanan umumnya digolongkan menurut jumlah saluran yang
ada (contoh: jumlah penyedia) dan jumlah tahapan (contoh: jumlah
penghentian layanan yang harus dibuat). Sebuah sistem antrean jalur
tunggal (single channel queuing system) dengan satu kasir biasanya
merupakan pos yang dilewati kendaraan (drive-in bank) dengan hanya
satu kasir yang dibuka. Di sisi lain, jika bank memiliki beberapa kasir
yang sedang bertugas dengan setiap pelanggan menunggu dalam satu
jalur antrean umum dengan kasir pertama yang dapat melayani, maka
sistem itu disebut sistem antrean jalur majemuk (multiple channel
queuing system). Saat ini, sebagian besar bank menerapkan sistem
antrean banyak jalur, sebagaimana halnya di tempat pangkas rambut
yang besar, agen tiket penerbangan, dan kantor pos.
Distribusi Waktu Layanan
Pola pelayanan serupa dengan pola kedatangan di mana pola ini konstan
ataupun acak. Jika waktu layanannya konstan, maka waktu yang diperlukan
untuk melayani setiap pelanggan adalah sama. Contoh kasus ini adalah dalam
operasi pelayanan yang menggunakan mesin, seperti pencucian mobil
otomatis. Waktu layanan biasanya terdistribusi secara acak. Dalam banyak
kasus, dapat diasumsikan bahwa waktu layanan acak dapat dijelaskan dengan
distribusi probabilitas eksponensial negatif (negative exponential
probability distribution).
Menghitung Kinerja Antrean
Asumsi-asumsi :
1. Kedatangan dilayani atas dasar first-in, first-out (FIFO), dan setiap
kedatangan menunggu untuk dilayani, terlepas dari panjangnya antrean.
2. Kedatangan tidak terikat pada kedatangan yang sebelumnya, tetapi
jumlah kedatangan rata-rata tidak berubah terhadap waktu.
3. Kedatangan digambarkan dengan distribusi probabilitas Poisson dan
datang dari sebuah populasi yang tidak terbatas (atau sangat besar).
4. Waktu pelayanan berbeda dari satu pelanggan dengan pelanggan
berikutnya dan tidak terikat satu sama lain, tetapi tingkat rata-rata waktu
pelayanannya diketahui.
5. Waktu pelayanan terjadi akibat distribusi probabilitas eksponensial
negatif.
6. Kecepatan pelayanan lebih cepat daripada tingkat kedatangan.
Dalam notasi antrean, huruf pertama menunjukkan kedatangan (dengan M menunjukkan distribusi
Poisson), huruf kedua menunjukkan layanan (dengan M kembali menunjukkan distribusi Poisson, yang
sama dengan kecepatan eksponensial dari layanan—dan D adalah kecepatan layanan konstan); simbol
ketiga menunjukkan jumlah penyedia layanan. Dengan demikian, sistem M/D/I (model C) berarti
kedatangannya Poisson, layanannya konstan, dan terdapat satu penyedia layanan saja.
Contoh sebuah antrean Jalur Tunggal
Sopir truk yang bekerja pada Sid Das (lihat Contoh soal no 1) mendapat
upah rata-rata $10 per jam. Pekerja yang memuat batu bata menerima
upah sekitar $6 per jam. Sopir truk yang sedang menunggu dalam
antrean atau lokasi pemuatan tetap menerima upah. Namun, dari segi
produktivitas, tidak ada yang dikerjakan dan tidak ada pemasukan bagi
perusahaan selama waktu menunggu tersebut. Berapakah penghematan
per jam yang diperoleh perusahaan jika dipekerjakan 2 orang pemuat
batu bata dan bukan hanya 1 orang? Dengan melihat data pada Contoh
Soal no 1, terlihat bahwa jumlah truk dalam sistem rata-rata adalah 3
ketika hanya ada 1 orang pemuat batu bata, dan menjadi 6 jika ada 2
orang pemuat batu bata.
Jawaban Soal 2
Contoh Soal 3
Karena pelayanan yang cepat sangatlah penting bagi kelima pasien yang
ada, pertanyaannya adalah berapakah jumlah rata-rata pasien yang
diurus oleh satu perawat? Berapakah waktu ratarata yang dihabiskan
pasien untuk menunggu seorang perawat tiba?
Jawaban Soal 4
Tabel Antrean
terbatas dengan
Populasi N = 5*
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
3. Jelaskan dengan singkat tiga situasi di mana aturan fi rst-in, fi rst-out (FIFO)
tidak dapat diterapkan pada analisis antrean!
4. Jelaskan perilaku sebuah antrean di mana λ > μ! Gunakan intuisi dan analisis!
6. Berapakah Anda menilai diri Anda dalam rupiah untuk waktu yang Anda
habiskan dalam antrean? Berapakah nilai yang teman sekelas Anda berikan
untuk diri mereka? Mengapa terjadi perbedaan?
SOAL 2
Hanya terdapat satu mesin fotokopi dalam ruang santai mahasiswa sekolah
bisnis. Para mahasiswa datang dengan tingkat kedatangan λ = 40 per jam
(distribusi Poisson). Proses fotokopi rata-rata berjalan selama 40 detik atau μ =
90 per jam (distribusi eksponensial). Hitunglah karakteristik berikut ini!
a) Persentase waktu mesin digunakan.
b) Rata-rata panjang antrean.
c) Rata-rata jumlah mahasiswa dalam sistem.
d) Rata-rata waktu yang dihabiskan untuk menunggu dalam antrean.
e) Rata-rata waktu yang dihabiskan dalam sistem.
SOAL 3
PT. Panggung Elektronik mempertahankan kru pelayanannya untuk
memperbaiki gangguan mesin sebanyak rata-rata λ = 3 per hari (berdistribusi
Poisson). Kru dapat melayani rata-rata μ = 8 mesin per hari dengan waktu
perbaikan berdistribusi eksponensial.
a) Berapakah tingkat utilisasi sistem pelayanan ini?
b) Berapakah waktu rata-rata mesin rusak?
c) Berapakah mesin yang sedang menunggu untuk dilayani?
d) Berapakah kemungkinan terdapat lebih dari satu mesin dalam sistem? Selain
itu, berapakah kemungkinan lebih dari dua mesin rusak dan menunggu untuk
diperbaiki atau sedang dilayani? Lebih dari tiga? Lebih dari empat?
SOAL 4
Tempat pencucian mobil Mesti Kinclong memerlukan waktu konstan selama 4,5
menit untuk satu siklus pencucian mobil. Kedatangan mobil berdistribusi
Poisson sebanyak 10 per jam. Manajemen Mesti Kinclong ingin mengetahui:
a) rata-rata waktu menunggu dalam antrean,
b) panjang antrean rata-rata.
SOAL 5
Toko pembuatan lemari kayu Jati Tuwo, di Tuban, memiliki lima perkakas
otomatis untuk mengebor lubang guna memasang engsel. Mesin ini perlu
disiapkan untuk memenuhi setiap pesanan lemari. Pesanan mengikuti distribusi
Poisson, rata-rata 3/8 jam per hari. Terdapat seorang teknisi yang mengatur
mesin ini. Waktu pelayanan bersifat eksponensial, rata-rata 2 setiap jam.
a) Berapakah faktor layanan sistem ini?
b) Berapakah rata-rata jumlah mesin yang sedang bekerja?
c) Apakah dampaknya pada mesin yang bekerja jika ada seorang teknisi kedua?
SOAL 6
Dua orang teknisi yang bekerja secara terpisah mengawasi 5 komputer yang
menjalankan fasilitas pabrik otomatis. Rata-rata waktu untuk memperbaiki
komputer yang bermasalah adalah 15 menit (berdistribusi eksponensial).
Komputer bekerja selama rata-rata 85 menit (berdistribusi Poisson) tanpa
memerlukan perbaikan. Tentukan karakteristik berikut!
a) Rata-rata jumlah komputer yang menunggu diperbaiki.
b) Rata-rata jumlah komputer yang sedang diperbaiki.
c) Rata-rata jumlah komputer yang tidak bekerja.
SOAL 7
Seorang montir menjalankan 5 mesin bor di sebuah pabrik baja. Mesin
mengalami kerusakan rata-rata satu kali setiap 6 hari kerja, dan kerusakan ini
cenderung mengikuti distribusi Poisson. Montir mampu memperbaiki rata-rata
satu mesin per hari. Pekerjaan perbaikan berdistribusi eksponensial.
a) Rata-rata, berapakah mesin yang menunggu diperbaiki?
b) Rata-rata, berapa mesin bor yang sedang bekerja?
c) Berapakah waktu tunggu yang akan berkurang jika seorang montir kedua
dipekerjakan?
SOAL 8
Suatu pertemuan kontraktor gedung berlangsung di Las Vegas. Terdapat 200
orang yang datang ke bagian registrasi setiap jamnya (berdistribusi Poisson),
dan biaya waktu tunggu di antrean adalah $100 per orang per jam. Las Vegas
Convention Bureau menyediakan pelayan untuk registrasi tamu dengan biaya
$15 per orang per jam. Dibutuhkan waktu satu menit untuk mendaft arkan
seorang pengunjung (berdistribusi eksponensial). Dibuka satu jalur antrean saja
dengan beberapa pelayan.
a) Berapakah jumlah minimum pelayan untuk sistem ini?
b) Berapakah jumlah maksimal pelayan untuk sistem ini?
c) Berapakah biaya sistem per jam untuk jumlah pelayan maksimum?
d) Berapakah tingkat utilisasi pelayan dengan jumlah pelayan minimum?
RANTAI MARKOV
2/17/2013 103
Konsep rantai Markov
mengacu pada rantai • Sekarang subur ~ masa
perubahan tiap kondisi mendatang mungkin
yang ada dari satu periode tetap subur, menjadi
ke periode berikutnya. kurang subur, atau
Misalkan, kondisi tanah menjadi kering
pertanian (ada 3
kemungkinan: subur, • Sekangan kurang subur
kurang subur, dan kering) ~ masa mendatang
pada suatu periode. Untuk mungkin menjadi subur,
periode berikutnya, kondisi tetap kurang subur, atau
tanah pertanian tersebut menjadi kering
dapat saja berubah ke • Sekarang kering ~ masa
subur, kurang subur, atau mendatang mungkin
kering. Ada/tidaknya
perubahan dari satu menjadi subur, menjadi
kondisi ke kondisi lainnya kurang subur, atau tetap
dapat digambarkan dalam kering
matriks berikut:
2/17/2013 104
Periode j
Periode i 1 2 3
1 p12 p12 p13
2 p21 p22 p23
3 p31 p32 p33
2/17/2013 105
Contoh kondisi lain :
• Di bengkel, kondisi mesin-mesinnya
adalah: baik, agak rusak, dan rusak
berat
• Di persaingan pasar, kondisi (jenis
produk yang bersaing ada 5 merek) : A,
B, C, D, dan E
• Di ramalan cuaca, kondisinya adalah:
cerah, berawan, dan hujan
• dan banyak lainnya
2/17/2013 106
LOYALITAS MEREK ~ RANTAI MARKOV
Misalkan di suatu daerah dipasarkan empat merek
sabun deterjen, merek A, B, C dan D. Terhadap para
pemakai deterjen didaerah tersebut telah dilakukan
penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner.
Tebl berikut menunjukkan data jumlah langganan
masing-masing merek.
Jumlah Perubahan Selama Periode Jumlah
Merek Langganan Pindah ke Pindah dari Langganan
Periode Pertama Periode Kedua
A 320 50 45 225
B 300 60 70 290
C 230 25 25 230
D 250 40 35 225
Total 1.000 175 175 1.000
2/17/2013 107
• Penelitian dilanjutkan untuk memperoleh data
yang lebih rinci mengenai perubahan
langganan untuk masing-masing merek.
Merek Jumlah Tambahan dari Pengurangan Jumlah
Langganan merek dari merek Langganan
Periode A B C D A B C D Periode
Pertama Kedua
A 220 0 40 0 10 0 20 10 15 225
B 300 20 0 25 15 40 0 5 25 290
C 230 10 5 0 10 0 25 0 0 230
D 250 15 25 0 0 10 15 10 0 155
Total 1.000 1.000
2/17/2013 108
• Data di atas memberikan informasi bahwa dari
sejumlah 220 langganan A pada periode
pertama, telah beralih menjadi langganan B
sebanyak 20 orang, menjadi langganan C
sebanyak 10 orang, dan langganan D sebanyak
15 orang.
• Jumlah langganan yang pada periode pertama
memilih A dan pada periode kedua tetap
memilih A sebanyak (220-20-10-15) = 175 orang
• Probabilitas bahwa langganan A tetap menjadi
langganan A pada periode kedua adalah
sebesar 175/220 = 0,796
• Probabilitas langganan A beralih ke langganan
B pada periode kedua adalah sebesar 20/220 =
0,091
2/17/2013 109
Apabila perhitungan dilanjutkan, akan diperoleh
MPT sebagai berikut :
Periode Kedua
A B C D
2/17/2013 110
Atau dengan singkat dituliskan sebagai
berikut :
P = MPT A B
A 0,88 0,12
B 0,15 0,85
2/17/2013 112
Pangsa pasar pada periode sekarang X0
adalah 60 dan 40 persen, ditulis :
X0 = [0,60 0,40]
2/17/2013 113
KASUS PETANI ~ TANAHNYA
2/17/2013 114
• Misalkan kondisi tanah sang petani adalah: (1) Good, (2)
Fair, (3) Poor
• MPT tanpa pupuk ( P1 ) dan MPT dengan pupuk ( P2 )
adalah :
0,2 0,5 0,3 0,3 0,6 0,1
P1 = 0 0,5 0,5 P2 = 0,1 0,6 0,3
0 0 1 0,05 0,4 0,55
2/17/2013 115
• Fungsi Return (pendapatan, dalam juta rupiah)
tanpa pupuk R1 dan Return dengan pupuk R2
adalah :
70 60 30 60 50 -10
1 2
R = 0 50 10 R = 70 40 0
0 0 -10 60 30 -20
2/17/2013 116
Dapat diselesaikan dengan Model Programa
Dinamis (finite-stage model) :
• Ekspektasi : vi k = Pij k * Rij k
k =1 tanpa pupuk
k = 2 dengan pupuk
i vi 1 vi 2
1 53 47
2 30 31
3 -10 4
2/17/2013 117
Tahap 3 : vi k
2/17/2013 118
Tahap 2 : vi k + Pi1 k . f3 (1) + Pi2 k . f3 (2) + Pi3 . f3 (3)
2/17/2013 119
Tahap 1 : vi k + Pi1 k . f2 (1) + Pi2 k . f2 (2) + Pi3 . f2 (3)
2/17/2013 120
Kesimpulan untuk 3 tahun/periode
ke depan :
2/17/2013 121
LATIHAN SOAL
Sebuah perusahaan otomotif sedang mempertimbangkan
kemungkinan dilakukannya advertensi besar-besaran untuk
jenis mobil Karimun Estilo. Perusahaan ini menetapkan bahwa
hasil penjualan saat ini dapat dikategorikan sebagai berhasil
atau gagal.
Jika dilakukan advertensi : probabilitas bahwa bulan ini berhasil
dan bulan berikutnya gagal adalah 0,1, sedangkan bila bulan
ini gagal dan bulan berikutnya juga gagal probabilitasnya
adalah 0,4. Matriks labanya adalah : R 1 = 2 -1
1 -3
Jika advertensi tidak dilakukan probabilitas bahwa hasil penjualan
bulan ini berhasil dan bulan berikutnya juga berhasil adalah
0,7, tetapi jika bulan ini gagal, maka probabilitas bahwa bulan
berikutnya juga gagal adalah 0,8. Matriks labanya adalah :
R2= 4 1
2 -1
Bagaimanakah policy optimum dari persoalan diatas ?
2/17/2013 122
PROGRAMA INTEGER
2/17/2013 123
Programa linier integer (integer linear programming/ILP) pada intinya
berkaitan dengan program-program linier dimana beberapa atau
semua variabel memiliki nilai-nilai integer (bulat) atau diskrit. Sebuah
ILP dikatakan bersifat campuran atau murni bergantung pada apakah
beberapa atau semua variabel tersebut dibatasi pada nilai-nilai integer.
Kondisi nyata di lapangan justru adalah dalam bentuk ini. Kita hanya
berbicara jumlah kursi sebagai kesatuan (6 atau 25 buah, tidak
berupa pecahan 6,25 atau 25,8 buah).
Teknik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan program integer
salah satunya adalah dengan metode Branch & Bound :
(1) Branch-ing (atau pencabangan): untuk mencoba kedua
kemungkinan jawaban integer, misal diperoleh X1 = 3,45 ~ berarti
kita buatkan 2 pencabangan (program baru dengan tambahan
fungsi pembatas baru pada masing-masingnya, yaitu X1 < 3 dan
X1 > 4).
(2) Bound-ing (atau pembatasan): memilih salah satu cabang yang
memberikan jawaban ke arah yang diinginkan (maksimasi atau
minimasi).
2/17/2013 124
Pendekatan Pembulatan
• Masalah 1
Z Maks = 100 X1 + 90 X2
10 X1 + 7 X2 70
5 X1 + 10 X2 50 • Masalah 3
X1 , X2 0 Z Maks = 80 X1 + 100 X2
4 X1 + 2 X2 12
• Masalah 2 X1 + 5 X2 15
Z Min = 200 X1 + 400 X2 X1 , X2 0
10 X1 + 25 X2 70
3 X1 + 2 X2 50
X1 , X2 0
2/17/2013 125
Perbandingan antara solusi dengan metode simpleks
tanpa pembatasan bilangan bulat, pembulatan
bilangan bulat terdekat dan solusi integer
Masalah Simpleks Pembulatan Integer
biasa
1 X1 = 5,38 X1 = 5 X1 = 7
X2 = 2,31 X2 = 2 X2 = 0
Z = 746,15 Z = 680 Z = 700
2 X1 = 1,82 X1 = 2 X1 = 3 atau 5
X2 = 3,27 X2 = 3 X2 = 3 atau 2
Z = 1.672,73 Tak layak Z = 1.800
3 X1 = 2,14 X1 = 2 X1 = 0
2/17/2013
X2 = 1,71 X2 = 2 X2 = 3 126
Z = 343 Tak layak Z = 300
Contoh 1 :
Program 1
Max Z = 10X1 + 8X2
2/17/2013 127
Grafik 1
2/17/2013 128
Program (2) :
tambahan pembatas baru X1 < 5
2/17/2013 130
Program (3) :
Tambahan pembatas baru X1 > 6
2/17/2013 131
Program (4) :
Tambahan pembatas baru X2 < 0
2/17/2013 132
Program (5) :
Tambahan pembatas baru X2 > 1
2/17/2013 133
Grafik
3
2/17/2013 134
Bila digambarkan proses pencabangan/pembatasan untuk
soal 1 adalah sebagai berikut:
2/17/2013 135
Contoh 2
Program (1) – program asalnya
2/17/2013 136
Solusi program (1) ~
dengan grafik adalah :
2/17/2013 138
Grafik (baru) – untuk program 2
dan 3
2/17/2013 139
Program (3) :
Tambahan pembatas baru X2 > 2
2/17/2013 145
LATIHAN SOAL (1/2)
2/17/2013 146
LATIHAN SOAL (2/2)
E F
2 3 4 G
7 3
5 L 10
5 3
D 2 K 6
A 4 H 7 N
10 J 9
B 6 3
3
I D1 0
1
4
11
C 7
D2 M
1 0
4
8
KONSEP WAKTU
Salah satu tujuan utama dari manajemen proyek ialah
menentukan jadwal yang memperlihatkan tanggal mu-
lai dan berakhirnya tiap kegiatan. Jumlah waktu yg
diperlukan utk menyelesaikan satu kegiatan tidak
perlu hrs tergantung pada jumlah waktu yang dibutuh
kan utk menyelesaikan seluruh proyek.
Waktu penyelesaian satu kegiatan harus dianalisis
baik-baik utk menghindari waktu yg terlalu sedikit
hingga penyelesaian menjadi terburu-buru dan waktu
yg terlalu longgar hingga penyelesaian kegiatan men-
jadi bertele-tele. Waktu dihitung dlm satuan waktu
tertentu seperti hari, minggu, bulan, atau tahun.
Waktu Kejadian paling Cepat (WKC) untuk kejadian
i adalah waktu paling cepat, dimana kejadian i terwu-
jud sedemikian hingga semua hubungan sebelumnya
yg relevan dengan kejadian i telah selesai dilaksana-
kan.
Waktu Kejadian paling Lambat (WKL) untuk kejadi-
an i adalah waktu paling lambat, dimana kejadian i
terwujud tanpa menunda penyelesaian proyek.
W KC
NK
W KL
Waktu mulai paling Cepat (WMC) suatu kejadian
ialah waktu tercepat yang paling mungkin suatu ke-
giatan mulai.
Waktu selesai paling Cepat (WSC) suatu kejadian
ialah waktu tercepat yang paling mungkin suatu ke-
giatan selesai.
Waktu selesai paling lambat (WSL) suatu kegiatan
adalah waktu paling lambat suatu kegiatan selesai,
tanpa mengganggu waktu penyelesaian proyek.
Waktu mulai paling lambat (WML) suatu kegiatan
adalah waktu paling lambat suatu kegiatan mulai,
tanpa mengganggu waktu penyelesaian proyek (sama
dgn waktu kegiatan dikurangi dari WSL).
E 9 F
2
2
3 4 12
7 3
5 G
D 2 A 17 L 31
10 5 10
3
N
4 H 7
K 6
B J 25
0 6 21 9 11
38
1 3 3
4 I
0
D2
C 25 M
7 4
1
D1
0
25
8
Tabel. Waktu Mulai paling Cepat (WMC) dan Waktu Selesai paling Cepat (WSC)
-----------------------------------------------------------------------------------------
Kegiatan Kode Waktu {WMC}ij {WSC}ij
Kegiatan Kegiatan
-----------------------------------------------------------------------------------------
A 1,4 10 0 10
B 1,6 3 0 3
C 1,8 1 0 1
D 1,2 2 0 2
E 2,3 7 2 9
F 3,4 3 9 12
G 4,5 5 12 17
H 5,6 4 17 21
I 6,7 4 21 25
J 6,9 3 21 24
D1 7,8 0 25 25
D2 7,9 0 25 25
K 9,10 6 25 31
L 5,10 3 17 20
M 8,11 4 25 29
N 10,11 7 31 38
E F
2 3 4
2 7 9 3 12
G 5
A L 10
D 2 5
10 17 3 31
H 4 K N 7
B J
1 6 9 11
0 3 21 3 25 38
4 D2
I 0
C M 4
7
1 25
0
D1
8
34
Tabel. WSL dan WML Proyek Rumah Makan
-----------------------------------------------------------------------------------------
Kegiatan Kode Waktu {WML}ij {WSL}ij
Kegiatan Kegiatan
-----------------------------------------------------------------------------------------
A 1,4 10 2 12
B 1,6 3 18 21
C 1,8 1 33 34
D 1,2 2 0 2
E 2,3 7 2 9
F 3,4 3 9 12
G 4,5 5 12 17
H 5,6 4 17 21
I 6,7 4 21 25
J 6,9 3 22 25
D1 7,8 0 34 34
D2 7,9 0 25 25
K 9,10 6 25 31
L 5,10 3 18 31
M 8,11 4 34 38
N 10,11 7 31 38
9
2 2 E 3 F 4 12
2 7 9 3 12
5 G
A 10 31
D 2 5 17 L
10 31
17 3
4 H K 6 7 N
0 B J 38
1 6 21
3 9 25 10
0 3 21 25 38
4 I D2
0
C 25
7 M 4
25
1
D1 0
25
8
34
Tabel. WSL dan WML Proyek Rumah Makan
------------------------------------------------------------------------
Kejadian {WKC)i {WKL)i {WKC}I ={WKL}i
------------------------------------------------------------------------
1 0 0 &
2 2 2 &
3 9 9 &
4 12 12 &
5 17 17 &
6 21 21 &
7 25 25 &
8 25 34 -
9 25 25 &
10 31 31 &
11 38 38 &
------------------------------------------------------------------------
JALUR KRITIS
Suatu lintasan adalah rangkaian dr sejumlah kegiatan
yg mulai dari kejadian awal dan berhenti pd kejadian
akhir. Berdasarkan ketentuan, maka definisi jalur
kritis dpt ditetapkan sbb :
(1). Jalur kritis terjadi jika lintasan dimana tiap ke-
jadian pada lintasan tersebut mempunyai waktu
kejadian paling cepat = waktu kejadian paling
lambat.
(2). Jumlah waktu yg diperlukan utk menyelesaikan
satu lintasan kritis sama dgn jumlah waktu yg
diperlukan utk menyelesaikan seluruh proyek.
Pada contoh proyek rumah makan, lintasan kritis
ialah lintasan yang melalui kejadian 1-2-3-4-5-6-7-8-
9-10-11, atau rangkaian kegiatan D-E-F-G-H-I-D2-K-
N.
(3). Kegiatan kritis adalah semua kegiatan yg terltk
pada jalur kritis. Dalam suatu diagram jaringan
kerja, jalur kritis ini biasanya ditandai dengan
warna khusus (misalnya merah).
Ketentuan-ketentuan lain :
(1). Jalur kritis juga diperkenankan melalui dummy.
(2). Jalur kritis tidak perlu hanya terdiri dari satu
jalur, tetapi boleh terdiri dari dua atau lebih
jalur.
(3). Waktu penyelesaian satu kegiatan kritis tidak
boleh melebihi waktu yg sudah ditentukan, krn
keterlambatan kegiatan kritis dpt mengganggu
(memperpanjang) waktu penyelesaian seluruh
proyek.
WAKTU MENGAMBANG
Selisih waktu antara waktu yg diperlukan oleh jalur
kritis dgn waktu yg diperlukan oleh jalur yg lain (tak
kritis) disebut slack atau float atau waktu mengam-
bang. Artinya terdapat waktu longgar atau idle time
utk menyelesaikan kegiatan tak kritis sehingga ke-
terlambatan waktu dlm jalur tak kritis hrus diperhi-
tungkan bbrp lama waktu mengambang yg diperkenan
kan utk tiap kegiatan shg jalur kritis tak terganggu.
Dalam tiap diagram jaringan kerja, ada dua jenis
waktu mengambang, yaitu :
(1). Waktu Mengambang Total, yaitu waktu maksimum
yg tersedia utk melaksanakan kegiatan (i,j)
kurang waktu pelaksanaan kegiatan bersangkutan.
Karena waktu maksimum melaksanakan kegiatan
(i, j) adalah selisih (WSL)ij - (WMC)ij maka :
(WMT)ij = (WSL)ij - (WMC)ij - Wij
(2). Waktu Mengambang Bebas (WMB)ij adalah seli-
sih antara waktu yang tersedia utk kegiatan (i,j)
dengan waktu pelaksanaan (Wij), asalkan kegiatan
kegiatan dalam satu jalur hrs dimulai secepat
mungkin. Karena waktu tersedia adalah (WKC)j -
(WKC)i maka :
(WMB)ij = (WKC)j - (WKC)I - Wij
Contoh 1:
Untuk kegiatan (1,6) dan (4,5) maka :
(WMT)1,6 = (WSL)1,6- (WMC)1,6- W1,6
= 21 - 0 - 3
= 18 hari
(WMT)4,5 = (WSL)4,5- (WMC)4,5- W4,5
= 17-12-5
=0
Ini berarti bahwa kita mempunyai waktu luang 18
hari untuk kegiatan (1,6) dan waktu luang utk kegiat-
an (4,5) tidak ada sama sekali. Oleh karena itu kita
dapat memilih kemungkinan :
(1). Segera mulai kegiatan (1,6) dan menyelesaikan-
nya dlm waktu 3 hari, kemudian meliburkan pe-
kerja selama 18 hari atau memindahkannya ke
giatan lain.
(2). Menunda pelaksanaan kegiatan (1,6) selama 18
hari (maksimum) atau kurang karena mungkin
perhatian dikerahkan pada kegiatan (1,2) yang
tidak boleh ditunda barang seharipun baru ke-
kegiatan ini dikerjakan sesudah penundaan sele-
sai.
Contoh 2 :
Kegiatan (1,8) dan kegiatan (8,11) :
(WMB)ij = (WKC)j - (WKC)i - Wij
(WMB)1,8 = (WKC)8 - (WKC)1 - W1,8
= 25 - 0 - 1
= 24
(WMB)8,11 = (WKC)11 - (WKC)8 - W8,11
= 38 - 25 - 4
=9
Ini berarti bahwa kegiatan (1,8) mempunyai kelong-
garan selama 24 hari apabila segera dimulai dan
demikian juga kegiatan (8,11) mempunyai kelonggaran
waktu selama 9 hari apabila ia segera dimulai. Jlh
waktu mengambang total utk kegiatan (1,8) adalah
33 hari dibagi antara kegiatan (1,8) dan kegiatan
(8,11) sbg waktu mengambang bebas masing-masing
dengan 24 dan 9 hari.
Tabel. Perhitungan Waktu Mengambang utk Proyek Rumah Makan.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Kegiatan Kode Wij (WMC)ij (WSL)ij (WMT)ij (WMB)ij
Kegiatan
-----------------------------------------------------------------------------------------
A (1,4) 10 0 12 2 2
B (1,6) 3 0 21 18 18
C (1,8) 1 0 34 33 24
D (1,2) 2 0 2 0 0
E (2,3) 7 2 9 0 0
F (3,4) 3 9 12 0 0
G (4,5) 5 12 17 0 0
H (5,6) 4 17 21 0 0
I (6,7) 4 21 25 0 0
J (6,9) 3 21 25 1 1
D1 (7,8) 0 25 34 9 0
D2 (7,9) 0 25 25 0 0
K (9,10) 6 35 31 0 0
L (5,10) 3 17 31 11 11
M (8,11) 4 25 38 9 9
N (10,11) 7 31 38 0 0
-----------------------------------------------------------------------------------------
PENJADWALAN (TIME CHART)
Akhir dari suatu rencana jaringan kerja (network)
adalah pembuatan satu jadwal. Jadwal ini berupa
time chart yg dituangkan menjadi satu kalender yg
sangat dibutuhkan oleh para pelaksana. Time chart
dari rumah dapat dilihat berikut ini.
Keterangan Gambar :
: Jalur Kritis
: Jalur non Kritis
: Nomor Kegiatan
: Waktu pelaksanaan tiap kegiatan
2 3 4 5 6 7
2 7 3 5 4 4
1
10 11
6 7
9
4
8 11
3
5 10
3
6 9
1
1 8
3
1 6
10
1 4
0 5 10 15 20 30
2 9 12 17 21 25 31 38
Teknik Evaluasi dan Review Proyek (PERT)
Estimasi kurun waktu kegiatan :
a = kurun waktu optimistik (optimistic duration time)
m = kurun waktu paling mungkin (most likely time)
b = kurun waktu pesimistik (pessimistic duration time)
Probabilitas
a m b waktu
waktu waktu waktu
optimistik paling mungkin pesimistik
Frekuensi
te
Waktu
2S
4S
6S
Kegiatan Kegiatan a m b
Pengikut
A B, C, D 1 4 7
B F 6 14 16
C G 2 5 8
D E 1 2 3
E G 3 12 21
F H 5 7 9
G H 3 4 5
H - 1 5 9
DAFTAR PUSTAKA
• Bazaraa. M.S. and Jarvis, J.J., 1977, Linear Programming and Network
Flows, John Wiley & Sons.
• Bustanul Arifin Noer (2003, 2004, 2005, 2006). Riset Operasi. Diktat
Kuliah. Jurusan Teknik Mesin ITS. Surabaya.
• Dimyati, T.T. dan Dimyati, A., 1994, Operations Research : Model-model
Pengambilan Keputusan, Edisi Kedua, Sinar Baru Algesindo, Bandung.
• Frederick S. Hilier and Gerald J. Lieberman (2005). Introduction to
Operation Research. 8th edition. McGraw Hill International Edition.
Singapore.
• Hamdy A. Taha (2003). Operations Research: An Introductions. 7th
edition.McMillan Publishing Company. New York USA.
• Hillier, Frederich S., and Lieberman, Gerald J., Introduction to Operations
Research, McGraw Hill, International Editions.
• Mulyono, Sri., 1991, Operations Research, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
• Supranto, J., 1980, Linear Programming, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
• Taha, Hamdy A., 1992, Opertions Research : An Introduction, Fifth
Edition, Prentice Hall, International Editions
184