Aptek Bambang Edison Anton Ariyanto
Aptek Bambang Edison Anton Ariyanto
Struktur perkerasan jalan terutama flexibel pavement terdiri dari beberapa lapis elemen yaitu subgrade,
subbase course, base course dan surface course. Setiap elemen mempunyai nilai elastisitas bahan masing-masing,
sehingga boleh dikatakan elemen struktur perkerasan merupakan gabungan dari komposisi bahan yang masing-
masing berbeda elastisitasnya. Oleh karena itu pemilihan jenis material dan mix desain menjadi sangat menentukan
tebal lapis perkerasan, sifat fisik perkerasan dikemudian hari dan kelakuan perkerasan seperti deformasi permukaan
dan lain sebagainya. Besaran nilai daya dukung lapis pondasi sangat dipengaruhi (ditentukan) oleh besar atau
kecilnya nilai CBR dari lapis tersebut. Nilai daya dukung base course didapat dengan menggunakan alat uji CBR.
Sand cone digunakan untuk menguji kepadatan lapangan. Metode yang digunakan adalah dengan cara melakukan
pengujian langsung di lapangan untuk memperoleh nilai CBR lapangan.
Sedangkan untuk memperoleh nilai sand cone dengan cara mengambil langsung material dari lapangan
yang telah dipadatkan dengan menggunakan alat uji sand cone kemudian dilakukan pemeriksaan di laboratorium.
Pelaksanaan pengujian mengikuti prosedur-prosedur pengujian sesuai standar yang berlaku baik yang dikeluarkan
oleh bina marga maupun oleh AASTHO. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan (kolerasi) nilai
CBR dan nilai Sand cone lapisan pondasi atas (base course).
Berdasarkan hasil tes CBR dan Sand Cone rata-rata 98,14 % dan 101,18 %. Dari hasil pengujian korelasi
Product Moment diperoleh nilai korelasi sebesar -0,210. Hal ini menunjukkan hubungan yang negatif antara nilai
CBR dan Sand Cone. Selanjutnya dari hasil uji signifikansi koefisien korelasi diperoleh nilai t hitung = 1,2224,
nilai t hitung ini lebih kecil dari t tabel = 2,1009 dengan derajat kebebasan 20 -2 = 18 dan taraf kesalahan 5 %
untuk uji 2 pihak, jadi dapat disimpulkan Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat korelasi yang
signifikan antara nilai CBR dan Sand Cone.
permukaan dan beban-beban roda yang bekerja di sedangkan lapis pondasi bawah terdiri atas Agregat Kelas
C. (Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal
atasnya dan menyebarkan tegangan yang terjadi ke
Bina Marga”Manual Pekerjaan Lapis Pondasi, Buku 3“
lapis pondasi bawah, kemudian ke lapis tanah dasar.
Lapis pondasi atas dibuat di atas lapis pondasi bawah Ukuran Saringan % berat yang lolos
yang berfungsi di antaranya : ASTM (mm) Kelas A Kelas B Kelas C
3" 75 100
a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban 2" 50 100 75-100
1½" 37,5 100 88 –100 60-90
roda.
1" 25,0 77 –100 70 – 85 45-78
b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan. 3/8" 9,50 44 – 60 40 – 65 25-55
No.4 4,75 27 – 44 25 – 52 13-45
c. Meneruskan limpahan gaya lalu lintas ke lapis No.10 2,0 17 – 30 15 – 40 8-36
pondasi bawah. No.40 0,425 7 – 17 8 – 20 7-23
No.200 0,075 2–8 2–8 5-15
Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, No. 002-03/BM/2006)
kerikil, pasir, atau mineral lainnya baik berupa hasil
Tabel 1. Gradasi Lapis Pondasi Agregat
alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F). Sumber : Spesifikasi Umum Bina Marga2010 (Revisi 3)
Agregat adalah material granular, misalnya pasir,
agregat 2,150
TIDAK
Pemeriksaan keausan (abrasition test) 2,100
I
Pemeriksaan kadar lumpur dan bahan lewat 2,050
Compaction 1,950
1,900
Proctor & Disain (CBR)
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00
Kadar Air ( % )
ANALISA DATA
Gambar 2. Hubungan Kadar Air VS Kepadatan
Kering Mix Desain Base Course
2,350
SPESIFIKASI
2,300
BASE COURSE
Kepadatan Kering ( Gr/cc )
2,250
SNI 03-6388-2000
2,200
2,150
2,100
YA 2,050
2,000
COMPACTION 1,950
1,900
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Nilai CBR ( % )
SAND CONE
digunakan dalam keadaan padat. Kadar air yang Dari hasil pengujian korelasi terhadap nilai rata
digunakan untuk mencapai tingkat kepadatan yang – rata antara CBR dan Sand Cone diperoleh nilai
maksimurn adalah kadar air optimum. korelasi sebesar -0,210. Berdasarkan tabel 4.
Hasil pemeriksaan di laboratorium koefesien korelasi menunjukkan tingkat hubungan
menunjukkan bahwa kepadatan kering maksimum yang negatif antara nilai CBR dan Sand Cone. Jika
(lab) sebesar 2.190 gr/cm3. Pada keadaan tersebut dikonsultasikan dengan t tabel dengan dk (n-2) = 18,
diperoleh derajat kepadatan rata-rata sebesar pada α = 0,05 diperoleh t tabel 2,1009 maka t hitung
101,18% dari yang disyaratkan. Nilai Sand Cone lebih kecil dari t tabel (1,2224 < 2,1009). Jadi dapat
maksimum dicapai bila material tersebut dalam disimpulkan Ho diterima H1 ditolak.
keadaan padat. Berdasarkan hasil perhitungan nilai Koefesien
Dari hasil tes dilaboratoriurn terhadap Determinasi, diperoleh nilai kontribusi variabel X
komposisi material base course yang digunakan di terhadap Y adalah sebesar 4,5%. Nilai 4,5%
lapangan. Diperoleh nilai derajat kepadatan rata-rata menunjukkan bahwa CBR memberikan nilai
101,18% atau min 95%. Harga Sand Cone tersebut kontribusi sangat kecil yaitu sebesar 4,5% terhadap
memenuhi persyaratan yang ditetapkan Bina Marga Sand Cone, dan sisa sebesar 95,5% menunjukkan
untuk base course pada Peningkatan Jalan Dalu-dalu bahwa ada variabel lain yang mempengaruhi.
Mahato sebesar 101,18%.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan perlu pengawasan
yang lebih teliti di lapangan saat pelaksanaan
pembuatan lapis base course, karena dalam
pelaksanaan material base course hampir sama
dengan subbase.
PUSTAKA