DI SUSUN OLEH :
PEMBIMBING :
dr.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
3. Paparan industri
Sumber-sumber industri yang mengandung sianida tak terhitung
jumlahnya. Sianida digunakan terutama dalam perdagangan logam,
pertambangan, manufaktur perhiasan, pencelupan, fotografi, dan pertanian. Proses
industri tertentu yang melibatkan sianida termasuk logam pembersihan, reklamasi,
atau pengerasan; pengasapan; electroplating; dan pengolahan foto. Selain itu,
industri menggunakan sianida dalam pembuatan plastik, sebagai perantara reaktif
dalam sintesis kimia, dan pelarut (dalam bentuk nitril) (3).
Paparan garam dan sianogen kadang-kadang menyebabkan keracunan.
Namun, risiko yang signifikan untuk beberapa korban terjadi ketika produk ini
datang ke dalam kontak dengan asam mineral karena adanya gas HCN. Sebuah
insiden korban massal dapat berkembang pada kecelakaan industri di mana
sianogen klorida kontak dengan air (misalnya, selama proses pemadaman
kebakaran). Kontainer sianogen klorida dapat pecah atau meledak jika terkena
panas tinggi atau tersimpan terlalu lama (3).
4. Paparan iatrogenik
Vasodilator natrium nitroprusside, bila digunakan dalam dosis tinggi atau
selama periode hari, dapat menghasilkan konsentrasi beracun untuk sianida di
darah. Pasien dengan cadangan tiosulfat rendah (misalnya pasien kurang gizi, atau
pasien pasca operasi) berada pada peningkatan risiko untuk terkena keracunan
sianida, bahkan meskipun diberikan pada dosis terapi. Pasien awalnya mengalami
kebingungan dan kemudian dirawat unit perawatan intensif (ICU). Masalah dapat
dihindari dengan pemberian hydroxocobalamin atau natrium tiosulfat (3).
5. Mengkonsumsi tanaman atau makanan yang mengandung sianida
Konsumsi suplemen yang mengandung sianida memang jarang.
Amygdalin (laetrile sintetis, juga dipasarkan sebagai vitamin B-17), yang berisi
sianida, mendalilkan memiliki sifat antikanker karena aksi sianida pada sel
kanker. Namun, laetrile tidak menunjukkan aktivitas antikanker dalam uji klinis
pada manusia pada tahun 1980 dan pada akhirnya tidak dijual secara medis,
meskipun dapat dibeli di Internet oleh pihak-pihak yang mengiklankan tanpa
berbasis ilmiah. Amygdalin dapat ditemukan pada banyak buah-buahan, seperti
aprikot dan pepaya; dalam kacang-kacangan mentah; dan pada tanaman seperti
kacang, semanggi, dan sorgum. Amygdalin dapat dihidrolisis menjadi hidrogen
sianida, dan menelan jumlah besar makanan tersebut dapat mengakibatkan
keracunan (3).
Fe++sitokrom-oksidase Fe+++sitokrom-
+ oksidase
CN
Fe++sitokrom oksidase
Nilai TLV (Threshold imit value) adalah 11 mg per M3 untuk gas HCN
sedangkan TLV untuk debu sianida adalah 5 gr per M3. 2
Toksin Sianida
Perfusi Oksidatif
Histotoksik Hipoksia
Hipoksia Jaringan
Meninggal
2.8 Diagnosis
Sampai saat ini belum ada gold standard untuk diagnosis keracunan
sianida. Beberapa metode yang digunakan untuk mendiganosis keracunan sianida,
diantaranya:
1. Mengamati tanda-tanda dan gejala klinis spesifik dari keracunan sianida,
termasuk bau almond pahit, yang merupakan karakteristik dari sianida.
Temuan tanda-tanda dan gejala spesifik ini memiliki nilai prediksi
diagnostik yang tinggi. Namun, banyak juga kasus keracunan asam
hidrosianat yang tidak berbau seperti almond pahit, oleh karena adanya
pengaruh genetik dalam perbedaan kemampuan mengenali baunya,
sehingga dibutuhkan metode diagnosis yang lebih spesifik (2).
2. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa pengukuran kadar
karboksihemoglobin, sianida serum, pemeriksaan darah lengkap, kadar
laktat serum serta tekan an parsial oksigen (PO2). Pasien didefinisikan
mengalami keracunan akut sianida bila kadar sianida serumnya >0.5
mg/L. Tapi kadar sianida serum tidak bisa dijadikan parameter untuk
menentukan tingkat keparahan, hal ini terkait dengan waktu paruh
eliminasi sianida yang sangat pendek. Parameter lain yang juga
digunakan untuk memperkuat diagnosis terkait tingkat keparahan adalah
kadar laktat serum. Pasien dengan kadar laktat serum >8 mmol/L bisa
dikatakan mengalami keracunan akut sianida dan kemungkinan
membutuhkan pengulangan terapi antidot. Adapun pemeriksaan PO2
pada kasus keracunan sianida akan dikarakterisasi dengan adanya
penurunan tekanan parsial PO2 yang menandakan terjadinya asidosis
laktat (2).