Anda di halaman 1dari 2

Damian merngikuti ayahnya dari belakang, ia tahu masalah ini akan terdengar

oleh ayahnya.

“Aku dengar kau tidak adan ikut berpatisipasi dalam olimpiade kali ini,
sebenarnya kau ini bodoh atau apa!”bentak Ayah Demian dan Ibu tirinya justru
tersenyum puas melihat Demian.

“Aku tidak ikut serta hanya saja…” belum selesai Damian berbicata tanparan
kuat sudah mengenai pipi Damian.

“Lalu? Aku bahkan dengar dari ibu Farzan sendiri kalau kau tidak akan ikut,
bukan kah begitu Demian?”tambah Ibu Tiri Damian.

Saat ini Damian sudah tahu siapa dalang pengadu domba berita itu. Demian
berusaha tidak menunjukkan amarahnya. Diam. Lagi- lagi ia hanya diam diperlakukan
tidak adil bahkan pada ayah kandungnya sendiri.

“Aku tidak mau tahu, jika kau tidak ingin menjadi seorang gelandangan,
sebaiknya kau tidak memepermalukan aku lagi, aku sudah sabar mengahapi mu
sampai saat ini. Sebaiknya aku buang saja kau saat itu atau kau ikut saja dengan
ibumu!”

Damian kembali pada kamarnya, ia hanya merebahkan diri pada kasurnya,


menutup matanya dengan lengan kanannya, menutup pasanya tamparan ayanhya tadi.
“Sial, apa aku hanya seorang bonek saja?Kenapa kau tidak membunuh ku saja saat
itu dan justru memilih ku untuk sebagai bahan siksaan mu”

***
Liburan sebentar lagi akan berakhir, dan sudah hampir seluruh liburan Demian
diisi dengan belajar dan kedua temannya yang selalu datang, dan seperti biasa ibu
tirinya juga akan mengundang kedua temannya itu. Damian sempat terheran setiap ia
bertemu dengan ibu Farzan, bagaimana tidak ia tampak semakin besar dengan
perutnya yang semakin melebar dan gempal.
“Farzan apa ibu tidak sesak?”tanya Devira.

“Kau Devira sangat tidak sopan mengatakan hal itu pada ibu teman mu
sendiri,ӟjar Demian menasehati.

“Maaf aku tidak bermaksud untuk mengejeknya hanya saja aku melihatnya
saja sudah sesak tidak karuan, benarkan Farzan?”

“Terserah kau saja Devira kau kan hanya mementingkan penampilan dan tidak
pada isi otak mu itu”jawab Farzan tidak mau kalah.

“Sudah kalian ini hanya bertengkar saja

“Lalu bagaimana kita akan mengurus sekolah kali Demian?”tanya Farzan


antusias.

Anda mungkin juga menyukai