Anda di halaman 1dari 7

1.

Hotel Pullman di Jalan Diponegoro, Bandung

Pelanggaran : Membangun hotel dilakukan karena bangunan ini menyalahi Izin


Mendirikan Bangunan atau IMB yang diberikan Pemerintah Daerah. "Pullman yang di depan
Gedung Sate, itu juga bakal kami tebang, dan telah sepakat untuk kami tebang, empat
lantai," kata Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfatan Ruang dan Pengendalian Tanah
Kementerian Agraria, Budi Situmorang saat ditemui usai mengikuti Rapat Kerja Nasional
Kementerian Agraria di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, Rabu, 6 Februari 2019. Sedangkan,
hotel ini diketahui memiliki 18 lantai. Budi juga menyebut hotel yang dimiliki oleh
pengembang PT Agung Podomoro Land Tbk atau APLN ini juga menyalahi aturan tata ruang,
namun tidak memberikan perincian lebih detail. Ia hanya mengatakan bahwa hotel ini juga
menghalangi pemandangan masyarakat terhadap bangunan Gedung Sate yang menjadi ciri
khas Kota Bandung.

Solusi : Sebaiknya jika ingin membangun hotel dan bangunan lainnya harus mengikuti dan
mendapatkan izin IMB yang diberikan Pemerintahan Daerah dan memperhatikan
pembangunan lokasi pembangunan apakah menghalangi bangunan lainnya dan memenuhi
syarat pebangunan

2. Transmart/Carrefour di Jalan AH Nasution No 73 Bandung

Pelanggaran : Masalah perizinan PT Trans Ritel Properti yang membangun Transmart


Carrefour di Jalan Raya Ujungberung juga menyita perhatian organisasi pemerhati
lingkungan, Walhi Jabar. Menurut mereka, pembangunan yang menyalahi izin mendirikan
bangunan (IMB), harus mendapat teguran dari instansi terkait. Menurut Sawung, anggota
Walhi Jabar, sebelum IMB diberikan, seharusnya proyek belum boleh melakukan aktivitas
pembangunan. ’’Kalau sekedar membersihkan lahan sih oke,’’ ujar dia. Selama belum
menyesuaikan IMB dengan proyek yang berlaku, proyek tersebut harusnya berhenti untuk
sementara. Pasalnya, jika pembangunan terus dilanjutkan, artinya proyek tersebut terus
melakukan pelanggaran perizinan. Dalam hal ini, proyek tidak mengindahkan surat teguran
yang dilayangkan instansi terkait. Selain itu IMB juga diberikan setelah melalui berbagai
proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup (UKL), dan Uaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). Dia mengatakan, proses
perizinan lainnya antara lain izin lingkungan dan izin tetangga. ’’Semua itu bisa dilakukan di
BPPT,’’ jelasnya. Bahkan sebuah proyek harus memiliki izin lalu lintas, izin pengambilan air
tanah/PDAM, bahkan izin Ruang Terbuka Hijau (RTH). Jika sudah diberikan IMB, kata
Sawung, maka proyek itu barulah diperbolehkan memulai aktivitas pembangunan sesuai
dengan perizinan yang diberikan BPPT. Nah, jika tetap melanggar dan mengabaikan teguran,
maka pihak pengembang harus mendapatkan sanksi seperti peringatan sampai pencabutan
Surat Izin Badan Perencana (SIBP), pemberian SP4, disegel, bahkan Surat Perintah Bongkar
(SPB). ’’Dalam proses pembangunan sebuah proyek seharusnya diawasi oleh pihak yang
berwenang. Jika melanggar, seharusnya dilakukan penyidikan oleh dinas yang berkaitan
seperti Distarcip ataupun Satpol PP. Apalagi jika proyek tersebut jelas-jelas sudah diberi
surat teguran,” pungkas Sawung. Diberitakan sebelumnya, PT Trans Ritel Properti yang
membangun Transmart Carrefour di Jalan Raya Ujungberung ternyata melanggar izin.
Pasalnya, Proyek yang sudah berjalan sejak bulan September tahun lalu itu baru mendapat
Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB) pada tanggal 28 Januari 2015 dari Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung. Proyek ini tepatnya dibangun di Jalan AH Nasution
No. 73, RW 09, Kelurahan Palasari, Kecamatan Cibiru. Senin (2/3) lalu, PT Trans Ritel
Properti yang mendaftarkan pembangunan ‘kantor’ di lokasi tersebut ternyata membangun
sebuah gedung ritel. Hal itu mendapat teguran dari BPPT Kota Bandung karena tidak sesuai
perizinan. Yakni, seharusnya hanya membangun kantor seluas 80 meter persegi. Dalam
pembangunannya, PT Trans Ritel Properti melanggar beberapa Perda Kota Bandung. Salah
satunya Perda Nomor 22 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perizinan. Proyek ini juga
melanggar Perda Nomor 05 Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung, dan Perda Nomor 12
Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan, Retribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Retribusi
Penggantian Cetak Peta. (mg7/rie)

Solusi : Jika ingin membangun sesuatu termasuk banguan kita harus mengikuti izin yang
telah ditentukan dan jangan sapai melanggar dan harus memperimbangkan ukuran dan
tingginya sebuah bangunan dan tidak menyalahi aturan yang ada dan mengikuti sesuai
undang undangnya dan mendapatkan izin IMB yang diberikan Pemerintahan Daerah
3. Perkantoran Infomedia di Jalan Terusan Buahbatu No 33 Bandung

Pelanggaran : Pesatnya pembangunan di Kota Bandung yang juga berarti semakin


banyaknya penduduk dan meningkatnya bangunan dari tahun ke tahun bukan tanpa
masalah. Nyatanya, masih banyak dijumpai bangunan yang melanggar
persyaratanadministratif maupun persyaratan teknis yang dampaknya destruktif. Baik dari
segilingkungan maupun sosial. Seperti pemilik bangunan yang melakukan
pembangunantanpa mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau bangunan yang
tidakmemerhatikan jarak antar bangunan yang membuat lingkungan terlihat tidak
tertata.Seperti yang dapat dilihat dalam data setidaknya ada ratusan permohonan yang
tidakmendapatkan izin yang berpotensi membangun tanpa izin yang perlu
dilakukanpemantauan. Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya menyatakan jumlah bangunan
yangtidak memiliki IMB terhitung tinggi di Kota Bandung. Pada tahun 2013 setidaknya1900
pelanggaran pembangunan bangunan yang terjadi, 1000 pelanggarandiantaranya
merupakan pelanggaran pembangunan tanpa IMB. Lebih lanjutdinyatakan bahwa rata-rata
setiap tahun terjadi 1.000 pelanggaran pembangunantanpa IMB meski potensi jumlah
pelanggaran jauh lebih besar. Selain tidak memiliki IMB bentuk pelanggaran yang lain dapat
berupamemanfaatkan ruang dengan izin pemanfaatan ruang di lokasi yang tidak
sesuaiperuntukkannya, memanfaatkan ruang tidak sesuai dengan izin pemanfaatan
ruang,melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi gedung, atau
membangundengan melanggar koefesien lantai.Ada beberapa kasus pelanggaran terhadap
IMB dalam beberapa tahun terakhir yang mengemuka ke publik. Berdasarkan data dari
Dinas Tata Ruang Cipta Karya menyebutkan diantaranya sebanyak 13 bangunan bertingkat
di Kota Bandung disinyalir tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) atau tidak sesuai
izin yang dikeluarkan. Dari sebanyak itu, bangunan baru rumah sakit ternama di Kota
Bandung diduga tidak memiliki izin, kemudian beberapa hotel disinyalir menyalahgunakan
izin, seperti seharusnya empat tingkat malah dibangun tujuh tingkat dan semi basement.
Setidaknya ada 13 bangunan yang diduga menyalahi. Dari jumlah tersebut, 6 di antaranya
adalah hotel. Sisanya yaitu pusat perbelanjaan (1), perkantoran (2), rumah sakit serta
poliklinik (2) dan perguruan tinggi (1). Bahkan salah satu dari 13 tersebut bangunan baru
kantor partai politik pun disinyalir tidak ada izinnya. Berdasarkan data tersebut contoh
bangunan yang dipersoalkan yakni bangunan Pullman Hotel & Convention Hall, di Jalan.
Ciponegoro, Kelurahan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan. Kondisi di lapangan,
pembangunannya diduga tak sesuai dengan IMB. Dalam IMB, hotel itu harusnya memiliki 14
lantai dan 1
basement tapi prakteknya dibangun 14 lantai dan 2 basement. Contoh lainnya yakni
pembangunan gedung Infomedia (PT Telkom) di Jalan Terusan Buah batu No 33.
Bangunannya selesai dibangun 10 lantai tanpa IMB. Saat ini, di lokasi sudah
dilakukan penyegelan dan sedang disiapkan perintah membongkar. Kasus lainnya
yaitu pembangunan Hotel Harper di Jalan Dr. Djunjunan. Hotel itu dibangun tidak
sesuai IMB. Dalam IMB, disebutkan harus dibangun 4 lantai. Namun kenyataan,
dibangun 2 masa bangunan, yaitu 9 lantai ditambah semi basement, basement dan
lantai 7 plus semi basement. Hotel lain yang diinilai bermasalah yaitu Noor Hotel di
Jln. Madura. Hotel itu dibangun tidak sesuai dengan IMB. Ketinggian dalam IMB harusnya 4
lantai tapi dibangun 6-7 lantai. Kemudian pembangunan Gedung Fiksi
tahap 2 dan 3 di Jalan Gatot Subroto, juga dinilai bermasalah.
Bangunan yang tidak memiliki IMB artinya bangunan tersebut ilegal, melanggar
hukum yang berlaku. Bangunan yang tidak memiliki IMB, pemerintah berhak
menghentikannya ketika proses membangun dan pemerintah berhak merobohkannya
bila bangunan sudah jadi. Ketiadaan IMB ini cukup umum terjadi di masyarakat saat
mendirikan bangunan. Alasannya bisa bermacam-macam seperti ketidaktahuan,
keengganan mengurus, dan kurangnya sosialisasi dari dinas terkait. Yang juga kurang
dipahami masyarakat adalah IMB bukan hanya diperlukan saat mendirikan, tetapi
juga saat mengubah bangunan. Karena banyak bangunan yang tidak berizinan
hasilnya seringkali bangunan tidak tertata rapi, keindahan dan kenyamanan bangunan
yang buruk dapat dilihat secara kasat mata. Seringkali pembangunan juga tidak
mengindahkan barang publik seperti air, matahari dan udara yang merupakan milik
bersama. Selain itu, IMB juga menjadi syarat izin untuk mendapatkan izin lain dalam
bangunan yang digunakan untuk tujuan komersil seperti izin usaha. Ketika IMB tidak
terpenuhi artinya izin lain pun tidak terpenuhi dan terjadi banyak pelanggaran hukum.
Dampaknya selain merugikan negara juga merugikan masyarakat.
Pembangunan gedung di Kota Bandung yang juga layak menjadi perhatian adalah
pembangunan di daerah Kawasan Bandung Utara Kota Bandung. KBU merupakan
wilayah resapan air yang sangat potensial untuk menyimpan air dan mencegah
dampak banjir di wilayah Bandung Raya yang berada di area cekungan pegunungan.
KBU yang masuk daerah Kota Bandung meliputi 10 Kecamatan, yang terdiri dari 30
kelurahan. Kecamatan Sukasari merupakan salah satu Kecamatan yang masuk KBU
yang terdiri dari kelurahan Sarijadi, Sukarasa, Geger Kalong, dan Kelurahan Isola. Namun
KBU sebagai daerah resapan air terancam dengan pesatnya pembangunan gedung untuk
pemukiman maupun untuk bangunan komersil. Kecamatan Sukasari yang berada di KBU
menjadi tempat favorit pencari rumah karena cuacanya sejuk, tempat kos mahasiswa
karena terdapat beberapa perguruan tinggi ternama, turut mendukung pesatnya
pembangunan gedung di Kecamatan Sukasari.

Solusi : Jika ingin membangun sesuatu termasuk banguan kita harus mengikuti izin yang
telah ditentukan dan jangan sapai melanggar dan harus memperimbangkan ukuran dan
tingginya sebuah bangunan dan tidak menyalahi aturan yang ada dan mengikuti sesuai
undang undangnya dan mendapatkan izin IMB yang diberikan Pemerintahan Daerah

4. Kantor Sekretariat DPD PDIP Jabar di Jalan Pelajar Pejuang,


Bandung

Pelanggaran : Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya
(Distarcip) sedang menyiapkan rencana untuk melakukan pembongkaran terhadap sejumlah
bangunan bermasalah gersebut. Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) Kota
Bandung Maryun Sastrakusumah bahkan dikabarkan telah mengirim surat ke Wali Kota
Bandung Ridwan Kamil untuk meminta arahan berupa pembongkaran atau penyegelan
terhadap 13 bangunan publik di Kota Kembang itu. Dari ke-13 bangunan besar itu, empat di
antaranya dinilai melakukan pelanggaran hukum paling berat karena membangun tanpa
memiliki IMB. Empat bangunan itu adalah, Perkantoran Infomedia, Kantor Sekretariat DPD
PDIP Jabar, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), dan Universitas Langlangbuana. Selain empat
bangunan tak ber-IMB itu, sembilan bangunan lainnya sudah memiliki IMB. Namun
pembangunannya melanggar izin yang sudah dimiliki.

Solusi : Jika ingin membangun sesuatu termasuk banguan kita harus mengikuti izin yang
telah ditentukan dan jangan sapai melanggar dan harus memperimbangkan ukuran dan
tingginya sebuah bangunan dan tidak menyalahi aturan yang ada dan mengikuti sesuai
undang undangnya dan mendapatkan izin IMB yang diberikan Pemerintahan Daerah

5. Hotel Harper di Jalan Dr Djunjunan, Bandung

Pelanggaran : Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya
(Distarcip) sedang menyiapkan rencana untuk melakukan pembongkaran terhadap sejumlah
bangunan bermasalah gersebut. Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) Kota
Bandung Maryun Sastrakusumah bahkan dikabarkan telah mengirim surat ke Wali Kota
Bandung Ridwan Kamil untuk meminta arahan berupa pembongkaran atau penyegelan
terhadap 13 bangunan publik di Kota Kembang itu. Dari ke-13 bangunan besar itu, empat di
antaranya dinilai melakukan pelanggaran hukum paling berat karena membangun tanpa
memiliki IMB. Empat bangunan itu adalah, Perkantoran Infomedia, Kantor Sekretariat DPD
PDIP Jabar, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), dan Universitas Langlangbuana. Selain empat
bangunan tak ber-IMB itu, sembilan bangunan lainnya sudah memiliki IMB. Namun
pembangunannya melanggar izin yang sudah dimiliki. Misalnya, Hotel Pullman, yang
berlokasi tepat di depan Lapangan Gasibu. Hotel ini memiliki IMB untuk bangunan sebanyak
14 lantai dan satu basement. Namun pada kenyataannya dibangun 14 lantai dan dua
basement.
Begitu juga bangunan Carrefour di Jalan AH Nasution. Dalam IMB-nya disebutkan bangunan
itu diperuntukan untuk kawasan perkantoran. Namun pada kenyataannya justru dibangun
sebagai pusat perbelanjaan. Sementara Hotel Harper dalam IMB hanya empat lantai namun
kenyataannya dibangun dua bangunan. Terdiri dari bangunan pertama sembilan lantai
ditambah bangunan kedua yakni tujuh lantai.
Hal serupa juga dilanggar empat hotel lainnya yakni Noor Hotel, hotel di Jalan Mustang,
Hotel Tune, san Hotel Gery. Hotel-hotel ini dalam IMB hanya berizinkan empat lantai tapi
dibangun enam lantai.

Solusi : Jika ingin membangun sesuatu termasuk banguan kita harus mengikuti izin yang
telah ditentukan dan jangan sapai melanggar dan harus memperimbangkan ukuran dan
tingginya sebuah bangunan dan tidak menyalahi aturan yang ada dan mengikuti sesuai
undang undangnya dan mendapatkan izin IMB yang diberikan Pemerintahan Daerah

Anda mungkin juga menyukai