Anda di halaman 1dari 2

Anoman Duta

Anoman Duta

anoman

Segera setelah Dewi Shinta diculik Rahwana, Prabu Ramangutus  Anoman untuk melakukan pengintaian
ke negeri Alengka. Sebelum Anoman berangkat, tiba-tiba datang Anggada yang mengajukan diri sebagai
duta dan mengusulkan pembatalan Anoman. Karena rebutan tugas mulia, Anoman dan Anggada pun
tarung adu kekuatan. Sebagai jalan tengah Prabu Rama mengadakan uji kelayakan  bagi kedua wanara.
Maka kelebihan masing-masing wayang pun diuji. Saat ditanya berapa lama waktu tempuh ke Alengka,
Anomannyanggupi 10 hari tapi Anggada yakin bisa 7 hari. Ketika Anoman mudhun 5 hari, Anggada
menurunkannya jadi 3 hari. Akhirnya Anoman memenangkan persaingan dengan menyatakan
kesanggupan tiba di Alengka dalam waktu sedina, gak perlu menghitung hari. Maka
berangkatlah Anoman ditemani Semar, Gareng, Petruk dan Bagong sebagai batur.
Demi mempercepat langkah, para punakawan dimasukkan ke kancing gelung Anoman. Mula-mula
Anoman pergi mabur pethit ke kahyangan menghadap Batara Surya. Ke hadapannya Anomanmatur agar
matahari dihentikan. Dengan begitu hari akan terus bertahan siang, anoman dapat mencapai Alengka
dalam sehari seperti janjinya. Dengan perdebatan dan perkelahian Batara Surya tetap keberatan kalau
harus ngendheg matahari. Baru saat Semar yang meminta, Batara Surya memenuhi keinginan Anoman.
Matahari pun dipause.
Seperti yang diperkirakan, penerbangan Anoman ke Alengka mengalami gangguan. Sebuah kekuatan
telah menyedot Anoman ke lautan, dan ternyata Wil Kataksini, penjaga lautan Alengka menyedot
Anoman  masuk ke mulutnya. Anoman pun kesedot  masuk ke perut raksasa ini. Dengan kekuatannya ia
coba menendang, mencakar dan berontak di dalam perut Wil Kataksini. Ketika dikitik-kitik , Wil Kataksini
memuntahkan Anoman, kemudian ia limbung, roboh, dan ...  tewas. 
Anoman kebanting jatuh di  pegunungan. Karena badannya lemah perjalanan berikutnya ditempuh lewat
jalan darat. Anoman begitu lemah akhirnya semaput pingsan. Untung saja ada Punakawan yang jadi
penolong. Mereka membawa Anoman ke Goa Windu tempat seorang pertapa wanita bernama Dewi
Sayempraba, seorang bidadari janda Prabu Dasamuka. Di tempat ini Anoman dirawat Dewi yang cantik
dan berbudi. Anoman tak hanya sembuh dari sakitnya ananging  juga terpedaya  kecantikannya. Saat
Anoman berpamitan, Dewi Sayempraba menyatakan hajatnya agar diperistri Anoman namun ditolak.
Setelah meninggalkan goa tiba-tiba Anoman melihat seberkas cahaya menyilaukan hingga
pandangannya terganggu. Anoman mengalami kebutaan sementara.  Anoman merasa sedih karena
gagal melaksanakan tugas Prabu Rama, tapi Punakawan membantu Anoman mencari pertolongan.
Tangis Anoman didengar seekor garuda. Burung bernama Sempati itu mencoba mengobati Anoman,
meneteskan liurnya dan mohon pada dewa. Saat Anoman sembuh, Sempati mengisahkan Jatayu,
saudaranya, telah tewas dihajar Dasamuka. Saat itu Jatayu mencoba menyelamatkan Dewi Sinta.
Kini Anoman telah pulih, mampu melesat ke  angkasa lagi dan langsung menuju Istana Alengka. Anak
Dasamuka, Indrajid yang berjaga di luar Istana mengetahui kedatangannya. Ia pun menggeledah istana
mencari makhluk yang baru melesat datang. Sementara Anoman, sudah berada di taman Asoka
bersembunyi di atas pohon Nagasari.
Di taman itu Prabu Dasamuka katon  kecewa mendapati dewi Sinta belum mau dibawa masuk Istana.
Karena terlanjur berhasrat, Prabu Dasamuka berniat ngruda peksa Dewi Sinta. Untung saja niat ini dapat
diurungkan  Dewi Trijatha anak Wibisana. Prabu Dasamuka pun meninggalkan taman Asoka. Kini tinggal
Trijatha nglipur Dewi Sinta di bawah pohon Nagasari. Anoman pun mlumpatturun, mengenalkan diri
sebagai utusan Prabu Rama. Namun sebelum perbincangan itu tuntas, mereka sudah dikepung Indrajid
bersama pasukannya. Anoman digujer   tanpa perlawanan. Ia dibawa ke pertemuan agung tempat Prabu
Dasamuka bersama Patih Prahasta, Kumbakarna, Sarpakenaka, Wibisana, dan para putera Prabu
Dasamuka sedang ngobrol. 
Atas perintah Prabu Dasamuka Anoman dicencang tangan dan kakinya dan diikat pada tiang untuk
dibakar urip-uripan. Maka kayu bakar pun ditumpuk menggunung di sekeliling Anoman. Tanpa
sepengetahuan yang lain, Togog, seorang abdi Alengka jelmaan Sang Hyang Antaga memberikan
air sacegukan  untuk minum Anoman. Dengan sekali teguk saja Anoman merasakan tubuhnya segar lagi.
Mereka pun membuat kesepakatan,  Togog akan menandai rumahnya agar dapat dilindungi dari mara
bahaya.
Prabu Dasamuka pun memimpin pembakaran Anoman dengan nyumet kayu. Tingginya api yang
membubung menenggelamkan Anoman, dan saat api kian besar, Anoman mletik terbang membawa api
dengan tubuhnya. Dilemparkannya api-api itu ke pojok-pojok istana, hingga Alengka berubah jadi segara
geni. Sementara seluruh bagian berubah jadi arang, tersisa sebuah gubug ciliktempat tinggal Tejamantri
Togog. Di rumah inilah Prabu Dasamuka dan keluarga besarnya ngungsi. Puas dengan karyanya,
Anoman pun meninggalkan Alengka kembali ke Pancawati. Saat Anoman balik ke Pancawati Matahari
mulai lingsir ke barat. Anoman pun melapor, Dewi Sinta hanya mau kembali bila dijemput Prabu Rama

Anda mungkin juga menyukai